Kerangka Acuan Kerja Pbb p2
description
Transcript of Kerangka Acuan Kerja Pbb p2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Judul Pekerjaan : KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA
Lokasi : Kabupaten Kayong UtaraSumber Dana : APBD Kabupaten Kayong UtaraTahun Anggaran : 2012
I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-undang PDRD ini, Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang sebelumnya merupakan pajak yang
dikelola oleh pemerintah pusat diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah
daerah. Pelimpahan pengelolaan PBB P2 kepada pemerintah daerah menurut pasal
182 ayat 1 UU PDRD akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1 Januari 2014.
Perlu diketahui bahwa sebelum berlakunya UU PDRD, PBB P2 merupakan pajak
yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat namun demikian
hasilnya seluruhnya diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan demikian
tentunya pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap
pajak ini. Pola tax sharing seperti ini memang dahulu sangat diperlukan terutama
sebagai salah satu sumber penyeimbang pendapatan daerah, sesuai dengan salah
satu fungsi pajak itu sendiri yaitu sebagai pengatur (reguleren). Namun seiring
dengan berkembangnya rezim otonomi daerah dimana daerah diminta untuk lebih
mandiri dalam mengelola sumber-sumber pendapatannya maka pola bagi hasil
tersebut menurut pengagas UU PDRD ini sudah tidak relevan lagi.
Pendaerahan PBB P2 menurut beberapa penggagasnya, diharapkan akan
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaannya. Hal ini dinilai akan
dapat terwujud bila pengelolaan PBB P2 diserahkan kepada masing-masing
pemegang otonomi. Pada gilirannya diharapkan akan membawa iklim demokrasi
yang lebih baik karena berakar langsung pada kondisi konkrit di daerah yang
bersangkutan.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (UU PDRD) , maka Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan
Perkotaan (PBB-P2) yang selama ini menjadi pajak pusat diserahkan
pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah dan menjadi Pajak Kabupaten/Kota.
Pengalihan pengelolaan PBB-P2 antara lain dimaksudkan untuk memperkuat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk lebih mengoptimalkan pemungutan PBB-
1
P2 karena Pemerintah Daerah dianggap lebih memahami kondisi Objek Pajak /
Subjek Pajak di wilayahnya, serta lebih mendekatkan pelayanan kepada Wajib
Pajak. Penyerahan ini dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2013
(berarti paling lambat mulai tahun pajak 2014).
Menurut UU PBB, pemerintah Kabupaten/Kota akan menerima penerimaan PBB P2
sebesar 64,8% ditambah:
1. Bagi rata penerimaan (6,5% dibagi seluruh jumlah Kabupaten/Kota di
Indonesia),
2. Insentif bagi pemda Kabupaten/Kota yang capaian realisasi penerimaannya
100% (3,5% dibagi menurut proporsi capaian penerimaan),
3. Sebagian dari biaya pemungutan.
Tambahan dari ke tiga item di atas itu saja ditahun 2010 paling tidak akan mencapai
2,5-3 miliar setahun. Dengan berlakunya UU PDRD maka skema bagi hasil di atas
menjadi tidak berlaku lagi. Pemda Kabupaten/Kota akan murni menerima seluruh
penerimaan PBB P2 untuk setiap tanah dan atau bangunan yang hanya berada di
lokasinya saja menjadi PAD tanpa perlu dibagi lagi ke daerah lain dan Propinsi.
Dengan demikian terbuka peluang tambahan penerimaan dari PBB P2 sebesar
35,2%. Dari hasil kajian tersebut diharapkan agar peluang dalam pencapaian
penambahan penerimaan dari PBB P2 dapat meningkat guna menopang
pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Kayong Utara.
II. TUJUAN DAN SASARAN KAJIAN
Tujuan dari kajian ini adalah menganalisis potensi peluang tambahan penerimaan
dari PBB P2 Kabupaten kayong Utara serta menilai kesiapan Pemerintah Kabupaten
Kayong Utara untuk melaksanaan kebijakan PBB P2 dari Aspek Regulasi (Perda
dan SOP), organisai (SDM), Sarana dan prasarana Infrastruktur.
Adapun sasaran dari kajian ini adalah :
1. Menyusun potensi PBB P2 pajak atas objek berupa tanah dan atau bangunan,
penerapan tarif (maksimal 0.3%) dan NJOPTKP (minimal 10 juta rupiah)
Kabupaten kayong Utara.
2. Persiapan regulasi peraturan daerah (perda) tentang PBB P2, persiapan
organisasi berkaitan langsung dengan pengelolaan SDM yang mampu
menangani 3 bidang baru (bidang IT, bidang Pendataan dan Penilaian, bidang
Pelayanan umum PBB P2), persiapan Sarana dan prasara (tempat pelayanan
penerima pembayaran PBB P2, ATK, Perangkat IT yang meliputi hardware,
software, data dan dokumentasi).
2
III. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Cakupan wilayah kegitan kajian adalah seluruh wilayah Kabupaten Kayong
Utara yang menjadi objek penerimaan PBB sektor pedesaan dan perkotaan,
merujuk pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (UU PDRD).
IV. PERKIRAAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan Kajian ini selama 90 (sembilan puluh) hari sejak
ditandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK)
V. HASIL
Dari hasil kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi
Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dalam pengambilan kebijakan strategis
penerimaan daerah yang berasal dari penerimaan PBB sektor pedesaan dan
perkotaan, guna peningkatan penambahan penerimaan PAD Pemerintah
Kabupaten Kayong Utara dari sektor PBB P2.
Sebuah dokumen/buku “KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA.”
VI. KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN
Keluaran atau output dari kegiatan ini adalah adanya sebuah dokumen/ buku
“KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA” yang dapat
dijadikan sebagai guiden yang berisi peta potensi, program dan strategi, serta
arah peningkatan penerimaan dari PBB P2.
VII. PERSONIL PENELITIAN, DAN KUALIFIKASI TENAGA AHLI
Dalam pelaksanaan “Kajian Potensi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Dan Kesiapan Pelaksanaan
Implementasinya Di Kabupaten Kayong Utara” ini diperlukan tenaga ahli yang
mengerti dengan permasalahan, kondisi wilayah dan kompeten di bidangnya
yang tergabung dalam tim ahli, yang dipimpin oleh satu orang ketua tim/team
leader, dan dibantu oleh tenaga pendukung lainnya, diantaranya :
3
No Tenaga Ahli/KualifikasiPendidikan
MinimalJumlah
1 Ahli Ekonomi Makro S2 1
2 Ahli Ekonomi Mikro S2 1
3 Ahli Ekonomi Perencanaan S2 2
4 Ahli Ekonomi Publik S2 2
5 Ahli Ekonomi Manajemen Perusahaan S2 2
6 Ahli Ekonomi Akuntansi S2 2
7 Surveyor/Operator Komputer S1 2
8 Staf Administrasi SMA 2
VIII. JADWAL WAKTU DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kegiatan kajian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan atau 90 hari kalender,
dengan jadwal sebagai berikut :
No KegiatanBulan Ke -
I II III1 Persiapan2 Pembahasan KAK3 Survey lapangan
- Koordinasi institusional- Pengumpulan Data
lapangan4. Analisa data5 Penyusunan laporan
pendahuluan6 Pembahasan lap. antara/
pertengahan7 Perbaikan laporan8 Pembahasan laporan akhir9 Penyampaian laporan akhir
dan executive summary
IX. SISTEMATIKA LAPORAN
Kegiatan KAJIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR
PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DAN KESIAPAN PELAKSANAAN
IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN KAYONG UTARA disusun dalam
sistematika sebagai berikut :
4
Bab 1 : Pendahuluan
1.1. Latar belakang1.2. Maksud dan tujuan1.3. Sasaran1.4. Manfaat hasil1.5. Lingkup kegiatan1.6. Landasan hukum 1.7. Substansi dan Sistematika Laporan
Bab 2 : Pajak Bumi Dan Bangunan
2.1. Pengertian2.2. Dasar Hukum Pemungutan PBB P2 2.3. Asas Pemungutan PBB P22.4. Objek Dan Subjek PBB P22.5. Tata Cara Penilaian Penetapan PBB P22.6. Tatat Cara Pendaftaran Objek PBB P22.7. Tata Cara Penagihan/Pembayaran PBB P22.8. Tata Cara Pengajuan Keberatan Pengurangan PBB P2
Bab 3 : Metode Penelitian
3.1. Definisi Operasional3.2. Metode Pengumpulan Data3.3. Jenis Data Yang Digunakan3.4. Metode Analisis
Bab 4 : Analisis Data
4.1. Profil PBB P2 Kabupaten Kayong Utara4.2. Model Kerangka Potensi PBB P24.3. Perkembangan/Pertumbuhan, Kontribusi Potensi Dan
Proyeksi PBB P2 Di Kabupaten Kayong Utara4.4. Analisis Data
Bab 5 : Kesiapan pelaksanaan PBB P2 Pemerintah Kabupaten Kayong Utara
5.1. Aspek Regulasi (Perda dan SOP), 5.2. Organisai (SDM), 5.3. Sarana dan prasarana.
BAB 6 : Kesimpulan dan Rekomendasi
X.KETENTUAN LAIN
a. Konsultan wajib menunjuk seorang wakil yang dapat dihubungi setiap saat dan dapat bertindak atas nama konsultan.
b. Dalam hal terjadi keraguan atas masalah teknis, pengguna jasa dapat memberikan arahan dan wajib ditaati oleh penyedia jasa.
c. Segala peralatan disediakan oleh penyedia jasa.
d. Hal lain yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja ini akan diatur kemudian oleh pemberi pekerjaan dan dituangkan dalam berita acara.
5
XI.PENUTUP
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, penyedia (konsultan) bertanggung jawab penuh kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan Kajian Potensi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Dan Kesiapan Pelaksanaan Implementasinya Di Kabupaten Kayong Utara.
Mengetahun/Menyetujui :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMENSEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN KAYONG UTARA
BENY MUSTANDY, S.Sos.MSiNIP. 19680426 199703 1 006
Dibuat Oleh :
KEPALA BAGIANEKONOMI DAN PEMBANGUNAN
JUNAIDI FIRRAWAN, S.SosNIP. 19720523 199202 1 001
6