KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT...

30
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS Divisi 10.b PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN (SKh-2.10.b) JAKARTA, DESEMBER 2017

Transcript of KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT...

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

SPESIFIKASI KHUSUS

Divisi 10.b

PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN (SKh-2.10.b)

JAKARTA, DESEMBER 2017

SKh-2.10.b - 1

SPESIFIKASI KHUSUS

DIVISI 10.b

SEKSI SKh-2.10.b

PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

SKh-2.10.b.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini meliputi pekerjaan-pekerjaan

yang belum tercakup dalam Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 khususnya

yang terkait kepada pemeliharaan kinerja jembatan untuk

mempertahankan kondisi jembatan tetap mantap dan menjamin agar

penurunan kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi

kemantapan sesuai kinerja yang disyaratkan. Kegiatan pemeliharaan

kinerja jembatan harus segera dimulai setelah diterbitkannya Surat

Perintah Mulai Kerja (SPMK) selama Masa Pelaksanaan. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat digunakan dan

berfungsi dengan baik serta memenuhi Indikator Kinerja Jembatan

sebagaimana disyaratkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4 Spesifikasi

Khusus ini.

Penyedia harus telah melakukan pemeriksaan di lapangan dengan teliti

selama periode penawaran dan telah mengetahui kondisi aktual di

lapangan dengan memperhitungkan volume lalu lintas, fungsi jalan,

umur layan jembatan, pengamatan dan pengukuran geometri jembatan

dan lingkungan sekitar jembatan, pemeriksaan jembatan, kondisi

perambuan dan perlengkapan jembatan lainnya untuk keselamatan

pengguna jembatan pada saat penawaran.

Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti pembersihan saluran

dan lubang drainase, pembuangan kotoran dan sampah pada

sambungan ekspansi, pengecatan sederhana, dan pembuangan

akumulasi sampah dan/atau tanah sedimen/endapan yang

diakibatkan oleh banjir pada sungai, pemeliharaan berkala seperti

penggantian siar muai, penggantian perletakan, pengecatan jembatan

dan rehabilitasi jembatan seperti perbaikan kerusakan beton berupa

patching dan grouting, serta perbaikan elemen baja seperti perbaikan

SKh-2.10.b - 2

akibat korosi, cover plate, dan perbaikan daerah aliran sungai,

bangunan pengaman scouring dan daerah timbunan.

Pekerjaan yang ditentukan Pengawas Pekerjaan sebagai pekerjaan

pemeliharaan kinerja jembatan menurut Seksi SKh-2.10.b dari

Spesifikasi khusus ini, akan dibayar dari Harga Satuan Kontrak dalam

penawaran untuk berbagai Mata Pembayaran yang terdaftar dalam

Seksi SKh-2.10.b.5 dari Spesifikasi khusus ini sebagaimana yang

sesuai.

Penyedia harus menyiapkan rencana kerja yang sekurang-kurangnya

meliputi metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan

volume material, kebutuhan jenis peralatan, jumlah tenaga kerja,

pengaturan lalu-lintas, pengendalian mutu pekerjaan dan kemungkinan

permasalahan dalam pelaksanaan.

Pemeliharaan kinerja jembatan yang menggunakan peralatan sederhana

dapat dilaksanakan melalui program padat karya yaitu pekerjaan

pembersihan jembatan dan pengecatan sederhana.

2) Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jembatan

Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pemeliharaan kinerja jembatan

yaitu setiap pekerjaan yang dilakukan untuk membersihkan elemen-

elemen jembatan, memperbaiki kerusakan-kerusakan atau memelihara

kondisi bagian-bagian jembatan guna menjaga kinerja jembatan yang

disyaratkan (jika dinyatakan dalam Kontrak). Penyedia dalam

melaksanakan pemeliharaan rutin dan/atau perbaikan harus

melakukan pengendalian lalu-lintas di sekitar lokasi pekerjaan dan

memasang rambu-rambu peringatan bagi pengguna jembatan, untuk

mencegah kecelakaan lalu lintas. Penyedia harus bertanggung jawab atas

pekerjaan pemeliharaan kinerja jembatan yang telah selesai

dilaksanakan dan harus segera memperbaiki kembali setiap terjadinya

kerusakan kembali, sesuai indikator kinerja jembatan yang disyaratkan

selama masa pelaksanaan. Adapun klasifikasi pekerjaan pemeliharaan

kinerja elemen jembatan meliputi:

a) Pembersihan jembatan

Pembersihan jembatan meliputi pekerjaan pembersihan sampah,

kotoran yang ada pada bangunan atas jembatan termasuk

sumbatan pada pipa cucuran dan lantai jembatan, landasan,

bangunan bawah, daerah jalan pendekat serta daerah aliran

sungai 100 meter arah hulu/hilir jembatan.

SKh-2.10.b - 3

b) Perbaikan retak/kerusakan beton

Perbaikan kerusakan beton meliputi Perbaikan retak dan

perbaikan dimensi. Perbaikan retak adalah perbaikan struktur

yang retak yang diakibatkan karena penggunaan yang tidak

semestinya seperti beban berlebih dan beban kejut yang

berlebihan serta menggunakan bahan dasar epoksi. Epoksi tidak

digunakan untuk retak yang bergerak. Lebar retak struktur yang

terjadi pada struktur yang diperbaiki dalan Seksi ini adalah lebar

retak yang melebihi lebar retak izin yaitu mulai 0,04 mm sampai

dengan 1,00 mm. Perbaikan dimensi adalah pekerjaan

pengembalian dimensi akibat terjadinya kerontokan,

pengelupasan, keropos atau gompalnya struktur beton dengan

melaksanakan pekerjaan penambalan (patching) dengan

beton/mortar baru agar struktur beton dapat berfungsi sesuai

dengan dimensi yang sudah ditentukan.

c) Pengecatan

Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan sederhana (pengecatan

baja pada sandaran, parapet dan kerb) dan pengecatan elemen-

elemen jembatan.

d) Pengencangan baut

Pengencangan baut meliputi pekerjaan pengencangan baut yang

longgar pada jembatan baja seperti sambungan antar gelagar,

ikatan angin, diafragma dan elemen-elemen lain jembatan.

e) Penggantian baut

Penggantian baut meliputi pekerjaan penggantian baut mutu

tinggi yang rusak seperti pada titik buhul jembatan rangka baja

atau sambungan gelagar.

f) Perbaikan pasangan batu

Perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak

adukan pasangan batu, perbaikan dan penggantian pasangan

batu pada bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman

tebing daerah timbunan (jalan pendekat).

g) Pembuatan tangga inspeksi

Pembuatan tangga inspeksi dilaksanakan (jika belum ada) meliputi

pekerjaan pembuatan tangga inspeksi yang berada pada sisi kiri

dan kanan kepala jembatan awal atau kepala jembatan akhir yang

berfungsi sebagai tangga inspeksi pemeriksaan dan pemeliharaan

jembatan. Pekerjaan tangga inspeksi ini menggunakan pasangan

batu yang masuk dalam mata pembayaran pada Spesifikasi Umum

2010 Revisi 3 Seksi 7.9.(1) : Pasangan batu.

h) Perbaikan pipa cucuran dan drainase

Perbaikan pipa cucuran dan drainase pada lantai jembatan

meliputi pekerjaan penggantian atau perbaikan pipa cucuran yang

SKh-2.10.b - 4

rusak serta perbaikan drainase lantai secara keseluruhan

jembatan.

i) Perbaikan sambungan siar muai

Perbaikan sambungan siar muai meliputi pekerjaan

pembersihan/perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug,

sambungan jenis penutup baja, karet (strip seal), modular, dan

baja siku. Pemeliharaan rutin sambungan siar muai dapat berupa

pembersihan bagian yang tertahan dimana sambungan siar muai

tidak dapat bergerak akibat adanya kerikil dan kotoran.

j) Perbaikan sandaran

Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran

termasuk tiang sandaran beton dan sandaran horisontal baja atau

tiang sandaran baja atau sandaran dengan jenis dinding beton

serta sandaran horisontal dan vertikal dari bahan baja. Perbaikan

sandaran ini meliputi volume untuk seluruh sandaran yang rusak

pada jembatan.

Untuk jenis pekerjaan pembersihan jembatan dan pengecatan

sederhana dapat dilaksanakan melalui program padat karya.

Penyedia harus menyampaikan program padat karya yang disahkan

oleh Pengawas Pekerjaan yang sekurang kurangnya meliputi jenis

pekerjaan, lokasi pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan perkiraan

jumlah tenaga kerja setempat yang dilibatkan.

3) Tanggung Jawab Penyedia

Sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana disebutkan dalam Surat Perintah

Mulai Kerja hingga Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand

Over, PHO), Penyedia bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan dan

berkewajiban memelihara jembatan dan memperbaiki kerusakan bagian

ruas jembatan yang termasuk dalam Kontrak.

Keterlambatan Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan perbaikan

atau pemeliharaan kinerja jembatan yang mengakibatkan kerusakan

yang semakin luas sebagaimana yang telah direncanakan berdasarkan

hasil pengukuran kajian teknis lapangan atau sesuai yang

diperintahkan Pengawas Pekerjaan, akan menjadi tanggung jawab

Kontraktor, dan Kontraktor tidak dapat mengajukan tuntutan

pembayaran dari kelebihan volume atau kuantitas yang ditetapkan

berdasarkan hasil pengukuran kajian teknis lapangan atau

sebagaimana diperintahkan Pengawas Pekerjaan.

Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan

sebagaimana yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak,

SKh-2.10.b - 5

Penyedia harus menjaga kinerja jembatan berdasarkan indikator kinerja

jembatan yang ditetapkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4 Spesifikasi Khusus

ini. Apabila Penyedia tidak dapat memenuhi indikator kinerja jembatan

berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, dikenakan

sanksi sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Khusus ini pada Seksi SKh-

2.10.b.4.5) Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan

Jembatan.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan

pemeliharaan kinerja jembatan sesuai waktu yang ditentukan untuk

mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan, yang selanjutnya.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut harus menunjukkan, rencana

lokasi pekerjaan, kuantitas atau volume pekerjaan, bahan dan peralatan

yang digunakan untuk setiap jenis pekerjaan. Volume atau kuantitas

pekerjaan yang telah selesai dikerjakan harus dibuat dalam laporan

mingguan dan disampaikan kepada Pengawas Pekerjaan.

SKh-2.10.b.2 PERSYARATAN

Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI)

a) SNI 03-2495-1992 : Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton

AASHTO, ASTM,ACI, BS, JIS

a) AASTHO M 235M/ 235-

03

: Epoxy Resin Adhesives

b) AASTHO M 300-03 : Inorganic Zinc-Rich Primer

c) AASTHO M 31-04 : Evaluating of Coating Systems with Zinc-

Rich Primers

d) ACI 228.2R-98 : Nondestructive Test Methods for

Evaluation of Concrete in Structures

e) ACI 546R-96 : Concrete Repair Guide

f) ASTM 827-87 : Test Method for Change in Height at

Early Ages of Cylindrical Specimens from

Cementitious Mixtures

g) ASTM D4060 : Standard Test Method For Abrasion

Resistance Of Organic Coatings By The

Taber Abraser

h) ASTM D4541 : Standard Test Method For Pull-Off

Strength of Coatings Using Portable

Adhesion Testers

i) ASTM D2485-91 (2013) : Standard Test Method For Evaluating

Coating For High Temperature Service

SKh-2.10.b - 6

j) ASTM D3363 : Standard Test Method For Film Hardness

By Pencil Test

k) ASTM G14 : Standard Test Method For Impact

Resistance Of Pipeline Coatings (Falling

Weght Test)

l) ASTM C-109 : Compressive Strength of Hydraulic

Cement Mortars

m) BS 4550-1978 : Compretsive strength for reinstatement

mortar

n) BS 1881-1970 : Water absorption ISAT

o) BS 5075-1978 : Setting time for reinstatement mortar

p) JIS K7112 : Pastic Methods of Determining the

density and Relative Density of non-

cellular Plastics

q) JIS K6833 : General Testing Methods for Adhesives

r) JIS K7208 : Testing Method for Compressive strength

Properties of Plastics

s) JIS K6850 : Tensile strength for epoxy resin

1) Peralatan dan Perlengkapan Pelaksanaan

Peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan dalam melakukan

pemeliharaan jembatan seperti kendaraan yang dilengkapi dengan tanki

air serta beberapa peralatan perlengkapan lain yang menunjang

pekerjaan pemeliharaan kinerja seperti:

a) Kompresor yang dilengkapi dengan alat semprot air dengan tekanan

tinggi (minimal 35 MPa) untuk membersihkan kotoran yang

menempel pada bagian atas dan bawah bangunan atas jembatan

termasuk daerah perletakan, sambungan siar muai, lubang drainase,

pipa cucuran, dan parapet serta daerah sekitar bangunan bawah

jembatan (kepala jembatan dan/atau pilar);

b) Tangga;

c) Pemotong rumput, parang, kapak, gergaji, sapu, sekop;

d) Sikat kawat, sendok beton, kape;

e) Tabung suntik grouting (jika diperlukan);

f) Alat K3;

g) Dan alat lainnya yang diperlukan.

2) Bahan

a). Bahan Perbaikan Beton

(1) Bahan patching berbahan dasar semen

(a). Bahan untuk patching yang digunakan adalah :

- Beton dengan kriteria yang sesuai atau lebih baik dari beton yang akan digantikan, atau

SKh-2.10.b - 7

- Beton yang telah mencapai kuat tekan minimal 21 MPa dengan penggunaan bahan akselerator untuk lantai

jembatan pada saat dibuka untuk lalu lintas (b). Bahan patching yang digunakan harus disesuaikan dengan

kondisi kerusakan dan ketebalan bahan perbaikan struktur beton yang diperlukan pada kerusakan

(c). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang

akan diperbaiki. Ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak lebih dari 1/3 tebal elemen beton eksisting sampai elemen beton yang baik

(d). Sifat bahan perbaikan beton harus mempunyai kuat tekan sesuai dengan persyaratan pada spesifikasi khusus ini.

(e). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang

akan diperbaiki (f). Persyaratan bahan:

Kuat tekan 3 jam min 3.5 MPa

1 hari min 14 MPa 7 hari min 28 MPa

28 hari min kuat tekan hari ke- 7

Bonding Strength 1 hari min 7 MPa 7 hari min 10 MPa

(2) Bahan dan alat perbaikan retak pada beton

Bahan dan alat perbaikan retak beton terdiri atas 3 jenis yaitu:

Bahan perekat (epoksi)

Bahan penutup (sealant)

Tabung penyuntik

(a). Bahan perekat (epoksi)

i). Bahan perekat (epoksi) yang digunakan harus mempunyai

daya rekat yang sangat baik, dan dapat merekatkan

dengan sempurna struktur beton yang retak.

ii). Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai

kedalaman retak yang paling kecil yang terjadi pada

struktur dengan sempurna tanpa adanya penutupan lalu

lintas di atas struktur jembatan, sehingga bahan perekat

(epoksi) harus mempunyai kekentalan tertentu seperti

disyaratkan pada spesifikasi ini

iii). Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi

yang mungkin terjadi di dalam retakan

iv). Tidak boleh mengalami susut pada waktu mengering.

v). Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, bahan kimia

lainnya dan lain sebagainya

vi). Persyaratan bahan adalah sebagai berikut:

Commented [JDB1]: ACI 928

SKh-2.10.b - 8

Viscocity, max 20 P (2 Pa.s)

Bond strength, min Mpa

- 2 hari 7 MPa

- 14 hari 10 MPa

Temperature, min 0C

- 7 hari 50 0C

Absorption, 24 h max 1 %

Compressive Yield Strength, min Mpa

- 7 hari 70 MPa

Compressive Modulus, min 1400 MPa

Tensile Strength 7 hari , min 50 MPa

(b). Bahan penutup retak (sealant)

i). Bahan penutup permukaan retak yang akan digunakan

harus dapat melekat dengan baik sepanjang celah retak

sepanjang pelaksanaan penyuntikan dan curing, serta

harus mempunyai kekuatan untuk menahan tabung

penyuntik tetap dalam posisinya dan/atau tidak diizinkan

terjadinya kebocoran dari celah bahan penutup tersebut

selama pelaksanaan penyuntikan.

ii). Bahan penutup digunakan untuk menutup bagian luar

celah retak agar bahan perekat (epoksi resin) tidak dapat

mengalir keluar dari celah retak yang tidak tertutup oleh

tabung penyuntik.

iii). Bahan penutup ini harus dapat melekat dengan baik pada

permukaan beton

iv). Bahan penutup ini harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

Kekuatan lentur ≥ 40 MPa

Kuat tekan 24 jam ≥ 45 MPa

Kuat tekan 7 hari ≥ 75 MPa

Modulus elastisitas tekan

min ≥ 4 x 103 MPa

Kuat lekat (baja ke baja atau beton ke beton)

Beton yang lepas (concrete fails) ≥ 2.9 MPa

Kekuatan tarik ≥ 20 MPa

Kekuatan kejut ≥ 1,5 KJ/m2

Kekerasan ≥ 85 HdD

Tegangan geser tarik ≥ 13 MPa

Commented [JDB2]: ASTM C881/C881 M

SKh-2.10.b - 9

(c). Tabung penyuntik

i). Tabung penyuntik adalah alat yang digunakan untuk

memasukkan bahan perekat ke dalam celah retak sampai

ke bagian celah retak yang paling kecil dengan tekanan

dan kecepatan rendah.

ii). Tabung penyuntik tersebut terdiri atas 2 (dua) bagian yang

terpisah yaitu pipa penyetel dan tabung penyuntik.

Tabung penyuntik dapat terbuat dari bahan yang elastis

seperti ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) resin atau

plastik yang mempunyai fungsi setara. Tabung penyuntik

harus dapat menghasilkan tekanan rendah yang terus

menerus secara konstan sehingga dapat menekan bahan

perekat ke dalam retakan sampai pada retakan yang

paling kecil tanpa bantuan alat bantu. Jadi tekanan

rendah tersebut harus dihasilkan oleh tabung penyuntik

itu sendiri (internal pressure) tanpa bantuan kompresor

atau pompa. Pompa yang digunakan hanya untuk

memasukkan cairan epoksi ke dalam tabung penyuntik.

Tekanan rendah yang dihasilkan oleh tabung penyuntik

untuk dapat memasukkan cairan epoksi ke dalam retakan

yang paling kecil sekitar 3 kg/cm2 secara terus menerus

selama proses penetrasi bahan epoksi berlangsung

dengan toleransi sebesar 5%, dan penggunaan jenis

tabung penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Pengawas sebelum digunakan.

(d). Bahan Cat

i). Cat Elemen Baja

Pelaksanaan pekerjaan ini dipisahkan menjadi 2 (dua)

kategori yaitu overcoating dan repair coating. Perbedaan

antara kedua kategori ini adalah lapis utama (primer

coat) yang dipergunakan dalam aplikasi pengecatan.

Pada overcoating tidak dipergunakan lapis utama baru

namun menggunakan lapis utama cat eksisting yang

masih terpasang pada elemen baja. Sedangkan repair

coating menggunakan lapis utama baru karena seluruh

lapis pelindung eksisting dikupas/dibongkar.

SKh-2.10.b - 10

Tabel SKh-2.10.b.4.(1) Penentuan Kategori Penanganan

No Kategori

Pelaksanaan

Lapisan Jenis Cat Tebal

(micron)

1. Overcoat Primer Coat Cat Eksisting

-

Intermediate

Coat

Epoxy 125

Top Coat Polyurethane 60

2. Repair Coating

Primer Coat Zinc-rich 100

Intermediate

Coat

Epoxy 125

Top Coat Polyurethane 60

Secara umum bahan yang dipergunakan harus memiliki

sifat sebagai berikut :

1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak

berubah warna dalam waktu lama.

2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna

(excellent adhesiveness).

3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh

kimia.

4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis

lainnya.

5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut,

karbonasi dan asam.

6. Ramah lingkungan

7. Anti graffiti paint.

Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam

pekerjaan pengecatan, umumnya lapisan ini dapat

mempergunakan bahan yang berbahan dasar minyak

(oil/solvent based). Material ini memiliki sifat yang

mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya

perlu menambahkan thinner dalam proses

pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat

menggunakan alat sederhana seperti kuas, roller dan

alat penyemprot. Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian

yaitu base dan activator yang kemudian dicampur.

Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil base),

pada umumnya merupakan komponen zinc. Sifat dasar

dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan,

SKh-2.10.b - 11

tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan

terhadap serangan kimia. Cat ini harus mampu

mengikat lapisan berikutnya, sehingga mengurangi

penyebaran korosi yang terjadi terutama pada bagian-

bagian yang retak atau pecah dari lapisan cat.

Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan

pelindung untuk lapisan primary coat, lapisan ini

dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan

primary coat masing-masing produsen. Pekerjaan

pelapisan akhir berbahan dasar Polyurethane.

ii). Cat Elemen Beton / Pengecatan Sederhana

Dalam penggunaannya bahan ini ada yang

dipergunakan sekaligus atau dipergunakan salah

satunya. Secara umum bahan yang dipergunakan harus

memiliki sifat sebagai berikut :

1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak

berubah warna dalam waktu lama.

2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna

(excellent adhesiveness).

3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh

kimia.

4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis

lainnya.

5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut,

karbonasi dan asam.

6. Ramah lingkungan

7. Anti graffiti paint.

Bahan dalam pekerjaan pengecatan umumnya dapat

mempergunakan bahan yang berbahan dasar air

sedangkan untuk railing menggunakan cat dengan

bahan dasar minyak. Material berbahan dasar air

memiliki sifat yang mudah dalam pengaplikasiannya

dalam hal ini hanya perlu menambahkan air dalam

proses pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat

menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan

alat penyemprot. Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian

yaitu base dan hardener yang kemudian dicampur.

Material bahan yang berbahan dasar air pada umumnya

merupakan komponen polyurethane. Sifat dasar dari

bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan

SKh-2.10.b - 12

terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap

serangan kimia.

(e). Baut

i). Baut, Mur dan Ring

Baut dan mur harus anti karat atau bergalvanis,

mutu tinggi dan mempunyai kepala baut dan mur

berbentuk segienam (hexagonal).

Baut dan mur yang digunakan pada sistem struktur

adalah Grade 8.8 menurut ASTM A325M dan Grade

10.9 menurut ASTM A490M. Baut dan mur untuk

sistem sambungan lantai dapat digunakan Grade 4.6

menurut ASTM A307M. Setiap baut menggunakan 2

ring berupa ring-pelat sesuai dengan ASTM A326M.

ii). Alat sambung mutu tinggi mengacu pada SE Menteri

PUPR Nomor : 14/SE/M/2015 tentang Pedoman

Pemasangan Baut Jembatan

(f). Pasangan Batu

Persyaratan bahan untuk pasangan batu mengacu pada Seksi

7.9 Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 : Pasangan batu.

SKh-2.10.b.3 PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan dimulai, Penyedia harus

menyiapkan program kerja yang sekurang-kurangnya meliputi metode

dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan volume material,

kebutuhan jenis peralatan, jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-lintas,

pengendalian mutu pekerjaan dan kemungkinan masalah-masalah yang

timbul dalam pelaksanaan. Penyedia di dalam organisasinya harus

dilengkapi Unit Pengendali Mutu (UPM) pekerjaan yang mempunyai

tugas utama mencatat setiap kerusakan dan/atau jika terdapat kejadian

yang dapat mengakibatkan kerusakan jembatan atau bagian dari

jembatan secara terus menerus dan memverifikasi pemenuhan terhadap

indikator kinerja jembatan sebagaimana yang disyaratkan serta

dilaporkan kepada Pengawas Pekerjaan.

UPM pekerjaan juga bertanggung jawab setiap saat menyediakan dan

memutakhirkan data informasi kondisi jembatan, yang termasuk

didalam Kontrak dan membuat laporan kemajuan (progress) pekerjaan

SKh-2.10.b - 13

yang diserahkan secara mingguan dan memberikannya kepada

Pengawas Pekerjaan dan Penyedia sebagaimana diatur dalam Spesifikasi

Umum 2010 Revisi 3, Divisi I, Seksi 1.21 Laporan kemajuan pekerjaan

tersebut harus menunjukkan pekerjaan-pekerjaan pada setiap kilometer

lokasi pekerjaan, yang dilaksanakan oleh Penyedia untuk setiap jenis

pekerjaan dalam minggu yang sedang berjalan. UPM pekerjaan harus

dilengkapi pula sarana transportasi, komunikasi dan peralatan lainnya

yang dapat digunakan setiap saat, untuk mendukung kegiatan ini

termasuk melakukan inspeksi secara rutin guna mengetahui

pemenuhan tingkat layanan yang dicapai.

1) Pekerjaan Persiapan

Pelaksanaan pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan

pemeliharaan kinerja jembatan seperti pembersihan jembatan,

perbaikan retak, pengecatan sederhana (kerb, parapet dan sandaran),

pengencangan baut, penggantian baut, perbaikan pasangan batu,

perbaikan pipa cucuran dan drainase, perbaikan sandaran dan

perbaikan sambungan siar muai, perbaikan beton dan pengecatan harus

melalui pekerjaan persiapan sebelum pekerjaan pemeliharaan jembatan

tersebut dilaksanakan.

2) Pelaksanaan

a) Pembersihan jembatan

Pelaksanaan pembersihan jembatan harus menggunakan water jet

dimana semua elemen jembatan baik bagian atas maupun bagian

bawah bangunan atas, landasan, bangunan bawah dan fondasi serta

perlengkapannya harus dibersihkan dan tidak terdapat sampah,

kotoran, atau benda-benda yang mengganggu fungsi elemen - elemen

jembatan secara menyeluruh dan kenyamanan lalu lintas.

Kebersihan jembatan ini harus dipertahankan sehingga pembersihan

harus diulang setiap 1 bulan sekali atau sebagaimana diperintahkan

oleh Pengawas Pekerjaan.

b) Perbaikan retak

(1). Persiapan Permukaan

(a). Pembersihan

Permukaan retak yang akan diperbaiki atau dikerjakan

harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin gurinda

atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran-kotoran atau

bekas beton yang tidak sempurna selebar sekitar 5 cm di

sekitar permukaan yang akan dilakukan perbaikan retak

sehingga terlihat dengan jelas bagian-bagian permukaan

yang retak, pembersihan ini dilakukan pada sepanjang

SKh-2.10.b - 14

retakan. Permukaan beton harus bebas dan bersih terhadap

minyak, oli dan sejenisnya.

Pembersihan permukaan tidak boleh menggunakan bahan

yang bersifat asam atau korosif. Pelaksanaan pembersihan

tidak boleh masuk ke dalam celah retak yang dapat

mengganggu pelekatan bahan epoksi.

(b). Pelekatan tabung penyuntik

Dasar tabung penyuntik harus dilekatkan sedemikian rupa

tepat di tengah permukaan yang retak dengan menggunakan

bahan penutup (sealant) sehingga cairan bahan perekat

dapat masuk ke dalam retakan sesuai dengan yang

disyaratkan.

Jarak antar tabung penyuntik tergantung pada lebar dan

dalamnya retakan, sehingga jumlah tabung penyuntik dapat

seefisien mungkin. Lokasi dan jumlah tabung penyuntik

harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.

(c). Penutup retakan

Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disyaratkan

tersebut di atas, kemudian sepanjang jalur retakan yang ada

ditutup dengan menggunakan bahan penutup (sealant)

selebar 5 cm dan tebal sekitar 3 mm. Setelah jalur retakan

tertutup semua dengan bahan penutup dan bahan penutup

mengeras maka dapat dilaksanakan tahap berikut yaitu

pemasangan tabung penyuntik dan dimulai dengan dasar

tabung penyuntik sampai melekat dengan baik. Tahapan ini

harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan

sebelum dilaksanakan tahapan berikut.

(2). Perbaikan Retak

(a). Setelah tabung penyuntik terpasang, maka dilakukan

pencampuran bahan epoksi yang terdiri atas 2 komponen

harus sesuai dengan panduan dari pabrik pembuat.

(b). Bahan epoksi yang telah tercampur (dengan perbandingan

sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat) tersebut

dimasukkan ke dalam tabung penyuntik sampai penuh

(dalam batas plastik penutup tabung atau pembatas lain

pada tabung penyuntik) dengan tekanan sekitar 3 kg/cm2

dan kemudian tahapan tersebut dilakukan terus sehingga

semua tabung penyuntik selalu terisi penuh dengan bahan

epoksi pada saat perbaikan/pengisian retak.

SKh-2.10.b - 15

(c). Pekerjaan tersebut harus terus diawasi dan dilakukan

pemeriksaan pada setiap tabung penyuntik untuk menjamin

tabung selalu terisi penuh atau tidak kurang dari ketentuan.

(d). Apabila semua tabung telah terisi penuh dan tidak ada lagi

yang berkurang volumenya dari batas yang ditentukan atau

posisi batas sudah tidak berubah lagi, maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa semua retakan sudah terisi penuh,

dan bahan epoksi akan mulai mengikat (setting) menjadi

keras. Proses setting tersebut akan memerlukan waktu

sekitar 3 jam atau sesuai dengan yang disyaratkan oleh

produk yang digunakan.

(3). Penyelesaian Akhir Permukaan

(a). Penyelesaian akhir dimulai dengan melepaskan tabung

penyuntik setelah 1 (satu) hari selesainya pekerjaan

penyuntikan bahan epoksi ke dalam retakan.

(b). Setelah tabung penyuntik dilepas dari tempat retakan,

kemudian dilakukan perapihan atau perataan permukaan

bahan penutup retakan (sealant), sehingga permukaan

struktur menjadi rata dan rapih.

(c). Penyedia jasa harus membersihkan seluruh permukaan

beton yang diperbaiki dari semua bahan-bahan yang tidak

dikehendaki.

c) Patching

(1) Persiapan

(a). Sebelum struktur beton diperbaiki, harus dilakukan

pembersihan dan pengupasan lapisan beton yang

keropos/lemah terlebih dahulu.

(b). Apabila pekerjaan pengupasan struktur beton hanya dapat

dilaksanakan sampai kedalaman lebih kecil daripada tebal

selimut beton, maka pengupasan diberhentikan dan diukur

ketebalan struktur beton yang memerlukan perbaikan

dimensi minimal mencapai kedalaman beton yang keras

sekitar 15 mm. Perbaikan terhadap kerusakan ini dilakukan

dengan menggunakan bahan perbaikan yang sesuai

Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Divisi 7.8 Adukan Semen.

(c). Struktur beton yang telah dikupas, kemudian harus

dibersihkan dan tidak ada bahan-bahan lepas yang masih

melekat dengan menggunakan alat penyemprot tekanan

tinggi yang menggunakan bahan air atau udara.

(d). Setelah semua pekerjaan persiapan dilaksanakan dan

permukaan beton siap untuk ditambal (patching), pekerjaan

SKh-2.10.b - 16

dilanjutkan dengan persiapan pencampuran bahan sesuai

dengan petunjuk dari pabrik pembuat.

(2) Pelaksanaan

(a). Baja tulangan yang terekspos, dibersihkan dengan sikat

kawat sehingga semua bahan yang mudah lepas bersih dan

terlepas dari baja tulangan

(b). Pelaksanaan Penambalan (Patching)

i). Pekerjaan penambalan ini terdiri dari 2 tahap yaitu

pekerjaan persiapan dan pelaksanaan penambalan.

ii). Pekerjaan persiapan, dilakukan dengan mulai memberi

tanda bagian-bagian yang memerlukan perbaikan dengan

penambalan.

iii). Lakukan chipping pada daerah tersebut dengan

menggunakan alat sederhana sampai permukaan beton

yang padat. Kemudian bersihkan permukaan yang telah

selesai di chipping, dan pastikan bahwa permukaan

tersebut tidak mengandung lapisan oli, debu dan bahan

asing lainnya.

iv). Tahapan pelaksanaan selanjutnya sebagai berikut:

Basahi permukaan beton yang akan di-patching

sampai kondisi lembab (apabila menggunakan bahan

dasar semen)

Aduk bahan patching dengan baik

Aplikasikan adukan material tersebut dengan merata

Ratakan permukaan patching tersebut sampai

permukaan patching tersebut kelihatan merata sesuai

dengan dimensi yang disyaratkan.

Lakukan perawatan pada permukaan patching

tersebut selama proses pengeringan dan pengerasan.

d) Pengecatan

(1) Pengecatan Elemen Baja

(a). Pekerjaan Pembersihan Elemen Baja

Permukaan elemen baja yang akan dilakukan pengecatan,

harus terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu,

minyak dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada

ikatan bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja,

amplas dan alat bertekanan tinggi untuk membersihkan

secara tuntas semua permukaan. Pembersihan elemen baja

dapat berupa:

SKh-2.10.b - 17

(i) Abrasive blast cleaning

Metode ini digunakan untuk pembersihan permukaan

seluruh rangka baja utama jembatan dengan

menggunakan material yang telah dipersyaratkan hingga

mencapai standar tingkat kebersihan minimum Sa 2.5

(Swedish Institution Standards) atau setara dengan SP-10

(SSPC)

(ii) Handtools dan atau Powertools cleaning

Untuk bagian-bagian yang tidak dapat dibersihkan

dengan menggunakan metoda Abrasive blast, maka

persiapan permukaan dengan metode Handtools /

Powertools cleaning dapat dilakukan hingga mencapai

standar tingkat kebersihan minimum St-2 untuk

Handtools atau St-3 untuk Powertools (Swedish

Institution Standards). Powertools juga digunakan untuk

menumpulkan permukaan tepi baja dan sudut-sudut

yang runcing.

(b). Pencampuran Bahan Lapisan Utama

Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai

dengan standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik

pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan pengencer

yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu

pencampuran campuran lapisan utama antara 30 sampai 60

menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai

ketentuan dari pabrik pembuat.

(c). Pekerjaan Pelapisan Utama

Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan

dasar yang berupa bahan baja.Lapisan ini terdiri dari dua

tahap pada seluruh permukaan baja. Lapisan ini dikerjakan

menggunakan roll dan kuas. Ketebalan lapisan ini sesuai

dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai

dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik

pembuat.

(d). Curing Lapisan Utama

Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan

cara mendiamkan permukaan selama ± 6 – 8 jam tanpa

SKh-2.10.b - 18

perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan

tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu

maksimal 3 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan

secara maksimal.

(e). Pencampuran Bahan Lapisan Akhir

Permukaan elemen baja yang telah dilakukan pelapisan

utama, diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu sesuai

dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat.

Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan

temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.

(f). Pekerjaan Pelapisan Akhir

Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan baja

dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan

lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi

ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang

ditentukan pabrik pembuat.

(g). Curing Lapisan Akhir

Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan

cara mendiamkan permukaan selama ± 3 jam tanpa perlu

perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak

mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari

untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

(2) Pengecatan Sederhana/Elemen Beton

(a). Pekerjaan Pembersihan

Permukaan yang akan dicat harus terlebih dahulu

dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya

untuk mengindari perlemahan pada ikatan bahan dengan

menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan alat

bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas

semua permukaan.

(b). Pencampuran Bahan Lapisan

Pencampuran bahan lapis sesuai dengan standar

pencampuran yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat

digunakan penambahan bahan pengencer yang telah

SKh-2.10.b - 19

ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran

campuran lapisan utama antara 30 sampai 60 menit dengan

temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik

pembuat.

(c). Pekerjaan Pengecatan

Pengecatan ini dikerjakan menggunakan roll dan kuas.

Ketebalan lapisan cat sesuai dengan yang disyaratkan pada

Tabel SKh-2.10.b.4.(1) spesifikasi ini atau sesuai dengan

persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.

(d). Curing

Curing dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan

selama ± 4 – 7 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut.

Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya

curing dilakukan dalam waktu maksimal 7 hari untuk

mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

e) Penggantian dan Pengencangan Baut

(1) Semua elemen sambungan yang longgar yang akan diganti

bautnya harus mempunyai lubang baut yang sesuai dan tepat

dengan toleransi 2 mm terhadap diameter baut untuk baut jenis

standar. Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan ring

dan mur, sehingga menjamin celah yang mungkin timbul antar

permukaan bidang yang berdampingan tidak melampaui 1 mm

untuk baut geser tegangan tinggi.

(2) Lubang Untuk Baut Mutu Tinggi

Apabila lubang baut tidak sesuai dengan persyaratan, maka

diameter lubang harus disesuaikan dengan syarat tidak boleh

lebih besar 2 mm dari diameter nominal baut yang disyaratkan.

Periksa kondisi dan diameter lubang baut yang harus diganti

bautnya. Bersihkan semua permukaan lubang baut dan bagian

tepi lubang yang tajam akibat pelubangan harus dibuang dengan

alat pengupas (scraper). Tepi lubang harus ditumpulkan sampai

0,5 mm. Setiap bekas tanda pada tepi permukaan bidang kontak

dari ring, baut dan mur harus dihilangkan. Pasak pengungkit

(drift) dapat dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan

pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang

berlebihan tidak boleh digunakan selama operasi tersebut dan

SKh-2.10.b - 20

perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut

tidak rusak.

(3) Uliran baut yang berada di luar lubang minimal 3 ulir. Ring harus

digunakan kecuali ditentukan lain.

(4) Pemasangan Baut Geser Tegangan Tinggi

(a). Umum

Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut

dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang

yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan

dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh

diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan yang

dapat didesak lainnya. Bilamana dirakit, maka semua

permukaan yang akan disambung, termasuk yang

berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas

kerak kecuali kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas

dari bagian yang tajam akibat pemotongan atau pelubangan

dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat baut

mutu tinggi tersebut untuk dapat duduk sebagaimana

mestinya.

(b). Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak

Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang

berdekatan dengan sekeliling elemen-elemen baja dimana

baut mutu tinggi akan dipasang harus dibersihkan dari

semua karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul

atau benda-benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam

akibat pemotongan atau pelubangan, atau kerusakan lain

yang akan menghambat elemen-elemen tersebut untuk

duduk sebagaimana mestinya atau akan mempengaruhi

gaya geser di antara elemen-elemen tersebut harus

dihilangkan. Permukaan bidang kontak harus dikerjakan

sampai mencapai suatu kekasaran yang cocok. Tidak ada

sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang akan

dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Pengawas

Pekerjaan.

(c). Baut Tarik

Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat

perbedaan ketebalan pelat pada elemen-elemen yang akan

dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi

pembengkokan dan bahwa elemen dasar dan pelat

SKh-2.10.b - 21

penyambung mempunyai bidang kontrak yang rapat. Setiap

peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus

dikalibrasi secara teratur dan dibuktikan dengan asertifikat

kalibrasi sebelum pekerjaan pengencangan baut

dilaksanakan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus

disesuaikan sebelum setiap diameter dan mutu baut

digunakan dalam pekerjaan. Pengencangan dapat

dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara

pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh

Pengawas Pekerjaan atau sesuai dengan manual

pengencangan baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan

struktur baja yang akan dipasang, baik jenis struktur

gelagar baja, gelagar baja komposit atau rangka baja.

(5) Setelah dikencangkan, setiap mur diberi tanda hingga mengenai

pelat yang akan disambung. Tanda pada mur dan pelat haruslah

permanen untuk kepentingan pemeriksaan.

(6) Pengencangan baut mengikuti SE Menteri PUPR Nomor :

14/SE/M/2015 tentang Pedoman Pemasangan Baut Jembatan.

(7) Pengangkutan

Setiap elemen baut harus dilindungi terhadap korosi dengan

menyimpan dalam suatu wadah (drum/kotak) yang kedap dan

harus diberi label (tanda) yang menyatakan kuantitas, ukuran

baut, mutu baut yang akan dipasang dengan suatu tanda khusus

pada bagian depan kemasan. Semua baut struktur baja harus

dapat diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga pada

waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak

mengalami tegangan, deformasi yang berlebihan, atau kerusakan

lainnya. Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur

yang terlepas dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen

(pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring dan mur

harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat kotor dari

setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian

dari bahan-bahan yang terdapat didalam setiap kemasan harus

tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan dan

diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu

pengiriman.

f) Pelaksanaan dan perbaikan pasangan batu

Pelaksanaan perbaikan dan penggantian pasangan batu mengacu

pada Seksi 7.9. Pasangan Batu Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3.

SKh-2.10.b - 22

g) Perbaikan pipa cucuran dan drainase lantai

Perbaikan pipa cucuran yang terbuat dari bahan PVC dilakukan

dengan memotong bagian yang rusak sampai pada bagian pipa

cucuran yang masih dalam kondisi baik. Sambungkan pipa PVC baru

dengan pipa PVC eksisting dengan cara klem dan menggunakan lem

plastik untuk merekatkan bagian yang ada (existing) dengan bagian

yang baru. Panjang pipa PVC terbangun harus 20 cm di bawah

struktur bangunan atas.

Untuk perbaikan pipa cucuran baja, dilakukan pemotongan bagian

pipa baja yang rusak dan disambung dengan cara pengelasan antara

baja yang ada (existing) dengan pipa baja yang baru. Panjang pipa

cucuran harus sampai 20cm di bawah struktur bangunan atas.

Bagian pipa cucuran baja yang baru dan yang lama harus dicat

sesuai dengan persyaratan atau tata cara pengecatan baja.

h) Perbaikan sambungan siar muai

Pelaksanaan perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug

yang menggunakan bahan rubbertic asphalt, harus menggunakan

bahan dan cara yang sesuai dengan bahan sambungan siar muai

yang ada (existing) sesuai Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Seksi 7.11.

Sambungan siar muai yang rusak harus dipotong tegak lurus sampai

didapat permukaan beton lantai sehingga bentuk lubang sambungan

siar muai berbentuk segi empat, dan dilaksanakan pekerjaan sesuai

Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Seksi 7.11.

Untuk perbaikan sambungan siar muai selain jenis asphaltic plug

harus dilakukan sesuai dengan jenis kerusakannya.

SKh-2.10.b.4 KINERJA JEMBATAN YANG DISYARATKAN

1) Pengendalian Mutu

a) Penerimaan Bahan

(1) Bahan yang akan digunakan untuk perbaikan atau pemeliharaan

kinerja jembatan harus terlebih dahulu diamati secara visual

dan/atau diuji kualitasnya sesuai ketentuan yang berlaku pada

spesifikasi ini atau Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3.

(2) Dibuat laporan hasil pengujian bahan secara tertulis sebagai

dokumen pengendalian mutu bahan.

(3) Bahan hanya dapat digunakan apabila telah disetujui oleh

Pengawas Pekerjaan. Bahan yang tidak memenuhi persyaratan

tidak boleh digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan kinerja

jembatan ini.

SKh-2.10.b - 23

b) Penerimaan Hasil Pekerjaan

(1) Hasil pemeliharaan kinerja jembatan harus diinspeksi atau diuji

secara random (acak).

(2) Penyedia harus menyampaikan laporan tertulis kepada Pengawas

Pekerjaan tentang hasil inspeksi pekerjaan secara visual atau

mutu hasil pengujian yang dilaksanakan.

(3) Penilaian hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu dilakukan

berdasarkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku pada

spesifikasi ini atau Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3.

(4) Jika hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu menunjukan hasil

yang tidak sesuai dengan indikator kinerja yang dipersyaratkan

maka harus dilakukan perbaikan pekerjaan.

(5) Penerimaan hasil perbaikan dilakukan berdasarkan hasil

inspeksi dan pengujian mutu ulang.

(6) Penyedia harus bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan

kinerja jembatan yang telah dilaksanakan dari semua lokasi

sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan harus dijaga

kinerjanya sebagaimana ditetapkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4

hingga serah terima pertama pekerjaan.

(7) Jika pekerjaan yang telah diperbaiki mengalami kerusakan lagi

dalam masa pelaksanaan, maka Penyedia harus segera

memperbaiki kembali kerusakan tersebut sesuai waktu tanggap

perbaikan hingga kinerja pekerjaan memenuhi persyaratan.

(8) Apabila Penyedia terlambat memperbaiki kinerja jembatan

berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, akan

dikenakan sanksi sesuai SKh-2.10.b.4.5).

2) Perlengkapan Komunikasi

Penyedia diwajibkan untuk menyediakan dan memelihara

perlengkapan komunikasi tertentu yang beroperasi setiap saat.

Perlengkapan ini dapat berupa telepon selular atau telepon satelit,

perlengkapan radio komunikasi, mesin fax, komputer dengan akses

email, dan/atau sejenisnya. Perlengkapan komunikasi tersebut harus

dapat diakses setiap saat oleh Pengawas Pekerjaan untuk keperluan

koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan.

3) Indikator Kinerja Jembatan

Setelah selesainya masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan/atau

sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus

Kontrak hingga serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over,

PHO), Penyedia harus melaksanakan pemenuhan Indikator Kinerja

Jembatan sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel SKh-2.10.b.4.(1)

SKh-2.10.b - 24

di bawah. Pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan diberlakukan

terhadap seluruh hasil pekerjaan yang termasuk dalam lingkup

penanganan yang meliputi pekerjaan bangunan bawah, bangunan atas,

bangunan pelengkap jembatan dan daerah aliran sungai disekitar

jembatan. Apabila Penyedia tidak dapat memenuhi indikator kinerja

jembatan berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan akan

dikenakan sanksi SKh-2.10.b.4.5).

Tabel SKh-2.10.b.4.(2) Indikator Kinerja Elemen Jembatan

No Indikator Kinerja

Elemen Jembatan Pengukuran Waktu Tanggap Perbaikan

1 Bangunan Bawah

i) Bangunan bawah harus

bersih dari kotoran

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 14

(empat belas) hari.

ii) Tidak boleh ada retakan

atau pecah pada beton

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

iii) Tidak boleh ada

kerusakan pada

pasangan batu

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 14

(empat belas) hari.

iv) Tidak terjadi karat pada

pondasi tiang pancang

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

2 Bangunan Atas

i) Bangunan atas termasuk

lantai jembatan harus

bersih dari kotoran dan

tanaman liar

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 7

(tujuh) hari.

ii) Tidak boleh ada retakan

dan/atau pecah pada

beton

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

iii) Tidak boleh ada korosi

pada seluruh struktur

baja.

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

iv) Tidak boleh ada

terkelupasnya lapisan

galvanis pada seluruh

struktur baja.

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

v) Baut, paku keling tidak

longgar dan pen tidak aus

serta terpelihara dengan

baik.

Inspeksi

dengan

torsimeter

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

SKh-2.10.b - 25

No Indikator Kinerja

Elemen Jembatan Pengukuran Waktu Tanggap Perbaikan

vi) Sambungan siar muai

terpasang dengan benar

dan tidak boleh tersumbat

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 7

(tujuh ) hari.

vii) Drainase dan pipa

cucuran harus bebas dari

kotoran

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 7

(tujuh ) hari.

viii) Perletakan terpasang

pada posisi yang benar

dengan kondisi yang baik

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

3 Bangunan Pelengkap

Jembatan

i) Bangunan parapet harus

bersih dari kotoran dan

terlihat dengan jelas

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 14

(empat belas) hari.

ii) Rambu dan marka harus

terpasang dengan benar

dan terlihat dengan jelas

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 7

(tujuh ) hari.

4 Daerah Aliran Sungai /

Daerah timbunan

i) DAS dan daerah

timbunan jalan pendekat

jembatan harus bersih

dari kotoran/debris

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

ii) Tidak ada kerusakan pada

bangunan pengaman

jembatan

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

iii) Elevasi permukaan jalan

pendekat jembatan (oprit)

harus sesuai dengan

elevasi lantai jembatan

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 28

(dua puluh delapan) hari.

iv) Pipa cucuran dan

drainase jalan pendekat

jembatan (oprit) tidak

boleh tersumbat

Inspeksi

visual

Harus selesai diperbaiki

dalam waktu maksimum 7

(tujuh) hari.

Penyedia setiap saat harus memelihara dan memperbaiki kerusakan-

kerusakan yang terjadi akibat pengoperasian jembatan tersebut hingga

memenuhi Indikator Kinerja Jembatan dan waktu tanggap perbaikan

yang ditetapkan.

4) Metode Inspeksi Kinerja Jembatan

Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan, Penyedia

harus membuat Laporan Mingguan Pemenuhan Indikator Kinerja

SKh-2.10.b - 26

Jembatan yang merupakan hasil inspeksi lapangan. Data pemenuhan

indikator kinerja jembatan yang digunakan sebagai pendukung

pembayaran harus didasarkan pada Laporan Mingguan Pemenuhan

Indikator Kinerja Jembatan yang sudah terverifikasi oleh Pengawas

Pekerjaan dan dibuat Berita Acara Hasil Verifikasi. Verifikasi laporan

mingguan tersebut harus mencakup rincian penggunaan tenaga kerja

untuk pemeliharaan kinerja jembatan yang dilaksanakan dengan cara

padat karya serta tanda bukti pembayaran upah tenaga kerja

mingguan yang besarnya tidak boleh kurang dari nilai UMR (Upah

Minimum Regional). Berita Acara Hasil Verifikasi tersebut dapat

digunakan sebagai dasar perhitungan pemotongan pembayaran

prestasi pekerjaan sebagai konsekuensi dari keterlambatan

pemenuhan tingkat layanan jembatan.

Setiap saat Pengawas Pekerjaan dapat melaksanakan inspeksi

lapangan terhadap pemenuhan kinerja seluruh jembatan yang

termasuk dalam kontrak sebagaimana yang disyaratkan. Jika

Pengawas Pekerjaan menemukan suatu bagian elemen jembatan yang

tidak memenuhi Indikator Kinerja Jembatan maka hasil inspeksi

lapangan tersebut akan disampaikan kepada Penyedia untuk

dilakukan verifikasi dalam waktu 24 jam sejak penyampaian hasil

inspeksi. Hasil verifikasi oleh Penyedia, dibuat Berita Acara Hasil

Verifikasi inspeksi lapangan dan dapat digunakan sebagai perhitungan

pengenaan sanksi bila terjadi keterlambatan pemenuhan Tingkat

Layanan Jembatan.

5) Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan

Untuk setiap kasus individual kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja

Jembatan yang disyaratkan dalam Tabel SKh-2.10.b.4.(1) di atas, maka

Penyedia harus telah menyelesaikan tindakan-tindakan yang

diperlukan untuk memperbaiki penyebab kegagalan pemenuhan

Indikator Kinerja Jembatan berdasarkan waktu tanggap yang

ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan inspeksi lapangan berikutnya

pada batas waktu yang ditetapkan, atau segera sesudahnya, untuk

memverifikasi bahwa Penyedia telah sungguh-sungguh memperbaiki

kegagalan pemenuhan tingkat layanan.

Jika dalam batas waktu tanggap perbaikan sebagaimana yang

ditetapkan di atas, Penyedia belum memperbaiki kegagalan

pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan, maka Penyedia dikenakan

sanksi finansial berupa pemotongan pembayaran akibat keterlambatan

pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan dengan rumusan sebagai

berikut:

SKh-2.10.b - 27

Vpt

VttD = 0,01 x H x x Nlp

Dimana:

D = Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.

H = Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan kinerja

jembatan, berdasarkan hasil inspeksi lapangan.

Vpt = Alokasi volume pekerjaan terkait yang ditetapkan pada lokasi

jembatan yang cacat (tidak memenuhi indikator kinerja).

Vtt = Total volume pekerjaan yang terkait dengan pemenuhan indikator

kinerja jembatan.

Nlp= Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.

Keterlambatan perbaikan pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan

berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, harus

diartikan sebagai kelalaian dari Penyedia, sehingga apabila dipandang

perlu PPK dapat mengambil alih penanganannya atau menetapkan

Pihak Lain untuk menanganinya. Sebelum pengambilalihan

penanganan, PPK harus mengeluarkan peringatan tertulis kepada

Penyedia tentang pelaksanaan perbaikan untuk pemenuhan Indikator

Kinerja Jembatan yang harus segera dilaksanakan oleh Penyedia. Jika

peringatan semacam itu dalam waktu 7 (tujuh) hari tanpa tanggapan

dari Penyedia, maka PPK dapat memilih untuk melaksanakan pekerjaan

itu dengan sumber dayanya sendiri atau menetapkan pihak lain/pihak

ketiga. Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang

dilaksanakan oleh PPK atau pihak lain, harus ditanggung sepenuhnya

oleh Penyedia ditambah 10% (sepuluh perseratus) dari biaya aktual

yang diperlukan. Pembayaran perbaikan yang dilakukan oleh PPK

atau Pihak Lain dilakukan oleh Penyedia sebelum pengajuan tagihan

MC. Bukti pembayaran perbaikan dilampirkan pada saat pengajuan

tagihan MC. Pengambilalihan penanganan oleh PPK tidak melepaskan

tanggungjawab Penyedia terhadap sanksi yang ditetapkan.

SKh-2.10.b.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Pemeliharaan Kinerja Jembatan

a) Pengukuran untuk pembayaran pembersihan jembatan yang telah

dikerjakan, harus diukur berdasarkan luasan bagian jembatan yang

dibersihkan dan telah mendapat pengesahan tertulis dari Pengawas

Pekerjaan, dimana indikator kinerja yang disyaratkan harus

dipenuhi. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan beberapa kali selama

periode pelaksanaan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan untuk pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan dan harus

SKh-2.10.b - 28

diukur dan dibayar menurut Mata Pembayaran yang terdaftar dalam

Daftar Kuantitas dan Harga

b) Pengukuran kuantitas pekerjaan Perbaikan retak beton yang telah

dilaksanakan dilakukan dengan menghitung jumlah luasan retak

yang diperbaiki. Biaya untuk upah tenaga dan peralatan diukur

berdasarkan luasan meter persegi yang diperbaiki dan memenuhi

syarat sedangkan untuk bahan epoksi, bahan penutup dan tabung

penyuntik dihitung berdasarkan kilogram/berat bahan epoksi (base

agent dan hardener) dan bahan penutup (sealant) serta jumlah tabung

penyuntik lengkap yang telah digunakan.

c) Pengukuran hasil akhir patching diukur dengan jumlah meter kubik

pekerjaan patching yang digunakan dan diterima sesuai dengan

dimensi yang ditunjukan pada gambar kerja atau yang diperintahkan

pengawas pekerjaan.

d) Pengukuran hasil akhir pengecatan dilakukan berdasarkan luasan

meter persegi yang telah memenuhi syarat.

e) Pengukuran hasil akhir penggantian/pengencangan baut dilakukan

berdasarkan jumlah baut yang diganti/dikencangkan yang telah

memenuhi syarat.

f) Pengukuran hasil akhir perbaikan pasangan batu harus diukur

untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang

diselesaikan dan diterima.

g) Pengukuran hasil akhir perbaikan pipa cucuran dan drainase

dilakukan berdasarkan jumlah pipa cucuran yang diperbaiki yang

telah memenuhi syarat

h) Pengukuran hasil akhir perbaikan siar muai dilakukan berdasarkan

meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat

i) Pengukuran hasil akhir perbaikan sandaran dilakukan berdasarkan

meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat

2) Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar

menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata

Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar

Kuantitas dan Harga, akan tetapi pembayarannya ditentukan

berdasarkan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan yang disyaratkan.

Mata Pembayaran satuan pekerjaan yang tercantum di bawah

merupakan kompensasi penuh untuk semua bahan, pekerja, peralatan

dan perkakas, yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan

pemeliharaan kinerja jembatan sebagaimana mestinya seperti yang

diuraikan dalam Spesifikasi Khusus ini.

SKh-2.10.b - 29

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

SKh-2.10.b.(1) Pembersihan jembatan Meter Persegi

SKh-2.10.b.(2) Perbaikan retak beton (tidak

termasuk cairan perekat, bahan

penutup dan tabung penyuntik)

Meter Persegi

M.82

M.83

M.84

Cairan perekat (epoksi resin)

Bahan penutup (sealant)

Tabung penyuntik

Kilogram

Kilogram

Buah

SKh-2.10.b.(3) Pekerjaan Patching Meter Kubik

SKh-2.10.b.(4) Pengecatan elemen baja Meter Persegi

SKh-2.10.b.(5) Pengecatan sederhana/elemen beton Meter Persegi

SKh-2.10.b.(6) Pengencangan baut Buah

SKh-2.10.b.(7) Penggantian baut Buah

SKh-2.10.b.(8) Perbaikan pasangan batu Meter Kubik

SKh-2.10.b.(9).a Perbaikan pipa cucuran dan

drainase baja diameter ….. mm

Meter panjang

SKh-2.10.b.(9).b Perbaikan pipa cucuran dan

drainase PVC diameter ….. mm

Meter panjang

SKh-2.10.b.(10) Perbaikan sambungan siar muai Meter panjang

SKh-2.10.b.(11) Perbaikan sandaran Meter panjang