KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR...

49
KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR GAMMA 60 Co TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) VARIETAS MUTIARA 1 UNTUK UMUR GENJAH NABILA NURMAYANI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Transcript of KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR...

Page 1: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL

IRADIASI SINAR GAMMA 60Co TANAMAN KEDELAI

(Glycine max (L.) Merril) VARIETAS MUTIARA 1 UNTUK

UMUR GENJAH

NABILA NURMAYANI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL

IRADIASI SINAR GAMMA 60Co TANAMAN KEDELAI

(Glycine max (L.) Merril) VARIETAS MUTIARA 1 UNTUK

UMUR GENJAH

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

NABILA NURMAYANI

11150950000025

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 3: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi
Page 4: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi
Page 5: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi
Page 6: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

v

ABSTRAK

Nabila Nurmayani. Keragaman Genetik Generasi M2 Hasil Iradiasi Sinar

Gamma 60Co Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Mutiara 1

Untuk Umur Genjah. Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan

Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Dibimbing oleh Dasumiati dan Winda Puspitasari.

Peningkatan produksi kedelai nasional perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

kedelai Indonesia. Pengembangan kedelai varietas unggul berumur genjah yang

memiliki umur panen kurang dari 80 hari merupakan salah satu peluang untuk

meningkatkan produksi kedelai karena memberikan nilai strategis dalam

mendukung program percepatan produksi dalam negeri. Perakitan kedelai varietas

unggul berumur genjah dapat diusahakan melalui program pemuliaan tanaman

dengan teknik induksi mutasi iradiasi sinar gamma 60Co. Keragaman genetik setiap

generasi penting diketahui untuk proses seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan tanaman kedelai berumur genjah dan mengetahui nilai keragaman

genetik pada karakter agronomi varietas Mutiara 1 generasi M2. Benih kedelai

varietas Mutiara 1 generasi M2 ditanam pada lahan seluas 6 m x 12,8 m menjadi

satu populasi. Pengamatan dilakukan pada karakter kualitatif dan agronomi kedelai.

Analisis dilakukan untuk menentukan nilai keragaman genetik dan heritabilitas tiap

karakter pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan umur panen tanaman kedelai

varietas Mutiara 1 generasi M2 yaitu pada umur 130-134 HST. Keragaman genetik

semua karakter agronomi berkisar dari 0,5-22% dan heritabilitas berkisar 0,03-0,93.

Keragaman genetik dan heritabilitas semua karakter agronomi bervariasi, yaitu

berkriteria rendah hingga tinggi. Tidak terdapat generasi M2 tanaman kedelai

varietas Mutiara 1 berumur genjah.

Kata kunci: Iradiasi; Kedelai; Keragaman Genetik; Mutasi; Umur Genjah

Page 7: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

vi

ABSTRACT

Nabila Nurmayani. Genetic Variability of M2 Generation Results of 60Co

Gamma Ray Irradiation Soybean (Glycine max (L.) Merril) Mutiara 1

Varieties. Undergraduate Thesis. Departement of Biology. Faculty of Science

and Technology. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Advised by Dasumiati and Winda Puspitasari.

Enhancement of national soybean production should be done to fulfill the needs of

Indonesians soybean. Development of early maturing soybean varieties that have

harvest age less than 80 days is one of the opportunities to increase soybean

production because it provides strategic value in supporting the acceleration of

domestic production programs. Early maturing soybean varieties can be done

through a plant breeding program with 60Co gamma ray irradiation by mutation

induction techniques. Genetic variability of each generation is important to know

for the selection process. This study aims to obtain early maturing soybean plants

and determine the value of genetic variability in the agronomic character of M2

generation Mutiara 1 varieties. Soybean seed of M2 generation Mutiara 1 varieties

are planted on an 6 m x 12,8 m area become a population. Observations were made

on the qualitative and agronomic characteristics of soybeans. Analysis is carried out

to determine the value of genetic variability and heritability of each observed

character. The result showed that harvest age of Mutiara 1 varieties in M2

generation is 130-134 day. Genetic variability of all agronomic character ranged

from 0,5-22% and heritability ranged form 0,03-0,93. Genetic variability and

heritability of all agronomic characters are diverse and have low to high criteria.

There are no early maturing M2 generation of Mutiara 1 varieties.

Keyword: Early maturing, Genetic Variability; Irradiation; Mutation; Soybean

Page 8: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala

atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada Program Studi Biologi,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dalam

menegakkan syi’ar islam.

Skripsi yang berjudul “Keragaman Genetik Generasi M2 Hasil Iradiasi

Sinar Gamma 60Co Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas

Mutiara 1 Untuk Umur Genjah” disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasar Jumat, Lebak Bulus, Pusat Aplikasi Isotop

dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-BATAN).

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik karena adanya bantuan,

dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Lily Surayya Eka Putri M. Env Stud. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Priyanti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Biologi sekaligus dosen penguji

seminar proposal dan seminar hasil yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun untuk penelitian penulis.

3. Dr. Dasumiati, M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan ilmu,

bimbingan dan saran yang sangat bermanfaat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Dr. Winda Puspitasari selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu,

bimbingan dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan

skripsi.

Page 9: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

viii

5. Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si. dan Dr. Agus Salim, M.Si. selaku dosen

penguji sidang Munaqosyah yang telah memberikan kritik dan saran

membangun dalam penulisan skripsi.

6. Ir. Junaidi, M.Si. selaku dosen penguji seminar proposal dan seminar hasil yang

telah memberikan kritik dan saran dalam proses pembuatan proposal dan

pelaksanaan penelitian.

7. Kepala Pusat (PAIR-BATAN), Kepala Bidang Pertanian dan Kepala Kelompok

Pemuliaan Tanaman beserta staff atas kerjasama dan bantuan yang diberikan

selama kegiatan penelitian.

Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan

juga penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jakarta, November 2019

Penulis

Page 10: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

ix

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK……………………….……………………………………… v

KATA PENGANTAR…………………………………………………... vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……………………………………………….. 1

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………. 2

1.3. Hipotesis……………………………………………………… 3

1.4. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 3

1.5. Manfaat Penelitian…………………………………………… 3

1.6. Kerangka Berpikir Penelitian…………………………………

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kedelai (Glycine max (L.) Merril)…………………………… 5

2.2. Kedelai Berumur Genjah…………………………………….. 8

2.3. Syarat Tumbuh Kedelai……………………………………… 9

2.4. Keragaman Genetik………………………………………...… 10

2.5. Pemuliaan Mutasi Tanaman………………………….............. 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………... 13

3.2. Alat dan Bahan……………………………………………….. 13

3.3. Cara Kerja……………………………………………………. 13

3.4. Pengamatan Karakter Kualitatif dan Agronomi Generasi M2

Tanaman Kedelai Varietas Mutiara 1………………………... 15

3.5. Data Iklim……………………………………………………. 17

3.6. Analisis Data…………………………………………………. 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Penelitian……………………………………. 19

4.2. Keragaman Karakter Kualitatif Generasi M2 Tanaman Kede-

lai Varietas Mutiara 1……………………………………….... 20

4.3. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Ge-

nerasi M2 Tanaman Kedelai Varietas Mutiara 1……………..

23

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan…………………………………………………... 30

5.2. Saran…………………………………………………………..

30

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 31

LAMPIRAN…………………………………………………………...... 34

Page 11: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian keragaman genetik generasi M2

hasil iradiasi sinar gamma 60Co tanaman kedelai (Glycine max

(L.) Merril) varietas Mutiara 1 untuk umur genjah……………. 4

Gambar 2. Morfologi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril)………... 5

Gambar 3. Tipe pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril)

pada fase generatif…………………………………………...... 6

Gambar 4. Skema pemuliaan mutasi tanaman…………………………….. 12

Gambar 5. Denah tanam kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0)

dan generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1…………………... 14

Gambar 6. Warna bunga tanaman kedelai varietas Mutiara 1…………….. 21

Gambar 7. Warna rambut batang tanaman kedelai varietas Mutiara 1……. 22

Gambar 8. Tipe pertumbuhan determinit tanaman kedelai………………... 23

Page 12: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Deskripsi kedelai varietas Mutiara 1………………………… 34

Lampiran 2. Data iklim wilayah Lebak Bulus…………………………….. 35

Lampiran 3. Kondisi generasi M2 kedelai varietas M1 pada penelitian…... 36

Lampiran 4. Tanaman kedelai generasi M2 terserang hama……………… 37

Page 13: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman utama sumber pangan

potensial setelah padi dan jagung yang ada di Indonesia. Kedelai menjadi tanaman

pangan penghasil protein nabati yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam

industri pembuatan tempe, tahu, kecap, susu kedelai, serta dimanfaatkan sebagai

pakan ternak (Kariyasa, 2015). Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

(2016) total konsumsi kedelai nasional per tahun adalah 2,2 juta ton sedangkan total

produksi per tahun hanya 891 ribu ton. Produksi kedelai tersebut tidak mampu

mencukupi kebutuhan kedelai nasional sehingga 67,99% kedelai harus diimpor dari

luar negeri.

Peningkatan produksi kedelai nasional perlu dilakukan sebagai upaya

memenuhi kebutuhan kedelai masyarakat Indonesia. Peluang yang dapat dilakukan

untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya melalui penggunaan kedelai

varietas unggul berumur genjah, tanaman kedelai berumur genjah memiliki umur

panen kurang dari 80 hari sedangkan kedelai dengan umur panen lebih dari 80 hari

berkriteria umur panen dalam. Menurut Asadi (2013) tanaman kedelai umur genjah

akan lebih menguntungkan petani untuk pergiliran tanaman dengan padi serta dapat

menghindari kekurangan air bagi tanaman kedelai selama pertumbuhannya apabila

ditanam setelah padi. Kedelai varietas unggul berumur genjah juga memberikan

nilai strategis dalam mendukung program percepatan produksi dalam negeri.

Perakitan kedelai varietas unggul berumur genjah dapat dilakukan melalui

program pemuliaan tanaman dengan teknik induksi mutasi. Mutasi dapat dilakukan

dengan perlakuan mutagen fisik berupa sinar gamma dengan salah satu sumbernya

adalah sinar gamma 60Co. Daya tembusnya yang sangat kuat sering dimanfaatkan

untuk meningkatkan keragaman genetik dalam perakitan varietas unggul.

Keragaman (variabilitas) genetik yang tinggi pada setiap karakter yang dapat

diwariskan dan ketepatan dalam memilih berbagai genotip unggul dalam proses

seleksi merupakan penentu keberhasilan program pemuliaan tanaman (Lilik &

Yulidar, 2015).

Page 14: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

2

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan keragaman genetik dan

heritabilitas karakter agronomi tanaman kedelai hasil iradiasi sinar pada generasi

mutasi ke-2 (M2) tinggi, serta umur panen menjadi lebih cepat dibandingkan

dengan tetuanya. Arwin & Yuliasti (2017) pada penelitiannya melaporkan umur

panen galur-galur mutan kedelai berkisar 69-73 hari, lebih genjah dari tetuanya,

yaitu varietas Argomulyo dengan umur panen 79 hari. Nilahayati & Putri (2015)

dalam penelitiannya melaporkan nilai koefisien keragaman genetik (KKG) dan

heritabilitas tanaman kedelai hasil iradiasi sinar gamma beragam pada setiap

karakter. Nilai KKG berada pada kategori rendah hingga sedang (6,55%-42,31%)

dan nilai heritabilitas berada pada kategori sedang hingga tinggi (0,21-0,95) dengan

nilai heritabilitas tertinggi (0,95) terdapat pada karakter bobot 100 biji. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hampir seluruh variasi bobot 100 biji pada tiap individu

tanaman disebabkan oleh faktor genetik.

Varietas kedelai yang digunakan pada penelitian ini adalah kedelai varietas

Mutiara 1, produk iradiasi sinar gamma dosis 150 Gy pada kedelai varietas Muria

yang dihasilkan oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan telah dilepas

oleh Menteri Pertanian pada tahun 2010. Varietas Mutiara 1 memiliki rata-rata

produksi 2,4 ton/ha dan potensi hasil 4,1 ton/ha. Kedelai ini berproduksi tinggi di

lahan sawah dan dapat beradaptasi di lahan kering tegalan. Ukuran biji kedelai ini

dikategorikan super besar (berat >14 gr/100 biji) dengan bobot 100 butir ±23,2 gr

(Deptan, 2010). Kedelai varietas Mutiara 1 pada penelitian ini diiradiasi dengan

sinar gamma dosis 300 Gy dan telah didapatkan benih generasi mutasi ke-2 (M2)

dengan tujuan meningkatkan keragaman genetik agar diperoleh tanaman kedelai

dengan produktivitas tinggi dengan karakter unggul berumur genjah.

Seleksi pada program pemuliaan mutasi dapat dilakukan pada generasi ke-2

(M2) karena tanaman kedelai generasi M2 diharapkan menunjukkan segregasi pada

lokus-lokus yang mengalami mutasi sehingga keragaman genetik dapat diamati

(Hanafiah, Trikoesoemaningtyas, Yahya, & Wirnas, 2011). Berdasarkan latar

belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan generasi M2

tanaman kedelai varietas Mutiara 1 berumur genjah dan mengetahui nilai

keragaman genetik karakter agronomi tanaman kedelai untuk proses seleksi pada

program pemuliaan mutasi tanaman.

Page 15: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

3

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat keragaman genetik dan heritabilitas yang tinggi pada generasi

M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1?

2. Apakah terdapat generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 berumur

genjah?

1.3. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Terdapat keragaman genetik dan heritabilitas tinggi pada karakter agronomi

generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1.

2. Terdapat generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 berumur genjah.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui nilai keragaman genetik dan heritabilitas pada karakter agronomi

generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1.

2. Mendapatkan generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 berumur genjah.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam melakukan

kegiatan seleksi pada karakter-karakter yang memiliki keragaman genetik dan

heritabilitas tinggi terutama pada karakter agronomi tanaman kedelai.

Page 16: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

4

1.6. Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka berpikir pada penelitian ini ditampilkan dalam bentuk bagan

(Gambar 1).

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian keragaman genetik generasi M2

hasil iradiasi sinar gamma 60Co tanaman kedelai (Glycine max

(L.) Merril) varietas Mutiara 1 untuk umur genjah

Produksi kedelai rendah

Peningkatan produksi kedelai

Pemuliaan mutasi tanaman

Keragaman Genetik

Seleksi

Nilai Keragaman Genetik dan Heritabilitas

Tinggi

Karakter-karakter kualitatif :

1. Warna bunga

2. Tipe tumbuh

3. Warna rambut batang

Karakter-karakter agronomi:

1. Umur berbunga

2. Tinggi tanaman

3. Jumlah cabang produktif

4. Jumlah buku produktif

5. Jumlah polong total

6. Umur panen

7. Bobot biji per tanaman

Umur panen

<80 hari Umur genjah

Page 17: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

Kedelai merupakan tanaman dari famili Fabaceae dan genus Glycine yang

berasal dari daratan pusat dan utara Cina. Nama tersebut pertama kali dikenalkan

oleh Linnaeus pada tahun 1737. Kedelai merupakan tanaman semak yang tumbuh

tegak dengan ketinggian 30-100 cm. Kedelai merupakan tanaman menyerbuk

sendiri dan bersifat kleistogami, yaitu penyerbukan terjadi sebelum kelopak bunga

terbuka. Pertumbuhan kedelai dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase vegetatif

dan fase generatif. Fase vegetatif kedelai dimulai sejak tanaman tumbuh dan

dicirikan dengan jumlah buku pada batang utama yang sudah memiliki daun

terbuka penuh. Fase ini berakhir ketika satu bunga telah terbentuk pada batang

utama. Fase generatif terdiri dari fase pembungaan, pengisian polong dan

pemasakan biji (Adie & Krisnawati, 2007).

Gambar 2. Morfologi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) (Muredzi, 2013)

Sistem perakaran tanaman kedelai dibedakan menjadi tiga, yaitu akar

lembaga (akar yang tumbuh sejak perkecambahan), akar tunggang, dan akar cabang

(akar rambut). Perakaran kedelai dapat mencapai kedalaman ±150 cm, terutama

pada kondisi tanah subur. Perakaran tanaman kedelai dapat membentuk bintil akar

Page 18: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

6

(nodul) yang terbentuk 10 hari setelah tanam. Kekhasan dari akar tanaman kedelai

ini adalah adanya interaksi simbiosis mutualisme antara bakteri nodul akar

(Rhizobium japonicum) dengan akar. Bintil akar ini sangat berperan dalam proses

fiksasi N2 dari udara yang dibutuhkan tanaman kedelai khususnya dalam aspek

unsur hara nitrogen, sedangkan bakteri R. japonicum memerlukan makanan yang

berasal dari tanaman kedelai (Rukmana & Yuniarsih, 2012).

Gambar 3. Tipe pertumbuhan tanaman kedelai pada fase generatif. A. Determinit;

B.Indeterminit (Union For The Protection Of New Varieties Of Plants,

1998)

Tanaman kedelai memiliki batang beruas-ruas dengan percabangan 1-5

cabang dan panjang sekitar 3-6 cm. Terdapat buku pada batang yang akan

bertambah seiring pertambahan umur tanaman. Jumlah buku pada batang kedelai

berkisar 15-20 buku dengan jarak antar buku berkisar 2-9 cm (Gambar 2). Menurut

tipe pertumbuhannya tanaman kedelai dibedakan menjadi 3 macam, yaitu

determinit (bagian ujung batang dengan bagian tengah batang sama besarnya,

pembungaan serempak, pertumbuhan vegetatif tunas terminal terhenti ketika terjadi

pembungaan, tinggi tanaman termasuk kategori pendek), indeterminit (bagian

ujung tanaman lebih kecil dibandingkan dengan batang tengah, ruas batang panjang

dan agak melilit, pembungannya berangsur-angsur dari pangkal hingga batang atas,

tinggi tanaman kategori sedang hingga tinggi (Gambar 3), semi-determinit

(merupakan perpaduan tipe pertumbuhan determinit dengan indeterminit). Seluruh

bagian batang utama, cabang hingga polong kedelai memiliki rambut halus

berwarna coklat, coklat muda, atau putih yang dikenal sebagai trikoma (Rukmana

& Yuniarsih, 2012). Warna rambut batang pada kedelai dikendalikan oleh sepasang

alel TT dan tt. Alel TT merupakan alel dominan terhadap tt yang berperan

A B tunas terminal terhenti

polong

tunas terminal

tetap tumbuh

polong

Page 19: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

7

menghasilkan warna rambut batang coklat sedangkan alel tt merupakan alel resesif

yang berperan dalam menghasilkan warna rambut batang putih (Adie & Krisnawati,

2007).

Tipe pertumbuhan pada tanaman kedelai menurut Adie & Krisnawati (2007)

dikodekan oleh alel Dt1Dt1, dt1dt1, Dt2Dt2, dan dt2dt2. Alel Dt1 merupakan alel

dominan terhadap dt1, alel Dt2 dominan terhadap dt2, dan alel dt1 epistasis

terhadap Dt2 dan dt2. Alel Dt1 dan dt2 berperan penting dalam mengkode tipe

pertumbuhan indeterminit, alel dt1 mengkode tipe pertumbuhan determinit, dan alel

Dt2 mempunyai pengaruh penting dalam mengkode pertumbuhan semi-determinit.

Tanaman kedelai memiliki sepasang daun tunggal yang tumbuh pada buku

pertama, selanjutnya pada buku diatasnya akan muncul satu daun bertiga. Daun

tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga memiliki tangkai agak panjang.

Bentuk daun yang dimiliki tanaman kedelai adalah lancip, bulat, dan lonjong.

Namun, sebagian besar bentuk daun kedelai yang terdapat di Indonesia adalah

lonjong (Pitojo, 2007). Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna (hermaprodit),

pada tiap kuntum bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan jantan (benang

sari). Penyerbukannya bersifat menyerbuk sendiri (self pollinated). Bunga akan

tumbuh dari ketiak daun, yaitu setelah buku kedua dan terkadang tumbuh pada

cabang tanaman yang memiliki daun. Jumlah bunga yang terbentuk pada ketiak

daun sangat beragam bergantung pada kultivar dan lingkungan tumbuh tanaman,

tetapi umumnya berkisar 40-200 bunga per tanaman. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi perkembangan bunga pada tanaman kedelai adalah suhu dan

intensitas penyinaran matahari (Rukmana & Yuniarsih, 2012).

Tanaman kedelai memiliki buah yang berbentuk polong yang muncul sekitar

10-14 hari setelah kemunculan bunga pertama. Setiap tanaman mampu

menghasilkan 100-250 polong, namun pada pertanaman yang rapat umumnya

dihasilkan sekitar 30 polong dalam satu tanaman. Satu polong berisi 1-5 biji, namun

umumnya berisi 2-3 biji per polong. Polong yang baru tumbuh memiliki warna

hijau dan berambut. Selanjutnya polong menjadi kuning atau coklat ketika

memasuki waktu panen (Pitojo, 2007).

Biji merupakan komponen morfologi kedelai yang bernilai ekonomis.

Terdapat dua bentuk biji pada kedelai, yaitu lonjong dan bulat. Sebagian besar biji

Page 20: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

8

kedelai yang terdapat di Indonesia adalah lonjong. Pengelompokan ukuran biji

kedelai berbeda antar negara, biji kedelai di Indonesia dikelompokkan berukuran

besar (berat >14 gr/100 biji), sedang (10-14 g/100 biji), dan kecil (< 10 g/100 biji).

Warna kulit biji kedelai bervariasi dari kuning, hijau, coklat, hitam hingga

kombinasi berbagai warna atau campuran (Adie & Krisnawati, 2007). Kedelai

varietas Mutiara 1 (Lampiran 1) merupakan kedelai varietas unggul yang berasal

dari iradiasi sinar gamma 150 Gy pada varietas Muria. Kedelai varietas Mutiara 1

dilepas pada 22 Juli 2010 dengan SK Mentan 2602/Kpta/SR.120/7/2010 dengan

instansi pengusul Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi-BATAN.

2.2. Kedelai Berumur Genjah

Kedelai (Glycine max (L.) Merril) sebagian besar ditanam di lahan sawah

pada musim kemarau kedua dengan pola tanam padi-padi-kedelai di Indonesia.

Peluang terjadinya cekaman kekeringan air bagi tanaman kedelai saat memasuki

fase generatif sangat besar pada kondisi tersebut. Pola tanam padi–padi–kedelai

dengan menanam kedelai berumur sedang maupun dalam (>80 hari) mempunyai

resiko kegagalan hasil yang tinggi karena kekeringan dibandingkan dengan

penanaman kedelai berumur genjah (<80 hari) (Adie & Krisnawati, 2007).

Umur kedelai di Indonesia dikelompokkan menjadi sangat genjah (<70 hari),

genjah (70–79 hari), sedang (80–85 hari), dalam (86–90 hari), dan sangat dalam

(>90 hari) (Adie & Krisnawati, 2007). Umur masak tanaman kedelai yang genjah

menjadi salah satu komponen yang diinginkan oleh petani dalam budidaya kedelai.

Kedelai berumur genjah memiliki ciri-ciri umur masak kurang dari 80 hari. Hal

tersebut dikarenakan pada musim tanaman MK II (Juni-Juli) di lahan sawah dan

musim tanam MK I (Februari-Maret) di lahan kering rentan menghadapi cekaman

kekeringan. Kekeringan yang terjadi pada fase reproduktif dapat menyebabkan

penurunan hasil kedelai 40-55%. Oleh karena itu kedelai berumur genjah menjadi

salah satu solusi untuk mengatasi kondisi tersebut (Susanto & Nugrahaeni, 2016).

Penelitian yang dilakukan Nugrahaeni, Sundari, & Gatut-wahyu (2011)

terhadap galur-galur kedelai berumur genjah di lahan kering masam di Lampung

diperoleh 3 galur yang memiliki umur genjah, masing-masing 75, 75, dan 79 hari.

Galur-galur tersebut adalah Tangg/Burr-02-12-3-559 hasil persilangan varietas

Tanggamus (umur dalam potensi hasil tinggi) dan varietas Burangrang (umur

Page 21: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

9

sedang), galur Tangg/Grob-02-379-2-513 hasil persilangan varietas Tanggamus

(umur dalam potensi hasil tinggi) dan varietas Grobogan (umur genjah), serta

Sib/Pander-02-84-1-601 hasil persilangan varietas Sibayak (umur dalam) dan

varietas Panderman (umur sedang).

Kedelai varietas unggul lainnya adalah varietas Gamasugen-1 dan

Gamasugen-2. Kelebihan kedelai varietas Gamasugen-1 dan Gamasugen-2 yaitu

memiliki umur super genjah 66–69 hari sudah siap dipanen, sehingga cocok untuk

mengisi musim tanam lahan pertanian setelah padi tanpa perlu mengolah lahan lagi.

Varietas Gamasugen-1 merupakan hasil pemuliaan mutasi iradiasi varietas kedelai

Lokal Tidar dengan dosis 0,2 Kgy. Produksi rata-rata Gamasugen-1 mencapai 2,51

ton/ha, umur tanaman 66–68 hari. Sedangkan varietas kedelai unggul Gamasugen-

2 produksi rata-ratanya 2,52 ton/ha dan umur tanaman 66–69 hari (Deptan, 2013).

Penggunaan kedelai varietas unggul berumur genjah dapat meningkatkan

pendapatan petani dan produksi nasional. Tersedianya kedelai berumur genjah juga

akan menurunkan risiko kegagalan bila terjadi kekeringan (Arsyad, Adie, &

Kuswantoro, 2007).

2.3. Syarat Tumbuh Kedelai

Kedelai merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di lingkungan

tropis dan subtropis. Ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan kedelai

adalah 100-500 mdpl. Suhu udara optimal yang dibutuhkan kedelai adalah 25-27°C.

Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi pada

musim hujan karena kelembaban tanah masih bisa dipertahankan. Kedelai

merupakan tanaman yang perlu pengairan cukup, tetapi pengairan yang terlalu

banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya dapat membusuk.

Kedelai membutuhkan iklim yang basah pada fase vegetatif, sedangkan menjelang

fase generatif iklim kering lebih dibutuhkan. Untuk memperoleh produksi yang

baik, tanaman kedelai memerlukan hawa panas. Jika iklim terlalu basah, kedelai

tumbuhnya subur, tetapi produksi bijinya kurang (Taufiq & Sundar, 2014).

Kedelai dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur gembur, lembap tidak

tergenang air dan memiliki pH 6-6,8. Pada pH 5,5 kedelai masih dapat tumbuh dan

berproduksi, meskipun tidak sebaik pada pH 6-6,8. Penyinaran matahari 12 jam per

hari atau minimal 10 jam per hari dan curah hujan paling optimum antara 100-200

Page 22: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

10

mm dan maksimal 800 mm per bulan pada masa pertumbuhan selama 3-4 bulan

(Jayasumatra, 2012). Menurut Sumarno & Manshuri (2013) kondisi kelembapan

optimal periode tumbuh hingga pengisian polong kedelai berkisar 75-90 %, dan

membutuhkan kelembaban 60-70% pada waktu fase pematangan polong.

Kelembaban udara berpengaruh tidak langsung terhadap hama dan penyakit

tertentu terutama pada proses pematangan biji dan kualitas benih. Curah hujan

tinggi meningkatkan penyerapan kelempaban udara dari luar oleh polong dan biji

saat pengeringan.

2.4. Keragaman Genetik

Keragaman merupakan variasi yang ditimbulkan dari suatu penampilan pada

populasi tanaman. Keragaman dibedakan menjadi dua, yaitu keragaman genetik

dan keragaman fenotip. Keragaman genetik merupakan keragaman yang terjadi

karena adanya pengaruh gen dan interaksi antar gen yang berbeda-beda dalam suatu

populasi. Apabila genotip-genotip tersebut ditanam pada lingkungan yang seragam,

akan tampak fenotip yang berbeda-beda sehingga keragaman menjadi faktor

penting dalam mengembangkan suatu genotip baru. (Acquaah, 2007).

Keragaman genetik merupakan salah satu faktor penting tanaman dalam

mempertahankan keberadaan jenisnya. Kemampuan mempertahankan diri dari

serangan penyakit dan perubahan iklim ekstrim dimiliki oleh suatu populasi dengan

keragaman genetik tinggi, sehingga dapat hidup dalam kondisi lestari pada

beberapa generasi. Tingkat keragaman genetik suatu tanaman merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan strategi pemuliaan tanaman. Nilai keragaman genetik

suatu populasi tergantung juga pada keberhasilan sistem reproduksi pada populasi

tersebut (Sulistyawati, 2014). Pada program pemuliaan tanaman, peningkatan

keragaman genetik dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti domestikasi,

persilangan, transformasi gen, kultur jaringan, dan mutasi buatan. Setelah

mendapatkan keragaman genetik tinggi, dilanjutkan dengan proses seleksi yang

memiliki berbagai macam metode seperti metode bulk, pedigree, single seed

descent, kemudian uji daya hasil pendahuluan, uji daya hasil lanjutan, dan uji

multilokasi (Asadi, 2013).

Penampilan suatu tanaman merupakan interaksi antara faktor genetik dan

lingkungan. Oleh karena itu keragaman genetik dapat dikatakan sebagai suatu

Page 23: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

11

besaran yang mengukur variasi penampilan suatu tanaman yang disebabkan oleh

komponen-komponen genetiknya sedangkan keragaman fenotip yang tampak

dihasilkan oleh perbedaan genotipe dan atau lingkungan tumbuhnya (Meydina,

Barmawi, & Sa’diyah, 2015).

2.5. Pemuliaan Mutasi Tanaman

Pemuliaan tanaman adalah kegiatan merakit keragaman genetik suatu

individu maupun populasi tanaman agar memiliki sifat sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Mengubah susunan genetik pada tanaman dapat dilakukan melalui

berbagai macam cara, salah satunya metode induksi mutasi. Pemuliaan tanaman

dengan induksi mutasi merupakan cara yang efektif untuk memperkaya plasma

nutfah yang sudah ada sekaligus untuk perbaikan varietas (Lilik & Yulidar, 2015).

Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada materi genetik baik terhadap gen

tunggal, sejumlah gen, atau susunan kromosom yang terjadi secara acak. Secara

molekuler mutasi terjadi karena adanya perubahan urutan (sekuen) nukelotida DNA

kromosom, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada protein yang

dihasilkan. Jika mutasi terjadi pada sel somatik, maka perubahan hanya pada bagian

tersebut dan tidak diwariskan, namun apabila mutasi terjadi pada sel generatif,

maka dapat diwariskan pada generasi berikutnya (Makhziah, Sukendah, &

Koentjoro, 2017).

Bahan atau agen penyebab mutasi disebut mutagen. Mutagen dikelompokkan

menjadi dua, yaitu mutagen kimia dan mutagen fisik. Radiasi pengion yang

meliputi sinar x, sinar gamma, neutron, proton, partikel alfa dan partikel beta

merupakan mutagen fisik. Senyawa alkyl (alkylating agents) misalnya seperti ethyl

methane sulphonate (EMS), diethyl sulphate (dES), dan methyl methane sulphonate

(MMS) merupakan mutagen kimia. Sinar gamma merupakan mutagen fisik yang

sangat luas dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman karena sangat efisien dalam

meningkatkan keragaman (Lilik & Yulidar, 2015).

Induksi mutasi merupakan metode pemuliaan yang paling efektif untuk

perbaikan satu atau beberapa sifat yang tidak diinginkan. Sejalan dengan ini

perbaikan sifat yang diinginkan melalui metode pemuliaan mutasi dapat

berkonsentrasi hanya pada satu target. Kelebihan pemuliaan mutasi antara lain

menimbulkan sifat baru yang tidak dimiliki oleh induknya, dapat memisahkan

Page 24: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

12

pautan gen, dan bersifat komplemen dengan teknik yang lain sehingga teknik

tersebut dapat di gunakan bersamaan dengan teknik lain seperti hibridisasi dan

bioteknologi (Lilik & Yulidar, 2015).

Pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi bersifat acak, sehingga pemuliaan

mutasi sering dianggap seperti menembak dalam gelap. Oleh karena itu, materi

induk yang dipilih harus tepat dan sesuai tujuan, menggunakan dosis radiasi yang

tepat, selanjutnya menentukan satu atau dua karakter yang akan diperbaiki sebagai

target utama. Pada program pemuliaan tanaman, mutan yang diperoleh dapat

langsung digunakan sebagai varietas atau perlu disilangkan terlebih dahulu sebelum

menjadi varietas, baik persilangan balik dengan varietas asal, persilangan sesama

mutan, atau persilangan mutan dengan varietas lainnya (Sobrizal, 2016). Skema

pemuliaan mutasi tanaman adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Skema pemuliaan mutasi tanaman

Benih

Iradiasi

Generasi M1

Generasi M2

Generasi M3

Generasi M4

Generasi M5

Uji daya hasil pendahuluan generasi M6

Uji daya hasil lanjutan, uji multilokasi

Mutan harapan umur genjah

Varietas unggul umur genjah

Page 25: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Oktober 2019 di Kebun

Percobaan Pasar Jumat, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga

Nuklir Nasional (BATAN), Jalan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ajir, tali rapiah, alat tulis,

penggaris 50 cm, meteran 100 cm, kamera handphone 12 megapiksel, dan bak

plastik berukuran 15 cm x 10 cm. Bahan yang digunakan berupa benih kedelai

varietas Mutiara 1 koleksi PAIR-BATAN yang tidak diiradiasi sebagai kontrol

tetua (M0), benih generasi M2 kedelai varietas Mutiara I hasil iradiasi ulang sinar

gamma 60Co dosis 300 Gy, pupuk NPK Mutiara, insektisida Furadan 3GR,

insektisida Curacron 500EC.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Persiapan Benih Tanaman Kedelai

Benih yang digunakan adalah benih kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua

(M0) yang diperoleh dari koleksi benih PAIR-BATAN, sedangkan benih generasi

M2 kedelai varietas Mutiara 1 didapatkan melalui pemipilan polong tanaman

kedelai varietas Mutiara 1 generasi M1. Benih berpenampilan mengkilap, bersih,

kering, dan berisi dipisahkan dari benih yang memiliki penampilan cacat, basah,

dan tercampur gulma. Kemudian benih varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) dan

benih generasi M2 masing-masing dimasukkan ke dalam dua wadah terpisah

berupa bak plastik.

3.3.2. Persiapan Lahan

Lahan seluas 6 m x 12,8 m diolah dengan cangkul untuk memperbaiki sifat

fisik tanah dan membersihkan tanah dari gulma. Pengolahan lahan dilakukan tanpa

pemberian pupuk. Lahan kemudian dibuat menjadi 32 barisan tanah yang

ditinggikan (bedengan), terdiri dari 28 baris untuk benih generasi M2 kedelai

Page 26: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

14

Keterangan: = Kontrol tetua (M0); = generasi M2; 1 baris = 40 lubang tanam; jarak antar

barisan = 40 cm; jarak antar tanaman = 15 cm; luas lahan = 6 m x 12,8 m; total tanaman M2 =

1120; total tanaman M0 = 160

varietas Mutiara 1, dan 4 baris untuk benih kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua

(M0). Setiap baris terdiri dari 40 lubang tanam dengan jarak tanam yang digunakan

adalah 30 cm antar barisan dan 15 cm antar tanaman.

3.3.3. Penanaman

Tanah digali sedalam 2-3 cm dari permukaan tanah, setiap lubang tanam diisi

3 butir benih kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0), sedangkan 1 butir benih

diisi pada setiap lubang tanam generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1. Lubang yang

sudah diisi benih kemudian ditutup kembali dengan tanah. Benih kedelai varietas

Mutiara 1 kontrol tetua (M0) ditanam sejumlah 4 baris dengan masing-masing baris

terdiri dari 40 lubang tanam, terletak masing-masing 2 baris di bagian baris terluar

kiri dan 2 baris terluar kanan lahan percobaan. Benih kedelai varietas Mutiara 1

generasi M2 ditanaman sejumlah 28 baris dengan masing-masing baris terdiri dari

40 lubang tanam dan berada di antara baris tanaman kedelai varietas Mutiara 1

kontrol tetua (M0) paling kiri dan kanan. Denah tanam kedelai varietas Mutiara 1

kontrol tetua (M0) dan generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1 sebagai berikut.

Gambar 5. Denah tanam kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) dan genera-

si M2 varietas Mutiara 1

u

Page 27: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

15

3.3.4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan secara manual sesuai prosedur budidaya

tanaman kedelai, meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma,

dan pengendalian hama. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari atau disesuaikan

dengan kondisi lapangan. Pemberian pupuk NPK dilakukan pada umur 7 hari

setelah tanam (HST). Pupuk diberikan dengan cara disebar dalam larikan atau

deretan lurus sekitar 5-7 cm dari tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh

di sekitar pertanaman tanaman kedelai. Pengendalian hama dilakukan dengan

pemberian insektisida jenis Furadan 3GR pada umur 30 HST. Selanjutnya

penyemprotan insektisida jenis Curacron 500EC dilakukan 1 kali dalam seminggu,

jika terdapat lebih banyak hama dilakukan penyemprotan 2 kali dalam seminggu

selama 3 bulan.

3.3.5. Panen dan Pasca Panen

Kriteria kedelai yang sudah siap panen menurut Tastra (2017) yaitu pada saat

polong berwarna kuning atau sekitar 95% polong telah berwarna coklat (warna

polong masak) dan sebagian besar daun sudah rontok. Umur tanaman kedelai

(sesuai deskripsi varietas) juga dapat dijadikan pedoman saat panen yang optimal.

Kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) maupun generasi M2 beserta akarnya

dicabut dari tanah. Pencabutan dilakukan dengan memegang batang utama, tangan

pada posisi tepat di bawah cabang yang berpolong. Seluruh tanaman kedelai hasil

panen kemudian dijemur di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air pada

polong. Proses tersebut dilakukan untuk memudahkan pengambilan data pasca

panen, yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, dan

jumlah polong.

3.4. Pengamatan Karakter Kualitatif dan Agronomi Generasi M2 Tanaman

Kedelai Varietas Mutiara 1

Pengamatan terhadap keragaman genetik generasi M2 tanaman kedelai

varietas Mutiara 1 dilakukan terhadap karakter-karakter kualitatif dan agronomi

kedelai. Karakter kualitatif kedelai diamati pada fase vegetatif (pra panen) dan

karakter agronomi diamati pada fase generatif (pasca panen) mengacu pada

Page 28: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

16

panduan yang diterbitkan International Union for The Protection of New Varieties

of Plants (UPOV, 1998). Karakter-karakter kualitatif yang diamati terdiri dari:

1. Warna bunga, diamati pada tiap individu yang telah muncul bunga dalam

populasi.

% warna bunga = Jumlah tanaman kedelai dengan warna bunga sama

Jumlah tanaman kedelai yang ditanam x 100%

2. Tipe pertumbuhan, diamati pada tiap individu tanaman dalam populasi saat

berumur 60 HST.

% pertumbuhan = Jumlah kedelai dengan tipe pertumbuhan sama

Jumlah kedelai yang ditanam x 100%

3. Warna rambut batang, diamati pada tiap individu tanaman dalam populasi saat

berumur 60 HST.

% warna rambut batang = Jumlah kedelai dengan warna rambut batang sama

Jumlah kedelai yang ditanam x

100%

Karakter-karakter agronomi yang diamati adalah:

1. Umur berbunga, dicatat berapa hari setelah tanam (HST) 80% tanaman dalam

populasi berbunga. Nilai 80% tanaman didapatkan melalui penghitungan 80%

dikali dengan jumlah tanaman dalam populasi.

2. Tinggi tanaman, diukur dengan meteran dari pangkal batang hingga ujung titik

tumbuh tanaman yang dilakukan pasca panen.

3. Jumlah cabang produktif, jumlah cabang yang dapat menghasilkan polong,

dihitung secara manual pasca panen.

4. Jumlah buku produktif, jumlah buku yang menghasilkan polong pada setiap

individu tanaman, dihitung secara manual pasca panen.

5. Jumlah polong total, jumlah polong total yang terdapat pada setiap individu

tanaman, dihitung secara manual pasca panen.

6. Umur panen, dicatat berapa hari setelah tanam (HST) 95% tanaman dalam

populasi menunjukkan ciri-ciri fisiologis matang yaitu daun berwana coklat

yang mulai mengering dan polong kecoklatan sebagai tanda siap panen. Nilai

95% tanaman didapatkan melalui penghitungan 95% dikali dengan jumlah

tanaman dalam populasi. Umur panen dikelompokkan menjadi sangat genjah

Page 29: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

17

(<70 hari), genjah (70–79 hari), sedang (80–85 hari), dalam (86–90 hari), dan

sangat dalam (>90 hari) (Adie & Krisnawati, 2007).

3.5. Data Iklim

Data rata-rata suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan dalam

penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui Stasiun klimatologi

(Staklim) Pondok Betung, Bintaro, Tangerang Selatan.

3.6. Analisis Data

Menurut Suharsono, Yusuf, & Paserang (2006), populasi tetua secara genetik

seragam sehingga ragam genotip adalah nol. Oleh karena itu, ragam fenotip yang

diamati pada populasi tetua sama dengan ragam lingkungan. Tetua dan populasi

keturunannya ditanam pada lingkungan yang sama, sehingga ragam lingkungan

tetua sama dengan ragam lingkungan populasi keturunan. Ragam fenotip (σ²p),

ragam lingkungan (σ²e), dan ragam genetik (σ²g) dapat dihitung menggunakan

rumus:

Ragam fenotip (σ²p) generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 dihitung

dengan rumus keragaman (varians):

σ²p = σ² M2 atau σ² M2 = ∑ (𝑋𝑖− µ)²𝑛

𝑖=1

𝑁

Keterangan: σ² M2 = Ragam fenotip M2; Xi = Nilai karakter setiap individu yang

diamati dalam populasi tanaman generasi M2; µ = Nilai tengah tiap karakter pada

populasi tanaman generasi M2; N = Jumlah anggota populasi tanaman generasi M2.

Ragam lingkungan (σ²e) populasi generasi M2 tanaman kedelai varietas

Mutiara 1 didapatkan dari ragam fenotip (σ²p) tetua, dengan rumus keragaman

(varians):

σ²e = σ² M0 atau σ² M0 = ∑ (𝑋𝑖− µ)²𝑛

𝑖=1

𝑁

Keterangan: σ² M0 = Ragam fenotip M0; Xi = Nilai karakter setiap individu yang

diamati dalam populasi tetua; µ = Nilai tengah tiap karakter pada populasi tetua; N

= Jumlah anggota populasi tetua.

Ragam fenotip (σ²g) generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 dihitung

dengan rumus: σ²g = σ²p - σ²e

Page 30: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

18

Keterangan: σ²g = ragam genetik populasi tanaman M2; σ²p = ragam fenotip,

dihitung berdasarkan keragaman fenotip M2; σ²e = ragam lingkungan, dihitung

berdasarkan ragam fenotip tetua (M0)

Pendugaan nilai heritabilitas dalam arti luas (h²L) dilakukan berdasarkan

(Allard, 1960), yaitu: h² = 𝜎2𝑔

𝜎2𝑝

Keterangan: h2 = heritabilitas; σ²g = ragam genetik; σ²p = ragam fenotip

Kriteria nilai heritabilitas (h2) menurut Mangoendidjojo (2003 dalam

Meydina et al., 2015) adalah kriteria rendah ≤ 0,2; kriteria sedang 0,2< h2 ≤0,5; dan

kriteria tinggi > 0,5

Koefisien keragaman genetik (KKG) menurut Singh & Caudhari (1977 dalam

Hanafiah, Yahya, & Wirnas, 2010) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

KKG = √𝜎2𝑔

x̄ x 100%

Keterangan: σ²g = ragam genetik; x̄ = rataan karakter

Koefisien keragaman genetik yang didapat diklasifikasikan menjadi rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kriteria rendah < 25%; Kriteria sedang ≥ 25% ≤

50%; Kriteria tinggi ≥ 50% ≤ 75%; Kriteria sangat tinggi ≥ 75%

Page 31: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Penelitian

Suhu lingkungan selama pertanaman rata-rata 27,74°C (Lampiran 2). Suhu

tersebut optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Hal ini sesuai dengan Taufiq

& Sundar (2012) bahwa suhu udara 25-27°C mrupakan suhu yang paling sesuai

bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu, musim kemarau setelah panen pada

musim hujan merupakan musim tanam yang baik untuk tanaman kedelai, karena

pada kondisi tersebut kelembapan masih bisa dipertahankan. Jika iklim terlalu

basah, kedelai akan tumbuh subur, tetapi produksi bijinya kurang.

Kelembapan udara selama penelitian rata-rata 82,06%. Kelembapan udara

tersebut optimal bagi tanaman kedelai selama fase vegetatif hingga pengisian

polong, sedangkan pada masa pematangan biji dibutuhkan kelembapan udara yang

lebih rendah. Hal ini sesuai dengan Taufiq & Sundar (2012) bahwa kelembapan

udara yang berkisar antara 75-90% optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai

hingga fase pengisian polong dan kelembapan udara rendah (60-75%) optimal pada

saat pematangan biji. Pengaruh utama kelembapan udara terdapat pada proses

pematangan biji dan kualitas benih. Meskipun pengaruh kelembapan udara

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tidak terlalu besar, secara tidak langsung

berpengaruh terhadap hama dan penyakit tertentu.

Curah hujan rata-rata selama penelitian adalah 190,72 mm/bulan. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 282 mm/bulan. Menurut

Sumarno & Manshuri (2013) kebutuhan air optimal pada tanaman kedelai berkisar

360-405 mm/bulan atau setara dengan curah hujan berkisar 120-135 mm/bulan.

Pengeringan polong yang terjadi pada saat curah hujan tinggi akan menurunkan

kualitas biji dan mutu benih dikarenakan polong dan biji menyerap kelembapan dari

luar. Pada musim panen bulan Januari-Februari, tanaman kedelai seringkali

mendapat curah hujan tinggi, sehingga biji kedelai mudah membusuk. Sedangkan

polong yang terbentuk akan mudah rontok atau biji abortus jika mengalami kondisi

curah hujan yang rendah.

Page 32: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

20

Kendala yang dihadapi selama penelitian adalah curah hujan tinggi saat

tanaman berada pada fase generatif, terutama pengisian dan pematangan polong.

Hal tersebut mengakibatkan kelembapan udara meningkat sehingga pematangan

polong tidak optimal dan tanaman kedelai mengalami kerusakan disertai rebah.

Pembumbunan tanah dan pemasangan ajir dilakukan untuk mengatasi tanaman

kedelai yang rebah. Selain faktor lingkungan, kendala berupa serangan hama juga

dihadapi pada penelitian ini (Lampiran 4).

4.2.Keragaman Karakter Kualitatif Generasi M2 Tanaman Kedelai Varietas

Mutiara 1

Generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 merupakan tanaman hasil

iradiasi kedelai varietas Mutiara 1 dengan dosis 300 Gy menggunakan sinar gamma

60Co. Iradiasi sinar gamma diketahui dapat meningkatkan keragaman genetik pada

karakter suatu tanaman, salah satunya keragaman pada karakter kualitatif. Setiap

individu generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 menunjukkan ciri yang

beragam pada setiap karakter yang dapat diketahui melalui persentase keragaman

karakter kualitatif.

Penentuan persentase keragaman karakter kualitatif generasi M2 tanaman

kedelai varietas Mutiara 1 penting untuk diketahui agar dapat ditentukan keunikan

morfologi suatu galur/varietas tanaman kedelai yang diamati. Generasi M2 yang

ditanam pada penelitian ini sebanyak 1120 individu tanaman dan hasil panen yang

didapatkan sebanyak 802 tanaman. Kehilangan hasil panen pada penelitian ini

adalah sebanyak 318 individu tanaman. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

serangan hama kutu kebul (Bemisia tabaci genn) dan kepik hijau pucat (Piezodorus

hybneri). Presentase keragaman merupakan jumlah tanaman dengan kesamaan ciri

pada karakter, dibagi jumlah seluruh generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara

1 yang dipanen yaitu sebanyak 802 tanaman. Tanaman kedelai varietas Mutiara 1

kontrol tetua yang tidak diiradiasi (M0) memiliki bunga berwarna ungu. Hal ini

juga ditunjukkan oleh seluruh individu generasi M2 tanaman kedelai varietas

Mutiara 1 (Gambar 6). Iradiasi sinar gamma yang telah dilakukan pada tetua tidak

menyebabkan terjadinya perubahan warna bunga.

Page 33: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

21

Tabel 1. Keragaman karakter kualitatif generasi M2 tanaman kedelai varietas

Mutiara 1

Karakter M0 M2 Persentase M0 Persentase M2

Warna bunga Ungu Ungu 100 100

Warna rambut

batang

Coklat

muda

Coklat

muda 100 97

Putih 100 3

Tipe

pertumbuhan Determinit Determinit 100 100

Menurut Da Silva, Borém, & Ludke (2017) pada umumnya tanaman kedelai

memiliki bunga warna putih atau ungu. Namun, warna ungu juga memiliki variasi

sesuai dengan genotip dari kultivar. Alel w1w1 dan W1W1 merupakan alel

pengkode warna pada bunga kedelai. W1W1 merupakan alel dominan yang

menghasilkan warna ungu pada bunga tanaman kedelai, sedangkan alel w1w1

merupakan alel resesif yang berperan dalam menghasilkan warna putih pada bunga

kedelai. Terjadinya mutasi sangat tergantung pada terkena atau tidaknya alel yang

mengendalikan warna bunga.

Gambar 6. Warna bunga tanaman kedelai varietas Mutiara 1. A.warna bunga ta-

naman kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0); B. Warna bunga

generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1

Warna rambut batang pada generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1

menunjukkan adanya keragaman. Hal ini ditunjukkan oleh adanya variasi warna

rambut batang pada tiap individu dalam populasi. Varietas Mutiara 1 kontrol tetua

A

B

Page 34: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

22

(M0) memiliki warna rambut batang 100% coklat muda, sedangkan sebanyak 97%

dari 802 individu generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 memiliki warna

rambut batang coklat muda dan 3% dari 802 individu memiliki warna rambut

batang putih (Tabel 1). Menurut Suharsono et al. (2006) populasi tetua secara

genetik sudah seragam sehingga ragam genotip adalah nol. Oleh karena itu, ekspresi

warna rambut batang putih sebanyak 3% atau 24 individu dari 802 individu

generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 dalam penelitian ini merupakan

variasi yang dihasilkan oleh pengaruh iradiasi sinar gamma yang bersifat acak.

Gambar 7.Warna rambut batang tanaman kedelai varietas Mutiara 1. A. Rambut ba-

tang coklat muda kontrol tetua (M0) ; B. Rambut batang putih generasi

M2; C. Rambut batang coklat muda generasi M2

Tipe pertumbuhan tanaman kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua adalah

determinit. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh semua individu tanaman kedelai

varietas Mutiara 1 generasi M2 (Tabel 1). Tanaman dengan tipe pertumbuhan

determinit ini ditandai dengam ciri pertumbuhan vegetatif tunas terminal terhenti

ketika terjadi pembungaan (Gambar 8). Umumnya tanaman kedelai memiliki 3 tipe

pertumbuhan yaitu determinit, indeterminit, dan semi-determinit (Da Silva et al.,

2017). Menurut Rukmana & Yuniarsih (2012) tipe pertumbuhan determinit pada

tanaman kedelai memiliki kelebihan utama pada proses pembungaan yang

serempak dan tinggi tanaman termasuk kategori pendek sehingga tanaman kedelai

tidak mudah rebah dan rentan terhadap serangan penyakit.

A B C

A B

B

A B C

Page 35: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

23

Gambar 9. Tipe pertumbuhan determinit tanaman kedelai. A.Tipe pertumbuhan

determinit galur mutan M100-47-52-13 (Sharah, 2014); B.Tipe per-

tumbuhan determinit varietas Mutiara 1 generasi M2

4.3. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Generasi M2

Tanaman Kedelai Varietas Mutiara 1

Selama fase pembentukan dan pengisian polong generasi M2 dan M0

tanaman kedelai varietas Mutiara 1 terjadi serangan oleh hama penting dan

berbahaya pada tanaman kedelai, yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci genn.) dan kepik

hijau pucat (Piezodorus hybneri). Menurut Marwoto, Hardaningsih, & Taufiq

(2017) B. tabaci mengisap cairan pada daun dan jaringan floem sehingga daya

tumbuh tanaman menurun serta menjadi serangga penular penyakit Cowpea Mild

Mottle Virus (CMMV) pada kedelai, sedangkan menurut Arifin & Tengkano (2010)

P. hybneri mengisap nutrisi pada polong dan biji kedelai untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangan hama tersebut. Serangan hama pada penelitian ini

menyebabkan kehilangan hasil panen 28,39% atau sebanyak 318 individu dari total

1120 individu generasi M2. Hal tersebut menunjukkan bahwa generasi M2 tanaman

kedelai varietas Mutiara 1 yang dapat diamati adalah sebanyak 802 tanaman atau

71,6% dari total individu dalam populasi.

Karakter agronomi yang diamati pada penelitian ini adalah: (1) umur

berbunga, (2) tinggi tanaman, (3) jumlah cabang produktif, (4) jumlah buku

produktif, (5) jumlah polong, (6) umur panen. Generasi M2 varietas Mutiara 1

generasi M2 memperlihatkan fenotip yang beragam pada setiap individu. Hal ini

disebabkan adanya interaksi antara genetik dan lingkungan. Penentuan nilai

keragaman genetik dan heritabilitas generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara

Page 36: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

24

1 penting untuk dilakukan sebagai parameter genetik yang memberikan informasi

mengenai besarnya pengaruh genetik terhadap fenotip karakter-karakter generasi

M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1. Nilai koefisien keragaman genetik dihitung

setelah terlebih dahulu menghitung ragam genetik (σ²e), ragam lingkungan (σ²p),

dan ragam fenotip (σ²g) karakter agronomi tanaman kedelai varietas Mutiara 1

(Tabel 2).

Tabel 2. Nilai keragaman genetik (σ²g) dan heritabiltas (h²) karakter agronomi

generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1

Karakter Rata-

Rata±SD σ²g σ²e σ²p KKG Heritabilitas

Umur berbunga

(HST) 41,08±1,82 19,86 1,49 21,35 11% 0,93

Tinggi tanaman

(cm) 46,36±9,07 28,46 53,76 82,22 12% 0,35

Jumlah cabang

Produktif 2,98±1,24 0,05 1,51 3,55 9% 0,03

Jumlah buku

produktif 9,31±1,88 0,70 2,85 1,56 7% 0,20

Jumlah polong 23,52±15,21 26,56 204,65 231,21 22% 0,11

Umur panen

(HST) 134±1,90 0,41 3,94 4,35 0,5% 0,09

Keterangan : SD = Standar deviasi; Nilai KKG <25% = rendah, Heritabilitas >0,5

= tinggi, 0,2< h2 ≤0,5 = sedang dan nilai <0,2 = rendah;

Generasi M2 anaman kedelai varietas Mutiara 1 memiliki nilai keragaman

genetik yang berbeda pada setiap karakter agronomi yang diamati. Nilai koefisien

keragaman genetik pada karakter tersebut berkisar 0,5-22%. Kisaran nilai

keragaman genetik pada semua karakter dalam penelitian ini berkriteria rendah

dibandingkan dengan hasil penelitian keragaman genetik beberapa varietas kedelai

BATAN. Nilahayati & Putri (2015) pada penelitiannya melaporkan nilai

keragaman genetik pada varietas kedelai kipas merah, gamasugen-1, Muria, Mitani,

dan Mutiara 1 berkisar 6,55-42,31% yang dianalisis berdasarkan nilai koefisien

keragaman genetik (KKG) pada 12 karakter agronomi.

Umur berbunga tanaman kedelai diamati setelah 80% dari 802 tanaman dalam

populasi berbunga, kemudian dicatat berapa hari tanaman tersebut mencapai 80%

berbunga. Sedangkan umur panen tanaman kedelai diamati setelah 90% dari 802

tanaman dalam populasi masak fisologis, yang dicirikan oleh daun menguning dan

sebagian sudah mulai layu dan rontok, serta polong sudah berwarna coklat tua.

Page 37: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

25

Untuk mendapatkan tanaman kedelai berumur genjah, kriteria seleksi yang sangat

penting adalah umur berbunga dan umur panen (Arwin, 2015).

Umur berbunga generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 adalah 35-

43 HST, lebih lama 5-13 hari dibandingkan dengan varietas Mutiara 1 (Lampiran

1) yang memiliki umur berbunga 30 HST. Hal yang sama dilaporkan Sjamsijah,

Varisa, & Suwardi (2018) pada penelitiannya, yaitu genotip P2R dan P3D

mempunyai umur berbunga 43 dan 45 HST, lebih lama dibandingkan tetuanya yang

memiliki umur berbunga 37 HST. Selain dipengaruhi oleh sifat tetuanya, suhu dan

lama penyinaran yang pendek dapat mempengaruhi pembungaan menjadi semakin

lama.

Umur panen generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 yaitu 130-134

HST, sama dengan varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) yang umur panennya 130-

134 HST. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan umur panen kedelai varietas

Mutiara 1 pada deskripsi varietas (Lampiran 1) yaitu 82 HST. Umur panen tanaman

kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) maupun generasi M2 lebih lama 52

hari dibandingkan dengan umur panen yang seharusnya. Masa pembungaan hingga

panen tanaman kedelai varietas Mutiara 1 kontrol tetua (M0) dan generasi M2

sangat lambat, yaitu selama 99 hari. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari

faktor lingkungan dan serangan hama yang merugikan. Hal yang sama dilaporkan

Sjamsijah et al. (2018) pada penelitiannya bahwa umur panen pada genotip P2R

dan P3D memiliki umur panen 83 HST, lebih lama dibandingkan dengan tetuanya

yaitu 75-78 HST.

Umur berbunga selalu dikaitkan dengan umur panen tanaman kedelai karena

kecepatan berbunga mempengaruhi umur tanaman kedelai. Seperti pada genotip

P2R dan P3D yang memiliki umur berbunga lebih panjang sehingga umur panen

cenderung lebih panjang (Sjamsijah et al., 2018). Umur panen generasi M2 kedelai

varietas Mutiara 1 dikategorikan ke dalam umur sangat dalam (>90 hari). Hal ini

sesuai dengan kriteria umur panen tanaman kedelai oleh Adie & Krisnawati (2007)

bahwa umur panen tanaman kedelai dikategorikan sangat dalam jika mencapai

lebih dari 90 HST. Jika dibandingkan dengan kedelai berumur genjah lainnya yang

dihasilkan BATAN, yaitu Gamasugen-1 yang memiliki umur berbunga 30 HST

dengan umur panen 66 HST, umur berbunga dan umur panen generasi M2 pada

Page 38: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

26

penelitian ini jauh lebih dalam dibandingkan dengan varietas umur genjah tersebut

(Deptan, 2013).

Umur berbunga dan umur panen yang diperoleh pada penelitian ini lebih

dalam dibandingkan dengan penelitian Arwin, Mulyana, Tarmizi, Masrizal, Faozi,

dan Adie (2012) pada galur mutan Q-298 dan 4-Psj yang berasal dari iradiasi

varietas Tidar 200 Gy yaitu 35 HST, lebih cepat 1 hari dari tetuanya yang memili

umur berbunga 36 HST. Sedangkan umur panen galur mutan Q298 dan 4-Psj

tergolong super genjah yaitu masing-masingnya 66 HST dan 68 HST dimana umur

panen varietas Tidar (tetua) mencapai 84 HST.

Koefisien keragaman genetik pada umur berbunga tanaman kedelai yaitu

11%, sedangkan umur panen 0,5% (Tabel 2). Kedua nilai koefisien keragaman

genetik tersebut termasuk dalam kategori kriteria rendah (<25%). Rendahnya nilai

koefisien keragaman genetik menunjukkan bahwa individu tanaman kedelai dalam

populasi cenderung seragam (Hapsari,2016). Nilai koefisien keragaman genetic

yang sangat kecil ditunjukkan pada karakter umur panen dikarenakan panen

dilakukan secara serempak akibat kondisi tanaman yang terserang hama. Tidak

adanya percepatan umur berbunga maupun umur panen pada penelitian ini diduga

karena pengaruh faktor lingkungan yang besar dan adanya serangan hama

Karakter tinggi tanaman generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1 memiliki

nilai koefisien keragaman genetik sebesar 12% (Tabel 2). Nilai koefisien

keragaman genetik tersebut dikategorikan ke dalam kriteria rendah. Arwin (2015)

menyatakan karakter agronomi tinggi tanaman berperan penting dalam menunjang

keberhasilan budidaya kedelai. Karakter tinggi tanaman dengan keragaman genetik

yang tinggi dapat menjadi sasaran seleksi untuk mendapatkan tanaman kedelai

dengan postur yang tidak terlalu tinggi dan batang kokoh yang akan meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap kerebahan, sehingga mengurangi risiko gagal panen

dan meningkatkan produksi. Pada penelitian ini keragaman genetik yang rendah

menunjukkan bahwa individu di dalam populasi cenderung seragam. Hal ini

didukung oleh Hapsari (2016) yang menyatakan bahwa semakin beragam sifat

individu dalam sebuah populasi maka semakin tinggi frekuensi gen yang

diinginkan, sedangkan keragaman genetik yang rendah menunjukkan individu

dalam populasi cenderung seragam.

Page 39: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

27

Karakter jumlah cabang produktif generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1

memiliki nilai koefisien keragaman genetik sebesar 9% (Tabel 2). Nilai koefisien

keragaman genetik tersebut dikategorikan ke dalam kriteria rendah dan

menunjukkan bahwa hanya 9% karakter jumlah cabang produktif pada individu

dalam populasi yang beragam. Nilai tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan

keragaman genetik jumlah cabang produktif dalam penelitian Nilahayati & Putri

(2015) yaitu sebesar 20,94 dengan kriteria rendah.

Karakter jumlah buku produktif generasi M2 kedelai varietas Mutiara 1

memiliki nilai koefisien keragaman genetik sebesar 7% (Tabel 2). Nilai koefisien

keragaman genetik tersebut dikategorikan ke dalam kriteria rendah. Rendahnya

nilai koefisien keragaman genetik pada karakter jumlah buku produktif

menunjukkan bahwa jumlah buku yang dimiliki oleh setiap indiviu tanaman kedelai

dalam populasi cenderung seragam, dan hanya 7% dari keseluruhan individu dalam

populasi yang beragam. Menurut Purba, Bayu, & Nuriadi (2013) rendahnya

keragaman genetik pada suatu karakter juga dapat disebabkan oleh perlakuan

iradiasi pada tetuanya belum mampu meningkatkan keragaman atau adanya

pengaruh dari faktor lingkungan yang sangat tinggi.

Karakter jumlah polong memiliki nilai koefisien keragaman genetik sebesar

22% (Tabel 2). Jika dibandingkan dengan karakter lainnya, karakter jumlah polong

memiliki nilai keragaman genetik yang paling tinggi. Namun, berdasarkan kriteria

koefisien keragaman genetik nilai tersebut masih berada di bawah 25%, yang

berarti termasuk dalam kriteria rendah. Seleksi pada tiap karakter dalam penelitian

ini tidak dapat dilakukan karena karakter pada tiap individu cenderung seragam.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nilahayati & Putri (2015) bahwa keragaman genetik

sangat mempengaruhi kegiatan seleksi, jika suatu karakter memiliki nilai

keragaman genetik yang tinggi maka seleksi dapat dilaksanakan namun jika nilai

keragaman genetik rendah maka kegiatan seleksi tidak dapat dilaksanakan. Hal ini

dikarenakan individu dalam populasi relatif seragam.

Nilai heritabilitas merupakan parameter genetik yang digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu genotipe pada populasi tanaman dalam mewariskan

karakter yang dimilikinya atau suatu pendugaan untuk mengukur sejauh mana

fenotip dalam populasi tanaman kedelai varietas Mutiara1 generasi M2 dipengaruhi

Page 40: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

28

oleh faktor genetik. Tabel 2 menunjukkan nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada

karakter umur berbunga yaitu sebesar 0,93, diikuti oleh karakter tinggi tanaman,

jumlah buku produktif, jumlah polong dan umur panen masing-masing 0,35, 0,20,

0,11, dan 0,09. Nilai heritabilitas terendah terdapat pada karakter jumlah cabang

produktif yaitu 0,03. Kisaran heritabilitas yang didapatkan pada penelitian ini lebih

rendah dibandingkan dengan heritabilitas beberapa varietas hasil pemuliaan

lainnya. Nilahayati & Putri (2015) dalam penelitiannya melaporkan nilai

heritabilitas varietas kedelai kipas merah, gamasugen-1, Muria, Mitani, dan Mutiara

1 hasil pemuliaan BATAN berdasarkan 12 karakter agronomi berkisar dari 0,21-

0,95%. Purba et al. (2013) pada penelitiannya melaporkan nilai heritabilitas varietas

unggul kedelai hitam Detam-1, varietas Detam-2, dan varietas Cikuray masing-

masing berkisar 0,61-0,75%, 0,71-0,76%, dan 0,67-0,74% yang dianalisis

berdasarkan karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, dan jumlah polong

isi.

Karakter agronomi umur berbunga (0,93) memiliki nilai heritabilitas dengan

kriteria tinggi, sedangkan karakter tinggi tanaman (0,35) dan jumlah buku produktif

(0,20) memiliki kriteria heritabilitas sedang, dan karakter jumlah cabang produktif

(0,03), umur panen (0,09), dan jumlah polong (0,11) dikelompokkan ke dalam

kriteria heritabilitas rendah. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan pengaruh

genetik memiliki peran yang lebih besar terhadap umur berbunga tanaman kedelai.

Purba et al. (2013) menyatakan bahwa nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan

bahwa faktor genetik mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan faktor

lingkungan. Nilai heritabilitas berkriteria sedang menunjukkan bahwa pengaruh

faktor lingkungan sama besarnya dengan pengaruh faktor genetik, sedangkan nilai

heritabilitas berkriteria rendah menunjukkan bahwa variabilitas yang disebabkan

oleh faktor lingkungan lebih besar dibandingkan dengan variabilitas genetik. Hal

ini didukung oleh Larasati, Hanafiah, & Husni (2016) bahwa nilai heritabilitas yang

tinggi disebabkan oleh lingkungan yang relatif homogen, sedangkan nilai

heritabilitas yang rendah disebabkan lingkungan yang tidak homogen. Hal ini

menunjukkan penampilan suatu karakter dengan heritabilitas tinggi lebih

dipengaruhi oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan.

Page 41: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

29

Nilai heritabilitas dalam penelitian ini berada pada kriteria rendah hingga

tinggi. Nilai heritabilitas merupakan tolak ukur yang digunakan untuk melakukan

seleksi karena dipengaruhi oleh faktor genetik yang mudah untuk diwariskan

kepada generasi selanjutnya. Semakin besar nilai heritabilitas yang didapatkan,

maka kemajuan seleksi dan pembentukan varietas unggul akan semakin cepat. Jika

semakin rendah nilai heritabilitasnya maka kemajuan seleksi akan semakin kecil

dan pembentukan varietas unggul akan semakin lama. Menurut Syukur (2012)

heritabilitas merupakan perbandingan antara besaran ragam genetik dengan besaran

total ragam fenotip dari suatu karakter. Hubungan tersebut menggambarkan

seberapa jauh fenotip yang tampak merupakan refleksi dari faktor genetik.

Informasi mengenai keragaman genetik dan heritabilitas sangat bermanfaat

untuk menentukan kemajuan genetik yang diperoleh melalui seleksi. Keragaman

genetik dan heritabilitas yang tinggi adalah syarat agar seleksi dapat berlangsung

secara efektif, sedangkan nilai heritabilitas tinggi menunjukkan variasi pada fenotip

sebagian besar disebabkan oleh keragaman genetik sehingga seleksi akan

memperoleh kemajuan genetik dan berpeluang besar untuk diwariskan pada

keturunannya (Nilahayati & Putri, 2015).

Page 42: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

30

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan:

1. Tidak didapatkan nilai keragaman genetik berkriteria tinggi pada semua karakter

agronomi generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1, sedangkan pada nilai

heritabilitas didapatkan heritabilitas berkriteria tinggi pada karakter umur

berbunga.

2. Tidak didapatkan generasi M2 tanaman kedelai varietas Mutiara 1 dengan

karakter umur genjah pada penelitian ini.

5.1. Saran

Berdasarkan hipotesis yang ditolak karena faktor lingkungan yang tinggi dan

adanya serangan hama pada penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian pada

tanaman kedelai generasi yang sama (M2) dan generasi selanjutnya untuk

menyempurnakan hasil penelitian ini. Manajemen pengelolaan lahan juga perlu

ditingkatkan untuk menghindari adanya serangan hama dan penyakit.

Page 43: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

31

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, G. (2007). Principles of genetics and breeding. United Kingdom:

Blackwell Publishing Ltd.

Adie, M. M., & Krisnawati, A. (2007). Biologi tanaman kedelai. Malang: Balai

Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

Allard, R. (1960). Principle of plant breeding. New York: Jhon Wiley and Sons

Inc.

Arsyad, D. M., Adie, M., & Kuswantoro, H. (2007). Perakitan varietas unggul

kedelai spesifik agroekologi. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan

Arwin. (2015). Pengaruh radiasi sinar gamma terhadap keragaman populasi M3

galur-galur mutan. Bogor: Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-

Umbian.

Arwin, Mulyana, H, I., Tarmizi, Masrizal, Faozi, K., & Adie, M. (2012). Galur

mutan harapan kedelai super genjah Q-298 dan 4-Psj. Jurnal Ilmiah Aplikasi

Isotop dan Radiasi, 8(2), 107–116.

Arwin, & Yuliasti. (2017). Galur-galur mutan harapan kedelai umur genjah hasil

iradiasi sinar gamma. Bogor: Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-

Umbian.

Asadi. (2013). Pemuliaan mutasi untuk perbaikan terhadap umur dan produktivitas

pada kedelai. Jurnal AgroBiogen, 9(3), 135–142.

Da Silva, F. L., Borém, A., & Ludke, W. H. (2017). Soybean breeding. Brazil:

Springer International Publishing.

Departemen Pertanian. (2010). Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

2602/Kpta/SR.120/7/2010 tentang pelepasan galur mutan kedelai 37 MBB

sebagai varietas unggul dengan nama Mutiara 1. Jakarta: Deptan

Departemen Pertanian. (2013). Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

4387/Kpts/SR.120/6/2013 tentang pelepasan galur mutan kedelai Q-298

sebagai varietas unggul dengan nama Gamasugen-1. Jakarta: Deptan

Hanafiah, D. S., Trikoesoemaningtyas, Yahya, S., & Wirnas, D. (2011).

Penggunaan mikro iradiasi sinar gamma untuk meningkatkan keragaman

genetik pada varietas kedelai argomulyo (Glycine max ( L.) Merril). Jurnal

Natur Indonesia, 14(1), 80–85.

Hanafiah, D. S., Yahya, S., & Wirnas, D. (2010). Induced mutations by gamma ray

Page 44: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

32

irradiation to Argomulyo soybean (Glycine max) variety. Nusantara

Bioscience, 2(3), 121–125.

Hapsari, R. T. (2016). Pendugaan keragaman genetik dan korelasi antara komponen

hasil kacang hijau berumur genjah. Buletin Plasma Nutfah, 20(2), 51.

Jayasumatra, D. (2012). Pengaruh sistem olah tanah dan pupuk p terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Merril). Agrium,

17(3), 148–154.

Kariyasa, I. K. (2015). Potential impact of price policy in promoting recommended

technology implementation and increasing soybean production. Analisis

Kebijakan Pertanian, 13(2), 167–184.

Larasati Sihombing, Y. B., Hanafiah, D. S., & Husni, Y. (2016). Seleksi individu

M3 berdasarkan karakter umur genjah dan produksi tinggi pada tanaman

kedelai (Glycine max (L.) Merril). Agroekoteknologi, 4(2), 515–526.

Lilik, H., & Yulidar. (2015). Pengaruh irradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan

awal tanaman kedelai (Glycine max (L.) merril) varietas Denna 1. Prosiding

Pertemuan dan Presentasi Ilmiah‐Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Nuklir, hal 59–63.

Makhziah, Sukendah, & Koentjoro, Y. (2017). Effect of gamma 60Co radiation to

morphology and agronomic of three maize cultivar (Zea mays L.). Jurnal Ilmu

Pertanian Indonesia, 22(1), 41–45.

Marwoto, Hardaningsih, S., & Taufiq, A. (2017). Hama dan penyakit tanaman

kedelai. Bogor: Puslitbangtan.

Meydina, A., Barmawi, M., & Sa’diyah N. (2015). Variabilitas genetik dan

heritabilitas karakter agronomi kedelai (Glycine max (L.) Merril ) generasi F5

hasil persilangan Wilis×B3570. Penelitian Pertanian Terapan, 15(3), 200–

207.

Muredzi, P. (2013). Soybean nature, processing and utilisation. Zimbabwe: Harare

Institute of Technology.

Nilahayati, & Putri, L. A. P. (2015). Varietas kedelai hasil pemuliaan BATAN

Lentera, 15(16), 45–51.

Nugrahaeni, N., Sundari, T., & Gatut-wahyu, A. S. (2011). Hasil dan komponen

hasil galur-galur kedelai berumur genjah di lahan kering masam di lampung.

Bogor: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

Pitojo, S. (2007). Benih kedelai. Yogyakarta: Kanisius.

Purba, K. R., Bayu, E. S., & Nuriadi, I. (2013). Induksi mutasi radiasi sinar gamma

Page 45: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

33

pada beberapa varietas kedelai hitam (Glycine max (L.) Merril). Jurnal Online

Agroekoteknologi, 1(2), 67–75.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2016). Outlook komoditas pertanian

kedelai. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Rukmana, I. R., & Yuniarsih, Y. (2012). Kedelai, budidaya dan pascapanen.

Yogyakarta: Kanisius.

Sharah, N. (2014). Evaluasi keragaan dan daya hasil galur mutan kedelai (Glycine

max (L.) Merril) hasil iradiasi sinar gamma. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Sjamsijah, N., Varisa, N., & Suwardi. (2018). Uji daya hasil beberapa genotipe

tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) produksi tinggi dan umur genjah

generasi F6. Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 2(2), 106–

116.

Sobrizal. (2016). Potensi pemuliaan mutasi untuk perbaikan varietas padi lokal

Indonesia. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 12(1), 23–36.

Suharsono, M. Yusuf, dan A.P. Paserang. 2006. Analisis ragam, heritabilitas dan

pendugaan kemajuan seleksi populasi F2 dari persilangan kedelai kultivar

Slamet x Nokonsawon. Jurnal Tanaman Tropika, 9(2), 86-93.

Sulistyawati, P. (2014). Keragaman genetik anakan Shorea leprosula berdasarkan

penanda mikrosatelit. Pemuliaan Tanaman Hutan, 8(3), 171–183.

Sumarno, & Manshuri, A. G. (2013). Persyaratan tumbuh dan wilayah produksi

kedelai di Indonesia. Bogor: Teknik Produksi dan Pengembangan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Susanto, G. W. A., & Nugrahaeni, N. (2016). Pengenalan dan karakteristik varietas

unggul kedelai. Bogor: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi.

Tastra, I. K. (2017). Bunga rampai: teknik produksi benih kedelai. Bogor: Balai

Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

Taufiq, A., & Sundar, T. (2014). Respons tanaman kedelai terhadap lingkungan

tumbuh. Buletin Palawija, 26(23), 13–26.

Union for The Protection of New Varieties of Plants (UPOV). (1998). Guidelines

for the conduct of tests for distinctness, uniformity and stability soybean

(Glycine max (L.) Merril.). Swiss.

Page 46: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi kedelai varietas Mutiara 1 (Deptan, 2010)

Tahun Pelepasan : 22 juli 2010

SK Mentan : 2602/Kpta/SR.120/7/2010

Nomor Seleksi : 377 MBB

Asal : Iradiasi sinar gamma 150 Gy pada varietas Muria

Tinggi Tanaman : ± 46,8

Tipe Pertumbuhan : Determinit

Warna Daun : Hijau

Bentuk Daun : Lanceolate

Warna Hipokotil : Ungu

Umur Berbunga : 30 hari

Warna Bunga : Ungu

Warna Polong Masak : Coklat

Umur Panen : 82 hari

Warna Rambut batang : Putih kecoklatan

Bentuk Biji : Bulat lonjong

Warna Biji : Kuning

Warna Hilum Biji : Hitam

Ukuran Biji : Super besar

Bobot 100 Butir : ± 23,2 gram

Kandungan Protein : ± 37,7%

Kandungan Lemak : ± 13,8%

Rata-rata Hasil : 2,4 ton/ha

Potensi Hasil : 4,1 ton/ha

Kerebahan : Tahan rebah

Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap penyakit karat daun (Phakospora

pachyrhizi Syd), tahan terhadap penyakit bercak/

hawar bercak/hawar daun coklat (Cercospora) &

agak rentan CMMV

Ketahanan terhadap hama : Tahan terhadap hama penggerek pucuk

(Melanagromyza sojae)

Keterangan : Berproduksi Tinggi di lahan optimal/sawah

Wilayah Adaptasi : Lahan kering tegalan dan lahan sawah

Pemulia : Harry Is Mulyana Arwin, Tarmizi Masrizal, dan

Muchlis Adie

Instansi Pengusul : Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi-

BATAN

Page 47: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

35

Lampiran 2. Data iklim wilayah Lebak Bulus

Bulan Temperatur (ºC) Kelembapan udara (%) Curah hujan

(mm)

November 2018 28,10 78,68 169,8

Desember 2018 27,93 80,3 197,7

Januari 2019 27,31 84,61 282

Februari 2019 27,82 83,92 158,8

Maret 2019 27,56 82,83 145,3

Rata-rata 27,74 82,06 190,72

Sumber: Stasiun klimatologi (Staklim) Pondok Betung 2019

Page 48: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

36

Lampiran 3. Kondisi generasi M2 kedelai varietas M1 pada penelitian

Keterangan: A.Kedelai umur 10 HST; B.Kedelai umur 30 HST; C.Kedelai umur 83

HST; D.Penjemuran kedelai pasca panen

A B

C D

Page 49: KERAGAMAN GENETIK GENERASI M2 HASIL IRADIASI SINAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48306... · 2019-11-14 · keragaman genetik generasi m2 hasil . iradiasi

37

Lampiran 4. Tanaman kedelai generasi M2 terserang hama

Keterangan: A.Kutu ke-bul (Bemisia tabaci genn pada batang kedelai generasi M2

varietas Mutiara 1; B. Kepik hijau pucat (Piezodorus hybneri) pada daun kedelai

generasi M2 varietas Mutiara 1; C. Polong mengalami kerusakan

A

B

A

C

A