Keratoplasti Edit

22
BAB I PENDAHULUAN Transplantasi kornea adalah istilah lain untuk keratoplasti, cangkok kornea, atau keratoplasti tembus, merupakan suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah mengalami kerusakan diganti dengan donor kornea. Donor kornea tersebut diambil dari seseorang yang telah menjadi calon donor setelah meninggal dunia, secara sukarela dan ikhlas mendonorkan korneanya. Kornea adalah bagian dari bola mata yang jernih, letaknya berada di depan iris (selaput pelangi) dan pupil (manik mata). Tindakan bedah tersebut dilaksanakan oleh dokter spesialis mata. Jadi kornea ini bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan sinar yang masuk bolamata. Apabila kornea itu menjadi keruh,akan mengakibatkan jalannya sinar yang masuk bolamata terganggu, tajam penglihatan dapat menurun dan bahkan dapat menjadi buta. 1

description

mata

Transcript of Keratoplasti Edit

Page 1: Keratoplasti Edit

BAB I

PENDAHULUAN

Transplantasi kornea adalah istilah lain untuk keratoplasti, cangkok kornea,

atau keratoplasti tembus, merupakan suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah

mengalami kerusakan diganti dengan donor kornea. Donor kornea tersebut diambil

dari seseorang yang telah menjadi calon donor setelah meninggal dunia, secara

sukarela dan ikhlas mendonorkan korneanya. Kornea adalah bagian dari bola mata

yang jernih, letaknya berada di depan iris (selaput pelangi) dan pupil (manik mata).

Tindakan bedah tersebut dilaksanakan oleh dokter spesialis mata. Jadi kornea ini

bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan sinar yang masuk bolamata.

Apabila kornea itu menjadi keruh,akan mengakibatkan jalannya sinar yang masuk

bolamata terganggu, tajam penglihatan dapat menurun dan bahkan dapat menjadi

buta.

Adapun penyebab kebutaan kornea adalah infeksi (bakteri, virus, jamur) nutrisi

(kekurangan vit-A), kelainan bawaan, keturunan, luka dan lain-lain namun sebagian

besar karena radang yang ditandai dengan mata merah, berair, ngganjel, silau disertai

penglihatan terganggu.

Angka kebutaan total di Indonesia 1,47% lebih,diantaranya adalah buta karena

katarak 52%, glaukoma 13,4%, kornea 6,4%. Angka kebutaan ini dapat meningkat

1

Page 2: Keratoplasti Edit

dikarenakan kurangnya pelayanan kesehatan mata, faktor pendidikan, pekerjaan,

sikap, perilaku, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang kurang.

1.1. Fungsi Kornea

a. Alat transmisi sinar

b. Alat refraksi

c. Sebagai dinding bola mata

1.2. Sifat Alamiah Kornea

a. Tidak mengandung zat tanduk

b. Tidak mengandung pembuluh darah

c. Susunan jaringan relatif homogen dan teratur

d. Adanya epitel kornea dan endotel kornea yang dapat mempertahankan kadar

cairan pada tingkat tertentu

2

Page 3: Keratoplasti Edit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Keratoplasty

Keratoplasty Adalah tindakan operasi  pada mata  yang bertujuan mengganti

kornea mata yang sudah rusak / tidak berfungsi dengan kornea baru (kornea donor).

Ketika kornea menjadi berkabut, cahaya tidak dapat lewat dan mencapai bagian mata

sensitif cahaya yang disebut retina, mengakibatkan penglihatan yang kurang baik atau

kebutaan tidk dapat dikembalikan. Transplantasi kornea merupakan prosedur bedah

yang melibatkan penggantian kornea berkabut/berparut dengan kornea donor untuk

mengembalikan penglihatan.

2.2. Tujuan Dilakukan Keratoplasty

a. Optik : Memulihkan penglihatan sehingga pasien  dapat melihat

lebih jelas.

b. Terapetik : Menghilangkan kelainan kornea yang dapat merusak bola mata.

Misal : infeksi bakteri atau jamur.

c. Tektonik : Memperbaiki struktur kornea yang sudah tipis/bolong yang

dapat mengancam keutuhan bola mata.

3

Page 4: Keratoplasti Edit

2.3. Indikasi Transplantasi Kornea

a. Jaringan parut kornea akibat infeksi, seperti herpes dan keratitis jamur

b. Kelainan kornea, seperti keratokonus

c. Kerusakan kornea akibat trauma mata, trauma kimia, dan lain-lain

d. Kelainan mata karena faktor bawaan (genetik), misal : distrofi kornea

e. Dan lain-lain.

2.4. Syarat Kornea Donor

a. Kornea jernih

b. Jumlah endotel kornea cukup banyak

c. Tidak menderita penyakit :

Hepatitis

HIV (+)

Tumor mata

Septikemia

Sifilis

Glaukoma

Leukemia serta tumor–tumor yang menyebar: seperti kanker payudara &

kanker leher rahim

d. Mata harus diambil kurang dari 6 jam setelah meninggal dunia

e. Kornea donor harus digunakan dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam

4

Page 5: Keratoplasti Edit

f. Kornea donor diawetkan dengan :

Pendinginan

Gliserin anhidrat,

Ruang lembab,

Media kultur,

McKaufmann medium,

Pengawetan krio.

2.5. Syarat Kornea Resipin

a. Letak kerusakan kornea di bagian tengah

b. Tidak ada bentukan pembuluh darah

c. Relatif dalam keadaan tenang

d. Jaringan kornea yang keruh bebas dari perlekatan dengan jaringan lain

e. Tekanan bola mata normal

f. Kondisi air mata dan selaput lendir relatif normal

2.6. Komplikasi Transplantasi Kornea

a. Hemorrhage

b. Dislokasi graft

c. Infeksi

d. Glaukoma post operasi

e. Graft rejection : 10-14 hari post operasi

5

Page 6: Keratoplasti Edit

2.7. Rejeksi Transplantasi Kornea

Memahami tanda klinis rejeksi transplantasi kornea merupakan kewaspadaan

yang harus diperhatikan. Terdapat empat tanda klinis utama, yaitu:

a. Mata merah

b. Rasa silau berat

c. Tajam penglihatan menurun

d. Rasa sakit

Tanda klinis rejeksi transplantasi kornea dapat terjadi pada satu bulan atau

selambat-lambatnya lima tahun setelah pembedahan. Dokter mata akan

memberikan terapi medis untuk mengatasi keadaan tersebut.

2.8. Keberhasilan & Kegagalan Transplantasi Kornea

Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan transplantasi kornea adalah

sebagai berikut:

a. Keadaan kornea calon donor;

b. Kondisi mata calon resipien;

c. Penyulit selama operasi, umumnya berhubungan dengan keadaan mata

calon resipien prabedah;

d. Penyulit pasca operasi, umumnya berhubungan dengan keadaan mata

resipien prabedah dan jalannya pembedahan. Kesembuhan luka tidak baik,

6

Page 7: Keratoplasti Edit

luka menjadi tidak rapat, tekanan bola mata tinggi, infeksi, gagal re-

epitelisasi, dll.

e. Reaksi penolakan kornea donor;

f.Status Refraktif : bentuk lengkung kornea yang irregular akan mengakibatkan

astigmatisma yang tinggi;

Keberhasilan tindakan transplantasi kornea bersifat individual.

Kegagalan tindakan transplantasi kornea pertama akan menurunkan

kemungkinan keberhasilan tindakan keratoplasti berikutnya. Secara umum

keberhasilan operasi cangkok kornea tanpa penyulit berkisar 80 – 90 % dan

turun menjadi sekitar 40% pada mata yang sedang meradang. Beberapa jenis

kelainan kornea yang diturunkan, dapat berulang kembali setelah jangka

waktu tertentu pada kornea donor.

2.9. Jenis Operasi Keratoplasty

2.9.1 Penetrating Keratoplasty

Seluruh lapisan kornea diganti dengan donor kornea. PK merupakan

bedah mikro di mana 7-8 mm bagian tengah kornea yang rusak atau berkabut

diangkat dan digantikan dengan kornea sehat dan jernih (Gambar 1a) dan

dijahit dengan benang nilon bedah mikro yang sangat halus.

7

Page 8: Keratoplasti Edit

Gambar 1a: Jenis Transplantasi Kornea – Penetratif Keratoplasti

2.9.2 Lamelar Keratoplasty

Hanya sebagian lapisan kornea yang diganti. Misal : DALKSekarang

sudah banyak menggantikan bedah PK, dimana hanya bagian kornea yang

rusak yang diangkat dan diganti, dengan mempertahankan jaringan kornea

sehat. Bila hanya lapisan depan (anterior) dari kornea yang diganti, prosedur

ini disebut Anterior Lamellar Keratoplasti (ALK), dan bila sebagian besar

lapisan depan termasuk bagian kornea yang lebih dalam diganti maka

prosedur ini disebut Deep Anterior Lamellar Keratoplasti (DALK). Bentuk

lain dari ALK adalah Automated Terapeutik Lamellar Keratoplasti (ALTK),

dimana menggunakan alat bantu khusus yang dikenal sebagai mikrokeratom

untuk melakukan prosedur ini. Prosedur-prosedur ini merupakan operasi yang

secara teknis lebih sulit untuk mempertahankan lapisan kornea yang paling

dalam (posterior) yang dikenal sebagai lapisan Descemet dan lapisan

8

Page 9: Keratoplasti Edit

Endotelial. (Gambar 1b). Sekitar 30% dari transplantasi kornea dilakukan

dengan prosedur ALK atau DALK.

Gambar 1b : Jenis transplantasi kornea – Anterior Lamellar Keratoplasti

Bila hanya lapisan bagian belakang atau posterior dari kornea yang rusak

yang diganti, prosedur ini disebut Endothelial Keratoplasti (EK atau DSAK -

Descemets Stripping Automated Endothelial Keratoplasty) (Gambar 1c).

Endothelial Keratoplasti mungkin merupakan perkembangan paling penting

dalam transplantasi kornea , karena pada dasarnya merupakan teknik

transplantasi kornea baru melalui lubang kecil tanpa jahitan . Hanya lapisan

tipis kornea terdalam yang digantikan, dan ini dilakukan melalui sayatan kecil

(4-5mm) di sisi kornea, yang berarti sebagian besar kornea pasien tidak

diangkat, tidak ada jahitan yang diperlukan dan mata lebih kuat dibanding

bedah PK. Tidak adanya jahitan berarti proses pemulihan penglihatan yang

lebih cepat dan pasien Endothelial Keratoplasti memperoleh penglihatan yang

9

Page 10: Keratoplasti Edit

lebih baik karena kelainan refraksi dan astigmat yang lebih kecil. Ahli bedah

SNEC mengembangkan alat yang disebut EndoGlide, yang terbukti

memungkinkan bedah Endothelial Keratoplasti lebih aman dan efektif.

Gambar 1 c : Jenis transplantasi kornea - Endotelial Keratoplasti

2.9.3 Intralase Enabled Keratoplasty ( IEK )

Intralase – Enabled Keratoplasty (IEK) merupakan teknologi terbaru dari

teknik operasi  transplantasi (cangkok) kornea dengan menggunakan Intralase

Femtosecond Laser. Teknik operasi pada IEK berbeda dengan teknik operasi

keratoplasty konvensional. Pada teknik IEK adalah kombinasi antara refractive

dan cornea surgery.

a. Keunggulan dari Intralase – Enabled Keratoplasty ( IEK ) :

Hasil pemotongan kornea dengan akurasi fitting lebih tinggi dibandingkan

dengan teknik konvensional.

10

Page 11: Keratoplasti Edit

Stabilitas dan kekuatan kornea donor yang ditransplantasi lebih tinggi.

Membutuhkan jumlah jahitan di kornea yang lebih sedikit dibanding

dengan teknik konvensional.

Minimnya jumlah jahitan juga mengurangi resiko peradangan pasca

operasi.

Astigmatism lebih kecil dan efeknya terhadap perbaikan penglihatan cepat

tercapai.

Proses penyembuhan relatif lebih cepat.

b. Kelainan yang dapat ditangani dengan Intralase – Enabled Keratoplasty

( IEK ) :

Kelainan bawaan / genetic : distrofi kornea ( fuchs, dystrophy, stromal

dystrophy, dll ).

Edema kornea pasca operasi ( bullous keratopathy),

Jaringan parut kornea ( corneal scar ).

c. Kandidat untuk IEK antara lain :

Kebanyakan pasien dengan penglihatan yang buruk oleh karena kornea

tidak jernih atau berkabut, tetapi saraf dan retina di bagian belakang mata

masih sehat.

11

Page 12: Keratoplasti Edit

Luka, infeksi atau pembengkakan kornea akibat kerusakan dari lapisan

paling dalam (endotel).

d. Prosedur tindakan IEK antara lain :

Donor dan resipien kornea di ”potong” dengan menggunakan IntraLase

Femtosecond Laser dengan ukuran yang sudah diprogram sebelumnya.

Tipe kornea yang dipotong dengan laser  disesuaikan dengan kondisi

kelainan kornea pasien.

Stabilitas  dan kekuatan dari  kornea donor  yang ditransplantasi  lebih

besar dan umumnya hanya membutuhkan jumlah jahitan yang lebih sedikit

dibandingkan cara lama/konvensional.

Setelah dilakukan operasi IEK, pasien harus konsultasi kembali 1 hari

setelah pasca operasi. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari

kornea yang telah ditransplantasi cangkok.

e. Tingkat keberhasilan IEK

Umumnya operasi transplantasi dengan IEK memberikan hasil yang baik.

Namun, tindakan transplantasi mempunyai risiko untuk terjadinya reaksi

penolakan/rejection. Jika terjadi rejection maka dapat dilakukan transplantasi

ulang.Tidak seperti transplantasi organ lainnya, transplantasi kornea dapat

12

Page 13: Keratoplasti Edit

dilakukan berulang kali. Namun, tingkat keberhasilan transplantasi yang

berulang, lebih rendah dari pertama.

f. Petunjuk setelah tindakan IEK :

Istirahat setelah operasi (1-2 hari).

Pelindung mata tidak dilepas, digunakan terutama saat tidur.

Hindari mata terkena air dan  sabun  selama 1 minggu.

Tidak mengemudi kendaraan selama perawatan, tunggu  sampai

penglihatan telah pulih atau sesuai petunjuk dokter.

Jangan menggosok atau menekan mata (hati-hati saat mengelap wajah).

Dilarang olahraga di air (berenang, dll) atau olahraga keras lainnya (tenis,

basket dll).

Tidak dianjurkan memakai kosmetik pada kelopak mata selama 1 bulan.

Hal-hal lain dapat ditanyakan kepada perawat atau dokter.

2.10. Penatalaksanaan Keratoplasty

a. Analgetik Narkotik : Untuk mengatasi nyeri

b. Antiemetik : Untuk atasi nausea

c. Kortikosteroid Topikal

d. Laxative : Untuk cegah mengedan saat defekasi

e. Menutup Mata

13

Page 14: Keratoplasti Edit

BAB III

KESIMPULAN

Keratoplasty Adalah tindakan operasi  pada mata  yang bertujuan mengganti

kornea mata yang sudah rusak / tidak berfungsi dengan kornea baru (kornea

donor).

Tujuan Dilakukan Keratoplasty

a. Optik : Memulihkan penglihatan sehingga pasien 

dapat melihat lebih jelas.

b. Terapetik : Menghilangkan kelainan kornea yang dapat merusak

bolamata.

Misal : infeksi bakteri atau jamur.

c. Tektonik : Memperbaiki struktur kornea yang sudah

tipis/bolong yang dapat mengancam keutuhan bola mata.

Indikasi Transplantasi Kornea

14

Page 15: Keratoplasti Edit

a. Jaringan parut kornea akibat infeksi, seperti herpes dan keratitis jamur

b. Kelainan kornea, seperti keratokonus

c. Kerusakan kornea akibat trauma mata, trauma kimia, dan lain-lain

d. Kelainan mata karena faktor bawaan (genetik), misal : distrofi kornea

Komplikasi Transplantasi Kornea

a. Hemorrhage

b. Dislokasi graft

c. Infeksi

d. Glaukoma post operasi

e. Graft rejection : 10-14 hari post operasi

Jenis Operasi Keratoplasty

d. Penetrating Keratoplasty

e. Lamelar Keratoplasty

f. Intralase Enabled Keratoplasty ( IEK )

Penatalaksanaan Keratoplasty

a. Analgetik Narkotik : Untuk mengatasi nyeri

b. Antiemetik : Untuk atasi nausea

c. Kortikosteroid Topikal

d. Laxative : Untuk cegah mengedan saat defekasi

15

Page 16: Keratoplasti Edit

e. Menutup Mata

16