KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

46

Transcript of KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

Page 1: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
Page 2: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
Page 3: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

1

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 324 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL GOLONGAN KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API SUB GOLONGAN KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API KELOMPOK USAHA KONSTRUKSI JALAN RAYA JABATAN KERJA AHLI KESELAMATAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta

peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi

harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan.

Keharusan memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan

mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten.

Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan

perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas

kerja jasa konstruksi.

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

pada pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa pelatihan kerja

diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada

standar kompetensi kerja, diperjelas lagi dengan peraturan

pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31

Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

1. Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada

kompetensi kerja.

2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI,

Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

Page 4: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

2

Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan atau pekerjaan seseorang

perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus memiliki

ekivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku di negara lain,

bahkan berlaku secara internasional. Ketentuan mengenai pengaturan

standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia.

Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas menyebut

tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya

manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek, kompetensi yang

terdiri dari: aspek pengetahuan (domain kognitif atau knowledge), aspek

kemampuan (domain psychomotorik atau skill) dan aspek sikap kerja

(domain affektif atau attitude/ability), atau secara definitif pengertian

kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta

keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap

perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil

tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan

tugas pekerjaan.

Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai

kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai

dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau

mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang

seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam

kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai

volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar

dan mutu/spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan.

Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas

dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan

dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.

Tujuan lain dari penyusunan standar kompetensi ini adalah untuk

mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional bagi tenaga kerja

Page 5: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

3

pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja ini. Hal-hal yang perlu

diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah:

1. Menyesuaikan tingkat kompetensi dengan kebutuhan

industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan

sekunder secara komprehensif dari dunia kerja.

2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis

yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar

dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual

Recognition Arrangement – MRA).

3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja,

asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga

pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar

memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara

nasional.

B. Pengertian

1. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan

suatu aktivitas merujuk pada beberapa karakteristik, baik yang

bersifat dasar, pengetahuan, keterampilan maupun perilaku dengan

tingkat kemampuan yang dapat berubah-ubah, tergantung sejauh

mana pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku tersebut diasah.

2. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah pernyataan ukuran atau patokan tentang

kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas merujuk

pada beberapa karakteristik, baik yang bersifat dasar, pengetahuan,

keterampilan maupun perilaku dengan tingkat kemampuan yang

dapat berubah-ubah, tergantung sejauh mana pengetahuan,

keterampilan maupun perilaku tersebut diasah.

3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan

kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan

dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan

Page 6: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

4

pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Komite Standar Kompetensi

Komite Standar Kompetensi adalah kelompok kerja yang dibentuk

oleh Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan

Umum.

5. Tim Perumus SKKNI

Tim Perumus SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh

Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar

Kompetensi.

6. Tim Verifikasi SKKNI

Tim Verifikasi SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh

Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar

Kompetensi.

7. Peta kompetensi

Peta kompetensi adalah gambaran komprehensif tentang kompetensi

dari setiap fungsi dalam suatu lapangan usaha yang akan

dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar kompetensi.

8. Judul Unit

Judul unit kompetensi, merupakan bentuk pernyataan terhadap

tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit kompetensi

harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja

aktif atau performatif yang terukur.

9. Elemen Kompetensi

Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus

dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud

biasanya disusun dengan mengacu pada proses pelaksanaan unit

kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.

10. Kriteria Unjuk Kerja

Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan

kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria

unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif,

Page 7: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

5

dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur, yang

dibuat dalam kata kerja pasif.

11. Keselamatan Jalan

Keselamatan Jalan adalah suatu kondisi jalan ditinjau dari aspek

geometri, ketersediaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas

pendukung jalan yang memberikan kemungkinan keselamatan bagi

pengguna jalan yaitu terhindar dari terjadinya konflik lalu lintas

dan/atau kecelakaan lalu lintas, jika batas kecepatan yang diijinkan

tidak dilampaui oleh pengguna jalan.

12. Bangunan Pelengkap Jalan

Bangunan Pelengkap Jalan adalah bangunan yang dibuat untuk

melengkapi fungsi jalan dalam memenuhi kriteria keselamatan jalan

bagi pengguna jalan.

Contoh bangunan pelengkap jalan antara lain adalah selokan

samping, gorong-gorong, inlet dan outlet bangunan drainase, drainase

bawah permukaan, tembok penahan tanah, perkuatan tebing, dan

jembatan.

13. Fasilitas Pendukung Jalan

Fasilitas Pendukung Jalan adalah perlengkapan jalan yang

memberikan pedoman di lapangan bagi pengemudi dalam

mengemudikan kendaraannya agar dalam waktu yang bersamaan

pengemudi yang lain dapat bersama-sama menggunakan ruas jalan

yang sama.

Contoh fasilitas pendukung jalan antara lain adalah marka jalan,

rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, pagar pengaman

jalan, dan traffic light.

B. Penggunaan SKKNI

Standar kompetensi dibutuhkan dibidang pelatihan kerja oleh beberapa

lembaga/institusi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya

manusia, sesuai dengan kebutuhan masing-masing:

1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan

Page 8: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

6

a. Memberikan informasi untuk pengembangan program pelatihan

yang meliputi pengembangan kurikulum silabus dan modul, dan

evaluasi hasil pelatihan.

b. Menjadi acuan pengajuan akreditasi lembaga pelatihan kerja.

2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja

a. Membantu dalam rekruitmen;

b. Membantu penilaian unjuk kerja;

c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan;

d. Mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar

kebutuhan dunia usaha/industri.

3. Untuk institusi penyelenggara sertifikasi kompetensi

a. Sebagai acuan pengembangan skema sertifikasi kompetensi dan

akreditasi lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan kualifikasi dan

levelnya.

b. Sebagai acuan penilaian dan sertifikasi.

C. Komite Standar Kompetensi

1. Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional Penyusunan SKKNI

Bidang Keahlian Jabatan Kerja Ahli Keselamatan Jalan.

Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional dibentuk berdasarkan

surat keputusan Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Nomor

25/KPTS/Kk/2012 tanggal 17 Febuari 2012, selaku pengarah Komite

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Susunan Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(RSKKNI).

No Nama Instansi/Institusi

Jabatan Dalam Komite

1. Ir. Bambang Goeritno, M.Sc, MPA Ka. BP Konstruksi Pengarah

2. Ir. Tri Djoko Walujo, M.Eng.Sc Sekretraris BP Konstruksi

Pengarah

3. Dr.Ir. Andreas Suhono, M.Sc Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Ketua

4. Ir. Dadan Krisnandar, MT. Ka. Pusat Pembinaan Usaha dan Kelembagaan

Wakil Ketua

Page 9: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

7

No Nama Instansi/Institusi

Jabatan Dalam Komite

5. Ir. Ati Nurzamiati,.H.Z, MT. Ka Bidang Kompetensi Keterampilan

Sekretaris

6. Kunjung Masehat, SH, MH. Direktur Standarisasi Kompetensi dan Program Pelatihan, Ditjen Bina Lattas Kemenakertrans

anggota

7. Ir. Yaya Supriyatna, M.Eng.Sc Komite Diklat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN)

anggota

8. Ir. Harry Purwantara, M.Eng.Sc Komite Standar Kompetensi TK dan Kemampuan BU Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJKN)

anggota

9. Ir. Drs. Asrizal Tatang Anggota Komisi Sertifikasi dan Lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

anggota

10. Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Anggota Komisi Pengendalian Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

anggota

11. Aca Ditamihardja, ME Mewakili Praktisi anggota

12. Ir. Haryo Wibisono Deputy Executive Director AKI mewakili Asosiasi Perusahaan Kontraktor

anggota

13. Ir. Tonny Warsono Direktur Hukum Capital dan Pengembangan WIKA mewakili Asosiasi Perusahaan Kontraktor

anggota

14. Ir. Bachtiar Siradjudin, MM Mewakili Asosiasi Perusahaan Konsultan

anggota

15. Cipie T. Makmur, M.Sc Mewakili Asosiasi Perusahaan

anggota

Page 10: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

8

2. Tim Perumus SKKNI

Susunan tim perumus dibentuk berdasarkan surat kontrak Nomor

04/KONTRAK/PPK2/Kt/2012 tanggal 1 Juni 2012.

Susunan Tim Perumus

No Nama Jabatan Dalam

Tim Keterangan

1. Drs. Mansur Sirait Ketua Tim

2. Ir. Aberor Dachwan Tenaga Ahli Keselamatan Jalan

3. Ir. Totok Subagio Tenaga Ahli Material Jalan

4. Ir. Bambang SP Tenaga Ahli Perencanaan Terowongan Jalan

3. Tim Verifikasi SKKNI

Susunan tim verifikasi dibentuk berdasarkan surat keputusan Pejabat

Pembuat Komitmen Pembinaan Kompetensi Satuan Kerja Pusat

Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi. Nomor

52.2/KPTS/PPK2/Kt/2012 tanggal 4 Juni 2012.

Susunan Tim Verifikasi

No. Nama Jabatan Dalam

Lembaga Jabatan

Dalam Tim

1. Bayu Priyantoko, M.Pd Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Ketua

2. Ratna Kurniasari,M.Eng Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sekretaris

3. Aris Hermato, B.Eng Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Anggota

4. Tenti Asrar,SE, M.Si Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Anggota

5. Adhi Djayapratama, ST Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Anggota

Page 11: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

9

No. Nama Jabatan Dalam

Lembaga Jabatan

Dalam Tim

6. Korry Tety Juita N, SH, M.Si Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Anggota

7. Ronny Adriandi, ST, MT

Kasubbid. Bakuan Kompetensi Keahlian Konstruksi

Anggota

8. Adlin, ME Pusbin KPK Anggota

9. Okti Wulandari, A.Md Pusbin KPK Anggota

10. Marsun, BE Praktisi Anggota

11. Ir. Nawawi Praktisi Anggota

12. Umi Syarifah Pusbin KPK Anggota

13. Ir. Sarimun, CES Widyaiswara Anggota

14. Imam Hidajat, S.Sos Pusbin KPK Sekretariat

15. Nur Aliah Pusbin KPK Sekretariat

Page 12: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

10

BAB II

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

A. Pemetaan dan kemasan standar kompetensi

1. Peta Kompetensi

TUJUAN UTAMA

FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR

Melakukan pekerjaan konstruksi jalan raya

Pengembangan diri dan fungsi umum pekerjaan

Pengembangan fungsi umum pekerjaan

Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait dengan Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan

Pengembangan diri Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

Menyiapkan perencanaan keselamatan jalan

Mengolah data untuk perencanaan keselamatan jalan

Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

Menganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan,

Page 13: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

11

TUJUAN UTAMA

FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR

Tingkat Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

Mengevaluasi Hasil Survei Teknis Yang Dilakukan di Lokasi Rawan Kecelakaan

Melakukan pekerjaan akhir perencanaan keselamatan jalan

Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan Teknis Jalan

Membuat Laporan Akhir

2. Pemaketan Berdasarkan Jabatan/Okupasi

Kategori : Konstruksi

Golongan Pokok : Konstruksi Bangunan Sipil

Kode Jabatan : F.421110

Jabatan Kerja : Ahli Keselamatan Jalan

Uraian pekerjaan : Menyiapkan perencanaan keselamatan

jalan dalam rangka mencegah dan/atau

mengurangi terjadinya kecelakaan lalu

lintas

Jenjang KKNI : 6 (enam)

- Mampu mengaplikasikan bidang

keahliannya dan memanfaatkan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

pada bidangnya dalam penyelesaian

masalah serta mampu beradaptasi

terhadap situasi yang dihadapi.

Page 14: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

12

- Menguasai konsep teoritis bidang

pengetahuan tertentu secara umum

dan konsep teoritis bagian khusus

dalam bidang pengetahuan tersebut

secara mendalam, serta mampu

memformulasikan penyelesaian

masalah prosedural.

- Mampu mengambil keputusan yang

tepat berdasarkan analisis informasi

dan data, dan mampu memberikan

petunjuk dalam memilih berbagai

alternatif solusi secara mandiri dan

kelompok.

- Bertanggung jawab pada pekerjaan

sendiri dan dapat diberi tanggung

jawab atas pencapaian hasil kerja

organisasi.

Persyaratan Jabatan

a. Pendidikan : - S1 Teknik Sipil + PPL (professional prior

learning) setara S2, atau

- D4 Bidang Jalan/Jembatan + PPL

setara S2, atau

- D3 Teknik Sipil + PPL setara S1 + PPL

setara S2 yang dibuktikan dengan lulus

uji kompetensi Ahli Keselamatan Jalan

b. Pengalaman Kerja : - D3 Bidang Teknik Sipil: minimal 5 (lima)

tahun berpengalaman di bidang

perencanaan jalan/jembatan

- D4 Bidang Jalan/Jembatan atau S-1

Teknik Sipil: minimal 3 (tiga) tahun

berpengalaman di bidang perencanaan

jalan/jembatan

- SP-1 Teknik Jalan/Jembatan atau S-2

Bidang Jalan/Jembatan/Teknik Sipil:

Page 15: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

13

minimal 2 (dua) tahun berpengalaman di

bidang perencanaan jalan/ jembatan

c. Kesehatan : Sehat fisik dan mental, yang dinyatakan

dengan surat keterangan dokter

d. Sertifikat : Memiliki Sertifikat Kompetensi Ahli

Keselamatan Jalan

e. Persyaratan Lain : - Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Mampu berbahasa Indonesia dengan

baik dan benar

f. Persyaratan

Khusus

: Memahami standar teknis geometrik jalan,

bangunan pelengkap jalan dan fasilitas

pendukung jalan

B. Daftar Unit Kompetensi

Kompetensi Kerja Ahli Keselamatan Jalan, terdiri dari:

NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. F.421110.001.01 Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait dengan Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan

2. F.421110.002.01 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan Perencanaan Keselamatan Jalan

3. F.421110.003.01 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

4. F.421110.004.01 Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

5. F.421110.005.01 Menganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas, dan Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

6. F.421110.006.01 Mengevaluasi Hasil Survei Teknis Yang Dilakukan di Lokasi Rawan Kecelakaan

7. F.421110.007.01 Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan Teknis Jalan

8. F.421110.008.01 Membuat Laporan Akhir

Page 16: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

14

C. Uraian Unit Kompetensi

KODE UNIT : F.421110.001.01

JUDUL UNIT : Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan

yang Terkait dengan Kegiatan Perencanaan

Keselamatan Jalan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam menerapkan peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan kegiatan

perencanaan keselamatan jalan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menginventarisasi peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik yang diperlukan untuk perencanaan keselamatan jalan

1.1 Peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dankode etik diidentifikasi.

1.2 Hasil identifikasi peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dankode etik dirangkum.

1.3 Rangkuman peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik didokumentasikan sebagai hasil inventarisasi.

2. Melaksanakan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja dan kode etik dalam perencanaan keselamatan jalan

2.1 Rencana pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik disusun berdasarkan hasil identifikasi.

2.2 Realisasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik diperiksa.

2.3 Hasil pemeriksaan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik dirangkum.

Page 17: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

15

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3. Mengevaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik dalam perencanaan keselamatan jalan

3.1 Rangkuman hasil pemeriksaan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik dianalisis.

3.2 Evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik dibuat berdasarkan hasil analisis.

3.3 Laporan penerapan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, dan pelindungan tenaga kerja serta kode etik disiapkan berdasarkan hasil evaluasi.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk menginventarisasi peraturan

perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga

kerja dan kode etik yang diperlukan untuk perencanaan keselamatan

jalan; melaksanakan peraturan perundang-undangan tentang ketentuan

keteknikan, pelindungan tenaga kerja dan kode etik dalam perencanaan

keselamatan jalan; dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan perundang-

undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan tenaga kerja dan

kode etik dalam perencanaan keselamatan jalan, yang digunakan untuk

menerapkan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

kegiatan perencanaan keselamatan jalan.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: pengolah data, alat komunikasi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang

Jasa Konstruksi

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

Page 18: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

16

3.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000

tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4. Norma dan standar

4.1 Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan–Maret

1992-Direktorat Jenderal Bina Marga–Departemen Pekerjaan Umum

4.2 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota–September

1997-Nomor 038/T/BM/1997-Direktorat Jenderal Bina Marga-

Departemen Pekerjaan Umum

4.3 Kode Etik Asosiasi Profesi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

menerapkan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

kegiatan perencanaan keselamatan jalan.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Aspek keteknikan dan pelindungan tenaga kerja yang

tercakup dalam peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan kegiatan perencanaan keselamatan jalan

3.1.2 Aspek etika profesi yang dicakup dalam norma yang terkait

dengan kegiatan perencanaan keselamatan jalan

3.2 Keterampilan

3.2.1 Mengidentifikasi rencana pelaksanaan ketentuan keteknikan

dan pelindungan tenaga kerja yang tercakup dalam peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan

perencanaan keselamatan jalan

Page 19: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

17

3.2.2 Mengidentifikasi rencana pelaksanaan ketentuan kode etik

untuk keperluan perencanaan keselamatan jalan

3.2.3 Menyusun rencana pelaksanaan ketentuan tentang

keteknikan, pelindungan tenaga kerja dan kode etik pada

kegiatan perencanaan keselamatan jalan

3.2.4 Menyiapkan laporan penerapan peraturan perundang-

undangan tentang ketentuan keteknikan dan pelindungan

tenaga kerja serta kode etik pada kegiatan perencanaan

keselamatan jalan

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Patuh terhadap ketentuan pelaksanaan pekerjaan di lingkungan

unit kerjanya

4.2 Tanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan tentang

keteknikan, pelindungan tenaga kerja, dan kode etik

4.3 Disiplin dalam menerapkan waktu kerja, pengupahan, dan

kesejahteraan bagi seluruh personel yang menjadi tanggung

jawabnya dalam pelaksanaan pekerjaan

4.4 Disiplin dalam menerapkan rambu-rambu hukum, rambu-rambu

moral, etos kerja, dan kode etik profesi dalam pelaksanaan

pekerjaan

4.5 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Ketepatan dalam menyusun rencana pelaksanaan peraturan

perundang-undangan tentang ketentuan keteknikan, pelindungan

tenaga kerja, dan kode etik dalam perencanaan keselamatan jalan

Page 20: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

18

KODE UNIT : F.421110.002.01

JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen

Lingkungan (SML) Pada Kegiatan Perencanaan

Keselamatan Jalan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam

menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) dan sistem manajemen

lingkungan (SML) pada kegiatan perencanaan

keselamatan jalan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan perencanaan K3 dan lingkungan

1.1 Kegiatan yang potensial menimbulkan bahaya dalam pelaksanaan K3 dan lingkungan diidentifikasi.

1.2 Sasaran K3 dan lingkungan ditetapkan.

1.3 Program perencanaan K3 dan lingkungan dibuat.

2. Menyusun organisasi pengelolaan K3 dan lingkungan

2.1 Uraian tugas organisasi pengelolaan K3 dan lingkungan dirancang sesuai kebutuhan untuk kegiatan perencanaan keselamatan jalan.

2.2 Kualifikasi personel ditetapkan berdasarkan kebutuhan pengelolaan K3 dan lingkungan.

2.3 Struktur organisasi pengelolaan K3 dan lingkungan disusun untuk diusulkan kepada otoritas diatasnya.

3. Melakukan pengukuran K3 dan lingkungan

3.1 Daftar simak pengukuran K3 dan lingkungan diisi berdasarkan hasil pengukuran.

3.2 Isian daftar simak hasil pengukuran K3 dan lingkungan diperiksa.

3.3 Hasil pengukuran K3 dan lingkungan dirangkum.

4. Mengevaluasi hasil pengukuran K3 dan lingkungan

4.1 Rangkuman hasil pengukuran K3 dan lingkungan dianalisis.

4.2 Evaluasi hasil pengukuran K3 dan lingkungan dibuat berdasarkan hasil analisis.

Page 21: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

19

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

4.3 Laporan penerapan SMK3 dan SML dibuat berdasarkan hasil evaluasi.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk menyiapkan perencanaan K3 dan

lingkungan; menyusun organisasi pengelolaan K3 dan lingkungan,

melakukan pengukuran K3 dan lingkungan dan mengevaluasi hasil

pengukuran K3 dan lingkungan yang digunakan untuk menerapkan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan sistem

manajemen lingkungan (SML) pada kegiatan perencanaan keselamatan

jalan.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: pengolah data, alat komunikasi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang

Pedoman Teknis Amdal Proyek Bidang Pekerjaan Umum

3.5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 05/1996

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

3.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008

tentang Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang

Pekerjaan Umum

3.7 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun

1994 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Page 22: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

20

3.8 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-

12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan

dan Upaya Pemantauan Lingkungan

4. Norma dan standar

4.1 (Tidak ada.)

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3) dan sistem manajemen lingkungan (SML) pada kegiatan

perencanaan keselamatan jalan.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.001.01 Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan

yang Terkait dengan Kegiatan Perencanaan

Keselamatan Jalan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Syarat-syarat keselamatan kerja, manfaat peralatan

keselamatan kerja, penyebab kecelakaan kerja, pencegahan

kecelakaan kerja, dan pembinaan untuk pencegahan

keselamatan kerja, kewajiban Pengurus K3, dan pembinaan

K3yang berkaitan dengan penerapan SMK3

3.1.2 Pengelolaan lingkungan hidup, pelaksanaan AMDAL,

pertimbangan lingkungan yang perlu diintegrasikan dalam

kegiatan pembangunan jalan dan jembatan dan pengamanan

lingkungan pada pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan

penerapan SML

Page 23: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

21

3.2 Keterampilan

3.2.1 Mengidentifikasi kegiatan yang menimbulkan bahaya K3 dan

lingkungan

3.2.2 Menyusun rencana pelaksanaan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja dan sistem manajemen

Lingkungan pada kegiatan perencanaan keselamatan jalan

3.2.3 Membuat laporan pelaksanaan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja dan sistem manajemen

lingkungan pada kegiatan perencanaan keselamatan jalan

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam mendorong tercapainya pengintegrasian

SMK3 dan SML pada kegiatan perencanaan keselamatan jalan

4.2 Tanggung jawab dalam menyiapkan program perencanaan K3 dan

lingkungan pada kegiatan perencanaan keselamatan jalan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam membuat program perencanaan K3 dan

lingkungan

Page 24: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

22

KODE UNIT : F.421110.003.01

JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam melakukan komunikasi di tempat kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan

1.1 Informasi dan instruksi kerja diidentifikasi dengan benar.

1.2 Informasi dan instruksi kerja dibuat dalam bentuk daftar simak (check list).

1.3 Daftar simak informasi dan instruksi kerja diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan.

2. Mengkomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan

2.1 Daftar simak informasi dan instruksi kerja dijelaskan kepada bawahan.

2.2 Masukan tentang pelaksanaan instruksi kerja dievaluasi untuk mendapatkan pemecahannya.

2.3 Pelaksanaan instruksi kerja dilakukan.

3. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait dan pihak luar

3.1 Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan unit-unit terkait dan pihak luar disusun.

3.2 Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan unit-unit terkait dan pihak luar dilakukan sesuai jadwal.

3.3 Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan diperiksa kesesuaiannya dengan rencana semula.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk menginterpretasikan informasi dan

instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan,

mengomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan dan melaksanakan

koordinasi dengan unit-unit terkait dan pihak luar yang digunakan

untuk melakukan komunikasi di tempat kerja.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: alat pengolah data, alat komunikasi

Page 25: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

23

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

4. Norma dan standar

4.1 (Tidak ada.)

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

melakukan komunikasi di tempat kerja.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan caralisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.002.01 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem

Manajemen Lingkungan (SML) pada Kegiatan

Perencanaan Keselamatan Jalan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Informasi dan ilmu komunikasi yang berkaitan dengan

kebutuhan untuk penerapan komunikasi di tempat kerja

3.1.2 Prosedur kerja yang diperlukan untuk melaksanakan

koordinasi dengan unit kerja terkait dan pihak luar

3.2 Keterampilan

3.2.1 Mengidentifikasi informasi dan instruksi kerja yang akan

dimasukkan ke dalam daftar simak

3.2.2 Membuat daftar simak informasi dan instruksi kerja

3.2.3 Menyusun rencana koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan

unit-unit kerja terkait dan pihak luar

Page 26: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

24

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tegas, disiplin, dan komunikatif dalam melakukan komunikasi di

tempat kerja

4.2 Patuh terhadap ketentuan pelaksanaan pekerjaan di lingkungan

unit kerjanya

4.3 Tanggung jawab dalam melakukan koordinasi dengan unit kerja

terkait maupun pihak luar

4.4 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam melakukan koordinasi dengan unit terkait dan

pihak luar sesuai jadwal

Page 27: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

25

KODE UNIT : F.421110.004.01

JUDUL UNIT : Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan

Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan

Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan Teknis

Jalan Baru

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam melakukan inventarisasi data lokasi rawan

kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi

jalan dan/atau data perencanaan teknis jalan baru.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melakukan koordinasi rencana jadwal pengumpulan data dengan instansi terkait

1.1 Jadwal pengumpulan data dari instansi terkait disusun.

1.2 Jadwal pengumpulan data dikomunikasikan dengan instansi terkait.

1.3 Jadwal pengumpulan data ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan instansi terkait.

2. Melaksanakan pengambilan data dari instansi terkait

2.1 Rencana pengumpulan data dibuat.

2.2 Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rencana.

2.3 Hasil pengumpulan data dari instansi terkait diperiksa.

2.4 Laporan hasil pengumpulan data dibuat.

3. Mendokumentasikan data yang telah dikumpulkan

3.1 Hasil pelaksanaan pengumpulan data disusun menurut kategori masing-masing.

3.2 Sistem pengarsipan untuk keperluan perencanaan keselamatan jalan dibuat.

3.3 Data didokumentasikan ke dalam sistem pengarsipan sesuai dengan kategori masing-masing.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan koordinasi rencana jadwal

pengumpulan data dengan instansi terkait, melaksanakan pengambilan

data dari instansi terkait dan mendokumentasikan data yang telah

Page 28: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

26

dikumpulkan yang digunakan untuk melakukan inventarisasi data lokasi

rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan

dan/atau data perencanaan teknis jalan baru.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: alat transport, alat komunikasi, alat pengolah data, mesin

fotokopi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor, peta jaringan jalan yang

menunjukkan lokasi-lokasi rawan kecelakaan, rekaman, fotokopi

atau cetak ulang design drawing, dan shop drawing jalan di lokasi

rawan kecelakaan, rekaman, fotokopi atau cetak ulang design

drawing jalan baru, foto dokumentasi yang menunjukkan adanya

kecelakaan lalulintas di lokasi rawan kecelakaan

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalulintas dan Angkutan Jalan

3.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005

tentang Jalan Tol

3.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan

4. Norma dan standar

4.1 (Tidak ada.)

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

melakukan inventarisasi data lokasi rawan kecelakaan, tingkat

kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dan/atau data perencanaan

teknis jalan baru.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

Page 29: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

27

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.003.01 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Prosedur koordinasi pembuatan rencana jadwal pengumpulan

data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas,

dan kondisi jalan dan/atau konsep perencanaan teknis jalan

baru;

3.1.2 Prosedur pengumpulan data lokasi rawan kecelakaan, tingkat

kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dan/atau konsep

perencanaan teknis jalan baru;

3.1.3 Sistem dokumentasi hasil pengumpulan data lokasi rawan

kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan

dan/atau konsep perencanaan teknis jalan baru.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat jadwal pengumpulan data sesuai kesepakatan

dengan instansi terkait untuk keperluan inventarisasi data

lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan

kondisi jalan dan/atau data perencanaan teknis jalan baru

3.2.2 Melakukan pengumpulan data lokasi rawan kecelakaan,

tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dan/atau data

perencanaan teknis jalan baru

3.2.3 Membuat laporan hasil pengumpulan data lokasi rawan

kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan

dan/atau data perencanaan teknis jalan baru

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam melakukan pengumpulan data sesuai

dengan rencana

4.2 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam menetapkan jadwal pengumpulan data

berdasarkan kesepakatan dengan instansi terkait

Page 30: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

28

KODE UNIT : F.421110.005.01

JUDUL UNIT : Menganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan,

Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan

dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam menganalisis data lokasi rawan kecelakaan,

tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan

dan/atau data perencanaan teknis jalan baru.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan metode analisis

1.1 Metode analisis diidentifikasi sesuai dengan kategori data.

1.2 Hasil identifikasi metode analisis disimpulkan.

1.3 Metode analisis yang akan digunakan dipilih.

2. Melaksanakan metode analisis

2.1 Pelaksanaan analisis direncanakan sesuai metode analisis.

2.2 Analisis dilaksanakan sesuai dengan metode.

2.3 Hasil analisis diperiksa sesuai dengan metode.

3. Melakukan verifikasi terhadap hasil analisis

3.1 Rencana verifikasi dibuat berdasarkan hasil analisis data.

3.2 Verifikasi dilaksanakan sesuai dengan rencana.

3.3 Profil lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan disimpulkan.

3.4 Risiko potensi kecelakaan lalulintas yang disebabkan karena kekurangcermatan perencanaan teknis jalan baru disimpulkan.

3.5 Laporan hasil analisis data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dibuat

4. Mengolah data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas, dan kondisi jalan

4.1 Pola kejadian/parameter yang akan digunakan disiapkan sebagai acuan.

4.2 Hasil analisis dibandingkan dengan acuan.

4.3 Hasil analisis data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dirumuskan.

Page 31: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

29

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

5. Membuat usulan pelaksanaan survei teknis oleh unit kerja terkait kepada atasan untuk keperluan perbaikan perencanaan teknis di lokasi rawan kecelakaan

5.1 Jenis survei teknis yang perlu dilakukan oleh unit kerja terkait ditentukan dengan merujuk pada hasil analisis data.

5.2 Usulan mengenai jenis survei teknis di lokasi rawan kecelakaan yang perlu dilakukan oleh unit kerja terkait dibuat untuk dimintakan persetujuan atasan.

5.3 Tindak lanjut instruksi atasan mengenai pelaksanaan survei teknis oleh unit kerja terkait direncanakan.

6. Merumuskan hasil analisis terhadap data perencanaan teknis jalan baru

6.1 Analisis terhadap data perencanaan teknis jalan baru dibuat.

6.2 Hasil analisis dibandingkan kesesuaiannya dengan persyaratan standar perencanaan teknis jalan.

6.3 Hasil analisis data perencanaan teknis jalan baru dirumuskan.

6.4 Laporan evaluasi data perencanaan teknis jalan baru dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk menetapkan metode analisis,

mengimplementasikan metode analisis, melakukan verifikasi terhadap

hasil analisis, mengolah data lokasi rawan kecelakaan, tingkat

kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dan/atau data perencanaan

teknis jalan baru, membuat usulan pelaksanaan survei teknis oleh unit

kerja terkait kepada atasan untuk keperluan perbaikan perencanaan

teknis di lokasi rawan kecelakaan dan merumuskan hasil analisis

terhadap data perencanaan teknis jalan baru yang digunakan untuk

menganalisis data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalu

lintas dan kondisi jalan dan/atau data perencanaan teknis jalan baru.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: alat pengolah data, mesin fotokopi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor, dokumen yang berisi data lokasi

rawan kecelakaan, dokumen yang berisi data tingkat kecelakaan lalu

Page 32: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

30

lintas, dokumen yang berisi data kondisi jalan, dokumen data

perencanaan teknis jalan baru

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005

tentang Jalan Tol

3.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan

4. Norma dan standar

4.1 Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan – Maret

1992 - Direktorat Jenderal Bina Marga – Departemen Pekerjaan

Umum

4.2 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota – September

1997 - Nomor 038/T/BM/1997 - Direktorat Jenderal Bina Marga –

Departemen Pekerjaan Umum

4.3 Pedoman Teknis Pengaturan Lalulintas Selama Pekerjaan

Pemeliharaan Jalan Nomor 015/T/BM/1999-Direktorat Jenderal

Bina Marga

4.4 Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalulintas Nomor

009/PW/2004 - Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

menganalisis data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan

lalulintas dan kondisi jalan dan/atau data perencanaan teknis jalan

baru.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

Page 33: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

31

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.004.01 Melakukan Inventarisasi Data Lokasi Rawan

Kecelakaan, Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan

Kondisi Jalan dan/atau Data Perencanaan

Teknis Jalan Baru

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Metodologi penanganan lokasi rawan kecelakaan lalulintas

3.1.2 Pemahaman mengenai tingkat kecelakaan lalulintas

3.1.3 Permodelan keselamatan lalulintas

3.1.4 Permodelan kecelakaan lalulintas

3.1.5 Prinsip perencanaan teknis jalan ditinjau dari persyaratan

geometrik jalan, standar pelayanan minimal jalan dan

bangunan pelengkap jalan maupun perlengkapan jalan

3.2 Keterampilan

3.2.1 Mengidentifikasi metode analisis yang akan digunakan

untuk menganalisis data lokasi rawan kecelakaan, tingkat

kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan dan/atau data

perencanaan teknis jalan baru

3.2.2 Melaksanakan analisis data sesuai dengan metode analisis

yang dipilih

3.2.3 Membuat usulan survei teknis untuk keperluan perbaikan

perencanaan teknis sebagai tindak lanjut hasil analisis data

pada jalan yang ada

3.2.4 Membuat laporan jenis survei teknis yang perlu dilakukan di

lokasi rawan kecelakaan

3.2.5 Membuat laporan evaluasi data perencanaan teknis jalan

baru

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam mengimplementasikan metode analisis

4.2 Tanggung jawab dalam melakukan pengolahan data untuk

menyusun bahan usulan survei teknis

Page 34: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

32

4.3 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam menyimpulkan hasil identifikasi metode analisis

Page 35: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

33

KODE UNIT : F.421110.006.01

JUDUL UNIT : Mengevaluasi Hasil Survei Teknis Yang Dilakukan

Di Lokasi Rawan Kecelakaan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam

mengevaluasi hasil survei teknis yang dilakukan di

lokasi rawan kecelakaan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melakukan inventarisasi data hasil survei teknis

1.1 Rencana pengumpulan data hasil survei teknis di lokasi rawan kecelakaan dibuat.

1.2 Pengambilan data hasil survei teknis dilaksanakan.

1.3 Data hasil survei teknis diperiksa kembali.

2. Mengolah data hasil survei teknis

2.1 Data hasil survei teknis dianalisis.

2.2 Tabel dan grafik hasil analisis dibuat.

2.3 Hasil analisis dirumuskan.

3. Menyimpulkan hasil pengolahan data terhadap hasil survei teknis pada lokasi rawan kecelakaan lalu lintas

3.1 Hasil analisis dibandingkan dengan persyaratan standar perencanaan teknis jalan.

3.2 Kesimpulan hasil analisis dibuat.

3.3 Laporan evaluasi hasil survei teknis dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan inventarisasi data hasil

survei teknis, mengolah data hasil survei teknis dan menyimpulkan hasil

pengolahan yang dilakukan terhadap data hasil survei teknis pada lokasi

rawan kecelakaan lalu lintas yang digunakan untuk mengevaluasi hasil

survei teknis yang dilakukan di lokasi rawan kecelakaan.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: alat pengolah data, mesin fotokopi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor, informasi/laporan hasil analisis data

lokasi rawan kecelakaan, informasi/laporan hasil analisis data

kecelakaan lalulintas di lokasi-lokasi rawan kecelakaan,

Page 36: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

34

informasi/laporan hasil analisis data kondisi jalan di lokasi rawan

kecelakaan, informasi/laporan mengenai jenis survei teknis di lokasi

rawan kecelakaan yang perlu dilakukan oleh unit kerja terkait,

fotokopi surat instruksi atasan mengenai pelaksanaan survei teknis

oleh unit kerja terkait yang perlu ditindaklanjuti.

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005

tentang Jalan Tol

3.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan

4. Norma dan standar

4.1 Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan – Maret

1992 - Direktorat Jenderal Bina Marga – Departemen Pekerjaan

Umum

4.2 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota – September

1997 - Nomor 038/T/BM/1997 - Direktorat Jenderal Bina Marga –

Departemen Pekerjaan Umum

4.3 Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalu Lintas Nomor

009/PW/2004-Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

4.4 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen, SKBI 2.3.26.1987 – UDC 626.73 (02) –

Departemen Pekerjaan Umum

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

mengevaluasi hasil survei teknis yang dilakukan di lokasi rawan

kecelakaan.

Page 37: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

35

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan caralisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.005.01 Menganalisis Data Lokasi Rawan Kecelakaan,

Tingkat Kecelakaan Lalulintas dan Kondisi Jalan

dan/atau Data Perencanaan Teknis Jalan Baru

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Cakupan pelaksanaan survei teknis sesuai dengan jenis survei

yang harus dilakukan oleh unit kerja terkait

3.1.2 Prosedur mengambil data survei teknis dari unit kerja terkait

3.1.3 Urutan proses evaluasi data hasil survei teknis

3.1.4 Prinsip perencanaan teknis jalan ditinjau dari persyaratan

geometrik jalan, standar pelayanan minimal jalan dan

bangunan pelengkap jalan maupun perlengkapan jalan

3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat rencana pengumpulan data hasil survei teknis di

lokasi rawan kecelakaan

3.2.2 Melaksanakan pengambilan data hasil survei teknis untuk

keperluan evaluasi hasil survei teknis di lokasi rawan

kecelakaan lalulintas

3.2.3 Merumuskan hasil analisis terhadap hasil survei teknis

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam melakukan pengumpulan data hasil survei

teknis

4.2 Tanggung jawab dalam membuat analisis data hasil survei teknis

4.3 Tanggung jawab dalam merumuskan hasil analisis

4.4 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

Page 38: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

36

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam menyimpulkan kesesuaian hasil analisis data

perencanaan teknis jalan baru dengan persyaratan standar

perencanaan teknis jalan

Page 39: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

37

KODE UNIT : F.421110.007.01

JUDUL UNIT : Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan

Teknis Jalan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam membuat rekomendasi perbaikan

perencanaan teknis jalan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merangkum hasil pengolahan data untuk pembuatan rekomendasi teknis pada jalan yang ada dan jalan baru

1.1 Hasil pengolahan data yang diperlukan untuk membuat rekomendasi teknis disiapkan.

1.2 Hasil pengolahan data yang akan digunakan untuk membuat rekomendasi teknis dipilih.

1.3 Rangkuman hasil pengolahan data yang dipilih ditentukan untuk membuat rekomendasi teknis.

2. Merumuskan rekomendasi untuk perbaikan perencanaan teknis

2.1 Rekomendasi teknis dibuat untuk perbaikan perencanaan teknis pada jalan yang ada dan/atau pada pembangunan jalan baru.

2.2 Rekomendasi teknis diperiksa.

2.3 Laporan rekomendasi teknis dibuat untuk mendapatkan umpan balik dari atasan.

3. Membuat rekomendasi final

3.1 Umpan balik dari atasan diolah.

3.2 Rekomendasi teknis diperiksa kembali dengan memperhatikan hasil pengolahan berdasarkan umpan balik dari atasan.

3.3 Laporan rekomendasi final dibuat untuk dilaporkan kepada atasan.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk merangkum hasil pengolahan data

dan analisis untuk pembuatan rekomendasi teknis pada jalan yang ada

dan jalan baru, merumuskan rekomendasi untuk perbaikan

perencanaan teknis dan membuat rekomendasi final yang digunakan

untuk membuat rekomendasi perbaikan perencanaan teknis jalan.

Page 40: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

38

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: alat pengolah data, mesin fotokopi

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor informasi/laporan hasil pengolahan

data survei lalu lintas, informasi/laporan hasil pengolahan data

inventarisasi geometrik, informasi/laporan hasil pengolahan data

pengukuran alinyemen horizontal, alinyemen vertikal dan

pengukuran situasi, informasi/laporan hasil pengolahan data

kondisi jalan, informasi/laporan hasil pengolahan data kondisi

bangunan pelengkap jalan, informasi/laporan hasil pengolahan

data kondisi perlengkapan jalan, rumusan hasil analisis terhadap

konsep perencanaan teknis jalan baru

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan

3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005

tentang Jalan Tol

3.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan

4. Norma dan standar

4.1 Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan – Maret

1992 - Direktorat Jenderal Bina Marga – Departemen Pekerjaan

Umum

4.2 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota – September

1997 - Nomor 038/T/BM/1997 - Direktorat Jenderal Bina Marga –

Departemen Pekerjaan Umum

4.3 Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalulintas Nomor

009/PW/2004 - Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah;

4.4 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan

Metode Analisa Komponen, SKBI 2.3.26.1987 – UDC 626.73 (02) –

Departemen Pekerjaan Umum

Page 41: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

39

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

membuat rekomendasi perbaikan perencanaan teknis jalan.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.006.01 Mengevaluasi Hasil Survei Teknis yang

Dilakukan di Lokasi Rawan Kecelakaan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

38 Tahun 2004 tentang Jalan, yang terkait dengan

keselamatan jalan

3.1.2 Ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan yang

terkait dengan keselamatan jalan

3.1.3 Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol yang terkait dengan

keselamatan jalan

3.1.4 Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan yang terkait dengan

keselamatan jalan

3.1.5 Prinsip perencanaan teknis jalan ditinjau dari persyaratan

geometrik jalan, standar pelayanan minimal jalan, bangunan

pelengkap jalan maupun perlengkapan jalan, dan perkerasan

jalan.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat rekomendasi teknis untuk perbaikan rencana teknis

pada jalan yang ada di lokasi rawan kecelakaan lalulintas

Page 42: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

40

3.2.2 Membuat rekomendasi teknis untuk perbaikan rencana teknis

pada perencanaan teknis jalan baru

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam merumuskan rekomendasi teknis untuk

perbaikan perencanaan teknis

4.2 Tanggung jawab dalam menyusun rekomendasi final untuk

dilaporkan kepada atasan

4.3 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam merangkum hasil pengolahan data dan analisis

untuk membuat rekomendasi teknis

Page 43: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

41

KODE UNIT : F.421110.008.00

JUDUL UNIT : Membuat Laporan Akhir

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan

dalam membuat laporan akhir.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merangkum data/informasi untuk pembuatan laporan akhir perencanaan keselamatan jalan

1.1 Data/informasi untuk pembuatan laporan akhir dikumpulkan.

1.2 Substansi untuk pembuatan laporan akhir dipilih dari data/informasi yang telah dikumpulkan.

1.3 Rangkuman substansi laporan akhir ditentukan dari data/informasi yang dipilih.

2. Membuat kerangka laporan akhir perencanaan keselamatan jalan

2.1 Kerangka laporan akhir diidentifikasi.

2.2 Kerangka laporan akhir dipilih.

2.3 Kerangka laporan akhir perencanaan keselamatan jalan ditentukan.

3. Menyusun laporan akhir perencanaan keselamatan jalan

3.1 Draft laporan akhir seluruh kegiatan dalam rangka perencanaan keselamatan jalan dibuat.

3.2 Draft laporan akhir perencanaan keselamatan jalan diperiksa kesesuaiannya dengan tujuan rekomendasi final perencanaan teknis.

3.3 Laporan akhir perencanaan keselamatan jalan dibuat untuk dilaporkan kepada atasan.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

Unit kompetensi ini berlaku untuk merangkum data/informasi untuk

pembuatan laporan akhir perencanaan keselamatan jalan, membuat

kerangka laporan akhir perencanaan keselamatan jalan dan menyusun

laporan akhir perencanaan keselamatan jalan yang digunakan untuk

membuat laporan akhir.

2. Peralatan dan perlengkapan

2.1 Peralatan: pengolah data, mesin fotokopi

Page 44: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

42

2.2 Perlengkapan: alat tulis kantor, laporan penerapan peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan perencanaan

keselamatan jalan, laporan evaluasi pengukuran keselamatan dan

kesehatan kerja dan lingkungan pada kegiatan perencanaan

keselamatan jalan, laporan hasil pengumpulan data lokasi rawan

kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan kondisi jalan

dan/atau data perencanaan teknis jalan baru, laporan hasil analisis

data lokasi rawan kecelakaan, tingkat kecelakaan lalulintas dan

kondisi jalan, laporan hasil analisis data perencanaan teknis jalan

baru, laporan evaluasi hasil survei teknis yang dilakukan di lokasi

rawan kecelakaan, laporan rekomendasi final perbaikan

perencanaan teknis jalan.

3 Peraturan yang diperlukan

3.1 (Tidak ada.)

4 Norma dan standar

4.1 (Tidak ada)

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan

membuat laporan akhir.

1.2 Penilaian dapat dilakukan antara lain dengan cara lisan, tertulis,

demonstrasi/praktek, simulasi, dan portofolio di tempat workshop

dan/atau di tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya

2.1 F.421110.007.01 Membuat Rekomendasi Perbaikan Perencanaan

Teknis Jalan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3.1 Pengetahuan

3.1.1 Prosedur pengumpulan data/informasi pembuatan laporan

akhir perencanaan keselamatan jalan

Page 45: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

43

3.1.2 Pemilihan tipe kerangka laporan yang paling tepat untuk

digunakan sebagai kerangka laporan akhir perencanaan

keselamatan jalan

3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat laporan pekerjaan berdasarkan proses kegiatan yang

dilakukan sejak awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan

dengan memperhatikan sistematika laporan.

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 Tanggung jawab dalam mengolah data/informasi untuk pembuatan

laporan akhir

4.2 Tanggung jawab dalam menyusun laporan akhir perencanaan

keselamatan jalan

4.3 Disiplin dalam pengendalian pekerjaan untuk memperkecil risiko

pekerjaan

5. Aspek kritis

5.1 Kecermatan dalam memeriksa kesesuaian laporan akhir

perencanaan keselamatan jalan dengan tujuan rekomendasi final

perencanaan teknis

Page 46: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN