KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM...

67
1 KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM MEMPRAKARSAI COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) TAHUN 2015 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Fachry Hadin 1112113000108 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM...

Page 1: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

1

KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM

MEMPRAKARSAI COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING

COUNTRIES (CPOPC) TAHUN 2015

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Fachry Hadin

1112113000108

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

2

Page 3: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

3

Page 4: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

4

Page 5: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

5

ABSTRAK

Indonesia ketika melakukan hubungan dagang di minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil

(CPO) mengalami situasi hambatan, sehingga akhirnya Indonesia memprakarsai Council of Palm

Oil Producing Countries (CPOPC). Pendirian CPOPC tersebut adalah hasil kesepakatan antara

Indonesia dengan negara produsen CPO yang mana dalam industri CPO yang saat ini menjadi

produk unggulan di bidang pertanian Indonesia. CPO Indonesia tidak hanya menjadi komoditas

unggulan di dalam pasar dalam negeri, namun CPO Indonesia juga menjadi produk yang banyak

dikonsumsi oleh negara maju, seperti negara Eropa karena kandungan manfaat yang begitu besar

di dalam CPO. Dalam penelitian skripsi ini menjelaskan mengenai kepentingan ekonomi

Indonesia di bidang sawit dengan membuat CPOPC, karena adanya kepentingan ekonomi

Indonesia di bidang perkebunan dan sebagai penyumbang terbesar devisa Indonesia di sektor

perkebunan.

Penulis menggunakan konsep kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional, dimana di

dalamnya menjelaskan bahwa setiap negara dalam menjalankan kebijakan luar negerinya selalu

mengutamakan kepentingan nasionalnya, agar pelaksanaan kebijakan luar negerinya bisa terarah

dan tercapai sesuai dengan yang telah disepakati oleh para pembuat kebijakan, dalam hal ini

pemerintahan Presiden Joko Widodo, kemudian dari hasil penelitian skripsi ini penulis

menemukan bahwa kepentingan ekonomi Indonesia di sektor minyak kelapa sawit sangat

penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah RI agar devisa negara dari sektor perkebunan sawit

dapat terjaga dan tidak terjadi defisit anggaran, serta dari sektor kepentingan tata global

pemerintah RI perlu untuk terus mempromosikan sawit yang berkelanjutan.

Kata kunci: CPO, CPOPC, Kebijakan Luar Negeri, Kepentingan Nasional.

Page 6: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

6

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kepentingan Indonesia

Memprakarsai Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) terkait Isu Lingkungan Pada

Tahun 2015”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad saw

beserta keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini

merupakan bentuk perjuangan penulis agar dapat menyelesaikan pendidikan di tingkat Strata

Satu (S1) yang juga menjadi syarat untuk lulus dari program studi Hubungan Internasional. Pada

akhirnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini baik berupa dukungan, motivasi, dan bantuan yang lain. Maka

dari itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ibunda Chairumi Tabrani dan Ayahanda Rudekon Rahman,

serta adinda Yasirly Amalia yang merupakan adik perempuan penulis yang telah

memberikan doa tulus, dukungan moril dan materiil, dan untuk menjadi semangat utama

penulis, serta kepada Om dan Tante yang selalu mengingatkan penulis agar segera

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, MM. selaku Dosen Pembimbing penulis, terimakasih

atas waktu, arahan, nasihat, saran dan kritik positif kepada penulis agar dapat dengan

segera menyelesaikan skipsi ini.

3. Para dosen jurusan Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terimakasih atas ilmu dan pengalaman berharga yang diberikan selama masa

perkuliahan.

4. Sahabat kuliah penulis, Anak The Kontrakan macam Ahmad Kiflan Wakik, Akbar Azmi,

Dede Abdurachman, M. Darmawan Ardiansyah, Labib Syarief, Eufrat Kamil Kahar,

Tegar Haniv Alviandita, Mabrur Alfath Didi, Muhammad Ismail, Dirga Eka Dzuliardi,

Redynal Umar, Lutfi Kurnia Agustian, Luthfi Anugrah, Ash Shiddiq, Haerudin Fauzi,

Page 7: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

7

Djordi Prakoso, Gufron Syahrial, Indra Saputra, Juliana Yusuf, Rizky Ahmad Firdaus.

Terimakasih atas segala kebersamaan, pengalaman, canda tawa, dan duka rindu. Kalian

merupakan pendorong untuk dapat melewati segala aral rintangan yang setiap saat datang

„tuk menguji.

5. Teman-teman HI UIN Jakarta angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima

kasih telah memberikan pengalaman kepada penulis di masa perkuliahan, teman-teman KKN

2015, para teman LBI UI, Komplek Poin Mas Depok, dan teman-teman SD, SMP, dan SMA.

Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa

mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi setiap

pembacanya, serta dapat bermanfaat perkembangan studi Hubungan Internasional.

Jakarta, Maret 2018

Fachry Hadin

Page 8: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

8

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN.……… ........................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 2

A. Pernyataan Masalah........................................................................................... 2

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 7

E. Kerangka Teori .................................................................................................. 10

1. Kepentingan Nasional .................................................................................... 10

2. Kebijakan Luar Negeri ................................................................................... 14

F. Metode Penelitian .............................................................................................. 17

G. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 17

BAB II BENTUK-BENTUK PENOLAKAN INDUSTRI KELAPA SAWIT

INDONESIA ....................................................................................................... 19

1. Kebijakan RSPO terkait Tata Kelola Kelapa Sawit Indonesia ............... 19

2. Aksi individu Perancis sebagai Anggota RSPO terkait Kelapa Sawit

Indonesia ………………………………… ............................................ 24

3. Aksi non-State Actor terkait Isu Lingkungan ..…………………………. 29

Page 9: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

9

BAB III KEBIJAKAN INDONESIA MEMPRAKARSAI PEMBENTUKAN

CPOPC .................................................................................................................. 33

A. Proses Berdirinya CPOPC ..................................................................... 33

1. Periode Ide Awal Pembentukan CPOPC ............................................... 33

2. Periode Pertemuan Tingkat Menteri ...................................................... 36

3. Periode Kesepakatan CPOPC ................................................................ 39

4. Periode Pelaksanaan CPOPC ................................................................. 41

B. Kebijakan Internal dan Eksternal Pemerintah Indonesia terkait

Pembentukan CPOPC . ............................................................................... 42

1. Pemerintah Indonesia Berusaha Menghadirkan ISPO sebagai

standar Minyak Sawit Berkelanjutan (kebijakan internal) … ................. 42

2. Melakukan Harmonisasi Standar Global Baru Produksi Minyak Sawit

Berkelanjutan (kebijakan eksternal) ...................................................... 44

BAB IV ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA MEMPRAKARSAI CPOPC

TERKAIT ISU LINGKUNGAN PADA TAHUN 2015 .................................. 46

A.Kepentingan Nasional Indonesia di Bidang Ekonomi terkait

Pembentukan CPOPC Pada Tahun 2015 .................................................. 47

B. Kepentingan Nasional di Bidang Tata Internasional terkait

Pembentukan CPOPC Pada tahun 2015 ..................................................... 52

1. Pencegahan Kampanye Negatif dari Pihak Luar .................................. 5

2. Mempromosikan ISPO sebagai Standar Penentu

Harga Minyak Sawit Global .................................................................. 56

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xii

LAMPIRAN .......................................................................................................... xiii

Page 10: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.D.1 : Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit .. ............... 8

Gambar I.E.2 : Cara Menentukan Intensitas Suatu Negara Terkait

Penentuan Kepentingan Nasional ……. .............................. 12

Gambar I.E.3 : Konsep Kebijakan Luar Negeri … ....................................... 16

Gambar II.B.1 : Isu yang Menjadi Perhatian Masyarakat Perancis

Terhadap Kelapa Sawit Tahun 2014 … ................................. 25

Gambar IV.A.3 : Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit

Indonesia (1980-2016) … ...................................................... 51

Page 11: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

11

DAFTAR TABEL

Tabel II.A.1 : Perbandingan Biaya Relatif dan Manfaat Mekanisme Rantai Pasokan

Sertifikasi Minyak Kelapa Sawit …… .............................................................. 23

Tabel II.B.2 : Perbandingan Kandungan Lemak Pada Minyak Nabati.. ....... 26

Tabel IV.A.2 : Peta Kekuatan Industri Sawit Indonesia dan Malaysia.… ...... 47

Tabel IV.A.3 : Data Delapan Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar

di Indonesia … ....................................................................... 49

Page 12: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

12

DAFTAR LAMPIRAN

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 tentang Pengesahan

Charter of The Establishment of The Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC

(Piagam Pembentukan Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit) … .... xiii

Page 13: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Pada era globalisasi saat ini, liberalisasi perdagangan merupakan hal yang umum dilakukan

oleh banyak negara. Liberalisasi perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi

yang mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi.1 Hal itu

juga berlaku pada persaingan pasar minyak nabati dunia, terutama kelapa sawit atau Crude Palm

Oil. Indonesia sebagai produsen sekaligus pengekspor CPO terbesar di dunia belum mampu

menguasai pasar minyak nabati Eropa, selain di pasar India dan Tiongkok.2

Dengan demikian pilihan-pilihan mekanisme pasar tentunya akan sangat terlihat dari

bagaimana pasar merespon dan memberikan umpan balik dari proses perdagangan lintas negara

yang terjadi saat ini. Misalnya, mekanisme persaingan usaha komoditas kelapa sawit di tingkat

pasar dunia yang terus mengalami suatu tekanan dari kecenderungan hegemoni negara Eropa dan

Amerika. Tekanan ini dilatarbelakangi oleh persaingan usaha industri minyak nabati di pasar

global. Bentuk tekanannya seperti adanya upaya intervensi dalam hal regulasi dan kebijakan

melalui mekanisme sistem pasar yang telah ditentukan sehingga kondisi keberpihakan yang

hanya pada satu mekanisme saja.3

Hal ini tentunya tidak terlepas dari isu negatif yang dikampanyekan oleh lembaga-lembaga

yang berkaitan pada kepentingan bisnis dari sisi pengimpor. Kondisi tersebut tentu dapat

1Prabowo Siswanto, “Analisis Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Ketimpangan Pembangunan Wilayah”, Jurnal

Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Diponegoro (Agustus 2010):3. 2 Partogi Pangaribuan, 2015, Mengamankan Akses Pasar Komoditit Kelapa Sawit, 18 Juni 2015. Dikutip dari

http://indonesiapalmoil.net/mengamankan-akses-pasar-komoditi-kelapa-sawit/ pada 16 April 2017. 3Porter M. Competitive Strategy: Techniques for Analysis Industries and Competitors. New York: Free Press, 1980.

Page 14: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

14

berpengaruh terhadap keberadaan industri kelapa sawit Indonesia yang dilihat secara skala dunia

terus memiliki trend positif, dibandingkan dengan jenis industri minyak nabati lainnya, seperti

halnya; minyak kedelai, canola, bunga matahari, dan zaitun yang banyak memberikan kontribusi

pada industri pangan dan bahan baku industri lainnya. Menurut data Oil World tahun 2008

kapasitas produktivitas minyak sayur dunia mengalami kenaikan, seperti: minyak sawit/palm oil

yang menempati posisi pertama yang memproduksi sebesar 4,27 ton/ha/tahun, urutan kedua

rapeseed oil memproduksi sebesar 0,69 ton/ha/tahun, urutan ketiga minyak bunga

matahari/sunflower oil memproduksi sebesar 0,52 ton/ha/tahun, dan minyak kedelai/soybean oil

memproduksi sebesar 0,45 ton/ha/tahun.4

Dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa sektor minyak sawit/palm oil pada trend

dunia enam kali lebih produktif dibandingkan dengan rapeseed oil, delapan kali lebih produktif

dari minyak bunga matahari dan sembilan kali lebih produktif dari minyak kedelai. Oleh karena

itu, dapat dikatakan bahwa sektor minyak kelapa sawit jauh lebih produktif dibandingkan

industri minyak nabati lainnya.

Trend komoditas sawit dunia yang semakin meningkat ini mendapatkan respon positif dari

para pelaku dunia usaha industri sawit, seperti halnya industri sawit Indonesia sebagai negara

produsen terbesar di dunia untuk terus mengembangkannya lebih luas lagi, serta intensitas

produksi ditingkatkan lebih banyak lagi. Namun, kondisi trend positif tersebut tidak sejalan

dengan image/pencitraan di mata dunia.

Dengan kata lain ada upaya untuk memberikan gambaran yang tidak baik tentang usaha

perluasan dan penanaman bibit kelapa sawit yang dianggap telah memberikan dampak buruk

bagi lingkungan, seperti terjadinya deforestation dan bahaya penyakit yang dapat mengancam

4Oi World, 2008-2013, Oil World Statistic, ISTA Mielke GmBh, Hamburg.

Page 15: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

15

kesehatan manusia jika mengonsumsi minyak kelapa sawit.5 Adanya perlakuan yang tidak adil

karena melihat kecenderungan persaingan usaha di industri minyak sayur dunia, tentu banyak

strategi politik dagang yang dilakukan untuk dapat memberikan efek negatifnya dari sisi

persaingan usaha pada jenis minyak sayur lainnya.

Pada penelitian skripsi ini, penulis berusaha menghadirkan isu-isu kontemporer yang

menjadi bagian dari isu mengenai agenda hitam/black campaign atas keberlangsungan industri

sawit yang terus berkembang. Penelitian ini menjelaskan tentang kepentingan Indonesia

memprakarsai Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) terkait isu lingkungan pada

tahun 2015.

Pembentukan CPOPC ini telah disahkan oleh Presiden Joko Widodo dengan adanya

peraturan Presiden/Perpres RI nomor 42 tahun 2016 tentang pengesahan CPOPC. Piagam ini

dibentuk sebagai payung hukum bagi pemerintah Indonesia untuk mengakui keberadaan dan

operasional Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) di Indonesia.6

Indonesia sejak lama mengembangkan industri CPO dan menjadi negara pengekspor minyak

kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar minyak nabati global. Komoditas kelapa sawit

banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai industri, seperti halnya digunakan sebagai bahan

campuran pelumas kendaraan, pembuatan bahan pangan, dan sebagai campuran bahan bakar

biodiesel.7

Sejak tahun 2006 Indonesia sudah menjadi negara produsen CPO terbesar dengan total

ekspor mencapai 90%, serta menurut data dari FAOstat sampai pada tahun 2014 Indonesia dapat

5 Nurtjahjawilasa, Kusdamayanti Duryat dan rekan, “Modul: Konsep REDD+ dan Implementasinya”, The Nature

Concervancy Program Terestraial Indonesia (November 2013) : 28. 6Penjelasan lebih lengkap mengenai pengesahan The Chartere of The Establishment of The Council of Palm OIl Producing

Countries (CPOPC) terdapat pada lampiran 1. 7 Juliati Suparaningsih, 2012, Pengembangan Kelapa Sawit Sebagai Biofuel dan Produksi Minyak Sawit Serta

Hambatannya, Fakultas Ekonomi, Universitas Dama Persada, Jakarta, Tahun 29 nomor 321 Juli - Agustus 2012, 11-12.

Page 16: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

16

memproduksi CPO hampir mencapai 47% dari produksi CPO global, diikuti oleh Malaysia

sebesar 37% dan sisanya sebesar 10% oleh negara-negara lain, seperti yang tertera dalam

diagram lingkaran di bawah ini.8

Sumber: FAOstat, 2014

Hasil produksi CPO Indonesia dapat melampaui minyak nabati Eropa, seperti; palm oil,

soybean oil, sunflower oil, rapeseed oil, coconut oil, peanut oil, cottonseed oil, olive oil, castor

oil, sesame oil, dan linseed oil.9 Industri CPO Indonesia juga memberikan kontribusi sebesar

10%-16% dalam dua dekade terakhir dengan bukti adanya luas lahan kelapa sawit Indonesia

mencapai 4,1 juta hektar.10

Hasil persentase di atas dapat menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara pengekspor dan

produsen CPO terbesar di dunia memiliki alasan utama untuk mendirikan CPOPC, tetapi dunia

industri kelapa sawit Indonesia kerap kali dilanda tuduhan isu lingkungan terhadap hasil

produksinya, sehingga Indonesia melakukan diplomasi dengan negara produsen CPO lainnya

agar bergabung menjadi anggota CPOPC.

8Ronny Noor, 2016, Industri Minyak Kelapa Sawit Dunia Berada di Persimpangan Jalan, Kompasiana Beyond Blogging, 24

Juni 2016. Dikutip dari www.kompasiana.com. 9Dandy Dharmawan dan Tintin Sarianti, 2015, Indonesia’s Crude Palm Oil (CPO) Against Black Campaign (The

Macrotheme Review A Multidisplinary Journal of Global Macro Trends), Faculty of Economic and Management, Bogor

Agricultural University, Indonesia, 55. 10http://www.ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-238-pertumbuhan-areal-kelapa-sawit-meningkat.html.

Page 17: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

17

B. Pertanyaan Penelitian

Dari penyataan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang perlu dijawab adalah Apa

Kepentingan Ekonomi Indonesia Memprakarsai Council of Palm Oil Producing Countries

(CPOPC) tahun 2015 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis dengan memilih topik skripsi tentang kelapa sawit antara lain sebagai berikut

menjelaskan tentang motif kepentingan Indonensia memprakarsai Council of Palm Oil

Producing Countries (CPOPC) tahun 2015. Adapun manfaat yang penulis harapkan dari

penelitian ini antara lain sebagai berikut penulis mengharapkan melalui penelitian ini dapat

memberikan penjelasan mengenai kepentingan Indonesia terkait pembentukan CPOPC sebagai

jawaban atas isu lingkungan pada tahun 2015, serta penulis juga mengharapkan agar penelitian

kelapa sawit dari sudut pandang ilmu hubungan internasional semakin bertambah, serta dapat

menambah wawasan mahasiswa program studi hubungan internasional terutama mahasiswa

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Pada artikel yang berjudul “Indonesia’s Crude Palm Oil (CPO) Against Black Campaign

(The Macrotheme Review A Multidisciplinary Journal of Global Macro Trends); karangan Dandi

Dharmawan dan Tintin Sarianti, akademisi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor menjelaskan tentang potensi CPO Indonesia sebagai minyak sayur terbaik dunia.

Penjelasan mengenai potensi CPO tersebut didukung oleh beberapa fakta dalam penjelasan

penelitian tentang kelebihan minyak sawit dibandingkan minyak sayur lainnya, seperti minyak

kelapa, bunga matahari, dan zaitun.

Page 18: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

18

Pembahasan dalam jurnal ini menjelaskan potensi CPO Indonesia yang digunakan untuk

ekspor terhambat oleh adanya larangan non-tariff barrier oleh Uni Eropa. Bentuk hambatan

tersebut antara lain berupa adanya kampanye hitam/black campaign yang menuduh produk sawit

Indonesia tidak ramah lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Padahal kelapa sawit

Indonesia memiliki komposisi asam lemak baik untuk kesehatan.

Komposisi asam lemak kelapa sawit ini terdiri dari sektor 40% asam oleat (asam lemak

tidak jenuh tunggal), 10% asam linoleat (asam lemak tidak jenuh ganda), 44% asam palmitat

(asam lemak jenuh) dan 4,5% asam stearat (asam lemak jenuh) seperti yang tercantum dalam

tabel di bawah ini. Oleh karena itu, secara umum asam jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada

minyak kelapa sawit berada dalam proporsi yang seimbang. Tabel I.D.3 di bawah ini

menunjukkan komposisi asam lemak minyak kelapa sawit.11

Tabel I.D.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

Sumber: Purwiyanto Hariyadi, 2013

11Dandy Dharmawan dan Tintin Sarianti, 2015, Indonesia’s Crude Palm Oil (CPO) Against Black Campaign (The

Macrotheme Review A Multidisplinary Journal of Global Macro Trends), Faculty of Economic and Management, Bogor

Agricultural University, Indonesia, 55.

Page 19: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

19

Tabel diatas menjelaskan bahwa kandungan kimiawi dalam minyak kelapa sawit tergolong

baik, maka dari itu perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah membahas

penolakan terhadap tuduhan kelapa sawit dari sisi ilmu kedokteran, sedangkan penulis akan

membahas dari sisi ilmu hubungan internasional di bidang ekonomi. Alasan penulis menjelaskan

dari sisi ekonomi karena pengelolaan kelapa sawit Indonesia sudah memiliki standar sertifikasi

sawit sendiri yaitu adanya Indonesian Sustainable of Palm Oil (ISPO).

Artikel junal selanjutnya adalah “Upaya Mengatasi Black Campaign Kelapa Sawit dan

Langkah Strategis ke Depan”, karangan Bambang Drajat seorang peneliti dari Lembaga Riset

Perkebunan Nusantara, Bogor yang juga membahas tentang upaya Indonesia untuk menghalau

hambatan perdagangan kelapa sawit. Artikel tersebut menjelaskan bahwa tuduhan terhadap

kelapa sawit Indonesia tidak seluruhnya benar, namun para lembaga swadaya masyarakat (LSM)

dan lembaga internasional yang kontra dengan CPO menggunakan tuduhan tersebut sebagai

perlawanan terhadap pembudidayaan kelapa sawit Indonesia.

Kelompok tersebut tidak menginginkan kehadiran kelapa sawit karena beranggapan bahwa

kelapa sawit lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan manfaatnya. Selain itu, produk

CPO Indonesia juga terhambat tidak bisa masuk ke pasar Eropa karena harus memiliki sertifikat

Certified Sustainable of Palm Oil (CSPO) yang merupakan sistem sertifikasi dari Roundtable on

Sustainable Palm Oil (RSPO) sebagai syarat agar produksi sawit Indonesia dapat diterima di

pasar Uni Eropa.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penelitian ini lebih

membahas tentang upaya melawan kampanye hitam/black campaign yang didukung oleh RSPO,

LSM, dan juga lembaga internasional tetapi tidak menyinggung isu lingkungan. Sedangkan

Page 20: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

20

penelitian penulis lebih memfokuskan isu lingkungan yang juga akan membahas tentang

bentuk-bentuk kampanye hitam/black campaign terhadap lingkungan.

E. Kerangka Teoritis

Penelitian skripsi ini menggunakan konsep yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

penelitian dalam skripsi ini, kemudian akan dijabarkan lebih rinci pada pembahasan bab IV.

Konsep yang digunakan dalam skripsi ini yaitu kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional.

Menurut penulis bahwa suatu negara dalam melaksanakan kebijakan luar negerinya selalu

mengutamakan kepentingan nasionalnya, sebab kepentingan nasional merupakan landasan awal

bagi suatu negara ketika merumuskan suatu kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional juga

bisa menjadi identitas suatu negara dalam hubungan internasional karena sebagai cara untuk

menjalin kerjasama dengan negara lain. Oleh sebab itu, kebijakan luar negeri tidak dapat

dipisahkan dengan kepentingan nasional suatu negara.

1. Kepentingan Nasional

Setiap negara dalam melaksanakan kebijakan luar negerinya selalu berpedoman kepada

kepentingan nasionalnya. Menurut Donald E. Nuechterlein pengertian kepentingan nasional

dijelaskan ke dalam empat kategori, defence interest, economic interest, world order interest dan

ideological interest.12

a. Defence Interest/kepentingan pertahanan; Pertahanan suatu negara sangat penting untuk

diperhatikan karena untuk melindungi kedaulatan negara dan masyarakatnya dari serangan

negara lain, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik seperti menyerang negara lain

dengan suatu sistem pemerintahan negara yang sah. Maka, kepentingan nasional dalam

bidang pertahanan selalu menjadi prioritas bagi suatu negara.

12Donald E. Nuechterlein, National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision Making,

British Journal of International Studies, VOL. 2, No. 3 (Oct, 1976), pp. 251.

Page 21: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

21

b. Economic Interest/kepentingan ekonomi; ekonomi suatu negara sangat diperlukan guna

memperkuat kerjasama antar negara dan tentunya setiap negara perlu menguatkan

kepentingan ekonominya agar roda perekonomian dapat terus berjalan. Kepentingan

nasional di bidang ekonomi saat ini menjadi prioritas paling utama suatu negara dalam

menjalankan kebijakan luar negerinya.

c. World Order Interest/kepentingan tata internasional; politik internasional dan sistem

ekonomi saling berkaitan satu sama lain yang pada prakteknya setiap negara juga berusaha

untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Kepentingan nasional dalam bidang tatanan

internasional hingga kini masih dipengaruhi oleh negara-negara maju, sehingga negara

yang tidak memiliki pengaruh pada tatanan internasional menyesuaikan kepentingan

nasional mereka dengan kepentingan nasional negara yang berkuasa. Bagi suatu negara

jika bisa menguasai kepentingan tata internasional maka secara tidak langsung akan

mengangkat bargaining position negara tersebut.

d. Ideological Interest/kepentingan ideologi; setiap negara menganut ideologi yang berbeda

satu sama lain. Kemudian ideologi yang dianut tersebut menjadi pedoman bagi suatu

negara dalam menjalankan kebijakan luar negerinya. Tentunya, kepentingan nasional bagi

suatu negara tidak terlalu berperan besar karena merupakan bagian dari sistem pendukung

kebijakan suatu negara, tetapi secara tidak langsung negara juga akan menyebarkan

pengaruhnya sesuai dengan ideologi yang dianutnya.

Dari keempat kepentingan di atas, terdapat satu cara untuk menganalisa intensitas

kepentingan nasional adalah dengan memilih sebuah negara dan sebuah kebijakan luar negeri

yang penting ketika negara tersebut menghadapinya di masa lalu dan dapat digambarkan dengan

gambar di bawah ini.

Page 22: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

22

Tabel I.E.2 Cara Menentukan Intensitas Suatu Negara terkait Penentuan Kepentingan

Nasional

Sumber: Donald E. Nuechterlein, 1976

Dari keempat faktor kepentingan nasional di atas, maka suatu negara dapat memilih aspek

mana yang menjadi skala prioritas. Setelah menentukan satu aspek yang dianggap paling

penting, maka aspek yang lain akan mengikuti dan saling melengkapi satu sama lain. Sehingga

suatu negara dapat memfokuskan diri terhadap aspek yang dianggap paling penting dan sejalan

dengan kepentingan nasionalnya. Kebijakan Luar Negeri.

Pengertian kebijakan luar negeri sudah banyak ditulis oleh para akademisi dan peneliti

hubungan internasional, namun para akademisi dan peneliti tersebut hampir mempunyai variasi

dasar yang pemikiran yang beragam. Kebijakan luar negeri bisa dikatakan sebagai tindakan yang

dirumuskan oleh para pembuat keputusan, dalam hal ini pemerintah negara yang menggunakan

keputusan yang telah dirumuskan tersebut untuk menghadapi negara lain, dengan tujuan untuk

mencapai tujuan nasional yang diimplementasikan dalam kepentingan nasional.

Country: X Issue: Y

Basic Interest

I n v o l v e d

Intensity of Interest

Survival Vital Major Peripheral

Defence

Economic

World Order

Ideological

Page 23: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

23

Menurut K.J. Holsti kebijakan luar negeri adalah sikap beserta tindakan yang dilaksanakan

oleh para pembuat kebijakan suatu negara, dalam hal ini pemerintah terhadap negara lain agar

kepentingan nasional yang telah dirumuskan dapat tercapai sesuai dengan yang telah

dirumuskan. Dalam melaksanakan kebijakan luar negeri setiap negara tentunya mengutamakan

kepentingan nasionalnya agar arah dan tujuan kebijakan luar negerinya terarah, terukur, dan

sesuai dengan yang ingin dicapai. Kebijakan luar negeri yang dibuat oleh para pembuat

keputusan negara sebagai alat untuk mencapai tujuan negara dalam kepentigan nasional.13

Sementara James N. Rosenau mengartikan kebijakan luar negeri sebagai keseluruhan sikap serta

aktivitas negara untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya,

dalam hal ini negara lain.14

Maka dari itu, Rosenau berpendapat ketika suatu negara melaksanakan kebijakan luar negeri

terhadap situasi dan kejadian di luar negaranya akan memiliki tiga konsep, yaitu orientasi

sebagai urutan pertama. Pengertian orientasi adalah petunjuk bagi para pembuat keputusan agar

dapat menghadapi lingkungan eksternalnya yang pada prakteknya akan menuntut pembuatan

keputusan dan tindakan yang berdasarkan orientasi tersebut. Posisi negara dalam politik

internasional akan ditentukan dari nilai-nilai pengalaman sejarah dan keadaan strategis, sikap,

dan persepsi yang merupakan arti dari pengertian orientasi tersebut.15

Oleh karena itu, kebijakan

luar negeri yang dipandang sebagai orientasi harus berpedoman pada prinsip-prinsip suatu

negara, ketika menjabarkan kebijakan luar negerinya di tingkat dunia internasional, sebagai

contoh Indonesia mempunyai Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi negara dan rumusan

undang-undang.

13K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987, 182. 14James N. Rosenau, Gavin Boyd, dan Kenneth W. Thompson, Wolrd Politics: An Introduction. New York: The Free Press,

1976, 27. 15James N. Rosenau, Gavin Boyd, dan Kenneth W. Thompson, Wolrd Politics: An Introduction, 16.

Page 24: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

24

Kedua, rencana tindakan dan komitmen. Urutan kedua ini menjelaskan bahwa kebijakan

luar negeri bisa dipahami sebagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang datang

dari luar negeri. Para pembuat keputusan yang menjalankan urutan kedua ini bertujuan untuk

membimbing dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang berasal dari luar dengan

orientasi kebijakan luar negeri.16

Ketiga, perilaku. Urutan ketiga ini adalah para pembuat keputusan akan mengambil reaksi

terhadap situasi dan kejadian di lingkungan eksternal negara. Bentuk perilaku para pembuat

keputusan tersebut adalah berupa kebijakan pemerintahan yang terdiri dari kegiatan dan tentunya

berdasarkan pada orientasi, komitmen, dan rencana tindakan yang ingin dicapai.17

Dari ketiga konsep yang telah di jelaskan diatas dapat diilustrasikan framework kebijakan

luar negeri Indonesia. Framework tersebut digambarkan sebagai berikut:

Bagan I.E.3 Konsep Kebijakan Luar Negeri

Sumber: Olahan Penulis

Dari konsep diatas jika dijelaskan ke dalam pembentukan CPOPC oleh Indonesia maka akan

terdiri dari, Orientasi: Adanya pembentukan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC)

ini merupakan cara bagi Indonesia agar dapat mempertahankan kepentingan ekonomi di bidang

kelapa sawit, serta kelapa sawit merupakan sumber devisa terbesar bagi Indonesia dari sektor

16James N. Rosenau, Gavin Boyd, dan Kenneth W. Thompson, Wolrd Politics: An Introduction, 16. 17James N. Rosenau, Gavin Boyd, dan Kenneth W. Thompson, Wolrd Politics: An Introduction, 17.

Kebijakan Luar Negeri

Orientasi Komitmen

& Tindakan Perilaku

Page 25: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

25

perkebunan, sedangkan komitmen & tindakan; merupakan cara yang dilakukan oleh Indonesia

berupa melaksanakan diplomasi dengan negara lain yang tidak setuju dengan kehadiran kelapa

sawit Indonesia, seperti mengajak Malaysia membentuk CPOPC sebagai pendiri organisasi

tersebut.

Cara melakasanakan kebijakan luar negeri yang terakhir adalah Perilaku merupakan cara

bagi Indonesia dengan membentuk CPOPC agar dapat menjawab tantangan dari pihak luar,

berupa penguatan dalam bidang hukum serta dengan harapan adanya pengkuan dari negara lain

akan pentingnya kehadiran kelapa sawit Indonesia.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif.

Menurut Staruss dan Corbin mengartikan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan beragam penemuan yang tidak dapat dicapai dan diperoleh dengan menggunakan

data statistik, seperti layaknya penelitian kualitatif, sehingga penelitian dengan metode ini lebih

ditekankan pada penjelasan lebih mendalam terhadap objek penelitiannya.18

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan/libarary research yang berupa data sekunder, yaitu berasal dari buku, jurnal, surat

kabar, maupun internet terkait dengan topik penelitian skripsi ini. Data-data yang diperoleh

selanjutnya diolah berdasarkan topik penelitian dalam skripsi ini. Lalu dianalisa dengan

menggunakan kerangka teori sesuai dengan topik penelitian skripsi ini, sehingga hasil analisanya

dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian skripsi ini.

18Anselm Strauss & Juliet Corbin, 2003, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 39.

Page 26: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

26

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari penyataan masalah yang membahas secara

umum tentang kondisi industri kelapa sawit Indonesia. Pembahasan selanjutnya yaitu pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian,

dan yang terakhir sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang bentuk-bentuk penolakan industri kelapa sawit Indonesia. Salah

satunya tentang aksi RSPO terkait produk kelapa sawit Indonesia. Selanjutnya yang akan dibahas

adalah usaha Perancis sebagai anggota RSPO yang berencana akan menaikkan pajak terhadap

produk kelapa sawit Indonesia, sebelum terbentuknya CPOPC, serta aksi non-state actor terkait

isu lingkungan pada tahun 2015 sebagai bentuk protes atas industri kelapa sawit Indonesia.

Bab III membahas tentang kebijakan Indonesia memprakarsai pembentukan Council of

Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Bab ini terdiri dari proses berdirinya CPOPC yang

dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu periode ide awal pembentukan CPOPC, periode

pertemuan tingkat menteri, periode kesepakatan CPOPC, dan periode pelaksanaan CPOPC, serta

kebijakan Indonesia memprakarsai pembentukan CPOPC yang terbagi ke dalam dua aspek, yaitu

aspek internal dan eksternal.

Bab IV membahas tentang analisis kebijakan Indonesia dalam memprakarsai CPOPC terkait

isu lingkungan tahun 2015 yang dibahas dengan menggunakan konsep kebijakan luar negeri,

serta konsep kepentingan nasional. Kepentingan nasional yang digunakan adalah kepentingan

ekonomi dan kepentigan tata internasional.

Bab V merupakan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bagian ini

juga termasuk intisari dari Bab I sampai dengan Bab IV yang dilengkapi dengan data tambahan

yang berfungsi sebagai penguat argumen penulis.

Page 27: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

27

BAB II

BENTUK-BENTUK PENOLAKAN INDUSTRI

KELAPA SAWIT INDONESIA

A. Kebijakan RSPO Terkait Tata Kelola Kelapa Sawit Indonesia

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan lembaga sertifikasi yang

dikeluarkan oleh negara-negara Uni Eropa terhadap produk minyak nabati, termasuk minyak

kelapa sawit atau Crude Palm Oil. Alasan dibalik penerbitan sertifikasi RSPO ini adalah adanya

dugaan kehancuran hutan hujan tropis yang selama ini banyak dihasilkan dari hasil memotong

dan membakar pohon yang dilakukan oleh produsen kelapa sawit, terutama para produsen yang

beroperasi di Indonesia dan Malaysia, di mana kedua negara ini merupakan produsen kelapa

sawit dunia dengan jumlah produksi sebesar 84% pada tahun 2014 menurut data dari FAOstat,

seperti yang digambarkan pada diagram lingkaran di bawah ini.19

Untuk menghambat kehancuran hutan tersebut maka telah dilakukan berbagai usaha oleh

berbagai pihak, mulai dari antara Government to Government (GtoG) maupun Non-Government

Organization to Non-Government Organization (NGO to NGO) dalam bentuk regulasi,

perjanjian, dan juga kampanye-kampanye. Beberapa kerusakan lahan kelapa sawit tersebut

ternyata menuai banyak tanggapan, salah satu diantaranya oleh Roundtable on Sustainable Palm

Oil (RSPO), sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 2004 di Swiss yang

beranggotakan para pengusaha minyak nabati dan multistakeholder, serta ide awal pendirian

RSPO digagas oleh World Wide Fun for Nature (WWF) pada tahun 2001.20

Nilai-nilai yang

diadopsi oleh RSPO bersumber dari nilai-nilai yang terdapat dalam Millenium Development

19Helena Ivanic and Lian Pin Koh, “Evolution of sustainable palm oil policy in Southeast Asia”. Cogent Enviromental

Science, 2, (Mei 2016) : 4.

20http://www.rspo.org/about, diakses pada 30 Maret 2017, pukul 14.15 WIB

Page 28: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

28

Goals (MDGs) yang membahas tentang people, planet, profit (3P) terkait Prinsip dan Kriteria

(P&C) pembudidayaan kelapa sawit berkelanjutan.21

RSPO juga dibentuk karena banyaknya protes keras yang dilakukan oleh para

non-governmental organization (NGO) terhadap hancurnya hutan hujan tropis khususnya dalam

memenuhi kebutuhan hasil kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan,

antara lain sebagai bahan dasar kosmetik, minyak goreng, dan terutama untuk campuran bahan

bakar biofuel.22

Dalam menanggulangi kehancuran hutan hujan tropis RSPO mengadopsi prinsip yang

signifikan yaitu produsen kelapa sawit tidak boleh menjalankan operasionalnya di dalam

kawasan hutan alami atau High Conservation Value (HCV).23

Nilai-nilai ini dicerminkan dari

dikeluarkannya peraturan bahwa produsen-produsen sawit harus memiliki tiga sertifikasi yang

dikeluarkan oleh RSPO agar dapat melakukan transaksi jual beli sawit di wilayah kerja RSPO.

Proses sertifikasi awal RSPO tersebut adalah segregation process, main balance process, dan

book & claim process.24

Pengertian tentang ketiga proses awal sertifikasi RSPO tersebut perlu diperjelas untuk

mengetahui perbedaan antara ketiga sertifikasi tersebut, terutama bagi kalangan pengusaha sawit

agar mereka dapat beroperasi secara jelas dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses

sertifikasi yang pertama adalah the segregation process, merupakan cara yang dilakukan untuk

21 http://www.id.undp.org/content/indonesia/en/home/library/environment_energy/studi-bersama-persamaan-dan-perbedaan

-sistem-sertifikasi-ispo-da.html, diakses pada 30 Maret 2017.

22Vimukthi Nupearachchi, “The Role of RSPO towards Sustainability in the Palm Oil Industry: A Case Study about

Indonesia,” The IMRE Journal, 8, (Januari 2014) : 5.

23Helena Ivanic and Lian Pin Koh, “Evolution of sustainable palm oil policy in Southeast Asia”, Cogent Enviromental

Science, 2, (Mei 2016) : 7.

24Vimukthi Nupearachchi, “The Role of RSPO towards Sustainability in the Palm Oil Industry: A Case Study about

Indonesia,” The IMRE Journal, 8, (Januari 2014) : 8.

Page 29: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

29

mendapatkan sertifikasi RSPO dengan menyaring minyak sawit secara murni dalam buah sawit

tanpa mencampur dengan jenis minyak sayur lainnya. Proses sertifikasi pada saat pengujian

tersebut bisa digabung dengan sertifikasi minyak sayur lainnya, namun kelebihan dari proses ini

adalah hasil pengujiannya murni dari sisi minyak sawit dan tidak digabungkan dengan hasil jenis

minyak nabati lainnya. Hasil pengujian sertifikasi ini menjadikan para pengusaha sawit

menerima hasil akhir minyak sawit bersertifikasi sebesar 100%.25

Proses yang kedua adalah M ass Balance Process, merupakan cara yang dilakukan untuk

menguji kualitas minyak kelapa sawit yang memiliki sertifikasi dan dapat digabungkan

pengujiannya dengan minyak kelapa sawit yang tidak bersertifikasi, tetapi hasilnya tetap

berdasarkan jumlah minyak sawit bersertifikasi. Hasil dari pengujian tersebut nantinya akan

dibagi menjadi dua bagian berdasarkan besarnya volume, jika hasil volumenya sama dengan

hasil yang bersertifikasi pada saat pengujian awal maka hasilnya tetap bersertifikasi, sedangkan

sisanya yang terjual tidak termasuk ke dalam jenis minyak sawit bersertifikasi.26

Proses sertifikasi yang ketiga adalah Book and Claim Process, merupakan cara yang terakhir

untuk mendapatkan sertifikasi awal RSPO. Cara penjualan sertifikasi ini terpisah dari penjualan

fisik minyak sawit. Artinya adalah ketika para pengusaha sawit yang ingin menjual produk

mereka kepada pembeli yang tidak tertarik dengan pembelian sesuai mekanisme RSPO, maka

pengusaha sawit dapat mengalihkan penjualan minyak sawitnya kepada pihak lain yang setuju

dengan penjualan sesuai mekanisme RSPO. Para pembeli yang setuju dengan mekanisme

penjualan RSPO bertujuan untuk mengimbangi para pengusaha yang tidak setuju dengan

mekanisme penjualan RSPO. Bagi para pengusaha yang setuju dengan mekanisme penjualan

25WWF, CDC & FMO Report, 2012, “Profitability and Sustainability in Palm Oil Production; Analysis of Incremental

Financial Costs and Benefits of RSPO Compliance”, Jakarta: WWF Foundation, hal. 20.

26WWF, CDC & FMO Report, 2012, “Profitability and Sustainability in Palm Oil Production; Analysis of Incremental

Financial Costs and Benefits of RSPO Compliance”, Jakarta: WWF Foundation, hal. 20.

Page 30: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

30

RSPO tersebut menganggap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sertifikasi ini tergolong

murah.27

Adapun perbedaan antara ketiga proses awal sertifikasi RSPO tersebut dapat dilihat dalam

tabel seperti di bawah ini:

Tabel II.A.1. Perbandingan Biaya Relatif dan Manfaat Mekanisme Rantai Pasokan

Sertifikasi Minyak Kelapa Sawit

Sumber: WWF, FMO, CDC Report March, 2012

Berdasarkan tabel di atas bisa terlihat bahwa sertifikasi awal RSPO yaitu segregated process

lebih bisa diandalkan dibandingkan proses sertifikasi lainnya. Meskipun biaya pengujiannya

lebih mahal dibandingkan proses sertifikasi lainnya namun hasil dari pengujian tersebut lebih

mengarah kepada unsur-unsur minyak kelapa sawit.

Kedua, Mass Balance Process menempati urutan kedua karena masih menjadikan

unsur-unsur minyak kelapa sawit sebagai tolak ukur. Hasil pengujian ini juga menjadikan hasil

CSPO sebagai panduan tambahan karena hasil dari pengujian menggunakan CSPO dapat

27WWF, CDC & FMO Report, 2012, “Profitability and Sustainability in Palm Oil Production; Analysis of Incremental

Financial Costs and Benefits of RSPO Compliance”, Jakarta: WWF Foundation, hal. 20.

Page 31: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

31

memenuhi unsur-unsur yang masih terdapat dalam rantai pasokan minyak kelapa sawit. Ketiga,

adalah book and claim process yang merupakan cara bagi para pengusaha sawit dalam mengisi

kekosongan antara yang memiliki sertifikat CSPO maupun tidak. Cara ini dilakukan oleh para

pengusaha minyak kelapa sawit sebagai cara untuk memanfaatkan biaya sertifikasi yang

tergolong murah serta tidak akan merugikan berbagai pihak.

Dengan adanya proses sertifikasi awal RSPO ini bisa disimpulkan bahwa RSPO memiliki

sikap diskriminatif yaitu berupa sikap yang menunjukkan lebih mengutamakan kepentingan

ekonomi para pengusaha Eropa yang merasa tersaingi oleh kehadiran kelapa sawit Indonesia di

pasar Eropa, sehingga dikhawatirkan pasar minyak nabati Eropa akan hilang. Oleh karena itu

produk sawit Indonesia sebelum adanya CPOPC mengalami hambatan yang mengakibatkan

tidak bisa menembus pasar Eropa karena ketatnya syarat yang ditentukan oleh RSPO serta

berdampak kepada anjloknya harga sawit lokal.

B. Aksi Individu Perancis sebagai Anggota RSPO Terkait Kelapa Sawit Indonesia

Aksi RSPO yang sudah dijelaskan sebelumnya direspon lebih besar oleh Perancis yang

merupakan anggota RSPO pada tahun 2015. Perancis sempat memiliki wacana untuk menaikkan

pajak impor atas produk kelapa sawit Indonesia, rencana tersebut berupa menaikkan tarif pajak

setiap tahunnya untuk produk kelapa sawit Indonesia yang dimulai pada tahun 2017 sebesar 30

euros, kemudian naik menjadi 20 euros per tahun sampai dengan 90 euros pada tahun 2020.28

Kebijakan pemerintah Perancis yang tertuang dalam Amandemen no. 367 tentang penerapan

pajak tambahan bagi produk kelapa sawit Indonesia disertai dengan beberapa alasan. Beberapa

alasan tersebut antara lain adanya isu lingkungan yang terjadi di Indonesia ketika membuka

lahan untuk kelapa sawit, seperti penggundulan hutan, kerusakan keanekaragaman hayati,

28Diambil dari http://www.reuters.com/article/us-france-palmoil-idUSKCN0WK09T, 29 Maret 2017, pukul 16.55 WIB.

Page 32: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

32

pemanasan global dan pembunuhan terhadap orang utan, selain itu isu kesehatan juga menjadi

alasan lain karena adanya kandungan asam lemak yang terdapat dalam kelapa sawit.29

Dari banyaknya isu lingkungan dan kesehatan terkait produk kelapa sawit Indonesia di

Perancis, menurut penelitian Credoc masyarakat Perancis lebih dipengaruhi oleh isu kesehatan

dibandingkan isu lingkungan, kemudian menurut penelitian d‟Astorg sejak tahun 2014

masyarakat Perancis mulai beralih ke isu lingkungan.30

Gambar II.B.1: Isu yang Menjadi Perhatian Masyarakat Perancis terhadap Kelapa Sawit

Pada Tahun 2014

Sumber: Astor, 2015

Dari gambar di atas terlihat pada tahun 2014 isu kesehatan terlihat lebih mondominasi

ketakutan warga Perancis sebesar 43% jika dibandingkan dengan isu lingkungan sebesar 32%

terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Kemudian pada tahun 2015 terlihat dari gambar di atas

29Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, “Nutella Tax”; Analisa Perdagangan Minyak Kelapa Sawit: Peluang dan

polemiknya di Perancis; Market Intelligence 2016, dikutip dari

http://www.itpclyon.fr/images/mark_int/20160909095902Market-intellegence-sawit.pdf, 1 April 2017 pukul 15.08 WB, hal. 20

30D‟ASTORG, Laure. Health & Palm Oil in France: how to stop and prevent misleading information?. EPOC, Oktober

2015, dikutip dari http://www.itpclyon.fr/images/mark_int/20160909095902Market-intellegence-saw,it.pdf, tanggal 1 April

2017, pukul 15.41 WIB.

Page 33: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

33

isu lingkungan sebesar 71% lebih mendominasi dari pada isu kesehatan sebesar 15%. Sehingga,

kedua alasan diatas bisa disimpulkan menjadi alasan kuat pemerintah Perancis yang sempat akan

menerapkan nilai pajak tambahan kepada produk kelapa sawit Indonesia sebelum adanya

CPOPC.

Alasan masyarakat Perancis yang melihat faktor kesehatan sebagai penghambat produk

kelapa sawit Indonesia terhambat masuk ke pasar Eropa, terlihat dari data pada tabel di bawah

ini, yaitu adanya kandungan yang terdapat pada minyak kelapa sawit tersebut. Jumlah persentase

lemak jenuh (saturated fat) minyak sawit lebih tinggi dibandingkan jumlah persentase minyak

nabati lainnya, sehingga jika semakin tinggi angka persentase tersebut maka dapat memengaruhi

kesehatan manusia. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel II.B.2: Perbandingan Kandungan Lemak pada Minyak Nabati

Sumber: Nutria Strategy, 2016

Maka bisa disimpulkan bahwa pendapat masyarakat Perancis terhadap minyak sawit

Indonesia dari segi kesehatan bisa menjadi faktor utama pemerintah Perancis mengeluarkan

kebijakan berupa penerapan pajak tambahan bagi produk kelapa sawit Indonesia. Sehingga,

kebijakan ini pastinya menguntungkan negara-negara penghasil minyak nabati selain sawit,

antara lain minyak zaitun, bunga matahari, dan rapeseed. Negara-negara tersebut adalah negara

anggota Uni Eropa sekaligus menjadi anggota RSPO.

Page 34: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

34

Alasan dibalik kebijakan Perancis yang sempat akan menerapkan pajak tambahan tersebut

adalah produksi minyak nabati negara anggota Uni Eropa tidak dapat mendominasi permintaan

minyak nabati di Eropa dan juga biaya produksi minyak non-sawit tersebut tergolong tinggi,

sehingga Perancis yang merupakan produsen minyak non-sawit tersebut berusaha melindungi

pasar dalam negerinya dan juga ikut melindungi produksi minyak non-sawit di negara anggota

Uni Eropa Selanjutnya tujuan utama dari penerapan kebijakan pemerintah Perancis tersebut

adalah untuk mengurangi dominasi produk sawit Indonesia di Eropa.

Kebijakan ini tentunya mendapat penolakan dari Indonesia selaku produsen sekaligus

pengekspor sawit di pasar minyak global, begitu pun Malaysia yang merupakan produsen sawit

nomor dua di dunia menolak kebijakan Perancis tersebut. Alasan penolakan kedua negara

tersebut dirasa karena diskriminatif serta terdapat perbedaan penafsiran penerapan pajak

tambahan antara WTO dan Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit Indonesia dan Malaysia

terutama Indonesia.31

Sebelum adanya pembatalan terhadap kebijakan Perancis terhadap produk kelapa sawit

Indonesia, parlemen Perancis sempat akan menerapkan pajak tambahan terhadap produk kelapa

sawit Indonesia. Langkah parlemen Perancis tersebut adalah dengan menaikkan pajak sebesar

300 euros per ton yang didukung oleh kebijakan Mahkamah Agung Perancis, berupa

undang-undang yang berisi dasar hukum bagi parlemen Perancis yang bertujuan melindungi

hutan dan kehidupan satwa liar dari kehancuran dan kepunahan.32

31D‟ASTORG, Laure. Health & Palm Oil in France: how to stop and prevent misleading information?. EPOC, Oktober

2015, dikutip dari http://www.itpclyon.fr/images/mark_int/20160909095902Market-intellegence-saw,it.pdf, tanggal 1 April

2017, pukul 15.41 WIB.

32 http://positivedaily.com/france-implements-tax-on-palm-oil-to-protect-indonesian-rainforests-and-orangutans, diakses

pada 30 Maret 2017 pukul 15.00 WIB.

Page 35: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

35

Langkah parlemen Perancis dengan menaikkan pajak sebesar 300 euros per ton sebagai cara

penyelamatan satwa liar dari kepunahan dan kehancuran didukung oleh fakta bahwa dalam 10

tahun terakhir populasi orangutan telah menurun sebesar 50% sebagai dampak hilangnya habitat

mereka, kemudian sekitar 6,300 orangutan Sumatra tersisa di hutan Sumatera akibat pembukaan

lahan untuk perkebunan kelapa sawit.33

Dampak dari adanya penerapan kebijakan pemerintah Perancis tersebut dapat mengganggu

kegiatan produksi kelapa sawit Indonesia, sehingga produk kelapa sawit Indonesia tidak dapat

bersaing dengan minyak nabati produksi negara anggota Uni Eropa. Dari sisi sosial para petani

sawit akan kehilangan pekerjaan karena perusahaan kelapa sawit tidak bisa membayar upah

petani sawit akibat biaya yang harus ditanggung untuk menutupi biaya ekspor minyak sawit ke

pasar Eropa. Pada akhirnya harga produk kelapa sawit Indonesia di Eropa akan lebih tinggi

dibandingkan harga pasaran sebelum pemerintah Perancis menerapkan kebijakan penambahan

pajak tersebut.

Pemerintah Indonesia ketika mengetahui wacana penerapan kebijakan pemerintah Perancis

tersebut, langsung bergerak cepat untuk menyelesaikan wacana tersebut. Upaya-upaya yang

dilakukan antara lain mengirimkan nota protes melalui Kementerian Perdagangan kepada duta

besar Perancis di Jakarta, kemudian pemerintah Indonesia mengirimkan delegasi ke Eropa

sebagai upaya untuk berunding dengan para petinggi pejabat Eropa. Langkah terakhir dari upaya

Indonesia adalah melakukan diplomasi ekonomi ke beberapa negara sebagai upaya untuk

memperkenalkan produk minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, selain itu pemerintah

Indonesia dan Malaysia yang juga pengekspor kelapa sawit melaporkan aksi pemerintah Perancis

tersebut kepada WTO yang merupakan lembaga tertinggi dalam bidang perdagangan di

33http://www.onegreenplanet.org/news/france-imposes-new-tax-on-palm-oil-imports/, diakses pada 30 Maret 2017 pukul

18.05 WIB.

Page 36: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

36

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas dugaan perlakuan diskriminatif terhadap produk kelapa

sawit Indonesia dan Malaysia.

Produk kelapa sawit berkelanjutan merupakan program pemerintah Indonesia sejak tahun

2011. Program tersebut dinamakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bertujuan

untuk menjadi pedoman bagi para pengusaha sawit dalam menjalankan kegiatan operasional

mereka di pabrik sawit. Tujuan lain dari adanya ISPO ini bagi pemerintah Indonesia sebagai cara

untuk mempromosikan produk kelapa sawit berkelanjutan ke pasar Eropa, serta sebagai pesaing

CSPO yang merupakan lembaga sertfikasi minyak nabati di pasar Eropa.

C. Aksi Non-State Actor terkait Isu Lingkungan

Dalam hubungan internasional tidak hanya negara yang melakukan kerjasama dengan

negara lain, akan tetapi kerjasama juga dapat dilakukan oleh non-state actor yang merupakan

pihak ketiga. Non-state actor dalam operasional keorganisasian satu diantaranya adalah

non-government organization (NGO). Peran NGO pada harapannya adalah untuk memberikan

masukan dan pengawasan terhadap pelaksanaan suatu kebijakan. Hal ini tentunya akan menjadi

keuntungan besar bagi suatu negara.

Dalam penelitian ini aktor atau NGO yang terlibat antara lain adalah Greenpeace.

Greenpeace merupakan NGO internasional yang memiliki banyak kantor cabang di berbagai

negara yang peduli terhadap isu-isu lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah kondisi

lingkungan yang menjadi objek penelitian.

Page 37: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

37

Greenpeace sejak lama telah melakukan penelitian tentang kondisi perkebunan kelapa

sawit Indonesia terutama tentang dugaan penggundulan hutan yang banyak terjadi di hutan

Indonesia.34

Fokus kepedulian NGO ini pada kondisi lingkungan dimana perkebunan tersebut

dikelola. Apakah perkebunan tersebut juga memperhatikan lingkungan sekitarnya atau hanya

melihat pertumbuhan pohon kelapa sawit tanpa memperhatikan lingkungan sekitar perkebunan

sawit seandainya pohon kelapa sawit telah masuk masa usang atau masa tanpa produksi.

Tentunya hasil penelitian tersebut juga akan memberikan dampak pada aspek ekonomis

hasil produksi minyak sawit Indonesia, seandainya dari hasil penelitian tersebut memberikan

bukti tentang banyaknya penggundulan hutan akibat kurangnya kepedulian perusahaan pengelola

kelapa sawit terhadap lingkungan kawasan perkebunan sawit. Data dari hasil penelitian tersebut

juga dapat digunakan untuk negara pesaing produksi minyak untuk menjatuhkan nilai produksi

minyak sawit Indonesia.

Kegiatan Greenpeace lainnya yang berkaitan dengan perlindungan hutan kelapa sawit

adalah para aktivis Greenpeace memantau kegiatan perusahaan kelapa sawit, antara lain Posco

Daewoo and Goodhope yang diduga menyalahi aturan dan prosedur saat melaksanakan kegiatan

operasionalnya dalam hal tata kelola lingkungan. Kedua perusahaan tersebut memainkan peran

penting dalam penguasaan lahan perkebunan kelapa sawit untuk perusahaan masing-masing di

Indonesia.35

34 http://www.greenpeace.org/international/Global/international/publications/forests/2017/GP_DirtyBankers_Report_LowR

es_BAH.pdf, 3.

35 http://www.greenpeace.org/international/Global/international/publications/forests/2017/GP_DirtyBankers_Report_LowR

es_BAH.pdf, 5.

Page 38: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

38

Greenpeace melakukan pemantauan terhadap kegiatan perusahaan tersebut dengan tujuan

untuk melihat apakah kegiatan operasional perusahaan tersebut memerhatikan kelestarian

lingkungan atau tidak.36

Nantinya, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kedua

perusahaan tersebut tidak memerhatikan kelestarian lingkungan di sekitar lahan perkebunan

sawit.37

Banyaknya sorotan masyarakat internasional terhadap pengelolaan kelapa sawit di

Indonesia membuat Indonesia perlu mempertimbangkan suatu kebijakan yang akan menjamin

dan melindungi perluasan pasar minyak kelapa sawit Indonesia ke pasar yang lebih luas lagi.

Kebijakan yang dimaksud bisa merupakan perbaikan kesepakatan hubungan kerjasama di bidang

perekonomian, atau membentuk suatu organisasi yang bersifat sebagai pelindung kebijakan pasar

secara makro serta pembangunan secara berkelanjutan.38

Protes lainnya yang dilakukan Greenpeace adalah meminta para pengusaha sawit untuk

memerhatikan kelestarian lingkungan di dalam proses produksinya. Selain itu, para aktivis

Greenpeace juga meminta pemerintah Indonesia agar dapat menghukum perusahaan pelaku

pembakaran lahan dengan cara mencabut izin usaha perusahaan, mendenda perusahaan tersebut,

serta meminta pertanggungjawaban perusahaan agar dapat melakukan reboisasi, sehingga lahan

yang merupakan hutan hujan tropis dapat berfungsi dengan baik dalam menjaga kelestarian

lingkungan.39

36 http://www.greenpeace.org/international/Global/international/publications/forests/2017/GP_DirtyBankers_Report_LowR

es_BAH.pdf, 7.

37 http://www.greenpeace.org/international/Global/international/publications/forests/2017/GP_DirtyBankers_Report_LowR

es_BAH.pdf, 5.

38Aridik Bou, Strategi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Eropa, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume

5, Nomor 1, 2017: 191-206, 192.

39Santi Rosita Devi dan Andrinof F. Chaniago, 2012, Gerakan Anti Sawit Greenpeace Pada Tahun 2008-2010, Ilmu

Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 10.

Page 39: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

39

BAB III

KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MEMPRAKARSAI

COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

A. Proses Berdirinya CPOPC

1. Periode Ide Awal Pembentukan CPOPC

Sebagai produsen utama minyak sawit dunia, Indonesia memiliki kendala-kendala dalam

mengembangkan kemampuan bisnis minyak dalam skala global. Selama ini pasar CPO dunia lebih

banyak ditentukan oleh para importir. Para importir bukan saja mematok harga, tetapi juga

mengatur soal mutu, tata cara budi daya kelapa sawit, dan sebagainya. Hal ini dirasa tidak adil oleh

negara-negara produsen minyak kelapa sawit. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut

maka perlu ada langkah-langkah nyata untuk menjadikan negara-negara produsen minyak kelapa

sawit memiliki daya jual dan saing yang kuat di pasar minyak nabati internasional.40

Oleh karenanya, Indonesia memprakarsai sebuah wadah untuk memperjuangkan kepentingan

minyak sawit nasional bersama beberapa negara penghasil kelapa sawit dengan kepentingan dan

keluhan yang sama, yaitu dengan membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Melalui proses yang panjang maka terbentuklah CPOPC. Organisasi CPOPC dibentuk oleh dua

negara penggagas, yaitu Indonesia-Malaysia dengan tujuan mengendalikan harga minyak kelapa

sawit global. Lewat Dewan ini, daya saing dan harga CPO Indonesia-Malaysia di pasar

internasional diharapkan akan lebih baik. Dengan demikian, diharapkan kondisi perekonomian di

bidang perkebunan akan semakin maju dan meningkat, dan tidak hanya itu nasib dan kesejahteraan

petani pun akan semakin terjamin.

40http://www.republika.co.id/berita/koran/ekonomi-koran/15/11/23/ny9fo73-rimalaysia-bentuk-dewan-sawit, diakses pada

30 April 2017 pukul 13.00 WIB.

Page 40: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

40

Secara umum, organisasi internasional di bidang minyak sawit itu bertujuan untuk

meningkatkan daya saing industri strategis minyak sawit dan praktik pengelolaan yang

memperhatikan kelestarian lingkungan. Konsentrasi terbesar CPOPC adalah meningkatkan

kesejahteraan petani kecil. Dengan menyeimbangkan dan menyelaraskan tiga komponen tersebut,

harapannya akan memaksimalkan potensi minyak kelapa sawit sebagai industri strategis. Semua

itu dimaksudkan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh umat manusia,

khususnya para petani sawit dalam skala kecil.41

Para petani sawit dalam skala kecil tersebut banyak yang bekerja di lahan perkebunan kelapa

sawit milik perusahaan kelapa sawit. Ketergantungan para pengusaha sawit terhadap tenaga para

petani sawit cukup tinggi, karena hingga saat ini proses pembudidayaan kelapa sawit masih

menggunakan cara tradisional, terutama memasuki masa panen. Keterlibatan para petani sawit

kecil dengan para pengusaha kelapa sawit tersebut juga merupakan peraturan pemerintah

Indonesia yang mewajibkan para perusahaan kelapa sawit menyediakan lapangan pekerjaan bagi

penduduk yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.

Berhasil atau tidaknya hasil panen kelapa sawit oleh para petani sawit juga bisa memengaruhi

penerimaan devisa negara. Devisa Indonesia saat ini di sektor migas mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan penerimaan pajak di sektor non-migas. Pemerintah Indonesia saat ini juga

berusaha meningkatkan devisa negara dari sektor non-migas, sebagai upaya untuk menciptakan

energi terbarukan. Berkat adanya potensi yang terkandung dalam kelapa sawit maka pemerintah

41http://bisnis.liputan6.com/read/2372240/ri-malaysia-dirikan-dewan-negara-penghasil-minyak-sawit, diakses pada 1 Mei

2017, pukul 14.00 WIB.

Page 41: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

41

Indonesia giat mengadakan diplomasi ekonomi sebagai cara untuk mempromosikan kelapa sawit

di tingkat internasional.

Dengan cara tersebut maka pemerintah Indonesia bisa menaikkan posisi tawar (bargaining

position) di tingkat internasional. Pemerintah Indonesia juga saat ini berupaya mengedepankan

kerjasama ekonomi dengan berbagai negara sebagai cara untuk mempromosikan produk kelapa

sawit dan juga produk turunannya. Para pengusaha kelapa sawit yang juga merupakan bagian dari

pembentukan CPOPC tergabung ke dalam sebuah organisasi kelapa sawit. Salah satu organisasi

tersebut adalah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang merupakan rekanan

pemerintah Indonesia dalam mengatur tata kelola sawit.

GAPKI yang terdiri dari para pengusaha sawit tersebut memainkan peran penting dalam roda

industri kelapa sawit. Para pengusaha tersebut juga bekerja sama dengan pemerintah dengan

mengadakan penyesuaian peraturan yang dibuat antara GAPKI dengan pemerintah Indonesia.

Maka kehadiran CPOPC sangat menentukan naik atau turunnya kerjasama pemerintah dengan

GAPKI maupun dengan asosiasi pengusaha sawit lain. Kehadiran CPOPC bagi Indonesia juga

menjadi cara agar para petani sawit Indonesia dapat terlindungi haknya baik dari sisi ekonomi,

kemanusiaan, maupun sosial. Kehadiran petani yang diwakili oleh para pengusaha sawit di

CPOPC juga menjadi cara bagi pemerintah Indonesia untuk mengutamakan kepentingan nasional

ketika mengeluarkan suatu kebijakan terkait kelapa sawit.

Malaysia yang juga sebagai produsen kelapa sawit setelah bergabung ke dalam CPOPC juga

menjadi harapan pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk menguatkan kerjasama di bidang tata

kelola sawit. Kerjasama yang terjalin antara pemerintah kedua negara tentunya diharapkan oleh

para produsen kelapa sawit, agar dapat mempertahankan posisinya sebagai produsen serta tidak

bergantung dengan aturan para importir kelapa sawit. Negara importir tersebut adalah negara

Page 42: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

42

anggota Uni Eropa yang memiliki sertifikasi minyak nabati sendiri, sehingga negara-negara

tersebut dengan leluasa dapat mengeluarkan peraturan sesuai dengan standar mereka.

Seiring dengan meningkatnya pemintaan akan kelapa sawit minyak nabati dunia maka para

pengusaha sawit Indonesia dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Kehadiran

CPOPC bagi pengusaha sawit Indonesia sebagai cara agar daya saing antar pengusaha sawit dapat

meningkat, lalu dari sisi produksi pengusaha sawit Indonesia dapat mencapai target sesuai standar

internasional, sehingga pada akhirnya para pengusaha sawit tetap dapat beroperasi sebagaimana

mestinya.

2. Periode Pertemuan Tingkat Menteri

Diawali dengan instruksi Presiden Joko Widodo kepada Rizal Ramli yang saat itu sedang

menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Indonesia menemui

Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak untuk membahas CPO di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sebelumnya bukannya tidak pernah ada upaya ke arah sana namun di era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY), berkali-kali pertemuan diselenggarakan kedua negara untuk

menjajakinya. Namun sejauh itu, berbagai rapat dan pertemuan tadi boleh disebut tidak

menghasilkan keputusan berarti. Gagasan pembentukan wadah bersama juga terus sebatas wacana

yang belum ada kejelasan akan perwujudannya.

Langkah Pemerintah Indonesia melalui dutanya Menteri Rizal Ramli, Menteri Koordinator

Bidang Maritim dan Sumber Daya mendapat sambutan positif dari pemerintah Malaysia. Bahkan

mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memuji insiatif pembentukan CPOPC.

Menurut Mahathir, kerjasama itu bagus dan perlu untuk menghadapi tekanan asing terhadap

Page 43: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

43

industri minyak sawit Malaysia dan Indonesia. Sambutan positif itu diwujudkan dengan

serangkaian pertemuan teknis hingga senior official meeting (SOM) kedua negara.42

Hasilnya, dibentuklah CPOPC yang merupakan organisasi kerjasama Indonesia-Malaysia

terkait pengelolaan hasil minyak kelapa sawit kedua negara yang bertujuan untuk

mempromosikan, membangun, dan memperkuat kerja sama industri minyak kelapa sawit dengan

negara-negara anggota untuk menjamin kontribusi industri tersebut terhadap pembangunan

ekonomi serta kemakmuran rakyat.

Dewan tersebut akan berperan mempromosikan pengembangan industri kelapa sawit di

kalangan para pihak di negara produsen, mendorong kesejahteraan petani kecil, dan membangun

serta membentuk kerangka global minyak sawit yang berkelanjutan. CPOPC juga

mempromosikan kerja sama dan investasi dalam membangun kawasan industri minyak kelapa

sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta mengatasi hambatan dalam perdagangan

komoditas tersebut.

Hambatan dalam perdagangan komoditas tersebut antara lain adanya pembatasan impor dari

benua Eropa dan Amerika terkait produk kelapa sawit Indonesia, kemudian adanya tuduhan

kampanye hitam (black campaign) terhadap produk kelapa sawit Indonesia dengan beragam

alasan. Tentunya hambatan-hambatan tersebut dapat mempengaruhi penjualan produk kelapa

sawit Indonesia di pasar internasional dan dapat mempengaruhi pasar domestik sawit Indonesia.

42https://www.merdeka.com/uang/operasional-organisasi-cpo-indonesia-malaysia-selangkah-lagi.html, diakses pada 2 Mei

2017, pukul 13.00 WIB.

Page 44: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

44

Oleh karena itu, pertemuan tingkat menteri yang telah disebutkan di atas merupakan tanda

keseriusan kedua negara untuk mengadakan kerjasama terkait kelapa sawit. Kehadiran para

menteri kedua negara dapat diartikan bahwa ada komitmen antara Indonesia dan Malaysia untuk

mempromosikan CPOPC dengan berbagai cara agar produk kelapa sawit Indonesia dapat diterima

di pasar minyak sayur lainnya.

Pertemuan para menteri tersebut juga menjadi ajang pembuktian bahwa Indonesia dan

Malaysia berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan operasional minyak sawit secara

berkelanjutan, khususnya Indonesia karena merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia.

Kemudian dari pertemuan tingkat menteri tersebut menjadi cara agar kedua negara dapat

menyamakan standarisasi sawit sehingga akan tercipta tata kelola sawit yang satu.43

Dampak lain dari adanya pertemuan tingkat menteri tersebut sebagai cara bagi kedua negara

yang merupakan negara berkembang dapat berdiri sejajar dengan negara maju, terutama di bidang

perdagangan karena setiap negara memiliki kepentingan ekonomi untuk memajukan kesejahteraan

negara dan warga negaranya.

Pertemuan tingkat menteri kedua negara juga merupakan bentuk dukungan dari para

pengusaha sawit di kedua negara khususnya Indonesia. Para pengusaha kelapa sawit Indonesia

tersebut menggantungkan harapan kepada menteri yang hadir pada pertemuan tersebut, guna

memastikan kepentingan Indonesia terhadap kelapa sawit dapat disetujui dan dapat direalisasikan.

Tujuan lain dari pertemuan kedua menteri tersebut adalah agar para pengusaha dari Indonesia

43https://www.merdeka.com/uang/operasional-organisasi-cpo-indonesia-malaysia-selangkah-lagi.html, diakses pada 2 Mei

2017, pukul 14.00 WIB.

Page 45: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

45

maupun Malaysia dan negara produsen lainnya dapat bersaing secara aman, kompetitif, serta

menguntungkan berbagai pihak.

3. Periode Kesepakatan CPOPC

Penandatanganan piagam pembentukan CPOPC di Kuala Lumpur, Malaysia yang merupakan

tanda pemersatu Indonesia dan Malaysia di bidang minyak kelapa sawit jelas bukan perkara

sederhana, pasalnya, selama puluhan tahun kedua negara bersaing sengit di pasar internasional

dalam hal pemasaran minyak kelapa sawit.

Indonesia dan Malaysia menandatangani piagam pembentukan Dewan Negara-Negara

Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) di Kuala Lumpur, hari Sabtu tanggal 21 November 2015.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya

Indonesia Rizal Ramli dan Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Amar Douglas

Uggah Embas yang disaksikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri

Malaysia Najib Tun Razak.

Pasca penandatanganan MoU CPOPC, menurut Rizal Ramli yang saat itu menjabat sebagai

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, akan nampak optimis dengan adanya

hasil yang sangat positif yaitu harga crude palm oil (CPO) sudah meningkat lebih dari USD 100

per ton. Sementara harga komoditas lainnya belum meningkat namun dampak lain dari adanya

penandatanganan MoU tersebut setelah Indonesia dan Malaysia bergabung dalam kesepakatan

CPOPC akan mampu menguasai pasar CPO dunia hingga 85 persen.44

Oleh karena itu, dampak dari adanya kesepakatan MoU tersebut bisa menjadi peluang bagi

Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia untuk merebut pasar minyak sawit internasional

secara menyeluruh. Ketersediaan lahan perkebunan yang masih luas serta masih murahnya gaji

44https://www.merdeka.com/uang/operasional-organisasi-cpo-indonesia-malaysia-selangkah-lagi.html, diakses pada 2 Mei

2017, pukul 15.00 WIB.

Page 46: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

46

para pekerja kebun kelapa sawit sebagai modal tambahan bagi Indonesia untuk dapat menjadi

produsen sawit terbesar di dunia.

4. Periode Pelaksanaan CPOPC

Dalam pelaksanaannya, selain Indonesia dan Malaysia sebagai negara-negara pendiri,

anggota CPOPC terbuka bagi semua negara penghasil kelapa sawit, termasuk Brasil, Kolombia,

Thailand, Ghana, Liberia, Nigeria, Papua Nugini, Filipina, dan Uganda. Untuk kegiatan

operasional awal CPOPC, Indonesia dan Malaysia berkontribusi masing-masing sebesar lima juta

dolar Amerika Serikat (AS) sebagai dana awal. Sekretariat CPOPC ini akan berlokasi di Jakarta.

Pengelolaan sawit ke depan diharapkan dapat berkelanjutan, ramah lingkungan, serta mendukung

para petani dan pengusaha sawit skala kecil.

Airlangga Hartarto yang merupakan Menteri Perindustrian saat ini mengatakan akan dibuat

standarisasi operasional industri sawit mulai dari hulu atau kebun, hingga ke hilir atau proses

pengolahan. Selain itu, lanjut Panggah selaku Direktur Jenderal CPOPC Industri Agro

Kemenperin, juga akan membina petani sawit dari kedua negara untuk meningkatkan kapasitas

keahlian, melatih soal manajemen stok dan membentuk palm oil green economic zone.45

Kedua menteri juga mendeklarasikan Proposed Global Framework of Principles for

Sustainable Palm Oil yang diberi nama e+POP. e+POP terdiri dari 9 prinsip yang disusun dengan

memperhatikan hukum dan ketentuan yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Maksud

pembangunan berkelanjutan tersebut adalah harus mengutamakan kelestarian lingkungan, tidak

hanya membuka lahan untuk kelapa sawit namun juga perlu memerhatikan dampak kedepannya.46

45https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/berita-terbaru/empat-negara-produsen-sawit-akan-bergabung-dengan-cpopc,

diakses pada 3 Mei 2017, pukul 17.00 WIB.

46http://bisnis.liputan6.com/read/2372240/ri-malaysia-dirikan-dewan-negara-penghasil-minyak-sawit, diakses pada 3 Mei

2017, pukul 15.00 WIB.

Page 47: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

47

B. Kehadiran ISPO sebagai Standar Minyak Sawit Berkelanjutan

Kelapa sawit termasuk salah satu jenis tanaman yang tumbuh di daerah tropis, dimana

tanaman ini juga memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan biaya produksi yang relatif rendah

dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lain seperti minyak kedelai, rapeseed

maupun bunga matahari. Pengembangan perkebunan di Indonesia, termasuk kelapa sawit,

ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan dan devisa

negara, menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya

saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku dalam negeri, mendorong pengembangan

wilayah serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan47

Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip

pembangunan perkebunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang

dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia Nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015. Hal

demikian digunakan sebagai pengantar untuk melaksanakan dan melakukan penilaian tentang

pembangunan kelapa sawit di Indonesia yang disusun oleh Indonesian Sustainable Palm Oil

(ISPO). Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) merupakan suatu konsep kebijakan yang

diambil oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit

di pasar dunia yang dibentuk pada tahun 2011. ISPO merupakan standar nasional bagi negara

Indonesia untuk memastikan semua pihak pengusaha kelapa sawit telah memenuhi standar

pertanian yang diizinkan berdasarkan ketentuan sertifikasi sesuai International Standardization

Organization (ISO).

47 Indonesia Investments. “Palm Oil Commodities”, 2016, [online] dalam

http://www.indonesia-investments.com/business/commodities/palm-oil/item166.

Page 48: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

48

Sertifikat yang diberikan melalui ISPO kepada pengusaha kelapa sawit diharapkan dapat

memudahkan penyesuaian produk minyak sawit Indonesia dengan produk yang sama dari

negara lain untuk dapat bersaing di pasar global. Diharapkan pula, pengusaha tersebut dapat

mengelola perkebunan kelapa sawitnya secara berkelanjutan dengan memperhatikan

prinsip-prinsip yang ramah lingkungan, maksud dari prinsip-prinsip yang ramah lingkungan

tersebut yaitu para pengusaha sawit Indonesia selalu mengutamakan AMDAL ketika akan

membuka lahan perkebunan untuk sawit, kemudian melakukan kegiatan reboisasi bagi lahan

yang telah digunakan untuk penanaman kelepa sawit. Tujuan ditetapkannya ISPO ialah 1)

untuk meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup;

2) untuk meningkatkan tingkat daya saing minyak kelapa sawit Indonesia di pasar dunia; 3)

untuk memposisikan pembangunan kelapa sawit sebagai bagian integral ekonomi Indonesia;

dan 4) mendukung komitmen Indonesia untuk mengurangi kontribusi gas rumah kaca. Karena

ISPO didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, maka ketentuan ini

merupakan mandatory atau kewajiban yang harus dilaksanakan bagi pelaku usaha perkebunan

di Indonesia. Sehingga ISPO memiliki sistem hukum yang kuat dan merupakan bukti kepatuhan

dan komitmen bagi pelaku usaha perkebunan untuk menerapkan pembangunan kelapa sawit

berkelanjutan.48

C. Harmonisasi Standar Global Baru Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan

Dengan dibentuknya Dewan Sawit, Indonesia akan melakukan harmonisasi standar untuk

minyak sawit berkelanjutan. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki standar sendiri bagi

perusahaan kelapa sawit di Indonesia yakni ISPO. Standar kelapa sawit ISPO akan

diseragamkan dengan mengadopsi prinsip E+Pop atau yang lebih dikenal dengan Familiar

48 ISPO. “Konsultasi Publik ISPO”,2013, [online] dalam

http://www.ispo-org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77&Itemid=228&lang=ina

Page 49: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

49

Ecology Welfare Palm Oil Producing Country. Standar tersebut merupakan standar baru pro

lingkungan hidup, sustainability dan pro petani kecil baik di Indonesia maupun di

negara-negara produsen sawit lainnya.49

Standar tersebut dibuat dengan tujuan untuk

mempertegas dan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia karena

selama ini kedua negara seolah-olah tidak memiliki taring dalam memengaruhi pasar meski

mereka memiliki posisi yang sangat dominan sebagai produsen.

Munculnya standar baru E+Pop bagi para pengusaha kelapa sawit juga akan bersaing

dengan standar yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa yakni RSPO. Standar E+Pop tersebut

nantinya akan menjadi standar baru yang berlaku pada industri minyak sawit di seluruh dunia.

Standar RSPO dinilai menyulitkan para petani kecil karena membutuhkan biaya yang tidak

sedikit jika ingin mendapatkan sertifikasi RSPO tersebut. Padahal, untuk melakukan ekspor

CPO ke berbagai negara, setidaknya para pengusaha kelapa sawit dan petani harus memiliki

standar RSPO yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Oleh karenanya, Indonesia berencana akan

membuat standar baru yang lebih pro kepada para petani kecil agar dapat meningkatkan daya

saing. Setidaknya terdapat 4 juta petani sawit di Indonesia, sehingga manfaat dari standar baru

yang dibentuk ini dapat dirasakan oleh para petani kecil yang terdapat di dua negara tersebut.

49 BUMN. “Indonesia-Malaysia bahas teknis Dewan Negara Penghasil Sawit”, 2015,[online] dalam

http://bumn.go.id/ptpn5/berita/0-Indonesia-Malaysia-bahas-teknis-Dewan-Negara-Penghasil-Sawit

Page 50: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

50

BAB IV

ANALISIS KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM

MEMPRAKARSAI COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES

(CPOPC) 2015

Bab ini akan menganalisis kepentingan Indonesia memprakasai Council of Palm Oil

Producing Countries (CPOPC) pada tahun 2015. Aspek-aspek yang menjadi pembahasan dalam

bab ini adalah kepentingan ekonomi dan tata internasional terkait pembentukan CPOPC pada

tahun 2015. Kedua poin utama tersebut akan dijelaskan secara mendalam dengan menggunakan

konsep yang sesuai dengan penjelasan pada kerangka teori. Adapun konsep yang digunakan

untuk menjelaskan bab ini adalah kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional.

Donald E. Nuechterlein menyebutkan perlunya prioritas dalam kepentingan suatu negara

dalam memajukan kepentingan nasionalnya, sehingga suatu negara dapat memfokuskan diri

terhadap kepentingan nasionalnya dan kemakmuran suatu negara tersebut dapat tercapai dengan

baik. Dalam skema gambar di bawah ini terlihat dengan jelas bagaimana perlunya pemetaan agar

kepentingan nasional suatu negara dapat tercapai dengan baik.

Page 51: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

51

Tabel IV.A.1 Cara Menentukan Intensitas Suatu Negara terkait Penentuan Kepentingan

Nasional

Sumber: Donald E. Nuehterlein, 1976

A. Kepentingan Nasional Indonesia di Bidang Ekonomi Terkait Pembentukan Council of

Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Pada Tahun 2015

Dari gambar IV.A.1 di atas, terlihat Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit dunia

mengategorikan minyak kelapa sawit sebagai major karena sebagai pengekspor CPO terbesar.

Kategorisasi ini bisa dipahami sebagai sebuah kepentingan ekonomi nasional yang sifatnya

diutamakan dalam kancah komoditas skala global, sehingga komoditas minyak kelapa sawit

sifatnya sangat perlu diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia mengingat sumber devisa

Indonesia dari CPO termasuk terbesar dari sektor perkebunan.

Sebagai perbandingan saja misalnya, Indonesia sejak tahun 2006 sudah mengalahkan

Malaysia dalam komoditas ekspor minyak kelapa sawit. Dalam hal ini, Indonesia sangat

berkepentingan mempertahankan statusnya sebagai produsen utama dan terbesar. Berikut adalah

perbandingan status ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia:

Country: X Issue: Y

Basic Interest

I n v o l v e d

Intensity of Interest

Survival Vital Major Peripheral

Defence

Economic

World Order

Ideological

Page 52: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

52

Tabel IV.A.2 Peta Kekuatan Industri Sawit Indonesia dan Malaysia

No. Uraian Indonesia Malaysia

1. Luas Lahan (Ha) 10,9 juta 5,39 juta

2. Produksi CPO (Ton) 29 juta 19,6 juta

3. Ekspor Produksi Sawit (Ton) 21,76 juta 25,07 juta

4. Impor Minyak Sawit (Ton) - 485,567

5. Kapasitas Biodiesel (KL) 6,8 juta 2,7 juta

6. Kapasitas Oleokimia (Ton) 2,2 juta 2,8 juta

7. Potensi Perluasan Lahan (Ha) 4-5 juta Tidak ada

Sumber: Majalah Sawit Indonesia, 2014

Terlihat dari tabel di atas Indonesia lebih unggul dari Malaysia di industri CPO yang dimulai

dari luas lahan yang mencapai 10,9 juta Ha, jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya

memproduksi 5,39 juta Ha. Industri Indonesia juga didukung oleh jumlah produksi CPO yang

mencapai 29 juta Ha dibandingkan dengan Malaysia yang hanya mencapai 19,6 juta Ha. Faktor

lain yang menjadi unggulan Indonesia dari tabel diatas terlihat dari besarnya kapasitas biodiesel

mencapai 6,8 juta KL disusul oleh kapasitas olekimia sebesar 2,2 juta ton dan terakhir adalah

potensi perluasan lahan sebesar 4-5 juta Ha.

Dari tabel diatas juga Malaysia tidak dapat mengembangkan industri kelapa sawitnya secara

maksimal terlebih dalam perluasan lahan untuk penanaman kelapa sawit, namun Malaysia

memiliki keunggulan dalam hal ekspor produksi sawit sebesar 25,07 juta ton, maka dapat

disimpulkan bahwa Indonesia perlu mengejar ketertinggalan potensi ekspor minyak sawit

Malaysia di kancah pasar minyak nabati global, khususnya melalui pembentukan CPOPC yang

tentunya bisa menjadi tolak ukur agar produksi kelapa sawit Indonesia dapat diterima di pasar

nabati global.

Page 53: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

53

Jika dari penjelasan di awal sub bab diatas yang menyatakan bahwa kelapa sawit Indonesia

bersifat major, maka pemerintah perlu mendukung para pengusaha kelapa sawit yang merupakan

pelaku utama dalam kegiatan produksi kelapa sawit (CPO). Adanya CPOPC bisa menjadi wadah

bagi para pengusaha kelapa sawit dapat mengembangkan jumlah produksinya, terlebih lahan

perkebunan kelapa sawit Indonesia dikuasai oleh para pengusaha swasta yang tertera di bawah

ini.

Tabel IV.A.2 Data Delapan Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia

No. Nama Perusahaan Luas Lahan Letak

Perkebunan

Kepemilikan

Saham

Terbesar

1. Golden Agri Resources

(Singapura)

0,46 juta Ha Kalimantan,

Sumatera

Indonesia

2. Astra Agro Group

(Indonesia)

0,27 juta Ha Sumatera,

Kalimantan,

Sulawesi

Indonesia

3. SIMP Group (Indonesia) 0,23 juta Ha Sumatera,

Kalimantan

Indonesia

4. Wilmar International

Group (Singapura)

0,23 juta Ha Sabah,

Sumatera,

Kalimantan,

Uganda

Indonesia dan

Malaysia

5. Minamas Plantation Group

(Malaysia)

0,2 juta Ha Sumatera,

Kalimantan,

Sabah

Indonesia

6. Sime Darby Group

(Malaysia)

849,486 Ha Serawak,

Kalimantan,

Sumatera,

Sulawesi,

Liberia

Malaysia

7. Sinar Mas Group

(Indonesia)

472,800 Ha Sumatera,

Kalimantan,

Sulawesi

Indonesia

8. Incasi Raya Group 350,000 Ha Sumatera,

Kalimantan

Indonesia

Sumber: Diolah oleh penulis dari berbagai sumber

Page 54: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

54

Dari tabel di atas terlihat dari banyaknya perusahaan sawit yang beroperasi di Indonesia

memerlukan perhatian pemerintah Indonesia, sebagai cara agar industri yang sudah berjalan

dapat memasarkan produknya ke pasar minyak nabati global. Perusahan yang tertera diatas juga

terlihat menanam pohon sawitnya di hutan Kalimantan dan Sumatera yang merupakan sumber

lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia. Malaysia yang juga memiliki lahan kelapa sawit

seperti yang tertera dalam tabel di atas bisa dibilang memiliki keunggulan dari jumlah investor,

maka pemerintah Indonesia perlu mencontoh Malaysia agar perusahaan lokal Indonesia dapat

juga mengundang investor, sehingga berkontribusi bagi industri kelapa sawit Indonesia, terutama

untuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang bergerak dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit

Indonesia dan memiliki lahan perkebunan yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan

Kalimantan.50

PTPN yang merupakan perusahaan pertanian utama Indonesia harus dapat mengikuti

langkah perusahaan swasta yang telah berinvetasi di Indonesia agar dapat menguasai pasar sawit

global, terutama pasar sawit lokal. Hal demikian haruslah disadari oleh PTPN selaku perwakilan

pemerintah agar CPO Indonesia dapat segera bergerak menguasai pasar minyak nabati global

yang mana perkembangan sawit Indonesia dalam beberapa dekade terakhir mengalami kenaikan

yang signifikan, seperti yang tertera dalam grafik di bawah ini:51

50 Anon. “TOP Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia”, 2014, [online] dalam

http://www.agricoputra.com/2014/10/top-perusahaan-perkebunan-kelapa-sawit.html (diakses pada 14 Januari 2017).

51 Kementerian Pertanian tahun 2015, dalam

http://gapki.id/news/3971/perkembangan-mutakhir-industri-minyak-sawit-indonesia, diakses pada 14 Januari 2017.

Page 55: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

55

Gambar IV.A.3 Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa

Sawit Indonesia (1980-2016)

Sumber: Kementerian Pertanian, 2015

Dari tabel diatas dengan jelas tergambar bahwa luas perkebunan kelapa sawit Indonesia

dikuasai oleh pihak swasta, dimana dimulai pada tahun 1980 sebesar satu juta hektar yang

kemudian berkembang menjadi 12 juta hekatar pada tahun 2016. Diikuti oleh luas perkebunan

kelapa sawit yang dikuasai oleh negara yang sejak tahun 1980 sebesar 300 ribu hektar menjadi

11,6 juta hektar pada tahun 2016, serta perkebunan sawit rakyat yang sampai pada tahun 2016

sebesar empat juta hektar. Maka sawit Indonesia yang sifatnya major harus segera diutamakan

dalam setiap forum perdagangan pasar minyak nabati global, terutama untuk memasuki pasar

Uni Eropa yang hingga kini dirasa sulit oleh para pengusaha sawit Indonesia.

B.Kepentingan Nasional Indonesia di bidang Tata Internasional terkait

Pembentukan CPOPC Pada Tahun 2015

1. Pencegahan Kampanye Negatif dari Pihak Luar

Kampanye negatif biasanya dilakukan oleh negara yang merasa terancam dengan negara

kompetitornya dengan melakukan penyebaran isu yang tidak benar kepada negara-negara

lainnya. Tujuannya adalah agar negara lain yang menjadi mitra dagang negara kompetitor

tersebut dapat terpengaruh dan kemudian membatalkan kerjasama. Dampak yang lebih besar lagi

Page 56: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

56

adalah, isu yang disebarkan tersebut dapat menurunkan aktivitas produksi komoditas yang

diisukan melalui kampanye negatif sehingga negara tersebut mengalami kerugian yang cukup

besar. Dr. Tungkot Sipayung dari lembaga Riset Perkebunan Nusantara mengatakan upaya

kampanye negatif yang diarahkan ke Indonesia lebih mengarah pada permasalahan sosial

dibandingkan dengan masalah tata kelola sawit, karena itu dia memaparkan bahwa perlu upaya

diplomasi pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, agar dapat berupata

untuk mengusahakan upaya diplomasi ke negara-negara yang menolak kehadiran kelapa sawit

Indonesia.52

CPO yang dinilai sebagai produk alternatif yang ramah lingkungan nyatanya masih

dihadapkan oleh berbagai tantangan berupa hambatan dalam bentuk non-tariff barriers dan

kampanye negatif terkait dengan isu-isu lingkungan.53

Selain itu, adanya tuduhan dumping yang

dilayangkan oleh Uni Eropa, dinilai cukup memengaruhi nilai produktivitas dari CPO itu

sendiri.54

Bea masuk anti-dumping yang dikenakan pada tahun 2013 sebesar 2,8%-9,6%.55

Belum lagi, isu bahwa Amerika Serikat beserta beberapa negara di Amerika Latin sedang gencar

untuk meningkatkan produksi kedelai sebagai salah satu pesaing produk ramah lingkungan

minyak sawit, diindikasikan menjadi salah satu penyebab mengapa minyak sawit menghadapi

banyak tantangan dan hambatan untuk masuk ke negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika.

52Pernyataan oleh Dr. Tungkot Sipayung yang disampaikan pada seminar dengan judul “Tata Cara Pencegahan Sawit”,

yang diselenggarakan di Universitas Indonesia, 13 September 2017.

53Seperti halnya perusakan lingkungan, gangguan kesehatan, dan distorsi perdagangan

54Dumping adalah bentuk diskriminasi harga internasional yang diberlakukan oleh sebuah perusahaan yang menjual barang

dengan harga yang lebih rendah di pasar luar negeri dibanding di pasar dalam negeri sendiri.

55Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) merupakan bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap barang impor sebesar

selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari barang tersebut. Handoyo. “Eropa Terapkan Bea Anti-Dumping “, 2013,

[online] dalam http://industri.kontan.co.id/news/eropa-terapkan-bea-antidumping (diakses pada 16 Januari 2017)

Page 57: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

57

Dengan begitu, produk CPO makin sulit bersaing di pasar internasional. Ditjen Perdagangan

Luar Negeri Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa terdapat juga kampanye negatif

yang mendiskriminasikan CPO di Perancis. Menanggapi hal demikian, Indonesia berencana akan

melawan kampanye tersebut karena merugikan produk CPO dari Indonesia.

Kampanye negatif terhadap produk CPO yang masuk ke wilayah Uni Eropa dilakukan

karena adanya kekhawatiran kekuatan Indonesia sebagai salah satu produsen minyak sawit

terbesar di dunia akan menyaingi industri energi alternatif yang sedang dikembangkan oleh Uni

Eropa. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh European Biodiesel Board (EBB) yang

menjelaskan bahwa dominasi impor biodiesel dari Indonesia telah memaksa

perusahaan-perusahaan Uni Eropa bangkrut dan ribuan orang kehilangan pekerjaannya. Secara

khusus, kampanye negatif yang dilakukan oleh Uni Eropa dibagi ke dalam empat aspek utama,

yaitu tuduhan adanya pelanggaran HAM, perusakan lingkungan, gangguan kesehatan dan

distorsi perdagangan. Kampanye ini diprakarsai oleh consumer products maupun biofuels dan

dilakukan oleh LSM yang bergerak ditingkat lokal, regional ataupun global, para politisi UE,

industri UE, dan bahkan elemen kelembagaan UE.

Bentuk-bentuk kampanye negatif terhadap produk CPO umumnya berasal dari NGO

(Non-Government Organization) yang berada di wilayah Uni Eropa seperti Perancis, Belgia, dan

Roma. Di Perancis, kampanye negatif terhadap CPO dilakukan dengan pelarangan penggunaan

CPO dengan menggunakan label. Bahkan, kampanye tersebut juga tersebar hingga wilayah Italia

dan Roma. Diskriminasi terhadap produk CPO di Belgia juga terjadi dengan ditemukannya

produk-produk yang menggunakan label anti sawit seperti No Oil Palm, Zero Percent Oil Palm,

dan Palm Oil Free. Tidak hanya itu, tekanan terhadap kampanye mengenai dampak negatif

Page 58: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

58

kesehatan, lingkungan hidup, deforestasi hingga kesejahteraan para petani negara penghasil sawit

juga turut dilayangkan oleh negara-negara maju tersebut. Indonesia sendiri setiap tahun rata-rata

melakukan ekspor CPO ke Eropa sebesar 3,5 juta ton, jika dibandingkan dengan Malaysia yang

hanya mencapai 1,5 juta ton, angka ini cukup besar untuk memenuhi kebutuhan CPO di Eropa

yang mencapai 6,3 juta ton.56

Indonesia sebagai negara produsen CPO terbesar di dunia tentu melakukan perlawanan

terhadap isu-isu kampanye negatif yang dilayangkan oleh negara-negara besar bahkan sebelum

CPOPC terbentuk. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh Indonesia adalah dengan mundur

dari forum RSPO pada tahun 2010 saat diadakannya pertemuan di Singapura oleh 420 anggota

RSPO lainnya. Kemudian terdapat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) para produsen

CPO yang beroperasi di Indonesia sebagai bentuk kerjasama untuk menghalau isu-isu negatif

kelapa sawit yaitu Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Petani

Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO). Bentuk kerjasama ini mengupayakan langkah strategis

dengan melakukan kajian hukum, perdagangan termasuk kajian ilmiah soal industri kelapa sawit

yang dituding sebagai industri perusak lingkungan.57

Upaya-upaya tersebut yang pada akhirnya membuat inisiasi pembentukan lembaga sawit

oleh kedua negara ditetapkan pada tahun 2015. Dengan begitu akan lebih mudah bagi Indonesia

untuk melaksanakan program-progam yang akan dilaksanakan ketika CPOPC berjalan nantinya,

serta kemudian bisa diharapkan dapat melawan kebijakan RSPO.

56 Wiji Nurhayat. “Ini Bentuk Kampanye Hitam Uni Eropa atas Sawit RI”, 2014, [online] dalam

http://finance.detik.com/read/2014/03/26/095809/2536881/1036/ini-bentuk-kampanye-hitam-uni-eropa-atas-sawit-ri (diakses

pada 16 Januari 2017)

57KPB Nusantara. “Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan Malaysia yang Selama Ini Bersaing Kini Bersatu”, 2010,

[online] dalam http://kpbn.co.id/news-5099-0-ri-malaysia-kerjasama-hadapi-isu-negatif-cpo.html (diakses pada 18 Januari 2017).

Page 59: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

59

2. Mempromosikan ISPO sebagai Standar Penentu Harga Minyak Sawit

Global

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di daerah tropis dimana tanaman

ini juga mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi dan biaya produksi yang relatif rendah

dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lain seperti minyak kedelai, rapeseed

maupun bunga matahari. Pengembangan perkebunan di Indonesia, termasuk kelapa sawit,

ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan dan devisa

negara, menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya

saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku dalam negeri, mendorong pengembangan

wilayah serta mengoptimalkan pengeloaan sumber daya alam secara berkelanjutan.58

Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip

pembangunan perkebunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang dikeluarkan

oleh Kementerian Pertanian Indonesia nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015. Hal demikian

digunakan sebagai pengantar untuk melaksanakan dan melakukan penelitian tentang

pembangunan kelapa sawit di Indonesia yang disusun oleh Indonesian Sustainable Palm Oil

(ISPO). ISPO merupakan suatu konsep kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia

dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit di pasar dunia yang dibentuk pada

tahun 2011. ISPO merupakan standar nasional bagi negara Indonesia untuk memastikan semua

pihak pengusaha kelapa sawit telah memenuhi standar pertanian yang diizinkan berdasarkan

ketentuan sertifikasi sesuai International Standard Organization (ISO).

58 Indonesia Investment. “Palm Oil Commodities”, 2016, [online] dalam

http://www.indonesia-investment.com/business/commodities/palm-oil/item166 (diakses pada 20 Januari 2017).

Page 60: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

60

Sertifikat yang diberikan melaui ISPO kepada pengusaha kelapa sawit diharapkan dapat

memudahkan penyesuaian produk minyak sawit Indonesia dengan produk yang sama dari negara

lain untuk dapat bersaing di pasar global. Diharapkan juga, pengusaha tersebut dapat mengelola

perkebunan kelapa sawitnya secara berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang

ramah lingkungan. Tujuan ditetapkannya ISPO adalah 1). untuk meningkatkan kepedulian

terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup; 2). untuk meningkatkan tingkat

daya saing minyak kelapa sawit Indonesia di pasar dunia; 3). untuk memposisikan pembangunan

kelapa sawit sebagai bagian integral ekonomi Indonesia; dan 4). mendukung komitmen

Indonesia untuk mengurangi kontribusi gas rumah kaca. Karena ISPO didasarkan pada peraturan

perundangan yang berlaku di Indonesia, maka ketentuan ini merupakan mandatory atau

kewajiban yang harus dilaksanakan bagi pelaku usaha perkebunan di Indonesia. Sehingga ISPO

memiliki sistem hukum yang kuat dan merupakan bukti kepatuhan dan komitmen bagi pelaku

usaha perkebunan untuk menerapkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.59

59 Indonesia Investment. “Palm Oil Commodities”, 2016, [online] dalam

http://www.indonesia-investment.com/business/commodities/palm-oil/item166 (diakses pada 20 Januari 2017).

Page 61: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

61

BAB V

KESIMPULAN

Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar kelapa sawit atau CPO tentu berhak

mengembangkan produk sawitnya ke pasar minyak nabati global. Namun karena adanya

hambatan yang datang dari pihak luar terhadap produk sawit Indonesia, terutama dari negara

Eropa yang menganggap CPO Indonesia tidak ramah lingkungan ketika masa proses produksi.

Tuduhan tersebut antara lain adalah isu terjadinya deforestation yang termasuk bagian dari isu

kerusakan lingkungan, terutama kawasan hutan yang tergolong hutan lindung maupun tidak.

Pada prakteknya produksi sawit Indonesia dilaksanakan oleh para pengusaha kelapa sawit

yang telah lama berinvestasi di perkebunan kelapa sawit Indonesia. Namun dalam beberapa

tahun terakhir para pengusaha sawit tersebut terkendala oleh adanya aturan dari negara Eropa

tentang perlunya sertifikat yang dikeluarkan oleh RSPO, lembaga sertifikasi minyak nabati

Eropa yaitu certified sustainable of palm oil (CSPO) yang dianggap oleh para pengusaha kelapa

sawit Indonesia memberatkan karena tidak dianggap oleh para pengusaha kelapa sawit Indonesia

memberatkan karena tidak dianggap terlalu mengutamakan konsumen negara Eropa, jika

dibandingkan dengan kepentingan para pengusaha tersebut.

Pemerintah pun akhirnya hadir dengan membentuk CPOPC agar para kepentigan para

pengusaha kelapa sawit dapat terealisasikan dan tidak lagi membawa dampak buruk bagi kinerja

para pengusaha sawit tersebut. Maka dari itu, adanya CPOPC diharapkan dapat menggantikan

peran RSPO yang selama ini mengatur tata kelola minyak nabati, terutama kelapa sawit dengan

memiliki standar baru yang tidak hanya berlaku bagi para pengusaha sawit lokal Indonesia, tetapi

juga bagi para pengusaha sawit di negara lain yang tentunya merasakan hambatan yang

Page 62: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

62

dikeluarkan oleh RSPO yang anggotanya adalah para konsumen produk sawit Indonesia dan juga

para pengusaha minyak nabati.

Penelitian ini menggunakan konsep kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional yang

ditemukan kesimpulan bahwa kepentingan ekonomi Indonesia dalam bidang sawit sifatnya

sangat penting bagi devisa negara dari sektor perkebunan, kemudian dapat mempengaruhi

pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor perkebunan sawit, serta lebih terpenting dari

kesimpulan skripsi ini adalah kehadiran CPOPC bisa membantu Indonesia agar berani

mengangkat posisi negara di minyak sawit, sehingga nama Indonesia dalam perdagangan minyak

nabati global dapat dijadikan acuan oleh negara lain.

Page 63: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

63

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Axelrod, Robert. 1984. The Evolution of Cooperation.New York: Basic Book Inc Publishers.

Gerungan, W. A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Hennida, Citra. 2015. Rezim dan Organisasi Internasiona Interaksi Negara,

Kedaulatan, dan Institusi Multilateral.Malang: Intrans Publishing

Holsti, K. J. 1988. Politik Internasional: Kerangka untuk Analisis. Jilid II, terjemahan M. Tahrir

Azhari. Jakarta: Erlangga.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.NC, Raleigh. 2005. Negotiation and Collaborative Problem Solving: Wake County

Stormwater Ordinance Committee. NC State University.

Roselle, Laura dan Sharon Spray. T.t. Scholarly Literature and the Literature Review, dalam

Research and Writing in International Relations. New York: Pearson Longman.

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Voge, Ann-Kathrin & Friedel Hutz-Adams. 2014. Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan –

Tuntutan atau Realitas? Berlin: Protestant Agency for Diaconia and Development.

Jurnal PDF/Artikel Online

Abdulsyani. 1994. “Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan”. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggraini, Yensi. 2014. “Daya Saing Minyak Kelapa Sawit dengan Analisis Total Factor

Productivity pada Perusahaan Plantation dalam Menghadapi AFTA”. Jakarta.

Arianto, M. Efendi et. al. 2010. “Analisis Harga Minyak Sawit, Tinjauan Kointegrasi Harga

Minyak Nabati dan Minyak Bumi”, dalam Jurnal Manajemen dan Agribisnis Vol. 7 No.1

Axelrod, Robert. 2001. “Tit-for-tat Strategies” London: Routledge.

Helbling, Thomas et. al. 2008. “Commodities Boom: Riding a Wave, Finance

&Development” dalam http://www.imf.org/external/pubs/ft/ fandd/2008/03/pdf/helbling [diakses

pada 25 April 2016].

Herianto, Denny D. 2008. “Analisis Daya Saing Industri CPO Indonesia di Pasar Internasional”.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Iyung, Pahan. 2006. “Panduan Lengkap Kelapa Sawit” Medan. Kementerian Keuangan. 2012.

“Kajian Nilai Tambah Produk Pertanian”, Jakarta: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro.

Kementerian Perdagangan. 2011. “Kampanye Negatif Kelapa Sawit Indonesia”. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

Page 64: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

64

Kementerian Pertanian. 2014. “Outlook Komoditi Kelapa Saw Jakarta: Kementerian

Pertanian. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2013. “Membentuk Harga Referensi CPO Dunia di

Indonesia”, dalam http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr 326109.pdf [diakses pada 17

Juli 2016]

Pratiwi, Elysa. 2011. “Analisis Determinan Ekspor Crude Palm Oil”. Sumatera:

Universitas Sumatera Utara Library.

Susila, Wayan R. 2005. “Membandingkan Industri CPO Malaysia dengan Indonesia”. Bogor:

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.

Website

Anon. 2014. “Indonesia-Malaysia Perang Harga dan Insentif Ekspor CPO” [online] dalamhttp://duniaindustri.com/indonesia-malaysia-perang-harga-dan-insentif-ekspor-cpo/ [diakses pada 21 Maret 2016].

Anon. 2015. “Indonesia dan Malaysia Bentuk Dewan Produsen Minyak Sawit Dunia” [online]

dalam http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/10/03/

nvnfbn361-indonesiamalaysia-bentuk-dewan-produsen-minyak-sawit-dunia [diakses pada 6

Oktober 2015].

BUMN. 2013. “Persaingan Indonesia-Malaysia Jadi Raja Sawit Dunia” [online] dalam

http://www.bumn.go.id/ptpn6/berita/399/Persaingan. IndonesiaMalaysia.jadi.raja.sawit.du nia

[diakses pada 23 September 2015].

BUMN. 2015. “Indonesia-Malaysia bahas teknis Dewan Negara Penghasil Sawit” [online] dalam

http://bumn.go.id/ptpn5/berita/0-Indonesia-Malaysia-bahas-teknis-Dewan-Negara-Penghasil-Sa

wit [diakses pada 17 Maret 2016].

Deil, Siska A. F. 2014. “Rebutan Pasar Minyak Sawit: Indonesia Malaysia Perang Pajak” [online]

dalam

http://bisnis.liputan6.com/read/2108479/rebutan-pasar-minyak-sawit-indonesia-malaysia-perang-

pajak [diakses pada 12 Oktober 2015].

Economics Help. T.t. “Definition of Monopsony”, [online] dalam

http://www.economicshelp.org/labour-markets/monopsony/ [diakses pada 27 Mei 2016].

Hamdany, Irawati. 2015. “Mengetahui Sejarah Pokok Kelapa Sawit di Malaysia”.[online]

dalamhttp://www.kelapasawitnews.com/2016/02/mengetahui-sejarah-pokok-kelapa-sawit.html

[diakses pada 21 Maret 2016].

Handoyo. 2013. “Eropa Terapkan Bea Anti-Dumping” [online] dalam

http://industri.kontan.co.id/news/eropa-terapkan-bea-antidumping [diakses pada 14 Oktober

2015].

Idrees, Amin. 2014. “Malaysian Palm Oil Industry: One of the World‟s Largest Palm Oil

Exporter”. [online] dalam http://www.mpoc.org.my/Malaysian_Palm_Oil_Industry.aspx [diakses

pada 6 April 2016].

Page 65: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

65

Indonesia Investments. 2015. “Indonesia and Malaysia Set up the Council of Palm Oil Producer

Countries”, [online] dalam

http://www.indonesia-investments.com/id/news/news-columns/indonesia-malaysia-set-up-the-co

uncil-of-palm-oil-producer-countries/item6204 [diakses pada 21 Maret 2016].

Indonesia Investments. 2016. “Palm Oil Commodities”, [online] dalam http://www.indonesia- investments.com/business/commodities/palm-oil/item166 [diakses pada 26 Juli 2016].

Irawan, A. Yulianto. 2014. “Kluster Industri Sawit, Indonesia vs Malaysi[online]dalamhttp://www.infosawit.com/mobile/index.php/news/detail/kluster-industri-sawit--indonesia-vs-malaysia [diakses pada 11 Mei 2016].

ISPO. 2013 “Konsultasi Publik ISPO” [online] dalam

http://www.ispoorg.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7

7&Itemid=228&lang=ina [diakses pada 3 Mei 2016].

Kementerian Perindustrian. T.t. “Hilirisasi Industri Sawit Butuh Investasi US$ 800 Juta”[online]

dalam

http://www.kemenperin.go.id/artikel/4638/Hilirisasi-Industri-Sawit-Butuh-Investasi-US$-800-Ju

ta [diakses pada 11 Mei 2016].

Kementerian Perindustrian. T.t. “Lamban, Hilirisasi CPO di Indonesia“ [online] dalamhttp://www.kemenperin.go.id/artikel/3701/Lamban,-Hilirisasi-CPO-di-Indonesia [diakses pada 11 Mei 2016].

Kompas. 2009. “Indonesia dan Malaysia Kerjasama Pertanian”[online] dalam

http://internasional.kompas.com/read/2009/02/26/17482678/indonesia.dan.ma laysia.kerja.sama.pertanian [diakses pada 20 April 2016].

KPB Nusantara. 2010. “Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan Malaysia yang Selama Ini Bersaing Kini Bersatu”[online] dalam http://kpbn.co.id/news-5099-0-ri-malaysia-kerjasama-hadapi-isu-negatif-cpo.html [diakses pada 14 April 2016].

Malaysian Palm Oil Board. 2015. “Monthly Palm Oil Trade Statistics” [online] dalam http://www.mpoc.org.my/monthly_sub_page.aspx?id=38689f24-6069-4058-b196-784b1ee72c80 [diakses pada 4 Mei 2016].

Nurhayat, Wiji. 2014 “Ini Bentuk Kampanye Hitam Uni Eropa atas Sawit RI” [online] dalam http://finance.detik.com/read/2014/03 /26/095809/2536881/1036/ini-bentuk-kampanye-hitam-uni-eropa-atas-sawit-ri [diakses pada 14 April 2016].

PTPN5. 2015. “Indonesia-Malaysia Promosikan Green Economic Zone Kelapa Sawit” [online] dalam http://bumn.go.id/ptpn5/berita/14579/ Indonesia.Malaysia.Promosikan.Green.Economic.Z one.Kelapa.Sawit [diakses pada 11 Mei 2016].

Page 66: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

66

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2011. “RI-Malaysia Atur Suplai CPO Dunia”

[online] dalam http://perkebunan.litbang. pertanian.go.id/?p=3378 [diakses pada 13 November 2015]

Sime Darby. 2014. “Palm Oil Facts and Figures” [pdf] dalam http://www.simedarby.com/upload/Palm_Oil_Facts_and_Figures.pdf [diakses pada 2 Oktober 2015].

Sukmana, Yoga. 2015. “Harga CPO Anjlok Sepanjang 2015”. [online] dalam http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/11/26/125305726/Harga.CPO.A njlok.Sepanjang.2015.Ini.Penyebabnya [diakses pada 4 Mei 2016].

Supriyono, Joko. 2014. “Tantangan Industri Sawit untuk Presiden Baru”. [online] tersedia dalam http://www.gapki.or.id (diakses pada 11 Maret 2015).

Syahrul, Yura. 2015. “Andalkan Dewan Sawit, Pemerintah Ingin Buat Standar Baru Harga Sawit Dunia”[online] dalam http://katadata.co.id/berita/2015/10/30/ andalkan-dewan-sawit-pemerintah-ingin-buat-standar-baru- harga-sawit-dunia [diakses pada 4 Mei 2016].

Page 67: KEPENTINGAN EKONOMI INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42872/1/FAHRI...6 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat illah rabbi Allah SWT yang telah

67