kerajaan mataram kuno.docx

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Mataram kuno atau sering disebut juga Kerajaan Medang atau disebut juga Kerajaan Mataram Hindu. Kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa timur pada abad ke-10. Kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu maupun Budha. Yang termasuk dalam kajian peradaban adalah kajian tentang asal usul peradaban, perkembangan peradaban dan keruntuhan peradaban. Sedangkan tentang karakter peradaban memusatkan kajian peradaban sebagai sebuah fenomena yang utuhdan dilihat secara sinkronis. Kita dapat mendapat pelajaran dari sejarah peradaban tentang suatu rangkaian siklus kehancuran dan pertumbuhan, dan setiap peradaban baru akan muncul setelah itu. Dalam sejarah kerajaan Mataram kuno terdapat perpindahan ibu kota yang disebabkan oleh beberapa hal. Sehingga terdapat kerajaan Mataram kuno Jawa Tengah dan 1

Transcript of kerajaan mataram kuno.docx

Page 1: kerajaan mataram kuno.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajaan Mataram kuno atau sering disebut juga Kerajaan Medang atau

disebut juga Kerajaan Mataram Hindu. Kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah

pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa timur pada abad ke-10. Kerajaan ini

banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa

Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak

Hindu maupun Budha.

Yang termasuk dalam kajian peradaban adalah kajian tentang asal usul

peradaban, perkembangan peradaban dan keruntuhan peradaban. Sedangkan

tentang karakter peradaban memusatkan kajian peradaban sebagai sebuah

fenomena yang utuhdan dilihat secara sinkronis. Kita dapat mendapat pelajaran

dari sejarah peradaban tentang suatu rangkaian siklus kehancuran dan

pertumbuhan, dan setiap peradaban baru akan muncul setelah itu.

Dalam sejarah kerajaan Mataram kuno terdapat perpindahan ibu kota

yang disebabkan oleh beberapa hal. Sehingga terdapat kerajaan Mataram kuno

Jawa Tengah dan Mataram kuno Jawa Timur. Dan di masing-masing masa

pemerintahan terdapat beberapa dinasti.

Kerajaan Mataram kuno Jawa Tengah terdapat dua wangsa, yaitu wangsa

Sanjaya dan wangsa Sailendra. Wangsa sanjaya adalah pendiri dari kerajaan

Mataram Jawa tengah oleh raja Sanjaya. Sedangkan wangsa Sailendra dulunya

adalah wangsa dari kerajaan Sriwijaya. Mengapa ia keluar dari kerajaan tersebut

masih belum dapat dipastikan.

Mengenai Perbedaan pendapat tentang asal usul datangnya wangsa Sailendra ini,

mungkin terpecahkan dengan adanya bukti tentang hal tersebut.

Kerajaan Mataram di Jawa Timur ditandai dengan munculnya wangsa Isana yang

dipelopori oleh Pu Sindok. Dari kedua kerajaan tersebut telah melahirkan banyak

1

Page 2: kerajaan mataram kuno.docx

sumber sejarah yang sangat penting bagi pendidikan masyarakat. Keadaan

masyarakat kala masa kerajaan Mataram sangat beragam,raja Sanjaya yang

terkenal kemakmurannya, juga ada seorang raja peremouan yang terkenal

bijak,adil,tegas dan baik yang memerintah Mataram Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno?

2. Sebutkanlah Dinasti Kerajaaan Mataram Kuno?

3. Siapa sajakah Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno?

4. Kepercayaan apa saja yang di anut Masyarakat Mataram Kuno?

5. Kebudayaan apa saja yang ada pada Masyarakat Mataram Kuno?

6. Jelaskan Kehidupan Masyarakat Mataram Kuno?

7. Jelaskan Hubungan Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Sriwijaya?

8. Jelaskan penyebab perpindahan Kerajaan Mataram Kuno?

9. Tuliskan Bukti-bukti Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

2. Mengetahui Dinasti Kerajaaan Mataram Kuno

3. Mengetahui Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno

4. Mengetahui Kepercayaan yang di anut Masyarakat Mataram Kuno

5. Mengetahui Kebudayaan yang ada pada Masyarakat Mataram Kuno

6. Mengetahui Kehidupan Masyarakat Mataram Kuno

7. Mengetahui Hubungan Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan

Sriwijaya

8. Mengetahui penyebab perpindahan Kerajaan Mataram Kuno

9. Mengetahui Bukti-bukti Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kun

D. Manfaat Penulisan

Dapat mengetahui sejarah tentang Mataram Kuno.

Menambah pengetahuan tentang kehidupan kerajaan Mataram Kuno

2

Page 3: kerajaan mataram kuno.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram (Hindu-Buddha), sering disebut dengan Kerajaan

Mataram Kuno sebagai pembeda dengan Mataram Baru atau Kesultanan Mataram

(Islam), adalah suatu kerajaan yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan

antara abad ke-8 dan abad ke-10.

1. Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan pada masa

pemerintahan Raja Balitung (898-910 M). Di masa kekuasaannya, daerah-

daerah di sebelah timur Mataram berhasil ditaklukkannya. Oleh karena itu,

daerah kekuasaan Mataram semakin luas, yang meliputi Bagelen (Jawa

Tengah) sampai Malang (Jawa Timur).

2. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

Peranan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mundur ketika pusat

kekuasaannya pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ada beberapa

pendapat mengenai pemindahan pusat kerajaan ini.

Pendapat baru menyebutkan dua faktor mundurnya mataram kuno berikut.

Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat

negara ini sulit berkembang. Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih

terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan atau gunung yang

merintangi, bahkan didukung adanya

Sungai Bengawan Solo dan Brantas yang memperlancar lalu lintas dari

pedalaman ke pantai. Apalagi, alam Jawa Timur belum banyak diusahakan

sehingga tanahnya lebih subur dibandingkan dengan tanah di Jawa

Tengah.

Dari segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya,

terutama karena Sriwijaya pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra.

Sebagai antisipasinya, pusat kerajaan perlu dijauhkan dari tekanan

3

Page 4: kerajaan mataram kuno.docx

Sriwijaya. Ketika Sriwijaya sungguh-sungguh menyerang pada

pertengahan abad ke-10, Mpu Sindok dapat mematahkannya. Tetapi,

serangan Sriwijaya berikutnya dibantu Raja Wurawari pada tahun 1017

menghancurkan Mataram yang saat itu dipimpin Dharmawangsa. Kerajaan

Mataram yang kedua berdiri kembali di Jawa Tengah pada abad ke-16,

kali ini telah beragama Islam

Selain factor-faktor di atas, ada beberapa actor lain yang menyebabkan

runtuhnya kerajaan Mataram, yaitu:

1. Disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar.

Kemudian lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh

kerajaan, sehinggacandi-candi tersebut menjadi rusak.

2. Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi

tahun 927-929 M.

3. Runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan

pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang

terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis.

Selain itu, penyebab runtuhnya kerajaan Mataram Kuno di mulai sejak

masa Dinasti Wangsa Syalendra dan Dinasti Wangsa Sanjaya.

Runtuhnya Wangsa Syailendra

Pramodhawardhani, puteri raja Samaratungga menikah dengan Rakai

Pikatan, yang waktu itu menjadi pangeran Wangsa Sanjaya. Sejak itu

pengaruh Sanjaya yang bercorak Hindu mulai dominan di Mataram,

menggantikan agama Buddha. Rakai Pikatan bahkan menyerang

Balaputradewa, yang merupakan saudara Pramodhawardhani. Sejarah

Wangsa Syailendra berakhir pada tahun 850, yaitu ketika Balaputradewa

melarikan diri ke Sriwijaya yang merupakan negeri asal ibunya.

Runtuhnya Wangsa Sanjaya

Pada tahun 910, Raja Tulodong (Wangsa Sanjaya)mendirikan Candi

Prambanan. Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Asia

Tenggara. Pada masa ini, ditulis karya sastra Ramayana dalam Bahasa

Jawa Kuno. Pada tahun 928, Mpu Sindok memindahkan istana Kerajaan

4

Page 5: kerajaan mataram kuno.docx

Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur (Medang). Alasan perpindahan

ini diduga akibat letusan Gunung Merapi, atau mendapat serangan dari

Sriwijaya. Sejak inilah berakhir era Wangsa Sanjaya, dan Mpu Sindok

yang diperkirakan adalah keturunan atau menantu keturunan dari Wangsa

Sanjaya, mendirikan dinasti baru yaitu Wangsa Isyana yang memerintah di

Jawa Timur

B. Dinasti Kerajaaan Mataram Kuno

Secara umum menurut para ahli sejarah menyatakan bahwa Kerajaan

Mataram Kuno pernah dipimpin oleh tiga dinasti yang pernah berkuasa pada

waktu itu. Ketiga dinasti tersebut adalah Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan

Wangsa Isyana. Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra merupakan dua dinasti

dari Kerajaan Mataram Kuno yang masih berpusat di Jawa tengah, sedangkan

Wangsa Isnaya merupakan Kerajaan Maratam Kuno yang sudah berpindah dari

Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Wangsa Sanjaya

Penggunaan nama Wangsa Sanjaya didasarkan pada nama dari raja pertama

Kerajaan Medang. Nama dari raja tersebut adalah Sanjaya. Raja Kerajaan

Medang ini menganut agama hindu yang menyembah kepada Dewa Siwa atau

yang lebih dikenal dengan Hindu aliran Siwa.

Sebagaimana kerajaan lainnya pada umumny bahwa akan ada masa

pergantian kedudukan. Hal tersebut juga berlaku pada Kerajaan Medang pada

masa Wangsa Sanjaya. Dalam sebuah kajian teori yang dikemukan oleh van

Naerssen mengatakan bahwa keruntuhan dinasti Sanjaya adalah pada masa

pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan pengganti dari raja Sanjaya

tepatnya pada tahun 770-an.

Wangsa Sailendra

Dinasti Sanjaya kemudian digantikan oleh Dinasti Syailendra yang berhasil

merebut kekuasaan dari Rakai Panangkaran. Raja Syailendra merupakan

seorang penganut agama Budha Mahayana. Sejak saat itu Wangsa Syailendra

memimpin di Pulau Jawa.

5

Page 6: kerajaan mataram kuno.docx

Tidak hanya memimpin Pulau jawa saja, namun juga mampu

menaklukan Kerajaan Sriwijaya yang berada di Pulau Sumatra.  Hingga

akhirnya pada tahun 840 putri dari Wangsa Syailendra yang bernama

Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang merupakan keturunan

dari Wangsa Sanjaya. Dari perkawinannya antara Pramodawardhani maka

Rakai Pikatan berhasil menduduki tahta sebagai raja di Kerajaan Medang.

Kemudian oleh Raja Rakai Pikatan, istana kerajaan dipindahkan ke

Mamrati. Peristiwa naiknya Rakai PIkatan yang merupakan keturunan dari

Wangsa Sanjaya dianggap sebagai kebangkitan dari Wangsa Sanjaya itu

sendiri.

Dalam sebuah Prasasti Mantyasih ada perbedaan pendapat mengenai para

raja Medang. Berdasarka teori dari Bosch maka berdsarkan nama yang ada di 

dalam prasasti tersebut diambil kesimpulan bahwa raja-raja Medang

merupakan keturunan dari Wangsa Sanjaya secara keseluruhan.

Namun teori itu tidak sejalan dengan pendapat dari Slamet Muljana yang

beranggapan bahwa nama-nama yang ada pada Prasasti Mantyasih adalah

daftar nama raja-raja yang pernah berkuasa di Medang. Jadi bukanlah

merupakan daftar silsilah keturunan dari Wangsa Sanjaya.

Sebagai contoh adalah tertolaknya teori van Nersen yang menyatakan

kekalahan Rakai Panangkaran yang merupakan keturunan Sanjaya oleh Raja

Syailendra yang menandakan berpindahnya kekuasaan dari Sanjaya ke

Syailendra. Menurut Slamet Muljana bahwa Rakai Panangkaran dianggap

bukan merupakan keturunan dari Sanjaya.

Hal tersebut didasarkan pada temuan prasasti yang ada. Prasasti tersebtu

adalah Prasasti Kalasan yang mengagung-agunkan Rakai Panangkaran sebagai

Sailendrawangsasatilaka. Maksud dari “sailendrawangsasatilaka” adalah

permata wangsa Sailendra. Jadi Rakai Panangkaran bukanlah keturunan

sanjaya karena disebut sebagai permata sailendra.

Menurut Slamet juga bahwa berdasarkan Prasasti Matyasih maka Rakai

Panangkaran hingga Rakai Agung merupakan keturunan dari Wangsa

6

Page 7: kerajaan mataram kuno.docx

Sailendra. Sedangkan bangkitnya Wangsa Sanjaya setelah Wangsa Sailendra

adalah pada waktu Rakai Pikatan menjadi Raja menggantikan Rakai Garung.

Penggunaan nama “Rakai” pada Kerajaan Medang memiliki makna yang

sama dengan istilah “Bhre” pada Kerajaan Majapahit. Istilah Rakaia pada

Kerajaan Medang dan Bhre pada Kerajaan Majapahit memiliki arti penguasa.

Jadi adanya gelar Rakai Panangkaran memiliki arti sebagai penguasa

panangkaran. Dalam sejarah yang ditemukan di Prasati Kalasan ditemukan

bahwa nama asli dari Rakai Panangkaran adalah Dyah Pancapana.

Di lain waktu ada dinasti ketiga yang berkuasa di Kerajaan Medang.

Dinasti tersebut adalah Dinasi Isyana yang merupakan penguasa Kerajaan

Mataram setelah pindah dari Jawa Tengah. Dinasi ini memindahkan pusat

Kerajaan Mataram yang semula berada di Jawa Tengah berindah ke Jawa

Timur.

Pendiri dari Dinasi Isyana yang berpusat di Jawa Timur adalah Mpu

Sindok. Mpu sindok sendiri baru membangun kerajaannya di Tamwlang pada

tahun 929. Kerajaan yang didirikan oleh Mpu Sindok merupakan lanjutan dari

kerajaan Mataram karena pada prasasti yang ada diketahui bahwa Mpu Sindok

secara tegas menyatakan bahwa kerajaan yang ia bangun merupakan kelanjutan

dari Kadatwan Rahyangta I Medang I Bhumi Mataram.

Itu merupakan bukti bahwa Kerajaan Mataram yang dibangun oleh Mpu

Sindok yang berpusat di Jawa Timur merupakan lanjutan dari Kerajaan

Mataram yang sebelumnya ada di Jawa Tengah.

C. Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno

Selama tiga abad, Kerajaan Mataram kuno diperintah oleh 16 raja. Raja-

raja ini punya kekhasan kebijakan dalam memerintah. Pemikiran dan tingkah laku

mereka, jadi acuan mayoritas rakyat Kerajaan Mataram Kuno. Berikut ini nama

dari raja-raja tersebut:

1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno.

2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra.

3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra.

7

Page 8: kerajaan mataram kuno.docx

4. Rakai Warak alias Samaragrawira.

5. Rakai Garung alias Samaratungga.

6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya.

7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala.

8. Rakai Watuhumalang.

9. Rakai Watukura Dyah Balitung.

10. Mpu Daksa.

11. Rakai Layang Dyah Tulodong.

12. Rakai Sumba Dyah Wawa.

13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur.

14. Sri Lokapala, suami Sri Isanatunggawijaya.

15. Makuthawangsawardhana.

16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir.

Keenambelas raja Kerajaan Mataram Kuno tersebut merupakan sosok

yang punya kharisma dan kebijaksanaan dalam memerintah. Kewibawaan yang

terbangun bukan hanya karena statusnya sebagai raja, namun juga disebabkan

kebijaksanaan mereka dalam berpikir dan berbuat.

Mereka pun tak hanya dihormati, tapi juga dicintai oleh rakyatnya.

Berikut ini, diambil tiga raja pertama dari kerajaan Mataram Kuno. Setidaknya

mereka bisa mewakili kebijaksaan dari ke-13 raja-raja lainnya. Memberikan

contoh bagaimana sosok ideal seorang raja dalam memerintah.

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, Raja Pertama Kerajaan Mataram

Kuno

Raja Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno cukup lama, yaitu sekitar 28

tahun (732-760 M). Selama rentang waktu tersebut, Sanjaya memusatkan

perhatiannya pada aspek religiusitas dan kesusastraan. Maraknya pembangunan

candi-candi di Gunung Dieng jadi bukti penguatan sisi religi.

Untuk bidang kesusastraan, Sanjaya membuka akses seluas-luasnya bagi

rakyat Kerajaan Mataram Kuno untuk mengenal beragam karya sastra dengan

8

Page 9: kerajaan mataram kuno.docx

baik. Contoh, pengajaran puisi jadi pendidikan yang wajib diikuti oleh

masyarakat umum. Terutama bagi kalangan pegawai istana dan pemuka

masyarakat, mereka harus memahami ilmu pengasah kehalusan jiwa itu.

Sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Kuno, Sanjaya terkenal dengan

wejangan-wejangan penuntun kehidupan. Wejangan itu berupa empat macam

perbuatan luhur untuk mencapai kehidupan sempurna, yaitu:

Tresna (cinta kasih).

Gumbira (bahagia).

Upeksa (tidak mencampuri urusan orang lain).

Mitra (memiliki banyak kawan, sahabat, saudara atau teman).

2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran, Raja Kedua Kerajaan Mataram Kuno

Mewarisi kebijaksanaan dari ayahnya, Rakai Panangkaran (760-780 M)

melanjutkan kejayaan dari Kerajaan Mataram Kuno. Tak hanya wilayah

kerajaan yang semakin meluas, raja Mataram Kuno itu pun memerintah dengan

kearifan layaknya seorang pemimpin.

Ini dapat dilihat dari nasihat mengenai kebahagiaan hidup manusia. Yaitu

hal-hal yang harus diperjuangkan untuk diperoleh manusia sepanjang

hidupnya:

Kasuran (kesaktian).

Kagunan (kepandaian).

Kabegjan (kekayaan).

Kabrayan (banyak anak cucu).

Kasinggihan (keluhuran).

Kasyuwan (panjang umur).

Kawidagdan (keselamatan).

3. Sri Maharaja Rakai Panaggalan, Raja Ketiga Kerajaan Mataram Kuno

Raja ketiga dari Kerajaan Mataram Kuno ini terkenal dengan

kepeduliannya terhadap ilmu pengetahuan. Termasuk juga memberikan

sumbangsih penting dalam penanggalan Jawa Kuno. Selama masa

pemerintahannya, kesadaran akan hukum terjaga dengan baik. Hal ini bukti

9

Page 10: kerajaan mataram kuno.docx

dari keberhasilan penerapan dari konsep Catur Guru yang dikembangkan oleh

Rakai Pananggalan (780-800 M).

Catur berarti empat, sedangkan Guru adalah berat. Sehingga Catur Guru

berarti empat guru yang mempunyai tugas berat, terdiri atas:

Guru Sudarma, orang tua yang melahirkan manusia.

Guru Swadaya, Tuhan.

Guru Surasa, bapak dan ibu guru di sekolah.

Guru Wisesa, pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan

bersama.

D. Kepercayaan Masyarakat Mataram Kuno

Kerajaan Medang periode jawa tengah atau dikenal dengan kerajaan

Mataram kuno ,sebuah kerajaan bercorak hindu-budha yang dibangun wilayah

Prambanan, Yogyakarta pada abad ke 8 atau tahun 732 M berdasarkan prasasti

Canggal terletak digunung Ukir,Salam,Kab Magelang.Kerajaan Medang periode

jawa tengah kemudian di kenal kerajaan Mataram kuno merujuk pada ibukota

kerajaan ini yakni bumi Mataram sementara dinamakan Mataram kuno untuk

membedakan dengan kerajaan Mataram Islam yang berdiri abad ke 16.

Roda pemerintahan kerajaan Mataram kuno dikendalikan oleh 2 wangsa

atau dinasti yang berbeda agama yakni wangsa Sanjaya didirikan ratu Sang

Sanjaya beragama hindu Siwa serta wangsa Sailendra mulai berkuasa dikerajaan

Mataram kuno sejak masa pemerintahan Rakai Panangkaran beragama budha

Mahayana.Kedua agama ini dimasa kerajaan mataram kuno silih berganti menjadi

agama resmi seiring pergantian raja yang diisi oleh raja-raja keturunan Wangsa

Sanjaya maupun wangsa Sailendra di abad 8.

Awal pemerintahan mataram kuno kedua wangsa :sanjaya maupun

sailendra mengakui agama Budha Mahayana sebagai agama resmi,namun entah

bagaimana persoalannya sejak Rakai Panangkaran yang diduga keturunan wangsa

sanjaya serta wangsa Sailendra berpindah agama dari hindu siwa ke budha

mahayana sekaligus agama budha Mahayana sebagai agama resmi kerajaan

Mataram kuno.Sejak itulah masyarakat mataram kuno sebagian beragama budha

10

Page 11: kerajaan mataram kuno.docx

mahayana dan sebagaian lagi beragama hindu siwa sepeninggal rakai

Panangkaran yang kemudian berkembang menjadi persaingan politik yang

membagi dinasti kerajaan Mataram kuno juga terbagi 2 wilayah kekuasaan

kerajaan Mataram yakni mataram budha dikuasai wangsa sailendra dimula sejak

pemerintahan salah satunya raja indra menempati bagian selatan jawa tengah

selanjutnya mataram hindu dikuasai wangsa Sanjaya mulai dari rakai mataram

ratu sanjaya,rakai pikatan,rakai garung,rakai warak dan rakai dyah balitung

menempati jawa tengah wilayah bagian utara Jawa tengah.

Persaingan ketat sering terjadi keduanya seakan berlomba mendirikan

beragam bangunan candi bercorak hindu prambanan misalnya yang dibangun

masa rakai Pikatan kemudian candi bercorak budha misalnya candi borobudur

dibangun masa rakai warak atau Samaratungga.Walaupun candi-candi dibangun

oleh kedua wangsa atau dinasti kerajaan Mataram kuno sebagai upaya

menunjukkan legimitasi kekuasaan ,tetapi tidak sepenuhnya raja-raja kedua

dinasti memiliki ambisi besar merebut tahta kerajaan sebagai raja Mataram kuno.

Ada sejumlah raja mataram kuno yang memfokuskan dalam bidang

agama seperti rakai warak atau Samaratungga yang membangun candi Borobudur

sebagai upaya agar masyarakat Mataram kuno makin dekat dengan agamanya

serta rakai garung membangun komplek candi dieng,candi gedung sewu sebagai

tempat ibadah .Perbedaan keyakinan maupun karakter antar kedua wangsa

membuat persaingan politik kian ketat tetapi kejadian ini tidak berlangsung lama

setelah Samaratungga mengadakan perkawinan politik antara rakai

pikatan/wangsa sanjaya dengan pramodyawhardani /wangsa sailendra.

Pasca perkawinan rakai pikatan dengan pramodyawardhani kehidupan

agama masyarakat Mataram kuno dalam praktik keagamaan terdiri atas agama

hindu dan budha makin harmonis,tetap hidup rukun dan saling bertoleransi .Sikap

kerukunan serta toleransi beragama dikalangan masxarakat Mataram kuno

dibuktikan ketika mereka kerjasama serta gotong royong dalam membangun candi

Borobudur bangunan suci bercorak budha Mahayana.Dampak lain perkawinan

politik rakai pikatan dengan Pramodyawardhani tumbuhnya rasa gotong royong

11

Page 12: kerajaan mataram kuno.docx

yang telah mendarah daging dalam masyarakat Mataram kuno kala itu hingga

sekarang.

Kini candi-candi peninggalan mataram kuno :candi borobudur,

prambanan, mendut,komplek candi dieng, candi gedung songo dan puluhan candi

bercorak hindu maupun budha masih berdiri megah dikawasan jawa

tengah ,Yogyakarta yang umumnya dimanfaatkan sebagai tempat ibdah sekaligus

tempat wisata sejarah .Sementara kerukunan,toleransi antar masyarakat hindu

maupun budha sampai kini tetap terjaga dengan baik dan menjadi adat istiadat

ataupun budaya masyarat Indonesia .

E. Kebudayaan Masyarakat Mataram Kuno

Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu

dibuktikan dengan  banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti

peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal (tahun 732 M),

prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti Mantyasih (Kedu). Selain itu, juga

dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi

Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain candi

Hindu, dibangun pula candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi Kalasan,

candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan candi Mendut. Mereka juga telah

mengenal bahasa Sansekerta dan huruf  Pallawa. Selain tiu, masyarakat kerajaan

Mataram Kuno juga mampu membuat syair. 

F. Kehidupan Masyarakat Mataram Kuno

1. Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawaperubahan

baru dalam kehidupansosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial

dari masa Kutai hingga Majapahit mengalami perkembangan yang berevolusi

namun progresif. Dunia perekonomian pun mengalami perkembangan dari

yang semula sistem barter hingga sistem nilai itu karuang.Sumber−sumber

berita Cina mengungkapkan keadaan  masyarakat Mataram dari abad ke−7

sampai ke−10. Kegiatan  perdagangan baik di dalam maupun luar negeri

12

Page 13: kerajaan mataram kuno.docx

berlangsung ramai. Hal ini terbukti dari ditemukannya barang-barang keramik

dari Vietnam  dan Cina. Kenyataa ini dikuatkan lagi dengan berita dari Dinasi

Tang yang menceritakan kebesaran sebuah kerajaan dari Jawa.

Dari Prasasti Warudu Kidul diperolehin formasi adanya sekumpulan

orang asing yang berdiam di Mataram. Mereka mempunyai status yang

berbeda dengan penduduk pribumi. Mereka membayar pajak yang berbeda

yang tentunya lebih mahal daripada rakyat pribumi Mataram. Kemungkinan

besar mereka itu adalah parasaudagar dariluar negeri.Namun, sumber−sumber

local tidak memperinci lebih lanjut tentang orang−orang asingini.

Kemungkinan besar mereka adalah kaum migran dari Cina.Dari berita Cina

diketahui bahwa di ibu kota kerajaan terdapat istana raja yang dikelilingi

dinding dari batu bata dan batang kayu. Di dalam istana,  berdiam raja beserta

keluarganya dan para abdi. Di luaristana (masih di dalam lingkungan dinding

kota) terdapat kediaman param pejabat tinggi kerajaan termasuk  putra

mahkota beserta keluarganya. Mereka tinggal dalam perkampungan khusus di

manapara hamba dan budak yang dipekerjakan di istana juga  tinggl sekitarnya.

Sisa-sisa peninggalan pemukiman khusus ini sampai sekarang masih bisa kita

temukan di Yogyakarta dan Surakarta. Di luar tembok kota berdiam rakyat

yang merupakan kelompok terbesar.

Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat 

Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan

sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di sampingitu, penduduk di

desa (disebutwanua) memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi, ayam,

babi, danitik.Sebagai tenagakerja, merekajugaberdagang  danmenjadi

pengrajin.

Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh informasi tentang kegiatan

perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diaadakan setiap hari melainkan

bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurutka lender Jawa Kuno. Pada hari

Kliwon, pasardiadakan di pusatkota. Pada har I Mani satau legi, pasar diadakan

di desabagian timur. Pada hari Paking (Pahing), pasar diadakan di desa sebelah

13

Page 14: kerajaan mataram kuno.docx

selatan.Pada hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Padahari Wage,

pasar diadakan di desasebelah utara.

Pada hari pasaran ini, desa−desa yang menjadi pusat perdagangan, ramai

didatangi pembeli dan penjual dari desa−desa lain. Mereka datang dengan

berbagai cara, melalui transportasi darat maupun sungai sambil membawa

barang dagangannya seperti beras, buah−buahan, dan ternak untuk

dibarterdengan kebutuhan yang lain. Selain pertanian, industri rumah tangga

juga sudah berkembang. Beberapa hasil industry ini antara lain anyaman

seperti keranjang, perkakas dari besi, emas, tembaga, perunggu, pakaian, gula,

kelapa, arang, dan kapur sirih. Hasil produksi industri ini dapat diperoleh di

pasar−pasar tadi.Sementaraitu, bila seseorang berjasa (biasanya pejabat militer

atau kerabat istana) kepada Kerajaan, maka orang bersangkutan akan diberi

hak memiliki tanah untuk dikelola. Biasanya tempat itu adalah hutan yang

kemudian dibukamenjadi pemukiman baru. Orang yang diberi tanah baru itu

diangkat menjadi penguasa tempat yang baru dihadiahkan kepadanya. Ia bisa

saja menjadi akuwu (kepaladesa), senopati, atau adipati atau menteri. Bisa pula

sebuah wilayah dihadiahkan kepada kaum brahmana atau rahibuntuk di jadikan

asrama sebagai tempat tinggal mereka, dan di sekitar asrama tersebut biasanya

didirikan candi atau wihara.

2. Aspek Kehidupan Ekonomi

Rakyat Mataram menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.

Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling

mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan

mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan

Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan pertama-tama hasil bumi, seperti

beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Juga hasil industry

rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga,

pakaian,paying,keranjang, dan barang-barang anyaman, gula, arang, dan kapur

sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam serta

telurnya juga di perjualbelikan.

14

Page 15: kerajaan mataram kuno.docx

Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung

berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan

serta penduduk disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo

diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui

aliran sungai tersebut.Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai

tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarya pengangkutan perdagangan

melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian

dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.

3. Struktur Birokrasi (Struktur Pemerintahan)

Dalam struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan kuno raja (Sri Maharaja)

ialah penguasa tertinggi. Dari gelar abhiseka dan puji-pujian kepada raja di

dalam berbagai prasasti dan kitab-kitab susastra Jawa Kuno sejak raja

Airlangga. Dari jaman Mataram Kuno hanya ada dua orang raja yang bergelar

abhiseka dengan unsure tunggadewa, yaitu Bhujayottunggadewa dan Rakai

Layang dyah Tulodong Sri Saijanasanmatanuragatungadewa.

Di naskah Ramayana Kakawin  yang di dalam bagian yang berisikan

uraian tentang rajadharmma (tugas kewajiban seorang raja), yaitu bagian yang

merupakan ajaran Rama kepada adiknya Bharata dan Wibhisana, dijumpai

antara lain ajaran astrabrata, yaitu perilaku yang delapan. Dikatakan bahwa di

dalam diri seorang raja berpadu 8 dewa-dewa, yaitu Indra, Yama, Suryya,

Soma, Wayu, Kuwera, Waruna, dan Agni.

Secara singkat bahwa seorang raja harus berpegang teguh pada dharma,

bersikap adil, menghukum yang bersalah dan memberikan anugerah kepada

mereka yang berjasa (wnang wigraha anugerah), bijaksana, tidak boleh

sewenang-wenang, waspada terhadap gejolak-gejolak dikalangan rakyatnya,

berusaha agar rakyatnya senantiasa memperoleh rasa tenteram dan bahagia,

dan dapat memperlihatkan wibawanya dengan kekuatan angkatan perang dan

harta kekayaannya.Sejak raja Airlangga sampai munculnya Wangsa Rajasa

raja-raja menggunakan gelar abhiseka yang berarti penjelmaan Wisnu, hal itu

berlandaskan konsepsi kosmologis. Konsepsi ini dipergunaka oleh nenek

15

Page 16: kerajaan mataram kuno.docx

moyang kita untuk membenarkan fakta sejarah tentang tergulingkannya

seorang maharaja oleh raja bawahannya.

Contoh tentang digulingkannya seorang maharaja oleh seorang penguasa

daerah atau oleh maharaja dari mandala yang lain, ialah perang saudara, atau

perang perebutan kekuasaan di antara para pangeran, yang disebabkan karena

raja di jaman dulu, disamping parameswari banyak yang dapat memberikan

anak laki-laki kepada raja. Perang saudara dan perebutan kekuasaan di antara

para pangeran itu terjadi pada masa sesudah Rakai Kayuwangi pu Lokapala

sampai ke masa pemerintahan Pu Sindok, dan pada masa sesudah raja

Airlangga.Sebenarnya telah ada ketentuan mengenai hal waris atas takhta

kerajaan, yaitu bahwa ya ng pertama-tama berhak untuk menggantikan duduk

di atas takhta kerajaan ialah anak-anak raja yang lahir dari parameswari.

Di dalam prasasti-prasasti dari jaman pemerintahan Rakai Kayuwangi

dan Rakai Watukura dijumpai seorang pejabat yang kedudukannya setingkat

dengan para putra raja itu, yaitu pamgat tiruan. Gelar pamgat menunjukkan

bahwa ia seorang pejabat keagamaan. Dari prasasti-prasasti dari masa rajakula

Rajasa pamgat tiruan  ialah seorang upapatti atau pejabat kehakiman.Ada satu

pejabat yang hingga sekarang hanya dijumpai di dalam prasasti-prasasti yang

ditemukan di Jawa Timur, yaitu rakryan kanuruhan. Gelar kanuruhan

ditemukan juga di antara tulisan-tulisan singkat pada salah satu candi perwara

Candi Loro Jonggrang di Prambanan pada deretan yang sebelah timur.Rakryan

kanuruhan mulai tampak sebagai pejabat dalam hirarki pemerintahan pusat

sejak jaman empu sindok. Pada masa pemerintahan raja Dharmmawangsa

Airlangga ia merupakan pejabat yang terpenting sesudah para putra raja

keadaan ini terus berlangsung sepanjang jaman Kadiri. Dalam jaman ini ia

disebut sebagai yang terutama di antara pada tanda rakryan ring pakirakiran.

Itulah gambaran yang diperoleh dari sumber prasasti tentang birokrasi

ditingkat pusat kerajaan. Raja didampingi oleh para pangeran, di antaranya

putra mahkota, dan seorang pejabat kehakiman. Mereka itu ialah rakarayan

mapati I hino, I halu, I sirikan, I wka, dan pamgat tiruan. Berita cina yang

menyangkut masalah birokrasi di kerajaan Mataram tidak juga banyak

16

Page 17: kerajaan mataram kuno.docx

menolong dalam mengungkapkan selengkapnya masalah ini. Berita dari jaman

rajakula T’ang (Hsin-T’ang-shu) mengatakan bahwa ada 32 pejabat tinggi, dan

yang pertama di antara mereka ialah ta-tso-kan-hiung. Berita dari jaman

rajakula Sung mengatakan : tiga orang putra raja bertindak sebagai raja muda,

dan ada pejabat yang bergelar samgat dan empat rakryan, yang bersama-sama

menyelenggarakan Negara sebagaimana para menteri di Cina, mereka itu tidak

memperoleh gaji tetap, tetapi pada waktu-waktu tertentu memperoleh hasil

bumi dan barang-barang lain semacamnya.

Berita yang pertama pernah ditafsirkan sebagai berita yang khusus

berkenaan dengan masa pemerintahan Rakai Watukara Dyah Balitung, sebab

ta-tso-kan-hiung ditafsirkan sebagai Daksa, saudara raja yang gagah

berani.Berita yang kedua lebih terperinci, dan dalam beberapa hal memang

sesuai dengan data epigrafis. Di atas sudah dilihat adanya tiga, bahkan

sebenarnya empat orang putra raja yang duduk dalam hirarki pemerintahan.

Tetapi bahwa selanjutnya ada samgat dan empat rakryan tidaklah sesuai,

karena kenyataannya ada empat samgat dan lima orang rakryan.

Dengan perkataan lain kebanyakan di antara para manilala drawiya haji

itu ialah abdi dalem keraton, yang menikmati kekayaan raja dalam arti

menerima gaji tetap dari perbendaharaan kerajaan. Para pejabat tinggi kerajaan

dan para pangeran yang menduduki jabatan di dalam hirarki pemerintahan

tingkat pusat, baik yang bergelar rakai maupun pamgat, lebih banyak tingkat di

lingkungan ibukota kerajaan. Sayang sekali prasasti-prasasti tidak memberikan

data yang lengkap tentang struktur birokrasi ditingkat watak itu. Lebih

terperinci ialah keterangan mengenai pejabat-pejabat di bawah para penguasa

daerah. Seorang Rakai Patapan misalnya, disebut mempunyai bawahan tuhan

ning nayaka, parujar atau parwuwus, matanda, tuhan ning kalula, tuhan ning

lampuran, tuhan ning mangrakat atau manapal, dan tuhan ning wadia rarai.

4. Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno

Untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, Mataram Kuno menjalin

kerjasama dengan kerajaan tetangga, misalnya Sriwijaya, Siam dan India.

Selain itu, Mataram Kuno juga menggunakan sistem perkawinan politik.

17

Page 18: kerajaan mataram kuno.docx

Misalnya pada masa pemerintahan Samaratungga yang berusaha menyatukan

kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya dengan cara anaknya yang

bernama Pramodyawardhani(Wangsa Syailendra) dinikahkan dengan Rakai

Pikatan (Wangsa Sanjaya).

Wangsa Sanjaya merupakan penguasa awal di Kerajaan Mataram Kuno,

sedangkan Wangsa Syailendra muncul setelahnya yaitu mulai akhir abad ke-8

M. Dengan adanya perkawinan politik ini, maka jalinan kerukunan beragama

antara Hindu (Wangsa Sanjaya) dan Buddha (Wangsa Syailendra) semakin

erat.

5. Administrasi Pengadilan

Sumber penghasilan kerajaan dan pemerintahan daerah yang lain ialah

denda-denda yang dikenakan atas segala macam tindak pidana. Di dalam

prasasti-prasasti disebut sukha dukha, yang di dalam naskah-naskah hukum

disebut hala hayu, denda-denda itu di dalam prasasti juga disebut drawya haji.

Hal ini tidak perlu mengherankan karena dapat dibayangkan bahwa naskah-

naskah hukum menjadi pegangan para hakim itu tentu tidak ditulis di atas

logam, karena akan menjadi berat dan mahal.Beberapa naskah hukum jawa

kuno yang sampai kepada kita diketahui merupakan olahan dari naskah-naskah

hukum di India. Antara lain kitab Purwadhigama, Kuramanawa atau

Siwasasana dan Swarajambhu. Menurut penelitian van Naerssen memang ada

petunjuk bahwa naskah-naskah hukum jawa kuno itu diulis kembali pada

waktu kemudian.

Karena dari jaman Mataram tidak ada naskah hukum yang sampai

kepada kita, maka gambaran tentang administrasi kehakiman hanya dapat

disuguhkan di sini berdasarkan beberapa prasasti yang merupakan keputusan

peradilan (Jaya Patra), dan keterangan tentang sukha dukha yang terdapat

dalam prasasti-prasasti yang lain.Perkara yang dipermasalahkan di dalam

prasasti Guntur dan Wurudu Kidul dapat diselesaikan ditingkat watak oleh

seorang pamgat. Sudah kita lihat bahwa yang diperkarakan di dalam prasasti

Guntur ialah masalah hutang piutang. Di dalam surat keputusan itu disebutkan

sebagai sebab yang pertama mengapa Sang Dharmma dikalahkan perkaranya

18

Page 19: kerajaan mataram kuno.docx

ialah karena ia tidak hadir di persidangan. Alasan yang serupa juga digunakan

terhadap Sang Pamariwa yang digugat oleh Sang Danadi.

Sebagai alasan yang kedua mengapa Sang Dharmma dikalahkan

perkaranya ialah karena menurut kitab hukum hutang istri yang dibuat tanpa

pengetahuan suaminya, apalagi kalau mereka itu tidak mempunyai anak, tidak

menjadi tanggung jawab si suami. Pasal yang mengatakan demikian tidak

terdapat di dalam naskah hukum yang diterbitkan oleh Jonker, juga tidak ada di

dalam bab VIII dari Manawadharmmasastra. Hal yang diajukan di dalam

prasasti Wurudu Kidul tidak terdapat di dalam naskah hukum yang kita kenal.

Mungkin tidak ada naskah hukum yang mengatur masalah status

kewarganegaraan seseorang. Maka dalam hal ini keputusan diambil

berdasarkan kesaksian kaum keluarga Sang Dhanadi dan penduduk asli yang

netral dari beberapa desa di luar desa tempat tinggal Sang Dhanadi.

Di dalam naskah-naskah hukum memang ada juga dicantumkan syarat-

syarat seorang saksi, antara lain harus orang yang telah berkeluarga, yang

banyak anaknya, penduduk asli, dan orang-orang yang tidak berkepentingan di

dalam perkaranya, baik dari kasta ksatrya, waisya, maupun sudra. Seorang

brahmana tidak dapat dijadikan saksi, demikian pula raja sendiri, para tukang

dan pandai, dan para pendeta yang telah meninggalkan keduniaan.Bahwa pihak

yang tidak hadir dalam persidangan harus dinyatakan kalah perkaranya

memang ditentukan di dalam naskah hukum. Dalam kasus Sang Dharmma

melawan Pu Tabwel sebenarnya ada ketentuan bahwa Sang Dharmma dapat

dikenai denda, karena menagih hutang tetapi tidak mau datang di pengadilan

untuk menjelaskan duduk perkaranya hutang piutang itu. Tetapi ternyata di

dalam prasasti Guntur itu tidak ada disebutkan hukuman bagi Sang Dharmma.

6. Keadaan Masyarakat

Di samping stratifikasi sosial berdasarkan pembagian kasta seperti yang

ternyata dari berbagai prasasti, ada lagi stratifikasi sosial berdasarkan

kedudukan seseorang di dalam masyarakat, baik kedudukan di dalam struktur

birokrasi maupun kedudukan sosial berdasarkan kekayaan materil. Dalam

kenyataan stratifikasi sosial masyarakat jawa kuno bersifat kompleks dan

19

Page 20: kerajaan mataram kuno.docx

tumpang tindih. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa dari seorang kasta

brahmana, kasta yang tertinggi, dapat menduduki jabatan dalam struktur

birokrasi tingkat pusat atau tingkat watak, dapat juga ditingkat desa (Wanua),

tetapi dapat juga tidak mempunyai sesuatu jabatan. Ada juga orang dari kasta

ksatrya yang dapat menduduki jabatan keagamaan ditingkat pusat, seperti Sang

pamgat tiruan misalnya, dan dapat juga menjadi pertapa dan tinggal di suatu

biara. Di ibukota kerajaan, yang menurut berita-berita Cina dikelilingi oleh

dinding, baik dari batu bata maupun dari batang-batang kayu, terdapat istana

raja yang juga dikelilingi oleh dinding. Di luar istana, masih di dalam

lingkungan dinding kota, terdapat kediaman putra mahkota (Rake hino), dan

tiga orang adiknya, dan kediaman para pejabat tinggi kerajaan. Rumah-rumah

mereka itu terletak di dalam kampung khusus di dalam lingkungan tembok

kota, di mana tinggal para hamba mereka masing-masing.

Di dalam lingkungan tembok kota itu juga tinggal para pejabat sipil yang

lebih rendah, yaitu para manilala drawyah haji yang jumlahnya mungkin

sampai kira-kira tiga ratus orang, bersama-sama dengan keluarga mereka. Jadi

di dalam lingkungan tembok ibukota kerajaan tinggal kelompok elit dan non

elit, dengan raja dan keluarganya mengambil tempat tersendiri. Menurut berita-

berita Cina raja tiap hari mengadakan pertemuan dengan putra mahkota, para

pangeran, para pejabat tinggi kerajaan dan pendeta penasehat raja. Biasanya

raja mengambil keputusan setelah mendengarkan pendapat dari para pejabat

yang hadir sebagai contoh dapat dikemukakan di sini prasasti Sarwadharma

tahun 1191 saka (31 oktober 1269 M). Di dalam prasasti ini diperingati

permohonan rakyat dari desa-desa yang menjadi punpunan Sang Hyang

Sarwwadharma di wilayah Janggala dan Pangjalu agar mereka itu dibebaskan

dari ikatan thanibala, sehingga tidak perlu lagi membayar bermacam-macam

pungutan.

Dalam kehidupan sehari-hari rakyat tidak terlepas dari kebutuhan akan

hiburan. Prasasti-prasasti dan relief candi-candi, teritama Candi Borobudur dan

Prambanan, banyak member data tentang bermacam-macam seni pertunjukan.

Tentang pertunjukan wayang di dalam prasasti Wukajana dari masa

20

Page 21: kerajaan mataram kuno.docx

pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung.Pada pertunjukan wayang kulit

dan petilan wayang orang serta pembacaan ceritera Ramayana ada lagi

pertunjukan lawak mamirus dan mabanol. Pertunjukan lawak hampir dijumpai

di semua prasasti yang menyebut upacara penetapan sima secara

terperinci.Tarian-tarian juga sering dipertunjukan pada upacara penetapan

sima. Ada tari-tarian yang dapat ditarikan bersama oleh laki-laki dan

perempuan, orang-orang tua dan pemuda-pemudi, dan ada juga tarian khusus

seperti tuwung, bungkuk, ganding, dan rawanahasta. Ada juga tari topeng

(matapukan). Tarian itu biasanya diiringi dengan gamelan. Ternyata prasati dan

relief candi menampilkan jenis alat gamelan yang terbatas, anatra lain

semacam gendang (padahi) kecer atau simbal (regang), semacam gambang,

saron, kenong, beberapa macam bentuk kecapi(wina), seruling dan gong.

Adanya berbagai macam tarian yang diiringi oleh gamelan yang terbatas

itu dijumpai di relief Candi Prambanan dan Borobudur. Diantaranya kita dapat

melihat tarian perang, seorang wanita menari sendiri, adegan yang

menggambarkan semacam reog di Jawa Barat, dan lain-lain. Adegan wanita

yang menari sendiri diikuti oleh beberapa orang laki-laki yangbertepuk tangan

mengingatkan kita pada keterangan di dalam prasasti Poh yang menyebut rara

mabhramana tinonton mwang were werehnya (gadis yang berkeliling untuk

ditonton dengan orang laki-laki), mungkin semacam teledek yang ngamen

berkeliling dari desa ke desa yang lain.Berbagai macam tontonan itu tentu saja

ridak hanya dipertunjukkan pada waktu ada upacara penetapan sima. Ada

dalang, penabuh gamelan, penari dan pelawak professional, yang memperoleh

sumber penghasilan dari profesinya tersebut. Seperti telah dikatakan di atas

bahwa para seniman itu masuk ke dalam kelompok wargga kilalan.

7. Aspek Kehidupan Kebudayaan Hindu-Buddha

Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu

dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti

peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal (tahun 732

M), prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti Mantyasih (Kedu). Selain itu,

juga dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula,

21

Page 22: kerajaan mataram kuno.docx

candi Prambanan, candi Sambisari, candi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain

candi Hindu, dibangun pula candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi

Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan candi Mendut. Mereka juga

telah mengenal bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Selain itu, masyarakat

kerajaan Mataram Kuno juga mampu membuat syair.

G. Hubungan Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Sriwijaya

1. Hubungan Baik antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan

Sriwijaya

Kerajaan Mataram mengadakan hubungan baik dengan Sriwijaya di

Sumatra, dalam hal Politik dan kebudayaan. Raja-raja sriwijaya juga

merupakan keturunan dari wangsa sailendra. Dalam bidang politik terlihat dari

pergantian raja yang menduduki kedua kerajaan tersebut. Istilah wangsa

sanjaya merujuk pada nama raja pertama Mataram yaitu Sanjaya, dinasti

sanjaya menganut agama Hindu aliran Siwa. Pada masa pemerintahan Rakai

Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas

Mataram direbut oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha Mahayana.

Mulai saat itu Wangsa Syailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhail

menguasai Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar

tahun 840-an, seorang keturunan Sanjaya yang bernama Rakai Pikatan berhasil

menikahi Pramodawardhani putrid mahkota Wangsa Syailendra. Berkat

perkaawinan itu Rakai pikatan dapat menjadi raja Mataram, peristiwa tersebut

dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.

2. Persaingan antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Sriwijaya

Selain menguasai Medang, Wangsa Sailendra juga menguasai Kerajaan

Sriwijaya di pulau Sumatera. Prasasti Ligor tahun 775 menyebut nama

Maharaja Wisnu dari Wangsa Sailendra sebagai penguasa Sriwijaya.

Hubungan saudara antara Mataram-Sriwijaya (Wangsa Sailendra)

berubah jadi permusuhan saat Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya) mengambilalih

tahta Medang. Pada sekitar tahun 850–an, Rakai Pikatan menyingkirkan

22

Page 23: kerajaan mataram kuno.docx

Balaputradewa putra Samaragrawira seorang Wangsa Sailendra yang kemudian

akhirnya menjadi Raja Sriwijaya.

Balaputradewa menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan

antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada

generasi selanjutnya. Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai

lalu lintas pelayaran perdagangan.

Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut

bahkan ketika Wangsa Isana berkuasa. Saat Mpu Sindok memulai periode

Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di

daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh

pihak Mpu Sindok.

H. Penyebab perpindahan Kerajaan Mataram Kuno

Beberapa hal yang menyebabkan perpindahan kerajaan Mataram kuno di

Jawa Tengah ke Jawa Timur yaitu:

1. Perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada permulaan abad 10 A.D.

fakta ini didahului dengan perpindahan perhatian dari raja-raja Jawa Tengah

secara berangsur-angsur ke Jawa Timur.

2. Kemungkinan dari alasan-alasan politis yang dikemukakan oleh Dr,J.G.de

Casparis.

3. Terjadinya serangan musuh ke dalam keraton atau kaliyuga.

4. Menurut Dr.R.W.Van Bemmelen mengatakan bahwa ia menemukan tanda-

tanda dari ledakan gunung merapi pada masa lampau, Bagian sebelah barat

meledak dan mengalir ke bawah dengan kecepatan penuh,sehingga terbentuk

bukti-bukti gendol. Menueut pendapat Boechari,kita perlu data-data yang lebih

teoat tentang terjadinya bencana alam itu,kalau dapat dibuktikan bahwa itu

terjadi pada sekitar awal abad 10 A.D, maka dapat dipastikan bahwa memang

benar ledakan inilah yang menyebabkan perpindahan Ibu kota,kami

memikirkan kemungkinan bahwa ibu kota dihancurkan oleh gempa bumi atau

aliran lava atau keduanya.

23

Page 24: kerajaan mataram kuno.docx

5. Salah satu daerah yang subur ditinggalkan ,karena mereka menjadi tidak

berpenduduk dan tidak dapat untuk bertani s\dalam waktu yang lama, ini

dianggap sebagai faktor Ekonomi.

I. Bukti Peninggalan Sejarah

Dari hasil budaya dan peninggalanya kerajaan ini meningalkan berbagai

prasasti dan hasil budaya yang sampai sekarang masih ada :

a. Candi-Candi Dan Prasasti Peninggalan Mataram Kuno

Mataram kuno terdiri dari dua Dinasti besar yang masih berhubungan, yaitu

dinasti Sanjaya dan dinasti Sailendra. Banyak peninggalan-peninggalan yang

bersejarah dari dua kerajaan tersebut. Beberapa candi yang terkenal bercorak

Hindu dan Buddha. Bukan hanya candi saja bukti sejarah kerajaan mataram

dinasti sanjaya dan dinasti sailendra tetapi  juga bukti-bukti penemuan prasasti.

b. Candi-Candi Bercorak Hindu

Peninggalan bangunan suci dari keduanya antara lain ialah Candi Gedong

Songo, kompleks Candi Dieng, Candi Siwa, Candi Brahma, Candi Wisnu,

Candi Sukuh, Candi Boko dan kompleks Candi Prambanan yang berlatar

belakang Hindu.

c. Candi-Candi Bercorak Buddha

Adapun yang berlatar belakang agama Buddha antara lain ialah Candi Kalasan,

Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan, Candi

Sojiwan, Candi Pawon, Candi Sari.

d. Prasasti

Mengenai bukti yang menjadi sumber sejarah berlangsungnya kerajaan

Mataram dapat diketahui melalui prasasti-prasasti dan bangunan candi-candi

yang dapat Anda ketahui sampai sekarang.

Prasasti-prasasti yang menjelaskan tentang keberadaan kerajaan Mataram

Kuno / lama tersebut yaitu antara lain:

1) Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya dengan berangka tahun

berbentuk Candrasengkala berbunyi Srutiindriyarasa atau tahun 654 Saka

732 M berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Isi pokok Prasasti

24

Page 25: kerajaan mataram kuno.docx

Canggal adalah pendirian sebuah lingga di Bukit Stirangga buat

keselamatan rakyatnya.

2) Prasasti Balitung yang berangka tahun 907 M disebutkan nama keluarga

raja-raja keturunan Sanjaya memuat nama Panangkaran. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada waktu itu Dinasti Sanjaya dan Sailendra 

sama-sama berperan di Jawa Tengah. Dinasti Sanjaya dibagian utara dengan

mendirikan candi Hindu seperti Gedong Sanga di Ungaran, Candi Dieng di

DataranTinggi Dieng. Adapun Dinasti Sailendra dibagian selatan dengan

mendirikan candi Buddha, seperti Borobudur,  Mendut, dan Kalasan.

3) Prasasti Kelurak (di daerah Prambanan) tahun 782 disebutkan tentang

pembuatan Arca Manjusri sebagai perwujudan Buddha, Dharma, dan

Sanggha yang dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Mungkin

sekali bangunan sucinya ialah Candi Lumbung yang terletak di sebelah

utara Prambanan. Raja yang memerintah pada waktu itu ialah Indra.

Pengganti Indra yang terkenal ialah Smaratungga yang dalam

pemerintahannya mendirikan Candi Borobudur tahun 824.

4) Prasasti Mantyasih atau Prasasti Kedu yang dibuat oleh Raja Balitung.

Prasasti itu menyebutkan bahwa sanjaya adalah raja pertama (Wangsakarta)

dengan ibu kota kerajaannya di Medangri Poh Pitu.

25

Page 26: kerajaan mataram kuno.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa kerajaan Mataram Jawa Tengah terdiri dari dua dinasti. Yaitu dinasti

Sanjaya dan dinasti Sailendra.

Kerajaan mataram kuno, adalah sebuah kerajaan yang sangat besar, di masa

raja Sailendra, dan Sanjaya.

Kerajaan ini mengalami keruntuhan ketika kerajaan tersebut pindah ke daerah

Jawa timur.

Keadaan masyarakat saat masa awal kerajaan Mataram di Jawa Tengah boleh

dikatakan makmur, karena pengaruh dari peran seorang raja yang juga sangat

arif bijaksana. Terdapat beberapa aspek disana, yaitu aspek social, aspek

keagamaan, aspek ekonomi dan aspek politik.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, penyebab perpindahan ibu kota

yang mulanya di Jawa Tengah menjadi Jawa Timur ada beberapa hal, salah

satunya adalah alasan ekonomi dan pengalihan perhatian ke Jawa Timur

sehingga Jawa Tengah ditinggalkan.

Dari segi sumber-sumber sejarah, terdapat banyak prasasti yang ditulis pada

masa kekuasaan raja-raja Mataram Jawa Tengah. Ditemukan juga candi-candi

yang dapat menjadi bukti dari kejayaan kerajaan Mataram Jawa Tengah.

B. Saran

Dalam hal ini saya menyarankan agar kita tetap mengingat kata dari bung

Karno beliau berkata “JASMERAH” jangan lupakan sejarah, Maka kita sebagai

penerima warisan (sejarah) hendaknya kita lebigh giat lagi mencari pengetahuan

mengenai sejarag-sejarah masa lampau. dengan demikian kita akan bisa

menambahkan rasa prtiotisme, yang sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat

penting memiliki jiwa cinta tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik.

Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam pembuatan makalah ini,

semoga makalah ini bermanfaat dan barokah untuk anda semua, dan semoga

26

Page 27: kerajaan mataram kuno.docx

melalui pembuatan makalah ini penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, dan

juga bagi yang membaca. Kami mohon maaf apabila ada salah-salah kata, dan

kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Penulis pun tidak lupa

memohon kritik serta saran para pembaca untuk makalah yang kami buat ini.

Sekian dan Terimakasih.

27

Page 28: kerajaan mataram kuno.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://dwirumah.wordpress.com/2012/03/10/kerajaan-mataram-kuno/

http://ms.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mataram_Kuno

http://www.sibarasok.com/2013/07/sejarah-kerajaan-mataram-kuno-

dinasti.html

http://indonesian-persons.blogspot.com/2012/08/kerajaan-mataram.html

http://sitisafitri1.blogspot.com/2012/10/sejarah-kerajaan-mataram-kuno-

runtuhnya.html

http://nantly.mywapblog.com/kehidupan-agama-masa-kerajaan-mataram-

ku.xhtml

http://mataramkunojawabarat.blogspot.com/

http://dwirumah.wordpress.com/2012/03/10/kerajaan-mataram-kuno/

http://encuss26.blogspot.com/

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Archive/Sejarah-Indonesia/Zaman-Pra-

Kolonial/Tahun-600-799/Sekitar-Tahun-732-Kerajaan-Medang-atau-Mataram-

Kuno

http://www.koran-artikel.com/2013/04/sejarah-lengkap-tentang-

kerajaan.html#chitika_close_button

http://putrianaruto.blogspot.com/2013/05/makalah-sejarah.html

28