Kerja Otot Dalam Tubuh
-
Upload
cellia-vani -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Kerja Otot Dalam Tubuh
Mekanisme Kerja Otot Polos
Christanti Elliavani
Pendahuluan
Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak
aktif, yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Gerakan otot untuk
memendek dari ukuran semula (kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini
disebut kontraksibilitas. Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerak kebalikan dari
kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang atau kembali ke ukuran
semula (relaksasi) yang menyebabkan tulang kembali ke kedudukan semula. Sifat
ketiga adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi menjadi relaksasi
atau sebaliknya.1
Terdapat lebih dari 650 otot dalam tubuh manusia. Berat dari seluruh otot
tersebut adalah 40 persen besar tubuh kita. Otot memberi tenaga untuk gerakan dan
memungkinkan kita mempertahankan sikap tubuh, seperti berdiri atau mengangkat
tangan. Semua otot bekerja dengan cara yang sama yaitu berkontraksi (meregang)
atau berelaksasi (mengendur). Terdapat dua tipe otot. Otot sadar atau otot rangka
adalah otot yang bergerak atas keinginan kita, misalnya otot-otot pada kaki. Otot ini
direkatkan pada tulang oleh pita-pita jaringan kuat yang berserabut (tendon). Otot tak
sadar adalah otot yang bergerak tanpa kita sadari. Otot jenis ini mencakup otot-otot
dalam pembuluh darah, jantung dan organ-organ dalam lainnya.2
Otot Somatik
Otot rangka adalah jenis jaringan otot lurik. Jaringan ini berada di bawah
sistem saraf somatik, karena itu dikendalikan oleh tindakan sadar. Mereka juga
disebut otot lurik, otot somatik atau otot sadar, karena kita memiliki kontrol langsung
atas mereka melalui impuls saraf dari otak kita mengirim pesan ke otot. Otot-otot
rangka yang dibuat dari serat otot yang dibentuk oleh fusi myoblasts. Serat otot
berjalan sepanjang jalan dari titik asal ke titik penyisipan otot rangka terikat bersama
1
oleh jaringan ikat. Melalui jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf melewatinya.
Serat-serat otot mengandung miofibril, mitokondria, retikulum endoplasma halus dan
banyak inti. Sel-sel mengandung banyak inti karena myofibrils muncul dari fusi
banyak myoblasts. Dengan demikian, serat otot rangka juga dikenal sebagai sinsitium.
Jaringan otot rangka menutupi tulang di seluruh tubuh. 3
Pada manusia system somatic mulai dan berakhir pada tendon satu berkas otot.
Otot rangka memanjang antara 2 ujung tendon. Satu serat otot sama dengan satu serat
sel otot. Satu serat otot dibungkus membrane yang disebut dengan sarcolemma. Otot
rangka tidak memiliki hubungan antara satu sel dengan sel lainnya. Di dalam
sitoplasma (sarkoplasma) mengandung banyak mitokondria, granula glikogen
(cadangan energi sel), dan myoglobin untuk penyimpan oksigen. Di cairan
sarkoplasma terdapat ion K, Mg, PO4 dan enzim protein. Satu serat atau sel otot
memiliki ratusan myofibril, ratusan mifibril memiliki miofilamen (elemen kontraksi).
Miofilamen memiliki filament tebal dan filament tipis. Di dalam filament tebal
terdapat myosin, dan di dalam filament tipis terdapat aktin, tropomiosin dan troponin.
Otot rangka dapat mengalami tetanus. Tetanus tidak sempurna terjadi pada masa
relaksasi. Tetanus sempurna terjadi saat masa kontraksi.4
Otot rangka memiliki fungsi utama untuk memfasilitasi pergerakan kerangka
kita.. Penyebab penampilan pita ‘bergaris’ dari aktin dan Miosin yang membentuk
sarkomer, ditemukan dalam miofibril. Otot rangka juga kadang-kadang disebut otot
sadar. Kontraksi dapat bervariasi untuk menghasilkan gerakan dengan kuat, cepat atau
tindakan presisi kecil. Otot rangka juga memiliki kemampuan untuk meregangkan
atau kontraksi dan masih dapat kembali ke bentuk aslinya. Otot rangka memiliki
beberapa fungsi, di antara nya :
1. Sebagai alat gerak pasif
2. Tempat melekatnya otot rangka
3. Memberi bentuk tubuh
4. Memberi kekuatan dan menunjang tegaknya tubuh
5. Melindungi organ tubuh yang lemah
6. Tempat pembentukan sel darah
2
Otot somatik di bagi menjadi beberapa bagian, diantara nya :
1. Otot kepala, meliputi :
otot scalp dan wajah, otot pengunyah, otot palatum molle, otot lidah
2. Otot punggung bagian superficial
3. Otot anterior vertebrata
4. Otot thorax
5. Otot dasar panggul
6. Otot dinding lateral dan posterior panggul
7. Otot extremitas superior, meliputi :
otot axioappendicular anterior, otot axioappendicular posterior (superficialis
dan profunda), otot lengan atas, lengan bawah, dan tangan
8. otot extremitas inferior, meliputi :
Otot – otot pangkal paha (otot bagian dalam dan otot bagian luar), otot-otot tungkai
atas, otot-otot tungkai bawah, otot-otot kaki.
Otot Polos
Otot polos sebagai jaringan yang dibentuk oleh sel-sel otot dan menyerupai
gelondong dimana bagian ujungnya cenderung runcing. Otot polos ini memiliki fibril
atau serabut yang cenderung homogen. Karena itu, jika seseorang mengamatinya
dengan menggunakan mikroskop maka ia akan menjumpai otot tersebut nampak polos
tanpa garis-garis atau pola.5 Hal ini yang menjadikan kata polos mengekor pada jenis
otot yang satu ini. Otot polos banyak disebut sebagai sel sebab ia memang memenuhi
unsur-unsur sel. Jika diamati lebih detil, maka otot polos serupa dengan kincir atau
spindle-shaped dimana ujungnya runcing dan kadang bercabang. Ukuran otot polos
ini variatif. Ukuran paling besar dijumpai pada rahim wanita yang sedang hamil.
Angkanya bahkan mencapai 12x600 um. Sementara itu, yang paling kecil dijumpai
pada bagian arteri kecil dengan ukuran 1x10um. Jika pada otot lurik dijumpai banyak
3
inti, maka pada otot polos dijumpai hanya 1 dengan bentuk yang lonjong dan ujung
yang cenderung tumpul. Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot
rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek
sampai seperempat panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.6
Otot polos bekerja dengan tidak di pengaruhi oleh kemauan kita (involuntary).
Otot polos di persyarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat di dinding saluran
pencernaan, saluran-saluran pernafasan, pembuluh darah, saluran pelepasan air seni,
saluran genital, otot pada rambut dan kulit. Pada bagian permukaan otot polos
memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat sama sehingga apabila kita amati
melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan tak memiliki garis seperti otot
lain. Apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat. Otot
polos bekerja secara tidak sadar, lambat dan idak cepat lelah.7
Gambar 1. Otot polos.8
4
Gambar 2. Otot polos.9
Otot polos memiliki 2 jenis otot, di antara nya:
1. Otot polos visceral
Otot polos visceral disebut juga unit tunggal. Contoh nya : usus, uterus, vesica
urin (kantong kemih)
2. Otot polos multiunit
Otot polos multiunit , satu sel nya dipengaruhi satu sel otonom. Contoh nya :
mbra niktitans (kucing), iris, o. pilomotor, sph prekapiler.
Metabolisme Kontraksi Otot
1. Pada saat sebuah hormon berikatan pada reseptor di membran maka akan
mengaktifkan sebuah molekul G protein akibat terjadinya mekanisme
depolarisasi membran plasma.
2. Akibat depolarisasi membran plasma akan membuka kanal Ca2+ di permukaan
membran plasma dan memicu proses difusi Ca2+ melalui kanal Ca2+ yang
kemudian akan berkombinasi dengan calmodulin.
3. Calmodulin dengan Ca2+ yang telah membentuk ikatan kemudian melekat
pada miosin kinase dan mengaktivasi protein kinase ini.
4. Aktivasi miosin kinase menempelkan phosphat dari ATP pada kepala miosin
untuk mengaktifkan proses kontraktil.
5. Kemudian terjadilah sebuah siklus cross-bridge formation, pergerakan, dan
pelepasan ikatan protein kontraktil yang terlibat.
5
6. Relaksasi pada otot polos terjadi ketika miosin phosphatase memindahkan
fosfat dari miosin.
Otot polos memiliki masa laten yaitu 50-100 detik. Masa kontraksi sempurna 0,5
detik, selanjutnya akan menurun kan kekuatan kontraksi dalam waktu satu sampai dua
detik berikutnya, lalu waktu kontraksi menjadi satu sampai tiga detik.3
Metabolisme Relaksasi Otot
Bila kalsium sakroplasma turun hinga di bawah 10-7 M , ion Ca++ berdisosiasi dari
kalmodulin, selanjutnya berdisosiasi dari enzim kinase rantai ringan myosin, setelah
itu enzimmiosin light chain menjadi inaktif. Dengan menginaktifikan enzim kinase
tersebut, tidak terdapat P baru yang terikat pada rantai para light chain (p-light chain).
Enzim fosfotase protein rantai ringan yang terus menerus aktif serta tidak bergantung
Ca++ akan mengeluarkan gugus P yang ada dari rantai ringan-p. Rantai ringan-p
myosin yang mengalami defosforilasi menghambat pengikatan kepada myosin pada
F-aktin dan aktivitas ATP ase. Kepala myosin terlepas dari F-aktin dengan adanya
ATP, tidak dapat melekat kembali, maka terjadi lah relaksasi.
Mekanisme Kontraksi Otot Polos
Siklus biokimia dari kontraksi otot terdiri dari 5 tahap.
1. Terjadi di dalam Miosin, dimana hidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi tetapi
produk-produk ini tetap terikat. kompleks ADP – Pi Miosin yang terbentuk
telah mengalami penguatan dan disebut konformasi berenergi tinggi.
2. Tahap kedua yang terjadi adalah Miosin (ADP + Pi) telah mengikat F-aktin
sehingga membentuk kompleks aktin-miosin ADP – Pi.
3. Pembentukan kompleks tersebut akan mendorong pembebasan Pi yang
memicu power stroke, hal ini juga diikuti oleh pembebasan ADP dan disertai
oleh perubahan konformasi mencolok di kepala Miosin dalam kaitannya
dengan ekornya yang menarik aktin terpusat sarkomer. Miosin sekarang
dikatakan berada dalam keadaan berenergi rendah.
4. Molekul ATP lain mengikat kepala Miosin dan membentuk kompleks aktin-
miosin-ATP.
6
5. Adanya molekul ATP, terjadi pelepasan aktin dari Miosin, yaitu terjadi
relaksasi.
F-aktin tidak mempunyai aktivitas ATP ase, tetapi bila terikat pada myosin dapat
meningkatkan kecepatan ATP ase menjadi 100-200 kali lebih besar pada HMM SI,
untuk melepaskan produknya yaitu ADP + P + Energi.
Kesimpulan
Otot polos sangat penting bagi kita. Karena di dalam system pencernaan di atur oleh
otot polos. Selain di dalam system pencernaan, banyak dari bagian tubuh kita yang di
atur otot polos. Otot polos bersifat involuntasi yang berarti bekerja di luar kesadaran
kita. Selain itu otot polos tidak mudah lelah dan bekerja secara lamban. Otot polos
memiliki bentuk seperti kumparan atau gelendong, panjang dan langsing.
Daftar Pusaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004
2. Daves K. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga; 2007
3. Maras DB, Maras AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar..Jakarta: EGC;
2000
4. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008
5. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC; 2007
6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002
7. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2009
8. Otot polos. Di akses pada tanggal 28 Maret 2015 melalui website :
http://www.4shared.com/all-images/lruETAoG/HISTOLOGI.html?locale=ms
9. Otot polos. Di akses pada tanggal 28 Maret 2015 melalui website :
http://kliksma.com/2014/10/fungsi-otot-polos.html
7