kementerian koordinator bidang perekonomian republik indonesia ...
Transcript of kementerian koordinator bidang perekonomian republik indonesia ...
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
JUNI – NOVEMBER 2015
Sesuai dengan
KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2015
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
JUNI 2015
AGENDA KEGIATAN
1. Focus Group Discussion (FGD) Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha 2015 – 2019 dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 1.1. Pendahuluan
FGD dimaksud dilaksanakan sebagai upaya untuk mensukseskan Roadmap
pengembangan Inkubator wirausaha yang sudah disusun setelah disahkannya
Perpres No 27 tgl 11 April 2013.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2015 di Hotel Aston Pasteur
Bandung, Jawa Barat.
1.2. Peserta yang Hadir
FGD dibuka oleh Plh. Deputi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya
Saing KUKM (Bapak Wahyu Utomo). Peserta yang diundang berasal dari perwakilan
inkubator wirausaha di perguruan tinggi dan swasta, pemerhati inkubator wirausaha,
pemerintah daerah dan Kementerian/Lembaga pendukung pengembangan inkubator
wirausaha.
1.3. Susunan Acara
Waktu Program Pemandu
08.00-08.30 Pendaftaran peserta Panitia
08.30-09.40 Pembukaan
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
Sambutan dan Pembukaan secara resmi
Bapak Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi
Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing
KUKM
MC
09.40– 09.50 Coffe break
DISKUSI PANEL
09.50-11.50
11.50– 12.15
Pemaparan Roadmap Pengembangan
Inkubator Wirausaha
Kelompok Kerja Inti Penyusunan Roadmap
1. Bapak Hadi K. Purwadaria-Asosiasi
Inkubator Bisnis Indonesia
Bahasan Roadmap Pengembangan Inkubator
Wirausaha
1. Bapak Dr. Ir I Wayan Budiastra,
Staf Ahli Kemenristek-Dikti
2. Prof Dr-Ing Eko Supriyanto, Ketua
Kelompok Kerja Nasional Komersialisasi
Teknologi Indonesia- BPPT
3. Bapak Ur. I Wayan Dipta, M.Sc, Deputi
Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan
UKM
Tanya Jawab
Moderator :
Asisten Deputi
Pengembangan
Industri Kreatif dan
Industri Strategis
(Bapak Hamdan)
12.15- 13.15 Ishoma Panitia
DISKUSI KELOMPOK Peserta dibagi menjadi
4 kelompok.
13.15– 15.15 Pembukaan sesi diskusi kelompok dan
pembagian kelompok
Narasumber : Asril F.Syamas
Kelompok I : Penumbuhan dan
Pengembangan Inkubator Wirausaha dan
Kaitannya dengan STP
Moderator : Indra
Purnama
Kelompok I dan II
didampingi oleh
Bapak Deva Primadia
Kelompok II: Program Capacity Building
Inkubator Wirausaha dan UKM Peserta
Inkubasi
Kelompok III: Penyediaan Pendanaan bagi
Inkubator Wirausaha dan Modal bagi UKM
Peserta Inkubasi
Kelompok IV: Koordinasi Implementasi
Program Nasional Inkubator Wirausaha dan
Peran Masing-masing Stakeholder
Kelompok III dan IV
didampingi oleh
Bapak Yani Sofyan
15.00-15.15 Istirahat Sholat + Coffe break + pengumpulan
hasil diskusi kelompok (panitia dan
Pendamping Kelompok)
Panitia
15.15-16.15
16.15-17.00
Laporan Hasil Diskusi Kelompok
Diskusi
Asosiasi Inkubator
Bisnis Indonesia
(Bapak Asril F.
Syamas)
17.00-17.10 Penutupan
Sambutan Penutupan
Bapak Hamdan, Asisten Deputi Pengembangan
Industri Kreatif dan Industri Strategis
MC
17.10– 18.30 Penyusunan Laporan Panitia + Pendamping
Kelompok
1.4. Point yang disampaikan
Narasumber : Asosiasi inkubator Bisnis Indonesia ( Hadi K Purwadaria)
Pembahasan :
Roadmap pengembangan inkubasi wirausaha diinisiasi dari Perpres no. 27 tanggal 11 april
2013. Beberapa hal penting berkaitan dengan Roadmap tersebut adalah sebagai berikut:
Inkubator Wirausaha adalah suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses
inkubasi terhadap Peserta Inkubasi (Tenant, Klien Inkubator, atau Inkubati,
selanjutnya disebut Peserta Inkubasi), dan memiliki bangunan fisik untuk ruang
usaha sehari-hari bagi Peserta Inkubasi.
Inkubasi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang
diberikan oleh Inkubator Wirausaha kepada Peserta Inkubasi.
Peserta Inkubasi adalah wirausaha pemula (0-3 tahun) berbasis teknologi yang
menjalani proses inkubasi.
Roadmap pengembangan inkubator tahun 2015-2019 yaitu:
a. Inkubator tumbuh dengan kua dari sisi SDM, fasilitas dan kelembagaan.
b. UKM berbasis teknologi tenant inkubator dapat tumbuh didukung dana
hibah pemerintah dan pemda
c. Jejaring inkubator dalam dan luar negeri berkembang.
d. Awal program pemerintah Science dan Techno Park.
Kebutuhan inkubator bisnis terbagi dalam empat kelompok program :
a. Program Penumbuhan dan Pengembangan inkubator Wirausaha
b. Program Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Inkubator Wirausaha
dan UKM Peserta Inkubasi
c. Program Penyediaan Pendanaan bagi Inkubator Wirausaha dan modal bagi
UKM Peserta Inkubasi
d. Koordinasi Implementasi Program Nasional Pengembangan Inkubator
Wirausaha dan Peran Masing-masing Stakeholder
Peran Kementerian , swasta dan Pemda terhadap pengembangan inkubator
wirausaha:
a. Kemendikbud (Kemenristek-Dikti) : Pendirian Inkubator Wirausaha di
Perguruan Tinggi bersama fasilitas fisik , sarana & prasarana inkubator.
Manajemen operasional inkubator wirausaha. Penyediaan modal inovasi
teknologi dan modal awal UKM Peserta Inkubasi
b. Kemenristek (Kemenristek-Dikti) : Pendirian Inkubator Wirausaha di
Science Techno Park, Hibah Kompetitif Dana Invensi, Modal Awal dan
Produksi Inovatif, serta modal inovasi lanjutan UKM Peserta Inkubasi.
c. Kemkop UKM : Program Capacity Building pengelola dan UKM peserta
Inkubator Wirausaha.
d. Kemenparekraf (BEK) : Pendirian dan pelaksanaan program Inkubator
Wirausaha di bidang Industri Kreatif di daerah.
e. Kemenparekraf (BEK): Pendirian dan pelaksanaan program Inkubator
Wirausaha di bidang Industri Kreatif di daerah.
f. Kemenko Perekonomian : Koordinasi lintas kementerian utk Pengembangan
Inkubator Wirausaha.
g. Kemenakertrans (Kemenaker) : Pendirian dan pelaksanaan program
Inkbuator Wirausaha di lingkup Kemenakertrans, serta Dana Pengembangan
Produk & Produksi UKM Tenant.
h. Pemda : Mendukung permodalan UKM Tenant Inkubator Wirausaha dan
infrastruktur Inkubator Wirausaha.
i. Swasta : Mendirikan inkubator wirausaha, menjadi akselerator dengan
mengelola modal ventura swasta menghasilkan UKM Tenant yang berhasil.
Narasumber : I Wayan Budiastra (Kemenristekdikti )
Pembahasan :
• pengembangan inkubator wirausaha merupakan salah satu program untuk
mendorong komersialisasi/hilirisasi hasil r&d dalam negeri dan inovasi teknologi
bagi peningkatan daya saing industri khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean.
• pengembangan inkubator wirausaha harus dipandang sebagai investasi jangka
menengah-panjang yang tidak dapat dipanen segera untuk berkontribusi langsung
pada perekonomian nasional. pengembangan inkubator wirausaha harus dipandang
sama dengan investasi pemerintah di bidang pendidikan dan pembangunan sdm
• perpres 27 tahun 2013 cukup memadai sebagai dasar hukum pelaksanaan bagi instansi
pemerintah pusat, daerah, perguruan tinggi, badan usaha (swasta, bumn) atau badan
hukum dalam mengembangkan inkubator wirausaha
• meskipun tidak menjamin, adanya instruksi presiden (inpres) terkait pengembangan
inkubator wirausaha dapat mempercepat tercapainya target program, karena dapat
“memaksa” instansi pemerintah pusat, daerah, dan bumn mengembangkan inkubator
wirausaha. peran koordinator sangat krusial bagi suksesnya program
• faktor kunci keberhasilan program ini adalah kelembagaan inkubator wirausaha (iw)
yang kuat, manajemen yg profesional, jejaring iw yang kuat, pendanaan yang
memadai, dan kebijakan pemerintah yang kondusif
• draft pengembangan inkubator wirausaha yang telah disusun sudah komprehensif
meliputi definisi, pemetaan, benchmarking, tujuan, roadmap, strategi, rencana aksi,
anggaran dan koordinasi implementasi inkubator wirausaha
• dalam rencana aksi : ada 4 program utama yaitu penumbuhkembangan inkubator,
capacity building, pendanaan dan koordinasi implementasi yang kesemuanya
mengarah pada kebutuhan instrumen/skim pendanaan. selain dana, diperlukan pula
kebijakan pemerintah (insentif fiskal dan non fiskal) yang mampu mendorong
tumbuh kembangnya inkubator teknologi
• peran kemenko perekonomian diperluas , tidak hanya koordinator implementasi
(monev), tetapi juga menjadi koordinator perumusan kebijakan pemerintah (lintas
sektor, fiskal dan nonfiskal) terkait inkubator wirausaha
Narasumber : Prof. Dr.-Ing. Eko Supriyanto (Ketua Kelompok Kerja Nasional
Komersialisasi Teknologi Indonesia )
Pembahasan:
Kekuatan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yaitu
Pertumbuhan ekonomi,sumber daya alam dan pangsa pasar.
Kelemahan Indonesia dalam Menghadapi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
yaitu: ekspor bahan baku, modal manusia yang berkemampuan tinggi, infrastruktur,
peraturan national dan international.
Indonesia dapat menarik investor , menggunakan jaringan dan sumber daya di
ASEAN, mengharmonisasikan peraturan dan regulasi, serta mempercepat
peningkatan GDP yaitu dengan menggunakan “ Blue Ocean Strategy” yaitu
menganggap orang lain sebagai partner bukan sebagai competitor.
Roadmap pengembangan inkubator wirausaha (dalam kaitan MEA) harus diarahkan
untuk memenuhi pasar ASEAN, harus diarahkan untuk menguatkan sumber daya
manusia / wirausahawan, harus diarahkan untuk menciptakan jaringan industri di
asean, juga harus diciptakan regulasi dan situasi kondusif untuk pengembangan
inkubator wirausaha.
ROADMAP PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA (DALAM KAITAN
MEA) Perlu di data dan di prediksi:
a. Roadmap pasar asean dan indonesia (produk berbasis teknologi)
b. Roadmap teknologi asean dan indonesia (yang dihasilkan)
c. Roadmap ekspor/impor asean dan indonesia
d. Roadmap distribusi pelaku bisnis di asean dan indonesia
e. Roadmap gdp asean dan indonesia
f. Roadmap infrastruktur /konektifitas di asean dan indonesia
g. Roadmap struktur tenaga kerja di asean dan Indonesia
Strategi pengembangan inkubator wirausaha harus komprehensif meliputi:
penilaian teknologi, penilaian wirausahawan, metode pendanaan, penciptaaan
ekosistem termasuk jumlah inkubator wirausaha
Roadmap pengembangan inkubator wirausaha secara umum belum nampak
roadmap produk, penjaminan kualitas produk, detail milestone kpi dan
pemantauannya, creativity index, presentase peningkatan gdp dengan adanya
program ini serta strategi untuk menghadapi masyrakat ekonomi asean
Narasumber : I Wayan Dipta (Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM)
Pembahasan:
Penemuan inkububator sudah di prakarsai oleh para leader. Mari Bangun
kesadaran kembali untuk membangun kembali inkubator yang sempat mati.
Inkubator di Indonesia,saat ini hanya proses politik dan tidak dikelola secara
professional.
Inkubator di Kobe, Jepang menginkubasi sekitar 15 tenant dan mereka
berkolaborasi antara Kobe university dengan university of Tokyo. Inovasi CAS
(Cell align System) disupport oleh kobe university, Pemerintah Kobe dan university
of tokyo. Peran swasta dalam Roadmap inkubator belum ada. Dorongan peran
swasta belum bisa didorong karena iklim bisnis belum tersebar. Kolaborasi penting
untuk dilakukan.
Di Taiwan, Inkubator bisa berkembang bagus, karena adanya pembiayaan risk
capital, tenant yang sudah disupport nantinya memberikan shareholder kepada
government, sehingga dana yang disupport kepada governmetn tersebut bisa
digunakan untuk membiayai kegiatan yang lainnya.
Menteri keuangan tidak mau mensupport risk capital . Di Indonesia, membiayai
swasta sama dengan memperkaya orang lain sehingga dianggap korupsi.Pola pikir
tersebut harus diubah, agar bisa bersaing dengan pangsa pasar ASEAN.
Pangsa pasar ASEAN di kuasai singapura ( 35,4%), Malaysia (19,6 %),
Thailand(17% ) dan Indonesia(15,6% ).
Problem di Indonesia yang dihadapi sekarang ini adalah transfer teknologi dan
enterpreneurship.
Kita harus punya focusing ke depannya, bagaimana membangun spirit
kewirausahaan dan bagaimana inkubator menjadi betul-betul kuat ke depannya,
produk dan teknologi apa yang akan diunggulkan, jangan sampai kita kebanjiran
import produk-produk dari orang lain.
Mari bersinergi untuk mengawal produk-produk apa yang perlu kita kembangkan
untuk pasar domestik dan pasar global.
Di korea, Pemerintahnya sudah berkomitmen untuk mengembangkan 500 produk
unggulan daerah untuk dikawal sampai 2020.
TANGGAPAN:
Fatimah ( Ketua Inkubator Universitas Sumatera Utara)
Arahan jangka panjang Pengembangan Inkubator Indonesia bukan hanya teknologi tapi
processingnya juga harus dilihat.
Wahyu Utomo
- Perlu adanya rencana aksi bagaimana meningkatkan public awareness, bagaimana jika
bekerja sama dengan televisi atau media entertainment?
- Mahasiswa dirangsang untuk lebih kreatif mengembangkan program wirausaha,
salah satunya wirausaha menjadi salah satu program kelulusan bagi mahasiswa.
- Pemerintah sebaiknya memberikan kejelasan untuk program pengembangan
inkubator dan memberikan insentif untuk inkubator wirausaha.
Fajar Anugrah (Kinara Indonesia)
- Panelis tidak ada yang mewakili investor.
- Penilaian-penilaian bisnis yang menjanjikan ditentukan oleh foundership
- Objektif inkubasi hanya bisnis, Scaleability nya harus ada ( pengembangan untuk
UKM supaya lebih besar).
- Roadmap yang ada di buat untuk public saja, sehingga ada keselarasan antara
privat sector dan public capital.
Asep Mulyana ( Inkubator bisnis UNPAD)
Kita belum punya indicator jelas untuk penilaian keberhasilan inkubator wirausaha.
Abraham (Skystar Venture)
- Program pemerintah sulit untuk diakses , karena beragam. Perlu sebuah
platform online untuk semua inkubator yang bisa di akses di seluruh tempat.
- Perlu adanya sebuah forum untuk mengawali kurikulum yang tepat tentang
standar baku dan indicator inkubator yang baik.
- Perlu dikaji kembali bagaimana menciptakan budaya wirausaha melalui
program inkubator yang dimasukkan ke dalam kurikulum mahasiswa.
Vidi ( Bale Besar Pengembangan Inkubator Lembang)
Komunikasi antara pemerintah pusat ke pemerintah daerah tidak sampai secara
efektif.
Hadi (Asosiasi inkubator Bisnis Indonesia)
- Rakor sudah pernah dijadwalkan tapi dibatalkan karena berhalangan hadir.
- Diskusi tidak hanya antara PTS dan PTN saja, tapi harus ada platform online,
sudah ada, tapi belum dikomunikasikan.
- Sosialisasi ke pemda dan pembuatan platform akan segera dilakukan.
DISKUSI KELOMPOK
Sesi kedua yaitu diskusi kelompok yang awalnya dimoderatori oleh Bapak Indra Purnama
dan diskusi kelompok ini dilakukan dengan membagi peserta ke dalam 4 (empat) kelompok
dimana masing-masing kelompok mendiskusikan beberapa hal yang berbeda dengan
didampingi oleh 1 (satu) orang pendamping kelompok.
Hasil dari diskusi kelompok ini disampaikan oleh Bapak Asril F. Syamas dan Bapak Hadi K.
Purwadaria yaitu :
1. Kelompok 1 berdiskusi terkait penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha dan
Kaitannnya dengan STP, dan menghasilkan beberapa hal untuk perbaikan roadmap
tersebut yaitu :
Dalam 4 tahun ini, target penciptaan inkubator wirausaha adalah 200
inkubator wirausaha sehingga total inkubator wirausaha di akhir tahun 2019
adalah 281 Inkubator wirausaha. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan
inkubator wirausaha yang telah ada di perguruan tinggi negeri dan swasta,
pemerintah, pemda, BUMN, sektor swasta, perbankan dan lembaga lainnya
yang saat ini masih berjumlah 81 lembaga;
Pengembangan inkubator wirausaha dalam 4 tahun ini diharapkan nantinya
yang berasal dari PTN berjumlah 40 lembaga, PTS bekerjasama dengan
pemerintah pusat dan daerah menghasilkan 100 lembaga serta BUMN
diharapkan mengahsilkan 30 lembaga;
AIBI dan ASTP mengakomodasi ini karena inkubator wirausaha ada pada
STP.
Inkubator wirausaha ini harus dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
a. New comer (inkubator wirausaha yang baru berdiri);
b. Growth (inkubator wirausaha yang sedang berkembang;
c. Mature (inkubator wirasuaha yang sudah establish menjadi inkubator
wirausaha)
Capacity building sangat berperan untuk meningkatkan kapasitas inkubator
wirausaha tersebut.
2. Kelompok 2 berdiskusi program capacity building inkubator wirausaha dan UKM
peserta inkubasi, dan menghasilkan beberapa hal untuk perbaikan roadmap tersebut
yaitu :
Perlu ditambahkan diklat pengelola inkubator wirausaha
Perlu pengembangan dan penerapan standar dan kompetensi kerja profesi
pengelola inkubator wirausaha
Pengembangan jejaring dengan tenaga ahli dan mentor
Adanya capacity building untuk tenant dan calon tenant dengan
melaksanakan diklat terkait kewirausahaan, manajemen usaha,
Dalam rangka pengembangan tenant perlu dilakukan :
Konsultasi/mentoring antara tenant dan tenaga pendamping, pendampingan
usaha selama inkubasi, pengembangan jejaring pasca inkubasi,
pengembangan sarana dan prasarana inkubator wirausaha.
Perlu ditambahkannya program TTO ( Technology Transfer Office
3. Kelompok 3 bediskusi tentang penyediaan Pendanaan bagi inkubator wirausaha
dan modal bagi UKM Peserta Inkubasi dan menghasilkan beberapa hal untuk
perbaikan roadmap tersebut :
Batasan dari Kemenkop-UKM mengenai batasan 1 tahun beroperasi
dihapuskan untuk mempromosikan wirausaha lebih baik. Aspek resiko tetap
harus diatasi melalui proses seleksi dan due diligent yang baik.
Perlu koordinasi dari kemenko perekonomian untuk beberapa lembaga
pembiayaan seperti lpdb,lpdp, dan lain-lain untuk diberlakukannya
ketentuan khusus bagi kredit usaha pemula seperti :
1. Ditentukan batasan maksimum bunga kredit 5% per tahun.
2. Agunan kolateral dapat diwakili oleh surat rekomendasi dari Inkubator
wirausaha.
Beberapa program baru yang dapat diusulkan untuk ditambahkan pada
roadmap tersebut yaitu:
1. Pendaanaan melalui beberapa kompetisi/perlombaan yang diadakan;
2. Pendanaan untuk tenant dapat dilakukan dengan crowdfunding.;
3. Tenant diperbolehkan untuk menggunakan alamat inkubator wirausaha
sebagai tempat usaha; dan
4. Kriteria penerima dan daftar penerima hibah dibuka ke publik;
4. Kelompok 4 berdiskusi tentang koordinasi implementasi program nasional
inkubator wirausaha dan peran masing-masing stakeholder, sehingga menghasilkan
beberapa hal untuk perbaikan roadmap pengembangan inkubator wirausaha yaitu :
Nomenklatur pada organisasi perlu diperbaiki sesuai dengan SK yang terdiri
dari tim kebijakan dan tim implementasi . Beberapa nomenklatur
kementerian yang perlu ditambahkan :
Kemenpora, Kementan, Kemendag, Kemenaker dan Kemenlu
Perlu penyempurnaan bagi inisatif Pemda dari segi implementasi inkubator
wirausaha.
Tidak perlu Inres pendanaan program inkubator wirausaha karena cukup
menggunakan Permenkeu saja
Menambahkan kata koordinasi, sinkronisasi operasional.
Perlu ditambahkan kata koordinasi, dan sinkronisasi pada tahapan
implementasinya.
Untuk seleksi proposal inkubator wirausaha dikhususkan untuk menentukan
level/ tingkat keberhasilan
Program Mahasiswa Wirausaha sebaiknya perlu dikoordinasikan dengan
inkubator wirausaha di perguruan tinggi .
Peran AIBI perlu dioptimalkan sebagai mitra dari pemerintah untuk dapat
menyampaikan aspirasi inkubator wirausaha ke pemerintah.
LAPORAN HASIL DISKUSI (Secara Umum)
Diskusi ini menghasilkan beberapa rencana aksi awal yang harus dijalankan oleh
pemerintah yaitu:
1. Pengembangan dan pemeliharaan platform online pengembangan inkubator
wirausaha online yang berisi :
Program pengembangan inkubator wirausaha;
Daftar investor dan fokus bidang inkubator
Pedoman best practise inkubator wirausaha
Silabus kuliah kewirausahaan atau technopreneurship
2. Sosialisasi roadmap pengembangan inkubator wirausaha ke Pemda
3. Publikasi melalui kerjasama dengan media
4. Meningkatkan insentif bagi inkubator wirausaha Membuat daftar skema
pendanaan bagi inkubator wirausaha dan UKM secara berjenjang
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
JULI 2015
AGENDA KEGIATAN
1. Sosialisasi Roadmap Pengembangan Inkubator Wirausaha 2015-2019 dalam Rangka Percepatan Penumbuhan Wirausaha Baru
1.1. Pendahuluan
Sosialisasi dilaksanakan sebagai upaya untuk mensosialisasikan Roadmap
Pengembangan Inkubator wirausaha yang sudah disusun setelah disahkannya
Perpres No 27 tgl 11 April 2013.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1-3 Juli 2015 di Ruang Sidang Utama LPPM
Universitas Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.2. Peserta yang Hadir
Sosialisasi dibuka oleh Asisten Deputi Pengembangan Industri Kreatif dan
Industri Strategis yang mewakili Asisten Deputi Inovasi Teknologi. Selain itu juga
adanya Sambutan dari Rektor Universitas Universitas Negeri Yogyakarta, Bapak Prof.
Dr. Rahmat Wahab M.Pd., MA. Peserta yang diundang berasal dari perwakilan
inkubator wirausaha di perguruan tinggi dan swasta se Provinsi DI. Yogyakarta,
pemerhati inkubator wirausaha, pemerintah daerah dan Kementerian/Lembaga
pendukung pengembangan inkubator wirausaha.
1.3. Hasil Kegiatan
1. Poin-poin penting dalam Sosialisasi Roadmap Inkubator Wirausaha 2015-2019,
antara lain:
a. Kebutuhan inkubator bisnis terbagi dalam empat kelompok program:
Program penumbuhan dan pengembangan inkubator wirausaha;
Program pengembangan kapasitas (Capacity Building) Inkubator
Wirausaha dan UKM peserta inkubasi;
Program penyediaan pendanaan bagi inkubator wirausaha dan modal
bagi ukm peserta inkubasi;
Koordinasi implementasi program nasional pengembangan inkubator
wirausaha dan peran masing-masing stakeholder;
Tenant kurang fokus dalam menjalankan wirausaha karena harus
membagi fokus antara bisnis dan kuliah.
b. Peran Kementerian, swasta dan Pemda terhadap pengembangan inkubator
wirausaha:
Kemendikbud (Kemenristek-Dikti): Pendirian Inkubator Wirausaha di
Perguruan Tinggi bersama fasilitas fisik , sarana & prasarana inkubator,
manajemen operasional inkubator wirausaha, penyediaan modal inovasi
teknologi dan modal awal UKM Peserta Inkubasi;
Kemenristek (Kemenristek-Dikti): Pendirian Inkubator Wirausaha di
Science Techno Park, Hibah Kompetitif Dana Invensi, Modal Awal dan
Produksi Inovatif, serta modal inovasi lanjutan UKM Peserta Inkubasi;
Kemkop UKM: Program Capacity Building pengelola dan UKM peserta
Inkubator Wirausaha;
Kemenparekraf (BEK): Pendirian dan pelaksanaan program Inkubator
Wirausaha di bidang Industri kreatif di daerah;
Kemenko Perekonomian: Koordinasi lintas kementerian utk
pengembangan Inkubator Wirausaha;
Kemenakertrans (Kemenaker): Pendirian dan pelaksanaan program
Inkbuator Wirausaha di lingkup Kemenakertrans, serta Dana
Pengembangan Produk & Produksi UKM Tenant;
Pemerintah Daerah: Mendukung permodalan UKM Tenant Inkubator
Wirausaha dan infrastruktur Inkubator Wirausaha;
Swasta: Mendirikan inkubator wirausaha, menjadi akselerator dengan
mengelola modal ventura swasta menghasilkan UKM Tenant yang
berhasil;
c. Beberapa perguruan tinggi swasta di Semarang telah membentuk
konsorsium untuk mendirikan inkubator wirausaha. Selanjunya, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi juga mengusulkan untuk
mendirikan 34 inkubator wirausaha yang dikelola oleh Pemda dan tersebar
di setiap provinsi;
d. Bappeda Daerah Istimewa Yogyakarta menunggu Peraturan Menko
Perekonomian Roadmap dan guidance pendirian dan pengembangan
inkubator wirausaha yang akan digunakan sebagai acuan
e. Strategi pemerintah daerah Yogyakarta dalam menumbuhkan wirausaha
baru adalah dengan mempersiapkan SDM yang terdidik, terampil, dan
berjiwa wirausaha, penguatan kelembagaan usaha seperti koperasi, dan
penguatan wirausaha pada sektor ekonomi produktif dan bernilai tambah.
f. Penumbuhan wirausaha baru di Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh
beberapa potensi seperti bertumbuhnya angkatan kerja, potensi pasar yang
menjajikan terutama dibidang pariwisata, dan potensi sumber daya maritim.
1.4. Tanggapan dan saran:
Arahan jangka panjang Pengembangan Inkubator Indonesia bukan hanya
teknologi tapi prosesnya juga harus dilihat;
Kita belum punya indikator jelas untuk penilaian keberhasilan inkubator
wirausaha;
Perlu adanya sebuah forum untuk mengawali kurikulum yang tepat tentang
standar baku dan indikator inkubator yang baik;
Perlu dikaji kembali bagaimana menciptakan budaya wirausaha melalui
program inkubator yang dimasukkan ke dalam kurikulum mahasiswa;
Komunikasi antara pemerintah pusat ke pemerintah daerah tidak sampai
secara efektif;
Diskusi tidak hanya antara PTS dan PTN saja, tapi harus ada platform
online, sudah ada, tapi belum dikomunikasikan;
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
AGUSTUS 2015
AGENDA KEGIATAN
1. RAPAT PEMBAHASAN RENCANA KERJA INKUBATOR WIRAUSAHA
1.1. Pendahuluan
Rapat Pembahasan rencana kerja inkubator wirausaha bertujuan untuk membahas
penyusunan rencana kerja Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan
khususnya bidang inkubator wirausaha.
Rapat ini dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015.
1.2. Pimpinan Rapat dan Undangan
Rapat dipimpin oleh Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan. Rapat ini
dihadiri oleh kelompok kerja inti Pengembangan Inkubator wirausaha dan staff
dari Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing
KUKM.
1.3. Kesimpulan dari Rapat
Inkubator Wirausaha merupakan amanat dari Perpres No. 27 tahun 2013
yang selama ini koordinasinya ada di bawah Deputi IV;
Adanya perubahan nomenklatur menyebabkan hasil Rakor Tingkat Menteri
pada tanggal 12 Mei 2015 tertunda untuk ditindaklanjuti;
Draft SK Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha yang terdiri
dari Tim Kebijakan dan Tim Implementasi sudah ada namun perlu
pengesahan dari pejabat terkai. Selanjutnya, perlu pertimbangan untuk masa
kerja dan penyesuaian dengan anggaran yang ada;
Perlu diskusi dengan lembaga pendanaan seperti LPDP dan LPDB terkait
fasilitas pendanaan untuk UKM.
Perlunya dikaji ulang terkait SK Kelompok Kerja Pengembangan
Kewirausahaan
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
SEPTEMBER 2015
AGENDA KEGIATAN
1. Sosialisasi Roadmap Pengembangan Inkubasi Wirausaha Tahun 2015-2019 di
Kampus Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (ITS)
1.1. Pendahuluan
Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman dan sosialisasi
terhadap road map pengembangan inkubasi wirausaha tahun 2015-2019.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh masukan dan saran terkait
road map pengembangan inkubasi wirausaha yang disosialisasikan berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015 Pukul 08.00 WIB s.d 12.00 WIB
di Ruang Sidang LPPM, Kampus Institut Teknologi Surabaya (ITS).
1.2. Hasil Kegiatan
1.5. Acara sosialisasi ini didahului oleh Talk Show (LIVE) dari Radio Smart-FM
Surabaya mulai pukul 07.30 WIB s.d. 08.00 WIB.
Acara talk show tersebut dipandu oleh Sdri. Eliana Budiarti (Radio Smart-FM)
dengan narasumber adalah Bapak Rudy Salahuddin (Deputi Bidang Koordinasi
Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM, Kemenko Perekonomian),
Prof. Hadi K. Purwadaria (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia-AIBI), dan Prof.
Nurul Huda (Pembantu Rektor IV, ITS).
Dalam talk show tersebut terdapat beberapa tanya jawab/Quetions and Answers (Q
& A) dari pemandu acara kepada narasumber sebagai berikut:
1) Q: Bagaimana proses edukasi yang telah dilakukan pemerintah dalam hal ini
adalah Kemenko Perekonomian terkait pengembangan inkubator
wirausaha ini? Dan siapa saja yang terlibat dalam hal ini?
A: Proses edukasi yang telah dilakukan adalah melalui sosialisasi, dan
sosialisasi rencananya akan dilakukan di pulau jawa terlebih dahulu,
seperti Bandung tepatnya di Universitas Telkom dan dapat dijadikan
acuan dengan masa tunggu mereka setelah lulus sampai mendapat
pekerjaan adalah satu bulan. Oleh karena itu dalam pengembangan
inkubator wirausaha ini diharapkan mahasiswa tidak hanya orientasi
setelah lulus mendapat pekerjaan tetapi dapat juga langsung masuk
menjadi wirausahawan baru yang berdaya saing. Namun tidak menutup
kemungkinan kalau kita akan sosialisasi di luar jawa seperti di Sumatra
dan Sulawesi.
Yang terlibat dalam inkubator ini adalah pihak kampus atau kalangan
akademisi, dunia usaha, sektor swasta, dan pemerintah baik pemerintah
pusat dan daerah.
2) Q: Tantangan apa saja yang dihadapi oleh inkubator wirausaha ini?
A: Hal yang utama dan paling penting adalah komitmen dari para pelaku
inkubator bisnis itu sendiri. Bermacam-macam inkubator baik yang
dibentuk pemerintah dan swasta, komitmen lembaga inkubator sangat
penting terutama menekankan bahwa inkubator bukanlah proyek tetapi
kegiatan yang selalu berkesinambungan dan para pelaku inkubator harus
profesional dan penuh waktu mengabdikan dirinya untuk kegiatan
inkubator tersebut.
Sejarah awal berdirinya inkubator adalah dari 4 lembaga/perguruan
tinggi perintis, yaitu IPB, ITS, UNDIP, dan BPPT. Kemudian sekarang
berkembang tidak hanya di sektor perguruan tinggi, tetapi ke swasta dan
pemerintah. Sebagai contoh hasil inkubasi bisnis adalah Sdri Ani yang
baru lulus IPB, orang tuanya ingin anaknya kembali ke daerahnya menjadi
PNS tetapi dia mempunyai keinginan berwirausaha dengan nata de coco.
Akhirnya, dia berusaha mulai dari nol masuk inkubator selama empat
tahun, dan setelah itu sekarang sudah bisa mendirikan perusahaan sendiri
dan sampai sekarang omsetnya 30 miliar per tahun dengan pasar seluruh
Indonesia, dan masih banyak contoh-contoh lain hasil inkubasi bisnis yang
berhasil.
3) Q: Bagaimana tanggapan dari ITS mengenai acara sosialisasi road map
inkubator wirausaha ini?
A: ITS sangat berterima kasih sudah dijadikan tuan rumah dalam pelaksanaan
kegiatan sosialisasi ini dan ini dapat dijadikan pembelajaran bagi kita
untuk lebih dinamis. ITS saat ini sudah mempunyai beberapa kegiatan
terkait industri kreatif serta beberapa hasil inkubasi kami yang telah
berhasil. Yang terpenting adalah kita dapat bekerjasama lebih baik lagi
dalam pengembangan inkubator wirausaha ini sehingga dapat saling
bersinergi antara akademisi (ITS) dan pemerintah.
Kesimpulan acara talk show adalah:
Pengembangan wirausaha melalui inkubator ini sudah seharusnya mendapat
dukungan dari semua pihak, terutama keluarga (orang tua), dukungan mental,
modal, dan pemerintah. Dalam dunia akademisi, mahasiswa sebaiknya diberikan
pihan-pilihan untuk tidak mengarahkan orientasi setelah lulus adalah bekerja
pada perusahaan tetapi perlu kita dukung pilihan menjadi wirausaha baru yang
mempunyai daya saing.
1.6. Acara Sosialisasi dimulai dengan sambutan dari Wakil Rektor ITS dan
sambutan dari Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi kreatif, Kewirausahaan, dan
Daya Saing KUKM, Kemenko Perekonomian sekaligus pembukaan.
1.7. Sambutan pertama disampaikan oleh Bapak Ketut Budiharsana (Wakil
Rektor ITS). Beberapa hal-hal penting dalam sambutan tersebut antara lain:
Bapak Rektor mengucapkan permintaan maaf karena tidak dapat hadir karena
disaat yang bersamaan terdapat acara dengan para professor.
ITS mencatat telah mengalami perkembangan kewirausahaan dan siap
menyambut Masyakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini.
Kunci keberhasilan berwirausaha adalah melalui inkubator wirausaha.
Generasi muda terutama dari SMA/SMK dan perguruan tinggi diharapkan
tetap semangat berwirausaha dan berkompetisi umum, kreativitas dan
peningkatan daya juang dalam berwirausaha.
Semua kalangan baik akademisi, wirausahawan dan pemerintah harus saling
bersinergi dan berkerjasama melalui program triple helix.
Tantangan utama adalah membudayakan budaya berwirausaha, dan tataran
non-kurikulum dalam mata kuliah technopreneur telah dimasukan ke dalam
kurikulum dengan tiga SKS yang diisi oleh dosen-dosen yang mempunyai
kecintaan dengan kewirausahaan, masalah permodalan, regulasi, dan
penciptaan wirausaha baru, serta jaringan menuju STP, serta akses pasar
menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan inkubator wirausaha.
Generasi muda perlu digerkaan agar tidak hanya menjadi penonton di negeri
sendiri tetapi menjadi pemain yang mendulang keuntungan di negeri sendiri
dan memenuhi pasar ekspor.
ITS berterima kasih kepada Kemenko Perekonomian atas diselenggarakannya
sosialisasi road map pengambangan inkubator wirausaha di kampus ITS.
1.8. Sambutan berikutnya sekaligus pembukaan oleh Bapak Rudy Salahuddin
(Deputi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan
UKM). Hal-hal yang disampaikan dalam sambutan tersebut antara lain:
(sambutan terlampir):
Pembukaan dengan salam, puji syukur kehadirat Allah SWT, dan apresiasi
terhadap ITS.
Peran wirausaha dan inkubator wirausaha dalam penggerak perekonomian
nasional dan fenomena diberbagai Negara terkait inkubator wirausaha.
Road map pengembangan inkubator wirausaha sebagai amanat Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2013 sebagai perisapan menyambut Masyakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
Sambutan ditutup dengan mengajak pada pemerintah pusat, pemda,
perguruan tinggi dan dunia usaha bersama-sama mendukung pengembangan
inkubator wirausaha, sekaligus diikuti dengan pembukaan acara sosialisasi.
1.9. Diskusi Panel:
Sesi diskusi panel dimoderatori oleh Ibu Elly, selaku Koordinator Inkubator
Wirausaha ITS) dan tiga narasumber sebagai berikut:
I. Narasumber I: Prof. Hadi K. Purwadaria (Asosiasi Inkubator Bisnis
Indonesia (AIBI).
Beberapa hal penting yang disampaikan antara lain: (materi pemaparan
terlampir)
Tujuan pemaparan adalah untuk menerapkan program pengembangan
inkubator wirausaha, memahami road map pengembangan inkubator
wirausaha, dan mengenal konsep inkubator wirausaha (inkubator bisnis
dan teknologi).
Prolog: Teknologi Inovasi.
Road map pengembangan inkubator wirausaha berdasar Perpres Nomor
27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha.
Kebutuhan inkubator wirausaha.
Beberapa catatan penting dan selayang pandang inkubator Indonesia dan
ASEAN.
II. Narasumber II: Bapak Sigit Panuntun (Kasubdit Koperasi dan UKM,
Bappeda Privinsi Jawa Timur).
Beberapa hal penting yang disampaikan antara lain: (materi pemaparan
terlampir)
Konstelasi inkubator wirausaha dalam konsep JATIMNOMICs.
Dukungan pra-inkubator wirausaha, melalui pendataan UMKM,
identifikasi masalah UMKM, dan pemilihan komoditas prioritas
pengembagnan inkubator.
Implementasi inkubator wirausaha dengan struktur inkubator bisnis Jawa
Timur.
Dukungan pasca inkubator wirausaha melalui dukungan pembiayaan dan
pemasaran.
III. Narasumber III: Bapak Radityo Suryo Hartanto (Pendiri PT Pendopo Agung
Poetrokoesoeman, sekaligus alumni ITS-DKV dan HIPMI-Surabaya).
Beberapa hal penting yang disampaikan antara lain: (materi pemaparan
terlampir)
Kisah sukses pendirian perusahaan konsultan branding mulai tahun 2009
sampai sekarang.
Konsep Don’t Judge Book From It’s Cover dan Most People Judge From
It’s Cover.
Branding merupakan salah satu dari 15 subsektor industri kreatif.
Inkubator ITS sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan ilmu,
akses, jaringan/network, dan kesempatan.
Q and A :
1. Q: (Ibu Lily dari pendiri lembaga kursus Bahasa Inggris).
Apakah diperbolehkan lulusan dari selain perguruan tinggi dapat masuk
inkubator wirausaha?
A: Prinsipnya siapa saja boleh masuk ke inkubator wirausaha namun
nantinya ada proses seleksi oleh pelaku inkubator wirausaha tersebut.
2. Q: (Moh. Naser dari Dinas Koperasi dan UKM Jember).
Bagaimana mensiasati wirausaha pemula untuk mengatasi kesulitan
pendanaan dan pasar?
A: Masalah klasik yang dihadapi wirausaha start up adalah pendanaan dan
pasar. Sebetulnya untuk modal awal sudah ada dana di inkubasi
wirausaha baik di pemerintah pusat, daerah, kalangan akademisi, swasta,
dan asosiasi-asosiasi. Hanya saja mereka berjalan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu diharapkan dengan adanya road map inkubasi pengembangan
wirausaha dapat membantu mensinergikan hal tersebut.
3. Q: (Bapak Deny dari Universitas Trunojoyo).
Ajakan mengundang narasumber untuk menceritakan kisah sukses
tersebut di Universitas Trunojoyo, dan memberikan masukan agar jangan
sampai road map ini terkendala masalah diskonektivitas sehingga dalam
implementasinya terdapat kebijakan yang overlapping?
A: Terima kasih atas saran dan masukannya, untuk pemerintah daerah
sebetulnya akan mengikuti kebijakan dari pemerintah pusat. Dalam
implementasinya kadang peraturan gubernur dikeluarkan ketika
memerlukan payung kebijakan yang segera untuk wilayah tersebut
sehingga hal itu “terkesan” overlapping padahal sejatinya tidak
overlapping. Diharapkan dengan adanya road map ini yang
dikoordinatori oleh Kemenko Perekonomian, apabila ada kebijakan yang
overlapping dapat diatur kembali sehingga tercipta kebijakan yang
harmonis.
4. Q: (Bapak Suwanda dari Magister Utama lembaga pendidikan).
Apakah lembaga pendidikan seperti kami bisa masuk kedalam pameran
UMKM yang diselenggarakan pemerintah daerah (Bappeda) untuk
mendapatkan akses pasar/konsumen dan dukungan investor?
A: Semua wirausaha pada dasarnya boleh ikut pameran UMKM tersebut,
nanti pada saat ada acara pameran tersebut, dipersilakan mendaftar saja
kepada pemerintah dinas terkait yang menaunginya.
5. Q: (Bapak Asep Suherman dari Universitas Wiralodra).
Banyak potensi yang ada di Indramayu, seperti sektor pertanian dan
manga gincu olahan, apakah sektor pertanian seperti bisnis jahe merah
dan bisnis media tanah untuk pupuk dapat masuk kedalam inkubator
wirausaha? Kalau bisa, mohon dibantu seperti apa?
A: Seperti dipaparkan di awal, proses inkubator wirausaha pada dasarnya
tidak melihat sektor pertanian atau tidak, hanya saja nanti leveling untuk
wirausaha yang berteknologi tinggi dan non teknologi akan dibedakan.
Kalau untuk sektor tersebut, sepertinya tidak berteknologi tinggi, bisa
langsung saja diajukan usulannya di inkubator wirausaha terdekat
(seperti Bandung), inkubator di Bandung sudah cukup maju dan dapat
difasilitasi melalui AIBI.
1.10. Acara ditutup oleh Bapak Iwan Faidi (Asisten Deputi Bidang Pengemabngan
Kewirausahaan, Kemenko Perekonomian).
Beberapa hal penting yang disampaikan antara lain:
Semua pihak diharapkan bersama-sama mendukung adanya road map
pengembangan inkubator wirausaha.
Acara sosialisasi inkubasi wirausaha kedepan akan diisi dengan narasumber
dari hasil inkubasi wirausaha tentang kisah sukses mereka sehingga dapat
menjadi motivasi dalam pengembangan wirausaha.
2. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan:
Sosialisasi road map pengembangan inkubator wirausaha ini sebagai langkah
awal untuk selanjutnya bersama-sama baik pemeintah pusat, pemda,
perguruan tinggi, dan sektor swasta saling melengkapi dan sinergi dalam
pengembangan inkubator wirausaha.
Pemerintah daerah provinsi Jawa Timur mendukung sepenuhnya untuk road
map pengembangan inkubator wirausaha yang telah disusun dan perlu ada
tindaklanjut yang lebih operasional dengan adanya regulasi dan kebijkan
teknis terkait pengembangan inkubator wirausaha di provinsi Jawa Timur.
Perguruan tinggi, terutama ITS sangat menyambut baik dan mendukung
adanya road map pengembangan inkubator wirausaha dan sebagai
tindaklanjut dari kegiatan sosialisasi ini, diharapkan sektor akademisi
didukung oleh pemerintah pusat dan daerah untuk penciptaan wirausaha
baru melalui pengembangan inkubator wirausaha yang tertuang dalam road
map pengembangan inkubasi wirausaha.
2. Rekomendasi:
Kegiatan sosialisasi road map pengembangan inkubator wirausaha ini harus
terus berlanjut dan dengan secara bersama-sama semua pihak, yaitu pemerintah
pusat, pemda, perguruan tinggi, dan swasta saling mendukung dalam
pengembangan inkubator wirausaha.
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
OKTOBER 2015
AGENDA KEGIATAN
Monitoring dan Evaluasi rencana pengembangan Inkubator Training Center (ITC) di
Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang.
1. Pendahuluan
Dalam pengembangan ITC, BBPPK sedang membangun jejaring untuk membangun
jejaring inkubator di seluruh Indonesia untuk mendukung pengembangan inkubator
wirausaha.
Kunjungan dilakukan ke Balai Besar Pengembangan dan Perluasana Kerja (BBPPK)
Lembang kab. Bandung Barat, Jawa Barat yang memiliki program Pengembangan
Inkubator Wirausaha pada tanggal 16 Oktober 2015.
2. Hasil Kegiatan
Monitoring dan Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan inkubator
wirausaha BBPPK Lembang dan pengembangan konsep pengembangan Inkubator
Training Center (ITC). Beberapa hal penting yang diperoleh dari kunjungan ini
adalah:
a. Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan dan perluasan kerja melalui pemberian motivasi,
pengembangan inkubasi bisnis dan uji coba model, kerjasama kelembagaan,
pelayanan informasi, dan pemberdayaan jabatan fungsional pengantar kerja
dibidang pengembangan dan perluasan kerja dan memiliki fungsi Balai Besar
Pengembangan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan dan perluasan kerja melalui pemberian motivasi, pengembangan
inkubasi bisnis dan uji coba model, kerjasama kelembagaan, pelayanan
informasi, dan pemberdayaan jabatan fungsional pengantar kerja dibidang
pengembangan dan perluasan kerja;
b. BBPPK Lembang sedang membangun jaringan dengan dinas-dinas Kabupaten
dan Kotamadya seluruh Indonesia. Saat ini sedang mengadakan Kesepakatan
Bersama (MoU) terkait dengan pembentukan Inkubator melalui Pemerintah
Daerah. Kerjasama tersebut dilakukan melalui pemberian program dan dana
melalui dinas pemerintah daerah dan dilanjutkan ke Lembaga seperti kelompok
tani dan koperasi;
c. Dengan dibangunnya jejaring ini BBPPK Lembang memiliki potensi sebagai
Inkubator Training Center (ITC) yang dapat mencadi pusat pelatihan bagi calon
inkubator dan inkubator yang baru untuk seluruh wilayah Indonesia;
d. Fasilitas inkubator wirausaha yang sudah lengkap dimana terdapat tenant’s
officer, ruang pertemuan dan beberapa laboratorium. Selain itu, juga terdapat
lahan pertanian yang sangat luas untuk mengembangkan bisnis pertanian.
Lahan-lahan ini disandingkan dengan outlet-outlet untuk pemasaran hasil
pertanian. Potensi ini dapat dijadikan sebagai potensi pembentukan Inkubator
Training Center (ITC).
Kendala pengembangan inkubator wirausaha di BBPPK Lembang adalah :
a. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria
pembentukan Inkubator secara nasional;
b. Database Inkubator belum terbentuk secara nasional dan terintegrasi;
c. Wadah jejaring nasional belum terbentuk untuk mengakomodir program
pengembangan inkubator BBPPK Lembang.
Tindak lanjut / Saran untuk pengembangan inkubator wirausaha antara lain:
a. Perlu dikembangkan berbagai skema kerjasama selain dengan dinas-dinas
pemerintah daerah yaitu dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Keagamaan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Tani dan Koperasi;
b. Perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam kriteria
pembentukan Inkubator secara nasional. SOP yang dibangun terdiri dari
standar-standar; pembagian sektor dan wilayah inkubator; bisnis proses dan
skema pendanaan.
Standar terdiri dari definisi inkubator dan tenant; kriteria pembentukan
inkubator; pihak yang menentukan pembentukan inkubator; pendaftaran
dan registrasi inkubator ke dalam database nasional inkubator; proses seleksi
tenant dan evaluasi pelaksanaan inkubator;
c. Perlu dibuatnya database secara terintegrasi dan online secara nasional, untuk
melihat data inkubator, tenant, sektor usaha, dan omset usaha, serta jumlah
tenaga kerja.
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
NOVEMBER 2015
AGENDA KEGIATAN
Kerjasama AIBI dengan Intellecap-India menyelenggarakan Sesi “Democratizing
Enterprise Incubation Learning and Dialogue Forum” pada tanggal 19 Nopember
dalam Sankalp Southeast Asia Summit 2015 di Hotel Shangrila Jakarta, 19-20
Nopember 2015.
1.1. Pendahuluan
Kegiatan kerjasama ini untuk membuka kesempatan bagi start-up company
tenant inkubator Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang social
entrepreneurship untuk memperoleh pendampingan dari Intellecap dan bantuan
dana investasi dari Aavishkaar Frontier Fund, keduanya dari India.
Sankalp Southeast Asia Summit 2015 dibuka oleh CEO Intellecap, Pendiri
dan Managing Director Aavishkaar Frontier Fund, Duta Besar India untuk Indonesia
dan Timor Leste, dan Bpk Edy Putra Irawady selaku Deputi Bidang Koordinasi
Perniagaan dan Industri Kemenko Bidang Perekonomian RI pada tanggal 19
Nopember 2015. Di samping itu Bpk Rudy Salahuddin Deputi Bidang Koordinasi
Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM, Kemenko Perekonomian
memberikan keynote speech pada tanggal 20 Nopember 2015.
1.2. Kehadiran
Di samping Pimpinan AIBI Bpk Asril Syamas dan Prof Hadi K Purwadaria,
hadir pula 11 peserta dari 8 inkubator bisnis teknologi Indonesia yaitu inkubator
bisnis teknologi dari INOTEK Jakarta, Univ. Trisakti Jakarta, BPPT Tangerang, IPB
Bogor, UNPAD Bandung, UNY Yogyakarta, AMIKOM Yogyakarta, dan UKSW
Salatiga. Selain itu hadir juga inkubator swasta, LSM, LPPM dan unit kewirausahaan
perguruan tinggi dan swasta seperti inkubator UN Ltd, Dompet Dhuava Republika
Jakarta, Unit Bisnis UNIKA Atmajaya Jakarta. Peserta internasional yang hadir
adalah dari inkubator perguruan tinggi dan swasta dari India, Singapura, Sri Lanka,
dan Vietnam, serta Lembaga Internasional dari AS, Inggeris dan Jepang yang
memiliki program pengembangan social entrepreneurship di Indonesia.
1.3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan berupa hasil diskusi tentang jenis dan bentuk inkubator bisnis
teknologi di Indonesia, kegiatan bagi start-up social entrepreneurship, tantangan
yang dihadapi oleh inkubator, pendanaan bagi start-up inkubator, dan mekanisme di
dalam inkubator untuk mempertahankan keberlanjutan operasional inkubator.
LAPORAN KELOMPOK KERJA
PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA
RENCANA PROGRAM 2016
RENCANA PROGRAM KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN INKUBATOR
WIRAUSAHA 2016
No Program Penjelasan Lembaga yang berperan serta
1 Rakorda Pengembangan Inkubator Wirausaha dan Sosialisasi Pemenko tentang Inkubator Wirausaha
Sosialisasi ke daerah diganti dengan Rakorda dengan Bappeda dan Dinas agar lebih efektif. Pemangku kepentingan inkubator agar diundang. Peserta sebaiknya sekitar 100 orang agar lebih leluasa. Usulkan jumlah Rakorda 3 kali : Riau & Jambi, Bali & NTB, Sulsel
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, Dinas Pemda, Bappeda, AIBI, inkubator
2 Pengembangan jejaring dan platform on-line dengan melengkapi data profil inkubator, UKM peserta inkubasi, mentor, modal ventura, investor dan lembaga keuangan, dan menampung semua program inkubator wirausaha pemerintah, Pemda dan swasta
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, inkubator di seluruh Indonesia sebagai pemasok data
4 Penyusunan best practices inkubasi wirausaha dan kisah keberhasilan UKM peserta inkubasi
Penyusunan model best practices untuk inkubator wirausaha berbagai jenis : IT, proses, manufakturing Penyusunan kisah keberhasilan UKM peserrta inkubasi dari berbagai inkubator Hasil kedua hal ini akan dimuat dalam platfor online
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian,, AIBI, inkubator
5 Penyusunan standar dan sertifikasi kompetensi
Standar dan sertifikasi kompetensi pengelola dan
Kelompok Kerja Pengembangan
pengelola inkubator pendamping inkubator perlu dikembangkan sebagai suatu profesi yang unik
Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, AIBI, Kemenkop dan UKM
6 Peningkatan Capacity Building Alih Teknologi melalui Pelatihan Internasional untuk Staf Pemerintah dan Inkubator
Perjalanan untuk 4 orang mengikuti Technology Transfer Training selama 10 hari ke USA. Perkiraan dana adalah : 2 orang x 7500 USD (biaya pendaftaran termasuk hotel dan makan 4500 USD, tiket 3000 USD)
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian,AIBI
7 Rapat Koordinasi Nasional dengan seluruh pemangku kepentingan inkubator wirausaha, termasuk inkubator di STP (Science dan Techno Park), pemerintah, Pemda, inkubator, UKM peserta inkubasi, lembaga keuangan
Pertemuan perlu dirancang untuk sekitar 50 orang peserta selama 3 hari di hotel. Hotel dan konsumsi ditanggung Kemenko Perekonomian, transport ditanggung peserta masing-masing. Sediakan transport dan honor untuk sekitar 10 narasumber, termasuk 4 orang nara sumber internasional
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, AIBI, inkubator, UKM, lembaga keuangan, Pemda, Berbagai Kementerian
8 Koordinasi dengan Berbagai Program di semua Kementerian dan Pemda yang berkaitan dengan pengembangan inkubator wirausaha
Koordinasi berupa pertemuan yang diadakan di kementerian, dan kunjungan koordinasi ke Kementerian dan LPNK
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, AIBI
9 Penyertaan Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko dalam program inkubator wirausaha di berbagai kementerian dan Pemda
Dana yang perlu diajukan adalah dana kunjungan ke lembaga terkait
Kelompok Kerja Pengembangan Inkubator Wirausaha Kemenko Perekonomian, AIBI, Kemenristek-Dikti, Bekraf, Kemenkop dan UKM, Kementan, Kemenperind, Kemenaker, Kemen Kelautan dan Perikanan