KERANGKA ACUAN
-
Upload
rameyzazahrazahria -
Category
Documents
-
view
375 -
download
19
description
Transcript of KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN
PELATIHAN KELAS GIZIDAN KEGIATAN PRAKTIK PERILAKU PEMULIHAN GIZI
DENGAN PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCEBAGI KADER POSYANDU DESA PIANTUSKECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBASPEMERINTAH KABUPATEN SAMBASDINAS KESEHATANPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SEJANGKUNGTAHUN 2013KERANGKA ACUAN
PELATIHAN KELAS GIZIDAN KEGIATAN PRAKTIK PERILAKU PEMULIHAN GIZI (KP3G)DENGAN PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE
BAGI KADER POSYANDUI. LATAR BELAKANGDalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Yang dimaksud masyarakat yang mandiri adalah suatu kondisi dimana masyarakat yang menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat terbebas dari gangguan kesehatan baik karena penyakit, bencana, lingkungan maupun perilaku tidak sehat.
Salah satu strategi kebijakan Departemen Kesehatan yang tertuang dalam Kepmenkes RI nomor 564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Pengembangan Desa Siaga diharapkan masyarakat sadar, mau dan mampu mencegah serta mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, penyakit menular, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa.
Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai dari ibu hamil, bayi, balita, anak, remaja, dewasa sampai ke usia lanjut. Status Gizi balita (KEP Total) di kecamatan Sejangkung telah mengalami perbaikan dari 49,2% pada tahun 2008 menjadi 27,6% pada tahun 2012. Namun hingga saat ini kondisi di kecamatan Sejangkung hampir setiap 2,7 dari 10 balita menderita KEP. Dari 3 balita KEP tersebut 1 balita diantaranya menderita gizi buruk. Pada kurun waktu 2011 - 2012 telah meninggal 1 anak penderita gizi buruk. Ada empat desa di kecamatan Sejangkung dengan angka prevalensi KEP tertinggi yaitu desa Senujuh (40,63), desa Piantus (39,39), desa Sulung (36,67) dan desa Penakalan (35,48).Kasus gizi buruk dapat dicegah dengan cara memotong mata rantai kejadiannya. Kasus gizi buruk adalah muara dari proses dan peristiwa yang terjadi dihulunya. Cara memotong mata rantai kejadian gizi buruk yang paling efektif adalah melalui pemberdayaan masyarakat dengan kearifan lokal yang spesifik dan berbeda-beda pada setiap daerah.Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang bisa digunakan untuk peningkatan program penanggulangan terjadinya kasus gizi buruk adalah membentuk kelas gizi dan kegiatan praktik perilaku pemulihan gizi melalui pendekatan Positive Deviance (PD). Fokus pendekatan tersebut adalah menekankan pada praktik perilaku keluarga dalam bidang gizi dan kesehatan. Pemecahan masalah gizi dengan pendekatan PD telah terbukti secara efektif dalam menurunkan kasus gizi kurang.Kemandirian masyarakat dalam perbaikan gizi harus disesuaikan dengan potensi dan sumberdaya yang tersedia. Salah satu potensi sumberdaya dalam masyarakat adalah keberadaan kader posyandu. Pemberdayaan kader posyandu bermuara pada kemandirian kelompok rawan gizi untuk mengelola potensi lingkungan sehingga bisa meningkatkan status gizi.
Potensi lingkungan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat selain sumber daya alam adalah hubungan sosial kemasyarakatan. Termasuk didalamnya adalah tokok adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pamong desa yang merupakan simpul-simpul jejaring sosial sebuah masyarakat.
Kelas gizi merupakan sebuah upaya dalam rangka menggali potensi lingkungan oleh masyarakat yang dikoordinir oleh kader sehingga kontinuitas dan kulitasnya bisa terjaga. Dan tentu saja didukung oleh elemen-elemen masyarakat yang lain.
II. TUJUANA. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu memfasilitasi kegiatan kelas gizi dan kegiatan praktik perilaku pemulihan status gizi melalui pendekatan Positive Deviance.B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :1. Menjelaskan kebijakan program gizi
2. Memahami prinsip teknik fasilitasi
3. Mempunyai ketrampilan dalam menyiapkan kelas gizi4. Mempunyai ketrampilan dalam melaksanakan kelas gizi5. Memahami dan mengaplikasikan konsep PD
6. Melakukan manajemen data Posyandu
7. Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa
8. Menentukan perilaku umum masyarakat
9. Melakukan penelusuran perilaku berbeda yang positif
10. Merancang dan melaksanakan kegiatan pemulihan gizi
11. Melakukan monitoring dan evaluasi selama kegiatan pemulihan gizi
12. Melaksanakan penyebarluasan informasi pendekatan PD
III. PELAKSANAAN1. Menyiapkan Kelas Gizi oleh Kader
Pendataan golongan rawan gizi, khususnya yang mempunyai masalah dengan gizi pada tingkat posyandu. Golongan rawan meliputi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Mengumpulkan masyarakat berdasar golongan rawan, sehingga akan muncul kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Menyusui, Kelas Balita dan lain-lain
Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan elemen kunci masyarakat lain untuk mendapatkan dukungan
Dukungan yang diperlukan adalah dana, alat dan tempat
Menyiapkan kepengurusan kelas gizi yang terdiri dari anggota kelas gizi
Menyiapkan jadwal dan membuat kesepakatan dengan kelompok (peserta) kelas gizi dan mengingatkan kepada anggota kelas gizi tentang waktu pelaksanaan2. Melaksanakan Pos Gizi oleh Kader
Dalam setiap kelompok masyarakat tentu berbeda-beda dalam pola asuh gizi. Kader bisa menghadirkan beberapa anggota masyarakat yang dianggap mempunyai pola asuh baik untuk dilakukan penelusuran perilaku baik yang dipraktikkan sehari-hari kemudian ditularkan dengan masyarakat yang lain
Kader memberikan pengetahuan gizi dan ketrampilan menyiapkan makanan pada golongan rawan
Pelaksanaan Pos Gizi lebih cenderung kepada saling curah pendapat tentang pola asuh/perilaku gizi yang dilakukan kemudian dicari pola asuh/perilaku yang paling baik dan dipraktikkan secara bersama-sama di Pos Gizi. Misalnya ada ibu yang anaknya susah makan, maka akan ada ibu lain yang sudah mempunyai pengalaman dalam pemberian makan pada anak yang susah makan dan mereplikasikan perilaku baik tersebut kepada ibu yang lain Kader sebagai fasilitator melakukan penggalian perilaku baik untuk bisa ditiru oleh yang lain
Kader bisa juga menghadirkan narasumber dari luar (petugas kesehatan) untuk membantu memecahkan masalah yang sekiranya ditemukan kebuntuan penyelesaian
3. Monitoring Evaluasi Kelas Gizi dan Pos Gizi oleh Kader
Apakah kegiatan kelas gizi tetap bisa berjalan secara konsisten? Apakah ada perbaikan perilaku dalam pola asuh gizi? Apakah ada penurunan masalah gizi yang ditandai dengan hilangnya kasus BGM pada balita, peningkatan ASI ekslusif pada ibu menyusui dan cakupan Fe, Vitamin A dan lain-lainIV. PESERTA LATIH, FASILITATOR DAN PANITIA PENYELENGGARA PELATIHANA. Peserta Latih
Peserta latih terdiri dari unsur Kader Posyandu, kriteria peserta latih adalah :1. Bersedia mengikuti proses pelatihan sampai selesai.
2. Bersedia menerapkan pendekatan Positive Deviance di wilayahnya.
3. Bersedia membina kesinambungan kegiatan pemulihan gizi (Pos Gizi).
4. Berpendidikan formal minimal SMP sederajat.
Jumlah peserta pelatihan 10 orang.B. Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang telah mengikuti pelatihan Kelas Gizi dan Pelatihan Kegiatan Praktik Perilaku dan Pemulihan Gizi melalui pendekatan Positive Deviance. Jumlah fasilitator 2 orangC. Pelaksana PelatihanPelaksana pelatihan adalah Panitia Pelatihan terdiri dari 3 orang (1 petugas Puskesmas, 1 Bidan Desa dan 1 PKK Desa).V. TEMPAT, WAKTU DAN KELENGKAPAN PELATIHANA. Tempat PelatihanUntuk proses pembelajaran memerlukan persyaratan tempat sebagai berikut :
1. Tempat pertemuan dapat menampung peserta minimal 20 orang.
2. Kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pelatihan (listrik, toilet, dll).
3. Dekat dengan lokasi yang akan menjadi tempat praktik dengan persyaratan:
a. Kegiatan Posyandu aktif setiap bulan, diketahui dari arsip laporan rutin di tingkat desa.
b. Jumlah KEP total >20%.
c. Jumlah kurang gizi/BGM minimal 10 balita per Posyandu.
d. Belum melaksanakan Kelas Gizi dan membentuk Pos Gizi.
B. Waktu Pelatihan
Waktu pelatihan dilaksanakan selama 28 jam pelajaran @ 45 menit, sehingga diperkirakan dapat diselesaikan selama 3-4 hari.C. Kelengkapan Pelatihan
1. Kurikulum dan Modul Pelatihan Kelas Gizi dan Kegiatan Praktik Perilaku Pemulihan Gizi melalui pendekatan PD.2. Bahan bacaan (referensi) yang berasal dari fasilitator dan digandakan oleh Panitia.
3. Peralatan bantu kegiatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran (ATK, bahan kontak, dll).
4. Formulir yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
VI. PENGORGANISASIAN PELATIHANA. Persiapan1. Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan setelah dilakukan sosialisasi dan advokasi.2. Membentuk Panitia Penyelenggara Pelatihan
3. Membuat Kerangka Acuan Pelatihan (TOR)
4. Menyiapkan data Posyandu desa yang akan digunakan sebagai tempat praktik
5. Mencari dan menentukan tempat pelatihan yang memiliki ruang pertemuan yang memadai untuk 20 orang peserta termasuk akomodasi dan konsumsi.6. Menyiapkan bahan-bahan pelatihan
B. Proses Pelatihan
1. Alur Proses Pembelajaran
2. Metode Pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan prinsip:
2.1.Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang terkait dengan tugas yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan, memberikan kesempatan belajar sambil berbuat dan belajar atas pengalaman (learning by experience).
2.2.Peran aktif peserta (active learner participatory) sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
2.3.Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah. Oleh karena itu metode yang dapat digunakan adalah:
a. Ceramah singkat dan Tanya jawab, terutama hal-hal yang baru.
b. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta, terkait materi yang dipelajari.
c. Penugasan, berupa diskusi kelompok, latihan, studi kasus, bermain peran, simulasi, tugas baca, negosiasi, advokasi, sosialisasi, dll.
(Jadwal pelatihan terlampir)VII. PENDANAAN
Sumber dana untuk pelatihan ini adalah cost sharing antara swadaya masyarakat (disiapkan dan dikoordinir Panitia) dan dana Bantuan Operasional Kesehatan.VIII. PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORANA. Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan secara terus menerus terhadap seluruh proses pelatihan meliputi :
3. Bahan/alat belajar
4. Administrasi termasuk absensi
5. Penyajian materi oleh fasilitator/pelatih
6. Peserta pelatihan
7. Kegiatan pelatihan lainnya
Hasil pemantauan menjadi bahan pertemuan rutin antara fasilitator dengan Panitia Penyelenggara.B. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses pelatihan ditujukan kepada fasilitator dan peserta. Evaluasi dapat diperoleh dari hasil test atau pengamatan selama proses pembelajaran dan pada akhir pelatihan.C. Pelaporan
Panitia penyelenggara hendaknya menyiapkan laporan seawal mungkin selambat-lambatnya 3 hari setelah selesai pelatihan. Sistematika pelaporan meliputi :
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Tempat, waktu dan lama pelatihan
b. Peserta pelatihan, fasilitator dan panitia penyelenggara
c. Penyelenggaraan pelatihan (Tujuan, Kegiatan, Pembiayaan, dan Kurikulum)
3. Hasil Pelatihan
a. Analisis hasil secara umum
b. Analisis hasil evaluasi belajar
c. Analisis hasil evaluasi reaksid. Dokumentasi kegiatanLampiran 2.Garis-garis Besar Proses PembelajaranMateri Dasar:Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta memahami program perbaikan gizi masyarakat.
Tujuan Pembelajaran Khusus:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu memahami:
1. Kebijakan dan program perbaikan gizi
2. Strategi dan pokok-pokok kegiatan yang ditetapkan.
3. Sasaran program perbaikan gizi.
4. Kondisi yang diharapkan.
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Kebijakan program perbaikan gizi
a. Latar belakang
b. Kebijakan
2. Strategi dan pokok-pokok kegiatan yang ditetapkan.
a. Strategi
b. Pokok-pokok kegiatan
3. Sasaran program perbaikan gizi.
4. Kondisi yang diharapkan.
Waktu:1 JPL (T=1)
Metode: Presentasi
Diskusi
Media: Tayangan transparansi
Hand-out
Alat bantu: Laptop
LCD
Whiteboard
Flipp Chart
Spidol
Lakban kertas
Bahan belajar: Depkes RI, 2004. Pedoman Operasional Kadarzi.
Depkes RI, 2005. Gizi dalam angka.
Depkes RI, 2005. RNPG Penanggulangan Gizi Buruk
Depkes RI, 2006. Rencana Strategis Depkes.
Materi Inti 1:Konsep Pendekatan Positive Deviance (PD)
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu memahami tentang konsep dan penerapan PD sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan masalah gizi melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pelatihan peserta mampu menjelaskan:
1. Konsep dan kekuatan PD
2. Langkah-langkah PD
3. Mengidentifikasi PD dalam kehidupan sehari-hari
4. Konsep perubahan perilaku
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Konsep dan kekuatan PD
a. Kisah Nasrudin
b. Sejarah pengembangan PD di dunia
c. Konsep dan kekuatan PD
2. Langkah-langkah PD
a. Define (merumuskan masalah dan hasil yang diharapkan)
b. Determine (menentukan individu yang telah berhasil)
c. Discover (menemukan)
d. Design (merancang kegiatan bersama masyarakat)
e. Discern (evaluasi keefektifan kegiatan)
f. Desiminate (menyebarluaskan keberhasilan kegiatan)
3. Perubahan perilaku
Waktu:10 JPL (T=2), P=8)
Metode: CTJ
Penugasan
Diskusi kelompok
Curah pendapat
Penyajian
Media: Tayangan transparansi
Hand-out
Lembar penugasan
Alat bantu: Laptop
LCD
Whiteboard
Flipp Chart
Spidol
Lakban kertas
Bahan belajar: Buku PD CORE
Materi Inti 2:Telaah Data Posyandu
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu mengelola data Posyandu, merumuskan masalah dan menemukan solusi sebagai bahan MMD I
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pelatihan peserta mampu:
1. Mengumpulkan dan mengolah data Posyandu
2. Merumuskan Kriteria keluarga mampu dan tidak mampu
3. Menyajikan data dalam bentuk diagram, table dan KMS besar
4. Melakukan analisis/interpretasi data
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Mengumpulkan dan mengolah data Posyandu
a. Sumber dan jenis data yang dikumpulkan
b. Pengolahan data menjadi indikator
2. Merumuskan Kriteria keluarga mampu dan tidak mampu
3. Menyajikan data dalam bentuk diagram, table dan KMS besar
4. Melakukan analisis/interpretasi data
Waktu:10 JPL (T=2), P=8)
Metode: CTJ
Penugasan
Diskusi kelompok
Praktik
Penyajian
Media: Data Posyandu
Hand-out
Lembar penugasan
Alat bantu: Register penimbangan balita bulan terakhir
Arsip laporan Posyandu
KMS besar
Spot light berperekat (merah dan biru)
White board
Flipp Chart
Spidol
Gunting
Cutter
Lakban kertas
Penggaris
Bahan belajar: Buku pemantauan pertumbuhan
Pedoman pencatatan dan pelaporan UPGK
Buku Pegangan Kader
Hasil pendataan keluarga tingkat desa
Materi Inti 4:Focus Group Discusion (Diskusi Kelompok Terarah)
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu menggali dan menemukan perilaku umum di masyarakat melalui diskusi kelompok.
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pembelajaran peserta mampu:
1. Memahami teori dan praktik FGD
2. Menetapkan kelompok sasaran FGD
3. Menetapkan tempat dan waktu FGD
4. Memahami dan menguasai materi yang diperlukan untuk melakukan FGD
5. Memahami cara memfasilitasi FGD
6. Memahami cara analisis data FGD
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Teori FGD
2. Kelompok sasaran FGD
3. Tempat dan waktu FGD
4. Panduan diskusi
a. Perilaku makan
b. Perilaku perawatan anak balita
c. Perilaku kebersihan diri dan lingkungan
d. Perilaku pemeliharaan kesehatan
5. Teknik FGD dan langkah-langkah FGD
6. Analisis hasil FGD
Waktu:12 JPL (T=1, P=5, PL=6)
Metode: CTJ
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Bermain peran
Praktik
Media: Panduan diskusi
Alat bantu: Pinsil dan penghapus karet
Flipp Chart
Lakban kertas
Metaplan (4 warna)
Kertas
Spidol
Bahan belajar: Panduan FGD
Core. Buku PD
Materi Inti 5:Penelusuran Perilaku Khusus Positif (PDI)
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu menelusuri dan menganalisis perilaku khusus yang positif di masyarakat sebagai hasil kunjungan rumah, observasi dan FGD
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pembelajaran peserta mampu:
1. Memahami pengertian dan tujuan penelusuran perilaku khusus positif
2. Memahami criteria keluarga PD dan Non PD
3. Mempersiapkan penelusuran perilaku khusus positif melalui kunjungan rumah
a. Daftar pertanyaan
b. Panduan kunjungan rumah dan observasi
4. Melaksanakan kunjungan rumah dan observasi
5. Menguasai cara menganalisis hasil penelusuran perilaku khusus
6. Membandingkan hasil penelusuran perilaku khusus positif
7. Menemukan perilaku khusus positif yang akan dipraktikkan dalam KP3G
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Pengertian dan tujuan PDI
2. Kriteria keluarga PD dan Non PD
3. Persiapan penelusuran perilaku khusus positif
4. Analisis penelusuran perilaku khusus
5. Penemuan perilaku khusus positif yang akan diparaktikkan dalam KP3G
Waktu:16 JPL (T=1, P=5, PL=10)
Metode: Wawancara
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Bermain peran
Praktik
Media: Daftar pertanyaan dan panduan observasi
Alat bantu: Pinsil dan penghapus karet
Flipp Chart
Lakban kertas
Metaplan (4 warna)
Kertas
Spidol marker
Bahan belajar: Panduan pemulihan berkesinambungan bagi anak malnutrisi
Panduan kunjungan rumah dan observasi
Materi Inti 6:Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu memahami tujuan, sasaran dan teknis pelaksanaan MMD II
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pembelajaran peserta mampu:
1. Mempersiapkan pelaksanaan MMD
2. Memfasilitasi masyarakat dalam merumuskan masalah dan menemukan potensi untuk memecahkan masalah (hasil FGD dan KR)
3. Menjelaskan tujuan perlunya merancang kegiatan untuk memperbaiki, mempertahankan, dan mecegah (3M) status gizi balita
4. Merancang kegiatan untuk memecahkan masalah bersama masyarakat
5. Membangun komitmen bersama seluruh komponen masyarakat, untuk membentuk atau memanfaatkan wadah/forum/komite kesehatan untuk mendukung KP3G
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Persiapan pelaksanaan MMD II
2. Pelaksanaan MMD II
3. Persiapan lapangan untuk pelaksanaan MMD II
4. Evaluasi hasil MMD II
Waktu:10 JPL (T=1, P=3, PL=6)
Metode: CTJ
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Bermain peran
Praktik
Media: Gambar anak gizi baik dan gizi buruk
Metaplan perilaku temuan PDI (4 aspek)
Table SKDN dan status gizi
Diagram pie status gizi
KMS besar
Lakban kertas
Alat bantu: White board
Spidol
Flip charts
Metaplan
Wireless
Bahan belajar: Depkes RI. Manajemen pengelolaan Posyandu
Core. Buku panduan pemulihan yang berkesinambungan bagi anak
Depkes RI. Pemberdayaan masyarakat
Materi Inti 7:Pengelolaan Pos Gizi (KP3G)
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu merancang dan mengelola KP3G berdasarkan hasil penelusuran perilaku khusus positif yang akan dipraktikkan
Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pembelajaran peserta mampu:
1. Menjelaskan pelaksanaan KP3G
2. Melakukan penilaian keberhasilan KP3G dan menyebarluaskan
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Pelaksanaan KP3G
a. Menyusun kegiatan harian (protocol) KP3G
b. Penimbangan dan pengisian KMS
c. Negosiasi dan kriteria peserta
d. Menu dan kontribusi
e. Pencatatan dan pelaporan
f. Kelulusan
g. Pesan kesehatan
h. Kunjungan rumah
i. Pertemuan masyarakat
2. Monitoring dan evaluasi
Waktu:15 JPL (T=4, P=5, PL=6)
Metode: CTJ
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Praktik
Media: Absensi (gambar kehadiran)
Gambar balita
Metaplan berisi perilaku khusus
Media KIE lokal
KMS balita
Bahan makanan lokal
Alat bantu: Timbangan dacin dan sarung
Alat ukur rumah tangga (sendok, gelas, piring)
Buku tulis
Kalkulator
Timbangan meja
Alat cuci tangan
Alat makan (peserta bawa sendiri)
Alat masak
Bahan belajar: DKBM
Daftar Bahan Makanan Penukar
Standar porsi makanan local
Daftar perilaku khusus positif
Materi Penunjang:Rencana Tindak Lanjut
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu mewujudkan Keluarga Sadar Gizi dengan perubahan perilaku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi dengan pendekatan praktik perilaku penyimpang positif di daerahnya
Tujuan Pembelajaran Khusus:Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu:
1. Menyusun rencana pengembangan diri untuk menjadi fasilitator dalam setiap pelatihan PD di daerahnya
2. Menyusun rencana pengembangan pendekatan PD dalam menanggulangi masalah gizi di daerahnya dalam bentuk usulan kegiatan atau proposal kegiatan
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:1. Pengertian RTL
2. Tujuan penyusunan RTL
3. Panduan penyusunan RTL individu dan institusi
Waktu:3 JPL (T=1, P=2)
Metode: CTJ
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Penugasan
Media dan alat bantu: Lembar penugasan
Matriks RTL
Flipp charts
Spidol
Bahan belajar: Panduan penyusunan rencana kegiatan
Kebijakan umum anggaran daerah
MATERI PELATIHAN
Pembukaan
Perkenalan & Harapan
Building Learning Commitment
Wawasan
Kebijakan
Peraturan
Metode
Menekankan pada peran aktif peserta
Keterampilan
Sesuai dengan materi pembelajaran
Metode
Menekankan pada peran aktif peserta
Praktik Kerja Lapangan
Rencana Tindak Lanjut
Evaluasi