Kerajinan Tangan Khas Aceh
-
Upload
teuku-hanafi-hanafi -
Category
Documents
-
view
1.110 -
download
1
description
Transcript of Kerajinan Tangan Khas Aceh
KERAJINAN TANGAN KHAS ACEH
Kupiah Meukeutob dan Kupiah Riman merupakan dua jenis penutup kepala yang
biasa dikenakan oleh kaum laki-laki masyarakat Aceh, khususnya yang berada di
Kabupaten Pidie. Hingga saat ini, kedua jenis kupiah tersebut masih digunakan
sebagai busana sehari-hari maupun pada upacara-upacara resmi.
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sebuah Kupiah Meukeutob adalah
sebagai berikut (Rasyid, 2000:15):
kain tetoron warna hijau, kuning, merah, dan hitam, yaitu masing-masing
¼ meter
kain katun warna putih ¼ meter
kapuk ½ kg
benang jermai 2 pintal
benang jahit 1 gulung
sedikit tepung kanji
2. Proses Pembuatan
Proses pembuatan sebuah Kupiah Meukeutob memerlukan ketekunan dan waktu
yang cukup lama. Oleh karena itu, untuk membuat sebuah penutup kepala laki-
laki orang Aceh jenis ini biasanya dikerjakan secara bersama-sama oleh para
perajin. Sebagian mengerjakan lapisan luar kupiah tersebut, sebagian yang lain
melanjutkan hingga selesai.
Adapun cara pembuatan Kupiah Meukeutob yaitu pertama-tama kain tetoron
dibasahi dengan air kanji yang encer lalu dijemur hingga kering. Setelah kering,
kain tersebut kemudian dipotong atau digunting kecil-kecil dengan ukuran sekitar
2 cm persegi. Selanjutnya potongan-potongan kain tersebut disatukan dengan cara
dijahit berderet-deret menurut susunan yang diinginkan. Bentuk rangkaian seperti
ini disebut dengan keunarang. Keunarang tersebut kemudian dipotong-potong lalu
dijahit menurut susunan motif yang dikehendaki sehingga terbentuklah bagian
yang merupakan bagian dari Kupiah Meukeutob yang biasa disebut peuneukap.
Setelah peuneukap jadi, proses selanjutnya adalah membuat dulun atau gulungan
kapas. Cara membuatnya adalah kapas terlebih dahulu dibersihkan dari biji dan
sampah lainnya lalu digulung kecil-kecil sehingga membentuk batangan-batangan
kapas dengan diamater 1 cm dan panjangnya sesuai ukuran peuneukap.
Selanjutnya, peuneukap diisi dengan dulun lalu dilapisi dengan kertas koran dan
kain putih pada bagian dalam peuneukapi tersebut. Dengan demikian, pembuatan
badan Kupiah Meukeutob secara keseluruhan dianggap selesai.
Proses selanjutnya adalah pembuatan bagian puncak Kupiah Meukeutob. Cara
membuatnya sama seperti membuat peuneukap. Hanya saja bahan yang
digunakan untuk membuat bagian puncak Kupiah Meukeutob ini adalah benang
putih (benang jermai) atau biasa disebut ikat kulah. Untuk memberi keindahan
pada bagian puncak kupiah ini biasanya dihiasi dengan jahitan benang dalam
posisi vertikal atau biasa disebut dengan bagia. Pemberian hiasan atau bagia ini
merupakan proses akhir dari pembuatan bagian puncak Kupiah Meukeutob.
Proses yang pembuatan Kupiah Meukeutob yang terakhir adalah menyatukan
bagian badan atau peuneukap dengan bagian puncak kupiah. Kedua bagian
tersebut kemudian disatukan dengan cara dijahit benang. Meskipun Kupiah
Meukeutob dianggap telah jadi, namun masih memerlukan sentuhan akhir yaitu
dilap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa kapas yang masih melekat
pada kupiah tersebut. Setelah itu, kupiah dijemur seperlunya dan siap untuk
digunakan.