KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator...

70

Transcript of KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator...

Page 1: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders
Page 2: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG KEMARITIMAN

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018

Page 3: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman i

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

SAMBUTAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-

Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman tahun 2018 dapat disusun dan diselesaikan

dengan baik tepat waktu.

Sesuai ketentuan Pasal 18 Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman berkewajiban menyusun

Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang telah dicapai berdasarkan penggunaan

anggaran yang telah dialokasikan.

Laporan Kinerja menyajikan target dan capaian kinerja Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman Tahun 2018. Target kinerja dimaksud sebagaimana tertuang dalam

Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator dan Pejabat Eselon I disusun berdasarkan

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koordinator dan mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Pernyataan Kinerja disusun

berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2018.

Laporan Kinerja ini juga memuat analisis perbandingan antara rencana atau target

dengan realisasi kinerja. Pencapaian realisasi kinerja keuangan juga diuraikan dalam sub

bab kinerja keuangan. Mulai tahun anggaran 2016 Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman telah menerapkan manajemen kinerja berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) yang telah ditetapkan

dalam Keputusan Menko Bidang Kemaritiman Nomor: 2 Tahun 2017 tentang

Pengelolaan Kinerja.

Laporan Kinerja ini kami dedikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dengan

harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai data rujukan.

Kepada semua pihak yang sudah berkontribusi dalam laporan ini, kami mengucapkan

terima kasih.

Page 4: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman ii

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja merupakan perwujudan transparansi dan akuntabilitas

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) dalam

melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggarannya sesuai dengan visi dan

misi yang ada dalam Renstra. Laporan Kinerja Tahun 2018 diukur berdasarkan capaian

kinerja sesuai dengan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator Bidang (Menko)

Kemaritiman. Pernyataan Kinerja tersebut disusun berdasarkan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) tahun 2018 sebagai pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, serta memperhatikan tugas dan fungsi

dari Kemenko Kemaritiman dalam mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan

mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kemaritiman.

Fungsi Kemenko Kemaritiman difokuskan pada upaya perbaikan mekanisme

koordinasi dalam mensinergikan, melaksanakan serta melakukan pengendalian terhadap

pelaksanaan kebijakan bidang kemaritiman yang secara teknis dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman. Hal ini sesuai

dengan rencana strategis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015-2019

yang dititikberatkan pada upaya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian dalam

rangka mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,

menuju poros maritim dunia. Dalam mencapai tujuannya, Kemenko Bidang

Kemaritiman telah mengadopsi sistem Balanced Scorecard sebagai metode/alat bantu

dalam pengelolaan dan pengukuran kinerja.

Berdasarkan Pernyataan Kinerja Menko Kemaritiman Tahun 2018 terdapat 7

(tujuh) Sasaran Strategis (SS) dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator tersebut terbagi 3 (bagian) bagian utama

(perspektif), yaitu: Pemangku Kepentingan (stakeholders), Sasaran/Pelanggan (Customer),

dan Proses Internal (Internal Process). Capaian kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman

pada tahun 2018 adalah 111,07% dari target yang diperjanjikan.

Adapun penjelasan singkat mengenai pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman

Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Perspective terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Terwujudnya Indonesia Poros

Maritim Dunia melalui pemerataan pembangunan dan peningkatan daya saing. SS

ini berhasil dicapai dengan realisasi 105,26% dari target.

2. Customer Perspective juga terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Tersedianya rekomendasi

kebijakan kemaritiman yang efektif. SS ini tercapai 120% dari target,

3. Internal Business terdiri dari 5 (lima) SS dengan capaian 108,75%, Internal Business

Process ini terdiri dari 5 SS dengan rincian capaian sebagai berikut:

a. SS.3 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim yang Berperan

Aktif di Tingkat Regional dan Global: 94,44%

Page 5: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman iii

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Kemenko Bidang Kemaritiman

Nilai Kinerja unit: 108,85%

Stakeholders

Nilai Capaian: 105,26%

Bobot: 19,28

Customer

Nilai Capaian: 120 %

Bobot: 19,28

Internal Business Process

Nilai Capaian: 108,75%

Bobot: 61,44

b. SS.4 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif

Berkarakter dan Berbudaya Maritim: 104,17%

c. SS.5 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros

Maritim: 120%

d. SS.6 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara

Berkelanjutan: 105,16%

e. SS.7 Tersedianya Kebijakan Bidang Kemaritiman yang ditetapkan Menteri

Koordinator: 120%

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada sampai TW III 2018

Page 6: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman iv

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. v

I. PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

1.1. VISI DAN MISI KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN ...................................... 2

1.2. PROGRAM DAN KEGIATAN .............................................................................. 4

1.3. ORGANISASI DAN PERSONALIA ...................................................................... 5

1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................ 6

II. PERENCANAAN KINERJA ..................................................................................... 8

2.1. SASARAN STRATEGIS ......................................................................................... 8

2.2. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA ...............................................................11

2.3. PENGUKURAN KINERJA ...................................................................................12

III. AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................................14

3.1. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................14

3.1.1 Stakeholders Perspective ..........................................................................................17

Sasaran Strategis 1 (SS.1) ............................................................................................17

3.1.2 Customer Perspective ..............................................................................................22

Sasaran Strategis 2 (SS.2) ............................................................................................22

3.1.3 Internal Business Process Perspective ...................................................................26

1. Sasaran Strategis 3 (SS.3) .....................................................................................26

2. Sasaran Strategis 4 (SS.4) .....................................................................................31

3. Sasaran Strategis 5 (SS.5) .....................................................................................35

4. Sasaran Strategis 6 (SS.6) .....................................................................................37

5. Sasaran Strategis 7 (SS.7) .....................................................................................42

3.1.4 Analisa dan Ringkasan Capaian Kinerja .............................................................45

3.2 KINERJA KEUANGAN ............................................................................................48

3.2.1 Realisasi Anggaran ................................................................................................48

3.2.2 Realisasi per Jenis Belanja ......................................................................................53

3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja ...................................................54

IV. PENUTUP ................................................................................................................57

LAMPIRAN ........................................................................................................................58

Page 7: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman v

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2018 ................................................................................10 Tabel 2. SS dan IKU Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman .....................................11 Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas .......................12 Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja ..........................................................................................12 Tabel 5 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2018 ....................................................14 Tabel 6 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif Tahun 2018 .......................................................15 Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritman TA. 2017 .....................................................16 Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 1 TA. 2018 ........................................................................17 Tabel 9 Indikator Kinerja SS.2 ..............................................................................................23

Tabel 10 Rincian Capaian IKU.3 ..........................................................................................23 Tabel 11 Capaian Kebijakan IKU.4 .......................................................................................25 Tabel 12 Target dan Realisasi SS.3/IKU.5 .............................................................................27 Tabel 13 Daftar Sekolah Percontohan Implementasi Kurikulum Kemaritiman ........................31 Tabel 14 Perhitungan Disparitas Investasi Wilayah Barat dan Wilayah Timur ........................37 Tabel 15 Sasaran Strategis 6 ...................................................................................................37 Tabel 16 Target Produksi Sumber Daya Energi ......................................................................38 Tabel 17 Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa Bidang Maritim...........................38 Tabel 18 Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017 .................................................41 Tabel 19 Tampilan Capaian SS.7 ...........................................................................................42 Tabel 20 Rincian Capaian IKU.10 ........................................................................................43 Tabel 21 Sub IKU Komponen IKU.11 ..................................................................................44 Tabel 22 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Bidang Kemaritiman .........................................47 Tabel 23 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA 2018 Per Eselon I ............................49

Tabel 24 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Unit Eselon I .........................................................50 Tabel 25 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman Per Keluaran TA 2018 ..........................50 Tabel 26 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018 .......................................................................51 Tabel 27 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2017 .......................................................................52 Tabel 28 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2018 ..................................................................52 Tabel 29 Pagu dan Realisasi TA 2018 per Jenis Belanja .........................................................53 Tabel 30 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Jenis Belanja .........................................................53

Page 8: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman vi

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada sampai TW III 2018 ............................................ iii Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman ................................................. 5 Gambar 3 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman ............................. 6 Gambar 4. Peta Strategis Kementerian Koordinator Kemaritiman............................................ 9 Gambar 5 Peta Strategis Kemenko Maritim 2018 ...................................................................11 Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia ..........................................................................19 Gambar 7 Nilai Indeks Daya Saing Indonesia 2017 ...............................................................20 Gambar 8 Rincian penilaian Indeks daya Saing 2017-2018 .....................................................21 Gambar 9 Permasalahan Kemudahan Berusaha di Indonesia .................................................22

Gambar 10 Pengembangan Kurikulum Kemaritiman.............................................................33 Gambar 11 Rencana Provinsi Lokasi Penerapan Kulrikulum Kemaritiman ...........................34 Gambar 12 Lokasi 24 Pelabuhan Strategis Pendukung Tol Laut .............................................36 Gambar 13 Peta Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017 .....................................40 Gambar 14 Grafik Realisasi Keuangan Kementerian Kemaritiman Tahun 2018 ......................49 Gambar 15 Realisasi Anggaran per Bulan Kemenko Bidang Kemaritiman TA. 2018 ...............52 Gambar 16 Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2018 .......................................53 Gambar 17 Grafik Proporsi Pagu Kemenko Kemaritiman 2018 (Nilai dan Proporsi) ..............54 Gambar 18 Rincian Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran ...............................................55 Gambar 19 Piagam Penghargaan Menteri Keuangan atas Capaian WTP ...............................56 Gambar 20 Grafik Capaian Kinerja .......................................................................................56

Page 9: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 1

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

I. PENDAHULUAN

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 25A

menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan

yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas­batas dan hak­haknya ditetapkan dengan

undang­undang. Secara faktual wilayah Indonesia memang merupakan kepulauan

terbesar di dunia, yang terletak di kawasan tropis. Luas wilayah laut Indonesia mencapai

5,8 Juta km2 (yang terdiri dari 3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan

ZEE), di mana merupakan lebih dari 70% luas seluruh wilayah Indonesia, dan memiliki

pulau sebanyak 17.504 (Dishidros 2004) dengan potensi sumberdaya alam yang sangat

melimpah.

Indonesia juga kaya akan potensi sumber daya hayati, sumber daya mineral dan

energi, dan potensi jasa kemaritiman. Laut Indonesia menyimpan 37% spesies

sumberdaya hayati dunia, 17,95% terumbu karang dunia, 30% hutan bakau dan padang

lamun. Berbagai species ikan hidup di perairan Indonesia. Ladang minyak lepas pantai,

energi gelombang, energi angin, energi surya, pasang surut dan arus, yang apabila

dimanfaatkan akan memberikan kontribusi perbaikan ekonomi yang tinggi untuk

kesejahteraan masyarakat. Semua Posisi Indonesia juga sangat strategis dipandang dari

sisi ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta dari sisi politik. Luasnya

wilayah laut Indonesia juga menyimpan potensi kekayaan yang sangat luar biasa. itu

apabila dimanfaatkan dengan optimal akan dapat memberikan manfaat besar bagi

kesejahteraan rakyat Indonesia.

Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis dan berbagai potensi alam yang ada

menjadi dasar visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadikan

Indonesia Poros Maritim Dunia. Namun demikian, posisi strategis dengan segala

potensi ekonomi dan kekayaan alam yang ada itu pada saat ini justru belum dapat

memberikan kontribusi yang maksimal pada kesejahteraan masyarakat dan kejayaan

Negara. Pemerintah Republik Indonesia dibawah Presiden Joko Widodo menyadari

sepenuhnya bahwa pembangunan nasional harus dilaksanakan berdasarkan visi Negara

Maritim.

Dalam Misi ke-7 RPJPN 2005-2025 adalah mewujudkan mewujudkan Indonesia

menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

Dalam RPJMN tahap-3 (2015-2019), arah pembangunan nasional Indonesia semakin

jelas berorientasi pada sektor kemaritiman dan kelautan. Hal ini dapat kita lihat dari

tujuh misi RPJMN 2015-2017 tiga diantaranya terkait dengan kemaritiman dan

kelautan, yaitu misi pertama, ke tiga dan ke enam

Visi tersebut dituangkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJMN) Tahun 2005-2025. Pada RPJMN tersebut telah menetapkan visi

pembangunan nasional yakni untuk mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil

dan Makmur. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal

tersebut adalah dengan membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Page 10: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 2

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Visi (Sesuai Visi Presiden)

“Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi : “Mewujudkan Indonesia

menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan

nasional”

(Kemenko Maritim) dalam jajaran Kabinet Kerja. Pembentukan kementerian ini

dimaksudkan untuk mengefektifkan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan di bidang

kemaritiman sehingga dapat terjadi sinergi di antara kementerian/lembaga yang

dikoordinasikan untuk mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan-hambatan yang

ada. Oleh karena itu, dalam jajaran Kabinet kerja, pemerintah telah membentuk

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman guna menyinergikan pembangunan

kemaritiman dalam mengelola dan memanfaatkan segala potensi maritim bagi

kesejahteraan masyarakat dan kejayaan negara. Sehingga harapan Indonesia sebagai

negara maritim yang maju, kuat dan mandiri serta berbasiskan kepentingan nasional dapat

segera terwujud.

1.1. VISI DAN MISI KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN

Sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan adalah legal menurut Undang-

Undang Dasar 1945. Hal ini dapat dilihat pada ketentuan Pasal 25A Undang-Undang

Dasar 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan yang bercirikan

nusantara. Selain itu, Misi ke-7 Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025 adalah mewujudkan

Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

Visi Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman sesuai dengan visi Presiden Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong

Sehubungan dengan visi tersebut di atas,

Kementerian Koordinator memiliki misi yang

dijalankan Mewujudkan Indonesia menjadi negara

maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional

Gagasan Presiden Joko Widodo untuk

mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia

memiliki lima pilar utama, yaitu:

1. membangun kembali budaya maritim Indonesia;

2. menjaga dan mengelola sumber daya laut;

3. memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim;

4. mengembangkan diplomasi maritim, membangun kemitraan;

5. membangun kekuatan pertahanan maritim.

Page 11: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 3

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Pembangunan poros maritim memiliki sekurangnya 3 (tiga) pilar ekonomi, yaitu:

(1) pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; (2) penyediaan dan infrastruktur

poros maritim yang maju dan terpadu; serta (3) pengembangan industri maritim.

Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan potensi lautnya,

sekalipun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, seperti negara pantai.

Tetapi harus mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan lain‐

lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya, kekayaan

alamnya maupun letaknya yang strategis.

Dengan mempertimbangkan bahwa:

1. Secara faktual, Indonesia merupakan kepulauan yang terbesar di kawasan tropis,

pada posisi silang antara 2 samudera besar dan 2 benua;

2. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 25A secara jelas menyebutkan bahwa Indonesia

adalah sebuah Negara Kepulauan; dan

3. Gagasan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim

dunia adalah sebuah gagasan yang visioner.

Maka visi Kemenko telah dirumuskan sebagai berikut:

“Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, dan

Kuat menuju Poros Maritim Dunia”

Sehubungan dengan visi tersebut di atas, Kemenko Kemaritiman memiliki 3 misi

sebagai berikut:

a. Memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa bahari yang

berdaulat dan berkarakter budaya nusantara;

b. Mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia berbasis sumberdaya alam yang

berkelanjutan dan infrastruktur yang maju dan terpadu; dan

c. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.

Penyelenggaraan ketiga misi tersebut diyakini akan dapat mempercepat

perwujudan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,

menuju poros maritim dunia.

Pada bulan Oktober melalui Permenko No. 13 tahun 2018 telah dilakukan

penetapan Renstra yang baru sebagai produk reviuw renstra yang telah ditetapkan

sebelumnya (SE Sesmenko No. 4 Tahun 2015). Pada Renstra terbaru ini Visi

Kememenko Kemaritiman menjadi:

“Indonesia Poros Maritim Dunia”

Visi “Indonesia poros maritim dunia” mengandung makna bahwa Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman harus dapat mendorong perwujudan Indonesia

menjadi poros maritim dunia melalui sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian

kebijakan pembangunan kemaritiman yang dilaksanakan. Menjadi poros maritim dunia

Page 12: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 4

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

pada hakekatnya adalah menjadi sebuah negara kepulauan yang berdaulat, maju,

mandiri, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional yang mampu menjadikan

Indonesia sebagai pusat peradaban kemaritiman dunia

1.2. PROGRAM DAN KEGIATAN

Agenda prioritas Pemerintah di bidang kemaritiman adalah:

1. Mengamankan kepentingan dan keamanan maritim Indonesia, khususnya batas

negara, kedaulatan maritim, dan sumber daya alam.

2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga

bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya

dengan membangun 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama.

Kemenko Maritim juga akan mendukung agar kebijakan politik luar negeri di

bidang kemaritiman dapat dilaksanakan, yaitu mengedepankan identitas Indonesia

sebagai negara kepulauan (archipelagic state) dalam pelaksanaan diplomasi dan

membangun kerja sama internasional. Politik luar negeri yang mencerminkan identitas

negara kepulauan ini diwujudkan melalui 5 (lima) agenda aksi:

1. Diplomasi maritim untuk mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan

Indonesia, termasuk perbatasan darat, dengan 10 negara tetangga Indonesia;

2. Menjamin integritas wilayah NKRI, kedaulatan maritim dan

keamanan/kesejahteraan pulau-pulau terdepan;

3. Mengamankan sumberdaya alam dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE);

4. Mengintensifkan diplomasi pertahanan, dan;

5. Meredam rivalitas maritim di antara negara-negara besar dan mendorong

penyelesaian sengketa teritorial di kawasan.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan koordinasi dan

pengendalian pada beberapa bidang seperti:

1. Bidang kedaulatan maritim terkait dengan hukum dan perjanjian

maritim,delimitasi zona maritim,keamanan dan ketahanan maritim, navigasi dan

keselamatan maritim

2. Bidang sumber daya alam dan jasa terkait dengan jasa kemaritiman, lingkungan

dan kebencanaan maritim, sumber daya hayati, sumber daya mineral, energi dan

nonkonvensional

3. Bidang Infrastruktur terkait dengan industri penunjang infrastruktur,infrastruktur

konektivitas dan sistem logistik, infrastruktur pelayaran, perikanan, dan pariwisata,

kemudian infrastruktur pertambangan dan energi.

4. Bidang SDM, IPTEK, dan budaya maritim yang terkait dengan budaya, seni dan

olahraga bahari, kemudian terkait dengan jejaring inovasi maritim, pendayagunaan

ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, serta pendidikan dan pelatihan Maritim.

Page 13: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 5

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

1.3. ORGANISASI DAN PERSONALIA

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-

2019. Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sampai dengan unit

eselon I selanjutnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015 tentang Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Kemaritiman Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang

Struktur Organisasi dan Tatakerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Sebagai amanat Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2015 Kemenko Bidang

Kemaritiman mempunyai tugas: Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan Pemerintahan di bidang

Kemaritiman.

Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman

Sehubungan dengan tugas koordinasi yang dimiliki Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman mengoordinasikan:

1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

2. Kementerian Perhubungan;

3. Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Kementerian Pariwisata; dan

5. Instansi lain yang dianggap perlu.

Page 14: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 6

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terdiri atas Sekretariat

Kementerian Koordinator, 4 (empat) Deputi, 4 (empat) Staf Ahli, dan Inspektorat,

dengan tugas sebagimana gambar 3 di bawah ini :

Gambar 3 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman

Dalam struktur organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari:

1. Staf Ahli Bidang Hukum Laut;

2. Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim;

3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim; dan

4. Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas.

1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman dari Januari hingga Maret 2018. Kemudian

membandingkan antara capaian kinerja (performance results) dengan rencana kinerja

(performance plan) sebagai tolak ukur keberhasilan dari hasil analisis terhadap capaian

Page 15: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 7

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

kinerja tersebut, sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang

akan datang. Penyajian Laporan kinerja ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan penulisan laporan dan struktur organisasi serta pengelola kinerja program/

kegiatan.

2. Bab II PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan rencana serta penetapan kinerja

Kemenko Kemaritiman selama Tahun 2018.

3. Bab III AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis

pencapaian kinerja program dan keuangan Kemenko Kemaritiman selama Tahun

2018, kendala, dan rekomendasi.

4. Bab IV PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Kemenko Kemaritiman selama Tahun 2018 dan menguraikan rencana tindak lanjut

yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Page 16: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 8

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

II. PERENCANAAN KINERJA

Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan Menteri

Koordinator sesuai dengan Rencana Strategis yang telah ditetapkan serta merujuk pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2014-2019. Pada tingkat Kementerian

Koordinator, diimplementasikan dalam pernyataan Kinerja Menteri Tahun 2015 dan

Perjanjian Kinerja Sekretaris Kementerian Koordinator dan para Deputi. Strategi

pencapainya diimplementasikan dalam Peta Strategi (Strategy Map) Kementerian

Koordinator sebagai target kinerja pada tingkat Kementerian Koordinator yang

ditetapkan berdasarkan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator, dijabarkan lebih lanjut

secara berjenjang kepada seluruh unsur organisasi sampai dengan tingkat individu.

Walaupun sudah ditetapkan Renstra Kementerian yang baru pada 18 Oktober

2018, namun karena penetapannya sudah mendekati tahun anggaran berakhir, maka

tidak ada perubahan rencana kerja (Renja) dan target kinerja (PK). Sehingga pada

dasarnya yang disajikan dalam laporan ini adalah masih berdasarkan Renstra awal yang

ditetapkan pada 18 Agustus 2018 dengan beberapa penyesuaian.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sedang mengembangkan sistem

dan prosedur, termasuk sistem akuntabilitas kinerja. Sebagai upaya menuju akuntabilitas

kinerja kementerian yang handal, kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah

menerapkan manajemen kinerja berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) dengan metode Balanced Score Card (BSC). Hal ini ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman nomor: SKEP.2/2017 tentang Pengelolaan

Kinerja.

Target Kinerja Tahun 2018 tersebut, kemudian dijabarkan melalui tahapan-tahapan

dan target kinerja Triwulanan.

2.1. SASARAN STRATEGIS

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai oleh instansi pemerintah secara spesifik,

terukur dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Proses mencapai sasaran

diberikan indikator sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk

diwujudkan pada tenggang waktu yang telah ditargetkan.

Dalam Renstra Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015–2019,

memiliki 5 sasaran strategis, yaitu:

1) Terwujudnya pembangunan kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang

berperan aktif dalam kerjasama maritim di tingkat Regional dan Global;

2) Menguatnya jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari yang inovatif,

berkarakter dan berbudaya nusantara;

3) Meningkatnya pengelolaan dan nilai tambah sumberdaya alam ;

4) Tejadinya percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur poros maritim;

Page 17: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 9

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

5) Terwujudnya tatakelola pemerintahan yang baik di Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman.

Lima sasaran strategis di atas memiliki keterkaitan sebagaimana diilustrasikan

pada peta strategis pada gambar 4 di bawah ini.

Dalam peta strategis tersebut terlihat sasaran strategis (SS) 1 sampai dengan 4 akan

saling bersinergi dan diyakini akan memberikan kontribusi yang besar bagi perwujudan

visi Indonesia sebagai negara kepulauan yang maju, mandiri dan kuat, menuju poros

maritim dunia. Keempat sasaran strategis tersebut memerlukan dukungan sasaran

strategis 5 dalam bentuk penguatan sistem perencanaan dan pengelolaan kinerja,

pengelolaan anggaran, BMN dan sumberdaya manusia yang handal, penyediaan sistem

informasi, dukungan administrasi hukum dan kehumasan serta pengawasan

akuntabilitas kinerja.

Gambar 4. Peta Strategis Kementerian Koordinator Kemaritiman

Namun dalam perkembangannya, lima sasaran strategis tersebut belum memenuhi

tujuan pembentukan Kemenko Bidang Kemaritiman. Berdasarkan hal tersebut,

kemudian dilakukan reviu dan perubahan (perbaikan) sasaran strategis berikut indikator

kinerjanya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap lima sasaran strategis di atas

sebagaimana diilustrasikan pada peta strategis gambar di atas, ditemukan beberapa

kekurangan atau ketidaksesuaian dengan tujuan pendirian Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman. Berdasarkan hal tersebut maka disusun sasaran strategis

Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat, menuju

poros maritim dunia

Mewujudkan pembangunan

kedaulatan Indonesia

sebagai Negara Maritim yang

Memperkuat jatidiri bangsa

Indonesia sebagai

bangsa bahari yang inovatif,

Meningkatkan pengelolaan

dan nilai tambah

sumberdaya alam

Mempercepat pembangunan dan

pemerataan infrastruktur poros

maritim

Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik di Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman

Page 18: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 10

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dalam kurun waktu Tahun Anggaran

2018. Sasaran strategis Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2018

Sasaran Strategis

Perspektif Stakeholder

SS.1 Terwujudnya Indonesia poros maritim dunia melalui pemerataan pembangunan dan

peningkatan daya saing bangsa

Customer

SS.2 Tersedianya rekomendasi kebijakan kemaritiman yang efektif

Internal Business Process

SS.3 Terwujudnya kedaulatan Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat

regional dan global

SS.4 Menguatnya jati diri Indonesia sebagai bangsa bahari yang inovatif berkarakter dan

berbudaya Nusantara

SS.5 Terwujudnya percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur poros maritim

SS.6 Meningkatnya nilai tambah sumber daya alam dan jasa maritim secara berkelanjutan

SS.7 Tersedianya kebijakan bidang kemaritiman yang ditetapkan Menteri Koordinator

Kemudian berdasarkan sasaran strategis tersebut disusun peta strategis. Peta

strategis adalah sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat

dan mengacu pada tugas dan tanggung jawab Kementerian koordinator Bidang

Kemaritiman.

Page 19: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 11

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Gambar 5 Peta Strategis Kemenko Maritim 2018

2.2. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

Berdasarkan perjanjian kinerja Menko Bidang Kemaritiman ditetapkan target

kinerja tahun 2018. Target kinerja ini terdiri dari sasaran strategis, indikator kinerja

utama serta target selama tahun 2018. Berdasarkan hal tersebut berikut ini disajikan

indikator dan target kinerja Kemenko Kemaritiman pada tahun 2018.

Tabel 2. SS dan IKU Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim

Dunia Melalui Pemerataan

Pembangunan dan Peningkatan Daya

Saing Bangsa

1. Logistic Performance Rank 57

2. Competitiveness Index 4,60

Perpsektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan

Kemaritiman yang Efektif

3. Persentase Rekomendasi Kebijakan

Kemaritiman yang Menjadi Dasar Penerbitan

Kebijakan para Pemangku Kepentingan

75%

4. Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian

Kebijakan di Bidang Kemaritiman

75%

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)

3. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia

Sebagai Negara Maritim yang Berperan

Aktif di Tingkat Regional dan Global

5. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang

diterima di Level Internasional

100%

Page 20: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 12

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

4. Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai

Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter

dan Berbudaya Nusantara

6. Jumlah Provinsi yang Menerapkan Percontohan

Kurikulum Kemaritiman

12 Provinsi

5. Terwujudnya Percepatan Pembangunan

dan Pemerataan Infrastruktur Poros

Maritim

7. Penurunan Disparitas Investasi Infrastruktur

untuk Wilayah Timur dan Barat

≤20%

6. Meningkatnya Nilai Tambah

Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim

Secara Berkelanjutan

8. Persentase Produksi SDA bidang Maritim

Sesuai Target

80%

9. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 67.50

7. Tersedianya Kebijakan Bidang

Kemaritiman yang ditetapkan Menteri

Koordinator

10. Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman

yang Ditetapkan Menteri Koordinator

≥50%

11. Persentase Keputusan Hasil pengendalian

kebijakan di Bidang Kemaritiman

≥50%

2.3. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan antara

kinerja yang terjadi/tercapai dengan kinerja yang diharapkan atau ditargetkan. Dalam

pengukuran/perhitungan capaian kinerja dilakukan dengan tahapan/cara sebagai

berikut:

1. Menghitung capaian IKU:

a. Penghitungan capaian IKU dilakukan dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan:

• Tingkat kendali dan tingkat validitas suatu IKU, dengan komposisi bobot:

Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas

• Bukti hasil kinerja, dilakukan penghitungan komposisi bobot sebagai berikut:

Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja

Kategori Penilaian Bobot

Sesuai 1

Belum Relevan 0.5

Tidak Sesuai 0

Jenis IKU Exact Proxy Activity

High 13.33 8.33 5.00

Moderate 15.00 10.00 6.67

Low 18.33 13.33 10.00

Page 21: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 13

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

b. Menghitung persentase capaian Indikator Kinerja Utama, yaitu dengan membagi

capaian terhadap targetnya

Capaian IKU = 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕

c. Menghitung persentase capaian final IKU , yaitu dengan menjumlahkan eviden

dengan capaian IKU kemudian total penjumlahan dibagi 2

Capaian Final IKU= 𝑬𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏+𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑰𝑲𝑼

𝟐

2. Menghitung capaian Sasaran Strategis

Penghitungan didapatkan dengan perkalian antara capaian final IKU dan bobot final

kemudian dibagikan terhadap total bobot final IKU per SS yang ada targetnya

Capaian Sasaran = 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝑺𝑺

3. Perspektif didapat dari hasil perkalian capaian sasaran dan bobot sasaran kemudian

dibagi terhadap total bobot sasaran per perspektif

Perspektif = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

4. Capaian Kerja Unit dihasilkan dari perkalian capaian perspektif dengan bobot

perspektif yang dibagi terhadap total bobot perspektif

Capaian kerja Unit = 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆

Page 22: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 14

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman adalah kinerja keseluruhan

yang terdiri dari berbagai unit kerja dengan tanggung jawab masing masing pada

Kemenko Maritim. Pengukuran nilai/angka capaian kinerja Kemenko Kemaritiman

Tahun 2018 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir

Tahun 2018 dengan target kinerja yang telah disepakati lewat perjanjian kinerja Menko

Maritim.

Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja pada Kemenko Bidang

Kemaritiman menggunakan aplikasi SIK-M. Proses penghitungan kinerja menggunakan

manual IKU yang telah disusun sebelumnya. Koordinasi penghitungan dilakukan oleh

pengelola kinerja setiap sasaran strategis dengan tanggung jawabnya.

3.1. CAPAIAN KINERJA Target kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman pada tahun anggaran 2018 yang

dituangkan pada perjanjian kinerja Menko Maritim 2018 terdiri dari 3 perspektif, 7

sasaran strategis dan 1 indikator kinerja utama. Dalam penghitungan capaian target

kinerja tersebut disusun sistem pembobotan, yaitu: Stakeholders Perspective (bobot

19,28%), Customer Perspective (bobot 19,28%), Internal Business Perspective (bobot 61,44%).

Secara keseluruhan, capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman Tahun 2018 sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja dapat dicapai

dengan baik sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian %

Capaian

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros

Maritim Dunia melalui

Pemerataan Pembangunan dan

Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Peringkat Logistic Performance Index 57 46 109,65

2. Competitiveness Index 4,60 4,68 100,87

Perspektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Tersedianya Rekomendasi

Kebijakan Kemaritiman yang

Efektif

3. Persentase Rekomendasi Kebijakan

Kemaritiman yang Menjadi Dasar

Penerbitan Kebijakan para

Pemangku Kepentingan

75% 100% 120

4. Persentase Tindaklanjut Hasil

Pengendalian Kebijakan di Bidang

Kemaritiman

75% 100% 120

Page 23: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 15

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian %

Capaian

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)

3. Terwujudnya Kedaulatan

Indonesia Sebagai Negara

Maritim yang Berperan Aktif di

Tingkat Regional dan Global

5. Persentase Inisiasi Gagasan

Indonesia yang diterima di Level

Internasional

100% 88,89% 94,44

4. Menguatnya Jati Diri Indonesia

Sebagai Bangsa Bahari yang

Inovatif Berkarakter dan

Berbudaya Nusantara

6. Jumlah Provinsi yang Menerapkan

Percontohan Kurikulum

Kemaritiman

12 13 104,17

5. Terwujudnya Percepatan

Pembangunan dan Pemerataan

Infrastruktur Poros Maritim

7. Penurunan Disparitas Investasi

Infrastruktur untuk Wilayah

Timur dan Barat ≤20% 4,79 120

6. Meningkatnya Nilai Tambah

Sumberdaya Alam dan Jasa

Maritim Secara Berkelanjutan

8. Persentase Produksi SDA bidang

Maritim Sesuai Target 80% 95.64 109,78

9. Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup 67.50 68.23 100,54

7. Tersedianya Kebijakan Bidang

Kemaritiman yang ditetapkan

Menteri Koordinator

10. Persentase Kebijakan Bidang

Kemaritiman yang Ditetapkan

Menteri Koordinator ≥50% 91,67 120

11. Persentase Keputusan Hasil

pengendalian kebijakan di

Bidang Kemaritiman

≥50% 88,23 120

Total Capaian Kinerja Kemenko 111,07

Keterangan: Capaian sudah dihitung berdasarkan bobot sesuai IKU, SS dan Perspektif

Berdasarkan tabel di atas kemudian setelah dilakukan pnghitungan sesuai bobot,

maka nilai capaian kinerja total dan per perspektif adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif Tahun 2018

Perspektif Bobot

(%) Capaian

Stakeholders 19,28 105,26%

Customer 19,28 120,00%

Internal Business Process 61,44 108,75 %

Nilai Kumulasi Kinerja 111,07

Pengukuran nilai capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

TA. 2018 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir tahun

anggaran dengan target (rencana kinerja) yang telah disepakati dan tertuang dalam

Perjanjian/Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada awal

tahun anggaran (bulan Januari).

Page 24: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 16

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian total kinerja Kemenko Kemaritiman

sebesar 111.07% dari target yang ditetapkan. Jika nilai capaian ini dibandingkan dengan

realisasi TA. 2017 (tabel terlampir), maka capaian TA. 2018 lebih tinggi 13,52%.

Penyesuaian indikator dan target kinerja yang lebih terukur sesuai kemanpuan dan

anggaran adalah faktor utama dari perbaikan capaian kinerja pada tahun ini.

Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritman TA. 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

Stakeholders Perspective

1. Terwujudnya Pembangunan

Kedaulatan Indonesia sebagai

Negara Maritim yang Berperan

Aktif dalam Kerjasama Maritim di

Tingkat Regional dan Global

1. Menurunnya pelanggaran

kedaulatan maritim 5% 21,47% 120%

2. Peran aktif Indonesia dalam

kerjasama internasional Bidang

Maritim

100% 94,43% 94,43%

2. Menguatnya Jati Diri Bangsa

Indonesia sebagai Bangsa Bahari

yang Inovatif, Berkarakter, dan

Berbudaya Nusantara

3. Penerapan muatan kurikulum

kemaritiman 10 48 120%

4. Meningkatnya even pariwisata

bahari dalam agenda wisata

nasional

5 6 120%

3. Meningkatnya manfaat dan nilai

tambah pengelolaan sumber daya

alam serta kemandirian energi yang

berkelanjutan

5. Persentase pertumbuhan

ekonomi bidang kemaritiman 5% 6,04% 120%

4. Tersedianya infrastruktur maritim

yang maju dan terpadu serta

seimbang dan selaras antar

kawasan

6. Pertumbuhan investasi

infrastruktur poros maritim 10% 25,12% 120%

Customer Perspective

5. Tersedianya Rekomendasi

Kebijakan Kemaritiman yang

dapat diimplementasikan oleh

K/L

7. Persentase rekomendasi

kebijakan kemaritiman yang

menjadi dasar penerbitan

kebijakan para pemangku

kepentingan

55% 60% 109,09%

8. Jumlah Kebijakan Menko yang

dihasilkan 3 6 120%

6. Terlaksananya Kebijakan

Kemaritiman yang Efektif

9. Persentase rekomendasi hasil

pengendalian pelaksanaan

Kebijakan yang dilaksanakan

para pemangku kepentingan

75% 66,67% 88,89%

Internal Business Process Perspective

7. Sinkronisasi/Koordinasi

Perumusan Kebijakan

Kemaritiman

10. Jumlah Rumusan/ Formulasi

Kebijakan yang dihasilkan di

bidang Kemaritiman

30 25 86,21%

8. Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan Kemaritiman

11. Jumlah Rekomendasi Hasil

Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan

19 12 63,16%

Learning Growth Perspective

Page 25: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 17

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

9. Tersedianya Sumberdaya

Manusia yang Berkompeten

12. Persentase SDM yang

memenuhi standar kompetensi 50 - -

10. Tersedianya Teknologi Informasi

dan Komunikasi terintegrasi dan

handal

13. Persentase pengelolaan sumber

daya berbasis IT 100 92,31 90,91%

11. Terwujudnya Organisasi yang

Akuntabel

14. Nilai AKIP 60 58,05 96,78%

15. Nilai Reformasi Birokrasi 60 60,34 100,57%

12. Terwujudnya Pengelolaan

Keuangan dan BMN yang

Handal

16. Tingkat kehandalan laporan

keuangan dan BMN sesuai

ketentuan yang berlaku

WTP WTP 100%

CAPAIAN TOTAL 97,55%

Berikut ini dijelaskan masing masing capaian perspektif kinerja serta kalkulasi

kinerja pada sasaran strategis yang ditargetkan pada TA. 2018.

3.1.1 Stakeholders Perspective

Perspektif pemangku kepentingan atau stakeholder perspective hanya memiliki 1

(satu) sasaran strategis yaitu:

Sasaran Strategis 1 (SS.1)

Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui

Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

Sasaran strategis 1 (SS.1) ini merupakan sasaran strategis yang baru

disusun/ditargetkan pada tahun 2018, sehingga demikian pula pada IKUnya,merupakan

IKU baru pada tahun 2018. Sasaran yang dimaksud adalah terwujudnya negara

Indonesia menjadi pusat atau perhatian/tolak ukur bangsa di dunia dalam mengelola

sumber daya bidang kemaritiman dan menjadikannya sebagai aspek untuk

meningkatkan kesejahteraan dan memakmurkan rakyat. Pemerataan pembangunan

adalah suatu perbuatan memeratakan pembangunan sarana dan prasarana sebagai

pemenuhan rasa keadilan. Sementara peningkatan daya saing bangsa adalah suatu

upaya meningkatkan kapasitas suatu bangsa agar mampu bertahan (survive) dan bersaing

di kancah perdagangan internasional.

Representasi pada sasaran strategis 1 (SS.1) dilakukan melalui berbagai bidang

kemaritiman dengan fokus pada penanganan program koordinasi pengembangan

kebijakan di bidang infrastruktur serta sumber daya alam dan jasa. Sasaran strategis 1

(SS.1) dijabarkan dengan 2 indikator kinerja, yaitu; Peringkat Logistic Performance Index

dan Competitiveness Index dengan capaian sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 1 TA. 2018

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

Page 26: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 18

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Sumber:

https://lpi.worldbank.org/international/scorecard/radar/254/C/ID

N/2018#chartarea

(%)

1 Peringkat Logistic Performance Index 9,76 57 46 109,65

2 Competitiveness Index 9,76 4,60 4,68 100,87

Total Capaian 105,26

Peringkat LPI merupakan indikator utama dalam mengukur pemerataan

infrastruktur maritim yang berdampak pada perbaikan unsur-unsur yang menunjang

percepatan waktu distribusi dan penurunan biaya logistik. Sementara itu

Competitiveness Index dimaksudkan untuk mengukur performa peningkatan daya saing

(terutama bidang ekonomi) Indonesia dibanding negara-negara lain. Nilai capaian kedua

IKU yang melebihi target (105,26%) merupakan indikator yang sangat baik yang

menunjukan peningkatan performa unsur-unsur dalam upaya pemerataan pembangunan

dan peningkatan daya saing.

IKU.1 Peringkat Logistic Performance Index

IKU ini dinilai dengan melihat peringkat dari capaian Logistic Performance Index

(LPI) Indonesia dibandingkan dengan nilai LPI negara-negara lain di dunia. Logistic

Performance Index (LPI) atau Indeks Kinerja Logistik adalah tolak ukur kinerja logistik

yang sederhana, yang dapat mencerminkan dalam perspektif global, apakah sebuah

negara terkoneksi (mendukung kelancaran dan kecepatan distribusi barang logistik)

secara global. LPI diukur berdasarkan enam indikator yaitu:

1. efisiensi proses clearance

di pelabuhan/bandara

dan bea cukai

(kecepatan, kemudahan

dan terukur secara

formal)

2. kondisi infrastruktur

perdagangan dan

transportasi (pelabuhan,

perkeretaapian, jalanan

dan teknologi

informasinya)

3. kemudahan mencari

kapal pengakutan

barang

4. kompetensi dan kualitas

jasa logistik

5. kemudahan proses pelacakan dan penelusuran barang

6. ketepatan waktu.

Page 27: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 19

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Berdasarkan data dari LPI yang dikeluarkan tahun 2012 Indonesia berada pada

peringkat 59 dengan score LPI 2,94 atau di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan

Vietnam. Kemudian naik menjadi 3,08 (peringkat 53) pada tahun 2014 dan menurun

pada tahun 2016 dengan 2,98 (peringkat 63). Dari tren penurunan tersebut, maka

pemerintah bertekad melalui berbagai kebijakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai

Poros Maritim dunia, untuk memperbaiki nilai LPI sehingga pada tahun 2018 bisa

menduduki peringkat 57.

Pada tahun 2018 ini nilai LPI Indonesia naik cukup baik, yaitu menjadi 3,15 dan

menduduki peringkat 46 dari 160 negara yang disurvei. Peringkat ini jauh lebih baik dari

target yang ditetapkan (57).

Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia

Beberapa kebijakan yang diharapkan mendukung pencapaian perbaikan peringkat

LPI Indonesia adalah:

1. Pengendalian pembangunan infrastruktur konektivitas dan logisitik

2. Penggunaan sistem teknologi informasi dan program berbasis komputer/internet

3. Pemberantasan tindak pidana korupsi/suap dalam proses distribusi logistik

4. Perbaikan upah buruh (dari tingkat tenaga angkut sampai profesional) yang wajar

5. Penyesuaian atau penyederhanaan peraturan dan proses distribusi

6. Pemerataan loksi industri atau penghasil barang

7. Pendidikan vokasi kemaritiman/pelaut

8. Pengembangan Biro Klasifikasi

Sumber: https://lpi.worldbank.org/

Page 28: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 20

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

9. Revitalisasi pelayaran rakyat.

IKU.2 Competitiveness Index

Competitiveness Index atau indeks daya saing merupakan petunjuk yang

digunakan dalam mengetahui keadaan atau kapasitas suatu bangsa dalam mengelola

sumber daya yang dimiliki menjadi produk berupa barang atau jasa sehingga mampu

bertahan (survive) dan/atau unggul tingkat pendapatannya dari bangsa lain untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Nilai capaian IKU.2 didapatkan dari perhitungan yang dihasilkan oleh World

Economic Forum (WEF) Indeks. Competitiveness Index atau Indeks Daya Saing ini

mengukur daya saing suatu negara dibandingkan negara-negara lainnya pada bidang-

bidang yang menetukan tingkat produktifitas dan atau kesejahteraan. Indeks Daya Saing

ini terdiri dari 126 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar, yaitu: kelembagaan,

infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan

tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan

pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi.

Gambar 7 Nilai Indeks Daya Saing Indonesia 2017

Dari data WEF tercatat bahwa Indonesia mengalami perbaikan indeks daya saing,

yaitu: 4,52 (peringkat 41) pada tahun 2016-2017 menjadi peringkat 4,68 (peringkat 36

Page 29: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 21

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

dari 137 negara). Capaian ini lebih tinggi dari target kinerja yang sebesar 4,6, atau

tercapai 100,87% dari target.

Gambar 8 Rincian penilaian Indeks daya Saing 2017-2018

Peringkat daya saing tersebut perlahan bergerak maju lima tingkat (peringkat) sejak

tahun lalu. Posisi tersebut didorong terutama oleh ukuran pasar Indonesia yang besar di

peringkat 9 dunia, serta lingkungan makro ekonomi yang relatif kuat di peringkat 26.

Menurut rilis dari WEF, Indonesia telah memperbaiki kinerjanya di semua pilar seperti

Korea. Pilar-pilar tersebut adalah institusi, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi,

kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan yang lebih tinggi dan pelatihan, efisiensi

pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, perkembangan pasar uang, kesiapan teknologi,

ukuran pasar, kecanggihan bisnis serta inovasi. Indonesia juga menempati peringkat ke-

31 dalam inovasi dan ke-32 untuk kecanggihan bisnis. Indonesia adalah salah satu

inovator teratas di antara

negara-negara berkembang.

Namun masih mengalami

masalah, yaitu pada penyusun

indeks kompetitif, faktor yang

paling rendah nilainya adalah

Page 30: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 22

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

pada masalah paten yang skornya nyaris 0 (0,1) atau dengan kata lain penghargaan dan

atau perlindungan pada paten (hak atas kekayaan intelektual/inovasi) masih sangat

rendah atau memprihatinkan. Rendahnya perlindungan paten akan berdampak pada

peningkatan kreatifitas dan inovasi.

Sementara itu, beberapa faktor yang perlu perhatian dalam meningkatkan

kemudahan berbisnis adalah sebagaimana gambar/grafik berikut ini:

Gambar 9 Permasalahan Kemudahan Berusaha di Indonesia

3.1.2 Customer Perspective

Perspektif ini terdiri dari 1 (Satu) SS dan 2 (dua) IKU dengan masing-masing

target 75%. Jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mempunyai 4

SS.

Sasaran Strategis 2 (SS.2)

Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

Bobot sasaran strategis ini dari keseluruhan sasaran strategis adalah 19,28. Bobot

ini merupakan jumlah masing masing bobot indikator kinerjanya (masing masing 9,64).

Sasaran yang dimaksud dalam SS ini adalah adanya suatu saran atau anjuran

(rekomendasi) yang dikeluarkan oleh Kemenko (setelah melalui identifikasi, survei dan

pembahasan) kepada unit/instansi terkait. Sementara maksud dari kebijakan

kemaritiman yang efektif merupakan gagasan atau rancangan ketentuan bidang

kemaritiman yang menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan serta

Page 31: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 23

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

dapat diimplementasikan oleh instansi/lembaga terkait melalui suatu kebijakan,

ketetapan atau hal lainnya.

Nilai capaian kinerja sasaran strategis 2 (SS.2) adalah 120% (dua IKU di SS ini

capaiannya sama 120%). Jika dibandingkan dengan SS tahun sebelumnya terdapat

sedikit berbeda, walau maksud/tujuannya sama. Pada tahun 2017 SS ini rincian

tepatnya: Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang dapat

diimplementasikan oleh K/L. Walaupun berbeda sasaran satrategisnya, namun

memiliki IKU yang sama.

Tabel 9 Indikator Kinerja SS.2

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

(%)

1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang

menjadi Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku

Kepentingan 9,64 75% 100% 120

2 Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian Kebijakan di

Bidang Kemaritiman 9,64 75% 100% 120

Penjelasan capaian masing-masing IKU pada SS.2 ini adalah sebagai berikut:

IKU.3 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Menjadi

Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

Indikator ini menunjukkan persentase jumlah gagasan/rancangan ketentuan

bidang kemaritiman hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan oleh Kemenko

Kemaritiman kemudian, yang dijalankan/dilaksanakan K/L terkait secara tertulis.

Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur efektivitas pelaksanaan koordinasi dan

sinkronisasi kebijakan di bidang kemaritiman. Bobot dari indikator ini adalah 9,64.

Formula penghitungan capaian ini adalah dengan membandingkan jumlah target

rekomendasi kebijakan dengan jumlah seluruh rekomendasi yang berhasil dicapai sesuai

tujuan IKU.

Target pada IKU.3 terdiri dari 11 kebijakan dengan rincian capaian sebagai

berikut:

Tabel 10 Rincian Capaian IKU.3

No Nama IKU Tercapai

Keterangan Ya Tidak

1 Penetapan Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo √

Peraturan Presiden No 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo

2 Peraturan Presiden tentang Sungai

Citarum √

Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Daerah Aliran Sungau Citarum

3 Kebijakan tentang pemberdayaan

Industri √

Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018

ttg Pemberdayaan Industri

4 Perpres No 35 Tahun 2018 tentang √ Peraturan Presiden No 35/2018 ttg

Page 32: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 24

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

5 Penyusunan Rumusan Kebijakan Traffic Separation Scheme (TSS) di jalur Pelayaran Prioritas

√ Usulan Penetapan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Lombok dan Selat Sunda ke IMO

6 Kebijakan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Perikanan Budidaya Berkelanjutan

√ Rekomendasi tatacara pemberian subsidi perikanan

7 Kebijakan Pengembangan Produk

Hasil Kelautan dan Perikanan √

Naskah Deklarasi Pengembangan Produk

Inovasi Perikanan dan Kelautan

8 Kebijakan Koordinasi Tata Ruang Laut Nasional

√ Rumusan Perpres tentang Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah di Selat Makasar

9 Kebijakan Terkait Koordinasi Pengembangan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

√ Rekomendasi pengakuan BKI telah mendapat pengakuan dari ACS dan memasuki tahun kedua

10 Rumusan/Kebijakan tentang Landas Kontinen √

RUU Landas Kontinen, RUU ttg Landasan Kontinen dan Kawasan Dasar Laut Internasional

11 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Pengembangan Geopark

√ Rancangan Perpres Kebijakan standarisasi pengembangan Geopark

Jika dibandingkan dengan tahun 2017, capaian IKU ini mengalami perbaikan

capaian, yaitu dari 60% (dari target kebijakan) atau capaiannya 109% pada tahun 2017

menjadi 100% (dari target kebijakan) atau 120% dari target IKU yang ditetapkan pada

tahun 2018. Capaian dari bentuk kebijakan memang tidak sama, ada yang RUU dan ada

yang masih rancangan Perpres atau Surat. Namun kesemuanya itu mempunyai

implikasi yang sama, bahwa kebijakan yang diterbitkan Kemenko Kemaritiman menjadi

dasar penyusunan/penetapan kebijakan instansi atau lembaga terkait.

Berdasarkan data dalam menetapkan jumlah target kebijakan yang dicapai pada

tahun 2017 sebanyak 15 kebijakan (60% dari usulan rekomendasi), maka pada tahun

2018, target capaiannya dinaikan menjadi 75%. Hanya saja, pada tahun 2018, target

kebijakan yang direkomendasikan Menko kepada pemangku kepentingan, tidak

sebanyak tahun 2017. Pada tahun 2018 kualitas atau tingkatan kebijakan lebih tinggi

dibanding tahun 2017. Selain itu, kegiatan koordinasi dan pengendalian kebijakan

(terutama di tingkat Kedeputian atau Keasdepan) lebih ditingkatkan jumlah dan

intansitasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 2018 target rekomendasi

kebijakan diperkecil menjadi 11 kebijakan.

IKU.4 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang

Kemaritiman

Indikator ini adalah persentase jumlah gagasan/rancangan ketentuan hasil

pengendalian suatu kebijakan oleh Kemenko Kemaritiman, yang kemudian

Page 33: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 25

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

dijalankan/dilaksanakan K/L terkait. Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur

efektivitas pelaksanaan pengendalian kebijakan di bidang kemaritiman. IKU ini

merupakan IKU modifikasi dari IKU.9 tahun 2017: Persentase rekomendasi hasil

pengendalian pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan para pemangku kepentingan.

IKU.4 ditargetkan 75% dari 4 kebijakan yang ada dapat dikendalikan dan

ditindaklanjuti. Dari tabel 11 di bawah ini, capaian IKU.4 adalah 100% dari target

jumlah kebijakan atau tercapai 120% dari target IKU dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 11 Capaian Kebijakan IKU.4

No Nama IKU Tercapai Keterangan

Ya Tidak

1 Rancangan Kepres tentang Tim

Koordinasi Nasional Pengelolaan

Benda Muatan Kapal Tenggelam

Rancangan Kepres tentang Tim Koordinasi

Nasional Pengelolaan Benda Muatan Kapal

Tenggelam (BMKT)

2 Pengendalian Kebijakan terkait

Tindak Lanjut Submisi Landas

Kontinen di Utara Papua

Telaah Kebijakan Kebijakan Penetapan

Landas Kontinen Indonesia di luar 200 mil di

Segmen Utara Papua

3 Koordinasi, Sinkronisasi, dan

Pengendalian kebijakan percepatan

pembangunan PLTSa √

Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan

Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah

menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi

Ramah Lingkungan (PLTSa)

4 Pelaksanaan Pengendalian

Implementasi Kebijakan

Pengembangan Geopark Nasional

Rancangan Perpres Geopark

Capaian IKU.4 pada tahun 2018 ini lebih baik jika dibandingkan dengan IKU.9

tahun 2017 (88,89%). Walaupun demikian jika dibandingkan berdasarkan jumlah

kebijakannya, maka capaian tahun 2017 lebih baik karena tercapai 8 kebijakan.

Penetapan target yang tidak terlalu banyak merupakan faktor kunci tercapainya IKU ini.

Selain itu kesungguhan dari berbagai pihak terkait, serta dukungan pendanaan dan

suport dari Menteri Koordinator menjadikan target yang ditetapkan dapat

diimplementasikan.

Dapat dijelaskan bahwa dengan terbentuknya tim BMKT melalui Kppres,

diharapkan pada tahun 2019 penanganan BMKT dapat lebih baik, baik dalam

pemanfaatan secara ekonomis maupun sebagai benda cagar budaya. Sedangkan kajian

tentang landas kontien di utara Papua akan segera ditindaklanjuti untuk masuk dalam

RUU Landas Kontinen.

Implementasi Perpres No. 35 tahun 2018 telah dilaksanakan dengan telah dimulai

proses pembangunan 8 PLTSa di 8 kota percontohan. PLTSa ini dibangun selain

sebagai pembangkit listrik dengan penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat

diperbaharui (renewable), juga terutama dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk

mengurangi volume sampah di tempat pembuangan. Sementara itu dalam

pengembangan Geopark, selain telah disusun Perpres juga telah dusulkan 2 Geopark di

Ciletuh dan Rinjani untuk masuk dalam daftar Global Geopark UNESCO.

Page 34: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 26

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

3.1.3 Internal Business Process Perspective

Perspektif ini terdiri dari 5 sasaran strategis dan memiliki persentase bobot paling

tinggi yaitu 60% dari keseluruhan perspektif. Dari lima SS tersebut 3 (tiga) sasaran

strategis baru direalisasikan pada akhir tahun 2018 pada triwulan IV (SS.3, SS.5, dan

SS.6). Berikut penjelasan 5 sasaran strategis pada Internal Business Process Perspective.

1. Sasaran Strategis 3 (SS.3)

Terwujudnya Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim

yang Berperan Aktif di Tingkat Regional dan Global

Sasaran Strategis yang dimaksud adalah terlaksananya hak eksklusif negara

Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur

pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Negara

maritim adalah suatu negara yang mempunyai wilayah kekuasaan laut yang luas serta

tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di wilayah tersebut serta memanfaatkan

sumber daya alam di wilayah laut untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat. Berperan

aktif di tingkat regional dan global adalah suatu perilaku dan sikap memperhatikan,

mendengarkan, mendukung dan/atau turut terlibat dalam suatu forum-forum kerjasama

di bidang kemaritiman baik di tingkat regional dan global.

SS.3 ini sama dengan SS.1 pada tahun 2017 namun masuk dalam perspektif

pemangku kepentingan (stakeholder perspective). Jika pada tahun 2017 terdapat 2 (dua)

IKU, maka di tahun 2018 hanya 1 (satu) IKU, yaitu: Persentase Inisiasi Gagasan

Indonesia yang Diterima di Level Internasional (mirip dengan IKU.2 pada tahun 2017).

Indikator ini adalah persentase jumlah gagasan/ide/usulan negara Indonesia

bidang kemaritiman dalam forum/pertemuan yang mampu/dapat diterima atau

dijadikan kebijakan internasional. Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur

peran aktif Indonesia pada forum internasional.

Perwujudan SS.3 dilaksanakan melalui pelaksanaan program koordinasi

pengembangan kebijakan kedaulatan kemaritiman. Melalui SS.3 ini dijalankan dengan

dengan tujuan terwujudnya sinergi antarsektor, tersedianya rekomendasi solusi atas

permasalahan sektoral, serta termonitornya implementasi kebijakan kemaritiman.

Tujuan tersebut dicapai melalui koordinasi kebijakan yang efektif dan produktif.

Terwujudnya kedaulatan Indonesia adalah dengan terlaksananya hak eksklusif

negara Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur

pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Indonesia

telah menyatakan sebagai negara maritim atau negara yang mempunyai wilayah

kekuasaan laut yang luas serta tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam. Sebagai

negara maritim, Indonesia harus memanfaatkan sumber daya alam di wilayah laut

untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.

Page 35: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 27

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Salah satu tujuan inisiasi gagasan Indonesia di level internasional adalah

mewujudkan kedaulatan Indonesia. Tujuan ini dapat dicapai salah satunya dengan

berperan aktif dalam forum di tingkat regional dan global.

Tabel 12 Target dan Realisasi SS.3/IKU.5

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman

dan Kepentingan Indonesia Keterangan

Inisiatif Indonesia (Kemenko Bidang Kemaritiman)

1 Archipelagic and Island States (AIS)

Forum

The 2nd Senior Official Meeting

(SOM) Jakarta,

6-8 September 2018

The 3rd SoM dan the First

Ministerial Meeting,

Manado, 31 Oktober-2 November

2018

Telah disahkan Joint Declaration on the Establishment

of Archipelagic and Island States Forum atau disingkat

sebagai Manado AIS Declaration yang berisi

kesepakatan negara-negara kepulauan dan negara

pulau untuk membentuk AIS Forum sebagai

sebuah platform pembangunan (developmental forum)

kerjasama kongkrit di berbagai isu kelautan

Usulan

diterima

2 “the Southeast Asia Conference on

Regional Coordination and Action to

Combat Trafficking and Labour

Exploitation in Fisheries”. Bali, 26-

29 November 2018

Pertemuan the Southeast Asia Conference on Regional

Coordination and Action to Combat Trafficking and

Labour Exploitation in Fisheries merupakan

kerjasama antara Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dengan International Labour

Organization (ILO) cq proyek Sea Fisheries

Usulan

diterima

Bilateral / Regional

3 1st Bilateral Maritime Forum

Between the Government of the

Republic of Indonesia and the

Government of the Kingdom of

Denmark

Indonesia bekerjasama dengan Denmark untuk

menyusun sebuah kerangka kerjasama dalam

bidang Standard Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut.

Usulan

diterima

4 The 2nd High Level Dialogue on Fisheries and Maritime Issus Between the Governement of the Republic of Indonesia and European Commision

Indonesia berkerjasama dengan Uni Eropa dengan

membahas hal-hal yang terkait dengan berbagai

perkembangan dan implementasi kebijakan

kelautan dan perikanan antar kedua negara.

Usulan

diterima

Internasional (Non Rutin)

5 1st Technical Working Group

Meeting on the Establishment of a

Regional Cooperation Agreement

Against Crimes Related to Fisheries

Jakarta, 20-21 Maret 2018

Membahas kebutuhan akan adanya potential

regional instrument tentang penanganan kejahatan

terkait perikanan, serta kaitannya dengan existing

instruments

Usulan

diterima

6 Consultative Forum on Regional

Cooperation against Human

Trafficking, Labour Exploitation and

Slavery at Sea

Bali, 27-28 Maret 2018

Tripartit (negara, pengusaha, asosiasi/pekerja)

sepakat untuk membentuk suatu badan kerjasama

regional untuk menangani isu human trafficking,

labour exploitation, dan slavery at sea

Usulan

diterima

Page 36: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 28

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman

dan Kepentingan Indonesia Keterangan

7 Penyusunan Rumusan Kebijakan

Traffic Separation Scheme (TSS) di

Selat Sunda dan Selat Lombok

Indonesia telah mengajukan dua usulan TSS di

Selat Sunda dan Selat Lombok ke International

Maritime Organization (IMOdengan tujuan: agar

terjaminnya perairan Selat Sunda dan Selat

Lombok dari bahaya keamanan, bahaya navigasi

pelayaran serta bahaya pencemaran lingkungan

melalui penataan ruang laut yang akan

mempengaruhi perkembangan dan pembangunan

di wilayah pesisir dan sekitarnya.

Usulan

diterima

8 Kerjasama Keselamatan Maritim

dalam

Konteks Indo-Pasifik

Indonesia menawarkan peningkatan kerja sama di

bidang kemaritiman, konektivitas dan agenda

pembangunan berkesinambungan:

Menyusun action plan melalui konsep buku putih

(White Paper)

Usulan

diterima

9 2nd Technical Working Group

Meeting on the Establishment of a

Regional Cooperation Agreement

against Crimes Related to Fisheries

Jakarta, 26-27 September 2018

Perlunya pembentukan suatu perjanjian

kerjasama regional mengenai kriminalitas yang

terkait dengan perikanan.

Usulan

diterima

10 Technical Seminar on the

International Maritime Organization

- Cape Town Agreement (IMO-CTA)

di Bali, 31 Oktober– 2 November

2018

Mendukung kelanjutan kerjasama dan koordinasi

antar semua instansi pusat terkait dengan semua

pihak terkait untuk mengatasi keselamatan kapal,

IUUF, dan standar kondisi kerja yang dapat

diterima.

Usulan

diterima

Internasional (Rutin)

11

Series of Meeting at the International

Maritime Organization (IMO),

London,

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan

submisi Indonesia untuk penetapan TSS ke IMO.

Usulan

diterima

12 Sidang MEPC-73

London, 22-26 Oktober 2018

Indonesia berusaha menyampaikan usulan

Rencana Aksi yang dapat dilakukan untuk

menangani sampah plastik di laut dan

menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki

National Action Plan terkait penanganan sampah

plastik.

Usulan

diterima

13 Our Ocean Conference (OOC) 2018

Bali, 29-30 Oktober 2018

Hasil dari Pertemuan tersebut antara lain

Pemerintah Jepang dan FAO telah menyatakan

siap untuk mendukung Indonesia untuk menyusun Regional Plan of Action to Combat Marine Plastic

Debris melalui kombinasi pendanaan dan

penyelenggaraan kegiatan bersama.

Usulan

diterima

14 The 57th Annual Session Asian–

African Legal

Consultative Organization (AALCO)

Indonensia menyampaikan pandangan dengan

mengajak negara- negara anggota AALCO

untuk perlunya berkerjasama mengambil langkah

dan solusi yang nyata guna mengatasi berbagai

permasalahan kelautan

Usulan

diterima

Page 37: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 29

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman

dan Kepentingan Indonesia Keterangan

15 Sidang Executive Board UNESCO,

Paris Usulan Penetapan Geopark Rinjani Nusa

Tenggara barat, dan Geopark Ciletuh-Pelabuhan

Ratu- Jawa Barat menjadi UNESCO Global

Geopark (UGG)

Usulan

diterima

16 Indian Ocean Conference on Blue

Carbon (Australia) Senior Official Meeting (SOM) untuk bidang

Marine Environment and Climate Change dalam

kerangka Blue Economy sebagai tindak lanjut dari

penandatangan Kerjasama Bilateral Kemaritiman

Indonesia-Australia

Usulan

belum

diterima

17 OMC-MDTF

Pemerintah Indonesia mencari

dukungan Bank Dunia dan Mitra

lainnya untuk memperkuat

Agenda Kelautan yang baru lahir

dan meningkatkan hasil program.

Secara khusus, Pemerintah

Indonesia meminta Dana Perwalian

Multi Donor Masa Depan Samudra

Indonesia (IOF-MDTF), yang akan

dikelola oleh Bank Dunia, untuk

mendukung desain dan

implementasi awal Agenda Kelautan

Nasional.

Dukungan Agenda Kelautan Nasional akan

mencakup upaya untuk meningkatkan

perencanaan, koordinasi, kebijakan, dan

pembiayaan secara keseluruhan dalam

mendukung strategi lautan luas, termasuk unsur-

unsur kehidupan dan non-hayati dari ekonomi

maritim.

Secara khusus, Pemerintah Indonesia meminta

Dana Perwalian Multi Donor Masa Depan

Samudra Indonesia (IOF-MDTF), untuk

mendukung desain dan implementasi awal

Agenda Kelautan Nasional.

Usulan

diterima

18 Diplomasi Sawit Dalam rangkaian kunjungan ke negara-negara Uni

Eropa dalam rangka Diplomasi Sawit, Indonesia

mengusulkan penundaan phasing out palm oil dari

RED Uni Eropa hingga tahun 2030

Usulan

diterima

19 MoU Indonesia – Qatar

1 Agustus 2018

Kemenko Kemaritiman dan Otoritas Investasi

Qatar (QIA) telah menandatangani MoU on

Tourism Investment Cooperation pada 1 Agustus

2018. MoU ini mengutarakan kesiapan QIA untuk

berinvestasi sebesar 500 juta USD di Top-10

Destinasi Prioritas Pariwisata di Indonesia.

Usulan

diterima

20 Cluster Fisheries Subsidies WTO

dengan tema “Transparency,

Institutional Arrangements”, di

Genewa, Swiss, 24 – 28

September 2018

1. Usulan pemerintah Indonesia tentang perlu

adanya pengecualian kepada Indonesia yang

sangat tegas dalam pelaksanaan IUU Fishing

kepada nelayan kecil dan artisanal yang

melakukan penangkapan ikan untuk

kebutuhan sehari– hari.

2. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan

mengenai subsidi yang bermanfaat (beneficial

subsidies) sebagai upaya memulihkan

pertumbuhan stok ikan melalui pengelolaan

perikanan berbasis konservasi.

Usulan

diterima

21 the 14th Pre-Senior Officials’ Meeting

(Pre-SOM ke-14), the 14th CTI-CFF

Senior Officials’ Meeting (SOM ke-

14), dan the 7 th CTI-CFF Ministerial

Meeting (MM ke-7) , Manila,

Filipina pada tanggal 10-14

Desember 2018

1. Usulan Indonesia atas dua bentang laut

prioritas (proposal nominasi Bentang Laut

Lesser Sunda dan Bentang Laut Bismarck

Solomon) ini disetujui oleh seluruh negara

anggota CTI-CFF. Bentang laut prioritas

ditetapkan sebagai “Prioritas” oleh Council of

Senior Officials (CSO) dan Council of Ministers

(COM).

2. Usulan Indonesia untuk menjadi tuan rumah

Usulan

diterima

Page 38: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 30

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman

dan Kepentingan Indonesia Keterangan

dari 2nd leader summit CTI-CFF tahun 2020.

Pertemuan ini akan menghadirkan enam

kepala negara atau pemerintahan anggota CTI-

CFF.

22

Australia Short Term Award

(Aquaculture Benchmarking) di

James Cook University Austrlia pada

27 April s.d 13 Mei 2018

Usulan gagasan yang disampaikan pada forum ini

tidak diterima pada forum, internasional yang

dilaksanakan di di James Cook University

Usulan

Tidak

diterima

23 Bonn Climate Change Conference

(BCCC) di Bonn-Jerman

pada Mei 2018

BCC merupakan tindak lanjut dari Konvensi

Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan

Bangsa-Bangsa (UNFCCC) yang bertujuan untuk

menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di

atmosfer melalui pembatasan emisi carbon dan

menjaga kenaikan temperatur bumi dibawah 1.5

derajat celcius.

Usulan

Tidak

diterima

24 Maritime Bilateral Dialogue di Seoul-

Korea pada April 2018 Pentingnya sektor kelautan bagi masa depan dan

ajakan meningkatkan kerja sama dalam

menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi

dalam kerja sama kelautan ditekankan Indonesia

Usulan

Tidak

Diterima

25 Sidang Marine Environment

Protection Committe (MEPC) ke-73

di Markas IMO London, tanggal

22-26 Oktober 2018

Indonesia bersama dengan Argentina, Brazil,

China, India, dan Filipina mensponsori submisi

dokumen MEPC yang mengusulkan:

a. Membentuk steering committee yang mengawasi

proses studi GRK IMO dari awal penentuan

tender kontraktor hingga menghasilkan produk

hasil studi.

b. Menyelenggarakan expert workshop yang akan

mendiskusikan isu teknis dan metodologi serta

memberikan saran- teknis pada MEPC

c. Hasil studi GRK IMO yang ke-4 harus

mendapatkan peer review dari komunitas

akademis dan riset di seluruh dunia, termasuk

dari negara-negara berkembang.

Usulan

diterima

26 Biodiversity Beyond National

jurisdiction (BBNJ)

Dalam sidang IGC, Indonesia berpartisipasi aktif

dengan memperjuangkan kepentingan Indonesia

pada beberapa area utama sebagai berikut:

a. Pembentukan sui generis BBNJ;

b. Pengelolaan area BBNJ yang berdekatan

dengan perairan coastal state;

c. Pengelolaan BBNJ di extended continental shelf

d. Akses pada benefit sharing and information;

Usulan

diterima

27 ELK Utara Papua

Indonesia sudah menyampaikan nota diplomatik

untuk mengajukan dokumen submisi sebagian

(partial submission) Landas Kontinen Indonesia di

luar 200 mil pada segmen utara Papua (Eauripik

Rise) paling lambat akhir tahun 2018 dan atau

triwulan pertama 2019.

Usulan

diterima

Dari 27 usulan atau inisiasi Indonesia yang disampaikan ke forum internasional,

tercapai 24 usulan yang diterima untuk dibahas atau diimplementasikan dalam kancah

hubungan internasional. Sehingga realisasi dari usulan adalah 88.89%, atau capaian

Page 39: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 31

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

kinerja yang dihasilkan dari IKU.3 ini adalah 94,44% dari target (sudah

memperhitungkan bobot IKU).

Berbagai upaya dan kegiatan sudah dilaksanakan dalam mewujudkan tercapainya

IKU.5 ini. Berbagai kunjungan dan kegiatan seperti konferensi, seminar, pertemuan,

perundingan dengan berbagai hal lainnya sudah dihadiri atau diselenggarakan dalam

rangka memperjuangkan lolosnya inisiasi gagasan kemaritiman di internasional.

Indonesia memiliki kepentingan yang besar terhadap pengelolaan kelautan, baik

yang berskala nasional, bilateral, regional, maupun internasional. Kepentingan

tersebut semata karena lautan menjadi salah satu sumber utama perikehidupan negara

Indonesia yang 2/3 wilayahnya merupakan laut. Untuk itu, maka Pemerintah

Indonesia terlibat aktif di berbagai forum kemaritiman untuk memastikan bahwa

kepentingan Indonesia di bidang kelautan dapat terakomodir, terlebih lagi menunjukan

kepemimpinan (leadership) Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan

negara yang memiliki sejarah maritim yang kuat. Keterlibatan itu dilaksanakan dengan

aktif menyusun gagasan dan menyampaikannya kepada pihak internasional.

Dukungan Kemenko Kemaritiman dalam memperjuangkan gagasan di tingkat

internasional sangat tinggi. Kemenko telah menganggarkan untuk hal tersebut pada

tahun 2018 sebesar Rp 34.707.638.000,- atau 11,56% dari pagu total Kementerian.

Realisasi dari anggaran tersebut pada tahun 2018 sebesar Rp 32.902.371.277 atau

94,8% dari pagu.

2. Sasaran Strategis 4 (SS.4)

Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang

Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

Maksud dari penetapan SS.4 adalah bertambah kuatnya jiwa, semangat, daya

gerak, budaya, ciri khas bangsa Indonesia yang bercirikan/berkaitan dengan kelautan,

disertai dengan inovatif dalam berkreasi/berperilaku. SS.4 memiliki 1 (satu) indikator

kinerja (IKU.6) yaitu: Jumlah Provinsi yang Menerapkan Percontohan Kurikulum

Kemaritiman. Sasaran strategis sama dengan SS.2 pada tahun 2017, namun pada tahun

2017 terdapat 2 (dua).

Indikator ini untuk mengevaluasi provinsi di Indonesia yang menerapkan

kurikulum maritim yang menunjukkan tingkatan menguatnya jati diri Indonesia sebagai

bangsa bahari yang inovatif, berkarakter dan berbudaya nusantara. Target tahunannya

adalah 12 provinsi dengan realisasi 13 provinsi atau 104,17%.

Tabel 13 Daftar Sekolah Percontohan Implementasi Kurikulum Kemaritiman

No. Provinsi /

Kab./Kota

Jenjang Pendidikan

PAUD SD SMP SMA/SMK

1 Aceh /

Kota Sabang

Tk Pertiwi sabang SDN 27 sabang SMPN 5 sabang SMKN 1

sabang

2 Bengkulu /

Kota Bengkulu

TK Dhrma Wanita

Bengkulu SDN 19 Bengkulu SMPN 19

Bengkulu

SMAN 5

Bengkulu

Page 40: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 32

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No. Provinsi /

Kab./Kota

Jenjang Pendidikan

PAUD SD SMP SMA/SMK

3 Banten /

Kab. Pandeglang

Al-Hidayah Banten SDN 4 Kab Pandeglang

SMPN 1 Labuan Pandeglang

SMAN 2 Banten

4 DKI Jakarta TK Hang Tuah 11 Pondok Labu

SD Hang Tuah 5 Cilincing

SMP Hang Tuah 2 Cipulir

SMA Hang Tuah

5 Jawa Barat /

Kota Cirebon

Tk Darul Hikam Cirebon SDN Pesisir Cirebon

SMPN 13 Cirebon

SMAN 5 Cirebon

6 Jawa Timur /

Kota Surabaya

TK Hang Tuah 7 surabaya SD Hang Tuah 10 Surabaya

SMP Hang Tuah 5 Surabaya

SMA Hang Tuah Surabaya

7 Kalimantan Utara /

Kota Tarakan

TK Kartika Tarakan SDN 012 Tarakan SMPN 06 Tarakan

SMPN 06 Tarakan

8 Sulwaesi Selatan /

Kab. Pangkep

TK Binaan Kabupaten Pangkep

SDN 7 Pangkep SMPN 4 Pangkep SMK Perikanan Pangkep

9 NTB /

Kab. Lombok Tengah

TK Baroqatussolatiah

Lombok SDN 4 Lombok SMPN 10

Lombok

SMAN 1

Lombok

10 NTT /

Kab. Sikka

TK Panti Ranti Maumere NTT

SD Kolisia Sikka NTT

SMPN 3 Sikka NTT

SMAN 1 Maumere NTT

11 Maluku /

Kota Ambon

TK Al Fatah Ambon SDN SPG 1

Ambon

SMPN 17

Ambon

SMAN 12

Ambon

12 Papua Barat /

Kab. Rajaampat

TK Waisai Rajaampat SD YPK Marthen

Luther Rajaampat

SMPN 4

Rajaampat

SMAN 1

Rajaampat

13 Jawa Tengah/ Kota

Tegal TK Pembina SDN Tegal Sari SMPN 9 Kota

Tegal

SMKN Kota

Tegal

Untuk mendorong pengembangan dan implementasi muatan kemaritiman dalam

kurikulum pendidikan, telah dilakukan penandatanganan Naskah Nota Kesepahaman

antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dengan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, pada tanggal 4 Mei 2017. Berdasarkan Nota Kesepahaman yang

ditandatangani oleh Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim

dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 15

Agustus 2017. Kedua naskah kerja sama tersebut merupakan landasan bersama bagi

pengembangan dan penerapan kurikulum kemaritiman, di samping dokumen-dokumen

pendukung yang dihasilkan bersama, yaitu: naskah akademis kurikulum kemaritiman;

kurikulum kemaritiman; dan panduan implementasi kurikulum kemaritiman.

Pada tahun 2018 telah ditetapkan 52 sekolah (data pada tabel di atas) di 13

provinsi yang menjadi proyek percontohan implementasi muatan kemaritiman dalam

kurikulum pendidikan untuk level: TK, SD, SMP dan SMA. Muatan kurikulum

kemaritiman akan dikombinasikan dengan memasukkan muatan lokal suatu daerah

yang sebagian besar daerah berbasis kelautan dan perikanan. Sehingga dapat

mendukung penyiapan sumberdaya manusia melalui pengenalan terhadap potensi dan

konsepsi kemaritiman.

Kesadaran pengenalan kemaritiman akan dilakukan secara komprehensif dan

berjenjang melalui saluran pendidikan formal. Selain itu, telah ada cikal bakal

penerapan kurikulum berbasis lokal misalnya sektor kelautan dan perikanan yang telah

dilakukan melalui inisiasi program di kementerian teknis Pengembangan dan

implementasi muatan kemaritiman dalam kurikulum pendidikan menjadi salah satu

pilihan kebijakan yang dianggap paling tepat.

Page 41: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 33

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

2017•Mei; MOU antara Kemenko

Maritim dengan Kemendikbud

•Agustus; PKS antara Deputi SDM, Iptek Budaya dengan Sekjen Kemendikbud

2018•Implementasi Kurikulum

Kemaritiman pada 13 Provinsi

2019•Perluasan Implementasi

pada 21 provinsi lainnya

•Monev implementasi pada 13 sebelumnya

Dalam penerapannya nanti, terdapat 4 pilihan implementasi kurikulum

kemaritiman di sekolah, yaitu melalui:

1. kontekstualisasi/warna mata pelajaran/blended

2. pengayaan/integrasi dalam mata pelajaran

3. ekstra kurikuler dan budaya sekolah

4. mata pelajaran tersendiri (muatan lokal).

Implementasi muatan kemaritiman ke dalam proses pembelajaran sekolah

dilakukan melalui:

1. Integrasi muatan kurikulum kemaritiman ke dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran yang relevan di sekolah

2. Mengintegrasikan muatan kurikulum kemaritiman ke dalam proses pembelajaran

berdasarkan RPP pada mata pelajaran yang relevan di sekolah

3. Menerapkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan nilai-nilai akrakter

kurikulum kemaritiman dalam bentuk program ekstrakurikuler di sekolah

4. Menerapkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan nilai-nilai akrakter

kurikulum kemaritiman dalam bentuk program pembudayaan sekolah

5. Melakukan diseminasi dan sosialisasi kepada berbagai pihak terkait penitngnya

muatan kemaritiman untuk diterapkan dan atas diintegrasikan ke dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Beberapa kendala atau hambatan yang mungkin muncul dalam penerapan muatan

kurikulum kemaritiman antara lain:

1. lokasi sekolah yang jauh dari laut, sehingga pemda atau pihak sekolah belum

mengenal konsep kemaritiman

2. pemda atau sekolah sudah menerapkan muatan lokal sendiri, sehingga dianggap

akan memberatkan jka menambah materi pelajaran baru

3. pihak terkait kesulitan untuk menyisipkan muatan kurikulum dalam mata

pelajaran yang sudah ada.

Pada tahun 2019 ini direncanakan penambahan target provinsi sebanyak 21

provinsi, atau seluruh provinsi di Indonesia sudah ada sekolah percontohan yang

mengimplementasikan kurikulum kemaritiman.

Gambar 10 Pengembangan Kurikulum Kemaritiman

Page 42: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 34

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Gambar 11 Rencana Provinsi Lokasi Penerapan Kulrikulum Kemaritiman

Rekomendasi yang dapat disampaikan berdasarkan implementasi penerapan

muatan kurikulum di 13 provinsi adalah sebagai berikut:

1. Sumber daya pendidikan yang tersedia di satuan pendidikan bersangkutan

2. Melakukan komitmen implementasi kurikulum kemaritiman di sekolah

percontohan

3. Mengintegrasikan muatan kurikulum kemaritiman ke dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran yang relevan di sekolah

4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar

kurikulum muatan lokal menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang

menetapkan

5. Pengembangan kurikulum muatan lokal harus dikoordinasikan dan disupervisi

oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Page 43: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 35

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

3. Sasaran Strategis 5 (SS.5)

Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan

Infrastruktur Poros Maritim

Maksud dari penetapan sasaran strategis ini adalah mewujudkan pembangunan

sarana dan prasarana (infrastruktur) bidang maritim merata di wilayah negara

Indonesia. Sasaran strategis ini memiliki 1 indikator kinerja (IKU.7) yaitu: Penurunan

Disparitas Investasi Infrastruktur untuk Wilayah Timur dan Barat

Disparatis investasi infrastruktur untuk wilayah timur dan barat adalah persentase

selisih/perbedaan nilai investasi bidang infrastruktur maritim di wilayah wilayah timur

dan barat Republik Indonesia. Target IKU.7 ini untuk tahun 2018 adalah ≤20%, IKU ini

merupakan pengembangan/perbaikan dari IKU.4 tahun 2017: Pertumbuhan investasi

infrastruktur poros maritim. Jika pada tahun 2017 fokusnya adalah pertumbuhan, maka

pada tahun 2018 ini lebih menilik pemerataan atau disparitas antara wilayah Indonesia

Barat dengan wilayah Indonesia Timur. Wilayah Indonesia timur adalah selain Jawa,

Sumatera dan Kepulauan Riau.

Pertumbuhan nilai investasi infrastruktur dihitung dari sektor-sektor infrastruktur

yang menunjang dalam pembangunan/terwujudnya poros maritim, atau sektor yang

menunjang pembangunan di bidang kemaritiman. IKU ini dihitung dengan cara

membandingkan nilai investasi antara wilayah timur dengan wilayah barat Indonesia.

Dari kedua nilai tersebut lalu diukur perbedaan nilainya. Nilai perbedaan tersebut

kemudian dibandingkan (dibagi) dan dilakukan perhitungan persentasenya (dikalikan

100%).

Investasi W. Barat − Investasi W. Timur

Jumlah total investasix 100%

Penghitungan bidang investasi yang dihitung dalam IKU ini hanya fokus pada dua

item saja yaitu (pelabuhan dan energi):

1. Pada bidang pembangunan/pengembangan pelabuhan, data diambil dari anggaran

(APBN) Kementrian Perhubungan TA. 2018 yang melakukan pembangunan fisik

(investasi) berupa pembuatan, dan/atau revilitasi pelabuhan di Indonesia, terutama

infrastruktur yang berhubungan langsung dengan program Tol Laut (sebanyak 24

Pelabuhan). Program Tol Laut merupakan domain utama dalam peningkatan

pembangunan infrastruktur yang menititik-beratkan pada upaya peningkatan

efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa antar wilayah di Indonesia,

sekaligus memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan wilayah melalui

intermodal supply chain system.

2. Bidang energi diambil 2 kegiatan utama, yaitu;

a. Program 35GW dan 7GW baik berupa pembangkit, gardu induk, maupun

jaringan transmisi. Penyediaan energi listrik oleh pemerintah melalui BUMN

PT. PLN Persero, dilaksanakan melalui pembangunan pembangkit, gardu induk

Page 44: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 36

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

dan jaringan transmisi. Data yang didapat dari PT. PLN persero tentang realisai

pembangunan pembangkit, gardu induk dan jaringan transmisi.

Pada proyek 35 GW terdapat 5 katagori capaian, yaitu perencanaan,

pengadaan, kontrak/PPA Belum Konstruksi, Konstruksi,

SLO/COD/commissioning. Pada perhitungan IKU ini yang dimasukkan adalah

pra konstruksi, konstruksi dan SLO/COD/commissioning.

b. Pembangunan dan revitalisasi kilang minyak dan/atau gas bumi. Data diambil

dari laporan tahunan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

(KPPIP) per Semester 1 TA 2018.

Gambar 12 Lokasi 24 Pelabuhan Strategis Pendukung Tol Laut

Pada penghitungan disparitas tidak memakai data dengan variabel atau satuan

nilai yang sama. Hal ini dikarenakan untuk setiap bidang memang mempunyai satuan

yang beda. Sementara jika menggunakan satuan nominal harga, maka akan terdapat

ketidakseimbangan/kesetaraan nilai. Biaya pengadaan infrastruktur di wilayah timur

rerata jauh lebih mahal dari di wilayah barat. Hal ini terjadi baik karena faktor biaya

distribusi (jalur transportasi) maupun ketersediaan bahan baku di sekitar loksi proyek.

Berdasarkan data yang ada dan hasil perhitungan didapatkan nilai disparitas sebesar

4,79% atau capaian IKU.7 (sudah diperhitungkan bobot nilai IKU) adalah 110% dari

target yang itetapkan (≤20).

Page 45: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 37

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Tabel 14 Perhitungan Disparitas Investasi Wilayah Barat dan Wilayah Timur

Bidang Investasi Wilayah

Barat

Wilayah

Timur Total

%

Barat

%

Timur

Disparitas

%

1. Pembangunan pelabuhan (Rp milyar)

5,298 221,908 227,206 2,33 97,67 -95,34%

2. Pembangkit 35GW 18.887MW 4.536MW 23.423MW 80,63 19,37 61,27%

3. Pembangkit 7GW 5.100MW 2.800MW 7.900MW 64,56 35,44 29,11%

4. Pembangunan Gardu Listrik (MVA)

63.094 19.098 111.762 56,45 17,09 39,37%

5. Jaringan transmisi (KMS) 19,284 14.293 33.557 57,43 42,57 14,86%

6. Pembangunan dan revitalisasi

kilang (Rp milyar) 472.248 716.280 1.188.528 39,73 60,27 -20,53%

Rerata Disparitas 4,79%

Investasi di wilayah timur Indonesia harus terus ditingkatkan, karena meskipun

perbedaan investasi bidang pelabuhan dan energi tidak terlampau tinggi, akan tetapi

pertumbuhan dan kontribusi PDRB menurut wilayah 2018 masih didominasi oleh

wilayah barat Indonesia dari pada wilayah timur. Menurut BPS kontribusi Jawa dan

Sumatera terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 80,06%.

4. Sasaran Strategis 6 (SS.6)

Meningkatnya Nilai Tambah Sumber Daya Alam dan Jasa

Maritim Secara Berkelanjutan

Sasaran strategis ini bermaksud untuk meningkatkan bertambahnya nilai manfaat

suatu produk barang dan/atau jasa setelah mendapatkan perlakukan tambahan dari

suatu proses. Sumber daya alam dan jasa maritim adalah segala sesuatu yang memiliki

ekonomis, bersumber dari laut dan sekitarnya yang dapat berbentuk/berupa produk

barang atau jasa. Secara berkelanjutan adalah suatu proses produksi barang/jasa yang

terus menerus dilakukan perbaikan/pengembangan menuju hasil lebih baik dengan tetap

memperhatikan aspek aspek hak alam, lingkungan, sosiologi, kesehatan dan lain-lain.

Pada SS.6 terdapat 2 (dua) IKU dengan capaian seperti dalam tabel berikut:

Tabel 15 Sasaran Strategis 6

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

(%)

1 Persentase Produksi SDA Bidang Maritim Sesuai Target 9,64 80 95,64 109,78

2 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 9,64 67,50 68,23 100,54

Total Capaian SS 105,16

Page 46: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 38

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

SS.6 merupakan target yang baru ditetapkan pada tahun 2018, begitu pula dengan

IKUnya. Sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun-tahun

sebelumnya. SS.6 ini merupakan hasil keluaran (outcome) yang difasilitasi/dihasilkan

dari Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa.

IKU.8 Persentase Produksi SDA Bidang Maritim sesuai Target

Indikator ini diwujudkan dalam persentase jumlah produksi yang dihasilkan di

bidang sumber daya alam maritim sesuai target. IKU ini bertujuan untuk mengukur

tingkat produksi sumberdaya alam bidang maritim dan untuk mengetahui persentase

kontribusi Sumber Daya Alam Maritim dalam ekonomi maritim.

Produk SDA maritim ini meliputi antara lain: produksi perikanan, produksi

mineral dan batu bara, produksi minyak dan gas bumi, serta pemanfaatan air laut.

Formula yang digunakan dalam penghitungan nilai capaian indikator ini adalah

menghitung persentase dari perbandingan kesesuaian target dengan realisasi. Target

produk SDA alam maritim yang ditargetkan dalam IKU ini adalah yang ditetapkan

dalam RPJMN dan/atau RKP, adalah: produksi batubara; produksi minyak bumi (crude

oil); produksi gas bumi (natural gas); dan produksi ikan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2017

tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RPJMN 2014-2019, target dari

SDA yang dimaksud adalah seperti pada Tabel 16 di bawah ini:

Tabel 16 Target Produksi Sumber Daya Energi

No Indikator Satuan 2017 2018 2019

1 Minyak Bumi ribu barel/hari 815 800 700

2 Gas Bumi SBM/hari 1150 1200 1.295

3 Batubara Juta ton 413 406 400

4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut) Juta ton 16,04 17,36 18.8

Sumber : RKP Tahun 2018; RPJMN 2014 - 2019

Berdasarkan data yang dijabarkan pada target nasional di atas dirangkum pada tabel

16, sehingga didapatkan bahwa Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa

Bidang Maritim sebesar 95,64%.

Tabel 17 Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa Bidang Maritim

No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Sumber

1 Produksi batubara ton 413.000 461.248 100,00 ESDM

2 Produksi minyak bumi ribu BM/hari 815 804 98,65 ESDM

3 Produksi gas bumi ribu SBM/hari 1.150 1140 99,13 ESDM

Page 47: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 39

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Sumber

4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut)

juta ton 16,04 13,60 84,79 RKP 2018, Bappenas, KKP

Persentase Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim 95,64

Sumber: Data capaian produksi tahun 2017

Berdasarkan data yang dijabarkan pada target nasional diatas dirangkum pada

tabel 17, sehingga didapatkan bahwa persentase produksi sumber daya alam dan jasa

bidang maritim sebesar 95,64%. Indikator Kinerja Utama ini baru ditetapkan pada tahun

2018 sehingga belum tapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pencapaian Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa ini tidak terlepas dari peran

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman khususnya Deputi Sumber Daya Alam

dan Jasa, yang sejak tahun 2015 telah melaksanakan berbagai kebijakan/program yang

secara berkelanjutan mendorong Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut :

1. Koordinasi kebijakan pengelolaan potensi sumber daya perikanan tangkap

berkelanjutan, pengelolaan potensi sumber daya perikanan budidaya

berkelanjutan, pengelolaan kawasan konservasi keanekaragaman hayati, komisi

nasional terumbu karang Indonesia,

2. Pengendalian kebijakan tata kelola minerba, penyediaan energi primer, dan

pengendalian kebijakan pengembangan cadangan energi.

IKU.9 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

Indeks kulitas lingkungan hidup adalah gambaran atau indikasi awal yang

memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan

periode tertentu. Nilai indeks kualitas lingkungan hidup ini didapat dari hasil survey

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Indikator ini merupakan target yang

baru ditetatapkan pada tahun 2018.

Indeks Kinerja Lingkungan ini menggambarkan kondisi kualitas air, kualitas udara

dan kualitas tutupan lahan, pada 34 provinsi yang pengukurannya telah dilaksanakan

oleh Kementerian LHK. Indeks kualitas air (IKA) diukur pada sungai prioritas nasional

di 34 provinsi. Indeks kualitas udara (IKU) diukur pada kawasan-kawasan perumahan,

transportasi, industri, dan perkantoran di kabupaten/kota. Sedangkan indeks kualitas

tutupan lahan (IKTL) dihitung/diukur dengan menjumlahkan lima indeks penyusunan

(indeks kualitas tutupan lahan, indeks tutupan hutan, indeks performance hutan, indeks

kondisi tutupan tanah, indeks konservasi badan air, dan indeks kondisi habitat) dengan

bobot tertentu.

Untuk tingkat Kemenko Kemaritiman, IKU ini baru ditetapkan pada tahun 2018

sehingga belum diandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya.

Page 48: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 40

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

IKU ini dihitung dengan formulasi membandingkan realisasi indeks kualitas

lingkungan hidup terhadap IKLH yang menjadi target dalam RPJMN dan/atau RKP

dikalikan 100%.

Target IKLH

No Indikator 2017 2018 2019

1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 65-65,5 65,5 – 66,5 66,5-68,5

Sumber : RPJMN 2014 – 2019

Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, nilai IKLH Indonesia adalah 68,23 dan nilai tersebut telah memenuhi target

nasional (67,50). Namun jika dilihat per provinsi terdapat disparitas yang cukup

signifikan yaitu provinsi dengan IKLH tertinggi adalah Provinsi Papua Barat sebesar

85,69 sedangkan terendah adalah Provinsi DKI Jakarta dengan nilai 35,78. Untuk

selanjutnya diharapkan IKLH ini dapat dikembangkan sebagai indikator kondisi

lingkungan hidup Indonesia yang utuh yaitu mulai hulu hingga hilir dan laut.

Gambar 13 Peta Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup RI

Page 49: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 41

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Tabel 18 Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup RI

Pencapaian nilai IKLH ini tidak terlepas dari peran Kemenko Kemaritiman

khususnya Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa. Sejak tahun 2015, Deputi Sumber

Daya Alam dan Jasa telah melaksanakan berbagai kebijakan/program yang secara

berkelanjutan mendorong Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut:

Page 50: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 42

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

1. Koordinasi Kebijakan bidang pengelolaan lingkungan laut, pengelolaan limbah

hotel, percepatan penyusunan dokumen RZWP3K dalam rangka pengelolaan

kawasan pesisir secara terpadu, dukungan kebijakan penurunan emisi GRK

nasional sebesar 26%, serta kebijakan pengelolaan kawasan konservasi perairan

yang efektif dan menyejahterakan

2. Pengendalian implementasi kebijakan pencemaran limbah di laut dan

kesiapsiagaan nasional dan daerah dalam tumpahan minyak di laut

5. Sasaran Strategis 7 (SS.7)

Tersedianya Kebijakan Bidang Kemaritiman yang Ditetapkan

Menteri Koordinator

Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh

Menteri Koordinator. Nilai capaian strategis ini adalah 100 %, dan memiliki. Sasaran

strategis ini memiliki 2 indikator dengan bobot 14,46 merupakan hasil penjumlahan

bobot kedua indikatornya (masing-masing IKU bobotnya 7,23).

SS.7 terdiri dari 2 IKU dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 19 Tampilan Capaian SS.7

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

(%)

1 Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman yang

ditetapkan Menteri Koordinator 7,23 ≥50% 91,67% 120%

2 Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian

Kebijakan di Bidang Kemaritiman 7,23 ≥50% 66,67% 120%

Total Capaian SS.7 120%

SS.7 ini sama dengan dengan IKU.8 pada tahun 2017. Jika pada tahun 2017 target

IKU tentang ini 55%, maka pada tahun ini target SS.7 ditetapkan ≥50%. Jika ditotal

untuk 2 (dua) IKU, maka capaian SS.7 ini adalah 120%. Adapun rincian penjelasan dari

masing-masing IKU adalah sebagai berikut:

IKU.10 Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman yang Ditetapkan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman

Indikator ini adalah gagasan atau rancangan ketentuan bidang kemaritiman yang

menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan serta dapat

diimplementasikan melalui suatu ketetapan atau lainnya. Target pada IKU No.10 ini

dimaksudkan pada kebijakan-kebijakan yang bukan usulan/inisiatif dari Deputi-Deputi,

namun berupa instruksi Menko atau Presiden. Sehingga tujuannya adalah untuk

mengukur persentase kebijakan bidang kemaritiman yang ditetapkan Menteri

Koordinator.

Page 51: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 43

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Capaian realisasi kinerja IKU.10 ini sebesar 91,67% dari target (12 kebijakan) atau

120% dari target IKU (angka maksimal capaian). Secara kuantitas jumlah kebijakan,

capaian IKU ini pada tahun 2018 lebih besar dari capaian tahun 2017 yang bisa

menghasilkan 6 kebijakan dari 3 kebijakan yang ditargetkan

IKU.10 ini memiliki 12 target kebijakan dengan hasil realisasi pada Tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Tabel 20 Rincian Capaian IKU.10

No Jenis Kebijakan

Ditetapkan

Menko Keterangan

Ya Tidak

1

Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo

Peraturan Presiden No 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo

2 Rancangan Peraturan Presiden tentang penataan Sungai Citarum

Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2018 ttg Percepatan Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Daerah Aliran Sungau Citarum

3

Rancangan Peraturan Presiden

tentang Percapatan Program Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan

Rancangan Peraturan Presiden tentang

Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Untuk Transportasi Jalan

4

Rancangan Perpres RAN Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional 2018- 2025

Rancangan Perpres Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Naisonal dan Kawasan Konservasi Perairan

5

Rancangan Peraturan Menteri Koordinator tentang RAN CTI-CFF Indonesia 2018-2020

Permenko Kemaritiman No. 2 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional CTI-CFF Indonesia tahun 2018 - 2020

6 Rancangan Kebijakan Peningkatan Aksesibilitas Energi

Rancangan Perpres tentang Penyediaan dan pendostribusian Gas Bumi melalui Jaringan Transmisi da/aau Distribusi gas Bumi untuk Rumah Tangga dan pelanggan Kecil

7

Rancangan Kebijakan terkait

Koordinasi Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Khususnya Wakatobi

Draft Perpres tentang BOP Kawasan

Pariwisata Wakatobi

8

Rancangan Kebijakan terkait Koordinasi Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Khususnya Bromo Tengger Semeru

Rancangan PerPres Tentang BOP Kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru

9

Ranc. Keppres ttg Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Rancangan Keputusan Presiden ttg Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Page 52: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 44

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

No Jenis Kebijakan

Ditetapkan

Menko Keterangan

Ya Tidak

10

Ranc Peraturan Presiden terkait Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

PerpresNo 35/2018 ttg Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

11 Rumusan kebijakan nasional Short Sea Shipping

√ Belum tercapai

12 Rancangan Kebijakan Pengembangan

wilayah pantai terpadu √ Belum tercapai

IKU.11 Persentase Keputusan Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang

Maritim

Indikator ini adalah persentase jumlah keputusan/ketentuan bidang kemaritiman

hasil pengendalian suatu kebijakan yang disampaikan oleh Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman, yang dijalankan/dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkait.

Indikator ini memiliki 6 Sub Indikator dengan capaian pada tahun 2018 adalah 83%

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 21 Sub IKU Komponen IKU.11

No Jenis Kebijakan

Ditetapkan

Menko Keterangan

Ya Tidak

1

Kebijakan Pengendalian Kebijakan terkait Pengelolaan BMKT dan Pengembangan Museum/Wisata Shipwreck

Rancangan Keppres Pengendalian Kebijakan terkait Pengelolaan BMKT dan Pengembangan Museum/Wisata Shipwreck

2

Kebijakam Pengendalian Pencemaran

dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum

Permenko No 8 Tentang Tata Kerja Pengarah dan Satuan Tugas Tim

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum

3

Rumusan Pengendalian Kebijakan

Penanggulangan Kecelakaan Laut di Perairan Indonesia

4

Rumusan Pengendalian Kebijakan

Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi

Pengendalian Kebijakan Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi

5 Pelaksanaan Pengendalian √ Kebijakan Pengendalian pelaksanaan

Page 53: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 45

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

pelaksanaan event wisata pada lokasi prioritas dalam rangka Annual Meeting IMF-WB 2018

event wisata pada lokasi prioritas dalam rangka Annual Meeting IMF-WB 2018

6

Rumusan Pengendalian Rencana Aksi

Kebijakan Kelautan (KKI) Terkait Bidang Pelatihan Kemaritiman

3.1.4 Analisa dan Ringkasan Capaian Kinerja

A. Analisa Ringkas Capaian Kinerja

Secara umum capaian kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman pada TA. 2018

terealisasi 100% dari target. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, capaian pada

TA. 2018 ini tidak bisa dibandingkan secara penuh dengan tahun sebelumnya, karena

mempunyai perbedaan IKU dan target kinerja yang cukup signifikan..

Keberhasilan dari pencapaian target kinerja tersebut terjadi karena beberapa hal

sebagai berikut:

1. Penetapan kinerja yang terukur dan sesuai dengan kemampuan sumber daya

2. Tersedianya anggaran yang memadai serta sarana dan prasarana kerja yang

menunjang

3. Kemampuan unit kerja/organisasi dalam menjalankan program koordinasi,

sinkronisasi, dan pengendalian.

4. Sebagian kinerja yang dihasilkan adalah lanjutan kegiatan pada triwulan atau

tahun sebelumnya

5. Dukungan atau fasilitasi dari Sekretariat Kementerian, terutama dalam hal

pencairan pendanaan dan proses administrasi (proses pengajuan

peraturan/undang-undang/kebijakan).

6. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh pemangku

kepentingan baik secara formal dalam rapat koordinasi maupun secara informal.

7. Efektifitas dalam mengelola waktu perumusan kebijakan sehingga dapat

diselesaikan lebih cepat dari target yang dicanangkan.

8. Beberapa pihak yang terlibat merasakan kesamaan minat/kepentingan dan

manfaat jika target Sub IKU ini dapat segera terealisasi.

Namun demikian, masih terdapat kendala yang berpotensi menghambat

pencapaian kinerja organisasi yaitu target kinerja yang ditetapkan tidak sebanding

dengan sumber daya yang ada (terutama jumlah staf pelaksana). Sampai dengan tahun

2017, sumber daya manusia yang ada di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

didominasi oleh pegawai/tenaga kontrak. Sehingga, sebanyak 380 posisi jabatan

fungsional (pelaksana) belum terisi.

Sementara faktor kegagalan pencapaian target lebih dikarenakan kekurangan

waktu dalam melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, terutama

Page 54: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 46

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

kerjasama dan saling kesepemahaman dengan pihak-pihak di luar Kemenko

Kemaritiman.

Beberapa saran atau rekomendasi atas hasil capaian dan kegagalan IKU ini adalah:

1. penetapan tema Sub IKU yang fleksibel, realistik dan terukur sesuai kemampuan

SDM dan pendanaan yang ada, serta memperhitungkan faktor-faktor (penunjang

dan penghambat) dari eksternal

2. segera melakukan revisi jika ada perubahan kebijakan dari pimpinan atau

perubahan anggaran (unit kerja) dan instansi terkait

3. melakukan monitor perkembangan pendanaan dan kondisi sosial-ekonomi dalam

dan luar negeri, serta peraturan yang terkait

4. agar unit kerja yang membidangi kepegawaian dalam melakukan perekrutan

pegawai terutama pegawai diutamakan pada pegawai yang mempunyai

kemampuan fungsional/teknis tertentu sesuai dengan bidang-bidang yang ada di

Deputi-Deputi

5. konsistensi dalam penetapan target kinerja diperlukan sehingga kesinambungan

dan keterkaitan perencanaan antar waktu, namun tidak melupakan unsur bahwa

perbaikan target adalah penting. Untuk itu perencanaan renstra lima tahunan perlu

dicermati lebih mendalam.

B. Analisa Kondisi Sumber Daya Pegawai

Secara umum, pada TA. 2018 di seluruh unit kerja di Kemenko Kemaritiman

masih kekurangan pegawai, terutama staf bagian teknis yang memahami dasar-dasar

keilmuan yang menunjang kegiatan di Deputi. Berdasarkan penghitungan kebutuhan

pegawai (teknis dan administrasi) terdapat 611 posisi jabatan (tidak termasuk tenaga

pendukung, seperti kebersihan, satpam, dan supir) yang dibutuhkan Kemenko

Kemaritiman untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Pada akhir tahun 2017 telah

mendapatkan tambahan 47 CPNS, namun sebagian besar bukan dari bidang ilmu teknis

yang menunjang kegiatan bidang di Deputi. Sebagian tenaga tersebut juga masih

dipekerjakan untuk menunjang kegiatan keadministrasian, baik di Asisten Deputi

maupun Sekretaris Deputi. Seleksi penerimaan 107 CPNS pada akhir tahun 2018

diharapkan akan semakin meningkatkan capaian kinerja baik secara kualitas maupun

kuantitas.

Komposisi jumlah sumberdaya manusia pada Kemenko Bidang Kemaritiman

sampai dengan akhir akhir tahun 2018, berbeda sedikit dengan kondisi pada tahun

sebelumnya. Jumlah seluruh pegawai Kemenko Kemaritiman berjumlah berjumlah 557

orang yang terdiri dari unsur pegawai PNS 250 orang, serta pegawai non-PNS (JPT

Madya, Tenaga Ahli, dan Penasehat Khusus dan tenaga kerja kontrak) 308 orang.

Sementara itu untuk jabatan fungsional/pelaksana masih kekurangan 362 pegawai

(ASN/PNS).

Adapun keragaan pegawai Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

berdasarkan jenjang jabatan pada tabel berikut ini:

Page 55: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 47

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Tabel 22 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Bidang Kemaritiman

Jabatan Deputi

1

Deputi

2

Deputi

3

Deputi

4

Setmenko Jumlah Kebutuhan

JPT Madya 1 1 1 1 5 7 9

JPT Pratama 6 6 6 6 7 31 33

Jabatan Administrator 13 14 10 13 12 62 68

Jabatan Pengawas 2 2 2 2 28 36 39

Jabatan Pelaksana

Administratif

PNS 12 17 12 16 55 116 311

Tenaga

Kontrak 13 15 14 17 79 138

Jabatan Fungsional Ahli 0 2 0 0 2 4 160

Terampil 0 0 0 0 0 0

Penasehat Khusus 6 6

Tenaga Ahli 17 17

Tenaga Pendukung

Satpam - - - - 46 46

Pengemudi - - - - 41 41

Pramubakti - - - - 30 30

Petugas Kebersihan - - - - 28 28

Jumlah 47 57 45 55 356 557 611

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa Kemenko Bidang Kemaritiman untuk

Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya dan JPT Pratama masih kekurangan masing-

masing 2 orang. Sementara jabatan Administrator (Eselon III) kekurangan 6 orang

(terpenuhi 62 dari 68 orang). Jabatan Pengawas (eselon IV) kekurangan 3 orang

(terpenuhi 36 dari 39 orang). Kemudian Jabatan Pelaksana Administratif yang terdiri

dari PNS dan tenaga kontrak kekurangan 57 orang (terpenuhi 254 dari 311). Namun

jabatan pelaksana administratif ini akan segera diisi dengan adanya rekrutmen CPNS

untuk tahun 2019 di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Selain

itu terdapat tenaga pendukung yang terdiri dari 145 orang yang terdiri dari: satpam (46

orang), pengemudi (41 orang), pramubakti (30 orang), dan petugas kebersihan (28

orang).

Melalui tabel di atas juga dapat dilihat bahwa kebutuhan akan jabatan fungsional

(ahli dan terampil) sama sekali belum terpenuhi. Berdasarkan data di atas maka dapat

dilihat bahwa kebutuhan akan pegawai pada lingkungan Kementerian Koordinator

masih kurang. Sebagai antisipasi kekurangan staf pelaksana/fungsional, telah diangkat

staf kontrak/non PNS sebanyak 138 orang.

Rincian jabatan yang belum terisi adalah sebagai berikut:

• Jabatan eselon I: 2 Staf Ahli;

• Jabatan eselon III: 4 Jabatan belum terisi; dan

• Jabatan eselon IV: 3 Jabatan belum terisi;

Page 56: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 48

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Untuk pemenuhan pegawai bagi jabatan administrator dan pengawas sampai saat

ini dalam tahap proses seleksi. Sedangkan untuk penambahan staf fungsional/pelaksana

(PNS) pada triwulan IV tahun ini akan dilakukan seleksi CPNS untuk formasi 105

orang.

3.2 KINERJA KEUANGAN

3.2.1 Realisasi Anggaran Setiap pelaksanaan kegiatan pada Kemenko Bidang Kemaritiman telah ditetapkan

anggaran keuangan untuk mendukung proses dalam merealisasikan kegiatan demi

mencapai target kinerja yang telah dituangkan melalui perjanjian kinerja.

Pada Tahun Anggaran 2018, Anggaran Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman telah disahkan pada tanggal 05 Desember 2018, dan telah diunggah di

DIPA Online Kementerian Keuangan dengan DIPA Induk Nomor: SP DIPA120.01-

0/2018, serta DIPA Petikan Nomor: SP DIPA-120.01.1.350494/2018 dengan besar

Pagu Anggaran Definitif sebesar Rp. 300.306.844.000,-. Pada tahun 2018 juga telah

dilakukan perubahan anggaran. Dari sisi realisasi, Kemenko Bidang Kemaritiman

memiliki tingkat penyerapan anggaran sebesar 91,20% yaitu dengan nilai Rp

273.877.085.415,-.

Kebijakan dan isu yang ditangani Kemenko Maritim di saat pelaksanaan APBN

TA 2018 sering kali tidak sama dengan saat APBN disusun pada tahun 2016. Untuk

mengatasi hal ini maka disediakan mekanisme revisi anggaran yang berfungsi untuk

mengakomodasi perubahan kebijakan dan kegiatan pada APBN 2018. Terdapat 3 jenis

revisi anggaran, yaitu revisi anggaran POK, Kanwil dan DJA. Perbedaan revisi ini

diatur dalam PMK 11/PMK.02/2018 tentang tata acara revisi anggaran dan PMK

108/PMK.02/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK

11/PMK.02/2018. Pada tahun 2018 Kemenko Maritim melakukan 7 kali revisi dan 1

revisi perbaikan pagu minus setelah masa pelaksanaan TA 2018 selesai.

Revisi tersebut adalah:

1. Revisi perubahan pejabat KPA

2. Revisi Buka Blokir (Output Cadangan) untuk tambahan kekurangan Tunjangan

Kinerja

3. Revisi Penambahan Belanja Perjalanan Dinas Menteri

4. Revisi Buka Blokir Ke-2

5. Revisi Perpindahan Anggaran Antar Output

6. Revisi Kanwil Penambahan Perjalanan Dinas Luar Negeri Pimpinan

7. Revisi DJPB perpindahan Anggaran Dari Satu Output Melebihi 10 % dalam Satu

Tahun Anggaran.

Page 57: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 49

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Tabel 23 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA 2018 Per Eselon I

Unit Kerja Pagu Realisasi

%

Capaian

Program Dukungan Manajemen dan Fasilitasi

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman 177.117.703.000 164.761.164.966 93,02%

Program Koordinasi Kebijakan

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 29.756.195.000 28.373.369.866 95,35%

Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa 26.149.625.000 21.277.736.887 81,37%

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 30.883.316.000 25.649.325.215 83,05%

Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEk, dan

Budaya Maritim 36.400.005.000 33.815.488.481 92,90%

Jumlah 300.306.844.000 273.877.085.415 91,20%

Pada TA 2018 terdapat anggaran yang diblokir dengan senilai Rp 2.781.539.000,-

dengan rincian:

1. Kode Output Cadangan 5602.999 sebesar Rp 2.776.039.000,-

2. Kode Output 5603.958 sebesar Rp 5.500.000,-

3. Kode Output 5752.001 sebesar Rp 196.531.000,-

4. Kode Output 5764.001 sebesar Rp 680.610,-

Poin 1 merupakan kegiatan output cadangan untuk pendukung pelaksanaan

penyelengaraan IMF-World Bank Forum. Sementara pada poin 2, 3 dan 4 diblokir oleh

APIP dengan alasan kurang melengkapi persyaratan pengajuan anggaran, seperti

Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan dokumen pendukung lainnya.

Gambar 14 Grafik Realisasi Keuangan Kementerian Kemaritiman Tahun 2018

177,12

29,76 26,15 30,8836,40

164,76

28,3721,28 25,65

33,82

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

200,00

Setmenko Deputi 1 Deputi 2 Deputi 3 Deputi 4

Pagu

Mily

a

Page 58: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 50

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (88,74%), maka realisasi

keuangan tahun 2018 lebih baik. Jika berdasarkan pagu DIPA realisasi tahun 2018

adalah 91,20%.

Tabel 24 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Unit Eselon I

Unit Kerja Pagu Realisasi %

Capaian

Program Dukungan Manajemen dan Fasilitasi

Sekretariat Kementerian Koordinator 169,487,689,000 148,040,355,467 87.35%

Program Koordinasi Kebijakan

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 29,750,000,000 29,423,059,620 98.90%

Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa 25,750,000,000 21,126,855,340 82.05%

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 27,690,344,000 23,032,374,085 83.18%

Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEk, dan Budaya Maritim

47,854,200,000 45,067,139,592 94.18%

Total 300.532.233.000 262.689.784.104 88,74

Sementara rincian realisasi keuangan Kemenko Maritim pada TA 2018 per

keluaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 25 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman Per Keluaran TA 2018

KODE PROGRAM Pagu Realisasi Persentase

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

137.106.391.000 131.342.921.597 95,80%

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

19.525.312.000 14.202.303.665 72,74%

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

15.186.000.000 14.697.803.069 96,79%

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman

3.500.000.000 3.156.559.996 90,19%

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 5.750.000.000 5.612.973.624 97,62%

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 4.433.457.000 3.849.759.792 86,83%

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik

4.910.460.000 3.545.803.599 72,21%

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 7.867.503.000 7.676.362.099 97,57%

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

1.800.000.000 1.361.576.639 75,64%

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim

6.560.000.000 6.411.758.913 97,74%

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 3.600.000.000 3.271.870.420 90,89%

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 1.506.195.000 1.424.629.203 94,58%

Page 59: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 51

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

KODE PROGRAM Pagu Realisasi Persentase

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

12.340.000.000 11.652.137.706 94,43%

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional

4.605.696.000 3.628.489.426 78,78%

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 4.856.268.000 4.268.902.930 87,91%

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim

4.530.891.000 3.871.959.141 85,46%

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

7.723.313.000 5.658.625.598 73,27%

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan

Energi 4.197.625.000 3.211.698.317 76,51%

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata

5.002.003.000 4.591.868.374 91,80%

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 4.184.728.000 3.165.895.914 75,65%

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

12.588.500.000 11.134.059.011 88,45%

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim

5.195.497.000 4.880.406.249 93,94%

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 6.228.230.000 6.032.728.416 96,86%

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 5.480.304.000 5.099.093.020 93,04%

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

11.628.471.000 10.126.898.697 87,09%

Jumlah 300.306.844.000 273.877.085.415 91,20

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total realisasi keuangan Kemenko

Kemaritiman cukup baik, walau belum sesuai dengan target awal (95%). Berdasarkan

tabel tersebut dapat dilihat bahwa persentase terbesar ada pada unit kerja Deputi Bidang

Koordinasi Kedaulatan Maritim (98,90%). Sementara unit kerja Deputi Bidang Koordinasi

Sumber daya Alam dan Jasa memiliki persentase realiasi terendah (82,05%). Sedangkan

untuk presentase tertinggi berdasarkan keluaran (output) adalah Koordinasi Keamanan

dan Ketahanan Maritim (97,74%), dan presentase terkecil adalah Koordinasi Infrastruktur

Konektivitas dan Sistem Logistik (72,21%).

Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Maritim untuk setiap

bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 26 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018

BULAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI

2.972.798.996 9.746.080.517 25.097.882.801 16.668.586.673 19.679.500.726 16.948.878.252

JULI AGT SEP OKT NOV DES

22.301.338.430 21.375.255.385 19.819.522.894 28.394.060.083 32.739.274.932 58.133.905.726

Page 60: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 52

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran per bulan antara TA. 2018 dengan

TA.2017, maka pada tahun 2018 realisasinya lebih baik karena lebih merata, tidak ada

lonjakan pada triwulan akhir.

Tabel 27 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2017

BULAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI

3.421.993.754 7.884.998.639 8.894.087.289 14.644.682.681 24.378.050.233 13.648.405.411

JULI AGT SEP OKT NOV DES

24.424.757.148 19.676.239.325 15.564.319.285 23.030.331.337 35.742.341.938 78.459.377.064

Gambar 15. Realisasi Anggaran per Bulan Kemenko Bidang Kemaritiman TA. 2018

Jika dilihat dalam grafik diatas, terlihat bahwa realisasi keuangan tiap bulan

cenderung naik dari awal tahun, dengan peningkatan cukup tajam pada akhir tahun.

Diharapkan di masa mendatang pencapaian realisasi keuangan tersebut bisa mengikuti

kurva S, sehingga tidak ada lonjakan kegiatan pada akhir tahun anggaran.

Tabel 28 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2018

BULAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUN

2.972.798.996 12.718.879.513 37.816.762.314 54.485.348.987 74.164.849.713 91.113.727.965

JUL AGU SEPT OKT NOV DES

113.415.066.395 134.790.321.780 154.609.844.674 183.003.904.757 215.743.179.689 273.877.085.415

Sementara jika dilihat dalam grafik di bawah, terlihat bahwa realisasi keuangan

kumulatif cenderung naik dengan stabil stabil, dengan sedikit peningkatan pada akhir

tahun.

2,97

9,75

25,10

16,6719,68

16,9522,30 21,38 19,82

28,3932,74

58,13

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Mily

ar

Page 61: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 53

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Gambar 16 Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2018

3.2.2 Realisasi per Jenis Belanja

Jika dihitung dari Pagu anggaran efektif, maka belanja barang memiliki pagu

terbesar yaitu Rp 246,15 milyar (81,97%); kemudian belanja pegawai sebesar 36,65

Milyar (12,2%) dan yang terkecil belanja pegawai sebesar Rp 17,5 Milyar (5,83%).

Realisasi per jenis belanja yang tertinggi belanja modal sebesar 95,92%; belanja pegawai

95,05%; dan belanja barang sebesar 90,29%.

Tabel 29 Pagu dan Realisasi TA 2018 per Jenis Belanja

No Nama Jenis Belanja Pagu Realisasi Persentase

Realisasi Blokir

1 51|Belanja Pegawai 36.653.788.000 34.838.040.911 95,05% 0

2 52|Belanja Barang 246.151.640.000 222.251.602.285 90,29% 2.781.539.000

3 53|Belanja Modal 17.501.416.000 16787.442.219 95,92% 0

300.306.844.000 273.877.085.415 91,20%

Tabel 30 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Jenis Belanja

No

Nama Jenis Belanja Pagu Realisasi

Persentase

Realisasi Blokir

1 51|Belanja Pegawai 27.865.308.000 23.270.726.588 83,51% 0

2 52|Belanja Barang 241.110.272.000 212.552.943.129 88,16% 940.344.000

3 53|Belanja Modal 31.556.653.000 30.866.114.387 97,81% 0

300.532.233.000 266.689.784.104 88,74%

2,97 12,7237,82

54,4974,16

91,11113,42

134,79154,61

183,00

215,74

273,88

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Mil

yar

Realisasi Akumulasi Bulanan Kemenko Bidang Kemaritiman T.A 2018

Page 62: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 54

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Persentase realisasi keuangan tersebut di atas jika dibandingkan dengan realisasi

tahun sebelumnya: belanja pegawai sebesar (81,68%), belanja modal (76,64%); dan

belanja barang (58,56 %), maka seluruh jenis belanja mengalami peningkatan. Hal ini

terjadi karena pelaksanaan kegiatan (frekuensi dan peserta) lebih banyak/baik. Salah

satu penyebabnya adalah karena adanya penambahan pegawai termasuk pejabatnya.

Jika di tahun 2016 terdapat 120 pejabat dari total 166 PNS, maka di tahun 2017 terdapat

127 pejabat dari total 266 PNS.

Gambar 17 Grafik Proporsi Pagu Kemenko Kemaritiman 2018 (Nilai dan Proporsi)

3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja

A. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kemenko Kemaritiman mendapat alokasi sebesar Rp 177.117.703.000,- Pada akhir tahun

2018 anggaran yang terealisasi untuk melaksanakan kegiatan adalah sebesar

164.761.164.966,- atau 93,02% dari pagu. Dana pada program ini dimaksudkan sebagai

anggaran pendukung kegiatan keadministrasian-ketatausahaan. Baik pada output

kegiatan keteknisan maupun kegiatan yang bersifat administrasi seperti: kepegawaian;

sarana-prasarana pegawai/kantor, akuntabilits kinerjareformasi birokrasi; dan

penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan.

Fasilitasi yang utama diberikan dari Program ini antara lain meliputi:

1. Penyusunan pengajuan pencairan anggaran ke KPPN sehingga pelaksanaan kegiatan

dalam pencapaian kinerja dapat terlaksana

PEGAWAI; 36,65 ; 12%

BARANG; 246,15 ;

82%

MODAL; 17,50 ; 6%

PEGAWAI BARANG MODAL

Page 63: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 55

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

2. Pengajuan rancangan peraturan (peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan

instruksi presiden) ke sekretariat kabinet/kementerian hukum dan HAM.

3. Proses rekruitmen pegawai (PNS dan honorer), sehingga terdapat tambahan tenaga

dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target kinerja.

4. Penambahan sarana dan prasarana kerja yang lebih memadai.

Gambar 18 Rincian Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran

Sementara itu jika dievaluasi berdasarkan prestasi kinerja pelaksanaan

(perencanaan, pengajuan, penyampaian laporan pertanggungjawaban penggunaan

anggaran, atau dikenal dengan evaluasi Indikator Pelaksanaan Kinerja Anggaran

(IKPA) maka Kemenko Kemaritiman mengalami kemajuan yang sangat pesat. IKPA ini

dinilai oleh Ditjen Perbendahaan Kementerian Keuangan dengan mendasarkan pada 12

faktor/indikator, yaitu: Revisi DIPA, Deviasi Hal. III DIPA, Pagu Minus, Data

Kontrak, Pengelolaan UP, LPJ Bendahara, Dispensasi SPM, Retur SP2D, Penyerapan

Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Kesalahan SPM dan Renkas.

Jika pada tahun 2017 capaian IKPA Kemenko Kemaritiman hanya 70,70

meningkat menjadi 92,73 (gambar 18) atau meningkat 20,03 poin. Keberhasilan ini

tercapai karena kerja keras, kedisiplinan dan komitmena seluruh penyelenggara

kegiatan, terutama prsonil yang menangani penyusunan laporan pertanggungjawaban

keuangan.

Page 64: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 56

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Gambar 19 Piagam Penghargaan Menteri Keuangan atas Capaian WTP

Kemenko Kemaritiman, dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis telah berhasil mencatat prestasi yang baik, selain peningkatan nilai IKPA,

juga berhasil mencatatkan Laporan Keuangan yang Wajar dalam pemeriksaan BPK

dengan predikat WTP untuk 2 tahun anggaran bertutur-turut (2016 dan 2017).

Diperkirakan untuk TA. 2018 juga bisa kembali mendapatkan predikat WTP.

B. Dukungan Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman

Untuk mendukung pelaksanaan program Koordinasi Pengembangan Kebijakan

Kemaritiman telah dianggarkan sebesar Rp 123.189.141.000,-. Anggaran tersebut masuk

dalam anggaran di 4 Deputi. Dari realisasi anggaran sebesar Rp 109.115.920.449,- atau

88,58%, Kemenko Kemaritiam telah menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan di

bidang kemaritiman. Jika dilihat dari pemanfaatan penggunaannya (capaian kinerja),

maka anggaran telah berhasil dimanfaatkan secara optimal.

Secara keseluruhan pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman untuk Program

Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman sebesar 96,37%.

Gambar 20 Grafik Capaian Kinerja

Sumber: Aplikasi SMART Ditjen Anggaran Kemenkeu

Page 65: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 57

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

IV. PENUTUP

Misi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mewujudkan Indonesia

menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan

nasional, direalisasikan dengan berbagai sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis

tersebut telah dilaksanakan dan dapat dikalkulasi nilai capaiannya. Pada TA 2018 dapat

disimpulkan nilai capaian kinerja Kementerian Kemaritiman adalah 110,07%.

Sementara itu, anggaran yang terealisasi pada TA 2018 sebesar 91,20%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Kemenko Kemaritiman telah berhasil menggunakan anggaran yang

tersedia secara efektif dan efisien.

Dalam rangka peningkatan atau perbaikan capaian (kualitas dan kuantitas) kinerja

telah dilakukan beberapa hal, yaitu:

1. melakukan Reviu Renstra kementerian

2. penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

3. perbaikan aplikasi e-Planning untuk penyusunan rencana kerja (Renja)

4. penajaman proses perencanaan kerja dan target kinerja dengan memperhatikan

program-program prioritas

5. penambahan jumlah pegawai, baik dari CPNS maupun rekruitmen dari instansi

lain, termasuk pelantikan pejabat baru yang sebelumnya kosong

6. Perbaikan aplikasi sistem pengelola data kinerja, sistem pelaporan, dan sistem

administrasi (pengajuan dan pertanggungjawaban) keuangan

Sedangkan untuk perbaikan di masa mendatang, maka direkomendasikan beberapa

hal sebagai berikut:

1. sesuai dengan rekomendasi hasil evaluasi AKIP perlu dilakukan peningkatan

pemutakhiran perencanaan dengan teknologi informasi, pengumpulan data yang

lebih andal, pengukuran yang berjenjang dan sistematika analisis yang lebih

komprehensif.

2. perbaikan aplikasi perencanaan (eplanning) dan pelaporan (SIKM dan e-Laporan)

3. melaksanakan pelatihan (diklat, bimtek, workshop) untuk peningkatan keahlian

dan kompetensi pegawai

4. peningkatan kesadaran dan pengetahuan, terutama di level pimpinan, akan

perlunya penyusunan rencana kerja/kegiatan dan kinerja yang terukur (dapat

dicapai dan dihitung capaiannya) dan sesuai dengan tugas/fungsi unit kerjanya

Melalui laporan ini, diharapkan bisa menjadi umpan balik dalam proses

penyusunan perencanaan kegiatan dan kinerja, sehingga sistem akuntabilitas kinerja

instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dapat

berjalan dengan baik. Melalui pelaksanaan SAKIP yang baik diharapkan Kemenko

Bidang Kemaritiman dapat merealisasikan sasaran dan target kegiatan yang sesuai tugas

dan fungsi yang telah diamanatkan. Sehingga tujuan akhirnya adalah masyarakat dapat

merasakan manfaat yang baik dan signifikan akan keberadaan Kemenko Bidang

Kemaritiman.

Page 66: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 58

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

LAMPIRAN

Page 67: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 59

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Page 68: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 60

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Page 69: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 61

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018

Page 70: KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN...Halaman iii Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018 Kemenko Bidang Kemaritiman Nilai Kinerja unit: 108,85% Stakeholders

Halaman 62

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018