Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South...

4
1 KELOLA Sendang P ada tahun 2015, Provinsi Sumatera Selatan memiliki hotspot terbanyak di Indonesia. Sebanyak 838,000 hektar hutan rusak selama periode ini (sumber: LAPAN). Namun, dak hanya pada periode ini Provinsi Sumatera Selatan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Salah satu penyebabnya adalah kebutuhan klasik akan pembukaan lahan untuk tujuan ekonomi. Memahami urgensi dalam menghenkan kebakaran hutan dan lahan, Gubernur Sumatera Selatan telah mengadopsi pendekatan holisk sebagai salah satu cara dalam mencapai “Visi Pertumbuhan Hijau”, yaitu: (i) menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi; (ii) mempromosikan kesetaraan dan kesempatan yang sama; (iii) meningkatkan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan; dan (iv) meningkatkan pengelolaan bencana yang sejalan dengan konservasi dan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk mengansipasi dampak perubahan iklim. Foto: ZSL PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN: PENDEKATAN BARU UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI DI SUMATERA SELATAN TUJUAN: Proyek KELOLA Sendang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan lanskap terpadu melalui kemitraan publik-swasta-masyarakat terhadap visi Pertumbuhan Hijau di Sumatera Selatan. Proyek ini akan mendukung model kemitraan pertumbuhan hijau di provinsi Sumatera Selatan yang dijelaskan ke dalam empat upaya, yaitu: (i) mendukung database dan pengelolaan informasi yang terintegrasi; (ii) memperkuat kebijakan dan tata kelola; (iii) meningkatkan kapasitas dan pengembangan model percontohan dan prakk di ngkat lokal; (iv) mendukung pengembangan kerjasama dan mobilisasi sumberdaya. Foto: ZSL Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project Profile Project II - 4 hlm (IND)-17Jul2017 - rev 01.indd 1 02/09/2017 01.23.30

Transcript of Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South...

Page 1: Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South ...greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Profile... · mengembangkan intervensi program dan model pilot di tingkat

1KELOLA Sendang

Pada tahun 2015, Provinsi Sumatera Selatan memiliki hotspot terbanyak di Indonesia. Sebanyak 838,000 hektar hutan rusak selama periode ini (sumber: LAPAN). Namun, tidak hanya pada periode ini Provinsi

Sumatera Selatan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Salah satu penyebabnya adalah kebutuhan klasik akan pembukaan lahan untuk tujuan ekonomi. Memahami urgensi dalam menghentikan kebakaran hutan dan lahan, Gubernur Sumatera Selatan telah mengadopsi pendekatan holistik sebagai salah satu cara dalam mencapai “Visi Pertumbuhan Hijau”, yaitu:

(i) menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi; (ii) mempromosikan kesetaraan dan kesempatan yang sama; (iii) meningkatkan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan; dan(iv) meningkatkan pengelolaan bencana yang sejalan dengan konservasi

dan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Foto

: ZSL

PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN: PENDEKATAN BARU UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN

EKONOMI DI SUMATERA SELATAN

TUJUAN: Proyek KELOLA Sendang bertujuan

untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan lanskap terpadu melalui kemitraan publik-swasta-masyarakat

terhadap visi Pertumbuhan Hijau di Sumatera Selatan. Proyek ini

akan mendukung model kemitraan pertumbuhan hijau di provinsi

Sumatera Selatan yang dijelaskan ke dalam empat upaya, yaitu:

(i) mendukung database dan pengelolaan informasi yang

terintegrasi; (ii) memperkuat kebijakan dan tata kelola; (iii) meningkatkan

kapasitas dan pengembangan model percontohan dan praktik di tingkat

lokal; (iv) mendukung pengembangan kerjasama dan mobilisasi sumberdaya.

Foto

: ZSL

K e m i t r a a n P e n g e l o l a a n L a n s k a p S e m b i l a n g D a n g k u South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project

Profile Project II - 4 hlm (IND)-17Jul2017 - rev 01.indd 1 02/09/2017 01.23.30

Page 2: Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South ...greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Profile... · mengembangkan intervensi program dan model pilot di tingkat

2 KELOLA Sendang

KELOLA Sendang adalah proyek yang dirancang untuk mencapai visi Pertumbuhan Hijau Sumatera Selatan. KELOLA Sendang menggunakan pendekatan inklusif dengan mendorong Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan pada tingkat lanskap dan desa di Sumatera Selatan. KELOLA Sendang bertujuan untuk mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan di area lanskap pilot seluas 1.6 juta hektar untuk penyeimbangan antara tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan. KELOLA Sendang bekerja dengan stakeholder terkait untuk mengembangkan rencana kegiatan multipihak dan kolaboratif di lanskap.

LOKASI PROYEK

Kegiatan KELOLA Sendang di titik beratkan di Lanskap Sembilang-Dangku dari Kabupaten Musi Banyuasin dan

pendekatan top-down dimana publik merespon permintaan dari sektor swasta, tanpa mengikutsertakan masyarakat desa serta pemilik lahan tradisional dalam proses pengambilan keputusan. Akibatnya, masyarakat yang hidup di pedesaan terisolasi dan kehilangan akses sumberdaya alam yang telah digunakan secara tradisional untuk penghidupannya.

Hasilnya adalah ketidaksetaraan sosial dan perbedaan pendapatan yang besar. Mengatasi ketidaksetaraan sosial dan kesenjangan pendapatan tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi visi Pertumbuhan Hijau untuk Sumatera Selatan yang didukung oleh Proyek KELOLA Sendang. Dalam mendukung masyarakat sebagai mitra yang setara dengan publik dan sektor swasta dalam pembangunan, Proyek membuat beberapa desa sebagai pilot intervensi, yaitu sebanyak

21 desa yang terletak strategis di lintas lanskap (lihat Gambar 2)

Intervensi akan menunjukkan manfaat proses pembangunan yang inklusif dan partisipatif, dan memberikan contoh dari keberhasilan kemitraan publik-swasta-masyarakat yang bekerja pada tingkat lanskap dan desa. Intervensi pada tingkat desa, meliputi: • Perencanaan dan Pemetaan Penggunaan Lahan

desa yang inklusif dan partisipatif. Rencana desa akan menyantumkan rencana kabupaten dan

Banyuasin yang luasnya sekitar 1.6 juta hektar, meliputi DAS Banyuasin dan Sub-DAS yang mengalir ke arah timur melalui Taman Nasional Berbak-Sembilang. Lokasi proyek meliputi area prioritas dari lahan gambut di dataran rendah Sumatera Selatan.

KELOLA Sendang bekerja melalui kemitraan publik-swasta-masyarakat. Menjadikan masyarakat sebagai mitra yang setara dalam pembangunan merupakan konsep yang baru untuk pembangunan pedesaan di Indonesia. Sebelumnya, sebagian besar keputusan penggunaan lahan telah dilaksanakan dengan

Gambar 1. Strategi Intervensi Proyek

INTERVENSIBERBASIS TAPAK

KONDISI PEMUNGKIN

Dukungan Kebijakan dan Kelembagaan

Penyediaan Data, Pengelolaan Data, dan Sistem Pemantauan

Terpadu

Kemitraan Aksi Publik - Swasta - Masyarakat

Profile Project II - 4 hlm (IND)-17Jul2017 - rev 01.indd 2 02/09/2017 01.23.32

Page 3: Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South ...greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Profile... · mengembangkan intervensi program dan model pilot di tingkat

3KELOLA Sendang

Gambar 2. Batas Proyek KELOLA Sendang

provinsi, serta program CSR dari sektor swasta. • Resolusi konflik menggunakan pendekatan

multipihak, bersama dengan publik-swasta-masyarakat untuk menangani isu penggunaan lahan pada tingkat desa.

• Pengelolaan bersama atau co-management dari hutan nilai konservasi tinggi yang ada di batas desa.

• Membangun kemitraan publik-swasta-masyarakat untuk praktik terbaik, sumber yang bertanggungjawab, dan sertifikasi.

• Membangun kemitraan publik-swasta-masyarakat sebagai bagian dari pembangunan Business Plan dan implementasi untuk Kesatuan Pengelola Hutan (KPH).

Muara Medak adalah salah satu desa prioritas untuk Proyek KELOLA Sendang. Muara Medak dipilih karena dapat merepresentasikan desa enklaf. Hutan Tanaman Industri (HTI) meliputi 91% wilayah desa, dan hanya menyisakan 9% wilayah yang digunakan untuk pengembangan penduduk desa. Desa Muara Medak yang dikelilingi oleh HTI dapat mengganggu sitem aksesibilitas untuk transportasi darat antar dusun dan koneksi untuk layanan kabupaten. Hal ini mempersulit masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan layanan akses mereka. Tanpa adanya akses terhadap lahan dan sumberdaya yang memadai, banyak orang yang tinggal di desa Muara Medak mencari pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan penghidupan mereka. Beberapa diantaranya bekerja sebagai buruh harian di perkebunan milik perusahaan, namun kesempatan ini terbatas karena perusahaan menggunakan tenaga kerja kontrak dari luar desa.

Proyek KELOLA Sendang menggunakan pendekatan berbasis aset dalam mencari pilihan untuk mata pencaharian yang meliputi, pemetaan dan perencanaan penggunaan lahan berbasis masyarakat dengan menggunakan pendekatan yang inklusif dan partisipatif. Baik wanita maupun pria berpartisipasi secara setara dalam prosesnya. Perhatian khusus diberikan pada kelompok marginal seperti kelompok minoritas, difabel, pemuda/remaja, dan orang tua. Dengan populasi sebanyak 13 000 orang yang hidup dari sumberdaya lahan yang sangat terbatas, masyarakat sangat termotivasi untuk berpartisipasi dalam prakarsa mata pencaharian, pengelolaan sumber daya alam partisipatif, dan kemitraan publik-swasta-masyarakat. Publik memiliki peran penting dalam memfasilitasi kemitraan serta mendorong perusahaan untuk bekerja dengan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

TUJUAN PROYEK Proyek KELOLA Sendang bertujuan untuk mendukung visi Pertumbuhan Hijau Sumatera Selatan yang juga mempunyai empat tujuan, yaitu: (i) Meningkatkan sistem pengelolaan data dan

informasi serta meningkatkan ketersediaan data kunci biofisik, informasi dan peta untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

(ii) Memperkuat kebijakan dan tata kelola pengelolaan lanskap berkelanjutan

(iii) Meningkatkan kapasitas dan pengembangan model percontohan dan praktik di tingkat lokal.

Profile Project II - 4 hlm (IND)-17Jul2017 - rev 01.indd 3 02/09/2017 01.23.32

Page 4: Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South ...greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles/bulletin/Profile... · mengembangkan intervensi program dan model pilot di tingkat

(iv) Mendukung pengembangan kerjasama dan mobilisasi sumberdaya.

Kegiatan utama Proyek KELOLA Sendang adalah mendukung stakeholder untuk memetakan, menilai dan menganalisis kondisi yang ada untuk digunakan sebagai baseline data lanskap. Data dan informasi akan digunakan untuk mengembangkan intervensi program dan model pilot di tingkat lokal, dan sebagai dasar dan mengukur kinerja pengelolaan lanskap. KELOLA Sendang akan bekerja untuk menciptakan kemungkinan kondisi dari pengelolaan lanskap

Gambar 3. Kerangka Konsep Proyek KELOLA Sendang (2016-2018)

Kondisi Saat Ini Kondisi biofisik, sosial dan ekonomi bentang alam

Ketersediaan dan pengelolaan data dan

informasi Kebijakan dan tata kelola

Kapasitas kelembagaan Kerjasama dan sumberdaya

Model Kemitraanuntuk Pengelolaan

Bentang AlamSembilang-Dangku

Berkelanjutan

Komponen Intervensi:1. Penilaian Lanskap dan

Penentuan Prioritas Konservasi

2. Pengembangan dukungan kebijakan dan kelembagaan

3. Kemitraan dan aksi tingkat lanskap: dan swasta

4. Kemitraan dan aksi tingkat lanskap: wilayah kelola masyarakat

5. Konteks Internasional, Kebijakan Nasional dan Pembelajaran

6. Monitoring, Evaluasi, Koordinasi dan Komunikasi

Kondisi yang diharapkan

Model pengelolaan bentang alam berkelanjutan pada tingkat tapak

Pengelolaan data dan informasi lanskap secara terpadu

Sinergi dan keterpaduan kebijakan dan tata kelola

Peningkatan kapasitas kelembagaan

Kerjasama para pihak dan potensi sumberdaya untuk pengelolaan jangka panjang

Pengukuran,monitoring,

evaluasi, pelaporan

Penilaian danpenetapanindikator

The Zoological Society of London (ZSL) Indonesia Jalan Papandayan No.18, Bogor, Jawa Barat, IndonesiaPhone: +62 251 8339222 Mobile: +62 81318020106

The Zoological Society of London is incorporated by Royal Charter Principal Office England. Company Number RC000749Registered address:Regent’s Park, London, England NW1 4RYRegistered Charity in England and Wales no. 208728

Sembilang-Dangku dan menciptakan kerangka kerja dan rencana induk.

Proyek KELOLA Sendang adalah pengelolaan lanskap berkelanjutan melalui pendekatan kemitraan. Membangun kemitraan dan bekerja melalui kemitraan sangat penting untuk mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi yang diberikan akan berhasil apabila publik, sektor swasta dan masyarakat bekerja sebagai mitra yang setara untuk pengelolaan pembangunan lanskap berkelanjutan.

Proyek KELOLA Sendang

Durasi Proyek Fase insepsi: November 2015 - Agustus 2016Fase Implementasi: September 2016 - Maret 2018

Lokasi Sembilang - Dangku, Kabupaten Banyuasin & Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Mitra

IDH – The Sustainable Trade InitiativeDeltares – Enabling Data LifeSNV Netherlands Development OrganizationDaemeter ConsultingFPP Forest Peoples Programme

KontakProf. Dr. Damayanti Buchori – KELOLA Sendang Project Director - [email protected] www.zsl.org

This material has been funded by UK aid from the UK government; however the views expressed do not necessarily reflect the UK government's official policies.

Profile Project II - 4 hlm (IND)-17Jul2017 - rev 01.indd 4 02/09/2017 01.23.35