KERANGKA PENELITIAN

7
KERANGKA PENELITIAN Identitas Mahasiswa Nama : Sukiman Rizza Umami NIM : 12.231.066 Alamat : Jln Swasembada No 15 A, Kekalik Jaya. No. Hp : 085237627121 1. Rencana Judul Penelitian PENGARUH MODEL PBL DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DITINJAU DARI TINGKAT IQ SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 MONTONG GADING 2. Uraian Masalah a. Harapan (Kondisi Ideal) IQ seringkali menjadi indikator yang dominan dalam proses pembelajaran untuk mengukur berhasil atau tidaknya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran (Saleh dalam Fithriani, 2013). Namun, IQ sebagai prediktor prestasi akademik, keterlibatannya masih sangat kontroversi. Di dalam pembelajaran banyak sekali yang diukur untuk melihat keberhasilan seorang guru, salah satunya yaitu pemahaman konsep. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya (Handayani, 2011). Salah satu sifat dari kosep kimia adalah konkrit dan abstrak. Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Multimedia interaktif ini diharapkan dapat membantu siswa untuk bisa memahami konsep-konsep kimia tersebut. Model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui

description

KERANGKA PENELITIAN SKRIPSI

Transcript of KERANGKA PENELITIAN

Page 1: KERANGKA PENELITIAN

KERANGKA PENELITIAN

Identitas Mahasiswa

Nama : Sukiman Rizza UmamiNIM : 12.231.066Alamat : Jln Swasembada No 15 A, Kekalik Jaya.No. Hp : 085237627121

1. Rencana Judul PenelitianPENGARUH MODEL PBL DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DITINJAU DARI TINGKAT IQ SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 MONTONG GADING

2. Uraian Masalaha. Harapan (Kondisi Ideal)

IQ seringkali menjadi indikator yang dominan dalam proses pembelajaran untuk

mengukur berhasil atau tidaknya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran (Saleh

dalam Fithriani, 2013). Namun, IQ sebagai prediktor prestasi akademik, keterlibatannya

masih sangat kontroversi. Di dalam pembelajaran banyak sekali yang diukur untuk

melihat keberhasilan seorang guru, salah satunya yaitu pemahaman konsep.

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa

penguasaan sejumlah materi pelajaran dimana siswa tidak sekedar

mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi

mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah

dimengerti, memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikan

konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya

(Handayani, 2011). Salah satu sifat dari kosep kimia adalah konkrit dan

abstrak. Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

berbantuan Multimedia interaktif ini diharapkan dapat membantu

siswa untuk bisa memahami konsep-konsep kimia tersebut. Model

Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran

yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-

tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan

yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki

keterampilan untuk memecahahkan masalah.

b. Kenyataan

1. Pemahaman konsep siswa masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang

dilakukan, hasil observasi tersebut dalam bentuk nilai Mid semester siswa.

2. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dengan melakukan wawancara dan

melihat langsung proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guru hanya

Page 2: KERANGKA PENELITIAN

mengajar dengan metode konvensional, fasilitas yang ada seperti Laboratorium dan

Multimedia (Komputer dan LCD Proyektor) tidak dimanfaatkan.

3. Solusi

Dengan menerapkan Model Problem Based Learning dengan Multimedia Interaktif ini

diharapkan mampu membuat siswa paham mengenai konsep-konsep kimia yang bersifat

konkrit dan abstrak, sehingga siswa dapat lebih memahami dan menguasai konsep kimia

khususnya pada materi Reaksi Redoks.

4. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh model PBL dengan Multimedia Interaktif terhadap pemahaman konsep

reaksi reduksi dan oksidasi ditinjau dari tingkat IQ siswa?

5. Difinisi Istilah dan Operasional

a. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model

pembelajaran yang menyediakan pengalaman otentik yang

mendorong siswa untuk belajar aktif, mengonstruksi pengetahuan, dan

mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan belajar di kehidupan

nyata secara alamiah. Model ini menempatkan situasi bermasalah

sebagai pusat pembelajaran, menarik dan mempertahankan minat

siswa, yang keduanya digunakan agar siswa mampu mengungkapkan

pendapatnya tentang sesuatu secara multi perspektif. Dalam

praktiknya, siswa terlibat secara lansung dalam memecahkan

mmasalah, mengidentifikasi akar masalah dan kondisi yang diperlukan

untuk menghasilkan solusi yang baik, mengejar makna dan

pemahaman, dan menjadi pembelajar mandiri.

Adapun karakteristik model pembelajaran PBL menurut Putra

(2013: 72) adalah sebagai berikut:

1. Belajar dimulai dengan suatu masalah,

2. Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia

nyata siswa,

3. Mengorganisasikan pembelajaran seputar masalah, bukan disiplin

ilmu,

4. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam

membentuk dan menjalankan secara lansung proses belajar,

5. Menggunakan kelompok kecil,

6. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah dipelajari

dalam bentuk produk atau kinerja.

Page 3: KERANGKA PENELITIAN

b. Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media

terdiri dari teks, gambar, grafis, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Secara

etimologis multimedia berasal dari kata “multi” (bahasa latin, nouns yang berarti banyak,

bermacam-macam,) dan “medium”. Kata medium dalam American Heritage Electronic

Dictionary diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan

informasi. Jadi subjek multimedia adalah informasi yang bisa dipresentasikan kepada

manusia.

Multimedia Interaktif adalah multimedia yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang

menghubungkan pengguna dengan program, baik melalui penekanan tombol, klik atau

pergerakan mouse, pergerakan track ball pergerakan joystick, maupun sentuhan pada

layar sentuh (touch screen). Contohnya adalah interaksi dalam bentuk teks atau

pertanyaan yang kemudian setelah pengguna menjawab maka program akan

mengeluarkan respon atau umpan balik (feedback).

c. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami suatu

materi pelajaran yang bersumber dari fakta atau peristiwa konkret yang dijelaskan dalam

bentuk pemahaman yang abstrak (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemahaman konsep

pada siswa dapat dilihat ketika siswa mampu menjelaskan konsep-konsep kimia yang

abstrak dan mengaitkannya dengan fakta-fakta kimia yang saling berhubungan. Adapun

pemahaman konsep siswa dapat diukur dengan soal benar salah beralasan. Pemahamn

siswa dapat dilihat ketika mereka mampu menjelaskan dan mengaitkan fakta-fakta kimia

dengan menjelaskan jawabannya.

d. Reaksi Redoks

Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.

Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan perkembangan

ilmu kimia. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan

glukosa di dalam tubuh, perkaratan besi, dan lain-lainnya.

Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi memiliki karakteristik gejala bersifat konkrit,

dan konsepnya bersifat abstrak, menggunakan hitungan matematis logis, memerlukan

hapalan simbolik, pemahaman, terapan dan pristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Banyak peristiwa yang berkaitan dengan reaksi redoks yang harus dihadapi

peserta didik untuk dicari, diidentifikasi sebab, dirumuskan masalahnya, dianalisis untuk

membuat keputusan, dan berusaha untuk mendapatkan solusi pemecahan masalahnya.

6. Variabel Penelitian

Page 4: KERANGKA PENELITIAN

Dalam penelitian selalu ada variable sebagai obyek penelitian. Variabel adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel pada

penelitian ini ada dua yaitu :

a. Variabel Bebas

Adapun Variabel bebas pada penelitian ini adalah Model Probleam Based Learning

dengan Multimedia Interaktif.

b. Variabel terikat

Pemahaman konsep pada materi reaksi redoks

c. Variabel Moderator

Tingkat IQ siswa

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang

digunakan, proses pengumpulan data dan tekhnik penentuan kualitas

instrument. Instrumen yang dimaksud dalam penelitian yang akan

dilakukan adalah :

a. Instrumen Perlakuan

Adapun instrument perlakuan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

a) Silabus

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Instrumen Pengukuran

Adapun instrument Pengukuran yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini berupa ceklist dengan pemberian tanda centang pada langkah-

langkah pembelajaran sesuai RPP yang dilakukan oleh observer pada saat

pembelajaran berlangsung.

d. Tes

Instrumen pengukuran tingkat pemahaman siswa yang digunakan

dalam penelitian ini berupa tes objektif beralasan. Dimana pada tes

objektif yang berupa pilihan ganda beralasan, jawaban siswa bukan hanya dinilai dari

segi pilihannya namun juga dari segi alasan yang dikemukakan untuk memperkuat

pilihannya tersebut. Sehingga dari hasil skor tes pilihan ganda beralasan tersebut

dapat diketahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa pada

materi yang telah diajarkan.

8. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang diperoleh dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

a. Data Keterlaksanaan RPP

Page 5: KERANGKA PENELITIAN

Data keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas control

didapatkan dengan menggunakan lembar observasi. Observasi keterlaksanaan

pembelajaran bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Data yang

diperoleh berupa hasil observasi keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran

yang digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Data Tingkat Pemahaman Konsep

Data tingkat pemahaman konsep diperoleh dengan menggunakan tes objektif

berupa pilihan ganda beralasan, dengan skala penskoran 0 – 3 pada tiap butir soal. Tes ini

akan diberikan setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.

9. Tekhnik Analisa Data

a. Analisis Data Keterlaksanaan RPP

Pengambilan data keterlaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini

menggunakan lembar observasi keterlaksanaan RPP. Dimana dalam proses

pembelajaran, guru akan dinilai oleh seorang observer dengan lembar observasi yang

sudah disiapkan dengan system penskoran. Adapun rumus yang dipakai adalah sebagai

berikut:

% keterlaksanaan RPP=Skor yang diperolehSkor maksimal

x100 %

b. Analisis Data Tingkat Pemahaman Konsep

Pengambilan datatingkat pemahaman konsep dalam penelitian ini

menggunakan Tes objektif beralasan. Dimana Perhitungan persentase

tingkat pemahaman siswa dilakukan dengan cara membandingkan

antara jumlah skor yang diperoleh siswa dari seluruh soal yang

diberikan dengan jumlah skor maksimal dari seluruh soal dikalikan

dengan skor maksimum ideal yaitu 100.Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Nilai= Jumalah skor yang diperolehJumlahSkor maksimal

x100

c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning) dengan Multimedia Interaktif terhadap pemahaman

konsep siswa, maka perlu adanya uji hipotesis statistik. Ketika data

yang diperoleh pada uji statistik terdistribusi tidak normal, maka

analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametris.

Page 6: KERANGKA PENELITIAN

Dan ketika data yang diperoleh terdistribusi normal maka pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametris.