Keratoplasti Edit
-
Upload
surya-nirmala-dewi -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
description
Transcript of Keratoplasti Edit
BAB I
PENDAHULUAN
Transplantasi kornea adalah istilah lain untuk keratoplasti, cangkok kornea,
atau keratoplasti tembus, merupakan suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah
mengalami kerusakan diganti dengan donor kornea. Donor kornea tersebut diambil
dari seseorang yang telah menjadi calon donor setelah meninggal dunia, secara
sukarela dan ikhlas mendonorkan korneanya. Kornea adalah bagian dari bola mata
yang jernih, letaknya berada di depan iris (selaput pelangi) dan pupil (manik mata).
Tindakan bedah tersebut dilaksanakan oleh dokter spesialis mata. Jadi kornea ini
bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan sinar yang masuk bolamata.
Apabila kornea itu menjadi keruh,akan mengakibatkan jalannya sinar yang masuk
bolamata terganggu, tajam penglihatan dapat menurun dan bahkan dapat menjadi
buta.
Adapun penyebab kebutaan kornea adalah infeksi (bakteri, virus, jamur) nutrisi
(kekurangan vit-A), kelainan bawaan, keturunan, luka dan lain-lain namun sebagian
besar karena radang yang ditandai dengan mata merah, berair, ngganjel, silau disertai
penglihatan terganggu.
Angka kebutaan total di Indonesia 1,47% lebih,diantaranya adalah buta karena
katarak 52%, glaukoma 13,4%, kornea 6,4%. Angka kebutaan ini dapat meningkat
1
dikarenakan kurangnya pelayanan kesehatan mata, faktor pendidikan, pekerjaan,
sikap, perilaku, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang kurang.
1.1. Fungsi Kornea
a. Alat transmisi sinar
b. Alat refraksi
c. Sebagai dinding bola mata
1.2. Sifat Alamiah Kornea
a. Tidak mengandung zat tanduk
b. Tidak mengandung pembuluh darah
c. Susunan jaringan relatif homogen dan teratur
d. Adanya epitel kornea dan endotel kornea yang dapat mempertahankan kadar
cairan pada tingkat tertentu
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Keratoplasty
Keratoplasty Adalah tindakan operasi pada mata yang bertujuan mengganti
kornea mata yang sudah rusak / tidak berfungsi dengan kornea baru (kornea donor).
Ketika kornea menjadi berkabut, cahaya tidak dapat lewat dan mencapai bagian mata
sensitif cahaya yang disebut retina, mengakibatkan penglihatan yang kurang baik atau
kebutaan tidk dapat dikembalikan. Transplantasi kornea merupakan prosedur bedah
yang melibatkan penggantian kornea berkabut/berparut dengan kornea donor untuk
mengembalikan penglihatan.
2.2. Tujuan Dilakukan Keratoplasty
a. Optik : Memulihkan penglihatan sehingga pasien dapat melihat
lebih jelas.
b. Terapetik : Menghilangkan kelainan kornea yang dapat merusak bola mata.
Misal : infeksi bakteri atau jamur.
c. Tektonik : Memperbaiki struktur kornea yang sudah tipis/bolong yang
dapat mengancam keutuhan bola mata.
3
2.3. Indikasi Transplantasi Kornea
a. Jaringan parut kornea akibat infeksi, seperti herpes dan keratitis jamur
b. Kelainan kornea, seperti keratokonus
c. Kerusakan kornea akibat trauma mata, trauma kimia, dan lain-lain
d. Kelainan mata karena faktor bawaan (genetik), misal : distrofi kornea
e. Dan lain-lain.
2.4. Syarat Kornea Donor
a. Kornea jernih
b. Jumlah endotel kornea cukup banyak
c. Tidak menderita penyakit :
Hepatitis
HIV (+)
Tumor mata
Septikemia
Sifilis
Glaukoma
Leukemia serta tumor–tumor yang menyebar: seperti kanker payudara &
kanker leher rahim
d. Mata harus diambil kurang dari 6 jam setelah meninggal dunia
e. Kornea donor harus digunakan dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam
4
f. Kornea donor diawetkan dengan :
Pendinginan
Gliserin anhidrat,
Ruang lembab,
Media kultur,
McKaufmann medium,
Pengawetan krio.
2.5. Syarat Kornea Resipin
a. Letak kerusakan kornea di bagian tengah
b. Tidak ada bentukan pembuluh darah
c. Relatif dalam keadaan tenang
d. Jaringan kornea yang keruh bebas dari perlekatan dengan jaringan lain
e. Tekanan bola mata normal
f. Kondisi air mata dan selaput lendir relatif normal
2.6. Komplikasi Transplantasi Kornea
a. Hemorrhage
b. Dislokasi graft
c. Infeksi
d. Glaukoma post operasi
e. Graft rejection : 10-14 hari post operasi
5
2.7. Rejeksi Transplantasi Kornea
Memahami tanda klinis rejeksi transplantasi kornea merupakan kewaspadaan
yang harus diperhatikan. Terdapat empat tanda klinis utama, yaitu:
a. Mata merah
b. Rasa silau berat
c. Tajam penglihatan menurun
d. Rasa sakit
Tanda klinis rejeksi transplantasi kornea dapat terjadi pada satu bulan atau
selambat-lambatnya lima tahun setelah pembedahan. Dokter mata akan
memberikan terapi medis untuk mengatasi keadaan tersebut.
2.8. Keberhasilan & Kegagalan Transplantasi Kornea
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan transplantasi kornea adalah
sebagai berikut:
a. Keadaan kornea calon donor;
b. Kondisi mata calon resipien;
c. Penyulit selama operasi, umumnya berhubungan dengan keadaan mata
calon resipien prabedah;
d. Penyulit pasca operasi, umumnya berhubungan dengan keadaan mata
resipien prabedah dan jalannya pembedahan. Kesembuhan luka tidak baik,
6
luka menjadi tidak rapat, tekanan bola mata tinggi, infeksi, gagal re-
epitelisasi, dll.
e. Reaksi penolakan kornea donor;
f.Status Refraktif : bentuk lengkung kornea yang irregular akan mengakibatkan
astigmatisma yang tinggi;
Keberhasilan tindakan transplantasi kornea bersifat individual.
Kegagalan tindakan transplantasi kornea pertama akan menurunkan
kemungkinan keberhasilan tindakan keratoplasti berikutnya. Secara umum
keberhasilan operasi cangkok kornea tanpa penyulit berkisar 80 – 90 % dan
turun menjadi sekitar 40% pada mata yang sedang meradang. Beberapa jenis
kelainan kornea yang diturunkan, dapat berulang kembali setelah jangka
waktu tertentu pada kornea donor.
2.9. Jenis Operasi Keratoplasty
2.9.1 Penetrating Keratoplasty
Seluruh lapisan kornea diganti dengan donor kornea. PK merupakan
bedah mikro di mana 7-8 mm bagian tengah kornea yang rusak atau berkabut
diangkat dan digantikan dengan kornea sehat dan jernih (Gambar 1a) dan
dijahit dengan benang nilon bedah mikro yang sangat halus.
7
Gambar 1a: Jenis Transplantasi Kornea – Penetratif Keratoplasti
2.9.2 Lamelar Keratoplasty
Hanya sebagian lapisan kornea yang diganti. Misal : DALKSekarang
sudah banyak menggantikan bedah PK, dimana hanya bagian kornea yang
rusak yang diangkat dan diganti, dengan mempertahankan jaringan kornea
sehat. Bila hanya lapisan depan (anterior) dari kornea yang diganti, prosedur
ini disebut Anterior Lamellar Keratoplasti (ALK), dan bila sebagian besar
lapisan depan termasuk bagian kornea yang lebih dalam diganti maka
prosedur ini disebut Deep Anterior Lamellar Keratoplasti (DALK). Bentuk
lain dari ALK adalah Automated Terapeutik Lamellar Keratoplasti (ALTK),
dimana menggunakan alat bantu khusus yang dikenal sebagai mikrokeratom
untuk melakukan prosedur ini. Prosedur-prosedur ini merupakan operasi yang
secara teknis lebih sulit untuk mempertahankan lapisan kornea yang paling
dalam (posterior) yang dikenal sebagai lapisan Descemet dan lapisan
8
Endotelial. (Gambar 1b). Sekitar 30% dari transplantasi kornea dilakukan
dengan prosedur ALK atau DALK.
Gambar 1b : Jenis transplantasi kornea – Anterior Lamellar Keratoplasti
Bila hanya lapisan bagian belakang atau posterior dari kornea yang rusak
yang diganti, prosedur ini disebut Endothelial Keratoplasti (EK atau DSAK -
Descemets Stripping Automated Endothelial Keratoplasty) (Gambar 1c).
Endothelial Keratoplasti mungkin merupakan perkembangan paling penting
dalam transplantasi kornea , karena pada dasarnya merupakan teknik
transplantasi kornea baru melalui lubang kecil tanpa jahitan . Hanya lapisan
tipis kornea terdalam yang digantikan, dan ini dilakukan melalui sayatan kecil
(4-5mm) di sisi kornea, yang berarti sebagian besar kornea pasien tidak
diangkat, tidak ada jahitan yang diperlukan dan mata lebih kuat dibanding
bedah PK. Tidak adanya jahitan berarti proses pemulihan penglihatan yang
lebih cepat dan pasien Endothelial Keratoplasti memperoleh penglihatan yang
9
lebih baik karena kelainan refraksi dan astigmat yang lebih kecil. Ahli bedah
SNEC mengembangkan alat yang disebut EndoGlide, yang terbukti
memungkinkan bedah Endothelial Keratoplasti lebih aman dan efektif.
Gambar 1 c : Jenis transplantasi kornea - Endotelial Keratoplasti
2.9.3 Intralase Enabled Keratoplasty ( IEK )
Intralase – Enabled Keratoplasty (IEK) merupakan teknologi terbaru dari
teknik operasi transplantasi (cangkok) kornea dengan menggunakan Intralase
Femtosecond Laser. Teknik operasi pada IEK berbeda dengan teknik operasi
keratoplasty konvensional. Pada teknik IEK adalah kombinasi antara refractive
dan cornea surgery.
a. Keunggulan dari Intralase – Enabled Keratoplasty ( IEK ) :
Hasil pemotongan kornea dengan akurasi fitting lebih tinggi dibandingkan
dengan teknik konvensional.
10
Stabilitas dan kekuatan kornea donor yang ditransplantasi lebih tinggi.
Membutuhkan jumlah jahitan di kornea yang lebih sedikit dibanding
dengan teknik konvensional.
Minimnya jumlah jahitan juga mengurangi resiko peradangan pasca
operasi.
Astigmatism lebih kecil dan efeknya terhadap perbaikan penglihatan cepat
tercapai.
Proses penyembuhan relatif lebih cepat.
b. Kelainan yang dapat ditangani dengan Intralase – Enabled Keratoplasty
( IEK ) :
Kelainan bawaan / genetic : distrofi kornea ( fuchs, dystrophy, stromal
dystrophy, dll ).
Edema kornea pasca operasi ( bullous keratopathy),
Jaringan parut kornea ( corneal scar ).
c. Kandidat untuk IEK antara lain :
Kebanyakan pasien dengan penglihatan yang buruk oleh karena kornea
tidak jernih atau berkabut, tetapi saraf dan retina di bagian belakang mata
masih sehat.
11
Luka, infeksi atau pembengkakan kornea akibat kerusakan dari lapisan
paling dalam (endotel).
d. Prosedur tindakan IEK antara lain :
Donor dan resipien kornea di ”potong” dengan menggunakan IntraLase
Femtosecond Laser dengan ukuran yang sudah diprogram sebelumnya.
Tipe kornea yang dipotong dengan laser disesuaikan dengan kondisi
kelainan kornea pasien.
Stabilitas dan kekuatan dari kornea donor yang ditransplantasi lebih
besar dan umumnya hanya membutuhkan jumlah jahitan yang lebih sedikit
dibandingkan cara lama/konvensional.
Setelah dilakukan operasi IEK, pasien harus konsultasi kembali 1 hari
setelah pasca operasi. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari
kornea yang telah ditransplantasi cangkok.
e. Tingkat keberhasilan IEK
Umumnya operasi transplantasi dengan IEK memberikan hasil yang baik.
Namun, tindakan transplantasi mempunyai risiko untuk terjadinya reaksi
penolakan/rejection. Jika terjadi rejection maka dapat dilakukan transplantasi
ulang.Tidak seperti transplantasi organ lainnya, transplantasi kornea dapat
12
dilakukan berulang kali. Namun, tingkat keberhasilan transplantasi yang
berulang, lebih rendah dari pertama.
f. Petunjuk setelah tindakan IEK :
Istirahat setelah operasi (1-2 hari).
Pelindung mata tidak dilepas, digunakan terutama saat tidur.
Hindari mata terkena air dan sabun selama 1 minggu.
Tidak mengemudi kendaraan selama perawatan, tunggu sampai
penglihatan telah pulih atau sesuai petunjuk dokter.
Jangan menggosok atau menekan mata (hati-hati saat mengelap wajah).
Dilarang olahraga di air (berenang, dll) atau olahraga keras lainnya (tenis,
basket dll).
Tidak dianjurkan memakai kosmetik pada kelopak mata selama 1 bulan.
Hal-hal lain dapat ditanyakan kepada perawat atau dokter.
2.10. Penatalaksanaan Keratoplasty
a. Analgetik Narkotik : Untuk mengatasi nyeri
b. Antiemetik : Untuk atasi nausea
c. Kortikosteroid Topikal
d. Laxative : Untuk cegah mengedan saat defekasi
e. Menutup Mata
13
BAB III
KESIMPULAN
Keratoplasty Adalah tindakan operasi pada mata yang bertujuan mengganti
kornea mata yang sudah rusak / tidak berfungsi dengan kornea baru (kornea
donor).
Tujuan Dilakukan Keratoplasty
a. Optik : Memulihkan penglihatan sehingga pasien
dapat melihat lebih jelas.
b. Terapetik : Menghilangkan kelainan kornea yang dapat merusak
bolamata.
Misal : infeksi bakteri atau jamur.
c. Tektonik : Memperbaiki struktur kornea yang sudah
tipis/bolong yang dapat mengancam keutuhan bola mata.
Indikasi Transplantasi Kornea
14
a. Jaringan parut kornea akibat infeksi, seperti herpes dan keratitis jamur
b. Kelainan kornea, seperti keratokonus
c. Kerusakan kornea akibat trauma mata, trauma kimia, dan lain-lain
d. Kelainan mata karena faktor bawaan (genetik), misal : distrofi kornea
Komplikasi Transplantasi Kornea
a. Hemorrhage
b. Dislokasi graft
c. Infeksi
d. Glaukoma post operasi
e. Graft rejection : 10-14 hari post operasi
Jenis Operasi Keratoplasty
d. Penetrating Keratoplasty
e. Lamelar Keratoplasty
f. Intralase Enabled Keratoplasty ( IEK )
Penatalaksanaan Keratoplasty
a. Analgetik Narkotik : Untuk mengatasi nyeri
b. Antiemetik : Untuk atasi nausea
c. Kortikosteroid Topikal
d. Laxative : Untuk cegah mengedan saat defekasi
15
e. Menutup Mata
16