Kerusakan Lingkungan

83
Kerusakan Lingkungan Hidup Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Dosen : Drs. Cik Suabuana, M. Pd. Disusun oleh : Acerry Movalino (0907333) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Transcript of Kerusakan Lingkungan

Page 1: Kerusakan Lingkungan

Kerusakan Lingkungan Hidup

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan Lingkungan Sosial

Budaya dan Teknologi

Dosen : Drs. Cik Suabuana, M. Pd.

Disusun oleh :

Acerry Movalino (0907333)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Page 2: Kerusakan Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan

mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain, dengan disertai

pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.

Lingkungan hidup Indonesia adalah merupakan sebagai karunia dan rahmat Tuhan

Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan

dalam segala aspek sesuai dengan Wawasan Nusantara, dan dalam rangka

mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti

diamanatkan dalam UU Dasar 1945, serta untuk mencapai kebahagian hidup berdasarkan

Pancasila perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan

memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.

Atas dasar tersebut maka perlunya melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup

untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi,

selaras dan seimbang guna menunjang terlaksannya pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup, dimana penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup

harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat

dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum internasional yang berkaitan

dengan lingkungan hidup.

Oleh sebab itulah maka sangat perlu untuk dilakukannya pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya dasar dan terencana, yang

memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya kedalam proses pembangunan untuk

menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi

masa depan, dengan mempersiapkan sumber daya yang merupakan sebagai unsure

lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati

Page 3: Kerusakan Lingkungan

maupun non hayati dan sumber daya buatan. Namun terdapat beberapa penyebab yang

mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh

lingkungan itu sendiri dan ulang campur tangan manusia yang kurang peduli tehadap

lingkungan. Pada makalah ini segala kerusakan lingkungan yang terjadi akan diidentifikasi

mulai dari macam kerusakan, penyebabnya serta solusi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah di tulis, makalah ini secara khusus akan membahas

permasalahan :

1. Faktor – faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup ?

2. Macam-macam kerusakan lingkungan dan penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan ?

3. Bagaimana cara mengatasi kerusakan kelingkungan ?

1.3. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan umum yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini

adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup

2. Mengetahui macam-macam kerusakan lingkungan dan mencari penyebab

terjadinya kerusakan lingkungan tersebut

3. Mencari solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan

1.4. Batasan Masalah

Agar pembahasan makalah ini tidak keluar dari ruang lingkupnya, maka akalah ini hanya

membahas mengenai faktor-faktor penyebab kerusakan, macam-macam kerusakan

lingkungan, serta mencari solusi yang tepat untuk mengantisipasi masalah tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I : Berisikan tentang latarbelakang tentang kerusakan lingkungan, Rumusan

masalah, Tujuan, dan Batasan masalah.

BAB II : Berisikan tentang Definisi lingkungan , faktor penyebab kerusakan dan

macam-macam kerusakan lingkungan yang ada

Page 4: Kerusakan Lingkungan

BAB III : Berisikan tentang Analisis permasalahan lingkungan berupa solusi untuk

mengatasi kerusakan yang terjadi pada lingkungan

Bab IV : Berisikan Kesimpulan dan Saran dari semua isi makalah ini.

Page 5: Kerusakan Lingkungan

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERMASALAHAN

2.1. Pengertian Lingkungan

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan

alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.

Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kita berada di

sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta

karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di

kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik

berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati

yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai

lingkungansosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar

peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

A. Lingkungan Hidup

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk

menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap

makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia

dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya.

Page 6: Kerusakan Lingkungan

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,

seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di

kebunsekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada

di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama

manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang

merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.

Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma

yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak

hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat

besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa

yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja

kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana

kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,

munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

2.2. Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia

telah     menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami

yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher

yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang

dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

Page 7: Kerusakan Lingkungan

Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan

tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.

Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:

1. Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.2. Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.3. Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.4. Gas yang mengandung racun.5. Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b. Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal,

di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun

karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas

gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.

          Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan

dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa

sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:

1. Berbagai bangunan roboh.2. Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.3. Tanah longsor akibat guncangan.4. Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.5. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c. Angin topan

            Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi

menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena

perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di

kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-

wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan,

bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di

Page 8: Kerusakan Lingkungan

pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di

Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.

            Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan

keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan

kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup dalam bentuk:

1. Merobohkan bangunan.2. Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.3. Membahayakan penerbangan.4. Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia

            Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam

menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang

berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke

bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang

dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan

kehidupan generasiberikutnya.   Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa

dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:

1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak

adanya  kawasan industri.

2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air

dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

3. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa

dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

1. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).2. Perburuan liar.3. Merusak hutan bakau.4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.6. Bangunan  liar di daerah aliran sungai (DAS).

Page 9: Kerusakan Lingkungan

2.3. Macam-macam Kerusakan Lingkungan dari Berbagai Sumber

A. Kerusakan Lingkungan Karena Global Warming

Efek rumah kaca salah satu penyebab dari terjadinya global warming. Efek rumah

kaca pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan sebuah

proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet. Perubahan cuaca secara ekstrim

terjadi akibat dampak pemanasan global yang lebih disebabkan faktor peningkatan emisi

karbon akibat pembakaran bahan bakar fosil, menimbulkan kecenderungan terhadap efek

gas rumah kaca. Rumah kaca atau sering dengan istilah green house effect. Istilah itu

berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang, yang

memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayuran dan juga bunga-bungaan.Mengapa

para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca? Karena di dalam rumah kaca suhunya

lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca.

Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi, karena cahaya matahari yang

menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam rumah kaca sebagai

gelombang panas yang terperangkap dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar

ruangan.

Gambar 2.1 : Skema efek rumah kaca

Page 10: Kerusakan Lingkungan

"Dari pengalaman para petani itulah dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi

dan atmosfir, sehingga muncullah istilah efek rumah kaca," katanya. GHE merupakan

kasus dunia, sehingga penduduk dunialah yang pasti akan merasakannya. GHE terjadi

karena terbentuknya selubung gas di atmosfer, terutama gas karbon dioksida,yang

menyelimuti bumi. sebagai akibat terganggunya komposisi gas-gas rumah kaca (GRK)

utama, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), oksida nitrogen (NO dan NO2),

hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs), oksidasi belerang (SO2 dan SO3),

dan sulphur hexafluoride (SF6) di atmosfer. Gas-gas ini memiliki dampak, misalnya CO2

memberikan dampak apabila terjadi peningkatan kadar CO2 di udara yang mengakibatkan

peningkatan suhu permukaan bumi, gas NO dan NO2 ini merupakan pencemaran udara

yang menimbulkan kabut asap, gas SO2 dan NOx merupakan polutan utama penyebab

hujan asam.

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar

energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika

energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang

menghangatkan Bumi.

Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali

sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa

luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya

jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi

perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di

permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata

tahunan bumi terus meningkat.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup

yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan

temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59

°F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi

seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah

berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

Page 11: Kerusakan Lingkungan

Pencemaran juga mengubah struktur atmosfer bumi sehingga membuka celah

masuknya bahaya radiasi matahari(UV). Dan pada waktu yang bersamaan, keadaan udara

yang tercemar merupakan fungsi insulator yang mencegah aliran panas kembali ke ruang

angkasa, dengan demikian mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Proses ini juga yang

dikenal sebagai green house effect.

Pencemaran udara = masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, ganguan pada

kesehatan manusia serta secara umum menurunkan kualitas lingkungan.penyebab utama

pencemaran udara adalah banyaknya gas buangan industri dan asap kendaraan. Selain itu

gejala ini secara akumulatif juga terjadi diluar ruang (outdoor pollution) mulai dari tingkat

lingkungan rumah, perkotaan, hingga ke tingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi

gejala global.

Selain itu, meningkatnya suhu bumi dikhawatirkan akan menyebabkan mencairnya

es di daerah kutub. Tentunya akan menambahnya volume air dilautan yang akan

mengurangi luas permukaan bumi. Selain itu, GHE ini merupakan penyebab utama

terjadinya global warming dibumi.

Sumber:http://novitaanggraini13.blogspot.com/2012/12/dampak-global-warming-dan-

peran-manusia_14.html

B. Kerusakan Lingkungan Karena Kebakaran Hutan

Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai karena didalamnya

terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan

kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah,

perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi,

pariwisata dan sebagainya.

Page 12: Kerusakan Lingkungan

Karena itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45,

UU No. 5 tahun 1990, UU No 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, PP No 28 tahun

1985 dan beberapa keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHPA

dan Dirjen Pengusahaan Hutan. Namun gangguan terhadap sumberdaya hutan terus

berlangsung bahkan intensitasnya makin meningkat.

Kerusakan hutan telah meningkatkan emisi karbon hampir 20 %. Ini sangat

signifikan karena karbon dioksida merupakan salah satu gas rumah kaca yang berimplikasi

pada kecenderungan pemanasan global. Salju dan penutupan es telah menurun, suhu lautan

dalam telah meningkat dan level permukaan lautan meningkat 100-200 mm selama abad

yang terakhir. Bila laju yang sekarang berlanjut, para pakar memprediksi bumi secara rata-

rata 1oC akan lebih panas menjelang tahun 2025. Peningkatan permukaan air laut dapat

menenggelamkan banyak wilayah. Kondisi cuaca yang ekstrim yang menyebabkan

kekeringan, banjir dan taufan, serta distribusi organisme penyebab penyakit diprediksinya

dapat terjadi.

Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan

ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan

produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu

kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan

udara. Gangguan asap karena kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi

batas negara.

Gambar 2.2 : Kebakaran hutan penyebab kerusakan lingkungan

Page 13: Kerusakan Lingkungan

Berbagai upaya pencegahan dan perlindungan kebakaran hutan telah dilakukan

termasuk mengefektifkan perangkat hukum (undang-undang, PP, dan SK Menteri sampai

Dirjen), namun belum memberikan hasil yang optimal. Sejak kebakaran hutan yang cukup

besar tahun 1982/83 di Kalimantan Timur, intensitas kebakaran hutan makin sering terjadi

dan sebarannya makin meluas. Tercatat beberapa kebakaran cukup besar berikutnya yaitu

tahun 1987, 1991, 1994 dan 1997 hingga 2003. Oleh karena itu perlu pengkajian yang

mendalam untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan.

Tulisan ini merupakan sintesa dari berbagai pengetahuan tentang hutan, kebakaran

hutan dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati yang dikumpulkan dari berbagai

sumber sebagai salah satu tugas mata kuliah dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

bagi para pengambil kebijakan serta pengembangan ilmu pengetahuan bagi para pencinta

lingkungan dan kehutanan.

 Kebakaran hutan dan faktor penyebab kebakaran hutan

Api sebagai alat atau teknologi awal yang dikuasai manusia untuk mengubah

lingkungan hidup dan sumberdaya alam dimulai pada pertengahan hingga akhir zaman

Paleolitik, 1.400.000-700.000 tahun lalu. Sejak manusia mengenal dan menguasai

teknologi api, maka api dianggap sebagai modal dasar bagi perkembangan manusia karena

dapat digunakan untuk membuka hutan, meningkatkan kualitas lahan pengembalaan,

memburu satwa liar, mengusir satwa liar, berkomunikasi sosial disekitar api unggun dan

sebagainya (Soeriaatmadja, 1997).

Analisis terhadap arang dari tanah Kalimantan menunjukkan bahwa hutan telah

terbakar secara berkala dimulai, setidaknya sejak 17.500 tahun yang lalu. Kebakaran besar

kemungkinan terjadi secara alamiah selama periode iklim yang lebih kering dari iklim saat

itu. Namun, manusia juga telah membakar hutan lebih dari 10 ribu tahun yang lalu untuk

mempermudah perburuan dan membuka lahan pertanian. Catatan tertulis satu abad yang

lalu dan sejarah lisan dari masyarakat yang tinggal di hutan membenarkan bahwa

kebakaran hutan bukanlah hal yang baru bagi hutan Indonesia (Schweithelm, J. dan D.

Glover, 1999).

Menurut Danny (2001), penyebab utama terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan

Timur adalah karena aktivitas manusia dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh

kejadian alam. Proses kebakaran alami menurut Soeriaatmadja (1997), bisa terjadi karena

Page 14: Kerusakan Lingkungan

sambaran petir, benturan longsuran batu, singkapan batu bara, dan tumpukan srasahan.

Namun menurut Saharjo dan Husaeni (1998), kebakaran karena proses alam tersebut

sangat kecil dan untuk kasus Kalimatan kurang dari 1 %.

Kebakaran hutan besar terpicu pula oleh munculnya fenomena iklim El-Nino

seperti kebakaran yang terjadi pada tahun 1987, 1991, 1994 dan 1997 (Kantor Menteri

Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, 1998). Perkembangan kebakaran tersebut juga

memperlihatkan terjadinya perluasan penyebaran lokasi kebakaran yang tidak hanya di

Kalimantan Timur, tetapi hampir di seluruh propinsi, serta tidak hanya terjadi di kawasan

hutan tetapi juga di lahan non hutan.

Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena

alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal

dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:

1. Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-pindah.

2. Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk

insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.

3. Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan pembangunan

dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar hukum adat dan

hukum positif negara.

Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan

dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat,

murah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat

terbatas dan terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun (Dove, 1988).

Kebakaran liar mungkin terjadi karena kegiatan perladangan hanya sebagai kamuflasa dari

penebang liar yang memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan HPH.

Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan perkebunan untuk

pengembangan tanaman industri dan perkebunan umumnya mencakup areal yang cukup

luas. Metoda pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan pembakaran merupakan

alternatif pembukaan lahan yang paling murah, mudah dan cepat. Namun metoda ini sering

berakibat kebakaran tidak hanya terbatas pada areal yang disiapkan untuk pengembangan

Page 15: Kerusakan Lingkungan

tanaman industri atau perkebunan, tetapi meluas ke hutan lindung, hutan produksi dan

lahan lainnya.

Sedangkan penyebab struktural, umumnya berawal dari suatu konflik antara para

pemilik modal industri perkayuan maupun pertambangan, dengan penduduk asli yang

merasa kepemilikan tradisional (adat) mereka atas lahan, hutan dan tanah dikuasai oleh

para investor yang diberi pengesahan melalui hukum positif negara. Akibatnya kekesalan

masyarakat dilampiaskan dengan melakukan pembakaran demi mempertahankan lahan

yang telah mereka miliki secara turun temurun. Disini kemiskinan dan ketidak adilan

menjadi pemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk

memadamkannya.

Sumber : http://frankyyuliarto.blogspot.com/2013/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html

C. Kerusakan Lingkungan dikarenakan oleh Banjir

Sejumlah faktor turut menyebabkan banjir Jakarta 2013. Secara umum, telah terjadi

perubahan besar pada tata ruang di Jakarta dan kota sekitarnya, Bogor, Depok, Tangerang,

dan Bekasi.

Berikut ada 4 (empat) penyebab banjir di Jakarta seperti dilansir Kompas.com, yuk

disimak:

1. Pertama, berubahnya ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi kawasan

pembangunan, seperti permukiman, gedung, dan jalan. Resapan air hujan menjadi

berkurang dan akhirnya air mengalir ke jalanan.

Gambar 2.3 : Banjir akibat tata kota dan drynase yang kurang tepat

Page 16: Kerusakan Lingkungan

2. Kedua, sistem drainase yang buruk di Jakarta. Seharusnya saluran air berujung ke

sungai atau laut, melainkan ke daerah resapan atau ke dalam tanah. Pemerintah

harus melakukan revitalisasi terhadap sistem drainase di seluruh Jakarta dan jalan-

jalan protokol seperti Sarinah, Thamrin, Sudirman, dan lainnya. Pemerintah juga

perlu membuat sistem drainase eco-drainase yang mengalirkan air ke sumber

resapan.

3. Ketiga, tidak optimalnya fungsi waduk maupun situ. Dalam catatannya, pada tahun

1990-an, Jakarta memiliki 70 waduk dan 50 situ. Namun, kini hanya tersisa 42

waduk dan 16 situ. Sebanyak 50 persen di antaranya pun tidak berjalan optimal.

Waduk-waduk di Jakarta dipenuhi tumbuhan enceng gondok, limbah, dan sampah.

Pendangkalan pun terjadi akibat sedimentasi lumpur. Waduk yang akhirnya

mengering kemudian dijadikan daerah hunian.

4. Keempat, belum dilakukannya normalisasi di semua sungai. Menurut pengamat

dari Universitas Trisakti ini, pemerintah harus melakukan normalisasi kali

sekaligus merelokasi permukiman di bantaran sungai ke tempat yang layak huni.

Untuk itu, solusi masalah banjir Jakarta, tidak hanya dengan melakukan rekayasa

teknis seperti membuat sodetan dan gorong-gorong raksasa. Rekayasa sosial atau

mengubah pola pikir masyarakat, menurutnya, lebih penting dilakukan. Pemerintah dan

masyarakat harus sadar pentingnya ruang terbuka hijau, mengerti bahwa bantaran sungai

bukanlah lokasi hunian. Sadar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Rekayasa

teknis tidak akan menyelesaikan masalah banjir tanpa adanya kesadaran masyarakat itu

sendiri.

Sumber:http://enetter.blogspot.com/2013/01/banjir-jakarta-penyebab-banjir-di-

jakarta.html

D. Kerusakan Lingkungan dikarenakan Tanah Longsor

Akibat Tanah Longsor Dan Penanggulangannya.Mungkin kita pernah menyaksikan

sendiri kejadian tanah lonsor atau longsor dan efeknya pada orang yang tertimpa bencana

tersebut. Tanah longsor bisa diartikan sebagai pergerakan tanah atau runtuhnya tanah atau

bebatuan dalam jumlah besar yang umumnya terjadi di daerah terjal dan tidak stabil.

Page 17: Kerusakan Lingkungan

Pemicu Terjadinya Tanah Longsor

Umumnya, timbulnya tanah longsor dipicu oleh hujan lebat. Lereng gunung yang

gundul dan rapuhnya bebatuan dan kondisi tanah yang tidak stabil membuat tanah-tanah

ini tidak mampu menahan air di saat terjadi hujan lebat. Akan tetapi, tanah longsor juga

bisa ditimbulkan oleh aktivitas gunung berapi atau gempa.

Lereng-lereng yang lemah yang mendapat tekanan dari getaran gempa tentu saja

membuat tanah yang terkena tekanan tadi menjadi longsor. Aktivitas gunung berapi yang

menimbulkan hujan deras, simpanan debu yang lengang dan alirannya pun juga dapat

menimbulkan tanah longsor.

Penambangan tanah, batu, atau pasir yang tidak terkendali juga bisa menjadi

pemicu bencana ini. Manusia seharusnya tidak menggunduli hutan, menambang tanah atau

pasir atau bebatuan dalam jumlah besar yang akan mengganggu kestabilan tanah dan

memicu terjadinya longsor.

Selain faktor di atas, faktor lain yang memicu terjadinya tanah longsor adalah erosi

akibat sungai dan gelombang laut menciptakan lereng yang curam. Bahkan petir, getaran

mesin, dan penggunaan bahan peledak juga dapat menimbulkan tanah longsor.

Gejala terjadinya tanah longsor:

1. Munculnya retakan di lereng-lereng yang arahnya sejajar dengan tebing.

2. Air sumur yang keruh di sekitar lereng.

Gambar 2.4 : Tanah longsor mengakibatkan kerusakan terhadap kehidupan

Page 18: Kerusakan Lingkungan

3. Munculnya air di permukaan tanah pada lokasi yang baru secara tiba-tiba.

4. Rapuhnya tebing dan kerikil mulai berjatuhan.

Wilayah yang rawan longsor:

1. Berada di daerah yang gundul dan terjal

2. Pernah terjadi tanah longsor sebelumnya.

3. Daerah yang dilalui aliran air hujan

4. Kondisi tanah yang tebal atau sangat gembur pada lereng-lereng yang terkena hujan

lebat dengan intensitas tinggi

Dampak Longsor

Dampak Tanah longsor antara lain:

1. Rusaknya area pertanian, perhutanan, perkebunan, perternakan.

2. Rusaknya Infrastruktur

a. Daerah pemukiman penduduk.

b. Jalan dan jembatan.

c. Sarana pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.

3. Buruknya sanintasi lingkungan.

4. Korban jiwa

sumber : http://dangstars.blogspot.com/2011/11/akibat-tanah-longsor-dan.html

E. Kerusakan Lingkungan kareana Erosi Tanah

Erosi Tanah & Dampaknya dalam kehidupan

Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah atau sedimen karena gerakan angin atau air pada

permukaan tanah atau dasar perairan. Erosi yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam

secara alami maupun oleh adanya tindakan dari manusia yang berusaha untuk mengolah

tanah dan lingkungan demi kepentingannya.

Page 19: Kerusakan Lingkungan

A. Erosi tanah

Erosi tanah adalah tanah yang lapuk & mudah mengalami penghancuran . kerusakan yang

dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik

tanah. yaitu :

1. Kehilangan unsur hara dan bahan organik.

2. Menurunnya kapasitas infiltrasi(kemampuan tanah untuk meresapkan air) dan

kemampuan tanah menahan air.

3. Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah.

4. Berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan

memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktifitas.

Semua hal tersebut diatas dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 cm mempunyai sifat-

sifat kimia dan fisik yang lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah. Banyaknya unsur

hara yang hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh

sedimen dan besarnya erosi yang terjadi.

Di beberapa tempat, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta

berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut

tersebut diendapkan di tempat lain, yaitu : di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi,

dan diatas tanah pertanian.

Gambar 2.5: Erosi tanah yang mengakibatkan rusaknya fasilitas jalan raya

Page 20: Kerusakan Lingkungan

Adapun penyebab utama erosi tanah :

1. Tanah gundul

2. Tanah miring tidak di buat terasering/gulungan penyangga air.

3. Tanah tidak dibuat tanggul pasangan penahan erosi.

4. Penambangan

5. eksploitasi hutan,

6. pengerukan tanah

selain itu, faktor-faktor penyebab erosi antara lain :

Iklim

Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain

itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus

menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

Tanah

Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan

(erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau

ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

Topografi

Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi

wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah

wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah

yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi

penggenangan.

Tanaman Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari

percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain

melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki

susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

Page 21: Kerusakan Lingkungan

Manusia

Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi.

Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam

pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan

lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan

evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal

pertanian,dan lain-lain.

B. Dampak Erosi Tanah :

1. menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan

menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).

2. menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).

3. Pelumpuran dan pendangkalan waduk

4. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan.

5. Memburuknya kualitas air,

6. Kerugian ekosistem perairan.

7. perubahan struktur tanah,

8. serta perubahan profil tanah.

Sumber : http://ryniforfun.blogspot.com/2010/03/erosi-tanah-dampaknya-bagi-

kehidupan.html

F. Kerusakan Lingkungan Karena Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat

pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa

Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu

wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.

Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah

skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter

adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada

skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka

valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7

lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada

kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun

Page 22: Kerusakan Lingkungan

tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar

adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah

gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi

Skala Mercalli.

Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:

Berdasarkan Penyebab :

Gempa bumi tektonik

Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-

lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil

hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana

alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi.

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran

lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-

tiba.

Gempa bumi tumbukan

Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi,

jenis gempa Bumi ini jarang terjadi

Gambar 2.6 : Kerusakan akibat gempa bumi

Page 23: Kerusakan Lingkungan

Gempa bumi runtuhan

Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,

gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

Gempa bumi buatan

Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,

seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Gempa bumi vulkanik (gunung api)

Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung

api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya

ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya

terasa di sekitar gunung api tersebut.

Berdasarkan Kedalaman

Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di

bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

Gempa bumi menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km

sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya

menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

Gempa bumi dangkal

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km

dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Page 24: Kerusakan Lingkungan

Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa

Gelombang Primer

Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang

merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari

hiposentrum.

Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang

merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7

km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Penyebab terjadinya gempa Bumi

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan

yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar

dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh

pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi

yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan

translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan

litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung

berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung

berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air

yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi

(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi

(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain

Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat

membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.

Page 25: Kerusakan Lingkungan

Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas

terinduksi.

Akibat Gempa Bumi

Bangunan roboh

Kebakaran

Jatuhnya korban jiwa

Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus

Tanah longsor akibat guncangan

Banjir akibat rusaknya tanggul

Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami

G. Kerusakan Lingkungan Karena Limbah Industri

Peningkatan taraf hidup bangsa Indonesia harus terus diusahakan melalui

pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan cara memajukan pembangunan. Salah satu unsur

penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan di bidang industri. Namun

dalam kegiatan industri akan diikuti dengan dampak negatif limbah industri terhadap

lingkungan hidup manusia.

Gambar 2.7 : Pembuangan limbah industritanpa filterisasi yang menyebabkan ekosistem disekitarnya tercemar

Page 26: Kerusakan Lingkungan

Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan, meningkatkan

penyakit pada manusia, dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya.Limbah cair

industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan

pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan molusca,

terutama bila limbah cair tersebut mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg,

Pb, atau Zn. Akumulasi racun dalam tubuh pada konsentrasi yang tidak dapat ditoleransi

bisa melumpuhkan organ bahkan mematikan fungsi kerja otak.

Oleh karena itu, pemerintah harus mengawasi kegiatan industri dan pembuangan

limbahnya. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan

dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran,

melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan limbah

industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan

pencemaran hingga batas yang diperbolehkan.

Di samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi

mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap

lingkungan serta mencari metode atau teknologi tepat guna untuk pencegahan masalahnya.

Selain pemerintah dan pelaku industri, masyarakat juga harus jeli menanggapi

masalah lingkungan yang disebabkan oleh sisa kegiatan industri. Masyarakat tidak bisa

menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pemerintah dan pelaku industri. Hal ini

mutlak perlu, terutama bagi masyarakat yang bertempat tinggal disekitar areal

industri.Dampak dari buangan kegiatan industri sangatlah kompleks. Pada dasarnya limbah

industri akan mencemari lingkungan udara, air, dan tanah. Udara yang kotor dan tercemar

akan merusak penciuman dan paru-paru.

Pencemaran air akan merusak biota air dan pastinya akan mengganggu keberadaan

dan ketersediaan sumber air bersih. Pencemaran tanah, selain mengganggu kesuburan

tanah itu sendiri dan apapun yang hidup dan tumbuh di atasnya pada akhirnya juga akan

mengganggu dan mencemari air tanah.

Masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan air tanah sebagai sumber

air bersih. Hal yang perlu diwaspadai adalah masuknya cemaran industri ke dalam air yang

Kita konsumsi. Namun kekhawatiran ini sudah terjawab dengan hadirnya J Water Filter,

penjernih air yang mampu mengatasi berbagai masalah air Anda. Mulai dari air keruh,

Page 27: Kerusakan Lingkungan

berbau, berwarna, berkerak dan berlumut, mengandung besi dan mangan, atau

mengandung kuman dan bakter. J Water Dengan Media Purex dengan permukaan yang

lebih halus sehingga mampu menyerap kotoran lebih banyak dan media lebih tahan lama.

Sumber:http://www.jwaterfilter.com/2012/10/pengaruh-limbah-industri-

terhadap_9419.html

H. Kerusakan Lingkungan Karena Polusi Udara

Polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam

lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia.

Polusi berarti masuknya bahan pencemar sebagai akibat dari kegiatan manusia atau

proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya. Polusi

dapat kita jumpai, misalnya di tanah, air, udara, bahkan suara bising dari motor atau

mesin lainnya.

Beberapa kegiatan manusia yang dapat menumbulkan polusi udara adalah: Transportasi,

industri, pembangkit listrik, pembakaran, gas pabrik yang dapat menghasilkan gas

berbahaya. Bisa juga dari sumber alami seperti, gunung berapi, rawa-rawa, kebarakaran

hutan, dan lain-lain.

Gambar 2.8 : Polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan

Page 28: Kerusakan Lingkungan

Polusi memiliki dampak negatif bagi kesehatan, substasi pencemaran di udara

dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke

dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat

mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan

menyebar ke seluruh tubuh.

Terjadinya ISPA

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (Infeksi Saluran

Pernafasan Akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernafasan

lainnya. Dampaknya memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan manusia,

bukan saja dengan terhisap langsung, tetapi juga dengan cara-cara pemaparan lainnya

seperti, meminum air yang terkontaminasi dan melalui kulit.

Polusi udara menghambat sistem pembentukan Hb dalam darah merah, sumsum

tulang, merusak fungsi hati dan ginjal dab penyebab kerusakan syaraf. Dampaknya

memang mengerikan bagi manusia, terutama bagi anak-anak. Diantaranya adalah

mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan,

penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi

organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan

mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita

hamil akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.

Menurut Dr. Andrea dari lembaga dilansir VOA dalam artikel nya menyebutkan

bahwa polusi udara dapat mengakibatkan orang sulit bernafas di masa mendatang. Selain

itu, dampak polusi udara juga mempengaruhi kondisi lingkungan dan ekosistem di bumi.

Semakin memanasnya permukaan bumi membuat lapisan ozon semakin menipis bahkan

berlubang. Hal ini akan menyebabkan pemanasan global, dan efek yang paling bisa kita

rasakan adalah perubahan cuaca yang tidak bisa ditebak. Contohnya saat matahari sedang

terik, tiba-tiba hujan turun.

Sedangkan pencemaran itu sendiri adalah masuknya atau tercampur unsur-unsur

berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,

gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Page 29: Kerusakan Lingkungan

Klasifikasi Pencemaran Udara

Pencemaran udara akibat polusi dikelompokkan dalam dua klasifikasi, yaitu

Pencemaran Primer: pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara,

dan Pencemaran Sekunder : Pencemaran yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar

primer di atmosfer.

Inti dari masalah ini sendiri sebenarnya adalah karena kita kurang perhatian

terhadap alam. Di Bumi ini, kita dan alam hidup berdampingan dan saling membutuhkan

satu sama lain. Janganlah kita memanfaatkan kekayaan alam dengan semaunya tanpa

mempedulikan lingkungan di masa depan.

Jenis-jenis Pencemaran Udara

Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:

1. Pencemaran udara alami, ialah masuknya zat pencemar ke dalam udara/atmosfer,

akibat proses-proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi,

pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

2. Pencemaran udara Non-Alami, ialah masuknya zat pencemar oleh aktivitas

manusia yang pada umumnya tanpa disadar dan merupakan produk sampingnya,

berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel, halus, senyawa belerang, senyawa

kimia, buangan panas dan buangan nuklir.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak nampak, tidak berbau, tidar berbau

ataupun berasa. Akan tetapi, udara yang benar-benar bersih sulit diperoleh, terutama di

kota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya. Udara yang tercemar

dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia.

Terjadinya kerusakan lingkungan berarti rusak pula daya dukung alam yang

selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia. Sebenarnya secara alamiah, udara

mempunya kemampuan mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat

pencemar ke dalamnya karena secara alami udara mempunyai keterbatasan dalam

menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar memungkinkan terjadinya

dampak negatif terhadap kualitas dan karakteristik udara yang memungkinkan terjadinya

perubahan iklim lokal maupun global.

Page 30: Kerusakan Lingkungan

Sumber : http://www.muzakki.com/pengetahuan/info-sehat/618-dampak-polusi-bagi-

kesehatan.html

I. Kerusakan Lingkungan Karena Polusi Air

Kita sudah sering mendengar kerusakan hutan, pencemaran sungai, laut, tanah dan udara

disebabkan oleh perilaku manusia yang memanfaatkan kekayaan alam dan kurang

menyadari akan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkannya. Karena ulah manusia

kualitas lingkungan dapat menurun dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia

di masa datang.

Tanda–tanda pencemaran air dapat lihat secara:

1. Fisis, yaitu pada kejernihanair, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan

warna air.

2. Kimia, yaitu adanya zat kimia yang terlarut dan perubahan pH.

3. Biologi, yaitu, adanya mikroorganisme di dalam air tersebut.

Akibat pencemaran air:

a. Zat yang memperkaya perairan sehingga merangsang pertumbuhan mikroorganisme.

Limbah yang terkandung dalam air dapat membusuk sehingga pada air menimbulkan bau

yang tidak sedap. Akibatnya kadar oksigendalam air berkurang sehingga mengganggu

Gambar 2.9 : Pencemaran air yang mengakibatkan ekosistem air seperti ikan mati

Page 31: Kerusakan Lingkungan

makhluk hidup air lainnya. Sampah organik pada air akan mengalami penguraian

melepaskan nitrat dan fosfat yang merangsang mikroorganisme seperti ganggang akan

tumbuh subur sehingga akan menutupi ekosistem air. Peristiwa ini disebut eutrofikasi.

b. Zat-zat yang bersifat racun akan membunuh organisme yang hidup di air Zat yang

bersifat racun contohnya pestisida yang penggunaannya secara berlebihan sisanya dapat

sampai lingkungan air. Karena sisa pertisida itu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal

ini akan memyebabkan turunnya kandungan oksigen dalam air tersebut Dampak

penggunaan pestisida disebut biological magnification yaitu pelipatgandaan bahan

pencemar pada organisme dari organisme tingkat rendah ke organisme tingkat tinggi

dengan kadar polutannya juga semakin tinggi.

Sumber : http://airminum.globalmuliaperkasa.com/2012/11/pengaruh-pencemaran-air-

dan-cara.html

J. Kerusakan Lingkungan Karena Pertambangan

Sebagai Negara yang mempunyai julukan paru-paru dunia, Indonesia mempunyai

tuntutan yang besar akan kelestarian alamya. Indonesia mempunyai banyak sekali pulau

yang terselimuti oleh hutan lebat. Namun pada beberapa dekade belakangan ini, banyak

negara yang mengecam akan kelestarian alam yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut

dikarenakan semakin banyaknya industri-industri pertambangan yang mulai muncul di

Indonesia. Tak pelak Industri pertambangan baru tersebut melakukan sesuatu hal yang

merusak lingkungan agar mendapatkan keuntungan yang besar.

Gambar 2.10 : Pertambangan terbuka yang merusak lingkungan

Page 32: Kerusakan Lingkungan

Berkurangnya sumber keseimbangan alam seperti hutan, air dan tanah yang subur

sebagian besar disebabkan oleh kegiatan pertambangan yang menghasilkan polutan yang

sangat besar sejak awal eksploitasi sampai proses produksi dan hanya mementingkan

keuntungan pribadi tanpa memperhatikan faktor kelestarian lingkungan.

Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula area dampak yang

ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat

permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula (Dyahwanti, 2007).

Secara umum kerusakan lahan yang terjadi akibat aktivitas pertambangan antara lain:

1. Perubahan vegetasi penutup

Proses land clearing pada saat operasi pertambangan dimulai menghasilkan dampak

lingkungan yang sangat signifikan yaitu hilangnya vegetasi alami. Apalagi kegiatan

pertambangan yang dilakukan di dalam kawasan hutan lindung. Hilangnya vegetasi akan

berdampak pada perubahan iklim mikro, keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat

satwa menjadi berkurang. Tanpa vegetasi lahan menjadi terbuka dan akan memperbesar

erosi dan sedimentasi pada saat musim hujan.

2. Perubahan Topografi

Pengupasan tanah pucuk mengakibatkan perubahan topografi pada daerah tambang.

Areal yang berubah umumnya lebih luas dari dari lubang tambang karena digunakan untuk

menumpuk hasil galian (tanah pucuk dan overburden) dan pembangunan infrastruktur. Hal

ini sering menjadi masalah pada perusahaan tambang kecil karena keterbatasan lahan

(Iskandar, 2010). Seperti halnya dampak hilangnya vegetasi, perubahan topografi yang

tidak teratur atau membentuk lereng yang curam akan memperbesar laju aliran permukaan

dan meningkatkan erosi. Kondisi bentang alam/topografi yang membutuhkan waktu lama

untuk terbentuk, dalam sekejap dapat berubah akibat aktivitas pertambangan dan akan sulit

dikembalikan dalam keadaan yang semula.

3. Perubahan pola Hidrologi

Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami perubahan akibatnya

hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu kunci dalam siklus hidrologi. Ditambah lagi

pada sistem penambangan terbuka saat beroperasi, air dipompa lewat sumur-sumur bor

untuk mengeringkan areal yang dieksploitasi untuk memudahkan pengambilan bahan

Page 33: Kerusakan Lingkungan

tambang. Setelah tambang tidak beroperasi, aktivitas sumur pompa dihentikan maka tinggi

muka air tanah (ground water table) berubah yang mengindikasikan pengurangan cadangan

air tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air akibat tersingkapnya

batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitasnya menurun (Ptacek, et.al, 2001).

4. Kerusakan tubuh tanah

Kerusakan tubuh tanah dapat terjadi pada saat pengupasan dan penimbunan

kembali tanah pucuk untuk proses reklamasi. Kerusakan terjadi diakibatkan tercampurnya

tubuh tanah (top soil dan sub soil) secara tidak teratur sehingga akan mengganggu

kesuburan fisik, kimia, dan biolagi tanah (Iskandar, 2010). Hal ini tentunya membuat tanah

sebagai media tumbuh tak dapat berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya dan tanpa

adanya vegetasi penutup akan membuatnya rentan terhadap erosi baik oleh hujan maupun

angin. Pattimahu (2004) menambahkan bahwa terkikisnya lapisan topsoil dan serasah

sebagai sumber karbon untuk menyokong kelangsungan hidup mikroba tanah potensial,

merupakan salah satu penyebab utama menurunnya populasi dan aktifitas mikroba tanah

yang berfungsi penting dalam penyediaan unsur-unsur hara dan secara tidak langsung

mempengaruhi kehidupan tanaman. Selain itu dengan mobilitas operasi alat berat di atas

tanah mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah. Kondisi tanah yang kompak karena

pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation) dan

peredaran udara (aerasi) yang secara langsung dapat membawa dampak negatif terhadap

fungsi dan perkembangan akar.

Proses pengupasan tanah dan batuan yang menutupi bahan tambang juga akan

berdampak pada kerusakan tubuh tanah dan lingkungan sekitarnya. Menurut Suprapto

(2008a) membongkar dan memindahkan batuan mengandung sulfida (overburden)

menyebabkan terbukanya mineral sulfida terhadap udara bebas. Pada kondisi terekspos

pada udara bebas mineral sulfida akan teroksidasi dan terlarutkan dalam air membentuk

Air Asam Tambang (AAT). AAT berpotensi melarutkan logam yang terlewati sehingga

membentuk aliran mengandung bahan beracun berbahaya yang akan menurunkan kualitas

lingkungan. Sementara itu proses pengolahan bijih mineral dari hasil tambang yang

menghasilkan limbah tailing juga berpotensi mengandung bahan pembentuk asam

(Suprapto, 2008b), sehingga akan merusak lingkungan karena keberadaannya yang bisa

jauh ke luar arel tambang.

Sumber:http://www.irwantoshut.net/kerusakan_lingkungan.html

Page 34: Kerusakan Lingkungan

BAB III

ANALISIS MACAM-MACAM

KERUSAKAN LINGKUNGAN

Mengingat pentingnya lingkungan hidup untuk kelangsungan hidup manusia, maka

untuk meninjau masalah yang menyebabkan kerusakan lingkungan serta upaya untuk

mengatasinya akan dipaparkan dalam bagian analisis makalah ini. Meskipun kemajuan

teknologi kita perlukan untuk mengatasi banyak masalah, termasuk masalah lingkungan,

namun pengalaman menunjukan kemajuan teknologi dapat dan telah membawa dampak

buruk bagi lingkungan hidup kita. Teknologi juga biasa diidentikan dengan pencemaran,

tidak ada penemuan yang betul-betul sempurna tanpa membawa dampak negatife kepada

manusia maupun lingkungan. Dengan adanya dampak negatife tersebut, haruslah kita

waspada.

Pembangunan pada dasarnya adalah gangguan terhadap keseimbangan lingkungan,

yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari tingkat kualitas

yang dianggap kurang baik kepada keseimbangan baru yang diangga lebih baik. Dalam

usaha ini harus dijaga agar lingkungan tetap mampu untuk mendukung tingkat hidup pada

kualitas yang lebih baik tersebut ,yaitu dengan tetap menjaga mutu pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Berikut adalah upaya atau solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi

pada lingkungan yang telah ditulis pada bab sebelumnya :

A. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Global

Warming

Ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara

tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara serius oleh

kebanyakan orang. Padahal pemanasan global adalah masalah yang serius. Suhu Bumi

yang terus meningkat akan ber efek panjangnya musim kering atau kemarau.

Mencairnya gunungan es di kutub. Naiknya permukaan air laut. Dan sulitnya mencari

sumber mata air. Berikut adalah beberapa cara dalam mengatasi global warming :

Page 35: Kerusakan Lingkungan

1. Hematlah Pemakaian Listrik

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghemat pemakaian listrik seperti:

mematikan lampu dan listrik ketika sedang tidak digunakan, menggunakan lampu hemat

energi, matikan pemanas nasi selama beberapa jam untuk mengurangi penggunaan

listrik, jangan sering memasukkan makanan panas langsung ke dalam kulkas, serta

jangan sering-sering membuka pintu kulkas terlalu lama.

2. Hematlah Pemakaian Air

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghemat pemakaian air dapat anda baca

dipostingan saya sebelumnya.

 3. Reuse (Menggunakan Kembali)

Misalnya, menggunakan kembali kantong plastik untuk membawa belanjaan, membawa

tas kertas sendiri dari rumah saat berbelanja, belilah produk-produk yang bisa didisi

ulang, gunakan koran atau kertas bekas untuk membungkus barang, dll.

 4. Reduce (Mengurangi/Menghemat)

Misalnya, belilah barang-barang mebel atau peralatan dapur yang benar-benar

dibutuhkan, kurangi makanan cepat saji, kurangi penggunaan pestisida, hindari membeli

produk dari hewan/tumbuhan langka, kurangi produksi limbah rumah tangga, dll.

 5. Recycle (Mendaur Ulang)

Mulailah gunakan pakaian yang cukup ramah bagi lingkungan, gunakan botol-botol

bekas untuk keperluan lain, misal jadi vas bunga, kreasikan barang bekas menjadi

barang yang memiliki nilai jual, pisahkan sampah organik dan anorganik, buatlah pupuk

kompos dari limbah dapur dan daun/ranting pohon yang berterbaran disekitar rumah,

dll.

 6. Usahakan lakukan penghijauan/reboisasi

Salah satu cara termudah adalah dengan menanam pohon pelindung disekitar rumah

atau membuat taman disekitar rumah agar rumah jadi tampak hijau.

Page 36: Kerusakan Lingkungan

7. Kurangi penggunaan naik kendaraan pribadi

Menggunakan kendaraan pribadi secara tidak tepat merupakan salah satu penyebab

cepatnya habisnya bahan bakar fosil. Penggunaan fasilitas transportasi umum dapat

membantu dapat mengurangi jumlah polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan

bermotor yang telah menyebabkan semakin seringnya terjadi hujan asam yang merusak

lingkungan.

8. Gunakan pupuk organik.

Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen,  yang kemudian

berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas Rumah Kaca) 320 kali lebih

besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping

aman, murah pula.

9. Tanamlah rumpun bambu

Pepohonan memang terbukti mampu menyerap CO2, tetapi ternyata pohon atau rumpun

bambu mampu menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari pohon-pohon lain.

B. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Kebakaran Hutan

Untuk mengatasi terjadi kebakaran hutan bukanlah sesuatu yang mudah, untuk itu upaya

yang baik adalah melakukan antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan, mengingat

penaggulangan kebakaran hutan memerlukan dana dan tenaga yang sangat besar. Upaya

pencegahan kebakaran hutan akan dapat terlaksana apabila mendapat dukungan berbagai

pihak, terutama dari masyarakat desa yang berada di sekitar hutan. Untuk itu perlu

dilakukan internalisasi pemahaman tentang bahaya kebakaran hutan dan keterampilan

teknik pemadaman kebakaran hutan pada masyarakat.

Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan :

1. Memberlakukan status hutan lindung kota untuk melindungi hutan lindung kota yang

masih belum mengalami kerusakan sehingga tidak terjamah oleh tangan-tangan tidak

bertanggung jawab.

2. Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga

BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan

3. Dilarang membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar hutan.

Page 37: Kerusakan Lingkungan

4. Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan

pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.

5. Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan semak

belukar

6. Melengkapi fasilitas untuk menanggulagi kebakaran hutan, baik perangkat lunak

maupun perangkat kerasnya.

7. Penerapan sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan khususnya

yang memicu atau penyebab langsung terjadinya kebakaran.

8. Membuat menara pengamat yang tinggi berikut alat telekomunikasi

9. Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan

C. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir

Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang

perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan

terjadinya banjir di wilayah Indonesia

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:

1. Menyediakan Sistem Perparitan

Parit yang telah dangkal akibat dari bahan-bahan sisa harus selalu dibersihkan. Dengan

ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik.

2. Proyek Pedalaman Sungai

Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai

mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah

berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.

Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman

sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila

proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah

air hujan dengan banyak.

Page 38: Kerusakan Lingkungan

3. Memelihara Hutan

Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari

menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila

aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit.

Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah

banjir. Hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari

mengalir terus ke bumi.

Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan

mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter

dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada

harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan

kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.

4. Mengatasi banjir dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir adalah dengan membuat

lubang resapan biopori (LRB). Banyak masyarakat dikota-kota besar seperti Jakarta yang

belum memahami pengertian biopori, manfaat dari Lubang Resapan Biopori dan cara

membuatnya. Hal tersebut karena masih minimnya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan

oleh berbagai pihak baik itu Pemerintah maupun Lembaga atau Organisasi-organisasi

Masyarakat. Meskipun cara tersebut belum umum diketahui dan dilakukan oleh

masyarakat, namun dampaknya dalam mengatasi permasalahan banjir sangat signifikan.

Melalui LRB tersebut, air hujan atau air dari saluran pembuangan akan terserap sehingga

jumlah air yang mengalir dijalan-jalan atau dipermukaan tanah akan berkurang.

5. Mengatasi banjir dengan tidak membangun pemukiman di sekitar sungai

Akibat dari tingginya tingkat urbanisasi dan kepadatan penduduk sedangkan di satu sisi

ketersediaan lahan untuk pemukiman dan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat

menyebabkan banyak masyarakat yang menggunakan area-area hijau dan daerah aliran

sungan (DAS) sebagai tempat pemukiman. Akibatnya kemampuan area-area hijau untuk

menyerap air dan daya tampung sungai menerima jumlah air yang mengalir menjadi

berkurang. Untuk mengatasi banjir maka perlu upaya dari Pemerintah untuk menekan

keberadaan dari pemukiman-pemukiman di area-area tersebut dan tentu hal tersebut harus

juga ditunjang oleh kesadaran dari masyarakat sendiri.

Page 39: Kerusakan Lingkungan

D. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah

Longsor

Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang

terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dari berbagai tipe dan jenis seperti

jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Bencana Tanah longsor biasanya

disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan

air hujan akibat adanya penggundulan hutan.

Tidak ada hal yang tidak bisa diatas. Bencana tanah longsor beserta penyebabnya bisa kita

kurangi, atau bahkan kita hilangkan. Mengatasi penyebab bencana tanah longsor dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini cara mengatasi tanah longsor :

Cara mengatasi/mencegah tanah longsor

1. Menjaga kelestarian hutan.

2. Membuat dreynase.

3. Menutup retakan dengan tanah lempung.

4. Tidak menebang hutan di lereng.

5. Tidak membuat lahan pertanian baru atau kolam

Upaya-upaya lainnya mengatasi bencana tanah longsor perlu dilakukan melalui berbagai

cara antara lain seperti dibawah ini.

Cara Mengatasi Bencana Tanah Longsor yaitu :

1. Mengetahui dan menghindari kawasan rawan bencana tanah longsor.

2. Memahami tindakan pasca bencana tanah longsor.

3. Tidak mengalian tanah di sekita tebing yang terjal.

4. Tidak mendirikan bangunan di daerah tebing yang terjal

5. Segera mengungsi ke tempat yang aman jika terjadi bencana.

6. Segera lapor ke pada aparat desa jika terjadi bencana tanah longsor.

Page 40: Kerusakan Lingkungan

E. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Erosi

Tanah

Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut

dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia

erosi yang terpenting disebabkan oleh air. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan,

diperlukan upaya-upaya yang menjadi metode dalam rangka pelestariannya. Metode

pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:

1. melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;

2. meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

3. mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).

4. meningkatkan stabilitas agragat tanah.

Ada tiga metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, metode mekanik atau teknik,

dan metode kimia.

a. Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi

(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan

erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai

berikut:

1. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman

tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi,

mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan

bawah.

2. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras

seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil

kayunya.

3. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah

dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan

memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan

dengan kemiringan 3 – 8%.

Page 41: Kerusakan Lingkungan

4. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan

tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat

penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan

memperkaya bahan organik tanah.

5. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman

berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus

terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak

tanaman diperbesar. Sedangkan pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka

jarak tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan

mempertahankan kesuburan.

6. Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian

(bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya

untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.

b. Metode mekanik atau teknik

Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan

tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan

aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan

pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut:

1. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah

sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar

resapan air.

2. Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul

sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke

dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.

3. Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tanggatangga) pada lahan

miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng,

memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.

4. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong

lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan

mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif

apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya

terrassering dan buffering.

Page 42: Kerusakan Lingkungan

c. Metode kimia

Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur

tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur

yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar

dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan

tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Sekarang

ini umumnya masih dalam tingkat percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering

digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia

tersebut dicampur dengan air, misal dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan

tanah.

F. Langkah dan Upaya Dalam Menanggulangi Gempa Bumi

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian

bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya

bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu

terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak

permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,

kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun

tanggul penahan lainnya.

Gejala dan Peringatan Dini

Kejadian mendadak/secara tiba-tiba

Belum ada metode pendugaan secara akurat

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi

1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan

gempa.

2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.

3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.

4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.

Page 43: Kerusakan Lingkungan

5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian

di daerah rawan gempa bumi.

6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.

7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan

cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.

8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat

terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.

9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan

perlindungan masyarakat lainnya.

10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam

menghadapi gempa bumi.

11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman

kebakaran dan pertolongan pertama.

12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan

perlindungan masyarakat lainnya.

13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam

menghadapi gempa bumi.

G. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah

Industri

Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan

dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian

dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air

pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus

menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses

produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution

prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume

limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan

pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan

peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah

ditetapkan.

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena

pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak

Page 44: Kerusakan Lingkungan

sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari

perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah

(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di

dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa

organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.

Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan

padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses

pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal,

equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama

dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.

Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical

addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air

limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan

pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated

sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,

rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah

coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,

membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Page 45: Kerusakan Lingkungan

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya

kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure

filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,

atau landfill.

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan

dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di

tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail

mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan

peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna

sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan

detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium

yang bertujuan untuk:

1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai

dengan karakteristik limbah yang akan diolah.

2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan

efisiensi pengolahan yang diharapkan.

3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan

skala sebenarnya.

Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan limbah domestik.

Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang sangat umum

digunakan.

Gambar 3.1 :Sedimentation

Page 46: Kerusakan Lingkungan

Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik dari

pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri. Produksi bersih

(cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan

terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh bagian-bagian proses dapat

dicapai dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta

perubahan mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention?

Mana yang menurut teman-teman lebih baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya.

Reduce, recyle, and reuse.

H. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Polusi

Udara

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan

sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu

menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan

kesehatan.

            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi

polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,

melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

1.       Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat

padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat

menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta

memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan

dulu, kemudian digunakan lagi.

Page 47: Kerusakan Lingkungan

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk

memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya

hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon

mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair

pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik

kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas

organic lainnya.

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di

dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut

inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat

dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.

2.       Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

a.        Filter

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar

pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan

sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara

seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak,

besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak

digunakan seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass, polypropylene, wool,

nomex, Tefloyn.

b.      Filter basah

Page 48: Kerusakan Lingkungan

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor

dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari

bagian bawah alat.

c.        elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam

jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai

tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan

positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar

dinding silinder, diberi muatan negative.

d.      Kolektor Mekanik

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan

menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah

pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang

berdebu.

e.       Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2)

dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi

polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di

udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas

udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir).

Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak

dapat berpartisipasi aktif.

Page 49: Kerusakan Lingkungan

f.       ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan

kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam

ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan

menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar

polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang

dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah

terjadinya pencemaran.

a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi

industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan

AC dalam kehidupan sehari-hari.

6. tidak merokok di dalam ruangan.

7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.

11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.

12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

Page 50: Kerusakan Lingkungan

13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha

untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan

lingkungan dari polutan.

3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur

ulang.

4. menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang

menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna

yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran

udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah

(BBG).

c. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram

yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu;

1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk

meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan

melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.

3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya

dengan energi

Page 51: Kerusakan Lingkungan

Alternatif lainnya.

4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak

pakai.

5. Larangan menggunakan gas CFC.

6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro

etana).

7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan

ozon

I. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Polusi Air

Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan

tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap

tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang

masuk. Karena ini banyak usaha untuk menajaga agar tanah tetap bersih misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau

pemukiman

2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau

ekosistem

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain

yang dapat menimbulkan pencemaran

4. Memperluas gerakan penghijauan

5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan

6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup

sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya

7. Melakukan intensifikasi pertanian

Page 52: Kerusakan Lingkungan

Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir pun

ada dua macam

1. Banjir Bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu

2. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan air dari penyumbatan yang

mengakibatkan air meluap

banyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula

pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk

mencegah banjir genangan :

1. Dalam merencanakan jalan – jalan lingkungan baik itu program pemerintah

maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air

misalnya, penggunaan bahan dari paving blok (blok – blok adukan beton yang

disusun dengan rongga – rongga resapan air disela – selanya. Hal yang tidak kalah

pentingnya adalah penataan saluran / drainase lingkjungan pembuatannyapun harus

bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut

2. Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang – ruang terbuka,

buatlah sumur – sumur resapan air hujan sebanyak –banyaknya. Fungsi sumur

resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah.

Dengan membuat sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh

manfaat seperti berikut:

1. Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak

2. Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan – lahan yang

rendah atau meninggikan lantai rumah

3. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah selokan – selokan rumah / talang

– talang rumah, air dapat dialirkan kesumur – sumur resapan. Janganlah membuang

sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan

sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan

Page 53: Kerusakan Lingkungan

air tanah. Khusus untuk buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan

tersendiri

4. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu – satunya

jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjir

5. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah

umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetail

J. Langkah dan Upaya Dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat

Pertambangan

Kegiatan pertambangan memberikan dampak yang nyata pada kerusakan lingkungan

sehingga ekosistem yang ada di lingkungan itu menjadi rusak dan juga dapat

membahayakan pada ekosistem di lingkungan sekitarnya. Untuk itu diperlukan cara untuk

dapat mengembalikan fungsi lahan bekas tambang agar tidak terjadi kerusakan yang

berkelanjutan.

Kegiatan pertambangan yang tidak berwawasan atau tidak mempertimbangkan

keseimbangan dan daya dukung lingkungan, serta tidak dikelola dengan baik dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga seharusnya kegiatan

penambangan akan memperoleh manfaat malah akan merugikan. Namun demikian,

kegiatan penambangan yang memperhatikan masalah lingkungan serta dikelola dengan

baik, maka tidak mustahil lahan tersebut lebih bermanfaat dibanding sebelumnya. Salah

satu cara untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat pertambangan adalah

dengan reklamasi.

Secara umum yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam merehabilitasi/reklamasi lahan

bekas tambang yaitu dampak perubahan dari kegiatan pertambangan, pencegahan air asam

tambang, pengaturan drainase dan tata guna lahan pasca tambang.

Rencana reklamasi lahan meliputi :

1. Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan kembali

lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi pertambangan yang kegiatannya

tidak dilakukan pengisian kembali

Page 54: Kerusakan Lingkungan

2. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan permukaan

timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air

3. Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya radiasi

4. Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau limbah

batubara yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan reklamasi

5. Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang

Selain itu untuk menghindari atau menekan sekecil mungkin dampak negatif terhadap

lingkungan akibat kegiatan penambangan, maka yang perlu diperhatikan lebih lanjut :

1. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah resapan atau pada

akuifer sehingga tidak akan mengganggu kelestarian air tanah

2. Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak jauh dari pemukiman penduduk

sehingga suara bising ataupun debu yang timbul akibat kegiatan tidak menganggu

penduduk

3. Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan mata air penting sehingga tidak

menganggu kualitas dan kuantitas mata air tersebut

4. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah aliran sungai

bagian hulu

5. Lokasi penambangan tidak terletak dikawasan hutan lindung

Setiap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta dampak yang ditimbulkan baik fisik

maupun social menjadi tanggung jawab dari pihak perusahaan. Salah satunya dengan

menyediakan fasilitas dan dana khusus yang dikenal dengan dana lingkungan.

Saat ini biaya pemulihan lingkungan diserahkan melalui royalty dan iuran tetap. Tetapi hal

ini sangat merugikan negara karena royalti adalah penerimaan Negara dari sektor

pertambangan yang seharusnya digunakan untuk membiayai pembangunan. Kalau untuk

pemulihan lingkungan boleh jadi akibat yang ditimbulkan biaya pemulihannya lebih besar

dari royaltinya.

Page 55: Kerusakan Lingkungan

Untuk memperbaiki kekeliruan yang merugikan negara tersebut, perlu adanya dana khusus

terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan baik fisik maupun sosial dalam setiap

Undang-Undang.

Dalam rangka pelaksanaan konsep pertambangan yang berwawasan lingkungan, setiap

usaha pertambangan diwajibkan melakukan upaya meminimalkan dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positifnya. Salah satu cara yang bijaksana untuk mewujudkan

konsep tersebut adalah dalam mengeksplotasi sumber daya galian selalu

mempertimbangkan bahwa sumber daya bahan galian merupakan asset generasi yang akan

datang.

Page 56: Kerusakan Lingkungan

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar

dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan

lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus menerus dan

makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan yang

disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran,

pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya. Majunya

teknologi seperti mobil, pabrik, dan sepeda motor membuat udara tercemar dan lapisan

ozon berlubang karena asap kendaraan. Lapisan ozon yang berlubang membuat sinar

matahari langsung ke bumi yang menyebabkan suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi

naik es di kutub utara mulai mencair. Hal tersebut membuat permukaan air laut meningkat.

Hal ini sangat membahayakan kehidupan manusia karena dari ulahnya itu akan

terjadi bencana alam yang bisa datang kapan saja tanpa kita ketahui. Selain ulah manusia

bisa juga disebabkan oleh bumi ini yang semakin tua, semakin banyak penghuninya. Maka

kita dari sekaranglah ubah sikap egois kita jangan hanya mementingkan diri sendiri tetapi

pentingkan kehidupan bersama karena kedamaian,kesejahteran akan terjadi di sekitar

lingkungan hidup kita. Hidup damai dan Bumi akan bebas dari kerusakan. Oleh karena itu,

manusia harus segera menanggulangi kerusakan dengan cara menciptakan teknologi baru

untuk mengatasi setiap dampak dari kerusakan lingkungan akibat perbuatan manusia

ataupun gejala alam sendiri. Selain itu manusia juga harus berfikircermat tentang dampak

yang akan terjadi akibat perbuatan mereka agar dampak kerusakan tidak semakin meluas.

Selain menanggulangi manusia harus sadar dan mengintrospeksi diri mereka agar tidak

mengulangi kesalahan yang sama seperti merusak lingkungan.

Page 57: Kerusakan Lingkungan

4.2 Saran 

1. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena

pada saat ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan

lingkungan. Pemerintah harus tegas dalam menentukan tindakan untuk

menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti kerusakan hutan, kebakaran, asap

pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak kerusakan lain yang

disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang pentingnya

lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.

2. Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan

sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber

daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau

kerusakan lingkunganhidup

Page 58: Kerusakan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

http://lotusbougenville.wordpress.com/2010/12/26/pencemaran-dan-kerusakan-

lingkungan/

http://kontektekim.blogspot.com/2007/10/solusi-tepat-mengatasi-global-

warming.html

http://ertizaaulialghani.blogspot.com/2011/10/pengertian-penyebab-dampak-dan-

cara.html

http://www.scribd.com/doc/25139330/makalah-lingkungan-hidup

http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/12/kerusakan-lingkungan-hidup-

akibat.html

http://amiroelspesga.wordpress.com/2011/11/10/makalah-kerusakan-lingkungan-

hidup/

http://pitikkedu.blogspot.com/2012/11/pengertian-lingkungan-hidup.html

http://hadrianhalim.blogspot.com/2012/10/kerusakan-lingkungan-hidup.html