Kenapa Masyarakat Harus Belajar.ppt

10
“Kenapa Masyarakat Harus BelajarSaat ini banyak terjadi ketidakadilan, keserakahan, ketidak jujuran dan persoalan – persoalan dimana banyak yang mementingkan diri sendiri. Karena kondisi ini masyarakat menjadi tersekat – sekat, yang secara umum terjadi 2 golongan dalam masyarakat yaitu golongan masyarakat yang tertindas tertindas dan golongan penindas penindas yang menghalalkan segala cara untuk meraih kepentingannya. Kondisi ini menunjukkan adanya DEHUMANISASI DEHUMANISASI (manusia sudah tidak menjadi manusia). Dehumanisasi terjadi pada kelompok penindas maupun pada kelompok tertindas. Pada kelompok minoritas kaum penindas, menjadi tidak manusiawi karena telah mendustai hakekat keberadaan & hati nurani sendiri dengan menafikan nilai – nilai kemanusiaan yang ada dalam dirinya.Pada mayoritas kaum tertindas, menjadi tidak manusiawi karena hak – hak asasi mereka dinistakan, tidak berdaya, terbenam dalam budaya bisu.

Transcript of Kenapa Masyarakat Harus Belajar.ppt

“Kenapa Masyarakat Harus Belajar”

Saat ini banyak terjadi ketidakadilan, keserakahan, ketidak jujuran dan persoalan – persoalan dimana banyak yang mementingkan diri sendiri. Karena kondisi ini masyarakat menjadi tersekat – sekat, yang secara umum terjadi 2 golongan dalam masyarakat yaitu golongan masyarakat yang tertindastertindas dan golongan penindaspenindas yang menghalalkan segala cara untuk meraih kepentingannya. Kondisi ini menunjukkan adanya DEHUMANISASIDEHUMANISASI (manusia sudah tidak menjadi manusia). Dehumanisasi terjadi pada kelompok penindas maupun pada kelompok tertindas. Pada kelompok minoritas kaum penindas, menjadi tidak manusiawi karena telah mendustai hakekat keberadaan & hati nurani sendiri dengan menafikan nilai – nilai kemanusiaan yang ada dalam dirinya.Pada mayoritas kaum tertindas, menjadi tidak manusiawi karena hak – hak asasi mereka dinistakan, tidak berdaya, terbenam dalam budaya bisu.

Contohnya dalam pembangunan masyarakat selama Contohnya dalam pembangunan masyarakat selama ini hanya dijadikan sasaran pembangunan semata – ini hanya dijadikan sasaran pembangunan semata – mata (objek), tidak pernah terlibat sehingga tidak mata (objek), tidak pernah terlibat sehingga tidak pernah bisa memecahkan masalah sendiri sehingga pernah bisa memecahkan masalah sendiri sehingga mereka selalu bergantung kepada bantuan pihak mereka selalu bergantung kepada bantuan pihak lain. lain.

Kondisi ini akhirnya menjadikan masyarakat frustasi, Kondisi ini akhirnya menjadikan masyarakat frustasi, apatis dan malas. Oleh karena itu perlu penyadaran apatis dan malas. Oleh karena itu perlu penyadaran kritis bagi masyarakat untuk menghilangkan kritis bagi masyarakat untuk menghilangkan dehumanisasi yang terjadi dengan menyadari jati diri dehumanisasi yang terjadi dengan menyadari jati diri sebagai mansusia yang sejati. sebagai mansusia yang sejati.

Proses penyadaran ini di dalam PNPM MP dilakukan Proses penyadaran ini di dalam PNPM MP dilakukan melalui pembelajaran, oleh karena itu proses melalui pembelajaran, oleh karena itu proses pembelajran ini dinamakan pembelajaran pembelajran ini dinamakan pembelajaran penyadaran kritis untuk membangun sikap mental penyadaran kritis untuk membangun sikap mental dan pola pikir yang positif. dan pola pikir yang positif.

• Sikap dan perilaku apa yang dibutuhkan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan ?

• Pola pikir seperti apa yang harus dirubah untuk menanggulangi kemiskinan ?

• Kelompok manakah yang harus belajar merubah sikap dan perilaku : kelompok miskin, kelompok kaya, laki – laki, atau perempuan ?

• Jika demikian kelompok manakah yang harus terlibat dalam proses pembelajaran?

Makna Pembelajaran dalam SIKLUS P2KPSiklus Apa yang dipelajari ?

Prinsip Kemasyarakatan

Nilai – nilai Pola pikir

Rembug Kesiapan Masyarakat(RKM)

Partisipasi : masyarakat belajar memutuskan secara sadar upaya pemecahan masalah yang mereka butuhkan

Keadilan dan kesetaraan : semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi dan mengambil keputusan

Masyarakat merupakan subyek pembangunan dan berhak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa paksaan dari pihak luar, tetapi berdasarkan kesadaran kritis mereka

Refleksi Kemiskinan (RK)

Partisipasi, terlibat untuk menentukan masalah utama kemiskinan secara transparan dan demokratis.

Keadilan dan kesetaraan, saling memahami, dan saling perduli terhadap permasalahan orang lain. Kejujuran untuk mengakui permasalahan.

Penyebab utama kemiskinan : lunturnya nilai – nilai kemanusiaan.Semua pihak bertanggungjawab dalam pemecahan masalah kemiskinan.Masyarakat mampu melakukan analisa sebab akibat permasalahan kemiskinan

Pemetaan Swadaya (PS)

Partisipasi, transparansi informasi dalam menggali potensi dan permasalahan bersama.

Perduli terhadap permasalahan orang miskin, saling menghargai, saling memahami, kesetaraan dalam kegiatan, Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia, yang diperlakukan adil dan setara dengan memberi kesempatan yang sama untuk terlibat. Saling berbagi pengetahuan dan informasi (saling memberi)

Masyarakat mampu melakukan kajian dan penelitian sederhana mengenai permasalahan di wilayahnya, karena masyarakatlah yang mempunyai pengetahuan terhadap permasalahan diri dan lingkungannya bukan ‘orang luar’. Masyarakat mempunyai potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus selalu tergantung kepada bantuan pihak luar. Semua permasalahan kemiskinan baik itu masalah sosial, ekonomi maupun lingkungan bersumber dari sikap dan perilaku para pelaku pembangunan. Kemiskinan merupakan masalah bersama

Pembangunan BKM

Demokrasi,Partisipasi,Desentralisasi di dalam membangun kelembagaan milik warga masyarakat yang representative.

Kejujuran, keadilan, kesetaraan, kerelawanan menjadi komitmen semua warga masyarakat.

Masyarakat mampu untuk mengorganisir diri dalam menentukan siapa yang harus memimpin. Pemimpin yang dipilih adalah yang mempunyai kemampuan menggunakan potensinya untuk kesejahteraan orang lain, pemimpin yang mempunyai sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati).

PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif

Partisipasi, transparansi, demokrasi dalam proses belajar menyusun rencana – rencana untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan persoalan – persoalan yang dihadapi.

Keadilan, kejujuran, dan kebersamaan dalam upaya memenuhi kebutuhan agar persoalan kemiskinan dapat ditanggulangi.

Masyarakat mampu untuk merencanakan program .Masyarakat mempunyai tanggungjawab untuk perencanaan.Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling membutuhkan. Pengembangan program tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.

PPNPM MP NPM MP sbg Pembelajaran Kritissbg Pembelajaran Kritis

Belajar dr cerita LK: SITI, JOKO, KAMTO & KUCINGSITI, JOKO, KAMTO & KUCING

Kucing

tak berdaya

cara Siti dan Joko merupakan DEHEWANISASI = merubah kodrat hewan

BAGAIMANA HAL TSB JIKA TERJADI PADA MANUSIA DEHUMANISASI

PENDIDIKAN KRITIS: Memanusiakan manusia = membebaskan manusia dari

pembelengguan thdp sifat2 manusiawi nya, nilai2 kemanusiaan

Ala

Proses Belajar

Materi Belajar

Kepentingan Belajar

Hasil Belajar

Siti Budaya Man Siti Kucing bebudaya

Joko Cara Militer Joko Kucing penjaga

Kamto Kebebasan Kucing Kucing

DEHUMANISASI

tertindas penguasa

HUMANISASI

Pembebasan terhadap belengguKetertindasan

(mayoritas) (minoritas)

Pendidikan Konvensional

Pendidikan Kritis

S Guru Guru & Murid

O Murid Materi Belajar

P Materi & Media Media Belajar

Pendidikan Kritis menempatkan Guru dan Murid pada posisi kesejajaran/setara dengan,

Pengalaman hidup/kehidupan sbagai materi pembela-jaran

Asal sbg hwn liar

MeMettode yang digunakan dalam proses pembelajaran ode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memberdayakan tentu saja harusnya yang yang memberdayakan tentu saja harusnya yang memanusiakan manusia. Dalam pe!aksanaannya memanusiakan manusia. Dalam pe!aksanaannya pendekatan pendidikan tersebut menekankan pada pendekatan pendidikan tersebut menekankan pada pembelajaran yang dialogis dengan prinsip – pembelajaran yang dialogis dengan prinsip – prinsip :prinsip :

Pendamping adalah Fasilitator, bukan GuruPendamping adalah Fasilitator, bukan Guru Baik Pendamping maupun Masyarakat adalah warga Baik Pendamping maupun Masyarakat adalah warga

belajarbelajar Semua warga belajar adalah subjek, artinya Semua warga belajar adalah subjek, artinya

hubungan di antara semua warga belajar adalah hubungan di antara semua warga belajar adalah hubungan yang adil dan setara, sedangkan hubungan yang adil dan setara, sedangkan obyeknya adalah realitas kehidupan masyarakatobyeknya adalah realitas kehidupan masyarakat

Komunikasi yang dibangun, komunikasi multi arahKomunikasi yang dibangun, komunikasi multi arah Semua warga belajar, menjadi narasumber bagi Semua warga belajar, menjadi narasumber bagi

yang lainnya karena masing -masing mempunyai yang lainnya karena masing -masing mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagikan kepada yang lain sehingga akan dibagikan kepada yang lain sehingga akan 'memperkaya' pemahaman masing – masing. 'memperkaya' pemahaman masing – masing.

Dengan pernbelajaran yang dialogis di atas, dalam Dengan pernbelajaran yang dialogis di atas, dalam prosesnya diharapkan :prosesnya diharapkan :

Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan pribadi, Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan pribadi, maupun kelompokmaupun kelompok

Tidak ada diskriminasiTidak ada diskriminasi Tumbuh saling pemahaman terhadap permasalahan Tumbuh saling pemahaman terhadap permasalahan

orang lain dan lingkungan, sehingga terjadi saling orang lain dan lingkungan, sehingga terjadi saling rnenghargairnenghargai

Tumbuh kebersamaanTumbuh kebersamaan Tumbuh kepedulian, dsbTumbuh kepedulian, dsb

Dalam PDalam PNPM MPNPM MP, proses beIajar tersebut dilaksanakan , proses beIajar tersebut dilaksanakan dalam tahapan siklus, artinya dalam memfasilitasi dalam tahapan siklus, artinya dalam memfasilitasi semua tahapan siklus seharusnya terjadi semua tahapan siklus seharusnya terjadi pembongkaran sekat -sekat yang menghilangkan pembongkaran sekat -sekat yang menghilangkan dominasi dan diskriminasi dimana hal ini bisa terjadi dominasi dan diskriminasi dimana hal ini bisa terjadi dengan menumbuhkan nilal - nilai kemanusiaan. Oleh dengan menumbuhkan nilal - nilai kemanusiaan. Oleh karena itu penumbuhan nilai - nilai (sikap perilaku) karena itu penumbuhan nilai - nilai (sikap perilaku) untuk membangun manusia yang berdaya untuk membangun manusia yang berdaya (pemberdayaan sejati) menjadi pilar ulama dalam (pemberdayaan sejati) menjadi pilar ulama dalam pendekatan pembelajaran pendekatan pembelajaran PNPM MPPNPM MP..