KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian...

61
KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN MAWAR DI TAMAN BUNGA NUSANTARA KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT IRMA UTAMI SIAGIAN DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian...

Page 1: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA

PADA TANAMAN MAWAR DI TAMAN BUNGA

NUSANTARA KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

IRMA UTAMI SIAGIAN

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

ABSTRAK

IRMA UTAMI SIAGIAN. Keragaman Spesies Trips dan Musuh Alaminya pada

Tanaman Mawar di Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Di-

bimbing oleh RULY ANWAR dan DEWI SARTIAMI.

Identifikasi spesies trips perlu dilakukan untuk mengetahui statusnya pada

pertanaman mawar. Pemantauan populasi trips dapat dilakukan dengan menggu-

nakan perangkap likat berwarna. Cendawan entomopatagen merupakan salah satu

musuh alami bagi trips, akan tetapi di Indonesia belum diketahui keberadaan trips

terinfeksi cendawan Entomophthorales. Penelitian ini bertujuan mengetahui ke-

ragaman spesies trips dan musuh alaminya, terutama cendawan entomopatogen,

pada tanaman mawar. Penelitian ini dilakukan di Taman Bunga Nusantara, Desa

Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Penghitungan populasi trips yang terperangkap pada perangkap likat serta identi-

fikasi trips dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, sedangkan iden-

tifikasi cendawan entomopatogen yang ditemukan pada trips sampel dilakukan di

Laboratorium Patologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Perta-

nian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2011 sampai dengan bulan Agustus 2011. Evaluasi perangkap likat warna biru,

putih, dan kuning yang dipasang secara acak di pertanaman mawar lokal, mawar

impor, dan barrier. Trips diidentifikasi dan dilakukan penghitungan jumlah trips

yang terperangkap. Pengamatan populasi trips per bunga mawar lokal dan mawar

impor dilakukan di lapangan dengan menepuk bunga sebanyak 10 kali di atas baki

putih. Trips yang diperoleh dihitung dan dimasukkan ke dalam eppendorf berisi

alkohol 70%. Trips sampel untuk eksplorasi cendawan entomopatogen diambil

dari tanaman mawar lokal dan mawar impor, serta dibuat preparat dengan meng-

gunakan pewarna lactophenol-cotton blue dan diidentifikasi. Selama penelitian

ditemukan spesies trips dari subordo Terebrantia dan Tubulifera. Trips subordo

Terebrantia yang diidentifikasi sampai tingkat spesies yaitu Thrips parvispinus,

Frankliniella intonsa, Thrips palmi, Scirtothrips dorsalis, Microcephalothrips ab-

dominalis, dan Megalurothrips usitatus,. Dari semua spesies trips yang diidenti-

fikasi, T. parvispinus dan F. intonsa yang paling banyak ditemukan. Selain itu,

hanya kedua spesies trips tersebut yang ditemukan terinfeksi cendawan entomo-

patogen, ordo Entomophthorales, genus Neozygites. Stadia cendawan yang dite-

mukan yaitu konidia primer dan konidia sekunder. Populasi trips per bunga pada

mawar lokal lebih tinggi daripada mawar impor. Hal ini dikarenakan mawar lokal

memiliki jumlah petal yang lebih banyak dan ukuran bunga yang lebih besar di-

bandingkan dengan mawar impor. Berdasarkan evaluasi warna perangkap likat,

warna biru dan putih lebih disukai T. parvispinus dan F. intonsa dibandingkan

dengan warna kuning.

Page 3: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA

PADA TANAMAN MAWAR DI TAMAN BUNGA

NUSANTARA KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

IRMA UTAMI SIAGIAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 4: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

Judul usulan : Keragaman Spesies Trips dan Musuh Alaminya pada

Tanaman Mawar di Taman Bunga Nusantara Kabupaten

Cianjur Jawa Barat

Nama mahasiswa : Irma Utami Siagian

NRP : A34070057

Disetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Ruly Anwar, M.Si Dra. Dewi Sartiami, M.Si

NIP 19641224 199103 1 003 NIP 19641204 199103 2 001

Tanggal Lulus:

Diketahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si.

NIP 19650621 198910 2 001

Page 5: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Bangun, tanggal 24 Maret 1989. Anak kedua

dari empat bersaudara dari pasangan bapak Abdul Manap Siagian (Alm) dan ibu

Jurriah Pasaribu.

Penulis lulus dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Muara Bangun pada tahun

2001 dan pada tahun 2004, lulus dari SLTP N 2 Rao. Penulis menyelesaikan pen-

didikan sekolah lanjutan atas di SMA N 1 Rao (2004-2007). Tahun 2007, penulis

melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) pada kurikulum berbasis mayor-minor. Penulis dite-

rima sebagai mahasiswa di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian dan

selama 1 tahun pertama mengikuti masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB).

Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa

Proteksi Tanaman (HIMASITA) yaitu salah satu pengurus Divisi Pengembangan

Minat dan Bakat periode 2008/ 2009, dan periode 2009/2010 sebagai salah satu

pengurus Divisi Fasilitas dan Properti serta pernah mengikuti kepanitian pada be-

berapa acara kampus. Selain itu, penulis juga pernah melaksanakan Kuliah Kerja

Profesi sekitar 2 bulan di Desa Batumirah, Kabupaten Tegal (2010). Selama masa

kuliah, penulis memperoleh beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) IPB.

Page 6: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

”Keragaman Spesies Trips dan Musuh Alaminya pada Tanaman Mawar di Taman

Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur Jawa Barat”. Penelitian ini dilaksanakan di

Taman Bunga Nusantara, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

dan Laboratorium Patologi Serangga serta Laboratorium Biosistematika Serangga,

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari

bulan Maret 2011 sampai Agustus 2011. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Ruly Anwar, M.Si dan Dra. Dewi Sartiami, M.Si. selaku dosen pem-

bimbing skripsi yang dengan sabarnya membimbing, memberikan ilmu, dan

perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

2. Kedua orang tua penulis, Alm. Abdul Manap, S.Pd. dan Jurriah Pasaribu

serta saudara penulis Arif Andi Siagian, Iyerni Hida Siagian, dan Gusni

Amini Siagian atas doa, motivasi, kasih sayang, dan perhatian yang diberi-

kan kepada penulis.

3. Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis.

4. Prof. Dr. Ir. Meity Suradji Sinaga, M.Sc. selaku dosen penguji tamu yang

telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis.

5. M. Iqbal Harraz, SE.MM sebagai General Manager, Agus Taryat, SP seba-

gai Manager Hortikultura dan Lingkungan, Novinaldi, SP sebagai Kepala

Unit Litbang, Tatep Sopiyullah sebagai Asisten Manager Hortikultura dan

Lingkungan, dan keluarga besar Taman Bunga Nusantara atas kerjasama-

nya, saran, dan perhatian selama penulis menjalankan penelitian.

6. Kurniatus Ziyadah, SP, Nurul Widyanti, SP, Rita Kurnia Apindiati, SP, Ida

Parida, SP, Listika Minarti, SP, Anik Nurhayati, SP, Ahmad Khoerudin La-

tif, SP, Ibu Aisyah, dan teman-teman di Laboratorium Patologi Serangga

dan Laboratorium Biosistematika serangga, serta keluarga besar di Departe-

men Proteksi Tanaman khususnya angkatan 44 yang memberikan semangat

dan perhatian kepada penulis.

7. Drh. Linda Sayuti, Patmawati, S.Pi, Amelia Susan Anggraeni, S.Si, Siti Ma-

waddah, S.Pt, Lusi Triyani, dan keluarga besar Wisma Wahdah Indah yang

memberikan dorongan semangat dan perhatian kepada penulis.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi perkembangan

ilmu pengetahuan.

Bogor, 27 Januari 2012

Irma Utami Siagian

Page 7: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................. 1

Tujuan Penelitian ............................................................................. 2

Manfaat Penelitian ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

Cendawan Entomophthorales ........................................................... 4

Taksonomi Cendawan Entomophthorales .................................. 4

Struktur Cendawan Entomophthorales ...................................... 4

Siklus Hidup Cendawan Entomophthorales ............................... 6

Trips (Ordo Thysanoptera) ............................................................... 7

Bioekologi ................................................................................ 7

Karakter yang Digunakan dalam Identifikasi Trips .................... 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Populasi Trips .................... 8

Metode Sampling untuk Trips ................................................... 10

Perangkap Likat ............................................................................... 10

Tanaman Mawar .............................................................................. 11

BAHAN DAN METODE ......................................................................... 14

Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 14

Metode Penelitian ............................................................................ 14

Pengujian Perangkap Likat ........................................................ 14

Eksplorasi Cendawan Entomopatogen dan Pengamatan

Populasi Trips ........................................................................... 15

Analisis Data ................................................................................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 17

Gambaran Umum ............................................................................. 17

Keragaman Spesies Trips ................................................................. 18

Eksplorasi Cendawan Entomopatogen pada Trips ............................ 27

Populasi Trips pada Bunga Mawar ................................................... 30

Ketertarikan Trips pada Warna Perangkap Likat .............................. 31

KESIMPULAN ......................................................................................... 36

Kesimpulan ...................................................................................... 36

Saran ............................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 37

LAMPIRAN ............................................................................................. 40

Page 8: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Persentase Thrips parvispinus dan Frankliniella intonsa terinfeksi

cendawan entomopatogen pada delapan kali pengamatan tahun 2011

............................................................................................................ 29

2 Populasi trips pada bunga mawar lokal dan mawar impor tahun 2011

............................................................................................................ 31

3 Rataan trips (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap likat

yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ............................... 33

4 Rataan T. parvispinus (individu/perangkap) pada tiga warna

perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ....... 34

5 Rataan F. intonsa (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ........................ 35

Page 9: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Thrips parvispinus, (A) imago betina, (B) antena segmen III & IV

sense cone berbentuk garpu, (C) kepala memiliki 2 pasang seta

oseli, (D) pronotum, (E) metanotum, (F) sayap depan, (G) ctenedia pada abdomen tergit VIII, dan (H) abdomen sternit VI-VII .............. 19

2 Frankliniella intonsa, (A) imago betina, (B) antena (C) kepala

memiliki 3 pasang seta oseli, (D) pronotum memiliki 5 pasang seta

utama, (E) metanotum, (F) sayap depan, (G) ctenedia pada

abdomen tergit VIII, (H) comb posteromarginal pada abdomen tergit VIII, dan (I) imago jantan ....................................................... 20

3 Thrips palmi, (A) imago betina, (B) pronotum, (C) metanotum

dengan campaniform sensilla, dan (D) abdomen tergit VIII ............. 21

4 Scirtothrips dorsalis, (A) imago betina, (B) kepala, (C) pronotum, (D) sayap depan, dan (E) abdomen tergit VIII .................................. 22

5 Microcephalothrips abdominalis, (A) imago betina, (B) antena

berjumlah 7 segmen, (C) metanotum, dan (D) abdomen tergit VIII

memiliki ctenedia dan comb dengan microtrichia pada dasar

segitiga ........................................................................................... 23

6 Megalurothrips usitatus, (A) imago betina, (B) antena, (C) kepala,

(D) pronotum, (E) metanotum, (F) sayap depan, dan (G) abdomen

tergit VIII memiliki kelompok microtrichia dan memiliki comb dengan microtrichia tapi kosong di bagian tengah . .......................... 24

7 Spesies A, (A) imago betina, (B) antena berjumlah 7 segmen, (C)

kepala memiliki 2 pasang seta oseli dan barisan seta postokular

berjajar ke arah posterior, (D) metanotum, (E) sayap depan, (F)

abdomen tergit VII memiliki ctenidia dibagian lateral, dan (G)

abdomen tergit VIII dengan ctenedia di posteromesad spirakel ....... 25

8 Spesies B, (A) imago betina, (B) kepala, (C) metanotum, (D) sayap

depan, (E) abdomen tergit VIII memiliki comb dengan microtrichia

yang panjang dan ramping, dan (F) imago jantan ............................. 26

9 Trips Subordo Tubulifera ................................................................. 26

10 Trips terinfeksi cendawan entomopatogen, (A) konidia primer,

konidia sekunder, dan ghost conidia pada abdomen trips dan (B)

konidia sekunder menempel pada antena trips .................................. 28

11 Persentase stadia cendawan entomopatogen pada trips mawar lokal tahun 2011 ....................................................................................... 30

12 Persentase stadia cendawan entomopatogen pada trips mawar

impor tahun 2011 ............................................................................. 30

Page 10: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Thrips palmi (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ........................ 41

2 Rataan Scirtothrips dorsalis (individu/perangkap) pada tiga warna

perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ....... 42

3 Rataan Microcephalothrips abdominalis (individu/perangkap) pada

tiga warna perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan

barrier ............................................................................................... 43

4 Rataan Megalurothrips usitatus (individu/perangkap) pada tiga warna

perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ....... 44

5 Rataan spesies A (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ........................ 45

6 Rataan spesies B (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ......................... 46

7 Rataan Tubulifera (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ........................ 47

8 Rataan trips tidak diidentifikasi (individu/perangkap) pada tiga warna

perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier ....... 48

9 Data curah hujan bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2011 ............ 49

10 Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit

tanaman mawar .................................................................................. 49

11 Denah lokasi penelitian ...................................................................... 50

12 Kondisi petak pengamatan populasi trips ............................................ 51

13 Kondisi petak pemasangan perangkap likat ........................................ 51

Page 11: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mawar merupakan salah satu tanaman hias yang dikenal karena keharuman-

nya serta memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam. Selain digunakan

sebagai penghias taman dan buket bunga, bunga mawar juga digunakan dalam

upacara ritual keagamaan dan upacara adat. Bunga mawar juga dapat digunakan

sebagai bahan pembuatan makanan, minuman, dan bahan baku industri minyak

wangi (Satuhu & Murtiningsih 2005).

Taman Bunga Nusantara (TBN) merupakan salah satu aset wisata berbasis

wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman ma-

war dan tanaman hias lainnya. Taman mawar mendapat perlakuan khusus agar

dapat bertahan hidup terutama dari serangan hama dan penyakit tanaman. Salah

satu hama penting yang menyerang tanaman mawar adalah hama trips (Novinaldi

31 Januari 2010, komunikasi pribadi).

Hama trips menyerang tanaman mawar terutama pada bagian bunga, tunas,

dan daun. Trips mulai menyerang bunga pada stadia kuncup dan memakan bagian

tepi petal bunga, sehingga petal menjadi warna coklat mengkilap dan berubah

bentuk pada saat bunga mekar. Serangan trips yang berat menyebabkan kuncup

mengeras dan gagal membuka. Serangan trips pada tunas akan mengakibatkan tu-

nas mengering, sedangkan serangannya pada daun akan mengakibatkan daun ber-

warna coklat keperakan, keriput, ukuran daun mengecil, dan tepi daun menggu-

lung ke bawah (Wijayanti 1990; Muharram 1995).

Spesies trips yang dilaporkan menyerang tanaman mawar yaitu hama trips,

yaitu Frankliniella intonsa (Chang 1999), Frankliniella occidentalis (Park et al.

2002), dan Scirtothrips dorsalis (Talekar 1999). Ketiga spesies tersebut termasuk

famili Thripidae, ordo Thysanoptera. Frankliniella intonsa menyerang berbagai

macam bunga di Eropa, menjadi hama tanaman kapas di Turki, dan vektor penya-

kit TSWV (Tomato spotted wilt tospovirus) (Moritz et al. 2004). F. occidentalis

menjadi hama penting pada beberapa bunga potong, salah satunya tanaman krisan

(Fauziah & Saharan 1999). S. dorsalis menjadi hama yang merugikan pada perta-

naman cabai di Thailand (Bansiddhi & Poonchaisri 1999). Identifikasi spesies

Page 12: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

2

trips yang menyerang tanaman mawar perlu dilakukan untuk mengetahui status

hama tersebut pada pertanaman.

Perubahan status hama trips pada pertanaman dapat diketahui dengan pe-

mantauan secara rutin. Salah satu cara untuk memantau populasi trips pada per-

tanaman dan memperkirakan kemungkinan terjadinya serangan trips yang dapat

menyebabkan kerusakan yang serius yaitu dengan pemasangan perangkap likat.

Sebagian besar petani menggunakan perangkap likat berwarna kuning. Hal terse-

but dikarenakan warna kuning secara luas mampu menarik serangga hama (Shipp

1995). Trips sendiri banyak yang tertarik terhadap warna biru, putih, dan kuning

(Teulon & Penman 1992; Chu et al. 2000). Untuk mengetahui warna perangkap

yang efektif memantau populasi trips di pertanaman dilakukan evaluasi warna pe-

rangkap likat terhadap trips.

Pengendalian terhadap trips oleh sebagian besar petani, hanya mengandal-

kan insektisida (Prabaningrum & Moekasan 2007). Cara pengendalian tersebut

dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan mengakibatkan hama menjadi resis-

ten. Berdasarkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), pengendalian secara

biologi merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan insektisida.

Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami

seperti cendawan entomopatogen.

Salah satu spesies cendawan entomopatogen dari ordo Entomophthorales di-

laporkan menginfeksi F. occidentalis (Montserrat et al. 1998). Di Indonesia, in-

feksi cendawan Entomophthorales ditemukan pada kutu putih pepaya Paracoccus

marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) pada pertanaman pepaya (Anwar et al.

2010; Shylena 2010). Namun, belum diketahui kemungkinan trips terinfeksi cen-

dawan entomopatogen tersebut. Untuk mengetahui keberadaan trips yang terin-

feksi cendawan Entomophthorales, maka perlu dilakukan eksplorasi cendawan

Entomophthorales dengan mengambil sampel trips di lapangan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman spesies trips dan musuh ala-

minya, terutama cendawan entomopatogen, pada tanaman mawar di Taman Bunga

Nusantara.

Page 13: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

3

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keragaman

spesies trips dan keberadaan cendawan entomopatogen pada trips di pertanaman

mawar. Penggunaan warna perangkap likat yang cocok dapat digunakan juga un-

tuk memantau populasi trips di lapangan.

Page 14: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

4

TINJAUAN PUSTAKA

Cendawan Entomophthorales

Taksonomi Cendawan Entomophthorales

Ordo Entomophthorales termasuk dalam divisi Zygomycota, kelas Zygomy-

cetes (Roy et al. 2006). Famili dalam ordo Entomophthorales yaitu Entomoph-

thoraceae, Neozygitaceae, Completoriaceae, Ancylistaceae, Meristacraceae, dan

Basidiobolaceae (Pell et al. 2001). Genus cendawan entomopatogen dalam famili

Entomophthoraceae yaitu Entomophaga, Entomophthora, Erynia, Eryniopsis, Fu-

ria, Massospora, Pandora, Strongwellsea, Tarichium, dan Zoopthora, sedangkan

dalam famili Neozygitaceae yaitu Neozygites (Roy et al. 2006).

Struktur Cendawan Entomophthorales

Identifikasi Entomophthorales biasanya dilakukan berdasarkan pengetahuan

tentang inang (spesies, genus) dan struktur cendawan (Keller 2007). Tipe konidia

sekunder dan model pembentukan merupakan kriteria yang penting. Terdapat 5

tipe pembentukan konidia sekunder (Ben-Ze’ev dan Kenneth 1982 dalam Keller

2007). Tipe I menghasilkan konidia sekunder satu persatu dan kemudian dike-

luarkan dengan sedikit tekanan. Biasanya, konidia sekunder dihasilkan dari per-

tumbuhan yang pendek dari konidia primer. Tipe I tersebut dibagi menjadi tipe Ia

dan Ib. Tipe 1a ditandai dengan bentuk konidia sekunder mirip dengan konidia

primer dan merupakan tipe yang hampir ada di semua jenis cendawan Entomoph-

thorales. Tipe 1b ditandai dengan bentuk konidia sekunder yang berbeda dengan

konidia primer. Ciri tersebut ditemukan pada Erynia, Furia, Pandora, Strong-

wellsea, Eryniopsis carolinina, Entomophaga ptychopterae, dan Entomophaga

transitans. Tipe II atau kapilikonidia, konidia sekunder dihasilkan satu-persatu,

memiliki tabung kapiler langsing yang muncul pada konidia primer, dan kapili-

konidia dilepaskan secara pasif. Konidia sekunder Tipe II ditemukan pada Zooph-

thora, Neozygites, Orthomyces, dan Eryniopsis lampyridarum. Tipe III atau mic-

roconidia, konidia dilepaskan dengan sedikit tekanan, dihasilkan satu persatu dari

pertumbuhan tabung yang muncul dari konidia primer, konidia sekunder mirip

dengan konidia primer tapi ukuran lebih kecil dan biasanya ditemukan pada

Page 15: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

5

spesies Conidiobolus. Tipe IV atau microspora, tidak ditemukan pada spesies pa-

togen bagi arthropoda. Tipe V dikenal dengan istilah aquatic secondary conidia,

tetraradiate propagules, tetraradiate conidia, branched, stellate, coronate. Koni-

dia sekunder dihasilkan di dalam air atau ketika kontak dengan air. Ciri tersebut

ditemukan pada beberapa spesies Erynia yang berasosiasi dengan air.

Badan hifa terdapat pada semua spesies, merupakan tahap pertama yang

berkembang dalam infeksi inang atau yang berkembang dari protoplas. Badan hi-

fa pada genus Conidiobolus dan Batkoa berbentuk polymorphic, amoeboid atau

composed dengan sedikit membulat. Badan hifa pada genus Entomophaga ber-

bentuk kecil, pendek, spherical sampai subsperical. Genus Entomophthora me-

miliki badan hifa yang berbentuk spherical, subsperichal, ellipsoidal sampai ben-

tuk lingkaran kecil (short rod-shaped). Bentuk badan hifa Neozygitaceae yaitu

spherical. Genus Erynia dengan karakteristik badan hifa yaitu spherical sampai

subspherical (Keller 2007).

Konidiofor muncul dari badan hifa. Konidiofor yang terbentuk dapat berca-

bang (Erynioideae) atau tidak bercabang (Entomophthoroideae). Adapun Tipe ca-

bang konidiofor berupa dikotomus dan digital. Konidia primer tunggal diproduksi

di ujung konidiofor dan dilepaskan secara aktif. Konidia primer yang diproduksi

pada konidiofor tidak bercabang, akan mengandung dua nukleat atau lebih, se-

dangkan konidia primer yang diproduksi pada konidiofor yang bercabang, biasa-

nya mengandung satu nukleat. Bentuk konidia genus Conidiobolus dan famili En-

tomophthorideae sebagian besar spherical dan pyriform. Genus Entomophthora

memiliki tubuh konidia spherical dengan papilla demarcated. Konidia primer

Eryniopsis berbentuk memanjang dan sebagian besar epapillate. Konidia tersusun

dari tubuh konidia dan papila. Konidia Neozygitaceae dan Entomophthoroideae

tidak memiliki membran luar (unitunicate), kecuali genus Entomophthora (Keller

2007).

Spora istirahat memiliki struktur dinding berukuran tebal untuk bertahan hi-

dup pada kondisi yang kurang menguntungkan. Umumnya, cendawan Entomoph-

thorales memiliki bentuk spora istirahat spherical, hialin, dan ada beberapa yang

dikelilingi episporium. Spora istirahat spesifik genus hanya dapat ditemukan pada

Neozygites. Spora istirahat pada Neozygites berwarna coklat gelap sampai hitam,

Page 16: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

6

spherical atau ellipsoid, berstruktur halus dan binucleate. Spora istirahat lainnya

berbentuk multinucleate. Spora istirahat biasanya tidak cepat menyebar. Spora

tersebut berkecambah dengan tabung kecambah tunggal yang terbentuk dari ke-

cambah konidium (Entomophthoroideae dan Neozygites) atau terbentuk dari be-

berapa konidia (Keller 2007).

Siklus Hidup Cendawan Entomophthorales

Siklus hidup cendawan Entomophthorales biasanya terdiri dari konidia dan

spora istirahat. Konidia merupakan bentuk spora yang memungkinkan untuk in-

feksi selama inang aktif. Konidia melekat pada kutikula dan membentuk suatu ta-

bung penetrasi. Multiplikasi atau proses perbanyakan cendawan di dalam inang

berlangsung dari protoplas atau badan hifa. Kolonisasi cendawan dapat terlihat

pada abdomen ataupun seluruh tubuh inang. Umumnya badan hifa akan memben-

tuk konidiofor. Selanjutnya, konidiofor menembus kutikula inang. Konidia pri-

mer secara aktif dilepas dengan adanya tekanan hidrostatik. Konidia sekunder di-

bentuk secara lateral pada konidia primer. Konidia primer relatif mudah pecah

dan lama hidupnya pendek tapi berkecambah dengan cepat. Konidia sekunder

biasanya lengket, ditutupi oleh mukus, dan alat bantu untuk melekat pada inang

(Pell et al. 2001; Keller 2007).

Pertumbuhan cendawan berhenti setelah nutrisi habis dan inang biasanya

mati pada keadaan tahap ini. Pada beberapa spesies, sporulasi terjadi saat inang

masih hidup atau aktif. Saat inang mati, cendawan entomopatogen akan mengha-

silkan konidia baru untuk menyebar dan menghasilkan spora istirahat untuk berta-

han. Spora istirahat merupakan jalan terpenting bagi cendawan Entomophthorales

pada periode bertahan ketika tidak ada inang atau keadaan lingkungan tidak men-

dukung. Spora istirahat merupakan penggabungan dua badan hifa (zygospora)

atau satu badan hifa (azygospora). Spora istirahat biasanya resisten dan memiliki

dua dinding yang tebal (Pell et al. 2001; Keller 2007).

Aktivitas cendawan dipengaruhi oleh lingkungan abiotik dan biotik. Cenda-

wan entomopatogen membutuhkan kelembaban lebih dari 95% untuk konidia ber-

kecambah, infeksi, sporulasi, dan kecepatan membunuh inang diatur oleh suhu.

Spesis dalam ordo Entomophthorales tidak menghasilkan toksin untuk infeksi dan

Page 17: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

7

merupakan patogen yang obligat. Cendawan Entomophthorales biasanya menjaga

inang tetap hidup sampai semua sumber dimanfaatkan (Roy et al. 2006).

Trips (Ordo Thysanoptera)

Bioekologi

Siklus hidup trips terdiri atas telur, dua instar larva yang aktif makan, dua

atau tiga instar tidak aktif makan (prapupa dan satu atau dua instar pupa). Trips

famili Phlaeotripidae menyimpan telur pada substrat makanan secara horizontal,

tapi kadang-kadang secara vertikal. Semua anggota famili Phlaeotripidae memili-

ki dua instar pupa dan ditemukan bersama-sama dengan larva dan imago. Sebagi-

an besar trips subordo Terebrantia memasukkan telur ke dalam jaringan tanaman

dengan ovipositor yang bergerigi tajam. Semua spesies subordo Terebrantia me-

miliki satu instar pupa, begitu pula dengan prapupa. Proses berpupa pada subordo

Terebrantia biasanya terjadi pada tanah yang jauh dari tempat larva makan. Siklus

hidup biasanya membutuhkan paling sedikit 21 hari pada kondisi panas (Mound

& Kibby 1998).

Karakter yang Digunakan dalam Identifikasi Trips

Kepala. Identifikasi spesies trips melalui kepala dapat dilakukan dengan

mengamati sculpture, seta oseli, dan antena. Skulptur pada permukaan kepala da-

pat terlihat halus atau jelas. Panjang dan posisi seta oseli merupakan salah satu

yang penting dalam identifikasi pada bagian kepala. Trips dalam famili Thripidae

memiliki tiga pasang seta oseli, sepasang seta oseli I berada di bagian depan oseli

(biasanya tidak ditemukan pada spesies Thrips), sepasang seta oseli II berada di

samping oseli, sepasang seta oseli III berada di dalam atau di luar segitiga oseli.

Trips famili Phlaeothripidae biasanya memiliki sepasang seta postocular. Antena

trips biasanya terdiri atas 7 atau 8 segmen, tapi ada juga antara 4 sampai 9 seg-

men, segmen III dan IV biasanya muncul dalam bentuk sense cone (menggarpu

atau sederhana) (Mound & Kibby 1998).

Toraks. Trips dalam famili Phlaeothripidae memiliki sepasang epimeral

kecil (notopleural) pada bagian posterolateral pronotum, dan biasanya memiliki

lima pasang seta major: anteromarginal, anteroangular, midlateral, epimeral, dan

posteroangular. Protoraks trips dalam famili Phlaeothripidae pada bagian ventral

Page 18: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

8

sering memiliki basantra (praepectal plates), sedangkan pada bagian posterior ter-

dapat sepasang ferna (probasiternal plates) dan mesoprasternum transversal. Me-

sosternum famili Phlaeothripidae memiliki sepasang benang longitudinal di dekat

mesokoksa, yaitu sternopleural suture. Mesofurka dan metafurka trips famili

Thripidae mirip dengan bentuk spinula internal spesies dari Dendothrips yang di-

sebut dengan lyre-shaped. Sayap subordo Terebrantia memiliki venasi costal dan

dua venasi longitudinal, biasanya menghasilkan rangkaian seta kuat yang permu-

kaan sayapnya ditutupi mictrotrichia dan silia yang terbentuk pada pinggiran pos-

teromarginal yang disebut soket. Sayap trips Phlaeothripidae ditandai dengan ve-

nasi longitudinal yang tidak kelihatan, permukaan sayap halus, silia tidak nyata

bersambung dengan permukaan sayap, dan sayapnya sering berkurang panjangnya

atau absen. Tungkai trips memiliki tarsi dengan satu atau dua segmen (Mound &

Kibby 1998).

Abdomen. Tergit II-VII famili Phlaeothripidae pada trips yang makroptera

sering muncul satu pasang atau lebih seta penahan sayap (wing-retaining setae)

yang sigmoid, pada tergit IX terdapat tiga pasang seta posteromarginal panjang

(B1,B2,B3), tubular tergit X yaitu berbentuk silindris dengan lubang genital pada

bagian dasar, dan ujung anal dikelilingi oleh seta terminal. Jantan Phlaeothripidae

memiliki tubular basal yang menggali secara anterolateral sampai bisa menekan

genitalia, ujung tubular (aedeagus) biasanya digunakan untuk mengenali spesies

pada Haplothrips. Jantan Phlaeothripidae memiliki area glandular (kelenjar) pada

sternit VIII dan seta B2 pada tergit IX kuat dan pendek (Mound & Kibby 1998).

Trips Subordo Terebrantia ditandai dengan tergit VIII memiliki comb poste-

romarginal dengan microtrichia, pada beberapa genus terdapat kelompok micro-

trichia secara lateral di dekat spirakel, dan beberapa genus microtrichia tersusun

menjadi sepasang ctenedia yang teratur. Pada sternit muncul seta diskal yang di-

kenal dengan seta marginal. serangga jantan sering memiliki area glandular dan

betina memiliki ovipositor (Mound & Kibby 1998).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Populasi Trips

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi trips yaitu sumber maka-

nan, musuh alaminya, dan lingkungan fisik. Keberhasilan pemanfaatan sumber

Page 19: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

9

makanan terjadi jika sumber melimpah dan tidak ada halangan trips dalam eksplo-

itasi sumber (Morse & Hoddle 2006)

Kesesuaian trips terhadap tanaman inang bervariasi. Pemilihan peletakan

telur oleh betina pada tanaman menjadi penting untuk kelangsungan hidup trips.

Rambut-rambut pada daun menjadi faktor resisten trips terhadap tanaman. Ram-

but tebal menghalangi akses trips kepermukaan daun untuk makan dan meletak-

kan telur karena rambut-rambut daun tersebut dapat menjebak atau melukai se-

rangga. Trips berukuran kecil dan fitofag, hidup di tempat yang beruang sempit

seperti pelepah daun dan didalam inflorescens, sehingga kesulitan dalam pengen-

daliannya dengan insektisida dan sukar mendeteksinya saat di karantina (Kirk

1997).

Serangan trips yang hebat dapat muncul ketika musuh alami (predator, pa-

rasitoid, parasit, dan patogen) gagal mengendalikan trips. Hal tersebut terjadi ka-

rena ketiadaan musuh alami khusus di ekosistem ketika terjadi serangan spesies

trips, se-hingga peningkatan populasi trips berlangsung cepat. Selain itu, cenda-

wan entomopatogen juga jarang menyebabkan infeksi alami untuk mengatur po-

pulasi trips. Musuh alami lainnya, Hymenoptera parasitoid yang menyerang telur

dan larva trips, biasanya hanya mampu menyebabkan mortalitas yang rendah. Sik-

lus hidup trips yang singkat juga meminimalkan munculnya musuh alami. Selain

itu, prilaku bertahan trips dengan lingkungan, dapat mengurangi keberhasilan mu-

suh alami (Morse & Hoddle 2006).

Musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan trips yang me-

nyerang tanaman hias dan sayuran di rumah kaca dan di lapangan yaitu tungau

Phytoseiidae, kepik Anthocoridae, dan nematoda predator atau kombinasinya.

Musuh alami lainnya seperti cendawan entomopatogen dan parasitod dapat digu-

nakan untuk menekan serangan hama trips. Cendawan entomopatogen terutama

Beauveria bassiana, Metarhizium anisoplae, dan Verticillium lecanii dapat digu-

nakan mengendalikan trips tanaman baik secara tunggal maupun dikombinasikan

dengan musuh alami lainnya (Morse & Hoddle 2006).

Musim juga mempengaruhi populasi trips. Kehilangan hasil pada musim

kemarau lebih besar dibandingkan dengan musim hujan. Kehilangan hasil pada

musim kemarau diduga karena adanya peningkatan intensitas kerusakan tanaman

Page 20: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

10

akibat terjadinya peningkatan populasi trips. Kelembaban rendah dan suhu yang

tinggi pada musim kemarau, merupakan lingkungan yang cocok bagi hama trips

sehingga perkembangbiakannya lebih cepat (Prabaningrum & Moekasan 2007).

Hujan deras dapat berperan menjatuhkan trips dari daun kepermukaan tanah. Hu-

jan kadang-kadang tidak hanya memindahkan trips secara mekanik, tetapi juga

merangsang laju pertumbuhan daun baru yang mengurangi kepadatan trips per

daun dan meningkatkan proporsi daun sehat (Kirk 1997).

Metode Sampling untuk Trips

Metode sampling dapat digunakan untuk memantau populasi trips di perta-

naman dan memperkirakan terjadinya serangan trips yang dapat menyebabkan

kerusakan yang serius. Metode sampling terbagi menjadi destructive dan non-

destructive methods. Metode destructive dilakukan dengan mengamati secara

langsung larva dan imago pada sampel bunga atau buah. Metode non-destructive

dilakukan dengan menepuk bunga atau tunas dan pemasangan perangkap. Mene-

puk bunga atau tunas lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan pengamatan

destructive pada bunga (Pearsall & Myers 2002).

Perangkap Likat

Perangkap untuk serangga yang memiliki kemampuan terbang, biasanya di-

letakkan di atas tanaman dan merupakan cara yang relatif mudah untuk memantau

kehadirannya lebih awal, pertambahan populasi hama, musim perubahan aktivitas

spesies hama. Perangkap juga digunakan untuk menentukan kebutuhan, waktu,

tindakan pengendalian dan dampak penafsiran. Perangkap likat dan perangkap air

digunakan secara luas di lapangan terbuka, sedangkan di rumah kaca lebih me-

milih menggunakan perangkap likat (Lewis 1997).

Di rumah kaca, perangkap likat lebih baik digantung secara vertikal karena

perpindahan angin sedikit. Selain itu, lebih murah dan mudah dilakukan. Akan

tetapi, di lapangan terbuka perangkap likat dengan bentuk silindris lebih efektif

digunakan karena aliran udara di sekitarnya yang sedikit bergolak dan serangga

yang terperangkap berasal dari tiupan angin segala arah (Lewis 1997).

Posisi perangkap juga berpengaruh. Perangkap untuk tujuan memantau per-

kembangan serangga, akan lebih baik jika diletakkan lebih tinggi dari permukaan

Page 21: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

11

tanaman (Lewis 1997). Banyak trips yang terperangkap di atas kanopi tanaman,

meskipun ada juga yang dilaporkan terperangkap yang setara dengan tinggi tana-

man, akan tetapi jumlah yang terperangkap pada perangkap setara tanaman sangat

sedikit. Serangga yang terperangkap di atas tanaman, mungkin sedang memencar

atau mencari pasangannya, ketika baru muncul dari pupa (Jacobson 1997).

Ukuran perangkap likat tergantung pada kepadatan populasi yang diharap-

kan dan frekuensi pengamatan (Lewis 1997). Trips mungkin lebih banyak terpe-

rangkap pada perangkap yang berukuran lebih besar, tetapi tidak ada hubungan

yang linear antara jumlah yang terperangkap dengan ukuran perangkap (Shipp

1995).

Warna digunakan serangga untuk membedakan inang dan lingkungan. Satu

warna dapat menarik beberapa spesies trips. Komponen warna yang kritis untuk

membedakan inang dan non-inang adalah panjang gelombang dominan yang di-

pantulkan permukaan, kejenuhan (kemurnian hue), dan kecerahan (total energi,

persentase refleksi panjang gelombang maksimun) (Terry 1997).

Ketertarikan trips terhadap warna dipengaruhi oleh panjang gelombang yang

dipantulkan (Terry 1997). Cahaya ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang

350-445 nm dipantulkan oleh warna biru, sedangkan cahaya biru dengan panjang

gelombang 455-500 nm dipantulkan oleh warna biru dan kuning. Selain itu, war-

na putih dan warna biru paling kuat memantulkan cahaya ultraviolet dan panjang

gelombangnya sekitar 300-400 nm (Ranamukhaarachchi & Wickramarachchi

2007). Menurut Natwick et al. (2007), warna biru memiliki panjang gelombang

yang kuat memantulkan cahaya ultraviolet dan cahaya biru dibandingkan dengan

warna kuning, sedangkan warna kuning lebih banyak memantulkan cahaya ku-

ning dan merah. Menurut Chu et al. (2000) warna kuning memantulkan cahaya

hijau, kuning, dan jingga dengan panjang gelombang 490-600 nm.

Tanaman Mawar

Tanaman mawar termasuk kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdi-

visi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus

Rosa, species Rosa damascena Mill., Rosa multiflora Thunb., Rosa hybrida Hort.,

dan lain-lain (BPP Teknologi 2000).

Page 22: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

12

Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Seiring

perkembangannya, tanaman mawar menyebar luas di daerah-daerah beriklim di-

ngin (subtropis) dan panas (tropis). Daerah pusat tanaman mawar terdapat di Ka-

wasan Alaska atau Siberia, India, Indonesia dan Afrika Utara. Sentra penanaman

bunga potong, tabur, dan tanaman pot di Indonesia berada di daerah Jawa Barat,

Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta. Mawar yang berkem-

bang di Indonesia merupakan mawar jenis hibrida yang berasal dari Belanda (BPP

Teknologi 2000).

Tanaman mawar merupakan tanaman semak atau perdu berduri dengan

tinggi antara 0,3 sampai 5 meter. Mawar termasuk tanaman berakar tunggang

dengan banyak cabang akar. Batang mawar berkayu dan bercabang-cabang dari

bagian bawah atau beberapa cm di atas permukaan tanah. Tipe batang mawar ada

yang tegak dan ada yang menjalar. Daun mawar termasuk daun majemuk dengan

3 atau 5 helai daun berselang dan beririp ganjil yang dilengkapi penumpu. Setiap

pangkal tangkai daun terdapat titik tumbuh yang akan berkembang menjadi tunas

bunga atau cabang (Kartapradja 1995).

Bunga mawar ada yang tunggal dan ada yang tersusun indah dalam bentuk

payung. Mawar termasuk jenis bunga sempurna dengan benang sari dan putik ter-

susun pada dasar bunga yang berbentuk guci. Buah mawar adalah buah buni (hip)

yang di dalamnya berisi biji (Kartapradja 1995). Mawar memiliki dua jenis pem-

bungaan yaitu mawar berbunga terus menerus sepanjang tahun (recurrent flo-

wering) dan mawar yang tidak berbunga terus menerus (non recurrent flowering)

(Darliah 1995).

Berdasarkan mahkota bunga, mawar dibedakan atas mawar berbunga tung-

gal, berbunga semi ganda dan berbunga ganda. Mawar yang berbunga tipe tung-

gal memiliki mahkota bunga yang terdiri atas 5-7 helai yang berada dalam satu

lingkaran. Mawar yang berbunga semi ganda memiliki mahkota bunga terdiri atas

10-20 helai tanaman dalam beberapa lingkaran. Mawar yang berbunga ganda me-

miliki mahkota lebih dari 20 helai dan tersusun dalam tandan bunga (Kartapradja

1995).

Berdasarkan sifat tumbuh dan penampilannnya, mawar dikelompokkan

menjadi kelompok Hybrid tea, Polyantha dan Baby rose, Floribunda, Grandi-

Page 23: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

13

flora, dan Climbing rose (mawar merambat). Kelompok Hybrid tea berbentuk

perdu dan semak, berbunga besar, kompak, padat, tangkai bunga panjang serta

berbau harum. Contohnya Camelot, golden lustee, Queen Elisabeth, Charleston,

Mr. Lincoln, dan Cherry brandy. Kelompok Polyantha dan Baby rose memiliki

ciri berbentuk perdu atau semak, berbunga kecil-kecil dalam cluster bunga dengan

diameter kuntum kurang dari 2 cm. Contoh dari kelompok ini yaitu Gloria mun-

di, Katharina zeimet, dan Irian merah. Kelompok Floribunda merupakan gabung-

an sifat baik Hybrid tea dan Polyantha. Contohnya Fashion, Else poulsen, dan

Cimacan merah. Kelompok Grandiflora merupakan gabungan sifat-sifat Hybrid

tea dengan Floribunda. Jenis ini sering digunakan sebagai bunga potong atau ta-

naman taman. Contohnya Queen Elizabeth, Granada, dan John Amstrong. Per-

tumbuhan tanaman kelompok Climbing rose ini memanjat dan memerlukan pe-

nunjang, ukuran bunga beraneka ragam, berbunga tunggal dan rangkap, seperti

pada var. Gadenza, Crimpson glory, dan Golden shower (Kartapradja 1995).

Page 24: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Bunga Nusantara, Desa Kawungluwuk,

Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penghitungan populasi

trips pada perangkap likat dan identifikasi trips dilakukan di Laboratorium Biosis-

tematika Serangga, sedangkan identifikasi cendawan entomopatogen pada trips

dilakukan di Laboratorium Patologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fa-

kultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini dilakukan dari

bulan Maret 2011 sampai bulan Agustus 2011.

Metode Penelitian

Pengujian Perangkap Likat

Pembuatan Perangkap Likat. Perangkap likat dibuat dari papan triplek

dengan dimensi 0,3 x 21,5 x 15 cm. Cat yang digunakan yaitu Altex dengan no-

mor 99 untuk warna biru, Masterlac dengan nomor 17-103 (Yellow ribbon) untuk

warna kuning, dan Cap Kuda Terbang untuk warna putih. Triplek yang sudah di-

cat dipakukan pada bambu dengan panjangnya 50 cm, 150 cm, dan 200 cm. Plas-

tik bening dengan dimensi 17 cm x 47 cm dilapisi dengan lem tikus. Plastik be-

ning tersebut dipasang pada triplek yang dicat dengan bagian yang dilapisi lem ti-

kus menghadap keluar.

Penentuan Petak. Sampel petak tanaman mawar dipilih 6 petak untuk

mawar lokal dan 3 petak untuk mawar impor. Selain itu, ditentukan juga 3 petak

barrier yaitu petak yang berada di antara lahan mawar dengan pagar, petak ter-

sebut lapangan terbuka yang ditumbuhi rumput gajah (Axonopus compressus).

Setiap petak dipasang 3 perangkap likat yang berwarna biru, putih, dan kuning.

Posisi warna perangkap pada petak ditentukan dengan cara acak.

Pemasangan dan Pelepasan Perangkap Likat. Perangkap diletakkan

pada petak lahan mawar dan barrier. Tinggi perangkap sekitar 10 cm dari pucuk

tanaman mawar, sedangkan perangkap di barrier sekitar 30 cm dari permukaan

rumput. Permukaan perangkap menghadap kearah timur-barat. Pemasangan pe-

rangkap dilakukan selama 3 hari dan diulangi selama 8 minggu. Setelah 3 hari

Page 25: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

15

perangkap dilepas dan dibawa ke laboratorium. Pemasangan perangkap pertama

kali dilakukan pada minggu ke-4 bulan Maret 2011.

Pembuatan Preparat. Trips yang terperangkap diambil dan dimasukkan

ke dalam larutan carboxylen untuk menghilangkan lem tikus yang menempel pada

tubuh trips. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam larutan alkohol 100%, al-

kohol 80%, dan alkohol 70%. Trips sampel kemudian dibuat preparat sementara

dengan menggunakan media Hoyers (Mound & Kibby 1998).

Identifikasi Trips. Identifikasi trips sampai tingkat spesies dilakukan di

bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4, 10, dan 40 kali pada masing-

masing spesimen. Identifikasi trips dilakukan berdasarkan pada Mound & Kibby

(1998) dan Moritz et al. (2004).

Pengamatan Populasi Trips pada Perangkap Likat. Trips yang terpe-

rangkap, diamati di bawah mikroskop stereo dengan bantuan cahaya lampu. Trips

diamati dan dikelompokkan berdasarkan spesiesnya untuk subordo Terebrantia,

sedangkan spesies lain dikelompokkan ke dalam satu kelompok lain, yaitu sub-

ordo Tubulifera. Trips yang tubuhnya hancur dan sulit dibedakan spesiesnya di-

masukkan pada kelompok trips tidak diidentifikasi.

Eksplorasi Cendawan Entomopatogen dan Pengamatan Populasi Trips

Penentuan Petak Pengamatan. Petak sampel untuk tanaman mawar di-

pilih 6 petak mawar lokal dan 3 petak mawar impor. Setiap petak ditentukan 5 ta-

naman sampel dengan masing-masing tanaman dipilih 2 bunga sampel.

Pengamatan Populasi Trips dan Pengambilan Sampel Trips. Penga-

matan populasi trips per bunga dilakukan menggunakan metode yang dikembang-

kan oleh Pearsall dan Myers (2002) dengan cara menepuk bunga sebanyak 10 kali

di atas baki putih. Jumlah trips yang yang diperoleh dihitung langsung di lapang-

an dan dimasukkan kedalam tabung eppendorf yang berisi alkohol 70%. Tabung

tersebut diberi label tanggal, lokasi, tanaman inang, petak, dan kolektor. Penga-

matan populasi trips per bunga dilakukan sekali seminggu dan diulang selama 8

minggu. Pengambilan sampel trips untuk identifikasi cendawan patogenik dilaku-

kan dua kali seminggu dan diulang selama 4 minggu. Jumlah trips sampel yaitu

50 ekor per petak mawar.

Page 26: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

16

Identifikasi Cendawan Entomophthorales. Identifikasi cendawan dila-

kukan dengan metode yang dikembangkan oleh Steinkraus et al. (1995). Sampel

trips yang diperoleh ditiriskan sebelum dibuat preparat. Pewarna yang digunakan

adalah lactophenol-cotton blue. Untuk setiap preparat berjumlah 10 ekor trips.

Identifikasi dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan melihat stadia cenda-

wan yang terbentuk pada atau dalam tubuh trips. Sampel trips yang diamati dikla-

sifikasikan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Steinkraus et al. (1995),

yaitu trips terinfeksi konidia sekunder, terinfeksi badan hifa, terinfeksi konidiofor

dan konidia primer, mengandung spora istirahat, terdapat cendawan saprofitik,

dan trips sehat.

Jumlah trips terinfeksi cendawan

Persentasi infeksi cendawan = x 100%

Jumlah trips

Analisis Data

Analisis untuk populasi trips per bunga mawar lokal dan mawar impor

menggunakan pendugaan nilai tengah 2 populasi (uji t) yang diolah dengan meng-

gunakan program Minitab 13.3. Analisis populasi trips yang terperangkap

menggunakan Rancangan Split Plot Acak Lengkap dengan petak utamanya jenis

tanaman (mawar lokal, mawar impor, dan barrier) dan anak petaknya warna pe-

rangkap (biru, putih, dan kuning). Perbandingan nilai tengah dilakukan dengan

uji berganda Duncan pada taraf 5% yang diolah dengan program SAS 9.1.3.

Page 27: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Taman Bunga Nusantara, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur berada

pada ketinggian 824 m dpl serta berada 060.43.57 lintang selatan dan 107

0.04.77

bujur timur. Intensitas curah hujan pada bulan Maret, April, dan Mei tahun 2011

berturut-turut yaitu 65,61 ml/hari, 118,77 ml/hari, dan 113,90 ml/hari. Jumlah

hari hujan pada Maret, April, dan Mei tahun 2011 berturut-turut yaitu 23 hari, 27

hari, dan 21 hari. Luas taman mawar sekitar 2.000 m2 dan jenis mawar yang di-

tanam adalah mawar lokal dan mawar impor (Baby rose, Miss american beauty,

camelot, playboy). Budidaya tanaman mawar meliputi pengolahan media tanam,

penanaman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, penyiraman, pemangkasan,

perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan stek, serta pengendalian ha-

ma dan penyakit tanaman mawar.

Lahan mawar lokal ditambahkan dengan campuran pupuk kandang, dolo-

mit, furadan, dan dekastar. Lahan mawar impor ditambahkan dengan campuran

pasir (10 kg), pupuk kandang (5 kg), dolomit (250 gr), dekastar (20 gr), dan hu-

mus bambu. Sebelum dan setelah tanam, pada lubang tanam dimasukkan EM4

500 ml yang dicampur dengan 50 liter air. Lubang tanam dibuat dengan kedalam-

an 50 cm dan lebar 50 cm. Jarak tanam mawar berkisar 120 cm × 120 cm atau 30

cm × 30 cm, tergantung jenis mawar.

Pemupukan menggunakan NPK (16:16:16) dan pupuk kandang dilakukan

sekali 2 minggu. Pupuk NPK yang diberikan pada mawar lokal sebanyak 50 gram

per tanaman dengan cara disebar pada larikan yang dibuat di sekitar tanaman, se-

dangkan mawar impor diberi pupuk NPK sebanyak 20 gram/tanaman dengan cara

membuat lubang di sekitar tanaman dan pupuk NPK dimasukkan ke dalam lubang

tersebut. Pupuk kandang sebanyak 10-15 kg dicampur dengan 50 liter air dan di-

tambahkan EM4 sebanyak 200 ml. Pupuk tersebut sebanyak 10 liter dapat

digunakan untuk 4 sampai 6 tanaman.

Pemangkasan pada tanaman mawar terdiri dari pemangkasan berat dan pe-

mangkasan ringan. Pemangkasan berat dilakukan dengan cara memotong cabang

atau ranting 20 cm dari batang utama, bertujuan meremajakan tanaman kembali

Page 28: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

18

dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit dan sulit ditanggulangi.

Pemangkasan ringan dilakukan sekali seminggu dengan cara membuang tunas-

tunas yang kecil, tunas atau cabang yang terserang penyakit, dan tunas-tunas yang

tidak produktif atau tangkai bunga yang sudah rontok. Pemangkasan ini bertujuan

merangsang tumbuhnya tunas-tunas yang produktif.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman mawar dilakukan secara mekanik

dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara sanitasi pada

gulma yang ada di sekitar pertanaman, mengambil langsung bekicot yang ada di

pertanaman, memotong bagian tanaman yang terserang penyakit, dan mengorek

bagian tanaman yang terserang lumut. Selain itu, pada lahan mawar impor dilaku-

kan pemasangan perangkap kuning (yellow sticky trap) dan mulsa plastik hitam

yang ditutupi dengan daun pinus.Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan

penyemprotan pestisida secara rutin 2 kali seminggu.

Keragaman Spesies Trips

Hasil identifikasi trips, ditemukan 8 spesies trips yang menyerang tanaman

mawar yaitu, Thrips parvispinus, Frankliniella intonsa, Thrips palmi, Scirtothrips

dorsalis, Microcephalothrips abdominalis, Megalurothrips usitatus, spesies A dan

spesies B. Semua spesies trips tersebut termasuk subordo Terebrantia. T. parvi-

spinus, F. intonsa T. palmi, S. dorsalis, M. abdominalis, dan M. usitatus merupa-

kan spesies trips dalam famili Thripidae. Sebagian besar famili Thripidae menjadi

hama pada pertanaman. Identifikasi sampai tingkat spesies dilakukan berdasarkan

karakter morfologi yang ditemukan.

Thrips parvispinus Karny (Gambar 1). Imago betina makroptera, tubuh

berwarna coklat, tetapi warna kepala dan toraks lebih terang dibandingkan dengan

abdomen (Gambar 1A). Antena berjumlah 7 segmen, warna kuning pada segmen

III serta dasar segmen IV dan V, segmen III dan IV dengan sense cone berbentuk

garpu (Gambar 1B). Kepala memiliki 2 pasang seta oseli, seta oseli III muncul di

anterior margin segitiga oseli (Gambar 1C). Pronotum memiliki 2 pasang seta

posteroangular panjang dan 3 pasang seta posteromarginal (Gambar 1D). Meta-

notum tidak memiliki campaniform sensilla, seta median panjang dan berada di

belakang anterior margin (Gambar 1E). Mesofurka dengan spinula. Sayap depan

Page 29: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

19

berwarna coklat, tetapi pada bagian dasar berwarna terang, barisan seta venasi

pertama dan kedua lengkap (Gambar 1F). Abdomen tergit II memiliki 3 seta mar-

ginal lateral, tergit V-VIII memiliki ctenedia di bagian lateral dan pada tergit VIII

ctenedia berada di posteromesad spirakel (Gambar 1G). Abdomen sternit II me-

miliki 2 pasang seta marginal, sternit III-VII memiliki 3 pasang seta marginal,

sternit II dan VII tanpa seta diskal, sternit III-VI memiliki 6-12 seta diskal yang

barisannya tidak beraturan (Gambar 1H). Imago jantan mirip imago betina, tetapi

jantan berwarna kuning.

Gambar 1 Thrips parvispinus, (A) imago betina, (B) antena segmen III & IV

sense cone berbentuk garpu, (C) kepala dengan 2 pasang seta oseli,

(D) pronotum, (E) metanotum, (F) sayap depan, (G) ctenedia pada

abdomen tergit VIII, dan (H) abdomen sternit VI-VII.

Frankliniella intonsa Trybom (Gambar 2). Tubuh berwarna coklat tetapi

kepala dan pronotum lebih terang dibandingkan dengan abdomen, imago betina

makroptera (Gambar 2A). Antena berjumlah 8 segmen, segmen III dan IV ber-

warna kuning dan sense cone berbentuk garpu (Gambar 2B). Kepala memiliki 3

A

B

H F

E D

C

G

Page 30: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

20

I

A F

B

G

H

E

pasang seta oseli, seta oseli III lebih panjang daripada seta oseli II dan berada di

anterior margin segitiga oseli (Gambar 2C). Pronotum memiliki lima pasang seta

utama, seta pada anteromarginal lebih pendek dari seta anteroangular (Gambar

2D). Metanotum memiliki 2 pasang seta pada anterior margin dan tidak memiliki

campaniform sensilla (Gambar 2E). Sayap depan berwarna terang dengan seta

berwarna gelap dan pada venasi pertama dan kedua memiliki barisan seta lengkap

(Gambar 2F). Abdomen tergit V-VIII mempunyai ctenedia di bagian lateral, pada

tergit VIII ctenedia di anterolateral spirakel (Gambar 2G), Comb posteromar-

ginal pada tergit VIII lengkap, microtrichia pendek dan halus yang berada pada

dasar segitiga (Gambar 2H). Abdomen sternit III-VII tidak memiliki seta diskal.

Imago jantan mirip dengan imago betina, tetapi tubuh jantan berwarna kuning dan

seta posterolateral lebih tebal (Gambar 2I).

Gambar 2 Frankliniella intonsa, (A) imago betina, (B) antena, (C) kepala

memiliki 3 pasang seta oseli, (D) pronotum dengan 5 pasang seta

utama, (E) metanotum, (F) sayap depan, (G) ctenedia pada abdomen

tergit VIII, (H) comb posteromarginal pada abdomen tergit VIII, dan

(I) imago jantan.

C

D

Page 31: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

21

Thrips palmi Karny (Gambar 3). Imago betina makroptera, tubuhnya dan

tungkai berwarna kuning (Gambar 3A). Antena berjumlah 7 segmen, segmen I-III

berwarna terang, sedangkan segmen VI-VII berwarna coklat, segmen III dan IV

memiliki sense cone berbentuk garpu. Kepala memiliki 2 pasang seta oseli, seta

oseli III berada di luar segitiga oseli. Pronotum memiliki 2 pasang seta postero-

angular panjang dan 3 pasang seta posterior margin (Gambar 3B). Metanotum

memiliki pola retikulasi garis longitudinal yang terpusat pada posterior margin

dan garis transversal melengkung pada anterior, memiliki campaniform sensilla,

seta median muncul di belakang anterior margin (Gambar 3C). Mesofurka memi-

liki spinula. Sayap depan berwarna terang, barisan seta venasi pertama 2 atau 3

seta setengah distal dan barisan seta pada venasi kedua sekitar 15 seta. Abdomen

tergit II memiliki 4 seta marginal pada bagian lateral, pada tergit V-VIII memiliki

ctenedia di bagian lateral, pada tergit VIII ctenedia berada di posteromesad spi-

rakel, comb pada posterior margin lengkap, dengan microtrichia yang panjang dan

ramping (Gambar 3D). Abdomen sternit II memiliki 2 pasang seta marginal, pada

sternit III-VII memiliki 3 pasang seta marginal, dan seta marginal pada median

sternit VII berada di depan margin, sternit tanpa seta diskal.

Gambar 3 Thrips palmi, (A) imago betina, (B) pronotum, (C) metanotum dengan

campaniform sensilla, dan (D) abdomen tergit VIII. (a)

A B

C D

Page 32: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

22

Scirtothrips dorsalis Hood (Gambar 4). Imago betina makroptera, tubuh

berwarna kuning, tapi antecostal tergit dan sternit abdomen berwarna coklat gelap

(Gambar 4A). Antena berjumlah 8 segmen, segmen I–III berwarna terang dan

segmen V-VIII berwarna coklat, segmen III dan IV sense cone berbentuk garpu.

Kepala memiliki 3 tiga pasang seta oseli dan seta oseli III berada di antara oseli

belakang (Gambar 4B). Pronotum memiliki 4 pasang seta posterior margin dan

sculpture dengan garis-garis transversal yang sempit (Gambar 4C). Metanotum

memiliki sculpture berupa garis longitudinal paralel pada setengah posterior,dan

tidak memiliki campaniform sensilla. Mesofurka dan metafurka dengan spinula.

Sayap depan mempunyai barisan seta pada venasi pertama 3 seta pada setengah

distal dan venasi kedua dengan jarak 2 seta, serta fringe cilia pada posterior sayap

biasanya lurus (Gambar 4D). Klavus memiliki 4 seta venasi. Abdomen pada ter-

git VIII mempunyai comb lengkap yang melewati posterior margin (Gambar 4E).

Sternit abdomen tanpa seta diskal dan ditutupi oleh barisan microtrichia kecuali di

anteromedial, serta tidak terdapat comb dengan microtrichia di posterior margin

sternit. Jantan hampir mirip dengan betina tapi ukuran lebih kecil.

-

Gambar 4 Scirtothrips dorsalis, (A) imago betina, (B) kepala, (C) pronotum, (D)

sayap depan, dan (E) abdomen tergit VIII.

A

E D

C

B

Page 33: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

23

Microcephalothrips abdominalis Crawford (Gambar 5). Imago betinanya

makroptera, tubuh dan sayap berwarna coklat (Gambar 5A). Antena berjumlah 7

segmen, segmen antena lebih kecil-kecil, segmen III dan IV dengan sense cone

berbentuk garpu, segmen III berwarna coklat terang dibandingkan dengan segmen

antena lainnya (Gambar 5B). Kepala memiliki 2 pasang seta oseli, seta oseli III

berada di anterolateral segitiga oseli, dan kepala memiliki seta postokular kecil.

Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular dan 5 pasang seta posterior mar-

gin. Metanotum memiliki sculpture linear halus, dan memiliki campaniform sen-

silla (Gambar 5C). Mesofurka dengan spinula. Sayap depan ditandai dengan 3

seta setengah distal pada venasi pertama dan venasi kedua sekitar 7 seta. Abdo-

men tergit V-VIII memiliki ctenedia di bagian lateral, pada tergit VIII ctenedia

berada di posteromesad spirakel dan memiliki comb dengan microtrichia ramping

yang berada pada dasar segitiga (Gambar 5D).

Gambar 5 Microcephalothrips abdominalis, (A) imago betina, (B) antena

berjumlah 7 segmen, (C) metanotum, dan (D) abdomen tergit VIII

memiliki ctenedia dan comb dengan microtrichia pada dasar segitiga.

B A

C D

Page 34: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

24

Megalurothrips usitatus Bagnall (Gambar 6). Imago betina makroptera,

tubuh berwarna coklat gelap (Gambar 6A). Antena berjumlah 8 segmen, segmen

III lebih terang dari segmen lainnya, segmen III dan IV mempunyai sense cone

berbentuk garpu (Gambar 6B). Kepala memiliki 3 pasang seta oseli, seta oseli III

lebih panjang dari seta oseli II dan berada di anterior margin segitiga oseli

(Gambar 6C). Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular panjang dan 3

pasang seta posterior margin (Gambar 6D). Metanotum dengan sculpture yang

tidak terlalu jelas, memiliki campaniform sensilla (Gambar 6E). Mesofurka

dengan spinula. Sayap depan berwarna belang-belang yaitu coklat dan agak putih,

venasi pertama dengan sebaris seta panjang kemudian terputus dan diikuti dua

seta terakhir, barisan seta venasi kedua lengkap (Gambar 6F). Abdomen pada

bagian tergit tidak memiliki ctenidia, tapi pada tergit VIII terdapat kelompok

microtrichia di anteromesad spirakel, tergit VIII memiliki comb posteromarginal

dengan microtrichia halus tapi pada bagian tengah kosong (Gambar 6G). Sternit

abdomen tanpa seta diskal, sepasang seta marginal pada median sternit VII berada

di depan margin.

Gambar 6 Megalurothrips usitatus, (A) imago betina, (B) antena, (C) kepala,

(D) pronotum, (E) metanotum, (F) sayap depan, dan (G) abdomen

tergit VIII memiliki kelompok microtrichia dan memiliki comb

dengan microtrichia tapi kosong di bagian tengah.

A B

E F

C

D

G

Page 35: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

25

Spesies A (Gambar 7). Imago betinanya berwarna kuning (Gambar 7A).

Antena trips berjumlah 7 segmen, segmen III dan IV dengan sense cone sederhana

(Gambar 7B). Kepala memiliki 2 pasang seta oseli, seta oseli III di anterolateral

oseli bagian depan, dan memiliki barisan seta postokular berjajar menggaris ke

arah posterior (Gambar 7C). Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular.

Metanotum dengan sculpture garis longitudinal tidak beraturan, tidak memiliki

campaniform sensilla (Gambar 7D). Mesofurka dengan spinula, tapi metafurka

tanpa spinula. Sayap depan berwarna belang-belang yaitu kuning dan agak putih,

venasi pertama dan kedua pada sayap depan mempunyai barisan seta tidak sera-

gam bersambung (Gambar 7E). Abdomen tergit V-VIII mempunyai ctenedia di

bagian lateral (Gambar 7F), pada tergit VIII ctenedia berada di posteromesad spi-

rakel dan tidak terdapat comb posteromarginal pada bagian tengah (Gambar 7G).

Abdomen sternit II memiliki 2 seta diskal dan 2 pasang seta marginal, sedangkan

sternit III-VII memiliki 8 seta diskal dan 3 pasang seta margin.

Gambar 7 Spesies A, (A) imago betina, (B) antena (C) kepala memiliki 2 pasang

seta oseli dan barisan seta postokular berjajar ke arah posterior, (D)

metanotum, (E) sayap depan, (F) abdomen tergit VII memiliki

ctenidia di bagian lateral, dan (G) abdomen tergit VIII dengan

ctenedia di posteromesad spirakel.

A

B C

E

F

G D

Page 36: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

26

Spesies B (Gambar 8). imago betina makroptera, tubuh berwarna coklat

gelap dan tarsi kuning (Gambar 8A). Antena berjumlah 8 segmen, segmen VIII

lebih panjang dari segmen VI, segmen III dan IV mempunyai sense cone ber-

bentuk garpu, segmen III dan dasar segmen IV berwarna terang. Kepala memiliki

3 pasang seta oseli, seta oseli III lebih panjang dari seta oseli II dan seta oseli III

berada di luar anterior margin segitiga oseli (Gambar 8B). Pronotum memiliki 2

pasang seta posteroangular panjang dan memiliki 3 pasang seta posterior margin.

Metanotum tanpa campaniform sensilla, mesofurka dengan spinula (Gambar 8C).

Sayap depan dengan barisan seta venasi pertama 2 seta setengah distal dan barisan

seta venasi kedua lengkap (Gambar 8E). Tergit abdomen tidak memiliki ctenedia

tapi ditemukan kelompok microtrichia dan pada tergit VIII terdapat comb lengkap

dengan microtrichia panjang dan ramping (Gambar 8D). Sternit abdomen tidak

memiliki seta diskal, sternit VII memiliki sepasang seta marginal pada median

muncul di anterior hingga margin. Imago jantan (Gambar 8F) mirip imago betina,

tetapi imago jantan memiliki area glandular (kelenjar) di bagian abdomen.

Gambar 8 Spesies B, (A) imago betina, (B) kepala, (C) metanotum, (D) sayap

depan, (E) abdomen tergit VIII memiliki comb dengan microtrichia

yang panjang dan ramping, dan (F) imago jantan.

A

E

B

D C

F

Page 37: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

27

Perbedaan antara trips subordo Terebrantia dan Tubulifera dapat dilihat dari

struktur ujung abdomen dan sayap depan. Subordo Terebrantia memiliki ujung

abdomen yang tidak berbentuk pipa dan terdapat barisan seta venasi, serta pada

permukaan sayap depan terdapat microtrichia. Subordo Tubulifera memiliki ciri

pada ujung abdomen yang berbentuk seperti pipa, permukaan sayap depan halus

dan tidak memiliki barisan seta venasi (Gambar 9).

Gambar 9 Trips Subordo Tubulifera

Eksplorasi Cendawan Entomopatogen pada Trips

Total preparat trips pada eksplorasi cendawan entomopatogen berbeda-beda.

Jumlah preparat trips mawar lokal 240 preparat. Preparat trips dari mawar impor

berjumlah 150 preparat.

Stadia cendawan entomopatogen yang ditemukan saat pengamatan adalah

konidia primer dan konidia sekunder (Gambar 10). Konidia primernya berbentuk

bulat dan memiliki tabung kapiler hialin. Konidia primer dan kapiler hialin yang

telah melepaskan konidia sekunder disebut ghost conidia. Konidia sekunder ber-

bentuk lonjong seperti gabah. Konidia sekunder yang dilepaskan kapiler hialin,

biasanya menempel pada antena, tungkai, atau bagian luar tubuh trips. Konidia

sekunder bersifat infektif dan konidia yang tahan terhadap lingkungan yang tidak

sesuai.

Berdasarkan deskripsi di atas, konidia sekunder yang diamati termasuk Tipe

II atau kapilikonidia. Konidia sekunder dihasilkan satu-persatu dari tabung kapi-

ler langsing yang muncul dari konidia primer, dan kapilikonidia dilepaskan secara

pasif. Cendawan Entomophthorales yang ditemukan menginfeksi trips termasuk

genus Neozygites.

Page 38: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

28

Gambar 10 Trips terinfeksi cendawan entomopatogen, (A) konidia primer,

konidia sekunder, dan ghost conidia pada abdomen trips dan (B)

konidia sekunder menempel pada antena trips.

Montserrat et al. (1998) menemukan imago dan nimfa F. occidentalis ter-

infeksi Neozygites parvispora. Kadaver trips yang ditemukan menempel pada

daun. Stadia konidia primer berbentuk bola (spherical) dengan papila terpotong

(truncate). Bentuk dan ukuran konidia sekunder mirip dengan konidia primer.

Kapillikonidia berbentuk oval, menghasilkan bahan perekat mucilaginous distal

dan disangga oleh kapiler dan biasanya kapilikonidia muncul di ujung kapiler.

Infeksi cendawan entomopatogen ditemukan pada sampel trips baik dari

tanaman mawar lokal maupun mawar impor. Spesies trips yang yang ditemukan

terinfeksi cendawan entomopatogen yaitu T. parvispinus dan F. intonsa (Tabel 1).

Infeksi cendawan entomopatogen pada T. parvispinus ditemukan pada tanggal 28

Maret, 31 Maret, 4 April dan 15 April 2010. Infeksi cendawan entomopatogen

pada F. intonsa ditemukan pada tanggal 4 April, 11 April dan 15 April 2010.

Infeksi cendawan entomopatogen tertinggi terjadi pada tanggal 4 April 2011, pada

T. parvispinus mawar impor, yaitu sebesar 2,7%.

Menurut Steinkraus et al. (1995), populasi hama dan curah hujan dapat me-

pengaruhi infeksi cendawan Entomophthorales. Populasi hama meningkat, di-

sertai dengan terjadinya peningkatan infeksi cendawan Entomophthorales pada

hama. Serangga hama juga berperan penting dalam penyebaran cendawan Ento-

mophthorales. Hujan deras dapat menyebabkan tersapunya hama dan cendawan

yang terdapat pada hama dari tanaman.

B A

Page 39: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

29

Tabel 1 Persentase T. parvispinus dan F. intonsa terinfeksi cendawan entomo-

patogen pada delapan kali pengamatan tahun 2011

Tanggal Mawar

Jumlah

trips (individu)

T. parvispinus F. intonsa

Jumlah

terinfeksi

(individu)

Persentase

infeksi

Jumlah

terinfeksi

(individu)

Persentase

infeksi

28 Maret Lokal 300 1 0,3 0 0

Impor 150 0 0 0 0

31 Maret Lokal 300 1 0,3 0 0

Impor 150 1 0,7 0 0

4 April Lokal 300 1 0,3 1 0,3

Impor 150 4 2,7 1 0,7

7 April Lokal 300 0 0 0 0

Impor 150 0 0 0 0

11 April Lokal 300 0 0 0 0

Impor 150 2 1,3 1 0,7

14 April Lokal 300 0 0 0 0

Impor 150 1 0,7 1 0,7

18 April Lokal 300 0 0 0 0

Impor 150 0 0 0 0

21 April Lokal 300 0 0 0 0

Impor 150 0 0 0 0

Persentase stadia cendawan entompatogen yang ditemukan pada atau di

dalam tubuh trips mawar lokal tercantum pada Gambar 11. Stadia konidia primer

ditemukan pada pengambilan sampel trips tanggal 28 Maret dan 31 Maret, dengan

persentase masing-masing 0,3%. Konidia sekunder ditemukan pada pengambilan

sampel trips tanggal 4 April yaitu 0,7%.

Persentase stadia cendawan entomopatogen yang ditemukan pada atau di

dalam tubuh trip mawar impor tercantum pada Gambar 12. Stadia konidia primer

ditemukan pada pengambilan sampel trips tanggal 4 April yaitu 0,7%. Stadia

konidia sekunder di-temukan pada sampel trips tanggal 31 Maret, 4 April, 11

April dan 14 April. Persentase infeksi berturut-turut yaitu 0,7%, 2,7%, 2%, dan

1,3%.

Page 40: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

30

Gambar 11 Persentase stadia cendawan entomopatogen pada trips mawar lokal

tahun 2011.

Gambar 12 Persentase stadia cendawan entomopatogen pada trips mawar impor

tahun 2011.

Populasi Trips pada Bunga Mawar

Secara umum, jumlah trips pada bunga mawar lokal lebih tinggi dibanding-

kan dengan jumlah trips pada bunga mawar impor, terutama pada tanggal 24

Maret, 14 April, 21 April, 28 April, dan 5 Mei 2011 (Tabel 2). Hal tersebut di-

duga terjadi karena pengaruh dari jumlah petal dan ukuran bunga. Mawar lokal

memiliki jumlah petal lebih banyak dan ukuran bunga lebih besar dibandingkan

dengan mawar impor, sehingga tempat bagi trips pada bunga mawar lokal lebih

luas.

95%

96%

97%

98%

99%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8

Pers

en

tase

sam

pel

tri

ps

Waktu pengambilan sampel

Sehat Konidia sekunder Konidia PrimerBadan hifa Spora istirahat Cendawan saprofitik

28 Mar 31 Mar 4 Apr 7 Apr 11 Apr 14 Apr 18 Apr 21 Apr

90%91%92%93%94%95%96%97%98%99%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8

Pers

en

tase

sam

pel

trip

s

Waktu pengambilan sampel

Sehat Konidia sekunder Konidia Primer

Badan hifa Spora istirahat Cendawan saprofitik

28 Mar 31 Mar 4 Apr 7Apr 11 Apr 14 Apr 18 Apr 21 Apr

Page 41: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

31

Tabel 2 Populasi trips pada bunga mawar lokal dan mawar impor tahun 2011

(*) berbeda nyata pada taraf nyata (α) 5%, aSD = Standar deviasi

Populasi trips pada bunga mawar lokal dan mawar impor paling tinggi ter-

jadi pada awal pengamatan, hal tersebut dikarenakan kondisi pada pertanaman

mawar cukup kering. Kelembaban yang rendah dan suhu yang tinggi pada musim

kemarau merupakan kondisi yang cocok bagi hama trips sehingga perkembangan-

nya lebih cepat (Prabaningrum & Moekasan 2007). Pengamatan minggu berikut-

nya sudah memasuki musim penghujan dan populasi trips berkurang dibanding-

kan dengan pengamatan sebelumnya. Menurut Tobing (1996) curah hujan yang

tinggi dan jumlah hari hujan yang lama dapat mengganggu proses berpupa trips di

dalam tanah.

Ketertarikan Trips pada Warna Perangkap Likat

Trips pada perangkap likat yang diidentifikasi sampai tingkat spesies yaitu,

T. parvispinus, F. intonsa, S. dorsalis, M. abdominalis, T. palmi, M. usitatus. Dari

semua spesies trips yang diidentifikasi, T. parvispinus dan F. intonsa yang paling

banyak ditemukan. Genus Thrips, Frankliniella, dan Scirtothrips, sebagian besar

menjadi hama pada tanaman (Morse & Hoddle 2006). Thrips parvispinus me-

rupakan hama serius pada pertanaman cabai di Indonesia (Sastrosiswojo 1991).

Selain trips tersebut, pada perangkap likat juga ditemukan 2 spesies yang belum

dapat diidentifikasi yaitu spesies A dan spesies B, serta ditemukan juga spesies

dari subordo Tubulifera.

Berdasarkan analisis ragam, umumnya perbedaan jenis tanaman tidak mem-

pengaruhi jumlah trips yang terperangkap. Akan tetapi warna perangkap mempe-

ngaruhi jumlah trips yang terperangkap terutama T. parvispinus dan F. intonsa.

Menurut Park et al. (2002), trips menemukan inangnya lebih dipengaruhi warna

bunga dibandingkan dengan varietas tanaman.

Mawar Jumlah trips (individu/bunga/10 tepuk) ± SDa pada tanggal

24 Maret 31 Maret 7 April 14 April 21 April 28 April 5 Mei 15 Mei

Lokal 5,3±3,22 2,7±1,59 3,08±2,0 2,6±1,6 2,5±1,85 2,8±2,05 2,2±1,48 2,3±1,18

Impor 3,4±2,46 2,3±1,26 2,9±1,94 1,8±1,09 1,8±1,14 1,9±1,06 1,4±0,62 2,0±1,36

Nilai p 0,002* 0,239 0,971 0,012* 0,033* 0,006* 0,001* 0,337

Page 42: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

32

Rataan trips yang terperangkap pada perangkap berwarna biru, putih, dan

kuning yang dipasang di pertanaman mawar lokal, mawar impor, dan barrier se-

lama 8 minggu pengamatan tercantum pada Tabel 3. Berdasarkan analisis ragam,

interaksi antara jenis tanaman dan warna perangkap hanya terjadi pada pengama-

tan ke-3. Trips lebih banyak terperangkap warna biru dan putih yang dipasang di

mawar impor dibandingkan dengan warna biru dan putih yang dipasang di mawar

lokal. Umumnya, jenis tanaman secara tunggal tidak mempengaruhi jumlah trips

yang terperangkap, kecuali pada pengamatan ke-4. Jumlah trips pada perangkap

yang dipasang di mawar impor secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan pe-

rangkap yang dipasang di mawar lokal dan barrier. Warna perangkap mempe-

ngaruhi jumlah trips yang terperangkap pada pengamatan ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-

4. Warna biru dan putih lebih disukai trips dibandingkan dengan warna kuning.

Rataan T. parvispinus yang terperangkap pada perangkap warna biru, putih,

dan kuning yang dipasang di pertanaman mawar lokal, mawar impor, dan barrier

selama 8 minggu pengamatan tercantum pada Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis

ragam, tidak terdapat interaksi antara jenis tanaman dan warna perangkap terha-

dap jumlah T. parvispinus yang terperangkap. Jenis tanaman juga, tidak ditemu-

kan secara nyata mempengaruhi jumlah T. parvispinus yang terperangkap. Warna

perangkap mempengaruhi ketertarikan T. parvispinus pada pengamatan ke-1, ke-

2, ke-3, ke-4, dan ke-5. Warna biru dan putih paling disukai T. parvispinus diban-

dingkan dengan warna kuning.

Rataan F. intonsa yang terperangkap pada perangkap berwarna biru, putih,

dan kuning yang dipasang di pertanaman mawar lokal, mawar impor, dan barrier

selama 8 minggu pengamatan tercantum pada Tabel 5. Hasil analisis ragam, tidak

ditemukan interaksi antara jenis tanaman dan warna perangkap. Jenis tanaman

umumnya tidak mempengaruhi ketertarikan F. intonsa, kecuali pada pengamatan

ke-3. Jumlah F. intonsa lebih banyak pada perangkap yang dipasang di mawar

impor dibandingkan dengan perangkap yang dipasang di mawar lokal dan barrier.

Warna mempengaruhi ketertarikan F. intonsa di lapangan. Pada pengamatan ke-

1, ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-6, warna biru dan putih lebih disukai F.intonsa diban-

dingkan dengan warna kuning. Menurut Chu et al. (2006), warna biru dan putih

lebih disukai F. intonsa dibandingkan dengan warna kuning.

Page 43: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

33

Tabel 3 Rataan trips (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap likat yang

dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata

Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 12,3 6,0 11,3 9,9 a

Putih 14,0 9,7 11,0 11,6 a

Kuning 4,0 3,3 3,3 3,5 b

Rata-rata

10,1 a 6,3 a 8,5 a

2

Biru 7,3 7,3 8,7 7,8 ab

Putih 10,0 9,7 10,0 9,9 a

Kuning 3,2 8,3 3,7 5,1 b

Rata-rata 6,8 a 8,4 a 7,4 a

3

Biru 5,5 c 17,0 a 12,7 ab 11,7

Putih 7,8 c 17,3 a 17,0 a 14,1

Kuning 7,8 c 11,3 abc 5,7 c 8,3

Rata-rata 7,1 15,2 11,8

4

Biru 8,3 16,3 8,0 10,9 a

Putih 9,3 16,0 13,0 12,8 a

Kuning 2,8 6,0 1,0 3,3 b

Rata-rata 6,8 b 12,8 a 7,3 b

5

Biru 5,5 4,0 4,7 4,7 a

Putih 5,7 8,0 7,0 6,9 a

Kuning 4,2 3,0 2,7 3,3 a

Rata-rata 5,1 a 5,0 a 4,8 a

6

Biru 10,8 6,3 6,0 7,7 a

Putih 8,0 9,3 7,0 8,1 a

Kuning 6,2 3,0 3,7 4,3 a

Rata-rata 8,3 a 6,2 a 5,6 a

7

Biru 3,5 12,0 2,7 6,1 a

Putih 5,7 3,3 5,0 4,7 a

Kuning 9,3 9,0 4,0 7,4 a

Rata-rata 6,2 a 8,1 a 3,9 a

8

Biru 3,3 5,7 4,7 4,6 a

Putih 6,0 6,3 6,7 6,3 a

Kuning 2,3 2,0 2,3 2,2 a

Rata-rata 3,9 a 4,7 a 4,6 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 44: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

34

Tabel 4 Rataan T. parvispinus (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 6,5 1,7 5,3 4,5 a

Putih 6,3 3,3 6,7 5,4 a

Kuning 0,7 0,3 1,7 0,9 b

Rata-rata 4,5 a 1,8 a 4,6 a

2

Biru 3,5 3,3 3,3 3,4 ab

Putih 6,0 4,3 5,7 5,3 a

Kuning 0,5 2,7 1,7 1,6 b

Rata-rata 3,3 a 3,4 a 3,6 a

3

Biru 2,5 3,3 2,0 2,6 ab

Putih 2,8 4,3 2,3 3,1 a

Kuning 1,0 1,0 2,3 1,4 b

Rata-rata 2,1 a 2,9 a 2,2 a

4

Biru 3,5 5,3 3,3 4,0 a

Putih 4,3 7,0 4,7 5,3 a

Kuning 0,3 1,3 0,3 0,6 b

Rata-rata 2,7 a 4,5 a 2,8 a

5

Biru 1,0 1,0 0,3 0,8 b

Putih 1,3 2,7 2,3 2,1 a

Kuning 0,0 0,0 0,3 0,1 b

Rata-rata 0,8 a 1,2 a 1,0 a

6

Biru 2,2 2,0 0,3 1,5 a

Putih 1,3 0,3 2,7 1,4 a

Kuning 0,5 2,3 0,0 0,9 a

Rata-rata 1,3 a 1,5 a 1,0 a

7

Biru 0,7 0,3 0,7 0,6 a

Putih 1,3 0,7 1,0 1,0 a

Kuning 0,2 1,3 0,0 0,5 a

Rata-rata 0,7 a 0,8 a 0,6 a

8

Biru 1,1 1,0 2,0 1,4 a

Putih 0,2 0,0 0,7 0,3 a

Kuning 2,2 2,3 1,0 1,8 a

Rata-rata 1,2 a 1,1 a 1,2 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 45: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

35

Tabel 5 Rataan F. intonsa (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap likat

yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 3,5 1,3 1,3 2,0 a

Putih 3,2 2,3 2,0 2,5 a

Kuning 0,5 0,7 0,3 0,5 b

Rata-rata 2,4 a 1,4 a 1,2 a

2

Biru 0,7 0,7 1,0 0,8 a

Putih 0,8 1,0 0,7 0,8 a

Kuning 0,0 0,3 0,0 0,1 b

Rata-rata 0,5 a 0,7 a 0,6 a

3

Biru 1,3 5,7 0,7 2,6 a

Putih 0,8 3,7 0,7 1,7 ab

Kuning 0,5 1,3 0,0 0,6 b

Rata-rata 0,9 b 3,6 a 0,5 b

4

Biru 2,5 5,3 0,7 2,8 a

Putih 1,3 2,7 2,3 2,1 a

Kuning 0,2 0,7 0,3 0,4 b

Rata-rata 1,3 a 2,9 a 1,1 a

5

Biru 2,7 1,0 1,3 1,7 a

Putih 1,2 2,7 1,7 1,9 a

Kuning 1,7 0,7 0,0 0,8 a

Rata-rata 1,9 a 1,5 a 1,0 a

6

Biru 6,3 1,7 1,3 3,1 a

Putih 4,2 2,0 1,3 2,5 ab

Kuning 2,8 0,7 0,3 1,3 b

Rata-rata 4,4 a 1,5 a 1,0 a

7

Biru 0,5 9,3 0,0 3,3 a

Putih 2,3 1,0 0,0 1,1 a

Kuning 0,3 2,3 0,0 0,9 a

Rata-rata 1,0 a 4,2 a 0,0 a

8

Biru 0,8 1,7 0,3 0,9 a

Putih 1,7 0,0 0,3 0,7 a

Kuning 0,3 0,0 0,0 0,1 a

Rata-rata 0,9 a 0,6 a 0,2 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 46: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

KESIMPULAN

Kesimpulan

Spesies trips yang ditemukan menyerang mawar lokal dan mawar impor

yaitu Thrips parvispinus, Frankliniella intonsa, Thrips palmi, Scirtothrips dor-

salis, Microcephalothrips abdominalis, Megalurothrips usitatus, spesies A dan

spesies B. Dari semua spesies tersebut, hanya T. parvispinus dan F. intonsa yang

ditemukan terinfeksi cendawan Entomophthorales. Stadia cendawan Entomoph-

thorales yang ditemukan yaitu konidia primer dan konidia sekunder. Cendawan

tersebut termasuk genus Neozygites. Berdasarkan evaluasi warna perangkap likat,

warna ditemukan mempengaruhi T. parvispinus dan F. intonsa. Warna biru dan

putih lebih disukai T. parvispinus dan F. intonsa dibandingkan dengan warna

kuning.

Saran

Perlu dilakukan penelitian populasi trips per bunga berdasarkan warna bu-

nga mawar. Pengujian bentuk perangkap terhadap jumlah trips yang terperangkap

dan luas area perangkap likat serta pengujian perangkap dengan menggunakan se-

nyawa aktraktan. Penelitian cendawan Entomophthrales pada musim hujan dan

musim kemarau serta perlu dilakukan identifikasi cendawan Entomophthorales

sampai tingkat spesies. Penelitian musuh alami trips, selain cendawan Entomoph-

thorales.

Page 47: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

DAFTAR PUSTAKA

Anwar R, Dadang, Sartiami D, Harahap IS. 2010. Infeksi cendawan

Entomophthorales pada kutu putih pepaya Paracoccus marginatus

(Hemiptera: Pseudococcidae) pada pertanaman papaya di Jawa Barat.

Peranan Entomologi dalam Mendukung Pengembangan Ramah Lingkungan

dan Kesehatan. Prosiding seminar nasional VI Perhimpunan Entomologi

Indonesia (PEI); Bogor, 24 Juni 2010. Bogor: PEI.

Bansiddhi K, Poonchaisri S. 1999. Thrips of vegetables and other commercially

important crops in Thailand. In: Talekar NS, (ed.). Thrips in Southeast

Asia. Proceedings of a regional consultation workshop; Bangkok, Thailand,

13 March 1991. Taiwan: Asian Vegetable Research and Development

Center. p.34-39.

Ben-Ze’ev I. S, Kenneth R.G. 1982. Features-criteria of taxonomic value in the

Entomophthorales: I. A reision of the Batkoan classification. Mycotaxon 14:

393-455.

BPP Teknologi [Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi]. 2000. Budidaya pertanian; mawar (Rosa damascena

Mill.). http://www.ristek.go.id [6 Maret 2011].

Chang NT. 1999. Important thrips species in Taiwan. In: Talekar NS, (ed.).

Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a regional consultation workshop;

Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Taiwan: Asian Vegetable Research

and Development Center. p.40-56.

Chu CC, Pinter PJ, JR, Henneberry TJ, Umeda K, Natwick ET, Wei YA, Reddy

VR, Shrepatis M. 2000. Use of CC traps with different trap base color for

silverleaf whiteflies (Homoptera: Aleyrodidae), thrips (Thysanoptera:

Thripidae), and leafhoppers (Homoptera: Cicadellidae). J. Econ. Entomol.

93(4): 1329-1337.

Chu CC, Ciomperlik MA, Chang NT, Richards M, Henneberry T. 2006.

Developing and evaluating traps for monitoring Scirtothrips dorsalis

(Thysanoptera: Thripidae). Florida Entomol. 89(1): 47-55.

Darliah. 1995. Pemuliaan mawar. Balai Penelitian Tanaman Hias: Jakarta

Fauziah I, Saharan HA. 1999. Research on thrips in Malaysia. In: Talekar NS,

(ed.). Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a regional consultation

workshop; Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Taiwan: Asian Vegetable

Research and Development Center. p.29-33.

Jacobson RJ. 1997. Integrated pest management (IPM) in glasshouse. In: Lewis

T, (ed.). Thrips as Crop Pests. Oxon: CAB International. p.639-666.

Kartapradja R. 1995. Botani dan ekologi mawar. Balai Penelitian Tanaman

Hias: Jakarta.

Kirk DF. 1997. Distribution, abundance, and population dynamics. In: Lewis T,

(ed.). Thrips as Crop Pests. Oxon: CAB International. p.217-257.

Page 48: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

38

Keller S. 2007. Fungal struktur and biology. In: Keller S, (ed.). Artropoda-

pathogenic Entomophthorales: Biology, ecology, identification. Brussels:

COST Office. p.27-54.

Lewis T. 1997. Field and laboratory techniques. In: Lewis T, (ed.). Thrips as

Crop Pests. Oxon: CAB International. p.435-466

Montserrat M, Castan C, Santamaria S. 1998. Neozygites parvispora

(Zygomycotina: Entomophthorales) causing an epizootic in Frankliniella

occidentalis (Thysanoptera: Thripidae) on cucumber in Spain. J. Invertebr

Pathol. 71: 165-168.

Moritz G, Mound LA, Morris DC, Goldarazena A. 2004. Pest thrips of the

World [CD-Rom]. Ausralia: Csiro Publishing. 1 CD-ROM dengan

penuntun di dalamnya.

Morse JG, Hoddle MS. 2006. Invasion biologi of thrips. Annu. Rev. Entomol.

51: 67-89.

Mound LA, Kibby G. 1998. Thysanoptera an identification guide Second

Edition. Oxon: CAB International.

Muharram K. 1995. Pengendalian hama dan penyakit mawar. Balai Penelitian

Tanaman Hias: Jakarta.

Natwick ET, Byers JA, Chu CC, Lopez M, Hennenberry TJ. 2007. Early

detection and mass trapping of Frankliniella occidentalis and Thrips tabaci

in vegetable crop. Southwest. Entomol. 32(4): 229-238.

Park JD, Kim SG, Kim DI, Cho K. 2002. Population dynamics of Frankliniella

occidentalis on different rose cultivars and flowering stages. J. Asia-Pasific

Entomol. 5: 97-102.

Pearsall IA, Myers JH. 2000. Evaluation of sampling for determining the

phenollogy relative density and diversion of western flower thrips

(Thysanoptera: Thripidae) in nectarine orchards. J. Econ. Entomol. 93(2):

494-502.

Pell JK, Eilenberg J, Hajek AE, Steinkraus DC. 2001. Biology, ecology, and pest

management potential of Entomophthorales. In: Butt TM, Jackson C,

Magan N, (ed.). Fungi as Biocontrol Agents. Oxon: CAB International. p.

57-154.

Prabaningrum L, Moekasan TK. 2007. Identifikasi status hama pada budidaya

paprika (Capsicum annuum var. grossum) di Kabupaten Bandung Jawa

Barat. J. Hort. 17(2): 161-167.

Ranamukharaarachchi SL, Wickramarachchi KS. 2007. Color prefarance and

sticky trap for field management of Thrips Ceratothripoides claratris

(Shumsher) (Thysanoptera: Thripidae) in tomato in Central Thailand. Int. J.

Agri. Biol. 9(3): 392-397.

Roy HE, Steinkraus DC, Eilenberg J, Hajek AE, Pell JK. 2006.

Entomopathogenic fungi and their Arthropoda hosts. Annu. Rev. Entomol.

51: 331-357.

Page 49: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

39

Sastrosiswojo S. 1991. Thrips on vegetables in Indonesia. In: Talekar NS, (ed.).

Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a regional consultation workshop;

Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Taiwan: Asian Vegetable Research

and Development Center. p.12-17.

Shylena Y. 2010. Potensi cendawan Entomophthorales dalam mengendalikan

kutu putih pepaya Paracoccus marginatus William & Granara de Willink

(Hemiptera: Pseudococcidae) di lapangan [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Satuhu S, Murtiningsih. 2005. Mawar; pemanfaatan untuk bunga botong, bunga

kering, aromaterapi, kosmetik, dan makanan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Shipp J L. 1995. Monitoring of western flower thrips on glasshouse and

vegetable crops. In: Parker BL, Skinner M, Lewis T, (ed.). Thrips Biology

and Management. New York: Plenum Press. p.547-555.

Steinkraus DC, Hollingsworth RG, Slaymaker PH. 1995. Prevalence of

Neozygites fresenii (Entomophthorales: Neozygitaceae) on the cotton aphids

(Homoptera: Aphididae) in Arkansas cotton. Environ. Entomol. 24: 465-

474.

Talekar NS. 1999. Thrips on pepper: AVRDC’s research strategy. In: Talekar

NS, (ed.). Thrips in Southeast Asia. Proceedings of a regional consultation

workshop; Bangkok, Thailand, 13 March 1991. Taiwan: Asian Vegetable

Research and Development Center. p.61-67.

Terry LI. 1997. Host selection, communication and reproductive behavior. In:

Lewis T, (ed.). Thrips as Crop Pests. Oxon: CAB International. p.639-

666.

Teulon DJ, Penman DR. 1992. Colour preferences of New Zealand thrips

(Terebrantia: Thysanoptera). N. Z. Entomol. 15: 8-13.

Tobing MC. 1996. Biologi dan perkembangan populasi Thrips palmi Karny

(Thysanoptera: Thripidae) pada tanaman kentang [Disertasi]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wijayanti R. 1990. Inventarisasi hama mawar (Rosa hybrida Horti.) dan

pengamatan sebaran trips pada tanaman Mawar [Skripsi]. Bogor: Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 50: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

LAMPIRAN

Page 51: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

41

Lampiran 1 Rataan Thrips palmi (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,7 0,3 1,7 0,9 a

Putih 1,0 0,0 0,3 0,4 a

Kuning 0,3 0,7 0,0 0,3 a

Rata-rata 0,7 a 0,3 a 0,7 a

2

Biru 1,5 0,7 1,3 1,2 a

Putih 0,7 1,3 1,7 1,2 a

Kuning 0,5 0,7 1,0 0,7 a

Rata-rata 0,9 a 0,9 a 1,3 a

3

Biru 0,5 b 4,3 ab 4,3 ab 3,0

Putih 0,7 b 3,7 ab 6,0 a 3,5

Kuning 5,0 ab 1,3 ab 0,3 ab 2,2

Rata-rata 2,1 3,1 3,5

4

Biru 0,8 1,3 0,3 0,8 ab

Putih 1,2 1,3 2,3 1,6 a

Kuning 0,3 0,0 0,0 0,1 b

Rata-rata 0,8 a 0,9 a 0,9 a

5

Biru 0,5 0,0 0,7 0,4 a

Putih 0,5 0,7 0,3 0,5 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,3 a 0,2 a 0,3 a

6

Biru 0,5 0,0 1,7 0,7 a

Putih 0,7 0,0 0,0 0,2 a

Kuning 0,7 0,0 0,0 0,2 a

Rata-rata 0,6 a 0,0 a 0,6 a

7

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,0 a 0,0 a 0,0 a

8

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,0 a 0,0 a 0,0 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 52: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

42

Lampiran 2 Rataan Scirtothrips dorsalis (individu/perangkap) pada tiga warna

perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,2 0,7 0,0 0,3 a

Putih 0,2 0,7 0,0 0,3 a

Kuning 0,7 0,0 0,0 0,2 a

Rata-rata 0,4 a 0,5 a 0,0 a

2

Biru 0,3 0,3 0,3 0,3 a

Putih 0,0 1,0 0,0 0,3 a

Kuning 0,5 0,7 0,3 0,5 a

Rata-rata 0,3 a 0,7 a 0,2 a

3

Biru 0,8 b 1,3 b 1,3 b 1,1

Putih 1,7 b 0,7 b 0,0 b 0,8

Kuning 0,8 b 5,0 a 0,3 b 2,0

Rata-rata 1,1 2,3 0,5

4

Biru 0,5 bcd 1,7 ab 0,7 bcd 1,0

Putih 1,3 bc 0,3 cd 0,7 bcd 0,8

Kuning 0,0 d 2,7 a 0,0 d 0,9

Rata-rata 0,6 1,6 0,5

5

Biru 0,2 0,3 0,7 0,4 a

Putih 0,2 0,0 0,0 0,1 a

Kuning 2,2 0,7 0,7 1,2 a

Rata-rata 0,9 a 0,3 a 0,5 a

6

Biru 0,3 2,0 0,0 0,8 a

Putih 0,0 2,3 0,0 0,8 a

Kuning 1,3 0,3 0,3 0,6 a

Rata-rata 0,5 ab 1,5 a 0,1 b

7

Biru 2,0 0,0 0,3 0,8 b

Putih 0,8 0,3 0,0 0,4 b

Kuning 7,8 2,7 1,0 3,8 a

Rata-rata 3,5 a 1,0 a 0,4 a

8

Biru 0,2 0,7 0,0 0,3 a

Putih 1,2 1,3 0,3 0,9 a

Kuning 1,2 1,0 0,3 0,8 a

Rata-rata 0,9 a 1,0 a 0,2 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 53: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

43

Lampiran 3 Rataan Microcephalothrips abdominalis (individu/perangkap) pada

tiga warna perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan

barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,5 0,0 0,7 0,4 a

Putih 1,3 1,3 0,7 1,1 a

Kuning 0,7 1,0 0,3 0,7 a

Rata-rata 0,8 a 0,8 a 0,6 a

2

Biru 0,2 1,3 0,0 0,5 a

Putih 0,3 0,3 0,0 0,2 a

Kuning 0,3 1,7 0,0 0,7 a

Rata-rata 0,3 b 1,1 a 0,0 b

3

Biru 0,0 d 0,0 ad 1,0 bcd 0,3

Putih 0,3 cd 1,6 b 4,0 a 2,0

Kuning 0,0 d 1,3 bc 1,0 bcd 0,8

Rata-rata 0,1 1,0 2,0

4

Biru 0,0 0,7 0,0 0,2 a

Putih 0,2 1,0 0,0 0,4 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,1 b 0,6 a 0,0 b

5

Biru 0,2 0,7 0,0 0,3 a

Putih 0,5 1,3 0,7 0,8 a

Kuning 0,0 1,0 0,3 0,4 a

Rata-rata 0,2 a 1,0 a 0,3 a

6

Biru 0,8 0,0 0,0 0,3 a

Putih 0,2 1,0 0,3 0,5 a

Kuning 0,0 1,3 0,7 0,7 a

Rata-rata 0,3 a 0,8 a 0,3 a

7

Biru 0,0 0,3 0,3 0,2 b

Putih 0,8 1,3 1,7 1,3 a

Kuning 0,3 2,0 1,7 1,3 b

Rata-rata 0,4 a 1,2 a 1,2 a

8

Biru 0,5 1,0 0,7 0,7 a

Putih 0,2 1,0 2,3 1,2 a

Kuning 0,2 0,0 0,7 0,3 a

Rata-rata 0,3 a 0,7 a 1,2 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 54: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

44

Lampiran 4 Rataan Megalurothrips usitatus (individu/perangkap) pada tiga

warna perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan

barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,2 0,7 0,0 0,3

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,3 0,3 0,0 0,2

Rata-rata 0,2 0,3 0,0

2

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 2,0 0,0 0,0 0,7

Rata-rata 0,7 0,0 0,0

3

Biru 0,0 0,0 0,3 0,1

Putih 0,0 0,0 0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,3 0,1

Rata-rata 0,0 0,0 0,2

4

Biru 0,0 0,0 0,3 0,1

Putih 0,0 0,3 0,0 0,1

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,1 0,1

5

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,0 0,0

6

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,3 0,1

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,0 0,1

7

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,0 0,0

8

Biru 0,2 0,0 0,0 0,1

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,1 0,0 0,0

Page 55: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

45

Lampiran 5 Rataan spesies A (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,2 0,3 0,3 0,3

Putih 0,3 0,3 0,7 0,4

Kuning 0,2 0,0 0,0 0,1

Rata-rata 0,2 0,2 0,3

2

Biru 0,0 0,0 0,7 0,2

Putih 0,3 0,7 0,0 0,3

Kuning 0,0 0,3 0,0 0,1

Rata-rata 0,1 0,3 0,2

3

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,3 0,0 0,1

Rata-rata 0,0 0,1 0,0

4

Biru 0,3 0,3 0,3 0,3

Putih 0,2 1,0 0,0 0,4

Kuning 0,0 0,7 0,0 0,2

Rata-rata 0,2 0,7 0,1

5

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,0 0,0

6

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,2 0,0 0,0 0,1

Kuning 0,2 0,0 0,0 0,1

Rata-rata 0,1 0,0 0,0

7

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,3 0,1

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0

Rata-rata 0,0 0,0 0,1

8

Biru 0,0 0,3 0,0 0,1

Putih 0,0 0,3 1,0 0,4

Kuning 0,0 0,0 0,3 0,1

Rata-rata 0,0 0,2 0,4

Page 56: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

46

Lampiran 6 Rataan spesies B (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,2 0,0 0,7 0,3 a

Putih 0,0 0,3 0,0 0,1 a

Kuning 0,0 0,3 0,7 0,3 a

Rata-rata 0,1 a 0,2 a 0,4 a

2

Biru 0,0 0,0 1,0 0,3 a

Putih 0,2 0,0 0,3 0,2 a

Kuning 0,5 0,0 0,0 0,2 a

Rata-rata 0,2 a 0,0 a 0,4 a

3

Biru 0,2 0,0 0,0 0,1 b

Putih 0,2 0,7 2,0 1,0 a

Kuning 0,2 0,0 0,0 0,1 b

Rata-rata 0,2 a 0,2 a 0,7 a

4

Biru 0,0 0,0 0,7 0,2 a

Putih 0,0 0,7 0,7 0,5 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,0 a 0,2 a 0,5 a

5

Biru 0,0 0,0 0,3 0,1 a

Putih 0,3 0,0 0,3 0,2 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,1 a 0,0 a 0,2 a

6

Biru 0,2 0,0 1,0 0,4 a

Putih 0,2 0,0 0,0 0,1 a

Kuning 0,0 0,0 0,7 0,2 a

Rata-rata 0,1 a 0,0 a 0,6 a

7

Biru 0,2 0,7 0,0 0,3 a

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 a

Rata-rata 0,1 a 0,2 a 0,0 a

8

Biru 0,0 0,0 0,7 0,2 a

Putih 0,0 0,0 0,7 0,2 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 b

Rata-rata 0,0 a 0,0 a 0,5 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 57: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

47

Lampiran 7 Rataan Tubulifera (individu/perangkap) pada tiga warna perangkap

likat yang dipasang di pertanaman mawar dan barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman

Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,0 0,7 1,0 0,6 ab

Putih 1,0 0,3 0,7 0,7 a

Kuning 0,0 0,0 0,0 0,0 b

Rata-rata 0,3 a 0,3 a 0,6 a

2

Biru 0,8 0,0 0,3 0,4 a

Putih 0,3 0,0 0,3 0,2 a

Kuning 0,3 1,0 0,7 0,7 a

Rata-rata 0,5 a 0,3 a 0,4 a

3

Biru 0,0 b 0,3 b 3,0 a 1,1

Putih 1,0 b 0,3 b 1,0 b 0,8

Kuning 0,0 b 0,3 b 0,0 b 0,1

Rata-rata 0,3 0,3 1,3

4

Biru 0,7 0,7 7,0 2,8 a

Putih 0,5 0,7 0,3 0,5 a

Kuning 1,0 0,3 2,3 1,2 a

Rata-rata 0,7 a 0,6 a 3,2 a

5

Biru 1,0 1,0 1,3 1,1 a

Putih 1,7 0,7 1,7 1,4 a

Kuning 0,3 0,7 1,0 0,7 a

Rata-rata 1,0 a 0,8 a 1,3 a

6

Biru 0,5 0,7 1,7 1,0 a

Putih 1,3 1,3 2,3 1,6 a

Kuning 0,5 0,0 1,7 0,7 a

Rata-rata 0,8 a 0,7 a 1,9 a

7

Biru 0,2 1,0 0,7 0,6 a

Putih 0,3 0,0 1,7 0,7 a

Kuning 0,3 0,0 0,7 0,3 a

Rata-rata 0,3 a 0,3 a 1,0 a

8

Biru 0,3 0,3 1,0 0,5 a

Putih 0,7 0,7 0,3 0,6 a

Kuning 0,3 0,7 0,3 0,4 a

Rata-rata 0,4 a 0,6 a 0,5 a

Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris per waktu pengamatan, tidak berbeda

secara nyata pada taraf nyata 5% menurut uji jarak berganda Duncan.

Page 58: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

48

Lampiran 8 Rataan trips tidak diidentifikasi (individu/perangkap) pada tiga

warna perangkap likat yang dipasang di pertanaman mawar dan

barrier

Waktu

pengamatan Warna

Tanaman Rata-rata Mawar

lokal

Mawar

impor Barrier

1

Biru 0,5 0,3 0,3 0,4

Putih 0,7 1,0 0,0 0,6

Kuning 0,7 0,0 0,3 0,3

Rata-rata 0,6 0,4 0,2

2

Biru 0,3 1,0 0,7 0,7

Putih 0,8 1,0 1,3 1,0

Kuning 0,3 1,0 0,0 0,4

Rata-rata 0,5 1,0 0,7

3

Biru 0,2 2,0 0,0 0,7

Putih 0,3 2,3 1,0 1,2

Kuning 0,3 0,7 1,3 0,8

Rata-rata 0,3 1,7 0,8

4

Biru 0,0 1,0 1,0 0,7

Putih 0,3 1,0 0,0 0,4

Kuning 0,5 0,3 0,0 0,3

Rata-rata 0,3 0,8 0,3

5

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,0 0,0 0,0

Kuning 0,0 0,0 0,3 0,1

Rata-rata 0,0 0,0 0,1

6

Biru 0,0 0,0 0,0 0,0

Putih 0,0 0,3 0,0 0,1

Kuning 0,2 0,3 0,0 0,2

Rata-rata 0,1 0,2 0,0

7

Biru 0,0 0,3 0,7 0,3

Putih 0,0 0,0 0,3 0,1

Kuning 0,3 0,7 0,7 0,6

Rata-rata 0,1 0,3 0,6

8

Biru 0,2 0,0 0,0 0,1

Putih 0,2 0,7 0,0 0,3

Kuning 0,2 0,3 0,0 0,2

Rata-rata 0,2 0,3 0,0

Page 59: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

49

Lampiran 9 Data curah hujan bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2011

Lampiran 10 Pestisida yang digunakan mengendalikan hama dan penyakit

tanaman mawar

Bulan Volume curah hujan (ml)

Jumlah hari

hujan (hari) Volume per bulan Rata-rata per hari

Januari 1.466 47,29 18

Februari 863 30,82 10

Maret 2.043 65,61 23

April 3.563 118,77 27

Mei 2.392 113,90 21

No Nama Merk Dagang Bahan Aktif Kegunaan

1 Marshall 200EC Karbosulfan 200,11 g/l Insektisida racun kontak

dan lambung

2 Decis 25 EC Deltametrin 25 g/l Insektisida racun kontak

dan lambung

3 Cypermax 100 EC Sipermetrin 100 g/l Insektisida racun kontak

dan lambung

4 Larvin 75 WP Tiodikarb 75% Insektisida racun kontak

dan lambung

5 Proclaim Emamektin benzoat 5% Insektisida berbentuk

racun perut

6 Anvil 50 SC Heksakonazol 50 g/l Fungisida sistemik

7 Daconil 75 WP Klorotalonil 75% Fungisida kontak

8 Bendas 50 WP Karbendazim 50% Fungisida sistemik

9 Previcur N7225L Propamokarb

hidroklorida 722 g/l

Fungisida sistemik

10 Folicur 430 SC Fungisida sistemik

11 Samite 135 EC Piridaben 135 g/l Akarida racun kontak

12 SUPER GRO 7,5% N, 2%P2O5,

3%K2O, Fe, Mn, Zn,

Cu, Co, B, Mo, Mg

Pupuk pelengkap cair

untuk mempercepat

pertumbuhan tanaman

dan mempercepat

pembesaran buah

13 Agristick 400L Bahan Perata dan

Pelekat

Page 60: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

Keterangan

a. Mawar Lokal berada di bagian luar (kiri & kanan) ditandai dengan garis warna hitam

b. Mawar Impor berada di bagian tengah yang ditandai

dengan garis warna biru

c. Petak barrier ditandai dengan garis hijau d. Petak pengamatan populasi trips yang ditandai dengan

nomor 123456

e. Petak perangkap likat ditandai dengan huruf ABCDEF 50

DENAH LOKASI PENELITIAN

6

E

4

5

F

D

C

B

3

2

A 1

TIMUR

1

2

B

C

3

A

Petak utama

Mawar Lokal

Mawar Impor

Barrier

Anak petak

Biru

Putih

Kuning

A C B

Page 61: KERAGAMAN SPESIES TRIPS DAN MUSUH ALAMINYA PADA … · DAFTAR GAMBAR ... 11 Denah lokasi penelitian ... wisata agro nasional dengan standar berskala internasional menyajikan taman

51

Lampiran 11 Kondisi petak pengamatan populasi trips

Varietas Petak Luas (m2)

Jumlah

tanaman Warna bunga

Mawar lokal Petak 1 39,36 27 Merah muda

Petak 2 41,82 22 Salem, merah muda

Petak 3 30 10 Salem, merah muda

Petak 4 36 26 Salem, merah muda

Petak 5 44,1 14 Merah muda

Petak 6 31,08 15 Merah muda

Mawar Impor Petak 1 ±58 ±300 Putih

Petak 2 ±71,4 ±64 Merah muda

Petak 3 ±100,8 ±70 Merah muda

Lampiran 12 Kondisi petak pemasangan perangkap likat

Varietas Petak Luas

(m2)

Jumlah

tanaman Warna bunga

Jarak

antara

perangkap

Mawar lokal Petak A 37,8 17 Merah muda 2 m

Petak B 36,12 19 Merah muda 2 m

Petak C 33,82 16 Merah muda 2 m

Petak D 34,2 85 Merah 2 m

Petak E 34,68 16

Merah muda,

salem 2 m

Petak F 30,8 12 Merah muda 2 m

Mawar Impor Petak A

±101,1 ± 250 Merah muda 3 m

Petak B ±79,8 ± 250 Putih 3 m

Petak C ±44,88 ± 250 Merah muda 2 m