KEMENTERIAN KESEHATAN RI B. SUSUNAN ORGANISASI Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes Kendari ,...
Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN RI B. SUSUNAN ORGANISASI Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes Kendari ,...
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution No. G. 14 Anduonohu, Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 390492 Fax. (0401) 393339 e-mail : [email protected]
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
NOMOR : KP.04.03/1/5317A/2018 TENTANG
ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLTEKKES KEMENKES KENDARI PERIODE TAHUN 2017 - 2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR POLITENIK KESEHATAN KENDARI
Menimbang
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan yang profesional, mandiri, inovatif,
kompetitif dan berwawasan maritim;
b. bahwa dipandang perlu untuk mendirikan Politeknik kesehatan Kemenkes Kendari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan butir b, perlu
ditetapkan Organisasi dan Tata Laksana Poltekkes Kemenkes Kendari;
Mengingat : 1. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara;
3. Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.03.05/I.2/03086/2012 Tahun 2012 tanggal 03 Oktober 2013 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan; 12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.03/1.2/08810/2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 Tahun 2012 tanggal 03 Oktober 2013 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 02.03/1.2/06284/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.03.05/I.2/03086/2012 Tahun 2012 tanggal 03 Oktober 2013 tentang Petunjuk Teknis Organisasi
dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan;
M E M U T U S K A N
Menetapkan
: :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI NOMOR : KP.04.03/1/5317A /2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATALAKSANA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI PERIODE TAHUN 2017 - 2021
PERTAMA : Uraian Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes Kendari Periode Tahun 2017 – 2021, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SDM Kesehatan merupakan pelaku utama dalam pembangunan kesehatan yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan. Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Perubahan dan perkembangan ini sangat mempengaruhi orientasi pelayanan kesehatan dari pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif bagi perseorangan, menjadi
pelayanan yang lebih bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat luas.
Selain hal tersebut diatas kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era keterbukaan ini. Implikasi perubahan orientasi pelayanan
kesehatan adalah perubahan pendekatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan penyesuaian karakteristik maupun mutu
SDM Kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan mulai dari tingkatan pelayanan kesehatan dasar hingga pelayanan kesehatan
paripurna..
SDM Kesehatan yang bermutu hanya dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan (diknakes) yang bermutu pula.
Penjaminan mutu SDM Kesehatan dimulai dari proses penyelenggaraan pendidikan yang akan menghasilkan SDM
Kesehatan tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kesehatan melalui
peningkatan kualitas manajemen institusi pendidikan.
Poltekkes Kemenkes Kendari sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Kesehatan milik Pemerintah yang menyelenggarakan
program pendidikan di bidang Kesehatan di bawah Badan PPSDM Kemenkes RI, berupaya meningkatkan kualitas manajemen institusi
pendidikan dengan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggara pendidikan.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan pendidikan yaitu melalui penyusunan Organisasi
2
dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes Kendari Periode Tahun 2017 –
2021.
Dokumen Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes
Kendari Periode Tahun 2017 – 2021, disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang
Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kemenkes yang selanjutnya disesuaikan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 02.03/I.2/18810/2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang
Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan, selanjutnya disempurnkan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK. 02.03/I.2/06284/2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan.
B. TUJUAN
Dokumen Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes Kendari disusun sebagai acuan dalam pengelolaan organisasi Poltekkes
Kemenkes Kendari Periode Tahun 2017 - 2021
3
BAB II
ORGANISASI
A. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
1. Kedudukan
Poltekkes Kemenkes Kendari adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, dan dipimpin oleh seorang Direktur.
2. Tugas
Poltekkes Kemenkes Kendari mempunyai tugas melaksanakan
pendidikan vokasi dalam bidang kesehatan pada jenjang program Diploma III dan/atau Program Diploma IV/S1 Terapan/Sarjana Sain Terapan, serta program lain sesuai
peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
Poltekkes Kemenkes Kendari mempunyai fungsi:
Pelaksanaan pengembangan pendidikan dalam bidang
kesehatan;
Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan;
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya;
Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika; dan
Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif.
4
B. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes Kendari , terdiri atas:
1. Direktur;
2. Pembantu Direktur (Pudir);
3. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan,
Perencanaan dan Sistem Informasi (Subbag. ADAK dan Persin);
4. Subbagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian
(Subbag. ADUM);
5. Senat;
6. Satuan Pemeriksa Internal;
7. Jurusan;
8. Program Studi;
9. Unit Utama :
a. UnitPenelitian
b. Unit Pengabdian kepada Masyarakat;
c. Unit Penjaminan Mutu;
d. Unit Perpustakaan;
e. Unit Laboratorium;
f. Unit Workshop/Pelatihan;
10. Unit Penunjang :
g. Unit Komputer/Teknologi Informasi;
h. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan;
i. Unit Laboratorium Bahasa;
j. Unit Pengembangan Pendidikan;
k. Unit Komisi Etik;
11. Tenaga Fungsional
5
Struktur organisasi Poltekkes Kemenkes dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Keterangan: ------------ = garis koordinasi ____________ = garis komando
Gambar 2.1
Sturktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Kendari Periode Tahun 2017 - 2021
C. DIREKTUR DAN PEMBANTU DIREKTUR
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas akademika dan tugas
administrasi melalui tatanan organisasi sesuai dengan kebutuhan serta hubungan dengan lingkungannya;
2. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Direktur dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur;
6
3. Pembantu Direktur Poltekkes Kendari (selanjutnya disebut
Pudir) terdiri atas:
a. Pudir bidang Akademik, selanjutnya disebut Pudir I;
b. Pudir bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian, selanjutnya disebut Pudir II; dan
c. Pudir bidang Kemahasiswaan, selanjutnya disebut Pudir III.
4. Pudir I, mempunyai tugas membantu Direktur dalam
pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
5. Pudir II, mempunyai tugas membantu Direktur dalam
pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan dan kepegawaian;
6. Pudir III, mempunyai tugas membantu Direktur dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan, layanan mahasiswa
dan alumni, serta melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar kegiatan yang terstruktur dalam kurikulum.
D. SENAT POLTEKKES
1. Senat Poltekkes Kemenkes merupakan badan normatif dan
perwakilan tertinggi di lingkungan Poltekkes Kemenkes.
2. Senat Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
3. Senat Poltekkes Kemenkes terdiri atas:
a. Ketua Senat merangkap anggota.
b. Sekretaris senat merangkap anggota.
c. Anggota Senat, terdiri dari:
1) Para Pembantu Direktur;
2) Para Ketua Jurusan;
3) Perwakilan Dosen; dan
4) Perwakilan Pejabat Struktural dari Badan PPSDM Kesehatan (ex officio).
7
4. Ketua Senat Poltekkes Kemenkes dijabat oleh Direktur.
5. Sekretaris Senat berasal dari dan dipilih oleh anggota Senat.
6. Dalam melaksanakan tugasnya, Senat dilengkapi dengan
sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris Senat.
7. Tugas pokok Senat Poltekkes Kemenkes:
a. Memberi pertimbangan kebijakan akademik dan pengembangan Poltekkes Kemenkes sesuai peraturan
perundangan;
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan pengembangan kecakapan serta kepribadian sivitas
akademika sesuai peraturan perundangan;
c. Merumuskan, menetapkan norma dan tolok ukur
penyelenggaraan Poltekkes Kemenkes;
d. Memberi pertimbangan dan melakukan pengawasan
terhadap Direktur dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi bidang akademik;
e. Menetapkan peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan pada Poltekkes Kemenkes;
f. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes berkenaan dengan Dosen yang dicalonkan
memangku jabatan akademik;
g. Mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan berkenaan dengan calon-calon yang telah dipilih oleh Senat
untuk diangkat menjadi Direktur; dan
h. Memberikan pertimbangan kepada Kepala Badan PPSDM
Kesehatan berkenaan dengan pemberhentian Direktur atau Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes karena
berakhirnya masa jabatan atau karena alasan lain.
8. Senat melaksanakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun, di luar sidang upacara Dies Natalis dan Wisuda;
9. Rapat Senat dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ N + 1 (separuh ditambah satu) dari jumlah
anggota Senat;
10. Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat-rapat Senat
diatur dalam Statuta Poltekkes Kemenkes yang bersangkutan;
8
11. Keputusan rapat Senat didasarkan atas musyawarah untuk
mencapai mufakat dan apabila tidak tercapai mufakat, maka keputusan didasarkan pada suara terbanyak dari anggota yang
hadir;
12. Apabila diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan tugas
Poltekkes Kemenkes, Ketua Senat Poltekkes Kemenkes dapat membentuk komisi-komisi.
E. SUBBAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI.
1. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi adalah unsur pembantu
pimpinan di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur dan secara teknis-fungsional dibina oleh Pudir I. Khusus untuk urusan kemahasiswaan secara teknis fungsional dibina oleh Pudir III;
2. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi, terdiri atas:
a. Urusan Administrasi Akademik mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi pendidikan;
b. Urusan Administrasi Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi pembinaan kemahasiswaan, layanan mahasiswa dan alumni, serta
melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar kegiatan yang terstruktur dalam kurikulum; dan
c. Urusan Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai tugas mengkoordinir kegiatan perencanaan
program dan sistem informasi institusi pendidikan.
F. SUBBAGIAN ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN
KEPEGAWAIAN
1. Subbagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian
adalah unsur pembantu pimpinan di bidang umum, keuangan, Barang Milik Negara (BMN) dan kepegawaian yang berada di
9
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir II;
2. Subbagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian,
terdiri atas:
a. Urusan Umum mempunyai tugas melakukan perencanaan
dan melaksanakan kegiatan surat menyurat, kearsipan, dan kerumah tanggaan;
b. Urusan Keuangan mempunyai tugas melakukan perencanaan dan melaksanakan kegiatan keuangan;
c. Urusan BMN mempunyai tugas melaksanaan pengelolaan
BMN;
d. Urusan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
perencanaan dan melaksanakan kegiatan kepegawaian; dan
e. Urusan hubungan masyarakat melaksanakan tugas di bidang kehumasan.
G. JURUSAN
1. Setiap Poltekkes Kemenkes terdiri dari beberapa jurusan;
2. Jurusan atau nama lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya pendukung program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;
3. Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan (Kajur) yang dipilih diantara kelompok Dosen sesuai peraturan dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur;
4. Kajur yang terpilih bersedia untuk ditempatkan/berkedudukan
di Direktorat atau di salah satu Program Studi yang dekat dengan kantor Direktorat;
5. Tugas pokok dan fungsi Ketua Jurusan:
1. Mengelola kegiatan tridarma perguruan tinggi;
2. Mengelola sumber daya jurusan.
10
6. Jurusan, terdiri atas:
a. Ketua Jurusan (Kajur);
b. Sekretaris Jurusan (Sekjur);
c. Ketua Program Studi;
d. Kepala Subunit sesuai kebutuhan; dan
e. Kelompok tenaga fungsional.
7. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Kajur dibantu oleh
Sekjur;
8. Sekjur mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan,
umum, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian;
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekjur bertanggung jawab
kepada Kajur;
10. Subunit penunjang bertanggung jawab kepada Kajur dan
berkoordinasi dengan Kepala Unit terkait.
Struktur jurusan di Poltekkes Kemenkes dapat dilihat pada gambar
2.2.
H. PROGRAM STUDI
1. Setiap Jurusan dapat mempunyai satu atau beberapa Program
Studi (yang selanjutnya disebut Prodi) sesuai dengan kebutuhan program/pelayanan/ pembangunan kesehatan;
2. Prodi adalah program yang mencakup kesatuan rencana belajar
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan
agar peserta didik dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. Pengelolaan
pembelajaran pada Poltekkes Kemenkes dapat diselenggarakan melalui program studi di luar domisili perguruan tinggi atau direktorat;
3. Penyelenggaraan Prodi di luar domisili dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas publik Poltekkes Kemenkes dengan mutu
11
setara dengan prodi yang sama di domisili Poltekkes Kemenkes
tersebut;
4. Prodi dipimpin oleh Ketua Prodi yang ditetapkan oleh Direktur
atas usulan Kajur dan bertanggung jawab kepada Kajur. Jurusan yang hanya memiliki 1 Prodi, maka tugas Ketua Prodi
dilaksanakan oleh Kajur. Contoh nomenklatur Ketua Prodi adalah sebagai berikut: Ketua Prodi Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari;
5. Penyelenggaraan Prodi di luar domisili Direktorat Poltekkes Kemenkes dipimpin seorang Ketua Prodi, contoh nomenklatur
Ketua Prodi di luar domisili adalah sebagai berikut: Ketua Prodi Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang yang
dibantu oleh Sekretaris.
Struktur Organisasi Jurusan di Lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari
KETUAJURUSAN
KA. SUBUNIT PENELITIAN DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SEKRETARIS JURUSAN
KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL
KA. SUB UNIT KA. SUBUNIT PENUNJANG
KETUA PROGRAM STUDI
Keterangan: ------------ = garis koordinasi ________ = garis komando
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Jurusan di Lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari
12
Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Ketua Prodi mempunyai tugas membuat rencana dan memantau proses pelaksanaan pendidikan;
b. Ketua Prodi mempunyai tugas melaksanakan dan memantau proses pendidikan, kemahasiswaan, dan pengelolaan
sumberdaya; dan
c. Ketua Prodi secara teknis fungsional, dan secara teknis
administratif bertanggung jawab kepada Kajur.
I. TENAGA FUNGSIONAL
1. Tenaga fungsional adalah tenaga yang diangkat atau bekerja dalam jabatan fungsional sesuai dengan bidang teknis
fungsionalnya;
2. Kelompok tenaga fungsional adalah suatu kesatuan tenaga
fungsional yang dikelompokkan sesuai dengan bidang teknisnya;
3. Tenaga fungsional di lingkungan Poltekkes Kemenkes meliputi
tenaga pendidik dan kependidikan;
4. Kelompok tenaga fungsional pendidik;
Dosen terdiri dari Dosen tetap dan Dosen tidak tetap.
a. Dosen tetap adalah Dosen yang bekerja penuh waktu yang
berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu;
b. Dosen tidak tetap adalah Dosen yang bekerja paruh waktu
yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.
5. Kelompok tenaga fungsional kependidikan adalah tenaga-tenaga yang diangkat atau bekerja dalam jabatan fungsional yang
kenaikan pangkatnya berdasarkan angka kredit sesuai dengan bidang keahliannya, yang terdiri dari tenaga fungsional penunjang akademik dan tenaga fungsional administrasi;
6. Tenaga fungsional penunjang akademik adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh
penyelenggara pendidikan sesuai dengan peraturan yang
13
berlaku, dengan tugas utama menunjang kegiatan akademik
pada Poltekkes Kemenkes antara lain:
a. Kelompok tenaga fungsional penunjang akademik antara
lain Pustakawan, Teknisi, Pranata Komputer, dan Laboran; dan
b. Kelompok tenaga fungsional teknisi pada masing-masing unit penunjang terdiri atas sejumlah Teknisi dalam jabatan
fungsional sesuai dengan pengelompokkan bidang teknisnya.
7. Tenaga fungsional administrasi adalah tenaga yang diangkat
atau bekerja dalam jabatan fungsional bidang administrasi antara lain: tenaga fungsional Analis Kepegawaian, Administrasi
Keuangan, Arsiparis, Perencana, dan Operator Komputer;
8. Setiap kelompok tenaga fungsional dipimpin oleh seorang Ketua
kelompok fungsional yang bertanggung jawab langsung kepada Kajur;
9. Jumlah tenaga fungsional pada masing-masing unit ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan.
J. UNIT PENELITIAN
1. Unit Penelitian adalah unsur pelaksana sebagian tugas
Poltekkes Kemenkes Kendari di bidang penelitian terapan yang berada di bawah Direktur.
2. Unit Penelitian dipimpin oleh seorang kepala yang ditunjuk oleh
Direktur dan bertanggung jawab kepada Direktur serta secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I.
3. Unit Penelitian mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan.
4. Unit Penelitian mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penelitian terapan;
b. Pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Menjalin kerjasama antar Perguruan Tinggi dan/atau badan lainnya baik di dalam maupun di luar Poltekkes
Kemenkes Kendari dalam rangka penelitian;
14
d. Publikasi hasil penelitian;
e. Mengkoordinir komisi etik;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Penelitian; dan
g. Melakukan koordinasi diantara Subunit Penelitian di masing-masing jurusan.
K. UNIT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Unit Pengabdian kepada Masyarakat adalah unsur pelaksana sebagian tugas Poltekkes Kemenkes Kendari di bidang pengabdian kepada masyarakat yang berada di bawah Direktur.
2. Unit Pengabdian kepada Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala yang ditunjuk oleh Direktur dan bertanggung jawab
kepada Direktur serta secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I.
3. Unit Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
4. Unit Pengabdian kepada Mayarakat mempunyai fungsi:
a. Peningkatan relevansi program Poltekkes Kemenkes Kendari sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
b. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam pembangunan;
c. Menjalin kerjasama antar Perguruan Tinggi dan/atau badan lainnya baik di dalam maupun di luar Poltekkes Kemenkes dalam rangka penelitian dan pengabdian
masyarakat;
d. Pelaksanaan urusan tata usaha unit pengabdian kepada
masyarakat; dan
e. Melakukan koordinasi diantara subunit pengabdian kepada
masyarakat di masing-masing jurusan.
15
H. UNIT PENJAMINAN MUTU
1. Unit Penjaminan Mutu adalah unsur pelaksana di bidang penjaminan mutu yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur.
2. Unit Penjaminan Mutu dipimpin oleh seorang Kepala yang
ditetapkan oleh Direktur dan secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I;
3. Unit Penjaminan Mutu mempunyai tugas melakukan penjaminan mutu pendidikan secara bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang
memiliki target dalam kerangka waktu yang jelas;
4. Unit Penjaminan Mutu mempunyai fungsi:
a. Perencanaan dan pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal secara keseluruhan di Poltekkes Kemenkes;
b. Penyusunan perangkat dokumen (kebijakan mutu, manual mutu, dan standar mutu) yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu;
c. Pengembangan sistem informasi penjaminan mutu;
d. Pelaksanaan monitoring sistem penjaminan mutu;
e. Pelaksanaan audit mutu akademik internal dan evaluasi pelaksanaan sistem penjaminan mutu;
f. Penyusunan laporan secara berkala pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal; dan
g. Melakukan koordinasi dengan Subunit Penjaminan Mutu di
masing-masing jurusan.
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Penjaminan Mutu sesuai
kebutuhan.
I. UNIT PERPUSTAKAAN
1. Unit Perpustakaan adalah unit penunjang teknis di bidang perpustakaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir III.
16
2. Unit Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala yang
ditetapkan oleh Direktur atas usulan Pudir III, dengan kualifikasi minimal Ahli Madya Perpustakaan di lingkungan
Unit Perpustakaan;
3. Unit Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan
bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
4. Unit Perpustakaan mempunyai fungsi:
a. Penyediaan dan pengelolaan bahan pustaka;
b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan pustaka;
c. Pemeliharaan bahan pustaka;
d. Pengembangan perpustakaan;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha perpustakaan; dan
f. Melakukan koordinasi dengan Subunit Perpustakaan di
masing-masing jurusan.
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Perpustakaan sesuai kebutuhan.
J. UNIT LABORATORIUM
1. Unit Laboratorium adalah unit penunjang teknis di bidang laboratorium dari satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan jurusan. Unit ini berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan secara teknis fungsional sehari-hari dibina oleh Pudir I;
2. Unit Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan oleh Direktur atas usulan Pudir I sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
3. Unit Laboratorium mempunyai tugas memberikan layanan bahan dan peralatan laboratorium untuk keperluan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
4. Unit Laboratorium mempunyai fungsi:
a. Perencanaan, penyediaan dan pengelolaan bahan laboratorium;
17
b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan
peralatan laboratorium;
c. Pemeliharaan bahan dan peralatan laboratorium;
d. Pelaksanaan urusan tata usaha laboratorium;
e. Pengembangan laboratorium; dan
f. Melakukan koordinasi dengan Subunit Laboratorium di masing-masing jurusan.
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Laboratorium sesuai kebutuhan.
K. UNIT BENGKEL KERJA/WORKSHOP
1. Unit Bengkel Kerja/Workshop adalah unit penunjang teknis di
bidang bengkel yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh
Pudir III;
2. Unit Bengkel Kerja/Workshop dipimpin oleh seorang Kepala
yang ditetapkan diantara tenaga fungsional teknisi bengkel di lingkungan Unit Bengkel Kerja/Workshop oleh Direktur atas usulan Pudir III;
3. Unit Bengkel Kerja/Workshop mempunyai tugas melayani praktek kerja mahasiswa dan/atau memproduksi berbagai jenis
barang/jasa sesuai dengan jurusan yang ada di Poltekkes Kemenkes;
4. Unit Bengkel Kerja/Workshop mempunyai fungsi:
a. Penyediaan bahan dan peralatan Bengkel Kerja/Workshop;
b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan peralatan Bengkel Kerja/Workshop;
c. Pengembangan Bengkel Kerja/Workshop;
d. Produksi berbagai jenis barang/jasa;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Bengkel Kerja/Workshop;
dan
18
f. Melakukan koordinasi dengan Subunit Bengkel
Kerja/Workshop di masing-masing jurusan.
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Bengkel Kerja/Workshop
sesuai kebutuhan.
L. UNIT PENUNJANG
Unit Penunjang adalah unit yang secara teknis fungsional diperlukan
sebagai unsur penunjang terselenggaranya kegiatan akademik. Unit Penunjang di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari meliputi Unit Komputer/Teknologi Informasi, Unit Pemeliharaan dan Perbaikan,
UnitLaboratorium Bahasa, Unit Pengembangan Pendidikan dan unit Komite Etik.
1. Unit Komputer/Teknologi Informasi
a. Unit Komputer/Teknologi Informasi adalah unit penunjang
teknis di bidang pengolahan data dan informasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I;
b. Unit Komputer/Teknologi Informasi dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan diantara tenaga fungsional Teknisi
Komputer, Pranata Komputer dan Operator Komputer di lingkungan Unit Komputer yang ditetapkan oleh Direktur
atas usulan Pudir I;
c. Unit Komputer/Teknologi Informasi mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menyimpan data
dan informasi serta memberikan layanan untuk program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
d. Unit Komputer/Teknologi Informasi mempunyai fungsi:
1) Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi;
2) Penyajian dan penyimpanan data dan informasi;
3) Pemberian layanan dan pendayagunaan komputer;
4) Pengembangan teknologi informasi;
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Komputer; dan
19
6) Melakukan koordinasi dengan Subunit Komputer di
masing-masing jurusan.
e. Setiap jurusan membentuk Subunit Komputer/Teknologi
Informasi sesuai kebutuhan.
2. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan
a. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan adalah unit penunjang
teknis di bidang pemeliharaan dan perbaikan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir II;
b. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan diantara teknisi di lingkungan Unit
Pemeliharaan dan Perbaikan yang ditetapkan oleh Direktur atas usulan Pudir II;
c. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana penunjang di lingkungan Poltekkes Kemenkes;
d. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai fungsi:
1). Pelaksanaan perbaikan sarana;
2). Pelaksanaan pemeliharaan sarana;
3). Pengembangan pemeliharaan dan perbaikan;
4). Pelaksanaan layanan perbaikan dan pemeliharaan sarana;
5). Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Pemeliharaan
dan Perbaikan; dan
6). Melakukan koordinasi dengan Subunit Pemeliharaan
dan Perbaikan di masing-masing jurusan.
e. Setiap jurusan membentuk Subunit Pemeliharaan dan
Perbaikan sesuai kebutuhan.
3. Unit Laboratorium Bahasa
a. Unit Laboratorium Bahasa adalah unit penunjang teknis di bidang akademik bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes
20
Kendari yang yang berada dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I;
b. Unit Laboratorium Bahasa dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan diantara staf di lingkungan Unit
Laboratorium Bahasa oleh Direktur atas usulan Pudir I;
c. Unit Asrama mempunyai tugas memberikan pelayanan
Laboratorium Bahasa bagi mahasiswa, serta memberikan layanan untuk program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
d. Unit Laboratorium Bahasa mempunyai fungsi:
1). Penyediaan bahan dan peralatan Laboratorium Bahasa;
2). Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan peralatan Laboratorium Bahasa;
3). Pengembangan Laboratorium Bahasa;
4). Pelaksanaan urusan tata usaha Laboratorium Bahasa; dan
5). Melakukan koordinasi dengan Subunit Laboratorium Bahasa di masing-masing jurusan.
e. Setiap jurusan membentuk Subunit Laboratorium Bahasa sesuai kebutuhan.
4. Unit Pengembangan Pendidikan
a. Unit pengembangan pendidikan adalah unsur pelaksanaan
akademik dilingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari yang bertugas melakukan kajian dan pemantauan serta kegiatan
koordinasi pengembangan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu dosen dan tenaga kependidikan, fasilitas
pendidikan dan program pengembangan pendidikan.
b. Unit pengembangan pendidikan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur, dan secara teknis
fungsional sehari-hari dibina oleh Pembantu Direktur I.
c. Unit pengembangan pendidikan dipimpin oleh seorang
Kepala Unit yang ditunjuk oleh Direktur atas usulan Pembantu Direktur I.
21
d. Unit Pengembangan Pendidikan mempunyai fungsi :
1). Menelaah kebutuhan peningkatan mutu dosen dengan tugas belajar dan ijin belajar.
2). Melakukan pengembangan terhadap metode pembelajaran.
3). Membuat kajian tentang peningkatan fasilitas pendidikan.
4). Melakukan kajian tentang kebutuhan workshop/pelatihan dalam rangka peningkatan mutu dosen.
5). Menelaah metode Pembelajaran yang dapat meningkatan mutu terhadap mahasiswa.
6). Melakukan Kajian dan mengumpulkan laporan kurikulum pada jurusan dan prodi.
7). Melakukan monitoring evaluasi dan mengumpulkan laporan terhadap proses pengembangan pendidikan.
8). Merekapitulasi laporan jumlah Dosen Lektor Kepala
pada Jurusan atau prodi per semester.
9). Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang
diperintahkan oleh pimpinan.
10). Menelaah surat yang berhubungan dengan
pengembangan prodi.
5. Unit Komisi Etik
a. Unit Komisi Etik Institusi adalah lembaga yang menjalankan tugas utama pengawasan etik dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
b. Unit Komisi Etik Institusi dipimpin oleh seorang kepala
unit yang bertanggung jawab kepada Direktur.
c. Unit Etik Institusi melaksanakan penilaian terhadap nilai-nilai etika, moral, dan akhlak yang bersifat normatif di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari.
d. Unit Etik Institusi memiliki tugas:
22
1). Memberi pandangan untuk Direktur Poltekkes
Kemenkes Kendari , etika yang terjadi dan etika akademik yang akademik dan tenaga kependidikan.
2). Menyusun kode etik dan tenaga kependidikan.
M. SATUAN PEMERIKSA INTERNAL
Poltekkes Kemenkes Kendari memiliki Satuan Pemeriksa Internal
yang menjalankan fungsi pengawasan bidang non akademik.
23
BAB III
TATALAKSANA
A. HUBUNGAN KERJA
1. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan Kepala Badan PPSDM Kesehatan adalah hubungan hirarkis;
2. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan
Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan adalah hubungan koordinasi di bidang layanan teknis administrasi;
3. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
4. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang pendidikan
dan pelatihan;
5. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan
Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan,
pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan Luar Negeri;
6. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan
Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan adalah hubungan koordinasi
teknis fungsional di bidang standardisasi, sertifikasi, dan registrasi SDM kesehatan;
7. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dengan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi adalah hubungan koordinasi lintas program di bidang pelaksanaan program
Tridarma Perguruan Tinggi.
24
B. PENETAPAN DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN POLTEKKES
KEMENKES KENDARI.
1. DIREKTUR
a. Jabatan Direktur
1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Jenderal melalui pertimbangan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan setelah diusulkan oleh Senat Poltekkes Kemenkes;
2) Masa jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan
dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan;
3) Tiga bulan sebelum masa jabatan berakhir, Direktur
menyampaikan laporan kinerja hasil pelaksanaan tugas Direktur dihadapan Senat.
b. Syarat-syarat calon
1) Umum:
a) Dosen Pegawai Negeri Sipil aktif.
b) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Direktur yang
sedang menjabat.
d) Memiliki pengalaman manajerial paling rendah sebagai Ketua Jurusan sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
e) Memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan
pekerjaan/sasaran Kinerja Pegawai bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
f) Tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dinyatakan secara tertulis.
g) Tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
25
karena melakukan perbuatan yang diancam
pidana paling rendah pidana kurungan.
2) Khusus:
a) Berpendidikan paling rendah Magister (S2).
b) Telah memiliki sertifikasi dosen.
c) Telah memiliki jabatan akademik paling rendah
Lektor, Golongan paling rendah III.d.
Seluruh bukti dokumen autentik persyaratan calon, diatur oleh Panitia Pemilihan Direktur.
c. Mekanisme Pengangkatan Direktur
Pengangkatan Direktur dilakukan apabila terdapat
lowongan jabatan pemimpin pada Poltekkes Kemenkes tersebut.
Lowongan jabatan terjadi karena:
1) Pejabat lama:
a) Berhenti dari Pegawai Negeri Sipil atas
permohonan sendiri atau mengundurkan diri;
b) Pensiun;
c) Masa jabatannya berakhir;
d) Diangkat dalam jabatan lain;
e) Dibebaskan dari jabatan akademik;
f) Diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
g) Meninggal dunia; dan atau
h) Berakhir karena berbagai sebab.
26
2) Perubahan organisasi perguruan tinggi.
Pengangkatan Direktur pada Poltekkes Kemenkes
dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1) Tahap penjaringan bakal calon;
2) Tahap pemilihan calon; dan
3) Tahap pengangkatan.
Waktu pelaksanaan seluruh tahapan pengangkatan
Direktur tidak melebihi 4 (empat) bulan terhitung mulai tanggal sebelum masa jabatan Direktur berakhir.
Tahapan pengangkatan Direktur
1) Tahap Penjaringan Bakal Calon
1. Senat membentuk panitia pemilihan calon
Direktur 4 (empat) bulan sebelum masa jabatan Direktur berakhir, yang difasilitasi oleh Direktur
yang sedang menjabat, dengan ketentuan:
(1) Susunan panitia terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan anggota sesuai kebutuhan;
(2) Susunan panitia ditetapkan oleh Ketua Senat berdasarkan hasil rapat Senat;
(3) Anggota panitia dapat melibatkan unsur-unsur di luar keanggotaan Senat; dan
(4) Bakal Calon Direktur tidak diperkenankan menjadi Panitia Pemilihan.
2. Panitia yang telah terbentuk melakukan:
(1) Membuat tata tertib Pemilihan Calon Direktur;
27
(2) Membuka pendaftaran Bakal Calon Direktur
selama 2 minggu;
(3) Bakal calon berasal dari perorangan;
(4) Melakukan seleksi administrasi Bakal Calon Direktur; dan
(5) Menetapkan Bakal Calon Direktur
3. Panitia mengirimkan usulan Bakal Calon Direktur yang telah lulus seleksi administrasi kepada Badan PPSDM Kesehatan untuk ditetapkan
sebagai Calon Direktur selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tahap penjaringan
berakhir.
2) Tahap Pemilihan Calon
1. Panitia menyampaikan visi, misi, program kerja
dan rencana pengembangan Poltekkes para Calon Direktur kepada Badan PPSDM Kesehatan selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari
kalender sebelum tanggal pemilihan.
2. Panitia melaksanakan pemilihan calon Direktur
sebagai berikut:
(1) Pemilihan calon Direktur dilaksanakan melalui sidang senat tertutup secara
langsung dalam 1 (satu) hari, dihadiri oleh anggota senat yang berasal dari perwakilan Poltekkes Kemenkes, dengan ketentuan:
Badan PPSDM Kesehatan memiliki 25% (dua puluh lima persen) hak suara dari total
pemilih dan Senat memiliki 75% (tujuh puluh lima persen) hak suara dari total
pemilih.
Simulasi Penghitungan Proporsi Hak Suara:
28
Badan PPSDM Kesehatan memiliki 25% hak suara dan Senat yang berasal dari unsur dosen memiliki 75% hak suara. Apabila
jumlah anggota Senat yang berasal dari unsur dosen sebanyak 23 orang, maka
jumlah suara secara keseluruhan dapat dihitung 100/75 x 23 = 30,6 suara dibulatkan
menjadi 31, sehingga jumlah suara Badan
PPSDM Kesehatan adalah 31 – 23 = 8 suara.
(2) Mekanisme pemilihan dilakukan dengan
cara:
(a) Calon memaparkan visi, misi, program
kerja dan rencana pengembangan Poltekkes dalam sidang Senat tertutup;
(b) Senat melakukan pemilihan dalam sidang Senat setelah para calon selesai menyampaikan paparan;
(c) Hak pilih Anggota senat digunakan di tempat pemilihan secara langsung
dalam sidang senat tertutup; dan
(d) Hak pilih Badan PPSDM Kesehatan
tidak digunakan pada saat dilaksanakan pemilihan Calon Direktur di Poltekkes, hak pilih digunakan dan
dilaksanakan di Badan PPSDM Kesehatan sekaligus menentukan Calon
Direktur secara definitif.
(3) Teknis pemilihan diatur lebih lanjut dalam tata tertib pemilihan Calon Direktur.
29
3) Tahap Pengangkatan
a) Panitia menyampaikan hasil pemilihan calon Direktur kepada Senat untuk diajukan kepada
Kepala Badan PPSDM Kesehatan dengan urutan hasil pemilihan.
b) Sekretaris Jenderal Kemenkes menetapkan Direktur melalui mekanisme yang sudah berlaku.
c) Setelah Direktur terpilih dilantik harus segera melaksanakan serah terima jabatan dengan Direktur sebelumnya baik sebagai Direktur
maupun sebagai Ketua Senat.
d. Penunjukkan Direktur Poltekkes Baru
1. Dalam hal pembentukan lembaga Poltekkes Kemenkes
Kendari baru maka dilakukan penunjukan Direktur oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
2. Masa jabatan Direktur yang ditunjuk selama 4 (empat)
tahun.
3. Selanjutnya Direktur tersebut dapat dipilih kembali
untuk satu kali masa jabatan melalui mekanisme pemilihan Direktur.
e. Pemberhentian Direktur
1. SK Penetapan Direktur mencantumkan klausul bahwa
masa jabatan Direktur berlaku sampai dengan adanya penetapan Direktur definitif, pelantikan dan serah
terima jabatan.
2. Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap:
a) Dalam hal Direktur berhalangan tetap, maka untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Pembantu Direktur I atau sebutan lain ditetapkan
sebagai pelaksana tugas Direktur.
b) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat 2) adalah:
(1) Meninggal dunia;
30
(2) Sakit yang tidak dapat disembuhkan
dibuktikan dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan Pegawai Negeri Sipil;
dan/atau
(3) Dipidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
kurungan;
(4) Dipindahkan ke jabatan lain; dan
(5) Mengundurkan diri.
c) Penetapan sebagaimana dimaksud pada huruf a) dilakukan oleh Badan PPSDM Kesehatan atas
nama Menteri;
d) Senat menyampaikan nama-nama Pembantu
Direktur atau sebutan lain kepada Menteri paling lambat 1 (satu) bulan sejak Direktur dinyatakan berhalangan tetap;
e) Menteri menetapkan salah satu Pembantu Direktur atau sebutan lain sebagai Direktur
definitif melanjutkan sisa jabatan Direktur sebelumnya; dan
f) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat e) lebih dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai satu masa jabatan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dapat dilihat pada Gambar 3.1
31
Gambar 3.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan Direktur
Poltekkes Kemenkes Kendari
32
2. PEMBANTU DIREKTUR (PUDIR)
a. Jabatan
1) Pudir ditunjuk oleh Direktur dan ditetapkan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK paling lama 2 (dua) minggu
setelah Direktur dilantik.
2) Penunjukkan dan penetapan Pudir sebagaimana
dimaksud pada pada angka 1), dapat berupa :
1) Penunjukkan dan penetapan Pudir dalam 1
(satu) masa periode; dan
2) Penunjukkan dan penetapan Pudir antar waktu.
3) Pudir dilantik oleh Direktur.
4) Direktur menunjuk pelaksana tugas sebagai
Pudir sampai dengan ditetapkannya Pudir defenitif paling lama dalam waktu 2 (dua)
minggu.
5) Masa jabatan Pudir paling bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi
kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan
ketentuan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari dengan minimal jabatan Lektor, Gol
III/c yang dibuktikan dengan SK Jabatan Fungsional Dosen.
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
33
a) S2 Manajemen berlatar belakang
pendidikan minimal D3 Kesehatan
3) Memiliki Sertifikat Pendidik.
4) Berpengalaman sebagai Dosen tetap minimal minimal 2 tahun berturut-turut di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari di buktikan dengan
SK jabatan Fungsional Dosen.
5) Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan
surat keterangan dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah).
6) Tidak dalam status tugas belajar
7) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada sat diusulkan kepada Kepala Badan
PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi persetujuan.
8) DP3/SKP dalam 2 tahun terakhir bernilai baik.
9) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
Disamping persyaratan tersebut diatas. Direktur dapat menetapkan kriteria lain sesuai dengan
kebutuhan.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Pudir dalam 1 (satu) masa periode
1) Direktur menunjuk dan mengusulkan calon Pudir yang memenuhi persyaratan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan untuk
mendapatkan persetujuan.
2) Kepada Badan PPSDM Kesehatan menerbitkan
rekomendasi persetujuan.
3) Setelah mendapatkan rekomendasi persetujuan
dari Kepala Badan PPSDMK, Direktur menetapkan Pudir dengan surat keputusan Direktur dan melantik Pudir.
34
d. Berakhirnya Masa Jabatan Pudir
Masa jabatan Pudir berakhir, apabila :
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan
berakhirnya jabatan Direktur.
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain.
3) Mengundurkan diri
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau
berat
e. Mekanisme Pemberhentian Masa Jabatan Pudir
1) Direktur mengusulkan pemberhentian Pudir Defenitif kepada Kepala Badan PPSDM
Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
2) Kepala Badan PPSDM Kesehatan menerbitkan
rekomendasi persetujuan pemberhentian.
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala Badan PPSDM Kesehatan Direktur menetapkan
pemberhentian Pudir dengan surat keputusan Direktur.
4) Apabila Direktur belum menunjuk dan mengusulkan Pudir antar waktu, maka Direktur
menetapkan pelaksana tugas.
f. Penunjukkan dan Penetapan Pudir Antar Waktu
Penunjukan dan Penetapan Pudir Antar Waktu dilakukan apabila Pudir Defenitif :
1) Dipindahkan ke instasi/jabatan lain.
2) Mengundurkan diri
35
3) Sakit yang tidak dapat melaksanakan tugasnya
4) Meninggal dunia.
5) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau
berat
g. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Pudir
Antar Waktu
1) Direktur menunjuk Pudir Antar Waktu dan
mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
2) Kepala Badan PPSDM Kesehatan menerbitkan rekomendasi persetujuan Pudir Antar Waktu.
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala
Badan PPSDM Kesehatan Direktur menetapkan Pudir Antar Waktu dengan surat keputusan
Direktur dan melantik Pudir Antar Waktu.
4) Berakhirnya masa jabatan Pudir Antar Waktu
bersamaan dengan dilantiknya Pudir defenitif.
5) Dalam Hal masa jabatan Pudir Antar Waktu kurang dari 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkan dianaggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) penunjukan dan penetapan Pudir dapat dilihat pada gambar 3.2
37
4. KEPALA SUBBAGIAN
a. Jabatan
Kepala Subbagian ADAK dan ADUM adalah pejabat
struktural di Poltekkes Kemenkes Kendari setingkat eselon IVa, yang syarat penetapan dan pemberhentiannya mengikuti aturan kepegawaian.
b. Syarat-syarat Calon
1) Telah menyelesaikan pelatihan teknis eselon IV;
2) Berlatar belakang pendidikan minimal DIV/S1
yang relevan dengan tugasnya dengan melampirkan fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
3) Pangkat/golongan minimal Penata/IIIc;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pemerintah
(pusat atau daerah);
5) Tidak dalam status tugas belajar;
6) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum.
c. Mekanisme Pengangkatan
1) Calon Kepala Subbagian diusulkan oleh Direktur
Poltekkes Kemenkes Kendarikepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan sebanyak 3 (tiga)
orang yang mempunyai peluang sama;
2) Kepala Subbagian diangkat oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes berdasarkan rekomendasi
Kepala Badan PPSDM Kesehatan melalui Baperjakat.
38
d. Pemberhentian
1) Dalam hal Kepala Subbagian berhalangan tetap antara lain dipindahkan ke dalam jabatan lain,
mengundurkan diri, sakit sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya, meninggal dunia, maka Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengajukan usulan pemberhentian kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
2) Sekretaris Jenderal menerbitkan SK Pemberhentian bagi Kepala Subbagian sesuai
butir a;
3) Untuk mengisi kekosongan jabatan sebelum ada Kepala Subbagian baru yang definitif, Sekretaris
Jenderal mengangkat Pejabat sebagai Pejabat (Pj).
5. KAUR. AKADEMIK
a. Jabatan Kaur Akademik
1) Kaur Akademik ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Akademik ditetapkan dan dilantik oleh
Direktur
3) Masa jabatan Kaur Akademik bersamaan
dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Akademik kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum
mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
39
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun
pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Akademik
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Akademik
d. Pemberhentian Kaur. Akademik
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. Akademik dengan surat keputusan Direktur
6. KAUR KEMAHASISWAAN
a. Jabatan Kaur Kemahasiswaan
1) Kaur Kemahasiswaan ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Kemahasiswaan ditetapkan dan dilantik
oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Kemahasiswaan bersamaan
dengan periode jabatan Direktur dan akan
40
dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Kemahasiswaan
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Kemahasiswaan
Direktur menetapkan dan melantik Kaur.
Kemahasiswaan
d. Pemberhentian Kaur. Kemahasiswaan
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur.
Kemahasiswaan dengan surat keputusan Direktur
41
7. KAUR SISTEM INFORMASI
a. Jabatan Kaur Sistem Informasi
1) Kaur Sistem informasi ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Sistem Informasi ditetapkan dan dilantik
oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Sistem informasi
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap
tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Sistem Informasi
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun
pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
42
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Sistem Informasi
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Sistem
Informasi
d. Pemberhentian Kaur. Sistem Informasi
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. Sistem
Informasi dengan surat keputusan Direktur
8. KAUR UMUM
a. Jabatan Kaur Umum
1) Kaur Umum ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Umum ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Umum bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Kemahasiswaan
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
43
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun
pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Umum
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Umum
d. Pemberhentian Kaur. Umum
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. Umum dengan surat keputusan Direktur
9. KAUR KEPEGAWAIAN
a. Jabatan Kaur Kepegawaian
1) Kaur Kepegawaian ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Kepegawaian ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Kepegawaian bersamaan
dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
44
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Kepegawaian
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun
pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Kepegawaian
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Kepegawaian
d. Pemberhentian Kaur. Kepegawaian
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur.
Kepegawaian dengan surat keputusan Direktur
45
10. KAUR KEUANGAN
a. Jabatan Kaur Keuangan
1) Kaur Keuangan ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Keuangan ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Keuangan bersamaan
dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Keuangan
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
46
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur.
Keuangan
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Keuangan
d. Pemberhentian Kaur. Kuangan
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur.
Keuangan dengan surat keputusan Direktur
11. KAUR AKUNTASI DAN PELAPORAN
a. Jabatan Kaur Akuntansi dan Pelaporan
1) Kaur Akuntansi dan Pelaporan ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur Akuntansi dan Pelaporan ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Akuntasi dan Pelaporan
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap
tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Akuntansi dan
Pelaporan kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter
47
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur.
Akuntansi dan Pelaporan
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Akuntansi dan Keuangan
d. Pemberhentian Kaur. Akuntansi dan Pelaporan
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. Akuntansi dan Keuangan dengan surat keputusan
Direktur
12. KAUR HUMAS DAN KERJASAMA
a. Jabatan Kaur Humas dan Kerjasama
1) Kaur Humas dan Kerjasama ditunjuk oleh
Direktur.
2) Kaur Humas dan Kerjasama ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur Humas dan Kerjasama bersamaan dengan periode jabatan Direktur
dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan
ketentuan.
48
4) Dalam hal masa jabatan Kaur Humas dan
Kerjasama kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat
sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun
pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur. Humas dan Kerjasama
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. Humas dan Kerjasama
d. Pemberhentian Kaur. Humas dan Kerjasama
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. Humas
dan Kerjasama dengan surat keputusan Direktur
49
13. KAUR BARANG MILIK NEGARA (BMN)
a. Jabatan Kaur BMN
1) Kaur BMN ditunjuk oleh Direktur.
2) Kaur BMN ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Kaur BMN bersamaan dengan
periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi secara berkala setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kaur BMN kurang dari
2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan, pegawai dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda III/a
2) Jenjang Pendidikan minimal D-III bidang
Kesehatan atau Non Kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau Daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 53 (lima Puluh tiga) tahun pada saat ditetapkan
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir benilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
50
c. Mekanisme Penunjukkan dan Penetapan Kaur.
BMN
Direktur menetapkan dan melantik Kaur. BMN
d. Pemberhentian Kaur. BMN
Direktur menetapkan pemberhentian Kaur. BMN
dengan surat keputusan Direktur
14. SENAT
a. Jabatan Anggota Senat
1) Masa jabatan Senat berakhir terhitung mulai tanggal terbentuknya Senat periode berikutnya.
2) Jumlah keseluruhan anggota Senat Poltekkes Kemenkes ganjil gasal.
3) Jumlah anggota Senat perwakilan dosen dari masing-masing jurusan sama.
4) Dalam hal jurusan/program studi yang memiliki
SDM dosen terbatas, maka jumlah anggota Senat nya disesuaikan dengan jumlah dosen
yang ada pada juruan/program studi tersebut.
5) Direktur Poltekkes Kemenkes, Pudir dan Kajur
termasuk dalam perwakilan jurusan.
6) Jumlah anggota Senat dari unsur Badan PPSDM Kesehatan ditentukan untuk mendapatkan
jumlah gasal maksimal 2 (dua).
7) Dalam hal masa jabatan Direktur telah berakhir
dan belum terbentuk kepengurusan Senat Poltekkes yang baru, maka kepengurusan Senat
Poltekkes yang lama masih berlaku sampai
51
dengan terbentuknya kepengurusan Senat
Poltekkes yang baru.
b. Syarat-syarat Calon Anggota Senat
1) Dosen tetap dengan jabatan Lektor berpendidikan S2 dibuktikan dengan SK
Pegawai Poltekkes Kemenkes, Jabatan Fungsional Dosen dan Kenaikan Pangkat
terakhir.
2) Dalam hal dosen tetap dengan jabatan Lektor
terbatas, maka untuk ditetapkan sebagai calon anggota senat dapat berasal dari dosen dengan jabatan fungsional setingkat dibawahnya.
3) Berpengalaman sebagai Dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut di lingkungan
Poltekkes Kemenkes dibuktikan dengan SK Jabatan Fungsional Dosen.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah).
5) Tidak dalam status tugas belajar.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum.
c. Mekanisme Pengangkatan Anggota Senat
1) Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menentukan jumlah calon anggota Senat setiap jurusan;
2) Kajur memfasilitasi pemilihan calon anggota Senat yang mewakili jurusan;
3) Jurusan mengirimkan calon anggota Senat terpilih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes;
4) Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari melakukan kompilasi dan meneruskan usulan kepada Badan PPSDM Kesehatan;
52
5) Badan PPSDM Kesehatan melakukan verifikasi
usulan dari Direktur Poltekkes Kemenkes;
6) Anggota Senat dari unsur Badan PPSDM
Kesehatan ditunjuk oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
7) Kepala Badan PPSDM Kesehatan menetapkan
Senat Poltekkes Kemenkes.
d. Tata Cara Pemberhentian Anggota Senat
1) Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengusulkan pemberhentian anggota senat kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
2) Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap
antara lain dipindahkan ke dalam jabatan lain, tugas belajar, mengundurkan diri, sakit,
meninggal dunia sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya;
3) Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengusulkan pergantian antar waktu anggota Senat kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan
Anggota Senat Poltekkes Kemenkes Kendari dapat dilihat pada Gambar 3.3
53
Gambar 3.3
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan Anggota Senat
Poltekkes Kemenkes Kendari
54
15. KETUA JURUSAN (KAJUR)
a. Jabatan
1) Kajur ditunjuk oleh Direktur dan ditetapkan
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK paling lama 2 (dua) minggu setelah Direktur dilantik.
2) Penunjukkan dan penetapan Kajur sebagaiman dimaksud pada angka 1), dapat berupa :
a) Penunjukan dan penetapan kajur dalam 1 (satu) masa periode; dan
b) Penunjukan dan penetapan Kajur antar waktu
3) Kajur dilantik oleh Direktur
4) Direktur menunjuk pelaksana tugas sebagai Kajur sampai dengan ditetapkannya Kajur
defenitif. Paling lama dalam waktu 2 (dua) minggu
5) Masa jabatan Kajur bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
6) Dalam hal masa jabatan Kajur kurang dari 2
(dua) tahun dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan Lektor dengan
pangkat/golongan minimal Penata/IIIc yang dibuktikan dengan SK Jabatan fungsional
Dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain
yang sesuai dengan bidang tugasnya. Pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah;
55
a) S2 Manajemen berlatar belakang
pendidikan minimal D3 Kesehatan;
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan
minimal D3 Kesehatan; dan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
Kesehatan.
3) Memiliki Sertifikat Pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Rumah
Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun
pada waktu diusulkan kepada Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi
peresetujuan;
7) DP3/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai
baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;
c. Mekanisme pemilihan dan Pengangkatan jabatan
Kajur Poltekkes Kemenkes Kendari
1) Direktur menunjuk dan mengusulkan calon
Kajur yang memenuhi persyaratan kepada Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan;
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK, Direktur menetapkan Kajur
dengan surat keputusan Direktur dan melantik Kajur;
56
a. Berakhirnya masa jabatan Kajur
Masa jabatan Kajur berakhir apabila :
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan
berakhirnya jabatan Direktur.
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain.
3) Mengundurkan diri.
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau
berat.
b. Mekanisme pemberhentian masa jabatan Kajur
1) Direktur mengusulkan pemberhentian Kajur defenitif kepada Kepala Badan PPSDMK untuk
mendapat persetujuan.
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan
rekomendasi persetujuan pemberhentian.
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK, Direktur menetapakan
pemberhentian Kajur dengan surat keputusan Direktur.
4) Apabila Direktur belum menunjuk dan mengusulkan Kajur antar waktu, maka
Direktur menetapkan pelaksana tugas.
c. Menunjuk dan menetapkan Kajur antar waktu
1) Penunjukkan dan penetapan Kajur antar waktu dilakukan apabila Kajur defenitif :
a) Dipindahkan ke instasi lain/jabatan lain.
b) Mengundurkan diri.
57
c) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat
melaksanakan tugasnya.
d) Meninggal dunia
e) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat.
d. Mekanisme penunjukan dan penetapan Kajur Antar Waktu
1) Direktur menunjuk Kajur antar waktu dan mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDMK
untuk mendapatkan persetujuan;
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan penunjukan Kajur
antar waktu.
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala
Badan PPSDMK, Direktur menetapkan Kajur antar waktu dengan surat keputusan Direktur
dan melantik Kajur antar waktu;
4) Berakhirnya masa jabatan Kajur antar waktu bersamaan dengan dilantiknya Ketua Jurusan
defenitif
5) Dalam hal mana jabatan Kajur antar waktu
kurang dari 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkan dianggap belum mencapai 1 (satu)
periode jabatan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan
Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes Kendari dapat dilihat pada Gambar 3.4
58
Gambar 3.4
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemilihan dan Penetapan Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes Kendari
16. SEKRETARIR JURUSAN (SEKJUR)
a. Jabatan Sekjur
1) Sekjur ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur.
2) Sekjur ditetapkan dan dilantik oleh Direktur atas usulan Kajur.
3) Masa jabatan Sekjur bersamaan dengan periode
jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Kajur kurang dari 2
(dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan minimal Asisten Ahli Penata
59
Muda/IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan
fungsional Dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain
yang sesuai dengan bidang tugasnya. Pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah;
d) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan;
e) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan; dan
f) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan.
3) Memiliki Sertifikat Pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari dokter Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada waktu diusulkan kepada Kepala Badan
PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi peresetujuan;
7) DP3/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;
c. Mekanisme penunjukan dan Penetapan Sekjur
1) Kajur mengusulkan calon Sekjur kepada
Direktur.
2) Direktur menetapkan dan melantik Sekjur.
d. Pemberhentian Sekjur
60
Direktur menetapkan pemberhentian Sekjur atas
usulan Kajur dengan surat keputusan Direktur.
17. KOORDINATOR AKADEMIK
a. Jabatan Koord. Akademik
1) Koord. Akademik ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur.
2) Koord. Akademik ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Koord. Akademik bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Koord. Akademik kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum
mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang
kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
61
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Koord. Akademik.
1) Kajur mengusulkan calon Koord. Akademik
kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Koord.
Akademik.
d. Pemberhentian Koord. Akademik
Direktur menetapkan pemberhentian Koord. Akademik atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
18. KOORDITATOR KEMAHASISWAAN
a. Jabatan Koord. Kemahasiswaan
1) Koord. Kemahasiswaan ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur.
2) Koord. Kemahasiswaan ditetapkan dan dilantik
oleh Direktur
3) Masa jabatan Koord. Kemahasiswaan
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara
berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Koord. Kemahasiswaan
kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
62
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau
Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Koord. Kemahasiswaan.
1) Kajur mengusulkan calon Koord.
Kemahasiswaan kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Koord.
Kemahasiswaan.
d. Pemberhentian Koord. Kemahasiswaan
Direktur menetapkan pemberhentian Koord. Kemahasiswaan atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
19. KOORDINATOR UMUM DAN KEPEGAWAIAN
a. Jabatan Koord. Umum & Kepegawaian
63
1) Koord. Umum & Kepegawaian ditunjuk oleh
Direktur atas usulan Kajur.
2) Koord. Umum & Kepegawaian ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Koord. Umum & Kepegawaian bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan
akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Koord. Umum &
Kepegawaian kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun
pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
64
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Koord.
Umum & Kepegawaian.
1) Kajur mengusulkan calon Koord. Umum &
Kepegawaian kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Koord. Umum & Kepegawaian.
d. Pemberhentian Koord. Umum & Kepegawaian
Direktur menetapkan pemberhentian Koord. Umum & Kepegawaian atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
20. KA. SUB UNIT PENELITIAN DAN PENGABMAS
a. Jabatan Ka. Sub Unit Penelitian & Pengabmas
1) Ka. Sub Unit Penelitian & Pengabmas ditunjuk
oleh Direktur atas usulan Kajur.
2) Ka. Sub Unit Penelitian & Pengabmas
ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Sub Unit Penelitian & Pengabmas bersamaan dengan periode jabatan
Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Sub Unit Penelitian
& Pengabmas kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
65
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang
kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Ka. Sub.
Unit Penelitian & Pengabmas.
1) Kajur mengusulkan calon Ka. Sub Unit
Penelitian & Pengabmas kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka. Sub Unit Penelitian & Pengabmas.
d. Pemberhentian Koord. Ka. Sub Unit Penelitian &
Pengabmas
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Sub Unit
Penelitian & Pengabmas atas usulan Kajur dengan surat keputusan Direktur
21. KA. SUB UNIT PENJAMINAN MUTU
a. Jabatan Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu
1) Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur.
66
2) Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Sub Unit
Penjaminan Mutu kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode
jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau
Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun
pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu.
1) Kajur mengusulkan calon Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu kepada Direktur
67
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka. Sub Unit
Penjaminan Mutu.
d. Pemberhentian Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Sub Unit Penjaminan Mutu atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
22. KA. SUB UNIT PERPUSTAKAAN
a. Jabatan Ka. Sub Unit Perpustakaan
1) Ka. Sub Unit Perpustakaan ditunjuk oleh
Direktur atas usulan Kajur.
2) Ka. Sub Unit Perpustakaan ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Sub Unit Perpustakaan
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Sub Unit
Perpustakaan kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode
jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang
kesehatan
68
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Ka. Sub
Unit Perpustakaan.
1) Kajur mengusulkan calon Ka. Sub Unit
Perpustakaan kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka. Sub Unit
Perpustakaan.
d. Pemberhentian Ka. Sub Unit Perpustakaan
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Sub Unit Perpustakaan atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
23. KA. SUB UNIT LABORATORIUM
a. Jabatan Ka. Sub Unit Laboratorium
1) Ka. Sub Unit Laboratorium ditunjuk oleh
Direktur atas usulan Kajur.
2) Ka. Sub Unit Laboratorium ditetapkan dan
dilantik oleh Direktur
69
3) Masa jabatan Ka. Sub Unit Laboratorium
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara
berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Sub Unit
Laboratorium kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode
jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang
kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Ka. Sub
Unit Laboratorium.
1) Kajur mengusulkan calon Ka. Sub Unit
Laboratorium kepada Direktur
70
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka. Sub Unit
Laboratorium.
d. Pemberhentian Ka. Sub Unit Laboratorium.
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Sub Unit Laboratorium atas usulan Kajur dengan surat
keputusan Direktur
24. KA. SUB UNIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
a. Jabatan Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan
1) Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur.
2) Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan
ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Sub Unit Pemeliharaan &
Perbaikan bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh
Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Sub Unit
Pemeliharaan & Perbaikan kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu)
periode jabatan.
b. Syarat-syarat Calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau Instruktur. Dengan pangkat/golongan minimal
Penata Muda/IIIa.
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang
kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
71
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (Pusat
atau daerah).
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan.
7) DP3/SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.
c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Ka. Sub
Unit Pemeliharaan & Perbaikan.
1) Kajur mengusulkan calon Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan.
d. Pemberhentian Ka. Sub Unit Pemeliharaan &
Perbaikan.
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Sub Unit Pemeliharaan & Perbaikan atas usulan Kajur
dengan surat keputusan Direktur
25. KETUA PROGRAM STUDI
a. Jabatan Ketua Program Studi
1) Ketua Program Studi ditunjuk, ditetapkan dan dilantik oleh Direktur.
2) Penunjukan dan penetapan Ketua Program
Studi sebagaimana dikmaksud pada angka1), dapat berupa;
a) Penunjukan dan penetapan Ketua Program Studi dalam 1 (satu) masa; dan
72
b) Penunjukan dan Penetapan Ketua Program
Studi antar waktu
3) Direktur menunjuk pelaksana tugas sebagai
Ketua Program Studi sampai dengan ditetapkannya Ketua Program Studi defenitif, paling lama dalam waktu 2 (dua) minggu.
4) Masa jabatan Ketua Program Studi bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan.
5) Dalam hal masa jabatan Ketua Program Studi kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum
mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan/Prodi yang bersangkutan dengan jabatan Lektor, yang
dibuktikan dengan SK Jabatan fungsional Dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain
yang sesuai dengan bidang tugasnya. Pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang
sesuai dengan bidang tugasnya adalah;
a) S2 Manajemen berlatar belakang
pendidikan minimal D3 Kesehatan;
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan; dan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
Kesehatan.
3) Memiliki Sertifikat Pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak berstatus tugas belajar;
73
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun
pada waktu diusulkan kepada Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi
peresetujuan;
7) DP3/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;
c. Mekanisme penunjukan dan Penetapan Ketua
Program Studi
1) Direktur menunjuk calon Ketua Program Studi yang memenuhi peryaratan.
2) Direktur menetapkan Ketua Program Studi dengan surat keputusan Diretur dan melantik
Ketua Program Studi.
d. Berakhirnya masa jabatan Ketua Program Studi
Masa jabatan Ketua Program Studi berakhir, apabila
:
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan
berakhirnya jabatan Direktur.
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain.
3) Mengundurkan diri
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau
berat
74
e. Mekanisme Pemberhentian Ketua Program Studi
Direktur menetapkan pemberhentian Ketua Program Studi dengan surat keputusan Direktur.
f. Penunjukan dan Penetapan Ketua Program Stdi Antar Waktu
Penunjukan dan penetapan Ketua Program Stdi antar waktu dilakukan apabila Ketua Program Studi
defenitif :
1) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain.
2) Mengundurkan diri
3) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
4) Meninggal dunia
5) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau
berat
g. Mekanisme penunjukan dan penetapan Ketua Program Studi antar waktu
1) Direktur menunjuk calon Ketua Program Studi
antar waktu.
2) Direktur menetapkan Ketua Program Studi
dengan surat keputusan Diretur dan melantik Ketua Program Studi antar waktu.
3) Berakhirnya masa jabatan Ketua Program Studi antar waktu bersamaan dengan dilantiknya Ketua Program Studi Defenitif
4) Dalam hal masa jabatan Ketua Program Studi antar waktu kurang dari 2 (dua) tahun sejak
tanggal ditetapkan, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
75
26. SEKRETARIS PROGRAM STUDI
a. Jabatan Sekjur
1) Sekretaris Program Studi ditunjuk, ditetapkan
dan dilantik oleh Direktur atas usulan Ketua Program Studi.
2) Masa jabatan Sekretaris Program Studi
bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara
berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
3) Dalam hal masa jabatan Sekretaris Program Studi kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan/Prodi yang bersangkutan
dengan jabatan minimal Asisten Ahli dengan pangkat minimal Penata Muda/IIIa yang
dibuktikan dengan SK Jabatan fungsional Dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain
yang sesuai dengan bidang tugasnya. Pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang
sesuai dengan bidang tugasnya adalah;
a) S2 Manajemen berlatar belakang
pendidikan minimal D3 Kesehatan;
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan; dan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
Kesehatan.
3) Memiliki Sertifikat Pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak berstatus tugas belajar;
76
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun
pada waktu diusulkan kepada Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi
peresetujuan;
7) DP3/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;
c. Mekanisme penunjukan dan Penetapan
Sekretaris Program Studi
1) Ketua Program Studi mengusulkan calon Sekretaris Program Studi kepada Direktur.
2) Direktur menetapkan dan melantik Sekretaris Program Studi.
d. Pemberhentian Sekjur
Direktur menetapkan pemberhentian Sekretaris Program Studi atas usulan Ketua Program Studi dengan surat keputusan Direktur.
27. UNIT UTAMA
a. KEPALA UNIT PENELITIAN
1) Jabatan Kepala Unit Penelitian
a) Penunjukan Kepala Unit Penelitian
dilaksanakan setelah penetapan Pudir Poltekkes Kemenkes Kendari.
b) Kepala Unit PPM ditunjuk, ditetapkan dan
diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
c) Masa jabatan Kepala Unit PPM adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan dan akan
77
dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun
sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
2) Syarat-syarat calon
a) Dosen tetap dengan jabatan Asisten Ahli,
pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan Fungsional Dosen.
b) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan bidang keilmuan
di jurusan yang bersangkutan dibuktikan dengan fotocopy ijazah yang dilegalisasi.
c) Pernah melakukan penelitian dan publikasi.
d) Tidak dalam status tugas belajar.
e) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih
dari 60 (enam puluh tahun) tahun.
f) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
g) Tidak terlibat dalam kasus hukum.
h) Kepala Unit Penelitian yang pada saat ini
telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengangkat Kepala Unit Penelitian.
4) Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menetapkan pemberhentian Kepala Unit
Penelitian.
b. KEPALA UNIT PENGABMAS
78
1) Jabatan Kepala Unit Pengabmas
a) Penunjukan Kepala Unit Pengabmas dilaksanakan setelah penetapan Pudir
Poltekkes Kemenkes Kendari.
b) Kepala Unit PPM ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes
Kemenkes Kendari.
c) Masa jabatan Kepala Unit PPM adalah 4
(empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2
(dua) kali masa jabatan dan akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
2) Syarat-syarat calon
a) Dosen tetap dengan jabatan Asisten Ahli, pangkat/golongan minimal Penata
Muda/IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan Fungsional Dosen.
b) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan bidang keilmuan di jurusan yang bersangkutan dibuktikan
dengan fotocopy ijazah yang dilegalisasi.
c) Pernah melakukan penelitian dan publikasi.
d) Tidak dalam status tugas belajar.
e) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih
dari 60 (enam puluh tahun) tahun.
f) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
g) Tidak terlibat dalam kasus hukum.
h) Kepala Unit Penelitian yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
79
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Pengabmas.
4) Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Pengabmas.
c. KEPALA UNIT PENJAMINAN MUTU
1) Jabatan
a) Penunjukan Kepala Unit Penjaminan Mutu dilaksanakan setelah penetapan Pembantu
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
b) Kepala Unit Penjaminan Mutu ditetapkan
dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
c) Masa jabatan Kepala Unit Penjaminan Mutu adalah 4 (empat) tahun dan dapat ditunjuk kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) kali masa jabatan dan akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun
sesuai dengan mekanisme dan ketentuan;
d) Memiliki sertifikat pelatihan auditor.
2) Syarat-syarat calon
a) Dosen tetap dibuktikan dengan SK Jabatan Fungsional;
b) Pendidikan minimal S2 Kesehatan/S2 lain yang relevan;
c) Diutamakan memiliki sertifikat pelatihan penjaminan mutu atau sejenisnya;
d) Tidak dalam status tugas belajar;
80
e) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih
dari 60 (enam puluh tahun) tahun;
f) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
g) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
h) Kepala Unit Penjaminan Mutu yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih
tetap menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Penjaminan Mutu.
4) Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Penjaminan Mutu
d. KEPALA UNIT PERPUSTAKAAN
1) Jabatan
a) Penunjukan Kepala Unit Perpustakaan dilaksanakan setelah penetapan Pembantu
Direktur Poltekkes Kemenkes;
b) Kepala Unit Perpustakaan ditunjuk,
ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes;
81
c) Masa jabatan Kepala Unit Perpustakaan
adalah 4 (empat) tahun dan dapat ditunjuk kembali serta akan dievaluasi kinerjanya
kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
2) Syarat-syarat calon
a) Minimal pendidikan D3 Perpustakaan;
b) Pernah mengelola perpustakaan;
c) Tidak dalam status tugas belajar ;
d) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh) tahun;
e) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
f) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
g) Kepala Unit Perpustakaan yang pada saat
ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan tersebut sampai
berakhir masa jabatannya.
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Perpustakaan.
4) Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menetapkan pemberhentian Kepala Unit
Perpustakaan.
82
e. KEPALA UNIT LABORATORIUM
1) Jabatan
a) Penunjukan Kepala Unit Laboratorium
dilaksanakan setelah penetapan Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
b) Kepala Unit Laboratorium ditunjuk,
ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
c) Masa jabatan Kepala Unit Laboratorium adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan dan akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun
sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
2) Syarat-syarat calon
a) Dosen Tetap dengan pendidikan S2;
b) Berpengalaman mengelola laboratorium;
c) Tidak dalam status tugas belajar ;
d) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih
dari 60 (enam puluh) tahun;
e) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
f) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
g) Kepala Unit Laboratorium yang pada saat
ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengangkat Kepala Unit Laboratorium.
4) Pemberhentian
83
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Laboratorium
f. KEPALA UNIT WORKSHOP/PELATIHAN
1) Jabatan
a) Penunjukan Kepala Unit Workshop/
Pelatihan dilaksanakan setelah penetapan Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari;
b) Kepala Unit Workshop/Pelatihan ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur
Poltekkes Kemenkes Kendari;
c) Masa jabatan Kepala Unit Workshop/
Pelatihan adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak
boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan dan akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan.
2) Syarat-syarat calon
a) Dosen Tetap dengan pendidikan S2;
b) Berpengalaman mengelola Workshop/ Pelatihan;
c) Tidak dalam status tugas belajar ;
d) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun;
e) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
f) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
g) Kepala Unit Workshop/Pelatihan yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih
84
tetap menduduki jabatan tersebut sampai
berakhir masa jabatannya.
3) Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Workshop/Pelatihan.
4) Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menetapkan pemberhentian Kepala Unit
Workshop/Pelatihan
28. UNIT PENUNJANG
1. KEPALA UNIT KOMPUTER/ TEKNOLOGI
INFORMASI
a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Komputer/ Teknologi Informasi dilaksanakan setelah
penetapan Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
2) Kepala Unit Komputer/Teknologi Informasi
ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes;
3) Masa jabatan Kepala Unit Komputer/
Teknologi Informasi adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa
jabatan serta akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan.
85
b. Syarat-syarat calon
1) Minimal berpendidikan S1 Komputer;
2) Tidak dalam status tugas belajar;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum; dan
6) Kepala Unit Komputer/Teknologi Informasi
yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan
tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
c. Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Komputer/Teknologi
Informasi.
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Komputer/Teknologi Informasi.
2. KEPALA UNIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan dilaksanakan setelah penetapan
Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
86
2) Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan
ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
3) Masa jabatan Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan serta akan dievaluasi kinerjanya
kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
b. Syarat-syarat calon
1) Berpendidikan minimal DIV/S1 yang
relevan dengan bidang tugasnya
2) Tidak dalam status tugas belajar;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
6) Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan
yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan
tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
c. Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengangkat Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan.
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan.
87
3. KEPALA UNIT LABORATORIUM BAHASA
a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Laboratorium Bahasa dilaksanakan setelah penetapan Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari;
2) Kepala Laboratorium Bahasa ditunjuk,
ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
3) Masa jabatan Kepala Unit Laboratorium Bahasa adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak
boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan serta akan dievaluasi kinerjanya kembali
setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
b. Syarat-syarat calon
1) Berpendidikan minimal DIV/S1 yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Tidak dalam status tugas belajar;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
6) Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan
tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
c. Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
88
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengangkat Kepala Unit Laboratorium Bahasa.
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menetapkan pemberhentian Kepala Unit
Laboratorium Bahasa.
4. KEPALA UNIT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Pengembangaan Pendidikan dilaksanakan setelah penetapan Pembantu Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari;
2) Kepala Unit Pengembangaan Pendidikan
ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes;
3) Masa jabatan Kepala Unit Pengembangaan Pendidikan adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan serta akan dievaluasi kinerjanya
kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
b. Syarat-syarat calon
1) Minimal berpendidikan DIV/S1 yang
relevan dengan bidang tugasnya
2) Tidak dalam status tugas belajar;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum; dan
89
6) Kepala Unit Pengembangaan Pendidikan
yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan
tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
c. Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Pengembangaan
Pendidikan.
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
menetapkan pemberhentian Kepala Unit Pengembangaan Pendidikan.
5. KEPALA UNIT KOMISI ETIK
a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Komisi Etik dilaksanakan setelah penetapan Pembantu
Direktur Poltekkes Kemenkes kendari;
2) Kepala Unit Komisi Etik ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur
Poltekkes Kemenkes;
3) Masa jabatan Kepala Unit Komisi Etik
adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) kali masa jabatan serta akan dievaluasi kinerjanya kembali setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan.
b. Syarat-syarat calon
1) Minimal berpendidikan DIV/S1 yang relevan dengan bidang tugasnya;
90
2) Tidak dalam status tugas belajar;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum; dan
6) Kepala Unit Komisi Etik yang pada saat ini
telah menduduki jabatan, masih tetap menduduki jabatan tersebut sampai
berakhir masa jabatannya.
c. Mekanisme Penunjukan dan Pengangkatan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengangkat Kepala Unit Komisi Etik.
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari menetapkan pemberhentian Kepala Unit Komisi
Etik.
29. JABATAN FUNGSIONAL
Jabatan fungsional, syarat-syarat untuk menduduki jabatan fungsional, mekanisme penunjukan, penetapan
dan pemberhentian sesuai dengan ketentuan.
BAB IV
91
ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN
A. ADMINISTRASI UMUM
1. TATA PERSURATAN
a. Surat-surat yang berkaitan dengan kebijakan dan berhubungan dengan instansi di luar Poltekkes
Kemenkes Kendari dikeluarkan melalui sistem satu pintu yaitu oleh Direktur Poltekkes Kemenkes;
b. Surat-surat yang bersifat teknis intern dapat
dikeluarkan oleh Ketua Jurusan dan Pudir atas nama Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
c. Tata cara persuratan mengikuti pedoman tata cara persuratan yang berlaku.
2. PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA.
a. Kepala Badan PPSDM Kesehatan adalah Pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang di lingkungan Badan
PPSDM Kesehatan yang merupakan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon-1 (UAPPB E-1)
yang berada pada tingkat Eselon 1;
b. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua
unsur di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan, selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB) yang mendapat limpahan wewenang dari Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon-
1 (UAPPB E-1) untuk melakukan kebijakan operasional dalam pengelolaan barang;
c. Poltekkes Kemenkes Kendariadalah satuan kerja di
lingkungan Badan PPSDM Kesehatan selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang
bertanggung jawab melaporkan penggunaan barang
92
setiap bulan kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPA B-1);
d. Jurusan dan Subunit Akuntansi Kuasa Pengguna
Barang (UAKPB) di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendariyang diberi wewenang dan mengurus serta menggunakan barang sesuai petunjuk dan syarat
yang ditetapkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 59 tahun 2005;
e. Direktur Poltekkes Kemenkes Kendariselaku Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) diwajibkan mengirimkan laporan realisasi barang setiap bulan, triwulan, semesteran, tahunan yang
mencakup seluruh penggunaan yang dilakukan oleh jurusan ke Badan PPSDM Kesehatan selaku Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPA B-1) dan mengirimkan pula ke Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W);
f. Pengelolaan Barang Milik Negara di Poltekkes
Kemenkes Kendaridikoordinir oleh pudir II;
g. Laporan hasil realisasi merupakan kompilasi dari
data realisasi anggaran dan investasi barang milik negara dari jurusan, bagian dan unit yang ada di
Poltekkes Kemenkes;
h. Kepala Subbagian ADUM melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka verifikasi SAI dan
SABMN Poltekkes Kemenkes Kendariuntuk kemudian diserahkan ke Pudir II;
i. Setelah diversifikasi oleh Pudir II, laporan hasil realisasi diolah oleh Kepala Subbagian ADUM untuk
kemudian ditetapkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes.
3. UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA
a. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan
93
Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa;
b. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut
K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
c. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah dimasing-masing K/L/D/I;
d. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah
lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
e. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD;
f. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD;
g. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
h. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut
ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/ Jasa
di K/L/D/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada;
94
i. ULP UPT dapat dibentuk di masing-masing UPT
yang berkedudukan di Sekretariat UPT;
j. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki
Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakanPengadaan Barang/Jasa;
k. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan;
l. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau Pengawas Intern pada institusi lain yang selanjutnya disebut
APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;
m. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau
orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya;
n. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri
atas:
1) PA/KPA;
2) PPK;
3) ULP/Pejabat Pengadaan; dan
4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
o. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas:
1) PA/KPA;
2) PPK; dan
3) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
p. PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang
diperlukan untuk pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
95
q. Perangkat organisasi ULP ditetapkan sesuai
kebutuhan yang paling kurang terdiri atas:
1) Kepala ULP;
2) Sekretariat ULP; dan
3) Kelompok Kerja (Pokja).
4. PERLENGKAPAN
a. Pengelolaan Barang Milik Poltekkes Kemenkes Kendari dikoordinir oleh Pudir II;
b. Laporan hasil realisasi merupakan kompilasi dari data realisasi anggaran dan investasi barang milik negara dari jurusan, bagian dan unit yang ada di
Poltekkes Kemenkes Kendari;
c. Kepala Subbagian ADUM melakukan rekonsiliasi
dengan KPPN dalam rangka verifikasi SAI dan SABMN Poltekkes Kemenkes Kendari untuk
kemudian diserahkan ke Pudir II;
d. Setelah diverifikasi oleh Pudir II, laporan hasil realisasi diolah oleh Kepala Subbagian ADUM untuk
kemudian ditetapkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. KEHUMASAN
a. Tatakelola Kehumasan
Tatakelola kehumasan adalah proses yang meliputi
kegiatan analisis situasi (pengumpulan data dan fakta), strategi (perencanaan dan program), implementasi (tindakan dan komunikasi), evaluasi
(pengukuran hasil) dengan tetap berpegang kepada komitmen, etika kehumasan dan praktik-praktik
terbaik;
Prinsip dasar hubungan masyarakat instansi
pemerintah:
96
1) Tatakelola kehumasan yang berorientasi pada
proses pencitraan dan penciptaan nilai;
2) Tatakelola kehumasan yang mendorong
pencapaian visi, misi dan tujuan instansi, serta berorientasi pada kepentingan publik;
3) Tatakelola kehumasan berpegang pada
komitmen, peraturan perundang-undangan, etika kehumasan, serta praktik-praktik umum
(common practise) yang sehat;
4) Tatakelola kehumasan membutuhkan
perencanaan, pengembangan, kepemimpinan dan tanggung jawab, pemantauan dan evaluasi, serta perbaikan yang berkelanjutan.
b. Asas Umum Kehumasan
Menjalankan kehumasan dalam instansi pemerintah perlu menerapkan asas umum sebagai berikut:
1) Keterbukaan, yaitu asas yang menuntut praktisi humas membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif;
2) Obyektif, yaitu asas yang menuntut praktisi
humas tidak memihak dalam menjalankan tugasnya;
3) Jujur, yaitu asas yang menuntut setiap praktisi humas memiliki ketulusan hati, keikhlasan, dan
mengutamakan hati nurani dalam bersikap, berperilaku, berucap, tidak berbohong, tidak berbuat curang, serta tidak memanipulasi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab;
4) Tepat Janji, yaitu asas yang menuntut praktisi
humas untuk menepati janji, konsisten dalam melaksanakan tugas;
5) Etis, yaitu asas yang menuntut praktisi humas melaksanakan nilai-nilai etika dalam melaksanakan tugas kehumasan;
97
6) Profesional, yaitu asas yang menuntut praktisi
humas mengutamakan keahlian, keterampilan, pengalaman dan konsistensi terhadap
penugasan;
7) Akuntabel, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan praktisi
humas harus dapat dipertanggung jawabkan.
c. Ruang Lingkup Kehumasan
Ruang lingkup kegiatan kehumasan dalam Instansi
Pemerintah adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan yang dilaksanakan humas Instansi Pemerintah secara timbal balik dengan
pemangku kepentingan melalui berbagai bentuk penyampaian pesan dan penciptaan opini
publik;
2) Komunikasi positif internal dan eksternal yang
terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan tertentu guna memperoleh manfaat bersama bagi lembaga dan
pemangku kepentingan;
3) Kegiatan yang melaksanakan fungsi manajemen
pemerintahan;
4) Aktifitas dalam rangka membangun citra
organisasi, pemerintah, bangsa dan negara.
B. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. PENGELOLA KEUANGAN
a. Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab Pudir II dan dilaksanakan oleh Kepala Subbagian
ADUM;
b. Bendahara Poltekkes Kemenkes Kendari;
c. Bendahara Penerima dan Bendahara Pengeluaran;
98
d. Bendahara ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM
Kesehatan, atas usulan Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
e. Anggaran Poltekkes Kemenkes Kendariberasal dari:
1) DIPA; dan
2) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat.
f. Secara rinci pengelolaan sumbangan masyarakat yang tidak mengikat akan diatur tersendiri;
g. Rencana anggaran Jurusan diusulkan oleh Ketua Jurusan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari melalui Pudir II;
h. Rencana anggaran Poltekkes Kemenkes Kendariyang menggunakan anggaran DIPA diusulkan oleh
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
i. Poltekkes Kemenkes Kendari dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam menggali potensi untuk
pengembangan Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)
a. Kepala Badan PPSDM Kesehatan adalah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
pengelolaan anggaran di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan yang merupakan Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Eselon-1 (UAPPA E-1) yang berada pada tingkat Eselon I;
b. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan,
selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang mendapat limpahan wewenng dari
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon-1 (UAPPA E-1) untuk melakukan kebijakan operasional dalam pengelolaan anggaran;
c. Poltekkes Kemenkes Kendari adalah satuan kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan selaku Unit
99
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang
bertanggung jawab melaporkan realisasi penggunaan setiap bulan kepada Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA E-1);
d. Jurusan dan Subunit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA) di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendariyang diberi wewenang dan
mengurus serta menggunakan anggaran sesuai petunjuk dan syarat yang ditetapkan oleh Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) sesuai dengan PMK Nomor 59 tahun 2005;
e. Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari selaku Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) diwajibkan mengirimkan laporan realisasi anggaran
setiap bulan, triwulan, semesteran, tahunan dan membuat laporan keuangan yang disertai catatan
atas laporan keuangan setiap semester yang mencakup seluruh penggunaan yang dilakukan oleh jurusan ke Badan PPSDM Kesehatan selaku Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA E-1) dan mengirimkan pula ke Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Wilayah (UAKPA-W).
C. PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
1. Pengelolaan kepegawaian merupakan tanggung jawab
Pudir II, meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan pensiun
pegawai yang dilaksanakan oleh Kepala Subbagian ADUM melalui koordinasi dengan Ketua Jurusan;
2. Perencanaan, Pengadaan dan Pengembangan Pegawai Poltekkes Kemenkes Kendaridilakukan berdasarkan perhitungan beban kerja dan rencana pengembangan
Poltekkes Kemenkes Kendariyang diusulkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendarikepada Kepala
Badan PPSDM Kesehatan;
3. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai:
100
Penilaian DP3 mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Pejabat yang berwenang menandatangani DP3 bagi pejabat di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari
sebagai berikut:
a. Bagi Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, Pejabat Penilai adalah Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan,
dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
b. Bagi Pudir, Pejabat Penilai adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, dan sebagai Atasan
Pejabat Penilai adalah Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan;
c. Bagi Kajur, Pejabat Penilai adalah Pudir I, dan
sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
d. Bagi Ketua Prodi, Pejabat Penilai adalah Pudir I dengan masukan Kajur, dan sebagai Atasan Pejabat
Penilai adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
e. Bagi Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, Pejabat Penilai adalah Pudir I dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Direktur
Poltekkes Kemenkes Kendari;
f. Bagi Kepala Unit Penunjang, Pejabat Penilai adalah
Pudir I atau Pudir III dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
g. Bagi Kepala Subag ADAK, Pejabat Penilai adalah Pudir I dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
h. Bagi Kepala Subag ADUM, Pejabat Penilai adalah
Pudir II dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
i. Bagi dosen, Pejabat Penilai adalah Kajur dan
sebagai atasan Pejabat Penilai adalah Pudir I;
j. Bagi non dosen, Pejabat Penilai adalah atasan
langsung dan sebagai atasan dari atasan langsung adalah Pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.
101
4. Mutasi Pegawai:
a. Mutasi antar jurusan di lingkungan Poltekkes
Kemenkes Kendari yang bersangkutan ditetapkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
b. Mutasi ke luar lingkungan Poltekkes diusulkan oleh
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan untuk diproses
lebih lanjut.
5. Pengembangan Pegawai
a. Tugas Belajar/Izin Belajar
1) Penugasan belajar bagi pegawai di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dana yang
tersedia;
2) Usulan tugas belajar/izin belajar diajukan oleh
Kajur kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Kendariditeruskan kepada Kepala Badan PPSDM
Kesehatan.
b. Diklat: Fungsional, Kepegawaian dan Profesi.
Jenis Diklat yang dapat diikuti oleh pegawai Pra Jabatan, Diklat Fungsional, Diklat Kepegawaian,
profesi dan sebagainya yang berkaitan dengan PBM (Dalam Negeri/Luar Negeri) dengan mekanisme
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Jabatan Fungsional.
1) DUPAK:
a) Kajur mengusulkan bahan penyusunan
DUPAK jabatan fungsional di lingkungan jurusan kepada Direktur Poltekkes
Kemenkes Kendari;
102
b) Kajur mengusulkan DUPAK jabatan
fungsional Dosen dan di luar Dosen di lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari
kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari; dan
c) Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
mengusulkan DUPAK jabatan fungsional Dosen dan Non Dosen di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Kendari kepada Badan PPSDM Kesehatan.
2) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Dosen.
a) Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan atas
nama Menteri Kesehatan bagi jabatan fungsional Asisten Ahli sampai dengan
Lektor; dan
b) Sekretaris Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bagi jabatan fungsional Lektor Kepala;
3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit Non Dosen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Tim Penilai.
a) Tim Penilai Pusat, berkedudukan di Badan
PPSDM Kesehatan, ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan; dan
b) Tim Penilai Poltekkes Kemenkes Kendari
berkedudukan di Poltekkes Kemenkes Kendari yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
d. Pemberian penghargaan
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan bagi
pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diberikan penghargaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
103
BAB V
ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
A. PENGELOLAAN ADMINISTRASI AKADEMIK
1. Pengelolaan di bidang administrasi akademik kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi
merupakan tugas pokok dan fungsi Kepala Subbagian ADAK.
2. Layanan di bidang administrasi akademik mencakup pelaksanaan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan pada Poltekkes Kemenkes
Kendari.
a. Kebebasan mimbar akademik sebagaimana
dimaksud di atas merupakan kebebasan setiap anggota sivitas akademika dalam menyebarluaskan
hasil penelitian dan menyampaikan pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian sidang, seminar, diskusi, simposium, ceramah,
publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain yang sesuai dengan kaidah keilmuan;
b. Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemandirian dan kebebasan
sivitas akademika suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang melekat pada kekhasan/keunikan cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang bersangkutan, dalam menemukan,
mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau
104
mempertahankan kebenaran menurut kaidah
keilmuannya untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan/atau olahraga.
3. Kerjasama akademik yang dilakukan dapat meliputi:
a. Kerja sama akademik, yaitu:
1) Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
2) Program kembaran;
3) Pengalihan dan/atau pemerolehan kredit;
4) Penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan;
5) Pertukaran dosen dan/atau mahasiswa;
6) Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya;
7) Pemagangan;
8) Penerbitan terbitan berkala ilmiah;
9) Penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau
10) Bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.
b. Kerjasama non akademik, yaitu:
1) Pendayagunaan aset;
2) Usaha penggalangan dana;
3) Jasa dan royalti hak kekayaan intelektual;
dan/atau
4) Bentuk lain yang dianggap perlu.
105
4. Layanan Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi
mencakup kegiatan perencanaan program dan sistem informasi institusi pendidikan.
B. PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
1. Layanan Administrasi Kemahasiswaan mencakup
administrasi pembinaan kemahasiswaan, layanan mahasiswa dan alumni, serta melakukan kerjasama
dengan pihak lain di luar kegiatan yang terstruktur dalam kurikulum;
2. Layanan mahasiswa dan alumni meliputi Sipensimaru, Pengenalan Program Studi Mahasiswa (PPSM), bimbingan konseling dan akademik, Kepaniteraan (ucap
janji mahasiswa), kartu mahasiswa, wisuda, diesnatalis, promosi dan pemasaran, alumni, organisasi
mahasiswa, ekstra kurikuler, bakti sosial, penghargaan, kesejahteraan mahasiswa, sanksi, daftar penyerapan
lulusan;
3. Pengelolaan administrasi kemahasiswaan meliputi bidang penerimaan mahasiswa baru, pembinaan
organisasi kemahasiswaan, pembimbingan akademik, pencatatan dan pembinaan alumni, pengelolaan asrama,
perpustakaan, pelayanan IT dan hal-hal yang terkait dengan pendayagunaan lulusan;
4. Pembinaan, layanan mahasiswa dan alumni, merupakan tanggung jawab Pudir III dan dilaksanakan oleh Kepala Subbagian ADAK melalui koordinasi dengan Kajur;
5. Penatausahaan Ijazah.
a. Permintaan Blanko Ijazah;
1) Blanko ijazah dicetak secara terpusat di Pusdiklat Nakes Badan PPSDM Kesehatan;
106
2) Permintaan blanko ijazah diajukan oleh Direktur
Poltekkes Kemenkes Kendarikepada Kepala Pusdiklat Nakes; dan
3) Kepala Pusdiklat Nakes menyiapkan dan mengirimkan blanko ijazah berdasarkan surat permintaan dari Direktur Poltekkes Kemenkes.
b. Penandatanganan Ijazah.
1) Blanko ijazah yang sudah diisi lengkap diajukan
dan diparaf oleh Ketua Prodi dan ditandatangani oleh Kajur serta diparaf oleh Pudir I dan
ditandatangani oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari;
2) Ijazah yang sudah lengkap pada point a
dikirimkan ke Kepala Pusdiklat Nakes untuk ditandatangani serta diberi nomor registrasi;
3) Kepala Pusdiklat Nakes mengirimkan kembali lembar ijazah yang sudah ditandatangani dan
diregistrasi kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari untuk diserahkan kepada yang bersangkutan;
4) Secara rinci tata cara pengelolaan ijazah akan diatur tersendiri.
6. Wisuda
a. Wisuda merupakan proses penyerahan ijazah bagi lulusan dan dilaksanakan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Direktur Poltekkes
Kemenkes Kendari selaku Ketua Senat;
b. Tata cara wisuda secara rinci diatur tersendiri.
7. Pelantikan dan Angkat Sumpah
a. Pelantikan dan angkat sumpah lulusan adalah proses pengukuhan sebagai tenaga kesehatan
dilakukan oleh pejabat atas nama Menteri Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
107
b. Pelantikan dan angkat sumpah dilakukan setelah
penyerahan ijazah kepada wisudawan;
c. Tata cara pelantikan dan angkat sumpah secara
rinci diatur tersendiri.
C. PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI (PERSIN)
Lingkup tugas perencanaan dan sistem informasi adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja Kepala Urusan Perencanaan
dan Sistem Informasi;
2. Mengumpulkan dan mencatat setiap informasi dan data
yang berkaitan dengan mahasiswa dan kegiatan ADAK;
3. Menyusun bahan rancangan awal sistem informasi yang terintegrasi yang berupa context diagram, data flow
diagram dan normalisasi data;
4. Menyusun bahan informasi yang ada pada Poltekkes
Kemenkes, terutama terkait data mahasiswa dan akademik untuk keperluan pihak luar yang menjadi
mitra Poltekkes Kemenkes;
5. Menyusun bahan rancangan awal kebijakan Direktur Poltekkes Kemenkes Kendaridi bidang Sistem Informasi
dan teknologi informasi secara terpadu;
6. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan
kebutuhan infrastruktur untuk sistem informasi terintegrasi, untuk mempermudah pengolahan data;
7. Mencari informasi teknologi sistem informasi yang mutakhir, untuk mengikuti kebutuhan Poltekkes Kemenkes Kendariakan teknologi informasi;
8. Menyusun teknologi yang berkaitan dengan keamanan data dan transaksi data, untuk menghindari kerusakan
data maupun pengambilan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab;
108
9. Mengatur petugas yang bertanggung jawab terhadap
aplikasi sistem informasi dari pusat, terutama yang berhubungan dengan kegiatan ADAK;
10. Ikut serta membantu kegiatan administrasi Subbagian ADAK yang berhubungan dengan informasi;
11. Menyusun laporan berkala (bulanan, triwulanan,
tahunan)/rutin pelaksanaan kegiatan Kepala Urusan Perencanaan dan Sistem Informasi;
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan berdasarkan arahan, penugasan dan lain-lain yang
terkait dengan kedinasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.