Kerajinan Tangan Khas Aceh

3
KERAJINAN TANGAN KHAS ACEH Kupiah Meukeutob dan Kupiah Riman merupakan dua jenis penutup kepala yang biasa dikenakan oleh kaum laki-laki masyarakat Aceh, khususnya yang berada di Kabupaten Pidie. Hingga saat ini, kedua jenis kupiah tersebut masih digunakan sebagai busana sehari-hari maupun pada upacara-upacara resmi. 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sebuah Kupiah Meukeutob adalah sebagai berikut (Rasyid, 2000:15): kain tetoron warna hijau, kuning, merah, dan hitam, yaitu masing-masing ¼ meter kain katun warna putih ¼ meter kapuk ½ kg

description

seni

Transcript of Kerajinan Tangan Khas Aceh

Page 1: Kerajinan Tangan Khas Aceh

KERAJINAN TANGAN KHAS ACEH

Kupiah Meukeutob dan Kupiah Riman merupakan dua jenis penutup kepala yang

biasa dikenakan oleh kaum laki-laki masyarakat Aceh, khususnya yang berada di

Kabupaten Pidie. Hingga saat ini, kedua jenis kupiah tersebut masih digunakan

sebagai busana sehari-hari maupun pada upacara-upacara resmi. 

1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sebuah Kupiah Meukeutob adalah

sebagai berikut (Rasyid, 2000:15):

kain tetoron warna hijau, kuning, merah, dan hitam, yaitu masing-masing

¼ meter 

kain katun warna putih ¼ meter 

kapuk ½ kg 

benang jermai 2 pintal 

benang jahit 1 gulung 

sedikit tepung kanji 

2. Proses Pembuatan

Proses pembuatan sebuah Kupiah Meukeutob memerlukan ketekunan dan waktu

yang cukup lama. Oleh karena itu, untuk membuat sebuah penutup kepala laki-

Page 2: Kerajinan Tangan Khas Aceh

laki orang Aceh jenis ini biasanya dikerjakan secara bersama-sama oleh para

perajin. Sebagian mengerjakan lapisan luar kupiah tersebut, sebagian yang lain

melanjutkan hingga selesai. 

Adapun cara pembuatan Kupiah Meukeutob yaitu pertama-tama kain tetoron

dibasahi dengan air kanji yang encer lalu dijemur hingga kering. Setelah kering,

kain tersebut kemudian dipotong atau digunting kecil-kecil dengan ukuran sekitar

2 cm persegi. Selanjutnya potongan-potongan kain tersebut disatukan dengan cara

dijahit berderet-deret menurut susunan yang diinginkan. Bentuk rangkaian seperti

ini disebut dengan keunarang. Keunarang tersebut kemudian dipotong-potong lalu

dijahit menurut susunan motif yang dikehendaki sehingga terbentuklah bagian

yang merupakan bagian dari Kupiah Meukeutob yang biasa disebut peuneukap.

Setelah peuneukap jadi, proses selanjutnya adalah membuat dulun atau gulungan

kapas. Cara membuatnya adalah kapas terlebih dahulu dibersihkan dari biji dan

sampah lainnya lalu digulung kecil-kecil sehingga membentuk batangan-batangan

kapas dengan diamater 1 cm dan panjangnya sesuai ukuran peuneukap.

Selanjutnya, peuneukap diisi dengan dulun lalu dilapisi dengan kertas koran dan

kain putih pada bagian dalam peuneukapi tersebut. Dengan demikian, pembuatan

badan Kupiah Meukeutob secara keseluruhan dianggap selesai.

Proses selanjutnya adalah pembuatan bagian puncak Kupiah Meukeutob. Cara

membuatnya sama seperti membuat peuneukap. Hanya saja bahan yang

digunakan untuk membuat bagian puncak Kupiah Meukeutob ini adalah benang

putih (benang jermai) atau biasa disebut ikat kulah. Untuk memberi keindahan

pada bagian puncak kupiah ini biasanya dihiasi dengan jahitan benang dalam

posisi vertikal atau biasa disebut dengan bagia. Pemberian hiasan atau bagia ini

merupakan proses akhir dari pembuatan bagian puncak Kupiah Meukeutob. 

Proses yang pembuatan Kupiah Meukeutob yang terakhir adalah menyatukan

bagian badan atau peuneukap dengan bagian puncak kupiah. Kedua bagian

tersebut kemudian disatukan dengan cara dijahit benang. Meskipun Kupiah

Meukeutob dianggap telah jadi, namun masih memerlukan sentuhan akhir yaitu

dilap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa kapas yang masih melekat

pada kupiah tersebut. Setelah itu, kupiah dijemur seperlunya dan siap untuk

digunakan. 

Page 3: Kerajinan Tangan Khas Aceh