keperawatan anak

27
Askep Anak dengan Meningitis By: Widy Setyowati, S. Kep. Ns

description

free

Transcript of keperawatan anak

Askep Anak dengan Meningitis

By: Widy Setyowati, S. Kep. Ns

Definisi

Radang selaput otak (araknoidea dan piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman nonspesifik dan non virus

Etiologi Pneumokokus Hemofilus influenzae Staphylococcus Strepcoccus E. coli Meningococcus Salmonella

Jenis meningitis

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.

Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.

Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumococcus), Neisseria meningitis (meningococcus), Streptococcus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

Gambaran Klinik: Gx infeksi akut: lesu, panas, muntah,

anorexia, sakit kepala. Gx TIK meningkat: muntah, nyeri

kepala, morning cry, penurunan kesadaran (apatis-koma), kejang, paralisis, pernapasan cheyne stokes

Gx rangsangan meningeal: kaku kuduk, kernig, brudzinski I&II positif.

Sakit leher & punggung

Pemeriksaan penunjang1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.

b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

2. Glukosa serum : meningkat (meningitis )

3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )

5. Elektrolit darah : Abnormal .

6. ESR/LED : meningkat pada meningitis

7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi

atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8. MRI/ scan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak

ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragic atau tumor

9. Rongent dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

Penatalaksanaan Medik Pemasangan cairan IV Diazepam 0,5 mg/kgBB/kali IV diulang

dengan dosis yang sama 15 menit bila kejang belum berhenti. Dosis ke3 sama IM

Phenobarbital dosis awal 30 mg (neo),50 mg(<1th),75mg (>1th). Dosis rumatan 8-10mg/kgBB/hari selama 2 hari dalam 2 dosis. Selanjutnya 4-5 mg/kgBB/hari

Phenobarbital dapat langsung diberikan jika tidak ada diazepam

Ampicillin IV 400mg/kgBB/hari dibagi 6 dosis + kloramphenikol 100mg/kgBB/hr IV dlm 4 dosis

Neonatus: 1. Sefalosporin 200mg/kgBB/hr IV dlm 2 dosis kombinasi amikasin dg dosis awal 10mg/kgBB/hr

selanjutnya 15 mg/kgBB/hr dlm 2 dosis2. Ampisilin 300-400mg/kgBB/hr IV dibagi 6 dosis kombinasi dengan kloramphenikol 50 mg/kgBB/hr dlm 4 dosis

ASUHANKEPERAWATAN

Pengkajian a) Biodata klien

b) Riwayat kesehatan yang lalu

(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?

(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?

(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?

Riwayat kesehatan sekarang1) Aktivitas

Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan

involunter. (2) Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, takikardi, disritmia.

(3) Eliminasi

Tanda : Inkontinensia dan atau retensi.

(4) Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.

(5) Higiene

Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

(6) Neurosensori Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena,

kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman.

Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.

(7) Nyeri/keamanan

Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.

(8) Pernafasan

Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.

Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

Diagnosa keperawatan1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d

diseminata hematogen dari patogen 2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan

perfusi jaringan b.d edema serebral, hipovolemia. 3. Risiko tinggi terhadap trauma b.d kejang

umum/fokal, kelemahan umum, vertigo. 4. Nyeri (akut) b.d proses inflamasi, toksin dalam

sirkulasi. 5. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan

neuromuskular, penurunan kekuatan 6. Anxietas b.d krisis situasi, ancaman kematian.

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan klien tidak mengalami penyebaran infeksi selama perawatan di RS

KH: - leuko 5000-10000

- suhu 36-37

- rubor (-)

- kalor (-)

Intervensi:

1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

2. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.

3. Pantau suhu secara teratur

4. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus

5. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam

6. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

2. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan nyeri anak berkurang selama perawtan di rumah sakit

KH: - nyeri (-)

- skala nyeri berkurang /0

- ekspresi wajah rileks

1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.

2. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman (kepala agak tingi)

3. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.

4. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul

5. Berikan analgetik, asetaminofen, codein

3. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis

Tujuan:setelah diberikan tindakan tidak ada perubahan persepsi sensori

KH: - GCS 456

- komunikasi verbal (+)

1. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.

2. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.

3. Observasi respons perilaku.

4. Hilangkan suara bising yang berlebihan.

5. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

6. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.

7. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

Evaluasi Hasil yang diharapkan 1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa

bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.

2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.

3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. 4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan

postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat. 5. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi

persepsi.