kentvilandka-pemicu1
-
Upload
kentvilandka -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
description
Transcript of kentvilandka-pemicu1
Pemicu 1Batuk di Rumah, Batuk di Pabrik
Kent Vilandka
405140001
Kelompok 18
Learning Objectives
Pencegahan penyakit a. menular b. 5 tingkat pencegahan (6)
Promosi & pendidikan kesehatan a. penerapan perubahan perilaku b, jenis” penyuluhan c. media & alat peraga penyuluhan
KIA a. ANC (tujuan, pengertian, standar) b. angka kematian ibu c. morbilitas & mortalitas bayi & balita di Indonesia d. factor” penyebab morbilitas & mortalitas bayi dan balita
Kedokteran keluarga a. Mandala of health b. cara membuat genogram c. prinsip kesehatan keluarga dalam menyelesaikan masalah medis & kesehatan
Kesehatan & keselamatan kerja a. macam” pajanan yang menyebabkan penyakit akibat kerja b. langkah” diagnosis c. pencegahan (pengendalian)
Gizi a. Masalah utama gizi ibu hamil & balita b. cara pemantauan status gizi ibu hamil & balita c. pencegahan tentang gizi buruk ibu hamil & balita
LO 1
Cara Transmisi
1 penjamu ke penjamu lain
Direct kontak langsung
Indirect : Airborne, food n water borne, arthropode borne, vehicle borne
Pencegahan penyakit menular
Hubungan H-A-E diputus
Mengusahakan penjamu diuntungkan, lingkungan menguntungkan penjamu, bibit penyakit dirugikan
TINGKAT PENCEGAHAN
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit dari Leavel and Clark, yaitu:
1.Peningkatan Kesehatan (Health Promotion) 2.Proteksi Umum Dan Khusus Terhadap
Pernyakit Tertentu (General And Specific Protection)
3.Penegakan Diagnosis Secara Dini dan Pengobatan Cepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
4.Pembatasan Kecacatan (Dissability Limitation)
5.Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Fase Prepatogenesis Pencegahan primer : Peningkatan
kesehatan, proteksi umum dan khusus terhadap penyakit tertentu
Fase Patogenesis Pencegahan Sekunder : Penegakan
diagnosis secara dini dan pengobatan cepat
Pencegahan Tersier : Pembatasan kecacatan, pemulihan kesehatan
1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
Perbaikan dan peningkatan gizi Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan
perseorangan Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti
penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat Olah raga secara teratur sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu
Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan kesehatan mental dan sosial
Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab
2. Proteksi Umum dan Khusus Terhadap Pernyakit Tertentu
Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu
Isolasi terhadap penderita penyakit menular
Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja
Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergen
Pengendalian sumber-sumber pencemaran
3. Penegakan Diagnosis Secara Dini dan Pengobatan Cepat
Mencari kasus sedini mungkin (Case Finding)
Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin
Pengawasan selektif terhadap penyakit terhadap penyakit tertentu seperti kusta, TBC
Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (Case Holding)
Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus
4. Pembatasan Kecacatan
1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi
2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif
5. Pemulihan Kesehatan
1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri
4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
LO 2
Teori Perubahan Perilaku
S-O-R (stimulus-organisme-respon)
Perubahan perilaku terjadi dengan meningkatkan stimulus learning process
Teori FESTINGER (dissonance theory)
Keseimbangan antara alasan dan keputusan yang diambil
Teori fungsi
Perubahan terjadi karena kebutuhan
Teori Kurt Lewis
Perubahan ketika pendorong > penahan
Jenis-jenis penyuluhan
Penerangan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan
Komunikasi, informasi, Edukasi (KIE)
Alat Peraga
Visual
Audio
Audio-visual
LO3 ANC
Periksa kehamilan secara rutin
Periksakan diri ke petugas kesehatan
Ukur tinggi badan dan lingkar lengan atas (LILA) saat pertama kali periksa
Timbang berat badan tiap kali periksa
Ukur tekanan darah dan besar kandungan tiap x periksa
Minum1 pil tambah darah setiap hari selama 90 hari
Mintalah imunisasi tetanus toksoid kepada petugas
Persiapan melahirkan (bersalin)
Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil saat diperiksa
Siapkan tabungan untuk biaya persalinan
Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan
Rencanakan melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
Rencanakan ikut KB
Siapkan orang yang bersedia menjadi pendonor darah jika sewaktu” diperlukan
Perawatan sehari”
Mandi 2x sehari dengan sabun
Gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
Setelah kandungan berumur 4 bulan, sering elus” perut dan ajak bicara bayi di dalam kandungan
Boleh melakukan hubungan suami istri -- > tanyakan petugas cara yang aman
Kurangi kerja berat
Istirahat berbaring minimal 1 jam di siang hari posisi tdr sebaiknya miring
Tidur pakai kelambu
Anjuran makan buat ibu hamil
Tanyakan pada petugas kesehatan tentang makanan yang bergizi
Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih bnyk dr sblm hamil
Tidak ada pantangan makanan selama hamil
Jika mual”, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihklah makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan
Jangan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena membahayakan kandungan
Jika minum obat, tanyakan caranya pada petugas kesehatan
Tanda bahaya pada kehamilan
Perdarahan pada hamil muda / tua
Bengkak di kaki, tangan , atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
Demam atau panas tinggi
Air ketuban keluar sebelum waktunya
Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
Muntah terus, tidak mau makan
Batuk lama, lemah, jantung berdebar”
Gatal” pada kemaluan, keluar keputihan
Tanda bayi akan lahir
Perut mulas secara teratur
Mulasnya sering dan lama
Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir
Air ketuban keluar dari jalan lahir
Proses melahirkan (persalinan)
Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama. Ibu masih boleh makan, minum, buang air kecil, dan berjalan
Jika terasa sakit, Tarik napas panjang lewat hidung. Lalu keluarkan lewat mulut.
Jika terasa ingin buang air besar, segera beri tahu dokter/bidan
Bidan/dokter akan menyuruh ibu mengejannya ikuti perintahnya
Begitu bayi lahir, letakkan bayi di dada ibu. Biarkan ia berusaha mencari putting susu ibunyai (Inisiasi Menyusu Dini)
Tindakan ini bisa mencegah pendarahan dan merangsang keluarnya ASI
Masalah pada persalinan
Perdarahan lewat jalan lahir
Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
Ibu tidak kuat mengejan
Ibu kejang
Air ketuban keruh dan berbau
Ibu gelisah
Ibu merasakan sakit yang hebat
AKI
Jumlah Kematian Ibu
AKI = -------------------------------------------------------- x KJumlah Kelahiran Hidup
Morbilitas & mortalitas bayi & balita di Indonesia
Jumlah Kematian bayi (<1 thn)
AKB =
--------------------------------- x KJumlah Kelahiran Hidup dlm 1 thn
Angka kematian anak balita
Jumlah Kematian balita
AKBalita =
--------------------------------- x K
Jumlah balita
Penyebab kematian bayi
Berat bayi baru lahir rendah
Asfiksia
Tetanus neonatorum
Masalah pemberian makanan
Gangguan hematologic
Infeksi
Penyebab kematian balita
Diare
Pneumonia
Leukemia
Malaria
TB
Tenggelam
Campak
DBD
Mengitis
Enterokolitis
dll
LO 4
MANDALA OF HEALTH:
Level I:
Personal behaviour:
Pola makan tidak seimbang
Tidak setuju KB & imunisasi
Kurang kebersihan
Tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan
Mengonsumsi obat dari tumbuhan
Human biology:
Proses penuaan
Rentan terhadap penyakit
MANDALA OF HEALTH
Physical environment:
Ventilasi & pencahayaan tidak berfungsi dengan baik
Listrik tidak tersedia
Tidak ada air bersih
Tidak ada kendaraan umum
Tidak ada puskesmas
Letak desa terpencil
Psycho-socio-economic environment:
Pendidikan rendah
Kondisi jalan rusak
Penghasilan kurang
MANDALA OF HEALTH
Level II:Sick care system: Bidan datang 3 bulan sekali Kurang penyuluhan Belum terdapat puskesmas & puskesmas pembantu Terbatasnya alat medis & obat-obatanWork: Bekerja sebagai petani jagung & pencari rumputLifestyle: Kurang pengetahuan hidup bersih & sehat Kebiasaan melahirkan di dukun bayi Mengonsumsi ramuan daun
MANDALA OF HEALTH
Level III:
Community
Tidak ada komunitas peduli kesehatan
Human made environment: -
Culture:
Masih menggunakan ramuan daun
Biosphere:
Curah hujan rendah
Kurang sumber air
Genogram
Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982)
Pelayanan Kedokteran Keluarga
Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. (The American Academy of Family Physician, 1969).
Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya
Tujuan Pelayanan dokter keluarga
Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Tujuan Khusus
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
Tugas Dokter Keluarga Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyeluruh, dan
bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
Menangani penyakit akut dan kronik
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
Wewenang Dokter Keluarga
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
Melaksanakan tindak pencegahan penyakit
Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer
Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal
Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer
Melakukan perawatan sementara
Menerbitkan surat keterangan medis
Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap
Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
Kewajiban Dokter Keluarga
Menjunjung tinggi profesionalisme
Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dalam praktiknya
Menjadi manajer sumber daya kesehatan yang tersedia
Menyelenggarakan rekam medis baku
Bekerja dalam tim kesehatan bersama semua pengandil
Menyelengarakan program jaga mutu dan audit medis
Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer
Melaksanakan pelayanan yang sadar etika dan biaya
Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan yang holistik dan komprehensif
Pelayanan yang kontinu
Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya
Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Prinsip dokter keluarga adalah
Dokter sebagai kontak pertama (first contact)
Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui pasien atau klien dalam masalah kesehatannya.
Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga.
Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial budaya
Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (patient centered), bukan pada penyakitnya (disease centered).
Mengutamakan pencegahan (prevention first)
Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan dokter keluarga dilakukan sedini mungkin
Prinsip dokter keluarga adalah Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmu lainnya.
Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar kompetensinya, dokter keluarga bekerja sama dan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
Family oriented
Dalam mengatasi masalah, dokter keluarga mempertimbangkan konteks keluarga dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya.
Community oriented
Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.
Kompetensi Dokter Keluarga
Keterampilan komunikasi efektif
Keterampilan klinik dasar
Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
LO 5
Penyakit akibat kerja
Definisi : semua kelainan / penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan.
Menurut ILO & WHO :
Aspek / unsur kesehatan yang bertalian dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung / tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.
Penyakit akibat hubungan kerja
Menurut WHO :
mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang baik. Penyakit dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan, lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya berperanan sebagai faktor resiko dan lebih umum dari pada penyakit akibat kerja.
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO 1999)
34%
25%
21%
15% 5%
Kanker 34%
Kecelakaan 25%
Peny. Sal. PernafasanKhronis 21%Peny. Kardiovaskuler15%Lain-lain 5%
Dalam melaksanakan pekerjaannya,seorang tenaga kerja kemungkinan dapat mengalami berbagai gangguan atau penyakit, diantaranya adalah :
1. Occupational disease
2. Work related disease
3. General disease
Occupational disease
Penyakit yang disebabkan karena pekerjaannya / lingkungan kerja.
Misal : keracunan Pb, asbestosis, silikosis
Work related disease
Penyakit yang berhubungan / terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan.
Misal : asma, TBC, hipertensi
General disease
Penyakit yang mengenai pada masyarakat umum.
Misal : influenza, sakit kepala
Di Indonesia istilah / nama penyakit akibat kerja (occupational disease) ada 2 :
1. penyakit akibat kerja
2. penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
Prinsip : kedua penyakit adalah sama
Pada dasarnya penyakit akibat kerja adalah sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
Perbedaannya pada :
Penyakit akibat kerja (Occupational Disease)
Penyakit akibat hubungan kerja (Work Releated Disease)
Terjadi hanya diantara populasi pekerja
Penyebab spesifikAdanya paparan ditempat kerja merupakan hal yang pentingTercatat dan mendapat ganti
Diatur oleh keputusan menteri No.01/MEN/1981Meliputi 30 jenis penyakit
Terjadi juga pada populasi pendudukPenyebab multifaktorPaparan ditempat kerja mungkin merupakan salah satu faktorMungkin tercatat dan mungkin tidak mendapatkan ganti rugiDiatur dalam kep.pres. No.22/KEPRES/1993Meliputi 31 jenis penyakit
Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Golongan Fisik
Golongan Kimia
Golongan Biologi
Golongan Fisiologi (Ergonomi)
Golongan Mental Psikologi
Faktor Fisik
kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran udara / angin, getaran / vibrasi mekanis, radiasi, gelombang elektromagnetik dan tekanan udara / atmosfir
Faktor Kimia
gas, uap, debu, kabut, Fume asap, larutan dan zat padat
Debu
mineral : asbestosis, silicosis,siderosis
organik : allergic
Gas
gas CO, HCN, H2S menyebabkan asphyxia
gas NH3, Cl2, SO2 menyebabkan irritant
Uap
menyebabkan : asthma, dermatitis
Fume
partikel zat padat : metal fume fever benign pneumoconiosis
Larutan
yang bersifat asam / basa kuat dapat menyebabkan alergi dermatitis
contoh asam kromat, formalin, garam nikel.
Faktor Biologis
bakteri, virus, cacing, serangga, tumbuhan
Faktor fisiologis
sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat
Faktor mental psikologis
suasana kerja, hubungan antara karyawan dan pengusaha
Penyebab (Faktor Biologis)
Nama Penyakit Jenis Pekerjaan
Bacillus anthracis Antrax Penyamak kulit dan wool
Anclyostoma duodenale
Ankillostomiasis Pekerja tambang dan Perkebunan
Brucella abortus, Mellitensis dan suis
Brusellosiis Pemotong dan dokter hewan
Ricketsia brunetti Q fever Peternak sapi, domba, pemotong hewan
Kuman Psittakosis Peternak burung
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Diagnosis Klinis sakitnya apa?
Dasar Pajanan di tempat itu ada pajanan apa?
Evidence based pajanan dengan penyakit yang ada (diagnosis klinis)
Pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis?
Faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis kebiasaan yang bisa pengaruhi?
Terpajan bahaya potensial yang sama di luar tempat kerja?
Diagnosis klinis ini PAK / bkn?
Pengendalian Bahaya Kerja
Identifikasi bahaya kerja
Mendeteksi adanya ancaman bahaya di tempat kerja melihat alur kerja
Evaluasi bahaya kerja
Pengukuran potensi pajanan bahaya kerja
Pemantauan lingkungan kerja NAB
Pemantauan biologis
Analisis derajat resiko bahaya kerja
Kategori pajanan
Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja
Risiko ringan, sedang, berat
LO 7
Gizi
Makanan beranekaragam
Yodium
Vitamin A
Zat besi
Makanan Beranekaragam
Makan berbagai jenis bahan makanan terdiri dari makanan suber zat tenaga (karbo n lemak), pembangun (protein), dan zat pengatur (vit n mineral) yang memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan
Mengapa perlu makan beranekaragam?
Tidak ada makanan yang mengandung zat gizi lengkap selain ASI
Makin beragam yang dikonsumsi, makin lengkap n tinggi kualitas gizi yang diperoleh
Makanan sumber zat tenaga
Makanan yang mengandung tinggi karbo n lemak yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Sumber zat tenaga diperoleh dari makanan pokok (nasi, jagung, ubi, sagu, tepung”an) dan sumber lemak (minyak, santan, lemak hewani)
Makanan sumber zat pembangun
Makanan yang mengandung protein yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan mengganti sel” tubuh yang sudah rusak
Terdapat pada lauk pauk nabati (tempe, tahu, dll ) dan hewani (daging, ikan, dll)
Makanan sumber zat pengatur
Makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk pemeliharaan badan dan membantu pencernaan
Bnyk tdp pada sayuran dan buah”an
Kegunaan Yodium
Produksi hormon tiroid hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf, pertumbuhan tulang dan perkembangan otak
Untuk pembentukan sel darah merah dan menjaga keseimbangan metabolism tubuh
Kalau kekurangan?
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
Tekanan darah rendah dan aktivitas jadi lambat
Gangguan kecerdasan
Ciri” kekurangan:
Pembesaran kelenjar gondok
Terhambatnya pertumbuhan
Gangguan perkembangan mental
Gangguan perkembangan saraf otak
Sumber Yodium
Ikan, kerang”an dan rumput laut
Garam yodium garam yang telah diperkaya dengan yodium (KIO3)
Vitamin A
Meningkatkan kesehatan mata n mencegah rabun senjata
Meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit
Sumber :
ASI
Makanan yang berasal dari bahan hewani (susu, danging, hati, telur) n nabati (sayuran hijau dan buah”an berwarna)
Ciri kekurangan vit A
Rabun senja
Bercak putih pada mata, mata mengalami kerusakan, buta
Siapa yang harus konsumsi vit A?
Bayi umur 6-11 thn
Anak 1-5 thn
Ibu nifas
Manfaat suplemen vit A
Bayi/anak lebih kebal dan jarang kena penyakit
Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
Kesehatan ibu cpat pulih setelah melahirkan
Jumlah kapsul Vitamin A yang diberikan
Bayi 6-11 bln : 1 kapsul vit A warna biru
Balita 1-5 thn : 2 kapsul vitamin A warna merah setiap tahun (Feb n Agus)
Ibu Nifas : 2 kapsul vitamin A warna merah, 1 kapsul dikonsumsi setelah melahirkan dan satu kapsul lagi dikonsumsi paling lambat 28 hari setelah melahirkan
Zat Besi
Pembentukan sel darah merah
Kurang?
Lelah
Lesu
Lemah
Letih
Lalai
Pucat
pusing
Sumber
Bahan hewani (daging, hati, ikan, telur, susu)
Bahan nabati (sayuran hijau)
Tablet tambah darah
Siapa yang membutuhkan
Ibu hamil
Ibu nifas
Ibu menyusui
Remaja putri
Umumnya wanita karena kodrati wanita (haid, hamil, melahirkan, menyusui) menyebabkan kebutuhan zat besi relative lebih tinggi
Pil tambah darah penting untuk ibu hamil untuk menghilangkan rasa lemas, lelah, pusing”, mata berkunang” dan muka pucat
DAFPUS
“Leavell and Clark’s Three Levels of Prevention – RNpedia.com.” Leavell and Clark’s Three Levels of Prevention – RNpedia.com. N.p., n.d. Web. 29 Jan. 2013.
Promosi Kesehatan Heri D.J.Maulana, S.Sos, M.Kes
Buku Kesehatan Ibu dan Anak Depkes RI
Hancock and Perkins Health Education 1985
Buku pegangan kader pendamping keluarga menuju keluarga sadar gizi (KADARZI)