KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor...

82
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA i

Transcript of KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor...

Page 1: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

i

Page 2: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Buku

Kumpulan Peraturan KUR Tahun 2018 ini dapat disusun tepat waktu.

Buku ini berisi kumpulan peraturan yang dikeluarkan oleh Komite

Kebijakan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan Program Kredit

Usaha Rakyat mulai tahun 2018. Peraturan tersebut merupakan

payung hukum bagi Komite Kebijakan, Pedoman Pelaksanaan Program

KUR, serta Tata Cara Pembayaran Subsidi Bunga KUR.

Buku ini diharapkan dapat memberikan dukungan informasi kepada

berbagai pihak baik instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Penyalur KUR, Penjamin

KUR, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan instansi terkait lainnya dalam melaksanakan

kebijakan program KUR.

Semoga buku ini dapat bermanfaat.

Pakai KUR, usaha kecil jadi makmur

Jakarta, 2 Januari 2018

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 3: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.... ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2

BAB II PERATURAN KUR TAHUN 2018 ............................................................ 4

A. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 .................................. 4

B. Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2015................................... 9

C. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11

Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan KUR ......................... 11

D. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Pembayaran Subsidi Bunga untuk KUR ................................. 58

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 4: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

1

Page 5: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih merupakan salah satu

sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti dari kontribusi

UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja serta ekspor yang

cukup besar. Tercatat pada tahun 2013, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB yang terus

meningkat menjadi sebesar 60,34%. Kontribusi sektor UMKM terhadap penyerapan total tenaga

kerja juga tinggi, yaitu sebesar 96,99%. Selain itu, kontribusi sektor UMKM terhadap total

ekspor non migas mencapai 15,68%

Pelaku usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi menempati bagian terbesar dari

seluruh aktivitas ekonomi rakyat Indonesia mulai dari petani, nelayan, peternak, petambang,

pengrajin, pedagang, dan penyedia berbagai jasa. Jumlah UMKM pada tahun 2013 tercatat

mencapai 57,9 juta unit usaha, meningkat dari 52,8 juta unit pada tahun 2009. Jumlah tenaga

kerja yang terlibat dalam UMKM mencapai 114,1 juta orang pada tahun 2013 meningkat dari

96,2 juta orang pada tahun 2009.

Selain sumbangsih yang besar terhadap perekonomian Indonesia, UMKM juga

merupakan salah satu solusi untuk mengurangi ketimpangan maupun kesenjangan pendapatan

masyarakat Indonesia, karena sektor ini mempunyai ketahanan ekonomi yang tinggi. Hal ini

yang mendorong pemerintah untuk terus menciptakan dan mendukung program

pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan.

Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan UMKM kepada

lembaga keuangan dengan pola penjaminan adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan

pada November 2007. Dalam perkembangannya, KUR skema subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP)

sejak November 2007 sampai dengan 31 Desember 2014 telah disalurkan sebesar Rp. 178,85

triliun. Sedangkan kebijakan KUR baru yaitu dengan skema subsidi bunga yang diluncurkan sejak

14 Agustus 2015 sampai dengan 31 Desember 2017 telah tersalurkan sebesar 213,88 triliun.

Untuk tahun 2017 saja, jumlah kredit yang disalurkan adalah sebesar Rp 96,7 triliun kepada 4

juta debitur, dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) sangat kecil, yaitu 0,3%.

Arah kebijakan di bidang UMKM dan koperasi dalam periode 2015-2019 adalah

meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 6: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

2

berkelanjutan dengan skala yang lebih besar (“naik kelas”) dalam rangka mendukung

kemandirian perekonomian nasional. Strategi pembangunan yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikut: 1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia, 2) Peningkatan akses

pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan, 3) Peningkatan nilai tambah produk dan

jangkauan pemasaran, 4) Penguatan kelembagaan usaha, 5) Peningkatan kemudahan, kepastian

dan perlindungan usaha.

Memperhatikan arah kebijakan peningkatan daya saing UMKM tersebut, Presiden telah

menetapkan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan

bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan

Presiden Nomor 19 Tahun 2015. Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM diketuai oleh

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan beranggotakan para menteri/kepala lembaga

terkait dengan tugas untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan pembiayaan bagi UMKM

termasuk penetapan prioritas bidang usaha, melakukan monitoring dan evaluasi atas

pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi UMKM, dan mengambil langkah-langkah penyelesaian

hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi UMKM.

Pada akhir tahun 2017, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2018. Dalam

peraturan tersebut, terdapat 12 ketentuan baru yaitu terkait penurunan suku bunga, kelompok

usaha sebagai penerima KUR, skema KUR Khusus, pengaturan minimum porsi penyaluran KUR

ke sektor produksi, skema KUR multisektor, mekanisme pembayaran yarnen, perubahan istilah

KUR Ritel menjadi KUR Kecil, jumlah plafon KUR Mikro untuk sektor produksi, penyaluran KUR

bersamaan dengan kredit lain yang dibolehkan, struktur biaya KUR Penempatan TKI, KUR untuk

masyarakat perbatasan, dan KUR untuk optimalisasi KUBE.

Dengan penetapan plafon maksimal KUR pada tahun 2018 sebesar Rp 120 triliun,

diharapkan dapat memberikan kemudahan pemberian kredit kepada UMKM khususnya di

sektor pertanian, kelautan dan perikanan, industri pengolahan, kontruksi dan sektor jasa

produksi, serta penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Page 7: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

3

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Buku Kumpulan Peraturan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2018 bertujuan:

1. Memperluas dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan KUR agar sesuai dengan

pengaturan yang diamanatkan dalam Keputusan Presiden tentang Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

2. Meningkatkan efektivitas sinergi dan kerjasama pelaksanaan KUR oleh

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha.

3. Sebagai pedoman/petunjuk pelaksanaan bagi masing-masing pihak yang terkait dengan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pengawasan program KUR.

4. Menyediakan informasi penting terkait pelaksanaan program KUR.

5. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program KUR.

6. Sebagai dokumen tertulis kepada berbagai pihak yang membutuhkan.

7. Sebagai referensi pelaksanaan kredit program pemerintah di waktu mendatang.

Page 8: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

4

Page 9: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

5

Page 10: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

4

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2015

TENTANG

KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan

menengah, perlu mengembangkan akses pembiayaan dari perbankan dan

lembaga keuangan bukan bank bagi usaha mikro, kecil, dan menengah;

b. bahwa untuk menyinergikan kebijakan atas pengembangan akses

pembiayaan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk

komite kebijakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Komite

Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.

Pasal 1

(1) Membentuk Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, yang selanjutnya disebut Komite Kebijakan.

(2) Komite Kebijakan berkedudukan dan bertanggungjawab kepada

Presiden.

Pasal 2

(1) Komite Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, mempunyai

tugas sebagai berikut:

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 11: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

5

a. merumuskan dan menetapkan kebijakan pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah, termasuk penetapan prioritas

bidang usaha;

b. melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan

pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

c. mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan dan

permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Pasal 3

Susunan keanggotaan Komite Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

1, terdiri dari:

Ketua : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

Anggota : 1. Menteri Keuangan;

2. Menteri Dalam Negeri;

3. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah;

4. Menteri Perindustrian;

5. Menteri Perdagangan;

6. Menteri Pertanian;

7. Menteri Kelautan dan Perikanan;

8. Menteri Tenaga Kerja;

9. Menteri Badan Usaha Milik Negara;

10. Sekretaris Kabinet;

11. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan;

12. Kepala Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

Sekretaris : Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan

Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian.

Pasal 4

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaan kebijakan pembiayaan

bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Page 12: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

6

diatur dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan.

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Komite

Kebijakan:

a. berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan; dan

b. dapat melibatkan dan bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan

pemerintah daerah, serta pihak lain yang dianggap perlu.

Pasal 6

(1) Untuk membantu pelaksanaan tugas Komite Kebijakan, dibentuk Tim

Pelaksana.

(2) Susunan keanggotaan, tugas, dan tata kerja Tim Pelaksana

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan.

Pasal 7

(1) Untuk memberikan dukungan pelaksanaan tugas Komite Kebijakan,

dibentuk Sekretariat Komite Kebijakan.

(2) Sekretariat Komite Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan secara fungsional oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi

Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Pasal 8

Ketentuan mengenai imbal jasa penjaminan untuk pelaksanaan kebijakan

pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, diatur dengan

Peraturan Menteri Keuangan dengan memperhatikan kebijakan yang

ditetapkan oleh Komite Kebijakan.

Pasal 9

Komite Kebijakan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Presiden

paling kurang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila

diperlukan.

Page 13: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

7

Pasal 10

Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Komite Kebijakan

dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Anggaran

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Pasal 11

Keputusan Presiden ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 7 Mei 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Page 14: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

8

Page 15: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

9

Page 16: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

9

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2015

TENTANG

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan pengembangan akses pembiayaan untuk

meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, perlu

dilakukan perubahan pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,

perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Perubahan Atas

Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan

Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.

Pasal I

Ketentuan Pasal 8 dalam Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang

Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

diubah, sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

Ketentuan mengenai imbal jasa penjaminan, subsidi bunga, dan fasilitas

lainnya untuk pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil,

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 17: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

10

dan Menengah, diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan

memperhatikan kebijakan yang ditetapkan oleh Komite Kebijakan.

Pasal II

Keputusan Presiden ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 15 Juli 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Page 18: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

11

Page 19: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

12

Page 20: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

11

SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA

MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Keputusan Presiden

Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan

Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, telah ditetapkan

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat;

b. bahwa untuk meningkatkan dan memperluas pelaksanaan penyaluran

Kredit Usaha Rakyat serta mendorong pertumbuhan ekonomi

khususnya di Sektor Produksi seperti pertanian, perikanan, industri

pengolahan, konstruksi, dan jasa produksi, perlu diatur kembali

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tentang

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat;

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 21: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

12

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 8);

2. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 9);

3. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 768);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini

yang dimaksud dengan:

1. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah

kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur

individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang

produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau

agunan tambahan belum cukup.

2. Lembaga Keuangan adalah lembaga keuangan yang berdasarkan

prinsip konvensional maupun syariah yang diawasi oleh Otoritas Jasa

Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang jasa keuangan.

3. Koperasi adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan/atau Koperasi

Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang diawasi oleh

Page 22: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

13

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian.

4. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan atas pemenuhan

kewajiban finansial debitur KUR oleh penjamin KUR baik berdasarkan

prinsip konvensional maupun syariah.

5. Penjamin KUR adalah perusahan penjaminan dan perusahaan lain

yang ditunjuk untuk memberikan penjaminan KUR.

6. Suku Bunga/Marjin adalah tingkat bunga/marjin yang dikenakan

dalam pemberian KUR.

7. Penyalur KUR adalah Lembaga Keuangan atau Koperasi yang ditunjuk

untuk menyalurkan KUR.

8. Subsidi Bunga/Subsidi Marjin adalah selisih antara tingkat

bunga/marjin yang diterima oleh Penyalur KUR dengan tingkat

bunga/marjin yang dibebankan kepada penerima KUR.

9. Penerima KUR adalah individu/perseorangan baik sendiri-sendiri

maupun dalam Kelompok Usaha atau badan usaha yang melakukan

usaha yang produktif.

10. Marjin untuk Akad Murabahah yang selanjutnya disebut Marjin

adalah besaran keuntungan atau istilah lain sesuai akad syariah yaitu

imbalan bagi hasil atau lainnya yang ditetapkan dalam rangka

pemberian KUR syariah.

11. Kelompok Usaha adalah kumpulan pelaku usaha yang dibentuk

berdasarkan kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumber daya, tempat) dan/atau keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

12. Sektor Produksi adalah sektor ekonomi yang menghasilkan barang

dan/atau jasa.

Pasal 2

Pelaksanaan KUR bertujuan untuk:

a. meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha

produktif;

b. meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan

menengah; dan

c. mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Page 23: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

14

BAB II

PELAKSANAAN KUR

Bagian Kesatu

Penerima KUR

Pasal 3

(1) Penerima KUR terdiri dari:

a. usaha mikro, kecil, dan menengah;

b. calon tenaga kerja indonesia yang akan bekerja di luar negeri;

c. calon pekerja magang di luar negeri;

d. anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan

tetap atau bekerja sebagai tenaga kerja indonesia;

e. tenaga kerja indonesia yang purna bekerja di luar negeri;

f. pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja;

g. usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah perbatasan

dengan negara lain; dan/atau

h. Kelompok Usaha seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE),

Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan), dan

kelompok usaha lainnya.

(2) Persyaratan Penerima KUR yang berupa Kelompok Usaha

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:

a. terdiri atas seluruh anggota yang memiliki usaha produktif dan

layak, dan/atau diperbolehkan beberapa anggota merupakan

pelaku usaha pemula;

b. dalam hal anggota Kelompok Usaha terdapat pelaku usaha

pemula maka harus memiliki surat rekomendasi pengajuan

kredit/pembiayaan dari ketua Kelompok Usaha;

c. kegiatan usaha dapat dilakukan secara mandiri dan/atau

bekerja sama dengan mitra usaha;

d. kegiatan Kelompok Usaha dilaksanakan untuk meningkatkan

dan mengembangkan usaha anggotanya;

e. Kelompok Usaha telah memiliki surat keterangan Kelompok

Usaha yang diterbitkan oleh dinas/ instansi terkait dan/atau

surat keterangan lainnya;

Page 24: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

15

f. pengajuan permohonan kredit/pembiayaan dilakukan oleh

Kelompok Usaha melalui ketua Kelompok Usaha dengan jumlah

pengajuan berdasarkan plafon kredit/pembiayaan yang

diajukan oleh masing-masing anggota Kelompok Usaha;

g. perjanjian kredit/pembiayaan untuk Kelompok Usaha dilakukan

oleh masing-masing individu anggota Kelompok Usaha dengan

Penyalur KUR;

h. dalam hal hasil penilaian Penyalur atas pengajuan

kredit/pembiayaan yang dilakukan oleh Kelompok Usaha

membutuhkan agunan tambahan maka Kelompok Usaha dapat

memberikan agunan tambahan kolektif yang bersumber dari

aset Kelompok Usaha itu sendiri atau aset dari sebagian anggota

Kelompok Usaha yang dapat dipertanggungjawabkan melalui

mekanisme tanggung renteng;

i. dalam hal terdapat kegagalan pembayaran angsuran

kredit/pembiayaan maka ketua Kelompok Usaha mengoordinir

pelaksanaan mekanisme tanggung renteng antar anggota

Kelompok Usaha.

(3) Usaha produktif dan layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

a tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah ini.

Bagian Kedua

Penyalur KUR

Pasal 4

(1) Penyalur KUR terdiri atas Lembaga Keuangan atau Koperasi.

(2) Persyaratan Penyalur KUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sebagai berikut:

a. sehat dan berkinerja baik;

b. melakukan kerja sama dengan perusahaan Penjamin dalam

penyaluran KUR; dan

c. memiliki online system data KUR dengan Sistem Informasi

Kredit Program (SIKP).

Page 25: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

16

Pasal 5

(1) Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

yang berminat sebagai Penyalur KUR wajib:

a. mengajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a;

b. melakukan kerja sama dengan Penjamin KUR untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b yang dibuktikan dengan

perjanjian kerja sama antara Penyalur dan Penjamin;

c. mengajukan kepada Kementerian Keuangan untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c; dan

d. melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan kuasa

pengguna anggaran setelah memenuhi semua persyaratan

sebagai Penyalur KUR.

(2) Pengajuan pemenuhan persyaratan kepada Kementerian Keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c hanya dapat dilakukan

apabila Lembaga Keuangan telah ditetapkan memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a oleh Otoritas

Jasa Keuangan.

(3) Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan pengajuan dari Lembaga

Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menetapkan

Lembaga Keuangan telah memenuhi atau tidak memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a.

(4) Penetapan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) disampaikan kepada Lembaga Keuangan bersangkutan, Komite

Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Kementerian Keuangan, dan kuasa pengguna anggaran KUR.

(5) Kementerian Keuangan berdasarkan pengajuan dari Lembaga

Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, menetapkan

Lembaga Keuangan telah memenuhi atau tidak memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c.

(6) Penetapan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) disampaikan kepada Lembaga Keuangan bersangkutan, Komite

Page 26: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

17

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Otoritas Jasa Keuangan, dan kuasa pengguna anggaran KUR.

(7) Otoritas Jasa Keuangan melakukan penilaian berkala kepada Lembaga

Keuangan yang telah ditetapkan sebagai Penyalur KUR atas kesehatan

dan kinerja Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (2) huruf a.

(8) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Otoritas

Jasa Keuangan dapat menetapkan Lembaga Keuangan tidak layak atau

kinerjanya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dan hasil penetapan tersebut

disampaikan kepada Lembaga Keuangan bersangkutan, Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Kementerian Keuangan, serta kuasa pengguna anggaran.

(9) Lembaga Keuangan yang dinyatakan tidak layak sebagaimana

dimaksud pada ayat (8), diberhentikan sebagai Penyalur KUR.

(10) Lembaga Keuangan yang telah berhenti sebagai Penyalur KUR

sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dapat mengajukan kembali

sebagai Penyalur KUR dengan memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

Pasal 6

(1) Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) yang berminat

sebagai penyalur KUR wajib:

a. mengajukan permohonan kepada Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah untuk dapat dinyatakan memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf

a;

b. melakukan kerja sama dengan Penjamin KUR untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b yang dibuktikan dengan

perjanjian kerja sama antara Penyalur dan Penjamin;

c. mengajukan kepada Kementerian Keuangan untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c; dan

Page 27: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

18

d. melakukan perjanjian kerja sama pembiayaan dengan kuasa

pengguna anggaran setelah memenuhi semua persyaratan

sebagai Penyalur KUR.

(2) Pengajuan pemenuhan persyaratan kepada Kementerian Keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c hanya dapat dilakukan

apabila Koperasi telah ditetapkan memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a oleh

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

(3) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan

pengajuan dari Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

menetapkan Koperasi telah memenuhi atau tidak memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a

setelah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan.

(4) Penetapan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Koperasi

yang bersangkutan, Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah, Kementerian Keuangan, dan kuasa pengguna

anggaran KUR.

(5) Kementerian Keuangan berdasarkan pengajuan dari Koperasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, menetapkan Koperasi

telah memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c.

(6) Penetapan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) disampaikan kepada Koperasi yang bersangkutan, Komite

Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah.

(7) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melakukan

penilaian secara berkala kepada Koperasi yang telah ditetapkan

sebagai Penyalur KUR atas kesehatan dan kinerja Koperasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, yang

berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan.

(8) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (7),

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah setelah

berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan

Koperasi tidak layak atau kinerjanya tidak sesuai dengan persyaratan

Page 28: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

19

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dan hasil

penetapan tersebut disampaikan kepada Koperasi yang bersangkutan,

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, Kementerian Keuangan, serta kuasa pengguna anggaran

KUR.

(9) Koperasi yang dinyatakan tidak layak sebagaimana dimaksud pada

ayat (8) diberhentikan sebagai Penyalur KUR.

(10) Koperasi yang telah berhenti sebagai Penyalur KUR sebagaimana

dimaksud pada ayat (9) dapat mengajukan kembali sebagai Penyalur

KUR dengan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

Pasal 7

(1) Penyaluran KUR oleh Penyalur KUR sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (2) huruf b dapat menggunakan pola linkage yaitu secara

channeling atau executing.

(2) Ketentuan lebih lanjut pola linkage sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Koordinator

Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan

bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini.

Pasal 8

Pendanaan untuk penyaluran KUR oleh Penyalur KUR bersumber dari dana

Lembaga Keuangan Penyalur KUR.

Pasal 9

(1) Penyaluran KUR oleh Penyalur KUR mengacu kepada basis data yang

tercantum dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) yang disusun

oleh Kementerian Keuangan.

(2) SIKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secara bertahap,

yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.

(3) Kementerian Keuangan dalam menyusun SIKP sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mengacu kepada basis data dari kementerian/lembaga

teknis, pemerintah daerah, Penyalur KUR, dan perusahaan Penjamin

KUR.

Page 29: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

20

Bagian Ketiga

Penjamin KUR

Pasal 10

(1) Penjamin KUR terdiri atas perusahaan penjaminan dan perusahaan

lain yang ditunjuk untuk memberikan penjaminan KUR.

(2) Persyaratan Penjamin KUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sebagai berikut:

a. perusahaan yang sehat dan berkinerja baik;

b. melakukan kerja sama dengan Lembaga Keuangan dan/atau

Koperasi dalam penjaminan KUR; dan

c. memiliki online system data KUR dengan Sistem Informasi

Kredit Program (SIKP).

(3) Perusahaan yang berminat sebagai Penjamin KUR:

a. mengajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a;

b. melakukan kerja sama online system dengan Lembaga

Keuangan atau Koperasi yang dibuktikan dengan perjanjian

kerja sama antara Penjamin KUR dan Penyalur KUR; dan

c. mengajukan kepada Kementerian Keuangan untuk dapat

dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf c.

(4) Pengajuan pemenuhan persyaratan kepada Kementerian Keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c hanya dapat dilakukan

apabila perusahaan telah ditetapkan memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a oleh Otoritas Jasa

Keuangan.

(5) Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan pengajuan dari perusahaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a menetapkan

perusahaan telah memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a.

(6) Penetapan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan, Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Kementerian Keuangan, dan kuasa pengguna anggaran KUR.

Page 30: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

21

(7) Kementerian Keuangan berdasarkan pengajuan dari perusahaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c menetapkan perusahaan

telah memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf c.

(8) Penetapan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan, Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Otoritas Jasa Keuangan, dan kuasa pengguna anggaran KUR.

(9) Otoritas Jasa Keuangan melakukan penilaian secara berkala kepada

perusahaan yang telah ditetapkan sebagai Penjamin KUR atas

kesehatan dan kinerja perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a.

(10) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (9), Otoritas

Jasa Keuangan dapat menetapkan perusahaan tidak layak atau

kinerjanya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a dan hasil penetapan tersebut disampaikan

kepada perusahaan yang bersangkutan, Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kementerian

Keuangan, dan kuasa pengguna anggaran KUR.

(11) Perusahaan yang dinyatakan tidak layak atau kinerjanya tidak sesuai

dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (10),

diberhentikan sebagai Penjamin KUR.

(12) Perusahaan yang telah diberhentikan sebagai Penjamin KUR

sebagaimana dimaksud pada ayat (11) dapat mengajukan kembali

sebagai Penjamin KUR dengan memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a.

Pasal 11

(1) Penjamin KUR menjamin KUR berdasarkan perjanjian kerja sama

dengan Penyalur KUR.

(2) Imbal jasa Penjaminan bagi Penjamin KUR berdasarkan hasil

kesepakatan dengan Penyalur KUR.

(3) Imbal jasa Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi

bagian komponen dalam Subsidi Bunga/ Marjin.

Page 31: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

22

Bagian Keempat

Agunan

Pasal 12

(1) Agunan KUR terdiri atas:

a. agunan pokok; dan

b. agunan tambahan.

(2) Agunan pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR.

(3) Agunan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

untuk:

a. KUR mikro dan KUR penempatan tenaga kerja Indonesia tidak

diwajibkan dan tanpa perikatan; dan

b. KUR kecil dan KUR khusus sesuai dengan kebijakan/ penilaian

Penyalur KUR.

Bagian Kelima

Subsidi Bunga/Marjin

Pasal 13

(1) Pemerintah memberikan Subsidi Bunga/Marjin penyaluran KUR

sebesar selisih antara tingkat bunga/marjin yang diterima oleh

Penyalur KUR dengan tingkat bunga/marjin yang dibebankan kepada

Penerima KUR.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran subsidi bunga/marjin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Menteri Keuangan.

Page 32: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

23

BAB III

PENYALURAN KUR

Bagian Kesatu

Jenis Penyaluran KUR

Pasal 14

(1) KUR yang disalurkan oleh Penyalur KUR, terdiri atas:

a. KUR mikro;

b. KUR kecil;

c. KUR penempatan tenaga kerja Indonesia; dan

d. KUR khusus.

(2) Penyaluran KUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan

pada Sektor Produksi yaitu sektor pertanian, perburuan dan

kehutanan, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri

pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor jasa produksi.

(3) Penyaluran KUR pada Sektor Produksi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), wajib memenuhi porsi penyaluran KUR Sektor Produksi

paling sedikit mencapai target porsi penyaluran yang ditetapkan oleh

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dalam forum rapat koordinasi.

(4) Penyalur KUR dapat memberikan kredit/pembiayaan multisektor

kepada calon penerima yang memiliki usaha lebih dari satu sektor

usaha namun dengan porsi pembiayaan paling banyak kepada Sektor

Produksi, dengan menggunakan 1 (satu) akad kredit/pembiayaan.

(5) Pencatatan penyaluran KUR pada sektor usaha yang dominan dibiayai

oleh KUR dilakukan berdasarkan pemberian kredit/pembiayaan

multisektor sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Page 33: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

24

Bagian Kedua

Penyaluran KUR Mikro

Pasal 15

(1) KUR mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a

diberikan kepada Penerima KUR dengan jumlah paling banyak

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) setiap individu.

(2) Suku Bunga/Marjin KUR mikro sebesar 7% (tujuh persen) efektif

pertahun atau disesuaikan dengan Suku Bunga/Marjin flat/anuitas

yang setara.

(3) Jangka waktu KUR mikro:

a. paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan modal

kerja; atau

b. paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi,

dengan grace period sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

(4) Dalam hal skema pembayaran KUR mikro, Penerima KUR dapat

melakukan pembayaran pokok dan Suku Bunga/Marjin KUR mikro

secara angsuran berkala dan/atau pembayaran sekaligus saat jatuh

tempo sesuai dengan kesepakatan antara Penerima KUR dan Penyalur

KUR dengan memerhatikan kebutuhan skema pembiayaan masing–

masing penerima.

(5) Ketentuan jangka waktu terkait perpanjangan, tambahan

kredit/pembiayaan (suplesi), dan restrukturisasi KUR mikro

tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah ini.

Pasal 16

(1) Calon Penerima KUR mikro terdiri atas Penerima KUR sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf d, huruf e, huruf f,

huruf g, dan huruf h.

(2) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(1) huruf a, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h harus mempunyai

usaha produktif dan layak yang telah berjalan paling singkat 6 (enam)

bulan.

Page 34: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

25

(3) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(1) huruf f telah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan telah

memiliki usaha selama paling singkat 3 (tiga) bulan.

(4) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

berupa Kelompok Usaha wajib melengkapi persyaratan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).

(5) KUBE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf h yang

menjalankan usaha untuk semua sektor ekonomi yang dapat dibiayai

KUR, dapat menerima KUR mikro sebagai modal kerja pengembangan

usaha bersama.

(6) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat sedang menerima kredit/pembiayaan yaitu KUR pada penyalur

yang sama, kredit kepemilikan rumah, kredit/leasing kendaraan

bermotor, kartu kredit, dan resi gudang dengan kolektibilitas lancar.

(7) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memiliki surat izin usaha mikro dan kecil yang diterbitkan pemerintah

daerah setempat dan/atau surat izin lainnya.

(8) Calon Penerima KUR mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibuktikan

dengan kartu identitas berupa KTP Elektronik atau Surat Keterangan

Pembuatan KTP Elektronik.

Pasal 17

(1) Calon Penerima KUR mikro yang sedang menerima KUR mikro tetap

dapat memperoleh tambahan kredit/ pembiayaan dengan total

outstanding pinjaman sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta

rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. untuk skema kredit/pembiayaan investasi dengan

kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan modal

kerja dengan kredit/pembiayaan modal kerja diijinkan; dan

b. pemberian kredit/pembiayaan investasi dan kredit/ pembiayaan

modal kerja dapat dilakukan bersamaan dalam KUR mikro.

(2) Calon Penerima KUR mikro dapat menerima KUR mikro Sektor

Produksi paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)

per musim tanam atau satu siklus produksi.

Page 35: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

26

(3) Satu musim tanam atau satu siklus produksi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) yaitu:

a. sektor pertanian satu musim tanam;

b. sektor peternakan satu musim budidaya ternak;

c. sektor perikanan satu musim budidaya dan/atau tangkap ikan;

dan

d. Sektor Produksi lainnya satu siklus produksi sampai dengan

menghasilkan barang dan/atau jasa.

(4) Calon Penerima KUR mikro diluar Sektor Produksi hanya dapat

menerima KUR mikro dengan total akumulasi plafon KUR mikro

termasuk suplesi atau perpanjangan paling banyak Rp100.000.000,00

(seratus juta rupiah) dari Penyalur KUR.

Pasal 18

(1) Penyalur KUR mikro wajib melakukan pengecekan calon penerima

KUR melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau Sistem Layanan

Informasi Keuangan (SLIK).

(2) Dalam hal calon Penerima KUR mikro berdasarkan pengecekan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih memiliki baki debet

kredit/pembiayaan produktif dan kredit/pembiayaan program diluar

KUR yang tercatat pada Sistem Informasi Debitur (SID) atau Sistem

Layanan Informasi Keuangan (SLIK) tetapi yang bersangkutan sudah

melunasi pinjaman, diperlukan surat keterangan lunas/roya dengan

lampiran cetakan rekening dari pemberi kredit/pembiayaan

sebelumnya.

Bagian Ketiga

Penyaluran KUR Kecil

Pasal 19

(1) KUR kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b

diberikan kepada Penerima KUR dengan jumlah diatas

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) setiap individu.

Page 36: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

27

(2) Suku Bunga/Marjin KUR kecil sebesar 7% (tujuh persen) efektif

pertahun atau disesuaikan dengan Suku Bunga/Marjin flat/anuitas

yang setara.

(3) Jangka waktu KUR kecil:

a. paling lama 4 (empat) tahun untuk kredit/ pembiayaan modal

kerja; atau

b. paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi,

dengan grace period sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

(4) Dalam hal skema pembayaran KUR kecil, Penerima KUR dapat

melakukan pembayaran pokok dan Suku Bunga/Marjin KUR kecil

secara angsuran berkala dan/atau pembayaran sekaligus saat jatuh

tempo sesuai dengan kesepakatan antara Penerima KUR dan Penyalur

KUR dengan memerhatikan kebutuhan skema pembiayaan masing-

masing Penerima KUR.

(5) Ketentuan jangka waktu terkait perpanjangan, tambahan

kredit/pembiayaan (suplesi), dan restrukturisasi KUR Kecil tercantum

dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah ini.

Pasal 20

(1) Calon Penerima KUR kecil terdiri atas Penerima KUR sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, huruf d, dan huruf e.

(2) Calon Penerima KUR kecil harus mempunyai usaha produktif dan

layak yang telah berjalan paling singkat 6 (enam) bulan.

(3) Calon Penerima KUR kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

berupa Kelompok Usaha wajib melengkapi persyaratan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).

(4) Calon Penerima KUR kecil dapat sedang menerima kredit/pembiayaan

lainnya yaitu KUR pada penyalur yang sama, kredit kepemilikan

rumah, kredit/leasing kendaraan bermotor, kartu kredit, dan resi

gudang dengan kolektabilitas lancar.

(5) Calon Penerima KUR kecil memiliki surat izin usaha mikro dan kecil

yang diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin

lainnya.

Page 37: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

28

(6) Calon Penerima KUR kecil wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan

(NIK) yang dibuktikan dengan kartu identitas berupa KTP Elektronik

atau Surat Keterangan Pembuatan KTP Elektronik.

(7) Calon Penerima KUR kecil dengan plafon diatas Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah), wajib memiliki NPWP.

Pasal 21

(1) Calon Penerima KUR kecil yang sedang menerima KUR kecil tetap

dapat memperoleh tambahan kredit/ pembiayaan dengan total

outstanding pinjaman sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. untuk skema kredit/pembiayaan investasi dengan

kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan modal

kerja dengan kredit/pembiayaan modal kerja diijinkan; dan

b. pemberian kredit/pembiayaan investasi dan kredit/ pembiayaan

modal kerja dapat dilakukan bersamaan dalam program KUR

Kecil.

(2) Calon Penerima KUR kecil hanya dapat menerima KUR Kecil dengan

total akumulasi plafon KUR kecil termasuk suplesi atau perpanjangan

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dari

Penyalur KUR.

Pasal 22

(1) Penyalur KUR kecil wajib melakukan pengecekan calon penerima KUR

melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau Sistem Layanan Informasi

Keuangan (SLIK).

(2) Dalam hal calon Penerima KUR Kecil berdasarkan pengecekan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih memiliki baki debet

kredit/pembiayaan produktif dan kredit/pembiayaan program diluar

KUR yang tercatat SID atau SLIK tetapi yang bersangkutan sudah

melunasi pinjaman, diperlukan surat keterangan lunas/roya dengan

lampiran cetakan rekening dari pemberi kredit/pembiayaan

sebelumnya.

Page 38: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

29

Bagian Keempat

Penyaluran KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Pasal 23

(1) KUR penempatan tenaga kerja Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c diberikan kepada Penerima KUR

dengan jumlah paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta

rupiah).

(2) Suku Bunga/Marjin KUR penempatan tenaga kerja Indonesia sebesar

7% (tujuh persen) efektif pertahun atau dapat disesuaikan dengan

Suku Bunga/Marjin flat/anuitas yang setara.

(3) Jangka waktu KUR penempatan tenaga kerja Indonesia paling lama

sama dengan masa kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu

paling lama 3 (tiga) tahun.

Pasal 24

Pemerintah memberikan subsidi bunga/marjin dan biaya penagihan

(collection fee) KUR penempatan tenaga kerja Indonesia.

Pasal 25

(1) Calon Penerima KUR penempatan tenaga kerja Indonesia terdiri atas

Penerima KUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b

dan huruf c.

(2) Persyaratan calon Penerima KUR penempatan tenaga kerja Indonesia

sebagai berikut:

a. memiliki perjanjian penempatan tenaga kerja Indonesia yang

ditempatkan oleh Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Swasta (PPTKIS); dan

b. memiliki Perjanjian Kerja dengan pengguna bagi tenaga kerja

Indonesia baik yang ditempatkan oleh Pelaksana Penempatan

Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), Pemerintah atau

Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja secara perseorangan.

(3) Calon Penerima KUR penempatan tenaga kerja Indonesia selain

memiliki persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap

harus memenuhi persyaratan lainnya yang diperlukan untuk

penempatan tenaga kerja Indonesia dan pekerja magang sesuai

Page 39: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

30

dengan ketentuan peraturan kementerian/lembaga yang membina

tenaga kerja.

(4) Calon Penerima KUR penempatan tenaga kerja Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki Nomor Induk

Kependudukan (NIK) yang dibuktikan dengan kartu identitas berupa

KTP Elektronik atau Surat Keterangan Pembuatan KTP Elektronik.

Pasal 26

(1) Besar pinjaman KUR penempatan tenaga kerja Indonesia disesuaikan

dengan struktur biaya (cost stucture) yang ditetapkan oleh

Kementerian Ketenagakerjaan yang mencakup biaya untuk:

a. pengurusan dokumen jati diri;

b. pemeriksaan kesehatan dan psikologi;

c. pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja; dan/atau

d. biaya lain-lain sebagaimana ditetapkan oleh

kementerian/lembaga yang berwenang.

(2) Nilai pinjaman KUR penempatan tenaga kerja Indonesia ditetapkan

berdasarkan hasil analisis kredit/pembiayaan oleh Penyalur KUR.

(3) Dalam hal cost stucture (struktur biaya) tahun berjalan belum

ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Penyalur KUR dapat

menggunakan acuan tahun sebelumnya dan dalam melakukan analisis

kredit/pembiayaan memerhatikan kebijakan Pemerintah dan kondisi

ekonomi tahun berjalan serta perkembangan biaya penempatan yang

berlaku.

Pasal 27

(1) Perjanjian kredit/pembiayaan bagi KUR penempatan tenaga kerja

Indonesia dapat dilakukan bersamaan dengan perjanjian

penempatan.

(2) Tenaga Kerja Indonesia difasilitasi oleh Penyalur KUR untuk membuka

rekening penerimaan gaji di bank koresponden yang akan dimasukkan

ke dalam perjanjian kerja dengan memerhatikan ketentuan hukum

yang berlaku di masing-masing negara penempatan.

(3) Pencairan KUR penempatan tenaga kerja Indonesia dilakukan setelah

tenaga kerja Indonesia mendapatkan kepastian penempatan

terhadap pengguna dan telah memiliki izin kerja di negara tujuan.

Page 40: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

31

Bagian Kelima

Penyaluran KUR Khusus

Pasal 28

(1) KUR khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d

diberikan kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam

bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha untuk komoditas

perkebunan rakyat dan peternakan rakyat serta perikanan rakyat.

(2) KUR khusus diberikan kepada penerima KUR dengan jumlah plafon

diatas Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling

banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) setiap

individu anggota kelompok.

(3) Suku Bunga/Marjin KUR khusus sebesar 7% (tujuh persen) efektif

pertahun atau disesuaikan dengan Suku Bunga/Marjin flat/anuitas

yang setara.

(4) Jangka waktu KUR khusus:

a. paling lama 4 (empat) tahun untuk kredit/ pembiayaan modal

kerja; atau

b. paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi,

dengan grace period sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

(5) Dalam hal skema pembayaran KUR khusus, Penerima KUR dapat

melakukan pembayaran pokok dan Suku Bunga/Marjin KUR khusus

secara angsuran berkala dan/atau pembayaran sekaligus saat jatuh

tempo sesuai dengan kesepakatan antara Penerima KUR dan Penyalur

KUR dengan memerhatikan kebutuhan skema pembiayaan masing-

masing Penerima KUR khusus.

(6) Calon Penerima KUR khusus dapat sedang menerima

kredit/pembiayaan lainnya yaitu berupa KUR pada penyalur yang

sama, kredit kepemilikan rumah, kredit/leasing kendaraan bermotor,

kartu kredit, dan resi gudang dengan kolektabilitas lancar.

(7) Calon Penerima KUR khusus memiliki surat izin usaha mikro dan kecil

yang diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin

lainnya.

(8) Calon Penerima KUR khusus wajib memiliki Nomor Induk

Kependudukan (NIK) yang dibuktikan dengan kartu identitas berupa

KTP Elektronik atau Surat Keterangan Pembuatan KTP Elektronik.

Page 41: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

32

(9) Calon Penerima KUR khusus dengan plafon diatas Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah), wajib memiliki NPWP.

(10) Mekanisme penyaluran kredit/pembiayaan terkait KUR khusus

komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, dan perikanan

rakyat, serta ketentuan jangka waktu terkait perpanjangan, tambahan

kredit/pembiayaan (suplesi), dan restrukturisasi KUR Khusus

tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah ini.

BAB IV

PELAPORAN

Pasal 29

(1) Penyalur KUR wajib melaporkan pelaksanaan penyaluran KUR kepada

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah secara berkala setiap bulan, paling lama tanggal 10

(sepuluh) bulan berikutnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh

kantor pusat penyalur KUR melalui Sistem Informasi Kredit Program

(SIKP).

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga disampaikan

secara tertulis kepada Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah melalui Deputi Bidang Koordinasi

Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian dengan format laporan tercantum dalam Lampiran V,

Lampiran VI, Lampiran VII, dan Lampiran VIII yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah ini.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditembuskan kepada

Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan dan

Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah.

Page 42: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

33

(5) Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dapat meminta laporan tambahan kepada Penyalur KUR

dalam hal data/informasi yang diperlukan tidak tersedia dalam Sistem

Informasi Kredit Program (SIKP).

BAB V

PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN EVALUASI

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal 30

(1) Kementerian/lembaga teknis dan pemerintah daerah melakukan

pembinaan teknis pelaksanaan KUR.

(2) Pembinaan oleh kementerian/lembaga teknis meliputi:

a. menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan

menerima Penjaminan KUR;

b. melakukan upload data calon Penerima KUR potensial untuk

dapat dibiayai KUR ke dalam Sistem Informasi Kredit Program

(SIKP);

c. mengidentifikasi data calon Penerima KUR yang di upload oleh

Penyalur KUR dan perusahaan penjamin, sesuai dengan sektor

masing-masing ke dalam Sistem Informasi Kredit Program

(SIKP);

d. melakukan pembinaan dan pendampingan usaha baik yang

sedang menerima KUR maupun yang belum menerima KUR di

sektornya masing-masing; dan

e. memfasilitasi hubungan antara debitur dengan pihak lainnya

yang memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran

usaha.

(3) Pembinaan oleh pemerintah daerah melalui:

a. melakukan upload data calon Penerima KUR potensial untuk

dapat dibiayai KUR ke dalam SIKP dengan penanggung jawab

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

Page 43: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

34

b. mengidentifikasi data calon Penerima KUR yang di upload oleh

Penyalur KUR dan perusahaan penjamin, sesuai dengan wilayah

masing-masing ke dalam SIKP; dan

c. mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

untuk keperluan pengembangan dan pendampingan usaha

Penerima KUR di masing-masing wilayah.

(4) Penetapan cost structure (struktur biaya) di masing-masing sektor

Penerima KUR, Penyalur KUR dapat mengacu pada petunjuk teknis

penyaluran yang dikeluarkan oleh kementerian teknis dan/atau

disepakati oleh para pihak.

(5) Dalam hal pembinaan pelaksanaan KUR Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia:

a. Kementerian Ketenagakerjaan:

1. menerbitkan ketentuan struktur biaya (cost structure)

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia;

2. mengawasi kinerja Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Swasta (PPTKIS) yang bekerja sama dengan

Penyalur KUR; dan

3. menerbitkan daftar Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Swasta (PPTKIS) yang berkinerja baik untuk menjadi

referensi Penyalur KUR;

b. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia:

1. memfasilitasi pelatihan keuangan kepada Tenaga Kerja

Indonesia dan keluarganya melalui kerja sama antar

kementerian/lembaga dan industri keuangan;

2. melakukan sosialisasi penyaluran KUR Penempatan

Tenaga Kerja Indonesia kepada para pihak terkait; dan

3. memfasilitasi kerja sama Penyalur KUR dan PPTKIS dengan

mitra kerja di negara penempatan debitur KUR

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.

Page 44: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

35

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal 31

(1) Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah melakukan pengawasan atas pelaksanaan KUR sebagai

tindakan yang bersifat preventif.

(2) Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan kinerja

KUR paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

Pasal 32

(1) Dalam rangka efektivitas pengawasan pelaksanaan KUR, dibentuk

Forum Koordinasi Pengawasan KUR yang selanjutnya disebut Forum

Pengawasan.

(2) Forum Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

beranggotakan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(selaku koordinator), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian

Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian,

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perdagangan, Kementerian

BUMN, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan.

(3) Forum Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

melibatkan kementerian/lembaga teknis lainnya dan/atau Satuan

Kerja Audit Internal (SKAI) Penyalur KUR dan Penjamin KUR.

(4) Forum Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan

rapat paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk membahas

pengawasan pelaksanaan KUR pada bulan Juni dan bulan Desember.

(5) Simpulan dan keputusan Rapat Forum Pengawasan disampaikan

secara tertulis kepada Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah.

(6) Forum Pengawasan menyusun ruang lingkup, uraian pekerjaan dan

tata tertib penyelenggaraan Forum Koordinasi Pengawasan KUR.

Page 45: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

36

Pasal 33

(1) Dalam hal laporan forum pengawasan mengindikasikan adanya

penyimpangan yang material, Komite Kebijakan Pembiayaan bagi

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menugaskan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan pengawasan tujuan

tertentu yang berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan.

(2) Kriteria pengawasan tujuan tertentu tersebut sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dituangkan dalam kerangka acuan.

Bagian Ketiga

Evaluasi

Pasal 34

Tingkat keberhasilan pelaksanaan KUR dinilai dari indikator jumlah plafon

KUR yang disalurkan, tingkat kredit/pembiayaan bermasalah (Non

Performing Loan/NPL atau Non Performing Financing/NPF), jumlah debitur

yang menerima KUR, dan jumlah debitur berhasil mengalami graduasi.

Pasal 35

(1) Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan,

menghentikan penyaluran KUR dalam hal Penyalur KUR memiliki

tingkat kredit/pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di

atas 5% (lima persen) selama 6 (enam) bulan secara berturut-turut.

(2) Penghentian penyaluran KUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan secara tertulis kepada Penyalur KUR dengan tembusan

kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(3) Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dapat memberikan persetujuan kembali kepada Penyalur

KUR untuk menyalurkan KUR yang dihentikan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dalam hal tingkat kredit/pembiayaan bermasalah (Non

Performing Loan/NPL) penyalur KUR telah menurun menjadi di bawah

5% (lima persen) selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dan

mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan.

Page 46: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

37

Pasal 36

(1) Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dan/atau Otoritas Jasa Keuangan memberikan teguran

tertulis kepada Penyalur KUR yang melakukan tindakan tidak sesuai

dengan ketentuan Pedoman Pelaksanaan KUR.

(2) Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak

ditindaklanjuti dalam waktu 2 (dua) bulan, Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat

menghentikan kepesertaan Penyalur KUR.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 37

(1) Penyalur KUR, Penjamin KUR, kementerian/lembaga teknis dan

Otoritas Jasa Keuangan menyusun petunjuk teknis penyaluran

dan/atau pengawasan KUR.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi capaian

plafon sektoral, capaian plafon bank atau Lembaga Keuangan

nonbank, serta kepatuhan terhadap ketentuan Pedoman Pelaksanaan

KUR.

(3) Penyalur KUR yang tidak mencapai target plafon penyaluran KUR di

Sektor Produksi sebagaimana ditetapkan pada forum rapat koordinasi

Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, akan diberikan pembinaan/sanksi sesuai yang ditetapkan

oleh Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah.

Pasal 38

(1) Penyalur KUR sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 170

Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat Mikro dan

Perusahaan Penjamin Kredit Usaha Rakyat Mikro dinyatakan sebagai

Penyalur KUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Page 47: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

38

(2) Perusahaan penjamin sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor

170 Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat Mikro

dan Perusahaan Penjamin Kredit Usaha Rakyat Mikro dinyatakan

sebagai Penjamin KUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 39

(1) Segala perjanjian kerja sama yang telah dilakukan oleh Penyalur KUR

dan perusahaan penjamin sebelum berlakunya Peraturan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini tetap berlaku

serta mengikat para pihak sampai perjanjian kerja sama berakhir.

(2) Perpanjangan, suplesi, dan restrukturisasi atas KUR yang telah

disalurkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah ini mengikuti ketentuan yang diatur

dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kredit Usaha Rakyat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kredit Usaha Rakyat.

(3) Perpanjangan, suplesi, dan restrukturisasi atas KUR yang telah

disalurkan berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman

Page 48: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

39

Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kredit Usaha Rakyat tetap mengikat para pihak sampai masa

berlakunya perjanjian kredit berakhir.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 40

Pada saat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah ini mulai berlaku, penggunaan istilah KUR Kecil sebagai

pengganti istilah KUR Ritel yang berakibat hukum terhadap pengaturan KUR

Ritel berlaku untuk KUR Kecil.

Pasal 41

Pada saat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 105 Tahun 2016 tentang Penetapan

Perusahaan Penjamin Kredit Usaha Rakyat dinyatakan masih tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 49: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

40

Pasal 42

Pada saat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1604) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015

tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 1701) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini mulai

berlaku pada tanggal 1 Januari 2018.

Page 50: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

41

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Desember 2017

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 15 Desember 2017

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1794

Page 51: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

42

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

RINCIAN USAHA PRODUKTIF DAN LAYAK PER SEKTOR EKONOMI

I. Sektor yang dibiayai KUR Mikro, KUR Kecil, dan KUR Penempatan TKI (mengacu pada

Laporan Bank Umum 19 sektor ekonomi)

1. Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan:

Seluruh usaha di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (sektor 1), termasuk

tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan).

2. Sektor Kelautan dan Perikanan:

Seluruh usaha di sektor kelautan dan perikanan (sektor 2), termasuk penangkapan

dan pembudidayaan ikan).

3. Sektor Industri Pengolahan:

Seluruh usaha di sektor Industri Pengolahan (sektor 4), termasuk industri kreatif di

bidang periklanan, fesyen, film, animasi, video, dan alat mesin pendukung kegiatan

ketahanan pangan.

4. Sektor Konstruksi:

Seluruh usaha di sektor Konstruksi (sektor 6), termasuk konstruksi perumahan,

konstruksi gedung, bangunan perairan, dll.

5. Sektor Perdagangan:

Seluruh usaha di sektor perdagangan besar dan eceran (sektor 7), termasuk kuliner

dan pedagang eceran.

6. Jasa Produksi:

Seluruh usaha: sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan (sektor 8),

sektor transportasi – pergudangan - dan komunikasi (sektor 9), sektor real estate -

usaha persewaan - jasa perusahaan (sektor 11), sektor jasa pendidikan (sektor 13),

sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (sektor 14), sektor jasa kemasyarakatan –

sosial budaya – hiburan – perorangan lainnya (sektor 15).

Page 52: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

43

II. Sektor yang dibiayai KUR Khusus (mengacu pada Laporan Bank Umum 19 sektor ekonomi)

adalah Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (sektor 1) dan sektor kelautan dan

perikanan (sektor 2), untuk usaha:

a. Perkebunan Rakyat, khususnya untuk pembiayaan peremajaan, dengan komoditas

seperti: kelapa sawit, karet, cengkeh, kelapa, kakao, kopi, teh, pala, lada, tebu, dan

tembakau.

b. Peternakan Rakyat, khususnya untuk usaha penggemukan ternak dan ternak perah.

c. Komoditas Perikanan Rakyat, akan diatur lebih lanjut oleh Kementerian Teknis

sepanjang sesuai dengan ketentuan KUR yang berlaku.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 53: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

44

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

POLA PENYALURAN KUR MELALUI LEMBAGA LINKAGE

Ketentuan Umum KUR melalui Lembaga Linkage yaitu:

a. Lembaga Linkage adalah lembaga berbadan hukum yang dapat menerus-pinjamkan KUR

dari Penyalur KUR kepada Penerima KUR berdasarkan perjanjian kerja sama. Lembaga

Linkage meliputi Koperasi atau koperasi simpan pinjam atau koperasi simpan pinjam

pembiayaan syariah sekunder, koperasi atau koperasi simpan pinjam atau koperasi

simpan pinjam pembiayaan syariah primer, bank perkreditan rakyat/bank pembiayaan

rakyat syariah, perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan

mikro pola konvensional atau syariah, lembaga keuangan bukan bank lainnya termasuk

fintech, dan kelompok usaha.

b. Penyalur KUR meng-upload data calon penerima KUR yang diberikan oleh lembaga linkage

ke Sistem Informasi Kredit Program (SIKP).

c. Perusahaan Penjamin menerbitkan Sertifikat Penjaminan atas nama UMKM Penerima KUR

yang telah diberikan penyaluran kredit/pembiayaan.

d. Suku bunga/marjin dari lembaga linkage kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

ditetapkan paling tinggi sebesar 7% (tujuh persen) efektif pertahun untuk KUR Mikro, KUR

Kecil, KUR Penempatan TKI, dan KUR Khusus.

e. Kementerian/lembaga teknis dan/atau pemerintah daerah dapat melakukan identifikasi

data calon penerima KUR di sektor dan/atau wilayah masing-masing yang diajukan oleh

Lembaga Linkage yang di-upload oleh Penyalur KUR dan penjamin KUR namun tidak

mempengaruhi proses penyaluran KUR.

f. Lembaga Linkage yang sedang memperoleh kredit/pembiayaan dari perbankan tetap

diperbolehkan menyalurkan KUR.

g. Jumlah KUR yang disalurkan oleh Penyalur KUR adalah sesuai dengan daftar nominatif

calon debitur yang diajukan oleh Lembaga Linkage.

Page 54: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

45

h. Plafon, suku bunga/marjin dan jangka waktu KUR melalui Lembaga Linkage kepada debitur

mengikuti ketentuan KUR.

i. Pengaturan lebih lanjut terkait penyaluran KUR melalui Lembaga Linkage dengan pola

channelling atau pola executing sesuai kesepakatan Penyalur KUR dengan Lembaga

Linkage.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 55: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

46

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

JANGKA WAKTU, PERPANJANGAN, SUPLESI, DAN RESTRUKTURISASI

1. Jangka waktu, Perpanjangan, Tambahan Kredit/Pembiayaan (Suplesi), dan Restrukturisasi

KUR Mikro ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, jangka waktu

sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat (3) khusus untuk kredit/pembiayaan modal

kerja dapat diperpanjang menjadi maksimal 4 (empat) tahun dan untuk

kredit/pembiayaan investasi dapat diperpanjang menjadi maksimal 7 (tujuh) tahun

terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal dengan grace period

sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

b. Calon Penerima KUR Mikro dapat menerima KUR Mikro sektor produksi paling

banyak sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per musim tanam atau

1 (satu) siklus produksi.

c. Satu musim tanam atau satu siklus produksi sebagaimana dimaksud pada butir b

adalah untuk sektor pertanian 1 (satu) musim tanam; sektor peternakan 1 (satu)

musim budidaya ternak; sektor perikanan 1 (satu) musim budidaya dan/atau

tangkap ikan; sektor produksi lainnya 1 (satu) siklus produksi sampai dengan

menghasilkan barang dan/atau jasa.

d. Calon penerima KUR Mikro diluar sektor produksi hanya dapat menerima KUR Mikro

dengan total akumulasi plafon KUR Mikro termasuk suplesi atau perpanjangan

paling banyak sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dari Penyalur KUR.

e. Penerima KUR Mikro yang bermasalah dimungkinkan untuk direstrukturisasi sesuai

ketentuan yang berlaku di penyalur KUR, dengan ketentuan diperbolehkan

penambahan plafon pinjaman KUR Mikro sesuai dengan pertimbangan penyalur

KUR masing-masing.

Page 56: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

47

2. Jangka waktu, Perpanjangan, Tambahan Kredit/Pembiayaan (Suplesi), dan Restrukturisasi

KUR Kecil ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu

sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (3) khusus untuk kredit/pembiayaan modal

kerja dapat diperpanjang menjadi paling lama 5 (lima) tahun dan untuk

kredit/pembiayaan investasi dapat diperpanjang menjadi paling lama 7 (tujuh) tahun

terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal dengan grace period

sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

b. Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) per debitur.

c. Penerima KUR Kecil yang bermasalah dimungkinkan untuk direstrukturisasi sesuai

ketentuan yang berlaku di Penyalur KUR, dengan ketentuan diperbolehkan

penambahan plafon pinjaman KUR Kecil sesuai dengan pertimbangan Penyalur KUR

masing-masing.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 57: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

48

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

POLA PENYALURAN KUR KHUSUS

1. Penyaluran KUR Khusus Perkebunan Rakyat:

a. KUR Khusus untuk komoditas perkebunan rakyat adalah KUR yang diberikan kepada

kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan

mitra usaha untuk komoditas perkebunan rakyat, yang diberikan kepada penerima

KUR dengan jumlah plafon diatas Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan

paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) setiap individu

anggota kelompok.

b. Suku bunga/marjin KUR Khusus Perkebunan Rakyat sebesar 7% (tujuh persen)

efektif pertahun atau disesuaikan dengan suku bunga/marjin flat/anuitas yang

setara.

c. Jangka waktu pemberian subsidi bunga untuk KUR Khusus Perkebunan Rakyat sesuai

dengan jangka waktu KUR yang diterima.

d. Dalam hal skema pembayaran KUR Khusus, maka Penerima KUR dapat melakukan

pembayaran pokok dan bunga/marjin KUR Khusus secara angsuran berkala dan/atau

pembayaran dengan mempertimbangkan jangka waktu kredit dan jangka waktu

subsidi sesuai dengan kesepakatan antara Penerima dan Penyalur KUR dengan

memerhatikan kebutuhan skema pembiayaan masing–masing Penerima.

e. Dalam hal penerima KUR telah mendapatkan dana Badan Pengelola Dana

Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS), maka yang dapat dibiayai dengan KUR hanya

selisih kekurangan dari total pembiayaan peremajaan kelapa sawit dimaksud.

2. Penyaluran KUR Khusus Peternakan Rakyat:

a. KUR Khusus untuk komoditas peternakan rakyat adalah KUR yang diberikan kepada

kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan

mitra usaha untuk komoditas peternakan rakyat, yang diberikan kepada penerima

Page 58: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

49

KUR dengan jumlah plafon diatas Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan

paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) setiap individu

anggota kelompok.

b. Suku bunga/marjin KUR Khusus sebesar 7% (tujuh persen) efektif pertahun atau

disesuaikan dengan suku bunga/marjin flat/anuitas yang setara.

c. Jangka waktu pemberian subsidi bunga untuk KUR Khusus Peternakan Rakyat sesuai

dengan jangka waktu KUR yang diterima.

3. Penyaluran KUR Khusus Perikanan Rakyat:

a. KUR Khusus untuk komoditas perikanan rakyat adalah KUR yang diberikan kepada

kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan

mitra usaha untuk komoditas perikanan rakyat (termasuk pengadaan kapal nelayan),

yang diberikan kepada penerima KUR dengan jumlah plafon diatas Rp25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) setiap individu anggota kelompok.

b. Suku bunga/marjin KUR Khusus sebesar 7% (tujuh persen) efektif pertahun atau

disesuaikan dengan suku bunga/marjin flat/anuitas yang setara.

c. Jangka waktu pemberian subsidi bunga untuk KUR Khusus Perikanan Rakyat sesuai

dengan jangka waktu KUR yang diterima.

4. Persyaratan calon penerima KUR Khusus:

a. Calon penerima KUR Khusus adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,

huruf d, dan huruf e.

b. Calon penerima KUR Khusus harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah

berjalan paling kurang 6 (enam) bulan.

c. Calon penerima KUR Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berupa

kelompok usaha wajib melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 ayat (2).

d. Calon penerima KUR Khusus dapat sedang menerima kredit/pembiayaan lainnya

yaitu berupa KUR pada penyalur yang sama, kredit kepemilikan rumah,

kredit/leasing kendaraan bermotor, kartu kredit, dan resi gudang dengan

kolektibilitas lancar.

e. Calon penerima KUR Khusus memiliki surat Izin Usaha Mikro dan Kecil yang

diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin lainnya.

f. Calon penerima KUR Khusus wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang

dibuktikan dengan kartu identitas berupa KTP Elektronik atau Surat Keterangan

Pembuatan KTP Elektronik.

Page 59: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

50

g. Calon penerima KUR Khusus dengan plafon diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah), wajib memiliki NPWP.

5. Jangka waktu, Perpanjangan, Tambahan Kredit/Pembiayaan (Suplesi), dan Restrukturisasi

KUR Khusus ditetapkan sebagai berikut :

a. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu

KUR Khusus untuk kredit/pembiayaan modal kerja dapat diperpanjang menjadi

paling lama 5 (lima) tahun dan untuk kredit/pembiayaan investasi dapat

diperpanjang menjadi paling lama 7 (tujuh) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian

kredit/pembiayaan awal dengan grace period sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

b. Penerima KUR Khusus yang bermasalah dimungkinkan untuk direstrukturisasi sesuai

ketentuan yang berlaku di Penyalur KUR, dengan ketentuan diperbolehkan

penambahan plafon pinjaman KUR Kecil sesuai dengan pertimbangan Penyalur KUR

masing-masing.

c. Calon penerima KUR Khusus yang sedang menerima KUR Khusus tetap dapat

memperoleh tambahan kredit/pembiayaan dengan total outstanding pinjaman

sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) untuk skema kredit/pembiayaan investasi dengan kredit/pembiayaan investasi

dan kredit/pembiayaan modal kerja dengan kredit/pembiayaan modal kerja

diijinkan; dan

2) Pemberian kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan modal kerja

dapat dilakukan bersamaan dalam program KUR Khusus.

d. Calon penerima KUR Khusus hanya dapat menerima KUR Khusus dengan total

akumulasi plafon KUR Khusus termasuk suplesi atau perpanjangan paling banyak

sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dari Penyalur KUR.

6. Penyalur KUR Khusus wajib melakukan pengecekan calon penerima KUR melalui Sistem

Informasi Debitur (SID) atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Page 60: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

51

7. Dalam hal calon penerima KUR Khusus berdasarkan pengecekan sebagaimana dimaksud

pada angka 6 masih memiliki baki debet kredit/pembiayaan produktif dan

kredit/pembiayaan program diluar KUR yang tercatat pada Sistem Informasi Debitur (SID)

atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) tetapi yang bersangkutan sudah melunasi

pinjaman, diperlukan surat keterangan lunas/roya dengan lampiran cetakan rekening dari

pemberi kredit/pembiayaan sebelumnya.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 61: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

52

LAMPIRAN V

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

FORMAT LAPORAN KUR

1. Format laporan sebagai berikut:

a. Realisasi total penyaluran dan baki debet dari KUR, termasuk jumlah debiturnya.

b. Realisasi penyaluran KUR menurut sektor ekonomi, termasuk jumlah debiturnya.

c. Realisasi penyaluran KUR menurut provinsi, termasuk jumlah debiturnya.

d. Realisasi total penyaluran KUR dari Lembaga Linkage kepada debitur menurut pola

channeling dan pola executing, termasuk jumlah Lembaga Linkage dan jumlah

debiturnya.

e. Jumlah Kredit Bermasalah (Non Performing Loan = NPL atau Non Performing

Financing = NPF), termasuk jumlah debitur, sektor ekonomi, dan provinsi.

f. Untuk KUR Penempatan TKI, termasuk realisasi total penyaluran dan jumlah debitur

masing – masing negara tujuan.

2. Laporan sebagaimana dimaksud berisi data posisi akhir bulan dan disampaikan paling

lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

Page 62: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

53

3. Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat meminta

laporan tambahan dari Penyalur KUR dalam hal data/informasi yang diperlukan tidak

tersedia dalam SIKP.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 63: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

54

LAMPIRAN VI

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA

KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

FORMULIR LAPORAN REALISASI PENYALURAN KUR PER PROVINSI

NO PROVINSI

(Nama Penyalur)

Total KUR Mikro KUR Kecil/KUR Khusus KUR Penempatan TKI

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

(Rp juta) (Rp juta) (%)

(Rp juta)

(Rp juta) (%)

(Rp juta) (Rp juta) (%)

(Rp juta) (Rp juta) (%)

1 ACEH

2 SUMATERA UTARA

3 SUMATERA BARAT

4 RIAU

5 JAMBI

6 SUMATERA SELATAN

7 BENGKULU

8 LAMPUNG

9 KEPULAUAN RIAU

10 BANGKA BELITUNG

11 DKI JAKARTA

12 JAWA BARAT

13 JAWA TENGAH

14 D.I. YOGYAKARTA

15 JAWA TIMUR

16 BANTEN

17 BALI

18 NTB

19 NTT

20 KALIMANTAN BARAT

Page 64: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

55

NO PROVINSI

(Nama Penyalur)

Total KUR Mikro KUR Kecil/KUR Khusus KUR Penempatan TKI

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

Plafon Baki

Debet Debitur

NPL/NPF

(Rp juta) (Rp juta) (%)

(Rp juta)

(Rp juta) (%)

(Rp juta) (Rp juta) (%)

(Rp juta) (Rp juta) (%)

21 KALIMANTAN TENGAH

22 KALIMANTAN SELATAN

23 KALIMANTAN TIMUR

24 KALIMANTAN UTARA

25 SULAWESI UTARA

26 SULAWESI TENGAH

27 SULAWESI SELATAN

28 SULAWESI TENGGARA

29 GORONTALO

30 SULAWESI BARAT

31 MALUKU

32 MALUKU UTARA

33 PAPUA BARAT

34 PAPUA

TOTAL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 65: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

56

LAMPIRAN VII

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA

KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

FORMULIR LAPORAN REALISASI PENYALURAN KUR PER SEKTOR

Kode LBU SEKTOR EKONOMI

(Nama Penyalur)

Total KUR Mikro KUR Kecil/KUR Khusus KUR Penempatan TKI

Plafon Baki Debet

Debitur

NPL/ NPF

Plafon Baki Debet

Debitur

NPL/ NPF

Plafon Baki Debet

Debitur

NPL/ NPF

Plafon Baki Debet

Debitur

NPL/ NPF

(Rp juta) (Rp juta)

(%)

(Rp juta) (Rp juta)

(%)

(Rp juta) (Rp juta)

(%)

(Rp juta) (Rp juta)

(%)

PERTANIAN, PERBURUAN, DAN KEHUTANAN

PERIKANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

JASA-JASA*

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 66: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

57

LAMPIRAN VIII

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG

PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

LAPORAN REALISASI PENYALURAN KUR PENEMPATAN TKI PER NEGARA TUJUAN DAN JENIS

LAPANGAN KERJA

NO NEGARA TUJUAN KUR TKI

Plafon (Rp juta) Debitur

1 MALAYSIA

2 BRUNEI DARUSSALAM

3 HONGKONG

4 KOREA

5 SINGAPURA

6 TAIWAN

7 JEPANG

8 LAIN – LAIN

TOTAL - -

NO LAPANGAN KERJA KUR TKI

Plafon (Rp juta) Debitur

1 PEMBANTU RUMAH TANGGA

2 PENJAGA RUMAH

3 KONSTRUKSI

4 PERKEBUNAN

5 PABRIK/MANUFACTURING

6 PERAWAT/JAGA KESEHATAN

7 PERTANIAN

8 PERIKANAN

9 LAIN-LAIN

TOTAL - -

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK

INDONESIA

SELAKU

KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH,

ttd.

DARMIN NASUTION

Page 67: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

58

Page 68: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

59

Page 69: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

58

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 180 /PMK.05/2017

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN

UNTUK KREDIT USAHA RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 8 Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun

2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil,

Dan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Keputusan

Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan

Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, ketentuan

mengenai imbal jasa penjaminan, subsidi bunga dan fasilitas lainnya

untuk pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan

menengah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan;

b. bahwa untuk melaksanakan Pasal 8 Keputusan Presiden Nomor 19

Tahun 2015 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 14

Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro,

Kecil, Dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, telah

ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.05/2016

tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha

Rakyat;

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2018

Page 70: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

59

c. bahwa dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha

Mikro, Kecil, Dan Menengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan

Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit

Usaha Rakyat, terdapat perluasan cakupan penyalur dan skema penyaluran

Kredit Usaha Rakyat melalui skema syariah dengan pemberian fasilitas

subsidi marjin;

d. bahwa untuk mengakomodir perluasan cakupan penyalur dan skema

penyaluran Kredit Usaha Rakyat sebagaimana dimaksud dalam huruf c,

perlu dilakukan pengaturan kembali terhadap tata cara pelaksanaan subsidi

bunga untuk Kredit Usaha Rakyat yang sebelumnya diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha Rakyat;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin Untuk Kredit

Usaha Rakyat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana

Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5178);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5423);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha Rakyat (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251);

Page 71: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

60

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI

BUNGA/SUBSIDI MARJIN UNTUK KREDIT USAHA RAKYAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah

kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur usaha

yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau

agunan tambahan belum cukup.

2. Subsidi Bunga adalah bagian bunga yang menjadi beban Pemerintah

sebesar selisih antara tingkat bunga yang diterima oleh Penyalur KUR

dengan tingkat bunga yang dibebankan kepada Penerima KUR.

3. Subsidi Marjin adalah bagian marjin yang menjadi beban Pemerintah

sebesar selisih antara marjin yang diterima oleh Penyalur KUR dengan

marjin yang dibebankan kepada Penerima KUR dalam skema pembiayaan

syariah.

4. Menteri Keuangan yang selanjutnya disebut Menteri adalah menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.

5. Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat K/L adalah kementerian

negara/lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara.

6. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang

berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada

kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

7. Kuasa Pengguna Anggaran Subsidi Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya

disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung

jawab dari PA untuk menggunakan anggaran dalam rangka pembayaran

subsidi atas KUR.

8. Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang

selanjutnya disebut Komite Kebijakan adalah komite yang dibentuk oleh

Presiden dengan Keputusan Presiden yang diberi kewenangan dalam

memberikan arahan terhadap kebijakan program KUR.

Page 72: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

61

9. Penerima KUR adalah pihak yang memenuhi kriteria untuk menerima KUR

sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan KUR.

10. Penyalur KUR adalah lembaga yang memenuhi persyaratan untuk

menyalurkan KUR sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan KUR.

11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

12. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat

yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi BUN.

13. Baki Debet adalah sisa pokok pinjaman/sisa pokok pembiayaan yang wajib

dibayar kembali oleh Penerima KUR kepada Penyalur KUR.

14. Sistem Informasi Kredit Program yang selanjutnya disingkat SIKP adalah

sistem informasi elektronik yang digunakan untuk menatausahakan dan

menyediakan informasi penyaluran Kredit Program.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman atas pelaksanaan

pemberian Subsidi Bunga/Subsidi Marjin dalam rangka mendukung pelaksanaan

program KUR.

BAB III

KPA DAN PENGALOKASIAN DANA

Pasal 3

(1) Menteri selaku PA atas anggaran belanja subsidi menetapkan pejabat pada

K/L yang membidangi pemberian subsidi atas KUR sebagai KPA.

(2) Dalam menetapkan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri

dapat mempertimbangkan masukan dari Komite Kebijakan.

(3) Penetapan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata

cara pelaksanaan APBN.

Page 73: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

62

Pasal 4

(1) KPA menerbitkan keputusan untuk menetapkan:

a. pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan

dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan

pengeluaran anggaran belanja negara; dan

b. pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pengujian atas

permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.

(2) Salinan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan

kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara mitra kerja

selaku Kuasa Bendahara Umum Negara.

Pasal 5

(1) Dana Subsidi Bunga/Subsidi Marjin dialokasikan dalam APBN.

(2) Setiap awal tahun anggaran, KPA menyusun indikasi kebutuhan dana

Subsidi Bunga/Subsidi Marjin tahun anggaran berikutnya berdasarkan

peraturan perundang-undangan mengenai tata cara perencanaan,

penelaahan, dan penetapan alokasi Bagian Anggaran BUN.

(3) Indikasi kebutuhan dana Subsidi Bunga/Subsidi Marjin sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), disusun dengan mempertimbangkan antara lain:

a. perkiraan Baki Debet KUR pada tahun anggaran berikutnya;

b. plafon penyaluran tahunan KUR yang ditetapkan oleh Komite

Kebijakan untuk masing-masing Penyalur KUR;

c. perkiraan tunggakan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin pada periode

tahun-tahun sebelumnya; dan/atau

d. data/dokumen pendukung lain yang dibutuhkan.

(4) KPA menyampaikan indikasi kebutuhan dana Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

sebagaimana di maksud pada ayat (2) kepada pejabat eselon I di

lingkungan Kementerian Keuangan yang menjalankan fungsi PA atas

anggaran belanja subsidi.

Page 74: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

63

BAB IV

TATA CARA PELAKSANAAN

SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN

Pasal 6

(1) Subsidi Bunga/Subsidi Marjin diberikan melalui skema kerjasama antara

KPA dengan Penyalur KUR yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama.

(2) Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit

memuat:

a. identitas para pihak;

b. hak dan kewajiban para pihak; dan

c. sanksi atas pelanggaran atas hak dan kewajiban para pihak.

Pasal 7

(1) Subsidi Bunga/Subidi Marjin diberikan terhadap KUR yang penyalurannya

sesuai dengan plafon penyaluran tahunan untuk masing-masing Penyalur

KUR.

(2) Dalam hal penyaluran KUR melebihi plafon penyaluran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), terhadap kelebihan penyaluran tersebut tidak

diberikan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin, kecuali ditentukan lain oleh Komite

Kebijakan.

Pasal 8

(1) Besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin ditetapkan dengan Keputusan

Menteri.

(2) Dalam rangka penetapan besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri mempertimbangkan:

a. kebijakan yang ditetapkan oleh Komite Kebijakan;

b. kemampuan pemerintah menyediakan alokasi belanja subsidi;

dan/atau

c. data dan informasi pendukung lainnya.

(3) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit

memuat:

a. besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin per jenis KUR sesuai peraturan

perundang-undangan mengenai pedoman pelaksanaan KUR.

b. mulai berlakunya besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin; dan/atau

c. batas akhir berlakunya besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin pada

Keputusan Menteri sebelumnya.

Page 75: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

64

Pasal 9

(1) Formula Subsidi Bunga/Subsidi Marjin dihitung sebagai berikut:

Besaran Subsidi × Baki Debet × hari bunga/hari marjin 360

(2) Hari bunga atau hari marjin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan jumlah hari dalam satu periode penagihan Subsidi

Bunga/Subsidi Marjin dimana Baki Debet KUR tidak berubah.

(3) Perhitungan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin dilakukan sesuai contoh

sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 10

(1) Subsidi Bunga/Subsidi Marjin diberikan kepada Penerima KUR untuk

mendukung pelaksanaan program KUR.

(2) Subsidi Bunga/Subsidi Marjin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibayarkan oleh KPA mewakili Pemerintah kepada Penyalur KUR.

(3) Untuk memperoleh pembayaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Penyalur KUR mengajukan tagihan

pembayaran kepada KPA.

(4) Pengajuan tagihan pembayaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. diajukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan atau hari

kerja berikutnya dalam hal tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur

atas Baki Debet KUR per akhir bulan sebelumnya; dan

b. disertai dokumen pendukung yang terdiri atas:

1. surat permohonan pembayaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

sesuai contoh tercantum dalam Lampiran huruf B yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini;

2. rincian tagihan Subsidi Bunga/Subsidi Marjin sesuai contoh

tercantum dalam Lampiran huruf C yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

3. kuitansi atau bukti penerimaan pembayaran yang telah

ditandatangani Direksi Penyalur KUR; dan

4. arsip data komputer tagihan yang diunggah ke dalam SIKP.

Page 76: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

65

(5) Kebenaran data dalam dokumen pendukung tagihan pembayaran Subsidi

Bunga/Subsidi Marjin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b,

merupakan tanggung jawab Penyalur KUR.

Pasal 11

(1) KPA melakukan pengujian terhadap dokumen tagihan Subsidi

Bunga/Subsidi Marjin yang diajukan oleh Penyalur KUR.

(2) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kelengkapan dokumen tagihan; dan

b. kebenaran perhitungan tagihan.

(3) Dalam melakukan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPA

dapat menggunakan SIKP.

(4) Dalam hal terdapat ketidak-lengkapan dokumen tagihan dan/atau

kesalahan penghitungan tagihan dalam pengujian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), KPA menunda pembayaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

sampai Penyalur KUR melengkapi dokumen tagihan dan/atau memperbaiki

kesalahan penghitungan tagihan.

(5) Hasil pengujian terhadap dokumen tagihan digunakan sebagai dasar

pembayaran Subsidi Bunga/ Subsidi Marjin.

Pasal 12

(1) KPA menetapkan Standar Prosedur Operasi atas pengujian dan

pembayaran tagihan Subsidi Bunga/ Subsidi Marjin berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam penyusunan Standar Prosedur Operasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), KPA meminta pendapat Aparat Pengawas Intern Pemerintah.

Pasal 13

Tata cara pencairan dana dalam rangka pelaksanaan kegiatan Subsidi

Bunga/Subsidi Marjin mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata

cara pencairan anggaran pendapatan dan belanja negara atas beban bagian

anggaran bendahara umum negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara.

Page 77: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

66

BAB V

AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Pasal 14

KPA menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan belanja

subsidi.

BAB VI

PENGAWASAN

Pasal 15

Pengawasan atas ketepatan pembayaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin

dilaksanakan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan mengenai

pedoman pelaksanaan KUR.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

(1) Untuk KUR yang akad kreditnya ditandatangani sampai dengan tanggal 31

Desember 2015, besaran Subsidi Bunga yang dibayarkan tetap sebesar:

a. kredit mikro 7% (tujuh persen) per tahun;

b. kredit ritel 3% (tiga persen) per tahun; dan

c. kredit tenaga kerja Indonesia 12% (dua belas persen) per tahun,

sampai dengan berakhirnya masa pemberian Subsidi Bunga KUR sesuai

akad kredit antara Penyalur KUR dengan Penerima KUR.

(2) Perjanjian Kerjasama antara KPA dan Penyalur KUR yang telah

ditandatangani sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, harus dilakukan

penyesuaian berdasarkan Peraturan Menteri ini.

Page 78: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

67

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan Pasal 1 sampai dengan

Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.05/2017 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha Rakyat dicabut dan dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 November 2018

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR

Page 79: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

68

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN DAN PENYELESAIAN

IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

A. CONTOH PERHITUNGAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN

Page 80: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

69

B. CONTOH SURAT PERMOHONAN PEMBAYARAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN KREDIT USAHA

RAKYAT

Page 81: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

70

C. CONTOH RINCIAN TAGIHAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN

RINCIAN TAGIHAN SUBSIDI BUNGA/SUBSIDI MARJIN

KREDIT USAHA RAKYAT

(NAMA PENYALUR)

Periode Tagihan : Januari 2017

Jenis KUR : ..................... (diisi jenis KUR sesuai pedoman pelaksanaan KUR, contoh : KUR Mikro,

KUR Penempatan TKI dll.)

No Kode Sektor

Uraian Sektor Nilai Subsidi (Rp)

1 01 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 200.000

2 04 Industri Pengolahan 500.000

3 07 Perdagangan Besar dan Eceran 300.000

dst

Jumlah Tagihan 1.000.000

(diisi nama penyalur KUR)

Direksi

(diisi nama direksi penyalur KUR)

Keterangan : Kode dan uraian sektor mengacu pada referensi yang terdapat dalam SIKP

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

SRI MULYANI INDRAWATI

Page 82: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KUR 2018 rev17012018.pdf · sektor unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. ... UMKM terhadap Produk Domestik

71