Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK)...

2
VISI, MISI DAN PROGRAM JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA Bidang Energi, Industri Ekstraktif Pertambangan dan Sumber Daya Alam Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2014-2019 telah berlangsung pada 9 Juli lalu. Terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden Indonesia ke-7 memiliki posisi krusial dalam menjaga konsolidasi demokrasi yang telah dibangun. Peningkatan kualitas kinerja institusi publik dan penguatan partisipasi masyarakat menjadi penyeimbang pendulum demokrasi yang penting untuk dilanjutkan dan terus didorong menuju pencapaian cita-cita bangsa yang sesungguhnya. Presiden terpilih nantinya memiliki tanggung jawab yang besar dalam memajukan perekonomian yang adil, merata dan berkelanjutan. Visi, Misi dan Program kerja merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Gagasan tersebut telah disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan kepada publik sebagai bahan kampanye dalam pemilihan presiden Republik Indonesia. Visi, misi dan program tersebut nantinya akan dijabarkan sebagai program presiden yang harus menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam siklus pembangunan lima (5) tahun pemerintahan Republik Indonesia. Berikut adalah matriks visi, misi dan program pasangan presiden dan wakil presiden di bidang energi, industri ekstraktif pertambangan dan sumber daya alam yang dirangkum oleh Sekretariat Publish What You Pay Indonesia yang bersumber dari dokumen visi, misi dan program kedua pasangan calon dalam pemilihan presiden-wakil presiden tahun 2014. Fact Sheet/Seri I/PWYP Indonesia/2014 Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabilitas tata kelola sumber daya ekstrakf migas, pertambangan, kehutanan dan sumber daya alam lainnya. PWYP Indonesia terafiliasi dalam kampanye global Publish What You Pay. Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaſtar sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan nama Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstrakf. Akvitas PWYP Indonesia di sepanjang rantai nilai sumberdaya ekstrakf berfokus pada transparansi dan akuntabilitas fase sebelum kontrak dan operasi pertambangan (publish why you pay and how you extract); fase produksi dan menghasilkan pendapatan negara (publish what you pay); fase pemanfaatan pendapatan ekstrakf untuk kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan (publish what you earn and how you spend). Website: www.pwyp-indonesia.org Email: [email protected] Facebook Fanpage: Publish What You Pay Indonesia Twier: @PWYP_Indonesia

Transcript of Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK)...

Page 1: Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) [bidang energi, industri ekstraktif, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup].

Visi, Misi dan PrograM Joko Widodo dan Jusuf kallaBidang Energi, Industri Ekstraktif Pertambangan dan Sumber Daya Alam

Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2014-2019 telah berlangsung pada 9 Juli lalu. Terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden Indonesia ke-7 memiliki posisi krusial dalam menjaga konsolidasi demokrasi yang telah dibangun. Peningkatan kualitas kinerja institusi publik dan penguatan partisipasi masyarakat menjadi penyeimbang pendulum demokrasi yang penting untuk dilanjutkan dan terus didorong menuju pencapaian cita-cita bangsa yang sesungguhnya. Presiden terpilih nantinya memiliki tanggung jawab yang besar dalam memajukan perekonomian yang adil, merata dan berkelanjutan.

Visi, Misi dan Program kerja merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Gagasan tersebut telah disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan kepada publik sebagai bahan kampanye dalam pemilihan presiden Republik Indonesia. Visi, misi dan program tersebut nantinya akan dijabarkan sebagai program presiden yang harus menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam siklus pembangunan lima (5) tahun pemerintahan Republik Indonesia.

Berikut adalah matriks visi, misi dan program pasangan presiden dan wakil presiden di bidang energi, industri ekstraktif pertambangan dan sumber daya alam yang dirangkum oleh Sekretariat Publish What You Pay Indonesia yang bersumber dari dokumen visi, misi dan program kedua pasangan calon dalam pemilihan presiden-wakil presiden tahun 2014.

Fact Sheet/Seri I/PWYP Indonesia/2014

Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabilitas tata kelola sumber daya ekstraktif migas, pertambangan,

kehutanan dan sumber daya alam lainnya. PWYP Indonesia terafiliasi dalam kampanye global Publish What You Pay. Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaftar

sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan nama Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstraktif. Aktivitas PWYP Indonesia di sepanjang rantai nilai sumberdaya

ekstraktif berfokus pada transparansi dan akuntabilitas fase sebelum kontrak dan operasi pertambangan (publish why you pay and how you extract); fase produksi dan menghasilkan pendapatan negara (publish what you pay); fase pemanfaatan

pendapatan ekstraktif untuk kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan (publish what you earn and how you spend).

Website: www.pwyp-indonesia.orgEmail: [email protected] Fanpage: Publish What You Pay Indonesia Twitter: @PWYP_Indonesia

Page 2: Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) [bidang energi, industri ekstraktif, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup].

Perubahan Iklim1. Merancang isu perubahan iklim bukan

hanya isu lingkungan semata melainkan juga untuk keekonomian nasional.

Pemberantasan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam

1. Beberapa prioritas pemberantasan korupsi, diantaranya pemberantasan tindakan penebangan liar, perikanan liar dan penambangan liar;

2. Menginisiasi perangkat payung hukum khusus dengan satuan tugas khusus untuk menindak tegas dan mencegah pelanggaran yang berkaitan dengan illegal logging, illegal fishing dan illegal mining.

Aspek Produksi dan Penerimaan Negara Dari Sektor Sumber Daya Alam

1. Merancang terobosan strategi untuk menjaga dan meningkatkan produksi minyak bumi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan menjalankan strategi melalui :a. memperpanjang usia sumur-sumur yang sudah berproduksi dan

meningkatkan kembali produksi minyak yang menurun melalui penggunaan teknologi yang tepat dan konsiten, misalnya teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR),

b. merancang kegiatan eksplorasi yang mengkalibrasi antara resiko tinggi dan pengembalian investasi sehingga bisa didanai oleh pemerintah maupun swasta,

c. diperlukan sistem fiskal yang fleksibel, sesuai dengan karakter ladang minyak, misalnya dengan mempertimbangkan aspek kelayakan investasi seperti net present value (NPV), internal rate of return (IRR), payback period dan profitability ratio (PR),

d. pemerintah harus memberikan kemudahan administrasi dalam proses pengembangan investasi dan pengembangan sumber daya migas.

2. Berkomitmen untuk mencapai industri migas yang kuat dan tangguh melalui pembangunan industri migas yang kuat dan baik dalam jangka pendek maupun panjang, mengoptimalkan dana APBN melalui lifting dan merumuskan strategi reserve replacement. Dengan komitmen ini, didorong adanya revisi UU Migas secepatnya sebelum persoalan semakin kronis berbasis pada pasal 33 UUD 1945 dengan ruh TRISAKTI;

3. Porsi penerimaan negara dari hasil tambang harus secara bertahap meningkat.

1. Merancang strategi yang dapat mengurangi subsidi dan menjaga penyediaan energi murah, diantaranya melalui strategi transformasi sistem transportasi dari berbasis BBM (mahal-impor) ke transportasi berbasis gas (domestik-murah) dilengkapi dengan mengubah tata niaga gas dengan titik berat memberi insentif untuk membangun infrastruktur dalam 10 tahun terakhir. Strategi lainnya adalah dengan merealokasi sebagian subsidi BBM (basis impor) ke penyedia biofuel (basis domestik).

Peningkatan Nilai Tambah dan Hilirisasi Industri SDA

1. Pengolahan hasil tambang atau hilirisasi harus segera dilakukan dengan tujuan menurunkan impor dan meningkatkan ekspor hasil tambang yang sudah diolah;

2. Untuk itu perlu diberikan insentif fiskal dan nonfiskal bagi investor, khususnya investor nasional untuk industri pengolahan bahan tambang di dalam negeri.

Investasi, Perdagangan dan Pengembangan Industri1. Peningkatan jumlah pengusaha tambang nasional;2. Jumlah usaha pertambangan rakyat harus meningkat;3. Membangun regulasi yang mewajibkan CSR dan/atau

saham yang diperuntukkan untuk masyarakat lokal/sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termasuk penambang rakyat) dalam pengelolaan tambang yang berkelanjutan. Untuk itu perlu diberikan insentif fiskal dan nonfiskal bagi investor, khususnya investor nasional untuk industri pengolahan bahan tambang di dalam negeri;

4. Mewujudkan kedaulatan energi melalui kebijakan pengurangan impor energi minyak dengan meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi migas di dalam dan di luar negeri; Peningkatan efisiensi usaha BUMN penyedia energi di Indonesia (eg. Pertamina, PLN, PGN); Pembangunan Pipa Gas; Pengembangan energi terbarukan; Mengutamakan pemakaian batubara dan gas untuk meningkatkan produksi listrik dalam negeri guna melayani kebutuhan rumah tangga dan industri.

1. Penguatan koordinasi pengelolaan pertambangan di bawah Menko, atas dasar prinsip keberpihakan, efisiensi dan efektifitas;

2. Menyusun tata kelola migas yang efektif dan efisien untuk membangun industri migas yang kuat, yang berorientasi pada kedaulatan energi. Sebagai contoh, pembubaran BP Migas menjadi SKK Migas dianggap mengundang ketidakpastian yang berujung pada berkurangnya investasi dan kegiatan eksplorasi maupun pengembangan, sehingga diperlukan perbaikan tata kelola migas dengan cara dalam jangka pendek dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan dalam jangka menengah dilakukan revisi UU Migas Merah Putih yang berkarakter membangun kapasitas nasional dan memberikan kepastian hukum secara permanen.

1. Pengawasan dan penegakan hukum yang lebih efektif terhadap pelaku illegal logging;

2. Pengembangan tata guna hutan kesepakatan;3. Pengembangan industri hasil hutan dan produk nonkayu yang ramah

lingkungan;4. Evaluasi dan penataan pemanfaatan sumber daya hutan lestari;5. Pemeliharaan proses ekologis dan sistem penyanggah kehidupan;6. Pengawetan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;7. Tersedianya data sumber daya hutan yang akurat secara de-facto dan

de-jure serta dapat memberikan kepastian yang berkeadilan;8. Terselesaikannya konflik kepemilikan hak pengelolaan dan tumpang

tindih perijinan;9. Tertib peredaran hasil hutan dan pencegahan kebakaran dan illegal

logging;10. Peningkatan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dan keterlibatan

masyarakat dalam pembangunan Hutan Rakyat, HTI, Agroforestry dan Hutan Kemasyarakatan;

11. Pelestarian hutan dan perlindungan 20,63 juta ha sisa areal yang masih berhutan serta perlindungan flora dan fauna yang terancam punah;

12. Rehabilitasi 100,70 juta ha areal tidak berhutan, hutan tidak produktif dan lahan kritis;

13. Penataan rencana pemanfaatan 1,99 juta ha areal hutan yang belum terdata;

14. Tertatanya tahapan yang jelas kegiatan pemenuhan kebutuhan hasil hutan kayu dalam negeri sebesar 46,3 meter kubik per tahun secara bertahap.

Kelestarian Alam, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

1. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru kawasan dan penegakan hukum yang lebih efektif terhadap pelaku illegal logging;

2. Pengembangan tata guna hutan kesepakatan;3. Membangun tata ruang dan lingkungan yang berkelanjutan melalui:

pengembangan dan implementasi sistem produksi nasional yang berkesinambungan, edukasi konsumen untuk memahami dan mempraktekkan gaya hidup yang ramah lingkungan;

4. Mengeksploitasi SDA yang tidak terbarukan secara prudent (tidak merusak lingkungan). Pembangunan ekonomi yang lebih merata dan proporsional secara spasial di seluruh NKRI. Membaiknya kualitas hidup dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) mencapai rata-rata 70-80%;

5. Memacu pembangunan pertanian yang berkelanjutan yang berbasis bio-eco-region dengan pola pembangunan pertanian organik maupun yang hemat lahan dan air. Perencanaan program Indonesia Go Organic! Dengan pilot project 1000 desa organik dari program reforma agrarian sebagai sentra produksi penghasil pangan organik hingga tahun 2019, dan tambahan 1000 lagi hingga tahun 2024. Dan melakukan enforcement terhadap praktek pertanian lestari dengan percepatan implementasi UU No.41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan peraturan turunannya;

6. Role model sikap dan perilaku hidup yang merawat alam dan lingkungan sekitar melalu insentif dan disinsentif untuk mendo-rong perilaku hidup yang green dengan mendorong tercapainya 80% rumah tangga yang mengetahui perilaku peduli lingkungan hidup dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mengamankan kepentingan dan keamanan maritim Indonesia, khususnya batas negara, kedaulatan maritim dan sumber daya alam. Meningkatkan upaya pengamanan khusus wilayah kelautan guna mencegah illegal fishing, dengan mengamankan jalur transportasi untuk penindakan tegas terhadap berbagai kegiatan ilegal termasuk di dalamnya illegal logging dan illegal mining;

2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, diantaranya dengan penghentian konversi lahan produktif untuk usaha lain, seperti industri, perumahan dan pertambangan;

3. Penegakan hukum lingkungan; 4. Menjamin kepastian hukum dan hak kepemilikan tanah, penyelesaian

sengketa tanah dan menentang kriminalisasi penuntutan kembali hak tanah masyarakat.

1. Membangun infrastruktur migas seperti kilang minyak di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan nasional dan berkomitmen untuk memberikan insentif kepada swasta untuk mendorong pasrtisipasi dalam pembangunan infrastruktur energi nasional;

2. Membangun infrastruktur migas di bidang transportasi yang berbasis energi lokal dan murah, infrastruktur di bidang transportasi berbasis energi lokal dan murah, SPBG, serta infrastruktur pendukung di hulu maupun hilir seperti kilang, storage, pipa transmisi dan kapal tanker untuk mengurangi ketergantungan pada luar negeri dan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan domestik.

Konversi Energi, Penghematan Energi dan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

1. Menyusun strategi yang cerdas bagi energi baru terbarukan. Strategi jangka panjang dengan merubah sistem harga beli energi terbarukan sehingga sesuai dengan nilai keekonomian/sesuai dengan resiko investasi. Strategi jangka pendek, kontribusi pengurangan subsidi energi perlu dimasukkan ke dalam perhitungan keekonomian melalui penggunaan tenaga panas bumi dan tenaga air, biofuel dan biomassa yang diproduksi melalui pembentukan tata kelola energi terbarukan yang efisien efektif;

2. Menghadirkan terknologi hemat energi dan memberikan disinsentif pada teknologi yang tidak memenuhi minimum operational performance standard (MOPS) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Penyediaan Kebutuhan Listrik Nasional

(Elektrifikasi)1. Merancang strategi cerdas untuk mengatasi kelangkaan

listrik, mengurangi biaya produksi, mengeliminasi subsidi, dan meningkatkan rasio elektrifikasi sampai 100%.

1. Berkomitmen dalam renegosiasi pengelolaan sumber tambang berbasiskan keuntungan yang setara (i.e equal profit sharing) antara pemerintah dan korporasi baik domestik maupun asing, harus dirancang sebagai bagian dari penguatan kapasitas.

1

2

3

4

5

6

7

9

10

8

11

12

13

14

15

Aspek Regulasi, Ketahanan dan Penegakan Hukum

Pembangunan Infrastruktur Energi

Subsidi EnergiRenegosiasi Kontrak Pertambangan

Tata Kelola Kelembagaan

Penguatan Sektor Kehutanan

Aspek Sosial : Konflik, Hak Masyarakat Sekitar Tambang

1. Masyarakat lokal atau sekitar tambang harus memperoleh manfaat langsung dari pengelolaan tambang di wilayah mereka;

2. Pengurangan secara drastis konflik antara masyarakat lokal dengan pengusaha tambang.