kerja lintas disiplin dan budaya

22
KERJA LINTAS DISIPLIN DAN BUDAYA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari segala aktivitas yang ada. Dari segala aktivitas yang mereka lakukan mereka akan selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan, kedisiplinan dan kebudayaan (budaya). Ilmu pengetahuan merupakan sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Ilmu pengetahuan dibagi menjadi beberapa cabang dan sub cabang, sedangkan disiplin ilmu berarti mengikuti percabangan keilmuan itu sendiri. Jadi, dapat dikatakan bahwa kerja lintas disiplin berarti adalah suatu kerja yang menggabungkan beberapa cabang atau sub cabang ilmu pengetahuan. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu kerja yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapanyang dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalampelaksanaan pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Budaya memberikan titik individu penahan, identitas, serta kode etik. Budaya juga daapat digunakan sebagai ciri dari asal mula,tempat tinggal seseorang. Studi budaya telah menyebabkan generalisasi yang berlaku untuk semua budaya. Karakteristik tersebut disebut universal budaya, yang merupakan manifestasi dari cara hidup yang total dari setiap kelompok orang. Ini termasuk unsur-unsur seperti perhiasan tubuh, ritual pacaran, etiket, konsep keluarga, gerakan, bercanda, makan, kebiasaan, musik, nama pribadi, diferensiasi status, dan kebiasaan perdagangan. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah pengertian dari lintas disiplin? 2. Bagaimana alasan pentingnya kerja lintas disiplin? 3. Apa saja kelemahan pendekatan lintas disiplin ilmu?

Transcript of kerja lintas disiplin dan budaya

  • KERJA LINTAS DISIPLIN DAN BUDAYA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari segala aktivitas

    yang ada. Dari segala aktivitas yang mereka lakukan mereka akan selalu

    berhubungan dengan ilmu pengetahuan, kedisiplinan dan kebudayaan (budaya).

    Ilmu pengetahuan merupakan sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang

    diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk

    mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Ilmu pengetahuan dibagi menjadi

    beberapa cabang dan sub cabang, sedangkan disiplin ilmu berarti mengikuti

    percabangan keilmuan itu sendiri. Jadi, dapat dikatakan bahwa kerja lintas

    disiplin berarti adalah suatu kerja yang menggabungkan beberapa cabang atau sub

    cabang ilmu pengetahuan. Atau bisa juga diartikan sebagai suatu kerja yang tidak

    sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.

    Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapanyang dipegang

    teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalampelaksanaan pekerjaan yang

    ada dalam organisasi tersebut. Budaya memberikan titik individu penahan, identitas, serta

    kode etik. Budaya juga daapat digunakan sebagai ciri dari asal mula,tempat tinggal

    seseorang. Studi budaya telah menyebabkan generalisasi yang berlaku untuk semua

    budaya. Karakteristik tersebut disebut universal budaya, yang merupakan manifestasi

    dari cara hidup yang total dari setiap kelompok orang. Ini termasuk unsur-unsur seperti

    perhiasan tubuh, ritual pacaran, etiket, konsep keluarga, gerakan, bercanda, makan,

    kebiasaan, musik, nama pribadi, diferensiasi status, dan kebiasaan perdagangan.

    Rumusan Masalah

    Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

    sebagai berikut.

    1. Apakah pengertian dari lintas disiplin?

    2. Bagaimana alasan pentingnya kerja lintas disiplin?

    3. Apa saja kelemahan pendekatan lintas disiplin ilmu?

  • 4. Apakah pengertian dari budaya?

    5. Apa saja unsur-unsur budaya?

    6. Bagaimana analisis budaya?

    7. Apa metode yang digunakan dalam lintas budaya?

    Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

    1. Untuk mengetahui pengertian dari lintas disiplin dan budaya

    2. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya kerja lintas disiplin dalam

    kehidupan sehari-hari

    3. Untuk mengetahui unsur-unsur budaya yang berhubungan dengan kerja

    lintas disiplin

    4. Untuk mengetahui analiss serta metode yang digunakan dalam lintas

    budaya

    Manfaat Penulisan

    Penulisan makalah ini memiliki manfaat yakni sebagai berikut.

    1. Memberikan pengetahuan tentang kerja lintas disiplin dan budaya

    2. Memahami bagaimana pentingnya kerja lintas disiplin dan budaya dalam

    kehidupan

    3. Memberikan pengetahuan bahwa budaya merupakan salah satu unsur

    terpenting

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    Pengertian Lintas Disiplin

    Ilmu pengetahuan dibagi menjadi beberapa cabang dan sub cabang,

    sedangkan disiplin ilmu berarti mengikuti percabangan keilmuan itu sendiri. Jadi,

    dapat dikatakan bahwa kerja lintas disiplin berarti adalah suatu kerja yang

    menggabungkan beberapa cabang atau sub cabang ilmu pengetahuan. Atau bisa

    juga diartikan sebagai suatu kerja yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang

    dimiliki.

    Alasan Pentingnya Kerja Lintas Disiplin

    Russel et.all mengidentifikasi beberapa bentuk lintas batas disiplin ilmu

    yaitu transdisipliner, multidisipliner, dan interdisipliner.Interdisiplineritas yaitu

    ketika masalah yang bertumpang tindih antar disiplin ilmu dikaji oleh ilmuwan

    dari dua atau lebih disiplin ilmu. Multidisiplin yaitu ketika spesialis berbagai

    disiplin ilmu bekerja sama dengan mempertahankan perspektif dan pendekatan

    disiplin ilmu mereka. Sementara itu, transdisplineritas lebih maju dalam

    meleburkan batas-batas disiplin ilmu. Karakteristik potensial dari

    transdisiplineritas termasuk, fokus pada permasalahan (riset berasal dan

    dikontekstualisasikan dengan masalah di dunia nyata), berkembangnya

    metodologi dan kolaborasi antar aktor yang luas. Sebagai contoh dalam

    transdisiplin adalah berkembangnya disiplin ilmu baru Human Ecologyyang

    melebur teori, komponen, dan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti

    Ekonomi, Politik, Teknik Lingkungan.

    Dalam upaya mempermudah pendefinisian interdisipliner, Nissani

    membagi Interdisiplineritas dalam berbagai komponen seperti multidisciplinarity,

    pluridisciplinarity, crossdisciplinarity, dan transdisciplinarity.Sebagai

    pendahuluan, ia melihat disiplin sebagai wadah pengalaman manusia yang khusus

    dan memiliki komunitas ahlinya sendiri. Interdisipliner dilihat sebagai

    menggabungkan komponen-komponen tertentu dari dua atau lebih disiplin ilmu.

  • Dalam diskursus akademik, interdisiplineritas mencakup empat bidang:

    pengetahuan, riset, pendidikan dan teori. Pengetahuan interdisipliner melibatkan

    kesamaan komponen dari dua atau lebih disiplin. Riset interdisipliner

    menggabungkan komponen dari dua atau lebih disiplin dalam rangka mencari

    pengetahuan, praktek dan ekspresi artistik yang baru. Pendidikan interdisipliner

    menggabungkan komponen dua atau lebih disiplin dalam satu program instruksi.

    Teori interdisipliner mengambil pengetahuan, riset dan pendidikan interdisipliner

    sebagai objek kajian utamanya.

    Tidak jarang kita menemukan penolakan terhadap pengetahuan yang

    bersifat interdisipliner atau riset yang merefleksikan kesalahpahaman dalam

    pentingnya kontribusinya pada (1) perkembangan pengetahuan dan keilmuan, (2)

    keuntungan sosial bagi masyarakat dan (3) individu. Tulisan ini merupakan

    pembelaan atas pengetahuan dan riset interdisipliner, yang sangat penting karena

    10 alasan-alasan berikut:

    1. Kreativitas membutuhkan pengetahuan interdisipliner.

    Proses penemuan kerapkali mencakup tindakan menggabungkan ide yang

    sebelumnya tampak tidak berkaitan. Pemikiran yang kreatif kerap menghasilkan

    ide yang tidak lazim tapi membuahkan permutasi yang produktif. Aspek yang

    digabungkan bisa berasal dari satu disiplin, atau berasal dari permutasi ide dari

    dua atau lebih disiplin.

    2. Pendatang baru seringkali memberikan kontribusi yang penting pada bidangnya

    yang baru

    Observasi pendatang baru dapat membuka mata atas hal-hal yang baru.

    Misalnya di bidang antropologi, pendatang baru bisa melihat aspek aspek budaya

    yang kasat mata bagi penduduk asli. Para pendatang pun lebih cermat untuk tidak

    mengabaikan anomali.

    3. Penganut disiplin ilmu tertentu seringkali melakukan kesalahan yang hanya

    bisa terdeteksi oleh orang yang memahami dua atau lebih disiplin ilmu

  • Pengamatan lintas disiplin berguna karena jurang antar disiplin ilmu

    terlalu luas. Sehingga tidak jarang ilmuwan mengambil kesimpulan yang

    bertabrakan dengan kesimpulan di disiplin ilmu lain akibat generalisasi atau tidak

    peka pada disiplin ilmu lain tersebut.

    4. Banyak sekali topik-topik riset yang jatuh di persimpangan beragam disiplin

    ilmu.

    Ruscio berargumen bahwa disiplin ilmu pada prakteknya tidak memiliki

    batas yang jelas selayaknya harapan para teoretisi disiplin ilmu tersebut. Serta

    peneliti disipliner tampak mampu mengisi celah kosong yang produktif sehingga

    area abu-abu ilmu pengetahuan bisa diisi.

    5. Banyak permasalahan intelektual, sosial dan praktikal memerlukan pendekatan

    interdisipliner.

    Sejarah membuktikan bahayanya rekomendasi kebijakan yang terlalu

    sempit oleh mereka yang memiliki pengetahuan yang luas atau sebaliknya. Dalam

    dunia spesialisasi, seorang berpendidikan tinggi bisa tidak menyadari dimensi

    sosial dan moral dari tindakannya. Kompartementalisasi, selain rendahnya

    pendidikan adalah musuh besar yang hanya bisa ditaklukan oleh pendidikan yang

    menyeluruh.

    6. Pengetahuan dan riset interdisipliner berguna akan mengingatkan kita akan

    idealnya kesatuan badan ilmu pengetahuan.

    Tentu saja sekarang ini mustahil untuk menguasai semua disiplin ilmu

    sekaligus. Tapi bila kita keliru mengartikan pengetahuan disiplin dengan

    kebajikan; jika kita lupa seberapa banyak kita tidak tahu; jika kita lupa seberapa

    besar kita tidak bisa tahu; jika kita tidak menginginkan, setidaknya sebagai

    prinsip, idealitas kesatuan badan ilmu pengetahuan; kita akan kehilangan sesuatu

    yang penting. Interdisiplineritas membantu kita mengingat hal ini, bahwa

    komponen komponen pengetahuan manusia merupakan pecahan dari keseluruhan

    bangunan pengetahuan.

  • 7. Pelaksana praktek interdisipliner menikmati fleksibilitas yang lebih besar dalam

    risetnya.

    Kebanyakan bidang ilmu mengalami kemajuan yang pesat, diikuti dengan

    periode stagnasi. Pada saat saat ini dalam konteks pribadi, ilmuwan yang berani

    pindah ke disiplin ilmu yang baru akan menikmati fleksibilitas dan kebebasan

    baru dalam karir mereka, sebuah imbalan personal untuk kesedian melintasi batas

    disiplin ilmu.

    8. Ketimbang terpaku pada satu disiplin ilmu yang sempit, penganut

    interdisipliner sering merasakan sensasi intelektual yang mirip dengan

    penjelajahan di lahan yang baru.

    Pada titik tertentu, imbal balik dari proses input tertentu mengecil secara

    progresif.Agar menjadi ahli dalam bidangnya mereka berakhir hanya

    mengeksplorasi satu minat saja. Interdisiplineritas, kontras dengannya, selamanya

    memperlakukan diri mereka dengan intelektualitas yang setara dengan

    menjelajahi daerah eksotik.

    9. Pelaksana ilmu Interdisipliner bisa menjembatani jurang komunikasi dalam

    akademi modern, karenanya membantu memobilisasi sumberdaya intelektual

    yang besar dalam membangun rasionalitas yang lebih besar.

    Universitas modern hanya memiliki efektifitas yang sedang sebagai agen

    perubahan sosial. Kenyataannya dunia akademik menikmati kesuksesan yang

    minim dalam memobilisasi sumberdaya intelektualnya untuk memperbaiki

    masyarakat. Alasannya cukup jelas: fragmentasi disiplin ilmu membuat akademik

    pasif dihadapan dunia yang sewenang-wenang. Dalam komunitas dengan bahasa

    yang berlainan diperlukan komunikasi yang efektif untuk menggabungkan

    kekuatannya. Interdisiplineritas, dengan mengingatkan kita pada ideal kesatuan

    badan pengetahuan, dengan menguasai dua atau lebih bahasa akademik, bisa

    berkontribusi pada integrasi budaya akademik.

    10. Dengan menjembatani disiplin ilmu yang terfragmentasi, interdisipliner bisa

    berperan dalam membela kebebasan akademik.

  • Penegakan nilai ekstrinsik akuntabilitas,nilai intrinsik pencarian reputasi

    dan kontrol kualitas dari rekan sejawat bisa mengarah kepada perbudakan

    intelektual dan kemudian pada kemandulan akademik. Akibat fragmentasi disiplin

    ilmu, akademisi kerap gagal mendeteksi ancaman besar pada kebebasan akademik

    ini. Pemahaman pentingnya kerjasama bisa menjadi pelindung melawan

    birokratisme yang berusaha menerapkan pengawasan yang ketat, berdasarkan

    indikator performa. Karenanya cukup penting untuk menjaga kebebasan seorang

    akademisi dalam memilih apa yang akan dikaji dan apa yang tidak.

    Kelemahan Pendekatan Lintas Disiplin Ilmu

    Pendekatan lintas disiplin ilmu ini juga memiliki kelemahan. Pertama,

    untuk mendapatkan jarak pandang yang luas, seorang bisa jadi mengorbankan

    waktu untuk menjadi ahli di satu bidang. Kedua, perlu dihindari upaya melakukan

    generalisasi yang naf akibat pengabungan beberapa disiplin ilmu. Ketiga,

    Ilmuwan yang dikategorikan lintas batas menghadapi hambatan profesi yang

    masih memprioritaskan spesialisasi disiplin ilmu. Keempat, interdisiplineritas

    kerap dicap sebagai kompetitor oleh spesialis disiplin ilmu.

    Untuk mengatasi kelemahan ini haruslah melakukan perubahan cara

    berpikir. Akademik perlu memberi ruang bagi tumbuh kembangnya pengetahuan

    dan riset interdisipliner. Selayaknya ekosistem, akademik perlu merawat spesialis

    dan generalis demi terciptanya kemajuan akademik yang kaya. Perubahan cara

    berpikir ini salah satunya berkat tekanan imperatif lingkungan hidup.

    Russel mengatakan pendekatan lintas disiplin semakin mendesak akibat

    tekanan permasalahan lingkungan hidup (environmental imperative).Sejak tahun

    1960an, masyarakat industri modern telah menyaksikan perubahan dramatis dari

    kepedulian sosial atas isu lingkungan. Berkembangnya gerakan sosial lingkungan

    hidup turut menekan pemerintah untuk mengakui dan menyelesaikan persoalan

    lingkungan hidup yang diakibatkan oleh industri dan praktek sosial (gaya hidup)

    modern. Imperatif lingkungan hidup ini terlihat pada program Manusia dan

    Biosfer dari UNESCO pada 1970an, Laporan Brundtland di 1980an dan Rio

    Earth Summit pada tahun 1990an.Lalu, Negara-negara merespon dengan

  • membangun kementerian lingkungan hidup, meratifikasi perjanjian dan traktat

    isu-isu lingkungan hidup serta berpartisipasi pada pembangunan organisasi

    lingkungan hidup internasional. Salah satu indikasi meningkatnya kepedulian

    pada isu lingkungan hidup adalah bagaimana kemajuan pembangunan ekonomi

    ditekankan pada isu keberlanjutan.

    Seirama dengan kesadaran politik, riset akademik mengkaji lingkungan

    hidup turut meningkat. Walaupun sebelumnya kajian telah dilakukan di disiplin

    ilmu seperti biologi, geologi, hidrologi, geografi, arkeologi dll, Kesadaran untuk

    mengkombinasikan dan menghubungkan berbagai bidang pengetahuan tersebut

    datang baru-baru saja, terutama untuk mencapai aspek keberlanjutan

    pembangunan.

    Aspek ini telah menjadi faktor pendorong yang merubah pola pikir riset

    lintas disiplin ilmu. Konsep dan upaya mencapai pembangunan berkelanjutan juga

    telah menarik perhatian pentingnya mengkombinasikan pengetahuan dari ilmu

    sosial dan alam. Kesalingterhubungan permasalahan lingkungan hidup juga

    mengakibatkan perlunya kerjasama inter dan intra institusi dari level lokal hingga

    global. Hasrat untuk memahami lingkungan hidup secara menyeluruh dan

    membangun solusi untuk mengatasi masalah lingkungan telah mengakibatkan

    proliferasi pusat kajian dan mata pelajaran yang fokus pada masalah lingkungan

    hidup. Ini adalah bentuk mengkristalnya transdisiplinaritas akibat tekanan

    imperatif lingkungan hidup.

    Perspektif yang memfokuskan pada imperatif lingkungan hidup, mengakui

    permasalahan yang muncul hadir dalam konteks sosial dan alam yang terkait

    secara kompleks, penuh ketidakpastian dan tidak adanya batasan disiplin ilmu

    yang jelas. Lebih jauh lagi, mencari solusi untuk persoalan lingkungan hidup tidak

    hanya membutuhkan pemahaman atas lingkungan hidup dan ancamannya; tetapi

    juga harus mempengaruhi tindakan dan perilaku berbagai aktor di masyarakat.

    Cara berpikir ini melihat solusi memerlukan produksi pengetahuan yang

    berdasarkan pendekatan sistemik menyeluruh ketimbang partial; tidak

    terkungkung oleh batasan pengetahuan yang ketat, bisa menghadapi kompleksitas

  • dan ketidakpastian; dan mampu mengintegrasikan dan mengkomunikasikan

    pengetahuan diantara semua aktor dan antar bidang disiplin ilmu.

    Dengan kata lain, pendekatan lintas disiplin penting dilakukan untuk

    mengatasi permasalahan yang timbul dimasyarakat. Serta tekanan imperatif

    lingkungan hidup telah menjadi salah satu faktor pendorong praktek

    transdisiplinaritas dan kajian lintas disiplin ilmu lainnya. Karena itu dikala upaya

    kita memperdalam spesialisasi di dalam disiplin ilmu kita, ada baiknya kita

    memberikan perhatian juga pada kajian lintas disiplin ilmu.

    Pengertian Budaya

    Budaya memberikan titik individu penahan, identitas, serta kode etik. Dari

    lebih dari 160 definisi kebudayaan dianalisis oleh Kroeber dan Kluckhohn,

    sebagian memahami budaya sebagai memisahkan manusia dari nonhumans,

    beberapa mendefinisikannya sebagai pengetahuan menular, dan beberapa sebagai

    jumlah dari prestasi yang dihasilkan oleh sejarah kehidupan sosial

    manusia. Semua definisi memiliki elemen umum: budaya belajar, berbagi, dan

    ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya terutama

    diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya, tetapi juga ditularkan oleh

    organisasi sosial, kelompok-kelompok minat khusus, pemerintah, sekolah, dan

    gereja. Cara umum berpikir dan berperilaku yang dikembangkan kemudian

    diperkuat melalui tekanan sosial. Hofstede menyebutnya sebagai "pemrograman

    kolektif pikiran".Budaya juga multidimensi, yang terdiri dari sejumlah elemen

    umum yang saling bergantung. Perubahan yang terjadi di salah satu dimensi akan

    affeet yang lain juga.

    Czinkota, dkk (1992:264) mendefinisikan budaya sebagai suatu sistem

    terpadu dari pola perilaku yang dipelajari dari karakteristik anggota suatu

    masyarakat. Ini mencakup segala sesuatu yang kelompok berpikir, berkata, dan

    membuat kebiasaan, bahasa, artefak material, dan sistem berbagi sikap dan

    perasaan. Meliputi berbagai unsur dari materialistik ke spiritual. Budaya adalah

    inheren konservatif, menolak perubahan dan mendorong kontinuitas. Setiap orang

    encultured dalam budaya tertentu, mempelajari "cara yang benar" dalam

  • melakukan sesuatu. Masalh mungkin timbul ketika seseorang encultured dalam

    satu budaya harus menyesuaikan diri dengan yang

    lain. Proses akulturasi menyesuaikan dan beradaptasi dengan budaya khusus

    selain sendiri adalah salah satu kunci keberhasilan dalam operasi internasional.

    Edward T.Hall. yang telah membuat beberapa penelitian paling berharga

    tentang efek budaya pada bisnis, membuat perbedaan antara budaya konteks

    tinggi dan rendah. Dalam konteks budaya tinggi, seperti Jepang dan Arab Saudi,

    konteks setidaknya sama pentingnya seperti apa yang benar-benar

    dikatakan. Pembicara dan pendengar bergantung pada pemahaman umum dalam

    konteksnya. Dalam konteks budaya rendah,bagaimanapun sebagian besar

    informasi yang terkandung secara eksplisit dalam kata-kata. Budaya Amerika

    Utara terlibat dalam komunikasi konteks rendah. Kecuali satu adalah menyadari

    perbedaan mendasar, niat dengan mudah dapat disalahpahami. Sebagai contoh,

    penilaian kinerja biasanya fungsi sumber daya manusia. Jika penilaian kinerja

    harus terpusat dibimbing atau dilakukan di perusahaan multinasional, mereka

    yang terlibat harus sadar nuansa budaya. Salah satu perbedaan yang menarik

    adalah bahwa sistem AS menekankan pengembangan individu, sedangkan sistem

    Jepang berfokus pada kelompok di mana karya-karya individual. Di Amerika

    Serikat, kritik lebih langsung dan dicatat secara resmi, sedangkan di Jepang itu

    lebih halus dan verbal. Apa yang tidak dikatakan dapat membawa arti lebih dari

    apa yang dikatakan.

    Di sini entitas bisnis internasional akan bertindak sebagai agen

    perubahan dengan memperkenalkan produk baru atau ide-ide dan

    praktek. Meskipun ini mungkin terdiri dari tidak lebih dari pergeseran konsumsi

    dari satu merek produk yang lain, hal itu dapat menyebabkan perubahan sosial

    besar-besaran dengan cara konsumsi, jenis produk yang dikonsumsi, dan

    organisasi sosial.

    Dalam mewujudkan perubahan atau mencoba untuk memenuhi permintaan

    yang semakin homogen di pasar, entitas bisnis internasional dapat dituduh

    "imperialisme budaya" terutama jika perubahan yang dibawa adalah dramatis atau

    jika budaya adaptasi khusus tidak dibuat dalam program manajemen atau

  • pemasaran. Hal ini disorot oleh pengalaman ekspansi Disney ke Eropa dalam

    Perspektif Global.

    Unsur-unsur Budaya

    Studi budaya telah menyebabkan generalisasi yang berlaku untuk semua

    budaya. Karakteristik tersebut disebut universal budaya, yang merupakan

    manifestasi dari cara hidup yang total dari setiap kelompok orang. Ini termasuk

    unsur-unsur seperti perhiasan tubuh, ritual pacaran, etiket, konsep keluarga,

    gerakan, bercanda, makan, kebiasaan, musik, nama pribadi, diferensiasi status,

    dan kebiasaan perdagangan. Kegiatan ini terjadi di seluruh budaya, tetapi mereka

    mungkin unik diwujudkan dalam suatu masyarakat tertentu, membawa keragaman

    budaya. Penyebut yang umum memang dapat ditemukan di seluruh budaya, tapi

    budaya dapat bervariasi secara dramatis dalam cara mereka melakukan kegiatan

    yang sama.

    Pengamatan unsur-unsur budaya utama menunjukkan bahwa elemen ini

    baik material (seperti alat-alat) dan abstrak (seperti sikap). Sensitivitas dan

    adaptasi terhadap elemen-elemen oleh perusahaan internasional tergantung pada

    tingkat perusahaan terlibat dalam pasar misalnya, perizinan terhadap investasi

    langsung dan produk atau jasa yang dipasarkan. Tentu, beberapa produk dan jasa

    atau praktek-praktek manajemen memerlukan penyesuaian sangat sedikit,

    sementara beberapa harus disesuaikan secara dramatis. Unsur-unsur budaya

    tersebut antara lain:

    1. Bahasa

    Bahasa telah digambarkan sebagai cermin budaya. Bahasa itu sendiri

    adalah multidimensi oleh alam. Hal ini berlaku tidak hanya kata yang diucapkan

    tetapi juga dari apa yang dapat disebut bahasa nonverbal dari bisnis

    internasional. Pesan yang disampaikan dengan kata-kata yang digunakan oleh

    bagaimana kata-kata yang diucapkan (misalnya, nada suara), dan melalui cara-

    cara nonverbal seperti gerakan, posisi tubuh, aye kontak.

    Kemampuan Bahasa melayani empat peran yang berbeda dalam bisnis

    internasional. Bahasa adalah penting dalam pengumpulan informasi dan

  • evaluasi. Daripada mengandalkan sepenuhnya pada pendapat orang lain, manajer

    mampu melihat dan mendengar secara pribadi apa yang sedang terjadi. Orang-

    orang jauh lebih nyaman berbicara bahasa mereka sendiri, dan hal ini harus

    diperlakukan sebagai keuntungan. Kecerdasan terbaik di pasar yang dikumpulkan

    dengan menjadi bagian dari pasar daripada mengamati dari luar. Sebagai contoh,

    manajer lokal dari perusahaan multinasional harus menjadi sumber utama

    perusahaan informasi politik untuk menilai risiko potensial. Kedua, bahasa

    menyediakan akses kepada masyarakat setempat. Meskipun bahasa Inggris

    mungkin banyak digunakan dan bahkan mungkin menjadi bahasa resmi

    perusahaan, berbicara bahasa lokal dapat membuat perbedaan dramatis. Ketiga,

    kemampuan bahasa semakin penting dalam komunikasi perusahaan, baik di dalam

    keluarga perusahaan atau dengan anggota saluran.Bayangkan kesulitan yang

    dihadapi oleh manajer negara yang harus berkomunikasi dengan para karyawan

    melalui penterjemah suatu. Akhirnya, bahasa menyediakan lebih dari kemampuan

    untuk berkomunikasi. Ini melampaui mekanika ke intrepretasi konteks.

    2. Agama

    Setiap kebudayaan menemukan legitimasi dalam menjadi bagian dari

    sebuah konteks yang lebih luas. Kebanyakan budaya temukan dalam agama

    alasan untuk menjadi. Untuk menentukan agama mengharuskan dalam

    pencantuman supranatural dan keberadaan yang lebih tinggi.

    Agama dapat memberikan dasar bagi kesamaan transkultural bawah

    keyakinan bersama dalam Islam, Budha, atau Kristiani. Misalnya. Sebuah contoh

    nyata dari efek pada bisnis internasional dari keyakinan agama adalah larangan

    produk prork dan minuman beralkohol di Timur Tengah. Ketika daging sapi atau

    unggas yang diekspor ke sebuah negara Muslim, hewan harus dibunuh dalam

    metode halal. Pengakuan pembatasan agama dapat mengungkapkan peluang serta

    kewajiban, sebagaimana dibuktikan oleh keberhasilan peluncuran baru-baru ini

    minuman alkohol beberapa di beberapa negara Timur Tengah. Dampak agama

    dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain di suatu wilayah tertentu, di sisi

    lain.

    3. Nilai dan Sikap

  • Nilai dibagi norma kepercayaan atau kelompok yang telah diinternalisasi

    oleh individu. Sikap merupakan evaluasi dari alternatif berdasarkan nilai-nilai ini.

    Nilai-nilai dan sikap dalam keyakinan utama (seperti agama), yang perlu

    diperhatikan manajer bisnis internasional. Sikap terhadap perubahan pada

    dasarnya positif di negara-negara industri, sedangkan di lebih tradisi-terikat

    masyarakat, perubahan dipandang dengan kecurigaan besar terutama ketika

    datang dari entitas asing. Situasi ini mendorong penelitian menyeluruh,

    kemungkinan besar pendekatan lokal, dan komitmen besar di tingkat atas untuk

    jangka waktu yang cukup lama.

    4. Manners and Customs

    Memahami perilaku dan customs sangat penting dalam negosiasi, karena

    interpretasi berdasarkan pada frame sendiri referensi dapat menyebabkan

    kesimpulan yang benar-benar salah. Untuk bernegosiasi secara efektif di luar

    negeri, semua jenis komunikasi harus dibaca dengan benar.

    5. Material Elements

    Budaya material mengacu pada hasil teknologi dan secara langsung

    berkaitan dengan bagaimana masyarakat mengatur kegiatan ekonomi. Hal ini

    diwujudkan dalam ketersediaan dan kecukupan infrastruktur dasar ekonomi,

    sosial,keuangan, dan pemasaran untuk bisnis internasional di

    pasar. Infrastruktur ekonomi dasar terdiri dari transportasi, energi, dan

    sistem infrastruktur komunikasi sosial mengacu pada perumahan, kesehatan,

    dan sistem pendidikan yang berlaku di negara yang menarik.

    Keuangan dan infrastruktur pemasaran menyediakan lembaga fasilitator untuk

    operasi perusahaan internasional di pasar tertentu untuk Misalnya, bank dan

    perusahaan penelitian. Di beberapa bagian dunia, perusahaan internasional

    mungkin harus menjadi pasangan yang tak terpisahkan dalam mengembangkan

    berbagai infrastruktur sebelum dapat beroperasi, sedangkan di lain itu sangat

    dapat mengambil manfaat dari kecanggihan tingkat tinggi mereka.

    Kemajuan teknologi mungkin menjadi penyebab utama perubahan budaya

    di banyak negara. Misalnya, peningkatan waktu luang sehingga karakteristik

  • dalam budaya Barat telah menjadi akibat langsung dari perkembangan

    teknologi. Dengan kemajuan teknologi datang juga konvergensi budaya.

    6. Estetika

    Setiap kebudayaan membuat pernyataan yang jelas mengenai selera yang

    baik, seperti yang diungkapkan dalam seni dan simbolisme tertentu warna, bentuk,

    dan musik. Apa dan apa yang tidak diterima dapat bervariasi secara dramatis di

    pasar bahkan sebaliknya sangat mirip.

    7. Pendidikan

    Pendidikan baik formal maupun informal, memainkan peran utama dalam

    berbagai budaya. Tingkat pendidikan budaya dapat dinilai dengan menggunakan

    tingkat melek huruf, partisipasi dalam pendidikan menengah, atau pendaftaran di

    pendidikan tinggi yang tersedia dari sumber data sekunder. Perusahaan

    Intenational juga perlu mengetahui tentang aspek kualitatif pendidikan, yaitu

    berbagai penekanan pada keterampilan tertentu dan keseluruhan tingkat

    pendidikan yang diberikan. Jepang dan Korea Selatan, misalnya, menekankan

    ilmu, khususnya rekayasa, untuk tingkat yang lebih besar daripada negara-negara

    Barat.

    Tingkat pendidikan akan berdampak pada berbagai fungsi bisnis. Program

    pelatihan untuk produksi fasilitas harus mengambil latar belakang pendidikan

    peserta.

    Manajer internasional juga mungkin harus siap untuk mengatasi hambatan

    dalam merekrut tenaga penjualan yang sesuai atau personil pendukung. Misalnya,

    budaya Jepang menempatkan premi pada loyalitas, dan karyawan menganggap

    mereka anggota keluarga perusahaan.

    8. Lembaga Sosial

    Lembaga sosial mempengaruhi cara orang berhubungan satu sama lain.

    Konsep kekerabatan, atau hubungan darah antara individu, didefinisikan dalam

    cara yang sangat luas dalam masyarakat. Pembagian populasi tertentu ke dalam

    kelas disebut stratifikasi sosial.

  • Bagian penting dari proses sosialisasi konsumen dunia adalah kelompok

    referensi Kelompok-kelompok ini memberikan nilai-nilai dan sikap-sikap yang

    mempengaruhi dan bentuk perilaku. Organisasi sosial juga menentukan peran

    manajer dan bawahan dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.

    9. Sumber Pengetahuan Budaya

    Konsep pengetahuan budaya yang luas dan beragam. Pengetahuan budaya

    dapat didefinisikan dengan cara itu diperoleh. Informasi yang obyektif atau

    faktual yang diperoleh dari orang lain melalui komunikasi, penelitian, dan

    pendidikan. Pengetahuan Experential, di sisi lain, dapat diperoleh hanya dengan

    terlibat dalam budaya selain sendiri.

    Kesuksesan bisnis internasional tidak hanya membutuhkan pencarian fakta

    komprehensif dan persiapan tetapi juga kemampuan untuk mengerti dan

    menghargai sepenuhnya nuansa ciri budaya yang berbeda dan pola.

    Pengertian Lintas Budaya

    Lintas budaya dekat sekali dengan isu-isu otonomi daerah, pluralisme, dan

    multikulturalisme yang sedang hangat saat ini. Itu tidak hanya mengandung

    unsur-unsur kelokalan tapi juga bisa dikategorikan studi hubungan internasional

    dan lintas negara.

    Lintas budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses

    mental, termasuk variabilitas dan invarian, di bawah kondisi budaya yang

    beragam. Melalui memperluas metodologi penelitian untuk mengenali variasi

    budaya dalam perilaku, bahasa dan makna, ia berusaha untuk memperpanjang,

    mengembangkan, dan mengubah psikologi.

  • Analisis Budaya

    Salah satu contoh model di atas dikembangkan oleh Sheth dan Shethi,

    model ini didasarkan pada premis bahwa semua aktivitas bisnis internasional

    harus dilihat sebagai inovasi dan sebagai proses perubahan produksi. Setelah

    semua, multinasional memperkenalkan praktik-praktik manajemen serta produk

    dan jasa dari satu negara ke budaya lain, di mana mereka dianggap baru dan

    berbeda. Pertanyaannya walupun banyak kegunaan model tersebut, mereka

    membawa bersama menjadi satu presentasi, semua atau sebagian besar variabel

    yang relevan yang berdampak pada bagaimana konsumen dalam budaya yang

    berbeda dapat merasakan, mengevaluasi, dan mengadopsi perilaku baru. Namun,

    setiap manajer menggunakan alat tersebut secara berkala harus di-cross-check

    hasilnya dengan realitas dan pengalaman.

    Variabel kunci dari model ini adalah kecenderungan untuk berubah, yang

    merupakan fungsi dari tiga konstruksi: (1) gaya hidup budaya individu dalam hal

    bagaimana memegang kepercayaan tradisional mereka dan sikap yang, dan juga

    unsur-unsur budaya yang dominan, (2) agen perubahan (seperti perusahaan

    multinasional dan praktek mereka) dan pemimpin opini strategis (misalnya, elit

  • sosial), (3) komunikasi tentang inovasi dari sumber komersial, sumber netral

    (seperti pemerintah), dan sumber-sumber sosial, seperti teman-teman dan kerabat.

    Komunikasi tentang inovasi terjadi melalui produk pysical sendiri

    (sampel) atau melalui mengalami kebijakan baru dalam perusahaan. Jika praktek

    personil baru, seperti lingkaran kualitas atau flextime, menjadi pertanyaan, hasil

    dapat disampaikan dalam laporan atau dari mulut ke mulut oleh para pekerja

    dalam program. Isi komunikasi tergantung pada faktor-faktor berikut: produk atau

    keuntungan relatif kebijakan ini atas alternatif yang ada, kompatibilitas dengan

    pola-pola perilaku ditetapkan, kompleksitas, atau sejauh mana produk atau proses

    dianggap sebagai sulit untuk dipahami dan digunakan; trialability, atau derajat

    yang dapat bereksperimen dengan tanpa menimbulkan risiko utama, dan

    obsevability, yang merupakan sejauh mana konsekuensi dari inovasi yang terlihat.

    Sebelum produk atau kebijakan dievaluasi, informasi tentang hal itu akan

    dibandingkan dengan keyakinan yang ada tentang keadaan sekitar situasi. Distorsi

    akan terjadi sebagai akibat dari selektif, paparan retensi perhatian, dan. Sebagai

    contoh, apa asing dapat dilihat dalam cahaya yang negatif, upaya lain perusahaan

    multinasional mungkin telah gagal, atau pemerintah mungkin discourge implicity

    kegiatan yang diusulkan. Informasi tambahan kemudian dapat dicari dari salah

    satu sumber masukan atau dari pemimpin opini di pasar.

    Meskipun model-model tersebut dapat membantu perencanaan strategi

    dengan memastikan bahwa semua variabel dan saling keterkaitan yang mereka

    anggap, analisis apapun tidak lengkap tanpa pengakuan dasar perbedaan

    budaya. Menyesuaikan diri dengan menempatkan nilai-nilai yang berbeda

    membutuhkan sendiri budaya samping. James E. Lee mengusulkan

    bahwa referensi diri alami kriteria referensi sadar nilai-nilai budaya sendiri

    adalah akar dari masalah bisnis yang paling internasional. Namun, mengakui hal

    ini sering cukup sulit. Pendekatan analitis berikut dianjurkan untuk mengurangi

    pengaruh nilai-nilai budaya sendiri:

    1. Tentukan masalah atau tujuan dalam hal ciri-ciri budaya dalam negeri,

    kebiasaan, atau norma-norma.

  • 2. Tentukan masalah atau tujuan dalam hal ciri-ciri budaya asing, kebiasaan,

    atau norma-norma. Membuat pertimbangan nilai.

    3. Mengisolasi pengaruh referensi kriteria diri dalam masalah, dan memeriksa

    dengan hati-hati untuk melihat bagaimana hal itu mempersulit masalah ini.

    4. Mendefinisikan ulang masalah tanpa pengaruh kriteria referensi diri, dan

    memecahkan situasi tujuan optimal.

    Prosedur analitis memerlukan pemantauan konstan perubahan yang

    disebabkan oleh peristiwa-peristiwa luar serta perubahan yang disebabkan oleh

    entitas bisnis itu sendiri. Mengontrol etnosentrisme kecenderungan untuk

    mempertimbangkan budaya sendiri lebih unggul dari orang lain dapat dicapai

    hanya dengan mengakui dan benar menyesuaikan diri dengan kemungkinan efek

    dalam pengambilan keputusan manajerial. Manajer internasional harus siap dan

    mampu menempatkan kesiapan itu untuk penggunaan yang efektif.

    Metode Pelatihan Lintas Budaya

    Untuk mendorong sensitivitas budaya dan penerimaan cara-cara baru

    dalam melakukan menipis dalam organisasi, manajemen harus melembagakan Focus

  • program pendidikan internal. Ini mungkin termasuk komunikasi tertulis (misalnya,

    surat kabar), interaksi antara manajemen dan karyawan, dan program pelatihan

    formal bagi mereka yang akan memiliki garis depan bertugas dalam hal ini.

    Tujuan dari program pelatihan formal adalah untuk mendorong

    karakteristik kritis empat kesiapan, sensitivitas, kesabaran, dan fleksibilitas dalam

    manajer dan personel lainnya. Program-program ini bervariasi secara dramatis

    dalam hal ketelitian mereka, keterlibatan, dan, tentu saja, biaya.

    Uraian lingkungan dan program orientasi budaya adalah jenis

    program studi kawasan. Program-program ini memberikan persiapan faktual bagi

    seorang manajer untuk beroperasi di, atau bekerja dengan orang-orang dari suatu

    negara tertentu. Studi daerah harus menjadi prasyarat dasar untuk jenis lain dari

    program pelatihan. Hanya saja studi kawasan melayani tujuan praktis kecil karena

    mereka tidak benar-benar mendapatkan perhatian manajer. Lainnya, lebih terlibat

    pada program berkontribusi konteks di mana untuk menempatkan fakta sehingga

    mereka dapat dipahami dengan baik.

    Assimilator budaya adalah program di mana peserta harus menanggapi

    skenario situasi tertentu di suatu negara tertentu. Program-program ini telah

    dikembangkan untuk negara-negara Arab, Iran, Thailand, Amerika Tengah, dan

    Yunani. Hasil pengalaman assimilator peserta dievaluasi oleh panel

    hakim. Program jenis ini telah digunakan terutama dalam kasus-kasus transfer

    luar negeri pendek.

    Ketika lebih banyak waktu yang tersedia, manajer dapat dilatih secara

    ekstensif dalam bahasa. Hal ini mungkin diperlukan jika bahasa eksotis yang

    terlibat. Pelatihan Sensitivitas berfokus pada peningkatan fleksibilitas seorang

    manajer dalam situasi yang sangat berbeda dari orang-orang di rumah. Pendekatan

    ini didasarkan pada asumsi bahwa memahami dan menerima diri sendiri adalah

    penting untuk memahami seseorang dari budaya lain. Teknik seperti perjalanan

    terikat telah digunakan untuk tujuan ini. Akhirnya, pelatihan mungkin

    melibatkan pengalaman Fild, yang memperlihatkan seorang manajer untuk

    lingkungan budaya yang berbeda untuk jumlah waktu yang terbatas. Ini langkah

  • teknik trainee (dan mungkin atau keluarganya) dalam keluarga dalam negeri

    terletak pada lokasi nasional yang mereka ditugaskan.

    Terlepas dari tingkat pelatihan, persiapan, dan karakteristik pribadi yang

    positif, manajer akan selalu tetap asing. Seorang manajer tidak boleh bergantung

    pada penilaian sendiri ketika manajer lokal dapat dikonsultasikan. Dalam banyak

    kasus, seorang manajer harus memiliki hadir intrepeter pada negosiasi, terutama

    tidak sepenuhnya bilingual. Selama kepercayaan dalam kemampuan bahasa

    seseorang dapat menciptakan masalah.

  • BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Kerja lintas disiplin berarti adalah suatu kerja yang menggabungkan

    beberapa cabang atau sub cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan budaya dapat

    diartikan sebagai suatu sistem terpadu dari pola perilaku yang dipelajari dari karakteristik

    anggota suatu masyarakat. Ini mencakup segala sesuatu yang kelompok berpikir, berkata,

    dan membuat kebiasaan, bahasa, artefak material, dan sistem berbagi sikap dan perasaan.

    Jadi dengan kata lain kerja lintas disiplin dan budaya sangatlah penting karena

    berpengaruh dalam setiap kehidupan manusia.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Czinkota, dkk.1992.International Business.USA:The Dyden Pr.

    Muharam, Aditya,2010,10 Alasan Untuk Melakukan Kajian

    Interdisiplin,(Online),

    (www.ppiswedia.se/ppi/10-alasan-untuk-melakukan-kajian-interdisiplin),diakses

    tanggal 02 Desember 2012