Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

download Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

of 20

Transcript of Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    1/20

    KEPERAWATAN ANAK

    ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

    DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS

    oleh:

    Desy Dwi Arvanita I. (2012.01.008)

    Dian Fitriani Santoso P. (2012.01.009)

    Eny Lestari (2012.01.010)

    Fauziah Sundari (2012.01.011)

    Hendra Eka Cipta K. (2012.01.012)

    Jonathan Christofer R.R. (2012.01.013)

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH

    SURABAYA

    2014

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    2/20

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya penulis

    dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Keperawatan Anak: Asuhan Keperawatan

    Anak dengan Gagal Ginjal Kronis dalam keadaan baik. Adapun tujuan dari pembuatan

    makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Anak pada semester

    lima.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bebagai pihak yang

    telah mendukung dan memotivasi penulis sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan baik,

    yaitu:

    1. Pandeirot M. Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    William Booth Surabaya,

    2. Hendro Djoko M.Kep.Ns selaku ketua Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

    Kesehatan Surabaya,

    3. Siska Christianingsih S.Kep.,Ns selaku dosen Keperawatan Anak,

    4. Teman-teman Prodi S1 Keperawatan, dan

    5. serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan.

    Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat

    membuat karya tulis dengan lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini dapat \bermanfaat bagi

    para mahasiswa pendidikan kesehatan pada umumnya dan mahasiswa keperawatan pada

    khususnya.

    Surabaya, 20 Oktober 2014

    Penulis

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    3/20

    DAFTAR ISI

    JUDUL ...............................................................................................................i

    KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

    DAFTAR ISI......................................................................................................iii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .. .....................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah . .................................................................................2

    1.3 Tujuan Umum Penulisan ........................................................................3

    1.4 Tujuan Khusus Penulisan........................................................................3

    BAB 2 TINJAUAN TEORI

    2.1 Konsep Medis Gagal Ginjal Kronis pada Anak......................................4

    2.2 WOC (Web of Caution)...........................................................................8

    2..3 Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gagal Ginjal Kronis ..............9

    BAB 3 PENUTUP

    3.1 Simpulan ................................................................................................15

    3.2 Saran ......................................................................................................15

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................16

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    4/20

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit yang muncul pada anak bisa disebabkan oleh beberapa penyebab,

    baik karena bawaan sejak lahir (kongenital) yang diturunkan dari orangtua secara

    genetik dan akibat oleh malabsorbsi nutrisi selama masa kehamilan ibu, maupun

    penyakit yang didapatkan anak karena fungsi imunitasnya masih belum terbentuk

    sempurna. Salah satu dari penyakit yang dapat diderita oleh anak adalah penyakit gagal

    ginjal. Gagal ginjal pada anak bisa terjadi akibat malfungsi organ ginjal; organ ginjal

    yang tidak terbentuk dengan sempurna sehingga kehilangan fungsinya, maupun karena

    suatu penyakit lain yang diderita anak yang mengakibatkan menurunnya fungsi organginjal anak. Penyebab penyakit gagal ginjal pada anak tersebut dapat menyebabkan

    bertambah buruknya kondisi anak dan bisa berlanjut pada gagal ginjal kronis, sehingga

    dibutuhkan penanganan khusus pada anak yang menderita gagal ginjal kronis tersebut.

    Masih sulit untuk menentukan secara pasti angka kejadian gagal ginjal

    kronis pada anak. Epidemiologi gagal ginjal kronis pada anak berdasarkan satu atau

    multisenter sangat tidak sesuai untuk keakuratan analisis demografi karena selalu

    dipengaruhi oleh bias (sebagai contoh klien dengan gangguan ginjal derajat kurang

    berat kadang- kadang dirawat di senter non nefrologi pediatrik; kelainan yang

    jarang, berat dan spesifik cenderung terkumpul di senter tertentu; atau beberapa klien

    remaja biasa dirujuk ke bagian nefrologi dewasa). Berdasarkan survey the Nephrology

    Branch dari Chilean Pediatric Society tahun 1989 dilaporkan bahwa insiden gagal ginjal

    kronis sebesar 5,7 per satu juta penduduk dan prevalens nasional sebesar 42,5.

    Sebanyak 50,7% gagal ginjal kronis terjadi pada anaklaki-laki, 58,6% terjadi pada anak

    usia> 10 tahun, dan 15% terjadi pada anak usia < 5 tahun.

    Terdapat dua pendekatanteoritis untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal

    pada gagal ginjal kronis. Sudut pandang tradisional mengatakan bahwa semua unit

    nefron yang telahdiserang penyakit namun dalam stadium berbeda-beda, dapatbenar-

    benar rusak atau berubah strukturnya. Misalnya lesi organik pada medula akan

    merusak susunan anatomikansa henle dan vasa recta, atau pompa klorida pada parsasendens ansa henle akan mengganggu proses aliran balik pemekatan.

    Pendekatan kedua, yang diterima sekarang, dikenal dengan nama Hipotesis Bricer

    atau hipotesis nefron utuh, yaitu bahwa bila nefron terserang pernyakit , maka

    seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja

    normal. Hal ini menerangkan pola adaptasi fungsional g i n ja l b er upa

    kemampuan mempertahankan homeostasis dengan cara sisa nefron yang ada

    mengalami hipertrofi dalam usahanya melaksanakan seluruh beban kerja ginjal.

    Lebih kurang 1 juta nefron terdapat pada masing-masing ginjal dan semuanya

    berkontribusi terhadap laju filtrasi glomerulus. Tanpa memandang penyebabkerusakan ginjal, nefron-nefron, ginjal padaawalnya mampu mempertahankan laju

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    5/20

    filtrasi glomerulus dengan cara hiperfiltrasi dan hipertrofi kompensatori dari nefron-

    nefron yang masih sehat. Kemampuan adaptasi ini terus berlangsung sampai ginjal

    mengalami kelelahan dan akan tampak peningkatan kadar ureum dan kreatinin

    dalam plasma. Peningkatan kadar kreatinin plasma dari nilai dasar 0,6 mg/dl

    menjadi 1,2 mg/dl, meskipun masih dalam rentang normal, sebetulnya hal inimerepresentasikan adanya penurunan fungsi ginjalsebesar 50%.

    Identifikasi faktor-faktor yang berkorelasi dengan tingkat progresifitas menuju

    gagal ginjal kronik serta tindakan asuhan keperawatan yang mendukung dapatbermanfaat

    dalampenanganan anak dengangagal ginjal kronik yang ditujukan untuk mempertahankan

    kemampuan fungsional nefron yang tersisa selama mungkin serta memacu

    pertumbuhan fisik yang maksimal.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada karya tulis ini

    adalah sebagai berikut.

    1.2.1 Apa yang dimaksud dengan gagal ginjal kronis pada anak?

    1.2.2 Apa penyebab dari gagal ginjal kronis pada anak?

    1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari gagal ginjal kronis pada anak?

    1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis yang timbul pada gagal ginjal kronis pada anak?

    1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan pada gagal ginjal kronis pada anak?

    1.2.6 Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada anak dengan gagal ginjal

    kronis?

    1.3 Tujuan Umum Penulisan

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan umum penulis-

    an dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui konsep medis dan asuhan

    keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronis pada anak.

    1.4 Tujuan Khusus Penulisan

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujua umum penulisanm maka tujuan

    khusus pada karya tulis ini adalah sebagai berikut.

    1.4.1 Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal kronis pada anak.

    1.4.2 Untuk mengetahui penyebab dari gagal ginjal kronis pada anak.

    1.4.3 Untuk mengetahui patofisiologi dari gagal gnjal kronis pada anak.

    1.4.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis yang muncul pada anak dengan gagal

    ginjal kronis.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    6/20

    1.4.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gagal ginjal kronis pada anak.

    1.4.6 Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada anak dengan

    gagal ginjal kronis.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    7/20

    BAB 2

    TINJAUAN TEORI

    2.1 Konsep Medis Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    2.1.1 Definisi Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    Gagal ginjal kronis adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan

    terus menerus (Corwin, 2001). Menurut Stein (2001) gagal ginjal kronis

    didefinisikan sebagai kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan tidak

    reversible yang disebabkan oleh berbagai jenis penyakit. Penyakit yang

    mendasari sering sulit dikenali bila gagal ginjal telah parah, gagal ginjal ronik

    yaitu penurunan fungsi ginjal sehingga kadar kreatinin serum lebih dari 2 atau 3

    kali nilai normal untuk anak dengan jenis kelamin dan usia yang sama, atau bila

    laju filtrasi glomerulus, 30 ml/menit/1,73 m2

    sekurang-kurangnya selam 3 bulan

    (Hanif, 2007).

    2.1.2 Etiologi Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    Etiologi gagal ginjal kronis pada masa kanak-kanak berkorelasi erat

    dengan umur penderita pada saat pertama kali gagal ginjal tersebut terdeteksi.

    Gagal ginjal kronis dibawah 5 tahun biasanya akibat kelainan anatomis

    (hipoplasdia, displadia, obstruksi dan malformasi), sedangkan setelah usia 5

    tahun yang dominan adalah penyakit glomerulus didapat (glumerolusnefritis,

    sindrom hemolitik uremik, atau gangguan herediter (sindrom alport, penyakit

    kistik). Menurut Stein (2001), penyebab gagal ginjal yang sering temui pada

    anak-anak antara lain: penyakit glomerulonefritis, penyakit glomerulus yang

    disertai dengan penyakit sistemik, penyakit tubulointerstisial, penyakit

    renovaskuler, penyakit tromboembolik, sumbatan saluran kemih, nefrosklerosis

    hipertensif, nefropati dibetes, penyakit polikistik dan penyakit bawaan lain.

    2.1.3 Patofisiologi Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    Menurut Wong (2004), gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal tahap

    akhir (end stage renal disease/ESRD) terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu

    mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal di bawah

    kondisi normal. Akumulasi berbagai subtansi biokimia dalam darah yang terjadi

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    8/20

    karena penurunan fungsi ginjal yang menimbulkan komplikasi seperti berikut

    (Wong, 2004).

    a. Retensi produk sisa, khususnya nitrogen urea dah dan kreatinin

    b. Retensi air dan natrium yang berperan pda edema dan kongesti vaskuler

    c. Hiperkalemia dari kadar bahaya

    d. Asidosis metabolik bersifat terus menerus karena retensi ion hidrogen

    dan kehilangan bikarbonat terjadi terus menerus

    e. Gangguan kalium dan fosfor yang mengakibatkan perubahan

    metabolism tulang, yang pada gilirannya menyebabkan berhentinya

    pertumbuhan atau retadasi, nyri tulang dan deformitas yang diketahui

    sebagai osteodistrofi renal

    f. Anemia yang disebabkan oleh disfungsi hematologis, kerusakan

    produksi sel darah merah, pemendekan umur sel darah merah yang

    berhubungan dengan penurunan produksi eritropeitin, pemanjangan

    masa pendarahan dan anemia nutrisional

    g. Gangguan pertumbuhan, kemungkinan disebabkan oleh suatu faktor

    seperti nutrisi buruk, anoreksia, osteodostrofi renal dan abnormalitas

    biokimia

    Tanpa memandang kerusakan ginjal, bila tingkat kemunduran fungsi

    ginjal mencapai kritis, penjelasan sampai gagal ginjal stadium akhir mencapai

    kritis, penjelekan sampai gagal ginjal stadium akhir tidak dapat dihindari.

    Mekanisme yang tepat mengakibatkan kemunduran fungsi secara progresif

    belum jelas, tetapi faktor yang dapat memainkan peran penting mencakup

    cedera imunologi yang terus-menerus; hiperfiltrasi yang ditangani secara

    hemodinamik di dalam mempertahankan kehidupan glomerulus; masukan diet

    protein dan fosfor; proteinuria yang terus menurus; hipertensi sitemik.

    Endapan kompleks imun atau antibodi anti-membran basalis

    glomerulus akhir, tidak tergantung mekanisme yang memulai cedera pada

    ginjal. Bila nefron hilang karena alasan apaun, nefron sisanya mengalami

    hipertrofi struktural dan fungsional yang ditengahi, setidak-tidaknya sebagian,

    oleh peningkatan aliran darah glomerulus. Mekanisme yang berpotensi

    menimbulkan kerusakan adalah pengaruh langsung peningkatan tekanan

    hidrostatik pada intefritas dinding kapiler, hasilnya mengakibatkan keluarnya

    protein melewati dinding kapiler atau keduanya.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    9/20

    Diet tinggi protein mempercepat perkembangan gagal ginjal,

    sebaliknya diet rendah protein mengurangi kecepatan kemunduran fungsi. Serta

    diet fosfor melindungi fungsi ginjal pada insufisiensi ginjal kronis.

    Proteinuria menetap atau hipertensi sistemik karena sebab apapun

    dapat merusak dinding kapiler glomerulus secara langsng, mengakibatkan

    sklerosis golmerulus dan permulaan cedera darah hiperfiltrasi. Ketika fungsi

    ginjal mulai mundur, mekanisme kompensator berkembang pada nefron sisanya

    dan mempertahankan lingkungan internal yang normal.

    Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi

    kehilangan nefron yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronis. Jika

    angka filtrasi glomerolus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini

    mulai gagal. Hal ini mnimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan

    dengan bahan utama yang ditangani ginjal. Ketidakseimbangan ginjal untuk

    memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium.

    Asidosis metabolic terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan produksi

    ammonia.

    2.1.4 Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    Menurut STIKIM (2009) manifestasi klinik yang dapat dijumpai pada

    anak dengan gagal ginjal kronis antara lain sebagai berikut.

    a. Edema, oliguria, hipertensi, gagal jantung kongesti

    b. Poliuria, dehidrasi

    c. Hiperkalemia

    d. Hipernatremia

    e. Anemia

    f. Gangguan fungsi trombosit

    g. Apatis, letargi

    h. Anoreksia

    i. Asidosis

    j. Gatal-gatal

    k. Kejang, koma

    l. Disfungsi pertumbuhan

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    10/20

    2.1.5 Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronis pada Anak

    Manajemen anak yang mengalami gagal ginjal kronis memerlukan

    pemantuan keadaan klinis penderita secara ketat. Secara optimal, penderita

    harus ditangani oleh pusat medis yang mampu menyediakan pelayanan medis,

    perawatan, sosial dan dukungan nutrisi ketika keadaan penderita memburuk

    menjadi gagal ginjal stadium akhir. Berikut adalah beberapa hal yang perlu

    diperhatikan dalam menangani gagal ginjal kronis pada anak.

    a. Diet pada gagal ginjal kronis. Makanan kalori yang optimal pada

    insufiensi gagal ginjal belum diketahui, tetapi upaya yang harus

    dilakukan untuk memenuhi atau melampaui kalori harian yang sesuai

    umur penderita. Pemberian vitamin, serta pemberian zat besi bila ada

    anemia.

    b. Manajemen air dan elektrolit pada gagal ginjal kronis. Sampai

    perkembangan pada gagal ginjal stadium akhir memerlukan dialysis.

    Pembatasan air jarang diperlukan pada anak dengan insufiensi ginjal,

    karena kebutuhan air diatur oleh pusat haus di otak.

    c. Asidosis pada gagal ginjal kronis. Asidosis berkembang pada hamper

    semua anak yang mengalami insufisiensi ginjal dan tidak perlu diobati

    kalau bikarbonat serum turun dibawah 20 mEq/L. Bicitra atau tablet

    natrium bikarbonat dapat digunakan untuk menaikkan bikarbonat serum

    didalam darah.

    d. Hipertensi pada gagal ginjal kronis. Keadaan gawat darurat pada

    hipertensi harus diobati dengan nifedipene oral atau pemberian intarvena

    dari diazoksid. Penanganan hipertensi yang sulit dapat dilakukan dengan

    pembatasan garam. Obat kaptopril dapat menimbulkan hiperkalemia.

    e. Dosis obat pada gagal ginjal kronis: karena banyak obat yang diekresikan

    oleh ginjal, pemberiannya pada penderita dengan insufisiensi ginjal harus

    diubah untuk memaksimalkan efektifitas dan meminimalkan resiko

    toksisitas.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    11/20

    2.2 WOC (Web of Caution)

    Cederaimunologi terus Hiperfiltrasi

    Proteinuriasering terjadi

    Konsumsi Proteindan Fosfor berlebih

    Hipertensisistemik

    Hiperkalemia

    Reabsorbsi bikarbonat

    & produksi ammonia

    terganggu

    Sekresi kalium

    turunKetidakseimbangan

    memekatkan urine

    Fungsi filtrasi

    glomerulus turun

    5-20 ml/menit

    Fungsi ginjal

    mulai mundur

    Sklerosis glomerulus

    dan cedera darah

    hiperfiltrasi

    Dinding kapiler

    glomerulus

    Asidosis

    Metabolik

    Masalah pengaturan

    biokimia dlm ginjal

    Peningkatan

    tekanan hidrostatik

    pd infiltrasi

    Cedera padaginjal

    Endapan kompelks

    imun & antibody di

    glomerulus

    Cedera pada

    ginjal

    Protein dptkeluar dr filtrasi

    Merusak fungsi

    glomerulus

    Terjadi timbunan

    di glomerulus

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    12/20

    2.3 Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gagal Ginjal Kronis

    2.3.1 Pengkajian Keperawatan

    Menurut Wong, 2004 dalam Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, fokus

    pengkajian pada anak dengan gagal ginjal adalah :

    a. Pengkajian awal

    1) Lakukan pengkajian fisik rutin dengan perhatian khusus pada

    pengukuran parameter pertumbuhan.

    2) Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai disfungsi ginjal,

    perilaku makan, frekuensi infeksi, tingkat energi.

    3) Observasi adanya bukti-bukti manifestasi gagal ginjal kronik.

    b. Pengkajian terus menerus

    1) Dapatkan riwayat untuk gejala-gejala baru atau peningkatan gejala.

    2) Lakukan pengkajian fisik dengan sering, dengan perhatian khusus pada

    tekanan darah, tanda edema, atau disfungsi neurologis

    3) Kaji respons psikologis pada penyakit dan terapinya.

    4) Bantu pada prosedur diagnostik dan pengujian (urinalisis, hitung darah

    lengkap, kimia darah, biopsi ginjal).

    c. Biodata

    70 % kasus GGA terjadi pada bayi di bawah 1 tahun pada minggu pertama

    kahidupannya.

    d. Riwayat penyakit sekarang

    Urine klien kurang dari biasanya kemudian wajah klien bengkak dan klien

    muntah.

    e. Riwayat penyakit dahulu

    1) Diare hingga terjadi dehidrasi

    2) Glomerulonefritis akut pasca streptokokus

    3) Penyakit infeksi pada saluran kemih yang penyembuhannya tidak

    adekuat sehingga menimbulkan obstruksi.

    f. Activity Daily Life

    1) Nutrisi: Nafsu makan menurun (anorexia), muntah

    2) Eliminasi: Jumlah urine berkurang sampai 1030 ml sehari (oliguri)

    3) Aktivitas: Klien mengalami kelemahan

    4) Istirahat tidur: Kesadaran menurun

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    13/20

    g. Pemeriksaan

    1) Pemeriksaan Umum:

    BB meningkat, TD dapat normal, meningkat atau berkurang tergantung

    penyebab primer gagal ginjal.

    2) Pemeriksaan Fisik:

    a) Keadaan Umum: malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk,

    koma.

    b) Kepala: Edema periorbital

    c) Dada: Takikardi, edema pulmonal, terdengar suara nafas

    tambahan.

    d) Abdomen: Terdapat distensi abdomen karena asites.

    e) Kulit: Pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh,

    rambut tipis dan kasar, leukonikia, warna kulit abu-abu mengkilat,

    kulit kering bersisik.

    f) Mulut: Lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi dan

    perdarahan pada mulut

    g) Mata: Mata merah.

    h) Kardiovaskuler: Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung,

    pericarditis, pitting edema, edema periorbital, pembesaran vena

    jugularis,friction rub perikardial.

    i) Respiratori: Hiperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura,

    krekels, napas dangkal, kussmaul, sputum kental dan liat.

    j) Gastrointestinal: Anoreksia, nausea, gastritis, konstipasi/ diare,

    vomitus, perdarahan saluran pencernaan.

    k) Muskuloskeletal: Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur

    tulang, foot drop, hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D, gout.

    l) Genitourinari: amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi,

    infertilitas, nokturia, poliuri, oliguri, haus, proteinuria,

    m) Neurologi: Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,

    kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan

    perilaku.

    n) Hematologi: Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami

    perdarahan.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    14/20

    2.3.2 Diagnosa Keperawatan

    a. Resiko tinggi cedera sekunder berhubungan dengan akumulasi elektrolit

    dan produk sisa.

    b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagalnya mekanisme

    regulasi ginjal.

    c. Perubahan nutrisi berhubungan dengan pembatasan diet.

    d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, kerusakan

    pertumbuhan dan persepsi tentang menjadi berbeda.

    e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita

    penyakit kronis.

    2.3.3 Intervensi Keperawatan

    a. Diagnosa Keperawatan 1: Resiko tinggi cedera sekunder berhubungan

    dengan akumulasi elektrolit dan produk sisa.

    Tujuan: klien mempertahankan kadar elektrolit mendekatinormal.

    Hasil yang diharapkan:

    Anak tidak menunjukkan bukti akumulasi produk sisa.

    Intervensi Keperawatan:

    1) Bantu pada dialysis

    Rasional: untuk mempertahankan fungsi ekskretori.

    2) Berikan Kayexalate sesuai ketentuan

    Rasional: menurunkan kadar kalium serum.

    3) Berikan diet rendah protein, kalium, natrium, dan fosfor.

    Rasional: menurunkan kebutuhan ekskretori pada ginjal.

    4) Observasi adanya bukti produk sisa yang terakumulasi,

    hiperkalemia, hiperfosfatemia, uremia

    Rasional: untuk menjamin pengobatan yang segera.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    15/20

    b. Diagnosa Keperawatan 2: Kelebihan volume cairan berhubungan

    dengan gagalnya mekanisme regulasi ginjal.

    Tujuan 1: klien mempertahankan volume cairan yang tepat.

    Hasil yang diharapkan:

    Anak tidak menunujukkan bukti-bukti atau komplikasi cairan yang

    terakumulasi di antara waktu dialisis.

    Intervensi Keperawatan:

    1) Bantu dengan dialysis

    Rasional: mempertahankan fungsi ekskretori.

    2) Pantau kemajuan

    Rasional: mengkaji keadekuatan terapi dan mendeteksi

    kemungkinan komplikasi.

    Tujuan 2: klien mempertahankan volume cairan yang tepat melalui

    pengaturan masukan cairan.

    Hasil yang diharapkan:

    Anak tidak menunjukkan bukti-bukti penambahan cairan.

    Intervensi Keperawatan:

    1) Berikan cairan oral sesuai kebutuhan.

    Rasional: mencegah terjadinya kelebihan cairan berulang

    2) Melakukan strategi pemberian cairan

    Rasional: mencegah masukan yang tidak diinginkan.

    3) Tinjau ulang pembatasan cairan setiap hari dengan orang tua dan

    anak

    Rasional: mendorong kerja sama dalam melakukan intervensi

    4) Anjurkan cara untuk membagi volume cairan total ke dalam jumlah

    kecil untuk diberikan selama sehari penuh.

    Rasional: orang tua mengerti pentingnya memenuhi kebutuhan

    cairan secara tepat pada anaknya

    5) Mempertahankan kelembaban mulut dengan cara-cara lain, seperti

    permen keras, es batu, sprei embun lembut dari air dinginRasional: untuk mencegah perasaan kering.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    16/20

    c. Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan nutrisi berhubungan dengan

    pembatasan diet.

    Tujuan: klien mengkonsumsi diet yang tepat

    Hasil yang diharapkan: kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

    Intervensi Keperawatan:

    1) Berikan instruksi diet untuk makanan yang menurunkan kebutuhan

    ekskretorius pada ginjal dan berikan kalori yang cukup serta protein

    Rasional: kalori dan protein berfungsi untuk pertumbuhan klien

    2) Batasi protein, fosfor, garam, dan kalium sesuai ketentuan.Rasional: natrium dapat menyebabkan retensi cairan

    3) Dorong makanan tinggi kalsium

    Rasional: untuk mencegah demineralisasi tulang.

    4) Anjurkan makanan yang kaya asam folat dan besi

    Rasional: mencegah anemia, karena anemia adalah komplikasi dari

    gagal ginjal kronis.

    5) Atur pertemuan ahli diet ginjal dengan keluarga untuk membahas

    makanan yang diijinkan dan membantu dalam perencanaan diet

    Rasional: keluarga memahami kebutuhan diet anak.

    6) Bantu klien hemodialisis dalam mengisi permintaan menu makanan

    rasional: makanan untuk dimakan pada saat dialisis

    d. Diagnosa Keperawatan 4: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan

    penyakit kronis, kerusakan pertumbuhan dan persepsi tentang menjadi

    berbeda.

    Tujuan: klien mengembangkan harga diri positif dan memahami

    penyakit.

    Hasil yang diharapkan:

    1) Anak menunjukkan pemahaman tentang gagal ginjal kronis dan

    mematuhi terapi.

    2) Anak menunjukkan tanda-tanda harga diri positif.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    17/20

    Intervensi Keperawatan:

    1) Berikan pendidikan tentang gagal ginjal kronis. Termasuk

    penatalaksanaan, pengobatan, dan hasil jangka panjang.

    Rasional: informasi yang akurat dapat menungkatkan pemahamanpasien tentang penyakit yang diderita

    2) Dorong kemandirian anak dalam perawatan dan penatalaksanaan

    gagal ginjal kronis

    Rasional: kemandirian membantu anak mengembangkan harga diri

    positif.

    3) Ijinkan anak untuk berpartisipasi dalam prosedur dialisis.

    Rasional: anak kooperatif saat dilakukan dialisis

    4) Ijinkan anak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan bila

    tepat.

    Rasional: anak merasa dihargai

    5) Tingkatkan harga diri pada anak gagal ginjal kronis.

    Rasional: anak menjadi percaya diri dan tidak minder

    6) Atur kelompok pendukung klien atau berikan konseling sesuai

    kebutuhan

    Rasional: dkungan akan membuat pasien memiliki penguatan yang

    positif

    7) Berikan penguatan positif selama prosedur dialisis dan kunjungan

    tindak lanjut

    Rasional: pasien memiliki harapan tinggi untuk sembuh

    e. Diagnosa Keperawatan 5: Perubahan proses keluarga berhubungan

    dengan anak yang menderita penyakit kronis.

    Tujuan: klien (keluarga) menunjukkan perilaku koping yang positif .

    Intervensi Keperawatan:

    1) Bantu orang tua dalam perencanaan diet dan dukung upaya mereka

    untuk menyesuaikan diet, memenuhi kebutuhan semua anggota

    keluarga.

    Rasional: dukungan dapat membuat keluarga lebih bersemangatdalam melakukan tindakan yang dianjurkan

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    18/20

    2) Berikan bimbingan antisipasi yang berhubungan dengan

    kemungkinan dan kejadian yang diperkirakan, seperti gejala, diet,

    dan efek obat-obatan.

    Rasional: keluarga maupun pasien tidak kaget jika terjadi sesuatu

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    19/20

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Dari pembahasan yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa gagal

    ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif yang irreverible.

    Penyebab dari gagal ginjal kronis pada anak dubedakan menjadi dua, yaitu terjadi pada

    anak dengan usia kurang dari 5 tahun yang disebabkan oleh kelainan anatomis dari

    organ ginjal anak, dan pada anak dengan usia lebih dari 5 tahun yang disebabkan oleh

    adanya penyakit pada ginjal yang menyebabkan fungsi organ tersebut menurun dan

    rusak. Gagal ginjal kronis pada anak terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu

    mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal dibawah kondisi

    normal. Manifestasi klinis yang muncul pada anak dengan gagal ginjal kronis

    diantaranya adalah: edema, oliguria, hipertensi, gagal jantung kongesti, poliuria,

    dehidrasi, hiperkalemia, hipernatremia, anemia, gangguan fungsi trombosit, apatis,

    letargi, anoreksia, asidosis, gatal-gatal, kejang, koma, dan disfungsi pertumbuhan.

    Penatalaksanaan dari gagal ginjal kronis pada anak adalah dengan memperhatikan

    kalori pada makanan anak dan membatasi asupan cairan dan elektrolit anak.

    Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus gagal ginjal kronis pada anak

    adalah: (1) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk

    sisa, (2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagalnya mekanisme regulasi

    ginjal, (3) Perubahan nutrisi berhubungan dengan pembatasan diet, (4) Gangguan citra

    tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, kerusakan pertumbuhan dan persepsi

    tentang menjadi berbeda, dan (5) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan

    anak yang menderita penyakit kronis.

    3.2 Saran

    Kepada mahasiswa yang menekuni bidang kesehatan terutaa bidang keperawatan, agar

    untuk terus menggiatkan semangat belajar diri, agar nantinya dapat menjadi tenaga

    kesehatan yang profesional yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidangnya,

    sehingga nantinya dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara

    tepat, baik penanganan secara fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual.

  • 7/26/2019 Keperawatan Anak - Konsep Medis Dan Aske

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Alpers, Ann, alih bahasa: A. Samik Wahab, Sugiarto. 2006. Buku Ajar Pediatri. Jakarta:

    EGC.

    Behrman, Robert M. Kliegman, dan Ann M. Narvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson

    Volume 3. Jakarta: EGC.

    Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi(terjemahan). Cetakan 1. Jakarta: Penerbit

    BukuKedokteran EGC

    Hanif. 2007. Gagal ginjal Kronis. http://hanif.web.ugm.ac.id/gagal-ginjal-Kronis/. Diunduh

    tanggal 10 Oktober 2014.

    Hatake, Kapevi. 2013.Askep Gagal Ginjal (GGA/GAGAL GINJAL KRONIS) pada Anak

    http://macrofag.blogspot.com/2013/ 02/askep-gagal-ginjal-ggagagal ginjal kronis-

    pada-anak.html. Diakses pada 20 Oktober 2014.

    Sekarwana, Nanan. 2004. Gagal Ginjal Kronik pada Anak dalam Sari Pediatri Vol. 6, No.1

    (Supplement) Juni 2004; 68-84

    Stein, J.H. 2001 Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam (terjemahan). Edisi 3. Jakarta: ECG.

    Wong, Donna L, alih bahasa: Monica ester. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta: EGC.

    _____________. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik (terjemahan). Edisi 4.

    Jakarta: ECG.