KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan...

51
KERTAS KEBIJAKAN Menyiapkan Angkatan Kerja Muda dan Perempuan Yang Handal dan Berdaya Saing Kabupaten Malang Penulis Nila Wardani Wawan Sobari

Transcript of KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan...

Page 1: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

KERTAS KEBIJAKAN

Menyiapkan Angkatan Kerja Muda dan Perempuan Yang Handal dan Berdaya Saing

Kabupaten Malang

Penulis

Nila Wardani Wawan Sobari

Page 2: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Malang, Juni 2018

Reviewer:

1. Ir. Tomie Herawanto, MP Kepala Bappeda Kabupaten Malang 2. M Yekti Pracoyo. ST. MT - Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans

Kabupaten Malang Peneliti Lapangan:

1. Ina Irawati 2. Petrus Ans Gregorius Taek 3. Kanisius Kono 4. Anis Hardiansyah Putra

Dilaksanakan oleh: Ruang Mitra Perempuan (RUMPUN) Malang, bekerjasama dengan Program Studi Magister Ilmu Sosial FISIP Universitas Brawijaya, Malang atas dukungan:

1. TIFA Foundation - Jakarta 2. Perkumpulan Prakarsa - Jakarta 3. INFID - Jakarta

Desain Cover: Nila Wardani Foto Dalam:

1. Buruh taman Café Sawah – Pujon Kidul 2. Pemandu Flying Fox – Sanan Kerto

(foto oleh Nila Wardani dan Ina Irawati, 2018)

1

Page 3: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

DAFTAR ISI

Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------- 2 Daftar Tabel ---------------------------------------------------------------------------- 3 Daftar Gambar ----------------------------------------------------------------------------- 3 Daftar Singkatan ----------------------------------------------------------------------------- 4 RingkasanEksekutif ----------------------------------------------------------------------------- 5 Bab I – LatarBelakang

A. Sekilas KondisiAngkatan Kerja Muda dan Perempuan Kabupaten Malang ------ 8 B. Tantangan Ketenagakerjaan ------ 11 C. Urgensi Peningkatan Kapasitas Angkatan Kerja Muda dan Perempuan ------ 16

Bab II – Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja

A. Kebijakan Pemda (PERDA Ketenagakerjaan) ------ 18 B. Layanan Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan ------ 20 C. Desa sebagai Basis Pemberdayaan Tenaga Kerja (UU Desa) ------ 22 D. Identifikasi Aktor Kunci Peningkatan Kompetensi ------ 23

Angkatan Kerja Muda dan Perempuan E. Sektor Wisata – Pilihan Kabupaten Malang Untuk Masalah Ketenagakerjaan ----- 27

Bab III – Beberapa Praktik baik Implementasi Pemberdayaan Angkatan Kerja Muda

A. Pengalaman Desa Sanankerto ---------------------------------------------------- 29 B. Pengalaman Desa Pujon Kidul ---------------------------------------------------- 34

Bab IV – Kesimpulan – Rekomendasi

A. Kesimpulan ---------------------------------------------------- 43 B. Rekomendasi ---------------------------------------------------- 44

Referensi

2

Page 4: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Daftar Tabel Tabel 1. Jumlah Pendudukan Kabupaten Malang Dalam Proyeksi Tabel 2. Penduduk > 15 th Menurut Jenis kegiatan dalam seminggu terakhir 2015 Tabel 3. Penduduk Kabupaten Malang usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka

(2015) Tabel 4. Penduduk Kabupaten Malang Usia 15 Tahun ke Atas yang Termasuk Pengangguran Terbuka

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus 2015 Tabel 5. Banyaknya tenaga kerja di perusahaan yang terdaftar pada Kantor Tenaga Kerja menurut

sektor (2016) Tabel 6. Angka Kemiskinan Kabupaten Malang (di-update April 2018) Tabel 7. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan jenis Kelamin di Kabupaten

Malang, 2016 Tabel 8. Perkembangan PDRB ADHB, PDRB ADHK 2010 Kabupaten Malang 2011 - 2015 Tabel 9. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012 - 2016 Tabel 10. Penduduk Usia >15 Th Yang Bekerja selama Seminggu terakhir di Kabupaten Malang

Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan 2015 Tabel 11. Rencana Program dan Kegiatan tahun 2017 Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang Tabel 12. Jenis Pelatihan oleh BLKI Singosari Malang Tahun 2018 Tabel 13. Identifikasi dan Klasifikasi Aktor Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan

Perempuan Tabel 14. Kepentingan, Manfaat, dan Prioritas Keterlibatan Aktor dalam Peningkatan Kompetensi

Angkatan Kerja Muda dan Perempuan Tabel 15. Angkatan Tenaga Kerja Desa Sanankerto 2017 Tabel 16. Aktivitas Potensial Meningkatkan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Desa Sanankerto Tabel 17. Profil Ketenagakerjaan Desa Pujon Kidul 2017 Tabel 18. Beragam Kegiatan Produktif yang berpotensi menyerap tenaga kerja Desa Pujon Kidul Tabel 19. Kebutuhan Pengembangan Kapasitas Angkatan Kerja dan Aktornya Desa Pujon Kidul Tabel 20. RPJM Desa Pujon Kidul, 2018 – 2023 Tabel 21. Kewirausahaan Komunitas (Community Entrepreneurship) Daftar Gambar

3

Page 5: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Gambar 1. Bagan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Malang Gambar 2. Peta Aktor Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Muda dan Perempuan Gambar 3. Peta Multiaktor Tingkat Kabupaten Gambar 4. Peta Multiaktor Tingkat Desa Daftar Singkatan ADD Alokasi Dana Desa APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BPD Badan Permusyawaratan Desa BPS Badan Pusat Statistik BLK Balai Latihan Kerja BLKI Balai Latihan Kerja Industri BUMDes Bada Usaha Milik Desa DTW Daerah Tujuan Wisata IDM Indeks Desa Membangun LKMD Lembaga Ketahanan dan Masyarakat Desa PAD Pendapatan Asli Daerah PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga LPD Lembaga Pembangunan Desa PDRB Produk Domestik Regional Bruto

ADHB Atas Dasar Harga Berlaku ADHK Atas Dasar Harga konstan

PERDA Peraturan Daerah PERDES Peraturan Desa POKDARWIS Kelompok (masyarakat) Sadar Wisata RENJA Rencana Kerja RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMDes Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RT Rukun Tetangga RUMPUN Ruang Mitra Perempuan SMK Sekolah Menengah Kejuruan TKI Tenaga Kerja Indonesia TKW Tenaga Kerja Wanita PTP Tingkat Pengangguran Terbuka UPT Unit Pelaksana Teknis

4

Page 6: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Ringkasan Eksekutif

Kabupaten Malang masih menghadapi persoalan kemiskinan dengan angka di atas 11 persen. Salah satu faktor yang berkontribusi pada kemiskinan, yakni persoalan angkatan kerja dan lapangan kerja. Profil tenaga kerja Kabupaten Malang masih didominasi tenaga kerja berpendidikan relatif rendah dan memiliki keterampilan dan kompetensi kerja yang kurang memadai.

Secara umum sektor pertanian dalam arti luas masih menjadi andalan bagi pembangunan ekonomi Kabupaten Malang, termasuk dalam penyerapan angkatan kerja di pedesaan. PDRB Kabupaten Malang tumbuh dalam 5 tahun terakhir (2011-2016) dengan rerata pertumbuhan PDRB (ADHK 2010) 4,86 persen/tahun. Berdasarkan proporsinya, lapangan usaha sekunder (industri pengolahan, konstruksi) mendominasi PDRB hingga 43,39 persen pada 2016. Sementara lapangan usaha primer (pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan) hanya berkontribusi 19,48 persen pada tahun yang sama. Ironisnya, daya serap tenaga kerja lapangan usaha sekunder yang mendominasi PDRB Kabupaten Malang justru lebih kecil daripada lapangan usaha primer. Pada 2015, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan menyerap 32,84 persen tenaga kerja. Sebaliknya, lapangan industri dan konstruksi menyerap 27,47 persen (total 1.228.309 > 15 tahun yang bekerja pada 2015). Ketimpangan daya serap tenaga kerja ini menunjukkan salah satu tantangan ketenagakerjaan di Kabupaten Malang. Salah satunya, terjadi tendensi penurunan minat angkatan kerja muda menggeluti sektor pertanian. Fakta itu biasanya diikuti dengan beralihnya minat angkatan kerja muda yang didominasi perempuan menjadi tenaga kerja migran dan sektor informal.

Selain itu, BPS (2017) mencatat partisipasi angkatan kerja didominasi mereka yang hanya mencapai pendidikan setara SD (34,84%), SMP (21,89%), dan belum tamat SD (15,47%). Sementara tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk berusia di atas 15 tahun hanya mencapai 66,28%.

Dari sisi proporsi gender, partisipasi angkatan kerja perempuan jauh lebih rendah dibanding laki-laki (48,85% dibanding 83,67%). Data ini menunjukkan bahwa banyak perempuan yang tidak memasuki dunia kerja dengan beragam alasan dan kondisi, atau mereka melakukan kerja-kerja tak berbayar (unpaid works). Temuan survei RUMPUN (2017) mengkonfirmasi bahwa perempuan menghadapi hambatan ganda. Selain persaingan kerja, perempuan mesti berhadapan dengan kendala pandangan tradisional gender termasuk yang menyebabkan unpaid works. Selain itu banyak analisis menyebutkan bahwa pekerjaaan informal yang seringkali digeluti perempuan tidak mendapatkan pengakuan formal sehingga luput dalam pendataan. Yang paling banyak terjadi adalah di sektor pertanian yang bisanya dilakukan dalam unit keluarga, namun perempuan tidak mendapatkan

5

Page 7: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

pengakuan kontribusinya. Sementara sektor ini masih menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja lokal perdesaan. Kajian Wardani (2018)1 menunjukkan adanya tren feminisasi di sektor pertanian dalam arti luas yang artinya adanya penurunan jumlah laki-laki dan ruang itu kemudian digantikan oleh perempuan.

Situasi ketenagakerjaan lain menunjukan bahwa jumlah pengangguran terbuka mencapai 64.034 orang. Ironisnya, angka tersebut didominasi lulusan SMK yang menyumbang angka pengangguran tertinggi (34,53%), kemudian diikuti oleh mereka yang menamatkan pendidikan setara SMP (27,93%).

Secara struktural, komitmen Pemerintah Kabupaten Malang dalam pembenahan kualitas angkatan kerja ditunjukkan dengan adanya PERDA yang mengatur tentang akses dan pengelolaan pelatihan bagi angkatan kerja. Namun, dalam implementasinya belum diikuti oleh alokasi anggaran yang memadai dibanding masih tingginya angka angkatan kerja yang harus dilayani (terutama pengangguran terbuka) dan sebarannya yang luas. Misalnya, pada tahun 2018, alokasi anggaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk program kegiatan terkait pelatihan dan keterampilan kerja sebesar Rp 3.356.688.000. Proporsi tersebut hanya menunjukkan alokasi 0,08 persen dari total APBD Rp 3.919.235.773.458,43.

Di sisi lain, UU tentang Desa dan segala pirantinya termasuk skema BUMDes memungkinkan adanya beragam kegiatan produktif dilakukan di desa. UU tersebut memberi peran dan kesempatan penting bagi desa untuk menyediakan dan memfasilitasi skema kebijakan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi angkatan kerja perdesaan.

Alternatif pilihan pada sektor perekonomian lokal bisa diharapkan pada pariwisata perdesaan berbasis masyarakat. Sektor pariwisata memiliki turunan yang relatif banyak dan berpotensi menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan. Faktanya, sektor pariwisata pun membutuhkan sumberdaya manusia dengan kompetensi yang handal.

Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja sebaiknya disusun selaras dengan iklim pembangunan berbasis desa. Belajar dari pengalaman Desa Sanankerto Kecamatan Turen dan Desa Pujon Kidul Kecamatan Pujon, otonomi desa, kepemimpinan kepala desa, dan kerjasama multiaktor di desa memiliki peran sentral dalam pembangunan desa, termasuk pemberdayaan angkatan kerja muda dan perempuan berbasis pariwisata perdesaan (desa wisata).

Kertas kebijakan ini merekomendasikan: 1. Pengembangan community entrepreneurship (kewirausahaan komunitas) bagi angkatan

kerja muda dan perempuan pada tingkat desa dengan model pilot. Pemkab Malang dan mitra pembangunan lainnya bisa mengembangkan program percontohan (pilot project) kewirausahaan komunitas pada lima desa. Pada tahap inisiasi ini bisa ditetapkan dengan merujuk lima tipologi desa menurut Indeks Desa Membangun (IDM) (status desa mandiri, maju, berkembang, tertinggal, dan sangat tertinggal). Selanjutnya dilakukan kajian dan analisis atas keberhasilan dan kegagalan strategi kewirausahaan komunitas. Langkah berikutnya melakukan scaling up ke desa-desa lainnya untuk meningkatkan atau memperbesar manfaat bagi peningkatan kompetensi dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan di Kabupaten Malang.

2. Bersama multiaktor menyusun langkah startegis dan road map peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan.

Mengawali pengembangan kewirausahaan komunitas pada tingkat desa, maka kemitraan multiaktor harus didorong pada tingkat kabupaten terlebih dahulu. Pemkab Malang bersama DPRD bisa bermitra dengan asosiasi pemerintah desa dan BPD, masyarakat sipil dan media, dan sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk secara bersama merumuskan langkah-langkah strategis dan road map peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Pada saat

1 Wardani, N (2018) Indonesia National Gender Asessemnat in Agriculture and Rural Development, FAO

6

Page 8: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

yang sama, kolaborasi ini mengajak dunia usaha dan perbankan untuk terlibat secara langsung mendefinisikan kebutuhan angkatan kerja dan kemungkinan kerjasama pembiayaan proyek-proyek kewirausahaan komunitas angkatan kerja muda dan perempuan yang layak dibiayai.

3. Pengembangan skema kebijakan insentif keuangan desa

Strategi lainnya, dalam percepatan kewirausahaan komunitas di desa, Pemerintah Kabupaten Malang bisa mengembangkan skema kebijakan instentif keuangan desa berbasis Alokasi Dana Desa (ADD) bernama Dana Insentif Desa Ketenagakerjaan (DIDK). Setidaknya ada dua indikator pembentuk DIDK, yaitu berdasarkan hasil kompetisi inovasi peningkatan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan perdesaan. Selain memberikan insentif positif, bisa diperoleh sejumlah praktik cerdas (smart practice) pengembangan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan pada tingkat desa. Kedua, memasukkan indikator alokasi pembiayaan pengembangan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda di desa sebagai indikator pembentuk DIDK.

Pemkab Malang bisa pula mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) yang relevan untuk mengembangkan berbagai kebijakan dan/atau program inovatif untuk meningkatkan peningkatan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan, selain Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pendekatan multiaktor bisa dikembangkan dalam mendesain dan melaksanakan pelatihan angkatan kerja muda dan perempuan. Pertama, mengembangkan data base spesifik, terkait potensi potensi pekerjaan dan jenis-jenis yang pekerjaan yang dibutuhkan. Pemkab Malang bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mengumpulkan data, melakukan analisis, dan mendesain program ketenagakerjaan berdasarkan masukan dari pengusaha, asosisasi pelaku ekonomi kreatif, dan lainnya terkait rencana pengembangan usaha minimal 5 tahun ke depan.

4. Assessment partisipatif dalam menentukan kebutuhan dan kurikulum latihan kerja pada

Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai base line data. BLK bersama perguruan tinggi bisa berdialog dengan dunia usaha terkait informasi jenis

keahlian yang dibutuhkan di perusahaan atau sektor industri. Berdasarkan hasil assessment tersebut, maka BLK dan perguruan tinggi bisa mendesain kurikulum pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dunia usaha. Ketiga, dua kegiatan tersebut bisa dikembangkan dalam satu wadah khusus berupa Badan Vokasi Kabupaten Malang yang multipihak. Aktor yang relevan dan berkompeten bisa terlibat, setidaknya mewakili pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat sipil ketenagakerjaan termasuk perguruan tinggi.

5. Kebijakan afirmasi bagi Angkatan Kerja Perempuan

Mendorong pemerintah daerah terutama dinas-dinas yang relevan membanguna kebijakan afirmasi dan upaya untuk menghilangkan hambatan kultural dan struktural pada perempuan sebagai angkaatn kerja produktif, termasuk memastikan kuota perempuan dalam pelaksanaan assessment partisipatif dan kewirausahaan komunitas, dan adanya target spesifik peningkatan kapasitas dan fasilitas usaha produktif perempuan.

7

Page 9: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Bab I – Latar Belakang A. Sekilas Kondisi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan Kabupaten Malang

Struktur penduduk Kabupaten Malang berada pada kondisi yang menguntungkan yaitu tingginya

rasio penduduk usia produktif terhadap usia non-produktif. Struktur penduduk yang didominasi usia produktif akan sangat mendukung pembangunan ekonomi. Dari sisi pola konsumsi, penduduk usia produktif cenderung berkonsumsi lebih besar dari usia non produktif. Fenomena demografis inilah yang oleh para pakar kependudukan disebut “bonus demografi” (demographic dividend) yang akan terjadi hanya satu kali dalam sejarah kependudukan sebuah bangsa. Bonus demografi tentu saja merupakan suatu berkah karena melimpahnya jumlah penduduk usia kerja dan akan menguntungkan dari sisi pembangunan, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun demikian, jika bonus jumlah penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan pendidikan ketrampilan yang memadai, tidak akan banyak membantu bagi pertumbuhan ekonomi. Data tersebut ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah pendudukan Kabupaten Malang dalam proyeksi

Tahun < 15 15 -34 35 – 54 ⪆ 55 Total 2015 612 419 779,250 731,023 421,623 2,544,315 2016 616,258 784,086 735,764 424,567 2,560,675 2017 619,989 788,788 740,377 427,442 2,576,596 2018 623,547 793,269 744,786 430,193 2,591,795 2019 626,910 797,504 748,967 432,823 2,606,204 2020 630,120 801,552 752,966 435,337 2,619,975

Sumber BPS 2016, diolah Tabel 1 memperlihatkan bahwa kabupaten Malang diproyeksikan akan didominasi angkatan kerja

muda (15 – 34 tahun) yang angkanya terus meninggi hingga tahun 2020. Pada 2020, hampir sepertiga (30,6 persen) berada pada rentang usia tersebut. Keberadaan angkatan kerja muda itu bisa menjadi potensi ketersediaan angkatan kerja produktif. Pada saat yang sama, mereka sekaligus menyimpan

8

Page 10: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

potensi masalah bila tidak tersedia lapangan kerja yang cukup guna menampung mereka. Salah satu penyebab ketidakterserapan mereka dalam pasar kerja karena redahnya kualitas dan komptensi baik untuk bekerja di perusahaan maupun kerja mandiri.

Angkatan kerja menunjukkan jumlah orang pada usia produktif (15 tahun ke atas). Sementara angkatan kerja muda adalah mereka yang berada pada rentang usia 15 – 34 tahun. Angkatan kerja adalah mereka yang produktif di sektor usaha yang dikelola secara mandiri, bekerja pada orang lain atau masuk dalam dunia usaha/industri yang membutuhkan tenaga kerja.

Tabel 2. Penduduk > 15 th Menurut Jenis kegiatan dalam seminggu terakhir 2015 Kab. Malang

Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan Total Angkatan Kerja 816 527 475 816 1 292 343 Bekerja 783 225 445 084 1 228 309 Pengangguran terbuka 33 302 30 732 64 034 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 83,67% 48,85% 66,28% Tingkat Kesempatan Kerja 95,92% 93,54% 95,05% Tingkat Pengangguran Terbuka 4,08% 6,46% 4,95% Penduduk usia > 15 783 225 973 960 1 949 870

Sumber: BPS Kabupaten Malang dalam Angka, 2017 Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Kabupaten Malang

mencapai 66,28%, dibandingkan dari total jumlah penduduk dengan usia >15 tahun. Data tersebut memperlihatkan pula partisipasi angkatan kerja perempuan yang jauh lebih rendah dari laki-laki. Situasi ini menunjukkan banyak perempuan yang tidak memasuki dunia kerja dengan beragam alasan dan kondisi.

Sementara itu, data pada tabel 3 memperlihatkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Malang cukup tinggi yang mencapai 64.034 orang. TPT laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Sebagian besar (85,25%) diantara mereka berstatus sedang mencari pekerjaan. Hanya 3,25% yang sedang mempersiapkan usaha (secara mandiri).

Tabel 3. Penduduk Kabupaten Malang usia > 15 tahun yang termasuk pengangguran terbuka (2015) Kategori pengangguran terbuka Jumlah tenaga kerja Persentase

Mencari pekerjaan 54.588 85,25 Mempersiapkan usaha 2.079 3,25 Merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan 6.348 9,91 Sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja 1.021 1,59 Jumlah 64.034 100

Sumber: BPS, Kabupaten Malang dalam Angka, 2017 Ironisnya, jenjang pendidikan keterampilan (vokasi/SMK) setara SMA yang diharapkan bisa

meningkatkan keterampilan untuk kesiapan memasuki lapangan kerja justru menjadi penyumbang angka pengangguran yang tertinggi (34,53%) (tabel 4). Selanjutnya diikuti oleh angkatan kerja yang menamatkan pendidikan setara SMP (27,93%) sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 3.

Lulusan SMK, sejatinya ditempuh sebagai pilihan untuk segera memasuki dunia kerja. Pilihan ini seharusnya cocok bagi mereka yang memiliki keterbatasan, termasuk keterbatasan ekonomi guna melanjutkan ke pendidikan formal lebih tinggi. Mereka bisa masuk ke dunia usaha/industri yang membutuhkan keterampilan mereka, atau memulai usaha secara mandiri.

Fakta bahwa SMK menyumbang angka pengangguran yang cukup tinggi menunjukkan bahwa mereka tidak siap memasuki dunia kerja produktif. Keterampilan yang didapat bisa dianggap tidak sesuai (mis-match) dengan kebutuhan dan/atau tidak memadai. Kalaupun tidak terserap dunia kerja, dengan pilihan memulai usaha sendiri, seringkali para lulusan SMK dihadapkan pada sejumlah

9

Page 11: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

keterbatasan. Seperti, kesulitan akses permodalan, teknologi dan jaringan pasar, serta rendahnya kemampuan pengelolaan usaha termasuk antisipasi risiko. Bagi pemodal kecil, kerentanan mereka dalam merintis usaha sangat besar, terutama manajemen risiko.

Tabel 4. Penduduk Kabupaten Malang Usia 15 Tahun ke Atas yang Termasuk Pengangguran Terbuka

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus 2015 Pendidikan Teringgi Yang Ditamatkan Jumlah Persentase

1. Tidak/Belum Pernah Sekolah - - 2. Tidak/Belum Tamat SD 1 182 1,97 3. Sekolah Dasar 7 121 11,86 4. SMP 16 769 27,93 5. SMA Umum 12 786 21,30 SMK 20 731 34,53 6. Diploma I/II/III/Akademi 1 743 2,90 7. Universitas 3 702 6,17 Jumlah 64 034 100

Sumber Kabupaten Malang Dalam Angka BPS 2017 Sementara dari sisi sektor usaha pada perusahaan yang terdaftar di kabupaten Malang, tabel 5

menunjukkan sektor industri pengolahan meyerap tenaga kerja paling banyak dibanding sektor usaha lainnya (56.404) atau 68,1 persen. Industri pengolahan yang paling besar adalah industri makanan, minuman dan tembakau. Sektor ini sebagian besar menyerap tenaga kerja perempuan sebagai buruh.

Tabel 5. Banyaknya tenaga kerja di perusahaan yang terdaftar pada Kantor Tenaga Kerja

menurut sektor (2016)

Sektor Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perburuan 3.144 1.825 4.969 Pertambangan dan penggalian 92 5 97 Industri pengolahan 23.433 32.971 56.404 Listrik, gas dan air bersih 694 36 730 Bangunan 394 16 365 Perdagangan, hotel dan restaurant 5.139 2.027 7.166 Angkutan, pergudangan dan komunikasi 783 120 903 Keuangan, asuransi, bisnis dan jasa social 1.669 724 2.393 Perorangan 7.194 2.498 9.692 Total 42.497 40.222 82.719

Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka 2017 - BPS Industri berbasis pertanian (dalam arti luas) memang dinilai paling banyak berkontribusi pada

penyerapan tenaga kerja. Namun, potensi itu bukan tanpa kendala. Basis indutsri sebagian besar berada di perbatasan dengan perkotaan atau bahkan berada di kota Malang. Ini menyebabkan adanya biaya tambahan bagi buruh, seperti transportasi atau bahkan sewa kamar di dekat tempat kerjanya. Di sisi lain, upaya merelokasi area industri berbasis pertanian lebih dekat dengan bahan baku (area pertanian di perdesaan) juga seringkali terkendala penyediaan lahan, karena semakin mahalnya harga lahan.2 Di sisi lain industrialisasi perdesaan ini juga memicu perubahan fungsi lahan produktif dan penyempitan lahan pertanian.

Meskipun kabupaten Malang didominasi oleh wilayah perdesaan berbasis pertanian, namun data di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian tidak menyerap tenaga kerja yang tinggi. Ada beragam

2 Wawancara dengan Kabid Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Disnakertrans kabupaten Malang, 26 Maret 2018

10

Page 12: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

alasan mengenai hal ini. Pertama,3 sebagaimana terjadi di tingkat nasional, sektor pertanian mengalami penurunan karena menyempitnya lahan garapan oleh perubahan fungsi lahan, seperti untuk perumahan atau fungsi lainnya. Kedua, sektor pertanian memiliki nilai tukar yang relatif rendah sehingga tidak lagi cukup menguntungkan dan menarik untuk digeluti. Bila masih bertahan, sektor ini biasanya dikerjakan oleh kelompok usia tua yang jumlahnya juga semakin menurun, atau dilakukan oleh perempuan karena kelompok laki-laki bermigrasi (feminisasi sektor pertanian). Selain itu, dalam beberapa kasus, tidak mudah mendapatkan input pertanian yang bersubsidi yang menjadikan biaya produksi yang tinggi dan tidak sebanding dengan keuntungan. Kondisi ini masih ditambah resiko yang bisa muncul karena kondisi alam, seperti perubahan iklim dan mulai adanya kelangkaan sumberdaya alam vital, seperti air. Sementara di sisi lain, kegiatan produktif di sektor pertanian minim proteksi seperti asuransi.

Luas lahan di kabupaten Malang mencapai 3.534,86 km2 atau 353.486 ha.4 Sebanyak 14,31 persen (45.888 hektar) merupakan lahan sawah, 35,45 persen (113.664 hektar) merupakan tegal/ladang/kebun, 7,06 persen (22.643 hektar) digunakan untuk perkebunan, dan 12,50 persen (40.079 hektar) lahan hutan.

Sektor pertaniannya dihadapkan pada pengurangan luasan lahan garap. Berkurangnya luas lahan dan pengaruh perubahan iklim yang ekstrim berperan terhadap penurunan produksi pertanian, peternakan dan perikanan. Pada kategori primer, penurunan lapangan usaha pertanian serta pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi masing- masing sebesar 0,49 poin dan 0,30 poin.5

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian mengalami penurunan sebanyak 58.859 rumah tangga dari 386.890 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 328.031 di tahun 2013, atau setara dengan 15,21 persen per tahun6. Berdasarkan rilis data ‘Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017’ oleh Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 35,93 juta atau mengambil porsi 29,69%. Performa ini menyusut dari posisi Agustus 2016 sebesar 31,90%7.

Usaha pertanian selain dihadapkan pada menurunnya minat angkatan kerja muda di sektor pertanian, juga dihadapkan pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang mengelola. Kajian Setiyanto (2017)8 mengenai dinamika angkatan kerja berbasis perkebunan tebu di Kabupaten Malang antara rentang tahun 2009 – 2012 menyimpulkan bahwa baik secara makro atau nasional, maupun mikro atau rumah tangga perdesaan lahan kering komoditas basis perkebunan utama, pendidikan tenaga kerja pertanian rendah. Sektor pertanian cenderung menampung tenaga kerja kualitas rendah dan angkatan kerja yang tidak mampu bersaing pada sektor nonpertanian. Kegiatan usaha dengan status pekerjaan sebagai tenaga kerja keluarga dan sebagai buruh upahan memiliki proporsi yang tinggi.

Usaha pertanian menunjukkan penurunan proporsi, namun pada usaha lainnya tidak terjadi perubahan proporsi. Kondisi ini menunjukkan bahwa peluang kesempatan angkatan kerja yang mengisi sumber mata pencaharian di luar sektor pertanian sangat kecil, dan akibat rendahnya mobilitas angkatan kerja. Secara umum, peluang atau kesempatan kerja di luar sektor pertanian sulit relatif untuk dimasuki oleh angkatan kerja di perdesaan.

Lebih jauh, diskusi dan diskursus tentang ketenagakerjaan, sektor pertanian seringkali luput dan cenderung kurang diperhatikan. Namun dibutuhkan penelitian lain yang lebih mendalam untuk membedah sektor ini.

3 Wardani, N (2018) Indonesia Country Gender Assessment Report – FAO. 4PERDA No 6/2016: RPJMD kabupaten Malang 2016 - 2021 5 RPJM kabupaten Malang 2016 2921 6 BPS, Sensus Pertanian 2013 kabupaten Malang 7 http://suryamalang.tribunnews.com/2017/01/22/lahan-pertanian-di-kabupaten-malang-ditarget-naik-sampai-30-persen,

diakses 26/5/2018, 07:28 8 Setiyanto, Adi (2017) Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Perdesaan Lahan Kering Berbasis Perkebunan

11

Page 13: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

B. Tantangan Ketenagakerjaan (Kemiskinan dan Kompetensi Angkata Kerja)

Tingkat kemiskinan di kabupaten Malang tahun 2017 mencapai 11,04% dari total jumlah

penduduk sekitar 2,5 juta jiwa. Tabel di bawah menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah pendudukn miskin, meskipun masih menujukkan angka yang cukup tinggi.

Untuk tahun yang sama, data dari BPS kabupaten di atas berbeda dengan data yang ditampilkan BPS Pusat yakni 11,49%, teringgi di Malang Raya, bila dibandingkan dengan kota Malang yang 4,33% dan kota Batu di angka 4,48%. Kondisi ini bahkan lebih tinggi dibanding dengan kabupaten Lumajang (11,22%)9. Inilah yang kemudian menjadi salah satu target ambisi pembangunan kabupaten Malang, penurunan angka kemiskinan.

Tabel 6. Angka Kemiskinan Kabupaten Malang (di-update April 2018)

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

Persentase Penduduk Miskin (%)

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/Bulan)

2011 287 430 11.67 215 605

2012 274 600 11.01 229 619

2013 287 400 11.44 245 120

2014 280 310 11.07 254 380

2015 292 870 11.53 265 629

2016 293 740 11.49 282 933

2017 283 960 11.04 294 904

Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang10 Untuk mengkaji tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi masyarakat, maka digunakan

indikator perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Perhitungan PDRB terbagi dalam dua kategori utama, yaitu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga konstan (ADHK) 2010, yang disajikan dengan harga konstan dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah itu dan apabila ini dibagi dengan jumlah penduduk akan mencerminkan tingkat perkembangan produk per kapita.

Tabel di bawah menunjukkan bahwa kabupaten Malang memiliki tren positif PDRB.

Tabel 7. Perkembangan PDRB ADHB, PDRB ADHK 2010 Kabupaten Malang 2011 - 2015 Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014* 2015**

PDRB ADHB Milyar Rp. 46.975,90 52.797,10 58.674,74 65.949,51 73.843,32 PDRB ADHK

2010 Milyar Rp. 44.091,56 47.076,21 49.571,72 52.549,56 55.309,45

*angka sementara **angka sangat sementara Sumber RPJMD Kabupaten Malang 2016-2021

9 Data Dinamis Jawa Timur Triwulan I 2018 10 malangkab.bps.go.id diakses 8 Mei 2018: 07.00 (di-up date terakhir 18 April 2018)

12

Page 14: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Diproyeksikan PDRB ADHB Kabupaten Malang pada akhir tahun 2021 tumbuh pada kisaran Rp.

116.000 - 123.000 milyar. PDRB ADHK pada tahun 2021 juga diperkirakan meningkat sebesar Rp. 74.000 – 79.000 Milyar. Sementara peranan PDRB menurut lapangan usaha terlihat dalam tabel 8 di bawah.

Ada kecenderungan penurunan di sektor pertanian yang sejauh ini menjadi andalan Kabupaten Malang sebagai wilayah dengan dominasi perdesaan. Ada pelemahan yang tajam terjadi di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Sementara itu, industri pengolahan merupakan salah satu lapangan usaha dari kelompok tradable yang mencatatkan pertumbuhan positif.

Di pihak lain, melemahnya permintaan domestik dan melambatnya kinerja ekspor berdampak pada melemahnya pertumbuhan pada lapangan usaha non-tradables, antara lain pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estate, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta jasa lainnya. Salah satu dari kategori non-tradable yang mengalami pertumbuhan secara positif adalah jasa perusahaan11.

Tabel 8. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012 - 2016

Lapangan Usaha/ Industry 2012 2013 2014 2015* 2016** I. Primer 20,33 20,22 20,26 20,00 19,48 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 18,16 18,15 18,15 17,96 17,52 B Pertambangan dan Penggalian 2,17 2,07 2,10 2,04 1,06 II Sekunder 42,13 42,97 42,83 43,03 43,39 C Industri Pengolahan 29,91 29,32 29,99 30,20 30,30 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,09 0,08 0,07 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

F Konstruksi 12,03 12,47 12,65 12,63 12,83 III Tersier 37,54 36,81 36,91 36,97 37,22 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 18,99 19,05 18,51 18,48 18,66

H Transportasi dan Pergudangan 1,02 1,10 1,14 1,17 1,18 I Penyediaan Akomodasi dan Makan

minum 3,12 3,07 3,10 3,17 3,20

J Informasi dan Komunikasi 4,19 4,22 4,01 3,97 3,96 K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,59 1,71 1,72 1,72 1,73 L Real Estat 1,38 1,38 1,31 1,35 1,33

M, N Jasa Perusahaan 0,34 0,35 0,36 0,36 0,36 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,08 2,07 1,90 1,90 1,88

P Jasa Pendidikan 2,33 2,42 2,43 2,41 2,40 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,53 0,55 0,57 0,56 0,55

R,S,T,U Jasa lainnya 1,95 1,91 1,90 1,90 1,89 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

*Angka sementara ** Angka sangat sementara

Sumber Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang menurut Lapangan Usaha 2012-2016

11 RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016 – 2021.

13

Page 15: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Namun profil PDRB perlu dilengkapi dengan temuan mikro untuk mendapatkan gambaran riil di

tingkat masyarakat. Dalam survei dan observasi yang dilakukan RUMPUN menunjukkan bahwa ada kecenderungan minat angkatan kerja muda pada sektor pertanian (terutama budidaya tanaman pangan), termasuk karena nilai tukarnya rendah. Ini menjadikan sektor ini dan pembangunan perdesaan berpotensi adanya kesenjangan dengan sektor lain, termasuk wilayah lain yang berfungsi sebagai penyangga kota dengan potensi kerja non pertanian.

Luasnya wilayah, kondisi geografis dan sebaran penduduk juga menjadi tantangan kabupaten Malang akan masalah ketimpangan dan penjangkaun pembangunan yang lebih metara. Tidak semua wilayah memiliki sumberdaya alam yang subur bagi pembangunan pertanian. Namun pada dasarnya semua wilayah memiliki potensi bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Kajian makro Supriyati (2010)12 menyimpulkan pertanian yang masih menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja, menimbulkan permasalahan serius. Pertama, ketika alokasi anggaran untuk pembangunan pertanian semakin berkurang di tingkat nasional. Kedua, ketika pertumbuhan sektor pertanian semakin melemah, yang diindikasikan dengan semakin menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB, hanya sebesar 13,1-14,4 persen tahun 2005-2009. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2009 sektor industri menyumbang PDB hampir 30 persen dan hanya menyerap 12,1 persen tenaga kerja. Sektor perdagangan, rumah makan, dan hotel berkontribusi sekitar 14 persen hanya mampu menyerap 20,9 persen tenaga kerja. Sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi terhadap PDB sekitar 11 persen hanya menyerap 1,1 persen tenaga kerja. Ini berarti bahwa sektor pertanian menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja, namun dengan produktivitas tenaga kerja yang relatif kecil dibandingkan sektor lain.

Ketiga, ketika kesempatan kerja non-pertanian di perdesaan masih terbatas dan makin meningkatnya pangsa buruh tani. Dalam periode 20 tahun telah terjadi pergeseran yang cukup signifikan, proporsi petani menurun, sedangkan buruh tani meningkat baik di Indonesia, Jawa maupun luar Jawa. Meskipun telah terjadi peningkatan proporsi buruh non-pertanian terutama di Jawa, namun daya-serapnya masih sangat terbatas

Kabupaten Malang didominasi oleh kawasan perdesaan berbasis pertanian mengalami hal yang tidak berbeda. Untuk itu memetakan persoalan pertanian dan serapan tenaga kerjanya menjadi sangat relevan. Sebagaimana wilayah perdesaan pertanian lain di Indonesia, kabupaten Malang juga mengalami hal yang sama dalam hal tenaga kerja. Sektor pertanian menanggung beban penyerapan tenaga kerja yang berat dan akibatnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di perdesaan jauh lebih rendah dibandingkan sektor nonpertanian di perkotaan yang bisa menciptakan problema kemiskinan di perdesaan. Perbedaan produktivitas tersebut yang mendorong tenaga kerja perdesaan melakukan migrasi ke kota. Pekerja akan mencari pekerjaan di sektor yang memberikan tingkat pendapatan lebih baik (Ikhsan et al., 2015)

Namun pilihan sebagai pekerja migran tidak jarang dihadapkan pada persoalan kompetensi. Kualitas dan kompetensi angkatan kerja juga menjadikan pilihan kerja yang sangat terbatas baik di luar maupun di dalam negeri. Sebagai pekerja migran, sebagian besar mereka bekerja di sektor sektor informal. Kajian Saptana dan Purwantini (2017), untuk wilayah perdesaan berbasis perkebunan tebu di kabupaten Malang yang bermigrasi sebagian besar masih bekerja di sektor terkait pertanian, disusul kemudian di sektor lainnya seperti buruh pabrik, tata laksana rumah tangga, sopir dan buruh konstruksi.

Migrasi masyarakat perdesaan berbasis perkebunan dilakukan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Menjadi pekerja migran bahkan hingga ke luar negeri dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gender, usia, status perkawinan, dan status ekonomi (terutama kepemilikan lahan garap). Perempuan

12 Supriyati (2010) Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian: Permasalahan Dan Kebijakan Strategis Pengembangan

14

Page 16: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

berkeluarga cenderung tidak melakukan migrasi sebagai pekerja migran. Demikian halnya laki-laki yang dianggap telah melampaui usia yang dibutuhkan sebagai pekerja migran. Namun keluarga dengan lahan sempit bahkan buruh tani cenderung melakukan migrasi, termasuk menjadi pekerja migran. Salah satu faktor tingginya tingkat migrasi di perdesaan berbasis komoditas perkebunan adalah keterbatasan sumber daya alam dan kondisi lahan yang marjinal, sehingga akan memengaruhi tingkat produktivitas lahan yang rendah, intensitas tanam yang rendah, yang akhirnya memengaruhi tingkat pendapatan yang rendah. Selain itu ada daya tarik yang kuat, seperti pendapatan di luar sektor pertanian yang lebih tinggi dibanding pendapatan yang diperoleh di dalam desa.13

Menjadi salah satu pemasok tertinggi di Jawa Timur untuk tenaga kerja ke luar negeri menunjukkan bahwa kabupaten Malang masih dihadapkan pada persoalan pengangguran yang cukup tinggi karena terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri. Kantor Dinas Tenaga Kerja mencatat, Tahun 2016 kabupaten Malang mengirim 2.496 orang Tenaga Kerja Indonesia atau pekerja migran. Dari angka tersebut ada 2.212 (88,6%) perempuan. Hingga Juni 2017 tercatat jumlah pekerja migran mengalami peningkatan menjadi 3.168 orang.14 Keterbatasan pekerjaan di daerah asal menjadikan pilihan menjadi pekerja migran tak terelakkan. Sudah bisa dipastikan bahwa mereka adalah katergori angkatan kerja muda.

BPS kabupaten Malang (2017) mencatat untuk data tahun 2016 menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan formal angkatan kerja yang dimilikinya. Sebagian besar berada pada tingkat Pendidikan dasar (SD dan SMP), yakni mencapai lebih dari 67%, diikuti oleh mereka yag setingkat SMA 30% dan sisanya di mereka yang mencapai jenjang perguruan tinggi.

Sebagaimana ditunjukkan di tabel 5, di semua level pendidikan, jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Namun dalam data lain ditunjukkan bahwa partisipasi angkatan kerja perempuan lebih rendah dari laki-laki. Fakta ini menunjukkan bahwa peluang kerja bagi perempuan lebih rendah dibanding laki-laki.

Tabel 9. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan jenis Kelamin di Kabupaten

Malang, 2016

Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin

Jumlah Persen Laki-laki Perempuan

SD 37 612 649 25,3% SMP 111 1015 1126 43,93% SMA 161 608 769 30%

D1/D2/D3 3 15 18 0.7% S1 1 1 0.2%

Jumlah 313 2250 2563 Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka 2017- diolah

Survei yang dilakukan RUMPUN15 menunjukkan, dari 317 responden angkatan kerja muda dan

perempuan, terdapat 53,63% telah menyelesaikan pendidikan formal setara SMA dan sebanyak 25,55% setingkat SMP. Namun kajian yang sama mengungkap fakta bahwa lulusan setingkat SMA tidak sedikit yang hanya mampu memasuki lapangan kerja yang membutuhkan ijazah setingkat SMP. Hal ini juga diperkuat dengan data BPS (2107) sebagaimana di tunjukkan pada tabel 9.

Tabel 10. Penduduk Usia >15 Th Yang Bekerja selama Seminggu terakhir di Kabupaten Malang

13 Saptana dan Purwantini (2017) 14 Data Disnaker kabupaten Malang. 15 Survey dilakukan di 48 desa 8 kecamatan, pada bulan Oktober - Desember 2017, yang dilengkapi dengan wawancara

15

Page 17: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan 201516

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah # % # % # %

Tidak/belum pernah sekolah 9 919 1,27 14 856 3,34 24 775 2,02 Tidak/belum tamat SD 105 943 13,53 84 066 18,89 190 009 15,47 Tamat SD sederajat 281 289 35,92 146 592 32,94 427 888 34,84 SMTP sederajat 178 825 22,83 89 995 20,22 268 820 21,89 SMTA 88 095 11,25 34 725 7,80 122 820 10 SMK 85 193 10,88 42 919 9,64 128 112 10,43 Diploma I/II/III 7 054 0,90 6 586 1,48 13 640 1,11 Diploma IV/S1/S2/S3 26 900 3,43 25 345 5,69 52 245 4,25 Jumlah 783 225 100 445 084 100 1 228 309 100

Sumber BPS Kabupaten Malang dalam Angka 2017 Data dari tabel ini menunjukkan bahwa dari angkatan kerja yang bekerja didominasi mereka yang

hanya mencapai Pendidikan setara SD (34,84%) diikuti oleh lulusan setara SMP (21,89%) dan belum tamat SD di angka 15,47%. Tidak terjadi perbedaan jumlah yang signifikan antara perempuan dan laki-laki di semua jenjang Pendidikan formal.

Tingkat pendidikan formal yang rendah, terbatasnya lahan garap di sektor petanian perdesaan erat hubungannya dengan tingkat kemiskinan, terutama permodalan untuk usaha pertanian. Pilihan menjadi tenaga kerja migran juga dihadapkan pada kualitas dan kompetensi yang rendah. Akibatnya mereka terjebak pada jenis-jenis pekerjaan kasar dan tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi (unskilled jobs). Selain itu, kalaupun mereka harus memilih menjadi tenaga kerja migran, itu harus dilalui dengan prosedur yang tidak sederhana, termasuk biaya yang tidak sedikit, bahkan sebelum mereka mendapat kepastian pemberangkatan sebagai pekerja migran. Kondisi ini yang kemudian menjadikan sebagian diantara mereka tetap tinggal di desa, mencoba bekerja seadanya, menunggu adanya tawaran pekerjaan, atau sementara menganggur.

Pada kelompok miskin, akses terhadap layanan peningkatan kompetensi dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja juga bukan hal sederhana. Kajian yang dilakukan RUMPUN menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja muda di perdesaan kurang mendapatkan informasi mengenai fasilitas pelatihan yang disediakan oleh pemerintah seperti BLK. Kalaupun sebagian dari mereka dapat mengaksesnya, itupun belum tentu menyediakan pelatihan keterampilan yang mereka butuhkan. Di sisi lain beragam lembaga pelatihan atau kursus yang ada di kabupaten Malang tidak selalu bisa dijangkau para angkatan kerja muda di perdesaan, baik karena geografis maupun karena biaya.

Bagi angkatan kerja perempuan muda perdesaan, persoalan bisa bertambah karena pandangan tradisional masyarakat. Kajian RUMPUN menemukan bahwa tidak mudah bagi sebagian perempuan muda untuk keluar jauh dari desa, baik untuk mengikuti kursus atau mencari pekerjaan. Bila mereka telah mencapai usia cukup (termasuk menamatkan pendidikan setara SMP) dinilai sebaiknya segera menempuh pernikahan. Kemiskinan dan alasan agama (untuk proteksi terhadap perempuan) seringkali digunakan untuk mengurangi akses perempuan terhadap dunia luar yang lebih jauh.

C. Urgensi Peningkatan Kapasitas Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Saat ini dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada era revosulsi industri ke 4, dengan

penggunaan mesin yang massif menggantikan tenaga kerja manusia. Sementara dalam konteks kabupaten Malang dihadapkan pada masalah kemiskinan (terutama perdesaan) dan ketimpangan yang cukup tinggi. Ketimpangan antar sektor seperti pertanian dan non pertanian telah mengubah pola

16 Tidak tersedia data tahun 2016

16

Page 18: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

ketenaga-kerjaan dan pengupahan. Industrialisasi yang masih bertumpu pada wilayah perkotaan juga mendorong tenaga kerja perdesaan yang tidak terserap/tidak tertarik di pertanian perdesaan berada di kota. Di sisi lain, geliat industri dihadapkan pada persoalan efisiensi, yang juga berakibat pada persoalan tenaga kerja yang mampu diserap.

Di sisi lain, kemiskinan kabupaten Malang yang mencapai angka di atas 11persen merupakan tertinggi se Malang Raya. Yang menjadi ambisi pemerintah kabupaten Malang untuk menekan angka kemiskinan adalah dengan menggenjot sektor-sektor potensial yang memiliki daya ungkit – dengan mengurangi pengangguran angkatan kerja (terutama pemuda) sekaligus juga mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan dinamika pembangunan ekonomi lokal.

Kemiskinan dan potret angkatan kerja muda yang masih menganggur tidak hanya memiliki wajah ekonomi, namun juga mencerminakan persoalan sosial. Tenaga kerja muda yang tidak terserap dunia kerja atau tidak mampu menciptakan kegiatan produktif secara mandiri akan menjadi beban ekonomi dan sosial sekaligus. Untuk itu persoalan tenaga kerja muda ini harus dijawab dengan memetakan keduanya. Angkatan kerja muda perlu difasilitasi kapasitasnya untuk memasuki lapangan kerja baik dalam dunia usaha oleh industri ataupun kerja-kerja produktif yang bisa mereka ciptakan sediri secara berkesinambungan.

Kalaupun pengembagan kompetensi bagi angkatan kerja muda dimanfaatkan untu memasuki peluang kerja migran, sebaiknya juga sebagai skilled/trained labours. Namun demikian, tidak kalah pentingnya bagi pengambil kebijakan untuk menyiapkan kompetensi mereka untuk bekerja di dalam negeri bahkan di wilayah tinggalnya.

Lemahnya dukungan terhadap sektor pertanian ditambah dengan tekanan hidup desa yang tinggi mengakibatkan semakin tertekannya petani di pedesaan. Sebagian di antara mereka harus kehilangan lahan dan menjadi buruh tani, atau bermigrasi ke perkotaan, sehingga jumlah rumah tangga petani semakin lama semakin berkurang. Lemahnya daya saing sektor pertanian ini pulalah yang mengakibatkan perubahan struktur ekonomi di kabupaten Malang dimana telah terjadi pergeseran sektor utama dari pertanian menjadi non-pertanian.

Sementara di sisi lain desa tetap menjadi andalan bagi pembangunan Indonesia. Nawacita dengan fokus membangun dari pinggiran, menempatkan pemerintah desa memiliki kewenangan sekaligus sumberdaya yang lebih besar. Undang-Undang Desa mengamanatkan adanya dana desa yang relatif besar bagi pembangunan desa lewat BUMDes. Ada beragam kebijakan penggunaan dana desa yang bisa menggenjot ekonomi desa dan berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja lokal yang pada gilirannya juga untuk pengurangan kemiskinan. Misalnya, kebijakan pembangunan padat karya tunai.

UU Desa dan segala pirantinya termasuk skema BUMDes memungkinkan adanya beragam kegiatan produktif dilakukan di desa. Hal ini membutuhkan kebijakan pemerintah desa untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang handal, memiliki kompetensi dan keterampilan yang mumpuni. Peran pemerintah daerah bahkan hingga di tingkat desa menjadi penting untuk menyediakan dan memfasilitasi skema kebijakan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi angakatan kerja perdesaan. Peluang otonomi daerah dan adanya Undang-Undang Desa memungkinkan peluang kewenangan dan sumberdaya untuk membangun angkatan kerja muda yang produktif. Sudah saatnya kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja disusun selaras iklim pembangunan berbasis desa.

Selain masih bertumpu pada pertanian, Kabupaten Malang mengandalakan sektor pariwisata perdesaan yang lekat dengan dunia pertanian untuk menggenjot ekonomi lokal. Ini membutuhkan pemetaan potensi sekaligus masalah dalam infrastruktur sekaligus suprastruktur di desa. Kebijakan pemberdayaan tenaga kerja muda di perdesaan termasuk lewat penyiapan keterampilan dan kapasitas mereka yang harus disiapkan pemerintah kabupaten mesti sejalan dengan kebutuhan dan tatakelola pemerintahan desa.

17

Page 19: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Pemerintah kabupaten semestinya tidak bergerak sendirin dalam menyiapkan angkatan kerja yang berkualitas dan handal. Dengan kebijakan dan kewenangannya, peran Lembaga-lembaga penyedia pelatihan dan pihak swasta layak dipetakan kontribusinya.

“Butuh kebijakan mendorong pemerintah desa mengalokasikan dananya untuk pembangunan manusia, termasuk pengembangan

kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan di wilayahnya” – Tomie H, Kepala Bappeda Kabupaten Malang – 23 Mei 2018

Bab II – Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja A. Kebijakan Terkait Ketenagakerjaan Pemerintah Kabupaten Malang

Pemerintah Kabupaten Malang memiliki visi ‘Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah

dan Memiliki Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis Pedesaan”. Visi pembangunan Pemerintah Kabupaten Malang diterjemahkan lebih lanjut ke dalam misi yang tergambar pada skema di bawah sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016 - 2021.

Gambar 1. Bagan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Malang

Sumber: RPJMD Kabupaten Malang 2016 - 2021

18

Page 20: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Penanggulangan kemiskinan diterjemahkan lewat percepatan pembangunan di bidang

pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Dalam skema di atas juga jelas digambarkan, pembangunan berfokus pada orientasi perdesaan dengan tekanan sektor strategis wisata dan agrokompleks, terutama yang berbasis lingkungan tanpa meninggalkan prinsip kelestariannya. Dalam bidang ekonomi, termasuk di dalamnya adalah mendorong iklim usaha yang bisa menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran, baik iklim usaha untuk industri maupun yang bisa dilakukan secara mandiri oleh angkatan kerja.

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kabupaten Malang untuk periode 2016 - 2021 menyebutkan, bahwa yang harus menjadi tujuan utama sebagai penerjamahan RPJMD adalah:

1. Peningkatan informasi kerja, bursa kerja, serta perluasan kesempatan kerja 2. Peningkatan pelaksanaan perlindungan tenaga kerja dan kelangsungan usaha 3. Peningkatan keterampilan, produktifitas dan kompetensi tenaga kerja

Sementara isu strategis terkait langsung dengan angkatan kerja adalah:

1. Penguatan kualitas tenaga kerja 2. Pengurangan pengangguran 3. Peningkatan jenis kuantitas dan kualitas pelatihan 4. Peningkatan jumlah penempatan 5. Peningkatan sarana dan prasarana bekerja

Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dan berkontribusi untuk peningkatan daya saing daerah adalah dengan:

1. Peningkatkan serapan tenaga kerja dengan memberikan fasilitas kegiatan bursa keja; 2. Peningkatan pasar serapan kerja melalui sosialisasi industri padat karya; 3. Peningkatan sosialisasi pendidikan sekolah penduduk usia 25 tahun dan pemberian

beasiswa bagi siswa tidak mampu; 4. Peningkatkan serapan tenaga kerja dengan mengevaluasi kurikulum yang relevan sesuai

kebutuhan kerja; Ini menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi utamanya akan dikerahkan dengan peningkatan

penyerapan tenaga kerja lokal yang memiliki daya ungkit dinamika ekonomi, peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan. Dalam scenario peningkatan IPM, kualitas tenaga kerja yang akan diserap menjadi hal yang vital. Dengan demikian kebijakan ketenagakerjaan tidak lagi hanya terkait pada penyiapan kompetensi sebagai tenaga kerja migran. Namun bahkan diharapkan mengisi dan menciptakan peluang kerja di daerah.

Di sisi lain pemerintah kabupaten Malang telah memiliki Peraturan Daerah (PERDA) No 8/2016 tentang Penyelenggaran Ketenagakerjaan yang bertujuan:

1. perencanaan tenaga kerja direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu di daerah; 2. kebijakan sistem latihan kerja nasional dapat diimplementasikan dengan baik dan benar di

daerah; 3. kebijakan produktivitas dapat diimplementasikan dalam rangka peningkatan produktivitas

daerah; 4. kebijakan penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja dilakukan secara terpadu; 5. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan

kebutuhan pembangunan daerah; dan 6. kebijakan perlindungan tenaga kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan

jaminan sosial tenaga kerja dan keluarga diarahkan dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja.

19

Page 21: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Terkait dengan kebutuhan peningkatan kompetensi, PERDA tersebut juga menekankan bahwa setiap tenaga kerja berhak atas fasilitas pelatihan yang bertujuan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pemerintah memiliki kewenangan mengatur pelatihan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha. Dalam melakukan tugas ini, pemerintah bisa melakukan kerjasama dengan kelompok pengusaha. Peran lembaga penyelenggara pelatihan juga penting dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja.

Kebijakan pemberdayaan tenaga kerja lewat pelatihan bisa diukur dari ketersediaan program dan anggaran. Anggaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2018 sebesar Rp 9.530.122.600 dari total APBD 2018 sebesar Rp 3.919.235.773.458,43. Ini setara dengan 0,243%. Sementara program kegiatan terkait pelatihan dan keterampilan kerja sebesar Rp 3.356.688.000 sebagaimana dalam tabel di bawah17. Tabel 11: Program dan Kegiatan Dinas Tenaga Kerja th 2018 terkait pelatihan dan ketrampilan kerja

No Program dan Kegiatan Jumlah 1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja a. Penguatan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan bagi

Tenaga Kerja Industri hasil Tembakau 99.119.000

b. Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja 653.042.000 2 Program Pembinaan Lingkungan Sosial a. Penguatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan padat karya

yang dapat mengentaskan kemiskinan, mengurangi pemgangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi

1.000.000.000

b. Pelayanan penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja bagi Pencari Kerja

399.928.500

c. Pembinaan Kemampuan dan Ketrampilan Kerja bagi Tenaga kerja dan Masyarakat

1.000.071.500

3 Pelatihan Transmigrasi Lokal 204.527.000 Total 3.356.688.000

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Malang No 82 th 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun Anggaran 2018

B. Layanan Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Sebagaimana diatur dalam PERDA No 8/2016 tentang Penyelenggaran Ketenagakerjaan bahwa

setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelatihan guna peningkatan ompetensi, dan pemerintah dapat penyelenggarakan pelatihan sesuai kebutuhan bersama dengan pihak lain.

Ada beragam bentuk peningkatan kapasitas dna kompetensi tenaga kerja. Selain pelatihan juga bisa dilakukan lewat pemagangan. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.

17 Peraturan Daerah Kabupaten Malang No 82 th 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun Anggaran 2018

20

Page 22: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Pelatihan tenaga kerja bisa deselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Kerja adalah lembaga yang menyelenggarakan pelatihan kerja bagi tenaga kerja untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Lembaga Pelatihan Kerja Swasta adalah lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh swasta atau lembaga pelatihan kerja di perusahaan.

Di Kabupaten Malang terdapat satu unit Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) di Singosari, satu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), 62 PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan 90 Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) termasuk Lembaga Latihan Swasta (LLS).

Selain itu ada 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan 117 Swasta. Pada tahun 2016 SMK mampu meluluskan 6.074 siswa dan hanya 3.978 yang terserap dalam dunia kerja18.

Sementara BLK Singosari Malang yang memiliki cakupan kerja se-Jawa Timur, menjadikan akses bagi tenga kerja kabupaten Malang terbatas. Satu tahun ada beberapa tahap pelatihan dengan beragam kejuruan baik yang didukung APBD maupun APBN. Untuk tahun 2018 ada sejumlah kejuruan Teknik yang dilatihkan oleh BKLI19, yakni:

Tabel 12. Jenis Pelatihan oleh BLKI Singosari Malang Tahun 2018

Dana APBD Dana ABPN 1. Automotif Diesel 2. Salon Kecantikan 3. Teknisi Juru Las SMAW 3G 4. Mesin Perkakas 5. Operator Permesinan 6. PLC 7. Instalasi Listrik 8. Garmen 9. Operator Mesin Jahit 10. Administrasi. Kantor 11. Survey Pemetaan 12. Akuntansi 13. Instalasi Listrik 14. Teknik Komputer Jaringan 15. Operator Komputer 16. Perhotelan

1. Mekanik Junior Sepeda Motor 2. Operator Basic Office 3. Instalasi Penerangan 4. Menjahit Pakaian Sesuai Style /Pakaian Pria Wanita 5. Operator Garmen 6. Juru Las SMAW 3 G 7. Dynamic Web Program 8. Staff Administrasi 9. Kendaraan Ringan 10. Digital Animator / Multimedia 11. Bahasa Inggris 12. Otomasi Industri 13. Operator Bordir Mesin 14. CNC

Sumber: website BLKI Singosari - diolah20

Peserta pelatihan bisa mendapatkan sertifikat kompetensi dan terbuka bagi siapapun tanpa

mengharuskan latar belakang pendidikan formal yang diselesaikan. Namun calon peserta diwajibkan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam beberapa tahapan tes.

BLKI telah menerapkan pengumunan dan pandaftaran secara on-line, yang dianggap memudahkan calon peserta mengaksesnya.

Balai Latihan Kerja juga memiliki unit layanan pelatihan bergerak (mobile training unit) yang bisa menyelenggarakan pelatihan di wilayah tinggal (calon) tenaga kerja, minimal 16 peserta desa bisa mengajukan pelatihan di desa. Pendekatan menjemput bola ini bisa menjangkau sasaran yang lebih luas karena bisa mengurangi biaya transportasi yang harus dikeluarkan peserta pelatihan. Ini berlaku untuk semua jenis layanan pelatihan yang disebutkan di atas, kecuali pelatihan mengelas. Untuk pelatihan ini, kalaupun diiikuti secara mandiri oleh peserta, biayanya relatif mahal (untuk tahun 2017, harga paket pelatihan ini mencapai Rp. 5.520.000/per siswa untuk masa 3 bulan).

18 BPS, Kabupaten Malang Dalam Angka 2017

19 longanmalang.blogspot.co.id, diakses 6 Mei 2018:13.55 20 Dirangkum dari dua tahap pelatihan (hingga Maret 2018), tidak ada informasi keseluruhan pelatihan dalam setahun

21

Page 23: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Di kabupaten Malang juga terdapat 1 unit pelaksana teknis (UPT) pelatihan kerja pertanian dan pengembangan tenaga kerja luar negeri Wonojati21 yang memberikan layanan pelatihan untuk calon TKI terutama untuk penguasaan bahasa asing dan persiapan pemberangkatan kerja. Layanan pelatihan khusus lainnya adalah Training Of Trainer (Tot) / Metodologi Pelatihan, Achivement Motivation Training (Amt), Assisten Instruktur Pertanian (As-In), Upgrading Instruktur, Manajemen Agribisnis (Kewirausahaan), Production Training(Ptc), Short Course Purna Tugas, Tenaga Operator, Teknisi, Mekanik Traktor. Selain itu juga ada pelatihan regular yang menggunakan dana APBD dan APBN, yakni: a. APBD: Pelatihan pertanian, perikanan, peternakan, mekanisasi pertanian, pengendalian hama

terpadu pertanian, menjahit dan mebeler b. APBN yang setara dengan D3 dan untuk institusi: Pelatihan pertanian, peternakan, perkebunan,

mekanisasi pertanian, pengendalian hama terpadu pertanian, dan mixed farming Meskipun disebutkan dalam Renstra Disnakertrans bahwa kebutuhan peningkatan kompetensi

harus sesuai kebutuhan, namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai mekansime kajian kebutuhan pelatihan bagi angkatan kerja. Kajian RUMPUN menunjukkan bahwa pelatihan tidak selalu berkontribusi pada peningkatan kompetensi tenaga kerja. BLKI22 menyatakan bahwa angkatan kerja muda kurang antusias mengikuti pelatihan kerja. Kalaupun mereka mengikuti pelatihan ketrampilan, itu sebagai pilihan dari pada menganggur23. Tantangan lain yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pelatihan keterampilan kerja yang tersedia adalah jumah tenaga pengajar semakin berkurang, fasilitas workshop dan mesin yang tidak update sesuai kebutuhan dunia kerja sekarang, rendahnya dana pelatihan dan sosialisasi yang tidak maksimal sehingga peserta pelatihannya juga sedikit24.

Diakui bahwa jenis pelatihan yang ditawarkan membutuhkan peningkatan keragaman sesuai dengan perubahan sektor utama pembangunan kabupaten Malang yang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perubahan gaya hidup, termasuk bidang minat kerja angkatan kerja muda dan perempuan perdesaan. Bila dikaitkan dengan sektor potensial kabupaten Malang dalam pembangunan ekonomi, sektor wisata berbasis masyarakat bisa menjadi suatu fokus dalam penyerapan tenaga kerja. Termasuk di dalamnya menata dan mengelola bentuk kompetensi ikutan yang dibutuhkan25.

C. Desa sebagai Basis Pemberdayaan Tenaga Kerja (UU Desa)

Pemerintahan Jokowi menetapkan pilar pembangunan lewat nawacita, dengan salah satu

tekanannya adalah membangun dari pinggiran. Undang-Undang No 6/2014 tentang Desa (disebut UU Desa) dinilai sebagai kebijakan yang sangat fundamental pada perubahan pendekatan pembangunan dan upaya pengurangan ketimpangan.

Jika implementasi UU Desa sesuai dengan aturan, desa akan mampu menciptakan city state yang sebenarnya sebagaimana Singapura. Artinya, desa harus didorong untuk bisa membangun seperti halnya sebuah negara/pemerintahan, baik dalam aspek politik, sosial, maupun ekonomi26.

Reinald Kasali menulis: “Indonesia konsisten membangun desa dan membawa kaum muda yang masih produktif untuk berkarya di desa. Berkarya apa? Bisnis online yang kini jadi andalan kaum muda perkotaan itu tentu ada batasnya. Ketika internet memotret gaya hidup baru dan mendekatkan manusia, maka ribuan produk konsumsi yang kita kenal pun akan menjadi barang inferior. Artinya, peningkatan pendapatan justru bisa membuat permintaan produk-produk tertentu menjadi barang

21 blkwonojati.blogspot.co.id diakses pada 7 Mei 2018: 06.30 (informasi hanya sampai tahun 2012 dan sangat tidak lengkap) 22 Di bawah kewenangan pemerintah provinsi Jatim, berada di kecamatan Singosari kabupaten Malang, memiliki cakupan

kerja seprovinsi. 23 Wawancara dengan Pelaksana Sertifikasi BLKI Jatim di Singosari26 Oktober 2017. 24 Wawancara dengan BLKI Jatim di Singosari, 26 Oktober 2017.

25 Wawancara dengan Pelaksana Sertifikasi Disnakertrans, 26 Maret 2018.

26 lipi.go.id diakses 2 Mei 2018: 0815

22

Page 24: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

inferior dan turun. Artinya terjadi shifting besar-besaran yang berakibat banyak pekerjaan hilang. Tak pernah terbayangkan cokelat buatan Mayora bisa menjadi inferior goods karena konsumen yang pendapatannya naik malah memilih menabung lebih banyak supaya bisa berkunjung ke Umbul Ponggok di Klaten, menjalankan ibadah umroh atau melihat tembok raksaksa di Tiongkok. Bisa dibayangkan bila pekerjaan-pekerjaan yang biasa “menarik” kaum muda itu terdisrupsi”27.

Artikel yang sama juga menyoroti tentang skema BUMDES dan peluang yang terbuka bagi desa atas adanya UUDesa. UU Desa membuka peluang adanya pemerintah desa dan masyarakatnya untui mengelola desa berbasis kebutuhan lokal. UU juga mengamanatkan pendekatan pembangunan yang lebih partisipatif dan transparan, termasuk pentingnya keterlibatan kelompok perempuan. Pengambilan keputusan yang menyangkut urusan strategis seperti investasi, pengelolaan sumber daya alam, kerjasama antar desa, dan segala hal menyangkut hajat hidup warga harus melibatkan warga dalam forum musyawarah desa.

Pengembangan ekonomi desa perlu menitikberatkan pada produktivitas, pembukaan lapangan kerja, dan kesejahteraan warga. Kebutuhan desa untuk memperkuat pilar ekonomi membutuhkan terobosan alternatif, orientasi baru dengan memanfaatkan peluang UU Desa. Misalnya saja pengembangan desa wisata yang dapat membantu mengatasi persoalan kemiskinan, mencegah arus capital flight, memperkuat semangat ketahanan desa, menumbuhkan inovasi komunitas, dan memelihara keseimbangan ekologi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan aset desa, pengelolaan alokasi dana desa secara transparan, akuntable, dan partisipatif, serta menggerakkan demokrasi desa untuk partisipasi warga serta kontrol pemerintah28.

D. Identifikasi Aktor Kunci Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan “Lewat sinkronisasi kerja dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappenda), dihasilkan program kerja pelatihan yang lebih efektif serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari hasil sinkronisasi tersebut, pihaknya memiliki data potensi mengenai pariwisata yang memerlukan penguatan melalui pelatihan di dalam masyarakatnya”. M Yekti Pracoyo Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Malang (malangtimes), April 2018

Berdasarkan analisis data makro dan hasil survei yang dilakukan RUMPUN atas situasi angkatan kerja di Kabupaten Malang, otoritas formal (pemerintah/daerah) sulit menjalankan upaya mandiri dalam mengurangi potensi pengangguran terbuka, terutama angkatan kerja muda dan perempuan. Salah satu strategi yang bisa didorong yaitu menerapkan pendekatan multiaktor dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja.

Pendekatan multiaktor perlu ditempuh karena data ketenagakerjaan di Kabupaten Malang menunjukkan bahwa, angkatan kerja muda dan perempuan tidak bisa sepenuhnya terserap di sektor-sektor dominan, terutama pertanian dan manufaktur. Selain itu, program pemerintah hanya mampu menghasilkan output yang terbatas. Pada tahun 2017, Kabupaten Malang hanya mampu melatih 844 orang. Kapasitas peningkatan kompetensi angkatan kerja ini sangat kecil (1,38 persen) dari total angkatan kerja yang mencari pekerjaan dan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (total

27 "Efek Disrupsi, Mungkinkah Kembali ke Desa?", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/30/060000426/efek-disrupsi-mungkinkah-kembali-ke-desa. diakses tanggal 2 Mei 2018: 08.25

28 Pikiran-Rakyat.com diakses 2 Mei 2018:09.00

23

Page 25: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

60.936 orang) berdasarkan angka pengangguran terbuka 2015. Pada 2018, hanya tersedia anggaran Rp 3.356.688.000 untuk program pelatihan dan keterampilan tenaga kerja. Kapasitas input sebesar itu tentunya tidak sebanding dengan tingginya angka ringkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Malang.

Karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sebaiknya mulai melakukan identifikasi aktor non-pemerintah yang memiliki komitmen dan kapasitas untuk bermitra mengurangi angka pengangguran terbuka di Kabupaten Malang. Gambar 2 menunjukan peta aktor (actor map) yang potensial menjadi mitra Pemkab Malang untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing angkatan kerja, khususnya angkatan kerja muda dan perempuan.

24

Page 26: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Gambar 2. Peta Aktor Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Muda dan Perempuan

Masyarakat Sipil Pekerja

Dunia Usaha Pemkab Malang

Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Asosiasi BPD

Lembaga Pendidikan Tinggi dan Vokasi

Lembaga Pendidikan Menengah dan Kejuruan

ORMAS/OKP

Media

Asosisasi Pemerintah Desa

DPRD Kab. Malang

Asosiasi BUMDes

Asosiasi OKP Desa

Ekonomi Kreatif

Berdasarkan hasil kajian data makro, survei, dan studi lapangan (fieldwork), kertas kebijakan ini menetapkan peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan sebagai target masalah kebijakan yang akan diatasi. Sebagaimana divisualkan dalam gambar 2, peta aktor terbagi pada tiga pilar aktor yang relevan dalam angkatan kerja, yaitu pemerintah, swasta atau dunia usaha dan perbankan, serta masyarakat.

Pemkab Malang dan DPRD mewakili aktor pemerintahan (formal). Pihak lembaga formal lainnya yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu pemerintah desa dan BPD (badan Permusyawaratan desa) yang memiliki otoritas dan berdekatan langsung dengan angkatan kerja di sebagian besar wilayah Kabupaten Malang. Sementara aktor swasta mencakup pula perbankan dan pelaku atau asosiasi pelaku ekonomi kreatif. Berikutnya, masyarakat mencakup berbagai organisasi baik yang secara spesifik memiliki fokus kegiatan dalam ketenagakerjaan atau secara tidak langsung memiliki anggota perempuan dan pemuda.

Tabel 13 lebih rinci menjelaskan aktor-aktor yang relevan dan bisa berkontribusi dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Pemerintah Kabupaten Malang tidak hanya diwakili oleh Dinas Tenaga Kerja yang langsung menangani masalah ketenagakerjaan, berdasarkan analisis masalah, dinas-dinas lain bisa terlibat. Misalnya, pelibatan dinas pendidikan penting dilakukan mengingat banyaknya lulusan SMK yang sulit terserap ke pasar kerja, sehingga perlu terobosan tertentu agar lulusan SMK memiliki kompetensi yang relevan dengan pasar kerja.

Sementara itu, pelibatan dunia usaha tidak hanya diwakili oleh asosiasi pengusaha, melainkan perusahaan-perusahaan besar yang berlokasi di Kabupaten Malang yang bisa berkontribusi menjelaskan kebutuhan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Tidak berhenti di situ saja, sektor swasta bisa pula membantu proses pemagangan bagi angkatan kerja muda dan perempuan, termasuk penyerapan tenaga kerjanya.

Pelibatan aktor-aktor dari masyarakat bisa membantu mengetahui kebutuhan pelatihan dan upaya-upaya mereka dalam meningkatkan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Peran lembaga keuangan dibutuhkan guna menjelaskan instrumen perbankan tertentu yang bisa diakses angkatan kerja muda dan perempuan saat memilih berusaha mandiri atau terjun ke dunia usaha.

25

Page 27: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Tabel 13. Identifikasi dan Klasifikasi Aktor Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Dunia Usaha • APINDO • KADIN • GAPENSI • HIPMI • Perwakilan Perusahaan (Otsuka,

Bentoel, Ekamas Fortuna, dan lainnya) • GAPEROMA (Gabungan Pengusaha

Rokok Malang) • PHRI

Pemkab Malang • Dinas Pendidikan • Dinas Pemuda dan Olahraga • Dinas Sosial • Dinas Tenaga Kerja • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa • Dinas Pariwisata dan Kebudayaan • Dinas Perindustrian dan Perdagangan • Dinas Koperasi dan Usaha Mikro • Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan

Perkebunan • Dinas Komunikasi dan Informatika • Dinas Perikanan • Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan • Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak • Badan Perencanaan Pembangunan Daerah • Bagian Tata Pemerintahan • Bagian Organisasi

Ekonomi Kreatif • Malang Creative Fusion • Pelaku usaha ekonomi kreatif

DPRD Kabupaten Malang • Komisi II (Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat) • Komisi III (Keuanga) • Komisi IV (Pembangunan)

Masyarakat Sipil Pekerja • SPSI Kabupaten Malang • SBSI Kabupaten Malang • Organisasi pekerja lainnya

Pemerintah Desa • Asosiasi Pemerintah Desa Kabupaten Malang

BUMDes • Asosiasi BUMDes Kabupaten Malang

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) • Asosiasi BPD Kabupaten Malang

Media • AJI • PWI • IJTI

Lembaga Pendidikan Tinggi dan Vokasi • JPC (Job Placement Center) UB • JPC UM * JPC UIN • JPC UMM * JPC UNMER

Ormas/OKP/LSM • OKP NU • OKP Muhammadiyah • OMEKS Kampus (HMI, PMII,

IMM, GMNI) • Fatayat • Muslimat • Tim Penggerak PKK • Aisyiah • Nasiyatul Aisyiah • NGO Perempuan • NGO Angkatan Kerja

Lembaga Pendidikan Menengah dan Kejuruan • MKKS SMA • MKKS SMK

Lembaga Keuangan • Bank komersial • Bank Perkreditan Rakyat

OKP Desa Asosiasi Karang Taruna

Pemerintah desa, BUMDes, dan BPD merupakan tiga aktor penting yang berpotensi mendorong

perbaikan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Institusi pada level desa memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami kebutuhan peningkatan kompetensi angkatan kerja muda

26

Page 28: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

dan perempuan di desanya. Desa bisa memilih dan menyediakan fasilitas tertentu untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan.

Peran media tidak bisa dipinggirkan. Media memiliki kekuatan bukan sekadar memberitakan situasi angkatan kerja muda dan perempuan. Pada saat yang sama, media berperan meningkatkan kesadaran pentingnya peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan bagi semua kalangan.

Sementara itu, tabel 14 menunjukan urgensi keterlibatan masing-masing aktor. Setiap aktor memiliki kepentingan untuk terlibat dalam, juga, memiliki atau bisa memberi manfaat dalam partisipasinya peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan.

Tabel 14. Kepentingan, Manfaat, dan Prioritas Keterlibatan Aktor dalam Peningkatan

Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Aktor Kepentingan Manfaat

Terdampak atau Mempengaruhi Kompetensi

Tenaga Kerja Muda dan Perempuan

Prioritas Keterlibatan aktor dalam kebijakan

Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Muda dan

Perempuan Terdampak Mempengaruhi Tinggi Cukup

Pemkab Malang

Kepercayaan publik

Pelayanan publik * *

DPRD Kinerja Perwakilan

Pelayanan konstituen

* *

Pemerintah Desa

Kepercayaan warga

Mengurangi Penganggura terbuka

* *

BPD Kemitraan pemdes

Mendorong kinerja pemdes

* *

Lembaga Pendidikan Tinggi dan Vokasi

Kepercayaan publik

Mempersiapkan SD kompeten dan kapabel

* *

Lembaga Pendidikan Menengah dan Kejuruan

Kepercayaan publik

Mempersiapkan SD kompeten dan kapabel

* *

Dunia Usaha

Keuntungan dan keberlanjutan usaha

Mendapat tenaga kerja kompeten

* *

Ekonomi Kreatif

Pasar, keuntungan dan keberlanjutan

Mendapat tenaga kerja kompeten

* *

Masyarakat Sipil Pekerja

kelayakan kerja

Penguatan kenggotaan baru yang profesional

* *

Media Iklan Bahan berita, koalisi anggota media

* *

Ormas/OKP Mendukung kepentingan angkatan kerja

Memperluas opsi dan peluang kerja

* *

OKP Desa (Katar)

Mendukung kepentingan angkatan kerja

Memperluas opsi dan peluang kerja

* *

27

Page 29: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Di luar kepentingan dan manfaat, masing-masing aktor dapat ikut menentukan pengaruhnya dalam pembuatan dan/atau implementasi kebijakan terkait peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Sementara dunia usaha merupakan aktor yang secara langsung terdampak dari situasi angkatan kerja muda dan perempuan. Mendapatkan angkatan kerja muda dan perempuan lokal yang berkompeten memberi manfaat bagi dunia usaha, khususnya dalam memahami karakter lokal dan menjadikanya nilai tambah dalam aktifitas dunia usaha. Sektor Pilihan Kabupaten Malang Untuk Masalah Ketenagakerjaan dan Pengurangan Kemiskinan

Sektor pertanian dalam arti luas masih menjadi andalan dinamika menggenjot dinamika ekonomi kabupaten Malang. Namun disadari bahwa sektor ini menaglami pergeseran sebagaimana ditunjukkan data di bagian atas. Dinyatakan dalam RPJMD bahwa pergeseran perekonomian Kabupaten Malang dari kategori primer ke kategori sekunder dan tersier tengah berlangsung. Pergeseran adalah sesuatu yang wajar terjadi pada suatu pembangunan ekonomi. Akan tetapi, pergeseran yang terjadi di Kabupaten Malang tampaknya mulai merubah aset penting, yaitu pertanian. Kondisi demikian, dapat ditinjau dari beralihfungsinya hamparan lahan pertanian menjadi lahan bangunan baik pemukiman, pertokoan, perkantoran, perumahan maupun lainnya. Apabila keadaan ini terus dibiarkan berlangsung tanpa pengendalian secara ketat dan konsisten, maka dikhawatirkan Kabupaten Malang tidak lagi menjadi pemasok pangan utama dibagi daerah sekitar.

Dibutuhkan upaya untuk menjadikan sektor pertanian atraktif bagi angkaatn kerja muda, termasuk agribisnis dana tau mengkobinasikannya dengan sektor lain yang mampu menajdi pengungkit. Salah satunya yang dinilai potensial dewasa ini adalah mengkobinasikannya dengan sektor pariwisata.

Salah satu strategi penyerapan tenaga kerja muda dan perempuan perdesaan yang dinilai menjanjikan adalah lewat pengembangan desa wisata berbasis masyarakat. Sektor wisata merupakan salah satu industri yang ramah lingkungan dan berperan besar bagi pendapatan wilayah jika dapat dikelola secara baik. Sektor ini juga diharapkan sebagai upaya penurunan angka kemiskinan kabupaten Malang29.

Kabupaten Malang memiliki obyek wisata yang beranekaragam dan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Malang Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang mengalami peningkatan karena adanya pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW), dukungan anggaran terhadap penyelenggaraan acara budaya dan upaya promosi yang gencar.

Sektor pariwisata menyumbang 1,2 Miliar di tahun 201630 yang sebagian besar disumbang oleh kunjungan wisatawan lokal yang mencapai 5.719.881 orang.31 Bisa jadi angka PAD yang disumbang oleh sektor pariwisata ini terlalu kecil dibandingkan dengan potensinya, sebagaimana yang bisa digambarkan dalam pengalaman dua desa dalam kertas kerja ini, yang melakukan pembangunan desanya menjadi wisata berbasis masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Disnakertrans, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dianggap paling menggeliat bagi penyerapan tenaga kerja lokal yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah.

Sektor ini memiliki turunan kegiatan produktif yang relatif banyak, seperti pengadaan cenderamata, kulinari, akomodasi dan penginapan, wahana bermain dan edukasi, ekonomi kreatif berbasis teknologi komputasi (seperti dokumentasi film, dll), serta terkait hospitality (seperti guide dll). Ini semua merupakan area penyerapan tenaga dan peningkatan pendapatan yang sangat potensial termasuk sebagai upaya penaggulangan masalah ketenagakerjaan.

29 Angka Kemiskinan di Kabupaten Malang Masih Cukup Tinggi, http://suryamalang.tribunnews.com/2017/11/28/angka-kemiskinan-di-kabupaten-malang-masih-cukup-tinggi diakses 8 Mei 2018:07.00

30 http://www.malangtimes.com/baca/18105/20170420/110916/pengelolaan-wisata-pantai-terkendala-dprd-kabupaten-malang-minta-rekomendasi-kemenpar/

31 BPS Kabupaten Malang dalam Angka 2017

28

Page 30: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Namun diakui bahwa belum semua usaha produktif terkait wisata berbasis masyarakat ini dilakukan secara optimal yang disebabkan karena rendahnya kompetensi sumberdaya manusia/tenaga kerja. Misalnya, penyediaan merchandise terkait kabupaten Malang, meskipun tersedia pagi wisatawan, belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja lokal, namun dikerjakan oleh pembuat luar kota seperti Yogyakarta dan wilayah lainnya. Selain itu, pelatihan-pelatihan bagi calon tenaga kerja masih perlu dikembangkan bahasan-bahasan atau konten terkait dengan kepariwisataan. Pemetaan ini selain menemukan kesenjangan kompetensi tenaga kerja, juga sekaligus peluang sub-sektor lainnya yang bisa diterjemahkan ke dalam paket-paket pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi penyelenggara pelatihan.32

32 Wawancara dengan Kabid Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Disnakertrans kabupaten Malang, 26 Maret 2018

29

Page 31: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Bab III – Beberapa Praktik Baik Implementasi Pemberdayaan Angkatan Kerja Muda

A. Pengalaman Desa Sanankerto

• Profil Ketenagakerjaan

Desa Sanankerto adalah salah satu desa yang secara administratif merupakan bagian dari wilayah

Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Merujuk profil Desa Sanankerto 2017, desa ini bercorak agraris dengan hampir seluruh warganya bermatapencaharian di sektor pertanian (35,4 persen) dan peternakan (41,3 persen). Hingga tahun 2017, jumlah penduduk Desa Snankerto mencapai 3.998 orang yang didominasi penduduk usia 18-56 tahun mencapai proporsi 56,6 persen.

Selain corak agraris yang dominan, Desa Sanankerto memiliki anugerah (endowment) lain yang berbeda dari desa lainnya, yaitu lahan konservasi bambu dan sumber atau mata air yang sudah ditemukan sejak kali pertama leluhur yang membuka desa ini (Mbah Singorejo). Faktor anugerah inilah yang kemudian menjadi branding desa hingga memperkenalkan wahana wisata alam ‘Boon Pring’ atau masyarakat lokal mengenalnya dengan Wisata Andeman.

Awalnya, sumber air yang terletak di kawasan konservasi bambu tersebut dikembangkan pada 1978 oleh Dinas Pengairan Kabupaten Malang. Fungasi awal embung desa dimanfaatkan hanya untuk pengairan lahan sawah seluas ± 124 ha. Selain itu embung desa juga cukup untuk mengairi lahan sawah di dua desa tetangga, yaitu Desa Pagedengan dan Desa Sananrejo. Mulai tahun 2015, embung desa mulai dimanfaatkan selain untuk pengairan sawah, yaitu sebagai ekowisata dan budidaya ikan.

Perihal profil ketenagaakerjaan Desa Sanankerto (2017), angkatan kerja perempuan (1.143 orang) sedikit lebih banyak dari angkatan kerja perempuan (1.118 orang). Angkatan kerja perempuan sedikit lebih produktif dari laki-laki (1.170 berbanding 1.032 dari 2.102 angkatan kerja yang bekerja.

Tabel 15. Angkatan Tenaga Kerja Desa Sanankerto 2017

Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan

Penduduk usia 18 - 56 tahun 1118 orang 1143 orang Penduduk usia 18 - 56 tahun yang bekerja 1032 orang 1070 orang Penduduk usia 18 - 56 tahun yang belum atau tidak bekerja 86 orang 73 orang Penduduk usia 0 - 6 tahun 185 orang 176 orang Penduduk masih sekolah 7 - 18 tahun 443 orang 404 orang Penduduk usia 56 tahun ke atas 225 orang 304 orang Angkatan kerja 1118 orang 1143 orang

(Sumber: Profil Desa Sanankerto Tahun 2018)

Begitu pula dengan angka pengangguran. Jumlah perempuan usia produktif yang tidak bekerja (73 orang) lebih sedikit dari angkatan kerja laki-laki (86 orang). Berdasarkan profil ketenagakerjaan itu, secara sederhana bisa dikatakan bahwa partisipasi angkatan kerja perempuan lebih baik dari laki-laki. Meskipun demikian profil tersebut belum mampu menjelaskan lebih dalam terkait kualitas partisipasi angkatan kerja perempuan. Selain itu, profil itu belum bisa menyajikan data segregasi usia sehingga bisa membedakan partisipasi angkatan kerja muda (pemuda) di Desa Sanankerto

30

Page 32: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

• Kontribusi Kepemimpinan

“Sejak Kepala Desa (H. Subur, SE) menjabat, kami dapat memanfaatkan sumber daya alam (sumber air Andeman) lebih baik. ..... Apapun yang dibicarakan atau diperintahkan oleh kepala desa adalah suara pembaharuan”. (Indra Wayudi, Ketua Pokdarwis Desa Sanankerto).

Pada 2015, Desa Sanankerto ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagai satu dari 15 percontohan pengembangan desa wisata di Indonesia. Keberadaan sumber air atau embung Andeman dan kawasan konservasi bambu yang mencakup 36,8 hektar merupakan atraksi ekowisata yang dikembangkan Desa Sanankerto.

Tekad Desa Sanankerto menjadi salah satu ikon desa ekowisata berbuah manis. Ekowisata Boon Pring setiap pekannya bisa didatangi hingga 3.00 orang. Bahkan pada akhir pekan pengunjung mencapai 1.600 (sabtu-minggu). Jumlah tersebut meningkat saat libur lebih panjang, seperti liburan sekolah, Idul Fitri, dan tahun baru.

Pada 2017, ekowisata Boon Pring yang dikelola BUMDes Kerto Raharjo Desa Sanankerto mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes) sebesar Rp 90 juta. Selain itu, BUMDes mampu menyerap tenaga kerja hingga 50 orang dari warga setempat, sebagian di antaranya pemuda. BUMDes juga mampu memberikan beasiswa untuk meringankan biaya pendidikan siswa SD hingga SMA di Sanankerto.

Hasil penggalian kualitatif atas keberhasilan Desa Sanankerto menjadi salah satu ikon desa wisata tidak terlepas dari kontribusi kepemimpinan kepala desa, yang mulai memimpin desa sejak 2014. Ia mulai memimpikan gagasan desa wisata untuk desanya sejak 1980 lalu, saat ia masih aktif di Karang Taruna Sanankerto. Gagasan kreatifnya untuk mengadakan kegiatan Grebeg Sesucen 1.001 Tumpeng pada 2014 dengan mengundang Bupati Malang di kawasan sumber air dan kebun bambu menarik perhatian pemerintah daerah untuk ikut membantu pengembangan potensi wisata itu. Sejak saat itu, banyak bantuan dari pemerintah daerah dalam pengerukan sedimentasi embung dan bantuan perahu. Momen inilah yang kemudian menstimulus warga untuk ikut membantu mewujudkan Ekowisata Sanankerto.

Agar Desa Sanankerto menjadi desa wisata sesungguhnya, artinya seluruh wilayah desa bisa berperan dan menjadi atraksi wisata, kepala desa dan staf beserta BUMDes terus berkreasi agar ada atraksi baru di desanya, tidak hanya mengandalkan Boon Pring. Menurut Sugiyono Sekretaris Desa Sanankerto, sejak 2017 mulai dikembangkan program “Kampung Tematik” di wilayah-wilayah lain di Kawasan Desa Sanankerto, seperti kampung kerajinan, kawasan rumah pangan lestari, kampung ikan, dan lainnya.

• Tata Kelola Desa Wisata Sanankerto

Wawancara langsung dengan kepala desa terkaittata kelola Desa Wisata Sanankerto, bahwa

keberhasilan pengembangan potensi alam Sanankerto menjadi daya tarik ekowisata Boon Pring bukalah hasil unjuk kerjanya semata, melainkan kerja sama semua pihak, terutama staf kantor desa dan masyarakatnya, terutama pemuda (karang taruna), Pokdarwis, dan BUMDes.

Bagi kepala desa, semua pihak tersebut berkontribusi dalam pengembangan Desa Wisata. Mereka merupakan orang-orang hebat yang terus bekerja di belakang layar melayani kebutuhan warga Desa Sanankerto dan melayani siapa saja yang berkepentingan dengan desa ini.

Modal tata kelola lainnya, yaitu tingkat kepercayaan satu terhadap yang lain merupakan kunci keberhasilan berkembangnya Desa Sanankerto hingga saat ini. Kepala desa melihat semangat kerja para staf di BUMDes, Pokdarwis, Karang Taruna, dan staf desa sangat baik dan mereka selalu bertanggung jawab terhadap peran dan fungsinya masing-masing tanpa menunggu perintah. Ketika ada

31

Page 33: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

sesuatu pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan, dengan sigap para staf ini langsung menanganinya sebisa mungkin tanpa harus menunggu perintah atau koordinasi dari kepala desa.

Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata tidak bisa diremehkan. Partisipasi warga nampak dari keikursertaan mereka dalam setiap undangan yang dibuat oleh Pemerintah Desa. Setiap hari jumat sore diadakan kerja bakti membersihkan lokasi Objek Wisata Andeman dengan melibatkan masyarakat desa. Kehadiran warga masyarakat dalam setiap undangan kerja bakti menunjukkan rasa tanggung jawab membangun untuk perkembangan desa mereka.

Selain itu, ada satu unsur masyarakat lainnya yang berperan dalam pengembangan ekowisata, yaitu Kelompok Tani Bambu Boon Pring. Kelompok Tani Boon (Anugerah- bahasa Sanankerta) Pring (Bambu, bahasa Jawa) berperan dalam konservasi dan diversifikasi varietas bambu di kawasan ekowisata. Hingga pada 2015 kawasan itu ditetapkan pula sebagai Arboretrum atau Kebun Botani, khususnya Bambu.

Tabel 16. Aktivitas Potensial Meningkatkan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

Desa Sanankerto Berkaitan Aktivitas Ekowisata Tidak Terkait Aktivitas Ekowisata

1. Homestay (pengelola, house keeping) 2. Outbond (instruktur) 3. Penjual makanan 4. Pembuat Suvenir 5. Pembuat makanan khas 6. Pegawai BUMDes/pengelola Ekowisata 7. Guide Wisata Edukasi Arboretrum

Bambu 8. Penjual suvenir dan mainan 9. Pembudidaya ikan hias 10. Pemulia tanaman hias 11. Penyewa kuda tunggang

1. Petani 2. Buruh tani 3. Jasa transportasi/sopir (ojek, angkutan kota,

truk) 4. Tukang kayu 5. Tukang batu 6. Pedagang keliling 7. Asisten rumah tangga 8. Peternak 9. Montir 10. Perajin dan pekerja pembuatan tusuk sate

dari bambu Sumber: Profil Desa Sanankerto 2018 dan Hasil Observasi

Keterlibatan pihak lain di luar entitas Desa Sanankerto telah membantu dalam hal pemberdayaan

masyarakat, terutama kaitannya dengan pengembangan desa wisata. Bagi Pemerintah Desa Sanankerto dan BUM Desa Sanankerto, bantuan-bantuan itu sangat membantu dalam pengembangan desa apalagi bantuan untuk pengembangan sektor pariwisata Andeman.

Misalnya, bantuan dana yang pernah diberikan oleh Kementrian Desa sebesar Rp. 50 Juta dan Kementerian Pariwisata Rp. 150 Juta pada 2017 lalu. Selain itu, peran Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pariwisata, Dinas PUPR, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi turut serta menajalankan sejumlah program pemberdayaan. Meski demikian, keterlibatan pihak-pihak tersebut belum sepenuhnya mampu mendongkrak percepatan pengembangan desa wisata. Intinya, praktik usaha mandiri dan stimulus serta penyertaan modal dana desa untuk pengembangan ekowisata lebih efektif.

Meskipun demikian, peran BUMDes Kerto Raharjo lebih dominan dalam pengelolaan Ekowisata Boon Pring. Pemerintah Desa Sanankerto melegalisasi eksistensi BUMDes tersebut dengan penetapan Peraturan Desa Sanankerto Nomor 5 tahun 2016 tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Desa Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Salah satu tujuan penting pendirioan BUMDes Kerto Raharjo yang relevan dengan pengembangan Ekowisata Boon Pring yaitu mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa (Pasal 6 butir b).

32

Page 34: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

• Kerangka Kebijakan yang Mendorong Perkembangan Ekowisata Boon Pring

Selain ditetapkan dengan Perdes, pengelolaan ekowisata Desa Sanankerto berpegang pula pada Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga (AD/ART). Dalam usaha pengembangan ekowisata Pengurus dan para staf BUMDes Sanankerto selalu berpatokan pada AD/ART, sehingga segala pekerjaan mereka sesuai kesepakatan bersama dan tidak melanggar aturan-aturan AD/ART BUM Desa Sanankerto.

Wawancara dengan pengurus BUMDes menyampaikan bahwa memang mereka selalu berpatokan aturan-aturan AD/ART dan sejauh ini tidak aturan yang diistimewakan sebagai podaman yang mendorong berkembangnya Wisata Andeman. Segala sesuatu yang mendesak di lapangan terkait kemajuan Wisata Andeman yang masih dapat ditangani selalu dilaksanakan tanpa menunggu perintah dari para penasehat BUM Desa.

Para petugas atau penjaga loket yang bertugas di Andeman selalu memperhatikan dan menjawab kebutuhan para pengunjung tanpa perlu koordinasi yang berbelit-belit. Tingkat kepercayaan satu terhadap yang laian di antara para pengurus BUM Desa membuat pengelolaan desa wisata ini cepat berkembang. Evaluasi terkait segala tantangan dan hambatan yang ditemukan di lapangan akan dilakukan setiap akhir bulan dalam musyawarah BUM Desa untuk kemudian akan diperbaiki untuk pengembangan selanjutnya. • Komitmen dan Dampak Ekowisata Boon Pring

Perjuangan memulai, pengalaman jatuh bangun dan mempertahankan apa yang telah diusahakan

hingga berkembang pesat seperti sekarang ini merupakan modal kuat komitmen untuk mempertahankan Ekowisata Andeman yang telah berkembang.

Komitmen itu ditunjukkan dengan upaya terus mencari dan mengusahakan pelatihan-pelatihan bagi para staf BUM Desa, mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh kementrian desa dan kementrian pariwisata sehingga pengalaman dan skill yang diperoleh dapat digunakan untuk terus mengembangkan sektor pariwisata ini. Bantuan yang pernah diberikan oleh kementerian desa dan kementerian pariwisata digunakan untuk membeli dan membangun fasilitas-fasilitas pendukung wisata seperti perahu bebek dan speedboat yang ada di kolam andeman. Aset ini digunakan sebagai sebagai modal yang terus menghasilkan pendapatan (sewa) dari pengunjung. Pemasukan dari perahu bebek dengan tarif sebesar Rp. 10.000/perahu itu digunakan untuk membeli lagi perahu bebek dan sekarang jumlahnya lebih dari 10 unit.

Evaluasi-evaluasi dari dewan penasehat dan pengawas keuangan BUMDes Sanankerto menghasilkan keputusan-keputusan yang juga digunakan sebagai komitmen untuk tetap memperbaiki segala kekurangan dalam pelayanan di lokasi wisata. Segala sesuatu yang bersifat profit oriented atau orientasi keuntungan yang mendatangkan pendapatan/ bagi BUMDes terus diupayalan demi pengembangan ekowisata.

Upaya BUMDes dan brebagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan ekowisata Sanankero perlahan meningkatkan penghasilan warga Desa Sanankerto. Dampak perekonomian dari sektor wisata ini dirasakan sangat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengalaman para staf BUM Desa Sanankerto sendiri merasakan demikian, bahwa warga terbantu sekali sejak kampung ini ramai dikunjungi oleh warga dari daerah lain. Warung-warung disekitaran jalan menuju objek wisata sudah ramai dikunjungi oleh wisatawan dan pusat-pusat industri rumahan mulai bergeliat karena banyaknya permintaan pengunjung seperti hiasan-hiasan bambu, kue kering dan lain sebagainya. Di Andeman sendiri, melalui tangan para pemuda mampu dibuat tempat-tempat indah dan menarik sebagai tempat foto (spot-spot selfie) bagi pengunjung.

33

Page 35: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Selain itu, saat ini terdapat 25 rumah yang dijadikan sebagai fasilitas homestay yang bisa disewa wisatawan. Pun, sejumlah beberapa produk makanan sudah berhasil dipasarkan di kawasan ekowisata. Produk makanan seperti telur asap dan carang mas merupakan produk asli warga Sanankerto.

• Peran Angkatan Kerja Perempuan dan Pemuda

Ekowisata Andeman, setidaknya mampu menyerap sekitar 50 tenaga kerja yang memiliki kontrak

kerja dengan BUMDes. Setiap pekerja bertugas sesuai atraksi wisata yang ditawarkan, seperti operator flying fox, Hammock, perahu, sepeda air, penjaga loket karcis, penjaga parkir, penjaga kolam, paket outbond dan unit-unit usaha lainnya. Selain itu, ekowisata Andeman mampu menjadi daya ungkit bagi partispasi angkatan kerja lainnya.

Terkait dengan angkatan kerja perempuan di Desa Sanankerto paling mudah diidentifikasi dari sejumlah perempuan pedagang yang setiap hari membuka warung di lokasi wisata Andeman (Boon pring). Selain itu, observasi di lokasi ekowisata menemukan stand khusus yang dikelola PKK Desa Sanankerto yang berdampingan dengan Kios Ikan Koi yang dioperasikan oleh dua orang ibu muda.

Warung PKK menjual produk-produk dari ibu-ibu PKK Desa Sanankerto, seperti Opak (kerupuk ketan), sayur-sayuran dalam polibag dan suvenir yang biasanya dijual di pusat wisata Andeman pada hari Sabtu dan Minggu saat wisatawan datang lebih banyak. Wawancara dengan ketua tim penggerak PKK (Akhir Bulan April 2018), menyatakan bahwa, ke depan banyak rencana yang disiapkan untuk terus memberdayakan perempuan di desa Sanankerto, meski realisasinya harus perlahan karena hambatan ketiadaan dana atau modal usaha. PKK memiliki gagasan untuk memberdayakan perempuan untuk membuat batik dengan motif bambu (Motif khas Desa Sanankerto).

Selain partisipasi angkatan kerja yang terkait langsung dengan ekowisata Andeman, angkatan kerja Desa Sanankerto bergerak pada bidang lainnya sesuai potensi desanya, Seperti sentra pembuatan tusuk sate berbahan bambu yang tersebar di 3 dusun Desa Sanankerto.

Perempuan usia produktif dipekerjakan sebagai buruh harian lepas yang penghasilan mereka ditentukan oleh hasil pekerjaan mereka hari itu. Contoh di sentra usaha tusuk sate terdapat beberapa perempuan yang dipekerjakan sebagai buruh pemotong/pengiris bambu. Hasil pekerjaan mereka kemudian dijual ke pengepul yang akan dipasarkan di luar Desa Sanankerto.

Berdasarkan hasil wawancara, angkatan kerja perempuan produktif di Desa Sanankerto melimpah. Hanya saja, karena unit usaha yang mereka kembangkan masih berskala rumahan dengan modal sendiri, maka karyawan perempuan yang dipekerjakan masih bersifat musiman atau menurut permintaan temporer saat ada lonjakan permintaan. Contohnya, industri rumahan kue kering selalu mengalami lonjakan permintaan menjelang Hari Raya Lebaran/Idul Fitri. Saat itu, industri rumahan akan mempekerjakan tenaga kerja perempuan lebih banyak dari biasanya untuk mempercepat produksi.

Terkait angkatan kerja muda, tidak ada data spesifik yang dimiliki Desa Sanankerto terkait jumlah angkatan kerja muda (18-30 tahun). Hanya saja, hasil pengamatan dan wawancara terhadap pekerja di lokasi Ekowisata Boon Pring dan pengurus BUMDes, mayoritas pekerjanya terkategori angkatan kerja muda. Hanya pengurus BUMDes yang trkategori non-angkatan kerja muda. Banyaknya angkatan kerja muda yang mengelola BUMDes cukup membantu pengembangan dan promosi Ekowisata Boon Pring. Wahana-wahana yang dikembangkan relatif beragam dan pengurus mengupayakan ada wahana baru setiap tahun untuk menarik wisatawan. Selain itu, para pemuda inilah yang relatif kreatif untuk terus mengembangkan paket-paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan. Selain paket outbond, BUMDes menawarkan pula paket wisata lain ke Gunung Bromo, Pantai Selatan, Boon Pring, dan Masjid Tiban Desa Sananrejo, Turen.

34

Page 36: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

B. Pengalaman Desa Pujon Kidul

• Potret Ketenagakerjaan Pujon Kidul merupakan desa berbasis pertanian, terutama tanaman hortikultura dan peternakan

terutama sapi perah. Tantangan ketenagakerjaan yang dialami sangat klasik, rendahnya kepemilikan lahan garap, semakin menuanya usia serta feminisasi pelaku pertanian. Angkatan kerja muda tidak terlalu tertarik di sektor pertanian. Ditambah dengan kesadaran Pendidikan yang rendah, maka tidak sedikit angkatan muda yang putus sekolah (biasanya di level SMP, sehingga hanya berijazah setara SD), dan pernikahan dini dan perceraian. Pengangguran angkatan kerja muda menjadi gejala masalah sosial: kenakalan remaja dan meniru gaya hidup urban sementara mereka tidak produktif, juga adanya perempuan muda kepala keluarga karena proses perceraian, dan rumah tangga miskin lainnya33.

Tabel 17. Profil Ketenagakerjaan Desa Pujon Kidul 2017

Penduduk Jumlah Angkatan kerja (pendudukan usia 15 – 55 th) 1 875 Angkatan kerja yang masih sekolah 56 Angkatan kerja ibu rumah tangga 361 Angkatan kerja penuh waktu 862 Rumah tangga petani 286 Anggota rumah tangga petani 1 926 Rumah tangga buruh tani 695 Anggota rumah tangga buruh tani 886

Sumber Profil Desa Pujon Kidul 34 Tabel 17 memberikan gambaran sekilas kondisi angkatan kerja di desa Pujon Kidul. Tidak ada

pemilahan data berbasis gender. Namun bisa terlihat bahwa mayoritas mereka bekerja di bidang pertanian (merupakan keluarga tani) baik yang memiliki lahan maupun sebagai buruh. Dari selisih angkatan kerja dan angkatan kerja yang kerja penuh waktu, masih lebih banyak mereka yang bekerja tidak penuh waktu atau bahkan tidak sedang memiliki pekerjaan (949 jiwa). Inilah yang menjadi tantangan ketenagakerjaan sekaligus pemecahan kemiskinan desa.

Desa Pujon Kidul kemudian mengembangkan basis pertanian dan peternakannya bukan hanya sebagai kegiatan budidaya, namun juga pusat kegiatan edukatif dan rekreatif. Desa wisata yang kemudian menjadi ikon, dikembangkan untuk menjawab masalah kemiskinan dan pemberdayaan angkatan kerja muda, dengan serangakain kunci-kunci sebagaimana digambarkan berikut ini.

Saat Pujon Kidul menjadi desa wisata, masalah sumberdaya manusia harus disiapkan, terutama ketika harus berinterkasi dengan wisatawan dari luar desa, bahkan luar kabupaten. Sebagaimana diakui oleh tokoh pemuda, pemuda putus sekolah dan perempuan muda yang diproyeksikan mengisi ceruk kerja terkait wisata tidak memiliki kepercayaan diri dan berpendidikan rendah. Selain sebagai petani, hampir tidak ada pengalaman lain yang dimiliki. Mereka bahkan tidak bisa berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia, dan rendah interaksi dengan pihak lain.

Sumber lain menyatakan bahwa tidak mudah menggerakkan pemuda untuk memulai wirausaha pengolahan hasil pertanian sebagai pengembangan usaha budidaya pertanian yang telah digeluti. Menurutnya, mereka cenderung tidak memiliki keterampilan usaha. Kalaupun keterampilan teknis

33 wawancara dengan beberapa narsum: kepala desa, pengelola BUMDes, pengelola POKDARWIS, tenagakerja di café sawah yang dilakukan tanggal 6/4/2108 dan 30/4/2018. Tidak ditemukan data sekunder mengenai kondisi ini

34 pujonkidul.desa.id diakses 7 Mei 2018: 11.05

35

Page 37: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

pengolahan bisa dilatihkan, namun masih dibutuhkan keberanian untuk memulai dan belajar dari kesalahan derta menghadapi risiko.

• Kontribusi Kepemimpinan

“Dulu orang berpandangan bahwa setiap persoalan desa harus diselesaikan secara politik (ganti kepemimpinan), namun tidak melihat upaya yang lain” – Udi Hartono, kepala desa Pujon Kidul – April 2018

Hingga saat ini desa Pujon merupakan desa berbasis pertanian. Namun geliat ekonomi terjadi

ketika desa mencanangkan diri sebagai desa wisata. Diakui bahwa persoalan sumberdaya manusia menjadi kunci bagi pembangunan desa. Rendahnya kompetensi yang dimiliki angkatan kerja muda menjadikan mereka memiliki pola pikir yang sempit dalam mengembangan potensi-potensi produktif. Kepala desa memandang bahwa kualitas sumberdaya manusia, tidak selalu dilakukan lewat pendidikan formal. Namun lebih jauh diakui bahwa pembangunan desa membutuhkan visi yang jelas dan tim yang bisa digerakkan untuk mewujudkan gagasan tersebut.

Kepala desa Pujon Kidul menyandang pedidikan formal hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN), namun kepemimpinan yang kuat merubah pola pikir warganya untuk berubah. Menggagas desa wisata dari berpuluh tahun sebelumnya sebagai desa pertanian dibutuhkan keberanian menghadapi tantangan dan menjawab potensi risiko. Tantangan awal adalah rendahnya dukungan perangkat termasuk tokoh desa terhadap gagasan desa wisata. Ini masih ditambah tidak adanya dana yang memadai untuk memulai mweujudkan gagasan. Tahun 2012, ADD desa Pujon Kidul masih sebesar 172 jt yang hanya digunakan untuk operasional.35 Gagasan desa wisata harus dimulai tanpa anggaran desa, karena wujud awal menjadi pembuktian dan alat bagi komunikasi lebih lanjut dengan berbagai pihak untuk mendapatkan dukungan dan bantuan, termasuk kepada pemerintah dan pihak swasta.

Menggerakkan kaum muda yang ‘merasa mapan’ dan serba menerima apa adanya dengan kondisi saat ini dan wawasan yang terbatas juga menghasilkan cemoohan. Ini terutama menggerakkan kelompok muda yang tergabung dalam Karang Taruna yang nota bene bergerak dengan dukungan anggaran desa, kemudian harus melakukan hal produktif untuk menghasilkan pendapatan. Kelompok muda desa juga didominasi mereka yang berpendidikan rendah dengan latar pendidikan orangtua yang rendah juga. Wawancara dengan beberapa narasumber mengungkapkan bahwa kesadaran akan pendidikan formal masih sangat rendah bagi sebagian besar masyarakat Pujon Kidul. Baru dalam tiga tahun terakhir desa ini memiliki beberapa pemuda yang sedang berkuliah.

Indikasi lain kepemipinan yang kuat sebagai kunci pembangunan desa Pujon Kidul adalah kemampuan kepala desa membaca peluang dan menghadapi risiko. Ia menilai wisata kota Batu sebagai wilayah terdekat Pujon akan mengalami titik jenuh dan wisatawan membutuhkan tujuan dan suguhan alternatif. Peluang inilah yang kemudian diterjemahkan dalam RPJMDes 2018-2022 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa).

RPJMDes Pujon Kidul memuat program pembinaan pemuda, pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat, pembinaan lembaga adat, ketrampilan membuat permen susu, dan daur ulang kain

35 Wawancara dengan kepala desa Pujon Kidul, 30/4/2018 Tidak ditemukan data sekunder level Pendidikan penduduk

36

Page 38: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

perca serta pelatihan pelatihan usaha berbasis pertanian, perikanan serta olahannya seperti, dodol susu, krupuk wortel, jus jambu merah, pelatihan teknologi tepat guna tanaman obat, pelatihan kader IT36.

• Pemetaan kondisi faktual dan mewujudkan programnya secara partisipatif

Pencanangan Pujon Kidul sebagai desa wisata diarahkan untuk penyerapan tenaga kerja muda

yang masih menganggur. Diawali tahun 2012 kepala desa mluai menggerakkan kelompok muda untuk mengelola potensi lokal, seperti sumberdaya alam, peternakan, pertanian dan seni budayaan dan kehidupan sosial masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat luas terus dilakukan untuk mewujudkan gagasan tersebut, sehingga tahun 2013 dimulai adanya wisata edukasi dengan melibatkan 130 unit biogas, budidaya pertanian dan peternakan serta beberapa teknik pengolahan hasilnya, pengalaman pengelolaan rumah/desa ketahanan pangan37, agrowisata dan akomodasi desa (homestay).

Tahun 2014 selaras dengan mekanisme musyawarah desa, dilakukan pemetaan desa yang lebih menyeluruh. Dimulai tingkat RT dilakukan pemetaan permasalah dan potensi desa terutama untuk tujuan pengentasan kemiskinan. Dengan dukungan Universitas Brawijaya, di tahun ini desa mulai menyusun master plan pengembangan café sawah yang pada gilirannya menjadi ikon desa wisata Pujon Kidul dan mendapatkan pengakuan pemerintah kabupaten dengan peresmiannya di tahun 2016. Pemetaan yang diwujudkan dalam program yang telah diakui menjadi titik balik dukungan dan keterlibatan para pihak di desa, seperti BPD dan LKMD, kelompok karang taruna, PKK dan tokoh agama, tokoh masyarakat lainnya, termasuk kelompok tani/ternak.

Saat ini Café sawah merupakan ikon desa Pujon Kidul melengkapi kegiatan produkitf lainnya sebagai desa wisata, seperti kulinari, homestay, edukasi dan even atau atraksi wisata lainnya yang bersifat tambahan. Hanya di café sawah saja kunjungan wisata bisa mencapai 500 hingga 200 orang/per hari.

Meskipun diakui bahwa belum semua potensi kegiatan derivatif wisata dikembangkan, namun kagiatan ini telah mampu menyerap sekitar 200 tenaga kerja muda desa termasuk perempuan, yang sebagiannya merupakan pemuda putus sekolah, dan perempuan muda kepala keluarga. Pendidikan tertinggi dari pengelola café sawah adalah SMA yang menangani bagian adaminsitrasi keuangan, sementara pendidikan terendah adalah SD yang biasa menjadi juru saji.

Dengan konsep awal menjual kulineri desa dan pemandangan, saat ini café sawah terus berbenah dengan aneka ragam usaha produktif tambahan seperti adanya homestay di dalam area cafe, kegaiatn atraktif seperti penyewaan motor trail untuk mengelingi area pertanian sekitar café, dan kegiatan lomba burung yang dilakukan sekali seminggu.

Dipancing dengan lomba rumah sehat dan lingkungan, adanya reward dari Bupati, kemudian berkembang menjadi homestay yang penanganannya dilakukan dengan melibatkan kelompok perempuan terutama dari organisasi PKK dan anggota karangtaruna (perempuan).

Sementara edukasi juga melibatkan kelompok tani dan kelompok ternak. Seiring dengan penguatan peran pemerintahan desa dengan adanya UU Desa, dan kewenangan

membangun BUMDes, Café sawah pada gilirannya menjadi bagian usaha produktif lainnya yang dikelola BUMDEs dan dilaksanakan oleh kelompok sadar wisata (POKDARWIS). Keterlibatan kelompok pemuda ini menjadi kunci representasi kepentingan mereka.

BUMDes memiliki peran kunci dalam mengelola keuangan desa yang bersifat produktif. Desa memasukkan dana sebagai penyerta (saham) ke dalam BUMDes yang mekansimenya diatur oleh UU Desa dan dikembangkan pelaksanaannya dengan Peraturan Desa (PERDES). Selain itu keuangan

36 RPJMDes Pujon Kidul 2018 - 2023 37 Ketahan pangan merupakan program pemerintah pusat (kementerian pertanian) dengan memberikan dukungan pada

desa-desa terpilih di seluruh Indonesia.

37

Page 39: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

BUMDes dipublikasikan secara transparan yang bisa diakses oleh masyarakat desa lewat baliho, ataupun lewat website desa.

Ada beberapa kegiatan yang ditangani BUMDes untuk pemasukan desa sekaligus berpotesi menyerap tenaga kerja lokal, sebagaimana tabel di bawah.

Tabel 18. Beragam Kegiatan Produktif yang berpotensi menyerap tenaga kerja Desa Pujon Kidul

Café sawah Live- in dan edukasi Pengelolaan Sampah Pengelolaan Air • administrasi/keuangan • penyaji makanan • tukang masak/kulinari • perawatan taman • penarik dan juru parkir • pengelola wahana

permainan • toko/warung penunjang • perajin souvenir • pengantar tamu/guide • pengelola event (lomba

burung) • petani (pengelola sawah

eksibisi) • teknisi instalasi listrik • padat karya konstruksi

dll

• pengelola homestay • petani budidaya horti • peternak sapi • pengolahan hasil

pertanian • pengolahan hasil

peternakan • tatalaksana

rumahtangga • pengelola biogas • pelaku seni tari • pengelola agrowisata

(petik apel, stroberi) • catering/kulinari • padat karya

infratsruktur • dll

• tenaga pengumpul sampah

• pengolahan sampah • penjualan kompos • pengelola koperasi

sampah • dll

• tenaga pencatat meter • tenaga penagih • teknisi maintenance • dll

Diolah dari wawancara dengan narasumber dan obseravsi lapangan

Potensi ini belum termasuk dengan usaha-usaha mandiri (perorangan) terkait pengolahan hasil pertanian dan peternakan yang memanfaatkan peluang pasar (masuknya wisatawan ke desa). Salah satu tokoh pemuda membangun toko oleh-oleh hasil olahan susu (peternakan sapi), dan menggbungkannya dengan lesehan gazebo, yang telah banyak melakukan pelatihan bagi pemuda lain di desa untuk memulai wirausaha selain bertani budidaya. Dan potensi tenaga kerja yang tidak terkait langsung dengan wisata, seperti usaha transportasi (tukang ojek).

Dalam pengamatan di lapangan menunjukkan potensi kegiatan produktif yang mampu menggerakkan tenaga kerja lokal itu belum semuanya dikembangkan dengan optimal. Setidaknya ada dua alasan mengenai hal ini, pertama belum semua potensi tersebut terpetakan oleh perangkat dan kepemimpinan desa sebagai peta potensi yang komprehensif. Kedua, sebagaimana banyak dikemukakan dalam wawancara dengan narasumber di desa, sumberdaya manusia (terutama angkatan pemuda) masih menjadi kendala, selain karena keterampilan/kompetensi yang dimiliki masih rendah, juga belum terbangunnya jejaring dengan lembaga lain untuk penyelenggaraan pelatihan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja muda di desa.

Potensi lain yang telah terpetakan namun belum direalisasikan terkait pengembangan desa wisata adalah pembuakaan area khusus out-bond di dusun Tulungrejo. Pemetaan ini memiliki potensi penyerapan tenaga kerja muda yang tidak lepas dari kebutuhan penyiapan keterampilan dan kompetensi pengelolaannya. Di sisi lain juga merupakan potensi pemasukan desa dan dinamika ekonomi lokal lainnya.

38

Page 40: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

• Komitmen dan Dampak Desa Wisata Pujon Kidul Komitmen menjaga capaian dan menindak-lanjuti rintisan desa Pujon Kidul tidak hanya

ditumpukan pada kepemimpinan kepala desa yang sekarang menajbat. Wawancara dengan kelompok masyarakat termasuk perempuan dan pemuda menunjukkan adanya kebutuhan kesinambungan kepemimpinan yang inovatif. Keadaran inilah yang dibangun secara sistemik lewat mekanisme musyawarah desa dan penerbitan PERDES yang dibutuhkan baik untuk mengantisipasi konflik, juga membangun system yag berkelanjutan.

Bahkan desa harus sejak dini menyiapkan kader-kader dan tokoh alternative lainnya. Kesimabungan kepemimpinan juga menjadi pemikiran beberapa okoh pemuda. Angkatan muda tidak selalu tertatik berada pada posisi kepemimpinan formal desa. Generasi muda desa yang saat ini berada di bangku kuliah dan itu jumlahnya masih sangat terbatas, tidka tertarik menjadi pemimpin formal desa di masa mendatang dan memilih menjadi wira-usahawan.

Tantangan lainnya adalah memaksimalkan peran-peran potensial dan produktif perempuan. Misalnya, pada usaha kulinari masih banyak hal yang bisa dikembangkan kualitas, keaneka-ragaman dan kemasannya, sesuai dengan tuntutan pasar.

Desa wisata dan usaha-usaha produktif yang dilakukan di bawah BUMDes hingga saat ini diakui telah menyerap hampir 200 tenaga kerja muda dan perempuan. Ini merupakan capaian yang signifikan sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah angkatan kerja muda dan perempuan. Pada gilirannya hal ini berkontribusi pada salah satu pemecahan masalah sosial lokal.

Desa wisata yang telah membuka banyaknya kunjungan masyarakat luar juga berkontribusi pada dinamika ekonomi dan sosial desa. Warung-warung dan kegiatan produktif lainnya bertumbuh seiring dengan upaya melayani kebutuhan pengunjung. Kelompok muda, kelompok perempuan bergiat melakukan upaya pembenahan wajah desa menjadi lebih ramah, terbuka dan bersih. Ini masih diikuti dengan adanya dukungan program pemerintah lainnya, seperti pemanfaatan pekarangan untuk sayuran. Kajian lapangan menunjukkan masih terbukanya banyak peluang ekonomi produktif yang bisa dikembangkan baik oleh pemuda maupun kelompok perempuan. Semuanya menunggu dorongan pihak luar terutama pemerintah di atasnya untuk memfasilitasi dan merealisasikannya, termasuk memfasilitasi kapasitas pemerintah dan masyarakat desa membangun link dengan beragam pihak luar non pemerintah.

• Tata Kelola dan Kebijakan Angkatan Kerja Muda Pujon Kidul

Hampir bisa dikatakan kesadaran pimpinan atau pihak terkait lainnya mengenai pentingnya pengembangan kapasitas dan kompetensi angkatan kerja desa dipicu adanya kebutuhan tenaga kerja handal untuk menangani desa wisata Pujon Kidul. Kepala desa pada awalnya melakukan pelatihan secara personal terhadap beberapa warga desa khususnya pemuda desa POKDARWIS. Beberapa pelatihan yang dilakukan ialah kecakapan berbahasa Indonesia, tata krama, dan kepemanduan dalam menyambut orang lain maupun wisatawan. Pelatihan tersebut bersifat informal dengan cara berkomunikasi secara santai. Kemudian dilanjutkan dengan membangun interaksi terhadap berbagai pihak serta juga teradapat beberapa pihak yang simpati terkait hal tersebut.

Berikut beberapa aktor maupun institusi yang terlibat dalam pengembangan kapasitas angkatan kerja muda:

39

Page 41: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Tabel 19. Pengembangan Kapasitas Angkatan Kerja Yang Sudah dilakukan dan Kebutuhannya Desa Pujon Kidul

Lembaga Jenis pengembangan kapasitas Sasaran Dinas Pariwisata kabupaten Malang (mulai 2015)

• Studi banding tentang pengelolaan desa wisata dan sapta pesona

• Greeting dan kepemanduan • Public speaking

Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang

• Kerajinan dan sablon baju • Aneka olahan pangan yang dikelola

sebagai usaha rumahan

Kelompok Karang Taruna

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Malang

• Pembuatan olahan susu sapi Kelompok perempuan

Perguruan Tinggi (lewat KKN)

• Memberikan pelatihan Bahasa (bahasa Inggris, bahasa Indonesia)

POKDARWIS

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang

• Olahan pangan hasil pertanian organik • Demplot (KRPL) Kawasan Rumah

Pangan Lestari

Kelompok perempuan

Identifikasi Kebutuhan pelatihan ke depan: • Konveksi untuk kelompok perempuan • Manajemen wisata edukasi dan pengelolaan akomodasi untuk pemuda/i • Penggunaan teknologi informasi berbasis computer untuk pemuda/i • Bahasa Inggris untuk pemuda/i • Kepemanduan untuk pemuda/i

Sumber: diolah dari wawancara dengan narasumber dan observasi lapangan

Tabel di atas menunjukkan bahwa materi pelatihan masih terfokus pada keterampilan produksi barang. Belum banyak materi pelatihan yang mendukung kemampuan manajerial tenaga kerja muda dan perempuan, seperti perencanaan usaha dan kewira-usahaan, pelatihan berbasis teknologi informasi, seperti ‘menjual’ desa wisata Pujon Kidul lewat media-media sosial yang menjadi tuntutan kekinian. Wawancara38 lapangan menunjukkan bahwa ‘pemasaran’ desa wisata lewat media on-line lebih banyak dilakukan oleh pengunjung. Lebih jauh wawancara lapangan juga mengkonfirmasi mengenai kebutuhan pengembangan tenaga kerja muda desa untuk mengelola desa wisata secara komprehensif, seperti kemampuan komunikasi dengan pengunjung dan mengemas potensi desa dalam kesatuan profil desa wisata.

Selain itu, data di atas menunjukkan masih terbatasnya keterlibatan sektor swasta dalam peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal, karena sejauh ini lebih mengandalkan peran pemerintah. Lembaga-lembaga pelatihan atau kursus hampir tidak terlibat atau dilibatkan secara sistematis dalam membangun kapasitas sumberdaya manusia desa Pujon Kidul. Wawancara39 di lapangan setidaknya mengkonfirmasi bahwa hampir tidak ada peroragan yang mengambil kursus atau pelatihan secara mandiri mengenai hal-hal terkait kepariwisataan di lembaga kursus yang ada, meskipun diakui bahwa hal ini menjadi kebutuhan terutama di masa mendatang untuk mengantisipasi persaingan yang perlu dijawab dengan pemikiran dan karya-karya inovatif.

Selain itu, pengelolaan angkatan kerja muda desa Pujon Kidul, terutama yang diproyeksikan untuk mengelola desa wisata dan segala potensi derivatifnya, pemerintahan desa menyusun segenap kebijakan. Diantaranya yaitu Peraturan Desa No. 5 Tahun 2015 Tentang Pengembangan Desa Wisata dan Pelestarian Budaya. Terdapat tiga prinisp dalam kebijakan tersebut yang diakomodir, diantaranya prinsip ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Prinsip-prinsip tersebut utamanya sebagai

38 Wawancara dengan tokoh pemuda pengelola wisata edukasi Pujon Kidul, tanggal 16 Mei 2018 39 Wawancara dengan Badurrahman – tokoh pemuda POKDARWIS, 6 April 2D18

40

Page 42: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

bentuk perubahan masyarakat desa, yaitu perubahan ekonomi, sosial budaya, dan pola pikir berwawasan lingkungan.40 Untuk mengimplementasikan prinsip tersebut dalam pengembangan dan pembangunan desa wisata utamanya pelaku, pemilik, dan pengelola adalah masyarakat desa (pasal 11 dan 12).

PERDES ini menekankan asas partisipatif dengan keterlibatan semua pihak dan pemangku kepentingan di tingkat desa dan pendektan zonasi wilayah wisata berbasis fungsi, yaitu zona wisata edukasi, zona wisata industry rumahan, dan zona wisata alam.

PERDES ini selian sebagai antisipasi keberlanjutan pengelolaan desa wisata, juga dimaksudakan untuk paying hakum pada potensi konflik yang terjadi diantara masyarakat, terutama mereka yang secara inividu akan mengembangak usaha produktif terkait wisata, di luar yang dikelola desa lewat BUMDEs (café sawah). Untuk itu PERDES dilengkapi hak, kewajiban larangan dan sanksi yang mengikat.

PERDES tidak mengatur dana pemasukan dari usaha desa wisata, termasuk bagian dana yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kapasitas angkatan kerja muda sebagaimana banyak menjadi fokus penelitian ini dan temuan lapangan. Sementara penelitian desa menemukan bahwa pemanfaatan pemasukan dana dari usaha desa wisata lebeih banyak dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur desa.

Selain itu ada PERDES No 6 Tahun 2015 Tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Pujonkidul, bernama BUMDes Sumber Sejahtera. Tujuan Perdes BUMDes ini diantaranya untuk meningkatkan perekonomian, mengoptimalkan sumberdaya desa, dan pemerataan kesejahteraan masyarakat Desa Pujonkidul. PERDES ini lahir setelah PERDES desa wisata, sebagai relaisasi kehiatan ekonomi berbasis desa dari amanat pelaksanaan Undang Undang Desa. Kegiatan produktif desa wisata yang sebelumnya terpisah, dengan PERDES ini, kemudiaan disatukan pengelolaannya ke dalam BUMDes sehingga memusatkan informasi mengenai sumberdaya (termasuk keuangan) dan transparansinya pebgelolaan dan pelaporannya secara publik.

Tata kelola desa Pujon kidul baik sebagai desa wisata maupun desa berbasis pertanian terkait dengan isu ketenagakerjaan di masa mendatang adalah peran dan visi kepemimpinan desa. Dengan kondisi yang ada sekarang, alokasi anggaran kebijakan dan wacananya belum menyentuh pada mekanisme pengembangan kapasitas sumberdaya manusia lokal sebagai tenaga kerja (pengelola). Peran sentral kepemimpinan dan inovasi dan perspektifnya menjadi penting tanpa maksud untuk bertumpu pada faktor figur/ketokohan.

• RPJM Desa 2018 -2023.

RPJMDes memiliki peran yang sangat signifikan bagi pembagunan desa, termasuk pemberdayaan

masyarakat dan peningkatan kompetensi angakatan kerja. Ini bisa dilihat bagaimana alokasi RPJMDes disusun. RPJMDes Pujon Kidul bersumber dari APBD kabuapten, APBDes, dan dana desa. Untuk periode tersebut, direncakan alokasi pembanguna terkait desa wisata sebesar Rp. 4.231.740.000 yang terinci sbb:

40 Wawancara dengan kepala desa Pujon Kidul bpk. Udi Hartoko pada tanggal 30 April 2018.

41

Page 43: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Tabel 20. RPJM Desa Pujon Kidul, 2018 – 2023

No Bidang Sub Bidang Jenis kegiatan Dikerjakan Tahun

Jumlah (ribu)

1 Pembinaan Kemasyarakatan

Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat

Sanggar seni musik modern 2018 - 2021

61.740

2 Pemberdayaan Masyarakat

Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan membuat kue 2018

1.000

3 Pembinaan Kemasyarakatan Keterampilan

Pmembuat permen berbahan susu

2019 1.000

4 Pembinaan Kemasyarakatan Keterampilan Daur ulang kain

perca 2019 5.000

5 Pemberdayaan Masyarakat Pelatihan usaha ekonomi, pertanian,

perikanan dan perdagangan

Dodol susu 2018 1.500

6 Pemberdayaan Masyarakat Krupuk wortel 2018

1.500

7 Pemberdayaan Masyarakat

Jus jambu merah 2018 - 2023

15.000

8 Pembangunan Desa Sarana Prasarana Desa WIsata

Pengembangan wisata di Tulungrejo

2018 - 2019 250.000

9 Pembangunan Desa Sarana Prasarana Desa WIsata Pagar parkir

wisata dan sirtu 2018 - 2021 250.000

10 Pembangunan Desa

Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan

Mart Desa 2018, 2019 300.000

11 Pemberdayaan Masyarakat

Pelatihan Ketrampilan 2018 - 2023

150.000

12 Pembinaan Kemasyarakatan Pembinaan lembaga adat Pawai Budaya 2018 - 2023

500.000

13 Pemberdayaan Masyarakat Pelatihan teknologi tepat guna Pelatihan kader

IT 2018 25.000

14 Pembinaan Kemasyarakatan Pembinaan lembaga kemasyarakatan Pembinaan

Pemuda 2019 - 2023 200.000

15 Pembangunan Desa Sarana Prasarana Desa WIsata Sarana

Prasarana 2018 - 2023 1.000.000

16 Pemberdayaan Masyarakat Pelatihan teknologi tepat guna Tanaman Toga 2018 - 2020

50.000

17 Pembangunan Desa

Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan

Toko Desa 2018 - 2020 300.000

18 Pembangunan Desa Pelestarian Lingkungan Hidup

Konservasi Sumber Air Galing

2018 - 2022 500.000

19 Pembangunan Desa Sarana Prasarana Desa WIsata

Sarana Prasarana Kafe Sawah

2019 - 2023 500.000

20 Pembinaan Kemasyarakatan Ketrampilan Pelatihan

Ketrampila 2018 - 2022 20.000

21 Pemberdayaan Masyarakat Sistem Informasi Desa

Pengembangan Sintem Informasi Desa

2018 - 2023 100.000

Sumber: RPJMDes Pujon Kidul 2018

42

Page 44: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan

• Profil ketenagakerjaan di Kabupaten Malang ditandai oleh ketimpangan angkatan kerja laki-laki

dan perempuan. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan jauh lebih kecil (48,85 persen berbanding 83,67 persen) disbanding angkatan kerja laki-laki. Begitu pula tingkat pengangguran terbuka perempuan (TPT) lebih tinggi daripada TPT laki-laki.

• Proyeksi bonus demografi yang menunjukkan angkatan kerja muda akan mencapai sepertiga dari jumlah penduduk (pada 2020) belum sepenuhnya bisa menjadi harapan yang akan mampu menggerakan roda ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja yang belum memadai (66,28 persen pada 2015) menjadi tantangan yang tidak mudah dalam memanfaatkan penduduk usia produktif. Risiko sebaliknya akan terjadi ledakan pengangguran apabila tidak dikembangkan lapangan-lapangan kerja alternatif.

• Tantangan lainnya yang tidak bisa diremehkan, yaitu risiko revolusi industri 4 yang mulai dirasakan dampaknya bagi unskilled labour yang mendominasi angkatan kerja di Kabupaten Malang. Proses otomatisasi, internet, robotic mulai mengurangi peran konvensional tenaga manusia yang kurang efisien. Di sisi lain tantangan rendahnya daya serap dan daya tarik tenaga kerja di sektor pertanian bukan perkara yang mudah diatasi. Di sisi lain, Kabupaten Malang memiliki potensi kepariwisataan (dan ekonomi kreatif yang bisa mendukungnya) yang cukup besar dan bisa menjadi alternatif peningkatan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan.

• Dari sisi tingkat pendidikan, TPT berpendidikan menengah (SMP, SMA, SMK) mendominasi sebesar 83,76 persen dari TPT keseluruhan. Ironisnya, TPT yang tidak/belum tamat SD paling kecil dibanding TPT dengan tingkat pendidikan lainnya. Situasi ini menunjukkan kebutuhan evaluasi kebutuhan kompetensi angkatan kerja dan orientasi kurikulum pendidikan.

• Meskipun ada beragam lembaga pelatihan dan kursus keterampilan, namun angkatan kerja Kabupaten Malang masih terbatas dalam mengaksesnya, karena beragam kondisi seperti informasi yang tidak sampai pada pencari kerja, layanan pelatihan yang jauh membutuhkan tambahan biaya bagi calon pencari kerja di wilayah terpencil dan biaya pelatihan yang tida murah. Pemerintah telah menempuh beberapa upaya mendekatkan layanan pelatihan dengan anggaran pemerintah kepada angkatan kerja potensial di perdesaan dengan mobile unit training yang dimiliki BLK.

• Kabupaten Malang telah memiliki komitmen terhadap masalah ketenagakerjaan, terutama guna peningkatan kapasitas mereka memasuki dunia kerja dan/atau usaha mandiri. Ini terlihat melalui PERDA yang mengatur hak pelatihan bagi angkatan kerja. Namun kebijakan ini belum diikuti dengan ketersediaan anggaran yang memadai mengingat jumlah angkatan kerja potensial dan masih cukup tingginya angka pengangguran yang harus dilayani.

• Pendekatan Multiaktor dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan Kabupaten Malang lebih realistis diterapkan. Kemampuan APBD dan kapasitas organisasi yang secara spesifik berupaya meningkatkan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan sangat kecil daripada jumlah angkatan kerja muda dan perempuan. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang hanya mampu menyediakan training bagi 1,38 persen dari total angkatan kerja yang mencari pekerjaan dan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (total 60.936 orang). Kemitraan dengan swasta, organisasi masyarakat, perbankan, dan media relevan untuk meningkatan kapasitas Pemkab Malang dalam mempercepat peningkatan kompetensi angkatan

43

Page 45: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

kerja muda dan perempuan. Begitu pula nilai anggaran program pelatihan dan keterampilan kerja masih jauh dari angka yang memadai.

• Studi kasus dilakukan di dua desa wisata di Kabupaten Malang yang relatif sudah dikenal dan terbukti berkontribusi mendorong kemajuan desa. Kepemimpinan entrepreneur kepala desa mampu memanfaatkan anugerah (endowment) alam di dua desa untuk menggerakan masyarakat, khususnya pemuda dalam membangun desa wisata. Meskipun belum optimal meningkatkan serapan angkatan kerja muda dan perempuan, namun kegiatan-kegiatan ekonomi yang tumbuh berbarengan dengan daya tarik desa wisata mampu menciptakan alternatif lapangan kerja bagi angkatan kerja muda dan perempuan. Hanya saja, masih kurangnya aktifitas mendorong peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan di dua desa tersebut ke depan bisa menjadi persoalan atas pemenuhan kebutuhan angkatan kerja lokal tersebut. Saat ini setiap desa masih memiliki ‘benteng’ kuat untuk menahan masuknya tenaga kerja dari luar desa, namun seiring pengembangan desa wisata tersebut, maka ketersediaan angkatan kerja muda dan perempuan lokal yang kompeten menjadi krusial. Pun, pemberian pelatihan kerja bagi angkatan kerja muda dan perempuan lokal yang tidak disertai pendampingan pascapelatihan tidak cukup mampu meningkatkan kompetensi mereka.

• Potensi lain dalam upaya peningkatan kualitas angakatn kerja muda dan perempuan di perdesaan adalah adanya Undang-Undang Desa dan iklim otonomi desa yang memungkinkan desa melakukan pemetaan kebutuhan lokal dan menggerahkan sumberdayanya tersebut dengan tata-kelola yang partisipatif dan transparan guna merespon isu ketenagakerjaan lokal secara cepat dan efisien.

B. Rekomendasi

Perubahan sosial, politik ekonomi, dan budaya global dan domestik merupakan fakta dan keniscayaan yang harus dihadapi dalam pasar kerja, khususnya bagi angkatan kerja muda dan perempuan. Perubahan-perubahan tersebut mendorong munculnya tantangan-tantangan baru bagi masyarakat dan pemerintah untuk menyiapkan perangkat dan kompetensi agar angkatan kerja muda dan perempuan mampu bersaing. Tidak terkecuali bagi Indonesia, perubahan-perubahan tersebut tak terhindarkan dampak dan konsekuensinya bagi angkatan kerja muda dan perempuan hingga tingkat desa.

Merespon situasi tersebut, perubahan paradigma penyelenggaraan sektor publik, khususnya dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan, menuju perspektif tata kelola berjejaring (Networked Governance) (Hartley, 2005) menjadi sebuah tuntutan sekaligus respon alamiah. Para pengambil keputusan dan penyelenggara sektor publik berangsur-angsur meningggalkan prinsip-prinsip manajemen sektor publik yang didorong prinsip penyediaan barang publik (public goods) dan mengikuti pilihan publik (public choice) yang didorong permintaan pasar.

Paradigma tata kelola berjejaring mendorong penyelenggara sektor publik menjalankan pemerintahan dan fungsi kesejahteraan berdasarkan pada prinsip pencapaian nilai kemanfaatan publik (public value). Intinya, setiap upaya pemerintah melakukan perubahan dan fungsi kesejahteraan masyarakat perlu dilakukan secara inovatif, berdampak pada publik, dan berorientasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Khusus untuk merespon situasi kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan di Kabupaten Malang, kertas kebijakan ini merekomendasikan pengembangan community entrepreneurship (kewirausahaan komunitas) bagi angkatan kerja muda dan perempuan pada tingkat desa.

Memahami kewirausahaan komunitas mendorong kita untuk keluar dari kajian arus utama kewirausahaan dalam konteks ekonomi, yang identik dengan usaha bermotif mencari keuntungan

44

Page 46: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

(profit motive), terutama keuntungan individual. Kewirausahaan komunitas bukan sekadar bermotif ekonomi, namun melibatkan pula motif sosial guna meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dalam jumlah tertentu (komunitas), bukan individu. Kewirausahaan merupakan instrumen pembangunan masyarakat, bukan peningkatan taraf ekonomi individu. Selain itu, kewirausahaan dipraktikkan dalam komunitas.

Tabel 21. Kewirausahaan Komunitas (Community Entrepreneurship)

Konsep Konvergensi

Praktik perubahan sosial pemimpin-pemimpin berbasis komunitas (Selsky & Smith, 1994)

• Praktik atau upaya-upaya individu (pemimpin) dan komunitas dalam memecahkan masalah ekonomi dan melakukan perubahan sosial secara kreatif

Perilaku korporatis komunitas (pengusaha dan perusahaan) untuk mencapai tujuan bersama (Peredo & Chrisman, 2006)

Pembangunan masyarakat: • Komunitas sebagai katalis kesempatan

wirausaha. • Berkarakter mandiri dalam membangun

ekonomi komunitas sekaligus meningkatkan kapasitas pemecahan masalah lokal/komunitas. (Sue Beeton, 2010)

Sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 21, terdapat setidaknya tiga gagasan utama kewirausahaan

komunitas. Pertama, melibatkan praktik kepemimpinan. Dalam konteks peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan, peran kepemimpinan yang memiliki inisiatif tinggi pada tingkat desa sangat penting untuk mendorong kewirausahaan komunitas. Kepala desa yang sensitif terhadap perubahan di luar desa dan peka pada kebutuhan warga sekaligus kreatif memanfaatkan peluang di desa dan mau berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan tantangan desa sangat dibutuhkan. Dalam konteks dua desa wisata sebagai lokus studi, peran kepemimpinan dominan menggerakan kewirausahaan komunitas, baik yang terkait langsung dengan pengembangan desa wisata maupun tidak terkait langsung.

Kedua, kewirausahaan komunitas terkait dengan upaya kreatif memecahkan masalah ekonomi dan sosial masyarakat. Pengangguran terbuka angkatan kerja muda dan perempuan merupakan problem sosial yang riil, khususnya di pedesaan. Pada saat yang sama, pengangguran angkatan kerja muda dan perempuan merupakan problem ekonomi yang bias menjadi beban keluarga, karena pada usia produktif sesmestinya angkatan kerja muda dan perempuan mampu menciptakan pendapatan untuk membantu ekonomi keluarganya atau memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Ketiga, kewirausahaan komunitas mempraktikkan perubahan secara partisipatif. Kepala desa sebagai pemimpin tidak bisa bekerja dan mengambil keputusan sendiri. Pelibatan aktor-aktor (individu atau kelompok) dalam menggerakan kewirausahan komunitas harus dilakukan. Praktik-praktik partisipatif membangun desa wisata dengan melibatkan kelompok sadar wisata, karang taruna, dan PKK merupakan praktik baik di dua desa lokus studi. Hasil kolaborasi itu nampak dari sejumlah kemajuan yang dicapai dua desa wisata tersebut.

Guna menjalankan kewirausahaan komunitas pada tingkat desa dengan tujuan utama meningkatkan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan, maka kemitraan multiaktor harus didorong pada tingkat kabupaten terlebih dahulu. Gambar 3 menunjukkan bahwa Pemkab Malang bersama DPRD bisa bermitra dengan asosiasi pemerintah desa dan BPD, masyarakat sipil dan media,

45

Page 47: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

dan sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk secara bersama merumuskan langkah-langkah strategis dan road map peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Pada saat yang sama, kolaborasi ini mengajak dunia usaha dan perbankan untuk terlibat secara langsung mendefinisikan kebutuhan angkatan kerja dan kemungkinan kerjasama pembiayaan proyek-proyek angkatan kerja muda dan perempuan yang layak dibiayai.

Gambar 3. Peta Multiaktor Tingkat Kabupaten

Dunia Usaha dan Lembaga Keuangan

Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

Lembaga Pendidikan Tinggi dan Menengah

Media

Masyarakat Sipil

Pemerintahan Desa dan BUMDes

Pemkab Malang dan DPRD

Sementara pada tingkat desa, strategi kewirausahaan komunitas untuk meningkatkan kompetensi

angkatan kerja muda dan perempuan lebih tepat dijalankan. Pemkab Malang dan jejaring kemitraan bisa mengembangkan setidaknya program percontohan (pilot project) kewirausahaan komunitas pada lima desa dengan tipologi tertentu. Misalnya, merujuk lima tipologi desa menurut Indeks Desa Membangun (IDM) (status desa mandiri, maju, berkembang, tertinggal, dan sangat tertinggal).

Gambar 4. Peta Multiaktor Tingkat Desa

Masyarakat Sipil Perempuan Desa

Dunia Usaha, Ekonomi Kreatif dan Lembaga

Keuangan Mikro

Pemkab Malang dan Kecamatan

Peningkatan Kompetensi Angkatan Kerja Muda dan Perempuan

BPD

Lembaga Pendidikan Tinggi dan Menengah

Media

Pemerintah Desa

DPRD

BUMDes

OKP Desa

Kelompok Tani/Ternak

46

Page 48: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar, pada langkah operasional pada tingkat desa dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan bisa melibatkan pemerintah desa, BPD, BUMDes, organisasi perempuan, organisasi pemuda desa (karang taruna), kelompok tani/peternak, pengusaha, usaha ekonomi kreatif, dan lembaga keuangan mikro atau yang melayani kredit mikro. Peta aktor ini bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk menyusun agenda dan roadmap pengembangan kelompok-kelompok kewirausahaan (kewirausahaan komunitas) di masing-masing desa. Langkah awalnya dilakukan dengan kajian kebutuhan peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan. Kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi angkatan kerja muda dan perempuan sesuai permintaan dan kebutuhan mereka. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan dan pendampingan kelompok wirausaha muda dan perempuan. Langkah pemantauan dan evaluasi dilakukan setelah kelompok wirausaha berjalan untuk mengetahui kendala dan mencari solusi.

Bila strategi kewirausahaan komunitas berhasil, maka langkah berikutnya melakukan scaling up ke desa-desa lainnya untuk meningkatkan atau memperbesar manfaat bagi peningkatan kompetensi dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan di Kabupaten Malang.

Selanjutnya, guna mendukung percepatan pengembangan kewirausahaan komunitas di desa, Pemerintah Kabupaten Malang bisa mengembangkan skema kebijakan instentif keuangan desa berbasis Alokasi Dana Desa (ADD) bernama Dana Insentif Desa Ketenagakerjaan (DIDK). Untuk menjalankan kebijakan tersebut, beberapa aktifitas bisa dikembangkan:

1. Menyelenggarakan kompetisi inovasi peningkatan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan perdesaan. Pemerintah Kabupaten Malang bisa memberikan penghargaan atas upaya-upaya inovatif desa untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan. Selain memberikan insentif positif, Pemerintah Kabupaten Malang bisa memperoleh sejumlah praktik cerdas (smart practice) pengembangan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan pada tingkat desa. Hasil kompetisi bisa menjadi salah satu indikator pemberian/pembentuk DIDK.

2. Bekerjasama dengan media massa untuk mempublikasikan kompetisi antardesa dalam inovasi peningkatan angkatan kerja muda dan perempuan perdesaan.

3. Penetapan indikator DIDK yang memasukan indikator belanja pembiayaan pengembangan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda di desa. Besaran nilai atau persentase belanja pengembangan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda bisa ditentukan sebagai salah satu syarat mendapat DIDK.

Selain kompetisi antardesa, Pemkab Malang bisa mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) yang relevan untuk mengembangkan berbagai kebijakan dan/atau program inovatif untuk meningkatkan peningkatan kapasitas dan partisipasi angkatan kerja muda dan perempuan. Di luar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sejumlah OPD memiliki kompetensi dan kapasitas agar mengembangkan sejumlah program/kebijakan yang terkait dengan angkatan kerja muda dan perempuan.

Selain pengembangan kewirausahaan komunitas, rekomendasi lain yang bisa disampaikan, yaitu penggunaan pendekatan multiaktor dalam mendesain dan melaksanakan pelatihan angkatan kerja muda dan perempuan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan secara operasional, yaitu:

1. Pemerintah Kabupaten Malang perlu mengembangkan data base angkatan kerja yang lebih spesifik, terkait potensi potensi pekerjaan dan jenis-jenis yang pekerjaan yang dibutuhkan. Secara operasional, Pemkab Malang bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mengumpulkan data, melakukan analisis, dan mendesain program ketenagakerjaan berdasarkan masukan dari pengusaha, asosisasi pelaku ekonomi kreatif, dan lainnya terkait rencana pengembangan usaha minimal 5 tahun ke depan. Sehingga bisa diprediksi kebutuhan ketenagakerjaan yang optimal dan relevan dengan program daerah. Pada saat yang sama serikat

47

Page 49: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

pekerja berpartisipasi dalam memberikan input dan mendiseminasi kepada anggotanya (pekerja) terkait potensi perubahan dan jenis-jenis keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki pasar kerja.

2. Assessment partisipatif dalam menentukan kebutuhan dan kurikulum latihan kerja pada Balai Latihan Kerja (BLK). BLK bersama perguruan tinggi bisa berdialog dengan dunia usaha terkait informasi jenis keahlian yang dibutuhkan di perusahaan atau sektor industri. Berdasarkan hasil assessment tersebut, maka BLK dan perguruan tinggi bisa mendesain kurikulum pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dunia usaha. Selain itu, serikat pekerja dan organisasi masyarakat lainnya bisa terlibat dalam memberikan informasi yang relevan dalam assessment tersebut.

3. Bila diperlukan, dua kegiatan tersebut bisa dikembangkan dalam satu wadah khusus berupa Badan Vokasi Kabupaten Malang yang multipihak. Aktor yang relevan dan berkompeten bisa terlibat, setidaknya mewakili pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat sipil ketenagakerjaan termasuk perguruan tinggi.

48

Page 50: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Referensi Badan Pusat Statistik, 2014, Sensus Pertanian Kabupaten Malang 2013 Badan Pusat Statistik, 2017, Kabupaten Malang Dalam Angka 2017 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang, 2016, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Malang 2016 - 2021 Elias, A. A., Cavana, R. Y., & Jackson, L. S. (2002). Stakeholder analysis for R&D project management. R&D

Management, 32(4), 301-310.

Hartley, J. (2005). Innovation in governance and public services: Past and present. Public money and management, 25(1), 27-34.

Ikhsan, M., V. Alatas, M. Wihardja, dan Taufiq. 2015. Transformasi Struktural dan Permintaan akan Pangan. Makalah disampaikan pada Seminar Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, 11 Maret 2015, Bogor. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Kasali, R. Efek Disrupsi, Mungkinkah Kembali ke Desa?"

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/30/060000426/efek-disrupsi-mungkinkah-kembali-ke-desa

Kirzner, I. M. (1997). How markets work: Disequilibrium, entrepreneurship and discovery (No. 133). Coronet Books Incorporated.

Pemerintah Kabupaten Malang, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang 2016 – 2021 (pdf)

Pemerintah Kabupaten Malang, PERDA No 8 Tahun 2016 Tentang Ketenagakerjaan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2018, Data Dinamis Jawa Timur

Triwulan I – 2018 (pdf) Peraturan Desa Pujon Kidul No 5 Tahun 2015 tentang Pengembangan Desa Wisata dan Pelestarian Budaya Peraturan Desa Pujon Kidul No 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

Reed, M. S., Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., ... & Stringer, L. C. (2009). Who's in and why? A typology of stakeholder analysis methods for natural resource management. Journal of environmental management, 90(5), 1933-1949.

Saptana dan Purwantini, Tri Bastuti (2017) Migrasi Tenaga Kerja Pada Desa Lahan Kering Berbasis Perkebunan, Jurnal Mobilitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Perdesaan

Setiyanto, Adi (2017) Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Perdesaan Lahan Kering Berbasis Perkebunan, Jurnal Mobilitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Perdesaan

Supriyati (2010) Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian: Permasalahan Dan Kebijakan Strategis Pengembangan, Analisis Kebijakan Pertanian, Volumen 8 No 1, maret 201: 49 - 65

Wardani, N. 2018., Indonesia Country Gender Assessment, FAO South East Asia Websites blkwonojati.blogspot.co.id Badan Pusat Statistik: malangkab.bps.go.id longanmalang.blogspot.co.id

49

Page 51: KERTAS KEBIJAKAN€¦ · manusia dengan kompetensi yang handal. Karena itu, kebijakan pengurangan kemiskinan desa dan pengelolaan tenaga kerja . sebaiknya ... Pengembangan community

Pikiran-Rakyat.com Pujonkidul.desa.id http://www.malangtimes.com/baca/18105/20170420/110916/pengelolaan-wisata-pantai-terkendala-dprd-

kabupaten-malang-minta-rekomendasi-kemenpar/ http://suryamalang.tribunnews.com/2017/11/28/angka-kemiskinan-di-kabupaten-malang-masih-cukup-tinggi

50