KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DALAM ISLAM (Studi ...digilib.uin-suka.ac.id/1787/1/BAB I, BAB V,...
Transcript of KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DALAM ISLAM (Studi ...digilib.uin-suka.ac.id/1787/1/BAB I, BAB V,...
KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DALAM ISLAM
(Studi Pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
GUNA MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU FILSAFAT ISLAM
OLEH:
RIA INDAH ARETA
NIM. 04511622
JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2008
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Ria Indah Areta NIM : 04511622 Fakultas : Ushuluddin Jurusan/Prodi : Aqidah dan Filsafat Alamat Rumah : Jl. Kirab Remaja No. 112A Lahat – Sumsel Telp./Hp. : 081392966078 Alamat di Yogyakarta : Jl. Kusuma No. 723 GK IV Gendeng Yogyakarta Telp./Hp. : - Judul Skripsi : ETIKA POLITIK DALAM PANDANGAN AL-
GHAZALI (Kajian terhadap Kitab Al-Tibr al-Masbu>k fi< Nas{i<hah al-Mulu>k)
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya tulis
sendiri. 2. Bilamana skripsi telah dimunaqasyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya
bersedia merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal munaqasyah, jika lebih dari 2 (dua) bulan maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqasyah kembali.
3. Apabila di kemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi untuk dibatalkan gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 1 Juli 2008 Saya yang menyatakan
iii
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ria Indah Areta
NIM : 04511622
Fakultas, Jurusan : Ushuluddin, Aqidah dan Filsafat (AF)
Semester : VIII (delapan)
dengan ini menyatakan bahwa pas foto yang disertakan dalam daftar munaqosyah
itu adalah pas foto saya. Dan saya berani menanggung resiko dari pas foto itu.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Diharapkan maklum adanya. Terima kasih.
Yogyakarta, 7 Juli 2008 Saya yang menyatakan
iv
Dr. Fatimah, MA. Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
NOTA DINAS Hal : Skripsi Saudara Ria Indah Areta
Kepada Yang Terhormat Dekan fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca dan meneliti, mengoreksi dan mengadakan perubahan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Ria Indah Areta NIM : 04511622 Jurusan : Aqidah dan Filsafat (AF) Judul : Kepemimpinan Politik Perempuan Dalam Islam(Studi
Pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia).
sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena itu kami berharap skripsi tersebut dalam waktu dekat dapat disidangkan dalam sidang munaqasah. Demikian , atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 14 Jumadil Awal 1429H 17 Juni 2008
Pembimbing
v
Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum. Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
NOTA DINAS Hal : Skripsi Saudara Ria Indah Areta
Kepada Yang Terhormat Dekan fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca dan meneliti, mengoreksi dan mengadakan perubahan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Ria Indah Areta NIM : 04511622 Jurusan : Aqidah dan Filsafat (AF) Judul : Kepemimpinan Politik Perempuan Dalam Islam(Studi
Pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia).
sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena itu kami berharap skripsi tersebut dalam waktu dekat dapat disidangkan dalam sidang munaqasah. Demikian , atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 28 Jumadil Awal 1429H 30 Juni 2008
Pembimbing
vi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/R0
PENGESAHAN Nomor: UIN.02/DU/PP.00.9/1141/2008
Skripsi / Tugas Akhir dengan judul: Kepemimpinan Politik Perempuan dalam
Islam (Studi Pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Ria Indah Areta NIM : 04511622
Telah dimunaqosyahkan pada hari: Kamis, tanggal: 10 Juli 2008 dengan nilai: 85 A/B dan telah dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
vii
MOTTO
يأيها الذين أمنوا كونوا قوامني هللا شهداء بالقسط وال جيرمنكم شنئان قوم على أالتعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى
Al-Ma’idahMa’idahMa’idahMa’idah (5): 8.
Selalu berusaha menjadi yang terbaikSelalu berusaha menjadi yang terbaikSelalu berusaha menjadi yang terbaikSelalu berusaha menjadi yang terbaik untukuntukuntukuntuk dapat memberikan yang terbaikdapat memberikan yang terbaikdapat memberikan yang terbaikdapat memberikan yang terbaik
di setiap langkah kehidupandi setiap langkah kehidupandi setiap langkah kehidupandi setiap langkah kehidupan
viii
PERSEMBAHPERSEMBAHPERSEMBAHPERSEMBAHANANANAN
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:
Papa dan Mama
Yang selalu mendo’akan dan memberikan
kasih sayang tiada tara
De'Intan dan De' Hasyim
Yang selalu memberikan semangat dan Motivasi
Tak terlupakan
Tempat penulis menimba ilmu almamater tercinta
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
ABSTRAKSI
Skripsi ini mengambil judul kepemimpinan politik perempuan di dalam Islam studi pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia. Beberapa alasan yang mendasari pemilihan judul ini diantaranya ialah yang pertama, melihat kurangnya partisipasi kaum perempuan untuk berkiprah di dunia publik, kedua eksistensi kaum perempuan yang seringkali hanya dianggap sebatas mengurus wilayah domestik saja, sehingga terdapat anggapan bahwa kaum perempuan tidak mampu untuk menduduki wilayah publik apalagi sampai menjadi pemimpin. Pernyataan ini diperparah lagi dengan adanya doktrin bahwa tidak sepatutnya kaum perempuan menjadi pemimpin walaupun ia pandai sekalipun. Tokoh Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia menjadi penting karena menurut kedua tokoh ini jika ada kaum perempuan yang ingin berkiprah di dunia politik, ini menandakan bahwa kaum perempuan itu mampu dan bukan hanya kaum laki-laki yang dapat berkiprah di dunia politik.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan sumber primer buku Fatima Mernissi yang berjudul Menengok Kontroversi Peran Wanita dalam Politik sedangkan sumber primer buku Siti Musdah Mulia yang berjudul Perempuan dan Politik. Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ialah rujukan kepustakan yang berhubungan dengan kepemimpinan politik perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif-analitik yaitu dengan cara mendeskripsikan isi naskah dan memaparkan pemikiran secara teratur tentang konsepsi tokoh. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana pokok-pokok pemikiran perempuan dalam Islam; 2. Bagaimana inti pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia tentang kepemimpinan politik perempuan; 3. Apa persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh tentang kepemimpinan perempuan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa pokok-pokok pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia antara lain bahwa perempuan dan laki-laki makhluk setara oleh karena itu kaum perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam hal kepemimpinan politik. Mernissi dan Musdah mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan yang dimiliki yaitu bahwa kaum perempuan dan kaum laki-laki mempunyai hak untuk dapat terjun ke wilayah politik sama dengan kaum laki-laki. Sedangkan perbedaan kedua tokoh ini menyangkut akan latar belakang historis dan geografis kedua tokoh dan bedanya pendekatan yang digunakan keduanya dalam memahami kepemimpinan politik perempuan dimana Mernissi menggunakan kacamata historis yang melihat langsung dari Al-Qur'an sedangkan Musdah menggunakan sosio historis dan hukum.
x
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحيماحلمد هللا رب العاملني وبه نستعني علي أمور الدنيا والدين والصلوة والسالم
.على أشرف األنبياء واملرسلني وعلى أله وصحبه أمجعني، أما بعد
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar, Nabi Muhammad
SAW, keluarga serta para sahabat-sahabatnya yang telah memberikan pencerahan
di muka bumi ini.
Dalam Kesempatan yang baik ini penulis menghaturkan sembah sujud
yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua penulis yang selalu
memperhatikan arti pentingnya pengembangan intelektual anak-anaknya dan juga
atas dorongan dan do'a mereka yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu sudah
sepatutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Sekar Ayu Aryani, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Sudin, M.Hum selaku Kepala Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta Pembimbing akademik
Penulis.
3. Ibu Dr. Fatimah, MA dan Ibu Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M.Hum dengan
segala kesabaran dan kebesaran jiwa telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
Sekaligus sebagai penguji penulis.
xi
4. Bapak. Sofiyullah, M.Ag Selaku penguji terima kasih atas semua masukan
yang telah diberikan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai Tata Usaha Fakultas
Ushuluddin atas dedikasi dan kesabarannya selama ini.
6. Saudara-saudara Penulis khususnya Om Bayu yang telah membantu dan
menyemangati penulis selama kuliah di Yogya.
7. Adik-adik d' Intan, d' Hasyim terima kasih atas segala, motivasi dan doa yang
diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman Aqidah dan Filsafat /04 semuanya tanpa terkecuali dan Teman2
seperjuangan di kamar 5c yang selalu siap mendengar segala keluh-kesah
Penyusun dan tak pernah lelah memberikan motivasi untuk terus bangkit.
9. Teman-teman kos Kusuma yang selalu membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Buat k' Dayat penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena
engkau penulis dapat mengerti bagaimana caranya berjuang untuk dapat
belajar mandiri dan dewasa, penulis akan selalu mengingat jasa baikmu,
walaupun engkau sendiri sudah melupakan semua yang telah engkau berikan.
11. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
namanya, terimakasih atas segalanya.
Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berserah diri dan semoga segala
amal baik mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan dalam arti yang sesungguhnya, namun penulis
harap skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 26 Juni 2008
Penulis
(Ria Indah Areta)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ..................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING I ............................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING II ............................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
TRANSLITASI ARAB-LATIN ................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 10
D. Tinjauan Pustaka............................................................................... 11
E. Metode Penelitian ............................................................................. 13
F. Sistematika Pembahasan...................................................................... 15
xiii
BAB II: BIOGRAFI TOKOH DAN WACANA KEPEMIMPINAN
POLITIK PEREMPUAN
A. Biografi dan Latar Belakang Pendidikan Fatima Mernissi ............... 17
1. Biografi ..................................................................................... 17
2. Latar Belakang Pendidikan........................................................ 20
3. Karya-karya............................................................................... 21
B. Biografi dan Latar Belakang Pendidikan Siti Musdah Mulia ........... 23
1. Biografi ..................................................................................... 23
2. Latar Belakang Pendidikan........................................................ 25
3. Karya-karya............................................................................... 26
C. Kepemimpinan Politik Perempuan .................................................. 27
D. Kepemimpinan Perempuan Islam dalam Politik .............................. 29
BAB III: KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN: PANDANGAN
FATIMA MERNISSI DAN SITI MUSDAH MULIA
A. Pokok-pokok Pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia
Tentang Perempuan di dalam Islam................................................. 33
1. Perempuan dan Laki-laki Makhluk Setara ................................. 33
2. Kepemimpinan Perempuan dalam Islam.................................... 37
B. Perempuan dan Politik menurut Fatima Mernissi ............................ 41
C. Perempuan dan Politik menurut Siti Musdah Mulia ........................ 48
xiv
BAB IV: ANALISIS PEMIKIRAN FATIMA MERNISSI DAN SITI
MUSDAH MULIA TENTANG KEPEMIMPINAN POLITIK
PEREMPUAN
A. Persamaan Pemikiran Kedua tokoh tentang Kepemimpinan Politik
Perempuan......................................................................................... 58
1. Perempuan Berkiprah di Dunia Politik ...................................... 58
2. Penafsiran Al-Qur'an dan Hadis tentang Presiden Prempuan ..... 66
B. Perbedaan Kedua tokoh tentang Kepemimpinan Politik Perempuan 73
1. Latar Belakang Kewarganegaraan ............................................. 73
2. Metode Pendekatan yang digunakan Mernissi dan Musdah ....... 75
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 82
B. Saran............................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85
CURRICULUM VITAE
xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi kata-kata Arab-Latin yang dipakai dalam penyusunan
skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987
0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
- - alif ا
ba b be ب
ta t Te ت
sa s\ es dengan titik di atas ث
jim j je ج
ha h{ ha dengan titik di bawah ح
kha kh ka - ha خ
dal d de د
zal z\ zet dengan titik di atas ذ
ra‘ r er ر
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es - ye ش
sad s} es dengan titik di bawah ص
dad d{ de dengan titik di bawah ض
xvi
ta t} te dengan titik di bawah ط
za z} zet dengan titik di bawah ظ
ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع
gin g ge غ
fa f ef ف
qaf q ki ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em م
nun n en ن
wau w we و
ha h Ha ه
hamzah ’ apostrof ء
- ya y ي
2. Vokal
a. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah a a
Kasrah i i
D{ammah u u
xvii
Contoh:
سئل kataba كتب su’ila
b. Vokal Rangkap
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ي Fath}ah dan ya ai a – i
و Fath}ah dan wau au a – u
Contoh:
حول kaifa كيف haula
c. Vokal Panjang (maddah)
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah dan alif a> a dengan garis di atas أ
ي Fath}ah dan ya a> a dengan garis di atas
Kasrah dan ya i< i dengan garis di atas ي
و D{ammah dan ya u> u dengan garis di atas
Contoh:
قيل qa>la قال qi<la
يقول <rama رمى yaqu>l
3333.... Ta’ Marbut}ah Ta’ Marbut}ah Ta’ Marbut}ah Ta’ Marbut}ah
a. Transliterasi ta’ marbut}ah hidup
Ta’ marbut}ah yang hidup atau yang mendapat harkat fathah, kasrah, dan
dammah transliterasinya adalah “t”.
xviii
b. Transliterasi ta’ marbut}ah mati
Ta’ marbut}ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya
adalah “h”.
Contoh:
طلحة t}alh}ah
c. Jika ta’ marbut}ah diikuti kata yang menggunakan kata sandang “al-“, dan
bacaannya terpisah, maka ta’ marbut}ah tersebut ditransliterasikan dengan
“h”/h.
Contoh:
روضة األطفال raud}atul at}fa>l atau raud}ah al-atfa>l
املدينة املنورة al-Madinatul Munawwarah atau
al-Madinah al-Munawwarah
4. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid)
Transliterasi syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf yang
sama, baik ketika berada di awal atau di akhir kata.
nazzala نزل
الرب al-birru
5. Kata Sandang "ال"
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
yaitu "ال" Namun dalam transliterasi ini kata sandang tersebut dibedakan atas
kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyah dan kata sandang yang diikuti
oleh huruf Qomariyah:
xix
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya yaitu "ال" diganti dengan huruf yang sama dengan huruf
yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.
Contoh:
ar-rajulu الرجل
as-sayyidatu السيدة
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya,
bila diikuti oleh huruf Syamsiyah maupun Qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda
sambung (-)
Contoh:
al-qalamu القلم
al-badi<’u البديع
6. Hamzah
Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan
aspostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan
di akhir kata. Bila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan karena
dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
syai’un شيئ
umirtu امرت
an-nau’u النوء
xx
7. Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan
sebagainya seperti ketentuan-ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada
nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada
permulaan kalimat.
Contoh:
wama> Muhammadun illa> Rasu>l وما حممد إال رسول
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
trnsliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu tajwid.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepanjang sejarah peradaban manusia, persoalan perempuan merupakan
hal yang selalu menarik untuk dikaji. Hal ini tidak terlepas dari problematika yang
dihadapi oleh kaum perempuan, bahwa perempuan seringkali hanya memainkan
peran sosial, ekonomi, dan ikut menduduki wilayah publik yang kecil dibanding
kaum laki-laki.
Dalam konteks Islam Perempuan-perempuan pada zaman pra Islam
banyak yang tidak memiliki hak untuk terjun ke dunia publik di dalam kehidupan.
Kaum perempuan dianggap tidak layak untuk dapat merasakan hak-hak yang
seharusnya dimilikinya. Mereka dianggap tidak mempunyai kemampuan apapun,
berbeda dengan laki-laki,1 laki-laki dianggap mampu untuk memegang kekuasaan
dalam bidang politik, sehingga kaum perempuan dianggap tidak pantas untuk
berada dalam bidang politik ini.
Di semenanjung Arab sebelum Islam, orang-orang Arab tidak suka dengan
kehadiran anak perempuan yang dianggapnya sebagai pembawa malapetaka.
Untuk menghindari malapetaka itu sesegera mungkin mereka menguburnya
hidup-hidup, agar keluarganya terhindar dari malapetaka.2
1 Muhammad Anis Qosim Ja'far, Perempuan dan Kekuasaan Menelusuri Hak Politik dan
Persoalan gender dalam Islam, Penj, Irwan Kurniawan dan Abu Muhammad (Jakarta: Zaman Wacana Mulia, 1998), hal. 11.
2 Ibid., hal.15.
2
Masalah ini juga disebutkan dalam surat An-Nahl (16): 58-59 sebagai
berikut:
#sŒÎ) uρ t�Ïe± ç0 Νèδ ߉ ymr& 4s\Ρ W{$$ Î/ ¨≅ sß … çµ ßγô_ uρ # tŠuθ ó¡ ãΒ uθèδ uρ ×Λ Ïàx. ∩∈∇∪
3“u‘≡ uθ tG tƒ zÏΒ ÏΘöθ s)ø9 $# ÏΒ Ï þθ ß™ $tΒ u�Åe³ç0 ÿϵ Î/ 4 … çµ ä3 Å¡ôϑムr& 4’ n?tã Aχθèδ ôΘr& …çµ ”™ß‰ tƒ ’ Îû É>#u�—I9 $# 3 Ÿω r& u !$ y™ $ tΒ tβθ ßϑä3 øts† ∩∈∪
Artinya: Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran)
anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.3
Menurut Fatima Mernissi dalam masyarakat Islam perempuan menempati
kedudukan penting yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada undang-
undang atau aturan manusia sebelum Islam yang memberikan hak-hak kepada
kaum perempuan seperti yang diberikan Islam. Hal ini disebabkan Islam datang
membawa prinsip persamaan diantara seluruh manusia. Tidak ada perbedaan
antara satu individu dengan individu lainnya, dalam memberikan hak kepada
kaum perempuan.4
Realitas sosial menunjukkan bahwa pada zaman Nabi terlihat tentang
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sama. Dikarenakan di zaman ini laki-
laki dan perempaun dibebaskan dalam berkiprah dibidang bisnis, pemerintahan
dan politik. Sehingga tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki dan kaum
3 Al-Quran surat An-Nahl ayat: 58-59. 4 Fatima Mernissi, Womend and Islam: An Historical and Theological Enguary Wanita
dalam Islam (Bandung: Pustaka, 1994), hal. 87.
3
perempuan. Agar tidak ada diskriminasi terhadap perempuan untuk terjun ke
dunia politik, yang selama ini menjadi bentuk penindasan ideologi dan kultural
kepada kaum perempuan.5
Pandangan yang diskriminatif ini kemudian memunculkan rumusan
sepihak mengenai bagaimana hakekat menjadi perempuan yang sebenarnya. Pada
gilirannya, hal ini membentuk pola tingkah laku dan sikap perempuan yang
diterjemahkan menjadi kodrat perempuan yang tidak dapat diubah. Kodrat
perempuan dijadikan alasan untuk mereduksi berbagai peran perempuan di dalam
keluarga maupun masyarakat.6
Perempuan dan politik merupakan dua hal yang sangat sulit untuk
dibayangkan terutama untuk negara berkembang. Hal ini disebabkan manusia
telah dibentuk oleh budayanya masing-masing dan menekankan bahwa
kedudukanya berkisar pada lingkungan keluarga, mengurus anak, suami,
memasak, dan lain sebagainya.7 Anggapan ini masih melekat dikalangan
masyarakat yang berstruktur patriarkhi.8
5 Mansour Faqih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Cet II, 1947), hal. 149. 6 Zaitunah Subhan, Tafsir Kebenaran Studi Bias Gender dalam Tafsir Al-Qur'an
(Yogyakarta: LKiS, 1999), hal. 2. 7 Ihromi T.O, Kajian Wanita dalam Pembangunan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1995),hal.4. 8 Patriarkhi ialah lingkungan masyarakat yang menganggap kaum perempuan tidak pantas
untuk sebanding dengan laki-laki. Mereka mengganggap bahwa perempuan itu hanya mampu duduk diwilayah domestik.
4
Minimnya partisipasi9 perempuan disektor publik dan banyaknya kendala
kaum perempuan untuk berkecimpung diwilayah politik disebabkan karena tidak
sedikit kaum laki-laki yang beranggapan bahwa kaum perempuan tidak pantas
untuk menduduki wilayah publik. Sebagian laki-laki mengatakan bahwa politik
adalah wilayah yang keras dan hanya layak untuk dimiliki oleh kaum laki-laki.
Masyarakat pada umumnya juga masih sangat kental menempatkan laki-laki
sebagai pusat kekuasaan sehingga kaum perempuan tidak diberi kesempatan untuk
menempati wilayah publik tersebut.10
Menurut Yusuf Qordhowy, diantara landasan fatwa yang melarang para
perempuan mendapatkan hak politik, karena dengan penciptaan fisik dan
nalurinya, mereka diciptakan untuk mengemban tugas keibuan, mengasuh
generasi penerus dan mendidiknya.11 Sehingga jika ada kaum perempuan yang
akan terjun memasuki wilayah publik itu semua sangat aneh karena kaum
perempuan hanya menempati wilayah domestik yang berada dalam kegiatan
rumah tangga.12
9 Partisipasi Politik adalah kegiatan sukarela dari warga masyarakat di mana mereka turut
ambil bagian dalam proses pemilihan penguasa baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kebijakan umum. Samuel P.H mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi dengan maksud untuk mempengaruhi perbuatan keputusan pemerintah, dan partisipasi dapat bersifat Individual atau kolektif terorganisasi atau spontan, Isbodrani Suyanto, "Peranan Sosialisasi Politik terhadap Partisipasi Politik Perempuan", Jurnal Perempuan., hal 52 dan Ibid., hal. 491.
10 Fatima Mernissi dan Riffat Hasan, Setara di Hadapan Allah, Penj. Tim LSPPA
(Yogyakarta: LSPPA, 1999), hal. 199. 9 Khoirudin Nasution, Fazlur Rahman tentang Wanita (Yogyakarta: TAZZAFA dengan
ACAdeMIA, 2002), hal. 74. 11 Yusuf Qordhowy, Fiqih Daulah dalam Perspektif Al-Qur'an dan As-Sunnah, Penj:
Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, cet IV, 1999), hal. 240. 10 Dwi Sangoto, Http//www.Islamlib.com, Akses 19 Februari 2008
5
Al-Juwaini dalam kitabnya Gahyas Al-Umam mengatakan perempuan
tidak dapat terjun dibidang politik itu dikarenakan banyaknya asumsi yang
menempatkan alasan kodrat perempuan. Perempuan dianggap tidak layak
memimpin suatu komunitas yang di dalamnya terdapat kaum laki-laki. Wacana
kepemimpinan yang mengikutsertakan kaum perempuan ikut duduk dalam ranah
publik ini mulai muncul pada zaman Nabi Muhammad ketika istri-istri beliau ikut
terjun ke ranah publik. Mereka tidak secara langsung mengikuti perang tetapi ikut
dalam membuat strategi perang.
Setelah Nabi wafat aktifitas perempuan mulai berangsur-angsur surut.
Beberapa tahun sepeninggal Nabi, Aisyah istri Nabi yang ikut terjun dalam
memimpin perang unta, mulai menampakkan kewibawaannya sebagai pemimpin.
Kecerdasannya dalam berdiplomasi dan keterampilanya dalam mengatur strategi
perang hampir mengalahkan pemimpin laki-laki waktu itu.13 Peristiwa ini yang
menjadikan kontroversi dikalangan pemikir Islam klasik, ada yang mengatakan
tindakan ini sebagai bentuk ijtihad dan ada pula yang mengatakan peristiwa ini
biang perpecahan umat Islam. Hal ini yang menjadikan legitimasi perempuan
Islam untuk berkiprah dibidang politik.
Jika kita mengembalikan masalah ini pada konteks Indonesia, kita juga
menemukan situasi dimana diskriminasi politik serta ketimpangan gender dalam
representasi di lembaga politik di Indonesia juga terjadi. Menurut sensus yang
dilakukan biro pusat statistik (BPS) tahun 2000, jumlah perempuan Indonesia
adalah 101.625.816 atau 51 persen dari seluruh populasi. Jumlah ini lebih banyak
13 Fatima Mernissi, The Forgotten Queens of Islam Ratu-ratu Islam yang Terlupakan,
Penj. Rahmani Astuti dan Enna Hadi (Bandung: Mizan, 1999), hal. 39.
6
dari jumlah total penduduk ditiga Negara Malaysia, Singapura, dan Filipina. Tapi
jumlah warga masyarakat yang banyak tersebut tidak tampak dalam jumlah
keterwakilan perempuan dalam lembaga-lembaga pembuat atau pengambil
keputusan politik di Indonesia.14
Representasi yang dapat dilihat kurangnya kaum perempuan dalam politik
formal yang terdapat di Indonesia pada tahun 2000, dapat dilihat dalam lembaga
MPR dari representasi kaum perempuan itu terdapat 18 perempuan yang ikut
terjun di dalam lembaga tersebut, sedangkan dalam lembaga DPR terdapat 45
orang, mungkin jumlah kaum perempuan disini lumayan banyak, sedangkan
dalam lembaga-lembaga lain salah satunya MA hanya 7 orang, DPA 2 orang,
KPU 2 orang, dan bupati 5 orang. Disini dapat dilihat kurangnya aspirasi kaum
perempuan dalam lembaga politik formal yang terdapat di Indonesia.15
Selama representasi yang timpang, diskriminasi dalam politik terhadap
perempuan juga didapati secara meluas hanya sedikit perempuan yang berkiprah
di dunia politik dan ini yang menjadikan tidak dapat mengartikulasikan aspirasi
dan kepentingan khas dari kelompok mereka sendiri karena jumlah mereka yang
minoritas. Dalam sejarah politik di Negri ini jumlah perempuan di dalam lembaga
formal tidak pernah mencapai angka strategis, yang memungkinkan diperhatikan,
apalagi sedikit suara mereka dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan
politik.16
14 Ani Widyani Sutjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana (Jakarta: Kompas, 2005),
hal. 107. 15 Ibid., hal. 96. 16 Ibid., hal. 62-63.
7
Dari uraian di atas masih terlihat permasalahan tentang perempuan yang
terdapat di Indonesia khususnya tentang masalah kepemimpinan politik
perempuan dalam Islam. Kepemimpinan perempuan memang merupakan
persoalan pelik yang sampai saat ini menjadi perbincangan, meski demikian,
perkembangan pemikiran tentang kepemimpinan merupakan hak setiap insan.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan mengkaji pemikiran tokoh-
tokoh feminis tentang kepemimpinan politik perempuan, disini penulis akan
mencoba menganalisis pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia. Peran
kaum perempuan dibidang publik memang sudah lama menjadi perbincangan
yang menjadi pro dan kontra. Permasalahan ini mulai marak lagi terutama sekitar
tahun 1988, ketika Benazir Bhuto menjadi perdana menteri Pakistan. Banyak
argumentasi masyarakat yang menentang ini karena menurut mereka ini semua
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Kondisi tersebut menjadikan inspirasi
bagi Mernissi sebagai tokoh feminis muslim dengan kritik wacana agama melalui
pendekatan historis dalam pemahaman kontekstual Al-Qur'an. Mernissi tergoda
untuk menelusuri lebih jauh tentang pertanyaan perempuan dalam politik publik.
Dari situ pulalah Mernissi kemudian menelaah "arkeologi" sejarah kepemimpinan
di dunia Islam terutama kepemimpinan perempuan.17
Dalam kebanyakan karya-karyanya Mernissi mencoba menggambarkan
bahwa ajaran agama bisa dengan mudah dimanipulasi, karenanya Mernissi pun
percaya, penindasan terhadap perempuan adalah semacam tradisi yang dibuat-
buat, dan bukan dari ajaran Islam. Makanya ia sangat berani dan tidak takut
17 Ibid., hal. 201.
8
membongkar tradisi yang mana banyak kaum masyarakat banyak melarang kaum
perempuan untuk terjun ke ranah politik, Mernissi mulai merombak pemikiran
yang menganggap kaum perempuan tidak layak untuk dapat berkiprah di ranah
publik yang menurut mereka politik hanya layak diduduki oleh kaum laki-laki.
Pemikiran Mernissi ini yang menjadikan penulis ingin membahas lebih
lanjut tentang peran kaum perempuan agar dapat terjun ke dunia politik yang
bukan hanya kaum laki-laki, sehingga kaum perempuan tidak dianggap tidak
mampu untuk terjun ke dunia publik dan bukan pekerjaan satu-satunya kaum
perempuan dibidang domestik saja.
Seperti halnya Fatima Mernissi, Siti Musdah Mulia mengkritiki wacana
perempuan menggunakan metode pendekatan sosio historis yang mengkritik
karya-karya tafsir dan kitab-kitab klasik tentang kepemimpinan politik perempuan
yang dianggap tidak layak.18 Musdah juga berusaha bagaimana perempuan
melalui kebijakan negara yang demokrasi dengan jalan reintrepetasi atas hukum
Islam. Lebih dari itu, ia juga memfokuskan keterlibatan perempuan di dalam
aspek kepemimpinan publik. Dengan kata lain Musdah lebih memperjuangkan
hak-hak perempuan untuk leluasa berperan ditengah-tengah masyarakat dan ikut
terjun dalam wilayah publik bukan hanya dalam wilayah domestik khususnya di
Indonesia, dimana kaum perempuan dapat tampil sebagai pembaru dalam bidang
publik itu sendiri, dan juga dapat bersaing dengan kaum laki-laki secara sehat
dalam politik
18 Siti Musdah Mulia, Muslimah Reformis: Perempuan Pembaharu Keagamaan
(Bandung: Mizan, 2005), hal. 36.
9
Musdah menunjukkan bagaimana perempuan bisa bergerak dari
posisinya sebagai perempuan yang tidak hanya berkiprah dalam kegiatan rumah
tangga, tapi juga dapat ditunjukkan dengan keikutsertaan kaum perempuan untuk
ikut berkecimpung di wilayah publik yang mana sampai saat ini dikuasai oleh
kaum laki-laki.
Melihat keadaan di atas, terdapat persamaan dan perbedaan yang sangat
signifikan antara Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia di dalam ruang lingkup
kepemimpinan politik perempuan. Mernissi mencoba melihat peran perempuan
dalam bidang politik dengan menggunakan kaca mata agama secara historis dalam
Al-Qur'an, sedangkan Musdah menggunakan kacamata sosio historis dan hukum
yang mengkaji tentang kepemimpinan politik perempuan. Hal ini yang
menjadikan ketertarikan penulis untuk menilai dan melakukan perbandingan
antara kedua tokoh perempuan yang sama-sama penggerak perempuan, dan sama-
sama pemikir kontemporer namun tetap berbeda dalam latar belakang dalam
bidang suku bangsa, budaya, serta pengalaman spiritul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pokok-pokok pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia
tentang perempuan dalam Islam?
b. Bagaimana inti pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia tentang
kepemimpinan politik perempuan?
10
c. Apa perbedaan dan persamaan pemikiran kedua tokoh tentang kepemimpinan
politik perempuan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Mengetahui pokok-pokok pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia
tentang kepemimpinan politik perempuan
b. Mengetahui inti pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia tentang
politik perempuan
c. Mengetahui persamaan dan perbedaan Fatima Mernissi dan Siti Musdah
Mulia tentang kepemimpinan politik perempuan.
2. Kegunaan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan kajian-kajian keislaman khususnya kajian terhadap perempuan
perspektif Islam.
Sebagai pengembangan wawasan sadar gender dan peduli terhadap isu gender
yang dapat membantu penguatan diri perempuan yang digunakan dalam usaha
pengintegrasian perempuan dalam proses pembangunan.
D. Tinjauan Pustaka
Berpijak dari berbagai penelusuran pustaka yang dilakukan, penulis
mencoba melihat beberapa literatur dengan topik-topik antara lain: Skripsi-skripsi
yang merujuk tentang masalah perempuan diantaranya dalam skripsinya: Emi
11
Fatmawati dari fakultas syari'ah dalam skripsinya yang berjudul "Pemikiran
Fatima Mernissi tentang Konstruksi Sosial dalam Hukum Islam"19menjelaskan
mengenai pandangan-pandangan Mernissi tentang konstruksi Sosial dalam
Hukum Islam. Hukum Islam menurut Mernissi belum mampu mengcover prinsip
keadilan dan kesetaraan secara menyeluruh dan secara empirik, artinya secara
institusional hukum Islam menurut Mernissi masih bersifat diskriminitif dan
mendeskriditkan perempuan secara seksual. Disisi lain Mernissi mengakui bahwa
Islam sesungguhnya sangat apresiatif dan tidak diskriminitif terhadap perempuan
Islam. Sesungguhnya mendudukkan posisi perempuan setara dengan laki-laki di
hadapan Allah, karena keduanya diciptakan dari jenis yang sama dan yang
membedakan hanyalah taqwanya.
Menurut Sulaiman dari fakultas syari'ah dalam skripsinya yang berjudul
"Kesetaraan Jender dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia" 20
menjelaskan mengenai pemikiran kedua tokoh ini berpendapat perlu diadakan
penafsiran ulang tentang nas-nas yang berhubungan dengan masalah jender bukan
saja Siti Musdah Mulia juga mengoreksi fiqih yang dihasilkan oleh ulama-ulama
klasik produk-produk hukum yang tidak berpihak kepada kepentingan perempuan
lebih baik direvisi, bahkan konsep ushul fiqih pun harus dibuat yang lebih feminis
supaya hak-hak perempuan dapat dilindungi.
19 Emi Fatmawati, Pemikiran Fatima Mernissi tentang Konstruksi Sosial dalam Hukum
Islam, Skripsi (Fakultas Syari'ah: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001), hal. 87. 20 Sulaiman, Kesetaraan Jender dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia,
.Skripsi (Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006), hal. 81.
12
Juzanah, dari fakultas Ushuluddin, dalam skripsinya yang berjudul "Hak-
hak Perempuan dalam Islam Menurut Fatima Mernissi"21 yang menjelaskan
mengenai hak-hak perempuan dalam wilayah publik menurut Fatima Mernissi
diantaranya hak untuk berpolitik dan hak untuk memperoleh pekerjaan. Hak
berpolitik yang dimiliki oleh perempaun bersifat tidak terbatas dalam artian,
perempuan berhak menjadi apa saja sesuai dengan cita-cita politiknya. Sedangkan
tentang hak untuk memperoleh pekerjaan, Fatima Mernissi menekankan agar
perempuan diberi akses yang lebih baik di dalam bidang keahlian untuk
memperoleh pekerjaan.
Wa Ode Nirmala, dari fakultas Agama Islam, dalam skripsinya yang
berjudul "Jender dalam Perspektif Murtadha Mutahhiri dan Siti Musdah Mulia"22
menjelaskan mengenai pemikiran kedua tokoh tentang ayat-ayat yang berkenaan
tentang jender yang tidak sesuai dengan hak-hak kaum perempuan untuk dapat
setara dengan kaum laki-laki.
Setelah penulis meneliti, belum ada karya-karya yang membahas tentang
kepemimpinan politik perempuan dalam Islam terutama dalam analisis pemikiran
Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia, masalah ini yang menjadikan penulis
untuk mengangkat tema ini di dalam pembahasan skripsi.
21 Juzanah, Hak-hak Perempuan dalam Islam Menurut Fatima Mernissi, Skripsi (Fakultas
Ushuluddin: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003), hal. 76. 22 Wa Ode Nirmala, Jender dalam Perspektif Murtadha Mutahhiri dan Siti Musdah
Mulia, Skripsi (Fakultas Agama Islam: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2000), hal. 85.
13
E. Metodologi Penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian dari skripsi ini ialah penelitian kepustakaan (library
research) dengan mengadakan penelusuran dan inventarisasi data-data yang
bersumber dari literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
guna mendapatkan asas-asas dan konsep yang menjadi objek penelitian.23
b. Sumber Data
Dalam menghimpun data-data penelitian, maka akan dilakukan
penelusuran kepustakaan baik yang bersifat primer maupun sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber Data primer adalah buku-buku atau literatur yang menjadi
referensi utama dalam penelitian ini. Adapun literatur pokok yang menjadi
acuan dalam penelitian ini, karya Fatima Mernissi "Menengok Kontroversi
Peran Wanita dalam Politik" sedangkan karya Siti Musdah Mulia tentang
"Perempuan dan Politik" kedua karya tersebut yang menjadi pijakan
utama dan menjadi sumber primer dalam penelitian ini.
b. Sumber Data Skunder
Sumber Data Skunder adalah bahan rujukan kepustakaan yang
menjadi pendukung dalam penelitian ini, baik berupa buku, artikel, tulisan
ilmiah dan lain sebagainya yang dapat melengkapi data-data primer di
atas. Diantara literatur-literatur tersebut adalah tulisan-tulisan yang
23 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, cet VII (Bandung: Mandar
Maju,1996), hal. 33.
14
mendiskusikan tentang kepemimpinan politik perempuan secara umum.
Data-data primer ini diharapkan dapat memperkuat argumentasi yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
c. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang terkumpul dari sumber primer dan sumber
skunder ditempuh dengan cara context analysis, mekanismenya adalah
menelusuri pernak-pernik pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia
secara mendetail.
d. Teknik Analisis Data
Pada tahap berikutnya, penulis berusaha untuk mengkaji masalah yang
berkaitan dengan kepemimpinan politik perempuan dalam Islam menurut
Fatima Menissi dan Siti Mudah Mulia, kemudian menganalisis dengan
menggunakan metode Content Analiysis yaitu suatu cara untuk mendapatkan
informasi tentang kedua tokoh dengang mengkaji setiap pemikiran yang
mereka miliki yang berhubungna tentang politik perempuna khususnya.
e. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan historis yaitu mengkaji aspek
kesejarahan dari kedua tokoh tersebut untuk mendapatkan gambaran yang
objektif tentang produk pemikiran yang ditawarkan oleh keduanya. Aspek
kesejarahan ini meliputi keadaan intelektual, pengalaman spiritual dan lain
sebagainya. Dengan demikian penelitian ini dapat diharapkan memberi
15
kontribusi keilmuan dalam kajian tentang kepemimpinan perempuan dalam
kancah publik.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah memahami skripsi ini, maka pembahasan skripsi ini
terdiri dari 5 bab yakni sebagai berikut:
Bab pertama, hal ini untuk mengetahui latar belakang masalah munculnya
pemikiran tentang kepemimpinan politik perempuan, lebih lanjut rumusan
masalah yang menjadi minat penulis, serta data-data yang sejauh penulis ketahui
untuk meletakkan dimana posisi diantara penelitian-penelitian tersebut, yang
diangkat dalam sub-sub bab.
Disusul bab II, yang merupakan biografi dan latar belakang pemikiran
Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia serta karya-karya mereka berdua, hal ini
perlu diketahui karena yang nantinya akan sangat mempengaruhi terhadap hasil
penafsiran serta metode yang ditawarkan kedua tokoh.
Kemudian bab III, ulasan tentang pokok-pokok pemikiran kedua tokoh
tentang perempuan di dalam Islam, serta inti pemikiran Mernissi dan Musdah
tentang bolehnya kaum perempuan terjun ke dunia politik hingga menjabat
sebagai pemimpin.
16
Maka bab IV, merupakan bagian sentral penelitian ini, yakni mencari
analisis pemikiran kedua tokoh tentang kepemimpinan politik perempuan dan
melihat persamaan dan perbedaan kedua tokoh yang berhubungan dengan boleh
tidaknya kaum perempuan untuk terjun ke dunia politik.
Akhirnya, seluruh penelitian ini ditutup oleh bab V yang merupakan
kesimpulan dan sedikit uraian mengenai kepemimpinan politik perempuan
semoga dapat membuka wacana kaum perempuan dalam bidang politik.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah di uraikan dalam skripsi ini penulis mencoba
menyimpulkan isi yang terdapat di dalamnya:
1. Pokok-pokok pemikiran Fatima Mernissi dan Siti Musdah Mulia tentang
perempuan dalam Islam adalah sebagai berikut:
a. Perempuan dan laki-laki adalah makhluk setara. Mernissi dan Musdah
menyatakan bahwa Islam memberikan kebebasan yang begitu besar
kepada kaum perempuan, oleh karena itu kaum perempuan mempunyai
kebebasan penuh untuk ikut terjun ke dalam wilayah politik dan memiliki
kemampuan dan prestasi cemerlang seperti yang dimiliki kaum laki-laki
dalam bidang politik.
b. Laki-laki mempunyai hak yang sama dalam berkiprah di dunia politik.
Mernissi dan Musdah menyatakan bahwa kaum perempuan boleh
menduduki jabatan sebagai pemimpin.
2. Menurut Fatima Mernissi perempuan ikut terjun ke wilayah politik dan ikut
memegang jabatan politik itu sangat bagus karena dapat terbukti bahwa bukan
hanya kaum laki-laki yang dapat terjun ke wilayah politik tapi perempuan pun
mampu untuk menduduki wilayah kepemimpinan. Seperti halnya Mernissi
Musdah juga mengungkapkan bahwa kaum perempuan mempunyai hak yang
82
sama dengan kaum laki-laki untuk dapat menduduki wilayah politik dan
memegang kekuasaan menjadi pemimpin di wilayah politik
3. Faktor persamaan dan perbedaan kedua tokoh dalam aspek kepemimpinan
politik ini terlihat dalam pemikiran kedua tokoh. Mereka sama-sama
menginginkan hak kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dan dibuka
tempat yang selebar-lebarnya agar kaum perempuan dapat berkiprah di ranah
politik yang dapat menunjukkan bahwa kaum perempuan mampu untuk terjun
ke ranah politik dan mampu ikut serta dalam kepemimpinan politik itu sendiri.
Sedangkan perbedaan kedua tokoh didasari oleh bedanya pendekatan yang
digunakan keduanya dalam memahami kepemimpinan politik perempuan.
Mernissi menggunakan kacamata historis yang melihat langsung dari Al-
Qur'an sedangkan Musdah menggunakan sosio historis dan hukum. Perbedaan
yang dapat dilihat juga terdapat pada letak kewarganegaraan dapat dilihat
Mernissi berasal dari Maroko yang mempunyai pemikiran yang konservatif
akan pentingnya kaum perempuan untuk terjun ke ranah politik yang melihat
akan dirinya dahulu tinggal di daerah harem, sedangkan Musdah melihat
dalam konteks negara Indonesia yang masih banyak orang melihat dari
struktur patriarkhi yang menganggap kaum perempuan tidak mampu terjun ke
ranah politik, mereka menganggap kaum perempuan hanya mampu bergerak
dalam wilayah domestik.
83
B. Saran
Kepemimpinan politik perempuan dalam Islam yang menjadi bahan
perdebatan hingga saat ini merupakan kajian yang menarik untuk diteliti oleh
sebab itu penulis ingin mengemukakan saran dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang mengkaji tentang masalah
kepemimpinan perempuan dalam pandangan para ulama, pemikir Islam,
ditinjau dari berbagai sudut pandang yang akan membuka wawasan kaum
perempuan dalam kancah kekuasaan yang selama ini menjadi dominasi kaum
laki-laki.
2. Tidak menutup kemungkinan adanya penelitian-penelitian terbaru yang
membuktikan dan memperoleh pentingnya peranan yang membuktikan dan
memperkokoh pentingnya perempuan dalam mensejajarkan dirinya dengan
posisi kaum laki-laki dalam berbagai konteks. Selain konteks politik dan
sejarah masih ada beberapa konteks yang dapat dijadikan pedoman, yakni:
kondisi sosial, hukum, ekonomi, dan budaya dalam perspektif Islam.
84
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Al-Karim
Al-Bahnasawi, Salim Ali, Wawasan Sistem Politik Islam, penj. Mustolah Moufur. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996.
Ali Engineer, Asghar, Hak-Hak Perempuan di dalam Islam, Terj. Farid Wajidi dan cici Farkha. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1994.
________________, The Qur'an Women and Modern Society, Pembebasan Perempuan, Terj. Agus Nuryatno. Yogyakarta: Lkis, 1999.
As-Siba'y, Mustafa, Wanita di antara Hukum Islam dan perundang-undangan, Terj.Khodijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Aziz, Asmaeny, Feminise Profetik.Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007.
Barlas, Asma, Believing Women In Islam, Cara Qur'an Membebaskan Perempuan, Terj. Cecep Lukman Yasin. Jakarta: Serambi, 2003.
Bekker, Anton dan Ahmad Charis Zubair, Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Budiarjo, Mirian, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, Pustaka Umum, 2000.
Evans, Sara, Born For Liberty, Lahir Untuk Kebebasan, Perj. Sri Kusdyatinah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1989.
Faqih, Mansoer, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Ghafar, Afan, Potret Perempuan Tinjauan Politik, Ekonomi, Hukum di Zaman Orde baru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Hereoputri, Arimbi dan R Valentine, Percakapan tentang Feminisem vs Neoliberalisme, Jakarta: Deb WITCH, 2004.
Ihrom, T.O, Kajian Wanita dalam Pembangunan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995.
Izza, Hibbah Rauf, Wanita dan Politik dalam Pandangan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.
85
Ja'far, Muhammad Anis Qosim, Perempuan dan Kekuasaan Menelusuri Hak Politik dan Persoalan gender dalam Islam, Penj, Irwan Kurniawan dan Abu Muhammad, Jakarta: Zaman Wacana Mulia, 1998.
Kadarusman, Agama, Relasi Gender dan Feminisme. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.
Kartono, Kartini, Pengantar Metodelogi Riset Sosial, cet. VII, Bandung: Mandar Maju,1996.
Mernissi, Fatima, Beyond The Veil Seks dan Kehidupan Dinamika Pria dan Wanita dalam Masyarakat Muslim Modern, penj. Masyhur Abadi, Surabaya: Alfikr, 1997.
Mernissi, Fatima dan Riffat Hasan, Setara di Hadapan Allah, penj. Tim LSPPA Yogyakarta: LSPPA, 1999.
Mernissi, Fatima, Pemberontakan Wanita: Peran Intelektual Kaum Wanita dalam Sejarah Muslim, Penj. Rahmani Astuti, Bandung: Mizan, 1999.
________________, The Veil and The Male Elite, Menengok Kontroversi Peran Wanita dalam Politik, Bandung: Pustaka, 1999.
________________, Perempuan dan Islam kajian sejarah dan teologi, Bandung: Pustaka 1999.
________________, The Forgotten Queens of Islam, Ratu-ratu Islam yang Terlupakan, terj. Rahmani Astuti dan Enna Hadi, Bandung: Mizan, 1999.
________________, Teras Terlarang Kisah Masa Kecil Seorang Feminis Muslim, Penj. Ahmad Baiquni, Bandung: Mizan, 1999.
________________, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Wanita dalam Islam Bandung: Pustaka, 1994.
Mulia, Siti Musdah dan Anik Farida, Perempuan dan Politik, Jakarta: Gramedia, 2005.
Mulia, Siti Musdah, Muslimah Reformis: Perempuan Pembaharu Keagamaan, Bandung: Mizan, 2005.
Nasution, Khoiruddin, Fazlur Rahman tentang Wanita, Yogyakarta: TAZZAFA dengan ACAdeMIA, 2002.
Permadi, K. Pemimpin dan Kepemimpinan Manajemen, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999.
86
Qardhawy, Yusuf, Fiqh daulah dalam perspektif Al-Qur’an dan Sunnah, alih bahasa Kultur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.
Subhan, Zaitunah, Perempuan dan Politik dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2004.
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Thahan Mahmud, Ulumul Hadis: Kompleksi Hadis Nabi, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1999.
Umar, Nasaruddin, Kodrat Perempuan dalam Islam, Jakarta: Yunani Purba, 1999.
Wadud Muhsin, Amina, Qur’an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi Tafsir, Jakarta: Serambi Ilmu Alam Semata, 2001.
________________, Wanita di dalam Al-Qur'an, terj. Yaziar Radianti, Bandung: Pustaka, 1994.
Widyani Sutjipto, Ani Politik Perempuan Bukan Gerhana, Jakarta: Kompas, 2005.
87
CURRICULUM VITAE
Nama : Ria Indah Areta
Tempat tanggal lahir : Lahat, 13 April 1987
Alamat Rumah : Jalan Kirab Remaja No.112 A Lahat Sumatra Selatan
Alamat Yogyakarta : Jl. Kusuma GK IV No. 723 Gendeng, Yogyakarta.
Nama Ayah : Mujahidin S, Ip
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Suci Sulis Setiowati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan
TK : TK Putra, Kab. Lahat Sumatra Selatan
SD : SDN 3, Kab. Lahat Sumatra Selatan
SLTP : SLTPN 1, Kab Lahat Sumatra Selatan
MA : MA Perguruan Mualimat Cukir, Kab. Jombang, JawaTimur
Created by:
081328429162