Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang...

29
Perspektif Pengembang Rumah Susun Komersial KEPATUHAN TERHADAP UNDANG-UNDANG TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PADA PERUSAHAAN PROPERTI Oleh: Eddy Marek Leks, S.H., M.H., ACIArb www.lekslawyer .com

Transcript of Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang...

Page 1: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Perspektif Pengembang Rumah Susun Komersial

KEPATUHAN TERHADAP UNDANG-UNDANG TENTANG PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PADA PERUSAHAAN

PROPERTI

Oleh: Eddy Marek Leks, S.H., M.H., ACIArb

www.lekslawyer.com

Page 2: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Materi ini terdiri atas:

A. Dasar Hukum;

B. Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang

C. Pihak Pelapor;

D. Kebijakan;

E. Kewajiban Pelaporan.

Page 3: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

A. DASAR HUKUM1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

(“UU TPPU”);

2. Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor PER-

10/1.02.1/PPATK/09/2011 Tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Mengenali

Pengguna Jasa Bagi Penyedia Barang dan/ atau Jasa Lainnya (“Perka PPATK

No. 10/2011”)

3. Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor PER-

12/1.02.1/PPATK/09/11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaporan Transaksi Bagi

Penyedia Barang dan/ atau Jasa Lainnya (“Perka PPATK No. 12/2011”)

Page 4: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

A. PENGERTIAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Pasal 1 angka 1 UU TPPU, Pencucian Uang adalah segala perbuatan yang

memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam UU TPPU.

Yang mana unsur-unsur yang dimaksud terdapat dalam ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

Pasal 3 UU TPPU:“Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan…”

Page 5: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Pasal 5 UU TPPU:“Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan…”

Pasal 4 UU TPPU:“Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)…”

(Cont’d)

Page 6: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Hasil tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU TPPU adalah berupa Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana sebagai berikut:a. korupsi; o. penculikan;b. penyuapan; p. pencurian;c. narkotika; q. penggelapan;d. psikotropika; r. penipuan;e. penyelundupan tenaga kerja; s. pemalsuan uang; f. penyelundupan migran; t. perjudian;g. di bidang perbankan; u. prostitusih. di bidang pasar modal; v. di bidang perpajakan;i. di bidang perasuransian; w. di bidang kehutanan;j. kepabeanan; x. di bidang lingkungan;k. cukai; y. di bidang perikanan;l. perdagangan orang; z. tindak pidana yangm. perdagangan senjata gelap; ancaman pidananya 4n. terorisme; (empat) tahun/lebih

(Cont’d)

Page 7: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

B. PIHAK PELAPOR Pihak Pelapor terdiri atas:

Penyedia jasa keuangan (bank, perusahaan pembiayaan, perusahaan

asuransi dan perusahaan pialang asuransi, dana pensiun lembaga keuangan,

perusahaan efek,);

Penyedia barang dan/ atau jasa lain (perusahaan properti/ agen properti,

pedagang kendaraan bermotor, pedagang permata dan perhiasan/ logam

mulia, pedagang barang seni dan antik atau balai lelang).

Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan transaksi terhadap transaksi yang

dilakukan oleh pengguna jasa kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (“PPATK”).

Page 8: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Pihak Pelapor dilarang memberitahukan kepada Pengguna Jasa atau pihak lain,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun mengenai

wajib menyampaikan laporan transaksi terhadap laporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan (“TKM”) yang sedang disusun atau telah disiapkan kepada

PPATK;

(Cont’d)

Page 9: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

C. KEBIJAKAN

Prinsip Mengenali Pengguna Jasa oleh Perusahaan

Properti Kewajiban menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa dilakukan pada saat:

a. Melakukan hubungan usaha dengan pengguna jasa;

b. Terdapat transaksi keuangan dengan mata uang rupiah dan/atau mata

uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp

100.000.000;

c. Terdapat transaksi keuangan mencurigakan yang terkait tindak pidana

pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme; atau

d. Perusahaan properti meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan

pengguna jasa.

Page 10: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Perusahaan properti wajib untuk menyusun ketentuan internal tentang

pelaksanaan prinsip mengenali pengguna jasa paling lambat 1 tahun sejak

diberlakukannya Perka PPATK No. 10/2011 (20 Maret 2012).

Apabila terdapat perubahan ketentuan internal terkait pelaksanaan prinsip

mengenali pengguna jasa maka perusahaan properti wajib untuk menyampaikan

setiap perubahan kepada PPATK dalam jangka waktu 14 hari kerja sejak

perubahan ditetapkan.

Prinsip mengenali pengguna jasa meliputi:

A. Identifikasi pengguna jasa;

B. Verifikasi pengguna jasa;

C. pemantauan transaksi pengguna jasa.

(Cont’d)

Page 11: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Transaksi Keuangan Mencurigakan TKM berdasarkan Pasal 1 angka 5 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d UU

TPPU adalah:

a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau

kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan;

b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan

dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan

yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan

Undang-undang ini;

c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan

menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil pidana;

d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh

Pihak Pelapor karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari

hasil tindak pidana.

(Cont’d)

Page 12: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

1. IDENTIFIKASI PENGGUNA JASA Perusahaan properti perlu untuk mengetahui apakah pengguna jasa melakukan

transaksi untuk kepentingannya sendiri atau mewakili orang lain.

Jika untuk orang lain maka perusahaan properti wajib untuk meminta informasi

mengenai identitas dan dokumen pendukung dari pengguna jasa dan orang lain

yang diwakilinya (identitas diri, sumber dana dan tujuan transaksi).

Perusahaan properti dapat menerapkan permintaan informasi dan dokumen yang

lebih sederhana yaitu nama, tanggal lahir, alamat dan nomor identitas pengguna

jasa jika transaksi bernilai di bawah Rp 500.000.000,-.

Perusahaan properti wajib menolak transaksi dengan pengguna jasa apabila

identitas dan/ atau dokumen pengguna jasa yang diberikan tidak lengkap.

Page 13: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Informasi yang disampaikan oleh pengguna jasa

a. Perorangan

Identitas pengguna jasa

- Nomor identitas kependudukan atau paspor;

- Nama lengkap;

- Kewarganegaraan;

- Alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas;

- Alamat tempat tinggal terkini termasuk nomor telepon (bila ada);

- Alamat di negara asal dalam hal warga negara asing; dan

- Tempat dan tanggal lahir.

Pekerjaan

Sumber Dana

Tujuan Transaksi

(Cont’d)

Page 14: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

b. Korporasi

Identitas pengguna jasa

- Nomor surat keputusan pengesahan korporasi dalam hal telah

berbadan hukum;

- Nama korporasi;

- Bentuk korporasi;

- Bidang usaha; dan

- Alamat korporasi dan nomor telepon.

Sumber dana;

Tujuan transaksi;

Informasi pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak

untuk dan atas nama korporasi.

(Cont’d)

Page 15: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

2. VERIFIKASI PENGGUNA JASA Penelitian dokumen dilakukan dengan cara:

a. Mencocokkan informasi yang disampaikan pengguna jasa dengan dokumen

identitas asli yang memuat informasi pengguna jasa;

b. Mencocokkan kesesuaian antara pengguna jasa dengan foto diri yang

tercantum di dalam dokumen identitas pengguna jasa;

c. Mencocokkan kesamaan tanda tangan dalam formulir transaksi dengan

dokumen identitas pengguna jasa;

d. Pada waktu melihat dokumen aslinya agar dilihat dan diyakini bahwa

dokumen asli tersebut bentuknya tidak meragukan;

e. memperhatikan adanya kemungkinan hal-hal yang tidak wajar atau

mencurigakan (cont: masa berlaku KTP);

f. Dapat dilakukan wawancara dengan calon pengguna jasa (bila diperlukan).

Page 16: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Perusahaan properti dapat meminta keterangan kepada pengguna jasa untuk

mengetahui kebenaran formil dokumen dan dapat meminta dokumen pendukung

apabila terdapat keraguan.

(Cont’d)

Page 17: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

3. PEMANTAUAN TRANSAKSI PENGGUNA JASA Perusahaan properti harus memperhatikan :

Tata cara pembayaran transaksi baik tunai atau non tunai;

Pelaku transaksi;

Nominal transaksi dan/atau tanggal transaksi;

Pelunasan transaksi (apakah dilakukan oleh pengguna jasa yang

bersangkutan atau pihak lain).

Page 18: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

IV. KEWAJIBAN PELAPORAN Perusahaan properti wajib menyampaikan:

- Laporan transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa dengan mata uang rupiah dan/

atau mata uang asing yang nilainya paling sedikit Rp. 500.000.000,- kepada PPATK

dalam jangka waktu 14 hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan.

Laporan transaksi meliputi transaksi pembelian secara langsung dengan uang tunai,

cek atau giro maupun pemindahbukuan dan laporan transaksi pembelian tunai

bertahap yang total nilai transaksinya paling sedikit Rp. 500.000.000,-

- Laporan transaksi keuangan yang mencurigakan berdasarkan permintaan PPATK.

Laporan ini dilakukan secara manual dan dilakukan paling lambat 3 hari sejak

diterimanya surat permintaan dari PPATK dengan menggunakan format Lampiran 5

dari Perka PPATK No. 12/2011.

Page 19: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

- Dalam hal Pengguna Jasa melakukan Transaksi di bawah Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah), penyedia barang dan/atau jasa lainnya dapat menerapkan

permintaan informasi dan Dokumen secara lebih sederhana.

- Informasi dan Dokmen untuk transaksi di bawah Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) mencakup identitas Pengguna Jasa yang paling sedikit memuat nama,

tanggal lahir, nomor Dokumen identitas dan alamat.

- Identitas Pengguna Jasa dibuktikan dengan kartu tanda penduduk, paspor atau surat

izin mengemudi

(Cont’d)

Page 20: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Kewajiban Pelaporan

Ketentuan internal tentang pelaksanaan prinsip mengenali

pengguna jasa

Transaksi Keuangan Mencurigakan

Transaksi paling sedikit Rp 500.000.000,-

Paling lambat 3 hari sejak

diterimanya surat permintaan dari

PPATK

Paling lambat 14 hari sejak tanggal

transaksi dilakukan

Paling lama 14 (empat belas) hari

kerja sejak perubahan tersebut

ditetapkan

Secara manual dengan format

Lampiran 5 dari Perka PPATK No. 12/2011

Secara elektronik:

https://grips2.ppatk.go.id

secara manual: oleh jasa

pengiriman ekspedisi, cap

pos

Page 21: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

REGISTRASI

Sebelum melaksanakan kewajiban pelaporan, perusahaan properti wajib untuk

melakukan registrasi sebagai pelapor. Registrasi sebagai pelapor dapat dilakukan

oleh perusahaan properti melalui 2 cara:

a. Web registrasi (dapat dilakukan melalui:

https://grips2.ppatk.go.id/faces/index.xhtml)

b. Manual registrasi (dapat dilakukan dengan menyampaikan surat permohonan

registrasi dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud di dalam

Lampiran 1 Perka PPATK No. 12/2011)

(Cont’d)

Page 22: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

PENYAMPAIAN LAPORAN

Elektronis

- Perusahaan properti wajib untuk menetapkan petugas pelapor sebanyak 3

orang dengan mengisi formulir petugas pelapor sebagaimana dimaksud

di dalam Lampiran 3 Perka PPATK No. 12/2011.

- Pelaporan secara elektronis dapat dilakukan melalui

https://grips2.ppatk.go.id/faces/index.xhtml;jsessionid=E9A70D732FBC

BE6F9CDCA5F14387BD35

(Cont’d)

Page 23: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

PENYAMPAIAN LAPORAN – CONT’D

Manual - Perusahaan properti wajib untuk menetapkan petugas pelapor dengan

menggunakan formulir sebagaimana dimaksud di dalam Lampiran 3

Perka PPATK No. 12/2011.

- Penyampaian laporan dilakukan dengan mengisi formulir sebagaimana

dimaksud di dalam Lampiran 4 Perka PPATK No. 12/2011.

Laporan Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan

- Dilakukan secara manual dengan menggunakan format sebagaimana

dimaksud di dalam Lampiran 5 Perka No. 12/2011 dan dilakukan paling

lambat 3 hari sejak diterimanya surat permintaan dari PPATK.

Page 24: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

PENYAMPAIAN LAPORAN – CONT’D

Jangka waktu penyampaian laporan transaksi keuangan yang

nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp. 500.000.000,-

- Penyampaian laporan dilakukan paling lambat 14 hari terhitung sejak:

a. Untuk pengiriman secara elektronis: tanggal transaksi dilakukan

sampai dengan tanggal penyampaian yang tercatat secara otomatis

di sistem pelaporan PPATK.

b. Untuk pengiriman secara manual: tanggal transaksi dilakukan

sampai dengan tanggal penerimaan oleh jasa pengiriman ekspedisi,

cap pos atau tanggal penerimaan di PPATK.

Page 25: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

PENYAMPAIAN LAPORAN – CONT’D

Ketentuan Internal yang Telah Disusun oleh Penyedia Barang

dan/atau Jasa Lainnya

- Penyampaian laporan dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung

sejak:

a. Berlakunya: Perka PPATK No. 12/2011 pada 20 Maret 2012.

b. Perubahan terhadap ketentuan wajib disampaikan paling lama 14

(empat belas) hari kerja sejak perubahan tersebut ditetapkan

c. Untuk pengiriman secara manual: tanggal transaksi dilakukan

sampai dengan tanggal penerimaan oleh jasa pengiriman ekspedisi,

cap pos atau tanggal penerimaan di PPATK.

Page 26: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

PENYIMPANAN DOKUMEN- Perusahaan properti wajib untuk menyimpan dokumen yang berkaitan

dengan pengguna jasa minimum selama 5 tahun sejak berakhirnya

hubungan usaha antara perusahaan properti dan pengguna jasa.

- Dokumen yang dimaksud di atas adalah paling sedikit meliputi identitas

Pengguna Jasa dan pihak lain yang terkait dan formulir hubungan usaha

termasuk Dokumen korespondensi dengan Pengguna Jasa.

(Cont’d)

Page 27: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Pelaksanaan Kewajiban Pelaporan Pihak Pelapor, pejabat dan pegawainya tidak dapat dituntut, baik secara perdata

maupun pidana, atas pelaksanaan kewajiban pelaporan, kecuali terdapat unsur

penyalahgunaan wewenang, .

Page 28: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

SANKSI- Perusahaan properti yang tidak menyampaikan laporan dalam jangka waktu

pelaporan yang telah ditentukan di dalam Perka PPATK No. 12/2011 baik

untuk transaksi keuangan yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp.

500.000.000,- dan transaksi keuangan mencurigakan dikenai sanksi

administratif sebagai berikut:

a. Peringatan;

b. Teguran tertulis;

c. Pengumuman kepada publik mengenai tindakan atau sanksi; dan/ atau

d. Denda administratif

Page 29: Kepatuhan Terhadap Undang-undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Perusahaan Properti

Leks&Co Menara Palma 17 Floor, Suite17-02BJl. H. R. Rasuna Said Blok X2 Kav.6 Kuningan, Jakarta 12950, IndonesiaT. +62 21 5795 7550F. +62 21 5795 7551www.lekslawyer.com

www.lekslawyer.com