KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1)...

74

Transcript of KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1)...

Page 1: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari
Page 2: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

1

KEPUTUSANINSPEKTUR KOTA BOGOR

NOMOR : 1218 TAHUN 2016

TENTANG

PEDOMAN PEMERIKSAAN KINERJA

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tercapainya tujuanpenyelenggaraan Otonomi Daerah serta untuk menjaminagar Pemerintahan Daerah berjalan secara ekonomis,efisien dan efektif sesuai dengan tugas dan fungsinya sertaketentuan peraturan perundang-undangan, maka perludilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawas InternPemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya;

b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengawasansebagaimana dimaksud pada huruf a perlu PedomanPemeriksaan Kinerja sebagai pegangan para Pemeriksadalam melaksanakan tugasnya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan KeputusanInspektur tentang Pedoman Pemeriksaan Kinerja;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentangPenyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4383);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan atasPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

PEMERINTAH KOTA BOGOR

INSPEKTORATJl. Pahlawan Blk. No. 144 Telp. (0251) 8313274, Fax. (0251) 8373229

Bogor – 16132

Page 3: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

2

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentangPedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4815);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentangStandar Akutansi Pemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5165);

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan PresidenNomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan kedua atasPeraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan GantiRugi Keuangan dan Barang Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan AtasPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat diLingkungan Departemen Dalam Negeri dan PemerintahDaerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007

Page 4: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

3

tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik PejabatPengawas Pemerintah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata KerjaInspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2008tentang Pedoman Pemeriksaan Reguler di LingkunganDepartemen Dalam Negeri.

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2012tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan KementerianDalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar AuditAparat Pengawasan Intern Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentangPedoman Kendali Mutu Aparat Pengawasan InternPemerintah;

20. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentangPedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit Pengawasan InternPemerintah;

21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2011 tentangPetunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan HasilPengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

22. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2007tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (LembaranDaerah Kota Bogor Tahun 2007 Nomor 2 Seri E);

23. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2007tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran DaerahKota Bogor Tahun 2007 Nomor 7 Seri E);

24. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat DaerahKota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016Nomor 1 Seri D);

25. Peraturan Walikota Bogor Nomor 46 Tahun 2013 tentangStandar Pemeriksaan (Berita Daerah Kota Bogor Tahun2013 Nomor 31 Seri E)

26. Peraturan Walikota Bogor Nomor 94 Tahun 2016 tentangPedoman Operasional Pemeriksaan (Lembaran Daerah KotaBogor Tahun 2016 Nomor 46 Seri E);

Page 5: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

4

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR TENTANG PEDOMANPEMERIKSAAN KINERJA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Keputusan Inspektur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Bogor.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Bogor.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan UrusanPemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalahbadan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki olehDaerah.

6. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bogor.

7. Inspektur adalah Inspektur Kota Bogor.

8. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan pemeriksaan, reviu,evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikankeyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuaidengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untukkepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/kepemerintahanyang baik.

9. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasiyang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkanstandar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,kredibilitas , efektif, efisien dan keandalan informasi pelaksanaan tugasdan fungsi instansi pemerintah

10. Pemeriksaan Operasional adalah segala usaha atau kegiatan yangdilakukan oleh Pemeriksa untuk mengetahui atau menilai dengancermat dan seksama kenyataan yang sebenarnya mengenai kegiatansuatu entitas atau Obyek pemeriksaan apakah kegiatan telah sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau sesuairencana yang telah ditetapkan dengan memperhatikan prinsip efisien,efektif dan ekonomis.

Page 6: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

5

11. Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pelaksanaan tugas, fungsiinstansi pemerintah yang terdiri atas pemeriksaan terhadap aspekekonomi, efisiensi dan aspek efektivitas serta ketaatan pada peraturan.

12. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untukmemastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai denganketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

13. Pemeriksa adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melaksanakanpemeriksaan, Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan UrusanPemerintahan di Daerah.

14. Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan internpada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yangdidalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturanperundang-undangan , yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil denganhak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yangberwenang.

15. Kode Etik adalah pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yangdigunakan oleh pemeriksa sebagai pedoman tingkah laku dalammelaksanakan tugas pemeriksaan.

16. Obyek Pemeriksaan adalah Perangkat Daerah dan BUMD di lingkunganPemerintah Daerah.

17. Program Kerja Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat PKP adalahlangkah-langkah prosedur dan teknik pemeriksaan yang disusun secarasistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh Pemeriksa selamapelaksanaan pemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaan.

18. Kertas Kerja Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat KKP adalahcatatan-catatan dan data-data yang dibuat dan dikumpulkan Pemeriksasecara sistematis pada saat melaksanakan pemeriksaan.

19. Naskah Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat NHP adalahlaporan awal dari suatu rangkaian kegiatan pemeriksaan yangdisampaikan kepada Obyek Pemeriksaan setelah selesai pemeriksaan

20. Laporan Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat LHP adalahMedia yang digunakan oleh Pemeriksa untuk memberitahukan ataumelaporkan hasil pemeriksaannya sehingga berfungsi sebagai alatkomunikasi dari Pemeriksa kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

21. Kendali mutu pemeriksaan adalah prosedur-prosedur yang digunakanuntuk memastikan bahwa APIP dan pemeriksanya telah memenuhikewajiban profesionalnya kepada obyek pemeriksaan(obrik/pemeriksaani) maupun pihak lainnya.

22. Pengendalian adalah tindakan apapun yang diambil oleh manajemendan/atau pihak lain untuk mengelola risiko dan memberikan masukanyang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa tujuan dan sasaranakan dicapai.

23. Manajemen Resiko adalah sebuah proses untuk mengidentifikasi,menilai, mengelola dan mengendalikan peristiwa atau situasi potensialuntuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian organisasi.

Page 7: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

6

24. Tata Kelola adalah kombinasi proses dan struktur yang dilaksanakanoleh manajemen untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola danmemantau kegiatan organisasi menuju pencapaian tujuannya.

BAB IIMAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Bagian KesatuMaksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Pedoman Pemeriksaan Kinerja adalah yaitumewujudkan pengawasan agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerahekonomis, efektif, efisien, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dannepotisme serta untuk menjamin agar penyelenggaraan PemerintahDaerah berjalan sesuai dengan tugas pokok fungsinya dan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Tujuan ditetapkannya Pedoman Pemeriksaan Kinerja yaitu sebagaiacuan dasar oleh para Pemeriksaanor agar terdapat kesamaanpersepsi dan keseragaman metodologi dalam rangka pemeriksaankinerja yang efisien dan efektif.

Bagian KeduaRuang Lingkup

Pasal 3Ruang lingkup Pedoman Pemeriksaan Kinerja meliputi:a. Tahap Perencanaan;b. Tahap Pelaksanaan;c. Pelaporan; dand. Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut.

BAB IIIPEMERIKSAAN

Bagian KesatuPenyusunan Rencana Pemeriksaan Kinerja

Pasal 4(1) Penyusunan rencana pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 atas kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerahdikoordinasikan oleh Inspektur.

(2) Rencana pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusundalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan

Page 8: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

7

berpedoman pada kebijakan pengawasan yang ditetapkan denganKeputusan Walikota.

Bagian KeduaPelaksanaan Pemeriksaan

Pasal 5(1) Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf b atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilaksanakan olehPemeriksa.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: Penilaiankinerja Perangkat Daerah terhadap kriteria, tujuan, tugas pokokfungsi Perangkat Daerah.

Pasal 6(1) Dalam melaksanakan pemeriksaan, pemeriksa dapat:

a. meminta dokumen yang diperlukan kepada pejabat dan pihak lainyang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan;

b. mengakses keperluan data, dokumen dan jenis barang yangberada dalam kendali atau penguasaan lembaga yang diperiksa;

c. meminta keterangan kepada seseorang atau lebih yang berkaitandengan pelaksanaan tugas pemeriksaan; dan

d. memotret, merekam, mengukur dan/atau mengambil sampelsebagai alat bantu pemeriksaan.

e. melakukan komunikasi dan koordinasi denganpegawai/pihak/instansi baik internal maupun eksternal yangterkait dengan pemeriksaan.

(2) Setiap Perangkat Daerah dan BUMD yang diperiksa harusmenyerahkan dokumen, data, memberi keterangan yang diperlukandan/atau membolehkan pemeriksa untuk memotret, merekam,mengukur atau mengambil sampel untuk kelancaran pemeriksaan.

(3) Perangkat Daerah dan BUMD yang tidak memberikan dokumen, data,akses dituangkan dalam Berita Acara Keberatan Penyerahan DalamPemeriksaan.

Bagian KetigaHasil Pemeriksaan

Pasal 7(1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)

huruf c terdiri dari NHP dan LHP.

(2) NHP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. disusun segera setelah selesainya pelaksanaan pemeriksaan;

b. disusun berdasarkan struktur penulisan judul, kondisi, kriteria,sebab, akibat tanggapan obyek pemeriksaan dan rekomendasi;

Page 9: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

8

c. disusun oleh Ketua Tim Pemeriksa serta direviu oleh PengendaliTeknis Pemeriksa yang selanjutnya dikonsultasikan kepada WakilPenanggungjawab yang dituangkan dalam lembar reviu secaraberjenjang dan diajukan kepada Penanggungjawab untukmendapat persetujuan serta masing-masing team melakukanpemaparan internal;

d. pemaparan hasil pemeriksaan kepada Obyek Pemeriksaandilakukan sebelum penyerahan NHP;

e. tanggapan obyek pemeriksaan terhadap hasil pemeriksaandituangkan secara tertulis paling lambat 5 (lima) hari kerja setelahmenerima NHP.

(3) LHP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. disusun berdasarkan struktur penulisan judul, kondisi, kriteria,sebab, akibat, menjelaskan tanggapan yang diberikan oleh ObyekPemeriksaan dan rekomendasi;

b. disusun oleh Ketua Tim Pemeriksa serta direviu oleh PengendaliTeknis Pemeriksa yang selanjutnya dikonsultasikan kepada WakilPenanggungjawab yang dituangkan dalam lembar reviu secaraberjenjang dan diajukan kepada Penanggungjawab untukmendapat persetujuan;

c. disampaikan kepada pejabat yang berwenang paling lambat 20(dua puluh) hari kerja setelah melaksanakan tugas.

d. disampaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangankepada:1. Walikota dalam bentuk Pokok-Pokok Hasil Pemeriksaan;2. Perangkat Daerah dan/atau BUMD terkait

Bagian KeempatKendali Mutu

Pasal 8Untuk memastikan kualitas hasil pemeriksaan dari Pemeriksa agar sesuaidengan Standar Pemeriksaan, Pedoman Pemeriksaan, Standar Profesi danKode Etik maka langkah pemeriksaan harus memenuhi persyaratan KendaliMutu.

BAB IVTINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

Pasal 9(1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ditindaklanjuti oleh Perangkat Daerah dan/atau BUMD sesuai denganrekomendasi paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja setelah LHPditerima.

Page 10: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

9

(2) Perangkat Daerah dan/atau BUMD yang tidak menindaklajutirekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakansanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VPEMANTAUAN DAN PEMUTAKHIRAN

Pasal 10(1) Inspektorat melakukan pemantauan dan pemutakhiran atas

pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

(2) Hasil pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjuthasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikankepada Walikota.

Pasal 11Pemutakhiran hasil pemeriksaan dilakukan paling sedikit 1(satu) kali dalam1(satu) tahun.

BAB VISTANDAR DAN KODE ETIK PEMERIKSAAN

Pasal 12(1) Pemeriksa dalam melaksanakan pengawasan wajib memenuhi

Standar Pemeriksaan dan mentaati Kode Etik Pemeriksaan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Standar Pemeriksaan dan Kode Etik Pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota.

BAB VIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 13Isi dan uraian Pedoman Pemeriksaan Kinerja sebagaimana tercantum dalamLampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.

Page 11: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

10

Pasal 14Keputusan Inspektur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Bogorpada tanggal : 29 Desember 2016

INSPEKTUR,

AIM HALIM HERMANA

Page 12: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

11

Lampiran Keputusan Inspektur Kota BogorNomor : 1218 Tahun 2016Tanggal : 29 Desember 2016Perihal : Pedoman Pemeriksaan Kinerja

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang

penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, melalui pengawasanintern dapat menjamin suatu perangkat daerah telah melaksanakantugas fungsinya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Peran Inspektorat sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah(APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikutikebutuhan pemangku kepentingan dan kekinian. APIP diharapkanmenjadi agen perubahan yang dapat menciptakan nilai tambah padaproduk atau layanan perangkat daerah dan merupakan salah satuunsur manajemen pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkankepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah padapemerintahan/birokrasi yang bersih (clean government). Melaluipengawasan intern dapat diketahui apakah suatu perangkat daerahtelah melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan tugas pokok danfungsinya secara efektif, efisien, dan ekonomis sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Inspektorat berkewajiban mendorong peningkatan kinerjapemerintah daerah dengan melakukan kegiatan pemeriksaan kinerjaterhadap perangkat daerah, sehingga penguatan peran Inspektoratmutlak perlu dilakukan, salah satunya dengan penyusunan pedomanumum pemeriksaan kinerja.

B. Maksud dan TujuanPenyusunan pedoman pemeriksaan kinerja ini dimaksudkan untuk

membantu pemeriksa pada Inspektorat dalam melaksanakanpemeriksaan kinerja agar terdapat persamaan persepsi dankeseragaman metodologi pemeriksaan yang efektif, efisien dansistematik. Pedoman ini disusun sebagai pedoman atau acuanpemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan kinerja.

C. Ruang LingkupPedoman ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan pemeriksaan

kinerja mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan danpemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

D. Sistematika PenulisanPedoman pemeriksaan kinerja ini disusun dengan sistematika

sebagai berikut:Bab I PendahuluanBab II Gambaran umum pemeriksaan kinerjaBab III Perencanaan pemeriksaan kinerjaBab IV Pelaksanaan pemeriksaan kinerjaBab V Pelaporan pemeriksaan kinerjaBab VI Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

Page 13: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

12

BAB IIGAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN KINERJA

A. Dasar HukumDasar hukum pelaksanaan pemeriksaan kinerja adalah sebagai

berikut :1. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern.3. Standar Pemeriksaan Intern Pemerintah Indonesia (AIPI) Tahun

20134. Peraturan Walikota Bogor Nomor 46 Tahun 2013 tentang Standar

Pemeriksaan

B. Pengertian Pemeriksaan KinerjaPengertian dari beberapa sumber mengenai pemeriksaan kinerja

adalah sebagai berikut :1. Menurut Undang- Undang Nomor 15 tahun 2004 Pasal 4 ayat (3)

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab KeuanganNegara, Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaankeuangan negara yang terdiri dari pemeriksaan aspek ekonomi danefisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.

2. Terminologi baku untuk pemeriksaan kinerja yang digunakan olehanggota International Oganization of Supreme PemeriksaanInstitutions (INTOSAI) adalah performance pemeriksaan. INTOSAImendefinisikan pemeriksaan kinerja sebagai suatu pemeriksaanyang independen atas efisiensi dan efektivitas kegiatan, program danorganisasi pemerintah dengan memperhatikan aspek ekonomi,dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan.

3. Terminologi lain yang dikenal dari pemeriksaan kinerja adalah valuefor money pemeriksaan, yang digunakan di Inggris, Kanada danbeberapa negara persemakmuaran dan diartikan sebagai suatuproses penilaian atas bukti-bukti yang tersedia untuk menghasilkansuatu pendapat secara luas mengenai bagaiman perangkat daerahmenggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif dan efisien.

4. Pemeriksaan kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untukmemperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapatmelakukan penilaian secara independen atas aspek ekonomi danefisiensi operasi, aspek efektifitas dalam pencapaian hasil yangdiinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan danhukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yangtelah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnyaserta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak penggunalaporan tersebut.

C. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Kinerja

1. Tujuan Pemeriksaan KinerjaTujuan utama pemeriksaan kinerja adalah untuk penilaian

efektifitas, keekonomisan, efisiensi, dan kepatuhan penyelenggaraanpemerintah daerah terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini juga memberikan kontribusi untuk akuntabilitasdan transparansi. Pemeriksaan kinerja membantu akuntabilitas

Page 14: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

13

orang-orang yang dibebankan dan bertanggung jawab terhadappemerintahan dan pengawasan. Melalui pemeriksaan kinerjadiketahui apakah ada kekurangan dalam undang-undang danperaturan atau kelemahan pelaksanaannya.

Pemeriksaan kinerja berfokus pada area yang akan dapatmenambah nilai dan yang memiliki potensi terbesar untuk perbaikan,bermanfaat bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab untukmengambil tindakan yang tepat.

Bila dijelaskan dalam bentuk tabel pemeriksaan kinerja secararingkas adalah sebagai berikut :

Jenis Pemeriksaan Tujuan HasilPemeriksaan Kinerja Menilai aspek

ekonomi, efisiensidan efektivitas

Simpulan danrekomendasi atasaspek kinerja yangdinilai

Tabel 1. Gambaran tentang Pemeriksaan Kinerja

2. Manfaat Pemeriksaan KinerjaHasil pemeriksaan kinerja menyediakan informasi kepada pihak

perangkat daerah dan stakeholder tentang kualitas pengelolaansumber daya dan juga membantu pimpinan daerah denganmengidentifikasi dan mengusulkan perbaikan program/kegiatansehingga akan diperoleh akuntabilitas yang lebih baik,keekonomisan, efisiensi sumber daya dan peningkatan efektivitasdalam mencapai tujuan .

Hasil pemeriksaan kinerja harus ditujukan untuk menambah nilaibagi manajemen perangkat daerah dengan cara memberi informasiyang dapat dipercaya, obyektif dan independen, menyoroti kekurangandalam perencanaan program dan kegiatan serta terhadap kepatuhanterhadap peraturan perundang-undangan.

D. Objek Pemeriksaan KinerjaObjek pemeriksaan kinerja adalah program dan kegiatan (dengan

output, hasil dan dampak) atau situasi yang ada (termasuk sebab danakibat). Objek pemeriksaan ditentukan oleh tujuan dan dirumuskandalam pertanyaan pemeriksaan.

E. Pemeriksaan Kinerja Berbasis RisikoFokus penilaian adalah pada area pemeriksaan yang berisiko tinggi

berdasarkan faktor risiko yang telah ditetapkan pada PKPT. Risikodidefinisikan peristiwa atau kejadian dari kondisi tertentu yang apabilaterjadi dapat merugikan organisasi, seperti paparan pada kerugiankeuangan, hilangnya reputasi atau kegagalan menjalankan programatau kebijakan secara ekonomis, efisien atau efektif.

F. Konsep Ekonomi, Efisiensi dan EfektivitasPada prinsipnya, konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas

berhubungan erat dengan pengertian input, output dan outcome. Inputadalah sumber daya dalam bentuk dana, Sumber Daya Manusia(SDM), peralatan, dan material yang digunakan untuk menghasilkanoutput. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yangdiserahkan/diberikan atau hasil-hasil lain dari proses atas input.

Page 15: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

14

Proses adalah kegiatan-kegiatan opersional yang menggunakan inputuntuk menghasilkan output, sedangkan outcome adalah tujuan atasusasaran yang akan dicapai.

Gambar berikut ini menjelaskan hubungan antara input, proses,output dan outcome.

Gambar 1Hubungan input, proses, output dan outcome.

Konsep umum ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dijelaskan sebagaiberikut:

1) EkonomisAspek ekonomis adalah aspek kinerja yang berkaitan dengan

sumber daya (input), baik dari sisi pengadaannya maupunpemanfaatannya. Umumnya, ekonomis lebih sering dikaitkan denganpengadaan sumber daya. Perangkat daerah dinilai ekonomis jikapengadaan sumber dayanya dalam jumlah dan mutu yang tepat,pada waktu yang tepat, dan dengan biaya yang serendah mungkin.Aspek ekonomis merupakan aspek yang paling sederhanadibandingkan aspek efisiensi dan aspek efektifitas, karena aspekekonomis hanya dilihat dari pengeluaran uang danpertanggungjawaban pengeluaran tersebut.

2) EfisiensiAspek efisiensi adalah aspek kinerja yang berkaitan dengan

hasil yang diperoleh (output). Aspek efisiensi berkaitan dengan aspekekonomis karena untuk menilai kinerja aspek efisiensi tidak cukupjika melihat output-nya saja, tetapi harus dikaitkan dengan sumberdaya (input) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

Suatu Instansi Pemerintah, dikatakan efisien apabila:a) Menghasilkan output yang lebih besar dari yang direncanakan

(melebihi target) dengan menggunakan input tertentu (sesuairencana).

b) Menghasilkan output yang tetap (sesuai target) tetapi input yangdigunakan lebih rendah dari yang direncanakan.

Untuk menilai aspek efisiensi, antara lain, dapat dilakukandengan membandingkan output dan input. Namun, hasil yangdiperoleh belum optimal. Pemeriksa harus memperbandingkankembali hasil perbandingan output dan input tersebut denganstandar efisiensi. Jika permasalahan ekonomis begitu kompleks,sehingga standar efisiensi yang ada tidak dapat diterapkan makapenilain pengukuran efisiensi harus didasarkan pada informasiterbaik yang tersedia dan analisis yang dilakukan pada saatpemeriksaan.

BIAYAINPUT

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

EKONOMI EFISIENSI EFEKTIFITAS

Page 16: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

15

3) EfektifitasEfektifitas adalah aspek kinerja yang berkaitan dengan tingkat

pemanfaatan output dalam mencapai tujuan/sasaran yangditetapkan. Instansi pemerintah dinilai efektif apabila output yangdihasilkannya dapat memenuhi tujuan/sasaran yang ditetapkan.Dengan kata lain, menilai aspek efektifitas pada pemeriksaan kinerjaberarti menilai outcome dari output dalam pencapaiantujuan/sasaran yang ditetapkan.

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan, sebagai berikut:1) Secara umum, arti ekonomis, efisiensi, dan efektifitas adalah

sebagai berikut:- Ekonomis berarti biaya yang terendah.- Efisiensi berarti rasio terbaik antara output dan input dalam

menghasilkan output.- Efektifitas berarti rasio terbaik antara outcome dan output dalam

mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan2) Aspek efisiensi dan aspek ekonomis saling berkaitan, maka sering

dikatakan pemeriksaan kinerja sama dengan melaksanakan duajenis pemeriksaan yaitu : (1) pemeriksaan ekonomis dan efisiensidan (2) pemeriksaan efektifitas.

3) Dalam konteks pemeriksaan kinerja, pemeriksaan ekonomis danefisiensi adalah pemeriksaan untuk:- Menilai apakah perangkat daerah telah memperoleh, melindungi

dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung,ruang dan peralatan kantor) secara hemat dan efisien

- Menentukan penyebab timbulnya ketidakhematan danketidakefisienan

- Menilai apakah perangkat daerah telah mematuhi peraturanperundang-undangan yang berkaitan dengan kehematan danefisiensi.

- Sedangkan pemeriksaan efektifitas adalah pemeriksaan untuk:- Menilai apakah capaian hasil program atau manfaat yang

diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan oleh undang-undangatau badan lain yang berwenang.

- Menilai sejauh mana kegiatan perangkat daerah, pelaksanaanprogram, kegiatan atau fungsi instansi yang bersangkutanmencapai tujuan/sasarannya

- Apakah perangkat daerah yang dipemeriksaan telah menaatiperaturan perundang- undangan yang berkaitan denganpelaksanaan program/kegiatannya.

Ekonomi berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akandigunakan dalam proses dengan biaya, waktu, tempat, kualitas, dankuantitas yang benar. Ekonomi berarti meminimalkan biaya perolehaninput yang akan digunakan dalam proses, dengan tetap menjagakualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi yang sehatdan kebijakan manajemen. Perangkat daerah yang ekonomismemperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang tepat, denganharga termurah. Penekanan untuk aspek ekonomi berhubungandengan perolehan barang atau jasa sebelum digunakan dalam proses.

Pemeriksaan atas aspek ekonomi meliputi faktor-faktor, apakah:1) barang atau jasa untuk kepentingan program, aktivitas, fungsi, dan

kegiatan telah diperoleh dengan harga lebih murah dibandingkandengan barang atau jasa yang sama; dan

Page 17: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

16

2) barang atau jasa telah diperoleh dengan kualitas yang lebih bagusdibandingkan dengan jenis barang/jasa serupa dengan harga yangsama.

Langkah-langkah dalam pengukuran ekonomi adalah sebagai berikut:1) identifikasi input yang diperoleh;2) identifikasi biaya dan waktu/pengorbanan untuk mendapatkan

input;3) penentuan kriteria;4) pembandingan data yang diperoleh pada langkah (2) dengan kriteria

yang telah dibuat pada langkah (3); dan5) interpretasi hasilnya.

Efisiensi merupakan hubungan yang optimal antara input danoutput. Suatu perangkat daerah dikatakan efisien apabila mampumenghasilkan output maksimal dengan jumlah input tertentu ataumampu menghasilkan output tertentu dengan memanfaatkan inputminimal.

Untuk menilai efisiensi, pertanyaan-pertanyaan berikut perludipertimbangkan dalam melakukan pemeriksaan:

1) Apakah input yang tersedia telah dipakai secara optimal?2) Apakah output yang sama dapat diperoleh dengan lebih sedikit

input?3) Apakah output yang terbaik dalam ukuran kuantitas dan kualitas

dapat diperoleh dari input yang digunakan?

Temuan atas efisiensi dapat dirumuskan dengan menggunakanperbandingan antara aktivitas/industri/organisasi yang sejenis,periode lain, standar, dan best practices yang secara tegas telahdiadopsi oleh perangkat daerah

Pemeriksaan atas efisiensi meliputi aspek, apakah:1) Program, aktivitas, fungsi, kegiatan telah dikelola, diatur,

diorganisasikan, dan dilaksanakan secara efisien; dan2) Jasa pelayanan oleh pemerintah telah diberikan dengan kualitas

terbaik, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan diberikantepat waktu.

Langkah-langkah pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:1) Identifikasi dan pilih input yang relevan;2) Identifikasi dan pilih output yang relevan;3) Penentuan unit pengukuran input dan output;4) Penentuan rasio pengukuran antara input dan output;5) Penentuan kriteria;6) Pembandingan data yang diperoleh pada langkah (4) dengan

kriteria yang telah dibuat pada langkah (5); dan7) Interpretasi hasil.

Efektivitas pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Efektivitasberkaitan dengan hubungan antara output yang dihasilkan dengantujuan yang dicapai (outcome). Efektif berarti output yang dihasilkantelah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

Page 18: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

17

Untuk melakukan pemeriksaan atas efektivitas suatu perangkatdaerah, maka pertanyaan-pertanyaan berikut perlu dipertimbangkan:1) Apakah output yang dihasilkan telah dimanfaatkan sebagaimana

diharapkan?2) Apakah output yang dihasilkan konsisten dengan tujuan?3) Apakah dampak yang dinyatakan berasal dari output yang

dihasilkan dan bukan dari pengaruh lingkungan luar?

Langkah-langkah pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:1) Identifikasi tujuan (outcome) yang telah ditetapkan sebelumnya;2) Identifikasi output aktual;3) Penentuan unit pengukuran output dan outcome;4) Pembandingan antara output dan outcome; dan5) Iinterpretasi hasil.

Dalam pemeriksaan kinerja, pemeriksa dapat memilih untukmemeriksa : salah satu aspek saja (1E) misalnya menilai aspekekonomi, efisiensi atau efektivitas; kombinasi dua aspek (2E) misalnyamenilai aspek ekonomi dan efisiensi, atau aspek efisiensi danefektivitas; dan seluruh aspek (3E) baik ekonomi, efisiensi danefektivitas.

Untuk memilih aspek pemeriksaan kinerja (1E, 2E atau 3E),pemeriksa harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia danrisiko pemeriksaan. Semakin luas aspek kinerja yang dipemeriksaan,maka risiko pemeriksaan juga akan meningkat. Best practice yangumumnya dilakukan adalah hanya memeriksa 1E atau 2E saja.

Dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 telahdikemukakan pengertian ketiga komponen Value For Money danpengertian keluaran, yaitu :1. Efisiensi adalah derajat hubungan antara barang/jasa yang

dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dan sumberdaya yangdiperlukan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut yang diukurdengan biaya per unit keluaran (output).

2. Efektifitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauhprogram/kegiatan mencapai hasil dan manfaat yangdiharapkan.

3. Kemanfaatan adalah kondisi yang diharapkan akan dicapai bilakeluaran (output) dapat diselesaikan tepat waktu, tepat lokasi, dantepat sasaran serta berfungsi dengan optimal.

4. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan olehkegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasarandan tujuan program dan kebijakan.

Page 19: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

18

BAB IIIPerencanaan Pemeriksaan Kinerja

Secara umum, kegiatan perencanaan dalam pemeriksaan kinerjaterdiri dari 8 tahap sebagai berikut :1. Penentuan tema potensial pemeriksaan2. Penyusunan program pemeriksaan pendahuluan;3. Tahap pemahaman perangkat daerah dan pengidentifikasian masalah4. Penentuan area kunci5. Penentuan tujuan dan lingkup pemeriksaan6. Penetapan kriteria pemeriksaan7. Pengidentifikasian jenis bukti dan prosedur pemeriksaan; dan8. Penyusunan program kerja pemeriksaan

A. Penentuan Tema Potensial PemeriksaanLangkah awal dalam perencanaan pemeriksaan kinerja adalah

menentukan topik potensial pemeriksaan. Setiap Inspektur Pembantu(Irban) dan/atau Pengendali Teknis (Dalnis ) harus membuat usulantopik potensial.

Tujuan utama penentuan topik potensial pemeriksaan adalah:1) Pemeriksaan kinerja yang dilakukan dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja perangkat daerah dalam memberikanpelayanan publik;

2) Pemeriksaan menjadi lebih terarah, sehingga pemeriksaan dapatberjalan secara efisien dan efektif;

3) Sumber daya pemeriksaan yang terbatas benar-benar dialokasikanpada topik pemeriksaan yang tepat.

Input yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi :a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Pemerintah;b. Rencana Strategis Unit Kerja;c. Rencana Kerja Tahunan;d. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);e. Laporan hasil pemeriksaan sebelumnya;f. Isu yang sedang berkembang di masyarakat yang dapat diperoleh

melalui media cetak maupun media elektronik.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan topikpotensial pemeriksaan adalah sebagai berikut.a. Mengumpulkan data dan informasi berdasarkan input yang

diperlukan.Untuk menentukan topik potensial terlebih dahulu dilakukanpengumpulan data dan informasi. Data dan informasi tersebutmeliputi, RPJMD, Renstra dan informasi lain seperti RKA, laporanhasil pemeriksaan sebelumnya, isu yang berkembang dimasyarakat yang dapat diperoleh melalui media cetak maupunmedia elektronik.

b. Menginventarisasi topik potensial pemeriksaan, melalui :1) Pelajari rencana strategis dan rencana kerja tahunan untuk

mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi topik pemeriksaankinerja;

2) Melakukan reviu atas input yang diperlukan dalam kegiatan ;3) Melakukan reviu atas isu-isu yang berkembang di masyarakat;4) Melakukan reviu atas hasil pemeriksaan sebelumnya;

Page 20: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

19

5) Melakukan inventarisasi topik-topik potensial pemeriksaanberdasarkan hasil reviu atas informasi yang sudah terkumpul.

c. Memilih topik potensialBerdasarkan hasil inventarisasi topik-topik potensial, selanjutnyaInspektur Pembantu (Irban) dan Pengendali Teknis (Dalnis)menentukan topik potensial pemeriksaan. Beberapa faktor yangdapat dijadikan dasar pertimbangan yaitu :1) Jumlah anggaran yang dikelola/materialitas keuangan.

Berdasarkan faktor jumlah anggaran yang dikelola, suatuperangkat daerah atau program yang mengelola anggaranpenerimaan dan/atau pengeluaran yang besar akanmendapatkan prioritas yang lebih tinggi untuk dipertimbangkanmenjadi topik pemeriksaan.

2) Kepentingan publik/masyarakat .Suatu perangkat daerah/program yang sedang mendapatkansorotan masyarakat dan menjadi isu nasional, atau diharapkandapat memberikan pelayanan publik yang optimal olehmasyarakat atau menyangkut kepentingan hajat hidup orangbanyak dapat diprioritaskan menjadi topik pemeriksaan.

3) Kepentingan politik.Suatu program/kegiatan yang keberhasilannya menjadiprioritas pemerintah dan mengandung kepentingan politik yangtinggi, perlu diperhatikan untuk dipilih menjadi topikpemeriksaan. Hal ini untuk memastikan bahwa tingkatcapaian keberhasilan pemerintah atas program/kegiatantersebut telah dilaporkan sesuai dengan fakta yang ada

4) Signifikansi program atau kegiatan.Semakin signifikan suatu program/kegiatan dalam penilaiankeberhasilan kinerja suatu perangkat daerah ataupunpemerintah, maka semakin tinggi prioritasnya untuk dijadikansebagai topik pemeriksaan.

5) AuditabilitasDalam mempertimbangkan suatu topik pemeriksaan juga perlumempertimbangkan aspek pemeriksaanabilitas dari suatu topikpemeriksaan.

6) Dampak terhadap lingkunganDalam menentukan topik pemeriksaan, Inspektorat perlumempertimbangkan aspek lingkungan. Perangkat daerah yangmemiliki dampak yang tinggi terhadap lingkungan antara lain:perangkat daerah yang berwenang menyusun peraturan terkaitlingkungan; memiliki proses bisnis yang memanfaatkan sumberdaya alam; atau memiliki proses bisnis yang mempengaruhilingkungan.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, pemeriksa juga dapatmengembangkan faktor lainnya yang dianggap penting dalammenentukan topik pemeriksaan.

Dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya, pemeriksadapat memberikan skor untuk setiap faktor di atas dengan bobotsebagai berikut.1) Bobot 1 untuk nilai yang rendah,2) Bobot 2 untuk nilai sedang, dan3) Bobot 3 untuk nilai tinggi.

Page 21: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

20

Output dari kegiatan penentuan topik potensial adalahteridentifikasinya topik-topik potensial pemeriksaan beserta urutanprioritas dan dasar pemilihan topik yang akan menjadi dasar dalammenyusun langkah kerja pemeriksaan.

Format kertas kerja penentuan topik pemeriksaan dapat dilihatpada Lampiran 1

B. Penyusunan Program Pemeriksaan PendahuluanSetelah mengetahui topik pemeriksaan, pemeriksa dapat menyusun

program pemeriksaan pendahuluan. Penyusunan programpemeriksaan pendahuluan bertujuan untuk:1) Menetapkan hubungan yang jelas dan konsisten antara rencana

strategis dengan rencana pemeriksaan kinerja;2) Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan prosedur-prosedur

pemeriksaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan padatahap perencanaan; dan

3) Memudahkan supervisi dan reviu untuk pemerolehan keyakinanmutu pemeriksaan.

Penyusunan program pemeriksaan pendahuluan harus disusunsejalan dengan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Hasil darikegiatan perencanaan operasional sangat mempengaruhi lingkup,tujuan, dan proses pemeriksaan kinerja selanjutnya. Oleh karena itu,perencanaan operasional harus disusun dengan cermat.

Input yang diperlukan dalam kegiatan “Penyusunan ProgramPemeriksaan Pendahuluan” adalah :a. Hasil dari kegiatan pada tahap penentuan topik potensial

pemeriksaan;b. Rencana Kerja Auduit;c. Standar Pemeriksaan;d. Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP); dane. pengarahan khusus pimpinan.

Sumber data yang dapat digunakan dalam menyusun lingkup dansasaran pemeriksaan pendahuluan antara lain :1) Hasil pemeriksaan sebelumnya atas perangkat daerah yang

dipemeriksaan;2) Informasi dari media massa baik media cetak maupun

elektronik;dan3) Hasil wawancara dengan pemeriksa terdahulu dan pihak lain yang

dianggap memiliki pemahaman yang memadai atas sasaran yangakan dituju dalam pemeriksaan kinerja.

Beberapa Informasi yang dapat dituangkan dalam PenyusunanProgram Pemeriksaan Pendahuluan adalah sebagai berikut :1) Dasar pemeriksaan;2) Standar pemeriksaan;3) Organisasi/program yang dipemeriksaan;4) Tahun anggaran yang dipemeriksaan;5) Perangkat daerah dan data umum perangkat daerah yang

dipemeriksaan ;6) Alasan pemeriksaan;7) Jenis pemeriksaan;8) Tujuan pemeriksaan;

Page 22: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

21

9) Sasaran pemeriksaan;10) Metodologi pemeriksaan;11) Langkah atau prosedur pemeriksaan pendahuluan.

Output atas hasil kegiatan “Penyusunan Program PemeriksaanPendahuluan” adalah berupa suatu Program PemeriksaanPendahuluan. Hal ini akan digunakan pemeriksa sebagai pedomandalam tahap perencanaan operasional untuk mengidentifikasi:

1) Permasalahan/isu terkait dengan perangkat daerah/program yangakan dipemeriksaan;

2) Area kunci yang akan menjadi fokus dalam pelaksanaan terincipemeriksaan kinerja;

3) Tujuan dan lingkup pemeriksaan kinerja;4) Kriteria pemeriksaan yang akan digunakan, dan5) Jenis bukti dan prosedur pemeriksaan

C. Tahap Pemahaman Perangkat daerah dan PengidentifikasianMasalah

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yangmemadai mengenai area pemeriksaan sehingga diperoleh keyakinanbahwa pemeriksaan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakanpemeriksaan dan mengembangkan rencana pemeriksaan yang akanmemberikan dasar pelaksanaan pemeriksaan yang tertib, efisien danefektif.

Pemahaman perangkat daerah serta pemahaman atas harapanpenugasan dapat membantu pemeriksa dalam hal:a) Penentuan arah pemeriksaan kinerja;b) Penaksiran risiko dan identifikasi masalah pemeriksaan yang

signifikan; danc) Perencanaan pemeriksaan yang matang sehingga pelaksanaan

pemeriksaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Tujuan dari kegiatan pemahaman perangkat daerah danpengidentifikasian masalah adalah:a) Memperoleh data, informasi, serta latar belakang perangkat

daerah/program/ kegiatan dan fungsi pelayanan publik yangdipemeriksaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan input,proses, output, serta outcome; dan

b) Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam perangkatdaerah/kegiatan/ program yang akan dipemeriksaan

Tahap ini juga bertujuan untuk mengembangkan tujuanpemeriksaan yang spesifik dan kriteria pemeriksaan yang relevan.Informasi umum mengenai instansi pemeriksaani antara lain:a. Tugas dan fungsi instansi pemeriksaani dan area yang telah

diperiksa;b. Tujuan dan program yang terkait dengan aktivitas pemeriksaan;c. Program dan sasaran kinerja instansi;d. Hubungan organisasi dan akuntabilitas instansi;e. Lingkungan internal dan eksternal instansi beserta pihak-pihak

yang berkepentingan;f. Kendala eksternal yang mempengaruhi pencapaian program; proses

manajemen dan operasi instansi;g. Sumber daya instansi.

Page 23: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

22

Input yang diperlukan dalam kegiatan ini dapat berupa antara lain:a. Hasil analisis pemilihan topik potensial pemeriksaan yang

dilakukan pada tahap penentuan topik potensial pemeriksaan;b. Peraturan perundang-undangan seperti: Undang-Undang (UU),

Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres) KeputusanMenteri (Kepmen), Keputusan Dirjen, Peraturan Daerah (Perda),Peraturaan Walikota (Perwali), Keputusan Kepala OrganisasiPerangkat Daerah (OPD), Surat Edaran Kepala OrganisasiPerangkat Daerah (OPD);

c. Sistem dan Operational Prosedure (SOP), dan petunjuk operasionalyang terkait dengan program/ kegiatan yang dipemeriksaan;

d. Hasil evaluasi terhadap program perangkat daerah dan rencanakerja pemeriksa internal dan laporan hasil pemeriksaansebelumnya;

e. Hasil-hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholder; danf. Hasil liputan media masa dan penelaahan informasi dari internet

yang terkait dengan program/ kegiatan yang dipemeriksaan.

Tidak semua input yang terdaftar di atas harus diperolehpemeriksa, tergantung dari lingkup perangkat daerah yangdipemeriksaan dan pertimbangan pemeriksa.

Prosedur dan teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkaninformasi umum antara lain:1) Wawancara dengan manajemen pemeriksaani;2) Reviu kebijakan, arahan, dokumen dll;3) Reviu situs internet pemeriksaani;4) Reviu laporan manajemen dan akuntabilitas;5) Observasi fasilitas;6) Pemahaman sistem utama dan prosedur pengendalian;7) Analisis hubungan antara pemanfaatan sumber daya danhasil;8) Risiko yang dihadapi perangkat daerah;9) Konsultasi dengan penasehat dan luar organisasi untuk

mengidentifikasi praktek-praktek terbaik dan peluang untukperbaikan;

10) Pemeriksaan dan studi yang dilakukan oleh pemeriksalainsebelumnya;

11) Survei penggunaan teknologi;dan12) Reviu tren pengeluaran

Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan signifikan padaperangkat daerah, terdapat dua pendekatan utama yang dapatdigunakan yaitu:a. Pendekatan yang berorientasi pada hasil; danb. Pendekatan yang berorientasi pada proses.

Dalam menggunakan pendekatan yang berorientasi pada hasil,pemeriksa dapat mengembangkan pemeriksaan dengan menggunakanbeberapa pertanyaan sebagai berikut :a. Bagaimanakah kinerja atau hasil apa yang telah dicapai oleh

perangkat daerah?b. Apakah persyaratan-persyaratan untuk melakukan kegiatan pada

suatu perangkat daerah telah dipenuhi?c. Apakah tujuan dari perangkat daerah/program/kegiatan telah

tercapai?.

Page 24: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

23

Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan di atas, pemeriksamelakukan analisis awal tentang hasil kinerja perangkat daerah yangtelah dicapai (dilihat dari aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas)dibandingkan dengan hasil observasi awal tentang kriteria yang ada(misal: tujuan, sasaran, peraturan, dan lain-lain). Kesimpulan awalhasil analisis ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam langkahperencanaan operasional berikutnya, yaitu untuk penentuan areakunci, tujuan, lingkup, dan kriteria pemeriksaan.

Dalam pendekatan yang berorientasi pada proses, pemeriksamelakukan verifikasi dan analisis awal tentang segala proses yangmelekat pada perangkat daerah yang akan dipemeriksaan. Pemeriksadapat memanfaatkan berbagai macam sumber data dan informasiuntuk mendapatkan data yang relevan. Beberapa proses yang telahteridentifikasi tersebut merupakan titik awal dari tahap perencanaanpemeriksaan kinerja. Kegiatan utama dalam pendekatan ini adalahmemverifikasi apakah terdapat permasalahan yang ada dalam prosesyang telah teridentifikasi, dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya.Verifikasi dan analisis atas masalah dalam proses tersebut dilakukandengan tetap memperhatikan aspek 3E. Selanjutnya pemeriksamemformulasikan dugaan awal atau hipotesis tentang penyebabterjadinya masalah dan akibatnya tersebut, untuk dilakukan pengujianlebih lanjut. Dugaan awal atau hipotesis tersebut dipengaruhi olehpertimbangan profesional pemeriksa, berdasarkan hasil analisisnya.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemahamanperangkat daerah dan pengidentifikasian masalah dapat dirinci sebagaiberikut :a. Reviu hasil analisis pemilihan topik potensial pemeriksaan pada

tahap penentuan topik potensial yang secara khusus terkait denganperangkat daerah/program/ kegiatan yang dipemeriksaan,

b. Analisis SOP dari perangkat daerah yang diperiksa, yang relevandengan tujuan pemeriksaan,

c. Jika diperlukan, lakukan wawancara dengan manajemen.Wawancara ini dilakukan dalam rangka untuk memperolehinformasi yang bersifat umum, seperti misi perangkat daerah yangdiperiksa, target kegiatan pada tahun berjalan yang diperiksa,anggaran yang tersedia, realisasi kegiatan, dan sebagainya,

d. Reviu peraturan-peraturan yang mendasari perangkatdaerah/program/kegiatan yang diperiksa, laporan kemajuanpelaksanaan program, serta hambatan-hambatan dalampencapaian program,

e. Identifikasi dan reviu tujuan dan sasaran dari program yangdiperiksa, kemudian teliti apakah dalam mencapai tujuan tersebutterdapat tolok ukur, standar, atau Key Performance Indicator (KPI)untuk menentukan kelemahan dan keberhasilan program tersebut,

f. Lakukan inventarisasi atas tolok ukur, standar, atau KPI yang telahditerapkan oleh perangkat daerah dalam melaksanakanprogram/kegiatan,

g. Buatlah simpulan mengenai pemahaman perangkat daerah danpermasalahan yang berhasil diidentifikasi dalam tahap ini.Permasalahan ini merupakan identifikasi awal bagi pengembanganarah dan tujuan pemeriksaan pada tahap perencanan selanjutnya.

Output dari tahap ini meliputi :

Page 25: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

24

a. Gambaran umum dari perangkat daerah/program/kegiatan yangdipemeriksaan yang antara lain meliputi input, proses, output, danoutcome;

b. Penilaian awal pemeriksaan tentang capaian kinerja perangkatdaerah;

c. Identifikasi tentang permasalahan yang dihadapi perangkat daerah,serta hipotesis awal tentang faktor-faktor penyebab dan akibatnya;

d. Hasil reviu peraturan perundang-undangan yang mendasariperangkat daerah/program/kegiatan yang dipemeriksaan;

e. Informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerjaperangkat daerah;

f. Kesimpulan umum tentang identifikasi masalah berupa areapotensial yang dapat dianalisis lebih lanjut sebagai area kunci.

Seluruh pengkajian pemeriksa mengenai tahap ini harusdidokumentasikan dalam KKP. Format KKP kegiatan pemahamanperangkat daerah dan pengidentifikasian masalah dapat dilihat padaLampiran 2 dan Lampiran 3.

D. Penentuan Area KunciArea kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan

fokus pemeriksaan. Penentuan area kunci sangat penting agarpelaksanaan pemeriksaan dapat lebih fokus pada tujuan pemeriksaan,sehingga memungkinkan penggunaan sumber daya pemeriksaan yanglebih efisien dan efektif. Dalam kegiatan penentuan area kunci,pemeriksa akan dapat memahami suatu permasalahan yang sudahteridentifikasi pada tahap sebelumnya, secara lebih mendalam.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemahaman perangkatdaerah dan identifikasi masalah, yang di dalamnya terdapat informasitentang visi, misi, proses bisnis, tugas utama dari perangkat daerah,serta permasalahan-permasalahan yang dapat menghambatpencapaian tujuan perangkat daerah/program/kegiatan, pemeriksadapat menentukan beberapa area potensial yang dapat dikembangkandalam pemeriksaan. Area potensial yang telah teridentifikasi tersebut,selanjutnya akan dipilih berdasarkan urutan prioritasnya untukditentukan sebagai fokus utama obyek pemeriksaan yang disebut areakunci.

Untuk menentukan urutan prioritas area kunci yang akan dipilih,digunakan suatu pendekatan faktor-faktor pemilihan (selection factors).Faktor-faktor pemilihan tersebut terdiri dari empat faktor utama yangterdiri dari:a. Risiko terhadap manajemen, yaitu risiko yang dihadapi oleh

manajemen atas tidak tercapainya aspek 3E (Ekonomi, Efisiensidan Efektivitas);

b. Signifikansi suatu program, yaitu penilaian apakah suatu kegiatandalam suatu area pemeriksaan secara komparatif mempunyaipengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam obyekpemeriksaan secara keseluruhan;

c. Dampak pemeriksaan, yaitu pengaruh hasil pemeriksaan terhadapperbaikan atas area yang dipemeriksaan; dan

d. Auditabilitas, yaitu berhubungan dengan kemampuan timpemeriksa untuk melaksanakan pemeriksaan sesuai standar.Dalam mempertimbangkan audititabilitas, pemeriksa juga perlu

Page 26: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

25

mempertimbangkan risiko pemeriksaan. Semakin tinggi risikopemeriksaan, maka audititabilitas akan semakin rendah.

Berdasarkan hasil atas urutan prioritas yang telah dianalisis,pemeriksa menentukan area kunci yang akan menjadi fokus dalampelaksanaan pemeriksaan kinerja.

Tujuan penentuan area kunci adalah :a. Memahami area-area kunci yang memiliki risiko tinggi untuk

dipemeriksaan;b. Menentukan urutan prioritas area kunci yang akan dipilih dengan

menggunakan pendekatan faktor-faktor pemilihan yang terdiri atas:1) Risiko manajemen,

yaitu risiko yang dihadapi oleh manajemen atas tidaktercapainya aspek 3E (Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas)

2) Signifikansi,yaitu penilaian apakah suatu kegiatan dalam suatu areapemeriksaan secara komparatif mempunyai pengaruh yangbesar terhadap kegiatan lainnya dalam obyek pemeriksaansecara keseluruhan

3) Dampak pemeriksaan, dan4) Auditabilitas.

Dalam menentukan area kunci, khususnya pada saatmempertimbangkan risiko manajemen, pemeriksa dapatmempertimbangkan kualitas Sistem Pengendalian Internal (SPI)perangkat daerah/program/kegiatan yang dipemeriksaan. Hal inidikarenakan pengendalian yang lemah atas suatu perangkatdaerah/program/kegiatan akan mengakibatkan tujuan perangkatdaerah/program/kegiatan (meliputi efektivitas, efisiensi, atau ekonomi)semakin sulit tercapai.

Sesuai dengan COSO (The Commotte of Sponsoring Organization ofTreadway Commission ) SPI terdiri atas lima komponen yang salingterkait, yaitu:a. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi lingkungan organisasiyang menetapkan corak suatu organisasi dan memengaruhikesadaran akan pengendalian. Lingkungan pengendalianmerupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal,meliputi integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi,partisipasi dewan komisaris atau komitepemeriksaan, filosofi dangaya operasi manajemen, struktur organisasi, pemberian wewenangdan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik sumber dayamanusia.

b. Penilaian risikoProses penaksiran risiko meliputi identifikasi, analisis, danpengelolaan risiko yang dihadapi oleh manajemen, yang dapatmenghambat pencapaian tujuan organisasi.

c. Aktivitas pengendalianAktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yangmembantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas pengendalian dapat meliputi reviu kinerja, pengolahaninformasi, pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.

Page 27: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

26

d. Informasi dan komunikasiInformasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,dan pertukaran informasi yang memungkinkan setiap orang dapatmelaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasimenghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait dengan operasional,keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan.

e. Pemantauan.Seluruh sistem pengendalian organisasi harus dipantau untukmenilai kualitas sistem pengendalian tersebut. Kelemahan dalamsistem pengendalian harus dilaporkan kepada manajemen tingkatatas. Selain itu, harus dilakukan evaluasi yang independen atasSPI. Frekuensi dan lingkup evaluasi tergantung pada penaksiranrisiko dan efektivitas prosedur pengawasan

Seluruh sistem pengendalian organisasi harus dipantau untukmenilai kualitas sistem pengendalian tersebut. Kelemahan dalamsistem pengendalian harus dilaporkan kepada manajemen tingkat atas.Frekuensi dan lingkup evaluasi tergantung pada penaksiran risiko danefektivitas prosedur pengawasan. Dalam menilai sistem pengendalianinternal, pemeriksa tidak harus menanyakan seluruh pertanyaan yangada dalam kuesioner, pemeriksa dapat melakukan modifikasikuesioner dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya untukmenentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang paling sesuai dengankebutuhan pemeriksaan suatu perangkat daerah/program/kegiatan.

Daftar pertanyaan yang dapat membantu pemeriksa untukmemahami SPI perangkat daerah dapat dilihat pada Lampiran 4.

Input yang diperlukan dalam kegiatan penentuan area kunci dapatberupa :a. Hasil kegiatan pemahaman perangkat daerah dan

pengidentifikasian masalah;b. Hasil diskusi dengan pimpinan/manajemen perangkat daerah atau

komite pemeriksaan perangkat daerah;c. Hasil diskusi dengan pimpinan/manajemen satuan kerja

pemeriksa;d. Hasil wawancara, observasi, dan metodologi pengumpulan data

lainnya yang digunakan oleh pemeriksa dalam mengumpulkan datadan informasi dalam tahap perencanaan pemeriksaan ini.

Seperti telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, bahwa dalampenentuan area kunci ini terdapat beberapa kegiatan utama yangmeliputi :a. Menentukan area-area potensial yang dapat dipemeriksaan.

Berdasarkan output dari tahap identifikasi masalah telahteridentifikasi beberapa permasalahan utama yang ada padaperangkat daerah. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudiandiklasifikasikan ke dalam beberapa area potensial yang akandijadikan area pemeriksaan. Area-area tersebut adalah area yangdianggap signifikan terhadap keseluruhan program yang akandipemeriksaan.

b. Membuat urutan prioritas atas beberapa area yang telahditentukan berdasarkan faktor-faktor pemilihan. Tidak semua areapotensial yang telah ditetapkan sebelumnya akan ditindaklanjutidalam pemeriksaan terinci. Area-area tersebut akan dirankingdengan menggunakan faktor-faktor pemilihan, yaitu faktor risiko

Page 28: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

27

manajemen, signifikansi, dampak pemeriksaan, danpemeriksaanabilitas. Pemeriksa dapat melakukan pembobotanberdasarkan pertimbangan profesionalnya (professional judgment).

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matrikspembobotan dengan skor terhadap faktor-faktor pemilihan sebagaiberikut :1) Bobot 1 untuk nilai yang rendah;2) Bobot 2 untuk nilai sedang;3) Bobot 3 untuk nilai tinggi.

Berdasarkan hasil pembobotan tersebut, pemeriksa dapatmenyusun urutan prioritas dari masing-masing area potensial.

c. Menentukan area kunci berdasarkan urutan prioritas yang telahdibuat. Pemeriksa dapat memilih satu atau beberapa area potensialmenjadi area kunci berdasarkan urutan prioritasnya denganmemperhatikan faktor ketersediaan sumber daya, seperti jumlahpemeriksa, waktu, anggaran, dan kesiapan pemeriksa.

Output dari kegiatan penilaian terhadap area kunci adalahteridentifikasikannya area kunci yang menjadi fokus pemeriksaan.Format KKP kegiatan penentuan area kunci dapat dibaca padaLampiran 5 dan Lampiran 6

E. Penentuan Tujuan dan Lingkup PemeriksaanTujuan pemeriksaan kinerja harus bisa didefinisikan secara tepat,

sehingga dapat dihindari pelaksanaan prosedur pemeriksaan yangtidak perlu.

Manfaat penentuan tujuan dan lingkup pemeriksaan adalah :a. Membantu mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan

dipemeriksaan dan akan dilaporkan;b. Membantu memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti

pemeriksaan;c. Menyiapkan parameter atau ukuran pembatasan pemeriksa seperti

periode yang akan dipemeriksaan atau lokasi pemeriksaanlapangan yang akan dipilih;

d. Mempermudah tim pemeriksa dalam mengambil kesimpulan padaakhir pemeriksaan.

Input yang diperlukan dalam tahap ini adalah:a. Output dari kegiatan pemahaman perangkat daerah dan

pengidentifikasian masalah;b. Output dari kegiatan penentuan area kunci.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menentukan tujuan danlingkup pemeriksaan adalah sebagai berikut:a. Menentukan tujuan pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan terkait erat dengan alasan dilakukannyasuatu pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan harus benar-benardipertimbangkan dan dinyatakan secara jelas. Isi dari tujuanpemeriksaan harus bisa mengungkapkan hal yang ingin dicapai daripemeriksaan tersebut. Dalam menentukan tujuan pemeriksaankinerja, pemeriksa dapat memilih untuk memeriksa: salah satuaspek saja (1E) misalnya menilai aspek ekonomi, atau efisiensi atauefektivitas; kombinasi dua aspek (2E) misalnya menilai aspek

Page 29: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

28

ekonomi dan efisiensi atau efisiensi dan efektivitas; dan seluruhaspek (3E) ekonomi, efisiensi dan efektivitas.

Dalam memformulasikan tujuan pemeriksaan tersebut,pemeriksa dapat membuat berbagai macam pertanyaan pemeriksaanterhadap organisasi/program/kegiatan/ fungsi publik yang hendakdipemeriksaan. Pemeriksa hendaknya menentukan tujuanpemeriksaan dengan berdasar pada informasi yang diperoleh dankeahlian serta pengalaman yang dimiliki.

b. Menentukan lingkup pemeriksaanYang dimaksudkan dengan lingkup di sini adalah:

1) Luas sasaran pemeriksaan yang akan dilakukan; dalam hal inipemeriksa harus mempertimbangkan hal-hal penting yangdiinginkan pemberi tugas dan harus mengacu kepada tujuanpemeriksaan

2) Permasalahan yang akan diperiksa, yaitu masalah ekonomis,efisiensi, dan efektivitas; pemeriksa dapat menggunakan satukriteria permasalahan, atau dua kriteria, atau ketiga-tiganyasesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan;

3) Waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan dan besarnya sampelyang akan diambil.

Langkah-langkah dalam penentuan lingkup pemeriksaanadalah sebagai berikut:

1) Tentukan lingkup pemeriksaan atas dasar informasi yangdiperoleh pada pemeriksaan sebelumnya.Keputusan mengenai penentuan lingkup pemeriksaan dapatberubah sesuai dengan perubahan informasi yang didapat.Olehkarena itu, lingkup pemeriksaan harus ditentukan secara jelaspada tahap awal perencanaan pemeriksaan sehingga kebutuhanterhadap sumber daya dan prosedur pemeriksaan yang tepatdapat ditentukan.

2) Lakukan perubahan dalam lingkup pemeriksaan apabilainformasi yang diperoleh dalam pelaksanaan pemeriksaanmengharuskan demikian.Hal ini terjadi jika informasi awal yang digunakan dalammenentukan lingkup pemeriksaan selama perencanaan awalkurang akurat dan kurang lengkap. Dalam kondisi demikian,pemeriksa harus membicarakannya dengan manajemenperangkat daerah mengenai perubahan yang cukup signifikandalam lingkup pemeriksaan yang terjadi setelah tahapperencanaan awal

3) Apabila perintah (mandat) pemeriksaan kinerja menentukanlingkup pemeriksaan secara luas, lakukan pertimbanganprofesional untuk merincinya secara lebih khusus (spesifik).

Output dari tahap ini adalah sebagai berikut:1) Tujuan pemeriksaan2) Lingkup pemeriksaan meliputi: (1) area kunci (Fungsi, kegiatan,

unit organisasi, dll); (2) periode waktu yang akan dipemeriksaan;dan (3) aspek kinerja yang dipemeriksaan (3E, 2E, atau 1E).

Seluruh pengkajian pemeriksa mengenai tahap penentuan tujuandan lingkup pemeriksaan di tingkat perangkat daerah harusdidokumentasikan. Format KKP kegiatan menentukan tujuan danlingkup pemeriksaan dapat dibaca pada Lampiran 7

Page 30: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

29

F. Penetapan Kriteria PemeriksaanKriteria pemeriksaan merupakan standar kinerja yang digunakan

untuk mengukur ekonomi, efisiensi dan efektifitas kegiatan dari objekpemeriksaan. Kriteria merefleksikan suatu model pengendalian yangbersifat normatif mengenai hal-hal yang sedang direviu. Kriteriamerepresentasikan praktek-praktek yang baik, yaitu suatu harapanyang masuk akal mengenai "apa yang seharusnya".

Apabila kriteria dibandingkan dengan kondisi aktual, maka akantimbul temuan pemeriksaan. Jika kondisi memenuhi atau melebihikriteria, hal ini mengindikasikan bahwa perangkat daerah telahmelaksanakan praktik terbaik. Sebaliknya, jika kondisi tidakmemenuhi kriteria, hal ini mengindikasikan perlunya tindakanperbaikan.

Kriteria bertujuan menentukan apakah tujuan objek pemeriksaandapat tercapai, melebihi atau gagal mencapai kinerja yang diharapkanbaik secara kuntitatif maupun kualitatif.

Tujuan Penetapan Kriteria Pemeriksaan adalah untuk :1) Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi dalam tim

pemeriksaan dan dengan manajemen pemeriksa mengenai sifatpemeriksaan;

2) Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi denganperangkat daerah yang dipemeriksaan sehingga diharapkanperangkat daerah akan lebih mudah menerima temuan danrekomendasi yang akan diberikan;

3) Menghubungkan tujuan pemeriksaan dengan program pemeriksaanyang dilaksanakan selama tahap pelaksanaan pemeriksaan;

4) Memberikan dasar pada tahap pengumpulan data dan penyusunanprosedur pemeriksaan; dan

5) Memberikan dasar dalam menyusun temuan pemeriksaan.

Dasar kriteria pemeriksaan dapat dipertimbangkan dari sudut yangberbeda:1) Tergantung pada kasus, sumber yang paling otoritatif akan menjadi

standar resmi, atau2) Atas dasar alasan standar ilmiah.

Kriteria pemeriksaan dapat diperoleh dari sumber-sumber berikut:1) Hukum dan peraturan yang mengatur operasi dari perangkat

daerah yang dipemeriksaan;2) Keputusan yang dibuat oleh badan legislatif atau eksekutif;3) Referensi untuk perbandingan sejarah atau perbandingan dengan

praktek terbaik;4) Standar profesional, pengalaman, dan nilai-nilai;5) Indikator kinerja utama yang ditetapkan oleh perangkat daerah

pemeriksaan atau pemerintah6) Saran ahli independen dan pengetahuan;7) Pengetahuan ilmiah baru dan informasi terpercaya lainnya;8) Kriteria yang digunakan sebelumnya dalam pemeriksaan yang

sama atau dengan APIP lainnya;9) Organisasi (di dalam atau di luar negeri) yang melaksanakan

pemeriksaan sejenis;10) Standar kinerja atau pertanyaan sebelumnya oleh legislatif; dan11) Manajemen umum dan literature.

Page 31: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

30

Apabila kriteria tidak tersedia dari sumber-sumber di atas,pemeriksa dapat fokus pada kinerja yang dicapai pada organisasi yangsebanding, praktik terbaik melalui benchmarking atau konsultasi, ataustandar yang dikembangkan oleh pemeriksa melalui analisis kegiatan.

Karakteristik kriteriaKarakteristik kriteria pemeriksaan yang sesuai meliputi:

1) Keandalan: kriteria dapat diandalkan menghasilkan kesimpulanyang konsisten bila digunakan oleh pemeriksa lain dalam situasiyang sama.

2) Objektivitas: kriteria bebas dari bias pemeriksa atau manajemen.3) Bermanfaat: kriteria menghasilkan temuan dan kesimpulan yang

memenuhi kebutuhan informasi pengguna.4) Dapat dipahami: kriteria dinyatakan secara jelas dan tidak tunduk

pada interpretasi yang berbeda secara signifikan.5) Komparatif: kriteria konsisten dengan yang digunakan dalam

pemeriksaan kinerja lembaga atau kegiatan lain yang sejenis dandengan yang digunakan dalam pemeriksaan kinerja sebelumnya

6) Kelengkapan: kelengkapan mengacu pada pengembangan semuakriteria yang signifikan sesuai dengan penilaian kinerja.

7) Penerimaan: ahli independen di lapangan, perangkat daerahpemeriksaan, legislatif, media, dan masyarakat umum dapatmenyetujui.

8) Relevan : kriteria dapat memberiksan kontribusi dalam prosespelaksanaan pemeriksaan terkait dengan pembuatan simpulanyang sesuai dengan tujuan pemeriksaan.

Pengembangan kriteria perlu mendapatkan masukan darimanajemen perangkat daerah yang dipemeriksaan. Ketidaksepakatantentang kriteria dapat diidentifikasi, dibahas, dan, mungkin,diselesaikan pada tahap awal. Namun, fakta dan argumen yangdisajikan oleh perangkat daerah yang dipemeriksaan harusdipertimbangkan terhadap fakta-fakta dan argumen lain yang relevan.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemeriksa dalammengembangkan kriterianya sendiri adalah :1. Mempelajari sumber-sumber kriteria dalam rangka

pengidentifikasian kriteria yang relevan dan memadai;2. Melakukan studi atau observasi atas operasional perangkat daerah.

Misalnya, dengan melakukan analisis tren kinerja tahuntahunsebelumnya dan melakukan perbandingan kinerja perangkatdaerah yang dipemeriksaan dengan organisasi lain yang mirip (jenisorganisasi maupun ukurannya) atau disebut benchmarking.

3. Mengkomunikasikan hasil pengembangan kriteria tersebut denganpihak berwenang dari perangkat daerah yang dipemeriksaan.

Output yang dihasilkan dari kegiatan ”Menentukan KriteriaPemeriksaan” adalah standar yang akan digunakan sebagaipembanding terhadap praktek-praktek yang berjalan meliput :1) Kelompok kriteria (ekonomi, efisiensi, atau efektivitas);2) Jenis kriteria (rincian kriteria yang terdapat dalam masing masing

kelompok).3) Penjelasan (deskripsi ringkas setiap jenis kriteria)4) Satuan pengukuran (misalkan kilometer/jam, orang/hari)5) Sumber data (deskripsi tentang dari mana data diperoleh)

Page 32: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

31

6) Standar ukuran kinerja (menjelaskan standar yang digunakan danartinya).

7) Tanggapan perangkat daerah (sepakat atau tidak sepakat).

Perencanaan MetodologiPerencanaan metodologi melibatkan banyak kegiatan yang berbeda.

Misalnya, membedakan antara program pemeriksaan dan teknikpengumpulan data. Sebagai aturan umum, disarankan untuk memilihmetode yang fleksibel dan pragmatis. Pertimbangan praktis jugamempengaruhi pemeriksaan program. Metode sampel dan surveimungkin menghasilkan kesimpulan umum dan studi kasusmemberikan kesempatan untuk studi mendalam. Dalam pemeriksaankinerja pemeriksa akan memperhatikan tentang validitas dankeandalan dari metode yang akan digunakan untuk mengumpulkandan menganalisis data.

Matriks disain PemeriksaanMatriks disain pemeriksaan adalah alat untuk menentukan apa

dan bagaimana pemeriksaan, memberikan struktur untuk komponendisain dasar, menguraikan persyaratan dan prosedur yang diperlukanuntuk melaksanakan tujuan pemeriksaan dan membuat penilaianterhadap kriteria pemeriksaan. Tujuannya adalah:a. Menciptakan hubungan yang jelas antara tujuan pemeriksaan,

metodologi pemeriksaan dan pekerjaan lapangan yang akandilaksanakan;

b. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan prosedur yang akandilaksanakan; dan

c. Memfasilitasi supervisi dan reviu.

Komponen matriks umumnya terdiri dari pertanyaan utamapemeriksaan, sub- pertanyaan, apa yang diuji, kriteria pemeriksaan,informasi yang dibutuhkan, bagaimana informasi akan dikumpulkan,risiko, kesulitan, perbandingan atau analisis yang diperlukan,kesimpulan potensial dan kemungkinan rekomendasi, dan lain-lain.Matriks disain membuat perencanaan lebih sistematis dan terarah,memfasilitasi komunikasi keputusan tentang metodologi danmembantu dalam melaksanakan pekerjaan lapangan. Matriks disainbersifat fleksibel, isinya dapat diperbarui atau dimodifikasi oleh timmenunjukkan progres pekerjaan pemeriksaan.

Page 33: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

32

Tabel 2. Contoh matriks disain pemeriksaan.

Sumber: Intosai, ISSAI Implementatiom handbook performancepemeriksaan, (2013), diolah kembali

Seluruh pengkajian pemeriksa mengenai tahap penetapan kriteriapemeriksaan di tingkat perangkat daerah harus didokumentasikan.Tim dapat mengembangkan suatu template yang membantupendefinisian penetapan kriteria pemeriksaan. Secara keseluruhanpendokumentasian dapat dijadikan sebagai Kertas Kerja Pemeriksaan(KKP). Format KKP kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 8.

G. Pengidentifikasian jenis bukti dan prosedur pemeriksaan; danSetelah mengetahui kriteria pemeriksaan, pemeriksa dapat

mengidentifikasikan jenis dan sumber bukti serta prosedur peeriksaanyang digunakan untuk memperoleh bukti tersebut. Mengidentfikasijenis dan sumber bukti serta prosedur pemeriksaan akanmempermudah pemeriksa pada saat di lapaangan sehinggapemeriksaan dapat berjalan engan efisien dan efektif.

H. Penyusunan Program Kerja PemeriksaanProgram Kerja Pemeriksaan (PKP) merupakan prosedur langkah

kerja yang harus dilakukan oleh pemeriksa dalam melakukanpengumpulan dokumen guna menyimpulkan apa yang ditetapkandalam tujuan pemeriksaan. Program kerja ini disusun oleh Ketua Timdengan mempertimbangkan hasil koordinasi awal, risiko yang telahdiidentifikasi, dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan seluruhlangkah kerja. Program kerja ini harus disetujui oleh pengendali teknis,dan Wakil Penanggung Jawab. Format program kerja pemeriksaanterdapat dalam lampiran 9.

Penyusunan program kerja pemeriksaan (PKP) berkaitan langsungdengan waktu penugasan dan sumber daya yang ada serta luas ruanglingkup pemeriksaan. Jangka waktu penugasan disesuaikan dengankebutuhan waktu pemeriksaan. Kebutuhan waktu pemeriksaandidapatkan dari jumlah hari yang dibutuhkan untuk melaksanakan

Page 34: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

33

seluruh prosedur pemeriksaan dalam program kerja pemeriksaandengan sumber daya manusia yang tersedia.

Program kerja pemeriksaan merupakan panduan bagi timpemeriksa untuk dapat memberikan kesimpulan mengenai 3 aspekyaitu keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas program/kegiatan padalaporan. Ketika langkah-langkah kerja dan prosedur sudah selesaidilaksanakan dan kertas kerja telah disusun, program kerja inidimutakhirkan dengan realisasi pelaksanaannya. Program kerja yangtelah berisi realisasi pelaksanaan pemeriksaan diarsipkan dalamdokumen kertas kerja.

Program kerja pemeriksaan tersebut kemudian akan menjadipedoman pemeriksa dalam menjalankan penugasan pemeriksaankinerja.

Di dalam program pemeriksaan tersebut dituangkan hal-halsebagai berikut.

a. Dasar pemeriksaan.Pemeriksa memasukkan ketentuan perundang-undangan /peraturan / surat tugas yang menjadi mandat bagi APIP InspektoratKota Bogor dalam melaksanakan pemeriksaan

b. Organisasi/Program/kegiatan yang dipemeriksaan.Diisi dengan perangkat daerah yang akan diperiksa, pengertianperangkat daerah di sini dapat berupa organisasi/program/kegiatanyang kinerjanya akan diperiksa.

c. Tahun anggaran yang diperiksa.Bagian dari penjabaran lingkup pemeriksaan yang akanmemasukkan periode/tahun anggaran yang akan diperiksa. Secaraumum, periode yang dipilih adalah hanya untuk satu periode tahunanggaran. Namun demikian, dimungkinkan juga untuk pelaksanaanpemeriksaan atas periode yang lebih dari satu tahun jika padapemeriksaan atas keseluruhan pelaksanaan program yang memakanwaktu lebih dari satu tahun.

d. Identitas dan data umum yang dipemeriksaan.Data umum dari organisasi/program/kegiatan yang akan diperiksayang didapat selama proses pemahaman atas perangkat daerah

e. Alasan pemeriksaan.Diisi dengan alasan pemeriksaan yang bisa berasal dari hasil analisisperolehan data dan informasi awal maupun yang berasal outputpenentuan area kunci yang akan dipemeriksaan.

f. Jenis pemeriksaan.Diisi dengan Pemeriksaan Kinerja.

g. Tujuan Pemeriksaan.Tujuan pemeriksaan umum yang didapat atau ditentukan selamapelaksanaan proses Penentuan Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan.

h. Sasaran Pemeriksaan.Tujuan pemeriksaan secara rinci (area kunci) yang menjabarkan apayang telah ditentukan dalam tujuan pemeriksaan umum.

Page 35: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

34

i. Metodologi pemeriksaan.Diisi dengan metodologi atau cara serta pendekatan pemeriksaanyang akan ditempuh dalam menjalankan penugasan pemeriksaankinerja.

j. Kriteria pemeriksaanDiisi dengan kriteria pemeriksaan yang akan dipakai dalampemeriksaan.

k. Langkah atau prosedur pemeriksaan.Langkah atau prosedur pemeriksaan yang dibuat dengan tujuanmemberikan petunjuk kepada para pemeriksa agar dapat mencapaitujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan. Langkah atau prosedurpemeriksaan sebaiknya dibuat menurut sasaran pemeriksaan (areakunci) yang telah ditetapkan agar nantinya secara keseluruhan hasilpemeriksaan dapat menjawab atau mencapai tujuan pemeriksaan.

Page 36: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

35

BAB IVPELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA

Pelaksanaan pemeriksaan kinerja adalah operasionalisasi langkah-langkah kerja mengacu kepada matriks rancangan atau disainpemeriksaan yang telah disusun sebelumnya. Tujuan utama pelaksanaanpemeriksaan adalah untuk mendapatkan bukti yang kompeten, relevandan wajar untuk mendukung temuan dan simpulan pemeriksaan.

Sedangkan tujuan dari pelaksanaan pemeriksaan adalah untukmendapatkan bukti yang cukup, kompeten dan relevan sehinggapemeriksa dapat :1. Menilai apakah kinerja perangkat daerah yang diperiksa sesuai dengan

kriteria atau tidak;2. Menyimpulkan apakah tujuan-tujuan pemeriksaan tercapai atau tidak;3. Mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki

kinerja perangkat daerah yang diperiksa; dan4. Mendukung simpulan, temuan, dan rekomendasi pemeriksaan.

Sebelum pelaksanaan pemeriksaan (field work), sesuai dengan surattugasnya, tim pemeriksaan melakukan pembicaraan pendahuluan denganpimpinan perangkat daerah. Adapun tujuan pembicaraan pendahuluandengan pihak perangkat daerah antara lain adalah:1. Memungkinkan pemeriksa untuk bertemu dengan staf kunci perangkat

daerah;2. Menginformasikan kegiatan/program dan area yang akan

diperiksa, tujuan pemeriksaan, lingkup pemeriksaan, pendekatanpemeriksaan dan jangka waktu pemeriksaan, kriteria pemeriksaan;

3. Meminta perangkat daerah untuk menunujuk pegawainya sebagaipetugas penghubung antara tim pemeriksa dengan pihak perangkatdaerah;

4. Memastikan perangkat daerah memahami proses pemeriksaan;

Hasil pembicaraan pendahuluan dibuatkan notulensinya.Aktivitas utama dalam pelaksanaan pemeriksaan (field work)

adalah:1. Pengumpulan bukti pemeriksaan2. Pengembangan temuan pemeriksaan3. Simpulan dan rekomendasi pemeriksaan4. Pembahasan hasil pemeriksaan5. Kertas Kerja Pemeriksaan

Penjelasan lebih lanjut masing masing aktifitas pelaksanaanpemeriksaan adalah:A. Pengumpulan Bukti Pemeriksaan

a. Pengumpulan DataUntuk memudahkan pemahaman dalam pelaksanaan pemeriksaankinerja terlebih dahulu perlu dibedakan antara : data, informasi,dan bukti pemeriksaan.Istilah-istilah tersebut memiliki pengertian sebagai berikut:1) Data adalah kumpulan bahan keterangan yang dapat berwujud

angka dan tidak berwujud angka.2) Informasi adalah data yang sudah diolah.3) Bukti pemeriksaan adalah semua informasi yang dikumpulkan

dan digunakan oleh pemeriksa untuk mendukung temuanpemeriksaan.

Page 37: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

36

Bukti pemeriksaan harus memiliki karakteristik cukup,kompeten, dan relevan untuk memberikan dasar yang kuat bagitemuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan.:1) Bukti harus cukup untuk mendukung temuan pemeriksaan.

Dalam menentukan cukup tidaknya suatu bukti, pemeriksaharus yakin bahwa adanya bukti-bukti tersebut akan bisameyakinkan seseorang bahwa temuan pemeriksa adalah valid.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertimbanganpemeriksa dalam menentukan cukup tidaknya bukti meliputi:materialitas, risiko, efisiensi, dan besaran serta karakteristikpopulasi.

2) Bukti kompeten terkait erat dengan keandalan baik dataakuntansi maupun informasi penguat lainnya. Keandalan dataakuntansi berhubungan langsung dengan efektivitaspengendalian internal. Keandalan informasi penguat tergantungpada beberapa faktor seperti relevansi, sumber informasipenguat, ketepatan waktu, dan obyektivitas.

3) Bukti disebut relevan apabila bukti tersebut mempunyaihubungan yang logis dengan tujuan pemeriksaan. Seandainyatujuan pemeriksaan untuk menentukan keberadaanpersediaan, maka pemeriksa dapat memperoleh bukti denganmelakukan perhitungan fisik persediaan

Jenis bukti dan metode pengumpulan datanya, yang dapatdigambarkan sebagai berikut:

Jenis Bukti Metode Pengumpulan Data

Bukti fisik - Observasi (pengamatan)langsung- Pengamatan terhadap proses/prosedur

yang sedang berjalan- Inspeksi fisik / Memeriksa benda

(inspection objects)

Bukti testimony - Interviu- Kuesioner- Fokusgrup- diskusi- Kelompok referensi

Bukti dokumen - Pemeriksaan berkas- Pemeriksaan dokumen- Penelitian sekunder- Studi literatur- Menggunakan datastatistik- Menggunakan database yangada

Bukti analitis - Bukti analitis dibangun oleh pemeriksa,dengan menggunakan berbagai jenisdata.

- Pemeriksa dapat menggunakan metodepengumpulan data yang tercantum diatas atau kombinasi dari mereka

Tabel 3. Jenis Bukti

Page 38: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

37

b. Analasis BuktiUntuk memahami dan menjelaskan apa yang diamati,

pemeriksa dapat menggunakan beberapa jenis analisis, misalnyadalam bentuk analisis statistik yang lebih rinci, diskusi tentangtemuan pemeriksaan, studi dokumentasi dan kertas kerja. Bukti-bukti yang diperoleh perlu diolah dan dianalisis. Dalammenganalisis bukti harus mengacu pada rancangan pemeriksaanyang telah disusun dalam perencanaan pemeriksaan.

Berdasarkan bukti pemeriksaan yang telah diuji pemeriksadapat :1) Mengembangkan hasil analisis untuk menilai apakah kinerja

kegiatan/program/perangkat daerah yang dipemeriksaan telahsesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Mengumpulkan hasil analisis dan membandingkan dengantujuan pemeriksaan.

3) Mengidentifikasi kemungkinan untuk perbaikan kinerjakegitan/program/perangkat daerah.

4) Memanfaatkan hasil analisis bukti pemeriksaan untukmendukung simpulan dan rekomendasipemeriksaan.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatanmenganalisis bukti pemeriksaan adalah sebagai berikut.1) Dalam menguji bukti pemeriksaan, pemeriksa dapat

menggunakan teknik-teknik pengujian, antara lain wawancara1;inspeksi; konfirmasi; reviu analitis (rasio, tren, pola); sampling;bagan arus, dan analisis (analisis regresi, simulasi danmodelling, analisis muatan data kualitatif).

2) Dalam menentukan penggunaan suatu teknik pengujian bukti,maka pemeriksa perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagaiberikut : a). jenis dan sumber bukti yang diuji; dan b). waktudan biaya yang diperlukan untuk menguji bukti.

3) Pemeriksa membandingkan hasil pengujian bukti-buktipemeriksaan dengan kriteria pemeriksaan.

4) Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dankriteria, maka pemeriksa perlu mengidentifikasi sebab danakibat dari perbedaan tersebut.

5) Dalam mengidentifikasi sebab akibat, maka pemeriksa bisamenggunakan model analisis sebab-akibat sebagai alat analisis.

B. Pengembangan Temuan PemeriksaanDalam menyusun suatu temuan pemeriksaan kinerja, hal yang

sangat utama untuk diperhatikan adalah apakah temuan pemeriksaanyang dibuat oleh pemeriksa merupakan jawaban ataspertanyaan/dugaan/hipotesis yang telah dituangkan dalam suatu tujuanpemeriksaan yang telah ditetapkan. Suatu temuan pemeriksaanseharusnya merupakan kesimpulan hasil pengujian atas buktipemeriksaan yang diperoleh pemeriksa dalam usahanya untuk mencapaitujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila suatu tujuanpemeriksaan tidak terpenuhi, disebabkan unsur-unsur temuanpemeriksaan tidak menggambarkan apa yang seharusnya hendak dicapaidalam suatu pelaksanaan pemeriksaan kinerja maka dapat dikatakanpelaksanaan pemeriksaan tersebut gagal untuk dilaksanakan dengan baik.

Page 39: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

38

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa dalampengembangan temuan pemeriksaan kinerja,a. Temuan pemeriksaan kinerja harus dapat menjawab tujuan

pemeriksaan yang telah ditetapkan;b. Secara umum, unsur temuan pemeriksaan terbagi atas, kondisi,

kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi/saran/simpulan. Namundemikian, di dalam penyusunan temuan pemeriksaan kinerja, unsuryang dibutuhkan tergantung tujuan yang ingin dicapai sehingga dapatsaja unsur ‘sebab’ dapat menjadi suatu unsur yang optional. Contoh:jika tujuan pemeriksaan yang ditetapkan adalah menentukankepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan ataumemperkirakan pengaruh suatu program terhadap perubahan fisik,sosial, atau ekonomi suatu masyarakat, maka unsur sebab akanmenjadi kurang/tidak relevan untuk disajikan;

c. Suatu temuan pemeriksaan harus didukung oleh bukti pemeriksaanyang cukup, kompeten, dan relevan;

d. Temuan pemeriksaan sedapat mungkin disajikan dalam suatu urutanyang logis, akurat, dan lengkap, dan

Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan menyusuntemuan pemeriksaan adalah sebagai berikut :1. Berdasarkan kesimpulan hasil pengujian bukti, apabila terdapat

perbedaan (gap) yang signifikan antara kondisi dan kriteria, tentukanapakah perbedaan tersebut positif atau negatif. Perbedaan positifterjadi apabila kondisi yang ditemukan sama atau lebih baik daripadakriteria. Perbedaan negatif terjadi apabila kondisi yang ditemukantidak mencapai kriteria.

2. Sangat dimungkinkan, pemeriksa menemukan suatu kondisi yangtelah memenuhi atau melebihi kriteria yang disebut temuan positif.Pemeriksa perlu mempertimbangkan relevansi temuan positif dengantujuan pemeriksaan. Apabila temuan tersebut relevan terhadap tujuanpemeriksaan maka pemeriksaan perlu mengungkap hal tersebut dalamLaporan Hasil Pemeriksaan.

3. Dalam hal pemeriksa menemukan kondisi yang tidak memenuhikriteria, yang disebut sebagai temuan negatif, pemeriksa perlumengidentifikasi unsur-unsur temuan hingga menjadi suatu temuanpemeriksaan.

4. Jika ditemukan indikasi yang mengandung unsur kerugiannegara/fraud yang relevan dengan tujuan pemeriksaan, makapemeriksa perlu melakukan pendalaman pemeriksaannya sampaimenjadi temuan pemeriksaan. Indikasi yang tidak relevan dengantujuan pemeriksaan, perlu didokumentasikan secara memadai dalamKKP dan akan ditindaklanjuti pada jenis pemeriksaan lain yang sesuai.

5. Pemeriksa mengkomunikasikan konsep temuan pemeriksaan denganmanajemen perangkat daerah untuk mendapatkan klarifikasi. Tujuandari komunikasi konsep Temuan pemeriksaan dengan manajemenperangkat daerah ini adalah untuk memvalidasi konsep temuan yangtelah dikembangkan oleh pemeriksaan.

6. Pemeriksa menyampaikan Temuan Pemeriksaan kepada manajemenperangkat daerah yang diperiksa.

Suatu temuan pemeriksaan merupakan hasil proses analisispemeriksaan tim pemeriksa di lapangan. Pembahasan atas temuanpemeriksaan ini dilakukan kemudian pada akhir tahap pelaksanaanpemeriksaan. Sangat dimungkinkan pada saat pembahasan ini, perangkatdaerah yang diperiksa berjanji memberikan bukti-bukti baru yang belum

Page 40: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

39

dapat diberikan pada saat pembahasan Temuan Pemeriksaan danmungkin bukti baru tersebut dapat mengubah esensi dari temuanpemeriksaan. Atas hal itu, maka dimungkinkan juga pada akhir LaporanHasil Pemeriksaan, suatu temuan tidak dijadikan Hasil Pemeriksaankarena berdasarkan bukti baru yang diberikan oleh perangkat daerah dandiyakini oleh pemeriksa ternyata temuan itu sudah tidak layak lagi untukdisajikan.

C. Simpulan dan Rekomendasi Pemeriksaana. Simpulan

Simpulan adalah pernyataan yang disimpulkan oleh pemeriksadari temuan mereka setelah analisis penyebab dan dampak daritemuan. Dan akhirnya, rekomendasi tindakan yang disarankanoleh pemeriksa yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan. Hasilpengembangan bukti pemeriksaan berguna untuk menyusuntemuan dan simpulan pemeriksaan. Seluruh bukti pemeriksaanperlu dipemeriksaan kembali untuk memastikan bahwa buktipemeriksaan telah memenuhi standar kompeten, relevan dancukup, serta telah sesuai dengan kriteria.

Temuan pemeriksaan yang diperoleh dari membandingkanbukti dengan kriteria. Hal tersebut didasarkan hasil analisis dariinformasi yang dikumpulkan selama pemeriksaan. Analisis lebihlanjut dari sifat dan besarnya masalah ini, akan mengarah padapengembangan simpulan pemeriksaan.

Kesimpulan pemeriksaan harus dikembangkan dan dievaluasimelalui melalui berbagai tahapan pemeriksaan kinerja. Kesimpulanyang potensial diidentifikasi dalam tahap perencanaan atau selamastudi pendahuluan harus ditindaklanjuti dalam tahap pemeriksaanrincipemeriksaan.

Selanjutnya, tim pemeriksa harus menentukan apakahketidakefisienan merupakan contoh yang mewakili permasalahanumum atau permasalahan sistemik. Kesimpulan memerlukanpertimbangan yang signifikan dalam penginterpretasian jawabanpertanyaan pemeriksaan, karena faktanya bukti pemeriksaanmungkin bersifat persuasif ("poin terhadap kesimpulan bahwa")daripada simpulan ("benar / salah"). Diperlukan pertimbanganyang tepat terhadap, kewajaran, keekonomisan, dan relevansimaksud tujuan keterlibatan pimpinan perangkat daerah.

Tim pemeriksa dapat mengidentifikasi rangkaian sebab-akibatdan memiliki pilihan untuk melaporkan temuan dan kesimpulan diberbagai titik dalam suatu rangkaian. Dalam situasi ini, pemeriksaharus menyoroti kekurangan yang paling kritis dari suaturangkaian.

Kesimpulan pemeriksaan perlu dikonfirmasi apakah kinerjaperangkat daerah, sejalan dengan kriteria yang ditetapkan,memuaskan atau tidak. Jika tidak memadai, tunjukkankelemahannya atau tentukan orang bertanggung jawab, terhadappenyebabnya dan tentukan akibat permasalahan materi subjekpemeriksaan.

Page 41: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

40

Simpulan pemeriksaan dibuat setelah pemeriksa melakukananalisis penyebab dan dampak atau akibat dari temuanpemeriksaan dan kemudian membuat rekomendasi pemeriksaan,sesuai dengan tujuan pemeriksaan.

Pemeriksa harus mengidentifikasi penyebab temuan, karenahal ini juga akan membentuk dasar untuk rekomendasi. Semuamasalah atau temuan yang ditemukan selama proses pemeriksaanharus didukung dengan bukti yang cukup. Artinya, pemeriksa tidakboleh gegabah dalam melaporkan temuan. Harus ada bukti kuatbahwa pemeriksaani melakukan kesalahan. Sesuai denganfungsinya sebagai pemberi nasihat, pemeriksa tidak hanyamengumpulkan temuan melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah dicapai pemeriksaani. Temuanpemeriksaan juga harus mengungkapkan kelemahan pengendalianintern yang signifikan dan, ketidakpatuhan terhadap peraturanyang berlaku, kecuragan dan ketidakpatutan.

b. Rekomendasi PemeriksaanSemua pemeriksaan kinerja harus ada kesimpulan

pemeriksaannya dengan rekomendasi pemeriksaan jelas danmemberi solusi yang mungkin, tanpa mengambil alih tanggungjawab manajemen. Untuk mengembangkan rekomendasi,penyebab-penyebab dari temuan harus diidentifikasi, karena hal inimenjadi dasar rekomendasi.

Rekomendasi muncul dari identifikasi 'penyebab' temuanpemeriksaan, yang harus ditangani oleh perangkat daerah ataupihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola. Rekomendasiharus beralasan dan menambah nilai. Rekomendasi harus jelaskepada siapa ditujukan. Siapa yang bertanggung jawab danberkompeten untuk untuk melaksanaannya.

Rekomendasi harus jelas dan disajikan secara logis danrasional, harus dikaitkan dengan pemeriksaan tujuan, temuan dankesimpulan. Kadang-kadang, penyebab mungkin di luar kendaliperangkat daerah yang dipemeriksaan, dalam hal ini rekomendasiharus diarahkan pada pihak luar perangkat daerah yangdipemeriksaan, struktur pemerintahan.

Dalam perumusan rekomendasi pemeriksaan, pemeriksaharus fokus pada perbaikan atau perubahan apa yang harusdilakukan pemeriksaan dan bagaimana melakukannya.Rekomendasi harus diuraikan dengan jelas agar memudahkanperangkat daerah dalam memahami dan mengimplementasikannya.

D. Pembahasan Hasil PemeriksaanTim pemeriksa atau pejabat APIP yang bertanggung jawab setelah

selesai pemeriksaan harus mengadakan pertemuan dengan pejabat yangbertanggung jawab terhadap kegiatan yang diperiksa, untuk mendapatgambaran atau kesimpulan pemeriksaan dan rekomendasi yangdisampaikan. Risalah rapat harus disiapkan dan disampaikan padaperangkat daerah yang diperiksa dan dimintakan tanggapannya.

Page 42: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

41

E. Kertas Kerja Pemeriksaan dan Supervisi Pemeriksaana. Kertas Kerja Pemeriksaan

Pemeriksa harus menyiapkan dan menatausahakan dokumenpemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan (KKP). KKPmencerminkan langkah-langkah kerja pemeriksaan yangdilaksanakan, pengujian yang dilakukan, infomasi yang diperoleh,dan kesimpulan hasil pemeriksaan. Informasi harusdidokumentasikan dan disimpan secara tertib dan sistematis agardapat secara efektif diambil kembali, dirujuk, dan dianalisis.Informasi yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, danpelaporan pemeriksaan intern harus berisi informasi yang cukupuntuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidakmempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapatmemastikan bahwa informasi tersebut dapat menjadi informasiyang mendukung kesimpulan, fakta, dan rekomendasi pemeriksa.

Manfaat kertas kerja pemeriksaan adalah:1) Mendukung informasi yang disajikan dalam laporan tertulis,

terutama temuan dan rekomendasi;2) Sebagai bahan dasar supervisi pemeriksaan oleh supervisor dan

reviu teman sejawat;3) Memudahkan tim pemeriksaan dalam mengelola dan

melaksanakan pekerjaannya;4) Memudahkan reviu kualitas pemeriksaan oleh pihak lain /

rekan sejawat5) Sebagai bahan perencanaan pemeriksaan tahun yang akan

datang

Informasi yang perlu dimuat dalam KKP adalah:1) Sasaran, lingkup, dan metodologi pemeriksaan intern, termasuk

kriteria pengambilan uji petik (sampling) yangdigunakan;2) Dokumentasi penugasan yang dilakukan, digunakan untuk

mendukung pertimbangan profesional dan faktayangditemukan;

3) Bukti tentang reviu dan supervisi terhadap penugasanyangdilakukan;

4) Penjelasan pemeriksa mengenai Standar Pemeriksaan yangtidak diterapkan, apabila ada, alasan, danakibatnya.

Format reviu berjenjang disajikan dalam lampiran 8.

b. Supervisi PemeriksaanPada setiap tahap penugasan pemeriksaan, pemeriksa harus

disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainyasasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kompetensipemeriksa. Supervisi merupakan tindakan yang terus-menerusselama penugasan pemeriksaan, mulai dari perencanaan hinggadikomunikasikannya hasil akhir pemeriksaan.

Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupunmetodologi pemeriksaan dengan tujuan antara lain untukmengetahui:1) Pemahaman tim pemeriksaan atas rencana pemeriksaan;2) Kesesuaian pelaksanaan penugasan pemeriksaan dengan

standar pemeriksaan;

Page 43: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

42

3) Kelengkapan informasi yang terkandung dalam kertas kerjapemeriksaan untuk mendukung kesimpulan dan rekomendasisesuai dengan jenis pemeriksaan;

4) Kelengkapan dan akurasi laporan hasil pemeriksaan yangmencakup terutama pada kesimpulan dan rekomendasi sesuaidengan jenis pemeriksaan.

Semua penugasan pemeriksaan harus direviu secaraberjenjang sebelum dikomunikasikannya hasil akhir pemeriksaan.Reviu secara berjenjang dan periodik dilakukan untuk memastikanbahwa:1) Tim pemeriksaan memahami sasaran dan rencana pemeriksaan

intern;2) Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan standar pemeriksaan;3) Prosedur pemeriksaan telah diikuti;4) Kertas kerja pemeriksaan memuat informasi yang mendukung

fakta, simpulan, dan rekomendasi; dan5) Sasaran pemeriksaan telah dicapai

Format reviu berjenjang disajikan dalam lampiran 10.

Page 44: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

43

BAB VPELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA

Langkah-langkah dalam penyusunan laporan pemeriksaankinerja adalah :

1. Penyusunan konsep laporan atau Naskah Hasil Pemeriksaan(NHP).

Pelaksanaan penyusunan NHP dilakukan berdasarkandokumen temuan pemeriksaan dan program pemeriksaankhususnya tujuan pemeriksaan. NHP harus dapat menjawabtujuan pemeriksaan yang ada pada Program Kerja Pemeriksaan(NHP). NHP yang disusun oleh pemeriksa terdiri dari judulpemeriksaan, kondisi, sebab, akibat dan simpulan pemeriksaanatau rekomendasi.Format Naskah Hasil Pemeriksaan disajikan dalam lampiran 11

2. Penyampaian NHP ke perangkat daerah.Jika konsep NHP setelah pembahasan disetujui oleh Inspektur

dikembalikan kepada Pemeriksa. Pemeriksa menyampaikan NHPkepada perangkat daerah yang diperiksa untuk dimintaitanggapan atas rekomendasi.

Perolehan tanggapan atas rekomendasi dan simpulanpemeriksaan dari perangkat daerah yang diperiksa. Perangkatdaerah memberikan tanggapan atas rekomendasi dan simpulanyang diberikan Inspektorat, dan mengirimkan tanggapan tersebutkepada pemeriksa.

3. Penyiapan NHP yang sudah dilengkapi tanggapan perangkatdaerah.

Pemeriksa menganalisis tanggapan yang diberikan olehperangkat daerah yang dipemeriksaan. Waktu Penyampaiantanggapan atas hasil pemeriksaan sementara adalah 5 (lima) harikerja. Apabila tanggapan tidak disampaikan dalam jangka waktutersebut, dianggap bahwa temuan tersebut telah disetujui dandilanjutkan dengan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan(LHP).

4. Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).Pemeriksa menyusun Konsep NHP yang telah lengkap menjadi

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Pemeriksa menyerahkan LHPkepada Inspektur untuk disetujui. Waktu penyelesaianpenyusunan LHP selama 20 (dua puluh) hari sejak pemeriksaanselesai.

LHP yang telah disetujui diserahkan ke Sekretariat Inspektoratuntuk digandakan.

Format Laporan Hasil Pemeriksaan disajikan dalam lampiran 12

5. Pendistribusian LHA Final.LHP yang telah disetujui oleh Inspektur didistribusikan kepada

pihak yang secara resmi berkepentingan, yaitu: Walikota;Perangkat daerah yang diperiksa; Tim Pemeriksa; SekretariatInspektorat; Pihak berwenang lain yang berhak menerima LHPberdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 45: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

44

BAB VIPEMANTAUAN TINDAK LANJUT

Laporan pemeriksaan kinerja pada dasarnya merupakan saranauntuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas perangkat daerahpemeriksaani. Hal tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaanrekomendasi yang terdapat dalam laporan pemeriksaan kinerja. PimpinanPerangkat daerah atau manajemennya bertanggungjawab untukmenindaklanjuti rekomendasi pemeriksaan, sedangkan pemeriksaberkewajiban untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut atasrekomendasi pemeriksaan yang telah disampaikan dalam laporanpemeriksaan.

Tujuan pemantauan tindak lanjut antara lain untuk:1. Memastikan bahwa rekomendasi pemeriksaan telah dilaksanakan dan

melaporkan kemajuan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telahdilakukan oleh perangkat daerah yang diperika;

2. Memberikan informasi yang berharga bagi pemerintah dan lembagalegislatif. Hasil pemantauan tindak lanjut berguna untuk memberikaninformasi kepada regulator dalam membuat, memperbaiki, danmenyempurnakan peraturan yang terkait;

3. Membantu tercapainya perbaikan kinerja kegiatan/program/perangkatdaerah;

4. Memberikan masukan bagi perencanaan pemeriksaan strategik padalembaga pemeriksaan;

5. Mengingatkan perangkat daerah yang diperiksa untuk melakukantindakan koreksi dan perbaikan pelaksanaan kegiatan ;

6. Memberikan umpan kepada pemeriksa, APIP tentang pendapat ataupenilaiannya, kesimpulan dan rekomendasi yang telah disampaikan.Hal tersebut bertujuan untuk perbaikan kualitas pemeriksaan danuntuk meningkatkan pengetahuan;

7. Tindak lanjut yang telah dilaksanakan dan hasilnya dapat menjadiukuran yang baik untuk menilai dan mengevaluasi kinerjapemeriksaani dan perbaikan dalam pengelolaan program.

Metode pemantauan tindak lanjut adalah:1. Desk Review

Terdapat beberapa cara pemantauan tindak lanjut denganmenggunakan format tindak lanjut terhadap dokumen tindak lanjutyang telah ada. Format tindaklanjut disajikan dalam lampiran 13.

2. Pemeriksaan Tindak Lanjut (Follow up Pemeriksaan)Pemeriksaan tindak lanjut dapat dilakukan jika metode

pemantauan desk review tidak cukup. Pemeriksaan tindak lanjutmerupakan pemeriksaan yang dilakukan atas rekomendasi signifikanyang belum atau belum selesai ditindaklanjuti dalam jangka waktutertentu. Kadang-kadang dalam proses pemantauan tindak lanjutdapat terungkap masalah yang signifikan untuk diperiksa lebih lanjut,sehingga didapatkan manfaat yang signifikan.

Pelaksanaan pemeriksaan tindak lanjut akan menghasilkanlaporan pemeriksaan kinerja baru. Ruang lingkup pemeriksaan tindaklanjut harus ditentukan berdasarkan penilaian dari berikut:

Page 46: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

45

a. Apakah kesimpulan pemeriksaan masih relevan.b. Tindakan korektif yang telah dilaksanakan oleh perangkat daerah

yang dipemeriksaan.c. Bekerja sama dengan pihak lain selain perangkat daerah yang

dipemeriksaan dapat mempengaruhi dampak.d. Faktor eksternal yang relevan dan isu-isu lainnya

Hasil pemantauan tindak lanjut dari rekomendasi pemeriksaanharus dilaporkan. Hasil identifikasi atas kekurangan dan perbaikanatas tindak lanjut yang telah dilakukan pemeriksaani harus dilaporkankepada perangkat daerah yang diperiksa serta pihak lain yang tepat.

Hasil pemantauan tindak lanjut dapat dilaporkan secaraindividual, atau sebagai laporan konsolidasi. Laporan konsolidasitindak lanjut dapat mencakup analisis kecenderungan umum temasejenis. Laporan juga harus menginformasikan tindakan positif dalammenidaklanjuti rekomendasi pemeriksaan. Pelaporan pemeriksaantindak lanjut harus mengikuti prinsip-prinsip pelaporan yang baik.

Page 47: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

46

Lampiran 1 . Kertas Kerja Penentuan Topik Audit Kinerja

PEMERIKSAAN KINERJABADAN/DINAS/ KANTOR ..................

TAHUN ........

PENENTUAN TOPIK AUDIT KINERJA

NoTopik

PemeriksaanKinerja

MaterialitasKeuangan

KepentinganPublik Kepentingan Politik Signifikansi

Program Auditabilitas DampakLingkungan Jumlah Kesimpulan

( Dipilih / Tidak Dipilih)Deskripsi Skor Deskripsi Skor Deskripsi Skor Deskripsi Skor Deskripsi Skor Deskripsi Skor

Bogor , ..............................

Menyetujui Disusun

Wakil Penanggung Jawab Pengendali Teknis

( ........................................) ( ........................................)

Page 48: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

47

Lampiran 2 . kertas kerja pemahaman entitas

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PEMAHAMAN ENTITASTujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar auditor dapat memperolehpemahaman atas entitas yang diperiksa yang diperlukan sebagai dasar pertimbanganpelaksanaan tahap perencanaan selanjutnya. Auditor dapat mengembangkan point-point yang ada dalam template Kertas Kerja Pemahaman sesuai dengan kebutuhanpemeriksa di lapangan.Hasil penelaahan dokumen dan wawancara dengan manajemen :

1. Visi dan Misi entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………2. Tujuan entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………3. Tugas pokok dan fungsi entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………4. Dasar hukum dan peraturan yang memengaruhi pelaksanaan program atau fungsi

pelayanan publik entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………5. Sasaran dari program/kegiatan entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………6. Struktur organisasi entitas……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………7. Input, proses, output, dan outcome dari entitas yang diperiksa……………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………8. Anggaran yang dikelola entitas…………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………

9. Key Performance Indicator yang digunakan oleh entitas dalam menilai kinerja…………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………10. Ringkasan hasil reviu atas peraturan perundang-undangan yang relevan dengan

tupoksi entitas…………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………11. Ringkasan program kegiatan yang ditetapkan dalam tahun berjalan…………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………

Page 49: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

48

Lampiran 3 . Kertas Kerja Pengidentifikasian Masalah

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKA :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENGIDENTIFIKASIAN MASALAHTujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasipermasalahan yang ada pada entitas sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan tahapperencanaan selanjutnya. Hasil wawancara dengan manajemen, pemahaman entitas,dan isu yang berkembang di media massa:

No Permasalahan Sumber Informasi

Page 50: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

49

Lampiran 4 . Daftar Pertanyaan Pemahaman SPI

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNALDENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COSO

No Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan1 LINGKUNGAN PENGENDALIAN

a. Integritas dan Nilai Etika(1) Apakah jajaran pimpinan entitas memiliki komitmen terhadap integritas dan nilaietika?(2) Apakah entitas memiliki kode etik yang bersifat komprehensif?(3) Apakah kode etik tersebut secara periodik disosialisasikan pada seluruh personil?(4) Apakah para personil memahami tindakan yang etis/tidak etis?(5) Apakah para personil mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyikapipenyimpangan?(6) Apabila tidak ada kode etik tertulis, apakah budaya manajemen (misalnya melaluikomunikasi lisan pada saat rapat, bertatap muka, atau contoh dalam kegiatan sehari-hari) dapat mendorong terciptanya, integritas dan perilaku bermoral?(7) Apakah pihak pimpinan entitas mampu memberi contoh yang baik. sesuai kode etik?(8) Apakah hubungan keseharian internal dan eksternal entitas didasarkan atas prinsipkejujuran dan kewajaran?(9) Apakah pimpinan entitas memberikan respons yang memadai terhadap pelanggarankode etik?(10) Apakah tindakan disiplin terhadap pelanggaran dikomunikasikan secara luassehingga menimbulkan dampak menjerakan (deterrent effect)?(11) Apakah manajemen telah memiliki aturan yang jelas (kapan, siapa, dan dalam halapa) mengenai kemungkinan pengambilan kebijaksanaan yang menyimpang dariketentuan yang berlaku?(12) Apakah kebijaksanaan tersebut didokumentasikan dan dijelaskan secara memadai?(13) Apakah penyimpangan dari ketentuan yang ada telah diselidiki?(14) Apakah penyimpangan dari ketentuan yang ada telah didokumentasikan?

b. Komitmen terhadap Kompetensi(1) Apakah telah terdapat job description yang menjelaskan tugas suatupekerjaan/posisi tertentu sesuai kebutuhan entitas?(2) Apakah manajemen entitas telah melakukan analisis, baik formal maupun informal,mengenai jenis pekerjaan dan perlu/tidaknya supervisi atau pelatihan?(3) Apakah terdapat ketentuan mengenai tingkat kompetensi (pengetahuan dankeahlian) yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan tertentu?(4) Apakah ada bukti yang dapat meyakinkan bahwa seorang personil telah ditempatkansesuai keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan?

c. Gaya operasi dan filosofi manajemen(1) Apakah manajemen entitas menerapkan prinsip kehati-hatian?(2) Apakah manajemen entitas hanya akan bertindak setelah melalui analisis pendalamterhadap risiko dan kemungkinan manfaat yang diperoleh?(3) Apakah terdapat perputaran personil (masuk-keluar) yang tinggi pada fungsi utamaentitas, misalnya, bagian operasional, akuntansi, pengolahan data, dan pemeriksaanintern?(4) Apakah pola perputaran personil tersebut telah dibuat secara konsisten?(5) Apakah perputaran personil kunci dalam suatu fungsi dilakukan tanpa perencanaanterlebih dahulu?(6) Apakah manajemen memandang penting fungsi pengolahan data, fungsi akuntansi,keandalan laporan keuangan, dan perlindungan terhadap kekayaan entitas?(7) Apakah fungsi akuntansi dipandang hanya sebagai unit pencatat atau sebagai alatuntuk menguji pengendalian atas berbagai aktivitas entitas?(8) Apakah aset yang dimiliki entitas (termasuk aset intelektual dan informasi) dilindungidari akses oleh pihak yang tidak berwenang?(9) Apakah terdapat interaksi yang sering antara pimpinan entitas dengan manajemenpelaksana di daerah (baik kunjungan ke daerah, komunikasi via telepon, ataupertemuan di pusat)?(10) Apakah pertemuan koordinasi antarunit pelaksana dengan penanggung jawabselalu dilakukan?

Page 51: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

50

(11) Apakah laporan yang disampaikan oleh pegawai benar-benar menggambarkankeadaan sebenarnya?(12) Apakah manajemen akan bereaksi jika ada gejala praktek yang tidak baik yangdisampaikan melalui laporan?

d. Struktur OrganisasiStruktur organisasi tidak boleh terlalu sederhana sehingga pemantauan terhadapkegiatan entitas tidak akan memadai dan tidak boleh pula terlalu kompleks karenadapat mengganggu kelancaran arus informasi.(1) Apakah jajaran pimpinan entitas telah memahami sepenuhnya tanggung jawabpengendalian yang mereka miliki?(2) Bagaimana kelengkapan struktur organisasi yang dimiliki entitas dan kemampuannyadalam menyediakan arus informasi yang diperlukanuntuk mengelola kegiatan operasional?(3) Apakah struktur organisasi disentralisasi secara memadai?(4) Apakah struktur organisasi didesentralisasikan secara memadai?(5) Apakah struktur tersebut dapat memfasilitasi arus informasi ke atas, ke bawahmaupun kepada seluruh kegiatan?(6) Apakah jajaran pimpinan entitas memiliki pengetahuan, pengalaman, dan pelatihanguna pelaksanaan tugas mereka?(7) Apakah hubungan pelaporan yang ada, baik formal maupun informal, langsungmaupun tidak langsung telah dilakukan secara efektif?(8) Apakah hubungan pelaporan yang ada dapat memberikan informasi yang memadaikepada para manajer sesuai tanggung jawab dan wewenang masing-masing?(9) Apakah manajemen dari semua bagian entitas memiliki akses terhadap salurankomunikasi kepada pimpinan entitas?(10) Apakah terdapat mekanisme evaluasi sehubungan dengan perubahan kondisilingkungan?(11) Apakah terdapat kemungkinan perubahan terhadap struktur organisasi secaraberkala sehubungan dengan perubahan kondisi lingkungan?(12) Apakah terdapat jumlah personil yang memadai, khususnya untuk kapasitassupervisor maupun manajemen?(13) Apakah para manajer dan supervisor memiliki waktu yang memadai untukmenjalankan tanggung jawabnya secara efektif?

e. Tanggung Jawab dan Wewenang(1) Apakah mekanisme pembebanan suatu tanggung jawab, pendelegasian wewenang,dan pengembangan kebijakan dapat mendukung terciptanya akuntabilitas danpengendalian?(2) Apakah pembebanan tanggung jawab dan pendelegasian wewenangdihubungkan/dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi, fungsi operasi, tuntutanperaturan, tanggung jawab atas sistem operasi, dan wewenang atas suatu perubahan?(3) Apakah setiap personil entitas memiliki wewenang dan tanggung jawab?(4) Apakah pengambilan keputusan dikaitkan dengan wewenang dan tanggung jawab?(5) Apakah terdapat standar dan prosedur yang terkait dengan pengendalian, termasukjob description masing-masing pegawai?(6) Apakah job description tersebut mengatur juga tanggung jawab pengendalian?(7) Apakah telah terdapat jumlah pegawai yang memadai, khususnya yang berkaitandengan pengolahan data dan fungsi akuntansi, dengan tingkat keahlian yang sesuaidikaitkan dengan besar/kecilnya entitas, jenis, dan kompleksitas dari kegiatan dansistem.

f. Kebijakan dan Praktek Sumber Daya ManusiaLakukan pengujian bagaimana kebijakan manajemen dalam merekrut danmempertahankan pegawai yang handal guna melaksanakan rencana-rencana entitasdalam rangka mencapai tujuan entitas.(1) Apakah terdapat prosedur dan kebijakan tertulis dalam penggunaan, pelatihan,promosi, dan penggajian pegawai?(2) Jika tidak ada praktek dan kebijakan tertulis, apakah manajemen mengomunikasikanekspektasi tentang orang yang akan dipekerjakan atau berpartisipasi secara langsungdalam proses pemilihan tersebut?(3) Apakah setiap personil menyadari tanggung jawab dan ekspektasi terhadap mereka?(4) Apakah kepada personil baru diberikan pengertian tentang tanggung jawab danekspektasi terhadap mereka?(5) Apakah para supervisor bertemu dengan para pegawai secara berkala guna mereviukinerja mereka?(6) Apakah para supervisor bertemu dengan para pegawai secara berkala gunamemberikan saran-saran untuk perbaikan?(7) Apakah terdapat tindakan manajemen yang memadai untuk meresponpenyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada?(8) Apakah para pegawai mengerti bahwa kinerja yang buruk memiliki dampak bagiorganisasi?(9) Apakah kebijakan personalia mengacu pada standar etika yang memadai?

Page 52: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

51

(10) Apakah nilai etika dan integritas merupakan kriteria dalam penilaian kinerja?(11) Apakah ada pengecekan yang memadai terhadap latar belakang calon personil,khususnya menyangkut aktivitas yang pernah dilakukan?(12) Apakah ada kebijakan yang mempersyaratkan dilakukakanya penyelidikan terhadapcatatan kriminal calon personil?(13) Apakah terdapat kriteria promosi dan teknik pengumpulan informasi pegawai(contoh: evaluasi kinerja) dan kaitannya dengan kode etik ataupun panduan morallainnya?(14) Apakah evaluasi kinerja dan pedoman etika menjadi salah satu kriteria dalampromosi?(15) Apakah ketentuan promosi dan kenaikan gaji dijelaskan secara rinci sehingga setiappersonil mengetahui apa yang diharapkan oleh manajemen?

g. Kegiatan Pengawasan(1) Apakah entitas memiliki pemeriksa intern dan telah ditempatkan pada kedudukanyang tepat dalam organisasi?(2) Apakah pemeriksa internal melakukan pemeriksaan dan reviu atas kegiatan entitassecara independen?(3) Apakah lingkup kegiatan pemeriksaan intern telah ditetapkan dengan jelas?(4) Apakah lingkup kegiatan pemeriksaan intern telah dilaksanakan tepat waktu sertapelaksanaan tugasnya dapat diandalkan?(5) Apakah pekerjaan pengawasan intern ditujukan untuk perbaikan organisasi?(6) Apakah telah ditetapkan prosedur yang mengatur tindak lanjut atas hasilpengawasan intern?(7) Apakah entitas memiliki komite audit yang mereviu pekerjaan pemeriksaan internal?(8) Apakah komite audit menjalin koordinasi dengan pemeriksa internal dan pemeriksaeksternal secara baik?(9) Apakah fungsi pemeriksa internal mereviu sistem dan kegiatan entitas?(10) Apakah fungsi pemeriksa internal menyediakan informasi, analisis, perkiraan,rekomendasi dan konsultasi kepada manajemen?

2 PENILAIAN RESIKOa. Penetapan Tujuan Organisasi(1) Apakah pimpinan organisasi telah menetapkan tujuan umum organisasi dalambentuk visi, misi, tujuan, dan sasaran?(2) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi tersebut sejalan dengan programyang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif?(3) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi tersebut cukup spesifik(4) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi dapat diaplikasikan pada organisasitersebut dan tidak pada seluruh organisasi?(5) Apakah rencana strategis mendukung visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi?(6) Apakah rencana strategis memperhatikan alokasi sumber daya dan skala prioritas?(7) Apakah rencana strategis dan anggaran didesain melalui berbagai tingkatanpimpinan organisasi?(8) Apakah asumsi yang dibuat dalam menyusun rencana strategis dan anggaran sudahkonsisten dengan pengalaman organisasi masa lampau dan sekarang?

b. Penetapan Tujuan Operasional Entitas(1) Apakah semua aktivitas yang signifikan sudah sejalan dengan tujuan operasionalentitas?(2) Apakah semua aktivitas telah direviu secara periodik untuk memastikan bahwaaktivitas-aktivitas tersebut tidak menyimpang dari tujuan operasional dan rencanastrategis entitas?(3) Apakah tujuan setiap aktivitas kunci sudah ditetapkan?(4) Apakah tujuan setiap aktivitas pendukung sudah ditetapkan?(5) Apakah tujuan tingkat operasional entitas sudah konsisten dengan praktik-praktikdan kinerja yang baik di masa lampau, dan konsisten dengan norma-norma bisnis danindustri yang sesuai dengan entitas?(6) Apakah sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pencapaian tujuan sudahdiidentifikasikan?(7) Jika sumber daya belum tersedia, apakah pimpinan entitas sudah mempunyairencana untuk memperolehnya?(8) Apakah pimpinan entitas sudah mengidentifikasikan hal-hal yang harus dicapai untukmencapai tujuan operasional entitas?(9) Apakah tujuan operasional entitas yang signifikan memperoleh perhatian yangkhusus dari pimpinan entitas dan apakah sudah ada pemantauan kinerjanya secarareguler?

c. Identifikasi Risiko(1) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko kualitatif untuk menentukanurutan risiko relatif secara periodik?

Page 53: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

52

(2) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko kuantitatif untuk menentukanurutan risiko relatif secara periodik?(3) Apakah risiko yang diidentifikasikan, diurutkan, dianalisis, dan diminimalisir sudahdikomunikasi kepada staf?(4) Apakah diskusi tentang identifikasi risiko terjadi pada tingkat pimpinan seniorentitas?(5) Apakah identifikasi risiko sudah diperhitungan dalam rencana jangka pendek danrencana strategis jangka panjang?(6) Apakah identifikasi risiko terjadi sebagai pertimbangan dari temuan pemeriksaan,evaluasi, atau penilaian lainnya?(7) Apakah identifikasi risiko pada tingkat staf dan pimpinan yunior entitas telahdiangkat pada diskusi tingkat pimpinan senior entitas?(8) Apakah entitas sudah memperhatikan risiko-risiko yang berkaitan denganperkembangandan kemajuan teknologi?(9) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari perubahankebutuhan atau ekspektasi dari DPR?(10) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari perubahankebutuhan atau ekspektasi dari Pejabat Pemerintah?(11) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko yang timbul dari perubahankebutuhan atau ekspektasi dari Publik?(12) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan baru?(13) Apakah sudah diperhitungkan risiko-risiko bagi entitas sebagai akibat dari bencanaalam?(14) Apakah sudah diperhitungkan risiko-risiko bagi entitas sebagai akibat dari tindakkejahatan?(15) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari perubahanekonomi?(16) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari perubahan bisnis?(17) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari perubahan politik?(18) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang terkait dengan kontraktor atausupplier utama?(19) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko sebagai akibat dari interaksi denganentitas lainnya baik di dalam maupun di luar lingkungan pemerintahan?(20) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko sebagai akibat dari penciutan entitas?(21) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan proses rekayasadan desain kembali proses operasi?(22) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari terganggunya proses sisteminformasi?(23) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko potensial akibat dari proses yangterdesentralisasi?(24) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat personil yang kurang qualifieddan kurang terlatih?(25) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat terlalu menggantungkan diripada beberapa kontraktor untuk hal-hal yang kritis?(26) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan perubahan yangmendasar dari tanggung jawab pimpinan entitas?(27) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko akibat akses pegawai terhadap aset-asetyang rentan?(28) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko yang berkaitan dengan SDM, sepertirencana suksesi, ketidakcukupan kompensasi dan benefit untuk dapat tetap kompetitifdengan pegawai sektor swasta?(29) Apakah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan kelanjutanprogram?(30) Apakah pimpinan entitas telah mempertimbangkan risiko-risiko yang berkaitandengan kegagalan di masa lalu dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran ataukegagalan dalam menyikapi keterbatasan anggaran.(31) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari belanja program yang tidaktepat?(32) Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari pelanggaran prinsippengendalian dana, atau ketidakpatuhan lainnya?(33) Apakah telah diidentifikasikan risiko-risiko inherent berkaitan dengan misi atausignifikansi dan kompleksitas dari program atau aktivitas tertentu.

d. Analisis Risiko(1) Apakah pimpinan entitas telah menetapkan proses formal untuk menganalisis risikotermasuk proses informal berdasarkan aktivitas sehari-hari?(2) Apakah telah ditetapkan kriteria dalam menetapkan tingkat risiko rendah, sedang,dan tinggi?(3) Apakah tingkat manajemen dan staf sudah terlibat dalam analisis risiko?(4) Apakah risiko yang diidentifikasi dan dianalisis relevan dengan tujuan operasionalentitas?(5) Apakah analisis risiko sudah termasuk perkiraan signifikansinya?

Page 54: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

53

(6) Apakah analisis risiko sudah termasuk perkiraan kemungkinan dan frekuensiterjadinya?(7) Apakah analisis risiko sudah termasuk penentuan kategorinya, rendah, sedang, dantinggi?(8) Apakah sudah ada penentuan tentang bagaimana mengelola atau meminimalkanrisiko dengan baik termasuk tindakan-tindakan yang harus diambil?(9) Apakah pendekatan terhadap pengelolaan dan pengendalian risiko sudah sesuaidengan sifat entitas?(10) Apakah pendekatan terhadap risiko sudah didesain untuk menjaga tingkat risikopada tingkat yang dapat ditolerir?(11) Apakah sudah ditetapkan aktivitas pengendalian untuk mengelola risiko tertentupada level operasional entitas?(12) Apakah sudah ditetapkan aktivitas pengendalian untuk meminimalisasi risikotertentu pada level operasional entitas?(13) Apakah ada pemantauan atas implementasi atas aktivitas pengendalian tersebut?

e. Mengelola Risiko akibat Perubahan(1) Apakah sudah diperhitungkan seluruh operasional entitas yang dapat dipengaruhioleh perubahan?(2) Apakah perubahan-perubahan yang rutin sudah diperhitungkan dalam prosesidentifikasi risiko yang sudah baku?(3) Apakah perubahan-perubahan yang rutin sudah diperhitungkan dalam prosesanalisis risiko yang sudah baku?(4) Apakah risiko-risiko akibat kondisi yang berubah secara signifikan sudahdiperhitungkan sebagai risiko yang tinggi bagi entitas sehingga akibatnya dapatdiperhitungkan dan diantisipasi?(5) Apakah entitas telah memberikan perhatian terhadap risiko akibat rekrutmenpegawai baru yang menempati posisi penting atau tingkat penggantian pegawai yangtinggi?(6) Apakah terdapat mekanisme untuk menilai risiko akibat pengenalan sistem informasiyang baru?(7) Apakah terdapat mekanisme untuk menilai risiko yang melibatkan pelatihan pegawaiuntuk menggunakan sistem baru?(8) Apakah pimpinan entitas sudah memberikan pertimbangan khusus tentang risikoakibat pertumbuhan dan ekspansi yang cepat atau penciutan entitas(9) Apakah pimpinan entitas sudah memberikan pertimbangan khusus tentangpengaruh ekspansi/penciutan daerah terhadap kemampuan sistem dan revisi atasrencana strategis, visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi?(10) Apakah sudah ada pertimbangan tentang risiko akibat pengenalan teknologi danaplikasi baru?(11) Apakah sudah dilakukan analisis terhadap risiko-risiko akibat produksi jasa atauoutput baru?(12) Apakah sudah dilakukan penilaian terhadap risiko akibat pembentukan operasi diwilayah yang baru?

3 AKTIVITAS PENGENDALIANa. Pelaksanaan reviu oleh manajemen pada tingkat atas (top-level reviews)(1) Apakah terdapat mekanisme reviu dari pejabat tinggi atau manajer senior untukmengawasi pencapaian suatu entitas terhadap rencana yang telah dibuat?(2) Apakah pejabat tinggi atau manajer senior mengawasi pencapaian suatu entitasterhadap rencana yang telah dibuat sesuai mekanisme yang ada?(3) Apakah tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit-unit terkait?(4) Apakah terdapat mekanisme reviu pada semua tingkat manajemen fungsional untukmenelaah kinerja suatu aktivitas atau fungsi terhadap rencana yang telah dibuat?(5) Apakah manajer yang terkait menelaah kinerja suatu aktivitas atau fungsi terhadaprencana yang telah dibuat sesuai mekanisme yang ada?(6) Apakah tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit-unit terkait?

b. Mereviu pengelolaan SDM(1) Apakah ekspektasi manajemen terhadap pencapaian tujuan telah didokumentasikankepada seluruh personil?(2) Apakah ekspektasi manajemen terhadap pencapaian tujuan telah dikomunikasikankepada seluruh personil?(3) Apakah terdapat rencana strategis mengenai pengelolaan personil?(4) Apakah telah terdapat prosedur guna memastikan bahwa personil yang direkrutmaupun dipertahankan adalah mereka yang benarbenar memiliki kompetensi?(5) Apakah kepada pegawai telah diberikan orientasi, pelatihan, dan dukungan lainnyadalam rangka menjalankan tugasnya?(6) Apakah sistem kompensasi telah memadai?(7) Apakah terdapat insentif khusus yang dapat mendorong pegawai bekerja secaramaksimal?(8) Apakah terdapat mekanisme suksesi (promosi dan mutasi) yang jelas?

c. Mereviu pengelolaan informasi untuk memastikan tingkat keakuratan dan kelengkapan

Page 55: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

54

informasi(1) Apakah pembukuan semua transaksi dilakukan secara sekuensial?(2) Apakah jumlah-jumlah transaksi telah dicocokan dengan jumlah pengendali?(3) Apakah akses ke data dan dokumen lain dikendalikan?

d. Menetapkan dan memantau indikator dan ukuran kinerja(1) Apakah indikator dan ukuran kinerja telah dibuat untuk setiap bagian dan leveldalam organisasi sampai kepada individu?(2) Apakah terhadap indikator tersebut telah dilakukan reviu dan validasi secaraperiodik?(3) Apakah data mengenai kinerja aktual senantiasa ditandingkan dengan tujuan yangakan dicapai?(4) Apakah jika terdapat perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan akan dianalisis?

e. Memisahan tugas atau fungsi(1) Apakah kewenangan untuk mengendalikan seluruh aktivitas kunci dipisahkan?(2) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam otorisasi?(3) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penyetujuan(approval)?(4) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pemrosesan?(5) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pencatatan?(6) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalampembayaran/penerimaan uang?(7) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pemeriksaan?(8) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam fungsi penyimpanan?(9) Apakah penugasan telah dilakukan dengan memerhatikan efektivitas mekanismecheck and balance?

f. Mereviu otorisasi kepada personil tertentu dalam melakukan suatu transaksi(1) Apakah transaksi yang diakui hanya transaksi-transaksi yang valid sesuai ketentuanmanajemen?(2) Apakah suatu transaksi hanya dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang?(3) Apakah suatu transaksi dilakukan sesuai dengan kewenangan yang bersangkutan?(4) Apakah prosedur otorisasi telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai (termasukkapan otorisasi tersebut dapat digunakan)?

g. Mereviu pencatatan atas transaksi dengan menguji:(1) Apakah setiap transaksi telah diklasifikasi dan dicatat secara memadai gunamendukung pengendalian operasi dan pengambilan keputusan?(2) Apakah pengklasifikasian dan pencatatan tersebut telah meliputi seluruh siklus mulaidari otorisasi, inisiasi, pemrosesan sampai dengan klasifikasi final dalam pencatatansecara keseluruhan?

h. Membuat pembatasan akses dan akuntabilitas terhadap sumber daya dan catatan-catatan:(1) Apakah terdapat pembatasan terhadap akses atas sumber daya dan catatan?(2) Apakah standar, prosedur, dan operasi atas pembatasan akses telah ditetapkan?(3) Apakah personil yang kepadanya mendapat hak akses telah ditetapkan?

i. Pendokumentasian(1) Apakah sistem pengendalian intern, semua transaksi dan kejadian penting lainnyatelah didokumentasikan secara memadai?(2) Apakah dokumentasi tersebut selalu tersedia untuk kepentingan pengujian?(3) Apakah dokumentasi terhadap transaksi maupun kegiatan penting lainnya telahdilakukan secara lengkap dan akurat sehingga memungkinkan dilakukannyapenelusuran?(4) Apakah dokumentasi tersebut, baik tertulis maupun secara elektronis, berguna bagiproses evaluasi, analisis, dan pengendalian?

Langkah pengujian pada aktivitas pengendalian dalam lingkungan yang terkomputerisasipada dasarnya serupa dengan langkah pengujian pada aktivitas pengendalian dalamlingkungan yang tidak terkomputerisasi. Teknik pemeriksaan berbantuan komputerdapat digunakan untuk melaksanakan langkah pengujian dimaksud.

4 INFORMASI DAN KOMUNIKASIa. Informasi(1) Apakah informasi diidentifikasi, diperoleh, diproses, dan dilaporkan melalui suatusistem informasi?(2) Apakah informasi yang relevan diperoleh baik dari sumber ekstenal maupun dariinformasi yang dikelola secara internal?(3) Apakah terdapat mekanisme untuk memperoleh informasi eksternal (seperti kondisipasar, perkembangan dalam bidang peraturan, dan perubahan kondisi ekonomi)?(4) Apakah informasi internal diidentifikasi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan

Page 56: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

55

entitas?(5) Apakah informasi internal secara teratur dilaporkan dalam kaitannya denganpencapaian tujuan entitas termasuk faktor-faktor keberhasilan?(6) Apakah pimpinan entitas memperoleh informasi yang dibutuhkan gunamelaksanakan tanggung jawabnya?(7) Apakah terdapat mekanisme penyediaan informasi yang memadai bagi orang yangtepat secara tepat waktu guna membantu mereka melaksanakan tugasnya secaraefektif dan efisien?(8) Apakah para manajer memperoleh informasi analitis yang membantu mereka dalammengidentifikasi tindakan yang perlu diambil?(9) Apakah informasi yang jelas dan tepat tersedia bagi berbagai tingkatan pimpinanentitas?(10) Apakah informasi dirangkum secara memadai guna menyediakan data yang lebihmendetail?(11) Apakah informasi tersedia sewaktu-waktu yang memungkinkan pemantauan yangefektif terhadap suatu aktivitas dan kejadian, baik intern maupun ekstern untukselanjutnya bereaksi terhadap kondisi ekonomi, faktor usaha, dan masalahpengendalian?(12) Apakah pengembangan atau perbaikan sistem informasi dilaksanakan berdasarkanrencana strategis sistem informasi dikaitkan dengan strategi umum entitas danpencapaian tujuan umum maupun kegiatan entitas?(13) Apakah komite pengarah teknologi informasi telah dibentuk dalam rangkaidentifikasi informasi yang dibutuhkan?(14) Apakah prioritas dan kebutuhan akan informasi ditentukan oleh pihak eksekutif?(15) Apakah perencanaan teknologi informasi telah dikembangkan dan dikaitkan denganinisiatif strategi?(16) Apakah pimpinan entitas mendukung pengembangan sistem informasi melaluikomitmen terhadap sumber daya yang memadai, baik manusia maupun keuangan?(17) Apakah sumber daya yang memadai (para manajer, analis, programer, dengankemampuan yang sesuai) tersedia sesuai kebutuhan?

b. Komunikasi(1) Apakah tugas dan tanggung jawab pengendalian pegawai dikomunikasikan melaluijaringan komunikasi yang efektif?(2) Apakah saluran komunikasi seperti pada saat pelatihan, rapat atau dalampelaksanaan pekerjaan baik secara formal maupun informal telah dilaksanakan secaramemadai?(3) Apakah setiap pegawai mengetahui tujuan kegiatan masing-masing dan caramencapai tujuan tersebut?(4) Apakah setiap pegawai mengerti bagaimana tugas mereka berpengaruh ataupundipengaruhi oleh tugas pegawai yang lain?(5) Apakah terdapat saluran komunikasi bagi setiap orang untuk melaporkan adanyadugaan penyimpangan?(6) Apakah terdapat jalur komunikasi kepada pihak yang lebih tinggi di luar atasanlangsung, seperti bagian ombudsman ataupun corporate counsel?(7) Apakah para pegawai benar-benar menggunakan saluran komunikasi yang ada?(8) Apakah terhadap orang yang melaporkan dugaan penyimpangan disediakan umpanbalik dan diberi kekebalan terhadap tuntutan balik?(9) Apakah pimpinan entitas menerima dengan baik saran yang diberikan oleh pegawaidalam rangka peningkatan produktivitas, kualitas, atau sejenisnya.(10) Apakah terdapat mekanisme bagi pegawai untuk menyampaikan saran-saranperbaikan?(11) Apakah pimpinan entitas memberikan penghargaan kepada para pegawai yangmemberikan saran yang baik?(12) Apakah komunikasi antarbagian telah dilakukan secara memadai?(13) Apakah pimpinan entitas mengomunikasikan kepada pihak luar tentang standaretika yang dimiliki entitas?(14) Apakah pihak ketiga mengetahui standar etika dan ekspektasi dalam rangkahubungan mereka dengan pihak entitas?(15) Apakah penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai pihak luar dilaporkan kepadapersonil yang berwenang?(16) Apakah pegawai senantiasa melaporkan masalah yang terjadi dan laporan tersebutditindaklanjuti/diinvestigasi?(17) Apakah tindak lanjut atas penyimpangan dikomunikasikan kepada sumbernya?(18) Apakah pimpinan puncak sadar akan sifat dan jumlah keluhan yang masuk?

c. Bentuk dan alat komunikasi(1) Apakah pimpinan entitas menggunakan metode komunikasi efektif yang antara lainmeliputi manual kebijakan dan prosedur, arahan manajemen, memorandum,pemberitahuan, situs internet dan intranet, pesan-pesan melalui video-tape, e-mail, danpidato-pidato?(2) Apakah terdapat rencana strategis sistem informasi yang sejalan dengan rencanastrategis organisasi?

Page 57: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

56

(3) Apakah terdapat mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi yangmendesak?(4) Apakah peningkatan dan keunggulan teknologi dimonitor, dianalisis, dievaluasi, dandiperkenalkan untuk membantu organisasi sehingga dapat merespon lebih cepat danefisien?(5) Apakah pimpinan entitas memonitor secara kontinu kualitas informasi yangdiperoleh, dipelihara, dan dikomunikasikan telah sesuai dengan materi, waktu, akurasi,dan akses yang dibutuhkan?(6) Apakah terdapat dukungan manajemen bagi pengembangan teknologi informasiyang ditunjukkan dengan komitmen organisasi dalam menyediakan sumberdayamanusia dan keuangan?

5 PEMANTAUANa. Pemantauan Berkelanjutan (ongoing monitoring)(1) Apakah pemerintah atau manajemen memiliki strategi untuk menjamin efektivitas

pelaksanaaan pemantauan berkelanjutan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:(a) Apakah strategi yang dimiliki pemerintah atau manajemen menjamin umpan balik

(feed back) secara rutin, pemantauan kinerja, dan pencapaian tujuan SPI?(b) Apakah strategi pemantauan mencakup metode yang memberi penekanan

kepada pejabat pelaksana atau manajer operasi dalam memantau efektivitas SPI?(c) Apakah strategi pemantauan mencakup identifikasi kegiatan operasi utama yang

membutuhkan reviu dan evaluasi tersendiri?( d) Apakah strategi juga meliputi perencanaan untuk evaluasi berkala atas aktivitas

pengendalian bagi kegiatan atau operasi utama tersebut?(2) Dalam pelaksanaan tugas rutinnya, apakah pegawai memperoleh informasi mengenai

berfungsi tidaknya SPI. Beberapa informasi yang dapat dipertimbangkan adalah:(a) Apakah pejabat pelaksana atau manajemen operasi membandingkan produksi,

persedian, penjualan, dan informasi lainnya yang didapatkan dari kegiatan rutindengan sistem yang menghasilkan informasi?

(b) Apakah pejabat pelaksana atau manajemen operasi menindaklanjuti setiapketidakcocokkan atau masalah lain yang ditemukan dari hasil sistem informasi?

(c) Apakah integrasi dan rekonsiliasi informasi operasi yang digunakan untukmengelola pelaksanaan dengan data yang dihasilkan oleh sistem pelaporankeuangan dilakukan?

(d) Apakah pegawai pelaksana diharuskan untuk bertanggung jawab atas kecermatanlaporan keuangannya?

(3) Apakah pihak ketiga juga dilibatkan dalam pelaksanaan pemantauan?(a) Apakah keluhan-keluhan masyarakat dan pihak lain dapat segera diketahui

penyebabnya?(b) Apakah komunikasi dengan pihak yang berkepentingan dilakukan?(c) Apakah pemerintah/pembuat peraturan menginformasikan hal-hal yang terkait

dengan kepatuhan atau hal lain yang menggambarkan berfungsinya SPI?(d) Apakah aktivitas SPI yang semestinya menjaga atau dapat mendeteksi setiap

masalah yang muncul, tetapi tidak berfungsi dengan baik, dilakukan pengujiankembali?

(4) Apakah struktur organisasi dan kegiatan supervisi yang ada dapat membantupemantauan terhadap fungsi SPI?(a) Apakah pembagian tugas dan tanggung jawab digunakan untuk membantu

pendeteksian kecurangan?(b) Apakah pemeriksa intern adalah badan yang independen dan mempunyai

kewenangan untuk melaporkan secara langsung kepada pimpinan organisasi?

(5) Apakah data yang dicatat oleh sistem informasi maupun keuangan telah dibandingkansecara periodik dengan fisiknya?(a) Apakah persediaan dan aset lainnya diperiksa secara berkala?(b) Apakah setiap perbedaan antara yang tercatat dengan jumlah yang ada telah

dikoreksi?(c) Apakah sebab-sebab terjadinya perbedaan, dijelaskan, dan diperbaiki?(d) Apakah frekuensi perbandingan merupakan fungsi dari penjagaan aset?(e) Apakah tanggung jawab penyimpanan sumber daya dan kekayaan diberikan

kepada individu tertentu?(6) Apakah tanggapan atas rekomendasi pemeriksa baik internal maupun eksternal

ditujukan untuk memperkuat/perbaikan pengendalian intern?(a) Apakah pejabat pelaksana yang mempunyai kewenangan memberi keputusan

mengenai rekomendasi yang akan diimplementasikan?(b) Apakah tindakan yang ingin ditindaklanjuti untuk memverifikasi implementasi?

(7) Apakah terdapat mekanisme pertemuan dengan para pegawai dalam rangkamemperoleh umpan balik mengenai efektivitas SPI?(a) Apakah isu-isu yang relevan, informasi, dan umpan balik terkait dengan

efektivitas pengendalian intern yang dinyatakan dalam pelatihan, seminar, sesiperencanaan, dan pertemuan-pertemuan lain didapatkan dan digunakan oleh

Page 58: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

57

manajemen untuk menjawab masalah-masalah atau memperkuat strukturpengendalian intern?

(b) Apakah saran-saran dari pegawai terkait dengan pengendalian interndipertimbangkan dan dilaksanakan secara proporsional?

(c) Apakah manajemen mendorong para pekerjanya untuk mengidentifikasikelemahan pengendalian intern?

(d) Apakah manajemen mendorong para pekerjanya untuk melaporkan kelemahanSPI kepadanya, dalam rangka pengawasan?

(8) Apakah para pegawai secara rutin diminta untuk menyatakan secara eksplisit mengenaikesesuaian perilaku mereka terhadap kode etik?(a) Apakah kepada para pegawai secara berkala diminta untuk melaksanakan kode

etik?(b) Apakah ada tanda bagi pembuktian telah dilakukannya fungsi pengendalian untuk

fungsi-fungsi pokok seperti rekonsiliasi?(9) Apakah terdapat efektivitas dari kegiatan pemeriksaan intern?

(a) Apakah kegiatan pemeriksaan intern di dalam organisasi mempunyai tingkatkompetensi dan pengalaman di bidangnya?

(b) Apakah posisi-posisi dalam organisasi tepat?(c) Apakah pegawai dapat berhubungan dengan dewan direksi ataupun komite

audit?(d) Apakah lingkup, tanggung jawab dan perencanaan pemeriksaanmereka memenuhi kebutuhan organisasi?

b. Evaluasi Terpisah (Separate Evaluation)(1) Apakah lingkup dan frekuensi pelaksanaan evaluasi khusus terhadap pengendalian

intern telah memadai?(a) Apakah hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan berkelanjutan,

dipertimbangkan dalam menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah?(b) Apakah seksi atau bagian tertentu pengendalian intern dievaluasi secara

periodik?(c) Apakah lingkup dan kedalaman cakupan sudah cukup?(d) Apakah evaluasi dilakukan oleh pegawai dengan keahlian yang dibutuhkan?(e) Apakah kejadian-kejadian tertentu seperti perubahan rencana atau strategi

manajemen yang mendasar, ekspansi usaha, perubahan yang signifikan padaoperasi atau informasi anggaran telah diadakan evaluasi?

(2) Apakah metodologi untuk mengevaluasi pengendalian intern telah memadai dan logis?Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:(a) Apakah terdapat instrumen yang digunakan seperti checklist, kuisioner, atau

instrumen lain?(b) Apakah evaluasi terpisah mencakup reviu atas desain pengendalian dan

pengujian langsung terhadap aktivitas pengendalian intern?(c) Apakah tim evaluasi juga dilibatkan dalam merencanakan proses evaluasi?(d) Apakah proses evaluasi dipimpin oleh eksekutif yang mempunyai kewenangan,

keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan?

(3) Apabila evaluasi ini dilakukan oleh pemeriksa intern, apakah mereka memiliki sumberdaya, kemampuan dan independensi yang memadai.

Hal-hal berikut perlu menjadi bahan pertimbangan:(a) Apakah unit pemeriksa intern mempunyai pegawai dengan kompetensi dan

pengalaman untuk melakukan evaluasi?(b) Apakah secara organisasi pemeriksa intern independen dan melaporkan hasil

evaluasi kepada tingkat tertinggi yang ada dalam organisasi?(c) Apakah tanggung jawab, lingkup pekerjaan, dan rencana pemeriksaan pemeriksa

intern dapat memenuhi kebutuhan organisasi?(d) Apakah penyimpangan yang ditemukan dalam evaluasi telah dilaporkan kepada

puncak pimpinan?(e) Apakah penyimpangan yang ditemukan dalam evaluasi telah diselesaikan secara

tepat?(4) Apakah terdapat kecukupan proses evaluasi? Beberapa hal berikut dapat dijadikan

pertimbangan:(a) Apakah evaluator mempunyai kecukupan pemahaman terhadap aktivitas

organisasi?(b) Apakah pemahaman terhadap bagaimana sistem seharusnya bekerja dan

bagaimana sistem bekerja dimiliki oleh evaluator?(c) Apakah analisis dengan menggunakan hasil evaluasi sebagai pengukuran

terhadap kriteria yang telah ditetapkan dilakukan oleh evaluator?(d) Apakah pekerjaan evaluasi didokumentasikan secara memadai?

c. Penyelesaian hasil pemeriksaan(1) Apakah terdapat mekanisme yang dapat menjamin bahwa terhadap temuan-temuanpemeriksaan ataupun reviu lainnya telah dilakukan penyelesaian dengan tepat? Antaralain:(a) Apakah manajer mereviu dan mengevaluasi temuan-temuan pemeriksaan ataupun

Page 59: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

58

reviu lainnya termasuk penyimpanganpenyimpangan dan kemungkinan perbaikannya?(b) Apakah manajemen menentukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam menanggapitemuan dan rekomendasi?(c) Apakah tindakan perbaikan dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan?(d) Dalam hal terjadi ketidaksetujuan terhadap temuan atau rekomendasi, apakahmanajemen mampu menunjukkan bahwa temuan atau rekomendasi tersebut tidak validataupun tidak bisa dilaksanakan?(e) Apakah manajemen mempunyai pemikiran untuk melakukan konsultasi kepadapemeriksa ketika mereka percaya bahwa hal tersebut akan membantu prosespenyelesaian hasil pemeriksaan?

(2) Apakah manajemen tanggap terhadap temuan dan rekomendasi pemeriksaanataupun reviu lainnya yang bertujuan kepada perbaikan pengendalian intern? Haltersebut dapat terlihat dari:(a) Apakah eksekutif yang berwenang mengevaluasi temuan dan rekomendasi sertamenentukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkanpengendalian?(b) Apakah tindakan pengendalian intern yang diinginkan ditindaklanjuti dalam rangkaverifikasi pengendalian?(3) Apakah tindak lanjut terhadap temuan dan rekomendasi pemeriksaan ataupun reviulainnya telah dilakukan secara memadai? Antara lain dapat diketahui dari:(a) Apakah masalah-masalah pada transaksi atau kejadian tertentu dikoreksi secaratepat?(b) Apakah penyebab permasalahan yang terjadi dapat diselidiki oleh manajemen?(c) Apakah tindak lanjut untuk meyakinkan bahwa tindakan perbaikan yang diperlukantelah dilakukan?(d) Apakah manajemen puncak selalu mendapatkan informasi terhadap status danposisi penyelesaian hasil pemeriksaan?(e) Apakah penyebab terjadinya permasalahan sebagaimana dituangkan dalam temuandan rekomendasi telah diselidiki?(f) Apakah penyebab terjadinya permasalahan sebagaimana dituangkan dalam

KESIMPULAN

Page 60: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

59

Lampiran 5 . Kertas Kerja Penentuan Area Potensial

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENENTUAN AREA POTENSIAL

Tujuan Kegiatan ini adalah menentukan area-area potensial yang akan menjadi areakunci dalam pelaksanaan pemeriksaan

No Hasil Identifikasi Masalah Area Potensial1 2 3

Catatan:1. Kolom 2 Hasil Identifikasi Masalah diisi dengan output berupa masalah-masalah

utama yang didapatkan dari langkah Pemeriksaan Kinerja sebelumnya yaituIdentifikasi Masalah.

2. Kolom 3 Area Potensial diisi dengan Area/Program/Kegiatan/Bidang yang berkaitandengan masalah utama yang didapatkan

Page 61: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

60

Lampiran 6 . kertas kerja penentuan area potensial

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PEMILIHAN AREA KUNCITujuan kegiatan ini adalah menentukan urutan prioritas dari area potensial yang akan dipilih menjadi obyek pemeriksaan kinerja(area kunci).

No Area KunciFaktor Pemilihan

Total Score UrutanPrioritas

Kesimpulan(Dipilih /

Tidak)Resiko

ManajemenSignifikansi Dampak

PemeriksaanAuditabilitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Catatan:1. Kolom 2 diisi dengan area-area potensial yang didapatkan dari hasil identifikasi masalah.2. Kolom 3, 4, 5, dan 6 diisi dengan menggunakan skor 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi.3. Kolom 7 merupakan penjumlahan dari kolom 3, 4, 5, dan 6.4. Kolom 8 merupakan urutan prioritas dari area-area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan.5. Kolom 9 merupakan kesimpulan area potensial yang akan dipilih sebagai obyek pemeriksaan (area kunci).

Page 62: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

61

Lampiran 7 . Kertas Kerja Penetapan Tujuan Dan Lingkup Pemeriksaan

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENETAPAN TUJUAN DAN LINGKUP PEMERIKSAANTujuan dari kegiatan “Penetapan Obyek, Tujuan, dan Lingkup Pemeriksaan” adalahmemberikan arah yang jelas pada proses pelaksanaan pemeriksaan untukmenghindari prosedur-prosedur yang tidak perlu, dan lebih fokus untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan dalam tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan. Dengandemikian pemeriksa akan lebih mudah mengambil keputusan pada akhirpemeriksaan. Pemeriksa dapat mengembangkan butir-butir yang ada dalam templateKKP sesuai dengan kebutuhan di lapangan

1. Area kunci yang dipilih…………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………2. Tujuan pemeriksaan…………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………3. Periode waktu pemeriksaan…………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………4. Lingkup pemeriksaan…………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………

Page 63: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

62

Lampiran 8 . kertas kerja kegiatan

PEMERIKSAAN KINERJA No. KKP :BADAN/DINAS/ KANTOR .................. Dibuat oleh :TAHUN ........ Direviu oleh :

Disetujui oleh :

KERTAS KERJA AUDIT

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

Page 64: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

63

Lampiran 9 . Program Kerja Pemeriksaan

PROGRAM KERJA PEMERIKSAAN

Unit Kerja No.KKP :

Nama Obyek Pemeriksaan : ...............................Sasaran Pemeriksaan : ...............................Tahun/Masa Pemeriksaan : ...............................

PROGRAM KERJA PEMERIKSAAN KINERJA

No. UraianDilaksanakan Waktu

Pemeriksaan No.Catatan

Rencana Realisasi Rencana Realisasi KKP

A Pendahuluan...........................

B Data Umum...........................

C Dasar Pemeriksaan...................................

D Tujuan Pemeriksaan...................................

E Langkah Kerja

1 Kelemahan SPM 1 (FAO-1)

1.1. .........................1.2. .........................

2 Kelemahan SPM 2 (FAO-2)

2.1 .........................2.2. ...........................

dst

Direviu Oleh Bogor,Tanggal Disusun Oleh

Pengendali Teknis / Wakil Penanggung Jawab Ketua Tim

--------------------- ---------------------NIP…………….. NIP……………..

Disetujui olehTanggal

Penanggung Jawab/Pengendali Mutu---------------------NIP……………..

Page 65: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

64

Lampiran 10a. Reviu Berjenjang Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)

Unit Kerja

No. KKP : Paraf :Nama Obyek Pemeriksaan : Disusun oleh :

Sasaran Pemeriksaan : Tanggal :

Periode Pemeriksaan : Direviu oleh : Paraf :Tanggal :

LEMBAR REVIU KKP

No.Urut

NomorKKP/

HalamanUraian Masalah Penjelasan dan

Penyelesaian Masalah

Direviu olehKetua Tim /

Dalnis

1 2 3 4 5

Page 66: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

65

Lampiran 10b. Reviu Berjenjang Laporan Hasil Pemeriksaan

UNIT KERJA

REVIU LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

Ruang Lingkup pemeriksaan : .........................................................................

Sasaran Pemeriksaan : .........................................................................

Periode Pemeriksaan : .........................................................................

TanggalDiterima Jabatan Tanggal

KoreksiTandaTangan Catatan Hasil Koreksi

WakilPenanggung

Jawab

PengendaliTeknis

Inspektur

Bogor, ..........................Yang menyerahkanKetua Tim

......................................NIP................................

Page 67: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

66

Lampiran 11.a. Bentuk Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP)

KOP INSPEKTORAT

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN (NHP) KINERJAPADA PERANGKAT DAERAH/ BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGORTAHUN ANGGARAN .......................

Hasil pemeriksaan Inspekorat yang melaksanakan tugas dibidang pengawasanPemerintah Kota Bogor pada Perangkat Daerah /Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diLingkungan Pemerintah Kota Bogor Tahun Anggaran ........dari tanggal ....... sampai dengantanggal ..... bulan ................. Tahun ......... ditemukan kelemahan-kelemahan sebagaiberikut :

A. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan (Kode Temuan 1.00.00), adalah :1. Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada

perusahaan milik negara/daerah.(Kode Temuan:1.01.00)

2. Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi padaperusahaan milik negara/daerah(Kode Temuan:1.02.00)

3. Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah(Kode Temuan:1.03.00)

4. Administrasi(Kode Temuan:1.04.00)

5. Indikasi tindak pidana(Kode Temuan:1.05.00)

(Cantumkan temuan lengkap: judul, kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi)B. Temuan kelemahan sistem pengendalian intern (Kode Temuan 2.00.00), adalah :

1. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan(Kode Temuan : 2.01.00)

2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja(Kode Temuan : 2.02.00)

3. Kelemahan struktur pengendalian intern(Kode Temuan : 2.03.00)

(Cantumkan temuan lengkap: judul, kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi)

C. Temuan 3E (Kode Temuan 3.00.00), adalah :1. Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan

(Kode Temuan : 3.01.00)2. Ketidakefisienan

(Kode Temuan : 3.02.00)3. Ketidakefektifan

(Kode Temuan : 3.03.00)(Cantumkan temuan lengkap: judul, kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi)

Sehubungan dengan hal tersebut hendaknya pihak Obyek Pemeriksaan segeramenanggapi temuan tersebut diatas.

Bogor, ...............................

Inspektur,

.......................................NIP.................................

Page 68: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

67

Lampiran 11.b. Bentuk Tanggapan Terhadap Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP)

TANGGAPAN TERHADAP NASKAH HASIL PEMERIKSAAN (NHP)

Perangkat Daerah / Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Lingkungan PemerintahKota Bogor

A. Judul Temuan 1 :...........................................................................................................Kondisi Temuan 1 :..........................................................................................................Tanggapan Pejabat Obyek Pemeriksaan (Perangkat Daerah/BUMD) yang berwenang........................................................................................................................................................................................................................

B. Judul Temuan 2 :............................................................................................................Kondisi Temuan 2 :.............................................................................................................Tanggapan Pejabat Obyek Pemeriksaan (Perangkat Daerah/BUMD) yang berwenang........................................................................................................................................................................................................................

dst

Tanggapan terhadap Temuan pada Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) harus diserahkankepada Tim Pemeriksa paling lambat 5(lima) hari kerja sejak Naskah Hasil Pemeriksaan(NHP) diterima.

Bogor,..........................Kepala

Perangkat Daerah / Badan Usaha Milik Daerahdi Lingkungan Pemerintah Kota Bogor

......................................NIP.................................

Page 69: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

68

Lampiran 12. a. Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) bentuk BAB

KOP INSPEKTORAT

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)PADA PERANGKAT DAERAH / BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGORTAHUN ANGGARAN ................

BAB IRINGKASAN HASIL PEMERIKSAAN

Hasil pemeriksaan Inspektorat yang melaksanakan tugas pemeriksaan Kinerja padaPerangkat Daerah/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Lingkungan Pemerintah KotaBogor Tahun Anggaran .............. sampai dengan bulan ............. Tahun ...............ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

A. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan ( Kode Temuan 1.00.00), adalah :1. Kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada

perusahaan milik negara/daerah.(Kode Temuan:1.01.00)

2. Potensi kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi padaperusahaan milik negara/daerah(Kode Temuan:1.02.00)

3. Kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah(Kode Temuan:1.03.00)

4. Administrasi(Kode Temuan:1.04.00)

5. Indikasi tindak pidana(Kode Temuan:1.05.00)

Memuat Judul, Kondisi, Penjelasan tanggapan dan Rekomendasi

B. Temuan kelemahan sistem pengendalian intern (Kode Temuan 2.00.00), adalah :1. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan

(Kode Temuan : 2.01.00)2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

(Kode Temuan : 2.02.00)3. Kelemahan struktur pengendalian intern

(Kode Temuan : 2.03.00)Memuat Judul, Kondisi, Penjelasan tanggapan dan Rekomendasi

C. Temuan 3E (Kode Temuan 3.00.00), adalah :1. Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan

(Kode Temuan : 3.01.00)2. Ketidakefisienan

(Kode Temuan : 3.02.00)3. Ketidakefektifan

(Kode Temuan : 3.03.00)Memuat Judul, Kondisi, Penjelasan tanggapan dan Rekomendasi

Demikian Ringkasan Hasil Pemeriksaan yang secara lengkap dapat dimaklumi padabab berikut.

Page 70: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

69

BAB IIURAIAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA

A. PENDAHULUAN1. Dasar Pemeriksaan

.............................2. Sifat Pemeriksaan Kinerja

.............................3. Sasaran Pemeriksaan

Perangkat Daerah /Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ...............

4. Ruang Lingkup Pemeriksaan.............................

5. Tujuan Pemeriksaan.............................

6. Masa PemeriksaanTahun Anggaran ............ sampai dengan Bulan ....... Tahun .......

7. Waktu PemeriksaanDari tanggal ................. sampai dengan tanggal ....................

8. PemeriksaPengendali Teknis :Ketua Tim :Sekretaris :Anggota :

B. HASIL PEMERIKSAAN

.........................................................................................................................................

.................................................................................................. .......................................

BAB IIIP E N U T U P

Demikian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat pada Perangkat Daerah / BadanUsaha Milik Daerah (BUMD)............. Tahun Anggaran............ sampai dengan bulan ............untuk dimaklumi dan dijadikan bahan seperlunya.

WAKIL PENANGGUNG JAWAB

...................................NIP.............................

Bogor, ....................................

PENGENDALI TEKNIS

..................................NIP............................

Menyetujui,INSPEKTUR

...................................NIP.............................

(setelah diparaf oleh Ketua Tim pada kiri nama Pengendali Teknis)

Page 71: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

70

Lampiran 12. b. Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) bentuk SURAT

KOP INSPEKTORATKOTA BOGOR

NomorSifatLampiranPerihal

::::

............Rahasia............Hasil Pemeriksaan Kinerja ........

Bogor, ………….........

K e p a d aYth. WALIKOTA BOGOR

di –B O G O R

Menindaklanjuti surat .......... Nomor : ............ tanggal .......... perihal........... kami telah melaksanakan pemeriksaan kinerja terhadap ......... denganhasil sebagai berikut :

A. Kondisi Permasalahan.................................................................................................. .

B. Dasar Hukum....................................................................................................

C. Simpulan....................................................................................................

D. Rekomendasi....................................................................................................

Demikian laporan hasil Pemeriksaan Khusus ini kami sampaikansebagai bahan lebih lanjut.

INSPEKTUR,

........................................NIP. ............................

Page 72: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

71

Lampiran 13. a. Daftar Temuan Dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

DAFTAR TEMUAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

APARAT PENGAWASAN FUNGSIONAL : ................................................................KOTA : ................................................................NAMA PERANGKAT DAERAH DAN BUMD : ................................................................

No

BidangNo Temuan Penyebab Kode Reko-mendasi Kode

Reko-mendasi

TindakLanjut Keterangan Paraf

Kab/KotaObrik

KetTglLHP (Uraian Singkat) Temuan Sebab (uraian singkat (uraian

singkat) S D B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Bogor, .............................................Kepala Perangkat Daerah/BUMD ..................... (Obyek Pemeriksaan)

........................................NIP. ............................

Page 73: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari

72

Lampiran 13.b. Berita Acara Pemutakhiran Data Tindak Lanjut HasilPemeriksaan

BERITA ACARAPEMUTAKHIRAN DATA/TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN KINERJA …………........

TAHUN ...…......…PADA .......………

Pada hari ini, …………… tanggal …………bulan ……….. tahun …………., yang bertandatangan di bawah ini, Ketua Tim Pemutakhiran Data Hasil Pemeriksaan Kinerja………..Inspektorat :

Nama :NIP :Jabatan :

Berdasarkan Surat Perintah No………………..Tanggal …………..... telah melakukanpemutakhiran data hasil pemeriksaan kinerja ……………….pada ………………….. tahun ……….,dengan hasil sebagai berikut :

No Nama Obyek Pemeriksaan Jml Temuan JumlahRekomendasi

Tindak Lanjut Ket.

S D B

Jumlah

Keterangan : S (Sudah Selesai), D ( Dalam Proses), B ( Belum

Demikian Berita Acara ini dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap dan untuk dipergunakanseperlunya.

KEPALA UNIT KERJA PERANGKAT DAERAH/BUMD TERKAIT

…………………………..NIP. …………………….

KETUA TIMPEMUTAKHIRAN DATA

………………………….NIP. …………………….

Page 74: KEPUTUSAN - inspektorat.kotabogor.go.id · Pemeriksaan. Bagian Ketiga Hasil Pemeriksaan Pasal 7 (1) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c terdiri dari