kepmen 23-43

12
Didalam Pasal 23 Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa Pada Setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat mewajibkan pengusaha untuk membentuk unit organisasi yang menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada di bawah pengawasan Kepala Teknik Tambang. Dimana unit organisasi yang menangani bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tanggung jawab sebagai berikut (Pasal 24): a. Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian yang berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan, menganalisis kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan; b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi saran kepada Kepala Teknik Tambang tentang tatacara kerja, alat-alat penambangan, dan penggunaan alat- alat deteksi serta alat-alat pelindung diri; c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film, publikasi, dan lain sebagainya; d. Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-anggota Tim Penyelamat Tambang; e. Menyusun statistik kecelakaan dan f. Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dan untuk melengkapi tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, dalam pelaksanaannya dapat membentuk kelompok kerja (komite) pada setiap jenjang struktural yang mempunyai tugas (Pasal 25) : a. Secara teratur melakukan pemeriksaan bersama-sama mengenai setiap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta masala- masalah yang ada kaitannya yang telah ditemukan di Tambang dan

description

kepmen 23-43

Transcript of kepmen 23-43

Page 1: kepmen 23-43

Didalam Pasal 23 Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa Pada Setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat mewajibkan pengusaha untuk membentuk unit organisasi yang menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada di bawah pengawasan Kepala Teknik Tambang.

Dimana unit organisasi yang menangani bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tanggung jawab sebagai berikut (Pasal 24):

a. Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian yang berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan, menganalisis kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan;

b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi saran kepada Kepala Teknik Tambang tentang tatacara kerja, alat-alat penambangan, dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung diri;

c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film, publikasi, dan lain sebagainya;

d. Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-anggota Tim Penyelamat Tambang;

e. Menyusun statistik kecelakaan danf. Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Dan untuk melengkapi tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, dalam pelaksanaannya dapat membentuk kelompok kerja (komite) pada setiap jenjang struktural yang mempunyai tugas (Pasal 25) :

a. Secara teratur melakukan pemeriksaan bersama-sama mengenai setiap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta masala-masalah yang ada kaitannya yang telah ditemukan di Tambang dan mengusulkan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dan

b. Mengatur inspeksi terpadu seperlunya ke tempat-tempat kerja di Tambang dalam melaksanakan fungsinya.

Pekerjaan dan pekerja tambang merupakan pekerjaan dan pekerja yang memiliki resiko tinggi terhadap kecelakaan kerja yang mengancam keselamatan kerja. Semua pekerja tambang dengan sistem pertambangan terbuka (surface mining), tambang bawah tana (underground mining) dan tambang bawa air atau (underwater mining) memiliki resiko masing-masing. Oleh karena itu dibuatlah beberapa persyaratan untuk pekerjaan dan pekerja tambang untuk meminimalisir kecelakaan kerja yang membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja. Persyaratan tersebut diatur dalam Pasal 26 :

Page 2: kepmen 23-43

(1) Pekerjaan tambang harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya dan harus sehat jasmani maupun rohani.

(2) Dilarang bagi pekerja tambang wanita bekerja pada tambang wanita bekerja pada tambang bawah tanah kecuali yang bertugas dalam pekerjaan kesehatan atau melaksanakan tugas belajar, penelitian dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala Teknik Tambang.

(3) Dilarang menugaskan pekerja tambang bekerja seorang diri pada tempat yang terpencil atau dimana ada bahaya yang tidak diduga (kecuali tersedia alat komunikasi yang langsung dengan pekerja lain yang berdekatan).

(4) Dilarang mempekerjakan pekerja tambang dalam keadan sakit atau karena sesuatu sebab tidak mampu bekerja secara normal.

(5) Apabila dari hasil penyelidikan Pelaksana Inspeksi Tambang, Kepala Teknik Tambang atau Kepala Bagian Tambang bawah tanah ternyata ditemukan pekerja tambang melanggar Keputusan Menteri ini dengan sengaja, maka pekerja tambang melanggar Keputusan Menteri ini dengan sengaja, maka pekerja tambang melanggar Keputusan Menteri ini dengan sengaja, maka pekerja tambang tersebut dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pemeriksaan kesehatan kepada pekerja tambang merupakan kewajiban perusahaan tambang dalam menjalankan kesehatan dan keselamatan kerja baik dan memenuhi standart

Pasal 27

Pemeriksaan Kesehatan

(1) Para pekerja tambang berhak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatannya yang menjadi kewajiban perusahaan.

(2) Pekerja tambang harus diperiksa kesehatannya (pemeriksaan menyeluruh) secara berkala oleh dokter yang berwenang.

(3) Pekerja tambang bawah tanah harus diperiksa kesehatannya sekurang-kurangnya dua kali setahun.

(4) Pekerja tambang yang bekerja ditempat yang dapat membahayakan paru-paru, harus dilakukan pemeriksaan kesehatan secara khusus.

(5) Berdasarkan ketentuan yang berlaku Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapt menetapkan kekerapan pemeriksaan kesehatan pekerja tambang yang menangani bahan berbahaya oleh dokter yang berwenang.

Pasal 28

Pendidikan Dan Pelatihan

Page 3: kepmen 23-43

(1) Kepala Teknik Tambang wajib mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk pekerja baru, pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

(2) Kepala Teknik Tambang dapat menyelenggarakan sendiri atau bekerja sama dengan instansi pemerintah atau badan-badan resmi lainnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), hanya disesuaikan dengan kegiatan dan jenis pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan.

(3) Setiap penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada dalam ayat (1), harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

Pasal 29

(1) Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, sekurang-kurangnya mencakup pelajaran sebagai berikut:a. Kewajiban dari seorang pekerja tambang;b. Wewenang dan tanggung jawab dari seorang pengawas;c. Pengenalan lingkungan kerja;d. Rencana penyelamatan diri dan penyelamatan dalam keadaan darurat, tanda

bahaya kebakaran dan pemadam kebakaran;e. Aspek kesehatan dan keselamatan dari tugas yang akan diberikan;f. Mengenal bahaya dan menghindarinya;g. Bahaya listrik dan permesinan;h. Pertolongan pertama pada kecelakaan dani. Bahaya kebisingan, debu dan panas dan tindakan perlindungan.

(2) Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk tambang bawah tanah mempunyai mata pelajaran tambahan sebagai berikut:a. Tata cara penambangan yang aman;b. Pemeliharaan dan penggunaan lampu-lampu tambang;c. Pengetahuan dasar ventilasi;d. Peraturan tentang penyanggaan dan dasar kerja penyanggaan;e. Tata cara evakuasi pada tambang dalam keadaan darurat;f. Penggunaan alat penyelamt diri dang. Bahaya-bahaya serta mendeteksi gas-gas yang mudah terbakar dan gas racun.

(3) Untuk program pendidikan dan pelatihan lainnya disamping mata pelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mata pelajaran tambahan disesuaikan dengan kegiatan dan jenis pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan tersebut.

Pasal 30

Page 4: kepmen 23-43

(1) Kepala Teknik Tambang wajib menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para pengawas dengan mata pelajaran sekurang-kurangnya sebagai berikut;a. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja;b. Manajemen keselamatan kerja;c. Peraturan-peraturan keselamatan kerja dan cara kerja yang aman;d. Pengenalan bahaya dan cara menghindarinya;e. Tindakan dalam keadaan darurat dan tatacara penyelamatan;f. Penyelamatan diri dan alat-alat bantu pernapasan;g. Bahaya permesinan dan perlistrikan;h. Pencegahan dan pengendalian kebakaran i. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan j. Dampak lingkungan dari kegiatan.

(2) Khusus untuk para pengawas tambang bawah tanah disamping mata pelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), juga harus mempunyai mata pelajaran tambahan:a. Tata cara kerja yang aman;b. Memelihara dan menggunakan lampu-lampu perorangan;c. Dasar kerja ventilasi d. Peraturan tentang penyangga dan pengetahuan dasar cara penyanggaan;e. Cara meninggalkan tambang dalam keadaan darurat;f. Penggunaan alat penyelamat diri dang. Bahaya-bahaya dan mendeteksi gas-gas yang mudah terbakar dan beracun.

Pasal 31

Daftar Hadir Pekerja Tambang

(1) Setiap pekerja tambang harus dicatat dalam daftar hadir atau dengan cara lainnya termasuk waktu dan tempat kerjanya.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan pada kantor tambang atau tempat lainnya berdekatan dengan kegiatan usaha pertambangan.

Pasal 32

Kewajiban

(1) Pekerja Tambang harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.(2) Pekerja tambang wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata cara kerja yang

aman (3) Pekerja Tambang selama bekerja wajib untuk:

Page 5: kepmen 23-43

a. memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta orang lain yang mungkin terkena dampak perbuatannya dan

b. segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya akan dapat menimbulkan bahaya.

(4) Pekerja Tambang yang melihat atau mendengar adanya penyimpangan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib dengan segera melaporkan kepada pengawas yang bertugas.

(5) Pekerja Tambang wajib menggunakan dan merawat alat-alat pelindung diri dalam melaksanakan tugasnya.

(6) Memberikan keterangan yang benar apabila diminta keterangan oleh Pelaksana Inspeksi Tambang atau Kepala Teknik Tambang.

(7) Pekerja tambang berhak menyatakan keberatan kerja kepada atasannya apabila persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dipenuhi.

Pasal 33

Tindakan Mencegah Bahaya

Setiap pekerja tambang wajib untuk:

a. Memperhatikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya serta orang-orang lain yang mungkin terkena dampak dari perbuatannya atau ketidak hadirannya di tempat kerjanya.

b. Melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan demi keselamatan dan kesehatannya serta orang lain.

c. Menggunakan alat-alat keselamatan dan pelindung diri dengan benar;d. Segera melaporkan keatasannya langsung tentang keadaan yang menurut

pertimbangannya akan dapat menimbulkan bahaya dan yang tidak diatasinya sendiri dan

e. Melaporkan setiap kecelakaan atau cidera yang ditimbulkan oleh pekerjaan atau yang ada hubungannya dengan pekerjaan.

Pasal 34

(1) Pekerja Tambang yang melihat bahaya yang menurut pertimbangannya segera dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja lainnya harus memberitahukan kepada pekerja tersebut.

(2) Setiap pekerja tambang setelah diberitahukan adanya bahaya harus segera menyingkir.

(3) Pemimpin gilir kerja yang terdahulu harus memberitahukan kepada pemimpin gilir kerja berikutnya adanya bahaya dengan laporan terlulis.

Page 6: kepmen 23-43

Bagian Kedelapan

Fasilitas Pertambangan

Pasal 35

Kantor Tambang

(1) Pada atau berdekatan dengan tempat usaha pertambangan atau bagian kegiatan penambangan yang dilaksanakan secara teratur harus dibangun kantor tambang.

(2) Kantor Tambang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus disediakan peta-peta yang berhubungan dengan usaha pertambangan umum.

(3) Pada atau dekat kantor tambang harus disediakan tempat untuk memasang:a. pemberitahuan yang oleh peraturan perundang-undangan harus dipasang danb. pemberitahuan yang diharuskan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

Pasal 36

Akomodasi

Pada tempat usaha pertambangan yang terletak di daerah terpencil harus disediakan akomodasi bagi pekerja tambang yang layak dan memenuhi persyaratan kesehatan.

Bagian Kesembilan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pasal 37

Perawatan Kesehatan Dan Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan

(1) Pada atau dekat kantor tambang harus disediakan ruang Perawatan Kesehatan untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) beserta kelengkapannya.

(2) Ruang P3K sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:a. Mempunyai luas yang cukup;b. Mudah dicapai;c. Mudah memasukkan tandu;d. Mendapat penerangan dan ventilasi yang cukup;

Page 7: kepmen 23-43

e. Terpisah dari tempat yang digunakan untuk maksud lain dan f. Hanya digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.

(3) Berdasarkan pertimbangan tertentu Kepala Pelaksana Inspeksi Tambvang dapat memberikan persetujuan secara tertulis sebagai penyimpanagn ketentuan ayat (2).

(4) Harus disediakan ambulan atau kendaraan khusus dan siap dipergunakan bilamana perlu.

Pasal 38

Pemimpin

Ruangan Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan

(1) Ruangan pertolongan Pertama pada Kecelakaan harus dipimpin oleh seorang juru rawat atau ahli kesehatan atau oleh seseorang yang sekurang-kurangnya memiliki ijazah khusus Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

(2) Pemimpin ruangan pertolongan pertama pada kecelakaan harus selalu dapat bekerja pada setiap saat. Harus diatur pengangkatan penggantinya yang mampu, apabila pimpinan tersebut berhalangan hadir.

Bagian Kesepuluh

Kecelakaan Tambang

Dan Kejadian Berbahaya

Pasal 39

Kecelakaan Tambang harus memenuhi 5 (lima) unsur sebagai berikut:

a. Benar-benar terjadi;b. Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala

Teknik Tambang.c. Akibat kegiatan usaha pertambangan.d. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang dapat mendapat cidera atau setiap

saat orang yang diberi izin dane. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

Page 8: kepmen 23-43

Pasal 40

Penggolongan Cidera

Akibat Kecelakaan Tambang

Cidera akibat kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan dalam kategori sebagai berikut:

a. Cidera ringan Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu, termasuk hari minggu dan hari libur;

b. cidera berat1) Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak

mampu melakukan tugas semula selama lebih dari 3 minggu termasuk hari minggu dan hari-hari libur;

2) Cisera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (Invalid) yang tidak mampu menjalankan tugas semula dan

3) Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami seperti salah satu di bawah ini :a) Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah,

lengan atas, paha atau kaki;b) Pendarahan didalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen;c) Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidak

mampuan dan d) Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadie) Mati.

Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut

Pasal 41

Ketentuan Melapor

(1) Pekerja tambang yang cidera akibat kecelakaan tambang yang bagaimanapun ringannya harus dilaporkan ke ruang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau tempat Perawatan Kesehatan untuk diperiksa atau diobati sebelum meninggalkan pekerjaan.

(2) Laporan kecelakaan dan pengobatannya dimaksud dalam ayat (1), harus dicatat dalam buku yang disediakan khusus untuk itu

Page 9: kepmen 23-43

(3) Apabila terjadi kecelakaan berakibat cidera berat atau mati Kepala Teknik Tambang harus segera mungkin memberitahukan kepada Pelaksana Kepala Inspeksi Tambang.

Pasal 42

(1) Kecelakaan Tambang harus diselidiki oleh Kepala Teknik Tambang atau orang yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam dan hasil penyelidikan tersebut dicatat dalam buku daftar kecelakaan.

(2) Kecelakaan Tambang harus dicatat dalam formulir dan dikirim Kepada Kepala Inspeksi Tambang.

Pasal 43

Pemberitahuan Kejadian Berbahaya

(1) Kejadian berbahaya yang dapat membahayakan jiwa atau terhalangnya produksi harus diberitahukan dengan segera oleh Kepala Teknik Tambang kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

(2) Kepala Teknik Tambang segera melakukan tindakan pengamanan terhadap kejadian berbahaya seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.