Kepemimpinan Akk Kel 7

61
i KEPEMIMPINAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Disusun oleh: Kelompok 7 FKM ALIH JENIS B 2013/2014 Zeinfahmi Dwireski Wibawa 101311123076 Dieni Fikrianti 101311123078 Senjayani 101311123082 Indhah Setiati 101311123090 Nellis Eka Risnita 101311123104 Amalia Rizky Fadhilla 101311123106 Rizky Prihandari 101311123108 Septi Fitrah Ningtyas 101314153026 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013

description

makalah dari mata kuliah administrasi dan kebijakan kesehatan.makalah ini berisi mengenai gaya kepemimpinan dalam mengelola pelayanan kesehatan.

Transcript of Kepemimpinan Akk Kel 7

Page 1: Kepemimpinan Akk Kel 7

i

KEPEMIMPINAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Disusun oleh: Kelompok 7

FKM ALIH JENIS B 2013/2014

Zeinfahmi Dwireski Wibawa 101311123076

Dieni Fikrianti 101311123078

Senjayani 101311123082

Indhah Setiati 101311123090

Nellis Eka Risnita 101311123104

Amalia Rizky Fadhilla 101311123106

Rizky Prihandari 101311123108

Septi Fitrah Ningtyas 101314153026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2013

Page 2: Kepemimpinan Akk Kel 7
Page 3: Kepemimpinan Akk Kel 7

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya tugas mata kuliah

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan ini dengan baik.

Makalah yang kami susun ini berjudul Kepemimpinan yang di dalamnya

akan dibahas mengenai definisi kepemimpinan, hubungan antara konsep

kepemimpinan dalam bidang kesehatan, perbedaan manajer dengan pemimpin,

teori kepemimpinan, sifat/gaya dan tipe kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan,

dan cara untuk menjadi seorang pemimpin. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih

kepada dosen pembimbing kami, Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., atas

pengarahan mata kuliah dan tugas yang diberikan.

Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi semangat kami untuk

membaca dan mengakses informasi dari berbagai sumber. Makalah ini pula kami

harapkan dapat menjadi salah satu cara belajar bagi kami semua untuk mengenal

kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat serta memberikan manfaat bagi

pembaca. Kami menyadari sebagai manusia kami tak luput dari kesalahan. Oleh

karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

tugas kami ini.

Surabaya, 20 Oktober 2013

Kelompok 7

Page 4: Kepemimpinan Akk Kel 7

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................... 2

1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4

2.1 Pengertian Kepemimpinan ....................................................................... 4

2.2 Tingkatan Manager .................................................................................. 5

2.2.1 Manejemen lini pertama (first-line management) ............................. 6

2.2.2 Manajemen tingkat menengah (middle management) ...................... 6

2.2.3 Manajemen puncak (top management) ............................................. 6

2.3 Peran Manajer ........................................................................................... 7

2.3.1 Peran antarpribadi (Interpersonal Roles) .......................................... 7

2.3.2 Peran informasional (Informational Roles) ....................................... 7

2.3.3 Peran pengambilan keputusan (Decisional Roles) ............................ 7

2.4 Persamaan dan Perbedaan Manager dengan Leader ................................ 7

2.4.1 Persamaan Manager dan Leader ....................................................... 8

Page 5: Kepemimpinan Akk Kel 7

iii

2.4.2. Perbedaan Manager dan Leader ....................................................... 8

2.5 Teori Kepemimpinan ................................................................................ 9

2.5.1 Teori Sifat........................................................................................ 11

2.5.2 Teori Perilaku .................................................................................. 13

2.5.3. Teori Kontingensi............................................................................ 15

2.6. Sifat, Gaya, dan Tipe Kepemimpinan .................................................... 23

2.6.1. Sifat Kepemimpinan........................................................................ 24

2.6.2. Gaya dan Tipe Kepemimpinan........................................................ 26

2.7. Cara Memilih Motivasi .......................................................................... 31

2.7.1. Bedasarkan Cara Pengambilan Keputusan...................................... 32

2.7.2. Task Orientation dan Employee Orientation................................... 35

2.8. Efektivitas Kepemimpinan ..................................................................... 35

2.8. How to be a Leader ................................................................................ 38

BAB 3 Hubungan Konsep Kepemimpinan dalam Bidang Kesehatan .................. 43

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 50

4.1. Summary ................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

Page 6: Kepemimpinan Akk Kel 7

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Manager dan Leader ............................................................ 8

Tabel 2.2 Perbedaan Manager dan Leader Menurut Rodd ..................................... 9

Tabel 2.3 Perbedaan Teori X dan Teori Y ............................................................ 10

Tabel 2.4 Sifat-Sifat Pembentuk Kepemimpinan Efektif ..................................... 12

Tabel 2.5 Keterampilan Komunikasi dalam Kepemimpinan ................................ 42

Page 7: Kepemimpinan Akk Kel 7

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Empat Gaya Kepemimpinan Manager .............................................. 20

Gambar 2.2 Managerial Grid Theory referensi ..................................................... 21

Page 8: Kepemimpinan Akk Kel 7
Page 9: Kepemimpinan Akk Kel 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, kemajuan seluruh institusi di segala aspek

membutuhkan sosok pemipin yang memiliki karakteristik pemimpin yang baik.

Kebutuhan akan jumlah pemimpin dengan jiwa kepemimpinan meningkat

dikarenakan keberadaan pemimpin ini sangat bergantung kepada hasil kinerja

perusahaan termasuk para pegawai. Namun, sering terjadi di suatu institusi

terdapat pemimpin yang kurang memiliki sikap, pemikiran, maupun keputusan

yang baik sehingga berdampak pada tingginya jumlah pegawai resign dan

kegagalan dalam pengelolaan sebuah institusi.

Keberadaan pemimpin sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan

yang tepat bagi kemajuan aspek yang dipimpin. Jadi dapat disimpulkan, jika

sebuah institusi tidak memiliki pemimpin yang tepat atau yang tidak sesuai

dengan karakteristik pemimpin yang baik dari segi teoristik maka keberhasilan

suatu institusi dan kerjasama antar pegawai akan sulit dicapai.

Sistem kepemimpinan juga digunakan dalam dunia kesehatan. Oleh karena

itu, sangat dibutuhkan pemimpin yang baik dalam manangani suatu institusi

kesehatan. Institusi kesehatan juga harus diolah dengan sebaik-baiknya karena

proses pengelolaan di dunia kesehatan bergantung pada hasil pelayanan yang

diberikan kepada pasien. Pada era modern, jumlah pasien meningkat di seluruh

wilayah. Hal itu yang menyebabkan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. Jadi keberadaan pemimpin yang baik

Page 10: Kepemimpinan Akk Kel 7

2

mutlak sangat diperlukan dalam dunia kesehatan untuk meningkatkan

kesejahteraan dalam hal kesehatan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian kepemimpinan?

2. Apakah perbedaan manajer dengan pemimpin?

3. Apa saja teori kepemimpinan?

4. Apa saja sifat, gaya, dan tipe kepemimpinan?

5. Bagaimana efektivitas kepemimpinan?

6. Bagaimana cara untuk menjadi seorang pemimpin?

7. Bagaimana hubungan antara konsep kepemimpinan dalam bidang

kesehatan?

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan Umum

Menjelaskan dasar kepemimpinan untuk menciptakan pemimpin yang baik

dalam institusi di segala bidang.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian kepemimpinan;

2. Menjelaskan mengenai perbedaan manajer dengan pemimpin;

3. Menjelaskan mengenai teori kepemimpinan;

4. Menjelaskan mengenai sifat, gaya, dan tipe kepemimpinan;

Page 11: Kepemimpinan Akk Kel 7

3

5. Menjelaskan efektivitas kepemimpinan;

6. Menjelaskan mengenai cara untuk menjadi seorang pemimpin;

7. Menjelaskan hubungan konsep kepemimpinan dalam bidang kesehatan.

1.4. Manfaat

Menciptakan pemimpin dengan sifat kepemimpinan yang sesuai dengan

teori dan pembuktian dari para ahli sehingga dapat diterapkan sejak dini dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 12: Kepemimpinan Akk Kel 7

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yaitu seseorang yang berada di

depan dan memimpin suatu perkumpulan atau wadah. Pemimpin adalah orang

yang memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah sifat atau gaya perilaku yang

melekat pada seseorang yang memimpin.

Pada awalnya banyak orang menyatakan bahwa kepemimpinan tidak dapat

dipelajari dan merupakan bakat sejak lahir. Kepemimpinan secara ilmiah

kemudian berkembang bersama dengan pertumbuhan scientific management

(manajemen ilmiah). Manajemen ilmiah dipelopori oleh ilmuwan Frederick W.

Taylor pada awal abad ke-20 dan berkembang menjadi satu ilmu kepemimpinan.

Pengertian kepemimpinan menurut beberapa tokoh:

1. “Aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk

mencapai tujuan yg diinginkan“ (Ordway Tead, 1935).

2. “Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas hubungan tugas

anggota kelompok“ (Stoner, 1982).

3. “Leadership is the ability to influence, motivate, and direct others in

order to attain desired objectives” (Don dan John, 1992).

4. “Leadership is the ability to influence people to willingly follow one’s

guidance or adhere to one’s decisions” (Leslie dan Lloyd, 1995).

5. “Usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa

untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan“ (Gibson et al,

1997).

Page 13: Kepemimpinan Akk Kel 7

5

6. “Leadership is the moral and intellectual ability to visualize and work

for what is the best for company and its employees” (Mullins, 2001).

Sedangkan pengertian pemimpin menurut beberapa tokoh:

1. “Leaders are agents of change, persons whose act affect other people

more than other people’s acts affect them” (Gibson, Ivancevich, dan

Donnelly, 2000).

2. “Leader is one who obtains followers and influences them in setting

and achieving objectives” (Mullins, 2001).

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi

orang lain guna mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dalam kepemimpinan,

diperlukan sikap wibawa, rasa peka terhadap orang yang dipimpin, dan intelektual.

Sedangkan pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan khusus, dengan

atau tanpa pengakuan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,

untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran

tertentu.

2.2 Tingkatan Manager

Tingkatan manajer ditunjukkan pada piramida jumlah karyawan organisasi

dengan struktur tradisional. Manajer sering dikelompokan menjadi manajer

puncak (top manager), manajer tingkat menengah (middle manager), dan manajer

lini pertama (first line manager) biasanya digambarkan dengan bentuk piramida,

di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak. Griffin

(2004) membedakan manajer berdasarkan tingkat dan bidang:

Page 14: Kepemimpinan Akk Kel 7

6

2.2.1 Manejemen lini pertama (first-line management)

Dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen

tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-

manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut sebagai

supervisor, manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau

mandor (foreman).

2.2.2 Manajemen tingkat menengah (middle management)

Mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama

dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya

misalnya mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana sesuai dengan

tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi. Jabatan yang termasuk manajer menengah

di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer

divisi.

2.2.3 Manajemen puncak (top management)

Dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan

kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya

perusahaan. Contoh top manajemen adalah Chief Executive Officer (CEO), Chief

Information Officer (CIO), dan Chief Financial Officer (CFO).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan

pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya

pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang

Page 15: Kepemimpinan Akk Kel 7

7

dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke

proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

2.3 Peran Manajer

Manajer memainkan 10 peran yang berbeda yang terbagi dalam 3 kategori

dasar, yaitu (Henry Mintzberg dalam Griffin, 2004) :

2.3.1 Peran antarpribadi (Interpersonal Roles)

Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat

seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah,

pemimpin, dan penghubung.

2.3.2 Peran informasional (Informational Roles)

Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta

peran sebagai juru bicara.

2.3.3 Peran pengambilan keputusan (Decisional Roles)

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang

wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

2.4 Persamaan dan Perbedaan Manager dengan Leader

Manager (Pimpinan) adalah seseorang yang berperan sebagai pimpinan di

suatu kelompok untuk memimpin bawahannya. Seorang pemimpin adalah

seseorang yang mempengaruhi perilaku dan pekerjaan orang lain dalam upaya

kelompok menuju pencapaian target yang ditetapkan dalam situasi tertentu. Di sisi

lain, seorang pimpinan membutuhkan posisi manajerial untuk dapat menjalankan

Page 16: Kepemimpinan Akk Kel 7

8

fungsinya sebagai pimpinan dalam organisasi. Berbeda dengan pemimpin, dirinya

tidak membutuhkan posisi manajerial untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai

pemimpin. Seorang manajer yang baik belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan

di dalam dirinya, begitu pula sebaliknya.

2.4.1 Persamaan Manager dan Leader

Peran mereka sama seperti dikemukakan oleh Mintzberg (antar pribadi,

pemprosesan informasi, dan pengambilan keputusan), namun keterampilan yang

diperlukan berbeda.

1. Pimpinan dan pemimpin menghadapi/mengepalai kelompok;

2. Pimpinan dan pemimpin memiliki rasa tanggung jawab;

3. Pimpinan dan pemimpin bisa memiliki pemikiran jangka panjang

tergantung situasi dan kondisi;

4. Memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi, mengatur dan mengarahkan

anggota organisasi;

5. Memimpin untuk suatu tujuan.

2.4.2. Perbedaan Manager dan Leader

Adapun perbedaan manager dan leader disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Manager dan Leader

ASPEK MANAGER LEADER

Origin Diangkat Diakui

Formal-rights Memiliki hak formal dalam

suatu organisasi Tidak memiliki hak formal

Followers Bawahan (anak buah) Sekelompok orang

Functions Memberi perintah sesuai dengan

aturan organisasi

Mempengaruhi orang

untuk bekerja sukarela

untuk tujuan kelompok.

Necessity Seorang pimpinan dibutuhkan

dalam mengatur suatu organisasi

Untuk menjadi panutan

bagi anggotanya

Page 17: Kepemimpinan Akk Kel 7

9

ASPEK MANAGER LEADER

Stability Lebih stabil Sementara

Concern Fokus kepada tujuan organisasi

Fokus kepada tujuan

kelompok dan kepuasan

anggota

Posisi Menengah ke atas Fleksibel

Tabel 2.2 Perbedaan Manager dan Leader Menurut Rodd

Manager Leader

Plan: set objectives, forecast, analyse

problems, make decisions, formulate

policy

Give direction: find a way forward,

communicate a clear direction,

identify new goals, services and

structures

Organize: determine what activities

are required to meet objective

Offer inspiration: have ideas and

articulate thoughts that motivate

others

Co-ordinate inspire staff to contribute

both invidually and as a group to the

organization’s objectives

Build teamwork: use teams as the most

effective form of leadership, spending

their time building and encouraging

collaboration

Control: check performance against

plans, develop people and maximize

their potential to achieve agreed

outcomes

Set an example: model what leaders

do and how they do it

Gain acceptance: act in ways that

engender acknowledgement of their

leadership status in followers

Sumber: Rodd (2006)

2.5 Teori Kepemimpinan

Pemimpin adalah seseorang yang memimpin suatu kelompok dan memiliki

pengaruh di dalamnya. Dalam memipin kelompok, ada hal yang harus dipahami

oleh pemimpin untuk mengenal anggotanya. Asumsi dan keyakinan tentang

anggota tim dan bagaimana memotivasi mereka sering mempengaruhi perilaku

seorang pemimpin dalam memimpin.

McGregor dalam Leslie dan Lloyd (1995) mengungkapkan teori X dan Y

untuk mengungkap karakter pegawai suatu perusahaan atau organisasi. Pada

Page 18: Kepemimpinan Akk Kel 7

10

suatu perusahaan, karakter setiap bawahan tentu berbeda satu sama lain. Beberapa

bawahan termotivasi terutama oleh uang, malas, tidak kooperatif, dan memiliki

kebiasaan kerja yang buruk. Bawahan dengan ciri demikian digolongkan kedalam

tipe X menurut teori McGregor. Bawahan yang memiliki sifat pekerja keras,

kooperatif, dan kebiasaan kerja yang positif ciri tersebut dimasukkan ke dalam

tipe Y dalam teori McGregor. Lebih jelasnya, perbedaan antara tipe X dan Y pada

Tabel 2.3:

Tabel 2.3 Perbedaan Teori X dan Teori Y

Tipe X Tipe Y

a. Tidak suka bekerja dan akan

menghindarinya bila mungkin.

b. Karena tidak suka bekerja,

kebanyakan orang harus dipaksa,

dikendalikan, diarahkan, atau

diancam dengan hukuman untuk

membuat mereka berupaya untuk

mencapai tujuan organisasi.

c. Mereka suka diarahkan, ingin

menghindari tanggung jawab,

memiliki ambisi yang relatif kecil,

dan menginginkan keamanan atas

segalanya.

a. Suka bekerja, karena usaha fisik

dan mental dalam pekerjaan adalah

natural seperti bermain atau

istirahat.

b. Kontrol eksternal dan ancaman

hukuman bukan satu-satunya

upaya untuk mencapai tujuan

organisasi. Pekerja akan

mengarahkan dan mengendalikan

diri dalam berkomitmen mencapai

tujuan.

c. Komitmen terhadap tujuan adalah

fungsi dari penghargaan yang

berhubungan dengan prestasi

mereka.

d. Mereka belajar di bawah kondisi

yang tepat, tidak hanya untuk

menerima tetapi mencari tanggung

jawab.

e. Kapasitas untuk latihan imajinasi,

kecerdikan, dan kreativitas dalam

pemecahan masalah organisasi

secara luas, tidak sempit,

didistribusikan dalam populasi.

f. Dalam beberapa kondisi kehidupan

industri modern, potensi intelektual

mereka hanya digunakan sebagian.

Page 19: Kepemimpinan Akk Kel 7

11

Oleh karena itu, teori X dan Y perlu dipahami oleh seorang pemimpin

dalam menghadapi bawahannya. Di lain sisi, terdapat beberapa teori yang

menjelaskan makna pemimpin. Antara lain:

2.5.1 Teori Sifat

Teori ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin memiliki kepribadian dan

karakteristik yang berbeda dengan kebanyakan orang. Seorang pemimpin

mewarisi suatu sifat yang membuat mereka cocok untuk menjadi pemimpin. Oleh

sebab itu, dikenal pula teori manusia luar biasa.

The Great Man theories menganggap bahwa jiwa kepemimpinan sudah

melekat dalam diri seseorang sejak dia dilahirkan dan hal tersebut tidak dibuat-

buat. Pemimpin yang besar akan muncul jika ada kebutuhan yang besar. Teori ini

sering menggambarkan pemimpin besar sebagai heroik, mitis, dan ditakdirkan

untuk menjadi pemimpin. Istilah tersebut digunakan karena teori ini menganggap

kaum laki-laki yang pantas menjadi seorang pemimpin, terutama dalam hal

kepemimpinan militer.

Banyak penelitian kepemimpinan diarahkan untuk mengidentifikasi ciri-ciri

pribadi pemimpin. Sifat model didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik fisik,

sosial, dan pribadi tertentu yang melekat pada pemimpin. Ada atau tidak

karakteristik ini membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Berikut ini adalah

beberapa ciri yang umumnya terdapat dalam diri para pemimpin:

1. Kepribadian

Beradaptasi, cekatan, emosional yang stabil, dominan, percaya diri.

2. Sosial karakteristik

Menarik, diplomatis, populer, koperasi.

Page 20: Kepemimpinan Akk Kel 7

12

3. Fisik

Penampilan energik, sehat.

4. Sosial latar belakang

Pendidikan di sekolah, tingkat sosial.

5. Karakteristik yang berkaitan dengan tugas

Didorong untuk unggul, tanggung jawab, penuh inisiatif, berorientasi pada

hasil.

Terdapat beberapa gagasan bahwa pemimpin yang efektif memiliki

kepentingan tertentu, keterampilan interpersonal, dan ciri kepribadian. Namun

demikian, ciri model umumnya tidak sangat membantu dalam memahami

kepemimpinan. Tidak berarti bahwa beberapa sifat tertentu tidak ada

hubungannya dengan kepemimpinan yang efektif. Sifat harus dievaluasi dalam

kaitannya dengan beberapa faktor lain, seperti kebutuhan para anggota dan situasi.

Sementara itu dari paparan Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2000) dan

Hoy dan Miskel (2008) dapat dirangkum sifat-sifat yang dapat membentuk

kepemimpinan yang efektif sebagai berikut (Tabel 2.4):

Tabel 2.4 Sifat-Sifat Pembentuk Kepemimpinan Efektif

Kepribadian Motivasi Keterampilan

Tingkat semangat

(energi) Orientasi kekuasaan Hubungan antar pribadi

Percaya diri Kebutuhan berprestasi

kuat Kognitif

Tahan Stress Kurang memerlukan

afiliasi Teknis

Kedewasaan emosi Kebanggaan diri Konseptual

Page 21: Kepemimpinan Akk Kel 7

13

2.5.2 Teori Perilaku

Teori perilaku mengkaji perilaku khusus yang dimiliki pemimpin untuk

keefektifan kepemimpinan. Teori perilaku berlandaskan pemikiran bahwa

keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan

bertindak pemimpin yang bersangkutan. Teori ini berfokus pada apa yang

dilakukan pemimpin dalam melaksanakan pekerjaan manajerial dan dampaknya

atas prestasi dan kepuasan pengikut.

1. Model University of Michigan

Lembaga Riset Sosial Universitas Michigan menemukan beberapa

prinsip kontribusi, baik terhadap produktivitas kelompok ataupun kepuasan

anggota kelompok. Penelitian awal dilakukan di kantor dari Perusahaan

Asuransi Prudential di Newark, New Jersey. Wawancara dilakukan dengan 24

manajer dan 419 nonmanajerial. Hasil wawancara menunjukkan bahwa

manajer lebih cenderung untuk:

1) Menerima segala pengawasan yang ketat dari atasan mereka;

2) Menentukan wewenang dan bertanggung jawab dalam pekerjaan

mereka;

3) Menghabiskan lebih banyak waktu dalam pengawasan;

4) Melakukan pengawasan yang ketat kepada karyawan mereka;

5) Menjadi karyawan berorientasi bawahan dari pada berorientasi produksi.

Hasil penelitian Universitas Michigan menunjukkan adanya dua teori

kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan (job-

centered) dan berorientasi pada karyawan (employee-centered). Pemimpin

yang berorientasi pekerjaan, tegas dalam pengawasan bawahan untuk

Page 22: Kepemimpinan Akk Kel 7

14

memastikan bahwa tugas dilaksanakan secara maksimal. Selain itu, pemimpin

yang berorientasi pekerjaan menggunakan insentif untuk memacu produksi,

dan menetukan nilai standar produksi berdasarkan prosedur.

Pemimpin yang berorientasi karyawan memfokuskan perhatian kepada

aspek manusia (karyawan). Pemimpin menentukan suatu tujuan,

mengkomunikasikannya kepada bawahan, dan bawahan diberi kebebasan yang

cukup untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Menurut Rensis Likert dalam Hellriegel, Don Slocum (1992)

menyampaikan, gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat yaitu :

1) Sistem 1: Otoritatif Eksploitatif. Managemen otoriter yang mencoba

untuk mengeksploitasi bawahan.

2) Sistem 2: Interaktif dan komunikatif. Berbicara dan murah hati.

3) Sistem 3: Konsultatif. Manajer mau menerima masukan dari bawahan

tetapi tetap mempertahankan hak untuk membuat keputusan akhir.

4) Sistem 4: Partisipatif. Manager memberi arahan kepada bawahan, tapi

keputusan dibuat berdasarkan konsensus, pendapat mayoritas dan

partisipasi semua anggota.

2. Ohio State Studies

“A series of studies on leadership was conducted at Ohio State

University to find out the most important behaviors of successful leaders. To

do this, they developed a questionnaire called the Leader Behavior Description

Question¬naire (LBDQ)”. (Management: Skill and Aplication 11th

edition,

1995).

Page 23: Kepemimpinan Akk Kel 7

15

Para peneliti di Ohio State melakukan penelitian pada hubungan antara

perilaku pemimpin dan bawahan. Penelitian tersebut menghasilkan dua

kategori yang secara garis besar menjelaskan perilaku kepemimpinan. Dua

kategori tersebut adalah sebagai berikut:

1) Struktur Prakarsa merujuk sejauh mana pemimpin berkemungkinan

menetapkan dan menyusun perannya dan peran bawahannya dalam

mengupayakan pencapaian sasaran.

2) Pertimbangan adalah tingkat dimana pemimpin berkemungkinan

memiliki hubungan pekerjaan yang dicirikan dengan rasa saling

percaya, penghormatan terhadap gagasan bawahan, dan menghargai

perasaan.

Menurut teori ini, variabel yang mempengaruhi hubungan perilaku

kepemimpinan dan keefektifan organisasi antara lain: pengalaman

karyawan, kewenangan, pengetahuan tentang pekerjaan, harapan atas

perilaku pemimpin, pengaruh pemimpin ke atas tingkat otonomi, dan

desakan waktu.

2.5.3. Teori Kontingensi

John et. al (1987) menyatakan bahwa keefektifan sebuah kepemimpinan

adalah fungsi dari berbagai aspek situasi kepemimpinan. Sejumlah pendekatan

situasi telah diteliti dan dikeluarkan. Dengan semakin diakuinya arti penting dari

faktor situasi, penelitian mengenai kepemimpinan menjadi lebih sistematis, dan

model kontingensi mengenai kepemimpinanpun mulai bermunculan.

Page 24: Kepemimpinan Akk Kel 7

16

1. Model Kontingensi Kepemimpinan

Fiedler dalam John et. al (1987) melihat bahwa keefektifan kelompok

tergantung pada situasi serta kecocokan gaya yang digunakan pemimpin.

Fiedler mengukur kepemimpinan dengan a least-preferred co-worker (LPC),

yaitu ukuran tingkat perasaan positif dan negatif yang dimiliki seseorang

terhadap orang lain dalam bekerja sama.

Nilai LPC yang rendah, dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang

task-oriented (berorientasi pada tugas), yaitu gaya pemimpin yang aktif

mengontrol dan terstruktur. Nilai LPC yang tinggi, diasosiasikan dengan gaya

kepemimpinan yang relationship-oriented (berorientasi pada hubungan), yaitu

gaya yang pasif dan memiliki kepedulian.

Fiedler juga mengajukan tiga faktor atau variabel yang menentukan

lingkungan yang dimiliki seseorang pemimpin atau tingkat keuntungan

situasional. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan pemimpin pengikut,

struktur tugas dan position power.

Hubungan pemimpin pengikut menunjukkan tingkat kepercayaan,

keyakinan dan rasa hormat yang dimiliki pengikut terhadap pemimpin mereka.

Struktur tugas adalah faktor kedua terpenting yang menunjukkan sejauh mana

tugas dilakukan secara terstruktur.

Position power adalah faktor terakhir yang merupakan kekuatan yang

dimiliki oleh posisi pemimpin untuk memimpin. Pemimpin mempunyai

kekuatan legitimasi, paksaan, dan memberi penghargaan. Seorang pemimpin

mempunyai posisi yang kuat sehingga memudahkannya untuk mempengaruhi

bawahan.

Page 25: Kepemimpinan Akk Kel 7

17

Fiedler menyiratkan bahwa tidak ada cara terbaik untuk memimpin.

Seorang pemimpin yang dapat mencapai efektivitas dalam suatu situasi

mungkin tidak efektif dalam situasi yang lain. Fiedler tidak optimis bahwa

pemimpin bisa dilatih, sehingga mengubah situasi akan lebih baik.

Keterbatasan dari model kontingensi kepemimpinan Fiedler :

1) Variabel situasional model kontingensi kepemimpinan Fiedler

bersifat kompleks dan sulit untuk ditaksir. Pengukuran hubungan

pemimpin dengan anggota kelompoknya, struktur tugas dan position

power merupakan suatu pengukuran yang bersifat subyektif.

2) Model kontingensi kepemimpinan ini memberi sedikit perhatian pada

karakteristik bawahan. Misalnya bawahan itu adalah para ahli yang

berkemampuan tinggi atau pekerja yang tidak memiliki kemampuan.

3) Model kontingensi kepemimpinan ini memberi sedikit perhatian pada

karakteristik bawahan. Jika ada kekurangan pada pemimpin, bawahan

tidak lagi menghormatinya dan meniadakan variabel situasional.

4) Alasan pokok yang logis pada skala LPC adalah untuk membuka

pertanyaan. Fiedler menyatakan bahwa pengukuran LPC menentukan

sifat dan itu membuat pemimpin tidak bisa mengubah tipe

kepemmpinanya pada suatu situasi tertentu.

2. Model Kepemimpinan Jalur-Tujuan (Path-Goal Leadership Model)

Teori ini berusaha memprediksi keefektifan kepemimpinan dalam

berbagai situasi. Teori ini disebut path-goal karena terfokus pada cara

pemimpin mempengaruhi persepsi dari pengikutnya. Suatu organisasi akan

Page 26: Kepemimpinan Akk Kel 7

18

tercapai tujuannya jika memperhatikan pekerjaan dan pengembangan diri

sesuai dengan jalur yang dibutuhkan.

Menurut path-goal, pemimpin yang efektif dapat memberikan imbalan

pada bawahan. Imbalan pada bawahan harus sesuai dengan kewajiban yang

telah dilakukan. Beberapa orang berpendapat bahwa peran penting pemimpin

adalah memberikan klarifikasi kepada bawahan tentang perilaku yang dapat

mencapai tujuan.

Teori path-goal menunjukkan ada empat gaya pemimpin yang

digunakan, yaitu:

1) Direktif

Pemimpin langsung dalam bertindak dan tidak ada partisipasi bawahan

dalam pengambilan keputusan. Pada gaya ini pemimpin membiarkan

pengikutnya mengetahui semua yang diharapkan dan memberitahukan pada

mereka tugasnya. Gaya kepemimpinan direktif ini sama seperti tipe

production-centered.

2) Mendukung

Pemimpin bersikap ramah dan perhatian pada bawahan seperti pada

employee-centerered style.

3) Partisipatif

Pemimpin meminta, menerima, dan menggunakan saran dari bawahan

untuk membuat keputusan.

Page 27: Kepemimpinan Akk Kel 7

19

4) Berorientasi prestasi

Dalam model ini, pemimpin memberikan tujuan yang menantang dan

kepercayaan untuk bawahan.

Variabel Model Kepemimpinan Jalur-Tujuan (Path-Goal Leadership

Model) yaitu:

1) Employee characteristic

Model ini menyatakan bahwa pekerja akan dapat diterima pada tipe

kepemimpinan tersebut. Mereka merasakan kepuasan pekerjaan atau keperluan

kerja pada masa yang akan datang.

Contohnya yaitu pekerja mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk

menghargai drinya sendiri dan interaksinya. Mereka mungkin akan menerima

dan mendukung kepemimpinan. Pekerja mempunyai kebutuhan yang tinggi

terhadap otonomi, tanggung jawab dan prestasi. Pekerja tersebut dapat

diterima dan memberi motivasi oleh kepemimpinan yang berorientasi prestasi.

2) Task characteristic

Menurut tipe ini kepemimpinan yang otoriter dapat meningkatkan

kemampuan dengan mencegah kesalahan, tetapi dapat mengurangi kepuasan

kerja. Kepemimpinan yang partisipatif dan mendukung tampaknya

meningkatkan kepuasan kerja, meskipun hasil tugasnya jelek.

3. Model Kepemimpinan Situasional

Hersey dan Blanchard dalam John et.al (1987) menyatakan bahwa model

ini memberikan penekanan lebih pada tingkat kematangan pengikut, yang

Page 28: Kepemimpinan Akk Kel 7

20

mempengaruhi gaya pemimpin dalam memimpin. Pemimpin harus bisa

menilai dengan tepat atau menilai secara intuitif tingkat kematangan dari

pengikut mereka. Pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan tingkat kematangan tersebut.

Hersey dan Blanchard menggunakan penelitian Ohio State University

(OSU) untuk kemudian mengembangkan empat gaya kepemimpinan yang

biasa dipakai oleh manajer yaitu:

1) Telling (menyuruh): Pemimpin menetapkan peran, tugas, arahan

untuk bawahan dan cara melakukannya.

2) Selling (menjual): Pemimpin memberikan instruksi terstruktur, tetapi

juga bersikap suportif.

3) Participating (berpartisipasi): Pemimpin dan pengikutnya bersama-

sama memutuskan cara menyelesaikan tugas yang berkualitas.

4) Delegating (delegasi): Pemimpin tidak banyak memberikan arahan

yang jelas dan spesifik ataupun dukungan pribadi kepada pengikutnya.

Gambar 2.1 Empat Gaya Kepemimpinan Manager

Page 29: Kepemimpinan Akk Kel 7

21

Kebanyakan para manajer menyukai model ini karena dianggap praktis,

bermakna, dan berguna untuk melatih dalam berpikir serta bertindak sebagai

pemimpin.

Setelah memahami berbagai teori kepemimpinan dari beberapa tokoh,

selanjutnya diperlukan pemahaman terhadap teori manajerial. Seorang

pemimpin belum tentu seorang manajer. Namun, pemimpin yang baik

hendaknya memiliki jiwa manajerial di dalam diriya.

Blake dan Mouton dalam Leslei dan Llyod (1995) telah mengembangkan

sebuah metode untuk mengklasifikasikan gaya kepemimpinan individu "The

Grid Managerial”. Managerial grid adalah kerangka kerja peringkat dua

dimensi seorang pemimpin atas dasar kepedulian terhadap orang dan produksi.

Terdapat lima gaya dasar dari manajemen dengan menggunakan managerial

grid.

Gambar 2.2 Managerial Grid Theory referensi

Sumber: Rue, Leslie W. and Lloyd L. Byars. (1995)

Page 30: Kepemimpinan Akk Kel 7

22

Di sudut kiri bawah titik (1.1) adalah improverished management,

ditandai dengan kepedulian yang rendah terhadap orang dan produksi. Tujuan

utama gaya ini adalah untuk menghindari masalah dan melakukan upaya

minimum untuk mempertahankan pekerjaan dan menghindari pemecatan.

Di sudut kiri atas titik (1.9) adalah manajemen country club,

diidentifikasi dengan kepedulian yang tinggi bagi orang dan rendah untuk

produksi. Pemimpin yang menggunakan gaya ini mencoba untuk menciptakan

suasana keluarga yang aman dan nyaman. Perhatian dibutuhkan untuk

menciptakan hubungan yang mengarah kepada kenyamanan, keramahan, dan

tempo kerja.

Kepedulian yang tinggi atas perhatian produksi dan rendah untuk orang

tercermin pada titik (9,1) di sudut kanan bawah, yaitu authority obedience

management. Pemimpin tidak mempertimbangkan kebutuhan pribadi.

Bawahan harus relevan untuk mencapai tujuan organisasi itu. Mereka

menggunakan kekuasaan dan memaksa bawahan mengkoordinir dan

memenuhi kuota produksi.

Ditengah grid point, titik (5.5) menunjukkan organization man

management,yang mencari keseimbangan antara kebutuhan orang dan produksi.

Kinerja yang memadai diperoleh dengan menjaga semangat kerja karyawan

pada tingkat yang cukup untuk mempertahankan pekerjaan. Dukungan

terhadap semangat kerja karyawan ini, diharapkan seimbang dengan produksi

yang dicapai.

Page 31: Kepemimpinan Akk Kel 7

23

Disudut kanan atas titik (9.9) adalah team management yang

menunjukkan tingginya tingkat kepedulian bagi orang dan produksi. Pemimpin

yang mendukung gaya ini berusaha untuk membentuk kelompok kerja yang

kohesif, menghasilkan tingginya tingkat kepuasan baik produksi dan orang.

Pemimpin membangun hubungan kepercayaan dan rasa hormat dengan

karyawan, dengan tetap memperhitungkan produksi yang harus dicapai.

Teori kepemimpinan terdiri dari berbagai jenis teori diantaranya teori

sifat, teori perilaku, teori kontingensi, dan teori situasional. Berdasarkan teori

kepemimpinan yang telah diuraikan tersebut, tidak ada teori kepemimpinan

yang dapat dibenarkan. Karena pada dasarnya teori merupakan suatu ilmu dan

seni, yang mana dapat berubah sesuai perkembangan jaman dan situasi dalam

waktu tertentu. Namun demikian, tidak ada teori yang tidak penting. Semua

teori kepemimpinan perlu dipelajari dalam mempelajari kepemimpinan.

2.6. Sifat, Gaya, dan Tipe Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blancard ada 3, yaitu :

1. gaya kepemimpinan klasik;

2. gaya demokratis;

3. gaya bebas (Laissez Faire).

Tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono ada 4, yaitu :

1. Tipe Karismatik;

2. Tipe Paternalistik;

3. Tipe Otoriter;

4. Tipe Militeristik;

5. Tipe Demokratis.

Page 32: Kepemimpinan Akk Kel 7

24

2.6.1. Sifat Kepemimpinan

Berkaitan dengan perilaku kepemimpinan, maka dalam memperdalam

pemahamaman konsep kepemimpinan tidak terlepas dengan sifat-sifat yang

dimiliki oleh pemimpin. Mengapa demikian, karena antara perilaku dan sifat yang

melekat pada diri seorang pemimpin merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Oleh karena itu, secara hakiki mempelajari perilaku kepemimpinan sama saja

artinya dengan mempelajari sifat kepemimpinan. Banyak ahli telah melakukan

penelitian dalam mengkaji masalah kepemimpinan dengan berbagai cara, salah

satu cara yang dilakukan adalah dengan mengenali karakteristik sifat.

1. Kejujuran dan integritas

Pemimpin menunjukkan konsistensi dan kesamaan antara ucapan dengan

yang diperbuat. Pemimpin bekerja secara total, sepenuh hati, dan semangat

tinggi. Integritas akan membuat seorang pemimpin dapat dipercaya, dan

kepercayaan itu akan menciptakan pengikut yang kemudian tercipta sebuah

kelompok yang memiliki kesamaan tujuan.

2. Disiplin

Ketaataan dan kepatuhan terhadap hukum, UU, Peraturan, ketentuan, dan

norma yang berlaku dengan disertai kesadaran dan keikhlasan hati bukan

karena paksaan memang demikian seharusnya. Selain itu seorang pemimpin

harus memiliki kedisiplinan pribadi. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin

orang lain sebelum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus

mengenal dirinya secara mendalam.

Page 33: Kepemimpinan Akk Kel 7

25

3. Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap segala hal yang telah dilakukan. Seorang

pemimpin dalam mengambil keputusan harus dapat bertanggung jawab atas

segala keputusan yang telah dilakukan.

4. Mengendalikan

Pemimpin harus dapat mengendalikan diri, lingkungan, dan pekerjaanya

dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaanya. Tetap terus

menunjukkan tingkat upaya dan keinginan yang tinggi untuk berprestasi,

berusaha tanpa kenal putus asa, dan selalu menunjukkan dan memberikan

inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaanya.

5. Keinginan untuk memimpin

Pemimpin memiliki keinginan yang kuat untuk mempengaruhi dan

memimpin orang lain, Mereka menunjukkan kesediaan untuk bertanggung

jawab.

6. Percaya diri

Seorang yang memiliki kepercayaan diri, selain mampu untuk

mengendalikan serta menjaga keyakinan diri, akan mampu pula membuat

perubahan di lingkunganya. Selain keahlian teknis, seorang pemimpin

memerlukan sejumlah kecakapan emosi lainya. Pemimpin terlihat tidak adanya

keraguan untk menunjukkan kepercayaan diri yang meyakinkan pengikutnya

akan kebenaran tujuan dan keputusan yang telah diambil.

Page 34: Kepemimpinan Akk Kel 7

26

7. Intelijen

Para pemimpin harus cukup cerdas untuk mengumpulkan, mensintesis,

dan menafsirkan sejumlah besar informasi dan untuk dapat menciptakan visi,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang benar.

8. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

Para pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tinggi tentang industri,

perusahaan, dan hal teknis. Pengetahuan yang mendalam membantu pemimpin

untuk membuat keputusan yang terinformasi dengan baik dan memahami

implikasi dari keputusan tersebut.

Menurut A. Dale Timpe (1991) ada delapan (8) sifat kepemimpinan yang

efektif dalam memotivasi karyawan untukmeningkatkan produktivitas kerjanya:

1) Kemampuan untuk memusatkan perhatian;

2) Penekanan pada nilai yang sederhana;

3) Selalu bergaul dengan orang;

4) Menghindari profesionalisme tiruan;

5) Mengelola perubahan;

6) Memilih orang;

7) Hindari mengerjakan semua sendiri;

8) Menghadapi kegagalan.

2.6.2. Gaya dan Tipe Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan

tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam

Page 35: Kepemimpinan Akk Kel 7

27

memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk

tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan

pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya

menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang

dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya

kepemimpinan.

Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada

dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri,

bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan.

Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan

proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan

(p),bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan sebagai:

k = f (p, b, s)

Kesesuaian Perilaku X dan Y dengan gaya kepemimpinan :

1) Teori X

Berdasarkan ciri-ciri manusia yang termasuk dalam teori X maka

kesesuaian gaya kepemimpinan yang tepat agar tujuan organisasi dapat

tercapai adalah gaya kepemimpinan directing, gaya kepemimpinan coaching,

dan gaya kepemimpinan otokrasi.

2) Teori Y

Berdasarkan ciri-ciri manusia yang termasuk dalam teori Y maka

kesesuaian gaya kepemimpinan yang tepat agar tujuan organisasi dapat

Page 36: Kepemimpinan Akk Kel 7

28

tercapai adalah gaya kepemimpinan delegating, gaya kepemimpinan

participation, dan gaya kepemimpinan kendali bebas.

Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar

leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya

kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard.

1. Teori Gaya Kepemimpinan Klasik

Teori klasik gaya kepemimpinan mengemukakan, pada dasarnya di

dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur

pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari

dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4

kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching), demokrasi

(supporting), dan kendali bebas (delegating). Mengambil contoh pemimpin

negara kita, presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

1) Mengarahkan (directing)

2) Melatih (coaching)

Pada kondisi karyawan menghadapi kesulitan menyelesaikantugas-

tugas, takut untuk mencoba melakukannya, manajer juga harus

memproporsikan struktur tugas sesuai kemampuan dan tanggung jawab

karyawan. Oleh karena itu, pemimpin hendaknya menghabiskan waktu

mendengarkan dan menasihati, dan membantu karyawan untuk

memperoleh keterampilan yang diperlukan melalui metode pembinaan.

3) Partisipasi (participation)

Page 37: Kepemimpinan Akk Kel 7

29

Gaya kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus

diperankan ketika karyawan memiliki tingkat kemampuan yang cukup,

tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab. Hal ini

bisa dikarenakan rendahnya etos kerja atau ketidakyakinan mereka untuk

melakukan tugas/ tangung jawab.

Dalam kasus ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah

dan secara aktif mendegarkan dan mengapresiasi usaha-usaha yang

dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa dirinya penting dan

senang menyelesaikan tugas.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis/ Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang

memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak

informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas/ Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para

bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah

yang dihadapi.

Kartini Kartono menjelaskan bahwa gaya dan tipe kepemimpinan terbagi

atas 5 tipe, yaitu:

Page 38: Kepemimpinan Akk Kel 7

30

1) Tipe Kharismatik

Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa,

sehinggamereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan

dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin

itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari

kekuatanYang Maha Kuasa.

2) Tipe Paternalistik

Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;

1. Menganggap bawahannya belum dewasa;

2. Bersikap terlalu melindungi;

3. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil

keputusan;

4. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3) Tipe Otoriter

Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya;

2. Pemimpin bertindak sebagai dictator;

3. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4) Tipe Militeristik

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai sifat-sifat:

1. Menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku;

Page 39: Kepemimpinan Akk Kel 7

31

2. Lebih banyak menggunakan system perintah;

3. Menghendaki keputusan mutlak dari bawahan;

4. Formalitas yang berlebih-lebihan;

5. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan;

6. Sifat komunikasi hanya sepihak.

5) Tipe Demokrasi

Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga

terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan

demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran

dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan

pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsur organisasi

dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan, pembuatan

rencana keputusan, dan disiplin.

2.7. Cara Memilih Motivasi

Untuk mencapai tujuan seorang pemimpin dapat memberi motivasi dengan

menggunakan teori motivasi X dan Y dari Mc Gregor. Frederick Herzberg

menyatakan bahwa faktor motivasi dan situasi yang memberikan pengaruh positif

pada perilaku dan kinerja, berhubungan dengan tugas individu, ukuran sukses dari

pekerjaan yang dilakukannya, dan kemauan untuk berkembang dan maju. Ia juga

menemukan faktor yang menyebabkan ketidakpuasan.

Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi sekeliling tempat individu bekerja

misalnya kondisi fisik tempat kerja, gaji, jam kerja, jaminan kerja, bahkan

Page 40: Kepemimpinan Akk Kel 7

32

hubungan supervisi dan hubungan antar manusia dalam perusahaan tempat

seorang individu bekerja. Hal ini disebut faktor higienis.

Temuan penting lainnya yaitu perbaikan kondisi kerja, gaji dan supervisi

pada level dibawah yang diharapkan oleh individu, tidak menciptakan motivasi

bekerja. Dalam kondisi yang higienis, faktor lingkungan kerja tidak dapat

mencapai kepuasan dasar manusia.

2.7.1. Bedasarkan Cara Pengambilan Keputusan

1. Gaya Otokratis

Gaya ini hanya menjelaskan pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh seorang pemimpin. Dalam kasus ekstrim, pemimpin membuat

keputusan dan mengumumkan ke karyawan. Karyawan tidak diberikan

kesempatan untuk memberi masukan dalam proses pengambilan keputusan.

Variasi dari pendekatan ini menemukan pemimpin mengambil keputusan

dan membiarkan kelompok berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

2. Gaya Partisipatif

Gaya ini dicirikan oleh pemimpin yang melibatkan bawahan dalam

pengambilan keputusan. Keterlibatan bawahan dalam pengambilan

keputusan berdasarkan tingkat partisipasi sebagai berikut:

1) Pemimpin menyajikan solusi percobaan terhadap subyek dan dapat

berubah berdasarkan masukan dari bawahan;

2) Pemimpin menyajikan masalah kepada bawahan, meminta

masukan mereka, dan membuat keputusan;

Page 41: Kepemimpinan Akk Kel 7

33

3) Pemimpin mendefinisikan batas masalah dan bawahan mengambil

keputusan;

4) Pemimpin dan bawahan bersama membuat keputusan, sehingga

keduanya memiliki kesetaraan derajat dalam hal pengambilan

keputusan.

Gaya partisipatif yang melibatkan bawahan dalam pengambilan

keputusan ini digunakan pada situasi tertentu. Karyawan mungkin lebih

berpengetahuan daripada pemimpin pada topik atau masalah tertentu

sehingga manajer mendefinisikan masalah dan kemudian meminta

keputusan karyawan. Peran penting tidak hanya pada seorang pemimpin,

namun bawahan juga sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Gaya Kharismatik

Karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat

sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para

pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang

tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,

sikap, dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin itu.

4. Gaya Demokratis

Pada gaya kepemimpinan ini berorientasi pada manusia sebagai

individu yang berpartisipasi aktif. Pada kepemimpinan ini terdapat

koordinasi pekerjaan pada semua karyawan. Tipe ini lebih menekankan

pada rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kerjasama yang baik.

Page 42: Kepemimpinan Akk Kel 7

34

Sebenarnya kekuatan kepemimpinan ini bukan pada pemimpinnya

tetapi pada partisipasi aktif setiap sumber daya manusia, potensi dari setiap

individu sangat dihargai. Pemimpin yang bertipe kepemimpinan seperti ini

selalu mau mendengarkan kritik dan usulan anak buahnya. Pemimpin ini

juga pandai memaksimalkan pemanfaatan kapasitas setiap anak buahnya

pada saat yang tepat.

5. Gaya (Laissez-Faire)

Gaya ini dicirikan oleh pemimpin yang mendorong individu atau

kelompok untuk dapat berfungsi secara independen. Pemimpin menetapkan

batas bawahanya bekerja di luar masalah mereka sendiri, atau setiap orang

menetapkan tujuan mereka sendiri.

Gaya ini menunjukkan peran pemimpin untuk melayani sebagai

perwakilan dari kelompok untuk kelompok luar. Pada gaya ini, pemimpin

didorong untuk memiliki variasi dalam pengambilan keputusan serta respon

kepada karyawan dan situasi. Pada gaya tipe kepemimpinan ini

membutuhkan latihan dan fleksibilitas dari pemimpin dan bawahanya .

Selain itu, Gaya kepemimpinan Laissez-Faire ini merupakan

kebalikan dari gaya kepemimpinan otokratis. Disini, pemimpin hanya

terlibat dalam kuantitas kecil, sehingga para bawahan yang aktif

menentukan tujuan dan penyelesaian masalah.

Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya yang memberikan kebebasan

berekspresi paling besar bagi bawahan. Setiap pemimpin mempunyai gaya

kepemimpinan yang berbeda. Perbedaan gaya kepemimpinan tersebut tidak

Page 43: Kepemimpinan Akk Kel 7

35

semata karena watak dari pemimpin. Gaya kepemimpinan ini merupakan

wujud dari usaha pemimpin untuk menghadapi anak buahnya yang sangat

bervariasi pemikiran dan tingkah lakunya.

2.7.2. Task Orientation dan Employee Orientation

Task orientation artinya seorang pemimpin yang lebih menekankan pada

penyelesaian pekerjaan melalui metode penyelesaian atau cara yang lebih baik.

Seorang pemimpin melakukan pengendalian lingkungan kerja, pengambilan

keputusan, serta memantau melalui evaluasi kinerja. Jika ini merupakan

penekanan tunggal dari seorang pemimpin akan berimplikasi jangka panjang yang

menyebabkan penurunan kepuasan kerja.

Employee orientation artinya Seorang pemimpn yang lebih menekankan

perhatian pada karyawan. Melalui pendekatan manajerial,seorang pemimpin

melihat karyawan sebagai aset berharga untuk dikembangkan kualitas kinerjanya.

Jika ini merupakan penekanan tunggal dari seorang pemimpin akan berimplikasi

pada peningkatan kepuasan kerja.

2.8. Efektivitas Kepemimpinan

Sebelum lebih lanjut membahas efektivitas kepemimpinan, terlebih dahulu

akan dibahas mengenai pengertian efektif, efisien, dan efektivitas. Efektif

merupakan kesesuaian antara hasil yang diperoleh dengan tujuan yang ingin

dicapai. Efektif adalah melakukan sesuatu yang benar, sebagai contoh, apabila

kita membutuhkan uang, kita akan bekerja untuk mendapatkan uang tersebut,

inilah yang dinamakan dengan efektif.

Page 44: Kepemimpinan Akk Kel 7

36

Efisien itu sendiri merupakan kesesuaian antara hasil dengan resources.

Dapat diartikan pula bahwa efisien adalah melakukan sesuatu dengan benar,

sesuai dengan prosedur yang ada. Contoh efisien adalah jika kita membutuhkan

uang, kita akan melakukan segala hal untuk mendapatkan uang tersebut, walaupun

harus dengan mencuri, asalkan kita melakukannya dengan benar sehingga tidak

diketahui oleh orang lain.

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif,

pengaruh atau akibat. Selain itu, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa

memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas menunjukkan keterkaitan dan

derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

Pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh

adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Efektivitas

menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan.

Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut definisi mengenai efektivitas di atas, dapat disimpulkan bahwa

efektivitas sangat erat kaitannya dengan keefektifan.

Setiap pimpinan membutuhkan waktu dan proses yang lama untuk menjadi

seorang pemimpin yang efektif dan dihormati bawahannya. Menurut Wilson

(2001) dalam artikel berjudul “Leadership Effectiveness Developing Leaders with

Character and Skill” menulis bahwa kecakapan, kepandaian atau kemampuan

dibutuhkan dalam melaksanakan kepemimpinan yang efektif. Untuk dapat

melaksanakan kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin mempunyai empat

peran dasar, yaitu:

Page 45: Kepemimpinan Akk Kel 7

37

1. The Visionary

Seorang pemimpin mempunyai peran sebagai pemilik visi dan bersikap

proaktif. Harus mempunyai pandangan ke depan tentang kemajuan apa yang

ingin dilakukan dan di raih oleh organisasinya.

2. The Tactician

Pintar mengatur strategi dengan memanfaatkan secara maksimal sumber

daya yang dimiliki adalah peran seorang pemimpin sebagai seorang ahli siasat.

Dengan segala keterbatasan dan sumber daya yang ada pada organisasi itu,

seorang pemimpin yang efektif akan dapat mengatur dan merencanakan suatu

cara agar organisasi tersebut dapat memperoleh hasil semaksimal mungkin.

3. The Facilitator

Suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar apabila segala fasilitas

yang diinginkan lengkap dan terpenuhi. Hal ini juga termasuk salah satu peran

dari pemimpin, yaitu menyediakan segala macam kebutuhan yang penting dan

diperlukan bagi kemajuan organisasi.

4. The Cotributor

Keberhasilan suatu kelompok dalam pencapaian hasil akhir yang

memuaskan pasti tidak telepas dari kontribusi setiap anggota kelompok. Bukan

hanya anggota saja yang berkontribusi, tapi juga pemimpin. Kontribusi bisa

dalam bentuk apa saja, baik itu tenaga, pikiran, waktu, ide atau uang.

Page 46: Kepemimpinan Akk Kel 7

38

Lamb McKee dalam Wilson Learning Worldwide (2011) mengemukakan

beberapa hal penting yang merupakan kunci dari kepemimpinan yang efektif,

yaitu:

1. Pemimpin yang efektif harus dapat dipercaya dan rasa percaya diri atas

kemampuannya sehingga menjadi atasan. Pemimpin dapat diandalkan untuk

memprediksi kepuasan para pegawai didalam suatu organisasi yang

dipimpinnya.

2. Seorang pemimpin yang efektif harus dapat menjaga dan memperbaiki

kualitas komunikasi antara dirinya dengan bawahannya. Hal tersebut

mencakup tiga masalah, yaitu:

1) Menolong para pegawainya untuk memahami secara menyeluruh

mengenai strategi bisnis yang diterapkan di perusahaannya. Hal ini

diperlukan agar para pegawai paham strategi yang tepat, dan untuk itu

para atasan harus membimbing bawahannya.

2) Membantu karyawan agar lebih mengerti tentang cara mereka ikut

berkontribusi dalam meraih keberhasilan tujuan organisasi.

3) Saling bertukar pikiran, pendapat dan informasi antara pemimpin dan

pegawai mengenai cara kerja perusahaan dan cara kerja pegawai

masing- masing divisi dalam menjalankan strategi bisnis agar tujuan

perusahaan tersebut dapat tercapai dengan memuaskan.

2.8. How to be a Leader

Kepemimpinan adalah membimbing dan menunjukkan cara bagi orang

lain serta membantu mereka bekerja sama untuk menentukan arah. Pemimpin

merupakan seni, membiarkan seseorang melakukan sesuatu sesuai yang dia

Page 47: Kepemimpinan Akk Kel 7

39

inginkan. Begitu juga dengan kelompok, suatu kelompok memerlukan seorang

pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan untuk mewujudkan visi yang

diinginkan. Menjadi pemimpin yang bisa mengantarkan pada kesuksesan tidak

mudah perlu adanya beberapa syarat dan perilaku untuk mewujudkannya.

Alex (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa syarat bagi seseorang untuk

menjadi pemimpin. Diantaranya:

1. Intelektual

Pemimpin dengan intelektual yang dimiliki harus bisa memahami segala hal

yang bersangkutan dengan kemajuan kelompok. Pemimpin tahu dan paham

dengan apapun yang dipimpinnya dan bila terjadi suatu masalah maka dia dapat

mengatasinya.

2. Dapat memahami kebutuhan anggota kelompok

Pemimpin dengan intelektual yang dimiliki dapat memahami kebutuhan

anggota kelompok. Bila menghadapi permasalahan, pemimpin dapat memberi

solusi atas permasalahan tersebut.

3. Berwibawa

Pemimpin mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh anggota

kelompok dan sukarela mengikuti perintah pemimpin.

Page 48: Kepemimpinan Akk Kel 7

40

4. Percaya diri

Seorang pemimpin harus percaya diri dan berani menghadapi berbagai

permasalahan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pemimpin memiliki

kemampuan untuk memimpin kelompok.

5. Bersikap baik tapi tegas

Seorang pemimpin harus tegas dan tepat dalam menentukan peraturan.

Sehingga menjadikan anggota kelompok patuh. Namun pemimpin juga harus bisa

menghormati dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan.

6. Be an expert

Pemimpin bisa memahami dan mampu merealisasikan dari yang telah

dibicarakan.

7. Mempunyai sebuah visi

Pemimpin harus mempunyai visi yang jelas untuk memajukan anggota

kelompok.

8. Pemimpin peduli terhadap anggota kelompok

Pemimpin harus peduli dengan anggota kelompok sehingga merasa dihargai

dan dibutuhkan keberadaannya.

Selain itu, terdapat perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Diantaranya:

Page 49: Kepemimpinan Akk Kel 7

41

1) Jujur

Mengatakan yang sebenarnya sehingga dapat dipercaya oleh anggota

kelompok.

2) Disiplin

Seorang pemimpin hendaknya disiplin terhadap segala hal, terlebih

mengenai waktu. Pemimpin tidak hanya mengurusi satu atau dua hal, namun

berbagai hal yang berhubungan dengan kemajuan yang dipimpinnya tersebut.

Jadi perlu adanya disiplin waktu agar kegiataanya teratur.

3) Mengutamakan yang positif

Mendahulukan perkataan “melakukannya seperti ini”, bukan “jangan

melakukan seperti itu” karena dapat mempengaruhi semangat anggota

kelompok. Pengaruhnya dapat mengobarkan atau bahkan menurunkan

semangat kerja anggota kelompok.

4) Memecahkan masalah dan memikirkan gambaran yang besar

Pemimpin dalam memecahkan masalah tidak langsung memecahkannya,

namun dicari sumber permasalahan utamanya. Jadi waktu yang digunakan

lebih efektif dan solusi yang diberikan lebih tepat dan efisien.

5) Proaktif

Pemimpin hendaknya selalu berpikir jauh ke depan guna mewujudkan

visi kelompok.

6) Membuat keputusan dan bertanggug jawab atas konsekuensi

Seorang pemimpin harus bertanggung jawab, berani mengambil semua

konsekuensi, dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.

Page 50: Kepemimpinan Akk Kel 7

42

7) Berbagi visi

Hambatan pasti akan dialami oleh setiap kelompok. Namun untuk

menyelesaikannya diperlukan bantuan orang lain yakni dengan cara berbagi

visi positif. Hal ini dapat menginspirasi, memotivasi, dan membimbing anggota

kelompok untuk bekerja lebih baik. Pemimpin haruslah tidak mengejar

kekuasaan semata, namun yang harus dilakukan adalah cara untuk memajukan

dan mewujudkan visi kelompok.

Tabel 2.5 Keterampilan Komunikasi dalam Kepemimpinan

Kategori Keterampilan Pemimpin

Komunikasi Interpersonal √

Mendengar Aktif √

Public Speaking √

Wawancara √

Komunikasi Tertulis √

Keterampilan Komputer √

Media Advokasi √

Sensitivitas Budaya √

Umpan Balik √

Delegasi √

Framing √

Dialog, Diskusi, dan Debat √

Keterampilan Rapat √

Komunikasi Kesehatan √

Social Marketing √

Mentoring dan Fasilitasi √

Resolusi Konflik √

Negosiasi √

Sumber: Rowitz, Louis (2012)

Page 51: Kepemimpinan Akk Kel 7

43

BAB 3

Hubungan Konsep Kepemimpinan dalam Bidang Kesehatan

Ketiga peran kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu

tugas sebagai tenaga kesehatan di bidang kesehatan masyarakat. Peran yang

pertama yaitu sebagai peran antar pribadi (interpersonal) di mana seorang

pimpinan dan anggota sebuah tim di lingkungan masyarakat harus lebih banyak

melakukan komunikasi kepada masyarakat di daerah yang dituju agar

keberadaanya dapat diterima di lingkungan masyarakat tersebut.

Sebagai contoh peran antarpribadi di pedalaman desa yang sebelumnya

kurang mendapat perhatian kesehatan di bidang medis seperti kurangnya tenaga

kesehatan terlatih dan terdidik di lingkungannya selama ini. Maka akan sangat

sulit bagi suatu kelompok masyarakat tersebut untuk menerima kedatangan tim

kesehatan yang berasal dari pendidikan formal kesehatan utnuk mensosialisasikan

upaya pengarahan mengenai kesehatan masyarakat kepada kelompok di desa

tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Hal itu terjadi karena proses masuknya tim kesehatan ini akan mulai

merubah budaya di lingkungan masyarakat tersebut. Oleh karena itu, sangat

dibutuhkan keberadaan pimpinan dan anggota dengan peran interpersonal di

dalam tim kesehatan tersebut untuk mengupayakan komunikasi yang baik antara

tim kesehatan dengan masyarakat desa untuk mewujudkan tujuan bersama.

Setelah masyarakat desa tersebut dapat menerima keberadaan tim

kesehatan beserta tujuan mereka untuk diimplikasikan di dalam kehidupan

masyarakat desa maka seluruh anggota di tim tersebut dapat memerankan diri

sebagai sosok informational dalam mengupayakan pemberian informasi kesehatan

Page 52: Kepemimpinan Akk Kel 7

44

secara optimal kepada masyarakat yang sesuai dengan kebiasaan di desa tersebut.

Hal itu dapat memudahkan tim kesehatan dalam menerapkan kebiasan baru yang

mengubah kebiasaan asli masyarakat desa tersebut di bidang kesehatan

masyarakat di dalam, sehingga upaya pencapaian peningkatan kualitas hidup di

kelompok tersebut dapat dengan mudah tercapai. Terutama pimpinan yang berada

di fase ini memiliki peran penting dalam upaya pemberian informasi hingga

penerapannya di dalam masyarakat tersebut.

Hal itu diwujudkan dalam pentingnya menjaga hubungan yang baik antara

masyarakat desa dengan tim kesehatan agar penyaluran informasi dan pengubahan

kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dapat berjalan dengan

lancar serta menjadi penghubung antara masyarakat desa dengan tim kesehatan

dalam menyampaikan informasi yang bersifat personal agar meminimalisasikan

terjadinya kesalahan dalam komunikasi (miss communication) yang dapat

berdampak pada kegagalan dalam perwujudan peningkatan kualitas hidup

masyarakt di desa tersebut.

Pimpinan dan anggota dalam tim juga berperan sebagai orang-orang yang

bermusyawarah dengan pimpinan sebagai sosok yang berperan dalam pengambil

keputusan dan sebagai pemecah masalah dalam setiap kegiatannya sejak awal

masuk ke dalam lingkungan masyarakat tersebut hingga perlahan mulai keluar

dari lingkungan masyarakat dan memantau secara tidak langsung terhadap

kemajuan perkembangan kesehatan masarakat di desa tersebut.

Pengambilan keputusan ini juga sudah mulai diwujudkan saat seseorang di

dalam suatu tim kesehatan memutuskan untuk menjadi seorang pimpinan di

Page 53: Kepemimpinan Akk Kel 7

45

dalamnya. Keputusan-keputusan dengan disadari maupun tidak selalu berada di

pemikiran tiap anggota tim kesehatan termasuk pada pimpinan tim tersebut.

Pengambilan keputusan merupakan proses yang melibatkan logika dan

akal pikiran. Pendekatan dapat digunakan sebagai metode logika dalam

pengambilan keputusan. Terdapat dua pendekatan yang dapat membantu

pemimpin kesehatan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Pendekatan Pertama, dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan

mengidentifikasi isu kesehatan. Mengidentifikasi masalah adalah hal penting

untuk memahami masalah dengan jelas. Mengetahui isu dan mampu

memprioritaskan mana yang penting untuk terlebih dahulu dipecahkan adalah hal

yang perlu diketahui dalam pengambilan keputusan. Bagian dari proses

identifikasi masalah adalah untuk mengevaluasi informasi dan membedakan

antara informasi faktual, informasi dapat disimpulkan, spekulasi, dan asumsi.

Pendekatan Kedua, seorang pemimpin dapat memahami konteks

keputusan atau kekuatan eksternal yang mempengaruhi seluruh aspek kesehatan

masyarakat. Aspek tersebut mencakup politik, hukum, ekonomi, sosial dan

budaya, teknologi, kompetitif, serta isu kesehatan. Pemimpin dalam kesehatan

masyarakat harus memahami aspek tersebut secara menyeluruh dan menganalisis

dengan obyektif kekuatan maupun kelemahan internal organisasi. Selain itu

pemahaman juga diperlukan dalam memahami budaya dari organisasi, termasuk

misi dan tujuan.

Kesehatan masyarakat merupakan upaya terorganisir untuk membuat

orang sehat dalam masyarakat yang sehat. Hal itu diupayakan melalui organisasi

dan kepemimpinan untuk membuat perubahan dalam kesehatan masyarakat.

Page 54: Kepemimpinan Akk Kel 7

46

Dengan demikian penting untuk mengidentifikasi peran pengambilan keputusan

(analisis kasus) dalam sebuah kasus. Proses logis yang perlu dilibatkan dalam

analisis kasus adalah:

1. Pemahaman organisasi dan konteks keputusan.

2. Penjelasan definisi masalah dan peluang.

3. Penghasilan dari program alternatif tindakan.

4. Penyusunan analisis, evaluasi, dan rekomendasi program.

5. Perumusan kegiatan untuk melaksanakan rekomendasi.

Dalam manajemen kesehatan, seorang manajer harus menerapkan ciri

kepemimpinan, karena dalam kesehatan, fokus utama adalah melakukan

pembangunan kesehatan yang berkaitan dengan perilaku hidup sehat. Dalam

membangun perilaku hidup sehat, melibatkan perilaku individu dan keseluruhan

masyarakat. Panutan diperlukan untuk mengubah perilaku hidup seseorang

menuju perilaku hidup sehat sehingga pembangunan kesehaan dapat terwujud.

Panutan adalah seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, sehingga dapat

mempengaruhi orang lain untuk menerapkan perilaku hidup sehat.

Sebagai seorang pemimpin yang bisa menjadi panutan, sebaiknya bisa

menerapkan program yang disusun pada dirinya sendiri, kemudian akan menjadi

panutan atau teladan bagi pengikutnya (follower), dan pada akhirnya akan

berkembang dalam kehidupan masyarakat luas. Begitu pula yang harus dilakukan

oleh seorang pemimpin kesehatan masyarakat dalam menyikapi isu kesehatan.

Ada banyak isu kesehatan dalam kehidupan sehari-hari yang menerapkan

relevansi teori kepemimpinan di dalam bidang kesehatan. Contoh pertama,

penerapan 10 pokok perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Jawa Timur. Jawa

Page 55: Kepemimpinan Akk Kel 7

47

Timur dikategorikan sebagai provinsi yang sudah tinggi kualitas kesehatan di

dalamnya. Namun masih saja dapat dijumpai di beberapa kecamatan yang berada

di kabupaten dalam provinsi Jawa Timur yang masih belum mengerti mengenai

10 poin pokok PHBS. Salah satunya yaitu ketersediaan jamban.

Pada kelurahan X kabupaten Pasuruan, Jawa Timur masih terdapat

masyarakat yang belum memahami arti penting dari ketersediaan MCK di rumah

dengan standar yang sesuai seperti ketersediaan air bersih sebagai penunjangnya.

Sehingga masyarakat di kecamatan tersebut cenderung masih memanfaatkan

keberadaan saluran air di depan rumah yang lebar sebagai tempat untuk

melakukan aktivitas mandi dan menjadikan tempat tersebut sebagai kakus.

Saluran air tersebut memiliki kedalaman sekitar 2 meter dengan

pemberian selambu dari sarung yang dibentuk menyerupai bilik dengan bagian

atas terbuka sebagai tempat mereka untuk melakukan kegiatan membersihkan diri

dan membuang kotoran (buang air besar atau buang air kecil). Bukan hanya itu,

air yang mereka manfaatkan yaitu air saluran tersebut yang notabene kotor dan

merupakan air sisa pembuangan dari tetangga-tetangga yang melakukan aktivitas

yang sama. Padahal masyarakat di kecamatan tersebut rata-rata memiliki jamban

di rumah mereka masing-masing namun mereka tidak memiliki ketersediaan air

bersih di dalamnya dikarenakan faktor susahnya mendapat air bersih di

lingkungan tersebut sehingga kebiasaan dalam pemanfaatan saluran air di depan

rumah mereka sebagai MCK menjadi suatu hal yang wajar dan layak dilakukan

tanpa memedulikan aspek kebersihan dan kesehatannya.

Isu kesehatan yang masih menjadi beban masalah kesehatan masyarakat

di Indonesia selanjutnya adalah merokok. Merokok merupakan salah satu hal

Page 56: Kepemimpinan Akk Kel 7

48

yang sangat disorot dalam 10 poin PHBS Masih banyak penduduk Indonesia

yang merokok, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Bahaya

merokok bukan hanya mengintai perokok aktif, akan tetapi juga memiliki dampak

yang besar kepada perokok pasif. Banyak peraturan yang dibuat untuk

melindungi perokok pasif, tetapi peraturan itu hanya seperti angin lalu karena

masih banyak perokok aktif yang melanggar peraturan tersebut. Telah banyak

aturan untuk tidak merokok di tempat-tempat umum seperti contoh di kampus, di

rumah sakit, maupun di tempat perbelanjaan. Namun masih dapat kita lihat

banyak orang-orang hampir dari segala usia tetap merokok tanpa memedulikan

larangan tersebut. Kebiasaan seorang ayah dalam menyuruh anaknya untuk

membelikan rokok di warung dan juga kebiasaan masyarakat merokok di tempat

umum yang dapat disaksikan oleh anak-anak dapat menjadi salah satu faktor

penyebab angka kejadian masyarakat Indonesia yang merokok relatif tinggi.

Teori kepemimpinan sangat diperlukan dalam berusaha untuk mengatasi

permasalahan mengenai PHBS terutama mengenai ketersediaan jamban dan

kegiatan merokok seperti yang sudah dibahas di atas. Kebijakan pemerintah

mengenai larangan merokok yang tidak disertai dengan pengawasan yang tepat

dan hukuman yang diberikan kepada perokok menjadikan masyarakat tidak

peduli pada peraturan-peraturan yang melarang rokok. Pemerintah yang tidak

dapat menerapkan teori kepemimpinan tidak akan mampu mengatasi

permasalahan tersebut. Begitu juga dengan dinas kesehatan dan seluruh institusi

pelayanan kesehatan yang lain di mana kurang memberikan informasi pada

seluruh lapisan masyarakat. Terkadang informasi mengenai ketersediaan jamban

sudah diberikan namun petugas pelayanan kesehatan masyarakat tersebut tidak

Page 57: Kepemimpinan Akk Kel 7

49

melakukan follow-up dengan tenaga medis di daerah tersebut yang dapat bekerja

sama untuk memantau keberhasilan penyuluhan sehingga masyarakat dapat

dengan mudah dan dalam waktu singkat kembali ke kebiasaan awal. Tidak

adanya peran pemimpin sebagai informational yang mengakibatkan kegagalan

dalam pemenuhan tujuan untuk masyarakat tersebut. Penyuluhan mengenai

kebutuhan jamban yang baik juga harus disertai dengan kerjasama dengan pihak

lain untuk pemenuhan kebutuhan air bersih agar menunjang terwujudnya

perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih baik dan sehat.

Kunci konsep kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk

berpindah dari pemahaman pribadi dan kepemilikan sebuah isu sosial kepada

tindakan kolektif untuk menyelesaikan masalah itu. Dari penjelasan di atas

mengenai efektivitas kepemimpinan dalam bidang kesehatan dapat disimpulkan

bahwa konsep kepemimpinan yang paling utama adalah dapat menjadi panutan

atau role player bagi orang sekelilingnya. Sebelum menjadi seorang panutan,

seorang pemimpin harus mengetahui isu (isu kesehatan) yang berkembang di

masyarakat, sehingga pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat, memberi

informasi yang baik, dan menjaga hubungan komunikasi untuk menyelesaikan

masalah.

Demikian pentingnya peranan kepemimpinan dalam usaha mencapai tujuan suatu

organisasi (organisasi kesehatan). Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi,

sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang

yang diserahi tugas memimpin dalam organisasi. Tugas tersebut meliputi

menggerakkan sumber dan alat organisasi sehingga penggunannya berjalan

dengan efektif dan efisien.

Page 58: Kepemimpinan Akk Kel 7

50

BAB 4

PENUTUP

4.1. Summary

Leadership is the ability to influence, direct, motivate others to achieve the

goals of the organization or group. In leadership, the needs of authority, feeling

sensitive to the led, and intellectual is necessary. In health care management, a

manager must implement leadership traits, as in health, the main focus is doing

health-related development of healthy behavior.

We can distinguish between a manager and a leader in terms of origin,

formal-right,followers, functions, necessity, stability, concern, and thought. There

are several theories in leadership, including trait theory, behavioral theory, and

contingency theory.

There are some leadership traits such as honesty and integrity, discipline,

responsibility, control, have the desire to lead, self-confidence, intelligence, and

knowledge relevant to the job. On the other hand, the leadershipstyle also consists

of a number of elements. Leaders can adapt to the situation both in terms of taking

decisions in an autocratic, participative, democratic, and laissez-faire.

The effectiveness of leadership is an influence which inflicted or caused by

the leader of the existence of a particular activity to determine the extent of

success achieved in any actions taken by leaders and itsfollowers. In practice, the

effectiveness of leadership is how a leader doing something right. This can be

done by implementing effective leadership and carry out basic as a leadership role

such as the visionary, the tactician, the facilitator, and the contributor.

Page 59: Kepemimpinan Akk Kel 7

51

Leadership traits are not always possessed since birth, but can be formed in

a person by learning. Universally, the requirements of a leader include:

intellectual, able to understand the needs of the group members, authoritative,

confident, and be nice but firm. By applying it in everyday life, then someone has

had leadership qualities in him.

Page 60: Kepemimpinan Akk Kel 7

52

DAFTAR PUSTAKA

Anon. n.d. Concept of Leadership. http://www.nwlink.com/~donclark/leader/

leadcon.html#two_keys.

Anon. n.d. Leader Versus Manager. http://changingminds.org/disciplines/

leadership/articles/manager_leader.html [Diakses tanggal 20 Oktober 2013].

Cherry, Kendra. n d. Leadership Theories. http://changingminds.org/disciplines/

leadership/theories/leadership_theories.htm [diakses pada 20 Oktober 2013].

Gibson, Jame L., Jr. Donnely, H.James, John M.Ivancevich. 1998. Fundamental

of Management. New York: Mc.Graw-Hill Companies.

Hellriegel, Don and John W.Slocum. 1992. Management. 6th ed. Addison:

Wesley Publishing Company.

Ivancevich, John N., Robert Konopaske, Michael T.Matteson. 1987.

Organizational Behaviour and Management. 7th ed. New York: McGraw-

Hill Companies.

Lickerman, Alex. 2009. How To Be a Leader. http://www.psychologytoday.com/

blog/happiness-in-world/200911/how-be-leader [Diakses pada 20 Oktober

2013].

Mullins, Laurie J. 2001. Hospitality Management and Organisational Behaviour.

London: Pearson Education Limited.

Robbins, Stephen P. and David A. Decenzo. 2001. Fundamental of Management.

3rd ed. New Jersey: Uppersuddle River.

Rodd, J. 2006.Leadership in Early Childhood, 3rd edn. Maidenhead: Open

University Press.

Page 61: Kepemimpinan Akk Kel 7

53

Rowitz, Louis. 2012. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC).

Rue, Leslie W. and Lloyd L. Byars. 1995. Management, Skill, and Application

11th

edition. United States of America: Von Hoffman Press.

Syahrizal Abbas,Manajemen Perguruan Tinggi ; beberapa catatan (Jakarta. Pt

Fajar Interpratama Offset, 2009).

Ward, Susan. 2009. 5 Keys to Leadership for Small Business.

http://sbinfocanada.about.com/od/smallbusinesslearning/a/leadership1.htm

[Diakses 30 Maret 2011].

Wilson Learning Worldwide. 2011. Leadership Effectiveness Developing Leaders

with Character and Skill. http://wilsonlearning.com/capabilities/

leadership_effectiveness [Diakses pada 20 Oktober 2013].