Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

8
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Judul Pekerjaan : KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA Lokasi : Kabupaten Kayong Utara Sumber Dana : APBD Kabupaten Kayong Utara Tahun Anggaran : ......................................2012 I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang PDRD ini, Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang sebelumnya merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah. Pelimpahan pengelolaan PBB P2 kepada pemerintah daerah menurut pasal 182 ayat 1 UU PDRD akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1 Januari 2014. Perlu diketahui bahwa sebelum berlakunya UU PDRD, PBB P2 merupakan pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat namun demikian hasilnya seluruhnya diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan demikian tentunya pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap pajak ini. Pola tax sharing seperti ini memang dahulu sangat diperlukan terutama sebagai salah satu sumber penyeimbang pendapatan daerah, sesuai dengan salah satu fungsi pajak itu sendiri yaitu sebagai pengatur (reguleren). Namun seiring dengan berkembangnya rezim otonomi daerah dimana daerah diminta untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber-sumber pendapatannya maka pola bagi hasil tersebut menurut pengagas UU PDRD ini sudah tidak relevan lagi. 1

description

KKU

Transcript of Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

Page 1: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Judul Pekerjaan : KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA

Lokasi : Kabupaten Kayong UtaraSumber Dana : APBD Kabupaten Kayong UtaraTahun Anggaran : 2012

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang PDRD ini, Pajak Bumi dan Bangunan sektor

Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang sebelumnya merupakan pajak yang

dikelola oleh pemerintah pusat diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah

daerah. Pelimpahan pengelolaan PBB P2 kepada pemerintah daerah menurut pasal

182 ayat 1 UU PDRD akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1 Januari 2014.

Perlu diketahui bahwa sebelum berlakunya UU PDRD, PBB P2 merupakan pajak

yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat namun demikian

hasilnya seluruhnya diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan demikian

tentunya pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap

pajak ini. Pola tax sharing seperti ini memang dahulu sangat diperlukan terutama

sebagai salah satu sumber penyeimbang pendapatan daerah, sesuai dengan salah

satu fungsi pajak itu sendiri yaitu sebagai pengatur (reguleren). Namun seiring

dengan berkembangnya rezim otonomi daerah dimana daerah diminta untuk lebih

mandiri dalam mengelola sumber-sumber pendapatannya maka pola bagi hasil

tersebut menurut pengagas UU PDRD ini sudah tidak relevan lagi.

Pendaerahan PBB P2 menurut beberapa penggagasnya, diharapkan akan

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaannya. Hal ini dinilai akan

dapat terwujud bila pengelolaan PBB P2 diserahkan kepada masing-masing

pemegang otonomi. Pada gilirannya diharapkan akan membawa iklim demokrasi

yang lebih baik karena berakar langsung pada kondisi konkrit di daerah yang

bersangkutan.

Merujuk pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (UU PDRD) , maka Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan

Perkotaan (PBB-P2) yang selama ini menjadi pajak pusat diserahkan

pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah dan menjadi Pajak Kabupaten/Kota.

Pengalihan pengelolaan PBB-P2 antara lain dimaksudkan untuk memperkuat

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk lebih mengoptimalkan pemungutan PBB-

1

Page 2: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

P2 karena Pemerintah Daerah dianggap lebih memahami kondisi Objek Pajak /

Subjek Pajak di wilayahnya, serta lebih mendekatkan pelayanan kepada Wajib

Pajak. Penyerahan ini dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2013

(berarti paling lambat mulai tahun pajak 2014).

Menurut UU PBB, pemerintah Kabupaten/Kota akan menerima penerimaan PBB P2

sebesar 64,8% ditambah:

1. Bagi rata penerimaan (6,5% dibagi seluruh jumlah Kabupaten/Kota di

Indonesia),

2. Insentif bagi pemda Kabupaten/Kota yang capaian realisasi penerimaannya

100% (3,5% dibagi menurut proporsi capaian penerimaan),

3. Sebagian dari biaya pemungutan.

Tambahan dari ke tiga item di atas itu saja ditahun 2010 paling tidak akan mencapai

2,5-3 miliar setahun. Dengan berlakunya UU PDRD maka skema bagi hasil di atas

menjadi tidak berlaku lagi. Pemda Kabupaten/Kota akan murni menerima seluruh

penerimaan PBB P2 untuk setiap tanah dan atau bangunan yang hanya berada di

lokasinya saja menjadi PAD tanpa perlu dibagi lagi ke daerah lain dan Propinsi.

Dengan demikian terbuka peluang tambahan penerimaan dari PBB P2 sebesar

35,2%. Dari hasil kajian tersebut diharapkan agar peluang dalam pencapaian

penambahan penerimaan dari PBB P2 dapat meningkat guna menopang

pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Kayong Utara.

II. TUJUAN DAN SASARAN KAJIAN

Tujuan dari kajian ini adalah menganalisis potensi peluang tambahan penerimaan

dari PBB P2 Kabupaten kayong Utara serta menilai kesiapan Pemerintah Kabupaten

Kayong Utara untuk melaksanaan kebijakan PBB P2 dari Aspek Regulasi (Perda

dan SOP), organisai (SDM), Sarana dan prasarana Infrastruktur.

Adapun sasaran dari kajian ini adalah :

1. Menyusun potensi PBB P2 pajak atas objek berupa tanah dan atau bangunan,

penerapan tarif (maksimal 0.3%) dan NJOPTKP (minimal 10 juta rupiah)

Kabupaten kayong Utara.

2. Persiapan regulasi peraturan daerah (perda) tentang PBB P2, persiapan

organisasi berkaitan langsung dengan pengelolaan SDM yang mampu

menangani 3 bidang baru (bidang IT, bidang Pendataan dan Penilaian, bidang

Pelayanan umum PBB P2), persiapan Sarana dan prasara (tempat pelayanan

penerima pembayaran PBB P2, ATK, Perangkat IT yang meliputi hardware,

software, data dan dokumentasi).

2

Page 3: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Cakupan wilayah kegitan kajian adalah seluruh wilayah Kabupaten Kayong

Utara yang menjadi objek penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan,

merujuk pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (UU PDRD).

IV. PERKIRAAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan Kajian ini selama 90 (sembilan puluh) hari sejak

ditandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK)

V. HASIL

Dari hasil kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi

Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dalam pengambilan kebijakan strategis

penerimaan daerah yang berasal dari penerimaan PBB sektor pedesaan dan

perkotaan, guna peningkatan penambahan penerimaan PAD Pemerintah

Kabupaten Kayong Utara dari sektor PBB P2.

Sebuah dokumen/buku “KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA.”

VI. KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN

Keluaran atau output dari kegiatan ini adalah adanya sebuah dokumen/ buku

“KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA” yang dapat

dijadikan sebagai guiden yang berisi peta potensi, program dan strategi, serta

arah peningkatan penerimaan dari PBB P2.

VII. PERSONIL PENELITIAN, DAN KUALIFIKASI TENAGA AHLI

Dalam pelaksanaan “Kajian Potensi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Pedesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Dan Kesiapan Pelaksanaan

Implementasinya Di Kabupaten Kayong Utara” ini diperlukan tenaga ahli yang

mengerti dengan permasalahan, kondisi wilayah dan kompeten di bidangnya

yang tergabung dalam tim ahli, yang dipimpin oleh satu orang ketua tim/team

leader, dan dibantu oleh tenaga pendukung lainnya, diantaranya :

3

Page 4: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

No Tenaga Ahli/KualifikasiPendidikan

MinimalJumlah

1 Ahli Ekonomi Makro S2 1

2 Ahli Ekonomi Mikro S2 1

3 Ahli Ekonomi Perencanaan S2 2

4 Ahli Ekonomi Publik S2 2

5 Ahli Ekonomi Manajemen Perusahaan S2 2

6 Ahli Ekonomi Akuntansi S2 2

7 Surveyor/Operator Komputer S1 2

8 Staf Administrasi SMA 2

VIII. JADWAL WAKTU DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan kajian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan atau 90 hari kalender,

dengan jadwal sebagai berikut :

No KegiatanBulan Ke -

I II III1 Persiapan2 Pembahasan KAK3 Survey lapangan

- Koordinasi institusional- Pengumpulan Data

lapangan4. Analisa data5 Penyusunan laporan

pendahuluan6 Pembahasan lap. antara/

pertengahan7 Perbaikan laporan8 Pembahasan laporan akhir9 Penyampaian laporan akhir

dan executive summary

IX. SISTEMATIKA LAPORAN

Kegiatan KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR

PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN

IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA disusun dalam

sistematika sebagai berikut :

4

Page 5: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

Bab 1 : Pendahuluan

1.1. Latar belakang1.2. Maksud dan tujuan1.3. Sasaran1.4. Manfaat hasil1.5. Lingkup kegiatan1.6. Landasan hukum 1.7. Substansi dan Sistematika Laporan

Bab 2 : Pajak Bumi Dan Bangunan

2.1. Pengertian2.2. Dasar Hukum Pemungutan PBB P2 2.3. Asas Pemungutan PBB P22.4. Objek Dan Subjek PBB P22.5. Tata Cara Penilaian Penetapan PBB P22.6. Tatat Cara Pendaftaran Objek PBB P22.7. Tata Cara Penagihan/Pembayaran PBB P22.8. Tata Cara Pengajuan Keberatan Pengurangan PBB P2

Bab 3 : Metode Penelitian

3.1. Definisi Operasional3.2. Metode Pengumpulan Data3.3. Jenis Data Yang Digunakan3.4. Metode Analisis

Bab 4 : Analisis Data

4.1. Profil PBB P2 Kabupaten Kayong Utara4.2. Model Kerangka Potensi PBB P24.3. Perkembangan/Pertumbuhan, Kontribusi Potensi Dan

Proyeksi PBB P2 Di Kabupaten Kayong Utara4.4. Analisis Data

Bab 5 : Kesiapan pelaksanaan PBB P2 Pemerintah Kabupaten Kayong Utara

5.1. Aspek Regulasi (Perda dan SOP), 5.2. Organisai (SDM), 5.3. Sarana dan prasarana.

BAB 6 : Kesimpulan dan Rekomendasi

X.KETENTUAN LAIN

a. Konsultan wajib menunjuk seorang wakil yang dapat dihubungi setiap saat dan dapat bertindak atas nama konsultan.

b. Dalam hal terjadi keraguan atas masalah teknis, pengguna jasa dapat memberikan arahan dan wajib ditaati oleh penyedia jasa.

c. Segala peralatan disediakan oleh penyedia jasa.

d. Hal lain yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja ini akan diatur kemudian oleh pemberi pekerjaan dan dituangkan dalam berita acara.

5

Page 6: Kerangka Acuan Kerja Pbb p2

XI.PENUTUP

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, penyedia (konsultan) bertanggung jawab penuh kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan Kajian Potensi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Dan Kesiapan Pelaksanaan Implementasinya Di Kabupaten Kayong Utara.

Mengetahun/Menyetujui :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMENSEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN KAYONG UTARA

BENY MUSTANDY, S.Sos.MSiNIP. 19680426 199703 1 006

Dibuat Oleh :

KEPALA BAGIANEKONOMI DAN PEMBANGUNAN

JUNAIDI FIRRAWAN, S.SosNIP. 19720523 199202 1 001

6