KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

79
i KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MTsN PIYUNGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu Pendidikan Islam Disusun Oleh : NIM. 03410107 Siti Sofiyah JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009

Transcript of KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

Page 1: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

i

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN

SISWA KELAS VIII MTsN PIYUNGAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

NIM. 03410107 Siti Sofiyah

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Sofiyah

NIM : 03410107

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya skripsi saya ini merupakan laporan hasil

penelitian yang saya lakukan, bukan hasil penjiplakan terhadap karya atau hasil

penelitian orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 15 September 2009

Page 3: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

iii

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Hal : Skripsi saudari Siti Sofiyah Lamp : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari:

Nama : Siti Sofiyah NIM : 03410107 Judul Skripsi : KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM

MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MTsN PIYUNGAN YOGYAKARTA.

sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi Saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 4: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

iv

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/RO

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Nomor : UIN.2/DP/PP.01.1/175/2009

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul :

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN

SISWA KELAS VIII MTsN PIYUNGAN YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : SITI SOFIYAH

NIM : 03410107

Telah dimunaqasyahkan pada : Hari Senin tanggal 2 November 2009

Nilai Munaqasyah : B+

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Page 5: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

v

Page 6: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

vi

Page 7: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Sehingga atas limpahan kasih sayang-Nya,

skripsi yang berjudul “Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Membina Perilaku

Keagamaan Siswa Kelas VIII MTs N Piyungan Yogyakarta” dapat diselesaikan.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Karwadi, M.Ag., selaku Penasehat Akademik penulis selama menuntut

ilmu di Fakultas Tarbiyah.

4. Bapak Drs. Sabarudin, M.Si, selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini

yang telah dengan sabar dan sungguh-sungguh dalam membimbing dan

memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah mencurahkan

segala wawasan keilmuannya kepada penulis.

6. Kepala UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan segenap

Staffnya yang telah membantu memberikan izin, informasi dan data-data demi

terselesaikannya penelitian ini.

7. Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I, selaku Kepala Sekolah MTsN Piyungan

Bantul Yogyakarta, segenap guru, karyawan, siswa, serta orang tua siswa yang

telah membantu penulis dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat

terwujud.

Page 8: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

viii

8. Bapak dan Ibu tercinta, kakak serta adik-adikku yang senantiasa memberikan

kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, motivasi dan do’a yang tiada henti

kepada penulis dalam kelancaran studi.

9. Mas Widodo yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi penulis

sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik

10. Sahabat-sahabat PAI-3 angkatan 2003 khususnya Nyak, Aya dan nophe serta

teman-teman kos fadila yang sering memotivasi untuk segara menyelesaikan

skripsi ini.

Dalam hal ini penulis tidak bisa membalas dan hanya kepada Allah SWT

penulis serahkan segala amal baiknya.

Akhirnya penulis sadari dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik penulis harapkan demi

kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat dan memberikan arti

yang berguna bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, 14 September 2009

Page 9: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

ix

ABSTRAK

SITI SOFIYAH. Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTsN Piyungan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di MTsN Piyungan Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kulitatif, yaitu cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan (describle) fenomena atau data yang didapatkan.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk-bentuk kerjasama guru dengan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII, meliputi konsultasi langsung, komunikasi via telepon, kunjungan guru ke rumah orang tua siswa, dan pertemuan wali murid. (2) Upaya yang dilakukan oleh pihak guru dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII adalah dengan memberikan nasihat, keteladanan, menanamkan kedisiplinan, dan pembiasaan; sedangkan upaya dari pihak orang tua yaitu membiasakan beribadah, menanamkan kejujuran, dan memberikan pengetahuan agama. (3) Faktor pendukung yang berasal dari pihak guru adalah kemampuan dari sebagian guru yang telah mencakup dalam kompetensi personal. Sosial, dan profesional yang ditunjang dengan berbagai fasilitas atau media pembelajaran yang cukup memadai. Sedangkan faktor pendukung dari pihak orang tua adalah sikap keterbukaan dan peran serta dari sebagian orang tua dalam mengikuti pertemuan di sekolah. Faktor yang mendukung dari pihak siswa adalah sifat-sifat luhur yang dimiliki siswa seperti patuh, jujur, murah senyum, sopan santun, dan menghormati serta didukung oleh faktor lingkungan sekolah yakni faktor peribadatan yang mencakup praktik sholat, tadarus Al-qur’an, puasa pada bulan Ramadhan, serta penyembelihan hewan kurban. Adapun faktor penghambat dari pihak guru adalah kurang maksimalnya guru dalam menangani siswa dikarenakan sebagian guru mengajar tidak hanya di satu tempat, sedangkan faktor penghambat dari pihak orang tua adalah faktor kemalasan, kesibukan, tidak memiliki waktu ataupun kurangnya perhatian terhadap anak, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya kerjasama dengan guru dalam membina perilaku keagamaan anak.

Page 10: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

x

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN SURAT PERNYATAAN ............................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB I : PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7 D. Kajian Pustaka ....................................................................... 8 E. Metode Penelitian .................................................................. 20 F. Sistematika Pembahasan ........................................................ 26

BAB II : GAMBARAN UMUM MTsN PIYUNGAN A. Letak Geografis ...................................................................... 28 B. Sejarah Singkat Berdiri dan Proses Perkembangannya ............ 29 C. Struktur Organisasi Sekolah .................................................... 35 D. Keadaan Guru ......................................................................... 37 E. Keadaan Siswa........................................................................... 39 F. Keadaan Karyawan.................................................................... 40 G. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................. 40

BAB III : MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII

MELALUI KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA A. Bentuk-Bentuk Kerjasama Guru dan Orang tua dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa. ....................................... 43 B. Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru dan Orang Tua dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTsN Piyungan Yogyakarta. .................................................... 57 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kerjasama Guru dan

Orang tua dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTsN Piyungan Yogyakarta…………………………… 72

Page 11: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

xi

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 92 B. Saran-saran .............................................................................. 94 C. Kata Penutup ............................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 98

Page 12: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

xii

Daftar Tabel

Tabel 1 : Data Jumlah Guru MTsN Piyungan …………………………... 38

Tabel 2 : Data Keadaan Siswa Kelas VII MTsN Piyungan……………....39

Tabel 3 : Data Keadaan Siswa Kelas VIII MTsN Piyungan…………..….39

Tabel 4 : Data Keadaan Siswa Kelas IX MTsN Piyungan..........................40

Tabel 5 : Data Keadaan Karyawan MTsN Piyungan..................................40

Tabel 6 : Data Keadaan Pergedungan atau Ruang......................................41

Tabel 7 : Data Keadaan Alat-Alat Meubelair..............................................41

Tabel 8 : Data Keadaan Alat-Alat Kantor…………………….…………..41

Tabel 9 : Data Keadaan Perlengkapan Olah Raga......................................42

Page 13: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pedoman Pengumpulan Data

Lampiran II : Catatan Lapangan

Lampiran III : Surat Bukti Seminar Proposal

Lampiran IV : Surat Penunjukkan Pembimbing

Lampiran V : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran VI : Surat Izin Penelitian

Lampiran VII : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran VIII : Sertifikat PPL

Lampiran IX : Sertifikat KKN

Lampiran X : Piagam Penghargaan KKN

Lampiran XI : Daftar Riwayat Hidup

Page 14: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara

makhluk-makhluk yang lainnya. Dengan adanya perbedaan dengan

makhluk lainnya itulah maka manusia juga akan diberi sebuah amanat

yang tidak ringan untuk dapat menjalankannya. Manusia dari generasi

akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik yang nantinya akan

dipertanggung jawabkan di hadapan Allah swt pada hari akhir nanti.

Kehadiran anak sebagai bakal generasi bagi orang tua akan sangat berarti,

kehadirannya di dunia ini adalah untuk dijaga, agar supaya amanat itu

kemudian dirawat, dijaga dan dididik sesuai ketentuan Allah swt. Karena

amanat itulah, maka sudah seharusnya orang tua memberikan pendidikan

yang baik dan benar, terutama pendidikan agama, sehingga nantinya

manusia tersebut dapat memiliki kompetensi religiusitas dan spiritualitas

yang baik.

Dalam pandangan Islam, sejak dilahirkan manusia telah

dianugerahkan potensi keberagamaan.2

2 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 22-23.

Hal tersebut menegaskan bahwa

dorongan keberagamaan merupakan faktor bawaan manusia. Apakah

nantinya setelah dewasa seseorang akan menjadi orang yang taat terhadap

Page 15: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

2

agama yang dianutnya atau menjadi seseorang yang mengingkari agama.

Hal tersebut tergantung pada pola pendidikan yang diterimanya.

Keluarga sebagai lingkungan yang paling dekat dan sebagai tempat

pendidikan pertama bagi seseorang. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan.

Karena hubungan yang harmonis antar keluarga akan membantu

kelancaran proses pendidikan seseorang, terutama anggota keluarga.

Selain keluarga, peranan sekolah tidak kalah pentinganya dalam

pendidikan seseorang. Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu secara

formal bagi peserta didik harus bisa memberikan perkembangan bagi jiwa

perserta didik. Dalam Islam, sebagai pendidik tidak hanya dituntut untuk

menyampaikan ilmu bagi perkembangan otaknya saja, akan tetapi

pendidik harus bisa menjadikan peserta didik yang mempunyai rasa

keberagamaan yang baik, apalagi dalam pendidikan agama Islam. Dengan

demikian fungsi orang tua murid dan guru sebagai pendidik masing-

masing mempunyai peran yang berwibawa terhadap peserta didik yaitu:

1. Orang tua sebagai pendidik pertama merupakan pembina pribadi yang

pertama dalam kehidupan seseorang.

2. Guru sebagai pendidik yang berada di lingkungan sekolah berfungsi

sebagai pembawa amanat orang tua dalam pendidikan.3

Dengan demikian antara orang tua dan guru perlu kerjasama untuk

menciptakan lingkungan yang agamis sehingga dapat mendukung upaya

3 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan

Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 106.

Page 16: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

3

membentuk perilaku keagamaan pada peserta didik. Lingkungan yang

agamis perlu diciptakan keluarga maupun di lingkungan sekolah, serta

dalam masyarakat pada cakupan yang lebih luas.

Sekolah harus bisa membentuk karakter yang positif bagi peserta

didik, maksudnya adalah pembentukan mental dan agamanya yang

nantinya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar fungsi

sekolah sebagai salah satu tempat pembentukan keberagamaan peserta

didik dapat berperan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut,

sekolah seyogyanya bisa menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi

yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tugas

perkembangannya yang mengarah pada mental keagamaan yang baik.4

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau sekolah-sekolah yang berciri

khaskan Islam lainnya mempunyai peranan ganda terhadap perkembangan

Kurangnya usaha sekolah dalam membina mental anak didiknya

akan membawa konsekuensi tersendiri bagi perilaku anak-anak didalam

masyarakat nantinya. Seringnya terjadi tawuran antar pelajar, pergaulan

bebas, dan kenakalan remaja yang lainnya merupakan salah satu akibat

dari gagalnya institusi atau lembaga pendidikan secara umum. Oleh

karenanya lembaga pendidikan Islam yang akan terus berusaha dalam

rangka menjalankan fungsinya untuk membina perkembangan yang

dimiliki oleh peserta didik, yaitu di antaranya perkembangan

keberagamaan yang dimiliki oleh peserta didik.

4 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2001), hal. 31.

Page 17: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

4

peserta didik. Di samping berkewajiban untuk mengajarkan ilmu

pengetahuan terhadap peserta didik, sekolah juga dituntut untuk membina

perkembangan keberagamaan peserta didik. Salah satu alasan mengapa

orang tua memasukkan anak-anaknya di sekolah yang mempunyai ciri

khas Islam disebabkan karena mereka berasumsi bahwa sekolah yang

mempunyai ciri khas Islam lebih mampu menjadikan anak-anak mereka

untuk menjadi manusia yang lebih baik secara agama dibandingkan

dengan mereka yang sekolah di sekolah-sekolah umum.

Tetapi pada kenyataannya sering didapati bahwa banyak di antara

peserta didik yang menempuh pendidikan formal di sekolah-sekolah yang

berciri khaskan Islam belum menjalankan kewajiban sebagai seorang

Muslim. Misalnya belum menjalankan kewajiban shalat lima waktu.

Selain itu, masih banyak yang berlaku kurang sopan terhadap orang yang

lebih tua dan kurang adanya cerminan sikap saling menyayangi terhadap

teman sebaya. Hal tersebut sangat kontras dengan visi misi Madrasah yang

ingin membentuk pribadi Muslim di samping membentuk pribadi yang

berpengetahuan luas sebagai generasi penerus agama dan bangsa.

Seyogyanya, sebagai orang yang menuntut ilmu di institusi

pendidikan yang berciri khaskan Islam, para peserta didik bisa

merepresentasikan apa yang mereka lakukan sehari-hari dengan institusi

tempat mereka belajar. Karena setiap hal yang melekat pada diri mereka

pasti akan dikaitkan dengan sekolah tempat mereka belajar.

Page 18: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

5

Hal utama yang menjadi ketertarikan penulis untuk membahas

tentang kerjasama oleh guru dengan orang tua dalam membina perilaku

keagamaan peserta didik yaitu ketika pada mulanya sewaktu penulis

sedang melaksanakan observasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Piyungan Yogyakarta, penulis menemukan suatu fenomena yang

menunjukkan bahwa masih banyak dari para peserta didik (khususnya

kelas VIII) yang belum mencerminkan kepribadian yang seharusnya

mereka jalani sebagai seorang Muslim. Misalnya masih banyak peserta

didik yang tidak shalat zuhur di Madrasah, padahal shalat dluhur wajib

dilakukan di Madrasah menurut tata tertib Madrasah. Masih banyak dari

para peserta didik yang bersikap kurang sopan terhadap guru dan sikap

menyayangi dan menghormati teman sebayanya, tidur saat jam pelajaran

ketika guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas atau membantah

perintah guru ketika diminta untuk mengerjakan tugas sekolah. Tidak

masuk kelas saat jam pelajaran sedang berlangsung dan berkata kasar

terhadap guru maupun sesama teman.5

Dari pemantauan penulis terhadap salah satu siswa kelas VIII

MTsN Piyungan, perilaku yang kurang baik tersebut terlihat juga ketika di

rumah. Saat itu ia diperintah oleh orang tuanya untuk membeli sesuatu di

warung dekat rumahnya, akan tetapi anak tersebut malah membantah

5 Hasil observasi awal dengan beberapa siswa, pada hari Kamis 31 Juli 2008.

Page 19: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

6

perintah orang tuanya dan pergi menuju tempat bermain Play Station

(PS).6

Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam berbagai hal, tergantung

pada kebijaksanaan masing-masing sekolah. Seperti yang ada di MTsN

Piyungan Bantul yaitu kegiatan pertemuan antara wali murid dan guru

yang diadakan 4 kali dalam satu tahun, yang membahas tidak hanya

masalah administrasi sekolah akan tetapi juga membahas seputar

pendidikan siswa.

Dari permasalahan tersebut di atas, maka dibutuhkan komunikasi

antara guru dan orang tua. Guru dapat menceritakan perilaku siswanya

ketika di sekolah, sebaliknya orang tua dapat memberitahukan pula

bagaimana perilaku yang ditunjukkan oleh anaknya ketika di rumah.

Dengan adanya pertukaran informasi tersebut, maka masing-masing pihak

dapat mengambil langkah yang tepat sehingga tidak terjadi atau

mengurangi terjadinya perilaku yang kurang baik yang ditunjukkan oleh

anaknya. Dari sinilah maka diperlukan kerjasama antara pihak sekolah

(guru) dan pihak keluarga (orang tua).

7

6 Hasil observasi dengan siswa, ketika di rumahnya di dusun Kalangan Piyungan Bantul,

pada hari Minggu 3 Agustus 2008. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Andi Arqom, S.Ag, pada hari Selasa 5 Agustus 2008.

Hal inilah yang menggugah hati penulis untuk meneliti

tentang kerjasama yang dilakukan antara pihak sekolah (guru) MTsN

Piyungan dengan pihak keluarga (orang tua murid), khususnya dalam

rangka membina perilaku keagamaan yang dimiliki oleh peserta didik

yang nantinya dapat diimplementasikan baik di keluarga, sekolah, maupun

Page 20: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

7

masyarakat. Penulis mengkhususkan mengambil sampel kelas VIII agar

lebih fokus dan lebih mudah dalam proses penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang masalah sebagaimana

diungkapkan di atas, permasalahan pokok yang hendak dikaji dalam

penelitian ini adalah:

1. Apa bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam

membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII di MTsN Piyungan

Bantul Yogyakarta?

2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII di MTsN

Piyungan Bantul Yogyakarta?

3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kerjasama guru dan

orang tua dalam membina perilaku keagamaan pada siswa kelas VIII

di MTsN Piyungan Bantul Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis mempunyai beberapa tujuan dan

kegunaan dalam melakukan penelitian, diantaranya yaitu:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan oleh

guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa

kelas VIII di MTsN Piyungan Bantul Yogyakarta.

Page 21: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

8

b. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa.

c. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat

kerjasama guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan

siswa.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai kontribusi bagi para guru dan orang tua dalam

menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.

b. Memberi inspirasi bagi MTsN Piyungan untuk meningkatkan

hubungan kerjasama antara pihak sekolah (guru) dan keluarga

(orang tua) dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan bagi

peserta didik dan membentuk pribadi siswa yang luhur.

D. Kajian Pustaka

1. Telaah Hasil Penelitian yang Relevan

Selama penyusun melakukan penelusuran terhadap beberapa

skripsi dan karya ilmiah lainnya yang ada, penyusun belum

mendapatkan karya yang sama persis dengan penelitian yang akan

penyusun teliti. Namun ada beberapa karya yang cukup berkaitan

dengan tema yang penulis angkat, yaitu:

Skripsi Eka Yuliana tahun 2005 Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Urgensi Metode Pembiasaan dalam

Membentuk Perilaku Keagamaan pada Anak (Perspektif Pendidikan

Page 22: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

9

Islam)”,8

Skripsi Uli Sterani Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta “Perilaku Keagamaan Anak-Anak Nelayan

Kelurahan Donan Cilacap”

menjelaskan mengenai pentingnya metode pembiasaan

dalam membentuk perilaku keagamaan pada anak, dan mengapa

metode pembiasaan begitu penting dalam membentuk perilaku

keagamaan anak pra sekolah.

9

Skripsi yang ditulis oleh Musfandari Fakultas Tarbiyah

Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul

“Pembentukan Sikap dan Perilaku Keagamaan Anak pada Taman

Pendidikan Al-Qur’an di Kadipaten Wetan Yogyakarta”.

menjelaskan bagaimana kondisi

keberagamaan anak-anak nelayan yang terdapat di kelurahan Donan

Cilacap yang tidak mendapatkan teladan dari orang tua mereka,

sehingga pelajaran yang telah didapatkan di sekolah tidak berimplikasi

terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

10

8 Eka Yuliana, “Urgensi Metode Pembiasaan dalam Membentuk Perilaku Keagamaan

pada Anak (Perspektif Pendidikan Islam)”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.

9 Uli Sterani, “Perilaku Keagamaan Anak-Anak Nelayan Kelurahan Donan Cilacap”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.

10 Musfandari, “Pembentukan Sikap dan Perilaku Keagamaan Anak pada Taman Pendidikan Al-Qur’an di Kadipaten Wetan Yogyakarta”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Skripsi

tersebut lebih memfokuskan pada upaya pembentukan sikap dan

perilaku keagamaan pada anak usia 7-12 tahun di TPA Kadipaten

Wetan Yogyakarta yang berlokasi di TPA Al-Karim Masjid Moelya

Utomo.

Page 23: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

10

Adapun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di

atas karena dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada

bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orang tua siswa kelas

VIII di MTs Negeri Piyungan Yogyakarta untuk membina perilaku

keagamaan siswa, pendekatan dalam skripsi ini menggunakan

pendekatan sosiologis, hal ini didasarkan alasan bahwa dalam suatu

kerjasama akan menyebabkan interaksi sosial antara lingkungan yang

berbeda (dalam penelitian ini) yaitu guru dalam lingkungan sekolah

dan orang tua dalam lingkungan keluarga. Jadi teori-teori yang penulis

gunakan untuk menganalisis data lebih cenderung pada ilmu-ilmu

sosial yang berkaitan dengan bidang pendidikan.

2. Landasan Teori.

Agar pembahasan skripsi lebih terarah, maka penulis perlu

mengemukakan beberapa teori yang akan memperkuat dan melandasi

pembahasan lebih lanjut, yaitu:

a. Kerjasama Guru dengan Orang Tua

Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari pendidikan

anak didiknya, perlu adanya kerjasama atau hubungan yang erat

antara sekolah (guru) dan keluarga (orang tua). Dengan adanya

kerjasama itu, orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan

pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya,

sebaliknya para guru dapat pula memeperoleh keterangan dari

orang tua tentang kehidupan dan sifat anak-anaknya. Keterangan-

Page 24: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

11

keterangan orang tua sangat besar gunanya bagi guru dalam

memberi pelajaran pada anak didiknya dan guru dapat mengerti

lingkungan anak didiknya. Demikian pula orang tua dapat

mengetahui kesulitan yang dihadapi anak-anaknya di sekolah.11

1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua pada hari

penerimaan murid baru.

Adapun cara mempererat hubungan dan kerjasama antara

sekolah (guru) dengan keluarga (orang tua) antara lain:

2. Mengadakan surat-menyurat antara sekolah (guru) dengan

keluarga (orang tua).

3. Adanya daftar nilai (raport).

4. Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pertemuan hasil

karya anak- anak.

5. Mendirikan perkumpulan orang tua murid dan guru.12

Kita tidak bisa mengabaikan peran keluarga dalam

pendidikan. Anak-anak sejak masih bayi hingga usia sekolah

memiliki lingkungan tunggal, yaitu keluarga. Makanya tidak

mengherankan jika Gilbert menyatakan bahwa kebiasaan yang

dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan

keluarga. Sejak bangun tidur hingga akan tidur lagi, anak-anak

menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.

13

11 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hal. 126-127. 12 Ibid., hal. 128. 13 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 251.

Page 25: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

12

a. Peranan Orang tua Terhadap Pendidikan Anak

Pada kebanyakan keluarga, ayah dan ibu (Orang tua)

memegang peranan penting terhadap anak-anaknya. Ayah dan

ibu masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab

dalam mengasuh dan membimbing anak serta memberikan

pendidikan kepada mereka.

Ibu merupakan orang yang penting dalam pendidikan

anak-anaknya karena sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang

selalu disampingnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya

merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama

sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaknya bijaksana dan

pandai mendidik anaknya.

Sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya, peranan

ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut:

1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

2) Pengasuh dan pemelihara

3) Tempat mencurahkan isi hati

4) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

5) Pembimbing hubungan pribadi

6) Pendidik dalam segi-segi emosional.14

14 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, hal. 82.

Page 26: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

13

Adapun tugas dan tanggung jawab di dalam keluarga,

ayah mempunyai peranan dalam pendidikan anak-anaknya

yang lebih dominan adalah:

1) Sumber kekuasaan dalam keluarga.

2) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia

luar.

3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

4) Pelindung terhadap ancaman dari luar.

5) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.

6) Pendidik dalam segi-segi rasional.15

b. Peranan Guru Terhadap Pendidikan Anak

Pendidikan agama di suatu lembaga pendidikan,

bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi jiwa keagamaan

pada anak. Pendidikan agama lebih menitikberatkan pada

bagaimana mengembangkan kebiasaan yang selaras dengan

tuntutan agama. Dalam hal ini secara umum guru mempunyai

tanggung jawab untuk mengubah sikap dan perilaku anak

didiknya agar kelak menjadi anak yang berpribadi luhur.

Menurut MC. Guire, proses perubahan sikap dari tidak

menerima ke sikap menerima berlangsung melalui 3 tahapan

15 Ibid., hal. 83

Page 27: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

14

yaitu: proses pertama, adalah adanya perhatian; kedua, adanya

pemahaman; dan ketiga, adanya penerimaan.16

b. Perilaku Keagamaan

Perilaku menurut Hasan Langgulung adalah aktivitas yang

dibuat oleh seseorang yang dapat disaksikan dalam kenyataan

sehari-hari.17

Sedangkan menurut Bimo Walgito, perilaku adalah

aktivitas yang ada pada individu atau organisasi yang tidak

timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang

diterima oleh organisasi yang bersangkutan baik stimulus

eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian

terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap

stimulus eksternal.

18

Sedang dalam psikologi, perilaku disebut “Behaviour” yang

artinya suatu aktualisasi dari keadaan yang fisik dan psikis

individu atau organisme yang terwujud dalam gerak atau sikap

sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang

mengenainya.

19

Adapun Perilaku Keagamaan sebagaimana yang terdapat

dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah aturan-aturan

16 Jalaluddin, Psikologi Agama, hal. 221. 17 Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Al-Husna, 1996), hal. 21. 18 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal. 15. 19 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal. 10

Page 28: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

15

mengenai tingkah laku atau tata cara hidup manusia dalam

hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.20

Sedangkan Djamaluddin Ancok mengemukakan bahwa

perilaku keagamaan yaitu sejauhmana orang mengerjakan

kewajiban ritual di dalam agama mereka seperti sholat, puasa,

mengaji, dan akhlak.

21

Sedang menurut Abdul Aziz Ahyadi yang dimaksud

dengan perilaku keagamaan atau tingkah laku keagamaan adalah

merupakan pernyataan atau ekspresi kehidupan kejiwaan

manusia yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari yang

diwujudkan dalam bentuk kata-kata, perbuatan atau tindakan

jasmaniah yang berkaitan dengan pengalaman ajaran agama

Islam.

22

Dalam pandangan psikologi agama, ajaran agama memuat

norma-norma yang dijadikan pedoman oleh pemeluknya dalam

bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma tersebut mengacu

kepada pencapaian nilai luhur yang mengacu kepada

pembentukan kepribadian dan keserasian hubungan sosial dalam

upaya memenuhi ketaatan kepada zat supernatural.

23

20 Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 1. (Yogyakarta: PT. Adi Pustaka), hal. 156. 21 Djamaluddin Ancok, Teknik Penyusunan dan Skala pengukuran, (Yogyakarta : Pustaka

Penelitian Kependidikan UGM, 1997), hal.13. 22 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Jakarta: Sinar

Baru, 1988), hal. 28. 23 Ibid., hal. 240.

Tanpa

agama, orang akan merasa kehilangan tujuan dan pedoman

Page 29: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

16

hidup. Dengan demikian, perilaku keagamaan merupakan

kecenderungan manusia mengamalkan norma atau peraturan

yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan

manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan.

Membina perilaku keagamaan pada hakikatnya adalah

usaha mempertahankan, memperbaiki, dan menyempurnakan

yang telah ada sesuai dengan harapan.

Dari beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan

bahwasanya perilaku keagamaan di sini adalah segala tingkah

laku, perangai atau sikap yang ditampilkan oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari baik yang berhubungan dengan masalah

ibadah, syariah atau akhlak dalam hubungannya dengan Allah,

sesama manusia dan makhluk lain atau lingkungan sekitar. Dari

teori ini dapat disimpulkan dalam indikator perilaku keagamaan

sebagai berikut :(1) Ibadah kepada Allah meliputi sholat, puasa,

infaq, dan membaca Al-Qur’an. (2) Akhlak kepada sesama

meliputi akhlak kepada guru, akhlak kepada orang tua, dan

akhlak kepada orang lain

Dalam perspektif imajinasi sosiologis, yang diantaranya

adalah interaksi sosial yakni hubungan timbal balik antara

individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta

individu dengan kelompok. Interaksi sosial menjadi inti dari

pergaulan hidup, dan seorang sosiolog senantiasa akan berpaling

Page 30: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

17

pada kerangka berfikir yang didasarkan pada interaksi sosial.

Masyarakat terjadi dan berproses karena interaksi sosial

tersebut.24

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial,

oleh karena itu tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada

kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara

badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam

suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan

terjadi apabila orang perorangan atau kelompok-kelompok

manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat dikatakan bahwa

interaksi sosial adalah dasar proses sosial, pengertian mana

menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

25

1) Imitasi atau peniruan adalah suatu cara belajar dengan

mengikuti atau mencontoh orang lain.

Setiap perilaku yang kita perlihatkan sebenarnya adalah

hasil dari mempelajari, baik hal mengenai pelajaran-pelajaran

sekolah, mengenai nilai-nilai sosial, adat kebiasan, maupun

mengenai motif atau dorongan. Sehubungan dengan itu

mekanisme sosial psikologis yang memegang peranan dalam

proses belajar ini adalah:

24 Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1988), hal. 7-8. 25 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

hal. 60-61.

Page 31: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

18

2) Sugesti adalah suatu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu

reaksi langsung dan tanpa pikiran panjang pada individu yang

menerima sugesti tersebut.

3) Simpati adalah kecakapan untuk merasai diri seolah-olah

dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang

dilakukan, dialami, atau diderita oleh orang lain.26

Peranan guru dalam hubungannya dengan siswa bermacam-

macam menurut situasi interaksi sosial yang dihadapi, yakni

situasi formal dalam proses pembelajaran di kelas dan dalam

situasi informal.

27 Dalam situasi formal yaitu ketika mendidik

dan mengajar, seorang guru harus sanggup menunjukan

kewibawaan atau otoritasnya. Artinya dia harus mampu

mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan siswa.

Sedangkan dalam situasi informal, seorang guru dapat

mengendorkan hubungan formal dan jarak sosial, misalnya

sewaktu rekreasi, olahraga, ataupun kegiatan semacamnya.28

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data digunakan

perspektif sosiologis dan difokuskan pada terjadinya interaksi

sosial yang timbal balik di antara guru, orang tua, dan siswa.

Jadi, hendaknya guru dapat menyesuaikan peranannya menurut

situasi sosial yang dihadapinya.

26 H. Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), hal. 65-

66. 27 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 92. 28 Ibid., hal. 94.

Page 32: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

19

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa membina perilaku

keagamaan pada hakikatnya usaha menumbuhkembangkan

potensi dan daya psikis manusia ke arah yang lebih maju

menurut interaksi sosial yang terjadi di antara mereka. Agama

pada usia sekolah merupakan agama fitrah dan amalan.29 Dalam

pendidikan Islam khususnya berusaha untuk mendidik anak agar

menghadapkan wajahnya kepada Islam, mengetahui Allah swt,

dan mengetahui dirinya.30

Untuk membina perilaku keagamaan pada siswa, dapat

dilakukan dengan menjalin interaksi sosial dengan orang-orang

di sekitarnya, baik orang dewasa maupun orang sebaya. Terhadap

pengaruh orang dewasa seperti orang tua, guru, ataupun orang

yang lebih tua usianya, pada umumnya siswa bersikap patuh dan

menerimanya dengan percaya. Sebagaimana dikemukakan di atas

bahwa siswa memiliki sifat imitasi dan sugesti terhadap perilaku

keagamaan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya,

sehingga perbuatan yang sering diulang-ulang tentulah akan

menjadi watak seseorang. Adat dan kebiasaan yang bersikap

edukatif yang biasa dilakukan oleh anak sangat mempengaruhi

kepribadiannya. Pendidikan Islam yang telah dibiasakan dalam

kehidupan keluarga sebagai lingkungan pertama anak dari rumah,

29 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), hal.

8. 30 Muis Sad Iman (ed.), Pendidikan Partisipatif, (Yogyakarata: Safiria Insania Press,

2004) hal. 8.

Page 33: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

20

dari pergaulan yang dibimbing secara baik akan berdampak pada

perilaku keagamaan yang positif bagi anak.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari sudut

pandang pelakunya.31

2. Pendekatan Penelitian

Analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis yaitu penulis

menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam menganalisis data.

Pendekatan ini digunakan karena dalam kerjasama akan menyebabkan

suatu interaksi sosial antara dua lingkungan yang berbeda yaitu guru

dalam lingkungan sekolah dan orang tua dalam lingkungan keluarga,

sehingga teori-teori yang digunakan sebagai acuan analisis data

cenderung pada ilmu-ilmu sosial yang berkaitan dengan pendidikan.

3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis

gunakan adalah sampling purposive. Yang dimaksud sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-

31 Sarjono, dkk., Panduan Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004), hal. 23.

Page 34: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

21

pertimbangan tertentu.32

a) Kepala sekolah MTsN Piyungan

Teknik sampling semacam ini lebih cocok

digunakan untuk penelitian kualitatif.

Penulis menggunakan teknik sampling purposive, karena

penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Dalam

menentukan subyek, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan

penulis, antara lain pengalaman responden, peran sertanya dalam

organisasi di sekolah, jabatan di sekolah dan latar belakang

pendidikan.

Adapun yang akan menjadi subyek penelitian ini adalah:

b) Guru-guru MTsN Piyungan ( khususnya guru PAI dan guru BK)

c) Sebagian orang tua siswa

d) Siswa-siswi Kelas VIII MTsN Piyungan

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa

metode, agar saling mendukung dan saling melengkapi satu metode

dengan metode lainnya. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan data

secara lengkap, valid dan reliabel yang sesuai dengan pokok

permasalahan. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara

pengamatan atau pencatatan dengan sistematis, tentang fenomena

32 Sugiyono. Metode Penelitian Administratif, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 96.

Page 35: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

22

yang diselidiki, seperti yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto,

observasi disebut pula dengan pengamatan yang meliputi kegiatan

pemusatan perhatian tehadap obyek dengan menggunakan seluruh

indera.33

b. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi

partisipan dengan alasan si pengamat dapat mengumpulkan data

secara langsung, dengan mengadakan pencatatan hasil pengamatan

secara sistematis di lapangan. Dalam hal ini dilakukan pengamatan

dan pencatatan terhadap gejala-gejala atau fenomena yang

diselidiki. Ada beberapa hal yang penulis amati, yaitu kondisi fisik

sekolah, lingkungan sekolah, kondisi siswa, proses pembelajaran,

praktek ibadah dan interaksi sosial siswa dengan guru, dengan

sesama temannya dan dengan orang tua mereka.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasar

tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua, yaitu

wawancara tak terstruktur (wawancara mendalam) dan wawancara

terstruktur (wawancara baku).34

33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hal. 131. 34 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001), hal. 180.

Adapun pihak-pihak yang akan

penulis wawancarai adalah kepala sekolah, guru MTsN Piyungan,

sebagian orang tua siswa dan sebagian siswa MTsN Piyungan.

Page 36: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

23

Informasi yang penulis kumpulkan meliputi: sejarah singkat

berdirinya MTsN Piyungan, kondisi dan letak geografis, struktur

organisasi, keadaan guru, keadaan anak didik, materi pelajaran,

sarana dan prasarana pendidikan, bentuk-bentuk kerjasama guru

dengan orang tua siswa, faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat kerjasama guru dengan orang tua dalam membina

perilaku keagamaan siswa.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.35

Setelah data diperoleh melalui beberapa metode, selanjutnya

penulis menyeleksi dan menyusun data tersebut, kemudian agar data

mempunyai arti, maka data tersebut diolah atau dianalisis. Adapun

analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif, yaitu cara analisis yang cenderung menggunakan

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang sudah

tertulis tentang: sejarah berdirinya lembaga pendidikan, sarana dan

prasarana, jumlah guru, jumlah murid, jadwal pelajaran dan

kegiatan ekstrakurikuler.

5. Metode Analisis Data

35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hal.236.

Page 37: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

24

kata-kata untuk menjelaskan (describle) fenomena atau data yang

didapatkan.36

a. Pengambilan Data

Langkah-langkah yang diambil dalam analisis data adalah:

Untuk memperoleh data di lapangan yang dilakukan melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang ada dapat

berupa catatan lapangan mengenai perilaku subjek penelitian.

b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilahan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data

yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis data di lapangan.

c. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan agar semua data-data yang

diperoleh di lapangan yang berupa data hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi kemudian dianalisis sehingga dapat

memunculkan deskripsi tentang kerjasama guru dengan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan didasarkan pada hubungan informasi

yang tersusun dalam dalam suatu bentuk yang dipadu pada

36 Drajat Suharjo, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah, (Yogyakarta:UII

Press, 2003), hal. 12.

Page 38: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

25

penyajian data. Kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian

berlangsung.37

Adapun pemeriksaan keabsahan data yang penulis gunakan

adalah teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut.

38

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

Penulis

menggunakan triangulasi dengan sumber yakni membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat

dicapai dengan cara sebagai berikut:

b) Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

e) Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.39

Pada penelitian ini hanya digunakan dua modus saja yaitu

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, serta

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua modus

tersebut cukup simpel dan mudah dilaksanakan.

37 Mattew B. Miles and Michael A. Huberman, Analisis Data Kualitatif, penerjemah:

Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 16-19. 38 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 178. 39 Ibid., hal. 179.

Page 39: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

26

Selain triangulasi dengan sumber, juga digunakan triangulasi

dengan metode. Menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

terdapat dua strategi yaitu: (1) Pengecekan beberapa derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik

pengumpul data, (2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama.40

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini hanya

menggunakan strategi yang kedua yakni peneliti membandingkan data

hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa.

Sistematika pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke

dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian

awal terdiri dari halaman judul, halaman surat pernyataan, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar

lampiran.

Bagian tengah berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan

sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu-

kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam

empat bab. Pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok

bahasan dari bab yang bersangkutan. Bab I skripsi ini berisi gambaran

umum penulisan skripsi yang meliputi lsatar belakang masalah, rumusan

40 Ibid., hal. 179.

Page 40: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

27

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II berisi gambaran umum tentang MTsN Piyungan Yogyakarta.

Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada letak geografis, sejarah

berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik,

karyawan, dan sarana prasarana yang ada pada MTsN Piyungan

Yogyakarta. Berbagai gambaran tersebut dikemukakan terlebih dahulu

sebelum membahas bergagai hal tentang kerjasama guru dan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa pada bagian selanjutnya.

Setelah membahas gambaran umum lembaga, pada bab III berisi

pemaparan data beserta analisis tentang kerjasama guru dan orang tua.

Pada bagian ini uraian difokuskan pada bentuk kerjasama dan upaya yang

dilakukan guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa

kelas VIII, serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Adapun bagian terakhir dari bagian inti adalah bab IV. Bagian ini

disebut penutup yang memuat kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.

Akhirnya, bagian akhir dari skripsi in terdiri dari daftar pustaka dan

berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian.

Page 41: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

92

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah

penulis lakukan tentang kerjasama guru dan orang tua dalam membina

perilaku keagamaan siswa kelas VIII di MTs N Piyungan Bantul

Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam

membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII di MTs N Piyungan

Bantul Yogyakarta meliputi adanya, konsultasi langsung antara guru

dan orang tua, komukasi via telepon, kunjungan guru ke rumah orang

tua siswa, serta pertemuan wali murid. Bentuk-bentuk kerjasama

tersebut berpengaruh terhadap pembinaan perilaku keagamaan siswa,

karena hal tersebut sangat ditekankan dalam pendidikan di MTs N

Piyungan Bantul Yogyakarta untuk mewujudkan pribadi muslim yang

benar-benar berbudi luhur dalam perkataan dan perbuatan serta

memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama kelak.

2. Dalam membina perilaku keagamaan siswa, ada beberapa upaya yang

telah dilakukan oleh guru dan orang tua. Upaya yang telah dilakukan

guru adalah dengan memberikan nasihat, keteladanan, dengan

kedisiplinan, dan dengan pembiasaan. Adapun upaya yang telah

Page 42: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

93

dilakukan oleh orang tua adalah membiasakan beribadah, menanamkan

kejujuran pada anak, serta pengetahuan agama.

3. Ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat kerjasama

yang telah dilakukan oleh guru dan orang tua dalam membina perilaku

keagamaan siswa. Faktor pendukung dari pihak guru adalah sebagian

guru yang telah memiliki kemampuan mencakup kompetensi personal,

sosial, dan profesional yang ditunjang dengan berbagai fasilitas

sekolah seperti lingkungan kelas yang kondusif, media pembelajaran

yang cukup memadai, serta berbagai program sekolah yakni pertemuan

wali murid, komunikasi via telepon, konsultasi langsung antara guru

dan orang tua, serta kunjungan guru ke rumah orang tua, sedangkan

faktor pendukung dari pihak orang tua yaitu sebagian dari orang tua

yang memberikan sikap keterbukaan, peran sertanya dalam mengikuti

pertemuan di sekolah, serta dukungan terhadap program-program

sekolah. Adapun faktor penghambatnya dari guru adalah kurang

maksimalnya guru dalam menangani siswa dikarenakan sebagian guru

mengajar tidak hanya di satu tempat, sedangkan faktor penghambat

yang berasal dari orang tua adalah karena sebagian dari orang tua

mempunyai banyak kesibukan, kurangnya perhatian terhadap anak,

serta kurangnya kesadaran akan pentingnya kerjasama dengan guru

dalam membina perilaku keagamaan anak.

Page 43: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

94

B. Saran – saran

Setelah melihat kesimpulan tentang kerjasama guru dan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII di MTs N Piyungan

Bantul Yogyakarta ini, maka ada beberapa saran yang penulis tujukan

kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Kepada Pihak Guru

Hendaknya para guru lebih meningkatkan dalam memberikan

motivasi terhadap siswa supaya mereka lebih rajin dalam mengikuti

pembelajaran di sekolah. Selain itu para guru harus lebih sabar dan

bijaksana dalam menghadapi anak yang bermasalah sehingga mereka

menjadi lebih baik dan menjadi patuh terhadap guru. Hal yang lebih

penting yaitu guru harus selalu menjalin kerjasama dengan orang tua

siswa, selalu menghimbau kepada meraka agar mau bertukar

informasi, dan mau memenuhi undangan dari pihak sekolah.

2. Pihak Orang Tua

Orang tua sangat berperan dalam melakukan pengawasan

terhadap segala aktivitas anak selama di rumah. Oleh karena itu

diharapkan agar orang tua semakin menyadari akan arti pentingnya

membina perilaku keagamaan anak-anaknya, serta lebih mempererat

hubungan kerjasama dengan pihak sekolah demi kebaikan bersama,

jadi hendaknya orang tua meluangkan waktu untuk menghadiri

pertemuan yang diadakan di sekolah serta selalu bersikap terbuka akan

permasalahan anaknya ketika di rumah.

Page 44: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

95

C. Kata Penutup

Alhamdulillahirabil’alamin. Puji syukur hanya bagi Allah swt yang

telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Segala daya, upaya, dan kekuatan, baik tenaga maupun pikiran telah

dicurahkan demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini agar hasil yang

disajikan dapat memenuhi syarat-syarat kesempurnaan yang diharapkan.

Tiada lain atas keterbatasan penulis, maka pasti banyak kekurangan dan

tidak kesempurnaan. Menyadari hal itu, saran, kritik, dan masukan

terhadap skripsi ini sangat diharapkan, selama saran dan kritik tersebut

mempunyai nilai-nilai konstruktif yang menuju ke arah perbaikan dan

kesempurnaan.

Semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat berguna bagi penulis

pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Amin.

Page 45: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

96

DAFTAR PUSTAKA Ahyadi, Abdul Aziz, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Jakarta:

Sinar Baru, 1988. Ancok, Djamaluddin, Teknik Penyusunan dan Skala pengukuran, Yogyakarta :

Pustaka Penelitian Kependidikan UGM, 1997. Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 1. Yogyakarta: PT. Adi Pustaka. H. Khairuddin, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002.

Iman, Muis Sad, (ed.), Pendidikan Partisipatif, Yogyakarata: Safiria Insania

Press, 2004. Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004. Langgulung, Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Al-Husna, 1996. Mattew B. Miles and Michael A. Huberman, Analisis Data Kualitatif,

penerjemah: Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 16-19. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah

Dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001. Musfandari, “Pembentukan Sikap dan Perilaku Keagamaan Anak pada Taman

Pendidikan Al-Qur’an di Kadipaten Wetan Yogyakarta”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: Bulan Bintang,

1974. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000. Sarjono, dkk., Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004. S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Soekanto, Soerjono, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta: Rajawali, 1988.

Page 46: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

97

________________, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Sterani, Uli, “Perilaku Keagamaan Anak-Anak Nelayan Kelurahan Donan

Cilacap”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Administratif, Bandung: Alfabeta, 2004. Suharjo, Drajat, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah,

Yogyakarta:UII Press, 2003. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 1994. ____________, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset, 1994. Yuliana, Eka, “Urgensi Metode Pembiasaan dalam Membentuk Perilaku

Keagamaan pada Anak (Perspektif Pendidikan Islam)”. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989. Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2001.

Page 47: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

98

Catatan Lapangan 1

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 3 Januari 2009

Jam : 14.00 WIB

Lokasi : Kalitirto Berbah

Sumber data : Bapak Sudi Suwarno

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah orang tua Novi Ristiani siswi kelas VIII A, wawancara

dilakukan di teras rumah. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar upaya yang

dilakukan orang tua dalam membina perilaku keagamaan anak.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan menanamkan kejujuran, menurut beliau anaknya harus ditanamakan sifat

jujur dalam segala hal karena kejujuran adalah salah satu pondasi keimanan

seseorang. Jadi anak harus dibiasakan berkata jujur pada dirinya, kepada guru,

kepada teman, kepada orang lain dan terutama kepada orang tuanya sendiri.

Beliau menginginkan, agar anak-anaknya selalu berkata jujur dan tidak berdusta

terutama kepada orang tua, karena dirinya pasti akan sakit jika dibohongi oleh

anaknya sendiri. Salah satu contoh yang beliau terapkan kepada anaknya yaitu

ketika menyuruh anaknya untuk membayar keperluan sekolah maka anaknya

langsung membayar, dan jika di sekolah ada les pasti diberitahu, sejak kecil beliau

selalu mengajarkan untuk selalu jujur terutama kepada orang tua.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan menanamkan kejujuran pada anak.

Page 48: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

99

Catatan Lapangan 2

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : 4-25 Januari 2009

Jam : --------WIB

Lokasi : Di rumah dan di sekolah

Sumber data : Novi Ristiani

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Bapak Sudi Suwarno tentang adanya upaya yang dilakukan

oleh orang tua dalam membina perilaku keagamaan anak yaitu dengan

menanamkan kejujuran pada anak. Waktu observasi tidak menentu dan lokasi

observasi dilakukan di rumah dan di sekolah.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa memang benar yang telah

dilakukan bahwa anak tersebut mempunyai sifat yang jujur seperti ketika disuruh

membayar keperluan sekolahnya, ia benar-benar membayarkan uang tersebut.

Contoh lain seperti jika ia ada kegiatan les komputer atau les belajar di sekolah ia

selalu bicara jujur kalau memang dia pergi untuk kegiatan les di sekolah. Jadi

upaya orang tua dalam menanamkan kejujuran, sejauh pengamatan sedikit banyak

telah berhasil

_______________________________

Interpretasi:

Penanaman sifat kejujuran yang telah dituturkan oleh bapak Sudi

Suwarno telah diaplikasikan dengan baik kepada anaknya ketika di rumah

maupun di sekolah, jadi terjadi kesesuaian antara hasil wawancara dengan hasil

pengamatan.

Page 49: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

100

Catatan Lapangan 3

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 17 Januari 2009

Jam : 16.00 WIB

Lokasi : Basen Kotagede

Sumber data : Ibu Sugiastuti.

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah ibu dari Finarti Nur Astuti siswi kelas VIII E, wawancara

dilakukan di rumahnya pada sore hari dan pertanyaan yang disampaikan

menyangkut bentuk kerjasama dan upaya yang dilakukan guru dan orang tua

dalam membina perilaku keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan

dengan melakukan konsultasi langsung pada guru. Hal ini dilakukan karena sulit

membagi waktu untuk mengikuti pertemuan wali murid sehingga memilih untuk

berkonsultasi dengan guru secara langsung seputar informasi anak. Sedangkan

upaya yang dilakukan dalam membina perilaku keagamaan anaknya adalah

dengan membiasakan melakukan ibadah seperti sholat, tadarus, puasa dan lain-

lain.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan konsultasi langsung pada guru,

sedangkan upaya dalam membina perilaku adalah dengan membiasakan

melakukan ibadah.

Page 50: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

101

Catatan Lapangan 4

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 19 Januari 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang BK

Sumber data : Ibu Sri Ediana Nugraheni.

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah guru bimbingan konseling, wawancara dilakukan di ruang

BK ketika beliau sedang meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan

pertanyaan yang disampaikan menyangkut bentuk kerjasama yang dilakukan guru

dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan

dengan melakukan konsultasi langsung antara orang tua dan guru. Kegiatan ini

diharapkan antara guru dan orang tua mendapatkan titik temu dalam mengatasi

permasalahan siswa yang berhubungan dengan perilaku keagamaan. Dengan

adanya konsultasi secara terbuka, orang tua dapat memperoleh pengetahuan dan

pengalaman dari guru tentang cara mendidik anak yang tepat. Sebaliknya para

guru juga memperoleh keterangan dari orang tua tentang kehidupan, sifat, dan

perilaku siswanya. Jadi kedua belah pihak berkesempatan untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada anak serta dapat menjauhkan pandangan yang

keliru dan pendapat yang salah sehingga menghindari salah pengertian yang

mungkin timbul antara guru dengan orang tua. Bentuk kerjasama yang lain yaitu

dengan komunikasi Via Telepon.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan konsultasi langsung antara guru

dan orang tua dan komunikasi Via Telepon.

Page 51: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

102

Catatan Lapangan 5

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 22 Januari 2009

Jam : 08.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah dan ruang guru

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I dan ibu Sumiyati, BA.

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah Kepala Sekolah MTsN Piyungan Bantul, wawancara

dilakukan disela-sela waktu kosongnya. Sedangkan wawancara dengan ibu

Sumiyati dilakukan diruang guru dan pertanyaan yang disampaikan menyangkut

bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua dalam membina perilaku

keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan

dengan kunjungan ke rumah orang tua siswa. Kunjungan ini dilakukan bilamana

diperlukan, misalnya menjenguk anak didik yang sedang sakit. Umumnya orang

tua akan merasa senang atas kunjungan guru tersebut karena merasa bahwa

anaknya sungguh-sungguh diperhatikan. Bagi anak sendiri akan lebih merasa

segan dan hormat kepada gurunya yang telah menjenguk dan mengenal keluarga

atau orang tuanya. Selain menjenguk anak yang sakit kunjungan ke rumah juga

dilakukan oleh guru ketika ada waktu senggang untuk sekedar bersilaturrahmi dan

untuk mengenal lebih dekat dengan keluarga anak didiknya serta perilaku

siswanya ketika di rumah

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan adanya kunjungan guru ke

rumah orang tua siswa.

Catatan Lapangan 6

Page 52: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

103

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Minggu, 25 Januari 2009

Jam : 16.15 WIB

Lokasi : Karang Ploso Sitimulyo

Sumber data : Bapak Ikhsanudin Aziz

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah orang tua dari Sofi Ziani siswi kelas VIII B. Wawancara

dilakukan di rumahnya di Dusun Karang Ploso Desa Sitimulyo pada waktu sore

hari ketika sedang bersantai di teras rumah. Pertanyaan yang disampaikan

menyangkut bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua dalam

membina perilaku keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan

dengan kunjungan ke rumah orang tua siswa. Kunjungan ini dilakukan ketika

anaknya yang bernama Sofi Ziani sedang sakit lebih dari 3 hari. Beliau

mengatakan pada saat itu beberapa guru beserta teman-teman satu kelas anaknya

datang menjenguk anaknya yang sedang sakit.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan adanya kunjungan guru ke

rumah orang tua siswa.

Page 53: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

104

Catatan Lapangan 7

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 26 Januari 2009

Jam : 16.15 WIB

Lokasi : Halaman Sekolah

Sumber data : Sofi Ziani

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah siswi kelas VIII B. Wawancara dilakukan untuk

mengecek kebenaran tentang adanya kunjungan guru ke rumah orang tua siswa

seperti yang telah dituturkan Bapak kepala sekolah dan Ibu Sumiyati.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa memang benar adanya kegiatan

kunjungan ke rumah orang tua siswa. Ketika dia sakit beberapa guru beserta

teman-teman satu kelas anaknya datang menjenguk

_______________________________

Interpretasi:

Kunjungan guru ke rumah orang tua siswa telah diaplikasikan dengan

baik, jadi terjadi kesesuaian antara hasil wawancara guru dengan hasil wawancara

siswa.

Page 54: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

105

Catatan Lapangan 8

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin, 2 Februari 2009

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : Ruang BK

Sumber data : Ibu Sri Ediana Nugraheni.

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan ibu Sri Ediana Nugraheni tentang adanya kerjasama dalam

membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan kegiatan konsultasi langsung

antara guru dan orang tua. Observasi dilakukan di ruang BK.

Dari hasil pengamatan diperoleh sedang berlangsung proses konsultasi

antara ibu Sri Ediana dengan ibu Handayani (ibu dari diana Ayu Anggriyani siswi

kelas VIII C). Kepada ibu Guru orang tua tersebut berkonsultasi seputar perilaku

anaknya yang memang perilakunya agak bandel. Beliau ingin mengetahui secara

langsung seputar perilaku anaknya ketika di sekolah kepada gurunya, hal ini

sangat membantu beliau dalam memantau perkembangan perilaku anaknya. Pada

hari yang lain juga dilakukan pengamatan proses konsultasi antara ibu Winarsih

(guru BK) dengan bapak Haryono (orang tua dari Imron Rosyadi kelas VIII B).

_______________________________

Interpretasi:

Konsultasi langsung antara guru dan orang tua yang telah dituturkan oleh

ibu Sri Ediana Nugraheni telah diterapkan dengan baik, jadi terjadi kesesuaian

antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 55: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

106

Catatan Lapangan 9

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin 2 Februari 2009

Jam : 18.10 WIB

Lokasi : Kepuh Kalitirto Berbah

Sumber data : Ibu Handayani

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Ibu Handayani tentang adanya upaya yang dilakukan oleh

orang tua dalam membina perilaku keagamaan anak yaitu dengan membiasakan

melakukan ibadah. Waktu observasi dilakukan sore hari pada saat melaksanakan

sholat maghrib.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa memang benar ibu Handayani

telah membiasakan melakukan ibadah kepada anak-anaknya, terlihat Ibu

Handayani menyuruh anaknya mebaca Al-Qur’an selepas shalat Maghrib.

_______________________________

Interpretasi:

Membiasakan melakukan ibadah yang telah dituturkan oleh ibu

Handayani telah diaplikasikan dengan baik kepada anaknya ketika di rumah, jadi

terjadi kesesuaian antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 56: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

107

Catatan Lapangan 10

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 2 Februari 2009

Jam : 17.10 WIB

Lokasi : Kepuh Kalitirto Berbah

Sumber data : Ibu Handayani

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah orang tua dari Diana Ayu Anggriyani siswi kelas VIII C,

wawancara dilakukan di ruang tamu. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar

upaya yang dilakukan orang tua dalam membina perilaku keagamaan anak.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan membiasakan melakukan ibadah, beliau menuturkan bahwasanya jika

sehabis shalat Maghrib anaknya sangat malas membaca Al-Qur’an. Tetapi beliau

dan suami selalu membujuk dan mengajak anaknya agar senang membaca Al-

Qur’an.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan membiasakan melakukan ibadah.

Page 57: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

108

Catatan Lapangan 11

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 17 Februari 2009

Jam : 09.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru MTsN Piyungan

Sumber data : Ibu Muslimah

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah guru PAI kelas VIII, wawancara dilakukan di ruang guru

ketika beliau sedang istirahat setelah mengajar di kelas VIII A. dan pertanyaan

yang disampaikan seputar upaya yang dilakukan guru dalam membina perilaku

keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan pemberian nasihat. Menurut beliau nasehat itu terdiri dari dua macam

yaitu nasehat lunak dan agak lunak. Nasihat lunak adalah kata-kata dengan nada

halus dan pelan yang disampaikan oleh guru pada siswanya dan mengandung

larangan bahwa perbuatan itu tidak boleh dilakukan. Nasihat semacam ini

diberikan kepada siswa yang nakal dalam taraf biasa. Namun bagi siswa yang

terlalu nakal, maka nasihat diberikan dengan agak lunak yaitu kata-kata yang

mengandung nasihat disertai dengan gertakan.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan oleh guru dalam membina perilaku keagamaan

yaitu dengan pemberian nasihat.

Page 58: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

109

Catatan Lapangan 12

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Rabu,18 Februari 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah Kepala Sekolah MTsN Piyungan. Wawancara dilakukan

di ruang Kepala Sekolah dan pertanyaan yang disampaikan seputar bentuk

kerjasama guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yaitu dengan

komunikasi Via Telepon. Dengan cara ini dapat mempermudah pengawasan dan

pemantauan guru terhadap anak didiknya di luar sekolah ataupun di sekolah.

Komunikasi ini dilakukan bilamana ada salah satu anak didiknya yang tidak

berangkat ke sekolah karena sakit atau alpa. Dengan telepon maka guru dapat

memperoleh informasi lebih banyak dan jelas tentang anak yang bersangkutan.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua yaitu dengan

komunikasi Via Telepon.

Page 59: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

110

Catatan Lapangan 13

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Kamis, 19 Februari 2009

Jam : 11.30 WIB

Lokasi : Ruang kelas VIII B

Sumber data : Ibu Muslimah

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Ibu Muslimah tentang adanya upaya yang dilakukan oleh guru

dalam membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan pemberian nasihat yang

lunak. Observasi dilakukan di ruang kelas VIII B ketika beliau sedang mengajar

pelajaran Aqidah Akhlak.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa ternyata hal ini benar-benar telah

dilakukan oleh Ibu Muslimah saat sedang mengajar. Saat itu ada siswa yang

tertidur di kelas ketika beliau sedang mengajar. Kemudian ibu guru berkata

kepada siswa tersebut : “ Mas Imron ayo bangun, cuci muka dulu sana ke

belakang!” Setelah itu kembali ke kelas dan perhatikan pelajaran ibu dengan

baik!”. Nasihat lunak seperti ini beliau berikan kepada siswa yang tidak bandel,

jika sekali dinasihati ia mau menurutinya.

_______________________________

Interpretasi:

Pemberian nasihat lunak yang telah dituturkan oleh ibu Muslimah telah

diaplikasikan ketika proses pembelajaran, jadi terjadi kesesuaian antara hasil

wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 60: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

111

Catatan Lapangan 14

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin, 23 Februari 2009

Jam : 10.00 WIB

Lokasi : Ruang BK

Sumber data : Ibu Sri Ediana Nugraheni.

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan ibu Sri Ediana Nugraheni tentang adanya kerjasama dalam

membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan komunikasi Via Telepon.

Observasi dilakukan di ruang BK.

Dari hasil pengamatan diperoleh sedang berlangsung proses komunikasi

via telepon antara ibu Sri Ediana dengan bapak Yukanan Santoso (orang tua dari

Hari Setiawan siswa kelas VIII A). Komunikasi itu seputar pemberitahuan guru

kepada bapak Yukanan bahwa puteranya sering absen tanpa keterangan.

_______________________________

Interpretasi:

Konsultasi langsung antara guru dan orang tua yang telah dituturkan oleh

ibu Sri Ediana Nugraheni telah diterapkan dengan baik, jadi terjadi kesesuaian

antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 61: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

112

Catatan Lapangan 15

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 24 Februari 2009

Jam : 09.30 WIB

Lokasi : Ruang BK

Sumber data : Ibu Winarsih, S.Pd

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah Guru BK, wawancara dilakukan di ruang BK pada waktu

jam pelajaran kosong dan pertanyaan yang disampaikan seputar bentuk kerjasama

guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yaitu pertemuan

wali murid dan komunikasi Via Telepon . Beliau mengatakan hampir seluruh

orang tua anak didik memiliki telepon rumah ataupun ponsel. Dengan adanya alat

komunikasi tersebut sangat menunjang kelancaran hubungan komunikasi antara

guru dengan orang tua. Walaupun ada beberapa orang tua yang tidak memiliki alat

komunikasi tersebut namun jumlahnya sangat kecil. Melalui telepon seorang guru

juga dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang tua siswa di rumah.

Untuk memberitahu bahwa siswanya tidak pernah masuk sekolah tanpa

keterangan ataupun informasi yang lain.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua yaitu dengan

adanya pertemuan wali murid dan komunikasi Via Telepon.

Page 62: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

113

Catatan Lapangan 16

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Jum’at, 27 Februari 2009

Jam : 09.30 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah Kepala Sekolah MTsN Piyungan. Wawancara dilakukan

di ruang Kepala Sekolah dan pertanyaan yang disampaikan seputar bentuk

kerjasama guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa serta

faktor yang menjadi kendalanya.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yaitu dengan

adanya pertemuan wali murid. Pertemuan wali murid yang dimaksudkan adalah

suatu kegiatan yang berupa kajian yang dilakukan antara pihak sekolah dengan

orang tua siswa yang melibatkan narasumber yang bertugas memberikan materi

seputar pendidikan anak, sesuai dengan tema yang telah tertera dalam undangan.

Sedangkan kendalanya yaitu masalah waktu, ada yang beralasan mempunyai

tugas lain yang tidak boleh ditinggalkan, ataupun karena sudah letih bekerja

seharian. Kurangnya kesadaran dari orang tua untuk menghadiri undangan dari

sekolah khususnya pertemuan wali murid juga menjadi kendalanya.

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua yaitu dengan

adanya pertemuan wali murid. Sedangkan faktor yang menjadi kendala adalah

masalah waktu dan kurangnya kesadaran orang tua.

Page 63: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

114

Catatan Lapangan 17

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Minggu, 1 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Masjid MTsN Piyungan

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I tentang adanya kerjasama

dalam membina perilaku keagamaan siswa yaitu pertemuan wali murid. Observasi

dilakukan di masjid MTsN Piyungan.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa di dalam masjid sedang

berlangsung pertemuan wali murid dengan guru-guru. Pertemuan ini tidak hanya

membahas tentang administrasi sekolah akan tetapi diisi juga dengan kajian

seputar pendidikan anak dengan melibatkan narasumber yang sengaja diundang

oleh bapak kepala sekolah. Materi yang menjadi kajian dalam kegiatan ini sangat

bagus dan mudah dipahami oleh orang tua siswa, pertemuan wali murid ini sangat

menarik hati bagi sebagian orang tua, terlihat mereka sangat antusias dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pemateri. Selain disajikan sangat

bervariasi, kegiatan ini juga dapat menjalin dan mempererat tali silaturrahmi

antara pihak sekolah dengan orang tua, serta antara orang tua satu dengan yang

lain Di akhir acara tersebut terlihat kepala sekolah memberikan pengumuman

tentang masalah belajar siswa, kedisiplinan siswa sampai siswa yang bermasalah,

kepala sekolah menghimbau kepada orang tua agar selalu membimbing dan

mengarahkan anak-anaknya serta mengulang kembali pelajaran yang telah

diajarkan di sekolah. Jadi orang tua dapat membantu guru dalam mengajar

anaknya ketika di rumah sehingga perilaku keagamaan siswa dapat dibina secara

maksimal.

Page 64: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

115

Kegiatan ini hanya dihadiri sedikit para orang tua siswa. Dari hasil

wawancara disebutkan yang menjadi kendala adalah masalah waktu, ada yang

beralasan mempunyai tugas lain yang tidak boleh ditinggalkan, ataupun karena

sudah letih bekerja seharian. Kurangnya kesadaran dari orang tua untuk

menghadiri undangan dari sekolah khususnya pertemuan wali murid juga menjadi

kendalanya.

_______________________________

Interpretasi:

Pertemuan wali murid yang telah dituturkan oleh Bapak H. Samingan, S.

Pd, M. Pd.I telah terbukti diaplikasikan di sekolah, di sini terjadi kesesuaian

antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 65: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

116

]Catatan Lapangan 18

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Minggu, 1 Maret 2009

Jam : 11.00 WIB

Lokasi : Masjid MTsN Piyungan

Sumber data : Bapak Sardiyono dan Ibu Wagi Rahayu

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah orang tua dari siswa kelas VIII , wawancara dilakukan di

teras masjid usai acara pertemuan wali murid dan pertanyaan yang disampaikan

seputar bentuk kerjasama guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan

siswa.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa bentuk kerjasama yaitu dengan

adanya pertemuan wali murid. Menurut bapak Sardiyono kegiatan ini sangat baik

untuk perkembangan perilaku keagamaan anaknya, beliau juga dapat mengontrol

perilaku anaknya dari guru lewat kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat diperlukan

dimana orang tua dapat menyampaikan aspirasinya untuk kemajuan belajar anak.

Pihak orang tua juga lebih mengenal yang satu dengan yang lain dan menambah

tali silaturrahmi antara guru dan orang tua. Manfaat lain seperti menambah ilmu

pengetahuan agama yang dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt.

Sedangkan menurut ibu Wagi Rahayu pertemuan wali murid ini sangat efektif

dalam pembinaan perilaku keagamaan anak serta kedua belah pihak dapat saling

berkomunikasi dalam mengatasi permasalahan anak

_______________________________

Interpretasi:

Bentuk kerjasama yang terjalin antara guru dan orang tua yaitu dengan

adanya pertemuan wali murid.

Page 66: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

117

Catatan Lapangan 19

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 12 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah kepala sekolah MTsN Piyungan, wawancara dilakukan di

ruang kepala sekolah. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar upaya yang

dilakukan guru dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan memberikan keteladanan. Teladan yang dimaksud menurut beliau adalah

memberikan contoh langsung tanpa banyak keterangan, dengan memberikan sikap

keteladanan akan lebih membantu dalam membina perilaku siswa didiknya,

seperti datang ke sekolah tepat waktu, berpakaian rapi, jam pertama tadarus Al-

Qur’an bersama siswa, shalat berjamaah dluha dan dzuhur.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan keteladanan, seperti

seperti datang ke sekolah tepat waktu, berpakaian rapi, jam pertama tadarus Al-

Qur’an bersama siswa, shalat berjamaah dluha dan dzuhur.

Page 67: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

118

Catatan Lapangan 20

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 12 Maret 2009

Jam : 10.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru MTsN Piyungan

Sumber data : Ibu Zumaidah

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah guru PAI kelas VIII, wawancara dilakukan di ruang guru

ketika beliau sedang tidak mengajar. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar

upaya yang dilakukan guru dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan memberikan keteladanan. Beliau menuturkan bahwasanya teladan yang

beliau contohkan kepada siswa seperti saat jadwal sholat dhuhur dan dluha beliau

langsung ke masjid, saat masuk kelas mengucapkan salam, saat bertemu guru lain

saling sapa dan senyum.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan keteladanan.

Page 68: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

119

Catatan Lapangan 21

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Jam : 09.00-13.00 WIB

Lokasi : Sekolah MTsN Piyungan

Sumber data : Ibu Zumaidah, Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Ibu Zumaidah dan Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I tentang

adanya upaya yang dilakukan oleh guru dalam membina perilaku keagamaan

siswa yaitu dengan memberikan keteladanan. Pengamatan dilakukan kepada

beberapa orang guru yaitu: bapak H. Samingan, ibu Zumaidah, ibu Sumiyati, ibu

Muslichah, dan Kurniyatun. Waktu observasi dilakukan pada saat masuk sekolah,

istirahat, proses pembelajaran di kelas, sholat dhuhur, dan dluha

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa ternyata para guru telah

memberikan contoh teladan yang baik yang ditunjukkan di depan siswa ketika di

sekolah. Mereka disiplin menjalankan sholat dluha dan dhuhur, mempunyai sopan

santun yang baik, saling bersapa dan senyum saat bertemu, selalu berterimakasih

saat memperoleh sesuatu, serta contoh-contoh lain.

_______________________________

Interpretasi:

Pemberian keteladanan yang telah dituturkan oleh Ibu Zumaidah dan

Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I telah diaplikasikan dengan baik kepada siswa

ketika di sekolah, jadi terjadi kesesuaian antara hasil wawancara dengan hasil

pengamatan.

Page 69: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

120

Catatan Lapangan 22

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang Guru MTsN Piyungan

Sumber data : Ibu Sumiyati

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah guru PAI kelas VIII, wawancara dilakukan di ruang guru

ketika beliau sedang tidak mengajar. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar

upaya yang dilakukan guru dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan menanamkan kedisiplinan seperti, ketika siswa terlambat masuk kelas

ketika jam pertama beliau memberi hukuman memimpin murid – murid untuk

membaca asmaul husna dan surat - surat pendek.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan menanamkan kedisiplinan.

Page 70: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

121

Catatan Lapangan 23

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah kepala sekolah MTsN Piyungan, wawancara dilakukan di

ruang kepala sekolah. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar upaya yang

dilakukan guru dalam membina perilaku keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan pembiasaan, pembiasaan yang dilakukan oleh guru yaitu dengan terbiasa

tadarus di sekolah, sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, terbiasa berinfak ketika

ada keluarga siswa atau guru yang meninggal dll. Menurut beliau cara ini

digunakan karena perilaku keagamaan siswa bersifat verbal, virtualis serta

imitatif. Dengan pembiasaan diharapkan siswa akan terbiasa melakukan perbuatan

baik sesuai dengan ajaran Islam sehingga membentuk individu menjadi pribadi

muslim yang mempunyai kesadaran untuk bersedia menjalankan apa yang

diperintahkan oleh Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan dengan pembiasaan, pembiasaan yang

dilakukan oleh guru yaitu dengan terbiasa tadarus di sekolah, sholat dhuha dan

dhuhur berjamaah, terbiasa berinfak ketika ada keluarga siswa atau guru yang

meninggal dll.

Page 71: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

122

Catatan Lapangan 24

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Minggu, 15 Maret 2009

Jam : 14.00 WIB

Lokasi : Kalangan Piyungan

Sumber data : Bapak Sardiyono

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah orang tua dari Habib Nurrohman, wawancara dilakukan

di teras rumah. Dan pertanyaan yang disampaikan seputar upaya yang dilakukan

orang tua dalam membina perilaku keagamaan anak.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa upaya yang dilakukan yaitu

dengan membiasakan melakukan ibadah, beliau menuturkan bahwa kadang-

kadang anaknya susah untuk diajak sholat berjama’ah karena asyik main Play

Station, akan tetapi beliau selalu membujuknya secara perlahan-lahan dan

menasihatinya agar anaknya segera melaksanakan sholat secara berjamaah dan

meninggalkan permainannya.

_______________________________

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan yaitu dengan membiasakan melakukan ibadah.

Page 72: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

123

Catatan Lapangan 25

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Halaman Sekolah

Sumber data : Ragil Andaruwati

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah siswa kelas VIII D, wawancara dilakukan untuk

mengecek kebenaran tentang penanaman kedisiplinan yang diberikan oleh guru

kepada siswa di sekolah seperti yang telah dituturkan ibu Sumiyati.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa memang benar guru menanamkan

kedisiplinan kepada siswa berupa hukuman jika siswa telat masuk kelas yaitu

dengan memimpin tadarus Al-Qur’an di depan kelas dan jika sering telat akan

masuk catatan BK.

_______________________________

Interpretasi:

Penanaman kedisiplinan telah diaplikasikan kepada siswa, jadi terjadi

kesesuaian antara hasil wawancara guru dengan hasil wawancara siswa.

Page 73: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

124

Catatan Lapangan 26

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Jam : 12.00 WIB

Lokasi : Halaman Sekolah

Sumber data : Ibu Muslimah

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Ibu Muslimah tentang adanya upaya yang dilakukan oleh guru

dalam membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan pemberian nasihat agak

lunak. Observasi dilakukan di halaman sekolah ketika beliau sedang bersiap-siap

menuju masjid untuk melakukan sholat dhuhur.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa ternyata hal ini benar-benar telah

dilakukan oleh Ibu Muslimah, ketika itu ada siswa yang sedang diperingatkan

berkali-kali untuk sholat dhuhur tetapi tetap membandel, padahal pelaksanaan

sholat dhuhur sudah dimulai. Maka ibu guru memberikan nasihat yang agak lunak

seperti: “Mas Hari, cepat sholat dhuhur!” Kalau tidak mau nanti ibu hukum!”

terlihat beliau sedikit memberi gertakan kepada siswa tersebut.

_______________________________

Interpretasi:

Pemberian nasihat agak lunak yang telah dituturkan oleh ibu Muslimah

telah diaplikasikan ketika di sekolah, jadi terjadi kesesuaian antara hasil

wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 74: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

125

Catatan Lapangan 27

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Jam : 12.30 WIB

Lokasi : Halaman Sekolah

Sumber data : Hari Setiawan

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah siswa kelas VIII A, awancara dilakukan untuk mengecek

kebenaran tentang pemberian nasihat yang diberikan oleh guru kepada siswa di

sekolah seperti yang telah dituturkan ibu Muslimah.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa memang benar guru memberikan

nasihat, baik yang halus (lunak) maupun sedikit keras (agak lunak) kepada siswa

termasuk dirinya karena dia sering membuat jengkel guru.

_______________________________

Interpretasi:

Pemberian nasihat lunak dan agak lunak telah diaplikasikan kepada siswa,

jadi terjadi kesesuaian antara hasil wawancara guru dengan hasil wawancara

siswa.

Page 75: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

126

Catatan Lapangan 28

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Jam : 07.00-13.00 WIB

Lokasi : Sekolah MTsN Piyungan

Sumber data : Ibu Sumiyati

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Ibu Sumiyati tentang adanya upaya yang dilakukan oleh guru

dalam membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan menanamkan

kedisplinan. Pengamatan dilakukan kepada beberapa siswa. Waktu observasi

dilakukan pada saat masuk sekolah, istirahat, proses pembelajaran di kelas, sholat

dhuhur, dan dluha.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa secara umum kedisiplinan yang

diterapkan di MTsN Piyungan meliputi saat masuk sekolah para siswa diharuskan

membaca asmaul husna dan surat - surat pendek, mengikuti kegiatan sholat dhuha

dan dhuhur secara berjama’ah di sekolah, dan tidak terlambat ke sekolah. Dari

hasil pengamatan pula diperoleh bahwa siswa–siswi MTsN Piyungan telah

mematuhi peraturan yang telah diterapkan oleh pihak sekolah. Seperti siswa saat

adzan dhuhur berkumandang, para siswa segera melakukan sholat berjama’ah di

dalam masjid. Dari hasil pengamatan, setelah adzan para guru menyuruh siswa

untuk segera wudhu, kemudian sholat dhuhur berjama’ah di masjid yang berada di

halaman sekolah. Ada salah satu guru yang sedang melakukan pengawasan dari

luar masjid.

_______________________________

Interpretasi:

Secara umum kedisiplinan siswa telah dapat dikatakan cukup baik.

Sedangkan untuk kedisiplinan dalam beribadah telah diajarkan di sekolah melalui

Page 76: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

127

kedisiplinan yang diterapkan oleh masing-masing guru. Jadi terjadi kesesuaian

antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 77: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

128

Catatan Lapangan 29

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Jam : 07.00-13.00 WIB

Lokasi : Sekolah MTsN Piyungan

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Observasi ini dilakukan untuk memperkuat dan membandingkan hasil

wawancara dengan Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I tentang adanya upaya

yang dilakukan oleh guru dalam membina perilaku keagamaan siswa yaitu dengan

pembiasaan. Pengamatan dilakukan kepada beberapa orang siswa kelas VIII.

Waktu observasi dilakukan pada saat masuk sekolah, istirahat, proses

pembelajaran di kelas, sholat dluha dan dhuhur.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa setiap pagi setelah bel berbunyi

siswa membaca surat-surat pendek dan asmaul husna, jika bertemu dengan guru

mengucapkan salam, jika ada keluarga murid atau guru yang meninggal maka

menyumbang infak atau shodaqoh, dibiasakan sholat dluha dan dhuhur secara

berjamaah dan berdzikir sesudahnya, dibiasakan berkata sopan, saling senyum

jika bertemu.

_______________________________

Interpretasi:

Pembiasaan yang telah dituturkan oleh Bapak H. Samingan, S. Pd, M.

Pd.I telah diaplikasikan dengan baik kepada siswa ketika di sekolah, jadi terjadi

kesesuaian antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Page 78: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

129

Catatan Lapangan 30

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 26 Maret 2009

Jam : 09.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Bapak H. Samingan, S. Pd, M. Pd.I

_______________________________

Deskripsi Data:

Informan adalah kepala sekolah MTsN Piyungan, wawancara dilakukan di

ruang kepala sekolah dan pertanyaan yang disampaikan seputar faktor apa yang

mendukung dan menghambat kerjasama guru dan orang tua dalam membina

perilaku keagamaan siswa kelas VIII.

Dari hasil wawancara terungkap bahwa aktor pendukung dari pihak guru

adalah sebagian guru yang telah memiliki kemampuan mencakup kompetensi

personal, sosial, dan profesional yang ditunjang dengan berbagai fasilitas sekolah

seperti lingkungan kelas yang kondusif, media pembelajaran yang cukup

memadai, serta berbagai program sekolah yakni pertemuan wali murid,

komunikasi via telepon, konsultasi langsung antara guru dan orang tua, serta

kunjungan guru ke rumah orang tua, sedangkan faktor pendukung dari pihak

orang tua yaitu sebagian dari orang tua yang memberikan sikap keterbukaan,

peran sertanya dalam mengikuti pertemuan di sekolah, serta dukungan terhadap

program-program sekolah. Adapun faktor penghambatnya dari guru adalah kurang

maksimalnya guru dalam menangani siswa dikarenakan sebagian guru mengajar

tidak hanya di satu tempat, sedangkan faktor penghambat yang berasal dari orang

tua adalah karena sebagian dari orang tua mempunyai banyak kesibukan,

kurangnya perhatian terhadap anak, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya

kerjasama dengan guru dalam membina perilaku keagamaan anak.

Page 79: KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM MEMBINA …

130

_______________________________

Interpretasi:

Faktor pendukung adalah kemampuan dari sebagian guru yang telah

mencakup dalam kompetensi personal. Sosial, dan profesional yang ditunjang

dengan berbagai fasilitas atau media pembelajaran yang cukup memadai, sikap

keterbukaan dan peran serta dari sebagian orang tua dalam mengikuti pertemuan

di sekolah, sifat-sifat luhur yang dimiliki siswa seperti patuh, jujur, murah

senyum, sopan santun, dan menghormati serta didukung oleh faktor lingkungan

sekolah yakni faktor peribadatan yang mencakup praktik sholat, tadarus Al-

qur’an, puasa pada bulan Ramadhan, serta penyembelihan hewan kurban. Adapun

faktor penghambat adalah kurang maksimalnya guru dalam menangani siswa

dikarenakan sebagian guru mengajar tidak hanya di satu tempat, sedangkan faktor

penghambat dari pihak orang tua adalah faktor kemalasan, kesibukan, tidak

memiliki waktu ataupun kurangnya perhatian terhadap anak, serta kurangnya

kesadaran akan pentingnya kerjasama dengan guru dalam membina perilaku

keagamaan anak.