KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN.docx

18
KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas daari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual dibutuhkan karena dua alasan yaitu: 1. Penetapan standar berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Hal ini bermanfaat karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antarlaporan keuangan perusahaaan. 2. Masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. Sebagai contoh, nilai obligasi sebuah perusahaan dengan menentukan present value dan mempertimbangkan keputusan untuk amortisasi maupun penebusan obligasi. 1

Transcript of KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN.docx

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGANKerangka konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas daari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.Kerangka kerja konseptual dibutuhkan karena dua alasan yaitu:1. Penetapan standar berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Hal ini bermanfaat karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antarlaporan keuangan perusahaaan.2. Masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. Sebagai contoh, nilai obligasi sebuah perusahaan dengan menentukan present value dan mempertimbangkan keputusan untuk amortisasi maupun penebusan obligasi.

Kerangka Kerja Konseptual untuk Pelaporan Keuangan

Tingkat Pertama : Tujuan Dasar Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah menyediakan informasi: Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Tentang sumber daya ekonom, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya. Lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Menjadi lebih terfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis, yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor (Pendekatan Kegunaan Keputusan atau decision usefulness). Profesi akuntansi mengandalkan laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial) untuk menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, maksud dari laporan keuangan ini adalah menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan dan kompetensi yang memadai (reasonable competence) yang berdampak terhadap cara dan sejauh mana informasi dilaporkan. Tingkat Kedua : Konsep - konsep Fundamental Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi Pengambil Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan MemahamiAgar informasi bermanfaat, harus ada hubungan antara para pemakai dengan keputusan yang mereka buat. Kemampuan memahami (understandability) adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut. Kualitas Primer : Relevansi dan ReliabilitasRelevansi (relevancy) dan reliabilitas (reliability) merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Seperti yg dinyatakan dalam Concepts Statements No. 2 FASB, kualitas yang membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dari informasi yang inferior (kurang berguna) adalah relevansi dan reliabilitas, serta sejumlah karakteristik lainnya yang terdapat dalam kedua kualitas tersebut.Relevansi : informasi harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk memperngaruhi keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu (timeliness). Informasi juga harus memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik dan harus disajikan secara tepat waktu.Reliabilitas : Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias, dan sangat diperlukan oleh individu- individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual.Daya Uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen menggunakan metode pengukuran yang sama dan mendapatkan hasil yang serupa.Ketepatan Penyajian (representational faithfulness) : angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi.Netralitas (netrality) : informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual, benar, dan tidak bias. Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan KonsistensiKomparabilitas : informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama, serta memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan.Konsistensi : Perusahaan dapat mengganti suatu metode dengan metode lainnya, perusahaan harus dapat menunjukkan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Sifat dan pengaruh perubahan akuntansi beserta alasannya harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan. Unsur unsur Dasar Elemen yang secara langsung berhubungan dengan pegukuran posisi finansial adalah sebagai berikut: AssetManfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi. LiabilityKewajiban masa depan yang dari peristiwa lampau, dengan penyelesaian yang diharapkan untuk menimbulkan suatu outflow dari kesatuan sumber daya untuk mewujudkan manfaat ekonomi. EquityNilai residu dalam asset sebuah entitas setelah dikurangi dengan liabilitasnya. Elemen dari income dan expense adalah sebagai berikut IncomeMeningkatkan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam arus masuk asset atau menurunkan liabilitas yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari yang berkenaan dengan hak kekayaan.

ExpensesMenurunkan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam arus keluar atau deplesi dari asset yang menghasilkan penurunan ekuitas, selain dari yang berkenaan dengan hak kekayaan. Tingkat Ketiga : Konsep Konsep Pengakuan dan Pengukuran Asumsi Dasar (Basic Assumption)1. Asumsi Kesatuan Ekonomi (Economic EntityAssumption)Aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan cara memisahkan dan membedakan aktivitas pemiliknya dan setiap unit bisnis lainnya.Konsep entitas tidak selalu mengacu pada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merupakan entitas legal yang terpisah, namun penggabungan aktivitas-aktivitasnya untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas ekonomi.2. Asumsi Kelangsungan Hidup (Going Concern Assumption)Perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang, sedangkan akuntan berasumsi bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitemnnya. Kebijakan penyusutan dan amortisasi hanya dapat dibenarkan jika mengasumsikan bahwa perusahaan memiliki umur panjang. Hanya pada saat likuidasi yang tidak bisa dihindari, asumsi kelangsungan hidup tidak dapat diterapkan. Serta diperlukan evaluasi mengenai asset dan liabilitas untuk menentukan nilai realisasi bersih suatu entitas.3. Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit Assumption)Uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Serta, merupakan unit yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami, dan berguna. Asumsi-asumsi dasar bahwa data kuantitatif akan berguna dalam mengkomunikasikan informasi ekonomi dan membuat keputusan ekonomi yang rasional.4. Asumsi Periodisitas (Periodity Assumption)Aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artificial. Periode waktu dapat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartal, tahunan. Sehingga, semkain pendek periode waktu, semakin sulit menentukan laba bersih suatu periode tersebut. Investor menginginkan agar informasi tersebut secara cepat, namun semakin cepat penerbitan informasi, semakin tinggi kemungkinan ketidakakuratannya. Fenomena ini memberikan contoh mengenai trade-off antara relevansi dengan reliabilitas dalam penyajian data keuangan.5. Basis Akrual (Accrual Basis of Accounting)Merupakan transaksi yang mengubah laporan keuangan perusahaan dicatat dalam periode ketika transaksi itu terjadi. Laporan keuangan disajikan oleh pengguna informasi accrual basis tidak hanya dari transaksi masa lalu yang mencakup pembayaran dan penerimaan kas, tetapi juga obligasi untuk membayar kas di masa depan. Prinsip Prinsip Dasar Akuntansi (Basic Principal Accounting) Measurement Principles Cost PrincipleBiaya memiliki keunggulan yang penting, yaitu umumnya disepkati untuk menjadi penyajian dan jumlah item yang dibayarkan. Pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan historical cost karena memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya untuk mengukur tren historis. Fair Value PrincipleMerupakan jumlah asset yang dapat ditukar, liabilitas yang pasti, dan pemberian instrumen ekuitas yang dapat ditukar, antara pengetahuan dan bagian dari transaksi yang panjang. Informasi nilia wajar ini mungkin lebih berguna bagi jenis asset dan liabilitas tertentu serta dalam industri tertentu. Pada akuisisi awal, biaya historis sama dengan nilai wajar. Pada periode selanjutnya, ketika kondisi ekonomi berubah, biaya historis dan nilai wajar berbeda. Akibatnya, ukuran atau estimasi nilai wajar sering menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas masa depan yang terkait dengan asset dan liabititas. Revenue Rocognition PrinciplePendapatan dapat diakui ketika telah direaliasi atau dapat direalisasi dan yang telah dihasilkan. Pendapatan telah direalisasi (realized) ketika produk barang dagang atau asset lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas.. Pendapatan dapat direalisasi (realizable) apabila asset yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim atas kas, yaitu ketika asset tersebut dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa adanya biaya tambahan.

Namun ada beberapa pengecualian dalam prinsip ini: Selama Produksi (During Production). Pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai dibolehkan untuk kontrak-kontrak produksi jangka panjang tertentu. Pendapatan diakui secara periodic berdasasrkan persentase pekerjaan yang telah diselesaikan, walaupun transfer belum terjadi. Akhir Produksi (At End of Production). Pendapatan diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika produk atau asset dijual dalam pasar aktif dengan harga tertentu tanpa adanya biaya tambahan. Penerimaan Kas (Upon Receipt of Cash). Penerimaan kas merupaka dasar pengakuan pendapatan lainnya dan hanya digunakan apabila tidak dimungkinkan utnuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan karena ketidakpastian penagihan. Expense Recognition PrincipleArus keluar yang mnghabiskan asset atau liabilitas (atau kombinasi keduanya) selama periode sebagai hasil pengiriman atau memproduksi barang-barang dan atau jasa. Pengakuan biaya dihubungkan dengan asset perubahan bersih dan pendapatan. Full Disclosure PrinciplePrinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off terjadi antara kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terperinci hal-hal yang akan mempengaruhi keputusan pemakai, dengan kebutuhan untuk memadatkan agar informasi mudah dipahami. Selain itu, penyusunan laporan keuangan juga harus memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan. Informasi mengenai posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam bagian utama laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan informasi suplementer.Laporan keuangan merupakan cara mengkomunikasikan informasi yang formal dan terstruktur, sehingga suatu item harus memenuhi definisi unsur dasar, dapat diukur dengan tingkat kepastian yang memadai, dan relevan serta handal supaya bisa ditempatkan dalam bagian utama laporan keuangan.Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan, serta penting untuk memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan.Informasi Suplementer dapat mencakup rincian atau jumlah yang merupakan prespektif yang berbeda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi ini berupa informasi kuantitatif yang relevan namun reliabilitasnya rendah. Informasi suplementer ini mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan.

Kendala (Constraint) Kendala Biaya (Cost Constraint)Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian informasi itu. Analisis biaya manfaat sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya tidak selalu jelas dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh pembuat laporan keuangan mencakup pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang lebih besar dengan biaya yang rendah. Pemakai laporan memperoleh informasi mengenai alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tariff pajak. Namun, manfaat secara umum lebih sulit dikuantifikasi dibandingkan biaya. Kendala Material (Materiality Constraint)Kendala ini berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan, dan bisa dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item itu mempengaruhi atau mengubah penilaian seseorang pemakai laporan keuangan. Suatu item harus membuat perbedaan, jika tidak, perusahaan tidak perlu mengungkapkan.Aspek yang terlibat adalah ukuran dan kepentingan relatif. Jika jumlah yang terlibat signifikan ketika dibandingkan dengan pendapatan serta beban lainnya, asset dan liabilitas, atau laba bersih entitas, maka standar yang logis dan dapat diterima harus diikuti. Jika jumlahnya kecil, maka aplikasi standar tertentu bisa dipandang tidak penting. Sulit untuk menyediakan pedoman yang tegas dalam menilai kapan suatu item tertentu dianggap material maupun tidak material karena materialitas bervariasi menurut ukuran dan kepentingan relatif.Materialitas juga merupakan faktor penting dalam banyak keputusan akuntansi internal. Hanya dengan menerapkan penilaian yang baik dan keahlian professional jawaban yang tepat dan rasional akan dapat ditemukan.

RESUME AKUNTANSI KEUANGAN IKERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

Oleh :LULUIL BAHIROH115020300111041AKUNTANSI CC

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG201212