Keratokontivitis Viral

41
KERATOKONJUNGTIVITIS VIRAL Eka Wahyuningtias, s.ked I Wayan Erik Pramana Jaya, s.ked

description

mata

Transcript of Keratokontivitis Viral

Page 1: Keratokontivitis Viral

KERATOKONJUNGTIVITIS VIRAL

Eka Wahyuningtias, s.kedI Wayan Erik Pramana Jaya, s.ked

Page 2: Keratokontivitis Viral

KonjungtivaKonjungtiva merupakan lapisan terluar dari mata yang terdiri dari membran mukosa tipis yang melapisi kelopak mata dan berakhir pada kornea.

konjungtiva dibagi atas 2 bagian yaitu konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbaris.

Anatomi

Page 3: Keratokontivitis Viral

secara letak areanya, konjungtiva dibagi menjadi 6 area yaitu area marginal, tarsal, orbital, forniks, bulbar dan limbal.

Konjungtiva divaskularisasi oleh arteri ciliaris anterior dan a. palpebralis dan bersama banyak vena vena konjungtiva

Page 4: Keratokontivitis Viral

Fungsi dari konjungtiva adalah memproduksi air mata, menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata .

Page 5: Keratokontivitis Viral

KORNEAjaringan transparan, tembus cahaya, menutupi bola mata bagian depan. kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda : lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel.

Page 6: Keratokontivitis Viral

KONJUNGTIVITISKonjungtivitis adalah radang konjungtiva, merupakan penyakit mata paling sering dijumpai. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.

Page 7: Keratokontivitis Viral

Penyebab konjungtivitis Konjungtivitis folikular viral akut Demam faringokonjungtivitis oleh

adenovirus tipe 3 dan 7 dan serotipe lain. Virus herpes simpleks. Konjungtivitis folikular viral kronik (virus

molluscum contagiosum). Blefarokonjungtivitis viral (varicella, herpes

zoster akibat virul varicella-zoster , virus campak).

Page 8: Keratokontivitis Viral

Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh disekeliling mata, gatal, dan fotofobia.

Gajala Konjungtivitis

Page 9: Keratokontivitis Viral

Diagnosis konjungtivitis Tanda –tanda penting konjungtivitis adalah

hiperemia, mata, berair, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papilar, kemosis, folikel, pseudomembran, dan membran, granuloma, dan adenopati pre-aurikular.

Page 10: Keratokontivitis Viral

Hiperemia adalah tanda klinis konjungtivitis akut yang paling menyolok. Kemerahan paling jelas di forniks dan makin berkurang ke arah limbus karena dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior.

Page 11: Keratokontivitis Viral

Konjungtivitis viral Adalah suatu penyakit umum yang dapat

disebabkan oleh berbagai jenis virus. Keadaan ini berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat, sampai in

feksi ringan yang cepat sembuh sendiri.

Page 12: Keratokontivitis Viral

1. Konjungtivitis viral akutDemam FaringokonjungtivalKeratokonjungtivitis EpidemikaKonjungtivitis virus herpes simpleksKonjungtivitis penyakit newcastleKonjungtivitis Hemoragika Akut

Page 13: Keratokontivitis Viral

2. Konjungtivitis viral kronikBlefarokonjungtivitis molluscum contagiosumBlefarokonjungtivitis varicella-zosterKeratokonjungtivitis campak

Page 14: Keratokontivitis Viral

KOMPLIKASIKebanyakan konjungtivitis dapat sembuh sendiri, namun apabila konjungtivitis tidak memperoleh penanganan yang adekuat maka dapat menyebabkan komplikasi: (Ilyas, S. 2006).

Page 15: Keratokontivitis Viral

Blefaritis marginal hingga krusta akibat konjungtivitis akibat staphilococcus

Jaringan parut pada konjungtiva akibat konjungtivitis chlamidia pada orang dewasa yang tidak diobati adekuat.

Keratitis punctata akibat konjungtivitis viral

Page 16: Keratokontivitis Viral

Keratokonus (perubahan bentuk kornea berupa penipisan kornea sehingga bentuknya menyerupai kerucut) akibat konjungtivitis alergi.

Ulserasi kornea marginal, perforasi kornea hingga endoftalmitis dapat terjadi pada infeksi N. Gonorrhoeae, N.kochii, N. Meningitidis, H. Aegypticus, S. Aureus, dan M. Catarrhalis.

Page 17: Keratokontivitis Viral

Pneumonia terjadi 10-20% pada bayi yang mengalami konjungtivitis chlamydia.

Meningitis dan septikemia akibat konjungtivitis yang diakibatkan meningococcus.

Page 18: Keratokontivitis Viral

KERATITISKeratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit dan gangguan penglihatan (Iilyass, 2002).

Page 19: Keratokontivitis Viral

penyebab keratitis bermacam-macam, seperti infeksi bakteri,virus maupun jamur (virus herpes simpleks merupakan penyebab tersering), kekeringan kornea, pajanan cahaya yang terlalu terang, benda asing, reaksi alergi terhadap kosmetik, debu, polusi atau bahan iritan lainnya, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.(Vaughan, 2007)

ETIOLOGI

Page 20: Keratokontivitis Viral

Gejala keratitis: Mata terasa sakit Gangguan penglihatan Trias keratitis (lakrimasi, fotofobia, dan

blefarospasme)

Page 21: Keratokontivitis Viral

Tanda keratitis: Infiltrat (berisi infiltrat sel radang,

kejernihan kornea berkurang, terjadi supurasi dan ulkus.)

Neovaskularisasi (superfisial bentuk bercabang-cabang, profunda berbentuk lurus seperti sisir)

Injeksi perikornea Kongesti jaringan yang lebih dalam

(iridosiklitis yang dapat disertai hipopion)

Page 22: Keratokontivitis Viral

Keratitis epitelial Keratitis subepitelial Keratitis stroma Keratitis endotelial

Klasifikasi keratitis berdasarkan lokasi

Page 23: Keratokontivitis Viral

Disebabkan oleh herpes simpleks dan herpes zoster. 1. Keratitis herpes simpleks - Keratitis dendritik - Keratitis disiformis2. Keratitis virus varicella-zoster

Keratitis virus

Page 24: Keratokontivitis Viral

Peradangan (“itis”) dari kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh virus. Ketika hanya kornea yang meradang, hal itu disebut keratitis, ketika hanya konjungtiva yang meradang, hal itu disebut konjungtivitis.

Keratokonjungtivitis viral

Page 25: Keratokontivitis Viral

Penyebab dari keratokonjungtivitis viral ini adalah infeksi virus antara lain adenovirus, virus herpes simpleks (HSV), enterovirus, virus varicella zoster, virus morbilli. (Vaughan, 2007)

ETIOLOGI

Page 26: Keratokontivitis Viral

Konjungtivitis infeksi timbul sebagai akibat penurunan daya imun dan kontaminasi eksternal.

PATOFISIOLOGI

Page 27: Keratokontivitis Viral

Patogen yang infeksius dapat menginvasi dari tempat yang berdekatan atau dari jalur aliran darah dan bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva. Kedua infeksi bakterial dan viral memulai reaksi bertingkat dari peradangan leukosit atau limfositik meyebabkan penarikan sel darah merah atau putih ke area tersebut.

Page 28: Keratokontivitis Viral

Sel darah putih ini mencapai permukaan konjungtiva dan berakumulasi disana dengan berpindah secara mudahnya melewati kapiler yang berdilatasi.

Page 29: Keratokontivitis Viral

Diagnosis keratokonjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Konjungtivitis sebaiknya dibedakan dengan keratitis

DIAGNOSIS

Page 30: Keratokontivitis Viral

Tanda konjungtivitis keratitis

Tajam penglihatan normal Turun nyata

Silau Tidak ada Nyata

Sakit Pedas, rasa

kelilipan

Sakit

Mata merah Injeksi konjungtiva Injeksi siliar

Edem kelopak mata Tidak ada/ringan,

terutama pada

konjungtivitis

adenoviral

Tidak ada/berat

Pupil Normal Mengecil

Kornea Normal Keruh, defek epitel pada pewarnaan

fluoresein

Page 31: Keratokontivitis Viral

Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh kombinasi gejala dan tanda pada penyakit konjungtivitis dan keratitis sehingga pasien didiagnosis dengan keratokonjungtivitis.

Page 32: Keratokontivitis Viral

Biomikroskop (slitlamp) penggunaan slitlamp akan tampak adanya kekeruhan pada kornea baik berupa gambaran infiltrat seperti titik putih kecil atau becabang.

Pemeriksaan penunjang

Page 33: Keratokontivitis Viral

Penatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat ringannya gejala klinik.

penatalaksanaan

Page 34: Keratokontivitis Viral

Pada kasus ringan sampai sedang, cukup diberikan obat tetes mata tergantung jenis penyebabnya seperti pada KKV dapat diberikan anti histamin topikal dan dapatditambahkan vasokontriktor, kemudian dilanjutkan dengan stabilasator sel mast.

Page 35: Keratokontivitis Viral

Padakasus yang berat dapat dikombinasi dalam pengobatannya ataupun dilakukan pembedahan.

Page 36: Keratokontivitis Viral

Pada konjungtivitis virus yang merupakan “ self limiting disease” penanganan yang diberikan bersifat simtomatik serta dapat pula diberikan antibiotic tetes mata(chloramfenikol) untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.

Page 37: Keratokontivitis Viral

Steroid tetes mata dapat diberikan jika terdapat lesi epithelial kornea, namu pemberian steroid hanya berdasarkan pengawasan dokter spesialis mata karena bahaya efek sampingnya cukup besar bila digunakan berkepanjangan, antara lain infeksi fungal sekunder, katarak maupun glaucoma.

Page 38: Keratokontivitis Viral

Prognosis Prognosis pada kasus keratokonjungtivitis

tergantung pada berat ringannya gejala klinis yang dirasakan pasien, namun umumnya baik terutama pada kasus yang tidak terjadi parut atau vaskularisasi pada kornea.

Page 39: Keratokontivitis Viral

konjungtivitis dapat bertambah parah menjadi infeksi akut yAng mengganggu penglihatan apabila telah terjadi komplikasi seperti adanya keterlibatan kornea. Keratitis disini merupakan kelainan akibat infiltrasi sel radang yang mengakibatkan keruhnya kornea. Akibat terjadinya kekeruhan pada media kornea ini maka tajam penglihatan menurun. Keratitis selain disebabkan infeksi dapat juga disebabkan oleh kebiasaan, seringnya terpajan (exposure), penyakit lain seperti herpes simpleks, dan herpes zoster.  

kesimpulan

Page 40: Keratokontivitis Viral

Diagnosis keratokonjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaanfisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh kombinasi gejala dantandapada penyakit konjungtivitis dan keratitis sehingga pasiendidiagnosis dengan keratokonjungtivitis. Penatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat ringannya gejala klinik

KESIMPULAN

Page 41: Keratokontivitis Viral

terimakasih