Kepailitan Dan Penundaan

download Kepailitan Dan Penundaan

of 19

Transcript of Kepailitan Dan Penundaan

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    1/19

    KEPAILITAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. A. LATAR BELAKANGPerkembangan perekonomian global membawa pengaruh terhadap perkembangan hukumterutama hukum ekonomi. Erman Radjagukguk menyebutkan bahwa globalisasi hukum akanmenyebabkan peraturan-peraturan Negara-negara berkembang mengenai investasi,perdagangan,jasa-jasa dan bidang perekonomian lainnya mendekati Negara-negara maju. (Convergency).[1]

    Dalam rangka menyesuaikan dengan perekonomian global, Indonesia melakukan revisi terhadapseluruh hukum ekonominya.Namun demikian tidak dapat disangkal bahwa perubahan terhadaphukum ekonomi Indonesia dilakukan juga karena tekanan dari badan-badan dunia seperti WTO,

    IMF dan Worl Bank. Bidang hukum yang mengalami revisi antara lain adalah hukum kepailitan.Hukum kepailitan sendiri merupakan warisan dari pemerintahan Kolonial Belanda yangnotabenenya bercorak sistem hukum Eropa Kontinental. Di Indonesia saat ini dalam hukumekonomi mendapat pengaruh yang cukup kuat dari sistem hukum Anglo Saxon.

    Kepailitan dapat terjadi karena makin pesatnya perkembangan perekonomian dan perdagangandimana muncul berbagai macam permasalahan utang piutang yang timbul dalam masyarakat.Begitu juga dengan krisis moneter yang terjadi di Indonesia telah memberikan dampak yangtidak menguntungkan terhadap perekonomian nasional sehingga menimbulkan kesulitas besarterhadap dunia usaha dalam menyelesaikan utang piutang untuk meneruskan kegiatan usahanya.

    Mempelajari perkembangan hukum kepailitan yang berlaku di Indonesia tidak terlepas darikondisi perekonomian nasional khususnya yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Dari sisiekonomi patut disimak data yang dikemukakan oleh Lembaga Konsultan (think tank) EconitAdvisory Group, yang menyatakan bahwa tahun 1997 merupakan Tahun Ketidak pastian (AYear of Uncertainty). Sementara itu, Tahun 1998 merupakan Tahun Koreksi (A Year of

    Correction). Pada pertengahan tahun 1997 terjadi depresiasi secara drastis nilai tukar rupiahterhadap mata uang asing, khususnya US $ dari sekitar Rp. 2300,00 pada sekitar bulan Maretmenjadi sekitar Rp. 5000,00 per US $ pada akhir tahun 1997. Bahkan pada pertengahan tahun1998 nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp. 16.000,00 per US $. Kondisi perekonomian inimengakibatkan keterpurukan terhadap pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya positif sekitar 67 % telah terkontraksi menjadi minus 1314 %. Tingkat inflasi meningkat dari di bawah 10 %

    menjadi sekitar 70 %. Banyak perusahaan yang kesulitan membayar kewajiban utangnyaterhadap para kreditor dan lebih jauh lagi banyak perusahaan mengalami kebangkrutan (Pailit).

    Bila diteliti lebih jauh tentang hukum kepailitan di Indonesia yang tidak mengatur tentangadanya kemungkinan untuk melakukan reorganisasi perusahaan, sesungguhnya lembagareorganisasai perusahaan ini mirip dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Suspensionof Payment, Surseance van Betaling (selanjutnya disingkat PKPU).

    http://lotusbougenville.wordpress.com/2010/06/16/kepailitan-dan-penundaan-pembayaran/#_ftn1http://lotusbougenville.wordpress.com/2010/06/16/kepailitan-dan-penundaan-pembayaran/#_ftn1http://lotusbougenville.wordpress.com/2010/06/16/kepailitan-dan-penundaan-pembayaran/#_ftn1http://lotusbougenville.wordpress.com/2010/06/16/kepailitan-dan-penundaan-pembayaran/#_ftn1
  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    2/19

    PKPU dalam UU NO. 4 Tahun 1998 diatur dalam Bab ke dua mulai Pasal 212 sampai denganPasal 279.

    PKPU dilakukan bukan berdasarkan pada keadaan dimana debitur tidak mampu membayarutangnya dan juga tidak bertujuan dilakukannya pemberesan terhadap harta kekayaan debitur

    (likuidasi harta pailit).

    2

    PKPU adalah wahana Juridis Ekonomis yang disediakan bagi debitur untuk menyelesaikankesulitan finansialnya agar dapat melanjutkan kehidupannya. Sesungguhnya PKPU adalah suatucara untuk menghindari kepailitan yang lazimnya bermuara pada likuidasi harta kekayaandebitur. Bagi perusahaan, PKPU bertujuan memperbaiki keadaan ekonomis dan kemampuandebitur membuat laba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PKPU bertujuan menjagajangan sampai debitur, yang karena suatu keadaan semisal keadaan tidak likuid dan sulitmendapat kredit dinyatakan pailit, sedangkan kalau debitur tersebut diberi waktu dankesempatan, besar harapan ia ia akan dapat membayar utangnya. Putusan pailit dalam keadaantersebut di atas akan berakibat pengurangan nilai perusahaan dan ini akan merugikan para

    kreditur.2

    Fred B.G. Tumbuan, Pokok-Pokok Penyempurnaan Aturan Tentang Penundaan KewajibanPembayaran Utang, Makalah disampaikan dalam Lokakarya Undang-undang Kepailitan, Jakarta,314 Agustus 1998.

    1. B. RUMUSAN MASALAHBertolak dari kerangka dasar berfikir sebagaimana diuraikan pada bagian latar belakang, makapermasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

    1.

    Kepailitan dan Penundaan Pembayaran.

    1. C. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

    1. Untuk memenuhi tugas makalah Hukum Dagang.2. Mengetahui mengenai konsep kepailitan perusahaan dan penundaan pembayaran .3. Mengetahui mengenai proses dijatuhkannya pailit.1. D. METODOLOGI PENULISAN

    Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan data atau informasimelalui :

    Penelitian kepustakaan ( Library Research ) yaitu penelitian yang dilakukan melalui studiliterature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya denganmasalah yang dibahas.

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    3/19

    1. E. SISTEMATIKA PENULISANUntuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penulisan ini, maka terlebih dahulu penulisakan menguraikan penulisannya agar lebih mudah dipahami dalam memecahkan masalah yangada. Di dalam penulisan ini dibagi dalam 3 ( tiga ) bab yang terdiri dari :

    BAB I :

    Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuanpenulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

    BAB II :

    Bab ini merupakan bab yang berisi pembahasan yang tercakup dalam rumusan masalah.

    BAB III :

    Bab ini berisi analisis kasus Kepailitan.

    BAB IV :

    Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    KEPAILITAN

    1.2. Dasar Hukum Kepailitan

    Semula lembaga hukum kepailitan diatur undang-undang tentang Kepailitan dalamFaillissements-verordening Staatsblad 1905:217 juncto Staatsblad 1906:348. Karenaperkembangan perekonomian dan perdagangan serta pengaruh globalisasi, serta modal yangdimiliki oleh para pengusaha umumnya berupa pinjaman yang berasal dari berbagai sumber,undang-undang tersebut telah menimbulkan banyak kesulitan dalam penyelesaian utang-piutang.Penyelesaian utang-piutang juga bertambah rumit sejak terjadinya berbagai krisis keuangan yangmerembet secara global dan memberikan pengaruh tidak menguntungkan terhadap

    perekonomian nasional. Kondisi tidak menguntungkan ini telah menimbulkan kesulitan besarterhadap dunia usaha dalam menyelesaikan utang piutang untuk meneruskan kegiatannya.Undang-undang tentang Kepailitan (Faillissements verordening, Staatsblad 1905:217 junctoStaatsblad 1906:348), sebab itu, telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentangKepailitan, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang berdasarkan Undang-UndangNomor 4 Tahun 1998. Perubahan tersebut juga ternyata belum memenuhi perkembangan dankebutuhan hukum di masyarakat, sehingga pada tahun 2004 pemerintah memperbaikinya lagi

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    4/19

    dengan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan KewajibanPembayaran Utang (Undang-undang Kepailitan dan PKPU). Dan juga adapun BW secara umumkhususnya pasal 1131 sampai dengan 1134.

    2.2 Pengertian dan Syarat Kepailitan

    Dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan danPenundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Undang-undang Kepailitan dan PKPU), kepailitandiartikan sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan danpemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas. Menurutkamus, pailit berarti bangkrut atau jatuh miskin. Dengan demikian maka kepailitan adalahkeadaan atau kondisi dimana seseorang atau badan hukum tidak mampu lagi membayarkewajibannya (Dalam hal ini utangnya) kepada si piutang.

    Tampak bahwa inti kepailitan adalah sita umum (beslaang ) atas kekayaan debitor. Maksud daripenyitaan agar semua kreditor mendapat pembayaran yang seimbang dari hasil pengelolaan asset

    yang disita. Dimana asset yang disita dikelola atau yang disebut pengurusan dan pemberesandilakukan oleh curator.

    Dalam hal terjadi kepailitan, yaitu Debitur tidak dapat membayar utangnya, maka jika Debiturtersebut hanya memiliki satu orang Kreditur dan Debitur tidak mau membayar utangnya secarasukarela, maka Kreditur dapat menggugat Debitur ke Pengadilan Negeri dan seluruh hartaDebitur menjadi sumber pelunasan utangnya kepada Kreditur. Namun, dalam hal Debiturmemiliki lebih dari satu Kreditur dan harta kekayaan Debitur tidak cukup untuk melunasi semuautang kepada para Kreditur, maka akan timbul persoalan dimana para Kreditur akan berlomba-lomba dengan segala macam cara untuk mendapatkan pelunasan piutangnya terlebih dahulu.Kreditur yang belakangan datang kemungkinan sudah tidak mendapatkan lagi pembayaran

    karena harta Debitur sudah habis. Kondisi ini tentu sangat tidak adil dan merugikan Kredituryang tidak menerima pelunasan. Karena alasan itulah, muncul lembaga kepailitan dalam hukum.Lembaga hukum kepailitan muncul untuk mengatur tata cara yang adil mengenai pembayarantagihan-tagihan para Kreditur dengan berpedoman pada KUHPer, terutama pasal 1131 dan 1132,maupun Undang-undang Kepailitan dan PKPU.

    Pasal 1131 KUHPer:

    Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupunyang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan perorangan debitur itu.

    Pasal 1132 KUHPer:

    Barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditur terhadapnya; hasil

    penjualan barang-barang itu dibagi menurut perbandingan piutang masing-masing kecuali bila

    di antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan.

    Dari dua pasal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pada prinsipnya pada setiap individumemiliki harta kekayaan yang pada sisi positif di sebut kebendaan dan pada sisi negatif disebut

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    5/19

    perikatan. Kebendaan yang dimiliki individu tersebut akan digunakan untuk memenuhi setiapperikatannya yang merupakan kewajiban dalam lapangan hukum harta kekayaan.

    Syarat Kepailitan

    Hal ini dijelaskan dalam Pasal 2 ayat ( 1 ) UUK :

    Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak mambayar lunas sedikitnya satuutang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan,baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

    Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan PKPU di atas, supaya pasal 1131 dan1132 KUHP berlaku sebagai jaminan pelunasan utang Kreditur, maka pernyataan pailit tersebutharus dilakukan dengan putusan Pengadilan yang terlebih dahulu dimohonkan kepadaPengadilan Niaga. Menurut Gunawan Widjaja, maksud dari permohonan dan putusan pailittersebut kepada Pengadilan adalah untuk memenuhi asas publisitas dari keadaan tidak mampu

    membayar Debitur. Asas tersebut dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak umumbahwa Debitur dalam keadaan tidak mampu membayar, dan hal tersebut memberi kesempatankepada Kreditur lain yang berkepentingan untuk melakukan tindakan. Dengan demikian, daripasal tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa dikabulkannya suatu pernyataan pailit jikadapat terpenuhinya persyaratan kepailitan sebagai berikut:

    1) Debitur tersebut mempunyai dua atau lebih Kreditur.

    Untuk melaksanakan Pasal 1132 KUHPer yang merupakan jaminan pemenuhan pelunasan utangkepada para Kreditur, maka pasal 1 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan PKPU mensyaratkanadanya dua atau lebih Kreditur. Syarat ini ditujukan agar harta kekayaan Debitur Pailit dapat

    diajukan sebagai jaminan pelunasan piutang semua Kreditur, sehingga semua Krediturmemperoleh pelunasannya secara adil. Adil berarti harta kekayaan tersebut harus dibagi secaraPari passu dan Prorata. Pari Passu berarti harta kekayaan Debitur dibagikan secara bersama-sama diantara para Kreditur, sedangkan Prorata berarti pembagian tersebut besarnya sesuaidengan imbangan piutang masing-masing Kreditur terhadap utang Debitur secara keseluruhan.

    Dengan dinyatakannya pailit seorang Debitur, sesuai pasal 22 jo. Pasal 19 Undang-undangKepailitan dan PKPU, Debitur pailit demi hukum kehilangan hak untuk menguasai danmengurus kekayaannya yang dimasukkan ke dalam kepailitan. Terhitung sejak tanggal putusanPengadilan, Pengadilan melakukan penyitaan umum atas seluruh harta kekayaan Debitur Pailit,yang selanjutnya akan dilakukan pengurusan oleh Kurator yang diawasi Hakim Pengawas. Danbila dikaitkan dengan pasal 1381 KUHPer tentang hapusnya perikatan, maka hubungan hukumutang-piutang antara Debitur dan Kreditur itu hapus dengan dilakukannya pembayaran utangmelalui lembaga kepailitan.

    (2) Debitur tersebut tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan

    dapat ditagih.

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    6/19

    Gugatan pailit dapat diajukan apabila Debitur tidak melunasi utangnya kepada minimal satuorang Kreditur yang telah jatuh tempo, yaitu pada waktu yang telah ditentukan sesuai dalamperikatannya. Dalam perjanjian, umumnya disebutkan perihal kapan suatu kewajiban itu harusdilaksanakan. Namun dalam hal tidak disebutkannya suatu waktu pelaksanaan kewajiban, makahal tersebut bukan berarti tidak dapat ditentukannya suatu waktu tertentu. Pasal 1238 KUHPer

    mengatur sebagai berikut:

    Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkankekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap

    lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.

    Adapun criteria yang harus dipenuhi, yakni debitur mempunyai atau lebih kteditur dan tidakmembayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Rumusan utangdijelaskan dalam Pasal 1 butir 6 UUK menyebutkan utang adalah kewajiban yang dinyatakanatau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia atau mata uang asing,baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari, yang timbul karena perjanjian

    atau UU dan yang wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepadaKreditur untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitur.

    Adapun syarat yang lain dalam kepailitan yaitu :

    Pailit berarti pemogokan pembayar atau kemacetan pembayaran. Debitur dalam keadaan berhenti membayar, dengan putusan hakim dia dinyatakan pailit. Putusan pailit akan diucapkan hakim, bila secara sumir terbukti adanya peristiwa atau

    keadaan yang menunjukan adanya keadaan berhenti membayar dari debitur. Sumir terbukti berarti untuk pembuktian tidak berlaku peraturan pembuktian yang biasa

    ( buku IV KUHPerdata ).

    Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalammata uang Indonesia atau mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbuldikemudian hari yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhioleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhandari harta kekayaan debitur.

    3.2 Asas Utama Undang-Undang Kepailitan

    1) Cepat

    Proses kepailitan lebih sering digunakan oleh pelaku usaha, sehingga memerlukan keputusanyang cepat.

    2) Adil

    Melindungi kreditur dan debitur yang beritikad baik serta pihak ketiga yang tergantung denganusaha debitur.

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    7/19

    3) Terbuka

    Keadaan insolven suatu badan hukum harus diketahui oleh masyarakat sehingga tidak akanmenimbulkan efek yang negative dikemudian hari, dan mencegah debitur yang beritikad burukuntuk mendapatkan dana dari masyarakt dengan cara menipu.

    4) Efektif

    Keputusan pengadilan harus dapat dieksekusi dengan cepat, baik keputusan penolakanpermohonan pailit, keputusan pailit, keputusan perdamaian ataupun keputusan PKPU.

    4.2 Tujuan hukum kepailitan

    1. Agar debitur tidak membayar utangnya dengan sukarela walaupun telah ada putusanpengadilan yang menghukumnya supaya melunasi utangnya, atau karena tidak mampuuntuk membayar seluruh hutangnya, maka seluruh harta bendanya disita untuk dijual dan

    hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada semua krediturnya menurut besar kecilnyapiutang masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan;2. untuk menghindarkan kreditur pada waktu bersamaan meminta pembayaran kembali

    piutangnya dari si debitur;3. Menghindari adanya kreditur yang ingin mendapatkan hak istimewa yang menuntut hak-

    haknya dengan cara menjual sendiri barang milik debitur, tanpa memperhatikankepentingan kreditur lainnya;

    4. Menghindarkan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh si debitur sendiri, misalnyadebitur melarikan atau menghilangkan semua harta kekayaannya dengan maksudmelepaskan tanggung jawabnya terhadap para kreditur, debitur menyembunyikan hartakekayaannya, sehingga para kreditur tidak akan mendapatkan apa-apa.

    5.

    Menghukum pengurus yang karena kesalahannya telah mengakibatkan perusahaannyamengalami keadaan keuangan yang buruk sehingga perusahaan mengalami keadaaninsolvensi.

    5.2 Fungsi Undang-Undang Kepailitan

    1. Mengatur tingkat Prioritas dan urutan masing-masing piutang para kreditor.2. Mengatur tata cara agar seorang debitur dapat dinyatakan pailit.3. Mengatur tata cara menentukan kebenaran mengenai adanya suatu piutan kreditur.4. Mengatur mengenai sahnya piutang atau tagihan.5. Mengatur mengenai jumlah yang pasti dari piutang.6. Mengatur bagaimana cara membagi hasil penjualan harta kekayaan debitur untuk

    pelunasan piutang masing-masing kreditur berdasarkan urutan tingkat prioritasnya.7. Untuk eksekusi sita umum oleh pengadilan terhadap harta debitur sebelum pembagian

    hasil penjualan.8. Mengatur upaya perdamaian yang ditempuh oleh debitur dengan keditur sebelum

    pernyataan pailit dan sesudah pernyatan pailit.

    6.2 Pelindungan Kepentingan Kepailitan Perseroan

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    8/19

    1. Kepentingan perseroan.2. Kepentingan pemegang saham minoritas.3. Kepentingan karyawan perseroan.4. Kepentingan persaingan usaha yang sehat.5. Kepentingan masyarakat.

    7.2 Perlindungan Kepentingan Kepailitan Masyarakat

    1. Pajak yang dibayar debitur oleh negara.2. Masyarakat yang memerlukan kesempatan kerja dari debitur.3. Masyarakat yang memasok barang dan jasa kepada dibitur.4. Masyarakat yang tergantung hidupnya dari pasokan barang dan jasa ( konsumen atau

    pedagang ).

    8.2 Pihak yang Dapat Mengajukan Kepailitan

    Selain oleh Kreditur dan Debitur sendiri, suatu permohonan pailit dapat diajukan oleh pihak-pihak lain seperti yang disebutkan dalam pasal 2 Undang-undang Kepailitan dan PKPU. Merekaadalah:

    1. Kejaksaan untuk kepentingan umum.

    Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara dan/atau

    kepentingan masyarakat luas.

    2. Bank Indonesia dalam hal Debitur adalah bank

    Pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap suatu bank sepenuhnya merupakankewenangan Bank Indonesia. Pengajuan tersebut semata-mata didasarkan atas penilaian kondisikeuangan dan kondisi perbankan secara keseluruhan, oleh karena itu tidak perludipertanggungjawabkan. Kewenangan Bank Indonesia untuk mengajukan permohonan kepailitanini tidak menghapuskan kewenangan Bank Indonesia terkait dengan ketentuan mengenaipencabutan izin usaha bank, pembubaran badan hukum, dan likuidasi bank sesuai peraturanperundang-undangan.

    3. Badan Pengawas Pasar Modal (BPPM) dalam hal Debitur adalah Perusahaan Efek, BursaEfek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

    Permohonan pailit juga dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BPPM) karenalembaga tersebut melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yangdiinvestasikan dalam efek di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal. BadanPengawas Pasar Modal juga mempunyai kewenangan penuh dalam hal pengajuan permohonanpernyataan pailit untuk instansi-instansi yang berada di bawah pengawasannya, seperti halnyakewenangan Bank Indonesia terhadap bank.

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    9/19

    4. Menteri Keuangan dalam hal Debitur adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi,Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik.

    9.2 Pihak yang Dapat Dijatuhkan Pailit

    1.

    Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau belum menikah. Jadi pemohon adalahdebitur perorangan yang telah menikah, maka permohonan hanya dapat diajukan ataspersetujuan suami atau isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.

    2. Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum lainnya. Jika pemohon berbentukFirma harus memuat nama dan tempat kediaman masimh-masing persero yang secaratanggung renteng terikat untuk seluruh utang Firma.

    3. Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang berbadan hukum.4. Harta warisan.

    10.2 Akibat Kepailitan

    1.

    Kepailitan meliputi seluruh harta kekayaan debitur pada saat pernyataan pailit diucapkanserta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. Kecuali tempat tidur,pakaian, alat-alat pertukangan, buku-buku yang diperlukan dalam pekerjaan,makanan dan minumanuntuk satu bulan, alimentasi atau uang yang diterima dari pendapatan anak-anaknya.

    2. Debitur demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus hartakekayaannya yang termasuk dalam harta pailit. Sejak tanggal putusan pernyataan pailitdiucapkan ( sejak pukul 00.00 waktu setempat ).

    3. Kepailitan hanya mengenai harta pailit dan tidak mengenai diri pribadi debitur pailit.4. Harta pailit diurus dan dikuasai curator untuk kepentingan semua kreditur dan debitur.

    Hakim pengawas memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya kepailitan.5. tuntutan dan gugatan mengenai hak dan kewajiban harta pailit harus diajukan oleh atau

    terhadap curator.6. Segala perbuatan debitur yang dilakukan sebelum dinyatakan pailit, apabila dapatdibuktikan bahwa perbuatan tersebut secara sadar dilakukan debitur untuk merugikankreditur maka dapat dibatalkan oleh curator atau kreditur atau gugatan yang diajukancurator demi menyelamatkan keutuhan harta pailit demi kepentingan kreditur(Aktiopauliana ).

    7. Hibah dapat dibatalkan sepanjang merugikan harta kepailitan ( boedel pailit ). Missalpenghibahan 40 hari menjelang kepailitan dianggap dibuat untuk merugikan parakreditur.

    1. Perikatan selama kepailitan yang dilakukan debitur apabila perikatan tersebutmenguntungkan bisa diteruskan. Namun apabila perikatan tersebut dapat merugikan,maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh debitur secara pribadi atau perikatan tersebutdapat dimintakan pembatalan.

    2. Kepailitan suami atau istri yang kawin dalam satu persatuan harta, diperlakukan sebagaikepailitan persatuan harta tersebut.

    11.2 Cara Penundaan Kepailitan

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    10/19

    Cara penundaan kepailitan ini dapat ditempuh dengan mekanisme pengajuan perdamaian.Debitur pailit berhak untuk menawarkan suatu perdamaian kepada semua Kreditur ataumelakukan PKPU.

    l Jika pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kepailitan berakhir.

    l Kurator wajib mengumumkan perdamaian tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesiadan paling sedikit 2 surat kabar harian.

    l Jika tidak ditentukan lain, Kurator wajib mengembalikan kepada Debitur semua benda,uang, buku dan dokumen yang termasuk harta pailit dengan tanda terima yang sah.

    12.2 Prosedur Permohonan Pailit

    Bagaimana prosedur permohonan pailit? Hal ini diatur dalam pasal 6 UUK,yaitu sebagai berikut:

    (1) Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada ketua pengadilan.

    (2) Penitera mendaftarkan permohonan pernyataan pailit pada tanggal permohonan yangbersangkutan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatanganioleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran.

    (3) Penitera wajib menolak pendaftaran permohonan pernyataan pailit bagi institusisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3),(4) dan ayat (5) jika dilakukan tidak sesuai denganketentuan dalam ayat-ayat tersebut.

    (4) Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit kepada ketua pengadilan palinglambat 2 (dua) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.

    (5) Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal permohonan pernyataanpailit didaftarkan,pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang.

    (6) Sidang pemeriksaan atas permohonan pernyatan pailit diselenggarakan dalam jangkawaktu paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.

    (7) Atas permohonan debitur dan berdasarkan alasan yang cukup, pengadilan dapat menundapenyelenggaraan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sampai dengan paling lambat 25

    (dua puluh lima) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.

    13.2 Upaya Hukum

    Jika para pihak tidak puas terhadap keputusan pengadilan niaga, dapat mengadakan upayahukum, yakni kasasi. Dijabarkan dalam Pasal 11 UUK, yang mengemukakan :

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    11/19

    (1) Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailitadalah kasasi ke MA.

    (2) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat 8(delapan) hari setelah tanggal putusan yang domohonkan kasasi diucapkan, dengan

    mendaftarkan kepada panitera pengadilan yang telah memutus permohonan pernyataan pailit.

    (3) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selain dapat diajukan olehdebitor dan kreditor yang merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama, juga dapatdiajukan oleh kreditur lain yang bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama yangtidak puas terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit.

    (4) Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang bersangkutandiajukan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani paniteradengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan pendaftaran.

    14.2 Putusan Pailit

    Jika pengadilan menerima permohonan pailit,diangkat curator untuk melaksanakan tugaspengurusan dan atau pemberesan atas harta pailit. Curator dapat ditunjuk oleh :

    a. Debitor atau kreditor

    b. Pengadilan

    Curator adalah pihak yang diberi tugas untuk melakukan pengurusan dan atau pemberesan atasharta pailit. Dalam melakukan tugasnya, kurator :

    1. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuanterlebih dahulu kepada debitur atau salah satu organ debitur, meskipun dalam keadaandiluar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan;

    2. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, sematamata dalam meningkatkan nilaiharta pailit. Bila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga curator perlu membebaniharta pailit dengan hak tanggungan, gadai atau hak agunan atas kebendaan lainnya, makapinjaman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan hakim pengawas.

    Curator yang dimaksud di atas terdiri dari 2 macam, yaitu :

    1.

    Balai Harta Peninggalan (BHP)2. Curator lainnya yaitu perseorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili diIndonesia yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus danatau membereskan harta pailit dan telah terdaftar pada departemen Kehakiman.

    Dalam melaksanakan tugasnya, curator bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaiannyayang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit.

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    12/19

    Imbalan jasa curator yang berakhir dengan perdamaian :

    1. 1. SAMPAI DG RP. 50 M = 6 %2. 2. KELEBIHAN DIATAS RP.50 M 250 M = 4,5 %3. 3. KLBDIATAS RP.250 M 500 M = 3 %4.

    4. KLB DIATAS RP. 500 M = 1,5 %

    CONTOH: BILA HARTA PAILIT RP. 600M

    1. 6 % DR RP 50 M = 3 M

    2. 4,5 % DARI RP. 200 M = 9 M

    1. 3. 3 % DARI RP. 300 M = 7,5 M2. 4. 1,5 % DARI RP. 100 M = 1,5 M

    JUMLAH PENERIMAAN RP. 21 MILYAR

    Berakhir dengan pemberesan

    1. 1. SAMPAI DG RP. 50 M = 10 %2. 2. KELEBIHAN DIATAS RP.50 M 250 M = 7,5 %3. 3. KLBDIATAS RP.250 M 500 M = 5 %4. 4. KLB DIATAS RP. 500 M = 2,5 %

    CONTOH: BILA HARTA PAILIT RP. 600M

    1. 10 % DR RP 50 M = 5 M

    2. 7,5 % DARI RP. 200 M = 15 M

    1. 3. 5 % DARI RP. 300 M =12,,5 M2. 4. 2,5 % DARI RP. 100 M = 2,5 M

    JUMLAH PENERIMAAN KURATOR RP. 35,5 M

    15.2 Berakhirnya Kepailitan

    Pembatalan oleh MA setelah adanya upaya hukum.

    1. Pencabutan kepailitan atas usul curator karena kekayaan debitur sangat tidak mencukupiuntuk membayar utang.

    2. Pemberesan.3. Perdamaian. PENUNDAAN PEMBAYARAN

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    13/19

    Pengertian Penundaan Pembayaran

    Diatur pada Bab II UU Kepailitan Merupakan prosedur hukum yang memberikan hak kepada setiap debitur yang tidak

    dapat atau memperkirakan bahwa tidak akan dapat melanjutkan utang-utang yang sudah

    jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utangdengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaranpembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditur konkuren.

    Akibat adanya PKPU adalah :

    1. Debitur tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau memindahkan hak atassesuatu bagian dari hartanya, jika debitur melanggar, pengurus berhak melakukan segalasesuatu untuk memastikan bahwa harta debitur tidak dirugikan karena tindakan debiturtersebut.

    2. Debitur tidak dapat dipaksa membayar utangutangnya dan semua tindakan eksekusiyang telah dimulai guna mendapatkan pelunasan utang, harus ditangguhkan.3. Debitur berhak membayar utangnya kepada semua kreditur bersamasama menurutimbangan piutang masingmasing.

    4. Semua sitaan yang telah dipasang berakhir.Pengadilan Niaga

    Sejak diundangkannya UndangUndang Kepailitan, maka pengadilan yang berhak memutuspernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran uang adalah Pengadilan Niaga yangberada di lingkungan Peradilan Umum. Untuk pertama kalinya Pengadilan Niaga yang dibentukadalah Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    Hukum acara yang dipakai pada pengadilan niaga ini adalah hukum acara perdata yang umumberlaku pada Pengadilan Umum. Atas putusan Pengadilan Niaga hanya dapat diajukan upayahukum kasasi ke Mahkamah Agung. Selanjutnya atas putusan Pengadilan Niaga yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap tersebut tetap dapat diajukan upaya hukum lain yaituPeninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dengan syarat :

    - Terdapat bukti tertulis baru;

    - Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat dalam penetapan hukumnya.

    Hakim Pengadilan Niaga dapat diangkat berdasarkan surat keputusan Ketua Mahkamah Agungdan harus mempunyai syaratsyarat yang telah ditentukan, yaitu :

    1. Telah berpengalaman sebagai hakim dalam lingkungan Peradilan Umum;2. Mempunyai dedikasi dan menguasai pengetahuan di bidang masalahmasalah yang

    menegnai lingkup kewenangan Pengadilan Niaga;3. Berwibawa, jujur, dan berkelakuan tidak tercela;

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    14/19

    4. Telah berhasil menyelesaikan program pelatihan khusus sebagai hakim pada PengadilanNiaga.

    PKPU diajukan oleh Debitur yang mempunyai lebih dari satu kreditur atau oleh Kreditur.

    Debitur yang tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktudan dapat ditagih, dapat memohon PKPU, dengana maksud untuk mengajukan rencanaperdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditur.

    l Selama PKPU, Debitur tanpa persetujuan pengurus tidak dapat melakukan tindakankepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.

    l Selama PKPU, Debitur tidak dapat dipaksa membayar utang sebagaimana dimaksud dalamPasal 245 dan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk pelunasan utang, harusditangguhkan.

    l PKPU tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai oleh Pengadilan atau menghalangidiajukannya perkara baru.Dalam PKPU dikenal yang namanya Pengurus, tugasnya hampir sama dengan kurator dalamkepailitan. Begitu putusan PKPU sementara dikabulkan, pengadilan wajib mengangkat pengurusyang akan membantu debitor menjalankan kegiatannya. Sama halnya dengan kurator, penguruspun harus independen, tidak mempunyai benturan kepentingan dengan kreditor atau debitor. Bilaterbukti pengurus tidak independen dikenakan sanksi pidana dan/atau perdata sesuai denganperaturan perundang-undangan. Pengurus bertanggung jawab terhadap kesalahan ataukelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan yang menyebabkan kerugian terhadap hartaDebitor. Syarat untuk menjadi pengurus ialah sebagai berikut: :

    a. orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yangdibutuhkan dalam rangka mengurus dan/atau membereskan harta pailit;b. terdaftar pada pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, mengenai tata carapendaftaran kurator diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia Nomor M. 01-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Pendaftaran Kurator dan Pengurus.

    Dalam PKPU ini tidak dikenal adanya pengurus sementara, dan pengurus ini pun hanya daripengurus swasta. Balai Harta Peninggalan tidak dapat menjadi pengurus dalam PKPU. Pengurusbertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas pengurusanyang menyebabkan kerugian terhadap harta debitor. Tentang imbalan jasa pengurus iniditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M. 09-HT.05.10 Tahun 1998tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa Kurator dan Pengurus.

    Apabila diangkat lebih dari satu pengurus, untuk melakukan tindakan yang sah dan mengikat,pengurus memerlukan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah pengurus. Apabila suarasetuju dan tidak setuju sama banyaknya, tindakan tersebut harus memperoleh persetujuan HakimPengawas. Pengadilan setiap waktu dapat mengabulkan usul penggantian pengurus, setelahmemanggil dan mendengar pengurus, dan mengangkat pengurus lain dan atau mengangkatpengurus tambahan berdasarkan:

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    15/19

    a. usul Hakim Pengawas;

    b. permohonan Kreditor dan permohonan tersebut hanya dapat diajukan apabila didasarkan ataspersetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah Kreditor yang hadir dalam rapat Kreditor;

    c. permohonan pengurus sendiri; atau

    d. permohonan pengurus lainnya, jika ada.

    3. Hakim Pengawas

    Selain mengangkat pengurus, setelah putusan PKPU sementara dikabulkan oleh pengadilanmaka pada saat itu juga diangkat Hakim Pengawas. Tugas Hakim Pengawas ini pada dasarnyajuga sama dengan tugas Hakim Pengawas dalam kepailitan, yaitu mengawasi jalannya prosesPKPU. Apabila diminta oleh pengurus, Hakim pengawas dpat mendengar saksi ataumemerintahkan pemerinsaan oleh ahli untuk menjelaskan keadaan yang menyangkut PKPU, dan

    saksi tersebut dipanggil sesuai dengan ketentuan dalam Hukum Acara Perdata. Hakim Pengawassetiap waktu dapat memasukkan ketentuan yang dianggap perlu untuk kepentingan Kreditorberlangsungnya penundaan kewajiban pembayaran utang tetap, berdasarkan:

    a. prakarsa Hakim Pengawas;

    b. permintaan pengurus; atau

    c. permintaan satu atau lebih Kreditor.

    4. Panitia Kreditor

    Menurut Pasal 231, Pengadilan harus mengangkat panitia kreditor apabila :a. Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang meliputi utang yang bersifat rumit ataubanyak kreditor; atau

    b. Pengangkatan tersebut dikehendaki oleh kreditor yang mewakili paling sedikit (satu perdua) bagian dari seluruh tagihan yang diakui.

    Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, pengurus harus meminta dan mempertimbangkansaran dari panitia kreditor ini.

    5. Ahli

    Setelah PKPU dikabulkan Hakim Pengawas dapat mengangkat satu atau lebih ahli untukmelakukan pemeriksaan dan menyusun laporantentang keadaan harta Debitor dalam jangkawaktu tertentu berikut perpanjangannya yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas. Laporan ahliharus memuat pendapat yang disertai dengan alasan lengkap tentang keadaan harta Debitor dandokumen yang telah diserahkan oleh Debitor serta tingkat kesanggupan atau kemampuan Debitoruntuk memenuhi kewajibannya kepada Kreditor, dan laporan tersebut harus sedapat mungkin

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    16/19

    menunjukkan tindakan yang harus diambil untuk dapat memenuhi tuntutan Kreditor. Laporanahli harus disediakan oleh ahli tersebut di Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh setiaporang dengan cuma-cuma dan penyediaan laporan tersebut tanpa dipungut biaya.

    Pengajuan PKPU

    1. Penundaan pembayaran utang diajukan oleh debitur yang mempunyai lebih dari satukreditur, yaitu apabila debitur tidak dapat atau memperkirakan tidak dapat membayarutang-utangnya yang sudah jatuh tempo.

    2. Penundaan pembayaran utang diajukan oleh kreditur agar memungkinkan debiturmengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran kepada krediturnya.

    3. Selama PKPU berlangsung tidak diajukan permohonan pailit.4. Kalau permohonan dikabulkan ditunjuk hakim pengawas dan pengurus.

    Dua tahap PKPU :

    PKPU Sementara

    1. Pengadilan Niaga harus mengabulkan. Diberikan untuk jangka waktu maksimum 45 hariPKPU Tetap

    1. PKPU Tetap diberikan untuk jangka waktu maksimum 270 hari,apabila pada hari ke 45atau hari rapat kreditur tersebut belum dapat memberikan suara mereka terhadap rencanatersebut

    Akibat Hukum dari PKPU

    1. Debitur kehilangan kebebasan atas harta kekayaannya.2. Debitur tidak dapat dipaksa membayar utang dan pelakasanaan eksekusi dapat

    ditangguhkan.3. Sitaan berakhir dan dapat diangkat.4. Perkara yang sedang berjalan ditangguhkan.5. PKPU tidak berlaku bagi kreditur yang didahulukan.

    Berakhirnya PKPU

    Atas permintaan hakim pengawas, satu atau lebih kreditur atau prakarsa Pengadilan, PKPU dapat

    diakhiri dalam hal:

    1. Debitur, selama PKPU, bertindak dg itikad buruk dalam megurus hartanya;2. Debitur telah merugikan atau telah mencoba merugikan krediturnya;3. Debitur melanggar ketentuan Pasal 240 ayat (1);4. Debitur lalai melaksanakan tindakan2 yg diwajibkan oleh Pengadilan saat atau setelah

    PKPU diberikan, atau lalai melkukan tindakan2 yg disyaratkan oleh pengurus demikepentingan harta Debitur;

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    17/19

    1. Selama PKPU, keadaan harta Debitur ternyata tidak lagi memungkinkan dilanjutkanPKPU atau;

    2. Keadaan Debitur tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya terhadapKreditur pada waktunya.

    3. Jika PKPU diakhiri, Debitur harus dinyatakan pailit dalam putusan yang sama.Perbedaan antara Kepailitan dan Penundaan Pembayaran

    Bahwa orang yang telah dinyatakan pailit itu sudah dianggap tidak mempunyai kekayaansedangkan dalam hal penundaan pembayaran orangnya masih mempunyai kekayaan.

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    KASUS :

    l Pertama, dalam kasus kepailitan yang diajukan oleh PT Bank PDFCI sebagai Pemohonpailit terhadap PT. Sarana Kemas Utama selaku Termohon Pailit. Permohonan pailit dikabulkanhakim pengadilan niaga. Persoalan muncul dalam kasasi karena Pemohon Kasasi keberatan atasstatus Termohon Kasasi/Pemohon Pailit sebagai Bank BTO pada saat permohonan pailitdiajukan. Menurut Pemohon Kasasi atau termohon pailit, sejak tanggal 3 April 1998 statusTermohon Kasasi adalah bank BTO dan manajemen telah diambil alih atau dikuasai oleh danberada di bawah BPPN. Oleh karena itu surat kuasa Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit harusdengan sepengetahuan atau setidak-tidaknya diketahui oleh BPPN. Keberataan ini sebenarnyapernah diajukan pada sidang pengadilan niaga, namun judex factie sama sekali tidakmempertimbangkan keberatan tersebut dalam putusannya. Karena itu judex factie telah

    melakukan kesalahan dalam penerapan hukum.

    l Majelis Hakim Kasasi memandang bahwa Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit dalamstatus Bank BTO tetap sah sebagai Pemohon Pailit, karena pernyataan BTO sama sekali tidakmenghapuskan status Termohon Kasasi atau Pemohon Pailit sebagai badan hukum yang dapatbertindak sebagai pihak dalam proses perkara dan dengan demikian pembuatan surat kuasapuntetap sah dan tidak perlu sepengetahuan dan atau ijin pemerintah c.q. BPPN. Karena itu MajelisHakim Kasasi membenarkan putusan Judex facxtie. Atas putusan ini Pemohon Kasasi atauTermohon Pailit mengajukan PK.

    l Dalam permohonan PK, Pemohon PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit kembali

    mempersoalkan kewenangan hukum atau legal capacity Pemohon Pailit dalam hal ini BankPDFCI yang telah dikenakan status Bank BTO pada saat mengajukan permohonan pernyataanpailit. Menurut Pemohon PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit, Majelis Hakim Kasasidan Judex Facxtie telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum mengenaikewenangan hukum Bank BTO. Dikatakan bahwa Termohon PK atau Termohon Kasasi atauPemohon Pailit sejak tanggal 3 April 1998 telah menjadi Bank BTO sehingga manajemendanoperasional telah diambil alih oleh BPPN sesuai dengan ketentuan Pasal 37 Ayat (1) UUNo.10 Thn 1998. Pada hal permohonan pailit yang diajukan Termohon PK atau Pemohon Pailit

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    18/19

    dilakukan pada tanggal 30 September 1998 yaitu pada saat Termohon PK atau Pemohon Pailitsudah berstatus Bank BTO tanpa persetujuan kuasa dari BPPN.

    l Majelis Hakim PK dalam perkara ini membenarkan pendapat yang diajukan Pemohon PKatau Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi, karena menurut Majelis terdapat kesalahan berat

    dalam menerapkan hukum tentang status dan kewenangan Bank BTO sebab Direksi BankPDFCI Tbk yang telah dinyatakan dalam status BTO sejak 3 April 1998 tidak lagi memilikikewenangan untuk melakukan suatu perbuatan hukum ( legal capacity ) termasuk mengajukangugatan atau permohonan pailit di muka pengadilan untuk kepentingan bank tersebut. Karenamanajemen dan operasionalnya telah diambilalih atau dikuasai oleh dan berada di bawahpengawasan BPPN, maka surat kuasa yang dibuat Direksi yang menjadi dasar permohonan pailitterhadap Pemohon PK atau Termohon Pailit adalah tidak sah. Berdasarkan pertimbangantersebut, menurut MA terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan PK yang diajukanPT Sarana Kemas Utama selaku Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi atau Pemohon PK danmembatalkan Putusan MA 14 Desember 1998 No.04 K/N/1998.

    BAB IV

    PENUTUP

    1. KesimpulanKrisis moneter membuat hutang menjadi membengkak luar biasa sehingga mengakibatkanbanyak sekali Debitor tidak mampu membayar utang-utangnya. Di samping itu, kredit macet diperbankan dalam negeri juga makin membubung tinggi secara luar biasa (sebelum krisis moneterperbankan Indonesia memang juga telah menghadapi masalah kredit bermasalah yaitu sebagaiakibat terpuruknya sektor riil karena krisis moneter.

    Dirasakan bahwa peraturan kepailitan yang ada, sangat tidak dapat diandalkan. Banyak Debitoryang dihubungi oleh para Kreditornya karena berusaha mengelak untuk tanggung jawab ataspenyelesaian utang-utangnya. Sedangkan restrukturisasi utang hanyalah mungkin ditempuhapabila Debitor bertemu dan duduk berunding dengan para Kreditornya atau sebaliknya.

    Di samping adanya kesediaan untuk berunding itu, bisnis Debitor harus masih memiliki prospekyang baik untuk mendatangkan revenue, sebagai sumber pelunasan utang yang direstrukturisasiitu. Dengan demikian diharapkan adanya feedback antara kreditor dan debitor dengan baik.Sehingga dirasakan dapat menguntungkan kedua belah pihak.

    1.

    Saran

    Seyogyanya Majelis Hakim pengadilan niaga dalam memeriksa perkara kepailitan harus tetapmemperhatikan kaidah-kaidah hukum yang berlaku seperti memperhatikan subyek yang menjadipersengketaan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/29/2019 Kepailitan Dan Penundaan

    19/19

    Radjagukguk, Erman., Peranan Hukum Dalam Pembangunan Pada Era Globalisasi, JurnalHukum Vol.II No.6

    Sembiring Sentosa,Hukum Dagang, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2008

    Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan KewajibanPembayaran Utang

    Fred B.G.Tumbuan, Pokok-pokok Penyempurnaan Aturan Tentang Penundaan KewajibanPembayara