Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan...

325

Transcript of Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan...

Page 1: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3
Page 2: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

351.770 212 Ind p

PROFIL KESEHATAN INDONESIA

2004

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. JAKARTA

2006

Page 3: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TIM PENYUSUN

Pengarah Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Jenderal Depkes

Ketua

Dr. Doti Indrasanto Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes

Sekretaris

Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes

Anggota Bob Susilo, SKM, MPH

Boga Hardhana, SSi, MM Dian Sulistiyowati, SKM

Dwiari, SKM Fetty Ismandari, Dr

Hary Purwanto, SKM, MKes, MMSI Machyati, SKM, MKes

Nuning Kurniasih, SSi, Apt Sugito, SKM, MKes

Sunaryadi, SKM, MKes Yudianto, SKM

Kontributor

Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Ditjen Pelayanan Medik

Ditjen PPM-PL Ditjen Yanfar & Alkes

Badan Litbangkes Badan PPSDMKes

Biro Perencanaan dan Anggaran Biro Kepegawaian

Biro Umum dan Humas Pusat Promosi Kesehatan

Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan

Penyunting Dian Sulistiyowati, SKM

Fetty Ismandari, Dr Hadi Nuramsyah

Nuning Kurniasih, SSi, Apt

Page 4: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 212 Ind p

Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2003. - - Jakarta : Departemen Kesehatan RI 2005 I. Judul 1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950 Telepon no: 62-21-5229590, 5221432 Fax no: 622-21-5203874 E-mail: [email protected] Web site: http://www.depkes.go.id

Page 5: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

KATA PENGANTAR “Profil Kesehatan Indonesia 2004” merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.

Penyusunan “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini lebih lancar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena komunikasi data dengan kabupaten/kota dan provinsi relatif lebih baik serta dukungan para pengelola data dan informasi di unit utama Departemen Kesehatan. Pada tahun anggaran 2005 ini secara maksimal dapat dihasilkan “Profil Kesehatan Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”.

“Profil Kesehatan Indonesia 2004” selain memuat informasi seperti profil kesehatan

sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2004, antara lain Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue, gempa bumi di Nabire, gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, serta upaya pencegahan SARS yang belum dimuat pada profil sebelumnya. Namun demikian “Profil Kesehatan Indonesia 2004” masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan berikutnya. “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini dapat juga diakses melalui http://www.depkes.go.id.

“Profil Kesehatan Indonesia” dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan

datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Jakarta, Februari 2006

Kepala Pusat Data dan Informasi

Dr. Doti Indrasanto NIP. 140 074 462

i

Page 6: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

ii

Page 7: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL DEPKES

Saya menyambut gembira terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004” yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2004 dan menyusunnya menjadi “Profil Kesehatan Indonesia 2004”.

Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi secara lengkap. Dengan telah terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004” yang juga memuat kejadian-kejadian penting di tahun 2004, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004”.

Jakarta, Februari 2006

Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan

Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 140 086 897

iii

Page 8: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

iv

Page 9: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL iii DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I: PENDAHULUAN 1 BAB II: GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3 A. Keadaan Penduduk 3 B. Keadaan Ekonomi 5 C. Keadaan Pendidikan 5 D. Keadaan Lingkungan 7 E. Keadaan Perilaku Masyarakat 10 BAB III: SITUASI DERAJAT KESEHATAN 13 A. Mortalitas 13 B. Morbiditas 22 C. Status Gizi 48 BAB IV: SITUASI UPAYA KESEHATAN 55 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 55 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang 69 C. Pemberantasan Penyakit Menular 72 D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 84 E. Perbaikan Gizi Masyarakat 87 F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan 90 G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana 94 BAB V: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 97 A. Sarana Kesehatan 97 B. Tenaga Kesehatan 107 C. Pembiayaan Kesehatan 116

v

Page 10: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA 122 A. Kependudukan 122 B. Derajat Kesehatan 128 BAB VII: PENUTUP 132 DAFTAR PUSTAKA 133 LAMPIRAN 136

***

vi

Page 11: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan per Provinsi Tahun

2004 Lampiran 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut

Provinsi, Februari 2004 Lampiran 2.3 Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur serta Angka

Beban Tanggungan per Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 2.5 Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.6 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Jenis Kelamin dan

Provinsi Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi) Lampiran 2.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi

Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk miskin nasional) Lampiran 2.8 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi

Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi) Lampiran 2.9 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2) Menurut Provinsi Tahun 2002-2004 Lampiran 2.10 Persentase Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera dan Provinsi

(Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2004) Lampiran 2.11 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis

Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.11.a Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.11.b Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.12 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.12.a Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.12.b Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.13 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.13.a Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.13.b Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

vii

Page 12: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.14 Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.14.a Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.14.b Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.15 Persentase Rumah Tangga Sehat Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.16 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat

Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.16.a Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Diperiksa dan Persentase

TPM Memenuhi Syarat Menurut Provinsi Tahun 2003 Lampiran 2.17 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)

dan Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 2.19 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 2.19.a Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2004 (Perkotaan) Lampiran 2.19.b Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi

Tahun 2004 (Perdesaan) Lampiran 2.20 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Air Besar dan

Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.21 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir

Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 2.21.a Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir

Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Lampiran 2.21.b Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir

Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Lampiran 2.22 Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita

Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 2.22.a Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita

Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Lampiran 2.22.b Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita

Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Lampiran 2.23 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Kartu Sehat Menurut Tipe

Daerah dan Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.24 Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat

pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.24.a Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

viii

Page 13: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.24.b Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.25 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.26 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Sebulan yang Lalu Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.27 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.28 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama 1 Tahun Terakhir Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.29 Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.29.a Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.29.b Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.30 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 2.31 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan

Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.31.a Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.31.b Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.32 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+ Perdesaan)

Lampiran 2.32.a Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.32.b Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.33 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.33.a Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

ix

Page 14: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.33.b Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.34 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.34.a Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 2.34.b Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 2.35 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melakukan Aktivitas Fisik Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jenis Aktivitas Fisik, Daerah Tempat Tinggal, dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.36 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi Sayur-sayuran per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 2.37 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi Buah-buahan per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 3.1 Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Harapan Hidup, dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2002-2003

Lampiran 3.2 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2004

Lampiran 3.3 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2004

Lampiran 3.4 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 3.5 Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa-Bali Tahun 1997-2004 Lampiran 3.6 Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan

Penyakit TB Paru Tahun 2004 Lampiran 3.7 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus

Per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2004

Lampiran 3.8 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS Yang Menggunakan NAPZA Suntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2004

Lampiran 3.9 Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.10 Jumlah Kasus Penyakit Campak Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.11 Jumlah Kasus Penyakit Difteri Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.12 Jumlah Kasus Penyakit Batuk Rejan Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.13 Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis Klinis Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.14 Frekuensi KLB Menurut Penyakit di Indonesia Tahun 2004 Lampiran 3.15 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2000-2004

Lampiran 3.16 Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1998– 2004

x

Page 15: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.17 Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 3.18 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2000 – 2004 Lampiran 3.19 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan

Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 3.20 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Lampiran 3.21 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Zat yang

Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Lampiran 3.22 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Cara yang

Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Lampiran 3.23 Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur, Jenis

Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Pekerjaan Orang tua, dan Status Penggunaan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004

Lampiran 3.24 Persentase Batita (0-35 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2003

Lampiran 3.25 Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2003

Lampiran 3.26 Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.3 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.4 Cakupan Bayi, Balita dan Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan

Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.5 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Siswa

SD, dan Pelayanan Kesehatan Remaja Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.6 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.8 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang

Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.9 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 4.9.a Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 4.9.b Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 4.10 Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi Tahun 2003

Lampiran 4.11 Pencapaian Desa UCI Menurut Provinsi Tahun 2004

xi

Page 16: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.12 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.13 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.14 Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.15 Angka Drop Out Cakupan Imunisasi (DPT1-Campak) pada Bayi

Menurut Provinsi Tahun 1998-2004 Lampiran 4.16 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 4.18 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas serta UKGS Murid

SD Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.19 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.20 Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun

2004 Lampiran 4.21 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko

Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.22 Persentase Akses Ketersediaan Darah Untuk Bumil dan Neonatus yang

Dirujuk Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.23 Jumlah dan Persentase Penulisan Resep Obat Generik Menurut Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 4.24 Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi dan Desa/Kelurahan dengan

KLB Ditangani <24 Jam Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.25 Jumlah dan Persentase TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita

Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.25.a Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan

Penyakit TB Paru Tahun 2004 Lampiran 4.26 HIV/AIDS Ditangani, Infeksi Menular Seksual Diobati, DBD dan Diare

pada Balita yang Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.27 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV/AIDS Menurut

Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.28 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.29 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) Menurut Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 4.30 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.31 Cakupan Pemberian Obat-obatan pada Penderita Diare di Puskesmas

MTBS dan Non MTBS Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 4.31.a Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2001-2004 Lampiran 4.32 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 4.33 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes dan

Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.34 Jumlah dan Persentase Balita yang Naik Berat Badannya dan Balita Bawah Garis Merah Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.35 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Menurut Provinsi Tahun 2004

xii

Page 17: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.36 Cakupan Distribusi Tablet Besi pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.37 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.38 Proporsi Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA terhadap Seluruh Kegiatan Penyuluhan Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin dan JPKM Gakin Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.39.a Persentase Keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 4.40 Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Provinsi Tahun 2004

Lampiran 5.1 Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Keadaan Tahun 2004 Lampiran 5.2 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rasionya terhadap

Penduduk, serta Rasio Pustu per Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2000-2004

Lampiran 5.3 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000-2004

Lampiran 5.4 Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per Puskesmas Menurut Provinsi, Tahun 2000-2004

Lampiran 5.5 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 5.6 Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2004 Lampiran 5.7 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun

1995-2004 Lampiran 5.8 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis

Rumah Sakit Tahun 1997 – 2004 Lampiran 5.9 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memiliki Laboratorium

Kesehatan dan 4 Spesialis Dasar Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 5.10 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat

Menurut Provinsi Tahun 2004 Lampiran 5.11 Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut

Jenis dan Provinsi Tahun 2001 – 2004 Lampiran 5.12 Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi

Tahun 2001 – 2004 Lampiran 5.13 Jumlah Unit Pengelola Obat (eks Gudang Farmasi) Kabupaten/Kota

Menurut Provinsi Tahun 2002-2004 Lampiran 5.14 Jumlah Sarana UKBM Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004 Lampiran 5.15 Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 5.16 Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan

Provinsi Tahun 2004 Lampiran 5.17 Jumlah Pos UKK Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi

Tahun 2004 Lampiran 5.18 Jumlah TOGA Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun

2004

xiii

Page 18: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.19 Rekapitulasi Institusi Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan dan Provinsi per Maret 2005

Lampiran 5.20 Jumlah Lulusan Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi Tahun 2004

Lampiran 5.21 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 5.22 Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Menurut Provinsi dan Jenis Ketenagaan Tahun 2003

Lampiran 5.23 Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit Menurut Profesi dan Provinsi Tahun 2003

Lampiran 5.24 Situasi Jumlah dan Jenis Ketenagaan Puskesmas Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004

Lampiran 5.25 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004 Lampiran 5.26 Realisasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap

Menurut Provinsi Angkatan I – XXXVIII Tahun 1992 – 2004 Lampiran 5.27 Rekapitulasi Dokter Umum PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut

Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004 Lampiran 5.28 Realisasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap

Menurut Provinsi Angkatan I – XXXI Lampiran 5.29 Rekapitulasi Dokter Gigi PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut

Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004 Lampiran 5.30 Keadaan Bidan (Sebagai Pegawai Tidak Tetap) Menurut Provinsi Tahun

1994 – 2003 Lampiran 5.31 Realisasi Pengangkatan dan Penempatan Bidan PTT Menurut Provinsi

sampai dengan Tahun 2003 Lampiran 5.32 Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Politeknik Kesehatan

Menurut Profesi Lampiran 5.33 Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Non Politeknik

Kesehatan Menurut Profesi Lampiran 5.34 Data Produksi Tenaga Kesehatan Tahun 2003 dan Rencana Kebutuhan

Tambahan Tenaga Tahun 2004 Lampiran 5.35 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Tahun 2004 – 2010 untuk

Mencapai Indonesia Sehat 2010 Berdasarkan Indikator Sumber Daya Tenaga Kesehatan

Lampiran 5.36 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Pusdiklatkes dan Bapelkes Nasional Tahun 2004

Lampiran 5.37 Alokasi dan Realisasi Anggaran Rutin Tahun Anggaran 2004 Lampiran 5.38 Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan

Menurut Program Tahun Anggaran 2004 Lampiran 5.39 Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan

Menurut Eselon I Pusat Tahun Anggaran 2004 Lampiran 5.40 Alokasi dan Realisasi Anggaran Pembangunan Departemen Kesehatan

Menurut Provinsi Tahun Anggaran 2003 Lampiran 5.41 Persentase APBD untuk Kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota

Menurut Provinsi Tahun 2001 - 2003 Lampiran 5.42 Rata-rata Besarnya Biaya Kesehatan yang Dikeluarkan Rumah Tangga

Menurut Jenis Biaya Kesehatan dan Provinsi Tahun 2004

xiv

Page 19: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.43 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+ Perdesaan)

Lampiran 5.43a Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

Lampiran 5.43b Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

Lampiran 5.44 Jumlah dan Persentase Kepesertaan Penduduk dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 5.45 Distribusi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004

Lampiran 5.46 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Provinsi Tahun 2004 Lampiran 5.47 Jumlah dan Persentase Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Unit

Kerja Tahun 2004 Lampiran 6.1 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara ASEAN Tahun

2003 Lampiran 6.2 Perbandingan Beberapa Data Indikator Derajat Kesehatan di Negara

ASEAN Tahun 2003 Lampiran 6.3 Perbandingan Data Cakupan Imunisasi di Negara ASEAN Tahun 2003 Lampiran 6.4 Perbandingan Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan

yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara ASEAN Tahun 2003

***

xv

Page 20: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB I PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak di canangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama pada tahun 1969 yang secara nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber daya kesehatan, serta melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2004, disebutkan bahwa sampai dengan tahun 2004 jumlah provinsi adalah sebanyak 33, juga menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan disebutkan bahwa jumlah provinsi adalah sebanyak 33 per Desember 2004. Namun demikian, sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini berasal dari berbagai program baik di lingkungan Departemen Kesehatan maupun berasal dari luar Departemen Kesehatan, sehingga jumlah provinsi dalam lampiran terdiri dari berbagai versi, ada lampiran yang sudah membagi menjadi 33 provinsi dan ada pula lampiran yang masih membagi menjadi 30 provinsi.

Di dalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini, kami menyajikan berbagai informasi, terutama kejadian dan masalah kesehatan yang bersifat nasional, seperti terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue pada awal tahun 2004 juga kejadian bencana nasional Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.

Di dalam buku Sistem Kesehatan Nasional yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 disebutkan bahwa “untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan strategis, baik internal maupun eksternal, perlu disusun Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan”. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut Pusat Data dan Informasi dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk menyesuaikan dengan indikator pencapaian SKN yang ditentukan oleh dua determinan. Pertama, status kesehatan dan kedua tentang tingkat ketanggapan (responsiveness).

Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, dan (6) Subsistem Manajemen Kesehatan.

Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk mengacu kepada SKN yang baru tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu:

1

Page 21: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang sejarah serta tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2004 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi balita dan ibu hamil. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2004, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2004 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2004 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2004. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per provinsi di Indonesia, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan obat generik, produsen obat yang terdiri dari importir bahan baku, pabrik obat, juga tentang distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotik dan Toko Obat. Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Lain. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu seperti IMR, MMR, CDR, TFR, LE, CBR dan HDI, juga tentang beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria antara Indonesia dengan beberapa negara di Asia. Bab VII - Penutup.

***

2

Page 22: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota. Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Sesuai dengan rincian data yang tersedia, maka jumlah provinsi yang ada pada uraian bab ini sebanyak 30 provinsi. Tiga provinsi yang belum tersedia datanya adalah Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2004 yang diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. A. KEADAAN PENDUDUK

Sesuai dengan hasil Susenas 2004, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 tercatat sebesar 217.072.346 jiwa, dengan tingkat kepadatan 115 jiwa per km2 dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% (jumlah penduduk tahun 2003 dilaporkan sebesar 214.374.096 jiwa). Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.141 jiwa per km2. Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa memiliki kepadatan sekitar 1.000 jiwa per km2, kecuali Provinsi Jawa Timur yang memiliki kepadatan 759 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan Papua memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km2, menyusul Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang keduanya mempunyai kepadatan penduduk 12 jiwa per km2.

Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2004, baik antar pulau maupun antar provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (59,10%) berada di Pulau Jawa (yang luas wilayahnya hanya 6,75% wilayah Indonesia); 20,80% berada di Pulau Sumatera; 7,16% di Pulau Sulawesi; 5,46% di Kalimantan; 5,35% di Kepulauan Nusa Tenggara; dan hanya 2,12% yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah perkotaan, yaitu sebesar 56,76% di wilayah perdesaan dan yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan sebesar 43,24%. Provinsi dengan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan tertinggi adalah di DKI Jakarta, yaitu sebesar 100%, menyusul DI Yogyakarta (58,67%), dan

3

Page 23: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Kalimantan Timur (54,58%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (16,45%), Sulawesi Tengah (20,60%), dan Sulawesi Tenggara (21,77%).

Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,61%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 65,68%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4,71%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2004 sebesar 52,26, dengan kisaran antara 36,58 di DKI Jakarta dan 70,12 di Nusa Tenggara Timur. Angka Beban Tanggungan ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 51,75. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Angka Beban Tanggungan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.3.

Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 108.876.089 jiwa penduduk laki-laki dan 108.196.257 jiwa penduduk perempuan (rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 100,6). Rasio penduduk menurut jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua (yaitu sebesar 110,8), Kalimantan Timur (108,51), dan Lampung (108,3). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (yaitu sebesar 90,9), Gorontalo (96,4), dan Sumatera Barat serta Sulawesi Selatan (keduanya sebesar 96,7).

Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 10 – 14 tahun dan umur 5 – 9 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut.

GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2004

75 +

70 - 74

65 - 69

60 - 64

55 - 59

50 - 54

45 - 49

40 - 44

35 - 39

30 - 34

25 - 29

20 - 24

15 - 19

10 - 14

5 - 9

0 - 4

Kel. Umur

024681012

Laki-laki

0 2 4 6 8 10 12

Perempuanpersen

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

4

Page 24: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

B. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun 2002 tumbuh sebesar 4,38% dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,88%. Pada tahun 2004 kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat yang mencapai 5,13%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2004 juga diimbangi oleh masih relatif rendahnya laju inflasi, yaitu sebesar 6,40%. Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2004 dilaporkan sebesar 10,64 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 8,3 juta rupiah.

Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin (berdasarkan data hasil Susenas Kor) tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari total penduduk. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2003 yang sebesar 37,3 juta jiwa atau turun sebesar 3,19%. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan, yaitu sebesar 20,11% di perdesaan dan 12,13% di perkotaan. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk miskin (terhadap total penduduk provinsi) adalah Papua, yaitu sebesar 38,69%. Menyusul Maluku (32,13%), dan Sulawesi Tenggara (29,01%). Sedangkan yang terendah di Provinsi DKI Jakarta (3,18%), Bali (6,85%), dan Kalimantan Selatan (7,19%). Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 7,3 juta jiwa atau 20,23% dari total penduduk miskin. Menyusul Jawa Tengah (sebanyak 6,8 juta jiwa atau 18,93%) dan Jawa Barat (sebanyak 4,6 juta jiwa atau 12,88%). Rincian jumlah dan persentase penduduk miskin menurut jenis kelamin, daerah dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6, Lampiran 2.7 dan Lampiran 2.8. C. KEADAAN PENDIDIKAN

Uraian tentang keadaan pendidikan berikut ini merupakan hasil Susenas 2004 yang

diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik. Kemampuan baca-tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase

penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun 2004 sebesar 90,53%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 0,93% dan yang buta huruf sebesar 8,53%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih besar dibanding di perkotaan (11,45 % berbanding 4,79 %). Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan, yaitu sebesar 11,71% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,34%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang buta huruf adalah di Papua, yaitu sebesar 23,56%, menyusul NTB (19,94%), dan Jawa Timur (13,94%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Utara (0,86%), menyusul DKI Jakarta (1,56%), dan Maluku (1,91%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.12.

Pada tahun 2004, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 7,92%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,26%, terdiri atas 7,94% bersekolah di SD/MI, sebesar 5,99% di SLTP/MTs, sebesar 3,89% di SMU/SMK,

5

Page 25: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

dan 1,44% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,83% sudah tidak bersekolah lagi. Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah di perdesaan (10,56%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,52%).

Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar dibanding APS laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sementara pada kelompok umur 16-18 tahun, APS laki-laki lebih tinggi dibanding APS perempuan. Sedangkan dari segi tempat tinggal, terlihat bahwa APS penduduk perkotaan lebih besar bila dibanding dengan APS penduduk perdesaan. Hal ini terjadi untuk semua kelompok umur, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Perbedaan menjadi semakin besar pada kelompok umur 16 – 18 tahun. Rincian APS penduduk usia 7-18 tahun menurut kelompok umur, tipe daerah, dan jenis kelamin pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

TABEL 2.1

ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK USIA 7-18 TAHUN MENURUT KELOMPOK UMUR, TIPE DAERAH, DAN JENIS KELAMIN

TAHUN 2004 Kelompok Umur (tahun)

Daerah/Jenis Kelamin 7-12 13-15 16-18

Perkotaan Laki-laki 97,70 89,67 68,13 Perempuan 97,78 89,50 65,47 Laki-laki + Perempuan 97,74 89,59 66,82 Perdesaan Laki-laki 95,90 78,57 43,41 Perempuan 96,35 80,08 42,48 Laki-laki + Perempuan 96,12 79,29 42,98 Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 96,62 83,05 53,94 Perempuan 96,92 83,97 52,97 Laki-laki + Perempuan 96,77 83,49 53,48 Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004 Sebagaimana APS, Angka Partisipasi Murni (APM) di daerah perkotaan juga lebih

tinggi dibanding APM di daerah perdesaan untuk kelompok umur sekolah SLTP dan SMU/SMK. Angka Partisipasi Murni menyatakan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. APM untuk jenjang SD di perkotaan sebesar 92,73%, sementara di perdesaaan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 93,25%. Sedangkan APM untuk jenjang SLTP di perkotaan sebesar 72,67% dan di perdesaan hanya sebesar 60,11%. Sementara itu APM untuk jenjang SMU/SMK adalah sebesar 56,75% di perkotaan dan 32,11% di perdesaan.

Di Indonesia pada tahun 2004, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,40%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah terdiri atas tamat SD/MI sebanyak 32,27%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,62%, tamat SMU/SMK sebanyak 17,13%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar

6

Page 26: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

3,58%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 20,71%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI Jakarta (46,14%), DI Yogyakarta (33,98%), dan Kalimantan Timur (30,21%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (13,76%), Kalimantan Barat (13,98%), dan Nusa Tenggara Barat (14,90%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.14.

Dilihat dari segi jenis kelamin, ijazah/STTB yang dimiliki oleh penduduk laki-laki ternyata masih lebih baik bila dibanding yang dimiliki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk yang mempunyai ijazah SMU/SMK atau lebih tinggi pada laki-laki sebesar 23,72% dan pada perempuan sebesar 17,71%. Sementara bila dilihat dari segi tempat tinggal, ijazah/STTB setingkat SMU/SMK atau lebih tinggi yang dimiliki penduduk yang tinggal di perkotaan lebih tiga kali lipat daripada yang dimiliki oleh mereka yang tinggal di perdesaan (33,89% berbanding 10,46%). Rincian persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tipe daerah, jenis kelamin, dan status pendidikan tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.

TABEL 2.2

PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN,

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI, 2004 Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Daerah/ Jenis Kelamin Tidak

memiliki SD/ MI

SLTP/ MTs

SMU/ SMA

SMK/ Kejuruan

Dipl.I/ Dipl.II

Akademi/ Dipl.III

Dipl.IV/ S1/S2/S3

Jumlah

Perkotaan Laki-laki 17,49 24,52 20,02 22,49 8,11 0,75 1,90 4,72 100,00 Perempuan 23,29 27,00 19,84 19,40 4,91 1,00 1,66 2,89 100,00 Laki-laki + Perempuan 20,41 25,77 19,93 20,94 6,50 0,88 1,78 3,79 100,00

Perdesaan Laki-laki 32,18 37,63 17,44 8,32 2,84 0,45 0,33 0,81 100,00 Perempuan 40,62 37,03 14,20 5,56 1,49 0,45 0,24 0,43 100,00 Laki-laki + Perempuan 36,39 37,33 15,82 6,94 2,17 0,45 0,28 0,62 100,00

Perkotaan + Perdesaan Laki-laki 25,79 31,92 18,57 14,49 5,13 0,58 1,01 2,51 100,00 Perempuan 32,99 32,61 16,68 11,65 3,00 0,69 0,86 1,51 100,00 Laki-laki + Perempuan 29,40 32,27 17,62 13,07 4,06 0,64 0,94 2,00 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

D. KEADAAN LINGKUNGAN

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator

persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

7

Page 27: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

(TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja.

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

Menurut data/indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang dikumpulkan oleh Pusdatin, Depkes pada tahun 2004, persentase rumah sehat sebesar 55,29%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.15. 2. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat

Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.

Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi pada tahun 2004, memperlihatkan bahwa persentase TUPM sehat mencapai 68,9%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.16.

3. Akses terhadap Air Minum

Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa 55,31% rumah tangga mempunyai fasilitas air minum sendiri, dengan persentase terbesar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (79,43%) dan yang terendah di Nusa Tenggara Timur (17,03%). Sebesar 20,54% yang menggunakan fasilitas air minum milik bersama dan 12,04% menggunakan fasilitas milik umum. Selebihnya, sebesar 12,11% rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas air minum, dengan persentase tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (74,16%).

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan, dan lainnya. Data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air minum dari air kemasan sebesar 2,45%, ledeng 17,96%, pompa 14,37%, sumur terlindung 35,95%, sumur tidak terlindung 11,16%, mata air terlindung 8,07%, mata air tidak terlindung 4,04%, air sungai 2,87%, air hujan 2,66%, dan sumber lainnya 0,46%. Ini berarti bahwa rumah tangga di Indonesia yang sudah menggunakan sumber air minum terlindung sebesar 81,46% (air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan) dan yang masih menggunakan sumber air minum tidak terlindung sebesar 18,54% (sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, lainnya). Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum terlindung di wilayah perkotaan (sebesar 93,02%) lebih tinggi daripada di wilayah perdesaan (yang sebesar 72,93%).

8

Page 28: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga yang menggunakan sumber air minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 99,62%, Bali (93,97%), dan DI Yogyakarta (90,31%). Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 50,56%, Bengkulu (55,99%), dan Papua (56,19%).

Persentase rumah tangga menurut sumber air minum per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.19.

4. Sarana Pembuangan Air Besar pada Rumah Tangga

Persentase rumah tangga yang mempunyai sarana pembuangan air besar milik sendiri sebesar 61,62%, milik bersama sebesar 11,05%, milik umum sebesar 5,25%, dan yang tidak mempunyai sarana sebesar 22,08%. Sarana pembuangan air besar yang digunakan penduduk dibedakan ke dalam empat macam, yaitu jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban cemplung/cubluk, dan tidak menggunakan jamban. Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004 memberikan gambaran tentang sarana pembuangan air besar di daerah perkotaan dan daerah perdesaan. Persentase rumah tangga yang memakai jamban leher angsa di daerah perkotaan sebesar 80,25% dan di daerah perdesaan sebesar 48,01%. Rumah tangga yang menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan 11,90% dan di daerah perdesaan 12,04%. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan jamban cemplung/cubluk di daerah perkotaan 6,14% dan di daerah perdesaan 31,35%. Selebihnya, yang tidak menggunakan jamban di daerah perkotaan 1,72% dan di daerah perdesaan 8,6%.

Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan perdesaan) rumah tangga yang memakai jamban leher angsa sebesar 63,85%, jamban plengsengan 11,97%, jamban cemplung/cubluk 18,96%, dan yang tidak menggunakan jamban 5,22%. Provinsi dengan persentase tertinggi dengan rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa adalah Bali, yaitu sebesar 91,89%, menyusul DKI Jakarta (82,90%), dan Maluku Utara (81,22%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (30,05%), Kalimantan Tengah (41,91%), dan Sumatera Selatan (44,16%). Gambaran persentase rumah tangga di Indonesia menurut sarana pembuangan air besar dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.

GAMBAR 2.2 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

SARANA PEMBUANGAN AIR BESAR TAHUN 2004

L. Angsa64%

Plengsengan12%

Cemplung19%

Tdk. Pakai5%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Data persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air besar per provinsi

dapat dilihat pada Lampiran 2.20.

9

Page 29: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

5. Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja pada Rumah Tangga

Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004, rumah tangga di Indonesia menggunakan tempat penampungan akhir kotoran/tinja berupa tangki septik, kolam/sawah, sungai/danau, lobang tanah, pantai/tanah terbuka, dan lainnya.

Persentase rumah tangga yang sudah menggunakan tangki septik sebesar 42,71% (di wilayah perkotaan sebesar 66,01% dan di wilayah perdesaan sebesar 25,47%). Sebesar 5,16% yang menggunakan kolam/sawah, menggunakan sungai/danau sebesar 20,22%, menggunakan lubang tanah sebesar 24,41%, memanfaatkan pantai/tanah terbuka sebesar 5,38%, dan lainnya 2,12%. Persentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotoran/tinja dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini.

GAMBAR 2.3 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA, TAHUN 2004

Tangki S eptik44%

K olam /saw ah5%

S unga i/danau20%

Lubang tanah24%

P anta i/tanah te rbuka5%

Lainnya2%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir kotoran/tinja per provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.21.

E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan berserat. Indikator yang disajikan merupakan hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). 1. Cara Pengobatan bagi Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan

Hasil SUSENAS 2004 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu (waktu survei) sebesar 26,51%. Dari penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21% di antaranya berobat jalan

10

Page 30: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

(40,36% di perkotaan dan 36,59% di perdesaan). Sebesar 72,44% dari penduduk yang mempunyai keluhan berupaya untuk mengobati sendiri (71,98% di perkotaan dan 72,93% di perdesaan). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang berobat jalan untuk mengatasi keluhan kesehatannya adalah Provinsi Bali, yaitu sebesar 52,89%, menyusul Nusa Tenggara Timur (48,58%), dan Papua (46,49%). Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 24,54%, menyusul Kalimantan Tengah (27,01%), dan Riau (27,290%). Untuk cara pengobatan sendiri, provinsi dengan persentase tertinggi adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 87,62%, menyusul Lampung (82,66%), dan Riau (82,29%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua, yaitu sebesar 50,57%, menyusul Bali (56,98%), dan Nusa Tenggara Timur (58,07%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.26.

2. Tempat Penduduk Berobat Jalan

Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa puskesmas/puskesmas pembantu masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk berobat jalan, yaitu sebesar 37,26%. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggi berikutnya adalah praktek dokter (24,39%), dan petugas kesehatan (18,51%). Sedangkan rumah sakit pemerintah hanya 6,01%, dukun/tabib/sinse (1,78%), poliklinik (3,86%), rumah sakit swasta (3,32%), dan lainnya (4,86%). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berobat jalan ke puskesmas/puskesmas pembantu adalah Papua (67,82%), Nusa Tenggara Timur (63,46%), dan Nanggroe Aceh Darussalam (62,92%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Bali ( 27,83%), Sumatera Utara (27,62%), dan DI Yogyakarta (24,08%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.27.

3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui

Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi mengenai persentase anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui (mendapat air susu ibu/ASI). Sebanyak 41,36% anak usia 2-4 tahun ternyata pernah disusui selama >= 24 bulan. Provinsi dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui >= 24 bulan adalah DI Yogyakarta (58,74%), Jawa Tengah (53,93%), dan Kalimantan Selatan (54,85%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Maluku (10,81%), Maluku Utara (20,89%), dan Sumatera Utara (18,39%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.29.

4. Kebiasaan Merokok

Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar 28,35%, yang merokok kadang-kadang (tidak setiap hari) sebesar 6,09%, dan selebihnya sebesar 65,56% tidak merokok. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari adalah Riau (34,25%), Bengkulu (33,83%), dan Lampung (32,71%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (19,52%), Bali (20,33%), dan Maluku (21,66%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.31.

Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 47,75% di antaranya menghisap rokok sebanyak 10 – 14 batang per hari, sebanyak 25,17% menghisap rokok sebanyak 5 - 9 batang per hari, sebanyak 15,71% merokok 15 batang atau lebih per hari, dan selebihnya sebesar 11,37% merokok 4 batang atau kurang per hari. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.34.

11

Page 31: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

5. Aktivitas Fisik Penduduk

SUSENAS 2004 juga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan penduduk usia 15 tahun ke atas dalam melakukan aktivitas fisik. Dalam survei ini aktivitas fisik dikelompokkan dalam 3 tingkat, yaitu aktivitas berat, aktivitas sedang, dan aktivitas ringan. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas berat sebesar 36,02%, aktivitas sedang sebesar 77,44%, dan aktivitas ringan sebesar 66,67%. Rincian menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.35.

6. Kebiasaan Mengkonsumsi Jenis Makanan Berserat

a. Sayur-sayuran Untuk konsumsi makanan berserat jenis sayur-sayuran, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 2 porsi per hari. Sebesar 20,22% penduduk yang mengkonsumsi 3 porsi atau lebih per hari, 71,91% mengkonsumsi 1-2 porsi perhari, dan 7,65% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 3 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Utara (35,38%), Bengkulu (34,00%), dan Maluku Utara (32,57%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur 2 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (88,63%), Maluku Utara (85,85%), dan Sumatera Barat (84,71%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.36.

b. Buah-buahan Untuk konsumsi makanan berserat jenis buah-buahan, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 1,60 porsi per hari. Sebesar 39,18% penduduk yang mengkonsumsi 2 porsi atau lebih per hari, 51,19% mengkonsumsi 1 porsi perhari, dan 9,44% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 2 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Tengah (60,48%), Papua (54,48%), dan Bangka Belitung (52,55%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi buah-buahan 1 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (68,64%), Jawa Barat (66,62%), dan Sumatera Barat (65,88%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.37.

Demikian gambaran umum negara Indonesia tahun 2004 secara ringkas. Gambaran yang disajikan meliputi aspek-aspek kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.

***

12

Page 32: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia berikut ini disajikan situasi mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. A. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini. 1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. AKB di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000 kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan estimasi AKB dari beberapa sumber dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

13

Page 33: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.1 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

DI INDONESIA MENURUT SUPAS 1995 DAN SUSENAS TAHUN 1995 S.D TAHUN 2003

Tahun Estimasi SUPAS 1995[a]

Estimasi SUSENAS[b] SDKI[c]

1995 55 56 - 1996 54 - - 1997 52 - 52 1998 50 49 - 1999 44 - - 2000 47 - - 2001 - 50 - 2002 - 45 35 2003 - - 35

Sumber: [a] Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (estimasi SUPAS 1995),

[b] estimasi Susenas 2002-2003, dan [c] SDKI 2002-2003 Keterangan: National Human Development Report 2004 menyebutkan AKB tahun 2002

sebesar 43,5 per 1.000 kelahiran hidup

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 3.1

ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003

GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003

32

52

0 10 20 30 40 50 60

Perkotaan

Perdesaan

67

65

43

36

23

0 20 40 60 8

Tidak sekolah

Tidak tamat SD

Tamat SD

Tidak tamat SMP

SMP+

0

GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT

LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003

61

50

44

36

17

0 10 20 30 40 50 60 70

Terendah

Tengah bawah

Tengah

Tengah atas

Atas

14

Page 34: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Tabel 3.2 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun 2001–2004. Pada tahun 2000 AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian meningkat cukup tinggi tahun 2001 dan 2002 yaitu 42,9 dan 40,6 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2003 AKB di rumah sakit mengalami penurunan cukup banyak yaitu sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup.

TABEL 3.2

ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2004

No. Tahun Jumlah RS Jumlah Lahir Mati Jumlah Kelahiran Hidup di Rumah Sakit

AKB per 1000 KH

1 2000 1.145 2.546 158.972 15,8

2 2001 1.178 7.226 161.073 42,9

3 2002 1.215 5.381 127.053 40,6

4 2003 1.234 3.160 135.094 22,9

5 2004 1.246 3.321 109.297 29,4 Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 40,68%. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 25,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Penyebab kematian bayi di rumah sakit secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.

15

Page 35: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.3 DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT

YANG BERMULA PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2004

NO DTD ICD -10 Golongan Sebab Sakit Mati

%

1 0.12 A33 Tetanus neonatorum 42 0.812 245 P00 - P04 Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor

dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran 362 7.01

3 246 P05 - P 07 Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah

2.100 40.68

4 247 P10 - P 15 Cedera lahir 23 0.45

5 248 P20 - P 21 Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir 1.297 25.13

6 249 P22 - P 28 Gangguan saluran napas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal

548 10.62

7 250 P35 - P 37 Penyakit infeksi dan parasit kongenital 466 9.03

8 251 P38 - P39 Infeksi khusus lainnya pada masa perinatal 137 2.65

9 252 P55 Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir 17 0.33

10 253.9 P08,P29,P50-P54, P56-P94, P96

Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal 170 3.29

Jumlah 5.162

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005 2. Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA berdasarkan estimasi SUPAS 1995 menunjukkan penurunan dari 64,28 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998 menjadi 44,71 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Selain itu, tingkat kematian anak balita laki-laki lebih besar daripada tingkat kematian anak balita perempuan.

Berdasarkan estimasi Susenas, AKABA di Indonesia yang pada tahun 1995 sebesar 73 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998. Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses terhadap pelayanan kesehatan, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hasil SDKI menyatakan bahwa AKABA pada tahun 2002-2003 telah turun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali (19 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (33 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa Tenggara Barat (103 per 1.000 kelahiran hidup), Gorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (92 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan AKABA pada tahun 1995 – 2003 disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini.

16

Page 36: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.4

ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2003

Estimasi SUPAS 1995

Tahun Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Estimasi SUSENAS

SDKI 2002-2003

1995 - 73 1998 71,36 57,61 64,28 64 1999 66,44 53,05 59,55 - 2000 50,77 39,00 44,71 - 2001 - 64

2002-2003 46

Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (Estimasi SUPAS 1995), Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003

Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvei pada SKRT

1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi sebab utama kematian balita, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.

TABEL 3.5

POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN BALITA DI INDONESIA HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001

SKRT 1995 SURKESNAS 2001

Jenis penyakit % Jenis penyakit % 1. Gangguan sistem pernafasan 2. Gangguan perinatal 3. Diare 4. Infeksi dan parasit lain 5. Saraf 6. Tetanus

30,8 %21,6 %15,3 %6,3 %5,5 %3,6 %

1. Sistem Pernafasan (Pneumonia) 2. Diare 3. Saraf 4. Tifus 5. Sistem pencernaan 6. Infeksi lain

22,8 % 13,2 % 11,8 % 11,0 % 5,9 % 5,1 %

Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian balita menurut

hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian balita yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 balita), disusul oleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 balita). 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survei-survei sebelumnya.

17

Page 37: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini.

TABEL 3.6

ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP) HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 – 2003

No Jenis Penelitian/Survei Tahun Perkiraan AKI 1 SDKI 1982 450 2 SKRT 1986 450 3 SKRT 1992 425 4 SDKI 1994 390 5 SKRT 1995 373 5 SDKI 1997 334 6 SDKI 2002-2003 307

AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi.

Kematian maternal di rumah sakit untuk tahun 2001 mengalami penurunan cukup besar yaitu dari 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2000) menjadi 7,5 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian maternal tersebut disebabkan karena jumlah kelahiran hidup juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudian dua (2 tahun) berikutnya juga angka kematian maternal di rumah sakit cenderung menurun, yaitu 5,1 per 1.000 kelahiran hidup (2002) dan 1,1 per 1.000 kelahiran hidup (2003). Tahun 2004 jumlah kelahiran hidup mengalami penurunan sekitar 25.797 sehingga kematian maternal mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan adanya penurunan pemeriksaan rutin pada ibu hamil di rumah sakit, sehingga angka kematian ibu tinggi dan angka kelahiran rendah. Data AKI tahun 2000 - 2004 di rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

TABEL 3.7

ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2004

No Tahun Jumlah Kematian Ibu Jumlah Lahir Hidup Kematian Per 1000 KH

1 2000 2.546 158.972 16 2 2001 1.203 161.073 7,5 3 2002 649 127.053 5,1 4 2003 153 135.094 1,1 5 2004 956 109.297 8,6

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

18

Page 38: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Data AKI di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.8 di bawah ini.

TABEL 3.8

DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2004

No DTD ICD-10 Golongan sebab sakit Kasus % Mati CFR

1 234 - 236.9 O00 - O09 Kehamilan yang berakhir abortus 37.055 21,95 499 1,32 237.0 - .1 O14 - O15 Eklamsia dan preeklamsia 8.140 4,82 145 1,83 238.0 O44 Plasenta previa 3.798 2,25 30 0,84 238.9 O46 Perdarahan antepartum 1.861 1,1 11 0,65 241 O72 Perdarahan pasca persalinan 8.813 5,22 43 0,56 242.1 O60 Persalinan prematur 2.932 1,74 23 0,87 242.2 O68 Persalinan dengan penyulit gawat

janin 3.044 1,8 11 0,8

8 237.9,238.1, 239.0-240, 242.0,242.3, 242.9,244

O10-O3,O16,O20-O25, O29-O30,O40-O43, O45,O47,064-O67, O69,074-O75,O81-O99

Penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya

103.158 61,11 1.508 1,5

Jumlah 168.801 2.270 1,4Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2004

adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu, 61,1%. Jika dilihat dari nilai CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah disebabkan karena eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 1,8%, walaupun persentase kasusnya tidak tinggi yaitu 4,8%. 4. Angka Kematian Kasar (AKK)

Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per 1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta.

Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian yang ditemukan dalam SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran proporsi penyebab utama kematian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.

19

Page 39: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.9 POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA

HASIL SKRT 1992 DAN 1995 SERTA SURKESNAS 2001

SKRT 1992 SKRT 1995 SURKESNAS 2001 Jenis Penyakit % Jenis Penyakit % Jenis Penyakit %

1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Tuberkulosis 3. Keadaan tidak jelas 4. Infeksi saluran pernafasan 5. Diare 6. Penyakit infeksi lain 7. Bronchitis,asma/empisema 8.Trauma, keracunan, kecelakaan 9. Penyakit sistem pencernaan 10. Neoplasma

16,0 % 11,0 % 9,8 % 9,5 % 8,0 % 7,8 %

5,6 % 5,3 % 5,1% 4,0%

1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Sistem pernafasan 3. Tuberkulosis 4. Infeksi parasit lain 5. Diare 6. Penyakit sistem pencernaan 7. Gangguan perinatal 8. Sebab lain/kecelakaan 9. Neoplasma 10. Penyakit saraf

18,9 %15,7 % 9,6 %7,9 %7,4 %6,6 % 5,2 % 5,2 %5,0 %2,5 %

1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Penyakit sistem pernafasan 3. Tuberkulosis 4. Penyakit sistem pencernaan 5. Neoplasma 6. Kecelakaan 7. Perinatal 8. Tifus 9. Diare 10.Endokrin & metabolik

26,4 %12,7 %

9,4 %7,0 %6,0 %5,6 %4,9 %4,3 %3,8 %2,7 %

Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001 Dilihat dari Tabel 3.10 di bawah ini, AKK di rumah sakit tahun 2001 mengalami

penurunan menjadi 3,17% karena menurunnya jumlah kasus mati sebanyak 45.135; demikian pula jumlah kasus juga mengalami penurunan sebesar 15.721. Sedangkan pada tahun 2002 meskipun jumlah kasus mengalami penurunan sebanyak 251.376 kasus tetapi angka kematian mengalami kenaikan yang tajam yaitu 6.001 kasus (mati). Pada tahun 2004 AKK di rumah sakit (5,09%) menunjukkan adanya kenaikan yaitu 27.941 kasus.

TABEL 3.10 ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA

TAHUN 2004

No Tahun Jumlah Kasus Jumlah Mati %

1 2000 2.613.233 127.575 4,88 2 2001 2.597.512 82.440 3,17 3 2002 2.346.136 88.441 3,77 4 2003 2.270.657 81.943 3,60 5 2004 2.156.797 109.884 5,09

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005 Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit

pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.

TABEL 3.11 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No. DTD Sebab sakit Jumlah Mati %[a]

1. 167 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 5.532 4,9 2. 155 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark 4.215 3,8 3. 005 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi

tertentu (kolitis infeksi) 3.941 3,6

4. 117.0-1 Tuberkulosis paru 3.852 3,5 5. 043 Malaria (termasuk semua malaria) 3.578 3,2 6. 169 Pneumonia 3.103 2,8 7. 153 Perdarahan intrakranial 2.868 2,6 8. 002 Demam tifoid dan paratifoid 2.619 2,4 9. 278 Cedera intrakranial 2.554 2,3 10. 017 Septisemia 2.369 2,1

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005 Keterangan: [a]persen terhadap total kematian di rumah sakit

20

Page 40: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan UHH waktu lahir. Angka

kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan UHH pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

Umur Harapan Hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995. Estimasi UHH yang sebesar 52,41 tahun 1980 (SP 1980) meningkat menjadi 63,48 tahun 1995 (SUPAS 1995), dan diperkirakan menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH waktu lahir tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI Jakarta (72,3 tahun), dan Sulawesi Utara (70,9 tahun). Sedangkan UHH waktu lahir terendah di Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun), Kalimantan Selatan (61,3 tahun), dan Banten (62,4 tahun). Gambaran perkembangan umur harapan hidup waktu lahir dalam 12 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.

TABEL 3.12

UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1990 – 2002

Tahun Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan 1990 50.59 63.28 61.49 1991 60.00 63.71 61.91 1992 60.42 64.15 62.34 1993 60.79 64.54 62.72 1994 61.16 64.92 63.10 1995 61.54 65.31 63.48 1996 61.91 65.71 63.86 1997 62.29 65.71 63.86 1998 62.63 66.45 64.59 1999 63.55 67.41 65.54 2000 63.45 67.30 65.43

2002[a] - - 66,20 Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995) [a]Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok

penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 – 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

21

Page 41: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

B. MORBIDITAS

Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2004 disajikan pada Tabel 3.13 berikut ini.

TABEL 3.13

POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Kunjungan %

1 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 1. 040.505 7,32 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 419.724 2,93 Hipertensi esensial (primer) 411.355 2,94 Cedera YDT lainnya , YTT dan daerah badan multipel 339.885 2,45 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi ) 336.263 2,46 Tuberkulosis paru 328.739 2,37 Diabetes melitus 326.462 2,38 Penyakit pulpa dan periapikal 288.025 29 Gastritis dan duodenitis 218.508 1,5

10 Faringitis akut 214.781 1,5Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun

2004 dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.

TABEL 3.14 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien %

1 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi ) 166.538 7,72 Demam tifoid dan paratifoid 77.555 3,63 Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya 59.908 2,84 Demam berdarah dengue 49.644 2,35 Cedera intrakranial 48.665 2,36 Cedera YDT lainnya, YTT dan daerah badan multipel 39.620 1,87 Demam yang sebabnya tidak diketahui 38.696 1,88 Pneumonia 37.873 1,89 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 35.321 1,6

10 Malaria (termasuk semua malaria) 33.672 1,6Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan

penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit, walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera juga berada di peringkat atas.

22

Page 42: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular, dan situasi penyalahgunaan NAPZA.

1. Penyakit Menular

Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, dan Antraks. a. Penyakit Malaria

Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini.

GAMBAR 3.4 ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA (‰)

DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (‰), TAHUN 1989 – 2004

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0

5

10

15

20

25

30

35

API 0.21 0.17 0.14 0.12 0.19 0.17 0.07 0.08 0.12 0.3 0.52 0.81 0.62 0.47 0.22 0.15

AMI 28.06 24.1 27 22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2 22.3 21.8 21.2

1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-P, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode

1997 – 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 – 2004 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun 2001 angka kesakitan Malaria untuk pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi 0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun 2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003 dan menjadi 21,20 per 1.000 penduduk pada tahun 2004.

Pada tahun 2004, terjadi KLB Malaria di 6 kabupaten yang berada di 5 provinsi dengan 1.959 kasus dan 33 kasus di antaranya meninggal. (sumber: Profil PPM-PL 2004)

Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000 penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Bahkan beberapa

23

Page 43: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

wilayah di Indonesia, terutama di Kawasan Timur Indonesia masih merupakan daerah endemis tinggi, antara lain Papua, Maluku, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Untuk Kawasan Barat Indonesia beberapa daerah endemis tinggi antara lain di Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung dan Riau. Dibandingkan dengan tahun 2003 terjadi peningkatan endemisitas di wilayah Sumatera. Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5.

b. Penyakit TB Paru

Pada tahun 2003, TB Paru menjadi penyakit nomor dua terbanyak pada pasien rawat jalan dan penyakit terbanyak nomor enam pada pasien rawat inap di RSU. Pada tahun 2004 TB Paru merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 4 di rumah sakit di Indonesia. Menurut Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 penyebab kematian umum (9,4%). Menurut Surkesnas/Susenas 2004, 55% penduduk usia > 15 tahun yang pernah menjalani tes dahak/rontgen paru melaporkan hasil tes positif, 19% tidak mengetahui hasil pemeriksaannya. Berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan dahak/rontgen paru diperkirakan prevalensi TB Paru di Indonesia sekitar 240/100.000 penduduk umur > 15 tahun.

Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi dari 130/100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 122/100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 115/100.000 penduduk pada tahun 2003.

Selain menyerang paru, Tuberkulosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary TB). Jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2004 sebanyak 214.658 kasus terdiri dari 133.410 kasus dengan BTA(+) (128.981 kasus baru, 4.429 kasus kambuh), 68.848 kasus BTA(-) dengan rontgen positif, dan 4.267 kasus ekstra pulmoner. Angka kesembuhan untuk kasus baru BTA(+) pada tahun 2003 mencapai 86% (data tahun 2004 belum ada). Target angka kesembuhan TB Paru BTA(+) yang ingin dicapai sebesar 85%. c. Penyakit HIV/AIDS

Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum.

Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2004 sebanyak 6.050 kasus terdiri dari 3.368 kasus infeksi HIV dan 2.682 kasus AIDS, 740 kasus di antaranya telah meninggal dunia.

24

Page 44: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta disusul Papua, Jawa Timur dan Bali. Sesuai data penduduk hasil sensus tahun 2000 kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk secara nasional sebesar 1,33. Rate tertinggi terjadi di Papua diikuti DKI Jakarta, Bali, Maluku dan Sulawesi Utara. Cara penularan AIDS yang terbesar pada tahun 2003 adalah melalui hubungan heteroseksual, namun hingga akhir tahun 2004 cara penularan terbanyak yang dilaporkan adalah penularan pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous Drug User = IDU). Penularan yang terkait dengan IDU terjadi pada 44,1% kasus AIDS disusul penularan melalui hubungan heteroseksual 43,7%, melalui hubungan homoseksual 5,5%, melalui perinatal 1,8%, melalui transfusi 0,1% dan 4,7% tidak diketahui cara penularannya.

GAMBAR 3.5 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF

MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2004 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

43,7

5,54,7

1,8

44,1

0,1

IDU Heteroseks Homoseks Tak diketahui Perinatal Transfusi

Berikut ini gambaran mengenai perkembangan penderita HIV/AIDS sampai dengan

Desember 2004.

GAMBAR 3.6 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI

BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2000 – 2004

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Tahun

Jum

lah

kasu

s

Kasus baru 403 732 648 168 649

Kasuskumulatif

1172 1904 2552 2720 3368

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.7 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF

PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN

TAHUN 2000 – 2004

0

500

1000

1500

Tahun

Jum

lah

kasu

s

Kasus baru 74 47 178 219 345 355

Kasus kumulatif 227 274 452 671 1016 1371

1998 1999 2000 2001 2002 2003

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

25

Page 45: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Karakteristik penderita AIDS dapat digambarkan bahwa sebagian besar penderita AIDS adalah laki-laki yaitu 2.193 penderita (81,77%), sedangkan pada perempuan sebanyak 443 penderita (16,52%), dan 46 penderita (1,71%) selebihnya tidak diketahui jenis kelaminnya. Bila dilihat menurut kelompok umur, penderita berumur 20-29 tahun sebanyak 1.418 penderita (52,87%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 686 penderita (25,58%), kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 235 penderita (8,76%), kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 119 penderita (4,44%), kelompok umur >60 tahun sebanyak 85 penderita (3,17%), kelompok umur 50-59 tahun sebanyak 56 penderita (2,09%), umur <1 tahun sebanyak 17 penderita (0,63%) kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 14 penderita (0,52%), kelompok umur 5-14 tahun 5 penderita (0,19%) dan tidak diketahui kelompok umurnya sebanyak 47 penderita (1,75%), sebagaimana disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini.

GAMBAR 3.8 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF

MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2004

50-59 th2%

1-4 th1% Tak Diket.

5%<1 th1%

15-19 th5% 40-49 th

9%

30-39 th

20-29 th54%

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (87.21%). Seperti diketahui bahwa penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.7.

Dari Gambar 3.9 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate AIDS menurut provinsi tahun 2004.

26

Page 46: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 3.9 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit umum, peringkat utama penyebab

kematian di rumah sakit maupun data survei (SDKI, Surkesnas) menunjukkan tingginya kasus ISPA. Prevalensi ISPA dalam beberapa tahun menurut hasil SDKI dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut ini.

TABEL 3.15 INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

MENURUT KELOMPOK UMUR DENGAN PREVALENSI TERTINGGI TAHUN 1991, 1994, 1997, DAN 2002-2003

Tahun Prevalensi Kelompok Umur dengan

Prevalensi Tertinggi

1991 9,8% 12 - 23 bulan

1994 10% 6 - 35 bulan

1997 9% 6 - 11 bulan

2002-2003 8% 6 - 23 bulan

Sumber: Hasil SDKI tahun 1991, 1994, 1997, dan 2002-2003 ISPA juga masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di

Indonesia. Tabel berikut ini menyajikan proporsi penyebab kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan.

27

Page 47: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.16 PROPORSI DAN PERINGKAT ISPA/SISTEM PERNAFASAN SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN

BAYI DAN BALITA BERDASARKAN HASIL SKRT 1986, 1992, DAN 1995, SERTA SURKESNAS 2001

Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita Tahun SKRT/

Surkesnas Penyakit Proporsi Pering-

kat Penyakit Proporsi Pering-kat

SKRT 1986 Penyakit Sistem pernafasan 12,4% 4 Sistem Pernafasan 22,88% 1

SKRT 1992 Penyakit Sistem Pernafasan 36,0% 1 Sistem Pernafasan 18,2% 1

SKRT 1995 Penyakit Sistem Pernafasan 29,5% 1 Gangguan sistem pernafasan 38,8% 1

Surkesnas 2001 Sistem Pernafasan 27,6% 2 Sistem Pernafasan Pneumonia 22,8% 1

Dari Tabel 3.16 di atas menurut hasil beberapa SKRT penyakit ISPA dan Sistem

Pernafasan merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Diketahui bahwa 80% – 90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai.

Sementara itu, pada tahun 2004 didapatkan 625.611 kasus Pneumonia pada balita, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini.

TABEL 3.17 HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA

TAHUN 2000 – 2004

Tahun Penderita

2000 479.283

2001 619.107

2002 549.035

2003 502.275

2004 625.611

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI e. Penyakit Kusta

Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2004

28

Page 48: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000.

Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan. Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 19.666 pada tahun 2004 (sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM pada Lampiran 3.9, dilaporkan adanya 19,283 kasus Kusta). Maka dengan sendirinya angka prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penderita baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan penderita baru tahun 1997, 1998, 1999, yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan penderita karena Leprosy Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten endemik pada tahun tersebut.

Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia. Pada tahun 2004 jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 16.672 kasus dengan 12.957 kasus (78%) di antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler (MB) yang diketahui merupakan tipe yang menular.

Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut.

TABEL 3.18 JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE

DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 1999 – 2004

Jumlah Penderita Kusta Tahun Tipe MB Tipe PB Semua Tipe

CDR /100.000 Penduduk

2000 11.267 3.430 14.697 7,22 2001 10.768 3.293 14.061 6,91 2002 12.376 3.853 16.229 7,77 2003 11.956 3.594 15.549 7,29 2004 12.957 3.715 16.672 -

CDR = Case Detection Rate, MB = Multi Basiler, PB = Pausi Basiler Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,6% sudah mengalami kecacatan tingkat 2

(kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program yaitu 5%. Sedangkan proporsi penderita anak di antara penemuan kasus baru Kusta adalah 10,6%, juga masih di atas indikator program (5%). Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan

29

Page 49: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

sudah dalam keadaan cacat. Perkembangan proporsi kecacatan tingkat 2 dan perkembangan proporsi anak pada penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11 di bawah ini.

GAMBAR 3.10

PROPORSI KECACATAN TINGKAT 2 PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000 - 2004

8.4

8.9

7.78

8.6

7

7.5

8

8.5

9

2000 2001 2002 2003 2004

Tahun

% C

acat

der

ajat

II

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.11 PROPORSI PENDERITA ANAK PADA PENDERITA KUSTA BARU

TAHUN 2000-2004

10.2 10.058.9

10.6 10.7

0

2

4

6

8

10

12

2000 2001 2002 2003 2004Tahun

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak

menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia.

30

Page 50: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Pada tahun 2004 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

GAMBAR 3.12

SITUASI KUSTA TAHUN 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis, dan Hepatitis B. Sedangkan untuk Polio akan diuraikan dalam Bab IV. 1) Tetanus Neonatorum

Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.

31

Page 51: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM

DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2003

0

50

100

150

200

250

300Ju

mla

h ka

sus/

kem

atia

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

CFR

(%

Kasus 281 183 147 175

Meninggal 183 100 91 98

CFR (%) 48,04 54,64 61,90 56,00

2000 2001 2002 2003

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 terbanyak dijumpai di Provinsi

Banten (46 penderita), Jawa Timur (38 penderita), dan Lampung (16 penderita).

2) Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa

(KLB). Sepanjang tahun 2004 frekuensi KLB Campak menempati urutan kedua, setelah DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan 44 kematian (CFR: 1,56%). Perkembangan frekuensi KLB Campak dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.

TABEL 3.19

FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN 1999 – 2004

Tahun Frekuensi KLB

Jumlah Penderita CFR (%)

2000 101 1.259 0,3 2001 32 85 1,6 2002 247 5.509 1,45 2003 89 2.914 0,3 2004 97 2.818 1,56

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

32

Page 52: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini.

TABEL 3.20 JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK

TAHUN 2004

Umur Kasus

<1 th 1.559 1-4 th 4.252 5-9 th 2.761 10-14 th 2.016 >15 th 1.774 Tidak diketahui 16.809 Jumlah 29.171

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Data jumlah kasus baru Campak yang ditangani di puskesmas dan rumah sakit pada tahun 1997 – 2002 bersumber dari kegiatan sistem surveilans terpadu disajikan pada Tabel 3.21 berikut ini.

TABEL 3.21 JUMLAH KASUS CAMPAK DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

TAHUN 1997 – 2002

Penderita Dirawat di Rumah Sakit Tahun Rawat Inap Rawat Jalan

Penderita Rawat Jalan di Puskesmas

1997 1.498 2.842 23.541

1998 4.958 6.601 41.465

1999 8.599 10.063 55.301

2000 2.735 5.995 39.059

2001 2.735 5.995 39.059

2002 581 4.951 14.591

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus penyakit Campak menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.10. Didapatkan 29.171 kasus Campak, terbanyak di Provinsi Jawa Barat diikuti Banten dan DKI Jakarta.

3) Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB Difteri masih sering terjadi dan CFRnya tinggi. Pada tahun 2004 terjadi 34 kali KLB dengan jumlah kasus sebanyak 106 dan CFR sebesar 9,4%. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun 2000-2004 disajikan pada Tabel 3.22 berikut ini.

33

Page 53: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.22 FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI

TAHUN 2000 – 2004

Tahun Frekuensi KLB Kasus CFR (%) 2000 34 38 26 2001 29 29 21 2002 43 60 13 2003 54 86 23 2004 34 106 9,4

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Berdasarkan laporan dari data rutin STP tahun 2003 jumlah kasus Difteri sebanyak

195 kasus dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.23 berikut ini.

TABEL 3.23 KASUS DAN ANGKA INSIDEN DIFTERI PER 10.000 PENDUDUK

TAHUN 2003

Umur Kasus Angka Insiden per 10.000 Penduduk

< 1 Th 31 0.07 1-4 th 70 0.05

5-14 th 94 0.02 Jumlah 195

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada

Lampiran 3.11. 4) Pertusis/Batuk Rejan Pada tahun 2004, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 355 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 17 kasus dan yang dirawat di puskesmas sebanyak 1.204 kasus. Terdapat 4 kasus meninggal, dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun.

TABEL 3.24 KASUS PERTUSIS MENURUT UMUR TAHUN 2004

Umur Kasus

< 1 Th 173 1-4 th 367 5-14 th 309 15-44 th 398 >45 th 329 Jumlah 1.576

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

34

Page 54: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Pada tahun 2004 terjadi 2 kali KLB Pertusis dengan jumlah kasus sebanyak 2.

TABEL 3.25 FREKUENSI, JUMLAH KASUS DAN CFR KLB PERTUSIS

TAHUN 2000 – 2004

Tahun Frekuensi Kasus CFR (%)

2000 2 5 0 2001 3 3 33.3 2002 4 4 0 2003 5 124 0 2004 2 2 0

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada

tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.12.

5) Hepatitis Pada tahun 2004, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 1.412 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.038 dan dirawat di puskesmas 6.330 kasus dengan kematian pada 7 kasus.

Pada periode tahun 2000 – 2003 angka insiden ini berfluktuasi, namun pada tahun 2003 terjadi sedikit peningkatan.

GAMBAR 3.14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK

TAHUN 2000 – 2003

0

10,000

20,000

30,000

40,000

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

Jumlah kasus 17,539 26,754 13,123 29,597

Angka insiden 0.83 1.30 0.60 1.40

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan

pada Lampiran 3.13.

g. Penyakit Potensial KLB/Wabah Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi KLB tertinggi adalah Demam Berdarah Dengue, Campak, Tetanus Neonatorum, keracunan makanan dan Diare. Sedangkan CFR tertinggi adalah Dengue Shock Sydrome (100%, yaitu 7 kematian dari 7 kasus), Leptospirosis (100%, yaitu 1 kematian dari 1 kasus) dan Tetanus Neonatorum (53%, yaitu 39 kematian dari 73 kasus). Data penyakit yang menyebabkan KLB di Indonesia pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14.

35

Page 55: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

1) Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2004 sebanyak 326 kabupaten/kota. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Pada tahun 2004, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 79.462 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,2% dan angka insiden sebesar 37,11 kasus per 100.000 penduduk. (sumber: Profil P2M-PL 2004) Perkembangan angka insiden dan angka kematian karena DBD pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini.

GAMBAR 3.15

ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%) PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 – 2004

0,005,00

10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,00

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Angka insiden 10,17 15,99 19,24 23,87 37,11

CFR (%) 2,0 1,4 1,3 1,5 1,2

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2004 adalah di Provinsi DKI

Jakarta (260,08 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (91,37 per 100.000 penduduk), dan DI Yogyakarta (66,89 per 100.000 penduduk). Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden DBD menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.5, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.15.

Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004 menetapkan bahwa telah terjadi KLB DBD dan pada tanggal 24 Februari 12 provinsi dikategorikan sebagai provinsi KLB yaitu seluruh provinsi di pulau Jawa, NAD, Bali, Kalsel, Sulsel, NTB dan NTT. Insidence Rate tertinggi terjadi di DKI Jakarta yaitu 60,29 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8% disusul NTT (IR 12,47 per 100.000 penduduk, CFR 4,1%) dan DI Yogyakarta (IR 11,94 per 100.000 penduduk, CFR 3,8%). Beberapa daerah lainnya juga menunjukkan adanya peningkatan kasus yaitu di Provinsi Riau, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalbar, Sulut dan Papua. Puncak KLB terjadi pada bulan Maret dan pada bulan April kasus

36

Page 56: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

di semua daerah cenderung sudah menurun dan berangsur-angsur kasus di daerah KLB maupun non KLB kembali pada kondisi normal.

TABEL 3.26 KASUS DAN KEMATIAN PADA KLB DBD TAHUN 2004

Bulan Insidence Rate per 100.000 penduduk

Case Fatality Rate (%)

Januari 5,4 2,0

Februari 11,4 1,2

Maret 27,3 1,1

April 1,4 0,6

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI 2). Penyakit Diare

Angka kesakitan Diare tahun 2000 (survei oleh Subdit Diare, Ditjen PPM-PL) adalah 301 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,3 kali per tahun. Pada tahun 2003 angka kesakitan Diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun. Angka kesakitan ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei tahun 1996 yaitu 280 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun. Cakupan penderita Diare yang dilayani dan dilaporkan selama lima tahun terakhir cenderung menurun. Pada tahun 2000 dilaporkan sebanyak 4.771.340 penderita, tahun 2001 sebanyak 2.873.414 penderita, tahun 2002 sebanyak 1.788.492 penderita, tahun 2003 sebanyak 1.950.745 penderita dan pada tahun 2004 hanya 596.050 penderita. Penurunan ini tidak dapat kita sebutkan sebagai insiden Diare menurun, tetapi karena cakupan penerimaan laporan juga menurun.

Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001, penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita sebagaimana disajikan pada Tabel 3.27 berikut.

TABEL 3.27 PROPORSI DAN PERINGKAT PENYAKIT DIARE SEBAGAI

PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN BALITA, TAHUN 1986, 1992, 1995, DAN 2001

Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita Tahun Survei Proporsi Peringkat Proporsi Peringkat

SKRT 1986 15,5% 3 - - SKRT 1992 11% . 2 - - SKRT 1995 13,9% 3 15,3 % 3 Surkesnas 2001 9,4 % 3 13,2 % 2 Sumber: SKRT dan Surkesnas

37

Page 57: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Perkembangan KLB Diare lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.28 di bawah ini.

TABEL 3.28 KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,

JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 – 2004

Tahun Jumlah Provinsi dengan KLB Jumlah Kasus Meninggal CFR (%)

2000 16 5.680 109 1,92

2001 12 4.428 100 2,26

2002 15 5.789 94 1,62

2003 22 4.622 128 2,77

2004* 17 1.315 53 1,60 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

* Profil PPM-PL 2004 h. Penyakit Rabies

Pada tahun 2004, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 123 kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 12.559 orang. Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 1.378 dan yang positif 1.122 (81,42%).

Pada tahun 2004 terjadi 40 kali KLB Rabies dengan 132 kasus dan 13 kasus meninggal (CFR 10%).

Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.17. i. Filariasis Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”.

Jumlah kasus Filariasis kronis pada tahun 2004 sebanyak 8.243 orang yang tersebar di 231 kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis, tersebar di 22 provinsi. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Jumlah penderita Filariasis menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.3. j. Frambusia

Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2003/2004 adalah 0,26 per 10.000 penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah

38

Page 58: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena penderita Frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 1984-2004 dapat dilihat pada Gambar 3.16 di bawah ini.

GAMBAR 3.16

PREVALENSI FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 1984-2004

19.3

22.1

13.3

8.26.6

9.5

2.2

7

31 1

00.8 0.8

24

0.1 0.24 0.150.260

5

10

15

20

25

84/85

85/86

86/87

87/88

88/89

89/90

90/91

91/92

92/93

93/94

94/95

95/96

96/97

97/98

98/99

99/00

00/01

01/02

02/03

03/04

Tahun

PR/1

0.00

0 pe

ndud

uk

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI k. Antraks

Penyakit Antraks pada manusia pada tahun 2004 dilaporkan dari 4 provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah kasus Antraks pada manusia (tipe kulit dan pencernaan) selama tahun 2004 tercatat sebanyak 109 kasus dan 8 orang di antaranya meninggal dunia (CFR = 7,3%). Kasus kematian dilaporkan dari Kabupaten Bogor 6 orang dan 2 orang dari Ende.

TABEL 3.29 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 – 2004

Tahun Jumlah Kasus Meninggal CFR (%) 2000 34 0 0% 2001 25 2 8% 2002 35 8 22,9% 2003 40 2 5% 2004 109 8 7,3%

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

39

Page 59: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

2. Penyakit Tidak Menular

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2004, diperoleh gambaran penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular sebagaimana terlihat pada Tabel 3.30 berikut ini.

TABEL 3.30

PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2004

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Kematian % dari Seluruh Kematian di RS

1 Strok tak menyebut pendarahan atau infark 4.215 3,8 2 Pendarahan intrakranial 2.868 2,6 3 Cedera intrakranial 2.554 2,3 4 Diabetes melitus 2.353 2,1 5 Gagal ginjal lainnya 2.317 2,1 6 Penyakit jantung lainnya 2.257 2,0 7 Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin

dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

rendah

2.257 2,0

8 Gagal jantung 1.552 1,4 9 Hipertensi esensial (primer) 1.510 1,4

10 Kecelakaan angkutan darat 1.430 1,3

a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi

Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001. Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian nomor 2 di RSU di Indonesia tahun 2004 (Tabel 3.11). Stroke, Penyakit Jantung dan Hipertensi menempati peringkat utama proporsi penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2004 (Tabel 3.30). Hipertensi juga merupakan penyakit terbanyak nomor 3 pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 (Tabel 3.13).

Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 2,2% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung. Hasil Susenas 2004 diperoleh data 1,3% penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris (nyeri/sesak di bagian dada yang dapat menjalar ke tubuh bagian atas terutama ke lengan kiri yang merupakan gejala serangan jantung).

40

Page 60: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.31 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG

(ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN

Kawasan Persentase

Sumatera 1,3 Jawa-Bali 1,3

Kaw. Timur Indonesia 1,2 Indonesia 1,3

Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

b. Sakit Persendian/Rematik Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang menyerang persendian

dan mengganggu fungsi persendian. Hasil Surkesnas/Susenas 2004, di antara penduduk Indonesia umur > 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa sakit persendian oleh tenaga kesehatan. Sedangkan hasil Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 11% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit persendian.

TABEL 3.32

PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT PERSENDIAN OLEH TENAGA KESEHATAN

Kawasan Persentase

Sumatera 6,1 Jawa-Bali 6,3

Kaw. Timur Indonesia 5,0 Indonesia 6,0

Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

c. Diabetes Melitus Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 7 terbanyak pada pasien rawat jalan

rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.13) dan peringkat 4 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.30). Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes.

d. Neoplasma/Tumor

Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5. Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 dapat dilihat pada dua tabel berikut ini:

41

Page 61: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3. 33 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS

PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Kunjungan %

1 Neoplasma ganas payudara 24.544 28,4 2 Neoplasma ganas leher rahim 11.254 13 3 Neoplasma ganas nasofaring 4.854 5,6 4 Neoplasma ganas kulit lainnya 4.534 5,1 5 Limfoma non Hodgskin 4.516 5,2 6 Leukemia 3.644 4,2 7 Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum

dan anus 3.280 3,8 8 Neoplasma ganas kolon 3.217 3,7 9 Neoplasma ganas Bronkus & Paru - paru 2.757 3,2 10 Neoplasma ganas Ovarium 2.650 3,1

TABEL 3.34

10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2004

No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien Keluar %

1 Neoplasma ganas payudara 5.196 15,1 2 Neoplasma ganas leher rahim 3.818 11 3 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik 3.574 10,3 4 Leukemia 2.648 7,6 5 Limfoma non Hodgskin 2.390 6,9 6 Neoplasma ganas bronkus dan paru 2.124 6,1 7 Neoplasma ganas ovarium (indung telur) 1.680 4,8 8 Neoplasma ganas kolon 1.382 3,9 9 Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus 1.354 3,9

10 Neoplasma ganas nasofaring 1.037 3

e. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas Pada tabel proporsi penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di

rumah sakit (Tabel 3.11) maupun pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalan/inap rumah sakit (Tabel 3.13 dan 3.14), cedera/perdarahan intrakranial dan cedera badan multiple menempati peringkat 10 terbanyak. Cedera intrakranial juga menempati peringkat 8 dari penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.11). Sedangkan kecelakaan angkutan darat merupakan 1,3% dari penyebab kematian di rumah sakit atau peringkat 10 penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di rumah sakit (Tabel 3.30).

Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) dapat menyebabkan luka ringan, luka berat maupun kematian. Selama tahun 2004, tercatat 17.732 kasus KLL dengan korban sebanyak 32.271 orang, terdiri dari korban meninggal sebanyak 11.204 orang (34,72%), luka berat 8.983 orang

42

Page 62: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

(27,84%), dan luka ringan 12.084 orang (37,45%). Kejadian KLL terbanyak terjadi di wilayah DKI Jakarta disusul Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan persentase korban meninggal terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Data kejadian KLL menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.19.

Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3% sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh, terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 0,4%.

Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65 tahun ke atas.

f. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, 38,5% penduduk > 15 tahun mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, dan persentase penduduk > 15 tahun yang kehilangan seluruh gigi adalah 6,5%.

TABEL 3.35 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG MEMPUNYAI MASALAH KESEHATAN GIGI

DAN MULUT, KEHILANGAN SELURUH GIGI Persentase Penduduk > 15 yang

Kelompok Umur Mempunyai masalah kesehatan gilut

Kehilangan seluruh gigi

15-24 33,9 1,0 25-34 38,9 1,4 35-44 39,3 1,7 45-54 43,4 7,3 55-64 39,3 18,2 >65 34,9 29,6

Indonesia 38,5 6,5 Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

3. Penyalahgunaan NAPZA/Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya)

Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan NAPZA merupakan penyakit mental dan perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah lingkungan sosial. Walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah kasus penyalahguna NAPZA, namun diperkirakan dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus penyalahguna NAPZA cenderung semakin meningkat, bahkan jumlah yang sebenarnya ada di masyarakat diperkirakan jauh lebih besar daripada kasus yang dilaporkan, seperti fenomena “gunung es”.

Menurut laporan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, dalam tujuh tahun terakhir ini (1997 – 2004), jumlah kunjungan pasien penyalahguna NAPZA baik rawat jalan maupun rawat inap di RSKO, menunjukkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 1997 untuk unit rawat jalan RSKO tercatat 3.652 kunjungan, tahun 1998 naik menjadi 5.008

43

Page 63: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

kunjungan, tahun 1999 meningkat mencapai 8.823 kunjungan, tahun 2000 ada 4.667 kunjungan, tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan dan tahun 2002 jumlah kunjungan menurun menjadi 4.160. Tahun 2003-2004 jumlah kunjungan rawat jalan RSKO meningkat lagi menjadi 4.420 kunjungan dan 4.515 kunjungan. Jumlah kunjungan pasien NAPZA ke RSKO dalam kurun waktu 1997 – 2004 dapat dilihat dalam Gambar 3.17 dan Tabel 3.36 di bawah ini. Perlu diketahui bahwa jumlah kunjungan RSKO baik rawat jalan maupun rawat inap tidak menggambarkan jumlah penyalahguna sesungguhnya, dimana seorang pasien NAPZA dapat berkunjung ke RSKO lebih dari satu kali.

GAMBAR 3.17JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RSKO (RAWAT JALAN + RAWAT

INAP)TAHUN 1997 - 2004

0

5,000

10,000

Kunjungan Pasien Rawat Jalan 3,652 5,008 8,823 4,667 5,683 4,160 4,420 4,515

Kunjungan Pasien Rawat Inap 655 733 891 753 712 534 506 379

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Data rinci mengenai jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSKO tahun 1997-

2004 disajikan pada Tabel 3.36.

TABEL 3.36

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI RSKO JAKARTA TAHUN 1997 – 2004

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Rawat Jalan 3.652 5.008 8.823 4.667 5.683 4.160 4.420 4.515 Rawat Inap 655 733 891 753 712 534 506 379

Sumber: RSKO Jakarta, 2005

Selanjutnya, dari pengumpulan data SIP2NAPZA Pusdatin Depkes, jumlah

penyalahguna NAPZA di institusi yang menangani NAPZA pada tahun 2001 adalah 5.321 orang (dari 10 institusi) dan pada tahun 2002 adalah 3.860 orang dari 28 institusi (RS, RSU, RSJ, Puskesmas, Panti Rehabilitasi, Lapas dan Ponpes) serta 881 orang dari 2 LSM. Jumlah penyalahguna tahun 2003 adalah 3.583 orang dari 42 institusi dan 727 orang dari 2 LSM. Kemudian tahun 2004 jumlah penyalahguna NAPZA yang tercatat di 70 institusi 6.218 orang dan 484 orang di 1 LSM.

Data jumlah penyalahguna NAPZA dari SIP2NAPZA tahun 2001 – 2004 disajikan pada Tabel 3.37.

44

Page 64: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.37 JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA

TAHUN 2001 – 2004 Jumlah Penyalahguna NAPZA

Tahun Institusi LSM Keterangan

2001 5.321 10 institusi 2002 3.860 881 28 inst.+ 2 LSM 2003 3.583 727 42 inst.+ 2 LSM 2004 6.218 484 70 inst.+ 1 LSM

Bila dilihat pola penyalahgunaan NAPZA menurut jenis kelamin dan jenis NAPZA

yang digunakan (Tabel 3.38), dari 2.530 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki pada tahun 2003 hampir separuhnya (40,6%) menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 24,6% menggunakan ganja/cannabis, 6,9% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy, 6,8% menggunakan alkohol, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, multipel/campuran, dan lain-lain. Demikian juga dari 210 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin perempuan pada tahun yang sama hampir separuhnya (45,2%) juga menggunakan opiat/heroin/putau, namun proporsi penyalahguna NAPZA perempuan terbesar kedua adalah pengguna amphetamin/sabu-sabu/ecstasy (13,8%), kemudian 5,2% ganja/cannabis, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, alkohol, multipel/campuran, dan lain-lain.

Tahun 2004, dari 3.686 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki, 29,1 % menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 20,3% menggunakan ganja/cannabis, 12,2% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy dan 13,9% menggunakan multipel/campuran. Kemudian dari 323 penyalahguna perempuan 45,2% merupakan pengguna amphetamin/sabu-sabu/ecstasy, 17% menggunakan opiat/heroin/putau dan 10,5% menggunakan multipel/campuran.

Selanjutnya pada Tabel 3.39 juga dapat dilihat lebih dalam pola pengguna NAPZA dari masing jenis zat NAPZA yang digunakan menurut proporsi laki-laki dan perempuan. Tahun 2003, sebagian besar penyalahguna NAPZA adalah laki-laki (92,3%) dan hanya sebagian kecil adalah perempuan (7,7%). Namun bila dilihat menurut masing-masing jenis zat NAPZA yang digunakan, proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk beberapa jenis zat NAPZA cukup besar, di antaranya proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk jenis zat inhalasi sebesar 50% atau seimbang/sama antara laki-laki dan perempuan, kemudian penggunaan zat amphetamin/shabu-shabu/ecstasy (14,2%) dan jenis zat NAPZA lainnya (35,1%).

45

Page 65: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Tahun 2004, perbandingan yang cukup besar menurut jenis kelamin adalah penggunaan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy yang proporsinya antara penyalahguna laki-laki dan penyalahguna perempuan adalah 3:1 (75,5% penyalahguna laki-laki dan 24,5% penyalahguna perempuan). (Gambar 3.18)

0% 25% 50% 75% 100%

Opiat/Heroin/Putau

Ganja/Cannabis

Amphet/Sabu/Ecstasy

Sedative/Hipnotika

Campuran/Multiple

GAMBAR 3.18PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PENYALAHGUNAAN NAPZA

TAHUN 2004

Perempuan 4.88 1.32 24.5 2.34 6.24

Laki-laki 95.12 98.68 75.5 97.66 93.76

Opiat/Heroin/Putau Ganja/Cannabis Amphet/Sabu/Ecstasy Sedative/Hipnotika Campuran/Multiple

TABEL 3.38

PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT JENIS KELAMIN DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003 - 2004

Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI) Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)

2003 2004

Laki-laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan Laki-laki Perempuan

Laki-laki+

Perempuan

Zat

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Opiat/Heroin/Putau 1.028 40,6 95 45,2 1.123 41,0 1.073 29.1 55 17.0 1.128 28.1

Ganja/Cannabis 622 24,6 11 5,2 633 23,1 747 20.3 10 3.1 757 18.9

Amphetamin/ Sabu- sabu/Ecstasy 175 6,9 29 13,8 204 7,4 450 12.2 146 45.2 596 14.9

Sedative/Hipnotika 84 3,3 2 1,0 86 3,1 167 4.5 4 1.2 171 4.3

Inhalasia 2 0,1 2 1,0 4 0,1 4 0.1 0 0.0 4 0.1

Alkohol 171 6,8 2 1,0 173 6,3 179 4.9 6 1.9 185 4.6

Kokain 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0.0 1 0.3 2 0.0

Multipel/Campuran 398 15,7 42 20,0 440 16,1 511 13.9 34 10.5 545 13.6

Lain-lain 50 2,0 27 12,9 77 2,8 554 15.0 67 20.7 621 15.5

Jumlah 2.530 100 210 100 2.740 100 3.686 100 323 100 4.009 100

Catatan: Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki-laki dan perempuan pada setiap jenis NAPZA

46

Page 66: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 3.39 PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003 - 2004

Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI) Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)

2003 2004

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Zat

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Opiat/Heroin/Putau 1.028 91,5 95 8,5 1.123 100 1.073 95.12 55 4.88 1.128 100 Ganja/Cannabis 622 98,3 11 1,7 633 100 747 98.68 10 1.32 757 100 Amphetaminn/ Sabu- sabu/Ecstasy 175 85,8 29 14,2 204 100 450 75.5 146 24.5 596 100 Sedative/Hipnotika 84 97,7 2 2,3 86 100 167 97.66 4 2.34 171 100 Inhalasia 2 50,0 2 50,0 4 100 4 100 0 0 4 100 Alkohol 171 98,8 2 1,2 173 100 179 96.76 6 3.24 185 100 Kokain 0 0,0 0 0,0 0 0 1 50.00 1 50.00 2 100 Multipel/Campuran 398 90,5 42 9,5 440 100 511 93.76 34 6.24 545 100 Lain-lain 50 64,9 27 35,1 77 100 554 89.21 67 10.79 621 100

Jumlah 2.530 92,3 210 7,7 2.740 100 3.686 91.94 323 8.06 4.009 100 Catatan : Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki –laki dan perempuan

pada setiap jenis NAPZA

Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks yang diakibatkan interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu, lingkungan dan tersedianya zat (NAPZA). Tidak ada penyebab tunggal (single cause) yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAPZA.

Gambaran penyalahguna NAPZA tahun 2004 dari 71 institusi yang berhasil dikumpulkan selama tahun 2005 dapat dilihat dalam lampiran 3.20, lampiran 3.21, lampiran 3.22, dan lampiran 3.23. Gambaran penyalahguna NAPZA tersebut meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan status penggunaan.

47

Page 67: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 1992-1997 dan 2002-2003.

TABEL 3.40

PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003

1992-1997 2002-2003

Nasional 7,7 7,6

Perkotaan 6,6

Perdesaan 8,4

Provinsi 3,6 - 15,6 Sumber: SDKI

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor

utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Sementara itu data BBLR di rumah sakit pada tahun 2002 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit rata-rata secara nasional sebesar 13% dengan kisaran antara 8,53% di Provinsi Jambi dan 27,51% di Sulawesi Tenggara. 2. Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD).

Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.19 berikut.

48

Page 68: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 3.19 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK

DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 – 2003

0

20

40

60

80

100

pers

en

Gizi lebih 3,15 4,58 3,25 2,7 2,3 2,24

Gizi baik 67,33 69,06 72,09 71,1 71,88 69,59

Gizi kurang 19 18,25 17,13 19,8 18,35 19,62

Gizi buruk 10,51 8,11 7,53 6,3 7,47 8,55

1998 1999 2000 2001 2002 2003

Sumber: Susenas/Survei Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT

Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga tahun 2002 dan 2003 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 71,88% pada tahun 2002 dan 69,59% pada tahun 2003. Balita yang bergizi kurang/buruk atau dikenal dengan istilah Kurang Kalori Protein (KKP) sebesar 25,82% pada tahun 2002 dan 28,17% pada tahun 2003, dan selebihnya yaitu balita yang bergizi lebih sebesar 2,30% pada tahun 2002 dan 2,24% pada tahun 2003.

Dari SKRT tahun 2004, persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 74,8%. Balita yang bergizi kurang/buruk atau KKP sebesar 22%. Persentase balita menurut status gizi dan jenis kelamin pada tahun 2002 - 2004 disajikan pada Tabel 3.41 berikut ini.

TABEL 3.41

PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2002 - 2004

2002 2003 2004

Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan BPS, 2002-2003 SKRT 2004

Lebih 2,04 2,58 2,3 2,03 2,47 2,24 3.5 2.8 3.2

Normal 70,46 73,37 71,88 67,89 71,41 69,59 74.5 75.2 74.8

Kurang 19,46 17,18 18,35 20,73 18,43 19,62 18.9 18.5 18.8

Buruk 8,03 6,88 7,47 9,35 7,69 8,55 3.0 3.4 3.2 Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2002-2003 dan SKRT 2004

Dari tabel di atas dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik relatif lebih tinggi daripada balita laki-laki.

Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.25.

49

Page 69: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 3.20 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK

MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003 Gorontalo

PapuaKalimantan Barat

Sumatera UtaraNusa Tenggara Timur

RiauNusa Tenggara Barat

Sumatera SelatanSulawesi Selatan

Sulawesi UtaraKalimantan Selatan

Sulawesi TengahKalimantan Tengah

Kepulauan Bangka BelitungMaluku Utara

Kalimantan TimurMalukuBanten

LampungBengkulu

Sumatera BaratDKI Jakarta

Jawa TengahJawa Timur

Sulawesi TenggaraJawa Barat

DI YogyakartaBali

Jambi

0 5 10 15 20 25Indonesia (8,55%)

Persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dalam bentuk peta

wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut ini.

GAMBAR 3.21 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK

MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003

50

Page 70: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini.

GAMBAR 3.22

PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003

3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK) Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2003 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok umur, seperti terlihat dalam Gambar 3.23 berikut.

GAMBAR 3.23 PERSENTASE WANITA USIA SUBUR DENGAN

LILA <23,5 CM (BERISIKO KEK), TAHUN 2000 – 2003

0

10

20

30

40

50

pers

en

2000 38.04 26.59 19.01 15.11 14.04 13.16 13.16

2001 40.85 27.53 19.12 14.59 12.9 13.18 13.18

2002 35.7 23.7 18.7 18 10.4 11 11

2003 35.1 21.43 13.82 10.17 8.6 9.62 10.1

2004

15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga

51

Page 71: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam 4 tahun (2001-2004) mengalami

peningkatan. Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada WUS di perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.24 di bawah ini.

GAMBAR 3.24 PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK

MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 – 2004

70

75

80

85

90

pers

en

Perkotaan 80.61 83.57 84.28 82.1

Perdesaan 76.64 81.39 82.35 78.7

Perkotaan+Perdesaan 78.47 82.42 83.3 80.3

2001 2002 2003 2004*

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2003, dan

SKRT 2004 Hasil Survei GAKY 2003 menunjukkan sebesar 16,7% WUS mempunyai risiko KEK,

sedangkan SKRT 2004 menunjukkan sebesar 19,7% mempunyai risiko KEK. Di perkotaan persentase WUS yang mempunyai risiko KEK lebih rendah dibandingkan di perdesaan yaitu masing-masing 15,72% dan 17,65%. Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (29,63%) dan yang terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (7,56%). Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK menurut provinsi dapat diuraikan dalam Gambar 3.25 berikut.

GAMBAR 3.25 PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MEMPUNYAI RISIKO KEK

MENURUT PROVINSI TAHUN 2003

29.6324.88

24.0422.38

20.2120.1

19.5818.36

17.516.8516.61

16.0915.6715.6115.44

14.9514.714.4314.3

13.9713.91

13.1212.4212.41

11.9810.97

10.018.04

7.56

Nusa Tenggara Timur Maluku

Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta Jawa Tengah

Papua Jawa Timur

Banten Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Bangka Belitung

Maluku Utara Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara Gorontalo

Kalimantan Barat Kalimantan Selatan

Lampung Jawa Barat

Bengkulu DKI Jakarta

Jambi Sumatera Utara Sumatera Barat

Riau Bali

Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Kalimantan Tengah 0 5 10 15 20 25 30 35

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga

52

Page 72: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), kretin (badan kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan normal), bisu, tuli, dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya tingkat kecerdasan anak.

Angka prevalensi gondok atau Total Goiter Rate (TGR) dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible). Pada tahun 1980, TGR didapatkan dari survei GAKY sebesar 37,2%. Prevalensi ini menurun menjadi 27,7% pada tahun 1990 dan turun drastis menjadi 9,8% pada tahun 1998. Walaupun terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensinya masih di atas 5%.

Dalam dekade terakhir, ada 3 (tiga) survei: 1993,1996/1998 dan 2003. Tahun1993, survei dilakukan di 5 provinsi yang dikenal sebagai endemik gondok tinggi. Tahun 1996/1998, survei nasional kedua GAKY dilakukan di 27 provinsi, TGR anak sekolah tingkat nasional 9,8 %. Tahun 2003, survei evaluasi di seluruh kabupaten/kota kecuali Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua.

WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitas daerah dalam 4 (empat) kategori menurut besar TGR. TGR digunakan untuk menilai status GAKY masyarakat sekaligus untuk evaluasi dampak program terhadap perbaikan status GAKY. Dalam survei data dasar 1996/1998 TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 6-12 tahun, sedangkan survei evaluasi 2003, TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 8-10 tahun. Hasil kedua survei tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.42 sebagai berikut ini.

TABEL 3.42 PERUBAHAN ENDEMISITAS GAKY KABUPATEN/KOTA

TAHUN 1996/1998 DAN 2003

Kabupaten/Kota Endemisitas 1996/1998 2003 Kategori TGR N % N %

Non-endemik < 5% 123 44,7 148 43,3 Endemik ringan 5,0 – 19,9% 106 38,6 122 35,7 Endemik sedang 20,0 – 29,9% 30 10,9 42 12,2 Endemik berat >= 30 % 16 5,8 30 8,8

Total 275 100 342 100 Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas

Status TGR dari 2 survei terakhir pada tingkat kabupaten bervariasi dari yang

terendah 0,0% hingga yang tertinggi 58,1%. Tahun 1996/1998, 5,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 10,9% kab/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 38,6% termasuk kategori endemik ringan, dan 44,7% termasuk dalam kategori non-endemik. Pada tahun 2003, 8,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 12,2% kabupaten/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 35,7% termasuk kategori endemik ringan, dan 43,3% termasuk dalam kategori non-endemik.

53

Page 73: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Secara keseluruhan, proporsi kabupaten/kota dengan kategori non-endemik dan endemik ringan sedikit menurun dari tahun 1996/1998 dibanding tahun 2003. Sebaliknya, proporsi kabupaten kategori sedang dan berat sedikit meningkat. Dengan meningkatkan program penanggulangan GAKY diharapkan proporsi kabupaten/kota dengan kategori non-endemik dan endemik ringan meningkat, dan proporsi kabupaten/kota dengan kategori sedang dan berat diharapkan menurun. Persentase desa/kelurahan yang dilaporkan dengan garam beryodium yang baik menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.26.

Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2004.

***

54

Page 74: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2004.

A . PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan

asyarakat sudah dapat diatasi. m Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 dalam 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

55

Page 75: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL

TAHUN 1993 – 2004

0

20

40

60

80

100

K1 74,04 81,94 84,99 87,75 89,08 87,55 92,72 88,3 93,03 88,56 87,73 88,09

K4 50,69 55,03 64,82 68,52 71,32 71,85 75,66 74,98 77,38 73,01 76,29 77

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota, dan Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesehatan Keluarga

Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2004, dapat

dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

KEPRISULUT

BALIBABEL

LAMPUNGSUMSEL

RIAUJABAR

JATENGSUMBAR

SULTENGNTB

KALBARDKI

GORONTALOJATIM

KALTENGBENGKULU

KALSELDIY

BANTENMALUTSULTRAKALTIM

JAMBINAD

SULSELSUMUT

NTTMALUKUSULBARPAPUA

IRJABAR

0 20 40 60 80 100 120

Sumber: Dit. Kesga, Ditjen Binkesmas Gambar di atas menunjukkan bahwa provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4

tertinggi adalah di Provinsi Kepulauan Riau (97,49%), Sulut (89,27%) dan Bali (89,27%), sedangkan cakupan terendah adalah di Provinsi Papua (37,12%), Sulawesi Barat (46,30%) dan Maluku (49,59%). Gambaran cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.3, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1.

56

Page 76: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan pengumpulan data SPM dari

kabupaten/kota tahun 2004 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.2. Sementara hasil penelitian yang dilakukan BPS dan dimuat dalam publikasi Statistik

Kesehatan memberi gambaran bahwa dari ibu balita yang diamati secara rata-rata nasional mengaku telah melakukan 6 kali pemeriksaan kehamilannya dimana ibu balita di perkotaan lebih besar (7 kali) dibanding perdesaan (5,4 kali).

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62% pada tahun 2003, dan 71,52 pada tahun 2004 (menurut Statistik Kesra 2004, tentang penolong kelahiran terakhir pada balita). Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 1993 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.

GAMBAR 4.4

PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1993 – 2004

74.2770.6269.1667.56

74.4766.15

60.7559.8555.04

49.74

43.1239.56

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator

Kabupaten/Kota

57

Page 77: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota pada tahun 2003 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar 73,14%. Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota pada tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar 68,46 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2

GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 BALI

JATIMBABELSULUT

SUMSELKEPRI

JATENGSULTENGSUMBAR

KALSELDIY

LAMPUNGNTB

KALTENGBENGKULU

RIAUGORONTALO

JABARBANTEN

DKIKALBARSULSEL

JAMBISUMUTKALTIM

SULTRANAD

MALUTNTT

MALUKUSULBAR

PAPUAIRJABAR

0 20 40 60 80 100 Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Bali (92,81 %), Jawa Timur (88,06 %) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (39,70 %) dan Sulawesi Barat (42,10 %), untuk data secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4.1. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:

GAMBAR 4.6 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

58

Page 78: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas,

beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam hal ini persentase ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi yang dirujuk secara nasional pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 23,83 % bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2003 sebesar 16,43 %. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini.

GAMBAR 4.7

PERSENTASE BUMIL RISTI YANG DIRUJUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

DKI JakartaSulawesi Tenggara

Sumatera SelatanJawa Timur

RiauSulawesi Utara

Nusa Tenggara BaratSumatera Barat

Sulawesi SelatanKalimantan Tengah

Maluku UtaraKalimantan Timur

DI YogyakartaKalimantan Selatan

Sumatera UtaraNusa Tenggara Timur

Kep.RiauJawa Tengah

Sulawesi TengahPapua

BaliJawa Barat

BantenKalimantan Barat

LampungJambi

GorontaloNanggroe Aceh Darussalam

Irian Jaya BaratBengkulu

Kep.Bangka BelitungMaluku

Sulawesi Barat

0 20 40 60 80 100 Sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM Dari gambar di atas terlihat bahwa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di

Provinsi DKI Jakarta (95,5%), Sultra (49,92 %), Sumsel ( 45,71 % ) dan Jawa Timur (41,17 %). Sedangkan 7 provinsi memiliki cakupan < 10 % dengan angka terendah di Provinsi Bangka Belitung (3,53 % ), Bengkulu (5,29 %) dan Irjabar (5,46 %). Untuk Provinsi Maluku dan Sulawesi Barat, data tidak tersedia. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2. d. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.

59

Page 79: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS

TAHUN 2000 – 2004

75,73

68,89

83,72

76,26

78,44

50

60

70

80

90

100

2000 2001 2002 2003 2004

persen

Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator Kabupaten/Kota

Dalam tahun 2004 terdapat empat provinsi yang tidak ada datanya yaitu Sumatera

Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Papua, sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (96,40 %) dan Kepulauan Riau (94,10 %) seperti terlihat pada gambar 4.9. Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada gambar 4.10. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1.

GAMBAR 4.9 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

BALIKEPRI

SUMBARJABARJATIM

NTBDKI

KALTENGBANTEN

RIAUSULTENG

SULTRAJATENG

DIYLAMPUNG

BENGKULUMALUTKALTIM

GORONTALOJAMBI

KALBARSUMUT

NADMALUKU

SULUTNTT

SULSELBABEL

SUMSELKALSELSULBAR

PAPUAIRJABAR

0 20 40 60 80 100

Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga

60

Page 80: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.10 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sedangkan data kunjungan neonatus berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3 e. Kunjungan Bayi

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Provinsi tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi pada tahun 2004 sebesar 78%. Provinsi dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi adalah di Provinsi Papua (99,90%) dan DKI Jakarta (97,65%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Irian Jaya Barat (55,20%) dan Gorontalo (58,42%). Rincian cakupan kunjungan bayi menurut provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil.

Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari Kabupaten/kota, dibandingkan dengan tahun 2003, cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pra-sekolah serta pelayanan kesehatan anak remaja selama tahun 2004 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan anak Sekolah Dasar/MI mengalami penurunan sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut.

61

Page 81: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.11

PERSENTASE CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH, PEMERIKSAAN SISWA SEKOLAH DASAR/SEDERAJAT,

DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA, TAHUN 2003-2004

45,43

46,48

56,13

39,59

20,74

33,61

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Balita-prasek Siswa SD/MI Remaja

20032004

Sumber: Data/Informasi indikator kinerja SPM

Dalam pelayanan kesehatan kelompok balita dan anak pra sekolah selama tahun 2004,

provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Sumatera Selatan (76,08%), Bangka Belitung (66,95%) dan Maluku Utara (65,21%); Cakupan terendah Provinsi Papua, (9,74 %) dan Banten (9,1%) sedangkan 3 provinsi tidak tersedia data informasinya yaitu Provinsi DKI Jakarta, Irian Jaya Barat dan Sulawesi Barat.

Untuk pelayanan kesehatan kelompok anak Sekolah Dasar/MI, Cakupan tertinggi di capai Provinsi Bangka Belitung (85,45%), Sulawesi Selatan (81,23%) dan Kalimantan Tengah (80,32%); cakupan terendah dicapai Provinsi Maluku Utara (6,41 %) dan Lampung (7,69%) terdapat 2 provinsi yang tidak terdapat data/informasi terkait yaitu Provinsi Papua dan Sulawesi Barat.

Sedangkan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia remaja, cakupan tertinggi dicapai Provinsi Irian Jaya Barat (96,69%), Bangka Belitung (79,99%); cakupan terendah dicapai Provinsi NAD (2,82%), Maluku Utara(3,27%) dan Kalimantan Barat (8,55%); dalam kaitan ini terdapat 5 provinsi yang datanya tidak tersedia yaitu Papua, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Gorontalo dan Sulawesi Barat

Data lengkap terkait dengan pelayanan kesehatan kelompok anak balita/pra sekolah, kelompok anak sekolah dasar/ MI dan kelompok anak usia remaja dapat dilihat pada Lampiran 4.5

3. Pelayanan Keluarga Berencana

Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB aktif, kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Berdasarkan pengumpulan data/indikator kinerja SPM selama dua tahun terakhir, hasil cakupan pelayanan Keluarga Berencana tidak mengalami perubahan yang berarti sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.12 berikut.

62

Page 82: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.12

PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2003-2004

68,49 64,24

54,5456,71

71,9771,97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

PUS KB AKTIF WUS SEDANG KB WUS PERNAH KB

Sumber: Data/Informasi Indikator Kinerja SPM, BPS Statistik Kesra

Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana (KB)

dapat dilihat pada Lampiran 4.6, Lampiran 4.7 dan Lampiran 4.8. Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM, diperoleh gambaran

beberapa informasi terkait dalam pelayanan Keluarga Berencana cakupan Pasangan Usia Subur sebagai peserta KB Aktif pencapaian tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 64,24% dibandingkan dengan pencapaian tahun 2003 sebesar 68,49 %. Cakupan tertinggi selama 2004 dicapai Provinsi Papua (90,58%) dan Kalimantan Barat (90,16%); cakupan terendah dicapai Provinsi Kepulauan Riau (36,56%) dan Provinsi Maluku Utara (33,11 %). Rincian persentase peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.6 Proporsi wanita usia 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 56,71 % dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 sebesar 54,54%. Terdapat empat provinsi memiliki cakupan ≥ 65 % dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (71,42 %), Bengkulu (67,74 %), Bali (66,68%) dan Babel (65,41 %), lima provinsi memiliki cakupan ≤ 40 % dengan cakupan terendah Provinsi Maluku (26,05 %), sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang sedang menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.7.

Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat KB dalam tahun 2004 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2003 yaitu sebesar 71,97 %. Terdapat sebelas provinsi memiliki cakupan ≥ 75 % dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (84,74 %), Tiga provinsi dengan cakupan ≤ 50 % meliputi Papua (48,25%), Maluku Utara (44,49 %) dan Maluku (35,05 %). sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang pernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.8.

63

Page 83: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2004 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.13 berikut.

GAMBAR 4.13

PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003-2004

5 8 . 16

5 4 . 9 2

2 9 . 0 2

2 4 . 5 2

4 . 8 8 5 . 5 5 4 . 6 4

9 . 6 4

3 . 3 05 . 3 7

0

10

20

30

40

50

60

Suntik Pil Susuk AKDR Lain-lain

Sumber: BPS Statistik Kesra dan BKKBN Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003 dan 2004 alat

kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2004 jenis kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami peningkatan, yang berarti ada pergeseran walaupun peningkatannya tidak terlalu berarti. Rincian persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.9.

Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%), bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter praktek swasta (2,80%). Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.10. 4. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan.

Secara Nasional , pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan tahun 2004 masih dibawah target 83 %. Dari 30 Provinsi yang dipantau terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target (≥ 83 %) UCI Desa/Kelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DIY, Lampung, NTB, Jawa Tengah dan Jambi.

64

Page 84: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.14

PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2003-2004

0

20

40

60

80

100

2003 84,42 79,89 72,53

2004 69,43

UCI-KAB UCI-KEC UCI-DESA

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini.

GAMBAR 4.15 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2004

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),

Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut ini.

65

Page 85: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.16 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK

SERTA ANGKA DROP OUT (DO) TAHUN 2000 – 2004

020406080

100

DPT-1 100,7 96,3 96,4 96,6 97,2

Campak 93,9 87,3 90,6 89,2 91,8

DO 7,4 10,1 5,8 7,7 5,6

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama

5 tahun terakhir tidak melewati angka 5,8 % - 10,1 %. Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2004 yang diukur dari imunisasi

Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (104 %), Bali (99,3%) dan Provinsi Jambi (95,4 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Papua (56%) dan Provinsi NAD (67 %). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut.

GAMBAR 4.17

PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

66

Page 86: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Sedangkan rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksin menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.13 dan Lampiran 4.14.

Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut ini.

GAMBAR 4.18

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2004

0

20

40

60

80

100

TT-1 83,6 78,5 72,2 71,71 70,1

TT-2 76,7 71,6 68,4 66,12 63,9

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Pada kurun waktu 2000-2004 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil

mengalami penurunan. Cakupan TT2 pada tahun 2000 sebesar 76,7 % menurun menjadi 63,9 pada tahun 2004. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung (83 %), Lampung (82,4), Sulawesi Selatan (82,4 %) dan Jawa Barat (81,5 %); adapun yang terendah adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (21,5%), Sulawesi Tenggara (35,8%), sedangkan Provinsi Papua tidak ada data. Gambaran cakupan imunisasi TT2 pada ibu hamil menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.19. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.16.

GAMBAR 4.19

CAKUPAN IMUNISASI TT2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2004

Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompok-

kelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak

67

Page 87: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash Program imunisasi Campak pada anak Balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.20 berikut ini.

GAMBAR 4.20 PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT

DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK SECARA NASIONAL TAHUN 2004

0

20

40

60

80

100

BIAS DT BIAS TT CP.CAMPAK

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya.Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Pra Usila dan Usila hasil pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.

GAMBAR 4.21 PERSENTASE KELOMPOK PRA USILA DAN USILA

YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

25.320.8

0

10

20

30

40

50

2003 2004

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

68

Page 88: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase kelompok Pra Usila dan Kelompok Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan selama tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 20,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 25,34 %.

Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut provinsi tahun 2003 disajikan pada Lampiran 4.17. B. PEL YANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG A

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan RS yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan.

Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap hasil pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut.

GAMBAR 4.22

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

61.966.469

3.149.589

73.596.201

4.992.218

0

15000000

30000000

45000000

60000000

75000000

2003 2004

RAWAT JALAN RAWAT INAP

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan, dengan proporsi pasien rawat inap 6,8 % tahun 2004 dan 5,1 % pada tahun 2003.

Sedangkan secara rinci jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.19.

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI),

69

Page 89: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (NDR).

Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.23 berikut ini.

GAMBAR 4.23

PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI RUMAH SAKIT SECARA NASIONAL

TAHUN 2003 S/D 2004

55,5

35,0

18,0

55,247,9

22,8

0

20

40

60

80

100

2003 2004% BOR % GDR % NDR

42,0

4,04,0

38,7

4,43,4

0

10

20

30

40

50

2003 2004BTO LOS TOI

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah

sakit selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan dan masih di bawah angka ideal yang diharapkan, tahun 2003 sebesar 55,5 % dan tahun 2004 sebesar 55,2 %. Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya semakin meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi perkembangannya atau perlu adanya pemisahan penghitungan BOR pada Rumah Sakit Khusus.

Meningkatnya angka GDR dan NDR pada tahun 2004, perlu ditindaklanjuti dengan strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan.

Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur, lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur tidak banyak mengalami perubahan.

Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RS menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.20.

2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari Kabupaten/ Kota menunjukkan bahwa persentase ibu hamil risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut.

70

Page 90: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.24

PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI DIRUJUK YANG MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

20,44

26,20

19,87 18,79

0

5

10

15

20

25

30

bumil risti dirujuk &ditangani

Neonatus risti dirujuk &ditangani

2003 2004

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan

penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan menjadi 26,20 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 20,44 %. Sebanyak tiga provinsi memiliki cakupan ≥ 80 % dengan angka tertinggi Provinsi Kepulauan Riau (96 %), Maluku Utara (86,8 %) dan Bali (83,3 %), tiga provinsi dengan pencapaian ≤ 10 % yaitu Lampung (9,8 %), Sumsel (8,9 %) dan Kalbar (2,2 %), sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data.

Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan penurunan menjadi 18,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87 %. Sebanyak empat provinsi memiliki cakupan ≥ 90 % dengan angka tertinggi dicapai NAD, DI Yogyakarta dan Gorontalo (100 %), Sumatera Selatan (92,43 %), sembilan provinsi dengan cakupan ≤ 10 % dengan cakupan terendah Provinsi Kalteng (0,40 %) Lampung (2,47 %) dan Kalbar (2,56 %). Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Persentase cakupan pelayanan kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.21.

Adapun persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan memiliki akses terhadap ketersediaan darah selama tahun 2004 dilaporkan meningkat menjadi 36,18 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87%. Rincian persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah menurut provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.22.

71

Page 91: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

3. Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan

kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan Kabupaten/kota penulisan resep obat generik selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.25 berikut.

GAMBAR 4.25 PERSENTASE PEMBUATAN RESEP OBAT GENERIK

DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

28.389.957

20.810.557

35.821.800

26.651.053

0

8000000

16000000

24000000

32000000

40000000

2003 2004

TOTAL RESEP OBAT GENERIK Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana

pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu 74,4% pada tahun 2004 dan 73,3 % pada tahun 2003.

Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik ≥ 90 % dengan cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%) Jambi (99,95 %) Babel (99,76%), enam provinsi memiliki cakupan ≤ 50 % dengan angka terendah dilaporkan Provinsi Irjabar (5,85%), Lampung (27,3%), Kaltim (28,87%) dan DI Yogyakarta (35,91 %). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (95,17%), Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data.

Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.23. C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang

72

Page 92: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. 1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/Kota selama tahun 2003-2004 jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar 4.26 berikut.

GAMBAR 4.26 JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN

YANG MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

7,794

3,166

5,541

3,323

010002000300040005000600070008000

2003 2004

Ds KLB DITANGANI < 24 JAM

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun waktu < 24 jam selama tahun 2004 terlihat mengalami peningkatan menjadi 59,97 % dibandingkan laporan pada tahun 2003 sebesar 40,62 %. Gambaran desa terkena KLB dan enanganan< 24 jam menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan dalam Lampiran 4.24. p

Sedangkan Ditjen PPM-PL mencatat, frekuensi KLB pada tahun 2004 sebanyak 546 kali dengan jumlah kasus sebanyak 15.805 penderita dan 275 kematian (CFR 1,7%). Beberapa penyakit dengan frekuensi KLB dan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit DBD (87 kali, 6.195 penderita dengan 87 kematian), Campak (97 kali, 2.818 penderita dengan 44 kematian), Tetanus Neonatorum (71 kali, 73 penderita dengan 39 kematian), keracunan makanan (65 kali, 3.748 penderita dengan 23 kematian), dan Diare (46 kali, 1.827 penderita dengan 29 kematian). Frekuensi KLB menurut jenis penyakit pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14. 2 . Pemberantasan Penyakit Polio

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans

73

Page 93: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 1997 – 2004, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada Gambar 4.27 berikut.

GAMBAR 4.27

PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT DAN NON POLIO AFP RATE

TAHUN 1997 – 2004

1.19 1.261.00 0.90 1.02

1.31 1.21 1.26

48.30

71.40

80.10 79.50 78.1082.40

90.188.10

0

20

40

60

80

100

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

%

0

1

2

3

4

5per 100.000 anak <15 th

Non Polio AFP Rate Spesimen Adekuat

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan

dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio Liar pada kasus AFP yang ditemukan. Besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1997 – 2004 relatif stabil.

Sementara itu, cakupan imunisasi Polio-3 pada bayi pada tahun 2004 sebesar 92,5 %. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di DKI Jakarta (109,6 %), Bali (99,7 %), Jawa Timur (98,7 %), dan Jambi (97 %). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua (56,4 %), Maluku (66,4 %), dan Nanggroe Aceh Darussalam (71,5%). Rincian cakupan imunisasi Polio-3 menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.13.

3 . Pemberantasan TB-Paru

Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan

74

Page 94: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2004 ditemukan gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.28 berikut.

GAMBAR 4.28

JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN TAHUN 2000 – 2004

040,00080,000

120,000160,000200,000240,000

BTA+ 54,816 56,787 81,465 104,138 128961

TB Lain 29,775 33,104 76,798 72,623 85677

Total 84,591 89,891 158,263 176,761 214658

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Berdasarkan penemuan kasus TB BTA+ maka dapat digambarkan angka Case

Detection Rate (CDR) selama empat tahun terakhir seperti Gambar 4.29 berikut.

GAMBAR 4.29 CASE DETECTION RATE KASUS BARU TB-BTA+

TAHUN 2000 – 2004

51.841.6

292120

0

20

40

60

80

100

2000 2001 2002 2003 2004

pers

en

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti

dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat

75

Page 95: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Pada Gambar 4.30 dapat dilihat perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa tahun terakhir.

GAMBAR 4.30 ANGKA SUCCES RATE (SR) DAN PERSENTASE

PENDERITA TB YANG KAMBUH TAHUN 2000 – 2004

0

20

40

60

80

100

% SR 20 2 29 38 51.8

% Kambuh 2.8 3.7 4.1 4.4

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

4. Pemberantasan Penyakit ISPA

Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia dapat dilihat pada gambar berikut ini, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari target (perkiraan penderita) masih relatif rendah. Seperti terlihat pada Gambar 4.31 berikut.

GAMBAR 4.31 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN)

KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 1995/1996– 2004

3 3 . 53 1

3 4 . 53 0 . 5

3 4 . 52 9 . 5

2 3 2 2 . 1 2 1

3 6

0

10

20

30

40

50

95/96 96/97 97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

76

Page 96: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Dari pantauan yang dilakukan hasil penemuan tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya oleh karena masih ada beberapa wilayah yang belum menyampaikan laporannya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 berikut.

TABEL 4.1 KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN DAN PENANGANAN

BALITA PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 1999 S/D 2004

Tahun Provinsi Melapor

Kab./Kota Melapor

Penderita Ditemukan

Cakupan Penemuan Penderita (%)

Kelengkapan Laporan

1999 24 298 804.937 34,2 - 2000 25 258 479.283 30,1 93% 2001 27 269 619.107 25,0 86% 2002 29 293 549.035 22,1 80% 2003 24 323 502.275 30,, 34% 2004 23 296 625.611 36,, 83%

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran cakupan penemuan dan penanganan balita Pneumonia dalam ahun 2004 dapat dilihat dalam Gambar 4.32 berikut. t

GAMBAR 4.32

CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI 5 . Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

77

Page 97: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.2 berikut.

TABEL 4.2 PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS

TAHUN 2000 – 2004

Pengidap HIV Penderita AIDS Pdrt AIDS Meninggal

Tahun Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif

2000 403 1.172 255 607 47 233 2001 732 1.904 219 826 99 280 2002 648 2.552 345 1.171 100 379 2003 168 2.720 316 1.487 261 479 2004 649 3.368 1.195 2.682 361 740

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Walaupun jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per 100.000 penduduk), namun dalam perjalanan penyakit dari HIV + menjadi AIDS dikenal istilah ”windows periods” yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini disamping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut.

TABEL 4.3 HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS

TAHUN 2000 – 2004

Kegiatan Satuan 2000 2001 2002 2003 2004 Pemeriksaan STS Spesimen 9.567 50.000 100.000 175.000 150.000 Survei HIV/AIDS & Syphilis Sample 9.567 50.000 100.000 175.000 150.000 Screening darah donor Kolf 395.098 585.726 1.200.000 1.300.000 1.300.000

Sumber: Ditjen PPM-PL, Profil PPM-PL 2004

Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita HIV/AIDS menurut hasil

pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.33 berikut.

78

Page 98: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.33

JUMLAH KASUS HIV/AIDS DITEMUKAN DAN DITANGANI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

2.1571.419

4.605

3.801

0

1000

2000

3000

4000

5000

2003 2004

KASUS DITEMUKAN KASUS DITANGANI

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (82,5%) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,8 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus HIV/AIDS oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.26. 6 . Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.

Pada awal tahun 2004 di beberapa wilayah provinsi telah terjadi KLB dengan jumlah kasus yang cukup tinggi, Insiden Rate berkisar antara 11,94 per 100.000 penduduk (DI Yogyakarta) hingga 60,29 (DKI Jakarta). Sedangkan angka kematian (Case Fatality Rate) berkisar antara 0,8 % (DKI Jakarta) hingga 4,1 % (Provinsi NTT).

Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan DBD selama tahun 2004 tersebut antara lain adalah penemuan penderita secara dini melalui sistem surveilans, penegakan diagnosa secara cepat dan penanganan penderita secara tepat, serta gerakan pemantauan dan pengendalian vektor melalui gerakan 3 M.

Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita DBD menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.34 berikut.

79

Page 99: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.34 JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

8 9 , 2 7 2 8 0 , 4 5 47 2 , 4 8 8

6 1, 9 12

015 0 0 03 0 0 0 04 5 0 0 06 0 0 0 07 5 0 0 09 0 0 0 0

2 0 0 3 2 0 0 4

KA SU S D IT EM U KA N KA SU S D ITA N GA N I

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan persentase kasus DBD yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi (85,4 %) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (90,12 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus DBD oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.26. 7. Pemberantasan Penyakit Malaria

Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor potensial.

Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan profilaksis.

Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota data penderita ditemukan dan diobati selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.35 berikut.

80

Page 100: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.35 JUMLAH KASUS MALARIA KLINIS DAN KONFIRMASI LAB +

DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN SECARA NASIONAL AHUN 2003 S/D 2004 T

1,372,680 1,033,945

3,353,872

1,266,235

0500000

1000000150000020000002500000300000035000004000000

2003 2004

KASUS DITEMUKAN KASUS DITANGANI

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (37,75 %) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (75,32 %). Gambaran persentase penderita malaria yang diobati menurut provinsi tahun 20004 dapat dilihat pada Gambar 4.36 berikut.

GAMBAR 4.36 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI TAHUN 2004

Rincian penemuan dan penanganan kasus malaria oleh institusi pelayanan kesehatan

selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.28.

8. Pemberantasan Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan

penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta.

Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk

81

Page 101: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

TABEL 4.4 PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU ,

PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

Suspek Positif Tahun

Suspek Diperiksa PB MB

CDR Penderita Cacat(%)

Penderita Diobati

2003 163.781 3.594 11.956 7,3 8,0

2004 212.462 3.615 12.957 7,8 8,6 17.519

Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Gambaran persentase penderita Kusta yang selesai berobat menurut provinsi dibandingkan angka nasional, dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut.

GAMBAR 4.37

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang

kesehatan di kabupaten/kota dilaporkan bahwa jumlah penemuan dan pengobatan penderita Kusta pada dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut.

82

Page 102: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.38 JUMLAH KASUS BARU KUSTA

DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

12.129

7.953

19.283

14.717

0

4000

8000

12000

16000

20000

2003 2004

KASUS DITEMUKAN KASUS DITANGANI

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi 76,3 %, bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,57 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus Kusta oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.29.

9. Pemberantasan Penyakit Filaria

Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayah-wilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10 provinsi selama tahun 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

TABEL 4.5 HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS

SAMPAI DENGAN TAHUN 2004 2004 2003 No Provinsi Desa Sentinel Diperiksa Positif Mf Rate Mf Rate

1 NAD Cot Preh 645 25 4,08 18,50 2 SUMUT Kuala Tanjung 634 13 2,13 3,21 3 SUMBAR Koto Pulai 712 17 2,42 3,12 4 RIAU Lab.Tangga Kecil 559 10 2,04 5,15 5 JAMBI Tungkal Hilir 551 6 1,53 2,12 6 BENGKULU Tanggo raso 501 6 1,19 2,36 7 BABEL I r a t 1.205 24 2,79 3,41 8 KALBAR Mensere 715 15 1,90 2,22 9 KALTENG Batin Tikal 652 12 2,77 5,23

10 JABAR Sejati Mulya 1.025 11 1,14 1,54 Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan pada keadaan tahun 2003. Penurunan tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya pengobatan yang dilakukan secara intensif pada setiap kasus yang ditemukan.

83

Page 103: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.39 berikut.

GAMBAR 4.39 REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL

SECARA NASIONAL TAHUN 2002 S/D 2004

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

0

4

8

12

16

20

TARGET 3,793,488 6,351,961 11,539,682

REALISASI 375,547 876,787 2,126,105

% CAKUPAN 9.90 13.80 18.42

2002 203 2004

Sumber: Ditjen PPM & PL, DepkesRI

Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun

terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 9,9 % meningkat menjadi 18,42 % pada tahun 2004.

Sedangkan dalam tahun 2004 juga telah dilakukan Hydrocelectomy pada 24 penderita di Kabupaten Alor yang telah mengalami hydrocele.

Perincian penemuan dan penanganan kasus Filariasis oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.30. D . PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan nstitusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU). i

1 . Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain.

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat dilihat pada Gambar 4.40 berikut.

84

Page 104: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.40 JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR

DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

531.433277.153

2.014.384

548.733

0

400000

800000

1200000

1600000

2000000

2003 2004

TERDAFTAR DIBINA

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama

tahun 2004 mengalami peningkatan, namun demikian secara proporsional cakupan institusi yang dibina mengalami penurunan menjadi 27,24 % dibandung cakupan tahun 2003 sebesar 52,15 %. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.32.

2. Surveilans Vektor

Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor untuk mengetahui jenis potensial, bionomik serta strategi pengendaliannya.

Pada tahun 2003, telah dilakukan survei vektor pada 8 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Deli Serdang, Musi Banyuasin, Minahasa, Maros, Padang, Balikpapan, Kupang, dan Jayapura. Hasil survei menunjukkan bahwa container index positif (jentik) untuk rumah yang tertata sebesar 15,8%, sedangkan untuk rumah yang tidak tertata container index-nya sebesar 23,06%, serta container index di tempat-tempat umum sebesar 24%.

Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota dalam kaitan pengamatan vektor penyakit (nyamuk) pada rumah/ bangunan selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.41 berikut.

85

Page 105: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.41 JUMLAH RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI

DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

8,809,542

6,004,806

10,468,650

6,463,787

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

2003 2004

DIPERIKSA BEBAS JENTIK

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah rumah/bangunan yang diperiksa dan yang

dinyatakan bebas jentik selama tahun 2004 mengalami peningkatan, namun secara proporsional mengalami sedikit penurunan menjadi 61,74 % dibanding cakupan tahun 2003 sebesar 68,16 %. Gambaran persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.42, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.33.

GAMBAR 4.42 PERSENTASE RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI

DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

86

Page 106: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan

Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.

Menurut hasil rekapitulasi Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004, dari 171.181 TUPM yang diperiksa sebanyak 117.903 TUPM (68,88%) memenuhi syarat kesehatan. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2003, dimana persentase TUPM sehat adalah 69,97%. Provinsi dengan persentase tertinggi TUPM sehat adalah di Provinsi Kepulauan Riau (89,79%), DI Yogyakarta (86,30%), dan Kalimantan Timur (84,92%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Kalimantan Tengah (49,03%), Sulawesi Selatan (52,82%), dan DKI Jakarta (52,94%). Jumlah dan persentase TUPM sehat menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.16.a.

Hasil pemantauan selama tahun 2003, dari 484.667 fasilitas TTU yang dilaporkan, sebanyak 292.363 (60,3%) telah dilakukan pemeriksaan. Angka cakupan pemeriksaan antar provinsi sangat bervariasi dengan kisaran antara 27% - 85,4%, yang mana cakupan tertinggi dilaporkan oleh Provinsi Bangka Belitung (85,4%) dan Bali (82,2%) sedangkan cakupan terendah dilaporkan oleh Provinsi DKI Jakarta (27%), Papua (41,3%), dan Maluku (41,8%). Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 2.16.b. E . PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan

odium, dan anemia gizi besi. Y 1 . Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota gambaran dari pemantauan balita dapat dilihat dalam Gambar 4.43 berikut.

87

Page 107: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.43 JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

15.556.819

10.291.431

604.019

15.590.931

10.268.802

1.818.759

0

3000000

6000000

9000000

12000000

15000000

18000000

2003 2004

BALITA DITIMBANG BALITA BB NAIK BALITA BGM

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Melihat gambar di atas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2004

mengalami peningkatan walaupun sangat kecil (0,22 %). Dari balita ditimbang hanya 65,86% yang menunjukkan kenaikan berat badan, kondisi tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2003 (66,15 %). Sedangkan untuk balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) terlihat mengalami peningkatan yang perlu mendapat perhatian yaitu tahun 2004 sebesar 11,67 % dan tahun 2003 sebesar 3,88 %. Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.34. 2 . Pemberian Kapsul Vitamin A

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali . Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.44 berikut.

GAMBAR 4.44 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN ”A”

MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

61,5

39,8

73,1

50,8

80,781,2

80,4 82,9

0

20

40

60

80

100

2003 2004

% CKP BAYI FEB % CKP BAYI AGSTK

% CKP BALITA FEB% CKP BALITA AGST

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI

88

Page 108: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan

menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan. Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun

2004 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.35. 3. Pemberian Tablet Besi

Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta

meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.45 di bawah ini.

GAMBAR 4.45

PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2004

0

20

40

60

80

100

Fe1 66,8 67,5 64,6 69,14 80,02

Fe3 59,4 63,1 54,9 59,62 71,32

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI

Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe-

3) dari tahun 2000 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 sedikit mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.36. 4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium

Pemberian kapsul beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium

secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal.

Hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok wanita usia subur di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.46 berikut.

89

Page 109: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.46

PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

19,81

48,63

0

10

20

30

40

50

60

2003 2004

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Pada gambar di atas terlihat bahwa cakupan pemberian pemberian kapsul beryodium pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 48,63 % dibandingkan pada tahun 2003 (19,81 %). Gambaran secara rinci hasil pemberian kapsul beryodium menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.37.

Sedangkan hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok lain selama tahun 2003 yang dilaporkan oleh 15 provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.47 berikut.

GAMBAR 4.47 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM

PADA IBU HAMIL, IBU NIFAS DAN ANAK SD SECARA NASIONAL TAHUN 2003

60,7

31,226,11

0

20

40

60

80

Ibu Hamil Ibu Nifas Anak SD

persen

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat

90

Page 110: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan. 1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional

Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.

2. Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik

Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi klinik, yang dilaksanakan antara lain mencakup penyusunan standar/pedoman pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi di rumah sakit, standar/pedoman pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, serta peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM farmasi. Berikut ini hasil survei pelayanan farmasi di 28 rumah sakit dalam rangka pembinaan dan evaluasi komite farmasi.

GAMBAR 4.48 HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 28 RUMAH SAKIT

TAHUN 2003

55

41

22 20

0

20

40

60

80

100

PIO RS ber-SOP RS ber-KFT RS DOEN

Gambar 4.48 di atas adalah hasil survei di 28 rumah sakit (RSUD provinsi, RSUD

kabupaten, dan RS swasta) di 7 provinsi yaitu Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara dengan hasil bahwa 55% rumah sakit melaksanakan pelayanan informasi obat, 41% mempunyai SOP untuk pelayanan farmasi di rumah sakit, 22% mempunyai KFT, dan baru 20% rumah sakit mempunyai formularium. Sementara itu, hasil survei pelayanan farmasi di 31 Puskesmas diperoleh hasil bahwa 87,1%

91

Page 111: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

pelayanan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker, 32,2% dilakukan oleh Apoteker, dan 33,5% Puskemas memiliki formularium, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.49 berikut ini.

GAMBAR 4.49 HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 31 PUSKESMAS

TAHUN 2003

3.2%

87.1%

33.5%

0 20 40 60 80 10

AsistenApoteker

Apoteker

FormulariumPuskesmas

0

Sedangkan hasil survei pelayanan farmasi di apotik, menunjukkan bahwa secara

umum dalam pelayanan farmasi di apotik sudah memberikan informasi tentang pemakaian obat, tetapi yang mempunyai jadwal konseling dengan pasien hanya 28,5%. 3. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik

Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan

pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanaannya mencakup pengadaan buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2003 ketersediaan obat esensial nasional sudah mencapai 90%.

4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat terlindungi dari penggunaan alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan, yang dilaksanakan melalui antara lain monitoring sarana produksi dan distribusi alat kesehatan dalam rangka Cara Pembuatan Alat Kesehatan (CPAK), sampling terhadap alat kesehatan dan PKRT yang beredar di pasar dan dijumpai 4,2% dari yang disampling tidak memenuhi syarat mutu. 5. Pelayanan Masyarakat

Dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat selama tahun 2003 telah

dikeluarkan izin di bidang Alat Kesehatan dan PKRT meliputi izin produksi sebanyak 116 buah, izin edar sebanyak 4.519 buah, dan izin penyalur sebanyak 113 buah. Perbandingan antara izin produksi, distribusi, dan penyalur yang telah diberikan, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.50 berikut.

92

Page 112: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 4.50

PERIZINAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN PENYALUR ALAT KESEHATAN, TAHUN 2003

Penyalur; 113

Produksi; 116

Distribusi; 4519

Gambar 4.51 berikut ini menunjukkan realisasi perizinan usaha Pedagang Besar

Farmasi (PBF) yang diproses dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai dengan bulan November tahun 2003, yang mana 200 usulan yang diterima dari 197 PBF umum dan 3 PBF bahan baku, 198 di antaranya telah diterbitkan izinnya dan selebihnya sedang dalam proses.

GAMBAR 4.51 REALISASI PERIZINAN PBF TAHUN 2003

150

160

170

180

190

200

PBF Bahan Baku 3 3

PBF Umum 197 195

Usulan SK MENKES

Izin impor diberikan sesuai dengan persyaratan dari Bea Cukai terhadap barang yang masuk (alat kesehatan) ke Indonesia, sedangkan izin ekspor berupa “Certificate of Free Sale” yang menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut telah mendapat izin edar dan diawasi sesuai dengan sistem yang berlaku di Indonesia.

93

Page 113: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

Setiap kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan kesehatan dan kematian.

Bencana alam Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah banyak menimbulkan korban meninggal, hilang dan gangguan kesehatan serta memporakporandakan fasilitas umum dan sosial di wilayah NAD dan Sumatera Utara. Banyaknya korban tenaga kesehatan dan keluarganya yang meninggal dan hilang serta hancurnya fasilitas kesehatan telah melumpuhkan fungsi pelayanan kesehatan pada masyarakat yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam memberikan pertolongan pada korban bencana.

Jumlah penduduk dan tenaga kesehatan yang menjadi korban Tsunami dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut.

TABEL 4.6

JUMLAH KORBAN MENINGGAL DAN HILANG AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT

TANGGAL 26 DESEMBER 2004

No Korban NAD Sumut Tenaga Kes 1 Meninggal 128.803 128 240 2 Hilang 37.066 25 436 Total 165.869 153 676

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Selain tenaga kesehatan yang menjadi korban meninggal/hilang dan hancurnya tempat tinggal mereka, diantara masyarakat umum terdapat keluarga dari tenaga kesehatan sehingga secara fisik tenaga tersebut tidak bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal yang pada muaranya berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan.

Bagi masyarakat yang selamat dari bencana, melakukan pengungsian di beberapa tempat baik di rumah keluarga maupun di tempat-tempat pengungsian baik yang disediakan oleh masyarakat atau atas inisiatif masyarakat sendiri. Dalam hal ini jumlah pengungsi yang terdeteksi sebanyak 824.720 jiwa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut.

TABEL 4.7

PERKIRAAN JUMLAH PENGSUNGSI DAN LOKASI/ BARAK PENGUNGSIAN KORBAN TSUNAMI

DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004 No Pengungsian Prov

NAD Prov

Sumut Prov Lain Total

1 Pengungsi di Kamp Pengungsian 539.385 23.620 1.615 777.620 2 Pengungsi di Rumah Keluarga ... ... ... 260.000 3 Lokasi Pengungsian 61 ... ... 61 4 Barak Pengungsian 854 ... ... 854

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI Sedangkan jumlah korban luka parah dan ringan yang telah mendapat pelayanan

kesehatan rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

94

Page 114: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 4.8

JUMLAH KORBAN YANG DIRAWAT DI FASILITAS KESEHATAN AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT

TGL 26 DESEMBER 2004

Jumlah Korban di Fasilitas Kesehatan No Korban NAD Sumut Di Luar NAD&Sumut 1 Rawat Inap 6.894 1.225 233 2 Rawat jalan 148433 1.713 120 Total 155.327 2.938 353

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Di samping itu juga dilaporkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang hancur dan mengalami kerusakan ringan hingga berat sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.9 sebagai berikut.

TABEL 4.9 DAFTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG HANCUR DAN

MENGALAMI KERUSAKAN RINGAN-BERAT AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT, TANGGAL 26 DESEMBER 2004

No Korban Hancur Rusak Ringan s/d Berat

1 Rumah Sakit 3 3 2 Puskesmas 26 15 3 Klinik Swasta 2 4 4 Pustu 37 22 5 Polindes 172 218 6 Pusling 39 - 7 Ambulan 14 - Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Dengan hancurnya beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tersebut serta hilangnya

beberapa tenaga kesehatan, dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah NAD mengalami kelumpuhan total, sehingga Departemen Kesehatan sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan sebagai berikut.

1. Pembentukan Tempat Pelayanan Kesehatan Dalam situasi bencana pada umumnya penduduk terkonsentrasi di kamp penampungan

yang biasanya dalam kondisi darurat atau kurang layak menjadi tempat tinggal bagi masyarakat.

Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan segera menata kembali tempat-tempat pelayanan kesehatan dengan membentuk Pos Pelayanan Kesehatan di tempat pengungsian, Rumah Sakit Lapangan dan membentuk jaringan untuk rujukan pelayanan kesehatan lebih lanjut. Tempat pelayanan kesehatan dimaksud dikelola tidak hanya oleh jajaran kesehatan namun juga atas partisipasi dari lembaga swadaya Nasional dan Internasional, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, TNI, negara sahabat dan badan-

95

Page 115: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

badan dunia lainnya. Dalam waktu singkat telah dibentuk beberapa Pos Pelayanan Kesehatan di tempat pengungsian dan Rumah Sakit Lapangan.

2. Mobilisasi Tenaga Kesehatan Dalam upaya meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar, di samping menggerakkan

Brigade Bencana, Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi tenaga profesional melalui Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, TNI, negara sahabat dan badan dunia untuk bekerja di tempat pelayanan kesehatan baik di pos-pos pengungsian atau Rumah Sakit Lapangan.

Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan telah dapat memobilisasi tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi), tenaga paramedis perawatan (perawat, bidan), paramedis non perawatan (nutrisionis, sanitarian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga farmasi dan lain-lain).

Di samping itu Departemen Kesehatan juga membentuk Tim Lapangan yang diketuai oleh pejabat eselon I dengan anggota para eselon II dan pelaksana lapangan eselon III dan IV, untuk membantu dalam penataan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi NAD dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Penunjang

Dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal jajaran kesehatan juga memobilisasi bantuan peralatan dan bahan penunjang pelayanan kesehatan seperti peralatan medik, obat-obatan, sarana transportasi dan peralatan pendukung lainya. Bantuan yang dapat dimobilisasi langsung dikirim oleh donor melalui Departemen Kesehatan atau langsung kepada Satkorlak di Provinsi NAD/Sumut atau digunakan langsung di fasilitas pelayanan yang dibangun oleh masing-masing donor.

4. Biaya Operasional Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi anggaran untuk mendukung operasionalisasi dalam pelayanan kesehatan dan penataan manajemen kesehatan di semua jenjang pelayanan, dan institusi.

Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai

dengan tahun 2004.

***

96

Page 116: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut :

A. SARANA KESEHATAN

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas

Pada periode tahun 2000 – 2004, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.540 unit pada tahun 2004. Namun pada periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk cenderung menurun dari 3,56 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 3,49 per 100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan tahun 2003, kemudian menjadi 3,47 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3-4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.1, gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi dibandingkan angka nasional disajikan pada Gambar 5.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1.

GAMBAR 5.1 JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2000 – 2004

7.000

7.100

7.200

7.300

7.400

7.500

7.600

2000 2001 2002 2003 20040,00

0,80

1,60

2,40

3,20

4,00

Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas

Jml Puskesmas 7.237 7.277 7.309 7.413 7.540 Jml. Penduduk 203.456.005 208.405.944 211.000.598 214.374.096 217.072.346 RasioPuskesmas 3,56 3,49 3,46 3,46 3,47

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin

97

Page 117: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.2

JUMLAH PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana

sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2004 rata-rata 1,04 unit tidak mengalami perubahan dibandingkan data tahun 2003 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk.

Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari 21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.002 unit pada tahun 2004. Sementara itu, rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk ada cenderung menurun dari 10,45 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 10,36 per 100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 10,29 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 10,15 per 100.000 penduduk pada tahun 2003, kemudian menjadi 10,14 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.2.

98

Page 118: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.3

JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2004

21.000

21.200

21.400

21.600

21.800

22.000

22.200

2000 2001 2002 2003 2004

Jum

lah

Pusk

esm

as P

emba

ntu

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

Ras

io P

ustu

/100

.000

pen

d

Jumlah Pustu Rasio Pustu

Jml Pustu 21.267 21.587 21.706 21.762 22.002 Jml. Penduduk 203.456.005 208.405.944 211.000.598 214.374.096 217.072.346 Rasio Pustu 10,45 10,36 10,29 10,15 10,14

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin

Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 – 2004, maka rasio Puskesmas pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 – 2004 perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 1.785 unit pada tahun 2000 dan 1.818 unit pada tahun 2001 menjadi 1.926 unit pada tahun 2002 dan 1.924 unit pada tahun 2003, dan bertambah lagi menjadi 2.010 unit pada tahun 2004. Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 1998 – 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.

GAMBAR 5.4 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN

TAHUN 1998 – 2004

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

Jum

lah

Puskesmas 7,181 7,195 7,237 7,277 7,309 7,413 7,540

Puskes Perawatan 1,762 1,785 1,785 1,818 1,926 1,924 2,010

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

99

Page 119: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling baik puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (R4/mobil) maupun puskesmas keliling perahu bermotor (PB) pada tahun 1999 – 2004 mengalami penurunan. Untuk Puskesmas Keliling R4, jumlahnya menurun dari 5.541 unit pada tahun 1999 dan 5.551 unit pada tahun 2000 menurun menjadi 5.084 unit pada tahun 2001 dan 4.984 unit pada tahun 2002. Pada tahun 2003 jumlah Puskesmas Keliling R4 tercatat sebanyak 2.795 unit dan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 5.358 unit. Untuk Puskesmas Keliling PB, jumlahnya menurun dari 899 unit pada tahun 1999 menjadi 841 pada tahun 2000, 716 unit pada tahun 2001, 654 unit pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 hanya terdapat 317 unit. Pada tahun 2004 tercatat kenaikan jumlah Puskesmas Keliling PB menjadi sebanyak 805 unit. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya terhadap Puskesmas pada tahun 1999 – 2004 disajikan pada Gambar 5.5 berikut ini, sedangkan jumlah dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.

GAMBAR 5.5

JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN 1999 – 2004

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

Jum

lah

Pusl

ing

(R4

& R

B)

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

Ras

io P

uslin

g pe

r Pus

kesm

asPusling PB 899 841 716 654 317 805

Pusling R4 5,541 5,551 5,084 4,984 2,795 5,358

Rasio Pusling 0.9 0.88 0.8 0.77 0.42 0.82

1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 1999 dan 0,88 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8 pada tahun 2001 dan 0,77 pada tahun 2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada tahun 2003 sebesar 0,42 dan pada tahun 2004 sebesar 0,82. 2. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.

Pada tahun 1999 – 2004, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.111 unit pada tahun 1999 naik dan 1.145 unit pada tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada tahun 2001 dan 1.215 unit pada tahun 2002, kemudian meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 dan 1.246 unit pada tahun 2004. Bila dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira

100

Page 120: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun 1999 – 2004 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)

DI INDONESIA TAHUN 1999 – 2004 No. Pengelola/Kepemilikan 1999 2000 2001 2002 2003 2004

1 Departemen Kesehatan 59 59 31 31 31 31

2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota 355 357 386 389 396 404

4 TNI/POLRI 111 111 111 112 112 112

5 BUMN/Departemen Lain 68 68 70 78 78 78

6 Swasta 518 550 580 605 617 621

Jumlah 1.111 1.145 1.178 1.215 1.234 1.246Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1995 – 2004 juga cenderung meningkat, yaitu dari 850 unit pada tahun 1995 dan 858 unit pada tahun 1996 menjadi 873 unit pada tahun 1997 dan 888 unit pada tahun 1998, kemudian naik lagi menjadi 887 unit pada tahun 1999 dan 910 unit pada tahun 2000, dan terus naik menjadi 935 unit pada tahun 2001, 953 unit pada tahun 2002, 966 unit pada tahun 2003, dan 976 unit pada tahun 2004. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, walaupun jumlah rumah sakit umum milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu ada kenaikan namun relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit umum milik swasta kenaikannya cukup berarti. Perkembangan jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 1995 – 2004 disajikan pada Gambar 5.6 berikut ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

GAMBAR 5.6 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM

TAHUN 1995 – 2004

0

200

400

600

800

1000

1200

Jum

lah

RS

U

RSU Pemerintah 521 523 522 525 517 520 524 526 534 542

RSU Swasta 329 335 351 363 370 390 411 427 432 434

Jumlah RSU 850 858 873 888 887 910 935 953 966 976

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

101

Page 121: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 – 2004 juga meningkat, dari 217 unit pada tahun 1997 dan 224 unit pada tahun 1998 dan 1999 menjadi 235 unit pada tahun 2000 dan 244 unit pada tahun 2001, kemudian naik lagi menjadi 267 unit pada tahun 2002, 268 unit pada tahun 2003, dan 270 unit pada tahun 2004. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit khusus milik swasta kenaikannya cukup bermakna. Perkembangan jumlah rumah sakit khusus di Indonesia tahun 1997 – 2004 disajikan pada Gambar 5.7 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut jenis rumah sakit, provinsi, dan kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.5, dan Lampiran 5.8.

GAMBAR 5.7 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS

TAHUN 1997 – 2004

0

100200

300400

500

Jum

lah

RS

Khus

us

RSK Pemerintah 77 76 76 75 74 76 83 83

RSK Sw asta 140 148 148 160 170 191 185 187

Jumlah RSK 217 224 224 235 244 267 268 270

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 1997 – 2004 ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus), yang mana untuk tempat tidur rumah sakit umum kenaikannya cukup berarti, sedangkan untuk tempat tidur rumah sakit khusus relatif sedikit. Situasi perkembangan jumlah tempat tidur rumah sakit secara ringkat dapat dilihat pada Gambar 5.8 di bawah ini, tetapi gambaran yang lebih rinci untuk dapat dilihat pada Lampiran 5.7, Lampiran 5.8.

GAMBAR 5.8 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

TAHUN 1997 – 2004

50,000

75,000

100,000

125,000

150,000

Jum

lah

Tem

pat T

idur

RS

TT RSK 18,110 17,894 17,815 17,970 17,269 18,675 18,750 19,591

TT RSU 103,886 105,292 105,783 107,537 109,948 111,539 112,379 112,640

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

102

Page 122: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan

berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pada tahun 2000 – 2004, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif tidak berubah, yaitu berkisar antara 60 – 62 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap tempat tidur rumah sakit melayani 1.641 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.9 di bawah ini.

GAMBAR 5.9 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2000 – 2004

115,000

120,000

125,000

130,000

135,000

140,000

Jum

lah

Tem

pat T

idur

RS

55

57

59

61

63

65

Ras

io T

T R

S pe

r 100

.000

Pend

uduk

Jumlah TT RS 125,504 127,588 130,214 131,129 132,231

Rasio TT 60.97 61.22 61.71 61.17 60.92

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

3 . Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997 – 2004 disajikan pada Gambar 5.10 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.11.

GAMBAR 5.10

JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2004

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Jum

lah

Sar

ana

Pro

duks

i

Industri Farmasi 235 205 195 198 205 226 229 295

Industri Obat Tradisional 77 79 87 93 81 86 86 89

Industri Kecil Obat Tradisional 559 608 722 872 794 811 1,130 1,134

Industri Alat Kesehatan 198 173 163 272 400 727

Industri Perbkl Kes RT 413 483 554 1,015

Industri Kosmetika 506 541 569 1 088

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data

103

Page 123: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997

– 2004 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.

GAMBAR 5.11

JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2004

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

Pedagang Besar Farmasi 1,631 1,718 1,819 2,026 2,082 2,249 2,478 2,432

Apotek 6,903 7,467 7,794 6,196 6,391 7,767 8,364 8,456

Toko Obat 7,101 5,028 7,000 5,246 4,518 5,405 6,610 6,843

Penyalur Perbekalan Alkes 555 574 1,061 1,152 1,639 1,982

Subpenyalur Perbekalan Alkes 621 722 291 343 711 819

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

Di kabupaten/kota, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah dikelola oleh unit pengelola obat, dahulu disebut sebagai gudang farmasi kabupaten. Perkembangan jumlah unit pengelola obat (eks gudang farmasi) kabupaten/kota pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 5.12 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.13.

GAMBAR 5.12 JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT KABUPATEN/KOTA

TAHUN 2001 – 2004

307319

332

351

200

250

300

350

400

2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

104

Page 124: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2004 jumlah Posyandu sebanyak 238.699 buah. Jumlah Posyandu ini menurun dibandingkan jumlah Posyandu tahun 2003, seperti terlihat pada Gambar 5.13 berikut ini.

GAMBAR 5.13 JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA

TAHUN 2000-2004

234526 234843

220198

242221238699

205000

210000

215000

220000

225000

230000

235000

240000

245000

1999/2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,47 atau rata-rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 3-4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di DKI Jakarta (13,41) dan DI Yogyakarta (12,27). Sedangkan rasio terkecil di Irian NAD (0,86) dan Sulawesi Tenggara (1,20). Empat provinsi datanya tidak tersedia, yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Irian Jaya Barat

Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Polindes sebanyak 26.975 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,39. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kalimantan Barat (0,84), Kepulauan Riau (0,77) dan NTB (0,67). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (di DKI Jakarta tidak ada Polindes), Banten (0,03) dan Maluku (0,08).

105

Page 125: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Pos Obat Desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Pos Obat Desa ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 6.596 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,10. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di NTB (0,27), Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah (masing-masing 0,25). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (tidak ada POD), Bali (hanya terdapat 1 POD atau rasio 0,00) dan Maluku Utara (terdapat 2 POD atau rasio 0,00). Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.14.

5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes.

Pada tahun 2004 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro, Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlah jurusan atau program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan. Dari 199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (31,66%) dan Kebidanan (23,62%), selebihnya adalah Gizi (11,56%), Kesehatan Lingkungan (10,05%), Kesehatan Gigi (9,05%), Analis Kesehatan (6,03%), Farmasi (3,02%), Teknik Elektro Medik (1,01%), Teknik Radio Diagnostik (1,01%), Fisioterapi (1,01%), Teknik Gigi (0,50%), Analis Farmasi dan Makanan (0,50%), Okupasi Terapi (0,50%), dan Ortotik Prostetik (0,50%). Jumlah institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.19.

Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 647 institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan (70,63%), sedangkan selebihnya adalah jurusan Kefarmasian (11,28%), Keteknisian Medis (10,82%), Kesehatan Masyarakat (2,94%), Keterapian Fisik (2,63%), dan Gizi (1,73%). Bila dilihat menurut kepemilikannya, jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2004, 78,21% adalah milik swasta, sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (15,76%), TNI/POLRI (5,26%), dan Departemen Kesehatan (Pusat) (0,77%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status kepemilikan pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.21.

106

Page 126: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

B. TENAGA KESEHATAN 1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan

Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah data PUPNS tahun 2003, data tenaga PTT, data SDM (Sumber Daya Manusia) di rumah sakit dan data SDM di Puskesmas.

Berdasarkan jumlah PUPNS, PTT dan SDM rumah sakit swasta, jumlah SDM kesehatan adalah 327.078 orang, terdiri dari 301.215 orang (92,09%) tenaga kesehatan dan 25.863 orang (7,91%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (62.837 orang), diikuti Jawa Timur (34.331 orang) dan Jawa Barat (31.411 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1.131 orang), Gorontalo (1.232 orang) dan Maluku Utara (1.794 orang). Berdasarkan profesinya, dari 301.215 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 141.196 orang (46,9%) dan bidan 61.947 orang (20,6%). Jumlah dan persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini.

TABEL 5.2 JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK

TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA (DATA PUPNS, TENAGA PTT DAN TENAGA RUMAH SAKIT TAHUN 2003)

No. Jenis Tenaga Jumlah Persentase Rasio per 100.000 penduduk 1 Dokter Umum 23.904 7,93 11.01

2 Dokter Gigi 7.324 2,43 3.37

3 Dokter Spesialis 9.377 3,11 4.32

4 Dokter Gigi Spesialis 607 0,20 0.28

5 Perawat 141.196 46,88 65.05

6 Perawat Gigi 5.796 1,92 2.67

7 Bidan 61.947 20,57 28.54

8 S1 Farmasi dan Apoteker 1.811 0,60 0.83

9 Analis Farmasi 948 0,31 0.44

10 Asisten Apoteker 7.714 2,56 3.55

11 Administrator Kesmas 7.778 2,58 3.58

12 Sanitarian 13.761 4,57 6.34

13 Gizi 6.857 2,28 3.16

14 Keterapian Fisik 1.433 0,48 0.66

15 Keteknisan Medis 10.762 3,57 4.96

Jumlah 301.215 138.76Jumlah penduduk Indonesia = 217.072.346 (Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004) Sumber: Profil Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia 2004

107

Page 127: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk sebesar 138,76. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 138-139 tenaga kesehatan. Rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu masing-masing sebesar 65,05 per 100.000 penduduk dan 28,54 per 100.000 penduduk.

Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (60,123 orang), diikuti Jawa Timur (29,815orang) dan Jawa Barat (28,591orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1,054 orang), Gorontalo (1,147 orang) dan Maluku Utara (1,669 orang). Namun, jika dilihat rasio jumlah tenaga kesehatan per 100.000 penduduk, rasio tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta diikuti Papua dan NAD dan terendah adalah Banten, Lampung dan Jawa Barat. Jumlah dan rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun disajikan pada Gambar 5.15 berikut ini. Sedangkan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.22.

GAMBAR 5.14

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT MENURUT PROVINSI TAHUN 2003

60.12329.815

28.59126.991

22.06511.53511.299

9.3148.463

7.1747.095

6.5306.142

5.6595.4925.2364.9534.9244.8454.5124.4254.3174.2113.897

3.4433.2523.042

1.6691.1471.054

JATENGJATIM

JABARDKI JAKARTA

SUMUTSULSEL

NADSUMSELSUMBAR

PAPUARIAUN T TBALI

SULTENGKALTIM

JAMBID I Y

BANTENSULUT

KALSELKALTENG

N T BSULTRA

LAMPUNGKALBAR

BENGKULUMALUKU

MALUTGORONTALO

BABEL

0 5.000 10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.00065.00070.000

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

108

Page 128: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.15 RASIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 333

298281

272242

234223222

213212211

199195

188188

185163

155147

137128127126

112106

8581

7657

53

DKI JAKARTAPAPUA

NADMALUKU

SULTENGSULUTMALUT

KALTENGSULTRAKALTIM

JAMBISUMBAR

BENGKULUJATENG

BALISUMUT

N T TD I Y

KALSELSULSEL

GORONTALOSUMSEL

RIAUBABEL

N T BJATIM

KALBARJABAR

LAMPUNGBANTEN

0 50 100 150 200 250 300 350Indonesia (141per 100.000 penduduk)

per 100.000 penduduk

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2003 sebanyak 145.009

orang, terdiri dari tenaga kesehatan 133.820 orang (92,28%) dan non tenaga kesehatan 11.189 orang (7,72%). Provinsi dengan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit terbanyak adalah DKI Jakarta (25.672 orang) diikuti Jawa Timur (19.391 orang) dan Jawa Tengah (18.761 orang). Sedangkan jumlah terendah adalah Provinsi Gorontalo, Maluku Utara, dan Irian Jaya Tengah. Data SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit menurut profesi dan provinsi disajikan pada Lampiran 5.23.

Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2004 adalah 141.566 orang, 7.550 orang bekerja di Puskesmas induk dan 22.002 orang bertugas di Puskesmas Pembantu. Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 8.934 orang (PNS maupun PTT). Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.540, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2 orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 3.778 orang yang berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 40.070 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 5-6 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 48.252 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas yaitu Sarjana Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat gigi, Sanitarian, Pelaksana gizi, Analis Medis, tidak terdapat di setiap Puskesmas. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 5.24.

Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis dan provinsi (di luar tenaga kesehatan di Pusat) tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.25. Sedangkan gambaran rasio dokter per 100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.16 dan rasio perawat/SKp (Sarjana Keperawatan) per 100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.17.

109

Page 129: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.16

RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

GAMBAR 5.17 RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

2. Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter di Puskesmas, sejak tahun 1991 telah dilaksanakan pengangkatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (dokter PTT). Sampai dengan

110

Page 130: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

April 2004 penempatan dokter PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 36 angkatan. Daerah penempatannya dikategorikan menjadi 3 wilayah, yaitu daerah biasa, daerah terpencil, dan sangat terpencil. Namun sejak mulai angkatan ke-27, kebijakan kategori daerah penempatan diserahkan kepada daerah.

Jumlah kumulatif penempatan dokter PTT mulai dari angkatan I (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004) sebanyak 33.419 orang. Provinsi yang paling banyak penempatan dokter PTT adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi-provinsi baru, yaitu Provinsi Maluku Utara, Gorontalo, dan Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT menurut provinsi dan angkatan disajikan pada Lampiran 5.26.

Dokter PTT yang masih aktif sampai April 2004 jumlahnya 9.016 orang yaitu angkatan XXVIII (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004). Sebanyak 5.705 orang (63,28%) ditempatkan di daerah biasa, 2.328 orang (25,82%) di daerah terpencil dan 983 orang (10%) di daerah sangat terpencil. Provinsi dengan jumlah dokter PTT yang masih aktif terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan yang terendah adalah Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT yang masih aktif menurut kriteria penempatan dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.27.

GAMBAR 5.18 JUMLAH DOKTER PTT YANG MASIH AKTIF

MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004

100895

683605

446379

345334329324

308303294290

271252

228225

203199

187143142

129110104

79736664

JATENJABAJATI

SUMULAMPUN

JAMBSULSE

N TN ARIAN T

KALTIKALSESUMSESUMBABANTE

SUL.TENGGABENGKU

PAPUKALTEN

D IKALBA

SULTENMALUK

DKISULUBA-

GORONTAMALUKU

BAL

0 200 400 600 800 100 120 Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

111

Page 131: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Sebagaimana dokter PTT, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter gigi di Puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi, sejak tahun 1994 juga dilakukan penempatan dokter gigi sebagai pegawai tidak tetap (dokter gigi PTT). Sampai dengan April 2004 penempatan dokter gigi PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 31 angkatan. Jumlah kumulatif pengangkatan dokter gigi PTT mulai dari angkatan I sampai dengan angkatan XXXI sebanyak 8.258 orang, terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu 1.147 orang, Jawa Timur 985 orang dan Jawa Tengah 848 orang. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.28.

Jumlah dokter gigi PTT yang masih aktif sampai dengan April 2004 sebanyak 2.854 orang, ditempatkan di daerah biasa 1.930 orang (67,62%), di daerah terpencil 763 orang (26,74%) dan di daerah sangat terpencil 161 orang (5,64%). Provinsi dengan dokter gigi PTT yang masih aktif terbanyak adalah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan yang terendah adalah Maluku Utara, Bangka Belitung dan Bali. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.29.

GAMBAR 5.19

JUMLAH DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004

384358

246221

205122121

109108

95918988

6262

56535048

41363533312926

15151312

JATIMJABAR

JATENGSULSELSUMUT

BANTENRIAU

LAMPUNGSUL.TENGGARA

N T TSUMBAR

KALTIMJAMBI

BENGKULUKALSEL

D I YMALUKU

KALBARSUMSEL

N T BN A D

DKI JAKARTASULTENG

PAPUASULUT

KALTENGBALI

GORONTALOBA-BEL

MAL. UTARA

0 100 200 300 400 500 Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI Sementara itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan bidan khususnya untuk wilayah

perdesaan termasuk daerah terpencil dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah perdesaan juga dilaksanakan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) yang ditempatkan di desa. Perkembangan jumlah bidan sebagai pegawai tidak tetap pada tahun 1999/2000 – 2002/2003 dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 1994 – 2003 disajikan pada Lampiran 5.30 dan Lampiran 5.31.

112

Page 132: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.20 JUMLAH BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP

TAHUN 1999/2000 – 2002/2003

37,31935,164

33,43030,096

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003 Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

3. Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pada tahun 2001 – 2004, jumlah peserta didik pada semua institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) tidak banyak berubah. Jumlah peserta didik pada tahun 2001 sebanyak 133.243 orang yang terdiri atas peserta didik Poltekkes sebanyak 25.780 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 107.463 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2002 sebanyak 124.043 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 26.684 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 97.359 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2003 sebanyak 134.271 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 28.412 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 105.859 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2004 sebanyak 146.220 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 36.387 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 109.833 orang. Perkembangan jumlah peserta didik pada institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 – 2004 disajikan pada Gambar 5.21 di bawah ini.

GAMBAR 5.21

JUMLAH PESERTA DIDIK PADA INSTITUSI DIKNAKES TAHUN 2001 – 2004

0

50,000

100,000

150,000

200,000

Peserta didik NonPoltekkes 107,463 97,359 105,859 109,833

Peserta didik Poltekkes 25,780 26,684 28,412 36,387

2001 2002 2003 2004

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

113

Page 133: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Selanjutnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2003/2004 dan jumlah lulusan tahun

2003 di Poltekkes dan non Poltekkes menurut sekolah/jurusan/program studi lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.32 dan Lampiran 5.33.

Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 – 2004 juga relatif tidak banyak berubah. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 sebanyak 42.057 orang yang terdiri atas lulusan jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma III (JPTD-III) sebanyak 29.974 orang (71,27%), jenjang pendidikan tinggi setingkat D-I (JPTD-I) sebanyak 167 orang (0,40%), dan jenjang pendidikan menengah (JPM) sebanyak 11.916 orang (28,33%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2002 sebanyak 44.057 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 32.021 orang (72,68%), JPTD-I sebanyak 257 orang (0,58%), dan JPM sebanyak 11.779 orang (26,74%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2003 sebanyak 37.733 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 31.927 orang (84.61%), JPTD-I sebanyak 70 orang (0.19%), dan JPM sebanyak 5736 orang (15.2%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2004 sebanyak 45.562 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 41.014 orang (90,02%), JPTD-I sebanyak 87 orang (0,20%), dan JPM sebanyak 4.461 orang (9,79%). Perkembangan jumlah lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 – 2004 disajikan pada Gambar 5.22 di bawah ini.

GAMBAR 5.22

JUMLAH LULUSAN INSTITUSI DIKNAKES TAHUN 2001 – 2004

29,97432,021 31,927

41,014

167 257 70 87

11,916 11,779

5,736 4,461

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

2001 2002 2003 2004

JPTD-IIIJPTD-IJPM

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

4. Produksi Tenaga Kesehatan dan Kebutuhan Tenaga kesehatan

Produksi tenaga kesehatan di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan, kecuali untuk tenaga perawat. Produksi tenaga perawat gigi, sanitarian dan bidan tahun 2003 masing-masing hanya mencapai 11,48%,15,98% dan 18,21% dari kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004. Untuk dokter umum, kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 telah terpenuhi 65,49%, dokter gigi 49,77%, dokter spesialis 92,65%, apoteker 35,75%, asisten apoteker 40,80%, tenaga gizi 32,82%, tenaga kesehatan masyarakat 28,32%. Untuk tenaga perawat, pada tahun 2003 dihasilkan 22.484 orang perawat atau 388,93% dari kebutuhan tambahan tenaga perawat tahun 2004 yang hanya 5.781 orang. Data produksi tenaga kesehatan tahun 2003 dan

114

Page 134: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

rencana kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.34.

Berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat 2010, telah disusun perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan per tahun, sehingga pada tahun 2010 target tersebut diharapkan tercapai. Perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Lampiran 5.35. 5. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas pelatihan pra/jabatan atau pra/tugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia. Pada tahun 2004 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 9.461 orang, dengan rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 978 orang (10,34%), Diklat Pimpinan sebanyak 343 orang (3,62%), Diklat Fungsional sebanyak 528 orang (5,58%), dan Diklat Teknis sebanyak 7.612 orang (80,46%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.23 berikut ini.

GAMBAR 5.23 PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI

PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2004

Pelatihan Pra-Jabatan10.3%

Pelatihan Pimpinan

3.6%

Pelatihan Teknis80.5%

Pelatihan Fungsional

5.6%

Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang

mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2004.

115

Page 135: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 5.3 JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI

BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 1999 – 2004

1999 2000 2001 2002 2003 2004 Jenis Pelatihan

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Pelatihan Pra-Jabatan 5.196 17 4.368 25 2.465 22 206 5,5 428 4,8 978 10,3

Pelatihan Pimpinan 1.239 4 349 3 220 2 181 4,8 235 2,6 343 3,6

Pelatihan Fungsional 8.609 29 1.730 9 1.060 10 708 19,0 1.448 16,3 528 5,6

Pelatihan Teknis 14.929 50 16.336 63 7.228 66 2.640 70,7 6.793 76,3 7.612 80,5

Jumlah 29.973 100 22.783 100 10.973 100 3.735 100 8.904 100 9.461 100

Sumber : Pusdiklat, Depkes RI

Dari Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan sejak tahun 2001. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2004 dapat pula dilihat pada Lampiran 5.36.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi

pembiayaan kesehatan di Indonesia, berikut ini uraian tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran Departemen Kesehatan (APBN) baik rutin maupun pembangunan, alokasi anggaran bersumber APBN per kapita, dan alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk kesehatan, dan juga uraian mengenai pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah

Berikut ini gambaran situasi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yang mencakup anggaran Departemen Kesehatan baik rutin maupun pembangunan dan anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota.

Jumlah alokasi anggaran (rutin, pembangunan dan PHLN) Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 7.0122,54 milyar rupiah sedangkan realisasinya sebesar 3.827,71 milyar rupiah.

Anggaran rutin dialokasikan sebesar 1.372,51 milyar rupiah, sedangkan realisasinya sebesar 1.436,45 milyar rupiah (105%).

116

Page 136: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.24 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN RUTIN DEPKES

TAHUN 2000 – 2004

0

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

2,000,000,000

2,500,000,000

3,000,000,000Ribuan rupiah

Alokasi 1,380,694,850 1,511,095,708 989,069,545 1,372,514,222

Realisasi 1,950,127,181 2,613,060,056 938,407,224 1,436,450,393

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI Pada tahun 2004, jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan sebesar

1.372,51 milyar rupiah. Alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (922,13 milyar rupiah), Badan PPSDM Kesehatan (192,03 milyar rupiah), dan Ditjen Pelayanan Medik (147,81 milyar rupiah). Sedangkan yang terendah adalah untuk Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (7,87 milyar rupiah), Inspektorat Jenderal (10,54 milyar rupiah), dan Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (18,82 milyar rupiah).

Dari jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar itu, telah berhasil digunakan (realisasi) sebesar 1.436,45 milyar rupiah atau sebesar 104,7%. Persentase realisasi terbesar adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (129,5%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (117,5%), dan Inspektorat Jenderal (111,4%). Sedangkan yang terkecil adalah Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen PPMPL (96,1%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut unit kerja pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.37.

Pada periode tahun 2000 – 2004, jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan (yang terdiri atas rupiah murni dan PHLN) baik yang dikelola oleh unit pusat maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi sebagai dana dekonsentrasi, cenderung meningkat yaitu dari 1.532,62 milyar rupiah pada tahun 2000 menjadi 1.841,28 milyar rupiah pada tahun 2001 atau naik sebesar 20,14%, naik lagi menjadi 2.451,85 milyar rupiah pada tahun 2002 atau naik sebesar 33,16%, dan kemudian menjadi 5.138,55 milyar rupiah pada tahun 2003 atau naik sebesar 109,58%, dan pada tahun 2004 juga sedikit turun menjadi 4.784,19 milyar rupiah atau turun sebesar 6,9%. Sedangkan realisasinya pada tahun 2000 sebesar 853,05 milyar rupiah (55,7%), pada tahun 2001 sebesar 966,04 milyar rupiah (52,1%), pada tahun 2002 sebesar 2.287,13 milyar rupiah (93,3%), pada tahun 2003 sebesar 4.290,4 milyar rupiah (83,5%), dan pada tahun 2004 sebesar 3.767,26 milyar rupiah (78,7%). Alokasi dan realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan dapat dilihat pada Gambar 5.25 di bawah ini.

117

Page 137: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.25 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES

TAHUN 2000 – 2004

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000Ribuan rupiah

Alokasi 1,532,617,719 1,853,250,242 2,451,846,085 5,138,546,085 4,784,192,194

Realisasi 853,050,987 966,038,873 2,287,134,804 4,290,402,595 3,767,260,566

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Dari jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004

sebesar 4.784,19 milyar rupiah, alokasi terbesar adalah untuk Program Upaya Kesehatan (4,200,59 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil untuk Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya (11,97 milyar rupiah). Persentase realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 78,7%, dengan persentase realisasi terbesar adalah Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya (98,7%), Program Upaya Kesehatan (81,6%), dan Program Perbaikan Gizi (68,6%), sedangkan yang terkecil adalah Program Sumber Daya Kesehatan (49%) dan Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pemberdayaan Masyarakat (52,3%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut program pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.38.

Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat sebesar 2.228,06 milyar rupiah pada tahun 2004, alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (1.306,79 milyar rupiah), Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (525,97 milyar rupiah), dan untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (167,58 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (11,97 milyar rupiah), sedangkan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (26,96 milyar rupiah), dan untuk Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (76,5 milyar rupiah). Persentase anggaran pembangunan Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat pada tahun 2004 sebesar 87,4%, dengan persentase realisasi terbesar adalah Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (98,7%), Sekretariat Jenderal (91,4%), dan Ditjen Pelayanan Medik (90,9%), sedangkan yang terkecil adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (54%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (63,4%), dan Badan PPSDM Kesehatan (69%). Alokasi dan realisasi angagaran rutin Departemen Kesehatan menurut Eselon I Pusat pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.39.

Untuk daerah, data terakhir adalah data tahun 2003. Pada tahun 2003 alokasi terbesar adalah untuk Provinsi Jawa Timur (223,58 milyar rupiah), Jawa Tengah (191,71 milyar rupiah), dan untuk Jawa Barat (189,6 milyar rupiah). Sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Provinsi Banten (45 milyar rupiah), Maluku Utara (45,03 milyar rupiah), dan untuk Kepulauan Bangka Belitung (47,4 milyar rupiah). Realisasi anggaran pembangunan yang dialokasikan ke daerah pada tahun 2003 sebesar 80,41%. Provinsi dengan realisasi anggaran

118

Page 138: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

terbesar adalah Provinsi Banten (99,88%), Maluku Utara (99,49%), dan Jambi (99,37%). Sedangkan realisasi terkecil adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (40,11%), Bali (50,32%), dan Jawa Timur (64,24%). Realisasi anggaran pembangunan menurut provinsi pada tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.40. Perkembangan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.26 di bawah ini.

GAMBAR 5.26 ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES

MENURUT PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2000 – 2004

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000Ribuan rupiah

Daerah 789,402,923 1,081,510,18 1,010,677,64 2,477,564,59 Tdk ada data

Pusat 743,214,796 759,768,930 1,441,168,43 2,660,981,48 2,228,061,74

2000 2001 2002 2003 2004

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Sesungguhnya salah satu indikator yang cukup sensitif untuk mengetahui situasi

pembiayaan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan per kapita, namun sampai saat ini data pembiayaan kesehatan per kapita sangat sulit diperoleh, karena melibatkan data pembiayaan dari berbagai sumber seperti pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan masyarakat. Data yang tersedia adalah alokasi anggaran pembangunan kesehatan per kapita per tahun yang dihitung berdasarkan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan untuk pusat dan untuk daerah (dana dekonsentrasi), tidak termasuk anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota. Pada tahun 2000 alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita per tahun hanya 7.450 rupiah, untuk tahun 2001 hanya 8.840 rupiah, untuk tahun 2002 hanya 11.620 rupiah, dan untuk tahun 2003 hanya 23.970 rupiah. Alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita tahun 2000 – 2003 dapat dilihat pada Gambar 5.27 berikut ini.

GAMBAR 5.27 ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN BERSUMBER APBN PERKAPITA

TAHUN 2000 – 2003

7,450

4,088

11,620

23,970

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

2000 2001 2002 2003

119

Page 139: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Kesehatan dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa pemerintah daerah akan mengalokasikan 15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatan. Walaupun sampai saat ini data mengenai alokasi biaya kesehatan di kabupaten/kota secara lengkap relatif sulit dapat diperoleh, namun demikian berdasarkan hasil pengumpulan data sumber daya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, menunjukkan bahwa persentase APBD untuk kesehatan terhadap total APBD kabupaten/kota untuk tahun 2001 – 2003 relatif tidak banyak berubah dan masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan alokasi yang telah disepakati, yaitu berkisar antara 1,3% – 8%. Persentase APBD untuk kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota menurut provinsi tahun 2001 – 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.41. 2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat

Untuk melihat gambaran biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut jenis biayanya, biaya kesehatan dikelompokkan ke dalam biaya pengobatan tradisional, biaya mengobati sendiri, dan biaya produk dan jasa kesehatan lainnya. Untuk pengobatan tradisional, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga untuk adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 5.871,02), Jambi (Rp. 3.791,70), dan Bali (Rp. 3.710,31), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Gorontalo (Rp. 849,68), Papua (Rp. 904,53), dan Nusa Tenggara Barat (Rp.1.137,08). Untuk mengobati sendiri, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi Maluku Utara (Rp. 12.857,14), Papua (Rp. 10.251,98), dan DKI Jakarta (Rp. 8.860,30), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Bengkulu (Rp. 4.051,99), Sulawesi Selatan (Rp. 4.136,14), dan Nusa Tenggara Timur (Rp. 4.442,28). Untuk biaya produk dan jasa kesehatan lainnya, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 7.647,98), Papua (Rp. 6.441,40), dan Jambi (Rp. 4.445,97), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Rp. 375,19), Sulawesi Selatan (Rp. 407,45), dan Gorontalo (Rp. 526,18). Rata-rata besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut provinsi, jenis biaya kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.42.

Persentase rumah tangga menurut sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.43, Lampiran 5.43.a, dan Lampiran 5.43.b.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Tingkat kesertaan masyarakat dalam upaya jaminan pemeliharaan kesehatan selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 5.28 berikut ini.

120

Page 140: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 5.28 PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT

BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN 1993, 2001 - 2004

0

20

40

60

80

100

Non JPK 84.5 79.8 78.9 76.4 73.7

JPK 15.5 20.2 21.1 23.6 26.3

1993 2001 2002 2003 2004

Sumber: - data 1993, Laporan Bank Dunia

- data 2001, Hasil analisis lanjut data SUSENAS - data 2002-2004, Laporan Dinkes Provinsi

Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan

kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.44. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan pra upaya, yaitu Dana

Sehat, Asuransi Kesehatan (Askes), Asuransi Tenaga Kerja (Astek)/Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), dan asuransi kesehatan lainnya, serta Kartu Sehat untuk penduduk miskin. Perkembangan kepesertaan masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan pada tahun 2002 – 2004 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Rincian distribusi kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.45.

GAMBAR 5.29 PERSENTASE KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

TAHUN 2002 – 2004

02468

101214

%

2002 7.15 1.75 1.07 1.09 9.45 0.57

2003 7.19 3.59 2.18 1.04 8.31 1.3

2004 7.0 2.5 1.5 1.03 12.6 2.3

Askes Jamsostek Dana Sehat JPKM Kartu Sehat Lain-lain

Sumber: Laporan Dinkes Provinsi

121

Page 141: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB VI PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara tergabung dalam sebuah perkumpulan antar negara yang biasa dikenal dengan Association of South East Asian Nations (ASEAN). Perkumpulan ini mulai terbentuk pada tahun 1967, yang pada awalnya hanya terdiri dari lima negara dan saat ini sudah berkembang menjadi sepuluh negara anggota di dalamnya. Di antara ke-sepuluh negara anggota ASEAN ada yang termasuk dalam kategori negara maju sedangkan secara umum anggota lainnya termasuk ke dalam kategori negara berkembang. A. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data yang disampaikan dalam “WHO Health Report 2005”, tercatat bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN. Vietnam merupakan negara berpenduduk terbanyak kedua di ASEAN dengan jumlah sekitar 81 juta jiwa dan yang paling sedikit penduduknya adalah Brunei Darussalam (sekitar 358 ribu jiwa). Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduknya, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu sekitar 6.004 penduduk per km2, kemudian Philipina dengan 270 penduduk per km2 dan terakhir adalah Laos (24 penduduk per km2). 2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Selama kurun waktu 1993 – 2003, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di antara negara anggota ASEAN terjadi di negara Kamboja dengan pertumbuhan sebesar 2,7 %. Sementara itu, meski Singapura tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi ternyata laju pertumbuhan penduduknya pun merupakan tertinggi kedua di antara negara ASEAN (2,6%). Untuk kurun waktu tersebut, Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 1,4 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Thailand dengan angka sebesar 1,1 persen. 3. Penduduk Menurut Kelompok Usia

Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok usia 0–14 tahun untuk keadaan tahun 2003, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar dengan kelompok usia tersebut, masing-masing adalah 44,1% dan 42%. Sementara itu di Indonesia sebesar 29,7%, sedangkan Thailand dan Singapura merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok usia 0 – 14 tahun terendah, masing-masing 21,3% dan 20,8%.

122

Page 142: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Keadaan sebaliknya terjadi pada persentase penduduk usia 65 tahun ke atas, dimana Singapura dan Thailand yang terbesar (masing – masing 7,7% dan 6,6%). Sedangkan di Indonesia sebesar 5% dan terendah adalah Brunei Darussalam yaitu 2,4%.

GAMBAR 6.1

RASIO BEBAN TANGGUNGAN TAHUN 2003

40

46

50

53

57

58

60

66

80

82

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Persentase

Singapura

Thailand

Brunei Darussalam

Indonesia

Viet Nam

My anmar

Malay sia

Philipina

Kamboja

Laos

Sumber: WHO Health Report 2005

Persentase penduduk kelompok usia 0 – 14 tahun dan kelompok usia 65 tahun ke atas tersebut memberikan pengaruh pada Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio). Negara-negara ASEAN dengan rasio beban tanggungan tertinggi adalah Laos (82%) dan Kamboja (80%). Singapura merupakan negara dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan untuk Indonesia angka tersebut sebesar 53%. 4. Angka Kesuburan Wanita

Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) di negara-negara ASEAN pada tahun 2003 menurut WHO dalam WHO Health Report 2005, yang tertinggi terdapat di Negara Philipina dengan angka 5,9 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut rata-rata memiliki anak 5 sampai dengan 6 orang selama hidupnya, sedangkan Angka Kesuburan Wanita yang terendah terdapat di Negara Singapura dengan angka 1,3 diikuti Thailand dengan 1,9. Angka Kesuburan Wanita di Indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya berada di tingkat sedang dengan 2,3. Perbandingan Angka Kesuburan Wanita (Total Fertility Rate) secara keseluruhan di berbagai negara ASEAN dapat di lihat pada lampiran 6.2.

123

Page 143: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 6.2 ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2003

Sumber: WHO Health Report 2005

5. Angka Kelahiran Kasar

Pada Gambar 6.3, dapat dilihat bahwa Angka Kelahiran Kasar tertinggi di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2003 masih diduduki oleh Laos dengan angka 35 dan diikuti oleh Kamboja dengan angka 34, sedangkan Angka Kelahiran Kasar terendah terdapat di Singapura dengan 10 kematian per 1.000 penduduk. Indonesia, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Brunei berada di tingkat sedang. Indonesia sendiri memiliki Angka Kelahiran Kasar sebesar 21 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.

124

Page 144: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

GAMBAR 6.3 ANGKA KELAHIRAN KASAR TAHUN 2003

Sumber: SOWC – UNICEF, 2005

6. Sosial Ekonomi

Salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi suatu negara adalah Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita. Merujuk pada WHO, dalam Human Development Report 2005, di antara negara-negara anggota ASEAN yang PNB-nya paling tinggi pada tahun 2003 adalah Brunei Darussalam dengan US$ 24.100 kemudian diikuti oleh Singapura dengan PNB sebesar US$ 21.230, sedangkan Indonesia berada di urutan keempat dari bawah dengan US$ 810, setelah Myanmar, Kamboja, dan Laos dengan PNB masing-masing US$ 220, US$ 310, dan US$ 320.

Dari peta di bawah ini dapat di lihat bahwa Brunei Darussalam dan Singapura berada di tingkat negara dengan pendapatan tinggi (pendapatan di atas US$ 9.386), sedangkan Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia berada di kelompok negara-negara dengan

125

Page 145: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

pendapatan sedang (pendapatan berada di antara US$ 760 - US$ 9.386) dan Myanmar, Vietnam, Laos, serta Kamboja berada di kelompok negara-negara dengan pendapatan terendah (pendapatan kurang dari US$ 766).

GAMBAR 6.4 PENDAPATAN NASIONAL BRUTO/KAPITA TAHUN 2003

Sumber: Human Development Report 2005

7. Pembiayaan Kesehatan

Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah.

126

Page 146: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

TABEL 6.1 INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH

DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

Persentase Keseluruhan

Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap

Produk Domestik Bruto

Persentase Pengeluaran

Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan

Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang

Kesehatan terhadap Seluruh

Pengeluaran di Bidang Kesehatan

Persentase Pengeluaran Pemerintah di

Bidang Kesehatan terhadap Seluruh

Pengeluaran Pemerintah

No Negara

2002 2002 2002 2002

1 Brunei Darussalam 3.5 78.2 21.8 4.7

2 Kamboja 12 17.1 82.9 18.6

3 Indonesia 3.2 36 64 5.4

4 Laos 2.9 50.9 49.1 8.7

5 Malaysia 3.8 53.8 46.2 6.9

6 Myanmar 2.2 18.5 81.5 2.3

7 Philipina 2.9 39.1 60.9 4.7

8 Singapura 4.3 30.9 69.1 5.9

9 Thailand 4.4 69.7 30.3 17.1

10 Vietnam 5.2 29.2 70.8 6.1

Sumber: WHO Health Report 2005

Pada tahun 2002, Kamboja merupakan negara yang persentase keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB paling tinggi dengan 12% dikuti oleh Thailand dan Singapura dengan masing-masing 4,4% dan 4,3%. Untuk persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran di bidang kesehatan yang paling tinggi adalah Brunei Darussalam dengan 78,2% baru kemudian Thailand dengan 69,7%, sedangkan yang paling rendah adalah Kamboja dengan 17,1% diikuti oleh Myanmar dengan 18,5% dan secara otomatis persentase biaya yang dikeluarkan oleh sektor swasta lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Indonesia sendiri termasuk negara yang persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatannya lebih rendah dibandingkan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh sektor swasta dengan perbandingan 36:64.

Untuk indikator yang terakhir, yakni persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah, negara yang persentasenya paling tinggi adalah Kamboja dengan 18,6% dan diikuti oleh Thailand dengan 17,1%. Indonesia sendiri persentase pengeluaran pemerintahnya di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran

127

Page 147: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

pemerintah hanya 5,4% dan berada di urutan ke-empat terendah setelah Myanmar (2,3%), Philipina (4,7%), dan Brunei Darussalam (4,7%). B. DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Kematian Bayi

Berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The World’s Children 2005, Angka Kematian Bayi tertinggi pada tahun 2003 di antara negara-negara di ASEAN adalah Kamboja diikuti dengan Laos dan Myanmar dengan AKB berturut-turut adalah 97, 82, dan 76 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah adalah Singapura dengan angka 3 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Brunei Darussalam, dan Malaysia dengan angka 5 dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB untuk Vietnam, Thailand, Filipina, dan Indonesia berada di tengah-tengah AKB berturut-turut 19, 23, 27 dan 31 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup.

GAMBAR 6.5

ANGKA KEMATIAN BAYI, 2003

Sumber: SOWC – UNICEF, 2005

128

Page 148: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

2. Angka Kematian Balita

Pada tahun 2003, Myanmar dan Kamboja berturut-turut merupakan negara dengan Angka Kematian Balita tertinggi di antara negara-negara di ASEAN berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The World’s Children 2005. AKABA di kedua negara tersebut berada pada angka di atas seratus, yakni 140 untuk Kamboja dan 107 untuk Myanmar, sedangkan Laos menduduki urutan ketiga dengan AKABA sebesar 91 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Indonesia, Philipina, Thailand, dan Vietnam berturut-turut menduduki peringkat ke 4, 5, 6, dan 7 dengan AKABA sebesar 41, 36, 26, dan 23. Sedangkan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam merupakan negara-negara dengan AKABA terendah dengan AKABA masing-masing sebesar 3, 6, dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup.

GAMBAR 6.6

ANGKA KEMATIAN BALITA, 2003

Sumber: SOWC – UNICEF, 2005

129

Page 149: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

3. Angka Kematian Kasar

Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2003 Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 12 diikuti oleh Myanmar CDR sebesar 11 untuk setiap 1.000 penduduk. Sementara itu, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Kamboja berada memiliki CDR sedang dengan range antara 6 sampai 10 kematian per 1.000 penduduk. Sedangkan Malaysia, Phlipina, Singapura masing-masing memiliki nilai CDR sebesar 5 dan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR terendah dengan 3 kematian untuk setiap 1.000 penduduk.

GAMBAR 6.7

ANGKA KEMATIAN KASAR, 2003

Sumber: SOWC – UNICEF, 2005

130

Page 150: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

4. Usia Harapan Hidup

Pada tahun 2003, menurut WHO dalam WHO Health Report Tahun 2005, di antara kesepuluh negara-negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan Usia Harapan Hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi dengan 80 tahun, diikuti oleh Brunei Darussalam darussalam dan Malaysia dengan masing-masing memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) sebesar 77 dan 72 tahun seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Negara yang memiliki Usia Harapan Hidup waktu lahir terendah adalah Kamboja dengan 54 tahun diikuti oleh Myanmar dan Laos dengan UHH 59 tahun. Sedangkan Indonesia berada di urutan keempat terendah dengan 67 tahun.

5. Cakupan Imunisasi dan Vitamin A

Berdasarkan data yang didapatkan oleh UNICEF dalam WHO Health Report Tahun 2005, pada tahun 2003, Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak paling tinggi dengan cakupan sebesar 99%, sedangkan Laos merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, dan Campak paling rendah. Untuk Hepatitis B, negara yang cakupan imunisasinya terendah adalah Philipina. Untuk Imunisasi BCG selain Brunei Darussalam yang cakupannya mencapai 99%, Malaysia dan Thailand juga mencapai cakupan imunisasi BCG sebesar 99%, sedangkan untuk imunisasi DPT selain Brunei Darussalam, Vietnam juga tercatat memiliki cakupan imunisasi sebesar 99%. Indonesia sendiri, untuk cakupan imunisasi BCG berada diurutan ke-empat terendah dengan 82%, untuk imunisasi DPT, Polio, dan Campak berada di urutan ke-tiga terendah dengan 70% untuk DPT dan Polio, sedangkan untuk Campak cakupan imunisasinya adalah 72%. 6. Sumber Air Bersih dan Sanitasi

Negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2002 yang memiliki persentase tertinggi untuk cakupan penggunaan air bersih adalah Malaysia dengan 95% (di luar Brunei Darussalam dan Singapura). Negara yang cakupan penggunaan air bersihnya paling rendah adalah Kamboja dengan 34% diikuti oleh Laos dengan 43%, sedangkan Indonesia berada di posisi tengah dengan cakupan penggunaan air bersih sebesar 78%.

Untuk cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat, Thailand merupakan negara yang cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat tertinggi dengan 99%, sedangkan yang terendah adalah Laos dengan hanya 24%. Indonesia sendiri masih berada di posisi tengah dengan 52%.

131

Page 151: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BAB VII

P E N U T U P

Sesungguhnya data dan informasi sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan dan perencana pembangunan kesehatan di segala tingkat administrasi. Profil Kesehatan Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil Kesehatan Indonesia dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat digunakan untuk mengambil langkah–langkah perbaikan dari setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia ini adalah berdasarkan pencapaian Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai penilaian kinerja kabupaten/kota di provinsi masing-masing. Dengan adanya berbagai terobosan dalam rangka pengadaan data dan informasi di setiap provinsi baik moril maupun materiil yang dilakukan Pusat Data dan Informasi diharapkan Profil Kesehatan tahun-tahun yang akan datang dapat lebih cepat dan tepat. Ada beberapa data dan informasi yang tidak termasuk dalam kedua indikator tersebut, tetapi menjadi bencana nasional pada tahun 2004 juga telah kami sajikan data dan informasinya untuk menambah kayanya penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini. Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi dapat tercapai. Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004, “tak ada gading yang tak retak” walaupun masih jauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan untuk melihat seberapa jauh perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap pembangunan kesehatan secara menyeluruh.

***

132

Page 152: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 1995. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 1995. BPS, Jakarta ___________. 2000. Gender Statistics and Indicators. BPS, Jakarta ___________. 2001. Indonesia, Laporan Pembangunan Manusia 2001, Menuju Konsensus

Baru: Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia. BPS-Bappenas-UNDP, Jakarta

___________. 2000. Indikator Kesejahteraan Anak 2000. BPS, Jakarta ___________. 2001. Indikator Kesejahteraan Anak 2001. BPS, Jakarta ___________. 2004. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta ___________. 2000. Penduduk Indonesia, Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. BPS, Jakarta ___________. 2002. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2001. BPS, Jakarta ___________. 2002. Statistik Indonesia 2002. BPS, Jakarta ___________. 2003. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta ___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta ___________. 2002. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta ___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta ___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro.

Calverton, Maryland, USA ___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC

Macro. Calverton, Maryland, USA

133

Page 153: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

BPS, Depkes, dan Bank Dunia. 2003. Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2003. BPS, Jakarta

BPS, Bappenas, dan UNDP. 2004. National Human Development Report 2004, The Economics

of Democracy, Financing Human Development in Indonesia. BPS, Jakarta ___________. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator

Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003. Depkes, Jakarta

___________. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota:

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003. Depkes, Jakarta

___________. 2004. Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota: Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00SJ.SK.VI.1797. Depkes, Jakarta ___________. 2004. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1091/MENKES/SK/ X/2004. Depkes, Jakarta

___________. 2002. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Nasional (SIKNAS): Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511/MENKES/SK/V/2002. Depkes, Jakarta

___________. 2005. Profil Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

2004. Ditjen PPM-PL, Jakarta ___________. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2005 ___________. 2005. Profil Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan Indonesia 2004, Badan PPSDM, Depkes RI, Jakarta ___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan

Litbangkes, Jakarta ___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan

Litbangkes, Depkes RI, Jakarta ___________. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010: Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan RI. Depkes, Jakarta ___________. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Depkes, Jakarta ___________. 2001. Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan 2001-2004. Depkes, Jakarta

134

Page 154: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Data Susenas 2001: Status Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Kesehatan Lingkungan. Badan Litbangkes, Jakarta

___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola

Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Badan Litbangkes, Jakarta ___________. 2004. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Keputusan Menteri Dalam Negeri

dan Otonomi Daerah Nomor 13 Tahun 2001. Depdagri-Otda, Jakarta Departemen Dalam Negeri. 2003. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 A Tahun

2003 Tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. Depdagri, Jakarta Departemen Dalam Negeri RI 2005, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005

tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Depdagri, Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi se Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Provinsi 2003. Dinkes Provinsi Indonesia. 2001. Undang-undangan Nomor 25 Tahun 2001 Tentang Program Pembangunan

Nasional (Propenas) Tahun 2001-2004. Bappenas, Jakarta SEAMIC. 2003. SEAMIC Health Statistic 2003. SEAMIC/IMFJ, Tokyo UNICEF. 2004. The State of The World’s Children 2004, Girls, Education and Development. WHO. 2000. The World Health Report 1999. WHO-Geneva ___________. 2001. The World Health Report 2000. WHO-Geneva ___________. 2002. The World Health Report 2001. WHO-Geneva ___________. 2003. The World Health Report 2002. WHO-Geneva

***

135

Page 155: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.1

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 17 4 21 241 112 5.853 5.965 2 Sumatera Utara 18 7 25 326 547 4.924 5.471 3 Sumatera Barat 12 7 19 158 256 634 890 4 Riau 9 2 11 124 190 1.236 1.426 5 Jambi 9 1 10 76 117 1.072 1.189 6 Sumatera Selatan 10 4 14 149 294 2.428 2.722 7 Bengkulu 8 1 9 73 123 1.071 1.194 8 Lampung 8 2 10 164 164 1.967 2.131 9 Kepulauan Bangka Belitung 6 1 7 36 54 266 320 10 Kepulauan Riau 4 2 6 41 105 144 249 11 DKI Jakarta 1 5 6 44 267 - 267 12 Jawa Barat 16 9 25 568 547 5.231 5.778 13 Jawa Tengah 29 6 35 564 744 7.817 8.561 14 DI Yogyakarta 4 1 5 78 47 391 438 15 Jawa Timur 29 9 38 654 785 7.682 8.467 16 Banten 4 2 6 130 144 1.340 1.484 17 Bali 8 1 9 56 89 602 691 18 Nusa Tenggara Barat 7 2 9 100 91 711 802 19 Nusa Tenggara Timur 15 1 16 194 299 2.300 2.599 20 Kalimantan Barat 10 2 12 149 80 1.409 1.489 21 Kalimantan Tengah 13 1 14 93 133 1.179 1.312 22 Kalimantan Selatan 11 2 13 119 121 1.835 1.956 23 Kalimantan Timur 9 4 13 122 177 1.201 1.378 24 Sulawesi Utara 6 3 9 105 253 984 1.237 25 Sulawesi Tengah 9 1 10 99 133 1.369 1.502 26 Sulawesi Selatan 20 3 23 244 616 1.964 2.580 27 Sulawesi Tenggara 8 2 10 117 271 1.342 1.613 28 Gorontalo 4 1 5 46 83 364 447 29 Sulawesi Barat 5 5 44 47 312 359 30 Maluku 7 1 8 57 32 842 874 31 Maluku Utara 6 2 8 45 80 676 756 32 Papua 19 1 20 173 81 2.506 2.587 33 Irian Jaya Barat 8 1 9 74 41 1.154 1.195

349 91 440 5.263 7.123 62.806 69.929

Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan **) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004) Khusus untuk Provinsi NAD, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

(6)

Kelurahan Kelurahan + Desa

(9)(8)(7)

Kabupaten Kota Kabupaten + Kota Kecamatan

TAHUN 2004PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI

Indonesia

No. Provinsi*) Desa

(5)(4)(3)

J u m l a h

Page 156: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.2

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 51.937 4.075.599 782 Sumatera Utara 73.587 12.068.731 1643 Sumatera Barat 42.899 4.528.242 1064 Riau 94.560 5.679.643 605 Jambi 53.437 2.619.553 496 Sumatera Selatan 93.083 6.596.057 717 Bengkulu 19.789 1.541.551 788 Lampung 35.384 7.028.388 1999 Kepulauan Bangka Belitung 16.171 1.012.655 63

10 DKI Jakarta 664 8.725.630 13.14111 Jawa Barat 34.597 38.472.185 1.11212 Jawa Tengah 32.549 32.397.431 99513 DI Yogyakarta 3.186 3.220.808 1.01114 Jawa Timur 47.922 36.396.345 75915 Banten 8.651 9.083.144 1.05016 Bali 5.633 3.393.620 60217 Nusa Tenggara Barat 20.153 4.076.040 20218 Nusa Tenggara Timur 47.351 4.139.206 8719 Kalimantan Barat 146.807 4.010.338 2720 Kalimantan Tengah 153.564 1.867.231 1221 Kalimantan Selatan 43.546 3.219.398 7422 Kalimantan Timur 230.277 2.761.575 1223 Sulawesi Utara 15.273 2.154.235 14124 Sulawesi Tengah 63.678 2.245.242 3525 Sulawesi Selatan 62.365 8.342.083 13426 Sulawesi Tenggara 38.140 1.911.103 5027 Gorontalo 12.215 896.004 7328 Maluku 46.975 1.238.812 2629 Maluku Utara 30.895 869.235 2830 Papua 365.466 2.502.262 7

1.890.754 217.072.346 115

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI, PEBRUARI 2004

No. Provinsi Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk per Km2

(3) (4) (5)

Indonesia

Page 157: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.3

Angka Beban<4 5-9 10-14 15-49 50-64 65+ Tanggungan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 352.493 479.573 479.214 2.238.073 383.424 142.822 4.075.599 55,472 Sumatera Utara 1.286.239 1.376.628 1.408.862 6.499.220 1.056.505 441.277 12.068.731 59,733 Sumatera Barat 464.769 507.357 494.925 2.328.053 468.673 264.465 4.528.242 61,914 Riau 620.383 659.301 576.960 3.303.591 398.453 120.955 5.679.643 53,425 Jambi 248.348 287.420 276.256 1.501.148 226.918 79.463 2.619.553 51,596 Sumatera Selatan 578.431 719.371 748.100 3.733.418 596.606 220.131 6.596.057 52,337 Bengkulu 149.963 169.155 172.883 883.581 115.313 50.656 1.541.551 54,338 Lampung 640.694 755.291 797.350 3.873.145 667.295 294.613 7.028.388 54,809 Kepulauan Bangka Belitung 105.801 93.540 105.631 566.340 104.362 36.981 1.012.655 50,9810 DKI Jakarta 709.642 691.059 691.346 5.506.296 882.352 244.935 8.725.630 36,5811 Jawa Barat 3.486.197 4.005.017 4.083.414 21.299.306 3.929.630 1.668.621 38.472.185 52,4912 Jawa Tengah 2.737.737 3.032.124 3.275.325 17.387.608 3.846.299 2.118.338 32.397.431 52,5713 DI Yogyakarta 224.643 230.690 241.659 1.784.158 432.970 306.688 3.220.808 45,2714 Jawa Timur 2.860.764 3.189.236 3.147.126 20.237.176 4.599.830 2.362.213 36.396.345 46,5415 Banten 871.924 1.084.774 1.025.384 5.189.553 695.715 215.794 9.083.144 54,3416 Bali 314.085 298.059 268.813 1.889.922 414.745 207.996 3.393.620 47,2517 Nusa Tenggara Barat 435.543 437.578 480.263 2.146.112 404.536 172.008 4.076.040 59,8018 Nusa Tenggara Timur 514.048 534.984 471.443 2.033.204 399.928 185.599 4.139.206 70,1219 Kalimantan Barat 405.848 464.797 450.035 2.210.660 355.378 123.620 4.010.338 56,2920 Kalimantan Tengah 170.085 227.149 211.933 1.070.879 140.081 47.104 1.867.231 54,1921 Kalimantan Selatan 321.713 329.392 332.172 1.839.747 298.249 98.125 3.219.398 50,5822 Kalimantan Timur 280.266 297.388 272.794 1.639.549 213.828 57.750 2.761.575 49,0023 Sulawesi Utara 185.535 212.191 202.756 1.197.194 245.251 111.308 2.154.235 49,3524 Sulawesi Tengah 265.285 246.905 230.947 1.239.450 192.104 70.551 2.245.242 56,8425 Sulawesi Selatan 840.135 935.975 910.225 4.368.661 892.317 394.770 8.342.083 58,5726 Sulawesi Tenggara 229.226 231.533 226.450 1.005.595 157.918 60.381 1.911.103 64,2527 Gorontalo 95.398 103.329 97.216 490.828 82.015 27.218 896.004 56,4128 Maluku 147.645 157.196 145.558 634.571 103.781 50.061 1.238.812 67,7829 Maluku Utara 101.010 105.980 99.862 463.950 69.793 28.640 869.235 62,8630 Papua 240.403 321.678 289.627 1.468.488 159.082 22.984 2.502.262 53,74

19.884.253 22.184.670 22.214.529 120.029.476 22.533.351 10.226.067 217.072.346 52,26

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SERTA ANGKA BEBAN TANGGUNGAN PER PROVINSITAHUN 2004

No. Provinsi Kelompok Umur (tahun) Total

Page 158: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.4

Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 571.808 564.163 1.135.971 1.460.047 1.479.581 2.939.628 2.031.855 2.043.744 4.075.599

2 Sumatera Utara 2.619.830 2.657.801 5.277.631 3.416.250 3.374.850 6.791.100 6.036.080 6.032.651 12.068.731

3 Sumatera Barat 682.840 694.900 1.377.740 1.543.007 1.607.495 3.150.502 2.225.847 2.302.395 4.528.242

4 Riau 1.263.314 1.249.405 2.512.719 1.638.333 1.528.591 3.166.924 2.901.647 2.777.996 5.679.643

5 Jambi 376.195 381.795 757.990 956.509 905.054 1.861.563 1.332.704 1.286.849 2.619.553

6 Sumatera Selatan 1.107.736 1.156.272 2.264.008 2.214.557 2.117.492 4.332.049 3.322.293 3.273.764 6.596.057

7 Bengkulu 220.975 224.258 445.233 565.001 531.317 1.096.318 785.976 755.575 1.541.551

8 Lampung 806.834 771.626 1.578.460 2.847.041 2.602.887 5.449.928 3.653.875 3.374.513 7.028.388

9 Kepulauan Bangka Belitung 220.086 209.237 429.323 302.907 280.425 583.332 522.993 489.662 1.012.655

10 DKI Jakarta 4.372.337 4.353.293 8.725.630 - - - 4.372.337 4.353.293 8.725.630

11 Jawa Barat 10.102.270 9.936.917 20.039.187 9.351.231 9.081.767 18.432.998 19.453.501 19.018.684 38.472.185

12 Jawa Tengah 6.605.986 6.762.770 13.368.756 9.578.265 9.450.410 19.028.675 16.184.251 16.213.180 32.397.431

13 DI Yogyakarta 928.547 961.211 1.889.758 655.874 675.176 1.331.050 1.584.421 1.636.387 3.220.808

14 Jawa Timur 7.511.563 7.731.346 15.242.909 10.469.700 10.683.736 21.153.436 17.981.263 18.415.082 36.396.345

15 Banten 2.515.606 2.403.928 4.919.534 2.091.989 2.071.621 4.163.610 4.607.595 4.475.549 9.083.144

16 Bali 875.203 853.968 1.729.171 837.527 826.922 1.664.449 1.712.730 1.680.890 3.393.620

17 Nusa Tenggara Barat 719.323 794.577 1.513.900 1.221.552 1.340.588 2.562.140 1.940.875 2.135.165 4.076.040

18 Nusa Tenggara Timur 335.858 345.154 681.012 1.714.075 1.744.119 3.458.194 2.049.933 2.089.273 4.139.206

19 Kalimantan Barat 547.352 537.088 1.084.440 1.511.501 1.414.397 2.925.898 2.058.853 1.951.485 4.010.338

20 Kalimantan Tengah 278.052 265.559 543.611 690.181 633.439 1.323.620 968.233 898.998 1.867.231

21 Kalimantan Selatan 597.636 620.035 1.217.671 999.912 1.001.815 2.001.727 1.597.548 1.621.850 3.219.398

22 Kalimantan Timur 779.021 728.237 1.507.258 658.146 596.171 1.254.317 1.437.167 1.324.408 2.761.575

23 Sulawesi Utara 417.307 407.395 824.702 680.711 648.822 1.329.533 1.098.018 1.056.217 2.154.235

24 Sulawesi Tengah 230.089 232.430 462.519 922.692 860.031 1.782.723 1.152.781 1.092.461 2.245.242

25 Sulawesi Selatan 1.220.522 1.278.482 2.499.004 2.880.165 2.962.914 5.843.079 4.100.687 4.241.396 8.342.083

26 Sulawesi Tenggara 203.892 212.240 416.132 745.671 749.300 1.494.971 949.563 961.540 1.911.103

27 Gorontalo 113.197 122.863 236.060 326.555 333.389 659.944 439.752 456.252 896.004

28 Maluku 168.176 175.465 343.641 450.068 445.103 895.171 618.244 620.568 1.238.812

29 Maluku Utara 116.160 112.282 228.442 323.476 317.317 640.793 439.636 429.599 869.235

30 Papua 317.274 290.358 607.632 998.157 896.473 1.894.630 1.315.431 1.186.831 2.502.262

46.824.989 47.035.055 93.860.044 62.051.100 61.161.202 123.212.302 108.876.089 108.196.257 217.072.346

Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2004

Indonesia

JUMLAH PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN, DAN PROVINSITAHUN 2004

No. Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Page 159: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.5

(2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 21 16 76,192 Sumatera Utara 25 6 24,003 Sumatera Barat 19 9 47,374 Riau 17 3 17,655 Jambi 10 2 20,006 Sumatera Selatan 14 6 42,867 Bengkulu 9 8 88,898 Lampung 10 5 50,009 Kepulauan Bangka Belitung 7 3 42,86

10 DKI Jakarta 6 0 0,0011 Jawa Barat 25 2 8,0012 Jawa Tengah 35 3 8,5713 Daerah Istimewa Yogyakarta 5 2 40,0014 Jawa Timur 38 8 21,0515 Banten 6 2 33,3316 Bali 9 1 11,1117 Nusa Tenggara Barat 9 7 77,7818 Nusa Tenggara Timur 16 15 93,7519 Kalimantan Barat 12 9 75,0020 Kalimantan Tengah 14 7 50,0021 Kalimantan Selatan 13 2 15,3822 Kalimantan Timur 13 3 23,0823 Sulawesi Utara 9 2 22,2224 Sulawesi Tengah 10 9 90,0025 Sulawesi Selatan 28 18 64,2926 Sulawesi Tenggara 10 8 80,0027 Gorontalo 5 4 80,0028 Maluku 8 7 87,5029 Maluku Utara 8 6 75,0030 Papua 29 26 89,66

440 199 45,23

JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGALMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

(3)Jumlah (%)

Kabupaten Tertinggal

(5)(4)

Sumber: Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal

Provinsi

Jumlah

No.

(1)

Jumlah Kabupaten/Kota

Page 160: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.6

No Provinsi

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 583,8 28,81 573,4 28,14 1.157,2 28,472 Sumatera Utara 885,8 14,69 914,3 15,17 1.800,1 14,933 Sumatera Barat 234,2 10,66 238,2 10,37 472,4 10,464 Riau 382,2 13,19 362,2 13,05 744,4 13,125 Jambi 163,4 12,30 161,7 12,61 325,1 12,456 Sumatera Selatan 694,6 20,92 684,7 20,93 1.379,3 20,927 Bengkulu 176,3 22,44 168,8 22,35 345,1 22,398 Lampung 803,0 21,97 758,7 22,48 1.561,7 22,229 Kepulauan Bangka Belitung 46,5 8,90 45,3 9,26 91,8 9,0710 DKI Jakarta 153,9 2,52 123,2 2,83 277,1 3,1811 Jawa Barat 2.350,8 12,09 2.303,4 12,12 4.654,2 12,1012 Jawa Tengah 3.425,5 21,15 3.418,3 21,07 6.843,8 21,1113 DI Yogyakarta 301,1 19,01 315,1 19,26 616,2 19,1414 Jawa Timur 3.577,2 19,89 3.735,3 20,28 7.312,5 20,0815 Banten 401,2 8,71 378,0 8,44 779,2 8,5816 Bali 115,9 6,78 116,0 6,92 231,9 6,8517 Nusa Tenggara Barat 479,2 24,76 552,4 25,95 1.031,6 25,3818 Nusa Tenggara Timur 572,2 27,94 579,9 27,78 1.152,1 27,8619 Kalimantan Barat 283,5 13,77 274,7 14,07 558,2 13,9120 Kalimantan Tengah 98,9 10,26 95,2 10,63 194,1 10,4421 Kalimantan Selatan 113,6 7,12 117,4 7,25 231,0 7,1922 Kalimantan Timur 159,9 11,17 158,3 12,00 318,2 11,5723 Sulawesi Utara 101,3 9,24 90,9 8,62 192,2 8,9424 Sulawesi Tengah 250,4 21,78 235,9 21,63 486,3 21,6925 Sulawesi Selatan 620,4 15,15 621,1 14,66 1.241,5 14,9026 Sulawesi Tenggara 209,4 22,06 209,0 21,74 418,4 21,9027 Gorontalo 129,6 29,56 129,5 28,47 259,1 29,0128 Maluku 199,3 32,28 198,3 31,99 397,6 32,1329 Maluku Utara 55,3 12,60 52,5 12,24 107,8 12,4230 Papua 501,6 38,18 465,2 39,25 966,8 38,69

18.070,0 16,61 18.076,9 16,72 36.146,9 16,66

%%%

(4) (6) (8)(dalam ribuan) (dalam ribuan)

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2004(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINSI )

Laki-laki+PerempuanPerempuanLaki-laki

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

(3) (5) (7)

I n d o n e s i a

Jumlah Jumlah Jumlah(dalam ribuan)

Page 161: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.7

No Provinsi

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 198,4 1,75 958,8 0,00 1.157,2 3,202 Sumatera Utara 633,4 5,57 1.166,7 4,71 1.800,1 4,983 Sumatera Barat 167,8 1,48 304,6 1,23 472,4 1,314 Riau 160,5 1,41 583,9 2,36 744,4 2,065 Jambi 130,8 1,15 194,3 0,78 325,1 0,906 Sumatera Selatan 455,1 4,00 924,2 3,73 1.379,3 3,827 Bengkulu 112,8 0,99 232,3 0,94 345,1 0,958 Lampung 317,3 2,79 1.244,4 5,02 1.561,7 4,329 Kepulauan Bangka Belitung 33,0 0,29 58,8 0,24 91,8 0,25

10 DKI Jakarta 277,1 2,44 - - 277,1 0,7711 Jawa Barat 2.243,2 19,73 2.411,0 9,73 4.654,2 12,8812 Jawa Tengah 2.346,5 20,64 4.497,3 18,15 6.843,8 18,9313 DI Yogyakarta 301,4 2,65 314,8 1,27 616,2 1,7014 Jawa Timur 2.230,6 19,62 5.081,9 20,51 7.312,5 20,2315 Banten 279,9 2,46 499,3 2,02 779,2 2,1616 Bali 87,0 0,77 144,9 0,58 231,9 0,6417 Nusa Tenggara Barat 492,5 4,33 539,1 2,18 1.031,6 2,8518 Nusa Tenggara Timur 122,7 1,08 1.029,4 4,15 1.152,1 3,1919 Kalimantan Barat 173,8 1,26 414,4 1,67 558,2 1,5420 Kalimantan Tengah 33,0 0,29 161,1 0,65 194,1 0,5421 Kalimantan Selatan 63,5 0,56 167,5 0,68 231,0 0,6422 Kalimantan Timur 84,3 0,74 233,9 0,94 318,2 0,8823 Sulawesi Utara 35,9 0,32 156,3 0,63 192,2 0,5324 Sulawesi Tengah 70,5 0,62 415,8 1,68 486,3 1,3525 Sulawesi Selatan 152,2 1,34 1.089,3 4,40 1.241,5 3,4326 Sulawesi Tenggara 38,0 0,33 380,4 1,54 418,4 1,1627 Gorontalo 43,7 0,38 215,4 0,87 259,1 0,7228 Maluku 41,1 0,36 356,5 1,44 397,6 1,1029 Maluku Utara 23,9 0,21 83,9 0,34 107,8 0,3030 Papua 49,1 0,43 917,7 3,70 966,8 2,67

11.369,0 100,00 24.777,9 100,00 36.146,9 100,00

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2004(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK MISKIN NASIONAL)

(8)(6)(4)

Perkotaan Perdesaan

%%%

Perkotaan+Perdesaan

(dalam ribuan) (dalam ribuan) (dalam ribuan)Jumlah Jumlah Jumlah

(3) (5) (7)

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

Indonesia

Page 162: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.8

No Provinsi

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 198,4 17,58 958,8 32,66 1.157,2 28,472 Sumatera Utara 633,4 12,02 1.166,7 17,19 1.800,1 14,933 Sumatera Barat 167,8 12,28 304,6 9,67 472,4 10,464 Riau 160,5 6,44 583,9 18,36 744,4 13,125 Jambi 130,8 17,34 194,3 10,46 325,1 12,456 Sumatera Selatan 455,1 20,13 924,2 21,33 1.379,3 20,927 Bengkulu 112,8 25,43 232,3 21,16 345,1 22,398 Lampung 317,3 20,17 1.244,4 22,81 1.561,7 22,229 Kepulauan Bangka Belitung 33,0 7,73 58,8 10,06 91,8 9,07

10 DKI Jakarta 277,1 3,18 - - 277,1 3,1811 Jawa Barat 2.243,2 11,21 2.411,0 13,08 4.654,2 12,1012 Jawa Tengah 2.346,5 17,52 4.497,3 23,64 6.843,8 21,1113 DI Yogyakarta 301,4 15,96 314,8 23,65 616,2 19,1414 Jawa Timur 2.230,6 14,62 5.081,9 24,02 7.312,5 20,0815 Banten 279,9 5,69 499,3 11,99 779,2 8,5816 Bali 87,0 5,05 144,9 8,71 231,9 6,8517 Nusa Tenggara Bara 492,5 32,66 539,1 21,09 1.031,6 25,3818 Nusa Tenggara Timur 122,7 18,11 1.029,4 29,77 1.152,1 27,8619 Kalimantan Bara 143,8 13,29 414,4 14,15 558,2 13,9120 Kalimantan Tengah 33,0 6,13 161,1 12,20 194,1 10,4421 Kalimantan Selatan 63,5 5,28 167,5 8,33 231,0 7,1922 Kalimantan Timur 84,3 5,63 233,9 18,68 318,2 11,5723 Sulawesi Utara 35,9 4,37 156,3 11,76 192,2 8,9424 Sulawesi Tengah 70,5 15,33 415,8 23,33 486,3 21,6925 Sulawesi Selatan 152,2 6,11 1.089,3 18,65 1.241,5 14,9026 Sulawesi Tenggara 38,0 9,21 380,4 25,39 418,4 21,9027 Gorontalo 43,7 18,63 215,4 32,70 259,1 29,0128 Maluku 41,1 11,99 356,5 39,86 397,6 32,1329 Maluku Utara 23,9 10,50 83,9 13,10 107,8 12,4230 Papua 49,1 7,71 917,7 49,28 966,8 38,69

11.369,0 12,13 24.777,9 20,11 36.146,9 16,66

(8)

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 200(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINS

%

Perkotaan+PerdesaanPerdesaanPerkotaan

% %(dalam ribuan)

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

(3) (5) (7)

Indonesia

(4) (6)(dalam ribuan)

Jumlah Jumlah Jumlah(dalam ribuan)

Page 163: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.9

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4,32 1,00 6,73 2,12 6,32 1,982 Sumatera Utara 2,63 0,65 2,63 0,66 2,32 0,593 Sumatera Barat 1,81 0,43 1,74 0,43 1,52 0,374 Riau 2,01 0,48 2,46 0,66 2,28 0,705 Jambi 2,38 0,71 2,09 0,55 2,04 0,546 Sumatera Selatan 3,60 0,95 4,16 1,16 3,98 1,097 Bengkulu 3,39 0,83 4,03 1,03 3,82 0,988 Lampung 4,18 1,12 4,26 1,17 4,12 1,129 Kepulauan Bangka Belitung 1,44 0,31 1,53 0,34 1,35 0,31

10 DKI Jakarta 0,39 0,07 0,49 0,11 0,42 0,0911 Jawa Barat 2,21 0,56 2,20 0,56 1,91 0,4812 Jawa Tengah 4,00 1,05 3,93 1,07 3,58 0,9713 DI Yogyakarta 3,81 1,07 3,91 1,09 3,52 0,9614 Jawa Timur 3,88 1,03 3,80 1,02 3,42 0,9215 Banten 1,27 0,29 1,49 0,36 1,26 0,3016 Bali 0,95 0,21 1,05 0,24 0,92 0,2117 Nusa Tenggara Bara 5,01 1,28 4,87 1,32 4,35 1,1618 Nusa Tenggara Timur 6,48 1,97 5,61 1,64 5,12 1,4819 Kalimantan Bara 2,39 0,60 2,62 0,71 2,28 0,6020 Kalimantan Tengah 2,04 0,57 2,15 0,70 1,98 0,6821 Kalimantan Selatan 1,11 0,23 1,22 0,28 1,04 0,2422 Kalimantan Timur 1,90 0,46 2,27 0,63 2,06 0,6023 Sulawesi Utara 1,54 0,36 1,81 0,56 1,80 0,5424 Sulawesi Tengah 4,46 1,21 4,58 1,32 4,03 1,1425 Sulawesi Selatan 2,78 0,75 2,73 0,73 2,42 0,6326 Sulawesi Tenggara 4,81 1,44 4,13 1,06 3,80 0,9827 Gorontalo 6,20 1,79 7,02 2,43 6,95 2,3228 Maluku 6,78 1,96 6,76 1,96 6,32 1,8229 Maluku Utara 2,63 0,75 2,08 0,50 2,06 0,4530 Papua 7,91 2,25 10,69 4,00 10,56 5,01

3,01 0,79 3,13 0,85 2,89 0,78Indonesia

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

P1 (%)(3) (4) (5) (6) (7)

INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (PMENURUT PROVINSI, TAHUN 2002 - 2004

2002 2003 2004No Provinsi P2 (%)P1 (%)(8)

P2 (%)P1 (%) P2 (%)

Page 164: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.10

Alasan Ekonomi

Bukan Alasan

EkonomiJumlah Alasan

Ekonomi

Bukan Alasan

EkonomiJumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)09 DKI Jakarta 1.492.090 7.109 1.930 9.039 125.148 246.975 372.123 466.711 504.896 139.32110 Jawa Barat 9.828.448 970.874 297.560 1.268.434 1.700.719 1.675.464 3.376.183 2.909.975 1.889.094 384.76211 Jawa Tengah 8.626.258 1.908.902 1.263.016 3.171.918 815.129 971.044 1.786.173 1.901.727 1.457.989 308.45112 D.I. Yogyakarta 860.437 109.470 41.017 150.487 126.587 106.744 233.331 234.807 195.059 46.75313 Jawa Timur 10.047.266 1.833.255 974.941 2.808.196 1.079.836 1.201.854 2.281.690 2.265.892 2.255.307 436.18114 Bali 803.515 43.873 7.251 51.124 76.020 29.140 105.160 94.549 499.748 52.93428 Banten 1.974.042 212.530 101.693 314.223 268.967 308.713 577.680 574.340 382.688 125.111

33.632.056 5.086.013 2.687.408 7.773.421 4.192.406 4.539.934 8.732.340 8.448.001 7.184.781 1.493.51301 Nanggroe Aceh Darussalam 827.695 225.893 38.349 264.242 217.381 66.531 283.912 171.193 78.644 29.70402 Sumatera Utara 2.553.618 202.383 38.487 240.870 443.413 339.674 783.087 841.663 578.711 109.28703 Sumatera Barat 1.006.880 14.073 7.730 21.803 136.093 227.140 363.233 365.788 230.065 25.99106 Sumatera Selatan 1.575.574 281.825 76.355 358.180 322.975 165.148 488.123 496.942 205.645 26.68408 Lampung 1.707.646 510.885 152.276 663.161 309.009 213.182 522.191 340.081 159.932 22.28115 Nusa Tenggara Barat 1.168.021 334.709 53.319 388.028 350.241 156.585 506.826 170.851 97.166 5.15017 Kalimantan Barat 903.015 9.604 7.283 16.887 185.919 170.811 356.730 334.760 139.360 55.27819 Kalimantan Selatan 844.673 43.071 12.001 55.072 154.184 145.978 300.162 337.108 137.941 14.39021 Sulawesi Utara 551.102 80.734 19.883 100.617 91.764 62.408 154.172 139.363 124.214 32.73623 Sulawesi Selatan 1.908.096 210.849 62.106 272.955 319.838 374.555 694.393 558.105 316.868 65.77529 Bangka Belitung 245.382 22.164 6.399 28.563 34.702 32.637 67.339 92.155 54.294 3.03130 Gorontalo 231.052 30.726 16.454 47.180 46.185 45.832 92.017 48.634 31.962 11.259

13.522.754 1.966.916 490.642 2.457.558 2.611.704 2.000.481 4.612.185 3.896.643 2.154.802 401.56604 Riau 958.002 71.270 37.330 108.600 152.118 135.466 287.584 357.380 153.450 50.98805 Jambi 636.229 43.145 27.951 71.096 91.911 82.753 174.664 232.065 129.164 29.24007 Bengkulu 367.206 47.528 13.150 60.678 79.970 49.644 129.614 117.683 53.109 6.12216 Nusa Tenggara Timur 962.961 484.439 82.238 566.677 188.559 91.528 280.087 85.646 25.971 4.58018 Kalimantan Tengah 438.289 30.062 11.049 41.111 83.780 82.416 166.196 164.902 49.253 16.55720 Kalimantan Timur 619.238 40.101 13.449 53.550 97.606 86.942 184.548 168.993 143.582 68.56522 Sulawesi Tengah 547.155 114.621 31.791 146.412 121.311 74.757 196.068 132.882 62.979 17.70424 Sulawesi Tenggara 449.019 145.827 24.300 170.127 85.602 59.369 144.971 91.251 36.560 6.11025 Maluku 287.391 81.179 25.817 106.996 52.024 39.059 91.083 59.214 19.923 10.17526 Papua 322.863 159.553 13.043 172.596 64.124 23.889 88.013 35.397 19.014 7.83731 Maluku Utara 189.883 58.071 23.289 81.360 30.059 24.360 54.419 34.487 15.956 3.66132 Irian Jaya Barat 118.671 45.853 4.936 50.789 25.999 16.834 42.833 17.757 5.743 1.54933 Kepulauan Riau 228.118 6.569 2.664 9.233 20.581 33.057 53.638 63.721 75.910 25.616

6.125.025 1.328.218 311.007 1.639.225 1.093.644 800.074 1.893.718 1.561.378 790.614 248.70453.279.835 8.381.147 3.489.057 11.870.204 7.897.754 7.340.489 15.238.243 13.906.022 10.130.197 2.143.783

Sumber: BKKBN

NASIONAL

Jumlah Keluarga

Sejahtera III +

JAWA BALI

LUAR JAWA BALI

LUAR JAWA BALI

JUMLAH KELUARGA MENURUT TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PROVINSI(HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2004)

No Kode Prov

ProvinsiJumlah Kepala

Keluarga

Jumlah Keluarga Prasejahtera Jumlah Keluarga Sejahtera I Jumlah Keluarga

Sejahtera II

Jumlah Keluarga

Sejahtera III

Page 165: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.11

Perkotaan+perdesaan

Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 49,14 49,30 0,23 1,32 100,00 39,07 48,38 1,79 10,76 100,00 44,03 48,84 1,02 6,11 100,00

2 Sumatera Utara 46,29 51,65 0,39 1,66 100,00 39,19 51,45 1,28 8,09 100,00 42,71 51,55 0,84 4,90 100,00

3 Sumatera Barat 42,95 54,43 0,92 1,70 100,00 34,31 51,39 3,51 10,79 100,00 38,48 52,85 2,26 6,41 100,00

4 Riau 42,49 55,89 0,49 1,13 100,00 36,48 57,30 1,26 4,96 100,00 39,52 56,59 0,87 3,02 100,00

5 Jambi 40,69 57,27 0,54 1,50 100,00 31,85 59,41 1,67 7,08 100,00 36,33 58,32 1,10 4,25 100,00

6 Sumatera Selatan 42,38 55,44 0,56 1,61 100,00 35,27 56,32 1,28 7,13 100,00 38,85 55,88 0,92 4,36 100,00

7 Bengkulu 40,29 56,83 0,96 1,92 100,00 33,61 58,93 1,72 5,74 100,00 37,02 57,86 1,33 3,80 100,00

8 Lampung 42,31 55,50 0,65 1,55 100,00 31,65 59,90 1,44 7,01 100,00 37,20 57,61 1,03 4,16 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 42,81 54,66 0,87 1,67 100,00 32,30 57,56 2,13 8,01 100,00 37,69 56,07 1,48 4,76 100,00

10 DKI Jakarta 44,44 53,42 0,63 1,50 100,00 38,90 52,71 1,96 6,43 100,00 41,66 53,07 1,30 3,97 100,00

11 Jawa Barat 38,07 59,75 0,95 1,23 100,00 28,79 60,47 2,80 7,95 100,00 33,46 60,11 1,86 4,57 100,00

12 Jawa Tengah 38,18 58,98 0,74 2,10 100,00 27,75 58,78 2,26 11,21 100,00 32,93 58,88 1,50 6,69 100,00

13 DI Yogyakarta 40,55 56,44 0,54 2,47 100,00 31,44 55,37 2,01 11,18 100,00 35,90 55,89 1,29 6,92 100,00

14 Jawa Timur 35,06 61,88 0,94 2,12 100,00 24,41 60,17 2,66 12,76 100,00 29,63 61,01 1,82 7,55 100,00

15 Banten 42,17 56,27 0,56 1,01 100,00 33,43 57,23 2,50 6,84 100,00 37,85 56,74 1,52 3,89 100,00

16 Bali 34,77 62,09 0,64 2,50 100,00 27,81 63,55 1,15 7,49 100,00 31,31 62,82 0,90 4,98 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 39,23 57,65 1,11 2,01 100,00 32,18 54,57 4,72 8,53 100,00 35,48 56,01 3,03 5,48 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 44,15 52,53 0,39 2,93 100,00 37,74 52,03 1,75 8,48 100,00 40,87 52,27 1,09 5,77 100,00

19 Kalimantan Barat 44,40 52,93 0,52 2,15 100,00 34,93 56,71 1,30 7,06 100,00 39,81 54,76 0,90 4,53 100,00

20 Kalimantan Tengah 40,54 56,95 0,77 1,74 100,00 31,15 61,44 1,60 5,82 100,00 36,04 59,10 1,17 3,69 100,00

21 Kalimantan Selatan 38,27 58,97 1,23 1,52 100,00 30,11 57,42 2,77 9,70 100,00 34,13 58,19 2,01 5,67 100,00

22 Kalimantan Timur 41,77 56,21 0,66 1,36 100,00 32,75 60,74 1,62 4,89 100,00 37,47 58,37 1,12 3,04 100,00

23 Sulawesi Utara 37,42 59,88 0,66 2,04 100,00 29,42 61,90 1,22 7,46 100,00 33,49 60,87 0,94 4,70 100,00

24 Sulawesi Tengah 40,16 56,94 0,77 2,13 100,00 31,66 59,84 1,94 6,56 100,00 36,01 58,36 1,34 4,29 100,00

25 Sulawesi Selatan 42,99 53,57 1,05 2,39 100,00 36,74 51,01 2,56 9,69 100,00 39,76 52,25 1,83 6,16 100,00

26 Sulawesi Tenggara 41,76 56,21 0,61 1,42 100,00 34,32 56,43 1,83 7,42 100,00 37,99 56,32 1,23 4,47 100,00

27 Gorontalo 36,82 61,01 0,62 1,56 100,00 32,62 58,15 1,93 7,30 100,00 34,66 59,54 1,29 4,51 100,00

28 Maluku 44,35 52,62 0,41 2,63 100,00 39,58 51,34 1,87 7,21 100,00 41,93 51,97 1,15 4,95 100,00

29 Maluku Utara 41,07 55,93 0,86 2,14 100,00 34,97 56,78 2,14 6,11 100,00 38,02 56,35 1,50 4,12 100,00

30 Papua 40,87 56,63 0,54 1,96 100,00 31,60 62,88 1,23 4,29 100,00 36,45 59,61 0,87 3,07 100,00

39,80 57,66 0,76 1,77 100,00 30,85 57,71 2,27 9,17 100,00 35,31 57,68 1,52 5,48 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

Status PerkawinanJumlah

Status PerkawinanJumlah Jumlah

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. Provinsi

Laki-laki Perempuan Laki-laki+PerempuanStatus Perkawinan

Page 166: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.11.a

Perkotaan

Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 50,55 48,01 0,18 1,26 100,00 42,23 48,12 1,37 8,28 100,00 46,38 48,06 0,78 4,78 100,00

2 Sumatera Utara 48,37 50,05 0,41 1,17 100,00 42,07 49,16 1,38 7,39 100,00 45,18 49,60 0,90 4,32 100,00

3 Sumatera Barat 47,15 50,85 0,61 1,39 100,00 39,42 48,32 2,80 9,46 100,00 43,15 49,54 1,74 5,56 100,00

4 Riau 42,53 56,40 0,23 0,84 100,00 39,20 55,36 1,26 4,19 100,00 40,84 55,87 0,75 2,54 100,00

5 Jambi 43,41 55,50 0,22 0,88 100,00 37,06 54,90 1,31 6,73 100,00 40,21 55,20 0,77 3,83 100,00

6 Sumatera Selatan 45,58 52,68 0,54 1,20 100,00 40,85 50,46 1,04 7,65 100,00 43,15 51,54 0,80 4,51 100,00

7 Bengkulu 44,39 53,70 0,48 1,43 100,00 40,80 53,28 0,87 5,05 100,00 42,57 53,49 0,68 3,26 100,00

8 Lampung 44,82 53,40 0,59 1,19 100,00 35,84 55,19 1,46 7,50 100,00 40,42 54,28 1,02 4,28 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 44,34 53,11 0,83 1,72 100,00 33,96 55,83 1,46 8,75 100,00 39,27 54,44 1,14 5,15 100,00

10 DKI Jakarta 44,44 53,42 0,63 1,50 100,00 38,90 52,71 1,96 6,43 100,00 41,66 53,07 1,30 3,97 100,00

11 Jawa Barat 40,48 57,48 0,86 1,19 100,00 32,60 57,80 2,41 7,19 100,00 36,55 57,64 1,63 4,18 100,00

12 Jawa Tengah 40,74 56,48 0,69 2,09 100,00 31,73 54,90 2,12 11,25 100,00 36,14 55,68 1,42 6,76 100,00

13 DI Yogyakarta 45,24 51,89 0,51 2,36 100,00 37,17 50,94 1,79 10,10 100,00 41,12 51,40 1,16 6,31 100,00

14 Jawa Timur 38,88 58,52 0,79 1,81 100,00 29,27 56,48 2,44 11,82 100,00 33,97 57,48 1,63 6,92 100,00

15 Banten 43,31 55,57 0,32 0,80 100,00 35,57 57,16 2,03 5,23 100,00 39,50 56,35 1,16 2,98 100,00

16 Bali 36,01 61,42 0,66 1,92 100,00 30,37 62,12 1,35 6,15 100,00 33,21 61,76 1,00 4,03 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 41,64 55,47 1,11 1,79 100,00 34,74 52,26 4,71 8,29 100,00 37,99 53,77 3,01 5,22 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 50,43 48,07 0,22 1,28 100,00 45,68 47,25 0,91 6,16 100,00 48,02 47,65 0,57 3,75 100,00

19 Kalimantan Barat 46,43 51,15 0,65 1,78 100,01 38,57 52,49 1,14 7,80 100,00 42,53 51,81 0,89 4,76 100,00

20 Kalimantan Tengah 42,32 56,22 0,57 0,90 100,01 35,30 58,58 1,33 4,79 100,00 38,89 57,37 0,94 2,80 100,00

21 Kalimantan Selatan 39,78 58,11 1,02 1,10 100,00 33,20 55,45 2,42 8,92 100,00 36,41 56,75 1,74 5,10 100,00

22 Kalimantan Timur 43,59 55,07 0,45 0,89 100,00 35,60 58,19 1,59 4,63 100,00 39,73 56,58 1,00 2,70 100,00

23 Sulawesi Utara 38,38 58,66 0,58 2,37 100,00 32,66 58,16 1,19 7,99 100,00 35,51 58,41 0,89 5,19 100,00

24 Sulawesi Tengah 43,66 54,25 0,43 1,66 100,00 40,18 52,63 1,77 5,42 100,00 41,90 53,43 1,11 3,56 100,00

25 Sulawesi Selatan 47,49 50,42 0,73 1,36 100,00 42,07 47,60 2,09 8,23 100,00 44,69 48,96 1,43 4,92 100,00

26 Sulawesi Tenggara 45,82 53,26 0,30 0,62 100,00 42,34 51,57 1,19 4,90 100,00 44,03 52,39 0,75 2,83 100,00

27 Gorontalo 39,33 58,26 0,52 1,89 100,00 37,61 53,68 1,50 7,21 100,00 38,44 55,88 1,03 4,65 100,00

28 Maluku 46,91 51,39 0,50 1,20 100,00 43,20 48,27 2,34 6,19 100,00 44,99 49,78 1,45 3,78 100,00

29 Maluku Utara 44,07 51,63 0,98 3,32 100,00 39,65 52,55 1,75 6,05 100,00 41,88 52,08 1,36 4,67 100,00

30 Papua 41,62 57,08 0,29 1,01 100,00 34,17 61,54 0,94 3,35 100,00 38,06 59,21 0,60 2,13 100,00

42,20 55,65 0,67 1,49 100,00 34,63 54,90 2,07 8,40 100,00 38,38 55,27 1,37 4,98 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Jumlah

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. Provinsi

Laki-laki Perempuan Laki-laki+PerempuanStatus Perkawinan

Indonesia

Status PerkawinanJumlah

Status PerkawinanJumlah

Page 167: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.11.b

Perdesaan

Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 48,58 49,82 0,26 1,35 100,00 37,86 48,49 1,95 11,70 100,00 43,11 49,14 1,12 6,63 100,00

2 Sumatera Utara 44,62 52,94 0,38 2,06 100,00 36,82 53,32 1,20 8,66 100,00 40,71 53,13 0,79 5,37 100,00

3 Sumatera Barat 41,07 56,04 1,06 1,83 100,00 32,02 52,76 3,83 11,38 100,00 36,38 54,34 2,50 6,78 100,00

4 Riau 42,47 55,50 0,69 1,34 100,00 34,19 58,93 1,26 5,62 100,00 38,45 57,16 0,97 3,41 100,00

5 Jambi 39,61 57,97 0,67 1,75 100,00 29,63 61,33 1,82 7,22 100,00 34,73 59,61 1,23 4,42 100,00

6 Sumatera Selatan 40,74 56,87 0,58 1,82 100,00 32,09 59,65 1,41 6,84 100,00 36,51 58,23 0,99 4,27 100,00

7 Bengkulu 38,67 58,06 1,15 2,12 100,00 30,53 61,35 2,08 6,04 100,00 34,74 59,65 1,60 4,02 100,00

8 Lampung 41,60 56,09 0,67 1,64 100,00 30,40 61,30 1,43 6,87 100,00 36,27 58,57 1,03 4,13 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 41,66 55,82 0,89 1,63 100,00 31,05 58,86 2,63 7,45 100,00 36,50 57,30 1,74 4,46 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - - - - -

11 Jawa Barat 35,48 62,20 1,04 1,28 100,00 24,58 63,41 3,22 8,79 100,00 30,10 62,80 2,12 4,98 100,00

12 Jawa Tengah 36,41 60,72 0,77 2,11 100,00 24,87 61,59 2,36 11,18 100,00 30,65 61,15 1,56 6,63 100,00

13 DI Yogyakarta 33,83 62,95 0,57 2,64 100,00 23,24 61,71 2,32 12,74 100,00 28,42 62,32 1,46 7,80 100,00

14 Jawa Timur 32,31 64,30 1,05 2,35 100,00 20,90 62,84 2,82 13,44 100,00 26,49 63,56 1,95 8,00 100,00

15 Banten 40,72 57,15 0,86 1,27 100,00 30,80 57,32 3,07 8,82 100,00 35,78 57,24 1,96 5,02 100,00

16 Bali 33,51 62,78 0,63 3,08 100,00 25,17 65,02 0,94 8,86 100,00 29,37 63,89 0,79 5,95 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 37,75 59,00 1,10 2,15 100,00 30,64 55,97 4,72 8,67 100,00 33,95 57,38 3,04 5,64 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 42,84 53,46 0,43 3,28 100,00 36,11 53,01 1,92 8,95 100,00 39,39 53,23 1,19 6,18 100,00

19 Kalimantan Barat 43,64 53,60 0,47 2,29 100,00 33,47 58,40 1,36 6,76 100,00 38,76 55,91 0,90 4,44 100,00

20 Kalimantan Tengah 39,81 57,26 0,85 2,09 100,00 29,33 62,68 1,71 6,27 100,00 34,83 59,84 1,26 4,07 100,00

21 Kalimantan Selatan 37,35 59,50 1,37 1,78 100,00 28,17 58,66 2,98 10,19 100,00 32,72 59,08 2,18 6,02 100,00

22 Kalimantan Timur 39,59 57,59 0,91 1,91 100,00 29,14 63,96 1,67 5,22 100,00 34,68 60,58 1,27 3,47 100,00

23 Sulawesi Utara 36,83 60,62 0,72 1,84 100,00 27,29 64,36 1,24 7,11 100,00 32,21 62,43 0,97 4,39 100,00

24 Sulawesi Tengah 39,27 57,63 0,86 2,25 100,00 29,28 61,85 1,98 6,88 100,00 34,44 59,67 1,40 4,49 100,00

25 Sulawesi Selatan 41,02 54,94 1,20 2,84 100,00 34,39 52,51 2,77 10,33 100,00 37,60 53,69 2,01 6,70 100,00

26 Sulawesi Tenggara 40,62 57,04 0,69 1,65 100,00 31,97 57,85 2,02 8,16 100,00 36,25 57,45 1,36 4,94 100,00

27 Gorontalo 35,90 62,02 0,65 1,43 100,00 30,73 59,84 2,09 7,34 100,00 33,25 60,90 1,39 4,46 100,00

28 Maluku 43,33 53,10 0,37 3,19 100,00 38,06 52,62 1,67 7,65 100,00 40,68 52,86 1,03 5,43 100,00

29 Maluku Utara 39,91 57,58 0,82 1,69 100,00 33,22 58,37 2,29 6,13 100,00 36,55 57,98 1,56 3,91 100,00

30 Papua 40,62 56,49 0,62 2,26 100,00 30,78 63,31 1,32 4,59 100,00 35,93 59,74 0,95 3,37 100,00

37,96 59,21 0,84 1,99 100,00 27,88 59,91 2,43 9,78 100,00 32,93 59,56 1,63 5,88 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Jumlah

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. Provinsi

Laki-laki Perempuan Laki-laki+PerempuanStatus Perkawinan

Indonesia

Status PerkawinanJumlah

Status PerkawinanJumlah

Page 168: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.12

Laki-laki+PerempuanNo Provinsi Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Buta

Latin lainnya huruf Latin lainnya huruf Latin lainnya huruf(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 97,28 0,54 2,18 100,00 92,84 1,53 5,63 100,00 95,03 1,04 3,93 100,002 Sumatera Utara 98,28 0,18 1,54 100,00 95,18 0,47 4,34 100,00 96,72 0,33 2,95 100,003 Sumatera Barat 97,58 0,37 2,06 100,00 93,81 0,78 5,41 100,00 95,62 0,58 3,79 100,004 Riau 96,96 0,65 2,39 100,00 94,69 1,29 4,03 100,00 95,83 0,97 3,20 100,005 Jambi 96,80 1,26 1,94 100,00 91,80 2,51 5,69 100,00 94,33 1,88 3,79 100,006 Sumatera Selatan 97,13 0,48 2,40 100,00 93,76 0,99 5,25 100,00 95,46 0,73 3,81 100,007 Bengkulu 96,99 0,15 2,86 100,00 92,14 0,33 7,53 100,00 94,61 0,24 5,15 100,008 Lampung 95,32 0,94 3,75 100,00 89,99 1,42 8,59 100,00 92,76 1,17 6,07 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 95,93 0,43 3,64 100,00 90,92 0,81 8,27 100,00 93,49 0,62 5,90 100,0010 DKI Jakarta 98,91 0,31 0,78 100,00 97,00 0,68 2,33 100,00 97,95 0,49 1,56 100,0011 Jawa Barat 96,28 0,63 3,08 100,00 91,11 1,33 7,57 100,00 93,71 0,98 5,31 100,0012 Jawa Tengah 92,52 0,52 6,96 100,00 82,75 0,83 16,42 100,00 87,60 0,68 11,72 100,0013 DI Yogyakarta 92,20 0,36 7,43 100,00 81,07 0,48 18,45 100,00 86,52 0,42 13,06 100,0014 Jawa Timur 90,23 1,19 8,57 100,00 79,26 1,65 19,10 100,00 84,63 1,42 13,94 100,0015 Banten 96,03 0,86 3,10 100,00 91,06 1,43 7,51 100,00 93,58 1,14 5,28 100,0016 Bali 92,01 0,38 7,61 100,00 81,01 0,19 18,80 100,00 86,54 0,29 13,17 100,0017 Nusa Tenggara Barat 84,18 1,86 13,96 100,00 72,80 2,01 25,20 100,00 78,12 1,94 19,94 100,0018 Nusa Tenggara Timur 89,10 0,23 10,67 100,00 84,31 0,23 15,45 100,00 86,65 0,23 13,12 100,0019 Kalimantan Barat 93,18 0,72 6,10 100,00 83,83 1,33 14,84 100,00 88,65 1,02 10,33 100,0020 Kalimantan Tengah 97,01 0,74 2,25 100,00 94,43 1,13 4,44 100,00 95,77 0,93 3,30 100,0021 Kalimantan Selatan 96,99 0,51 2,49 100,00 91,47 1,80 6,73 100,00 94,19 1,17 4,64 100,0022 Kalimantan Timur 96,86 0,32 2,82 100,00 93,07 0,62 6,31 100,00 95,05 0,47 4,49 100,0023 Sulawesi Utara 99,17 0,09 0,74 100,00 98,81 0,22 0,98 100,00 98,99 0,15 0,86 100,0024 Sulawesi Tengah 95,73 0,43 3,84 100,00 92,89 0,80 6,31 100,00 94,34 0,61 5,05 100,0025 Sulawesi Selatan 87,43 1,20 11,37 100,00 82,04 1,70 16,26 100,00 84,65 1,46 13,90 100,0026 Sulawesi Tenggara 93,39 1,29 5,33 100,00 87,06 1,98 10,96 100,00 90,17 1,64 8,19 100,0027 Gorontalo 93,79 0,32 5,88 100,00 95,32 0,52 4,15 100,00 94,58 0,43 4,99 100,0028 Maluku 98,65 0,24 1,11 100,00 97,09 0,23 2,68 100,00 97,86 0,23 1,91 100,0029 Maluku Utara 97,27 0,33 2,41 100,00 93,00 0,57 6,43 100,00 95,14 0,45 4,41 100,0030 Papua 80,99 0,26 18,75 100,00 70,81 0,35 28,84 100,00 76,14 0,30 23,56 100,00

93,96 0,70 5,34 100,00 87,13 1,17 11,71 100,00 90,53 0,93 8,53 100,00`

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS,DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Perkotaan+PerdesaanLaki-laki Perempuan

Jumlah Jumlah Jumlah

Page 169: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.12.a

Perkotaan

Laki-laki+PerempuanNo Provinsi Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Buta Jumlah

Latin lainnya huruf Latin lainnya huruf Latin lainnya huruf(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 98,84 0,13 1,03 100,00 96,38 0,80 2,82 100,00 97,60 0,47 1,93 100,002 Sumatera Utara 99,36 0,10 0,53 100,00 97,10 0,48 2,42 100,00 98,22 0,29 1,49 100,003 Sumatera Barat 99,11 0,11 0,78 100,00 98,22 0,23 1,55 100,00 98,65 0,17 1,18 100,004 Riau 98,90 0,12 0,98 100,00 97,74 0,18 2,08 100,00 98,31 0,15 1,54 100,005 Jambi 98,01 1,05 0,95 100,00 95,39 1,58 3,03 100,00 96,69 1,31 2,00 100,006 Sumatera Selatan 98,74 0,22 1,04 100,00 96,29 0,88 2,84 100,00 97,48 0,56 1,96 100,007 Bengkulu 99,07 - 0,93 100,00 97,27 0,20 2,53 100,00 98,16 0,10 1,74 100,008 Lampung 96,83 0,63 2,53 100,00 93,90 0,75 5,36 100,00 95,40 0,69 3,92 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 97,53 0,35 2,12 100,00 93,74 0,99 5,27 100,00 95,68 0,66 3,66 100,00

10 DKI Jakarta 98,91 0,31 0,78 100,00 97,00 0,68 2,32 100,00 97,95 0,49 1,56 100,0011 Jawa Barat 97,72 0,46 1,83 100,00 93,95 1,10 4,95 100,00 95,84 0,78 3,38 100,0012 Jawa Tengah 95,15 0,39 4,46 100,00 86,79 0,52 12,70 100,00 90,89 0,45 8,66 100,0013 DI Yogyakarta 95,72 0,13 4,14 100,00 87,34 0,30 12,36 100,00 91,44 0,22 8,34 100,0014 Jawa Timur 95,54 0,72 3,74 100,00 87,89 1,30 10,81 100,00 91,63 1,02 7,35 100,0015 Banten 97,51 0,42 2,07 100,00 93,84 0,68 5,47 100,00 95,71 0,55 3,74 100,0016 Bali 95,15 0,21 4,64 100,00 87,58 0,21 12,22 100,00 91,39 0,21 8,40 100,0017 Nusa Tenggara Barat 88,16 1,96 9,88 100,00 78,32 2,94 18,74 100,00 82,96 2,48 14,56 100,0018 Nusa Tenggara Timur 97,67 0,05 2,28 100,00 94,97 0,13 4,90 100,00 96,30 0,09 3,61 100,0019 Kalimantan Barat 95,13 0,74 4,13 100,00 87,75 1,03 11,23 100,00 91,47 0,88 7,64 100,0020 Kalimantan Tengah 98,87 0,25 0,87 100,00 97,20 0,61 2,19 100,00 98,05 0,43 1,52 100,0021 Kalimantan Selatan 98,64 0,21 1,15 100,00 95,33 1,38 3,28 100,00 96,95 0,81 2,24 100,0022 Kalimantan Timur 98,71 0,14 1,15 100,00 96,28 0,32 3,40 100,00 97,53 0,23 2,24 100,0023 Sulawesi Utara 99,43 0,02 0,55 100,00 99,04 0,24 0,71 100,00 99,23 0,13 0,63 100,0024 Sulawesi Tengah 99,15 0,06 0,79 100,00 97,91 0,37 1,72 100,00 98,52 0,21 1,26 100,0025 Sulawesi Selatan 95,34 0,43 4,23 100,00 91,44 0,94 7,63 100,00 93,32 0,69 5,99 100,0026 Sulawesi Tenggara 98,02 0,19 1,80 100,00 94,39 0,65 4,96 100,00 96,14 0,43 3,43 100,0027 Gorontalo 97,65 0,57 1,78 100,00 98,90 0,06 1,04 100,00 98,30 0,31 1,39 100,0028 Maluku 98,61 - 1,39 100,00 98,00 0,03 1,97 100,00 98,29 0,02 1,69 100,0029 Maluku Utara 99,14 0,29 0,57 100,00 95,42 1,50 3,08 100,00 97,30 0,89 1,81 100,0030 Papua 98,67 0,05 1,28 100,00 97,52 0,22 2,26 100,00 98,12 0,13 1,75 100,00

97,01 0,43 2,56 100,00 92,16 0,85 6,99 100,00 94,56 0,64 4,79 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULISDAN PROVINSI, TAHUN 2004

Laki-laki Perempuan

Jumlah Jumlah

Page 170: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.12.b

PerdesaanLaki-laki+Perempuan

No Provinsi Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Buta Huruf Huruf ButaLatin lainnya huruf Latin lainnya huruf Latin lainnya huruf

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)1 Nanggroe Aceh Darussalam 96,66 0,70 2,63 100,00 91,49 1,81 6,71 100,00 94,02 1,26 4,71 100,002 Sumatera Utara 97,40 0,24 2,35 100,00 93,61 0,47 5,92 100,00 95,50 0,36 4,14 100,003 Sumatera Barat 96,89 0,49 2,63 100,00 91,84 1,03 7,13 100,00 94,27 0,77 4,96 100,004 Riau 95,46 1,07 3,47 100,00 92,12 2,22 5,66 100,00 93,84 1,63 4,53 100,005 Jambi 96,32 1,35 2,33 100,00 90,27 2,91 6,82 100,00 93,37 2,11 4,52 100,006 Sumatera Selatan 96,30 0,61 3,10 100,00 92,33 1,05 6,62 100,00 94,36 0,82 4,82 100,007 Bengkulu 96,17 0,21 3,62 100,00 89,94 0,38 9,67 100,00 93,16 0,29 6,55 100,008 Lampung 94,89 1,03 4,09 100,00 88,82 1,62 9,55 100,00 92,00 1,31 6,69 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 94,73 0,49 4,78 100,00 88,80 0,68 10,52 100,00 91,85 0,58 7,57 100,0010 DKI Jakarta 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0011 Jawa Barat 94,74 0,82 4,44 100,00 87,97 1,57 10,46 100,00 91,40 1,19 7,41 100,0012 Jawa Tengah 90,69 0,62 8,69 100,00 79,83 1,05 19,12 100,00 85,27 0,84 13,89 100,0013 DI Yogyakarta 87,17 0,69 12,14 100,00 72,09 0,74 27,17 100,00 79,47 0,72 19,81 100,0014 Jawa Timur 86,41 1,53 12,05 100,00 73,01 1,90 25,09 100,00 79,58 1,72 18,70 100,0015 Banten 94,16 1,43 4,42 100,00 87,62 2,36 10,02 100,00 90,90 1,89 7,21 100,0016 Bali 88,79 0,55 10,66 100,00 74,29 0,17 25,54 100,00 81,59 0,36 18,05 100,0017 Nusa Tenggara Barat 81,72 1,80 16,48 100,00 69,47 1,45 29,08 100,00 75,17 1,61 23,22 100,0018 Nusa Tenggara Timur 87,31 0,27 12,43 100,00 82,13 0,25 17,61 100,00 84,66 0,26 15,08 100,0019 Kalimantan Barat 92,45 0,71 6,84 100,00 82,26 1,46 16,28 100,00 87,56 1,07 11,37 100,0020 Kalimantan Tengah 96,24 0,94 2,82 100,00 93,22 1,35 5,43 100,00 94,80 1,14 4,06 100,0021 Kalimantan Selatan 95,99 0,70 3,31 100,00 89,04 2,06 8,89 100,00 92,49 1,39 6,12 100,0022 Kalimantan Timur 94,64 0,54 4,82 100,00 88,99 0,99 10,01 100,00 91,99 0,75 7,26 100,0023 Sulawesi Utara 99,01 0,13 0,86 100,00 98,65 0,20 1,15 100,00 98,84 0,16 1,00 100,0024 Sulawesi Tengah 94,86 0,52 4,62 100,00 91,48 0,92 7,59 100,00 93,23 0,72 6,06 100,0025 Sulawesi Selatan 83,97 1,54 14,49 100,00 77,91 2,03 20,06 100,00 80,84 1,80 17,37 100,0026 Sulawesi Tenggara 92,09 1,60 6,32 100,00 84,91 2,37 12,72 100,00 88,46 1,99 9,55 100,0027 Gorontalo 92,37 0,23 7,39 100,00 93,97 0,70 5,33 100,00 93,19 0,47 6,33 100,0028 Maluku 98,66 0,33 1,00 100,00 96,71 0,31 2,98 100,00 97,68 0,32 2,00 100,0029 Maluku Utara 96,55 0,34 3,11 100,00 92,09 0,23 7,68 100,00 94,31 0,28 5,40 100,0030 Papua 75,34 0,32 24,34 100,00 62,21 0,39 37,40 100,00 69,08 0,35 30,56 100,00

91,61 0,91 7,48 100,00 83,17 1,42 15,42 100,00 87,39 1,16 11,45 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULISDAN PROVINSI, TAHUN 2004

Laki-laki Perempuan

Jumlah Jumlah Jumlah

Page 171: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.13

Perkotaan+PerdesaanTidak/Belum Jumlah Tidak

No. Provinsi Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah JumlahSekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3,96 9,18 8,47 6,69 2,28 26,62 69,43 100,00

2 Sumatera Utara 2,49 9,08 7,96 6,24 1,22 24,50 73,02 100,00

3 Sumatera Barat 2,74 8,95 7,02 5,19 2,63 23,79 73,48 100,00

4 Riau 3,76 8,68 6,39 4,37 1,36 20,80 75,45 100,00

5 Jambi 4,56 8,62 6,69 4,19 1,01 20,51 74,94 100,00

6 Sumatera Selatan 3,67 8,73 6,99 4,35 1,31 21,38 74,95 100,00

7 Bengkulu 4,35 9,08 7,06 5,13 1,55 22,82 72,83 100,00

8 Lampung 5,48 9,10 6,86 3,64 0,84 20,44 74,07 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 6,32 7,81 5,91 4,25 0,29 18,26 75,42 100,00

10 DKI Jakarta 1,76 5,33 5,37 5,39 3,42 19,51 78,72 100,00

11 Jawa Barat 5,05 8,32 5,46 3,16 1,11 18,05 76,90 100,00

12 Jawa Tengah 10,38 7,38 6,04 3,55 1,06 18,03 71,58 100,00

13 DI Yogyakarta 12,25 4,74 5,24 4,60 7,90 22,48 65,26 100,00

14 Jawa Timur 12,73 6,43 5,04 3,21 1,26 15,94 71,34 100,00

15 Banten 5,50 9,47 6,66 4,03 1,36 21,52 72,98 100,00

16 Bali 13,41 5,89 4,71 3,72 1,24 15,56 71,03 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 19,82 9,47 6,48 3,88 0,98 20,81 59,37 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 11,34 11,37 5,29 3,01 0,86 20,53 68,13 100,00

19 Kalimantan Barat 10,35 10,24 6,07 3,56 0,79 20,66 68,98 100,00

20 Kalimantan Tengah 3,70 9,85 6,69 3,79 0,90 21,23 75,08 100,00

21 Kalimantan Selatan 4,52 8,41 5,62 3,29 1,09 18,41 77,07 100,00

22 Kalimantan Timur 3,89 7,56 6,64 5,03 1,54 20,77 75,34 100,00

23 Sulawesi Utara 0,37 5,75 6,14 4,42 1,85 18,16 81,47 100,00

24 Sulawesi Tengah 3,42 8,28 5,97 3,61 1,46 19,32 77,26 100,00

25 Sulawesi Selatan 12,95 8,43 5,73 3,68 1,85 19,69 67,36 100,00

26 Sulawesi Tenggara 8,72 9,09 7,70 4,16 1,55 22,50 68,79 100,00

27 Gorontalo 2,97 8,87 4,68 2,45 1,11 17,11 79,92 100,00

28 Maluku 1,71 9,40 8,26 5,93 1,65 25,24 73,06 100,00

29 Maluku Utara 3,71 10,08 6,96 4,53 1,31 22,88 73,41 100,00

30 Papua 22,52 10,79 5,87 3,52 0,55 20,73 56,75 100,00

7,92 7,94 5,99 3,89 1,44 19,26 72,83 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004

Masih Sekolah

Indonesia

SD/MI D-I/Univ.

Page 172: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.13.a

Perkotaan

Tidak/Belum Jumlah Tidak

No. Provinsi Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah Jumlah

Sekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,70 7,64 8,41 7,83 4,87 28,75 69,55 100,00

2 Sumatera Utara 1,43 7,67 7,63 7,33 2,20 24,83 73,73 100,00

3 Sumatera Barat 0,60 7,21 7,04 7,12 6,63 28,00 71,40 100,00

4 Riau 1,56 6,83 5,66 5,39 2,57 20,45 78,00 100,00

5 Jambi 2,57 6,85 7,17 6,07 2,56 22,65 74,78 100,00

6 Sumatera Selatan 1,94 6,93 7,61 7,40 3,16 25,10 72,96 100,00

7 Bengkulu 1,47 7,16 8,10 8,11 4,28 27,65 70,87 100,00

8 Lampung 3,92 7,78 6,59 5,83 2,74 22,94 73,14 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 4,11 7,28 6,80 6,50 0,64 21,22 74,67 100,00

10 DKI Jakarta 1,76 5,33 5,37 5,39 3,42 19,51 78,72 100,00

11 Jawa Barat 3,37 7,72 5,98 4,19 1,83 19,72 76,92 100,00

12 Jawa Tengah 7,71 6,90 6,15 4,74 1,98 19,77 72,52 100,00

13 DI Yogyakarta 7,59 4,34 4,90 4,80 12,50 26,54 65,87 100,00

14 Jawa Timur 6,73 5,90 5,49 4,46 2,47 18,32 74,96 100,00

15 Banten 3,80 7,92 7,38 5,60 2,31 23,21 73,00 100,00

16 Bali 8,54 5,79 4,91 4,29 1,90 16,89 74,56 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 15,06 9,09 6,86 4,70 1,99 22,64 62,31 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 3,05 7,24 9,19 9,59 3,90 29,92 67,03 100,00

19 Kalimantan Barat 7,49 7,86 6,23 5,72 2,23 22,04 70,47 100,00

20 Kalimantan Tengah 1,70 7,87 7,56 6,47 2,55 24,45 73,86 100,00

21 Kalimantan Selatan 2,21 6,95 5,87 4,87 2,31 20,00 77,80 100,00

22 Kalimantan Timur 1,64 6,51 6,99 6,21 2,28 21,99 76,37 100,00

23 Sulawesi Utara 0,46 5,54 6,19 5,53 3,89 21,15 78,38 100,00

24 Sulawesi Tengah 0,83 7,12 6,99 7,73 5,25 27,09 72,08 100,00

25 Sulawesi Selatan 5,41 7,17 6,26 5,93 5,19 24,55 70,04 100,00

26 Sulawesi Tenggara 3,60 6,54 8,39 6,78 5,80 27,51 68,89 100,00

27 Gorontalo 0,49 6,29 6,46 4,45 3,03 20,23 79,29 100,00

28 Maluku 1,48 6,57 8,06 8,43 5,07 28,13 70,40 100,00

29 Maluku Utara 1,45 6,29 8,42 7,46 4,28 26,45 72,08 100,00

30 Papua 1,47 7,02 7,61 6,89 1,65 23,17 75,36 100,00

4,52 6,84 6,20 5,20 2,76 21,00 74,47 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004

Masih Sekolah

Indonesia

SD/MI D-I/Univ.

Page 173: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.13.b

PerdesaanTidak/Belum Jumlah Tidak

No. Provinsi Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah JumlahSekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4,84 9,78 8,49 6,24 1,27 25,78 69,38 100,00

2 Sumatera Utara 3,34 10,23 8,22 5,36 0,41 24,22 72,43 100,00

3 Sumatera Barat 3,69 9,73 7,00 4,32 0,84 21,89 74,41 100,00

4 Riau 5,52 10,17 6,97 3,55 0,38 21,07 73,39 100,00

5 Jambi 5,38 9,34 6,49 3,41 0,37 19,61 75,00 100,00

6 Sumatera Selatan 4,61 9,71 6,65 2,69 0,31 19,36 76,03 100,00

7 Bengkulu 5,53 9,87 6,64 3,90 0,42 20,83 73,63 100,00

8 Lampung 5,94 9,48 6,94 3,01 0,30 19,73 74,33 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 7,97 8,21 5,24 2,57 0,02 16,04 75,98 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - - -

11 Jawa Barat 6,89 8,98 4,89 2,03 0,34 16,24 76,88 100,00

12 Jawa Tengah 12,27 7,72 5,97 2,71 0,42 16,82 70,91 100,00

13 DI Yogyakarta 18,91 5,32 5,73 4,32 1,32 16,69 64,40 100,00

14 Jawa Timur 17,05 6,82 4,71 2,30 0,39 14,22 68,73 100,00

15 Banten 7,63 11,41 5,77 2,07 0,17 19,42 72,94 100,00

16 Bali 18,39 5,99 4,50 3,13 0,56 14,18 67,42 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 22,73 9,69 6,25 3,38 0,37 19,69 57,58 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 13,06 12,23 4,48 1,64 0,23 18,58 68,36 100,00

19 Kalimantan Barat 11,46 11,17 6,01 2,72 0,23 20,13 68,41 100,00

20 Kalimantan Tengah 4,54 10,69 6,32 2,65 0,20 19,86 75,60 100,00

21 Kalimantan Selatan 5,96 9,31 5,47 2,31 0,33 17,42 76,61 100,00

22 Kalimantan Timur 6,66 8,86 6,20 3,58 0,63 19,27 74,07 100,00

23 Sulawesi Utara 0,32 5,87 6,10 3,72 0,56 16,25 83,43 100,00

24 Sulawesi Tengah 4,11 8,59 5,70 2,51 0,45 17,25 78,64 100,00

25 Sulawesi Selatan 16,26 8,99 5,49 2,69 0,39 17,56 66,18 100,00

26 Sulawesi Tenggara 10,18 9,82 7,50 3,41 0,33 21,06 68,76 100,00

27 Gorontalo 3,90 9,83 4,01 1,70 0,40 15,94 80,16 100,00

28 Maluku 1,80 10,55 8,35 4,90 0,25 24,05 74,15 100,00

29 Maluku Utara 4,57 11,52 6,40 3,42 0,18 21,52 73,91 100,00

30 Papua 29,27 12,00 5,32 2,44 0,20 19,96 50,78 100,00

10,56 8,79 5,81 2,87 0,40 17,87 71,55 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004

Masih Sekolah

Indonesia

SD/MI D-I/Univ.

Page 174: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.14

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATASMENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan+PerdesaanTidak Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

No. Provinsi Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ JumlahIjazah MTs. D-III D-IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 21,48 29,37 23,44 19,67 2,40 0,62 0,97 2,01 0,04 25,71 100,002 Sumatera Utara 21,92 28,03 23,94 18,14 4,85 0,52 0,82 1,71 0,08 26,12 100,003 Sumatera Barat 28,92 27,16 18,99 16,02 4,31 0,85 1,34 2,3 0,11 24,93 100,004 Riau 23,11 28,94 20,00 19,13 5,36 0,63 1,04 1,73 0,07 27,96 100,005 Jambi 27,56 33,09 19,94 12,89 3,45 0,76 0,73 1,53 0,04 19,40 100,006 Sumatera Selatan 27,82 35,10 18,05 13,15 3,09 0,64 0,71 1,42 0,02 19,03 100,007 Bengkulu 27,74 29,37 19,73 14,87 3,98 1,23 0,90 2,11 0,05 23,14 100,008 Lampung 31,46 33,43 19,10 10,43 3,46 0,49 0,53 1,04 0,06 16,01 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 37,46 31,94 14,33 8,56 5,25 0,79 0,78 0,84 0,04 16,26 100,0010 DKI Jakarta 12,02 20,29 21,53 27,01 9,14 1,02 3,44 5,22 0,31 46,14 100,0011 Jawa Barat 26,63 37,86 16,84 12,06 3,39 0,58 1,02 1,52 0,10 18,67 100,0012 Jawa Tengah 32,27 35,78 16,47 8,59 4,04 0,61 0,85 1,35 0,04 15,48 100,0013 DI Yogyakarta 26,58 22,30 17,13 18,38 7,70 1,19 1,97 4,44 0,30 33,98 100,0014 Jawa Timur 34,07 31,98 16,02 10,58 4,15 0,44 0,54 2,16 0,07 17,94 100,0015 Banten 26,85 32,18 17,54 15,84 3,89 0,68 1,23 1,72 0,08 23,44 100,0016 Bali 30,61 27,95 13,89 17,95 4,15 1,52 1,01 2,78 0,14 27,55 100,0017 Nusa Tenggara Barat 45,19 26,36 13,55 10,60 1,63 0,59 0,52 1,52 0,04 14,90 100,0018 Nusa Tenggara Timur 41,24 33,32 11,69 8,66 2,68 0,47 0,65 1,26 0,04 13,76 100,0019 Kalimantan Barat 39,48 29,16 17,37 9,33 2,51 0,56 0,53 0,97 0,08 13,98 100,0020 Kalimantan Tengah 22,64 35,86 23,35 12,36 2,70 0,90 0,76 1,41 0,02 18,15 100,0021 Kalimantan Selatan 29,65 34,08 17,39 12,74 3,02 0,83 0,53 1,73 0,03 18,88 100,0022 Kalimantan Timur 22,39 26,74 20,66 19,41 5,83 0,89 1,26 2,66 0,16 30,21 100,0023 Sulawesi Utara 20,18 28,09 23,01 19,93 4,93 0,73 0,73 2,25 0,15 28,72 100,0024 Sulawesi Tengah 26,41 36,44 18,77 11,51 3,27 0,92 0,51 2,10 0,06 18,37 100,0025 Sulawesi Selatan 35,68 28,68 15,75 12,58 3,13 0,67 0,77 2,65 0,08 19,88 100,0026 Sulawesi Tenggara 28,96 31,05 18,68 14,34 3,04 0,68 0,61 2,56 0,08 21,31 100,0027 Gorontalo 35,28 35,78 12,25 10,46 3,73 0,74 0,63 1,04 0,10 16,70 100,0028 Maluku 20,72 33,39 21,22 17,40 3,47 1,31 0,65 1,72 0,12 24,67 100,0029 Maluku Utara 30,11 30,88 20,40 13,38 2,62 0,59 0,38 1,61 0,03 18,61 100,0030 Papua 44,27 23,66 14,38 11,24 3,97 0,43 0,58 1,40 0,08 17,70 100,00

29,40 32,27 17,62 13,07 4,06 0,64 0,94 1,92 0,08 20,71 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

SMU +

Indonesia

S2-S3SD/MI SMU/ MA SMK D-I/D-II

Page 175: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.14.a

PerkotaanTidak

No. Provinsi Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ JumlahIjazah MTs. D-III D-IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 14,51 19,61 22,24 31,33 4,51 1,04 1,85 4,81 0,10 100,00

2 Sumatera Utara 15,70 22,22 24,36 25,50 6,77 0,75 1,47 3,11 0,14 100,00

3 Sumatera Barat 16,69 19,31 19,99 28,66 6,52 0,90 2,76 4,86 0,32 100,00

4 Riau 13,67 18,59 19,86 31,63 9,69 0,94 2,05 3,42 0,15 100,00

5 Jambi 17,69 25,74 20,92 21,61 7,26 1,13 1,90 3,62 0,12 100,00

6 Sumatera Selatan 17,75 24,55 20,64 25,12 5,67 1,03 1,59 3,59 0,05 100,00

7 Bengkulu 14,46 19,61 22,47 25,05 7,87 1,90 2,41 6,04 0,19 100,00

8 Lampung 22,19 24,98 20,11 19,07 7,43 0,92 1,62 3,44 0,24 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 26,15 28,22 19,29 14,39 8,07 0,92 1,34 1,53 0,10 100,00

10 DKI Jakarta 12,02 20,29 21,53 27,01 9,14 1,02 3,44 5,22 0,31 100,00

11 Jawa Barat 20,41 30,89 19,85 18,37 5,21 0,75 1,77 2,57 0,18 100,00

12 Jawa Tengah 26,14 29,93 18,74 13,95 6,29 0,79 1,57 2,49 0,09 100,00

13 DI Yogyakarta 19,82 17,87 16,81 25,79 8,66 1,26 3,03 6,28 0,48 100,00

14 Jawa Timur 23,37 26,77 19,32 17,64 6,93 0,66 0,97 4,19 0,13 100,00

15 Banten 19,62 23,69 20,43 24,48 5,89 0,94 2,06 2,75 0,14 100,00

16 Bali 22,95 23,85 15,86 24,21 5,08 2,01 1,56 4,24 0,25 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 40,18 24,37 13,91 14,52 2,41 0,75 0,94 2,82 0,10 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 16,74 23,59 20,86 24,60 6,40 0,99 1,94 4,72 0,16 100,00

19 Kalimantan Barat 28,17 21,87 19,48 19,46 5,30 0,91 1,55 2,96 0,30 100,00

20 Kalimantan Tengah 15,91 25,27 24,22 22,12 5,15 1,61 1,92 3,73 0,06 100,00

21 Kalimantan Selatan 20,64 25,83 19,92 22,70 5,05 1,11 1,05 3,62 0,07 100,00

22 Kalimantan Timur 15,28 22,32 21,22 25,78 7,96 1,10 1,96 4,14 0,25 100,00

23 Sulawesi Utara 14,61 19,96 22,61 29,13 7,28 0,67 1,26 4,1 0,38 100,00

24 Sulawesi Tengah 14,53 21,33 22,07 25,67 6,55 1,36 1,65 6,53 0,31 100,00

25 Sulawesi Selatan 20,96 22,44 18,39 23,87 4,91 1,03 1,89 6,25 0,25 100,00

26 Sulawesi Tenggara 16,75 20,49 17,50 29,40 5,26 1,20 1,61 7,52 0,27 100,00

27 Gorontalo 20,21 27,25 17,55 22,37 6,75 1,22 1,24 3,12 0,31 100,00

28 Maluku 11,49 20,34 21,17 32,54 6,35 1,87 1,64 4,22 0,38 100,00

29 Maluku Utara 18,06 18,56 20,76 28,94 6,35 0,81 1,38 5,02 0,11 100,00

30 Papua 12,82 17,89 21,74 30,22 9,99 0,89 1,59 4,67 0,18 100,00

20,41 25,77 19,93 20,94 6,50 0,88 1,78 3,61 0,18 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATASMENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

SD/MI SMU/MA SMK D-I/D-II S2-S3

Page 176: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.14.b

PerdesaanTidak

No. Provinsi Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ JumlahIjazah MTs. D-III D-IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 24,20 33,19 23,90 15,11 1,58 0,46 0,62 0,92 0,02 100,00

2 Sumatera Utara 26,96 32,74 23,60 12,17 3,29 0,34 0,3 0,57 0,03 100,00

3 Sumatera Barat 34,40 30,69 18,55 10,34 3,32 0,82 0,71 1,15 0,02 100,00

4 Riau 30,70 37,28 20,11 9,06 1,87 0,37 0,22 0,37 0,01 100,00

5 Jambi 31,62 36,12 19,54 9,31 1,88 0,60 0,25 0,67 0,01 100,00

6 Sumatera Selatan 33,28 40,82 16,65 6,66 1,70 0,43 0,22 0,24 - 100,00

7 Bengkulu 33,19 33,38 18,61 10,70 2,38 0,95 0,28 0,5 - 100,00

8 Lampung 34,14 35,87 18,80 7,93 2,31 0,36 0,21 0,35 0,01 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 45,94 34,73 10,61 4,19 3,14 0,69 0,36 0,33 - 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - - - - -

11 Jawa Barat 33,41 45,47 13,55 5,17 1,41 0,39 0,21 0,38 0,00 100,00

12 Jawa Tengah 36,61 39,91 14,87 4,79 2,44 0,49 0,33 0,55 0,01 100,00

13 DI Yogyakarta 36,25 28,64 17,59 7,79 6,33 1,09 0,45 1,81 0,05 100,00

14 Jawa Timur 41,79 35,73 13,64 5,48 2,14 0,27 0,23 0,7 0,02 100,00

15 Banten 35,89 42,80 13,93 5,03 1,39 0,34 0,20 0,43 0,00 100,00

16 Bali 38,46 32,14 11,87 11,55 3,20 1,01 0,45 1,3 0,02 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 48,24 27,57 13,33 8,21 1,16 0,49 0,27 0,72 0,01 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 46,32 35,33 9,79 5,36 1,92 0,36 0,38 0,54 0,01 100,00

19 Kalimantan Barat 43,87 31,99 16,56 5,40 1,43 0,42 0,14 0,2 - 100,00

20 Kalimantan Tengah 25,51 40,37 22,98 8,20 1,65 0,60 0,26 0,42 - 100,00

21 Kalimantan Selatan 35,23 39,20 15,82 6,56 1,77 0,65 0,21 0,56 - 100,00

22 Kalimantan Timur 31,16 32,20 19,98 11,56 3,21 0,64 0,40 0,83 0,03 100,00

23 Sulawesi Utara 23,71 33,25 23,26 14,09 3,43 0,78 0,40 1,08 0,01 100,00

24 Sulawesi Tengah 29,58 40,47 17,89 7,73 2,40 0,80 0,21 0,92 - 100,00

25 Sulawesi Selatan 42,15 31,42 14,59 7,63 2,35 0,51 0,28 1,06 0,01 100,00

26 Sulawesi Tenggara 32,46 34,08 19,02 10,02 2,40 0,54 0,32 1,13 0,03 100,00

27 Gorontalo 40,89 38,96 10,27 6,02 2,60 0,56 0,40 0,27 0,02 100,00

28 Maluku 24,50 38,73 21,23 11,21 2,29 1,08 0,25 0,69 0,02 100,00

29 Maluku Utara 34,70 35,57 20,26 7,45 1,20 0,51 - 0,31 - 100,00

30 Papua 54,36 25,51 12,01 5,15 2,04 0,28 0,26 0,35 0,04 100,00

36,39 37,33 15,82 6,94 2,17 0,45 0,28 0,61 0,01 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATASMENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

SD/MI SMU/SM SMK D-I/D-II S2-S3

Page 177: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.15

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 572.625 164.263 28,69 98.839 60,17 2 Sumatera Utara 2.194.168 792.832 36,13 558.925 70,50 3 Sumatera Barat 541.308 177.808 32,85 113.949 64,09 4 R i a u 747.584 366.587 49,04 278.700 76,03 5 Jambi 535.416 152.671 28,51 96.633 63,29 6 Sumatera Selatan 1.309.545 1.309.545 100,00 433.856 33,13 7 Bengkulu 375.333 211.512 56,35 121.699 57,54 8 Lampung 1.615.939 858.868 53,15 540.755 62,96 9 Kepulauan Bangka Belitung - -10 Kepulauan Riau 177.874 10.607 5,96 7.753 73,09 11 DKI Jakarta 136.397 3.680 2,70 1.151 31,28 12 Jawa Barat 10.623.935 3.156.110 29,71 1.749.413 55,43 13 Jawa Tengah 6.997.108 2.219.885 31,73 1.573.488 70,88 14 DI Yogyakarta 687.877 301.206 43,79 195.616 64,94 15 Jawa Timur 8.775.972 2.677.880 30,51 984.875 36,78 16 Banten - -17 Bali 690.892 262.037 37,93 213.110 81,33 18 Nusa Tenggara Barat 701.716 369.973 52,72 182.446 49,31 19 Nusa Tenggara Timur20 Kalimantan Barat 482.746 112.942 23,40 47.930 42,44 21 Kalimantan Tengah 324.622 115.131 35,47 54.289 47,15 22 Kalimantan Selatan 343.557 230.359 67,05 100.004 43,41 23 Kalimantan Timur 685.965 166.821 24,32 101.283 60,71 24 Sulawesi Utara 464.148 358.076 77,15 219.189 61,21 25 Sulawesi Tengah 438.016 230.678 52,66 139.541 60,49 26 Sulawesi Selatan 1.433.155 682.523 47,62 432.302 63,34 27 Sulawesi Tenggara 407.338 274.276 67,33 150.329 54,81 28 Gorontalo - -29 Maluku 61.494 55.329 89,97 40.565 73,32 30 Maluku Utara 159.140 68.454 43,01 39.024 57,01 31 Papua - - -

41.483.870 15.330.053 36,95 8.475.664 55,29

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi% Sehat

(7)

Rumah Tangga Sehat

Jumlah Seluruhnya(6)

Jumlah Sehat

PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT PROVINSITAHUN 2004

(3) (4)

Jumlah Diperiksa % Diperiksa(5)

Page 178: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.16

Jumlah yang ada

Jumlah diperiksa

Jumlah sehat

% sehat Jumlah yang ada

Jumlah diperiksa

Jumlah sehat

% sehat Jumlah yang ada

Jumlah diperiksa

Jumlah sehat

% sehat Jumlah yang ada

Jumlah diperiksa

Jumlah sehat

% sehat Jumlah yang ada

Jumlah diperiksa

Jumlah sehat

% sehat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 5 5 5 100,00 82 52 42 80,77 19 18 18 100,00 143 102 77 75,49 143 102 77 75,49

2 Sumatera Utara 826 648 528 81,48 3.001 2.238 1.559 69,66 337 300 184 61,33 4.518 3.116 2.247 72,11 8.682 6.302 4.518 71,69

3 Sumatera Barat 89 55 45 81,82 1.241 947 540 57,02 674 477 228 47,80 6.621 3.820 2.187 57,25 8.760 6.322 3.733 59,05

4 Riau 174 147 94 63,95 1.777 1.189 759 63,84 335 193 58 30,05 4.551 1.544 860 55,70 6.312 2.030 1.631 80,34

5 Jambi 122 84 66 78,57 782 561 355 63,28 188 102 57 55,88 4.488 1.776 982 55,29 6.850 3.102 1.711 55,16

6 Sumatera Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Bengkulu 86 74 62 83,78 399 328 240 73,17 157 134 35 26,12 1.963 1.689 1.081 64,00 2.833 2.419 1.529 63,21

8 Lampung 130 101 90 89,11 3.740 2.293 1.489 64,94 522 461 299 64,86 2.846 1.786 1.100 61,59 7.238 4.641 2.978 64,17

9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau 13 125 44 35,20 51 68 27 39,71 6 42 7 16,67 11 161 157 97,52 568 510 89,79

11 DKI Jakarta 102 59 57,84 135 58 42,96 23 8 34,78 48 30 62,50 34 18 52,94

12 Jawa Barat 688 568 453 79,75 3.904 3.559 2.089 58,70 557 480 265 55,21 13.905 9.361 6.735 71,95 19.054 13.968 9.542 68,31

13 Jawa Tengah 1.021 643 527 81,96 6.685 5.177 3.721 71,88 1.675 1.331 679 51,01 68.881 41.256 32.189 78,02 48.262 48.407 37.115 76,67

14 DI Yogyakarta 279 275 271 98,55 845 654 545 83,33 204 174 129 74,14 757 692 604 87,28 2.085 1.795 1.549 86,30

15 Jawa Timur 638 488 448 91,80 4.270 2.311 1.540 66,64 1.590 1.338 710 53,06 8.989 19.291 4.033 20,91 31.585 18.885 10.765 57,00

16 Banten - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

17 Bali 1.220 824 786 95,39 3.519 2.437 1.723 70,70 340 254 177 69,69 25.602 15.212 11.635 76,49 30.681 18.727 14.321 76,47

18 Nusa Tenggara Barat 154 134 122 91,04 648 370 295 79,73 103 99 45 45,45 5.979 3.287 2.123 64,59 6.884 3.890 2.585 66,45

19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

20 Kalimantan Barat 120 60 56 93,33 885 526 328 62,36 379 272 99 36,40 7.252 2.966 2.017 68,00 8.636 3.824 2.500 65,38

21 Kalimantan Tengah 80 61 38 62,30 714 637 429 67,35 88 68 14 20,59 1.195 687 452 65,79 4.497 2.525 1.238 49,03

22 Kalimantan Selatan 90 90 79 87,78 3.123 2.835 2.254 79,51 363 314 64 20,38 11.489 10.688 7.259 67,92 15.065 13.275 9.157 68,98

23 Kalimantan Timur 372 349 284 81,38 1.377 1.077 903 83,84 170 157 61 38,85 6.532 4.739 3.423 72,23 3.578 2.315 1.966 84,92

24 Sulawesi utara 109 119 105 88,24 1.118 935 620 66,31 153 148 88 59,46 1.737 1.898 985 51,90 3.552 3.124 1.945 62,26

25 Sulawesi Tengah 132 114 107 93,86 368 290 238 82,07 213 204 123 60,29 993 993 576 58,01 2.181 2.081 1.381 66,36

26 Sulawesi Selatan 510 389 243 62,47 1.954 1.543 828 53,66 668 574 234 40,77 8.898 5.557 2.954 53,16 12.030 8.063 4.259 52,82

27 Sulawesi Tenggara 101 83 69 83,13 636 474 232 48,95 302 286 82 28,67 2.707 2.417 1.544 63,88 4.063 3.648 2.104 57,68

28 Gorontalo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

29 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

30 Maluku 54 45 42 93,33 389 363 232 63,91 39 30 16 53,33 256 172 132 76,74 336 324 242 74,69

31 Maluku Utara 66 59 44 74,58 288 230 149 64,78 47 30 19 63,33 622 491 317 64,56 1.023 810 529 65,31

32 Papua - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

33 Irian Jaya Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7.079 5.642 4.667 82,72 41.796 31.229 21.195 67,87 9.129 7.509 3.699 49,26 190.935 133.749 85.699 64,07 234.330 171.181 117.903 68,88

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004

Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiHotel Restoran/Rumah Makan Pasar TUPM Lainnya Jumlah TUPM

Page 179: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.16.a

JUMLAH TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DIPERIKSA DAN PERSENTASE TPM MEMENUHI SYARATMENURUT PROVINSI TAHUN 2003

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 9.516 3.295 34,63 2.124 64,46 2 Sumatera Utara 6.471 2.155 33,30 1.040 48,26 3 Sumatera Barat 5.004 3.237 64,69 1.839 56,81 4 Riau 3.536 2.838 80,26 1.730 60,96 5 Jambi 3.058 1.628 53,24 838 51,47 6 Sumatera Selatan 5.404 4.345 80,40 3.106 71,48 7 Bengkulu 1.224 643 52,53 375 58,32 8 Lampung 3.668 2.604 70,99 1.664 63,90 9 Kepulauan Bangka Belitung 1.199 1.069 89,16 892 83,44

10 DKI Jakarta 6.888 278 4,04 44 15,83 11 Jawa Barat 26.937 15.516 57,60 8.108 52,26 12 Jawa Tengah 3.804 2.304 60,57 1.389 60,29 13 DI Yogyakarta 3.579 2.098 58,62 1.728 82,36 14 Jawa Timur 14.610 9.583 65,59 5.799 60,51 15 Banten 5.365 392 7,31 148 37,76 16 Bali 13.050 3.802 29,13 1.455 38,27 17 Nusa Tenggara Barat 4.487 4.894 109,07 2.854 58,32 18 Nusa Tenggara Timur 947 951 100,42 585 61,51 19 Kalimantan Barat 3.644 3.328 91,33 2.503 75,21 20 Kalimantan Tengah 3.558 2.051 57,64 856 41,74 21 Kalimantan Selatan 8.403 7.011 83,43 4.830 68,89 22 Kalimantan Timur 4.073 2.728 66,98 1.697 62,21 23 Sulawesi Utara 3.017 2.246 74,44 1.271 56,59 24 Sulawesi Tengah 1.744 1.692 97,02 1.263 74,65 25 Sulawesi Selatan 4.197 2.787 66,40 1.842 66,09 26 Sulawesi Tenggara 1.488 1.289 86,63 661 51,28 27 Gorontalo 1.753 1.325 75,58 773 58,34 28 Maluku 249 243 97,59 113 46,50 29 Maluku Utara 1.206 896 74,30 358 39,96 30 Papua 2.392 2.116 88,46 1.936 91,49

154.471 89.344 57,84 53.821 60,24

Sumber: Ditjen PPM-PL Depkes RI, Profil PPM-PL Tahun 2003

(7)

Indonesia

(3) (4) (5) (6)

Memenuhi SyaratJumlah % Jumlah %

No. Provinsi TPM TerdaftarDiperiksa

Page 180: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.17

<19 20 - 49 50 - 99 100 - 149 150+ Jumlah < 19 20 - 49 50 - 99 100 -149 150 + Jumlah < 19 20 - 49 50 - 99 100 -149 150 + Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,88 33,44 50,13 9,70 4,86 100,00 1,06 40,27 53,41 4,49 0,78 100,00 1,28 38,43 52,53 5,89 1,87 100,00

2 Sumatera Utara 1,37 32,66 48,98 10,99 6,00 100,00 2,17 47,72 44,49 4,03 1,59 100,00 1,84 41,35 46,39 6,97 3,45 100,00

3 Sumatera Barat 5,26 24,83 40,43 16,42 13,05 100,00 3,37 37,72 49,47 7,58 1,85 100,00 3,93 33,91 46,8 10,20 5,16 100,00

4 Riau 4,01 34,02 46,12 11,35 4,51 100,00 1,32 44,82 46,32 5,70 1,85 100,00 2,50 40,07 46,23 8,18 3,02 100,00

5 Jambi 1,53 31,26 48,34 13,45 5,42 100,00 2,37 44,90 48,03 3,53 1,17 100,00 2,14 41,19 48,12 6,23 2,33 100,00

6 Sumatera Selatan 4,24 47,23 37,46 6,56 4,51 100,00 2,60 46,95 45,28 3,80 1,37 100,00 3,13 47,04 42,74 4,70 2,39 100,00

7 Bengkulu 7,85 36,98 41,21 9,10 4,87 100,00 1,90 42,87 51,12 2,99 1,11 100,00 3,59 41,20 48,31 4,73 2,18 100,00

8 Lampung 2,18 26,09 55,64 10,70 5,39 100,00 1,39 30,81 60,41 5,64 1,76 100,00 1,56 29,79 59,38 6,73 2,54 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 0,99 41,84 50,02 5,65 1,51 100,00 0,86 43,10 44,68 8,38 2,98 100,00 0,91 42,55 47,01 7,19 2,34 100,00

10 DKI Jakarta 16,00 32,30 29,03 10,54 12,13 100,00 - - - - - - 16,00 32,30 29,03 10,54 12,13 100,00

11 Jawa Barat 4,41 36,02 44,65 9,30 5,62 100,00 1,68 46,23 45,18 5,00 1,92 100,00 3,03 41,19 44,92 7,12 3,75 100,00

12 Jawa Tengah 2,42 18,11 54,44 16,48 8,54 100,00 0,34 14,17 59,87 17,09 8,54 100,00 1,18 15,77 57,67 16,84 8,54 100,00

13 DI Yogyakarta 21,39 12,88 38,46 14,44 12,82 100,00 0,37 9,37 52,3 22,26 15,69 100,00 13,30 11,53 43,79 17,45 13,93 100,00

14 Jawa Timur 6,96 26,03 47,88 12,00 7,13 100,00 0,60 26,90 55,24 11,34 5,92 100,00 3,20 26,54 52,23 11,61 6,41 100,00

15 Banten 7,99 24,23 47,43 13,77 6,58 100,00 1,17 44,76 46,67 6,37 1,04 100,00 4,93 33,44 47,09 10,45 4,09 100,00

16 Bali 18,53 30,43 31,75 11,16 8,13 100,00 7,42 51,14 32,93 6,33 2,18 100,00 13,10 40,56 32,33 8,79 5,22 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 12,84 52,70 27,34 4,99 2,13 100,00 10,59 65,51 20,48 2,69 0,73 100,00 11,41 60,88 22,96 3,52 1,24 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 6,64 54,94 30,28 5,20 2,94 100,00 3,43 67,42 27,00 1,65 0,51 100,00 3,94 65,43 27,52 2,21 0,89 100,00

19 Kalimantan Barat 1,16 34,25 48,24 9,68 6,68 100,00 1,92 56,87 36,93 3,14 1,13 100,00 1,73 51,11 39,81 4,81 2,54 100,00

20 Kalimantan Tengah 4,29 42,28 44,56 6,14 2,73 100,00 0,81 49,31 44,74 4,29 0,84 100,00 1,82 47,27 44,69 4,83 1,39 100,00

21 Kalimantan Selatan 5,87 36,96 39,74 11,05 6,37 100,00 4,03 44,10 45,68 5,01 1,19 100,00 4,71 41,47 43,49 7,23 3,10 100,00

22 Kalimantan Timur 3,73 38,77 38,00 11,34 8,15 100,00 1,27 42,27 44,23 8,48 3,75 100,00 2,59 40,40 40,9 10,01 6,10 100,00

23 Sulawesi Utara 6,18 40,93 39,94 6,67 6,28 100,00 2,07 55,57 36,65 4,46 1,26 100,00 3,65 49,92 37,92 5,31 3,20 100,00

24 Sulawesi Tengah 3,30 41,51 34,38 10,53 10,28 100,00 1,78 50,74 39,41 5,77 2,30 100,00 2,08 48,91 38,42 6,71 3,87 100,00

25 Sulawesi Selatan 5,91 30,47 45,13 12,68 5,80 100,00 1,42 32,09 54,96 9,52 2,02 100,00 2,75 31,61 52,05 10,45 3,14 100,00

26 Sulawesi Tenggara 9,02 31,08 39,60 11,14 9,16 100,00 1,34 39,81 49,10 7,65 2,10 100,00 3,00 37,92 47,05 8,40 3,63 100,00

27 Gorontalo 2,82 44,70 37,54 9,46 5,48 100,00 8,07 68,29 18,24 2,93 2,47 100,00 6,68 62,06 23,34 4,65 3,26 100,00

28 Maluku 3,85 47,04 36,53 11,00 1,59 100,00 0,67 52,20 42,89 3,56 0,69 100,00 1,60 50,69 41,04 5,72 0,95 100,00

29 Maluku Utara 3,29 17,66 54,69 21,53 2,83 100,00 0,57 27,05 64,81 7,49 0,07 100,00 1,29 24,58 62,15 11,18 0,80 100,00

30 Papua 10,04 52,84 29,01 4,63 3,48 100,00 15,62 68,56 13,83 1,50 0,49 100,00 14,32 64,90 17,36 2,22 1,19 100,00

6,50 30,23 44,52 11,55 7,20 100,00 1,87 37,19 48,94 8,35 3,65 100,00 3,84 34,23 47,06 9,71 5,16 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M2) DAN PROVINSI

No. ProvinsiLuas Lantai ( M2 )

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

TAHUN 2004

Page 181: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.18

Bukan Bukan Bukantanah tanah tanah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Nanggroe Aceh Darussalam 97,09 2,91 100,00 87,51 12,49 100,00 90,09 9,91 100,002 Sumatera Utara 97,97 2,03 100,00 93,98 6,02 100,00 95,67 4,33 100,003 Sumatera Barat 98,61 1,39 100,00 96,89 3,11 100,00 97,40 2,60 100,004 Riau 97,47 2,53 100,00 94,78 5,22 100,00 95,96 4,04 100,005 Jambi 96,31 3,69 100,00 92,14 7,86 100,00 93,28 6,72 100,006 Sumatera Selatan 96,71 3,29 100,00 84,28 15,72 100,00 88,33 11,67 100,007 Bengkulu 98,08 1,92 100,00 96,60 13,40 110,00 89,86 10,14 100,008 Lampung 93,61 6,39 100,00 70,33 29,67 100,00 75,34 24,66 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 99,34 0,66 100,00 95,66 4,34 100,00 97,26 2,74 100,0010 DKI Jakarta 96,15 3,85 100,00 - - - 96,15 3,85 100,0011 Jawa Barat 95,13 4,87 100,00 89,86 10,14 100,00 92,46 7,54 100,0012 Jawa Tengah 84,62 15,38 100,00 57,51 42,49 100,00 68,52 31,48 100,0013 DI Yogyakarta 94,62 5,38 100,00 77,78 22,22 100,00 88,14 11,86 100,0014 Jawa Timur 91,50 8,50 100,00 67,60 32,40 100,00 77,36 22,64 100,0015 Banten 93,77 6,23 100,00 84,92 15,08 100,00 89,80 10,20 100,0016 Bali 96,76 3,24 100,00 89,51 10,49 100,00 93,21 6,79 100,0017 Nusa Tenggara Barat 88,42 11,58 100,00 81,33 18,67 100,00 83,89 16,11 100,0018 Nusa Tenggara Timur 88,63 11,37 100,00 47,70 52,30 100,00 54,21 45,79 100,0019 Kalimantan Barat 97,09 2,91 100,00 96,49 3,51 100,00 96,64 3,36 100,0020 Kalimantan Tengah 96,91 3,09 100,00 96,18 3,82 100,00 96,39 3,61 100,0021 Kalimantan Selatan 97,04 2,96 100,00 96,53 3,47 100,00 96,71 3,29 100,0022 Kalimantan Timur 96,59 3,41 100,00 93,85 6,15 100,00 95,31 4,69 100,0023 Sulawesi Utara 97,04 2,96 100,00 90,75 9,25 100,00 93,18 6,82 100,0024 Sulawesi Tengah 96,87 3,13 100,00 83,39 16,61 100,00 86,05 13,95 100,0025 Sulawesi Selatan 96,54 3,46 100,00 95,07 4,93 100,00 95,51 4,49 100,0026 Sulawesi Tenggara 90,32 9,68 100,00 88,03 11,97 100,00 88,53 11,47 100,0027 Gorontalo 96,98 3,02 100,00 83,80 16,20 100,00 87,28 12,72 100,0028 Maluku 93,39 6,61 100,00 77,80 22,20 100,00 82,33 17,67 100,0029 Maluku Utara 91,97 8,03 100,00 77,06 22,94 100,00 80,98 19,02 100,0030 Papua 94,89 5,11 100,00 73,05 26,95 100,00 78,13 21,87 100,00

93,30 6,7 100,00 78,68 21,32 100,00 84,90 15,10 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Jumlah Tanah Jumlah Tanah Jumlah

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI TERLUAS DAN PROVINSI

No. ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Tanah

TAHUN 2004

Page 182: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.19

Perkotaan+Perdesaan

Jumlah Jumlah Sumber Sumber

air minum air minumterlindung tak terlindung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,12 14,66 2,33 48,90 2,70 0,79 70,50 24,43 2,87 2,07 0,15 29,522 Sumatera Utara 0,81 22,60 10,95 34,36 7,19 1,64 77,55 12,29 6,16 3,25 0,74 22,443 Sumatera Barat 0,66 19,95 3,78 36,03 9,31 2,37 72,10 15,51 7,38 4,18 0,83 27,904 Riau 2,18 11,70 3,12 34,66 1,55 22,46 75,67 20,30 0,74 2,36 0,92 24,325 Jambi 0,40 16,80 1,30 37,14 1,14 12,74 69,52 20,06 1,00 9,33 0,08 30,476 Sumatera Selatan 0,97 16,87 2,06 40,40 0,78 5,49 66,57 19,59 0,97 12,53 0,34 33,437 Bengkulu 0,19 12,32 1,96 36,06 5,46 - 55,99 39,63 2,20 2,16 0,03 44,028 Lampung 1,83 5,30 1,60 54,81 2,62 0,66 66,82 28,55 2,93 1,35 0,35 33,189 Bangka Belitung 0,64 5,28 7,48 55,06 1,53 0,60 70,59 26,76 1,92 0,16 0,57 29,41

10 DKI Jakarta 11,25 48,60 32,91 6,46 0,06 0,34 99,62 0,16 - 0,02 0,20 0,3811 Jawa Barat 2,25 11,91 26,24 34,73 9,73 0,13 84,99 8,95 4,82 0,62 0,61 15,0012 Jawa Tengah 1,16 14,00 10,99 46,97 12,25 0,80 86,17 9,06 3,77 0,68 0,33 13,8413 DI Yogyakarta 6,69 9,61 8,91 57,07 2,56 5,47 90,31 8,04 1,49 - 0,17 9,7014 Jawa Timur 3,58 18,86 15,48 41,06 8,59 0,65 88,22 7,53 3,17 0,44 0,65 11,7915 Banten 3,84 16,10 38,02 21,97 4,16 1,19 85,28 9,23 3,39 1,61 0,48 14,7116 Bali 8,58 42,96 3,72 21,51 13,39 3,81 93,97 1,79 3,48 0,70 0,04 6,0117 Nusa Tenggara Barat 1,80 12,26 6,35 54,32 11,26 - 85,99 10,87 1,84 0,95 0,34 14,0018 Nusa Tenggara Timur 0,14 18,15 0,91 19,03 22,84 1,77 62,84 9,35 22,79 4,64 0,38 37,1619 Kalimantan Barat 1,08 9,76 0,99 6,07 2,56 40,17 60,63 8,14 3,18 28,00 0,05 39,3720 Kalimantan Tengah 0,50 16,29 10,70 16,85 0,47 5,75 50,56 7,14 0,80 41,46 0,04 49,4421 Kalimantan Selatan 0,70 33,63 13,17 14,48 0,31 2,96 65,25 17,25 0,96 16,43 0,12 34,7622 Kalimantan Timur 1,40 49,00 3,93 11,15 2,49 7,62 75,59 9,57 0,70 13,69 0,45 24,4123 Sulawesi Utara 1,31 27,81 3,38 33,79 17,34 1,71 85,34 12,70 1,84 0,03 0,09 14,6624 Sulawesi Tengah 0,38 15,51 16,43 24,04 15,41 1,26 73,03 14,71 5,81 6,35 0,10 26,9725 Sulawesi Selatan 0,48 22,52 9,56 31,33 9,65 1,82 75,36 15,55 5,94 2,98 0,17 24,6426 Sulawesi Tenggara 0,13 25,74 3,23 32,04 8,24 2,78 72,16 19,84 4,16 3,44 0,40 27,8427 Gorontalo 0,27 16,97 1,92 53,50 0,57 - 73,23 18,54 4,75 3,46 0,03 26,7828 Maluku 0,08 22,04 2,00 31,99 21,97 0,45 78,53 14,47 5,89 0,16 0,95 21,4729 Maluku Utara 0,32 18,98 2,98 36,22 2,98 4,75 66,23 26,94 3,10 3,68 0,06 33,7830 Papua 1,06 15,45 2,32 14,52 10,60 12,24 56,19 14,20 21,73 7,41 0,47 43,81

2,45 17,96 14,37 35,95 8,07 2,66 81,46 11,16 4,04 2,87 0,46 18,53

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

TAHUN 2004

Air sungai LainnyaMata air terlindung

Sumur terlindung Air hujan Sumur tak

terlindung

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI

No. Provinsi

Sumber Air Minum Terlindung Sumber Air Minum Tak Terlindung

Air Kemasan Ledeng Pompa Mata air tak terlindung

Page 183: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.19.a

Perkotaan

Jumlah Jumlah Sumber Sumber

air minum air minumterlindung tak terlindung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3,53 43,06 3,88 2,38 36,88 1,03 90,76 8,64 0,30 0,01 0,29 9,242 Sumatera Utara 1,31 45,93 9,89 1,13 35,23 0,05 93,54 5,24 0,29 0,22 0,70 6,453 Sumatera Barat 1,74 40,95 5,56 4,91 35,82 0,79 89,77 7,45 1,26 1,36 0,16 10,234 Riau 4,51 24,45 5,01 1,62 40,25 13,95 89,79 7,64 0,33 0,27 1,98 10,225 Jambi 1,24 38,24 1,88 - 33,77 15,81 90,94 8,65 - 0,31 0,09 9,056 Sumatera Selatan 1,29 46,43 2,59 0,30 32,84 0,73 84,18 7,14 0,33 7,65 0,69 15,817 Bengkulu 0,49 27,72 4,49 2,73 44,99 - 80,42 19,49 - - 0,10 19,598 Lampung 3,22 20,58 5,34 1,02 53,08 - 83,24 15,91 0,67 - 0,19 16,779 Kepulauan Bangka Belitung 0,92 10,46 9,12 0,83 58,97 1,16 81,46 17,84 0,45 0,05 0,19 18,5310 DKI Jakarta 11,25 48,60 32,91 0,06 6,46 0,34 99,62 0,16 - 0,02 0,20 0,3811 Jawa Barat 3,82 18,77 34,22 3,20 31,92 - 91,93 5,48 1,74 0,02 0,82 8,0612 Jawa Tengah 2,44 26,58 14,11 2,83 45,51 0,03 91,50 6,87 1,26 0,11 0,25 8,4913 DI Yogyakarta 10,66 6,57 13,64 0,03 63,84 - 94,74 4,97 - - 0,28 5,2514 Jawa Timur 7,37 35,19 17,78 2,60 32,38 0,20 95,52 3,41 0,28 0,35 0,44 4,4815 Banten 5,87 22,79 55,19 0,88 10,65 0,60 95,98 3,56 0,28 0,03 0,15 4,0216 Bali 14,82 47,02 5,98 5,04 23,48 0,18 96,52 2,00 0,88 0,52 0,09 3,4917 Nusa Tenggara Barat 4,33 19,65 7,31 4,68 52,48 - 88,45 8,62 2,32 0,44 0,18 11,5618 Nusa Tenggara Timur 0,57 63,37 0,86 2,20 20,72 - 87,72 8,41 2,31 0,82 0,75 12,2919 Kalimantan Barat 3,59 22,33 0,89 0,75 4,29 59,58 91,43 5,12 0,09 3,29 0,08 8,5820 Kalimantan Tengah 1,22 40,31 28,18 0,02 15,23 1,75 86,71 3,26 0,04 9,91 0,08 13,2921 Kalimantan Selatan 1,59 67,34 5,15 - 12,89 0,22 87,19 7,95 0,06 4,59 0,22 12,8222 Kalimantan Timur 2,47 73,44 2,15 0,67 7,72 5,58 92,03 3,01 0,18 4,11 0,66 7,9623 Sulawesi Utara 0,74 49,98 5,61 1,57 32,39 0,68 90,97 8,79 0,03 - 0,20 9,0224 Sulawesi Tengah 1,32 41,70 38,95 5,29 7,30 - 94,56 3,17 2,02 - 0,25 5,4425 Sulawesi Selatan 1,42 63,87 8,26 0,91 20,37 0,05 94,88 3,93 0,16 0,69 0,33 5,1126 Sulawesi Tenggara 0,40 60,36 8,37 2,77 19,77 - 91,67 4,94 0,96 1,31 1,11 8,3227 Gorontalo 0,69 36,34 4,24 - 45,73 - 87,00 12,90 - - 0,10 13,0028 Maluku 0,26 55,82 4,62 10,03 19,39 - 90,12 6,35 0,45 - 3,07 9,8729 Maluku Utara 0,68 61,64 7,10 - 21,98 5,19 96,59 3,40 - - - 3,4030 Papua 4,10 51,58 6,21 1,37 19,32 9,48 92,06 3,80 1,84 1,07 1,24 7,95

4,94 32,84 20,75 2,15 30,94 1,40 93,02 5,14 0,79 0,55 0,49 6,97

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

TAHUN 2004

Sumber Air Minum Terlindung Sumber Air Minum Tak Terlindung

LainnyaAir sungaiMata air tak terlindung

Sumur tak terlindung

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI

Air Kemasan Ledeng Pompa Mata air terlindung

Sumur terlindung Air hujan

No. Provinsi

Page 184: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.19.b

Perdesaan

Jumlah Jumlah Sumber Sumber

air minum air minumterlindung tak terlindung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,23 4,21 1,76 2,81 53,32 0,70 63,03 30,24 3,81 2,82 0,09 36,962 Sumatera Utara 0,45 5,52 11,73 11,62 33,73 2,79 65,84 17,45 10,46 5,47 0,77 34,153 Sumatera Barat 0,21 11,13 3,03 11,16 36,11 3,04 64,68 18,90 9,94 5,36 1,11 35,314 Riau 0,35 1,68 1,64 1,50 30,27 29,15 64,59 30,26 1,06 4,00 0,09 35,415 Jambi 0,08 8,79 1,09 1,57 38,40 11,60 61,53 24,32 1,37 12,70 0,08 38,476 Sumatera Selatan 0,81 2,60 1,80 1,00 44,05 7,78 58,04 25,60 1,28 14,89 0,18 41,957 Bengkulu 0,07 6,21 0,95 6,54 32,53 - 46,30 47,61 3,07 3,02 - 53,708 Lampung 1,45 1,12 0,57 3,06 55,29 0,84 62,33 32,01 3,55 1,72 0,39 37,679 Kepulauan Bangka Belitung 0,42 1,28 6,22 2,07 52,04 0,17 62,20 33,63 3,06 0,25 0,86 37,8010 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - -11 Jawa Barat 0,73 5,23 18,46 16,09 37,46 0,27 78,24 12,32 7,82 1,21 0,40 21,7512 Jawa Tengah 0,29 5,40 8,85 18,68 47,96 1,32 82,50 10,56 5,49 1,06 0,38 17,4913 DI Yogyakarta 0,34 14,45 1,34 6,61 46,24 14,21 83,19 12,95 3,87 - - 16,8214 Jawa Timur 0,97 7,60 13,88 12,72 47,05 0,95 83,17 10,38 5,16 0,50 0,79 16,8315 Banten 1,35 7,88 16,93 8,18 35,88 1,92 72,14 16,20 7,22 3,56 0,89 27,8716 Bali 2,06 38,73 1,36 22,13 19,45 7,60 91,33 1,58 6,19 0,89 - 8,6617 Nusa Tenggara Barat 0,37 8,08 5,81 14,99 55,36 - 84,61 12,14 1,57 1,24 0,43 15,3818 Nusa Tenggara Timur 0,05 9,59 0,92 26,74 18,71 2,11 58,12 9,53 26,67 5,37 0,31 41,8819 Kalimantan Barat 0,22 5,46 1,03 3,17 6,68 33,53 50,09 9,18 4,24 36,46 0,04 49,9220 Kalimantan Tengah 0,20 6,45 3,55 0,66 17,52 7,38 35,76 8,72 1,12 54,37 0,03 64,2421 Kalimantan Selatan 0,18 14,01 17,84 0,49 15,40 4,55 52,47 22,66 1,48 23,33 0,05 47,5222 Kalimantan Timur 0,18 20,92 5,98 4,58 15,08 9,97 56,71 17,10 1,30 24,69 0,20 43,2923 Sulawesi Utara 1,66 13,86 1,98 27,26 34,66 2,36 81,78 15,17 2,98 0,05 0,02 18,2224 Sulawesi Tengah 0,15 9,06 10,88 17,90 28,17 1,58 67,74 17,55 6,74 7,91 0,06 32,2625 Sulawesi Selatan 0,08 5,14 10,11 13,33 35,94 2,56 67,16 20,43 8,37 3,94 0,10 32,8426 Sulawesi Tenggara 0,05 16,20 1,82 9,75 35,43 3,54 66,79 23,95 5,04 4,03 0,20 33,2227 Gorontalo 0,12 10,01 1,08 0,77 56,29 - 68,27 20,57 6,45 4,71 - 31,7328 Maluku - 8,18 0,93 26,87 37,16 0,63 73,77 17,81 8,13 0,22 0,08 26,2429 Maluku Utara 0,19 3,75 1,51 4,04 41,30 4,59 55,38 35,33 4,21 5,00 0,07 44,6130 Papua 0,14 4,50 1,14 13,40 13,06 13,08 45,32 17,35 27,75 9,33 0,24 54,67

0,60 6,95 9,66 12,46 39,66 3,60 72,93 15,62 6,44 4,59 0,43 27,08

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI

Air Kemasan Ledeng Pompa Mata air

terlindungSumur

terlindung Air hujan

TAHUN 2004

Indonesia

Mata air tak terlindung Air sungai LainnyaSumur tak

terlindungProvinsiNo.

Sumber Air Minum Terlindung Sumber Air Minum Tak Terlindung

Page 185: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.20

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+PerdesaanNo. Provinsi Leher 'Pleng- Cemplung/ Tidak Leher 'Pleng- Cemplung/ Tidak Leher 'Pleng- Cemplung/ Tidak

Angsa sengan' Cubluk pakai Angsa sengan' Cubluk pakai Angsa sengan' Cubluk pakai(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)1 Nanggroe Aceh Darussalam 80,72 10,09 8,08 1,11 100,00 46,16 12,13 30,24 11,48 100,00 57,15 11,48 23,19 8,18 100,002 Sumatera Utara 75,63 13,70 8,80 1,86 100,00 36,00 14,21 35,98 13,81 100,00 54,91 13,97 23,01 8,11 100,003 Sumatera Barat 78,98 9,66 8,98 2,38 100,00 42,45 11,30 34,18 12,06 100,00 56,33 10,68 24,61 8,38 100,004 Riau 80,43 12,59 6,18 0,80 100,00 36,48 17,24 36,29 9,98 100,00 57,26 15,04 22,06 5,64 100,005 Jambi 73,20 10,04 14,24 2,52 100,00 37,88 12,48 38,96 10,67 100,00 49,38 11,69 30,92 8,02 100,006 Sumatera Selatan 62,70 23,67 11,21 2,42 100,00 31,79 12,54 46,19 9,48 100,00 44,16 17,00 32,19 6,65 100,007 Bengkulu 88,63 10,60 0,77 - 100,00 55,83 6,71 29,86 7,60 100,00 68,26 8,19 18,84 4,72 100,008 Lampung 80,06 9,40 9,39 1,14 100,00 39,84 8,98 48,02 3,16 100,00 49,03 9,07 39,19 2,70 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 84,31 8,61 3,97 3,10 100,00 70,97 5,81 13,39 9,83 100,00 78,48 7,39 8,09 6,05 100,00

10 DKI Jakarta 82,90 14,86 2,08 0,16 100,00 - - - - 0,00 82,90 14,86 2,08 0,16 100,0011 Jawa Barat 75,06 16,22 5,27 3,45 100,00 54,47 12,69 18,73 14,11 100,00 65,53 14,58 11,50 8,39 100,0012 Jawa Tengah 83,83 7,09 7,65 1,43 100,00 54,55 9,31 29,89 6,25 100,00 67,59 8,32 19,99 4,10 100,0013 DI Yogyakarta 91,61 6,13 2,02 0,24 100,00 54,85 3,68 40,79 0,68 100,00 77,21 5,17 17,21 0,42 100,0014 Jawa Timur 81,27 8,44 9,11 1,18 100,00 42,15 10,80 44,74 2,31 100,00 60,88 9,67 27,68 1,77 100,0015 Banten 87,27 8,85 3,44 0,43 100,00 62,18 12,59 18,08 7,15 100,00 79,04 10,08 8,24 2,63 100,0016 Bali 94,22 4,59 0,98 0,21 100,00 88,36 9,24 1,70 0,70 100,00 91,89 6,44 1,26 0,40 100,0017 Nusa Tenggara Barat 82,84 11,49 3,07 2,60 100,00 69,52 16,01 8,45 6,02 100,00 75,81 13,88 5,91 4,41 100,0018 Nusa Tenggara Timur 65,09 22,32 9,16 3,43 100,00 21,14 20,08 47,37 11,41 100,00 30,05 20,53 39,62 9,79 100,0019 Kalimantan Barat 82,36 13,87 2,74 1,04 100,00 41,31 21,77 26,17 10,76 100,00 55,30 19,08 18,18 7,44 100,0020 Kalimantan Tengah 72,47 11,23 9,57 6,72 100,00 25,58 13,69 34,49 26,24 100,00 41,91 12,83 25,81 19,44 100,0021 Kalimantan Selatan 71,72 14,04 8,81 5,44 100,00 39,87 14,72 27,23 18,17 100,00 53,11 14,44 19,57 12,88 100,0022 Kalimantan Timur 72,81 18,58 7,58 1,03 100,00 47,81 18,09 27,47 6,63 100,00 62,16 18,37 16,06 3,42 100,0023 Sulawesi Utara 87,41 9,51 2,64 0,44 100,00 74,04 15,03 8,14 2,79 100,00 79,92 12,60 5,72 1,75 100,0024 Sulawesi Tengah 89,35 6,67 2,44 1,54 100,00 63,92 9,81 19,20 7,07 100,00 71,55 8,87 14,17 5,41 100,0025 Sulawesi Selatan 86,74 9,83 2,72 0,72 100,00 60,39 14,22 20,34 5,05 100,00 71,07 12,44 13,20 3,29 100,0026 Sulawesi Tenggara 89,44 4,09 5,02 1,45 100,00 51,91 5,08 31,40 11,61 100,00 62,24 4,81 24,14 8,82 100,0027 Gorontalo 90,90 3,11 1,86 4,13 100,00 73,95 5,26 10,01 10,78 100,00 81,13 4,35 6,56 7,96 100,0028 Maluku 82,41 8,05 6,91 2,63 100,00 60,62 7,13 18,05 14,19 100,00 69,57 7,51 13,48 9,44 100,0029 Maluku Utara 98,20 0,83 0,69 0,28 100,00 71,30 13,41 7,20 8,10 100,00 81,22 8,77 4,80 5,21 100,0030 Papua 70,89 24,39 4,66 0,06 100,00 29,90 16,16 29,60 24,35 100,00 45,20 19,23 20,29 15,28 100,00

80,25 11,9 6,14 1,72 100,00 48,01 12,04 31,35 8,6 100,00 63,85 11,97 18,96 5,22 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AIR BESAR DAN PROVINSI

Indonesia

JumlahJumlahJumlah

TAHUN 2004

Page 186: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.21

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 42,95 2,24 15,83 27,10 7,72 4,16 100,002 Sumatera Utara 45,21 1,12 13,86 28,79 5,23 5,79 100,003 Sumatera Barat 31,04 16,60 28,98 17,82 3,10 2,46 100,004 Riau 40,97 1,20 12,76 39,58 4,01 1,48 100,005 Jambi 32,67 1,64 29,09 30,63 4,59 1,38 100,006 Sumatera Selatan 33,88 2,26 26,72 33,44 1,57 2,13 100,007 Bengkulu 31,45 1,44 21,89 34,93 7,65 2,64 100,008 Lampung 28,92 2,63 9,47 54,25 2,67 2,05 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 44,36 0,32 5,65 18,57 25,17 5,93 100,0010 DKI Jakarta 85,30 1,11 4,23 8,06 0,18 1,12 100,0011 Jawa Barat 44,56 15,50 22,26 14,32 1,69 1,67 100,0012 Jawa Tengah 41,64 5,29 25,68 24,57 1,69 1,12 100,0013 DI Yogyakarta 65,31 0,89 9,56 22,82 1,01 0,40 100,0014 Jawa Timur 39,17 1,21 25,66 29,56 3,51 0,89 100,0015 Banten 55,21 8,69 11,69 12,14 10,98 1,30 100,0016 Bali 65,69 0,22 6,03 11,53 15,18 1,34 100,0017 Nusa Tenggara Barat 31,14 2,71 32,65 11,06 19,25 3,19 100,0018 Nusa Tenggara Timur 13,15 0,26 0,51 55,53 17,99 12,56 100,0019 Kalimantan Barat 27,60 1,54 25,85 31,57 9,03 4,41 100,0020 Kalimantan Tengah 24,05 0,57 45,22 27,81 1,43 0,91 100,0021 Kalimantan Selatan 30,57 1,09 31,79 34,62 1,36 0,57 100,0022 Kalimantan Timur 48,14 0,87 18,44 29,51 1,65 1,39 100,0023 Sulawesi Utara 53,30 0,48 12,07 28,53 3,38 2,24 100,0024 Sulawesi Tengah 32,64 1,43 19,49 23,11 16,99 6,34 100,0025 Sulawesi Selatan 44,11 1,75 11,68 20,49 19,51 2,46 100,0026 Sulawesi Tenggara 30,76 0,42 6,15 35,31 20,57 6,80 100,0027 Gorontalo 31,47 0,78 14,93 18,69 30,66 3,46 100,0028 Maluku 30,57 0,75 14,56 18,70 29,62 5,80 100,0029 Maluku Utara 52,05 0,62 13,97 8,32 22,24 2,80 100,0030 Papua 31,24 1,83 8,96 22,72 28,62 6,63 100,00

42,71 5,16 20,22 24,41 5,38 2,12 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI

Perkotaan+Perdesaan

Indonesia

TAHUN 2004

ProvinsiNo Jumlah

(9)

Sungai/Danau

LainnyaPantai/tanah terbuka

Lobangtanah

(8)(7)(6)(5)Sawah

Tangkiseptik

(4)(3)

Kolam/

Page 187: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.21.a

Perkotaan

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 74,49 1,32 6,83 14,85 1,74 0,77 100,002 Sumatera Utara 73,44 0,65 6,32 16,70 0,62 2,28 100,003 Sumatera Barat 60,89 7,87 9,26 17,25 2,09 2,65 100,004 Riau 68,36 1,02 4,45 25,19 0,70 0,28 100,005 Jambi 67,14 1,77 11,03 18,03 0,33 1,70 100,006 Sumatera Selatan 65,14 2,69 10,73 20,16 0,47 0,81 100,007 Bengkulu 60,70 1,52 4,46 32,78 0,39 0,15 100,008 Lampung 61,10 1,59 9,27 25,19 0,36 2,50 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 64,69 0,44 5,53 14,23 12,37 2,74 100,0010 DKI Jakarta 85,30 1,11 4,23 8,06 0,18 1,12 100,0011 Jawa Barat 57,52 6,57 21,78 11,28 0,83 2,02 100,0012 Jawa Tengah 61,01 2,86 21,15 13,37 0,85 0,77 100,0013 DI Yogyakarta 80,23 0,84 12,03 6,61 0,03 0,27 100,0014 Jawa Timur 63,38 0,91 17,46 16,88 0,87 0,50 100,0015 Banten 76,38 6,39 3,03 9,62 3,79 0,80 100,0016 Bali 78,35 0,15 4,18 13,41 3,49 0,42 100,0017 Nusa Tenggara Barat 43,01 1,16 32,95 13,46 7,17 2,23 100,0018 Nusa Tenggara Timur 40,38 0,55 0,29 55,76 1,42 1,59 100,0019 Kalimantan Barat 67,61 1,59 5,45 22,91 1,55 0,90 100,0020 Kalimantan Tengah 55,73 0,50 17,06 25,72 0,34 0,65 100,0021 Kalimantan Selatan 52,08 0,99 19,70 26,28 0,48 0,47 100,0022 Kalimantan Timur 67,12 1,16 10,31 19,65 0,46 1,30 100,0023 Sulawesi Utara 79,21 0,43 2,37 16,90 0,74 0,35 100,0024 Sulawesi Tengah 65,84 0,44 10,25 17,63 3,58 2,25 100,0025 Sulawesi Selatan 78,59 1,02 5,12 11,11 3,32 0,84 100,0026 Sulawesi Tenggara 58,73 0,50 4,23 25,88 7,02 3,64 100,0027 Gorontalo 61,23 1,26 11,36 22,13 2,79 1,24 100,0028 Maluku 58,82 1,13 8,06 20,57 9,82 1,60 100,0029 Maluku Utara 90,18 0,27 - 8,05 1,22 0,27 100,0030 Papua 81,99 3,02 2,78 11,36 0,79 0,05 100,00

66,01 2,86 14,27 14,44 1,24 1,18 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

(6)(5)(4)(3)

Pantai/tanah terbuka Lainnya

(9)(8)(7)

Sungai/Danau

Lobangtanah

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI

Indonesia

TAHUN 2004

No Provinsi JumlahTangkiseptik

Kolam/Sawah

Page 188: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.21.b

Perdesaan

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 31,35 2,57 19,14 31,61 9,93 5,40 100,002 Sumatera Utara 24,55 1,47 19,39 37,63 8,60 8,36 100,003 Sumatera Barat 18,51 20,27 37,26 18,05 3,53 2,38 100,004 Riau 19,44 1,34 19,29 50,89 6,61 2,43 100,005 Jambi 19,80 1,59 35,83 35,34 6,19 1,26 100,006 Sumatera Selatan 18,80 2,06 34,43 39,85 2,10 2,76 100,007 Bengkulu 19,86 1,40 28,80 35,79 10,52 3,62 100,008 Lampung 20,10 2,91 9,53 62,22 3,30 1,93 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 28,69 0,22 5,74 21,92 35,04 8,40 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - 0,0011 Jawa Barat 31,92 24,21 22,73 17,29 2,54 1,32 100,0012 Jawa Tengah 28,41 6,95 28,78 32,23 2,27 1,36 100,0013 DI Yogyakarta 41,46 0,98 5,62 48,73 2,59 0,62 100,0014 Jawa Timur 22,46 1,42 31,32 38,32 5,33 1,15 100,0015 Banten 29,20 11,53 22,32 15,23 19,81 1,91 100,0016 Bali 52,46 0,30 7,97 9,57 27,41 2,30 100,0017 Nusa Tenggara Barat 24,42 3,59 32,48 9,68 26,09 3,74 100,0018 Nusa Tenggara Timur 7,99 0,20 0,55 55,49 21,13 14,64 100,0019 Kalimantan Barat 13,92 1,52 32,82 34,54 11,59 5,61 100,0020 Kalimantan Tengah 11,09 0,60 56,74 28,67 1,88 1,02 100,0021 Kalimantan Selatan 18,05 1,15 38,83 39,47 1,87 0,63 100,0022 Kalimantan Timur 26,33 0,53 27,78 40,84 3,02 1,51 100,0023 Sulawesi Utara 37,00 0,52 18,17 35,84 5,05 3,42 100,0024 Sulawesi Tengah 24,46 1,68 21,76 24,46 20,30 7,34 100,0025 Sulawesi Selatan 29,62 2,05 14,43 24,44 26,32 3,14 100,0026 Sulawesi Tenggara 23,04 0,39 6,67 37,91 24,30 7,68 100,0027 Gorontalo 20,79 0,61 16,22 17,46 40,66 4,26 100,0028 Maluku 18,97 0,60 17,23 17,93 37,74 7,53 100,0029 Maluku Utara 38,44 0,75 18,96 8,41 29,74 3,70 100,0030 Papua 15,85 1,47 10,83 26,17 37,05 8,63 100,00

25,47 6,87 24,63 31,79 8,44 2,80 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

ProvinsiNo.

TAHUN 2004

Lobangtanah tanah terbuka

Pantai/ Lainnya

(9)

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI

JumlahTangkiseptik

Kolam/Sawah

Sungai/Danau

(4)(3) (8)(7)(6)(5)

Page 189: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.22

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)60.000 80.000 100.000 150.000 200.000 300.000 500.000

No Provinsi - - - - - - dan lebih Jumlah79.999 99.999 149.999 199.999 299.999 499.999

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,84 4,40 8,79 33,16 24,39 18,67 7,25 1,49 100,002 Sumatera Utara 0,76 2,71 6,66 30,21 25,45 22,66 9,56 2,00 100,003 Sumatera Barat 0,61 2,30 5,72 29,93 24,94 23,30 10,01 3,17 100,004 Riau 0,18 0,62 2,17 16,04 20,69 28,73 23,57 8,01 100,005 Jambi 0,30 1,84 6,13 29,04 29,00 24,67 7,72 1,31 100,006 Sumatera Selatan 1,93 5,79 12,85 34,02 20,94 16,80 6,71 0,94 100,007 Bengkulu 1,25 5,01 11,66 37,62 22,39 14,05 6,73 1,28 100,008 Lampung 3,93 9,10 15,38 37,71 18,01 10,66 4,18 1,03 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 0,66 1,06 2,95 16,38 23,45 33,37 18,62 3,52 100,0010 DKI Jakarta - - 0,07 1,23 5,52 25,74 40,83 26,60 100,0011 Jawa Barat 0,70 2,39 6,35 26,18 24,58 24,26 11,75 3,79 100,0012 Jawa Tengah 0,87 4,34 10,37 35,43 23,79 17,39 6,17 1,64 100,0013 DI Yogyakarta 0,48 2,92 6,64 25,08 20,47 19,43 14,09 10,89 100,0014 Jawa Timur 1,32 5,19 11,00 35,62 21,23 16,20 7,28 2,17 100,0015 Banten 0,72 1,40 4,73 20,82 21,54 29,93 16,22 4,65 100,0016 Bali - 0,79 2,39 15,01 22,02 32,40 21,10 6,28 100,0017 Nusa Tenggara Barat 2,53 9,40 16,52 36,06 17,86 12,42 4,22 0,98 100,0018 Nusa Tenggara Timur 7,27 17,59 21,28 30,28 11,86 7,99 2,87 0,86 100,0019 Kalimantan Barat 1,57 5,19 9,94 32,53 23,13 17,25 8,16 2,24 100,0020 Kalimantan Tengah 0,72 2,56 5,31 26,28 26,62 25,83 10,76 1,91 100,0021 Kalimantan Selatan 0,66 2,62 5,22 27,05 25,48 23,98 11,52 3,47 100,0022 Kalimantan Timur 0,43 0,85 1,73 12,08 17,78 31,24 23,71 12,20 100,0023 Sulawesi Utara 0,54 1,55 3,88 22,29 24,93 29,53 14,50 2,78 100,0024 Sulawesi Tengah 1,95 6,11 12,36 33,22 21,83 15,53 7,02 1,99 100,0025 Sulawesi Selatan 2,31 7,24 13,28 34,78 20,45 14,46 5,65 1,83 100,0026 Sulawesi Tenggara 2,30 6,44 11,47 32,10 22,19 18,18 6,21 1,12 100,0027 Gorontalo 5,21 9,21 16,48 32,55 17,02 12,61 6,00 0,93 100,0028 Maluku 1,70 5,25 7,79 30,02 26,61 20,66 7,07 0,90 100,0029 Maluku Utara 0,34 6,39 12,04 32,01 20,24 19,83 8,60 0,55 100,0030 Papua 3,12 5,68 8,51 25,79 19,13 20,75 12,81 4,21 100,00

1,25 4,14 8,71 29,27 21,81 20,29 10,73 3,81 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI

Perkotaan + Perdesaan

Indonesia

<60.000

TAHUN 2004

Page 190: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.22.a

PerkotaanGolongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)

60.000 80.000 100.000 150.000 200.000 300.000 500.000- - - - - - dan lebih Jumlah

79.999 99.999 149.999 199.999 299.999 499.999(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,82 1,56 3,30 19,09 22,09 30,11 18,68 4,36 100,002 Sumatera Utara 0,40 1,34 3,42 19,50 24,00 31,04 16,30 4,01 100,003 Sumatera Barat 0,03 0,73 1,69 15,83 21,58 33,32 18,99 7,84 100,004 Riau 0,23 0,16 0,60 4,43 10,85 30,50 37,63 15,59 100,005 Jambi 0,15 0,59 4,21 17,10 24,81 32,85 17,19 3,09 100,006 Sumatera Selatan 0,22 1,86 5,21 20,84 24,41 29,90 15,69 1,87 100,007 Bengkulu 1,44 1,58 3,83 22,52 22,83 27,32 16,80 3,67 100,008 Lampung 2,28 2,80 6,54 26,65 24,29 20,76 13,31 3,38 100,009 Bangka Belitung 0,08 0,71 1,50 9,92 17,81 38,25 26,90 4,82 100,00

10 DKI Jakarta - - 0,07 1,23 5,52 25,74 40,83 26,60 100,0011 Jawa Barat 0,32 1,31 3,32 18,54 21,73 29,93 18,19 6,66 100,0012 Jawa Tengah 0,31 1,86 5,26 25,88 27,00 25,79 10,83 3,06 100,0013 DI Yogyakarta 0,26 1,30 2,81 16,32 19,46 22,96 20,21 16,67 100,0014 Jawa Timur 0,35 2,15 5,39 25,43 23,18 25,32 13,89 4,29 100,0015 Banten 0,22 0,59 1,46 8,73 16,56 38,59 25,52 8,33 100,0016 Bali - 0,15 0,79 9,01 16,67 34,01 28,64 10,73 100,0017 Nusa Tenggara Barat 1,72 4,23 10,91 33,97 20,56 19,08 7,54 1,99 100,0018 Nusa Tenggara Timur 0,80 2,93 6,25 24,43 23,81 25,95 11,43 4,40 100,0019 Kalimantan Barat - 0,56 2,99 15,52 23,02 29,82 20,84 7,25 100,0020 Kalimantan Tengah 0,22 1,32 2,14 11,45 21,37 36,44 22,32 4,74 100,0021 Kalimantan Selatan 0,21 0,75 2,27 13,74 22,34 32,87 20,96 6,85 100,0022 Kalimantan Timur 0,25 0,67 0,91 7,04 13,11 31,78 28,37 17,86 100,0023 Sulawesi Utara 0,13 0,47 1,77 8,87 16,78 39,23 26,23 6,52 100,0024 Sulawesi Tengah 0,20 1,85 2,78 17,88 25,77 29,23 17,24 5,06 100,0025 Sulawesi Selatan 0,38 2,30 5,41 23,59 23,67 26,08 13,52 5,04 100,0026 Sulawesi Tenggara 0,44 1,29 3,95 17,63 25,24 30,66 16,69 4,11 100,0027 Gorontalo 0,34 0,90 6,02 25,91 23,24 25,36 15,44 2,80 100,0028 Maluku - 0,24 0,48 10,64 29,29 38,21 18,39 2,74 100,0029 Maluku Utara - 1,84 1,72 10,46 16,42 39,01 28,83 1,72 100,0030 Papua - 0,39 0,40 6,44 13,88 37,41 31,03 10,46 100,00

0,34 1,38 3,58 18,07 20,65 28,58 19,55 7,85 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI

Indonesia

<60.000

TAHUN 2004

ProvinsiNo

Page 191: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.22.b

PerdesaanGolongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)

60.000 80.000 100.000 150.000 200.000 300.000 500.000No Provinsi - - - - - - dan lebih Jumlah

79.999 99.999 149.999 199.999 299.999 499.999(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2,24 5,49 10,91 38,60 25,28 14,25 2,84 0,39 100,002 Sumatera Utara 1,05 3,77 9,17 38,54 26,57 16,15 4,31 0,44 100,003 Sumatera Barat 0,87 2,99 7,48 36,10 26,42 18,93 6,09 1,13 100,004 Riau 0,14 0,98 3,41 25,25 28,49 27,32 12,41 2,00 100,005 Jambi 0,37 2,34 6,91 33,90 30,70 21,34 3,86 0,58 100,006 Sumatera Selatan 2,84 7,85 16,84 40,92 19,12 9,96 2,02 0,45 100,007 Bengkulu 1,16 6,41 14,84 43,76 22,21 8,66 2,64 0,31 100,008 Lampung 4,41 10,92 17,94 40,92 16,20 7,73 1,54 0,35 100,009 Bangka Belitung 1,09 1,31 4,01 21,13 27,60 29,78 12,52 2,55 100,0010 DKI Jakarta - - - - - - - - -11 Jawa Barat 1,11 3,56 9,65 34,49 27,68 18,09 4,76 0,66 100,0012 Jawa Tengah 1,26 6,08 13,96 42,13 21,53 11,49 2,90 0,65 100,0013 DI Yogyakarta 0,79 5,22 12,07 37,51 21,89 14,43 5,41 2,69 100,0014 Jawa Timur 2,01 7,38 15,04 42,96 19,83 9,63 2,52 0,64 100,0015 Banten 1,30 2,36 8,59 35,09 27,42 19,70 5,23 0,30 100,0016 Bali - 1,47 4,04 21,24 27,58 30,73 13,26 1,67 100,0017 Nusa Tenggara Barat 3,01 12,46 19,84 37,30 16,27 8,48 2,26 0,38 100,0018 Nusa Tenggara Timur 8,54 20,47 24,24 31,43 9,51 4,45 1,19 0,16 100,0019 Kalimantan Barat 2,15 6,90 12,51 38,83 23,17 12,59 3,45 0,39 100,0020 Kalimantan Tengah 0,94 3,07 6,62 32,37 28,77 21,47 6,01 0,75 100,0021 Kalimantan Selatan 0,94 3,75 7,02 35,15 27,39 18,57 5,77 1,42 100,0022 Kalimantan Timur 0,63 1,05 2,71 18,14 23,38 30,58 18,12 5,39 100,0023 Sulawesi Utara 0,80 2,22 5,18 30,62 29,98 23,51 7,23 0,46 100,0024 Sulawesi Tengah 2,40 7,21 14,85 37,20 20,80 11,98 4,36 1,20 100,0025 Sulawesi Selatan 3,12 9,35 16,65 39,56 19,08 9,49 2,28 0,46 100,0026 Sulawesi Tenggara 2,82 7,87 13,56 36,12 21,34 14,70 3,29 0,29 100,0027 Gorontalo 6,94 12,19 20,22 34,93 14,80 8,05 2,62 0,26 100,0028 Maluku 2,36 7,17 10,59 37,45 25,59 13,91 2,72 0,19 100,0029 Maluku Utara 0,46 8,01 15,72 39,70 21,60 12,99 1,39 0,13 100,0030 Papua 4,12 7,37 11,11 32,00 20,82 15,41 6,97 2,21 100,00

1,94 6,23 12,61 37,81 22,70 13,97 4,01 0,73 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI

Indonesia

<60.000

TAHUN 2004

Page 192: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.23

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 20,60 38,83 33,922 Sumatera Utara 7,44 11,07 9,533 Sumatera Barat 8,12 10,94 10,114 Riau 6,33 12,65 9,875 Jambi 8,90 8,88 8,886 Sumatera Selatan 11,95 7,22 8,767 Bengkulu 4,99 11,49 9,648 Lampung 17,25 16,76 16,879 Kepulauan Bangka Belitung 4,88 6,05 5,5410 DKI Jakarta 7,64 - 7,6411 Jawa Barat 9,80 12,48 11,1612 Jawa Tengah 17,18 23,45 21,1513 DI Yogyakarta 11,31 24,53 16,4014 Jawa Timur 11,68 14,66 13,4415 Banten 7,41 14,22 10,4716 Bali 5,68 10,33 7,9517 Nusa Tenggara Barat 30,81 35,37 33,7218 Nusa Tenggara Timur 24,24 40,80 38,1619 Kalimantan Barat 7,28 10,21 9,4620 Kalimantan Tengah 6,02 8,89 8,0521 Kalimantan Selatan 6,58 14,18 11,3822 Kalimantan Timur 8,87 16,48 12,4123 Sulawesi Utara 13,99 10,14 11,6224 Sulawesi Tengah 11,68 14,92 14,2825 Sulawesi Selatan 11,93 10,71 11,0726 Sulawesi Tenggara 7,86 17,87 15,7127 Gorontalo 17,46 22,57 21,2228 Maluku 8,26 8,96 8,7629 Maluku Utara 7,83 13,50 12,0130 Papua 13,33 23,30 20,98

11,29 16,58 14,33

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

No Provinsi

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI KARTU SEHAT

Perkotaan+

MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Indonesia

Perdesaan

(3) (4) (5)

PerdesaanPerkotaan

Page 193: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.24

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 85,72 9,53 14,272 Sumatera Utara 73,12 9,99 11,253 Sumatera Barat 80,23 16,12 22,644 Riau 75,41 16,13 33,235 Jambi 73,30 15,16 20,986 Sumatera Selatan 78,02 15,31 22,937 Bengkulu 58,25 7,70 15,948 Lampung 66,23 5,96 14,429 Kepulauan Bangka Belitung 79,80 4,30 23,6910 DKI Jakarta 75,77 8,65 19,5711 Jawa Barat 65,22 6,96 15,6612 Jawa Tengah 55,82 4,82 8,0613 DI Yogyakarta 57,41 3,00 7,2114 Jawa Timur 51,52 6,30 11,2015 Banten 57,24 6,75 17,2616 Bali 71,19 7,78 12,8217 Nusa Tenggara Barat 62,74 10,78 12,2718 Nusa Tenggara Timur 92,28 21,20 16,8619 Kalimantan Barat 69,28 16,14 26,8620 Kalimantan Tengah 82,21 8,60 25,9221 Kalimantan Selatan 71,18 8,41 13,5722 Kalimantan Timur 72,12 14,89 22,4423 Sulawesi Utara 80,95 16,01 19,4224 Sulawesi Tengah 78,45 18,03 23,1025 Sulawesi Selatan 70,13 15,87 15,7426 Sulawesi Tenggara 71,52 17,04 23,4427 Gorontalo 75,02 13,21 19,7728 Maluku 70,30 28,47 22,3529 Maluku Utara 91,06 20,32 16,2530 Papua 93,21 31,79 18,25

66,57 9,04 13,84

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Perkotaan + Perdesaan

PeriksaProvinsi

(5)

Keperluan KB BerobatNo

Indonesia

Kehamilan/Melahirkan

(3) (4)

Page 194: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.24.a

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 76,56 14,57 16,092 Sumatera Utara 72,28 9,48 9,793 Sumatera Barat 81,34 16,53 20,954 Riau 77,45 20,21 29,435 Jambi 84,87 22,64 23,116 Sumatera Selatan 82,72 19,59 29,227 Bengkulu 61,64 9,75 21,458 Lampung 80,72 9,80 16,989 Kepulauan Bangka Belitung 79,25 6,63 10,04

10 DKI Jakarta 75,77 8,65 19,5711 Jawa Barat 68,69 8,01 16,7712 Jawa Tengah 55,24 5,24 6,9413 DI Yogyakarta 56,09 5,93 8,2514 Jawa Timur 67,36 7,16 13,0615 Banten 66,30 9,50 12,4316 Bali 72,55 9,37 13,1217 Nusa Tenggara Barat 62,70 9,13 10,1618 Nusa Tenggara Timur 82,40 16,72 15,6519 Kalimantan Barat 76,04 13,69 18,5520 Kalimantan Tengah 73,06 10,53 26,7021 Kalimantan Selatan 76,64 11,34 19,0922 Kalimantan Timur 62,82 16,16 17,3023 Sulawesi Utara 86,25 10,01 10,8224 Sulawesi Tengah 86,77 16,64 30,9225 Sulawesi Selatan 75,59 20,53 17,5326 Sulawesi Tenggara 63,45 11,17 16,2227 Gorontalo 89,85 16,98 28,4828 Maluku 83,41 12,27 9,7729 Maluku Utara 95,15 15,91 30,0830 Papua 94,64 15,36 27,01

67,56 8,97 13,91

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Perkotaan

Periksa Keperluan KB

(5)

ProvinsiNo Berobat

Indonesia

Kehamilan/Melahirkan

(3) (4)

Page 195: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.24.b

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 87,50 8,55 13,922 Sumatera Utara 73,53 10,24 11,963 Sumatera Barat 79,89 16,00 23,174 Riau 74,61 14,53 34,725 Jambi 68,96 12,36 20,196 Sumatera Selatan 74,27 11,88 17,907 Bengkulu 57,67 7,35 15,008 Lampung 62,14 4,88 13,709 Kepulauan Bangka Belitung 80,14 2,86 32,1710 DKI Jakarta - - -11 Jawa Barat 62,56 6,15 14,8112 Jawa Tengah 56,11 4,62 8,6213 DI Yogyakarta 58,38 0,84 6,4514 Jawa Timur 58,31 5,83 10,1815 Banten 51,43 4,99 20,3516 Bali 70,40 6,87 12,6417 Nusa Tenggara Barat 62,76 11,60 13,3118 Nusa Tenggara Timur 93,39 21,70 16,9919 Kalimantan Barat 67,63 16,74 28,8920 Kalimantan Tengah 84,74 8,07 25,7021 Kalimantan Selatan 69,71 7,62 12,0822 Kalimantan Timur 77,88 14,11 25,6123 Sulawesi Utara 76,35 21,21 26,8924 Sulawesi Tengah 76,85 18,30 21,5925 Sulawesi Selatan 67,57 13,68 14,9026 Sulawesi Tenggara 72,50 17,75 24,3127 Gorontalo 70,90 12,17 17,3528 Maluku 65,34 34,59 27,1029 Maluku Utara 90,21 21,23 13,3930 Papua 92,96 34,64 16,73

66,06 9,08 13,80

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Perdesaan

PeriksaProvinsi

(5)

Keperluan KB BerobatNo

Indonesia

Kehamilan/Melahirkan

(3) (4)

Page 196: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.25

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 43,17 11,96 49,97 47,18 6,82 5,11 10,81 17,47 26,92

2 Sumatera Utara 37,24 11,68 45,13 42,41 5,77 5,12 6,84 24,60 19,19

3 Sumatera Barat 38,92 17,72 45,20 42,22 5,21 6,46 8,02 23,83 23,76

4 Riau 40,09 13,30 52,24 49,69 5,23 6,22 8,76 16,92 18,17

5 Jambi 33,85 12,87 50,33 49,04 5,62 6,42 8,94 20,85 18,25

6 Sumatera Selatan 26,73 15,38 41,97 45,01 4,07 4,85 6,16 25,67 19,18

7 Bengkulu 35,59 15,72 46,76 48,79 3,72 5,45 7,26 21,92 20,98

8 Lampung 33,22 21,07 51,46 57,27 3,21 3,09 6,62 21,20 29,55

9 Kepulauan Bangka Belitung 34,46 23,97 51,11 50,18 5,15 9,93 8,45 25,10 34,52

10 DKI Jakarta 39,69 16,27 57,91 55,44 6,81 4,25 4,95 17,36 29,90

11 Jawa Barat 37,02 14,74 45,54 49,46 5,27 5,82 5,75 25,27 24,14

12 Jawa Tengah 35,48 17,71 51,84 52,34 4,36 4,50 4,92 25,21 29,38

13 DI Yogyakarta 31,24 18,42 50,82 50,43 4,02 5,09 7,08 27,85 37,81

14 Jawa Timur 39,08 16,73 49,78 47,69 5,16 4,85 5,92 25,98 30,65

15 Banten 37,34 17,87 49,33 55,72 6,12 5,59 6,63 21,26 20,08

16 Bali 52,89 17,56 44,78 44,01 4,42 6,37 5,51 25,29 30,99

17 Nusa Tenggara Barat 54,36 23,45 48,37 48,88 7,43 6,58 6,88 26,67 37,57

18 Nusa Tenggara Timur 57,35 21,19 60,15 58,19 6,63 5,59 6,38 23,35 36,88

19 Kalimantan Barat 39,69 18,55 49,53 47,78 6,68 6,94 6,95 21,29 25,69

20 Kalimantan Tengah 41,80 15,14 50,92 51,07 4,87 4,06 7,57 15,93 17,51

21 Kalimantan Selatan 32,95 17,83 41,70 38,04 4,55 5,11 7,70 30,89 27,29

22 Kalimantan Timur 36,80 16,65 49,03 48,63 5,84 4,11 8,45 16,19 24,13

23 Sulawesi Utara 43,94 15,11 52,80 50,62 5,30 3,42 8,84 19,50 27,69

24 Sulawesi Tengah 46,04 18,59 41,82 31,61 5,83 6,92 9,32 29,72 30,72

25 Sulawesi Selatan 36,55 18,65 35,90 33,41 5,24 5,68 7,41 26,75 21,89

26 Sulawesi Tenggara 44,08 12,55 36,05 30,74 4,44 5,29 5,49 27,68 23,22

27 Gorontalo 63,00 25,52 51,25 36,62 8,79 6,31 10,95 14,59 37,64

28 Maluku 46,42 13,36 53,49 41,53 3,09 6,41 10,15 22,12 15,47

29 Maluku Utara 49,47 23,23 55,93 37,43 7,95 3,70 7,72 24,42 28,40

30 Papua 44,45 11,33 54,45 56,40 6,28 5,18 10,06 25,66 22,51 38,81 16,82 48,97 48,78 5,24 5,18 6,35 24,25 26,51

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No. ProvinsiKeluhan Kesehatan % Penduduk yang

mempunyai keluhan kesehatan kesehatan Panas Sakit kepala Batuk Keluhan

lainnya Sakit gigi

Indonesia

Pilek Diare/ buang-buang air

Asma/ napas sesak

Page 197: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.26

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +

Perdesaan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 40,02 36,94 37,71 69,92 72,49 71,852 Sumatera Utara 35,62 26,64 30,18 64,14 76,41 71,583 Sumatera Barat 46,76 41,95 43,05 60,61 72,88 70,084 Riau 34,42 21,86 27,29 79,14 84,68 82,295 Jambi 40,34 25,92 29,11 69,81 80,10 77,836 Sumatera Selatan 25,55 29,31 27,76 83,47 76,46 79,347 Bengkulu 44,48 38,76 40,55 66,43 70,10 68,968 Lampung 38,48 26,98 29,55 78,59 83,84 82,669 Kepulauan Bangka Belitung 41,00 32,66 35,95 76,63 79,02 78,08

10 DKI Jakarta 40,11 - 40,11 70,66 - 70,6611 Jawa Barat 44,42 37,70 40,95 73,48 78,12 75,8712 Jawa Tengah 42,61 41,76 42,12 69,23 68,42 68,7613 DI Yogyakarta 38,40 46,63 41,51 66,66 62,24 64,9814 Jawa Timur 41,63 38,75 39,99 73,12 73,46 73,3115 Banten 28,07 29,44 28,62 74,97 72,92 74,1416 Bali 49,63 56,16 52,89 59,91 54,03 56,9817 Nusa Tenggara Barat 43,22 40,32 41,52 73,61 70,27 71,6418 Nusa Tenggara Timur 49,40 48,43 48,58 59,89 57,75 58,0719 Kalimantan Barat 43,18 24,66 29,71 70,02 74,94 73,6020 Kalimantan Tengah 28,63 26,23 27,01 78,66 82,68 81,3721 Kalimantan Selatan 25,84 23,72 24,54 77,90 78,22 78,1022 Kalimantan Timur 30,83 29,77 30,26 74,07 73,10 73,5523 Sulawesi Utara 46,95 42,58 43,86 69,67 70,99 70,6024 Sulawesi Tengah 37,92 35,58 36,10 74,67 79,93 78,7525 Sulawesi Selatan 29,98 28,41 28,88 74,89 69,41 71,0626 Sulawesi Tenggara 26,10 27,84 27,47 70,44 73,01 72,4627 Gorontalo 47,21 30,24 34,61 72,19 84,61 81,4128 Maluku 32,02 26,73 28,89 73,66 69,86 71,4129 Maluku Utara 43,09 27,13 30,95 84,10 88,73 87,6230 Papua 52,71 44,87 46,49 65,67 46,63 50,57

40,36 36,59 38,21 71,78 72,93 72,44

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No. Provinsi

% Penduduk yang Berobat Jalan % Penduduk yang Mengobati SendiriSelama Sebulan yang lalu Selama Sebulan yang lalu

Page 198: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.27

Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Swasta Praktek Dokter Puskesmas/

Pustu Poliklinik Petugas Kesehatan

Dukun/Tabib /Sinse Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 9,87 1,18 11,95 62,92 2,86 5,10 2,55 3,56

2 Sumatera Utara 6,91 7,63 19,15 27,62 7,55 20,70 3,47 6,98

3 Sumatera Barat 8,06 2,31 14,17 39,02 2,65 21,74 5,84 6,22

4 Riau 6,73 8,11 19,28 46,28 6,97 7,34 2,00 3,30

5 Jambi 9,59 3,38 15,35 46,65 1,82 9,29 1,97 11,94

6 Sumatera Selatan 4,72 1,43 18,93 48,77 2,87 11,00 0,82 11,46

7 Bengkulu 7,59 2,61 17,40 37,86 4,20 19,69 2,26 8,39

8 Lampung 5,68 1,70 20,89 34,41 3,66 26,45 0,84 6,36

9 Kepulauan Bangka Belitung 12,49 2,96 17,93 41,01 1,64 14,63 3,64 5,69

10 DKI Jakarta 9,65 10,45 33,93 29,18 9,80 1,69 1,63 3,67

11 Jawa Barat 5,31 3,91 28,92 36,44 4,55 15,19 1,53 4,14

12 Jawa Tengah 4,63 2,06 28,97 33,55 2,21 24,78 1,33 2,47

13 DI Yogyakarta 7,46 8,15 34,81 24,08 1,96 21,21 0,85 1,49

14 Jawa Timur 4,96 2,89 25,10 29,67 3,43 26,77 2,06 5,13

15 Banten 5,87 3,57 25,07 31,49 11,18 16,61 2,37 3,83

16 Bali 7,40 2,21 36,37 27,83 2,29 17,90 3,48 2,53

17 Nusa Tenggara Barat 3,30 0,26 21,37 49,33 1,01 15,12 1,72 7,88

18 Nusa Tenggara Timur 4,99 1,71 7,31 63,46 4,21 7,58 0,79 9,95

19 Kalimantan Barat 6,42 1,86 17,47 44,14 2,38 19,74 1,38 6,61

20 Kalimantan Tengah 5,49 0,57 14,52 52,63 4,36 18,42 0,71 3,30

21 Kalimantan Selatan 8,94 1,52 14,24 39,56 2,06 24,04 1,42 8,22

22 Kalimantan Timur 8,34 3,54 21,60 51,14 3,55 6,67 1,00 4,15

23 Sulawesi Utara 4,08 1,77 35,33 34,89 1,16 21,11 0,22 1,43

24 Sulawesi Tengah 6,19 0,85 16,90 52,44 2,02 14,11 0,42 7,07

25 Sulawesi Selatan 12,34 2,36 15,80 49,94 1,14 11,98 0,81 5,63

26 Sulawesi Tenggara 5,85 0,89 13,91 51,03 1,57 12,73 4,87 9,14

27 Gorontalo 5,88 1,32 24,46 46,04 1,85 15,75 2,55 2,14

28 Maluku 5,99 5,30 11,97 49,55 6,81 6,15 0,38 13,84

29 Maluku Utara 9,36 2,50 12,01 52,88 1,93 11,72 0,19 9,40

30 Papua 7,41 3,13 7,70 67,82 8,05 1,78 0,34 3,77

6,01 3,32 24,39 37,26 3,86 18,51 1,78 4,86

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

No. Provinsi

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Tempat/Cara Berobat

Page 199: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.28

No Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 31,96 24,82 26,862 Sumatera Utara 23,51 17,70 20,353 Sumatera Barat 30,04 37,42 35,094 Riau 22,28 13,09 17,305 Jambi 18,75 19,38 19,206 Sumatera Selatan 18,84 10,82 13,687 Bengkulu 31,25 24,15 26,248 Lampung 34,64 19,46 22,919 Kepulauan Bangka Belitung 31,53 29,46 30,35

10 DKI Jakarta 31,80 - 31,8011 Jawa Barat 26,50 31,74 28,9912 Jawa Tengah 39,70 38,69 39,1113 DI Yogyakarta 29,76 35,55 32,1214 Jawa Timur 35,22 29,36 31,8315 Banten 21,56 23,01 22,1916 Bali 38,27 40,67 39,4517 Nusa Tenggara Barat 40,05 44,44 42,7618 Nusa Tenggara Timur 41,91 40,34 40,6119 Kalimantan Barat 33,79 18,19 22,6520 Kalimantan Tengah 22,01 16,45 18,1321 Kalimantan Selatan 24,86 21,36 22,7222 Kalimantan Timur 23,82 20,70 22,4423 Sulawesi Utara 22,63 30,99 27,7524 Sulawesi Tengah 14,90 24,40 22,3825 Sulawesi Selatan 27,27 17,39 20,4526 Sulawesi Tenggara 22,27 27,23 26,0927 Gorontalo 34,83 18,75 23,2328 Maluku 28,38 20,61 22,9429 Maluku Utara 31,70 41,45 38,6730 Papua 25,96 24,01 24,50

30,47 28,31 29,26

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA 1 TAHUNTERAKHIR MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Page 200: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.29

Perkotaan+perdesaan

0 <=5 6-11 12-17 18-23 >24

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,07 6,09 10,39 26,04 33,95 23,47 100,00

2 Sumatera Utara 0,18 7,63 20,97 32,59 20,25 18,39 100,00

3 Sumatera Barat 0,15 2,29 6,97 23,03 30,99 36,56 100,00

4 Riau 0,03 6,93 10,54 25,67 22,13 34,69 100,00

5 Jambi 0,06 5,46 6,84 18,44 27,19 42,00 100,00

6 Sumatera Selatan - 2,91 9,37 20,24 25,57 41,91 100,00

7 Bengkulu - 1,80 5,66 21,11 33,76 37,67 100,00

8 Lampung 0,72 3,07 8,35 22,30 27,37 38,19 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 0,80 14,47 13,47 20,90 19,12 31,25 100,00

10 DKI Jakarta 0,15 13,19 14,91 27,71 14,38 29,66 100,00

11 Jawa Barat 0,32 4,19 5,09 14,54 24,79 51,07 100,00

12 Jawa Tengah 0,21 4,11 5,58 14,64 21,53 53,93 100,00

13 DI Yogyakarta - 5,64 4,51 11,00 20,10 58,74 100,00

14 Jawa Timur 0,23 7,28 8,00 18,18 23,59 42,72 100,00

15 Banten 0,24 3,97 7,42 26,00 26,81 35,56 100,00

16 Bali 0,04 2,08 5,05 22,35 30,03 40,46 100,00

17 Nusa Tenggara Barat - 2,42 6,95 18,71 24,23 47,69 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 0,11 2,25 9,76 36,89 23,58 27,41 100,00

19 Kalimantan Barat 0,16 4,62 8,22 19,61 21,95 45,45 100,00

20 Kalimantan Tengah - 2,88 4,16 19,09 26,77 47,10 100,00

21 Kalimantan Selatan 0,11 5,87 4,13 14,77 20,27 54,85 100,00

22 Kalimantan Timur 0,20 6,76 10,16 21,48 19,49 41,90 100,00

23 Sulawesi Utara - 6,03 15,73 34,03 16,42 27,79 100,00

24 Sulawesi Tengah 0,08 5,35 11,67 22,34 13,97 46,59 100,00

25 Sulawesi Selatan 0,01 2,66 11,29 35,27 20,70 30,08 100,00

26 Sulawesi Tenggara 0,06 3,51 11,26 21,29 28,53 35,34 100,00

27 Gorontalo - 10,45 16,23 32,48 11,84 29,00 100,00

28 Maluku 0,22 3,60 32,63 43,92 8,81 10,81 100,00

29 Maluku Utara - 1,67 8,68 32,42 36,34 20,89 100,00

30 Papua 0,54 3,99 13,66 24,17 17,83 39,80 100,00

0,20 5,09 8,79 21,24 23,31 41,36 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. ProvinsiLama Disusui (Bulan)

Jumlah

Page 201: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.29.a

Perkotaan

0 <=5 6-11 12-17 18-23 >24(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,26 5,34 8,13 27,20 32,93 26,15 100,00

2 Sumatera Utara 0,28 11,02 21,66 29,46 17,46 20,11 100,00

3 Sumatera Barat - 1,57 7,00 20,20 30,00 41,23 100,00

4 Riau - 8,47 12,79 28,63 15,20 34,90 100,00

5 Jambi - 7,21 11,58 24,75 18,13 38,34 100,00

6 Sumatera Selatan - 4,05 17,23 24,51 20,46 33,76 100,00

7 Bengkulu - 3,18 8,65 22,21 22,38 43,58 100,00

8 Lampung 0,19 6,40 10,50 28,16 21,40 33,34 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 1,23 15,15 16,51 18,22 23,20 25,70 100,00

10 DKI Jakarta 0,15 13,19 14,91 27,71 14,38 29,66 100,00

11 Jawa Barat 0,18 5,28 6,09 16,52 25,89 46,03 100,00

12 Jawa Tengah 0,22 5,63 6,35 17,04 21,49 49,27 100,00

13 DI Yogyakarta - 7,53 5,07 12,05 19,67 55,67 100,00

14 Jawa Timur 0,20 10,75 8,29 18,57 22,76 39,42 100,00

15 Banten 0,49 6,05 11,18 28,76 19,97 33,55 100,00

16 Bali - 3,01 5,38 23,19 30,33 38,10 100,00

17 Nusa Tenggara Barat - 3,87 6,88 18,84 24,79 45,64 100,00

18 Nusa Tenggara Timur - 6,32 11,19 33,66 19,70 29,13 100,00

19 Kalimantan Barat - 9,84 12,53 24,08 15,84 37,71 100,00

20 Kalimantan Tengah - 5,18 6,32 15,94 21,26 51,29 100,00

21 Kalimantan Selatan - 9,29 2,13 16,12 18,96 53,51 100,00

22 Kalimantan Timur 0,39 7,10 10,06 22,37 17,78 42,30 100,00

23 Sulawesi Utara - 9,70 15,40 25,06 15,81 34,02 100,00

24 Sulawesi Tengah - 9,18 12,23 27,07 7,56 43,96 100,00

25 Sulawesi Selatan - 3,18 14,29 34,68 14,68 33,17 100,00

26 Sulawesi Tenggara 0,31 8,30 13,71 18,78 17,75 41,15 100,00

27 Gorontalo - 1,74 18,70 30,87 15,78 32,91 100,00

28 Maluku 0,62 3,49 39,43 38,89 7,49 10,08 100,00

29 Maluku Utara - 4,12 11,13 22,32 24,40 38,02 100,00

30 Papua - 5,49 24,83 32,68 14,09 22,91 100,00

0,18 7,35 9,92 21,71 21,37 39,48 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. ProvinsiLama Disusui (Bulan)

Jumlah

Page 202: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.29.b

Perdesaan

0 <=5 6-11 12-17 18-23 >24

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - 6,36 11,21 25,62 34,32 22,48 99,99

2 Sumatera Utara 0,11 5,44 20,52 34,60 22,04 17,28 99,88

3 Sumatera Barat 0,21 2,58 6,96 24,16 31,39 34,69 99,78

4 Riau 0,05 5,73 8,78 23,34 27,58 34,52 99,95

5 Jambi 0,08 4,78 5,00 15,99 30,71 43,43 99,91

6 Sumatera Selatan - 2,41 5,91 18,36 27,82 45,50 100,00

7 Bengkulu - 1,24 4,46 20,67 38,33 35,30 100,00

8 Lampung 0,87 2,09 7,72 20,58 29,13 39,61 99,13

9 Kepulauan Bangka Belitung 0,56 14,08 11,76 22,41 16,82 34,38 99,45

10 DKI Jakarta - - - - - - 0,00

11 Jawa Barat 0,48 3,00 3,99 12,39 23,59 56,55 99,52

12 Jawa Tengah 0,20 3,09 5,06 13,02 21,55 57,09 99,81

13 DI Yogyakarta - 3,09 3,74 9,59 20,69 62,88 99,99

14 Jawa Timur 0,24 4,65 7,78 17,89 24,23 45,22 99,77

15 Banten - 2,01 3,87 23,39 33,28 37,45 100,00

16 Bali 0,07 1,11 4,70 21,45 29,71 42,97 99,94

17 Nusa Tenggara Barat - 1,68 6,99 18,64 23,95 48,74 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 0,13 1,57 9,52 37,43 24,23 27,12 99,87

19 Kalimantan Barat 0,20 3,18 7,02 18,37 23,64 47,59 99,80

20 Kalimantan Tengah - 1,99 3,33 20,30 28,88 45,49 99,99

21 Kalimantan Selatan 0,18 3,93 5,26 14,01 21,02 55,61 99,83

22 Kalimantan Timur - 6,40 10,26 20,52 21,36 41,46 100,00

23 Sulawesi Utara - 3,80 15,93 39,48 16,78 24,01 100,00

24 Sulawesi Tengah 0,10 4,48 11,54 21,26 15,44 47,18 99,90

25 Sulawesi Selatan 0,02 2,46 10,11 35,50 23,04 28,87 99,98

26 Sulawesi Tenggara - 2,32 10,66 21,91 31,21 33,90 100,00

27 Gorontalo - 13,16 15,46 32,97 10,62 27,79 100,00

28 Maluku 0,10 3,64 30,54 45,48 9,21 11,03 99,90

29 Maluku Utara - 1,04 8,04 35,03 39,42 16,47 100,00

30 Papua 0,74 3,46 9,73 21,17 19,15 45,75 99,26

0,22 3,52 8,00 20,91 24,67 42,68 100,00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. ProvinsiLama Disusui (Bulan)

Jumlah

Page 203: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.30

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 7.186 662 9,212 Sumatera Utara 245.432 104.561 42,603 Sumatera Barat 94.945 74.618 78,594 Riau 136.943 76.917 56,175 Jambi 26.854 12.235 45,566 Bengkulu 25.382 17.227 67,877 Sumatera Selatan 93.024 77.694 83,528 Lampung 175.490 77.415 44,119 Kepulauan Bangka Belitung 2.958 2.055 69,47

10 Kepulauan Riau 30.842 20.420 66,2111 DKI Jakarta 56.329 44.739 79,4212 Jawa Barat 406.889 167.247 41,1013 Jawa Tengah 246.620 90.300 36,6214 DI Yogyakarta 21.170 6.475 30,5915 Jawa Timur 649.455 273.525 42,1216 Banten 73.809 12.550 17,0017 Bali 48.846 29.567 60,5318 Nusa Tenggara Barat 73.542 38.819 52,7819 Nusa Tenggara Timur 41.460 21.507 51,8720 Kalimantan Barat 22.789 10.821 47,4821 Kalimantan Tengah 35.304 22.168 62,7922 Kalimantan Timur 39.175 23.349 59,6023 Kalimantan Selatan 41.181 31.239 75,8624 Sulawesi Utara 28.187 16.433 58,3025 Sulawesi Tengah 29.022 23.209 79,9726 Sulawesi Tenggara 30.662 14.795 48,2527 Sulawesi Selatan 92.182 54.375 58,9928 Gorontalo 416 208 50,0029 Sulawesi Barat - - -30 Maluku 19.822 11.400 57,5131 Maluku Utara 2.379 1.387 58,3032 Papua 6.512 2.715 41,6933 Irian Jaya Barat 7.968 2.810 35,27

2.812.775 1.363.442 48,47

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 November 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi%(5)

Jumlah Bayi

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah(4)(3)

Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif

Page 204: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.31

Perkotaan+PerdesaanNo Provinsi Jumlah

(1) (2) (6)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 29,40 6,00 64,59 100,002 Sumatera Utara 27,78 6,45 65,77 100,003 Sumatera Barat 30,77 3,45 65,78 100,004 Riau 34,25 3,61 62,14 100,005 Jambi 30,12 7,30 62,58 100,006 Sumatera Selatan 31,10 8,66 60,24 100,007 Bengkulu 33,83 4,92 61,25 100,008 Lampung 32,71 6,73 60,56 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 28,64 3,10 68,26 100,0010 DKI Jakarta 26,03 5,18 68,79 100,0011 Jawa Barat 32,20 6,71 61,09 100,0012 Jawa Tengah 26,32 6,30 67,38 100,0013 DI Yogyakarta 23,16 5,60 71,24 100,0014 Jawa Timur 27,25 5,23 67,52 100,0015 Banten 30,27 8,04 61,69 100,0016 Bali 20,33 3,97 75,70 100,0017 Nusa Tenggara Barat 29,22 3,40 67,38 100,0018 Nusa Tenggara Timur 19,52 7,76 72,72 100,0019 Kalimantan Barat 29,59 7,85 62,57 100,0020 Kalimantan Tengah 29,71 6,58 63,71 100,0021 Kalimantan Selatan 22,82 4,54 72,64 100,0022 Kalimantan Timur 23,99 5,65 70,36 100,0023 Sulawesi Utara 31,18 5,96 62,86 100,0024 Sulawesi Tengah 27,91 6,28 65,80 100,0025 Sulawesi Selatan 23,70 5,32 70,98 100,0026 Sulawesi Tenggara 27,34 4,19 68,47 100,0027 Gorontalo 29,38 10,01 60,61 100,0028 Maluku 21,66 10,56 67,77 100,0029 Maluku Utara 28,23 13,67 58,10 100,0030 Papua 31,04 7,34 61,63 100,00

28,35 6,09 65,56 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Ya, Setiap hari Ya, kadang-kadang Tidak merokok(3) (4) (5)

Indonesia

DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Kebiasaan Merokok

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,

Page 205: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.31.a

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 28,55 3,95 67,50 100,002 Sumatera Utara 27,72 6,35 65,93 100,003 Sumatera Barat 28,30 4,34 67,36 100,004 Riau 31,40 3,20 65,40 100,005 Jambi 25,00 7,44 67,56 100,006 Sumatera Selatan 25,27 6,75 67,97 100,007 Bengkulu 24,69 7,19 68,12 100,008 Lampung 33,27 6,26 60,47 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 27,84 4,26 67,90 100,0010 DKI Jakarta 26,03 5,18 68,79 100,0011 Jawa Barat 30,21 6,66 63,14 100,0012 Jawa Tengah 23,13 5,97 70,90 100,0013 DI Yogyakarta 21,76 5,41 72,83 100,0014 Jawa Timur 23,52 5,22 71,26 100,0015 Banten 27,66 8,51 63,83 100,0016 Bali 21,08 3,97 74,96 100,0017 Nusa Tenggara Barat 29,24 2,39 68,37 100,0018 Nusa Tenggara Timur 19,47 5,28 75,25 100,0019 Kalimantan Barat 26,17 4,10 69,73 100,0020 Kalimantan Tengah 22,01 7,34 70,65 100,0021 Kalimantan Selatan 18,79 5,23 75,99 100,0022 Kalimantan Timur 21,47 5,33 73,20 100,0023 Sulawesi Utara 24,24 5,25 70,50 100,0024 Sulawesi Tengah 19,23 3,85 76,92 100,0025 Sulawesi Selatan 21,68 3,64 74,68 100,0026 Sulawesi Tenggara 19,53 6,25 74,22 100,0027 Gorontalo 27,67 6,70 65,63 100,0028 Maluku 21,62 7,21 71,17 100,0029 Maluku Utara 21,46 14,14 64,39 100,0030 Papua 25,96 4,81 69,23 100,00

25,95 5,77 68,28 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

(6)

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

No. ProvinsiKebiasaan Merokok

JumlahYa, Setiap hari(5)

Tidak merokokYa, kadang-kadang

Indonesia

(3) (4)

Page 206: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.31.b

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 29,75 6,82 63,43 100,002 Sumatera Utara 27,83 6,53 65,64 100,003 Sumatera Barat 31,91 3,04 65,05 100,004 Riau 36,67 3,95 59,38 100,005 Jambi 32,27 7,24 60,49 100,006 Sumatera Selatan 34,32 9,72 55,96 100,007 Bengkulu 37,64 3,98 58,38 100,008 Lampung 32,54 6,87 60,58 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 29,24 2,23 68,53 100,0010 DKI Jakarta - - - _11 Jawa Barat 34,41 6,78 58,81 100,0012 Jawa Tengah 28,60 6,54 64,86 100,0013 DI Yogyakarta 25,19 5,88 68,93 100,0014 Jawa Timur 29,96 5,24 64,80 100,0015 Banten 33,64 7,45 58,91 100,0016 Bali 19,57 3,96 76,47 100,0017 Nusa Tenggara Barat 29,21 4,02 66,77 100,0018 Nusa Tenggara Timur 19,53 8,28 72,19 100,0019 Kalimantan Barat 30,96 9,34 59,70 100,0020 Kalimantan Tengah 33,04 6,25 60,71 100,0021 Kalimantan Selatan 25,37 4,10 70,52 100,0022 Kalimantan Timur 27,15 6,05 66,80 100,0023 Sulawesi Utara 35,57 6,41 58,02 100,0024 Sulawesi Tengah 30,26 6,94 62,80 100,0025 Sulawesi Selatan 24,60 6,07 69,32 100,0026 Sulawesi Tenggara 29,69 3,57 66,74 100,0027 Gorontalo 30,04 11,28 58,68 100,0028 Maluku 21,68 12,01 66,31 100,0029 Maluku Utara 30,92 13,49 55,59 100,0030 Papua 32,74 8,19 59,07 100,00

30,26 6,34 63,40 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

(6)

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

PerdesaanKebiasaan Merokok

Ya, Setiap hari Ya, kadang-kadang Tidak merokokJumlah

(5)

No

Indonesia

(3) (4)

Provinsi

Page 207: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.32

5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,79 13,14 60,48 20,07 4,99 0,52 100,002 Sumatera Utara 2,25 11,78 60,26 20,74 2,81 2,17 100,003 Sumatera Barat 1,29 23,73 58,97 11,82 2,31 1,87 100,004 Riau 1,13 8,94 68,64 16,66 2,57 2,06 100,005 Jambi 1,25 11,00 66,15 17,44 3,33 0,83 100,006 Sumatera Selatan 1,40 13,03 65,84 16,55 2,16 1,01 100,007 Bengkulu 0,70 18,27 67,89 11,28 1,39 0,48 100,008 Lampung 0,74 16,94 64,42 12,82 2,74 2,34 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 2,13 19,85 60,98 13,11 2,13 1,81 100,00

10 DKI Jakarta 1,68 14,62 61,73 17,69 2,51 1,77 100,0011 Jawa Barat 2,11 9,90 68,00 16,22 2,14 1,63 100,0012 Jawa Tengah 2,16 16,27 60,20 16,46 2,92 1,99 100,0013 DI Yogyakarta 1,08 15,20 61,11 15,86 3,95 2,80 100,0014 Jawa Timur 1,51 14,14 61,92 17,05 3,59 1,79 100,0015 Banten 1,03 8,18 70,41 16,56 2,78 1,05 100,0016 Bali 0,59 5,63 61,20 23,20 5,38 3,99 100,0017 Nusa Tenggara Barat 2,52 18,16 64,28 11,85 2,44 0,76 100,0018 Nusa Tenggara Timur 1,06 4,95 54,14 31,44 6,30 2,11 100,0019 Kalimantan Barat 1,50 9,08 60,96 20,66 4,90 2,90 100,0020 Kalimantan Tengah 0,87 6,76 71,51 15,57 3,80 1,50 100,0021 Kalimantan Selatan 0,53 13,52 67,51 12,76 3,01 2,67 100,0022 Kalimantan Timur 3,74 7,70 59,94 23,40 4,23 1,00 100,0023 Sulawesi Utara 0,61 6,80 67,75 20,89 2,91 1,03 100,0024 Sulawesi Tengah 1,38 10,88 60,81 20,11 4,31 2,53 100,0025 Sulawesi Selatan 2,59 10,63 60,62 19,95 4,01 2,20 100,0026 Sulawesi Tenggara 1,67 9,89 60,85 20,61 3,37 3,61 100,0027 Gorontalo 1,46 8,21 65,98 16,44 4,98 2,93 100,0028 Maluku 0,39 4,51 58,24 25,26 7,96 3,65 100,0029 Maluku Utara 0,62 2,09 71,97 21,27 3,75 0,31 100,0030 Papua 1,22 14,09 60,16 16,58 4,97 2,97 100,00

1,69 12,61 63,57 17,21 3,09 1,83 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan+PerdesaanKelompok Umur Pertama Kali Merokok

Provinsi Jumlah

Page 208: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.32.a

Perkotaan

5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,47 13,73 67,16 13,73 3,92 0,00 100,002 Sumatera Utara 2,23 7,89 59,72 24,09 2,63 3,44 100,003 Sumatera Barat 1,89 29,25 54,72 10,85 1,42 1,89 100,004 Riau 9,39 66,97 19,70 1,82 2,12 100,005 Jambi 2,48 12,40 57,03 20,66 7,44 0,00 100,006 Sumatera Selatan 1,29 6,47 68,97 20,69 2,16 0,43 100,007 Bengkulu 0,80 12,80 68,80 16,00 1,60 - 100,008 Lampung 0,88 20,35 57,96 15,04 3,98 1,77 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 3,22 12,90 58,87 20,97 3,23 0,81 100,0010 DKI Jakarta 1,68 14,62 61,73 17,69 2,51 1,77 100,0011 Jawa Barat 2,08 9,95 65,75 17,70 2,69 1,83 100,0012 Jawa Tengah 1,92 11,42 62,19 20,18 2,92 1,37 100,0013 DI Yogyakarta 0,84 14,45 65,72 13,78 2,69 2,52 100,0014 Jawa Timur 1,26 11,44 61,44 19,76 4,01 2,08 100,0015 Banten 0,85 5,76 69,94 18,76 4,05 0,64 100,0016 Bali 0,30 4,20 63,36 21,92 5,41 4,80 100,0017 Nusa Tenggara Barat 1,30 19,48 63,31 11,36 3,25 1,30 100,0018 Nusa Tenggara Timur 2,15 12,90 46,23 26,88 7,53 4,30 100,0019 Kalimantan Barat 0,56 13,41 64,24 16,20 3,35 2,23 100,0020 Kalimantan Tengah - 7,58 66,66 20,46 4,55 0,76 100,0021 Kalimantan Selatan 0,52 10,31 70,62 13,40 3,61 1,55 100,0022 Kalimantan Timur 5,45 2,97 55,94 29,70 4,95 0,99 100,0023 Sulawesi Utara 1,16 8,14 63,95 20,35 4,65 1,74 100,0024 Sulawesi Tengah 1,72 8,62 68,96 13,79 3,45 3,45 100,0025 Sulawesi Selatan 2,67 7,56 61,33 20,44 6,22 1,78 100,0026 Sulawesi Tenggara - 8,23 58,83 28,23 2,35 2,35 100,0027 Gorontalo 4,70 7,05 67,06 9,41 7,06 4,71 100,0028 Maluku 1,43 10,00 58,56 24,29 2,86 2,86 100,0029 Maluku Utara 2,53 - 62,03 31,65 2,53 1,27 100,0030 Papua - 5,80 66,67 23,19 2,90 1,45 100,00

1,65 10,90 63,40 18,98 3,25 1,82 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Kelompok Umur Pertama Kali Merokok

Indonesia

JumlahNo Provinsi

Page 209: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.32.b

Perdesaan

No Provinsi 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30 Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,54 12,92 57,99 22,44 5,39 0,72 100,00

2 Sumatera Utara 2,27 15,18 60,73 17,80 2,97 1,05 100,00

3 Sumatera Barat 1,04 21,37 60,79 12,24 2,70 1,87 100,00

4 Riau 2,01 8,60 69,91 14,33 3,15 2,01 100,00

5 Jambi 0,83 10,53 69,25 16,34 1,94 1,11 100,00

6 Sumatera Selatan 1,44 15,86 64,50 14,78 2,16 1,26 100,00

7 Bengkulu 0,66 20,33 67,54 9,51 1,31 0,66 100,00

8 Lampung 0,70 15,92 66,34 12,15 2,37 2,51 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 1,29 25,16 62,58 7,10 1,29 2,58 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - -

11 Jawa Barat 2,14 9,84 70,33 14,69 1,57 1,43 100,00

12 Jawa Tengah 2,30 19,19 59,01 14,22 2,92 2,36 100,00

13 DI Yogyakarta 1,41 16,20 54,93 18,66 5,63 3,17 100,00

14 Jawa Timur 1,66 15,86 62,22 15,33 3,32 1,61 100,00

15 Banten 1,23 11,11 70,99 13,89 1,23 1,54 100,00

16 Bali 0,89 7,14 58,93 24,55 5,36 3,13 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 3,25 17,35 64,86 12,15 1,95 0,43 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 0,84 3,34 55,74 32,36 6,05 1,67 100,00

19 Kalimantan Barat 1,80 7,69 59,90 22,10 5,40 3,11 100,00

20 Kalimantan Tengah 1,18 6,47 73,24 13,82 3,53 1,76 100,00

21 Kalimantan Selatan 0,54 15,14 65,95 12,43 2,70 3,24 100,00

22 Kalimantan Timur 2,00 12,50 64,00 17,00 3,50 1,00 100,00

23 Sulawesi Utara 0,34 6,14 69,62 21,16 2,05 0,68 100,00

24 Sulawesi Tengah 1,31 11,29 59,32 21,26 4,46 2,36 100,00

25 Sulawesi Selatan 2,56 11,88 60,33 19,74 3,11 2,38 100,00

26 Sulawesi Tenggara 2,13 10,33 61,40 18,54 3,65 3,95 100,00

27 Gorontalo 0,39 8,59 65,63 18,75 4,30 2,34 100,00

28 Maluku - 2,46 58,12 25,62 9,85 3,94 100,00

29 Maluku Utara - 2,76 75,17 17,93 4,14 - 100,00

30 Papua 1,52 16,16 58,54 14,94 5,49 3,35 100,00

1,72 13,83 63,71 15,93 2,97 1,84 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Kelompok Umur Pertama Kali Merokok

Indonesia

Page 210: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.33

5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - 3,96 42,47 37,43 13,06 3,08 100,002 Sumatera Utara - 4,11 47,30 34,62 10,08 3,88 100,003 Sumatera Barat - 8,87 51,74 30,67 5,45 3,27 100,004 Riau - 2,04 47,25 41,11 6,29 3,31 100,005 Jambi - 3,17 55,64 32,54 7,50 1,15 100,006 Sumatera Selatan - 3,86 52,27 31,83 8,86 3,18 100,007 Bengkulu - 7,36 53,62 32,31 4,64 2,07 100,008 Lampung 0,42 2,96 53,11 32,87 6,52 4,13 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 0,45 7,91 57,44 25,53 6,48 2,19 100,0010 DKI Jakarta - 6,08 45,75 34,60 9,25 4,31 100,0011 Jawa Barat - 2,59 54,96 31,86 7,03 3,55 100,0012 Jawa Tengah 0,11 4,46 49,26 32,78 9,13 4,25 100,0013 DI Yogyakarta 0,14 5,81 48,02 28,98 11,22 5,83 100,0014 Jawa Timur 0,17 6,37 48,28 30,2 10,48 4,51 100,0015 Banten 0,16 1,76 53,55 34,49 7,32 2,72 100,0016 Bali - 2,30 46,11 31,52 13,20 6,88 100,0017 Nusa Tenggara Barat 0,15 5,98 57,92 29,32 4,48 2,15 100,0018 Nusa Tenggara Timur - 2,30 37,23 41,52 14,64 4,32 100,0019 Kalimantan Barat - 4,61 45,32 37,07 7,52 5,49 100,0020 Kalimantan Tengah - 2,38 57,74 31,66 6,45 1,77 100,0021 Kalimantan Selatan - 4,73 47,16 34,57 10,34 3,20 100,0022 Kalimantan Timur 0,36 3,98 42,74 36,97 12,33 3,63 100,0023 Sulawesi Utara - 1,86 51,41 35,67 8,46 2,60 100,0024 Sulawesi Tengah - 3,43 47,83 34,43 8,75 5,57 100,0025 Sulawesi Selatan - 5,15 44,69 35,46 9,55 5,15 100,0026 Sulawesi Tenggara - 4,74 39,92 37,93 11,4 6,01 100,0027 Gorontalo 0,43 3,40 44,25 35,76 11,06 5,10 100,0028 Maluku - 0,58 32,69 44,37 15,28 7,08 100,0029 Maluku Utara - 51,90 37,15 9,62 1,32 100,0030 Papua - 4,28 40,10 41,71 10,23 3,68 100,00

0,08 4,23 49,92 33,08 8,77 3,92 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan+PerdesaanKelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari

JumlahProvinsi

Page 211: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.33.a

5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - 5,03 49,68 31,45 12,58 1,26 100,00

2 Sumatera Utara - 2,29 40,69 39,26 12,61 5,16 100,00

3 Sumatera Barat - 12,27 49,69 31,29 4,29 2,45 100,00

4 Riau - 1,13 44,15 43,02 7,55 4,15 100,00

5 Jambi - 2,38 60,71 26,19 9,52 1,19 100,00

6 Sumatera Selatan - 1,24 37,89 42,86 13,66 4,35 100,00

7 Bengkulu - 2,53 46,83 45,58 5,07 - 100,00

8 Lampung 1,18 4,71 48,24 35,88 7,06 2,94 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 5,10 44,90 37,76 10,2 2,04 100,00

10 DKI Jakarta - 6,08 45,75 34,60 9,25 4,31 100,00

11 Jawa Barat - 2,82 50,46 33,89 8,45 4,39 100,00

12 Jawa Tengah - 2,37 44,80 36,23 11,99 4,61 100,00

13 DI Yogyakarta 0,26 5,18 53,11 29,01 8,03 4,40 100,00

14 Jawa Timur 0,21 3,74 44,72 33,94 12,49 4,91 100,00

15 Banten 0,31 1,55 53,73 33,85 7,14 3,42 100,00

16 Bali - 0,84 49,37 29,29 12,13 8,37 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 0,39 6,23 58,76 24,51 6,61 3,50 100,00

18 Nusa Tenggara Timur - 3,39 33,9 37,29 18,64 6,78 100,00

19 Kalimantan Barat - 5,97 48,5 33,58 5,22 6,72 100,00

20 Kalimantan Tengah - 1,24 53,09 37,03 7,41 1,24 100,00

21 Kalimantan Selatan - 1,50 47,37 34,59 12,78 3,76 100,00

22 Kalimantan Timur - 2,19 37,23 40,88 15,33 4,38 100,00

23 Sulawesi Utara - 4,17 54,17 30,83 9,17 1,67 100,00

24 Sulawesi Tengah - 2,50 54,99 32,50 7,50 2,50 100,00

25 Sulawesi Selatan - 5,16 33,55 41,93 14,19 5,16 100,00

26 Sulawesi Tenggara - 4,00 46,00 32,00 12,00 6,00 100,00

27 Gorontalo - 4,84 43,54 29,03 14,52 8,07 100,00

28 Maluku - - 39,58 43,75 10,42 6,25 100,00

29 Maluku Utara - - 31,81 52,28 13,64 2,27 100,00

30 Papua - - 38,89 48,15 11,11 1,85 100,00

0,08 3,38 46,87 35,13 30,17 4,37 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan

Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap HariJumlahProvinsi

Page 212: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.33.b

No Provinsi 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 > 30 Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - 3,54 39,72 39,72 13,24 3,78 100,00

2 Sumatera Utara - 5,63 52,82 30,75 7,98 2,82 100,00

3 Sumatera Barat - 7,48 52,58 30,41 5,93 3,61 100,00

4 Riau - 2,69 49,50 39,73 5,39 2,69 100,00

5 Jambi - 3,42 53,99 34,60 6,85 1,14 100,00

6 Sumatera Selatan - 4,93 58,13 27,34 6,90 2,71 100,00

7 Bengkulu - 8,68 55,47 28,68 4,53 2,64 100,00

8 Lampung 0,19 2,43 54,58 31,96 6,36 4,49 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 0,76 9,92 66,41 16,79 3,82 2,29 100,00

10 DKI Jakarta - - - _ _ _ _

11 Jawa Barat - 2,37 59,34 29,9 5,65 2,73 100,00

12 Jawa Tengah 0,17 5,67 51,85 30,78 7,48 4,04 100,00

13 DI Yogyakarta - 6,60 41,63 28,93 15,23 7,61 100,00

14 Jawa Timur 0,14 7,88 50,31 28,06 9,33 4,28 100,00

15 Banten - 1,98 53,36 35,18 7,51 1,98 100,00

16 Bali - 3,92 42,48 33,98 14,38 5,23 100,00

17 Nusa Tenggara Barat - 5,82 57,41 32,28 3,17 1,32 100,00

18 Nusa Tenggara Timur - 2,07 37,93 42,41 13,79 3,79 100,00

19 Kalimantan Barat - 4,15 44,24 38,25 8,30 5,07 100,00

20 Kalimantan Tengah - 2,70 59,08 30,11 6,18 1,93 100,00

21 Kalimantan Selatan - 6,25 47,06 34,56 9,19 2,94 100,00

22 Kalimantan Timur 0,72 5,76 48,20 33,09 9,35 2,88 100,00

23 Sulawesi Utara - 0,86 50,22 37,77 8,15 3,00 100,00

24 Sulawesi Tengah - 3,58 46,60 34,77 8,96 6,09 100,00

25 Sulawesi Selatan - 5,14 49,10 32,90 7,71 5,14 100,00

26 Sulawesi Tenggara - 4,89 38,72 39,10 11,28 6,02 100,00

27 Gorontalo 0,58 2,89 44,51 38,15 9,83 4,05 100,00

28 Maluku - 0,83 29,75 44,63 17,36 7,44 100,00

29 Maluku Utara - - 57,45 32,98 8,51 1,06 100,00

30 Papua - 5,42 40,42 40,00 10,00 4,17 100,00

0,07 4,82 51,99 31,68 7,82 3,62 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004

PerdesaanKelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari

Page 213: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.34

< 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 > 25(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 5,66 20,62 41,54 11,86 15,82 4,50 100,00

2 Sumatera Utara 4,26 11,11 46,59 14,57 20,38 3,09 100,00

3 Sumatera Barat 5,78 15,76 50,51 12,88 12,16 2,90 100,00

4 Riau 6,05 9,91 43,31 22,39 15,16 3,18 100,00

5 Jambi 4,33 19,89 44,06 22,51 6,33 2,89 100,00

6 Sumatera Selatan 10,78 22,90 53,95 6,37 3,69 2,29 100,00

7 Bengkulu 2,00 13,04 69,84 9,66 4,37 1,09 100,00

8 Lampung 12,49 25,17 52,04 6,93 2,54 0,84 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 4,33 14,35 46,88 19,60 10,50 4,33 100,00

10 DKI Jakarta 11,15 23,57 56,40 3,17 4,44 1,27 100,00

11 Jawa Barat 14,39 29,16 47,83 3,35 3,87 1,40 100,00

12 Jawa Tengah 14,52 34,29 43,23 4,65 2,83 0,47 100,00

13 DI Yogyakarta 19,39 31,34 39,57 5,41 3,35 0,95 100,00

14 Jawa Timur 12,07 27,88 49,73 4,39 4,73 1,20 100,00

15 Banten 10,04 20,07 62,38 3,81 3,01 0,70 100,00

16 Bali 18,85 30,11 37,92 7,29 5,52 0,31 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 10,79 27,45 39,17 8,34 7,05 7,21 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 22,82 30,06 32,80 8,30 3,72 2,30 100,00

19 Kalimantan Barat 4,21 11,99 53,79 18,64 9,27 2,10 100,00

20 Kalimantan Tengah 13,29 18,35 50,68 12,05 5,05 0,58 100,00

21 Kalimantan Selatan 3,96 11,10 57,59 15,00 10,13 2,21 100,00

22 Kalimantan Timur 2,54 12,69 53,24 25,37 5,44 0,72 100,00

23 Sulawesi Utara 8,82 19,44 46,26 19,73 4,65 1,10 100,00

24 Sulawesi Tengah 10,21 24,16 29,97 28,62 3,12 3,91 100,00

25 Sulawesi Selatan 6,98 21,87 40,08 23,71 4,05 3,31 100,00

26 Sulawesi Tenggara 7,61 20,00 42,03 19,95 7,27 3,14 100,00

27 Gorontalo 15,74 25,10 36,19 14,46 5,53 2,98 100,00

28 Maluku 21,97 21,39 36,57 10,50 8,38 1,20 100,00

29 Maluku Utara 13,83 34,84 35,87 8,64 4,17 2,65 100,00

30 Papua 6,10 28,75 41,83 7,42 6,55 9,34 100,00

11,37 25,17 47,75 8,12 5,82 1,77 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan+Perdesaan

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per HariJumlahProvinsi

Page 214: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.34.a

< 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 > 25(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4,40 20,76 32,71 13,84 17,61 10,69 100,00

2 Sumatera Utara 4,30 13,18 47,28 13,75 19,20 2,29 100,00

3 Sumatera Barat 9,20 19,02 43,56 13,50 11,65 3,07 100,00

4 Riau 12,08 10,57 38,49 20,75 14,72 3,40 100,00

5 Jambi 5,95 20,24 34,52 32,14 2,38 4,76 100,00

6 Sumatera Selatan 13,66 19,88 52,17 9,32 2,48 2,48 100,00

7 Bengkulu 3,80 15,19 65,82 6,33 3,80 5,06 100,00

8 Lampung 11,76 20,59 53,53 8,82 3,53 1,76 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 6,13 17,35 38,78 22,45 9,18 6,12 100,00

10 DKI Jakarta 11,15 23,57 56,40 3,17 4,44 1,27 100,00

11 Jawa Barat 14,00 25,68 52,86 3,23 3,07 1,16 100,00

12 Jawa Tengah 13,17 29,51 47,96 5,27 3,56 0,53 100,00

13 DI Yogyakarta 18,65 30,83 41,97 2,85 4,40 1,29 100,00

14 Jawa Timur 13,13 27,21 49,31 2,88 5,87 1,60 100,00

15 Banten 8,70 15,53 64,91 5,90 4,35 0,62 100,00

16 Bali 17,57 27,20 45,60 5,02 4,60 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 12,84 30,35 36,19 8,56 3,89 8,17 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 8,47 25,43 52,54 6,78 3,39 3,39 100,00

19 Kalimantan Barat 3,73 12,69 50,00 25,37 6,72 1,49 100,00

20 Kalimantan Tengah 25,92 12,35 45,68 12,34 2,47 1,23 100,00

21 Kalimantan Selatan 3,01 12,03 52,63 19,55 9,77 3,01 100,00

22 Kalimantan Timur 4,38 14,60 45,99 27,74 7,30 - 100,00

23 Sulawesi Utara 13,33 26,67 29,17 26,66 2,50 1,67 100,00

24 Sulawesi Tengah 17,5 12,50 12,50 45,00 2,50 10,00 100,00

25 Sulawesi Selatan 9,03 22,58 38,06 25,16 1,29 3,87 100,00

26 Sulawesi Tenggara 10,00 28,00 34,00 22,00 6,00 - 100,00

27 Gorontalo 19,36 25,80 25,81 20,97 3,22 4,84 100,00

28 Maluku 25,00 25,00 31,25 4,16 12,50 2,08 100,00

29 Maluku Utara 2,27 45,45 38,65 9,09 - 4,54 100,00

30 Papua 5,55 24,07 51,85 5,56 9,26 3,70 100,00

11,84 23,57 49,71 7,46 5,64 1,78 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PER HARI, DAN DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004

Perkotaan

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari

Indonesia

No Provinsi Jumlah

Page 215: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.34.b

< 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 > 25(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6,15 20,57 44,92 11,11 15,13 2,13 100,00

2 Sumatera Utara 4,23 9,39 46,01 15,26 21,36 3,76 100,00

3 Sumatera Barat 4,38 14,43 53,35 12,63 12,37 2,83 100,00

4 Riau 1,68 9,43 46,80 23,57 15,49 3,03 100,00

5 Jambi 3,80 19,77 47,15 19,39 7,60 2,28 100,00

6 Sumatera Selatan 9,61 24,14 54,68 5,17 4,19 2,22 100,00

7 Bengkulu 1,51 12,45 70,94 10,56 4,53 - 100,00

8 Lampung 12,71 26,54 51,59 6,35 2,24 0,56 100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung 3,05 12,21 52,67 17,56 11,45 3,05 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - -

11 Jawa Barat 14,77 32,54 42,94 3,46 4,65 1,64 100,00

12 Jawa Tengah 15,31 37,06 40,50 4,30 2,41 0,43 100,00

13 DI Yogyakarta 20,30 31,98 36,55 8,63 2,03 0,51 100,00

14 Jawa Timur 11,47 28,27 49,97 5,25 4,08 0,97 100,00

15 Banten 11,46 24,90 59,68 1,58 1,58 0,79 100,00

16 Bali 20,26 33,33 29,41 9,80 6,54 0,65 100,00

17 Nusa Tenggara Barat 9,52 25,66 41,01 8,20 8,99 6,61 100,00

18 Nusa Tenggara Timur 25,86 31,04 28,62 8,62 3,79 2,07 100,00

19 Kalimantan Barat 4,38 11,75 55,07 16,36 10,14 2,30 100,00

20 Kalimantan Tengah 9,66 20,08 52,12 11,97 5,79 0,39 100,00

21 Kalimantan Selatan 4,41 10,66 59,93 12,87 10,29 1,84 100,00

22 Kalimantan Timur 0,72 10,79 60,43 23,02 3,60 1,44 100,00

23 Sulawesi Utara 6,87 16,31 53,65 16,74 5,58 0,86 100,00

24 Sulawesi Tengah 8,96 26,16 32,98 25,81 3,23 2,87 100,00

25 Sulawesi Selatan 6,17 21,59 40,87 23,14 5,14 3,08 100,00

26 Sulawesi Tenggara 7,14 18,42 43,61 19,55 7,52 3,76 100,00

27 Gorontalo 14,45 24,85 39,89 12,14 6,36 2,31 100,00

28 Maluku 20,66 19,84 38,84 13,22 6,61 0,83 100,00

29 Maluku Utara 17,02 31,91 35,11 8,51 5,32 2,13 100,00

30 Papua 6,25 30,00 39,17 7,92 5,83 10,84 100,00

11,05 26,27 46,4 8,57 5,94 1,77 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Perdesaan

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per HariProvinsi Jumlah

Page 216: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.35

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 31,06 71,99 66,79 49,79 78,55 75,60 44,45 76,68 73,09

2 Sumatera Utara 26,29 69,10 56,71 51,73 72,04 69,95 40,14 70,70 63,92

3 Sumatera Barat 29,34 72,40 52,60 37,01 72,20 68,01 34,59 72,26 63,15

4 Riau 28,91 67,30 60,43 47,53 74,20 74,20 39,00 71,04 67,89

5 Jambi 23,81 68,16 52,38 55,70 75,09 72,15 46,29 73,05 66,32

6 Sumatera Selatan 21,51 77,71 62,17 48,94 77,94 76,16 39,17 77,86 71,18

7 Bengkulu 29,06 84,69 66,87 55,54 70,45 69,74 47,75 74,64 68,90

8 Lampung 28,38 80,82 72,41 49,03 78,77 75,24 44,34 79,24 74,60

9 Kepulauan Bangka Belitung 24,44 67,90 54,55 54,69 82,81 66,52 41,71 76,42 61,39

10 DKI Jakarta 23,72 77,99 67,80 - - - 23,72 77,99 67,80

11 Jawa Barat 28,48 74,30 63,81 39,59 76,66 68,63 33,75 75,42 66,10

12 Jawa Tengah 28,15 80,20 58,96 43,61 82,96 69,63 37,16 81,80 65,18

13 DI Yogyakarta 24,80 83,20 59,98 48,21 86,83 71,36 34,34 84,68 64,62

14 Jawa Timur 23,72 80,30 58,38 37,90 81,26 68,96 31,92 80,85 64,50

15 Banten 27,32 69,07 64,09 40,56 72,87 59,44 33,09 70,73 62,06

16 Bali 28,04 82,80 63,05 42,97 86,70 65,09 35,40 84,72 64,06

17 Nusa Tenggara Barat 28,90 78,27 55,29 36,40 77,98 69,40 33,54 78,09 64,03

18 Nusa Tenggara Timur 28,72 65,35 64,69 47,41 65,73 73,27 44,14 65,66 71,76

19 Kalimantan Barat 21,29 79,10 57,03 51,21 75,54 75,18 42,66 76,56 69,99

20 Kalimantan Tengah 25,27 75,00 77,71 49,87 76,66 76,79 42,45 76,16 77,07

21 Kalimantan Selatan 24,86 81,07 64,69 37,87 78,82 66,70 32,82 79,70 65,92

22 Kalimantan Timur 32,13 77,43 62,69 45,90 68,95 70,12 38,24 73,67 65,99

23 Sulawesi Utara 36,36 75,76 62,62 47,48 78,78 57,25 43,17 77,61 59,33

24 Sulawesi Tengah 22,60 79,81 55,77 45,99 80,15 75,92 41,01 80,09 71,64

25 Sulawesi Selatan 19,72 79,30 62,38 42,31 72,49 72,23 35,32 74,60 69,18

26 Sulawesi Tenggara 25,39 86,72 78,52 46,65 85,16 81,47 41,75 85,52 80,79

27 Gorontalo 17,86 76,79 69,19 48,26 74,65 75,86 39,79 75,24 74,01

28 Maluku 17,11 72,07 72,52 36,73 81,72 82,08 30,84 78,82 79,21

29 Maluku Utara 22,92 80,98 66,33 50,99 88,16 79,93 43,00 86,12 76,06

30 Papua 31,25 72,12 73,08 67,94 70,94 82,40 58,72 71,24 80,06

26,39 76,67 61,84 43,69 78,05 70,50 36,02 77,44 66,67

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SEMINGGU YANG LALU MENURUT JENIS AKTIVITAS FISIK, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiPerkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Aktivitas Berat

Aktivitas Sedang

Aktivitas Ringan

Aktivitas Berat

Aktivitas Sedang

Aktivitas Ringan

Indonesia

Aktivitas Berat

Aktivitas Sedang

Aktivitas Ringan

Page 217: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.36

< 1 Porsi 1- 2 Porsi 3 - 4 Porsi >5 Porsi Tidak Tahu(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4,64 71,40 13,92 8,88 1,17 2,22 Sumatera Utara 17,59 65,35 13,27 3,80 - 1,83 Sumatera Barat 7,80 76,91 9,82 5,47 - 1,84 Riau 11,69 71,19 12,18 3,83 1,11 1,95 Jambi 2,21 71,68 15,87 10,23 - 2,36 Sumatera Selatan 7,57 70,86 13,06 8,28 0,23 2,17 Bengkulu 1,35 64,65 29,39 4,61 - 2,38 Lampung 4,28 72,10 16,20 7,18 0,24 2,29 Kepulauan Bangka Belitung 2,57 67,80 18,39 9,91 1,33 2,4

10 DKI Jakarta 7,75 75,38 12,56 4,24 0,07 1,911 Jawa Barat 5,80 77,56 11,70 4,90 0,04 1,812 Jawa Tengah 15,92 64,58 15,61 3,89 - 1,913 DI Yogyakarta 3,98 71,04 22,21 2,77 - 2,014 Jawa Timur 4,90 71,48 19,03 4,29 0,30 2,115 Banten 6,67 76,70 10,24 6,38 - 1,916 Bali 2,33 77,91 17,33 2,44 2,017 Nusa Tenggara Barat 3,31 79,14 14,81 2,74 1,918 Nusa Tenggara Timur 1,31 70,07 14,78 13,18 0,66 2,619 Kalimantan Barat 0,93 73,83 15,58 8,24 1,42 2,420 Kalimantan Tengah 3,89 70,74 17,47 4,55 3,35 2,421 Kalimantan Selatan 6,85 81,78 8,54 2,77 0,06 1,622 Kalimantan Timur 13,99 64,72 17,53 3,76 - 1,823 Sulawesi Utara 7,88 56,73 21,94 13,44 - 2,424 Sulawesi Tengah 1,60 70,55 17,42 10,34 0,09 2,325 Sulawesi Selatan 3,69 75,13 14,83 6,27 0,09 2,126 Sulawesi Tenggara 4,27 74,70 13,29 7,73 - 2,327 Gorontalo 5,12 73,97 13,21 7,70 - 2,028 Maluku 1,39 82,38 11,08 5,15 - 2,129 Maluku Utara 2,26 83,59 9,36 4,78 - 2,030 Papua 2,32 63,51 25,58 6,99 1,61 2,5

7,65 71,91 15,03 5,19 0,22 2,0

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

No

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI SAYUR-SAYURAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004

Porsi Rata-rata Konsumsi Sayur-sayuran Per HariProvinsi Rata-rata Porsi

per hari

Page 218: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 2.37

Rata-rata< 1 Porsi 1 Porsi 2 - 4 Porsi >5 Porsi Tidak Tahu Porsi per hari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3,70 44,49 45,85 4,07 1,89 2,0 2 Sumatera Utara 16,15 45,53 35,71 2,60 - 1,5 3 Sumatera Barat 5,36 60,52 32,90 1,21 - 1,5 4 Riau 12,42 46,23 38,61 1,75 1,00 1,7 5 Jambi 1,69 49,02 46,74 2,55 - 1,7 6 Sumatera Selatan 5,03 44,80 46,86 3,10 0,22 1,8 7 Bengkulu 2,15 50,12 46,76 0,97 - 1,7 8 Lampung 6,72 54,58 34,75 3,68 0,26 1,7 9 Kepulauan Bangka Belitung 2,42 43,88 47,72 4,83 1,16 2,1 10 DKI Jakarta 8,36 52,69 36,08 2,80 0,07 1,6 11 Jawa Barat 8,72 57,90 30,18 3,15 0,05 1,5 12 Jawa Tengah 17,71 47,30 32,96 2,03 - 1,5 13 DI Yogyakarta 4,91 57,37 36,62 1,11 - 1,5 14 Jawa Timur 9,94 49,31 38,88 1,74 0,13 1,6 15 Banten 3,92 59,57 33,49 3,02 - 1,6 16 Bali 3,53 61,66 34,21 0,60 1,5 17 Nusa Tenggara Barat 5,26 54,29 37,73 2,72 1,7 18 Nusa Tenggara Timur 2,27 56,53 37,35 3,22 0,63 1,7 19 Kalimantan Barat 2,76 48,99 43,83 2,88 1,54 1,9 20 Kalimantan Tengah 6,44 43,86 46,73 1,91 1,06 1,8 21 Kalimantan Selatan 8,63 60,01 30,39 0,90 0,07 1,4 22 Kalimantan Timur 14,17 46,30 37,09 2,43 - 1,5 23 Sulawesi Utara 7,76 49,79 36,18 6,27 - 1,8 24 Sulawesi Tengah 2,05 37,35 51,27 9,21 0,11 2,3 25 Sulawesi Selatan 3,77 44,23 47,62 4,22 0,17 1,9 26 Sulawesi Tenggara 5,86 40,08 50,14 3,93 - 1,9 27 Gorontalo 3,18 59,11 32,22 5,48 - 1,7 28 Maluku 4,22 58,67 35,84 1,00 0,27 1,5 29 Maluku Utara 4,37 46,25 45,31 4,08 - 1,9 30 Papua 4,52 38,83 48,06 6,42 2,17 2,3

9,44 51,19 36,50 2,68 0,19 1,6

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI BUAH-BUAHAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004

Porsi Rata-rata Konsumsi Buah-buahan Per HariProvinsiNo

Page 219: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.1

ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTALMENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - 67,70 _2 Sumatera Utara 42 57 67,30 3,03 Sumatera Barat 48 59 66,10 3,24 Riau 43 60 68,10 3,25 Jambi 41 51 66,90 2,76 Sumatera Selatan 30 49 65,70 2,37 Bengkulu 53 68 65,40 3,08 Lampung 55 64 66,10 2,79 Kepulauan Bangka Belitung 43 47 65,60 2,4

10 DKI Jakarta 35 41 72,30 2,211 Jawa Barat 44 50 64,50 2,812 Jawa Tengah 36 44 68,90 2,113 DI Yogyakarta 20 23 72,40 1,914 Jawa Timur 43 52 66,00 2,115 Banten 38 56 62,40 2,616 Bali 14 19 70,00 2,117 Nusa Tenggara Barat 74 103 59,30 2,418 Nusa Tenggara Timur 59 73 63,80 4,119 Kalimantan Barat 47 63 64,40 2,920 Kalimantan Tengah 40 47 69,40 3,221 Kalimantan Selatan 45 57 61,30 3,022 Kalimantan Timur 42 50 69,40 2,823 Sulawesi Utara 25 33 70,90 2,624 Sulawesi Tengah 52 71 63,30 3,225 Sulawesi Selatan 47 72 68,60 2,626 Sulawesi Tenggara 67 92 65,10 3,627 Gorontalo 77 97 64,20 2,828 Maluku - - 65,50 -29 Maluku Utara - - 63,00 -30 Papua - - 65,20 -

35 46 66,20 2,6

Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003Keterangan: (-) tidak ada data

Indonesia

(2002) (2003)(3) (4) (5) (6)

No Provinsi(2002-2003) (2002-2003)

Angka Harapan Angka FertilitasBayi (IMR) Balita Hidup (eo) Total (TFR)

Angka Kematian Angka Kematian

Page 220: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.2

PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALANDI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004

No %

(1) (4)

1 001 - 057,9 Penyakit Sistem Napas 18,7

2 058.0 - 096,9 Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Kesehatan dan yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan 19,1

3 097 - 100 Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu 11,6

4 101 - 111 Penyakit Sistem Cerna 12,1

5 112 - 119.9 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 10,1

6 120 - 129 Gejala, Tanda dan Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal, YTK 7,1

7 130 - 139.10 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 6,1

8 140 - 142.9 Penyakit Mata dan Adneksa 5,0

9 143 - 164.9 Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik 5,6

10 165.0 - 179.9 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 5,0

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2004Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

DTD

(2)

Golongan Sebab Sakit

(3)

Page 221: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.4

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 8.990 2,172 Sumatera Utara 48.341 5,433 Sumatera Barat 4.971 1,14 Riau 20.183 3,685 Jambi 60.127 24,46 Sumatera Selatan 56.762 8,047 Bengkulu 119.068 56,918 Lampung 275.654 38,529 Kepulauan Bangka Belitung 17.335 18,68

10 DKI Jakarta - -11 Jawa Barat 8.105 1,1112 Jawa Tengah 327.706 0,1513 DI Yogyakarta 23.206 0,1314 Jawa Timur 118.195 0,2815 Banten 2.836 0,0116 Bali - -17 Nusa Tenggara Barat 83.310 20,5118 Nusa Tenggara Timur 626.278 172,7719 Kalimantan Barat 3.915 0,9920 Kalimantan Tengah 22.090 12,1621 Kalimantan Selatan 8.598 2,7822 Kalimantan Timur 19.428 8,8323 Sulawesi Utara 31.827 14,9324 Sulawesi Tengah 58.770 27,2825 Sulawesi Selatan 18.315 2,4026 Sulawesi Tenggara 38.480 21,1127 Gorontalo 12.633 14,8528 Maluku 62.856 46,4329 Maluku Utara 65.379 72,4430 Papua 188.209 73,69

2.331.567 21,35

Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RIKeterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali) AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali)

Indonesia

JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIAMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi Jumlah Penderita API/AMI(3) (4)

Page 222: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.5

(1) (2)

1 DKI Jakarta 0,00 0,00 0,00 0,07 0,01 NA NA NA

2 Jawa Barat 0,04 0,07 0,04 0,03 0,02 NA NA 0,16

3 Jawa Tengah 0,32 0,65 1,06 1,74 1,46 NA NA 0,51

4 DI Yogyakarta 0,52 3,54 6,76 11,73 10,43 NA NA 0,97

5 Jawa Timur 0,04 0,03 0,05 0,17 0,12 NA NA 0,08

6 Banten - - - - - NA NA NA

7 Bali 0,03 0,03 0,04 0,04 0,08 NA NA 0,03

0,12 0,30 0,52 0,81 0,62 0,47 0,22 0,15

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI

200320022001

Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000

2004

Jawa-Bali

19981997(5)(4)(3)

No Provinsi

Keterangan : NA = Not Available

ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIADI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2004

(9)(8)(7)(6)

20001999(9)

Page 223: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.6

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.229.100 4.863 2.810 1.971 40,5 1.000 50,72 Sumatera Utara 12.443.600 14.310 13.891 11.453 80,0 7.952 69,43 Sumatera Barat 4.477.000 5.149 4.590 3.129 60,8 2.050 65,54 Riau 5.369.300 6.175 4.364 2.495 40,4 1.964 78,75 Jambi 2.570.000 2.956 2.257 1.673 56,6 1.444 86,36 Sumatera Selatan 7.363.400 8.468 6.607 4.371 51,6 3.617 82,77 Kepulauan Bangka Belitung 1.038.200 1.194 1.121 729 61,1 666 91,48 Bengkulu 1.665.800 1.916 1.502 1.112 58,0 729 65,69 Lampung 7.131.500 8.201 4.946 3.100 37,8 1.790 57,710 Banten 8.574.300 9.860 9.855 5.354 54,3 2.992 55,911 DKI Jakarta 8.792.000 10.111 14.974 6.479 64,1 14.807 228,512 Jawa Barat 37.529.200 43.159 40.435 21.661 50,2 3.196 14,813 Jawa Tengah 32.675.100 37.576 29.745 14.373 38,3 11.652 81,114 D.I. Yogyakarta 3.167.900 3.643 2.353 1.300 35,7 793 61,015 Jawa Timur 35.586.800 40.925 27.225 16.460 40,2 12.817 77,916 Kalimantan Barat 4.283.000 4.925 3.969 3.052 62,0 2.612 85,617 Kalimantan Tengah 1.992.400 2.291 1.744 1.408 61,5 948 67,318 Kalimantan Selatan 3.134.000 3.604 4.566 2.537 70,4 2.204 86,919 Kalimantan Timur 2.620.000 3.013 1.990 1.249 41,5 1.012 81,020 Sulawesi Utara 2.088.900 2.402 3.859 3.056 127,2 2.127 69,621 Gorontalo 880.500 1.013 1.334 1.088 107,4 731 67,222 Sulawesi Tengah 2.303.700 2.649 2.740 1.751 66,1 1.087 62,123 Sulawesi Selatan 8.515.500 9.793 9.467 8.507 86,9 8.054 94,724 Sulawesi Tenggara 1.960.900 2.255 2.092 1.562 69,3 1.434 91,825 Bali 3.280.600 3.773 2.077 1.080 28,6 996 92,226 Nusa Tenggara Barat 4.249.100 4.886 4.445 2.921 59,8 2.579 88,327 Nusa Tenggara Timur 4.059.900 4.669 3.516 1.971 42,2 1.499 76,128 Maluku 1.240.400 1.426 1.198 657 46,1 393 59,829 Maluku Utara 784.200 902 728 538 59,7 208 38,730 Papua 2.408.200 2.769 4.258 1.944 70,2 1.184 60,9

216.414.500 248.877 214.658 128.981 51,8 94.537 73,3

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU TAHUN 2004

No Provinsi JumlahPenduduk

PerkiraanBTA Pos

Cakupan Penemuan KonversiSemuaKasus BTA Pos CDR

% Abs %

Indonesia

Page 224: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.7

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 1 0,062 Sumatera Utara 75 25 0,653 Sumatera Barat 2 1 0,054 Riau 37 43 0,785 Jambi 9 4 0,376 Sumatera Selatan 25 12 0,367 Bengkulu 5 1 0,328 Lampung 6 2 0,099 Kepulauan Bangka Belitung 18 2 2,11

10 Kepulauan Riau 48 011 DKI Jakarta 1.272 278 15,2812 Jawa Barat 107 28 0,3013 Jawa Tengah 40 27 0,1314 DI Yogyakarta 18 7 0,5815 Jawa Timur 220 69 0,6316 Banten 6 1 0,0517 Bali 128 33 4,0718 Nusa Tenggara Barat 16 7 0,4219 Nusa Tenggara Timur 20 4 0,5320 Kalimantan Barat 79 17 2,1221 Kalimantan Tengah - - -22 Kalimantan Selatan 3 2 0,1023 Kalimantan Timur 5 3 0,2024 Sulawesi Utara 54 27 2,7425 Sulawesi Tengah 2 1 0,1026 Sulawesi Selatan 14 12 0,1727 Sulawesi Tenggara - - -28 Gorontalo - - -29 Maluku 33 24 2,8730 Maluku Utara 1 1 0,1531 Papua 399 107 24,0632 Irian Jaya Barat - - -

Tidak diketahui 39 1 -2.682 740 1,33

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK

Jumlah

No Provinsi

MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004

(3)

Jumlah Kasus

(5)(4)

Meninggal Case Rate

Page 225: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.8

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 0 0,002 Sumatera Utara 75 34 45,333 Sumatera Barat 2 1 50,004 Riau 37 5 13,515 Jambi 9 3 33,336 Sumatera Selatan 25 10 40,007 Bengkulu 5 4 80,008 Lampung 6 5 83,339 Kepulauan Bangka Belitung 18 2 11,1110 Kepulauan Riau 48 0 0,0011 DKI Jakarta 1.272 846 66,5112 Jawa Barat 107 66 61,6813 Jawa Tengah 40 6 15,0014 DI Yogyakarta 18 7 38,8915 Jawa Timur 220 83 37,7316 Banten 6 3 50,0017 Bali 128 50 39,0618 Nusa Tenggara Barat 16 9 56,2519 Nusa Tenggara Timur 20 3 15,0020 Kalimantan Barat 79 18 22,7821 Kalimantan Tengah - - -22 Kalimantan Selatan 3 2 66,6723 Kalimantan Timur 5 3 60,0024 Sulawesi Utara 54 7 12,9625 Sulawesi Tengah 2 1 50,0026 Sulawesi Selatan 14 0 0,0027 Sulawesi Tenggara - - -28 Gorontalo - - -29 Maluku 33 13 39,3930 Maluku Utara 1 0 0,0031 Papua 399 2 0,5032 Tidak diketahui 39 0 0,00

2.682 1.183 44,11

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

(4)

Jumlah

(5)(3)

JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU)MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004

No. Provinsi %Jumlah Kasus Kumulatif Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntik

Page 226: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.9

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam *) 140 489 629 1,512 Sumatera Utara 22 169 191 0,163 Sumatera Barat 15 116 131 0,294 Riau 51 165 216 0,405 Jambi 12 70 82 0,326 Sumatera Selatan 9 124 133 0,207 Bengkulu 5 22 27 0,168 Lampung 25 92 117 0,179 Kepulauan Bangka Belitung 2 22 24 0,2410 Kepulauan Riau - 11 DKI Jakarta **) 55 477 532 0,6912 Jawa Barat 273 1.959 2.232 0,5913 Jawa Tengah 200 1.771 1.971 0,6214 DI Yogyakarta 8 13 21 0,0615 Jawa Timur 626 5.435 6.061 1,6716 Banten 53 347 400 0,4617 Bali 13 147 160 0,4918 Nusa Tenggara Barat 49 204 253 0,6319 Nusa Tenggara Timur 73 407 480 1,1720 Kalimantan Barat 47 174 221 0,5421 Kalimantan Tengah 9 90 99 0,5422 Kalimantan Selatan **) 26 337 363 1,0723 Kalimantan Timur 35 200 235 0,8624 Sulawesi Utara 114 529 643 3,0225 Sulawesi Tengah 35 227 262 1,1726 Sulawesi Selatan 185 1.387 1.572 2,0227 Sulawesi Tenggara 12 182 194 1,2128 Gorontalo 16 207 223 2,5729 Maluku 65 373 438 3,4730 Maluku Utara 198 571 769 9,5131 Papua 401 713 1.114 4,62

2.774 17.019 19.793 0,93

Sumber : Ditjen P2M dan PL, Depkes RIKeterangan: *) Laporan sampai Triwulan III **) Laporan sampai dengan Triwulan II

(5) (6)

Angka Prevalensiper 10.000 Penduduk

Kasus Tercatat

Indonesia

SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI

No Provinsi

TAHUN 2004

PB MB(3) (4)

TOTAL

Page 227: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.10

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Sumatera Utara - - 44 - 44 - - 211 - 211 - - - - - - - 247 - 247 - - 130 - 130 - - 632 - 632

3 Sumatera Barat 11 20 87 - 118 32 28 295 - 355 18 27 254 - 299 2 4 248 - 254 2 22 197 - 221 65 101 1.081 - 1.247

4 Riau - - 120 - 120 - - 334 - 334 - - - - - - - 304 - 304 - - 228 - 228 - - 986 - 986

5 Jambi - - - - - 5 4 22 - 31 3 7 19 - 29 6 ## 6 - 33 - - - - - 14 32 47 - 93

6 Sumatera Selatan - - 272 - 272 - - 800 - 800 - - 585 - 585 - - 163 - 163 - - 133 - 133 - - 1.953 - 1.953

7 Bengkulu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 759 - 759

8 Lampung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1.597 - 1.597

9 Kepulauan Bangka Belitung 1 5 - - 6 3 5 - - 8 2 5 - - 7 2 4 - - 6 - 48 - - 48 8 67 - - 75

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - 396 - 396 - - 1.187 - 1.187 - - 643 - 643 - - 364 - 364 - - 429 - 429 - - 3.019 - 3.019

12 Jawa Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10.784 - 10.784

13 Jawa Tengah - - 2 - 2 - - 9 - 9 - - 4 - 4 - - 6 - 6 - - 3 - 3 - - 24 - 24

14 DI Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 625 - 625

15 Jawa Timur - - 12 - 12 - - 25 - 25 - - 33 - 33 - - 4 - 4 - - 18 - 18 - - 92 - 92

16 Banten - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3.044 - 3.044

17 Bali - - 64 - 64 - - 125 - 125 - - 239 - 239 - - 38 - 38 - - 89 - 89 - - 555 - 555

18 Nusa Tenggara Barat 3 5 1 - 9 21 9 4 - 34 27 8 4 - 39 16 4 3 - 23 - 1 - - 1 67 27 12 - 106

19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - 86 - 86 - - 72 - 72 - - 34 - 34 - - 1 - 1 - - 193 - 193

20 Kalimantan Barat 8 20 143 - 171 27 73 180 - 280 10 33 195 - 238 4 ## 127 - 144 3 7 153 - 163 52 146 798 - 996

21 Kalimantan Tengah 1 - 19 - 20 11 - 58 - 69 - - 1 - 1 - - 93 - 93 - - 27 - 27 12 - 198 - 210

22 Kalimantan Selatan - - 40 - 40 - - 82 - 82 - - 48 - 48 - - 30 - 30 - - 9 - 9 - - 209 - 209

23 Kalimantan Timur - - 93 - 93 - - 126 - 126 - - 113 - 113 - - 54 - 54 - - 101 - 101 - - 487 - 487

24 Sulawesi Utara - 5 52 - 57 - 19 112 - 131 - 31 71 - 102 - ## 44 - 59 - - 57 - 57 - 70 336 - 406

25 Sulawesi Tengah - - 12 - 12 - - 17 - 17 - - 21 - 21 - - 10 - 10 - - 16 - 16 - - 76 - 76

26 Sulawesi Selatan 26 22 - - 48 55 81 - - 136 34 60 - - 94 13 ## - - 41 10 46 - - 56 138 237 - - 375

27 Sulawesi Tenggara - - - - - 5 - 2 - 7 19 - 3 - 22 1 - 1 - 2 - - - - - 25 - 6 - 31

28 Gorontalo - - 52 - 52 - - 124 - 124 - - 136 - 136 - - 99 - 99 - - 31 - 31 - - 442 - 442

29 Maluku - 3 - - 3 - 3 - - 3 - - - - - - - - - - - - 3 - 3 - 6 3 - 9

30 Maluku Utara - 4 1 - 5 3 3 2 - 8 - 2 - - 2 - 1 - - 1 - - - - - 3 10 3 - 16

31 Papua 6 5 4 - 15 18 5 41 - 64 9 - 25 - 34 3 - 4 - 7 3 2 5 - 10 39 12 79 - 130

56 89 1.414 - 1.559 180 230 3.842 - 4.252 122 173 2.466 - 2.761 47 ## 1.879 - 2.016 18 126 1.630 - 1.774 423 708 28.040 - 29.171

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAKMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

I m u n i s a si< 1 Tahun 1 - 4 Tahun 5 - 9 Tahun 10 - 14 Tahun > 15 Tahun Jumlah

Div

aksi

nasi

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Jum

lah

Div

aksi

nasi

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Jum

lah

Div

aksi

nasi

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Jum

lah

Div

aksi

nasi

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Jum

lah

Div

aksi

nasi

Jum

lah

Indonesia

Div

aksi

nasi

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Tida

k D

ivak

sina

si

Tida

k D

iket

ahui

Mat

i

Jum

lah

Page 228: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.11

<1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah <1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah Meninggal <1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)

1 Nanggroe Aceh D. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 2 10 17

4 Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 2 9

5 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 3 1 9

6 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Bengkulu 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kep.Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 18 19 50 42 133

13 Jawa Tengah 0 2 9 9 1 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Banten 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

17 Bali 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2

27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 Maluku 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 Irian Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 2 11 11 1 25 0 0 0 0 0 0 0 4 26 27 60 55 172

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

Indonesia

JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiRawat Jalan di RS Rawat Inap di RS Puskesmas

Page 229: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.12

<1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah <1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah Meninggal <1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -

3 Sumatera Barat 4 3 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 32 45 42 22 3 144

4 Riau 0 0 0 6 1 7 0 0 0 0 0 0 0 9 19 4 4 0 36

5 Jambi 3 0 2 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3

6 Sumatera Selatan 1 2 13 5 1 22 1 0 0 1 0 2 0 4 15 2 0 0 21

7 Bengkulu 0 0 2 14 10 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

8 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

12 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 164 128 172 218 742

13 Jawa Tengah 12 34 18 78 37 179 1 1 0 0 1 3 0 1 0 0 0 0 1

14 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

15 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 0 3 10

16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11 12 0 0 28

17 Bali 8 2 9 28 17 64 3 0 2 2 3 10 4 0 0 0 0 0 -

18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 13 3 1 0 21

21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

22 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

23 Kalimantan Timur 8 5 0 0 1 14 0 0 0 0 0 0 0 7 13 44 8 3 75

24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

25 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

26 Sulawesi Selatan 3 4 3 21 0 31 0 1 0 0 0 1 0 4 8 15 35 31 93

27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

28 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 12 0 0 0 14

29 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 8 0 0 15

31 Irian Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

39 50 47 152 67 355 5 3 2 3 4 17 4 129 314 260 243 258 1.204

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

Indonesia

JUMLAH KASUS PENYAKIT BATUK REJANMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiRawat Jalan di RS Rawat Inap di RS Puskesmas

Page 230: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.13

<1th 1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah <1th 1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah Meninggal <1th 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)

1 Nanggroe Aceh D. 5 3 8 4 1 21 1 2 5 11 7 26 0 0 0 - - - - 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 3 Sumatera Barat 0 6 11 46 4 67 0 0 17 74 30 121 1 2 7 78 187 95 369 4 Riau 1 0 6 11 8 26 0 1 5 8 7 21 0 0 4 17 66 29 116 5 Jambi 1 0 4 17 16 38 0 0 1 18 16 35 1 1 44 119 130 55 349 6 Sumatera Selatan 0 0 4 27 12 43 0 0 3 7 7 17 0 0 6 9 21 21 57 7 Bengkulu 0 0 0 0 0 - 0 0 2 13 8 23 0 0 12 14 49 25 100 8 Lampung 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 8 26 35 56 1 126 10 Kep.Riau 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 11 DKI Jakarta 0 2 4 15 2 23 0 0 0 0 0 - 0 1 17 22 27 8 75 12 Jawa Barat 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 64 419 1.097 1.017 649 3.246 13 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 14 DI Yogyakarta 0 0 0 9 7 16 0 0 0 0 2 2 0 0 0 - - - - 15 Jawa Timur 1 2 47 19 9 78 0 5 44 17 10 76 0 11 17 146 124 141 439 16 Banten 4 33 78 228 83 426 1 8 23 177 62 271 1 3 15 75 85 70 248 17 Bali 3 9 10 50 15 87 0 2 5 37 26 70 0 0 2 7 50 16 75 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 2 11 17 51 40 121 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 20 Kalimantan Barat 14 18 38 59 40 169 1 1 3 11 12 28 0 6 19 55 131 65 276 21 Kalimantan Tengah 1 0 3 28 0 32 2 0 5 38 17 62 0 1 6 6 4 6 23 22 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 6 23 99 24 152 23 Kalimantan Timur 0 1 10 113 33 157 0 0 7 32 12 51 0 0 1 9 88 9 107 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - 1 1 2 25 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 26 Sulawesi Selatan 0 0 16 42 36 94 0 0 9 29 34 72 4 1 8 49 200 133 391 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 1 3 4 8 28 Gorontalo 0 0 2 51 8 61 2 0 5 30 24 61 0 0 0 6 26 16 48 29 Maluku 0 3 25 34 11 73 4 8 24 48 18 102 0 0 0 - - - - 30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - - - - 31 Irian Jaya 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 - 0 0 0 - 2 - 2

30 77 266 754 285 1.412 11 27 158 550 292 1.038 7 100 620 1.785 2.417 1.408 6.330

Sumber : Ditjen. P2M & PL Depkes.RI.

Indonesia

JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINISMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiRawat Jalan di RS Rawat Inap di RS Puskesmas

Page 231: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.14

No Penyakit

(1) (2)

1 Diare 46 1.827 29 22 Dengue High Fever 128 6.195 87 13 Campak 97 2.818 44 24 Difteri 34 106 10 95 Pertusis 2 2 0 06 Tetanus 1 1 0 07 Tetanus Neonatal 71 73 39 538 Malaria 9 261 15 69 Frambusia 2 2 0 0

10 Hepatitis 6 136 2 211 Meningitis 1 1 0 012 Tifus Perut 1 7 0 013 Rabies 40 132 13 1014 Keracunan Makanan 65 3.748 23 115 Rubella 1 8 0 016 Dengue Shock Syndrome 5 7 7 10017 Cacat Air 3 45 0 018 Parotitis 1 22 0 019 Keracunan 10 108 5 520 Hand, Foot, Mouth Diseases 1 1 0 021 Cikungunya 13 286 0 022 Leptospirosis 1 1 1 10023 Thypoid 2 5 0 024 Marasmus 5 6 0 025 Disentri 1 7 0 0

546 15.805 275 2

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

(6)

Case Fatality Rate (%)

FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIATAHUN 2004

Mati

(5)

TOTAL

Frekuensi

(3)

Kasus

(4)

Page 232: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.15

Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004P CFR IR P CFR IR P CFR IR P CFR IR P CFR IR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 64 11 1,54 35 3 0,80 92 8.7 2,13 128 3.1 2,76 252 4,37 5,432 Sumatera Utara 96 0 0,86 138 0 1,23 348 3.7 2,80 878 2.7 7,07 1.093 2,20 8,793 Sumatera Barat 83 0 2,10 185 0 4,34 623 1.6 13,74 292 0.7 6,88 514 0,97 12,114 Riau 390 3 9,21 1.324 2 29,69 978 0.8 19,42 715 0.7 13,98 1.050 2,00 20,535 Jambi 131 5 5,10 129 4 5,21 272 4.0 10,71 80 2.5 2,83 275 1,45 9,746 Sumatera Selatan 1.211 2 18,59 1.890 1 27,86 1.406 1.8 19,71 1.403 2.1 17,87 1.270 1,34 16,067 Bengkulu 17 0 1,10 17 6 1,06 14 0.0 0,91 2 0.0 0,13 204 0,98 13,258 Lampung 66 6 0,91 228 4 3,10 197 5.1 3,43 624 2.6 9,29 908 1,54 13,519 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - 29 3.4 3,21 241 4.1 26,68 53 0 5,65

10 DKI Jakarta 3.751 1 41,26 8.661 0 78,92 5.750 0.9 66,86 14.071 0.4 125,09 20.510 0,43 260,0811 Jawa Barat 2.283 3 5,38 5.152 2 11,84 4.817 1.3 13,56 8.683 2.1 23,64 19.014 1,13 52,2012 Jawa Tengah 4.907 2 15,09 5.001 2 15,37 6.357 1.6 19,09 8.490 2.3 25,51 9.047 1,80 27,1113 DI Yogyakarta 492 2 14,40 917 1 26,84 992 1.0 28,57 1.553 2.3 47,09 2.206 1,41 66,8914 Jawa Timur 3.247 1 9,25 4.224 1 12,04 5.308 1.3 15,04 4.216 1.4 11,94 8.287 1,45 23,4815 Banten - - - - - - 713 0.7 8,00 700 3.6 8,17 2577 2,25 30,0816 Bali 757 1 25,34 199 1 6,44 3.986 0.3 130,87 2.364 0.3 76,78 1935 0,41 58,6417 Nusa Tenggara Barat 34 6 0,89 72 6 1,84 232 1.3 5,91 196 4.6 5,06 805 1,99 20,7718 Nusa Tenggara Timur 118 0 3,07 60 3 1,52 24 4.2 0,63 260 3.2 6,34 1381 3,11 35,0019 Kalimantan Barat 1.393 4 35,06 806 31 19,57 1.910 1.6 49,97 349 2.0 9,13 212 2,36 5,5520 Kalimantan Tengah 20 0 1,20 30 10 17,10 72 2.8 4,00 300 3.0 16,36 453 1,32 24,7021 Kalimantan Selatan 91 7 2,94 121 6 5,64 365 0.3 17,04 178 3.4 7,47 378 0,79 10,3022 Kalimantan Timur 253 1 10,51 1.423 2 58,17 2.011 2.0 80,08 1.926 1.5 77,32 2276 1,80 91,3723 Sulawesi Utara 1.139 4 40,85 1.105 3 38,89 974 1.4 47,47 369 1.3 15,75 225 4,89 10,5624 Sulawesi Tengah 31 7 1,57 178 6 8,67 81 2.5 3,27 184 1.0 7,47 293 3,41 13,0625 Sulawesi Selatan 428 2 5,31 1.323 2 15,03 2.408 1.6 31,71 2.636 1.5 31,41 3500 0,69 41,7026 Sulawesi Tenggara 0 0 0,00 11 0 0,63 51 0.0 2,91 43 2.3 2,45 266 0,75 13,8927 Gorontalo - - - - - - 4 0.0 0,31 30 0.0 3,54 14 0,00 1,6028 Maluku 3 0 0,14 0 0 0,00 0 0.0 0,00 0 0.0 0,00 0 0,00 0,0029 Maluku Utara - - - - - - 63 3.2 7,20 2 1.0 0,23 74 9,46 8,7130 Papua 123 6 6,04 214 2 10,34 300 1.0 14,19 603 0.8 29,13 390 2,05 18,84

21.134 2 10,17 33.443 1,4 15,99 40.377 1.3 19,24 51.516 1.5 23,87 79.462 1,2 37,11

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RIKeterangan : IR (Insidens Rate) per 100.000 penduduk

Indonesia

No. Provinsi

JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004

Page 233: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.16

JumlahKab/Kota 1998 1999 2000 2001 2002 2003

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 20 9 7 5 7 9 8 162 Sumatera Utara 23 15 7 9 13 15 14 153 Sumatera Barat 16 12 6 5 6 4 3 94 Riau 16 7 3 8 10 13 12 145 Jambi 10 6 7 4 7 7 4 76 Sumatera Selatan 11 10 6 9 7 9 7 117 Bengkulu 7 4 9 3 4 4 1 58 Lampung 10 5 3 7 9 9 8 109 Kepulauan Bangka Belitung 7 - - - 3 2 3 5

10 DKI Jakarta 6 5 6 5 5 5 5 511 Jawa Barat 25 26 5 28 22 24 24 2512 Jawa Tengah 35 35 26 34 33 35 34 3513 DI Yogyakarta 5 5 35 5 5 5 5 514 Jawa Timur 38 37 5 37 37 38 38 3815 Banten 6 - - - 6 6 3 616 Bali 9 9 36 7 8 9 8 917 Nusa Tenggara Barat 8 5 7 5 6 7 6 818 Nusa Tenggara Timur 16 6 5 1 3 1 3 1019 Kalimantan Barat 10 6 1 7 8 8 8 920 Kalimantan Tengah 14 6 6 4 6 6 5 1121 Kalimantan Selatan 13 10 4 7 9 5 8 1322 Kalimantan Timur 13 7 6 7 10 10 12 1323 Sulawesi Utara 8 7 6 7 5 4 4 724 Sulawesi Tengah 9 5 6 4 2 2 5 525 Sulawesi Selatan 28 21 4 18 20 17 18 2326 Sulawesi Tenggara 7 3 15 2 2 3 3 127 Gorontalo 5 - - - 3 2 2 228 Maluku 5 5 0 0 0 0 0 029 Maluku Utara 8 - - - 2 2 2 330 Papua 28 6 1 3 5 3 4 6

416 272 222 231 263 264 257 326

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Indonesia

Jumlah Kabupaten/Kota Terjangkit DBD

(4) (5) (6)

JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)MENURUT PROVINSI TAHUN 1998 - 2004

(8) (9) (10)2004No. Provinsi

(3) (7)

Page 234: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.17

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 20 16 80,00 179 30 21 70,002 Sumatera Utara 23 14 60,87 728 16 16 100,003 Sumatera Barat 16 13 81,25 2.718 87 82 94,254 Riau 16 8 50,00 516 89 78 87,645 Jambi 10 3 30,00 121 11 11 100,006 Sumatera Selatan 11 - - 1.129 0 0 0,007 Bengkulu 7 0 0,00 111 0 0 0,008 Lampung 10 3 30,00 538 1 1 100,009 Kepulauan Bangka Belitung 7 - - - - - -

10 DKI Jakarta 6 0 0,00 158 100 0 0,0011 Jawa Barat 25 1 4,00 281 1 0 0,0012 Jawa Tengah 35 0 0,00 8 0 0 0,0013 DI Yogyakarta 5 0 0,00 28 0 0 0,0014 Jawa Timur 38 0 0,00 0 0 0 0,0015 Banten 6 0 0,00 0 0 0 0,0016 Bali 9 - - - - - -17 Nusa Tenggara Barat 8 - - - - - -18 Nusa Tenggara Timur 16 3 18,75 775 15 13 86,6719 Kalimantan Barat 10 - - - - - -20 Kalimantan Tengah 14 6 42,86 139 0 0 0,0021 Kalimantan Selatan 13 10 76,92 304 40 40 100,0022 Kalimantan Timur 13 3 23,08 282 2 2 100,0023 Sulawesi Utara 8 9 112,50 1.098 699 583 83,4024 Sulawesi Tengah 9 5 55,56 271 131 131 100,0025 Sulawesi Selatan 28 14 50,00 1.510 95 95 100,0026 Sulawesi Tenggara 7 7 100,00 363 31 31 100,0027 Gorontalo 5 5 100,00 155 6 6 100,0028 Maluku 5 3 60,00 1.147 24 12 50,0029 Maluku Utara 8 - - - - - -30 Papua 28 - - - - - -

416 123 29,57 12.559 1.378 1.122 81,42

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RIKeterangan : GHTR = Gigitan Hewan Tertular Rabies

DiperiksaGHTR(4)(3)

JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIESSERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

(9)(8)(7)(6)

Jumlah KasusPositif

Jumlah Specimen Hewan% Positif

Indonesia

No. Provinsi SeluruhnyaJumlah Kabupaten

Terjangkit %(5)

Page 235: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.18

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.908 1.908 1.908 1.940 1.8962 Sumatera Utara 52 52 52 45 1023 Sumatera Barat 30 30 30 32 304 Riau 267 267 267 267 2435 Jambi 136 136 136 134 2206 Sumatera Selatan 91 91 91 44 1307 Bengkulu 67 67 67 55 578 Lampung 73 73 73 73 739 Kepulauan Bangka Belitung 73 73 78 3710 Kep Riau 2111 DKI Jakarta 12 12 12 12 1212 Jawa Barat 156 156 156 156 7813 Jawa Tengah 136 136 136 136 22614 DI Yogyakarta 7 7 7 7 15 Jawa Timur 142 142 144 167 11916 Banten 69 7617 Bali 5 5 5 5 518 Nusa Tenggara Barat 62 62 62 62 6219 Nusa Tenggara Timur 1.706 1.706 1.706 1.706 1.70620 Kalimantan Barat 156 156 156 156 26121 Kalimantan Tengah 123 123 123 118 11722 Kalimantan Selatan 137 135 169 135 24923 Kalimantan Timur 282 282 282 272 19524 Sulawesi Utara 72 72 72 72 2325 Sulawesi Tengah 82 82 82 82 8226 Sulawesi Selatan 154 154 154 154 11027 Sulawesi Tenggara 197 197 197 197 18228 Gorontalo 14 8329 Maluku 57 57 57 57 3030 Maluku Utara 531 Papua 390 390 390 390 3632 Irian Jaya Barat 254

6.500 6.571 6.607 6.635 6.720

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI

JUMLAH PENDERITA FILARIASIS

2004No. Provinsi 20032000

MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004

Tahun

(7)

Indonesia

2001 2002(3) (4) (5) (6)

Page 236: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.19

Luka Luka Luka LukaBerat Ringan Berat Ringan Korban Mati

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 212 196 167 314 677 28,95 24,67 46,38 16,61 0,71 Rp. 833.400.0002 Sumatera Utara 911 759 617 701 2.077 36,54 29,71 33,75 17,21 0,30 Rp. 3.923.525.0003 Sumatera Barat 292 353 147 157 657 53,73 22,37 23,90 14,51 1,19 Rp. 1.266.100.0004 Riau 613 556 379 418 1.353 41,09 28,01 30,89 23,82 0,72 Rp. 3.205.290.0005 Jambi 166 174 80 83 337 51,63 23,74 24,63 12,86 1,97 Rp. 571.950.0006 Sumatera Selatan 323 304 178 199 681 44,64 26,14 29,22 10,32 0,68 Rp. 1.916.675.0007 Bengkulu 167 145 63 90 298 48,66 21,14 30,20 19,33 3,16 Rp. 376.400.0008 Lampung 374 389 311 311 1.011 38,48 30,76 30,76 14,38 0,55 Rp. 2.632.000.0009 Kepulauan Bangka Belitung 172 141 36 54 231 61,04 15,58 23,38 22,81 6,03 Rp. 330.550.00010 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - -11 DKI Jakarta 4.065 1.010 2.441 1.827 5.278 19,14 46,25 34,62 60,49 0,22 Rp. 10.613.360.00012 Jawa Barat 1.231 940 680 927 2.547 36,91 26,70 36,40 6,62 0,10 Rp. 3.536.540.00013 Jawa Tengah 846 739 438 926 2.103 35,14 20,83 44,03 6,49 0,11 Rp. 3.552.208.00014 D.I. Yogyakarta 459 198 144 467 809 24,47 17,80 57,73 25,12 0,76 Rp. 650.980.00015 Jawa Timur 1.688 1.379 859 1.513 3.751 36,76 22,90 40,34 10,31 0,10 Rp. 4.873.394.00016 Banten 150 152 83 120 355 42,82 23,38 33,80 3,91 0,47 Rp. 475.350.00017 Bali 492 426 198 299 923 46,15 21,45 32,39 27,20 1,36 Rp. 661.950.00018 Nusa Tenggara Barat 434 352 224 267 843 41,76 26,57 31,67 20,68 1,02 Rp. 692.076.00019 Nusa Tenggara Timur 446 278 228 436 942 29,51 24,20 46,28 22,76 0,71 Rp. 990.850.00020 Kalimantan Barat 234 226 129 225 580 38,97 22,24 38,79 14,46 0,97 Rp. 805.015.00021 Kalimantan Tengah 159 142 78 108 328 43,29 23,78 32,93 17,57 2,32 Rp. 370.125.00022 Kalimantan Selatan 201 230 45 63 338 68,05 13,31 18,64 10,50 2,11 Rp. 782.350.00023 Kalimantan Timur 898 397 285 579 1.261 31,48 22,60 45,92 45,66 1,14 Rp. 2.882.135.00024 Sulawesi Utara 387 287 135 277 699 41,06 19,31 39,63 32,45 1,91 Rp. 1.008.440.20025 Sulawesi Tengah 343 189 132 208 529 35,73 24,95 39,32 23,56 1,59 Rp. 721.725.00026 Sulawesi Selatan 862 720 334 347 1.401 51,39 23,84 24,77 16,79 0,62 Rp. 2.057.331.50027 Sulawesi Tenggara 405 165 111 242 518 31,85 21,43 46,72 27,10 1,67 Rp. 649.775.00028 Gorontalo 48 55 38 25 118 46,61 32,20 21,19 13,17 5,20 Rp. 225.900.00029 Maluku 59 41 35 36 112 36,61 31,25 32,14 9,04 2,96 Rp. 80.250.00030 Maluku Utara 102 24 25 58 107 22,43 23,36 54,21 12,31 2,58 Rp. 163.050.00031 Papua 993 237 363 807 1.407 16,84 25,80 57,36 56,23 0,67 Rp. 2.196.900.00032 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - -33 Irian Jaya Barat - - - - - - - - - - -

17.732 11.204 8.983 12.084 32.271 34,72 27,84 37,45 14,87 0,02 Rp. 53.045.594.700

Sumber : Ditlantas, Babinkam Mabes Polri Khusus Polda NAD data hanya s/d bulan Nopember 2004

Mati

JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DANRASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004

MatiPenduduk

TotalJumlah

Kecelakaan

(13)

Indonesia

KerugianHarta Benda

MateriilNo. Provinsi

Jumlah Korban % Korban Rasio/100000

Page 237: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.20

10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas Total Pria Wanita Total(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 RSKO, Jakarta 1 160 796 683 323 246 - 2.209 1.977 232 2.209 2 RSU Sanglah, Denpasar - 1 37 57 42 23 - 160 151 9 160 3 RSU Hasan Sadikin, Bandung - 11 40 55 10 11 - 127 114 13 127 4 RSU M. Djamil, Padang - 3 5 4 - - - 12 12 - 12 5 RSU M. Hoesin, Palembang - 1 6 2 2 2 - 13 11 2 13 6 RSU Dr. Kariadi, Semarang - 1 1 - 1 - - 3 3 - 3 7 RSU Fatmawati, Jakarta - 3 16 13 3 10 - 45 26 19 45 8 RSU Pondok Indah, Jakarta - 3 2 5 3 1 - 14 12 2 14 9 RSU Husada, Jakarta - 1 8 8 5 3 - 25 20 5 25

10 RSU Sint Carolus, Jakarta - - 1 2 1 1 - 5 5 - 5 11 RSU Persahabatan, Jakarta - 1 11 6 1 3 - 22 22 - 22 12 RSK Duren Sawit, Jakarta - 2 30 21 13 3 - 69 69 - 69 13 RSU Charitas, Palembang - 19 44 32 24 36 - 155 79 76 155 14 RSU Wangaya, Denpasar - - 2 6 4 2 - 14 13 1 14 15 RSU Dadi, Makasar - 3 17 6 2 1 - 29 27 2 29 16 RSU Bhayangkara, Makasar - - 4 7 3 7 - 21 19 2 21 17 RSU Labuang, Makasar - 1 2 - - - - 3 3 - 3 18 Klinik Waras, Makasar - - - - - - 66 66 65 1 66 19 RSJ Marzuki Mahdi, Bogor - 5 51 41 12 3 - 112 97 15 112 20 RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta - 5 30 33 18 9 - 95 89 6 95 21 Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta - - 4 6 5 2 - 17 13 4 17 22 RSJ Dharmajaya, Jakarta - - 4 8 1 1 - 14 9 5 14 23 RSJ Bandung - 3 3 4 2 3 - 15 13 2 15 24 RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang - 4 8 5 2 - - 19 19 - 19 25 RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang - 2 21 17 3 1 - 44 41 3 44 26 RSJ Menur, Surabaya - 1 11 6 1 1 - 20 15 5 20 27 RSJ Radjiman W., Lawang - - 12 10 - - - 22 22 - 22 28 RSJ Bengkulu - 2 9 10 - 1 - 22 20 2 22 29 RSJ Pontianak - 4 19 12 1 1 - 37 37 - 37 30 RSJ Tamban - 1 1 3 - - - 5 5 - 5 31 RSJ, Mataram 1 1 2 6 3 1 - 14 11 3 14 32 RSJ Bangli - 1 9 7 1 4 - 22 17 5 22 33 RSJ Bina Atma, Denpasar - - 1 1 1 - - 3 1 2 3 34 Puskesmas Tambora, Jakarta - 1 9 4 - - - 14 13 1 14 35 Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta - - 1 2 2 - - 5 5 - 5 36 Puskesmas Tebet, Jakarta - 11 20 9 5 1 - 46 45 1 46 37 Puskesmas Kp. Bali, Jakarta - 11 45 28 13 10 - 107 97 10 107 38 Puskesmas Pamulang, Jakarta - 1 6 7 1 - - 15 15 - 15

Kelompok Umur Jenis Kelamin

JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMINPADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2OO4

InstitusiNo

Page 238: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas Total Pria Wanita Total(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Kelompok Umur Jenis KelaminInstitusiNo

39 Dinas Kesehatan Lampung - 2 3 17 9 9 - 40 40 - 40 40 Dinas Kesehatan Bandung 1 46 35 47 20 42 - 191 176 15 191 41 Dinas Kesehatan Surabaya 1 27 27 13 10 4 - 82 78 4 82 42 Galih Pakuan, Bogor 2 60 77 11 - - - 150 150 - 150 43 Pamardi Putra Insyaf, Medan - 12 33 - - - - 45 45 - 45 44 Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang - 24 46 33 1 - - 104 104 - 104 45 Rumah Anak Panah, Jakarta - - 6 7 2 1 - 16 15 1 16 46 Yayasan Darul Ihsan, Jakarta - 2 6 2 - - - 10 10 - 10 47 Pamardi Siwi, Jakarta - 13 62 41 6 3 - 125 112 13 125 48 Yayasan Terracota, Jakarta - 3 10 6 1 - - 20 20 - 20 49 Yayasan Teratai, Jakarta - 1 5 2 1 - - 9 - 9 9 50 Yayasan Tulus Hati, Jakarta - 3 5 4 7 - - 19 18 1 19 51 Wisma Adiksi, Jakarta - 1 36 16 3 3 - 59 47 12 59 52 Yayasan Asa Bangsa, Jakarta - 1 2 11 1 - - 15 14 1 15 53 Yayasan Kasih Mulia, Jakarta - 1 17 17 3 1 - 39 39 - 39 54 Yayasan Doulos, Jakarta - 6 4 3 1 2 - 16 13 3 16 55 Yayasan Getsemani, Bekasi - - 2 7 2 - - 11 11 - 11 56 Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta - - - - - - 61 61 41 20 61 57 Yayasan Al Jahu, Jakarta - - 5 6 2 1 - 14 12 2 14 58 Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya 1 27 27 13 10 4 - 82 78 4 82 59 Lembaga Pemasyarakatan Tangerang 11 33 205 140 56 47 - 492 492 - 492 60 Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau - 4 12 13 4 15 - 48 38 10 48 61 Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung 2 7 62 54 21 46 - 192 185 7 192 62 Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung - - 41 46 37 64 1 189 170 19 189 63 Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta - - 6 13 9 8 - 36 36 - 36 64 Lembaga Pemasyarakatan Cirebon - 2 38 67 63 108 2 280 280 - 280 65 Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta - 3 43 56 28 15 - 145 140 5 145 66 Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan - - 1 2 1 - - 4 4 - 4 67 Lembaga Pemasyarakatan Bangli - - 3 1 5 3 - 12 9 3 12 68 Lembaga Pemasyarakatan Maros - - 3 3 1 - - 7 7 - 7 69 Lembaga Pemasyarakatan Martapura - - 12 15 11 13 - 51 44 7 51 70 Lembaga Pemasyarakatan Abepura - - 6 2 4 2 - 14 14 - 14 71 Kios Informasi Atmajaya, Jakarta - 19 244 186 27 8 - 484 451 33 484

T O T A L 20 560 2.372 1.980 854 786 130 6.702 6.105 597 6.702 0,3% 8,4% 35,4% 29,5% 12,7% 11,7% 1,9% 100,0% 91,1% 8,9% 100,0%

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

Page 239: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.21

Amphetamin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 RSKO, Jakarta 1.564 17 224 117 - - - 207 80 2.209 2 RSU Sanglah, Denpasar 13 - - - - - - - 147 160 3 RSU Hasan Sadikin, Bandung 12 8 7 - - 10 - 26 64 127 4 RSU M. Djamil, Padang - 6 - - - - - - 6 12 5 RSU M. Hoesin, Palembang - - - - - - - - 13 13 6 RSU Dr. Kariadi, Semarang - - - - - - - - 3 3 7 RSU Fatmawati, Jakarta 7 - 9 1 - 5 - - 23 45 8 RSU Pondok Indah, Jakarta 8 1 3 - - - - 2 - 14 9 RSU Husada, Jakarta 15 - 4 - - 1 - 1 4 25

10 RSU Sint Carolus, Jakarta 3 - 2 - - - - - - 5 11 RSU Persahabatan, Jakarta 18 - - - - 1 - 3 - 22 12 RSK Duren Sawit, Jakarta 53 - - - - - - 16 - 69 13 RSU Charitas, Palembang 1 1 150 - - - - 3 - 155 14 RSU Wangaya, Denpasar 14 - - - - - - - - 14 15 RSU Dadi, Makasar 5 1 3 - - 6 - 7 7 29 16 RSU Bhayangkara, Makasar 7 1 12 - - - - - 1 21 17 RSU Labuang, Makasar - - - - - - - 2 1 3 18 Klinik Waras, Makasar 59 - 6 - - - - 1 - 66 19 RSJ Marzuki Mahdi, Bogor 80 - 4 1 - - - 27 - 112 20 RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta 73 4 9 2 - 1 - 5 1 95 21 Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta 6 - 5 2 - - - 4 - 17 22 RSJ Dharmajaya, Jakarta 5 1 7 - - 1 - - - 14 23 RSJ Bandung 1 - 1 2 - 5 - 5 1 15 24 RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang 4 - 5 4 - 5 - 1 - 19 25 RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang 35 1 5 - 1 2 - - - 44 26 RSJ Menur, Surabaya 8 - 12 - - - - - - 20 27 RSJ Radjiman W., Lawang 9 1 2 - - 4 - 6 - 22 28 RSJ Bengkulu - 1 - - 1 - - 20 - 22 29 RSJ Pontianak 20 1 15 - - 1 - - - 37 30 RSJ Tamban - - - - - - - 3 2 5 31 RSJ, Mataram 4 2 8 - - - - - - 14 32 RSJ Bangli 9 2 6 1 - 4 - - - 22 33 RSJ Bina Atma, Denpasar 2 - 1 - - - - - - 3 34 Puskesmas Tambora, Jakarta - - - - - - - 14 - 14 35 Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta - - - - - - - 5 - 5 36 Puskesmas Tebet, Jakarta 24 8 1 - - 3 - 4 6 46 37 Puskesmas Kp. Bali, Jakarta - - - - - - - - 107 107 38 Puskesmas Pamulang, Jakarta 2 8 - 2 - - - 3 - 15 39 Dinas Kesehatan Lampung 15 6 19 - - - - - - 40 40 Dinas Kesehatan Bandung 83 68 6 - 1 3 - 30 - 191 41 Dinas Kesehatan Surabaya 18 2 21 26 - 12 - - 3 82 42 Galih Pakuan, Bogor - 9 - - - 88 - 51 2 150 43 Pamardi Putra Insyaf, Medan 1 4 - - - 5 - 35 - 45 44 Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang 10 1 2 1 - 12 - 78 - 104

No Multipel/ CampuranAlkohol Lain-lain/

Tidak JelasKokainInstitusi

JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT ZAT YANG DIGUNAKANPADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004

Zat yang Digunakan

Sabu-sabu/ Ecstasy

TotalOpiat/

Heroin/ Putauw

Ganja/ Cannabis

Sedative/ Hipnotik Inhalasia

Page 240: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Amphetamin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

No Multipel/ CampuranAlkohol Lain-lain/

Tidak JelasKokainInstitusi

Zat yang Digunakan

Sabu-sabu/ Ecstasy

TotalOpiat/

Heroin/ Putauw

Ganja/ Cannabis

Sedative/ Hipnotik Inhalasia

45 Rumah Anak Panah, Jakarta 8 1 3 2 - - - 2 - 16 46 Yayasan Darul Ihsan, Jakarta 10 - - - - - - - - 10 47 Pamardi Siwi, Jakarta 110 2 1 - - - - 12 - 125 48 Yayasan Terracota, Jakarta 19 - 1 - - - - - - 20 49 Yayasan Teratai, Jakarta 7 2 - - - - - - 9 50 Yayasan Tulus Hati, Jakarta 15 2 1 1 - - - - - 19 51 Wisma Adiksi, Jakarta 57 - 2 - - - - - - 59 52 Yayasan Asa Bangsa, Jakarta 13 - - - - - - 2 - 15 53 Yayasan Kasih Mulia, Jakarta 26 1 10 1 - 1 - - - 39 54 Yayasan Doulos, Jakarta 4 1 3 2 2 3 1 16 55 Yayasan Getsemani, Bekasi 9 - - - - - - 2 - 11 56 Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta - - - - - - - - 61 61 57 Yayasan Al Jahu, Jakarta 13 - - - - 1 - - - 14 58 Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya 18 2 18 29 - 12 - - 3 82 59 Lembaga Pemasyarakatan Tangerang 77 263 49 49 - - 1 - 53 492 60 Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau - - - - - - - - 48 48 61 Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung 6 111 50 16 1 - - - 8 192 62 Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung 37 97 24 7 - - 1 17 6 189 63 Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta - - - - - - - - 36 36 64 Lembaga Pemasyarakatan Cirebon 72 135 43 22 - - - 6 2 280 65 Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta - - - - - - - - 145 145 66 Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan - - 4 - - - - - - 4 67 Lembaga Pemasyarakatan Bangli 1 5 6 - - - - - - 12 68 Lembaga Pemasyarakatan Maros 1 1 4 - - - - 1 - 7 69 Lembaga Pemasyarakatan Martapura - - 51 - - - - - - 51 70 Lembaga Pemasyarakatan Abepura - - - - - - - - 14 14 71 Kios Informasi Atmajaya, Jakarta - - - - - - - - 484 484

2.691 775 821 288 4 185 2 604 1.332 6.702 40,2% 11,6% 12,3% 4,3% 0,1% 2,8% 0,0% 9,0% 19,9% 100,0%

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

T O T A L

Page 241: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.22

Suntik Hisap Minum Telan Campuran Hirup Cara lain Tidak jelas Total(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 RSKO, Jakarta - - - - - - - 2.209 2.209 2 RSU Sanglah, Denpasar 13 - - - - - - 147 160 3 RSU Hasan Sadikin, Bandung 14 18 10 1 21 - - 63 127 4 RSU M. Djamil, Padang - 6 - - - - - 6 12 5 RSU M. Hoesin, Palembang - - - - - - - 13 13 6 RSU Dr. Kariadi, Semarang - - - 3 - - - - 3 7 RSU Fatmawati, Jakarta 7 4 22 12 - - - - 45 8 RSU Pondok Indah, Jakarta 8 1 - 2 2 - - 1 14 9 RSU Husada, Jakarta 15 - 2 4 - - 4 - 25

10 RSU Sint Carolus, Jakarta 3 1 - 1 - - - - 5 11 RSU Persahabatan, Jakarta 19 - 1 - 2 - - - 22 12 RSK Duren Sawit, Jakarta 53 - - - 16 - - - 69 13 RSU Charitas, Palembang 1 23 122 9 - - - 155 14 RSU Wangaya, Denpasar 14 - - - - - - - 14 15 RSU Dadi, Makasar 6 5 6 - 5 - - 7 29 16 RSU Bhayangkara, Makasar 7 10 - 3 - - - 1 21 17 RSU Labuang, Makasar - 1 - - 1 - - 1 3 18 Klinik Waras, Makasar 59 6 - - 1 - - - 66 19 RSJ Marzuki Mahdi, Bogor 62 22 3 25 - - - 112 20 RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta 65 23 2 2 3 - - - 95 21 Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta 6 6 - 2 3 - - - 17 22 RSJ Dharmajaya, Jakarta 2 4 1 7 - - - - 14 23 RSJ Bandung - - 5 2 7 - 1 - 15 24 RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang - 8 11 - - - - - 19 25 RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang 33 9 2 - - - - - 44 26 RSJ Menur, Surabaya 8 6 - 6 - - - - 20 27 RSJ Radjiman W., Lawang 9 3 4 - 6 - - - 22 28 RSJ Bengkulu - 10 - 5 6 - - 1 22 29 RSJ Pontianak 20 15 1 1 - - - - 37 30 RSJ Tamban - - - 2 3 - - - 5 31 RSJ, Mataram 4 10 - - - - - - 14 32 RSJ Bangli 8 6 4 4 - - - - 22 33 RSJ Bina Atma, Denpasar 3 - - - - - - - 3 34 Puskesmas Tambora, Jakarta - - - - 14 - - - 14 35 Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta - - - - 5 - - - 5 36 Puskesmas Tebet, Jakarta 23 10 3 1 4 - - 5 46

JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT CARA YANG DIGUNAKANPADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004

Cara PenggunaanInstitusiNo

Page 242: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Suntik Hisap Minum Telan Campuran Hirup Cara lain Tidak jelas Total(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Cara PenggunaanInstitusiNo

37 Puskesmas Kp. Bali, Jakarta - - - - - - - 107 107 38 Puskesmas Pamulang, Jakarta 2 8 2 3 - - - 15 39 Dinas Kesehatan Lampung - - - - - - - 40 40 40 Dinas Kesehatan Bandung 20 106 5 4 56 - - - 191 41 Dinas Kesehatan Surabaya 18 16 12 34 - - - 2 82 42 Galih Pakuan, Bogor - 9 88 2 51 - - - 150 43 Pamardi Putra Insyaf, Medan - 7 5 - 33 - - - 45 44 Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang 10 3 12 1 78 - - - 104 45 Rumah Anak Panah, Jakarta 6 3 - 4 3 - - - 16 46 Yayasan Darul Ihsan, Jakarta 10 - - - - - - - 10 47 Pamardi Siwi, Jakarta 120 5 - - - - - - 125 48 Yayasan Terracota, Jakarta 11 8 - 1 - - - - 20 49 Yayasan Teratai, Jakarta 5 4 - - - - - - 9 50 Yayasan Tulus Hati, Jakarta 12 6 - 1 - - - - 19 51 Wisma Adiksi, Jakarta 49 10 - - - - - - 59 52 Yayasan Asa Bangsa, Jakarta 12 1 - - 2 - - - 15 53 Yayasan Kasih Mulia, Jakarta 23 13 1 2 - - - - 39 54 Yayasan Doulos, Jakarta 3 4 2 3 4 - - - 16 55 Yayasan Getsemani, Bekasi 8 1 - - 2 - - - 11 56 Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta - - - - - - - 61 61 57 Yayasan Al Jahu, Jakarta 12 1 1 - - - - - 14 58 Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya 18 17 12 33 - - - 2 82 59 Lembaga Pemasyarakatan Tangerang 77 302 - 60 - - 53 - 492 60 Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau - 4 - 4 - - - 40 48 61 Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung 5 120 4 55 - - - 8 192 62 Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung 35 116 - 30 8 - - - 189 63 Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta - - - - - - - 36 36 64 Lembaga Pemasyarakatan Cirebon 42 182 2 46 6 - - 2 280 65 Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta - - - - - - - 145 145 66 Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan - 4 - - - - - - 4 67 Lembaga Pemasyarakatan Bangli - 7 - 5 - - - - 12 68 Lembaga Pemasyarakatan Maros 1 5 - - 1 - - - 7 69 Lembaga Pemasyarakatan Martapura - 51 - - - - - - 51 70 Lembaga Pemasyarakatan Abepura - 12 - 2 - - - - 14 71 Kios Informasi Atmajaya, Jakarta 484 - - - - - - - 484

T O T A L 1.445 1.232 218 472 380 - 58 2.897 6.702 Persentase 21,6% 18,4% 3,3% 7,0% 5,7% 0,0% 0,9% 43,2% 100,0%

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

Page 243: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.23

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Kelompok 5 – 9 Thn 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Umur 10 – 14 Thn 0,0 0,0 0,2 0,0 0,4 0,9 0,6 0,015 – 19 Thn 6,5 6,4 6,3 12,8 19,4 3,3 24,0 4,020- 24 Thn 44,2 28,8 40,1 43,3 43,1 29,4 20,8 50,425- 29 Thn 32,1 28,6 36,7 26,7 22,5 28,0 24,6 38,430 – 34 Thn 16,8 14,6 10,9 11,2 5,0 16,3 12,5 5,6>= 35 Thn 0,3 13,1 5,9 5,9 1,9 21,8 17,6 1,7Tidak Jelas 0,0 8,4 0,0 0,0 7,7 0,2 0,0 0,0

2 Jenis Pria 97,1 83,1 88,7 93,6 91,7 96,5 93,9 93,2Kelamin Wanita 2,9 16,9 11,3 6,4 8,3 3,5 6,1 6,8

3 Tingkat Tdk Sekolah 0,0 0,0 0,2 0,0 0,0 0,1 0,0 4,7Pendidikan SD 0,0 3,2 4,8 1,6 8,1 19,8 3,2 2,5

SLTP 10,9 5,2 12,2 11,2 22,4 24,0 28,4 24,8SLTA 68,4 39,2 60,5 10,2 48,8 37,3 54,3 63,2AKD/S1 20,7 15,3 20,8 4,3 12,0 2,5 11,2 1,0S2/S3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 2,9 0,0Tdk Jelas 0,0 37,0 1,5 72,7 8,8 16,3 0,0 3,7

4 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 25,9 12,8 4,3 0,5 23,4 4,2 20,8 1,5Tidak Bekerja 52,6 14,6 55,3 19,8 36,0 5,8 46,7 56,2Sopir/Kenek 0,0 0,1 0,7 1,1 0,1 6,5 0,0 0,0Pedagang 0,0 0,8 0,4 0,5 0,3 4,7 0,0 1,9Buruh 0,0 0,5 0,4 0,5 0,0 9,9 1,0 7,2PNS/TNI/POLRI 0,0 0,3 0,7 0,0 0,8 1,4 5,8 0,0Swasta 0,0 12,5 12,1 0,0 5,0 24,5 7,7 9,1Ibu Rumah Tangga 0,0 0,6 0,7 0,0 0,5 1,0 0,0 0,2Petani 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Lain-lain/ 0,0 11,6 14,1 18,7 1,3 4,2 18,2 24,0Tdk jelas 21,6 46,2 11,3 58,8 32,7 37,8 0,0 0,0

5 Status Kawin 13 21,0 23,0 4,0 9,0 31,0 13,0 13,0Perkawinan Belum Kawin 83,5 43,0 76,0 39,0 83,0 32,0 56,0 85,0

Janda/Duda 3,5 2,0 1,0 0,0 0,0 3,0 7,0 2,0Tdk Jelas 0,0 34,0 0,0 58,0 8,0 34,0 24,0 0,0

6 Pekerjaan Tidak Bekerja 0,0 0,0 7,0 0,0 1,0 0,0 3,0 0,0Orangtua Buruh 0,0 1,0 1,0 0,0 8,0 4,0 20,0 0,0

Sopir/Kenek 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0Pedagang 0,0 2,0 4,0 1,0 5,0 2,0 0,0 0,0PNS/TNI/POLRI 0,0 11,0 19,0 2,0 11,0 4,0 7,0 0,0Swasta 0,0 13,0 44,0 2,0 37,0 16,0 41,0 0,0Petani 0,0 2,0 1,0 0,0 7,0 5,0 0,0 0,0Lain-lain 0,0 8,0 10,0 5,0 18,0 7,0 3,0 0,0Tidak jelas 100,0 63,0 13,0 89,0 12,0 61,0 26,0 100,0

7 Status Baru 44,2 47,3 65,3 21,9 66,8 36,2 58,5 0,0Penggunaan Lama 55,8 36,8 30,6 12,8 25,4 30,2 16,6 0,0

Tidak Jelas 0,0 16,0 4,1 65,2 7,8 33,6 24,9 100,0

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN,STATUS PERKAWINAN, PEKERJAAN ORANGTUA DAN STATUS PENGGUNAAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004

No Kategori RSKO (%)

RSU (%) RSJ (%) LSM

(%)Puskesmas

(%)Panti Ponpes

(%)Lapas

(%) Dinkes (%)

Page 244: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.24

PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003

(1) (2)1 Sumatera Utara 15,62 19,19 34,81 61,96 3,24 100,002 Sumatera Barat 6,98 16,90 23,88 74,08 2,04 100,003 Riau 11,40 18,38 29,78 67,47 2,75 100,004 Jambi 3,93 17,45 21,38 75,57 3,05 100,005 Sumatera Selatan 10,92 21,30 32,22 64,43 3,35 100,006 Bengkulu 10,22 14,83 25,05 71,94 3,01 100,007 Lampung 9,79 19,67 29,46 67,61 2,93 100,008 Kepulauan Bangka Belitung 8,07 20,05 28,12 67,24 4,65 100,009 DKI Jakarta 6,30 16,22 22,52 72,79 4,70 100,00

10 Jawa Barat 6,47 16,62 23,09 73,58 3,32 100,0011 Jawa Tengah 6,07 17,49 23,56 74,36 2,09 100,0012 DI Yogyakarta 3,96 12,92 16,88 81,25 1,88 100,0013 Jawa Timur 6,16 15,67 21,83 75,38 2,80 100,0014 Banten 10,46 18,24 28,70 67,74 3,56 100,0015 Bali 2,97 13,27 16,24 79,50 4,27 100,0016 Nusa Tenggara Barat 10,69 21,19 31,88 65,37 2,74 100,0017 Nusa Tenggara Timur 13,64 22,97 36,61 61,71 1,69 100,0018 Kalimantan Barat 14,77 23,83 38,60 59,73 1,67 100,0019 Kalimantan Tengah 11,59 18,63 30,22 65,63 4,14 100,0020 Kalimantan Selatan 9,94 20,05 29,99 66,67 3,34 100,0021 Kalimantan Timur 10,88 15,98 26,86 71,97 1,17 100,0022 Sulawesi Utara 11,26 16,21 27,47 67,79 4,74 100,0023 Sulawesi Tengah 10,17 19,13 29,30 66,12 4,58 100,0024 Sulawesi Selatan 10,63 20,14 30,77 67,66 1,58 100,0025 Sulawesi Tenggara 5,99 16,27 22,26 73,78 3,96 100,0026 Gorontalo 19,91 21,48 41,39 56,82 1,79 100,0027 Maluku 7,36 17,73 25,09 73,24 1,67 100,0028 Maluku Utara 11,96 20,11 32,07 58,70 9,24 100,0029 Papua 15,35 15,78 31,13 62,90 5,97 100,00

9,30 18,26 27,56 69,61 2,84 100,00

Sumber: Depkes & BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003

(8)(7)(6)(4) (5)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Indonesia

No Provinsi

(3)

JumlahGizi LebihGizi NormalBuruk+Kurang(3+4)

Gizi

Page 245: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.25

PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003

(1) (2)

1 Sumatera Utara 12,76 18,67 31,43 66,14 2,44 100,002 Sumatera Barat 7,29 18,44 25,73 72,94 1,32 100,003 Riau 10,76 17,95 28,71 69,43 1,86 100,004 Jambi 3,07 18,54 21,61 76,61 1,78 100,005 Sumatera Selatan 10,28 20,51 30,79 65,93 3,28 100,006 Bengkulu 7,77 18,86 26,63 70,86 2,51 100,007 Lampung 8,19 21,40 29,59 68,31 2,11 100,008 Kepulauan Bangka Belitung 9,32 20,90 30,22 66,24 3,53 100,009 DKI Jakarta 6,36 16,71 23,07 71,78 5,15 100,00

10 Jawa Barat 5,56 18,46 24,02 72,99 3,00 100,0011 Jawa Tengah 6,03 19,56 25,59 72,69 1,72 100,0012 DI Yogyakarta 4,07 13,36 17,43 80,26 2,32 100,0013 Jawa Timur 5,95 17,41 23,36 74,46 2,18 100,0014 Banten 8,25 18,84 27,09 70,68 2,22 100,0015 Bali 3,59 12,80 16,39 80,45 3,16 100,0016 Nusa Tenggara Barat 10,45 23,68 34,13 63,73 2,13 100,0017 Nusa Tenggara Timur 12,65 26,15 38,80 59,91 1,29 100,0018 Kalimantan Barat 13,81 25,33 39,14 59,40 1,46 100,0019 Kalimantan Tengah 9,49 19,51 29,00 67,62 3,38 100,0020 Kalimantan Selatan 9,62 23,16 32,78 64,61 2,60 100,0021 Kalimantan Timur 9,16 17,81 26,97 72,22 0,81 100,0022 Sulawesi Utara 9,90 15,72 25,62 70,20 4,19 100,0023 Sulawesi Tengah 9,55 22,02 31,57 64,92 3,51 100,0024 Sulawesi Selatan 9,96 20,99 30,95 67,84 1,22 100,0025 Sulawesi Tenggara 5,74 16,80 22,54 74,42 3,04 100,0026 Gorontalo 21,66 24,56 46,22 52,27 1,51 100,0027 Maluku 8,55 21,37 29,92 69,23 0,85 100,0028 Maluku Utara 9,23 17,30 26,53 66,56 6,92 100,0029 Papua 15,24 16,85 32,09 62,70 5,20 100,00

8,55 19,62 28,17 69,59 2,24 100,00

Sumber: Depkes dan BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003

(8)(7)(6)(4) (5)

Gizi Buruk Gizi Kurang

Indonesia

No. Provinsi

(3)

JumlahGizi LebihGizi NormalBuruk+Kurang(3+4)

Gizi

Page 246: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 3.26

(1) (2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 263 78 29,662 Sumatera Utara 9.116 2.761 30,293 Sumatera Barat 238 228 95,804 Riau 16.696 11.272 67,515 Jambi 3.580 1.620 45,256 Bengkulu 544 382 70,227 Sumatera Selatan 12.073 4.444 36,818 Lampung 985 476 48,329 Kepulauan.Bangka Belitung 201 74 36,82

10 Kepulauan Riau 117 80 68,3811 DKI Jakarta - - -12 Jawa Barat 3.496 1.754 50,1713 Jawa Tengah 3.647 1.870 51,2814 DI Yogyakarta 1.693 804 47,4915 Jawa Timur 27.017 2.532 9,3716 Banten 11.466 6.553 57,1517 Bali 5.531 3.503 63,3318 Nusa Tenggara Barat 1.639 195 11,9019 Nusa Tenggara Timur 857 213 24,8520 Kalimantan Barat 172 52 30,2321 Kalimantan Tengah 540 44 8,1522 Kalimantan Timur 409 298 72,8623 Kalimantan Selatan 853 797 93,4324 Sulawesi Utara 169 168 99,4125 Sulawesi Tengah 898 600 66,8226 Sulawesi Tenggara 718 478 66,5727 Sulawesi Selatan 1.241 709 57,1328 Gorontalo - - -29 Sulawesi Barat - - -30 Maluku 237 75 31,6531 Maluku Utara 41 13 31,7132 Papua 31 22 70,9733 Irian Jaya Barat 100 100 100,00

104.568 42.195 40,35

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik

% Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang BaikNo Provinsi Jumlah

Desa/Kelurahan Dilaporkan(3) (4) (5)

Indonesia

Page 247: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.1

Jumlah K1 % K1 K4 % K4 Jumlah Ditolong Nakes

% Ditolong Nakes Jumlah Kunjungan %KN

(KN2)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 117.177 90.488 77,22 81.143 69,25 112.212 65.428 58,31 107.473 58.190 54,142 Sumatera Utara 323.753 231.568 71,53 206.037 63,64 297.447 194.980 65,55 295.518 171.843 58,153 Sumatera Barat 103.989 99.170 95,37 85.641 82,36 98.809 80.837 81,81 94.811 84.061 88,664 Riau 124.875 114.622 91,79 104.052 83,32 117.937 84.197 71,39 112.419 88.747 78,945 Jambi 70.474 56.908 80,75 49.053 69,60 65.839 43.870 66,63 65.839 41.562 63,136 Bengkulu 44.753 36.640 81,87 33.008 73,76 42.067 30.198 71,79 41.185 29.282 71,107 Sumatera Selatan 177.983 162.930 91,54 151.574 85,16 171.140 147.138 85,98 164.294 - -8 Lampung 177.672 166.722 93,84 151.856 85,47 170.145 125.268 73,62 161.520 115.007 71,209 Kepulauan Bangka Belitung 26.131 25.375 97,11 22.673 86,77 24.508 21.239 86,66 20.956 - -10 Kepulauan Riau 35.579 37.342 104,96 34.685 97,49 33.724 28.377 84,14 32.364 30.453 94,1011 DKI Jakarta 207.265 196.667 94,89 163.567 78,92 197.844 140.015 70,77 188.422 155.790 82,6812 Jawa Barat 937.703 840.564 89,64 780.348 83,22 894.125 635.354 71,06 855.121 734.723 85,9213 Jawa Tengah 671.443 622.259 92,67 554.633 82,60 482.855 405.360 83,95 463.376 353.254 76,2314 DI Yogyakarta 57.212 51.967 90,83 41.275 72,14 55.536 41.333 74,43 51.952 38.557 74,2215 Jawa Timur 692.930 640.047 92,37 529.192 76,37 607.319 534.829 88,06 629.935 538.554 85,4916 Banten 251.813 217.401 86,33 180.920 71,85 242.468 171.624 70,78 233.820 186.005 79,5517 Bali 67.445 64.471 95,59 60.208 89,27 64.426 59.792 92,81 61.359 59.153 96,4018 Nusa Tenggara Barat 114.177 102.227 89,53 91.209 79,88 108.595 78.397 72,19 102.692 87.114 84,8319 Nusa Tenggara Timur 123.230 92.218 74,83 65.670 53,29 108.829 58.350 53,62 108.958 54.901 50,3920 Kalimantan Barat 103.992 92.715 89,16 83.052 79,86 98.475 67.889 68,94 94.471 57.423 60,7821 Kalimantan Tengah 54.469 47.728 87,62 40.699 74,72 51.099 36.858 72,13 47.874 38.667 80,7722 Kalimantan Timur 71.253 58.071 81,50 50.294 70,59 67.792 44.275 65,31 64.848 46.008 70,9523 Kalimantan Selatan 81.553 73.047 89,57 59.116 72,49 76.329 61.748 80,90 74.107 - -24 Sulawesi Utara 47.425 46.019 97,04 42.759 90,16 45.611 39.432 86,45 45.611 23.927 52,4625 Sulawesi Tengah 56.728 51.734 91,20 46.377 81,75 54.849 44.962 81,97 54.322 42.745 78,6926 Sulawesi Tenggara 53.289 40.185 75,41 37.995 71,30 50.867 32.078 63,06 47.170 36.543 77,4727 Sulawesi Selatan 183.219 159.664 87,14 125.518 68,51 174.891 119.482 68,32 166.327 2.497 1,5028 Gorontalo 23.992 22.057 91,93 18.364 76,54 21.913 15.634 71,35 21.893 14.911 68,1129 Sulawesi Barat 22.611 15.014 66,40 10.468 46,30 21.583 9.087 42,10 19.794 - -30 Maluku 34.330 17.465 50,87 17.025 49,59 31.058 13.270 42,73 30.159 15.945 52,8731 Maluku Utara 22.019 19.110 86,79 15.717 71,38 20.172 11.390 56,46 20.244 14.367 70,9732 Papua 55.841 32.011 57,33 20.728 37,12 53.301 21.159 39,70 50.765 - -33 Irian Jaya Barat - - - - - - - - - - -

5.136.325 4.524.406 88,09 3.954.856 77,00 4.663.765 3.463.850 74,27 4.529.600 3.120.229 68,89

Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Indonesia

Kunjungan Neonatus

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUSMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Ibu BersalinNo Provinsi

Ibu Hamil

Page 248: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.2

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4, IBU HAMIL RISTI DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATANMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah K4 % K4 Jumlah Risti Risti Dirujuk % Risti Dirujuk Jumlah Ditolong

Nakes% Ditolong

Nakes(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Nanggroe Aceh Darussalam 114.273 78.749 68,91 30.582 2.230 7,29 79.106 62.529 79,04 2 Sumatera Utara 295.370 231.722 78,45 33.452 8.494 25,39 275.597 212.030 76,93 3 Sumatera Barat 103.989 85.641 82,36 20.882 6.515 31,20 98.809 8.037 8,13 4 Riau 124.241 103.814 83,56 49.866 18.717 37,53 103.864 73.488 70,75 5 Jambi 64.084 50.270 78,44 25.941 2.376 9,16 50.230 39.429 78,50 6 Bengkulu 32.585 26.283 80,66 2.685 142 5,29 20.412 15.104 74,00 7 Sumatera Selatan 117.699 101.648 86,36 10.559 4.826 45,71 112.461 90.742 80,69 8 Lampung 179.467 149.498 83,30 25.555 2.499 9,78 168.188 125.732 74,76 9 Kepulauan Bangka Belitung 16.628 14.433 86,80 6.876 243 3,53 15.706 13.460 85,70 10 Kepulauan Riau 33.347 28.091 84,24 15.654 3.571 22,81 33.419 27.456 82,16 11 DKI Jakarta 202.824 145.075 71,53 37.463 35.721 95,35 489.390 153.732 31,41 12 Jawa Barat 1.004.247 778.271 77,50 390.292 52.923 13,56 939.726 632.448 67,30 13 Jawa Tengah 743.572 428.237 57,59 224.845 51.030 22,70 485.577 389.159 80,14 14 DI Yogyakarta 55.848 40.882 73,20 13.417 3.535 26,35 53.240 38.886 73,04 15 Jawa Timur 696.937 541.423 77,69 184.461 75.946 41,17 552.167 470.472 85,20 16 Banten 271.474 197.631 72,80 119.806 15.776 13,17 258.148 165.869 64,25 17 Bali 129.917 118.278 91,04 18.723 3.017 16,11 124.015 113.605 91,61 18 Nusa Tenggara Barat 108.425 86.655 79,92 45.534 14.826 32,56 99.029 55.972 56,52 19 Nusa Tenggara Timur 78.456 46.523 59,30 12.693 2.981 23,49 65.605 46.193 70,41 20 Kalimantan Barat 91.627 74.759 81,59 50.720 5.756 11,35 88.072 61.523 69,86 21 Kalimantan Tengah 54.455 40.699 74,74 9.454 2.563 27,11 48.359 36.858 76,22 22 Kalimantan Timur 73.138 54.368 74,34 26.719 7.054 26,40 70.423 55.325 78,56 23 Kalimantan Selatan 71.769 57.082 79,54 26.001 6.767 26,03 68.058 47.117 69,23 24 Sulawesi Utara 46.598 32.055 68,79 8.214 2.906 35,38 42.647 31.367 73,55 25 Sulawesi Tengah 56.047 47.682 85,08 28.302 5.134 18,14 53.004 42.621 80,41 26 Sulawesi Tenggara 112.221 83.320 74,25 11.522 5.752 49,92 102.908 77.026 74,85 27 Sulawesi Selatan 38.089 27.973 73,44 5.243 1.472 28,08 35.337 24.678 69,84 28 Gorontalo 6.004 3.173 52,85 1.338 99 7,40 5.507 2.738 49,72 29 Sulawesi Barat - - - - - - - - -30 Maluku 11.254 8.773 77,95 0,00 11.174 7.239 64,78 31 Maluku Utara 6.707 5.700 84,99 1.295 350 27,03 6.441 4.782 74,24 32 Papua 17.042 7.965 46,74 733 127 17,33 20.872 8.735 41,85 33 Irian Jaya Barat 10.877 6.187 56,88 2.892 158 5,46 10.434 6.515 62,44

3.887.528 2.832.711 72,87 1.219.667 293.893 24,10 3.630.133 2.472.860 68,12

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

Ibu BersalinNo Provinsi

Ibu Hamil

Page 249: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.3

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DAN BAYIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah KN % KN Jumlah Bayi Kunjungan % Kunjungan Bayi(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Nanggroe Aceh Darussalam 34.648 25.559 73,77 44.445 31.248 70,31 2 Sumatera Utara 242.250 196.124 80,96 263.661 200.757 76,14 3 Sumatera Barat 94.815 84.061 88,66 94.815 80.119 84,50 4 Riau 89.235 73.931 82,85 66.248 54.598 82,41 5 Jambi 66.984 42.296 63,14 49.379 37.652 76,25 6 Bengkulu 25.196 18.772 74,50 24.694 18.896 76,52 7 Sumatera Selatan 108.160 93.741 86,67 108.043 88.204 81,64 8 Lampung 132.881 112.947 85,00 116.559 95.710 82,11 9 Kepulauan Bangka Belitung 15.360 13.048 84,95 15.376 10.035 65,26

10 Kepulauan Riau 30.221 27.146 89,82 6.146 4.702 76,51 11 DKI Jakarta 13.728 13.728 100,00 12.914 12.611 97,65 12 Jawa Barat 889.531 726.552 81,68 876.793 569.845 64,99 13 Jawa Tengah 484.981 409.132 84,36 525.100 443.523 84,46 14 DI Yogyakarta 49.076 38.842 79,15 32.071 21.685 67,62 15 Jawa Timur 621.440 503.813 81,07 608.910 562.495 92,38 16 Banten 257.173 196.751 76,51 250.148 173.785 69,47 17 Bali 118.622 114.275 96,34 114.561 109.583 95,65 18 Nusa Tenggara Barat 93.843 74.391 79,27 59.408 54.265 91,34 19 Nusa Tenggara Timur 69.053 60.921 88,22 63.610 46.743 73,48 20 Kalimantan Barat 80.774 55.392 68,58 71.941 49.789 69,21 21 Kalimantan Tengah 46.916 39.172 83,49 45.129 41.200 91,29 22 Kalimantan Timur 64.935 58.764 90,50 56.017 41.531 74,14 23 Kalimantan Selatan 47.288 37.117 78,49 36.510 23.358 63,98 24 Sulawesi Utara 37.525 27.953 74,49 35.314 28.040 79,40 25 Sulawesi Tengah 51.873 42.857 82,62 42.429 33.687 79,40 26 Sulawesi Tenggara 100.809 85.259 84,57 101.874 71.562 70,25 27 Sulawesi Selatan 34.222 27.412 80,10 24.965 19.118 76,58 28 Gorontalo 3.014 2.497 82,85 8.478 4.953 58,42 29 Sulawesi Barat - - - - - - 30 Maluku 10.231 8.093 79,10 10.231 7.393 72,26 31 Maluku Utara 6.174 5.251 85,05 6.174 4.507 73,00 32 Papua 20.085 7.727 38,47 12.446 12.433 99,90 33 Irian Jaya Barat 10.369 4.898 47,24 10.094 5.572 55,20

3.951.412 3.228.422 81,70 3.794.483 2.959.599 78,00

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

BayiNo Provinsi Neonatus

Page 250: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.4

Bayi BGM GAKIN Balita Gizi BurukJumlah Mendapat % Jumlah Mendapat % Jumlah MP ASI % Jumlah Mendapat %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 173.042 149.873 86,61 39.019 14.630 37,49 52.321 12.907 24,67 2.356 288 12,222 Sumatera Utara 926.870 822.798 88,77 266.152 201.382 75,66 30.086 22.639 75,25 9.142 7.845 85,813 Sumatera Barat 433.202 373.964 86,33 103.435 78.308 75,71 1.242 1.242 100,00 1.635 1.635 100,004 Riau 538.074 448.143 83,29 127.929 97.649 76,33 19.444 14.809 76,16 848 715 84,325 Jambi 254.651 203.134 79,77 45.199 30.105 66,61 2.978 2.969 99,70 641 591 92,206 Bengkulu 113.613 80.606 70,95 29.962 18.679 62,34 11.248 10.173 90,44 109 85 77,987 Sumatera Selatan 391.099 278.465 71,20 117.720 83.474 70,91 36.000 16.553 45,98 810 793 97,908 Lampung 773.477 433.387 56,03 163.836 117.276 71,58 35.803 26.613 74,33 850 222 26,129 Kep.Bangka Belitung 60.679 48.201 79,44 16.628 13.832 83,18 750 750 100,00 874 97 11,1010 Kep.Riau 144.801 102.464 70,76 33.603 29.803 88,69 6.981 5.668 81,19 13.346 46 0,3411 DKI Jakarta 124.284 123.718 99,54 5.401 142 2,63 5.401 964 17,85 45.871 27.614 60,2012 Jawa Barat 3.421.327 2.897.951 84,70 953.605 703.946 73,82 93.769 30.926 32,98 14.752 10.227 69,3313 Jawa Tengah 1.830.591 1.680.600 91,81 607.690 408.740 67,26 108.970 68.128 62,52 4.986 2.097 42,0614 DI Yogyakarta 183.709 175.299 95,42 56.340 32.822 58,26 2.181 2.181 100,00 33.146 1.300 3,9215 Jawa Timur 2.496.294 2.020.171 80,93 677.554 503.342 74,29 104.167 102.642 98,54 17.125 12.125 70,8016 Banten 887.913 740.797 83,43 310.186 203.660 65,66 9.588 7.169 74,77 7.059 6.365 90,1717 Bali 816.915 455.236 55,73 199.471 172.240 86,35 9.887 3.814 38,58 378 230 60,8518 Nusa Tenggara Barat 409.362 396.183 96,78 107.385 86.776 80,81 30.342 21.565 71,07 10.340 1.821 17,6119 Nusa Tenggara Timur 243.437 168.884 69,37 73.457 43.515 59,24 21.912 9.052 41,31 8.488 2.739 32,2720 Kalimantan Barat 437.527 297.947 68,10 77.977 53.031 68,01 34.962 33.840 96,79 94.401 446 0,4721 Kalimantan Tengah 205.226 168.921 82,31 54.965 40.627 73,91 6.250 3.408 54,53 21 21 100,0022 Kalimantan Timur 306.790 267.892 87,32 73.615 57.092 77,55 5.628 4.966 88,24 880 880 100,0023 Kalimantan Selatan 319.891 222.034 69,41 85.148 53.637 62,99 9.033 7.372 81,61 3.528 345 9,7824 Sulawesi Utara 179.228 143.408 80,01 51.418 37.646 73,22 2.810 2.285 81,32 81 75 92,5925 Sulawesi Tengah 244.674 200.016 81,75 55.722 43.781 78,57 5.612 4.462 79,51 713 427 59,8926 Sulawesi Tenggara 415.782 341.509 82,14 111.757 82.663 73,97 6.959 6.723 96,61 1.444 539 37,3327 Sulawesi Selatan 139.163 99.733 71,67 36.232 25.529 70,46 12.749 7.790 61,10 5.105 4.801 94,0528 Gorontalo 19.587 13.455 68,69 5.395 2.744 50,86 914 489 53,50 166 24 14,4629 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - -30 Maluku 69.099 52.900 76,56 16.994 12.393 72,93 1.676 948 56,56 249 249 100,0031 Maluku Utara 26.005 21.434 82,42 6.707 2.415 36,01 1.163 1.107 95,18 46 44 95,6532 Papua 80.029 50.993 63,72 22.179 14.373 64,80 18.260 18.250 99,95 53 53 100,0033 Irian Jaya Barat 42.162 28.652 67,96 11.161 5.595 50,13 7.724 4.394 56,89 766 332 43,34

16.708.503 13.508.768 80,85 4.543.842 3.271.847 72,01 696.810 456.798 65,56 280.209 85.071 30,36

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

CAKUPAN BAYI, BALITA DAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATANMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi Balita Ibu Hamil

Page 251: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.5

CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJAMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah Dideteksi % Jumlah Diperiksa % Jumlah Dilayani Kes %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Nanggroe Aceh Darussalam 26.157 15.053 57,55 87.787 22.737 25,90 17.112 482 2,82 2 Sumatera Utara 930.415 562.059 60,41 986.467 465.248 47,16 833.999 164.017 19,67 3 Sumatera Barat 439.815 178.125 40,50 579.477 322.768 55,70 918.532 304.953 33,20 4 Riau 356.888 202.999 56,88 109.655 76.132 69,43 393.851 53.946 13,70 5 Jambi 235.445 112.397 47,74 102.831 30.148 29,32 6.804 3.666 53,88 6 Bengkulu 42.812 7.541 17,61 83.608 20.043 23,97 45.641 9.348 20,48 7 Sumatera Selatan 317.510 241.573 76,08 241.674 107.567 44,51 260.944 99.082 37,97 8 Lampung 830.091 277.691 33,45 1.173.395 90.252 7,69 314.444 48.038 15,28 9 Kepulauan Bangka Belitung 31.487 21.081 66,95 31.686 27.077 85,45 12.346 9.876 79,99 10 Kepulauan Riau 30.957 11.465 37,04 62.282 27.570 44,27 38.627 13.867 35,90 11 DKI Jakarta - - - 222.475 46.594 20,94 - - - 12 Jawa Barat 901.146 353.156 39,19 1.984.247 507.402 25,57 693.608 150.772 21,74 13 Jawa Tengah 1.680.427 1.030.731 61,34 1.393.685 760.996 54,60 1.673.420 486.825 29,09 14 DI Yogyakarta 189.798 72.925 38,42 27.366 19.979 73,01 - - - 15 Jawa Timur 3.793.403 1.918.758 50,58 1.724.596 831.745 48,23 3.873.069 1.649.855 42,60 16 Banten 207.543 18.963 9,14 244.863 132.742 54,21 246.415 26.963 10,94 17 Bali 320.685 196.118 61,16 161.733 124.100 76,73 26.775 10.546 39,39 18 Nusa Tenggara Barat 250.237 54.623 21,83 328.989 63.205 19,21 141.916 32.894 23,18 19 Nusa Tenggara Timur 217.527 53.862 24,76 269.033 163.979 60,95 101.356 70.747 69,80 20 Kalimantan Barat 314.661 60.106 19,10 54.477 34.728 63,75 150.053 12.827 8,55 21 Kalimantan Tengah 113.646 37.116 32,66 44.438 35.691 80,32 31.356 11.624 37,07 22 Kalimantan Timur 234.998 81.295 34,59 144.730 31.140 21,52 57.341 28.862 50,33 23 Kalimantan Selatan 321.063 102.799 32,02 109.810 9.413 8,57 400.531 227.149 56,71 24 Sulawesi Utara 150.226 78.904 52,52 120.445 65.902 54,72 63.811 39.844 62,44 25 Sulawesi Tengah 111.853 18.485 16,53 227.767 44.560 19,56 47.509 5.552 11,69 26 Sulawesi Tenggara 459.036 115.395 25,14 366.465 226.191 61,72 227.200 74.120 32,62 27 Sulawesi Selatan 124.593 59.906 48,08 46.889 38.087 81,23 56.991 37.333 65,51 28 Gorontalo 10.490 2.427 23,14 5.031 432 8,59 0,00 29 Sulawesi Barat - - - - - - - - - 30 Maluku 39.058 15.496 39,67 34.171 23.410 68,51 30.117 13.740 45,62 31 Maluku Utara 26.635 17.369 65,21 20.957 1.343 6,41 40.785 1.335 3,27 32 Papua 29.761 2.898 9,74 - - - - - - 33 Irian Jaya Barat - - - 1.254 864 68,90 14.907 14.413 96,69

12.738.363 5.921.316 46,48 10.992.283 4.352.045 39,59 10.719.460 3.602.676 33,61

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Remaja

Indonesia

No Provinsi Anak Balita dan Pra Sekolah Siswa SD/MI

Page 252: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.6

CAKUPAN PESERTA KB AKTIFMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Peserta KB AktifJumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 426.265 222.376 52,17 2 Sumatera Utara 1.607.393 992.645 61,75 3 Sumatera Barat 695.854 446.500 64,17 4 Riau 867.944 393.981 45,39 5 Jambi 300.097 212.653 70,86 6 Bengkulu 195.187 155.697 79,77 7 Sumatera Selatan 764.456 578.082 75,62 8 Lampung 1.082.447 719.624 66,48 9 Kepulauan Bangka Belitung 91.576 70.099 76,55 10 Kepulauan Riau 250.523 91.582 36,56 11 DKI Jakarta 906.735 417.184 46,01 12 Jawa Barat 6.463.242 4.670.486 72,26 13 Jawa Tengah 4.518.002 3.281.042 72,62 14 DI Yogyakarta 509.481 454.997 89,31 15 Jawa Timur 8.983.730 4.881.123 54,33 16 Banten 1.786.707 1.288.707 72,13 17 Bali 490.988 398.471 81,16 18 Nusa Tenggara Barat 789.861 555.376 70,31 19 Nusa Tenggara Timur 346.196 181.413 52,40 20 Kalimantan Barat 545.887 492.169 90,16 21 Kalimantan Tengah 244.230 178.031 72,89 22 Kalimantan Timur 430.765 330.677 76,77 23 Kalimantan Selatan 449.045 322.122 71,73 24 Sulawesi Utara 328.713 232.286 70,67 25 Sulawesi Tengah - - - 26 Sulawesi Tenggara 1.351.404 549.624 40,67 27 Sulawesi Selatan 170.913 110.674 64,75 28 Gorontalo 43.817 34.237 78,14 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 146.616 98.638 67,28 31 Maluku Utara 48.725 16.133 33,11 32 Papua 15.037 13.620 90,58 33 Irian Jaya Barat 60.838 38.233 62,84

34.912.674 22.428.482 64,24

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi Jumlah Pasangan Usia Subur

Indonesia

Page 253: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.7

Perkotaan +Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 50,85 38,85 42,20 2 Sumatera Utara 45,02 42,20 43,43 3 Sumatera Barat 47,23 48,30 47,99 4 Riau 49,68 50,19 49,96 5 Jambi 55,22 63,19 61,03 6 Sumatera Selatan 58,23 59,29 58,94 7 Bengkulu 67,49 67,84 67,74 8 Lampung 60,88 65,00 64,12 9 Kepulauan Bangka Belitung 63,43 66,78 65,41

10 DKI Jakarta 55,81 - 55,81 11 Jawa Barat 60,13 60,73 60,42 12 Jawa Tengah 60,06 64,32 62,64 13 DI Yogyakarta 59,82 63,66 61,53 14 Jawa Timur 60,03 55,42 57,25 15 Banten 61,93 54,96 58,85 16 Bali 63,46 70,07 66,68 17 Nusa Tenggara Barat 56,21 54,85 55,33 18 Nusa Tenggara Timur 36,93 32,28 33,05 19 Kalimantan Barat 56,78 57,87 57,59 20 Kalimantan Tengah 66,00 63,74 64,40 21 Kalimantan Selatan 63,67 65,21 64,64 22 Kalimantan Timur 57,14 57,84 57,46 23 Sulawesi Utara 62,85 76,64 71,42 24 Sulawesi Tengah 52,26 52,76 52,66 25 Sulawesi Selatan 39,30 39,28 39,28 26 Sulawesi Tenggara 39,68 43,24 42,50 27 Gorontalo 56,22 50,22 58,46 28 Maluku 44,54 18,72 26,05 29 Maluku Utara 33,55 33,03 33,16 30 Papua 44,13 36,97 38,64

57,55 56,10 56,71

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No Provinsi Perkotaan Perdesaan

Page 254: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.8

Perkotaan+Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 67,61 53,64 57,54 2 Sumatera Utara 60,70 55,33 57,67 3 Sumatera Barat 66,28 64,01 64,67 4 Riau 65,50 62,15 63,64 5 Jambi 70,17 77,53 75,54 6 Sumatera Selatan 72,89 73,06 73,00 7 Bengkulu 82,73 78,95 79,99 8 Lampung 77,80 78,80 78,58 9 Kepulauan Bangka Belitung 78,30 80,57 79,64

10 DKI Jakarta 71,83 - 71,83 11 Jawa Barat 76,67 77,43 77,04 12 Jawa Tengah 75,92 79,79 78,27 13 DI Yogyakarta 74,49 79,71 76,81 14 Jawa Timur 74,84 70,75 72,37 15 Banten 74,13 70,10 72,35 16 Bali 76,16 82,23 79,12 17 Nusa Tenggara Barat 77,72 73,02 74,69 18 Nusa Tenggara Timur 57,12 49,59 50,83 19 Kalimantan Barat 70,90 73,75 73,02 20 Kalimantan Tengah 79,98 75,83 77,05 21 Kalimantan Selatan 78,70 79,32 79,09 22 Kalimantan Timur 74,31 71,83 73,16 23 Sulawesi Utara 79,47 87,95 84,74 24 Sulawesi Tengah 69,05 69,45 69,37 25 Sulawesi Selatan 55,07 54,61 54,74 26 Sulawesi Tenggara 52,51 59,32 57,90 27 Gorontalo 74,44 72,80 73,21 28 Maluku 59,24 25,46 35,05 29 Maluku Utara 46,07 43,94 44,49 30 Papua 51,56 47,25 48,25

73,15 71,11 71,97

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAHMENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Indonesia

No Provinsi Perkotaan Perdesaan

Page 255: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.9

Perkotaan+Perdesaan

Alat/cara KB yang dipakai

No Provinsi MOW/ MOP/ Alat/caraTubektomi Vasektomi tradisional

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,49 0,18 3,39 53,93 1,11 37,62 0,31 0,14 2,83 100,00 2 Sumatera Utara 4,90 1,12 6,40 42,84 4,48 36,43 1,45 0,42 1,98 100,00 3 Sumatera Barat 1,46 1,38 11,43 58,84 6,42 18,84 0,76 0,06 0,78 100,00 4 Riau 0,74 0,61 3,44 52,91 2,82 36,30 0,94 0,46 1,79 100,00 5 Jambi 0,82 0,59 4,17 52,39 5,29 35,02 0,14 0,12 1,45 100,00 6 Sumatera Selatan 1,09 0,82 3,14 60,16 12,22 20,80 0,50 0,19 1,11 100,00 7 Bengkulu 1,42 0,77 3,80 54,80 11,22 26,21 0,65 0,47 0,66 100,00 8 Lampung 1,41 0,88 6,38 55,89 8,19 25,52 0,50 0,33 0,89 100,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 1,10 0,72 4,23 44,84 3,99 43,85 0,20 0,13 0,92 100,00

10 DKI Jakarta 1,78 0,73 12,47 55,65 2,21 25,29 0,67 0,31 0,90 100,00 11 Jawa Barat 1,79 0,69 9,28 59,33 2,24 25,88 0,31 0,10 0,37 100,00 12 Jawa Tengah 4,58 0,86 9,16 62,72 8,83 12,84 0,46 0,10 0,45 100,00 13 DI Yogyakarta 3,83 1,63 30,30 42,96 4,28 12,23 1,83 0,70 2,24 100,00 14 Jawa Timur 4,98 0,75 12,45 53,07 5,50 21,94 0,35 0,12 0,83 100,00 15 Banten 1,13 0,56 8,27 64,29 5,29 19,70 0,10 0,10 0,57 100,00 16 Bali 4,47 0,72 45,23 36,77 1,09 10,82 0,34 0,15 0,41 100,00 17 Nusa Tenggara Barat 1,27 0,34 7,56 55,87 14,04 19,85 0,02 0,24 0,81 100,00 18 Nusa Tenggara Timur 1,93 0,79 13,93 53,84 6,97 16,35 0,41 0,25 5,52 100,00 19 Kalimantan Barat 0,82 0,37 2,95 50,70 2,66 41,33 0,53 0,10 0,56 100,00 20 Kalimantan Tengah 0,35 0,34 1,85 35,71 4,04 56,02 0,26 0,12 1,31 100,00 21 Kalimantan Selatan 0,92 0,42 1,86 39,20 4,16 52,70 0,18 0,06 0,51 100,00 22 Kalimantan Timur 1,98 1,14 8,52 37,29 2,68 46,81 0,57 0,31 0,70 100,00 23 Sulawesi Utara 1,75 0,50 13,55 45,24 9,35 27,81 0,12 0,42 1,26 100,00 24 Sulawesi Tengah 1,16 0,29 5,98 45,64 6,22 39,04 0,07 - 1,59 100,00 25 Sulawesi Selatan 1,15 0,47 3,59 51,54 5,39 35,12 0,23 0,05 2,45 100,00 26 Sulawesi Tenggara 1,10 0,42 3,49 39,01 14,36 37,46 0,06 - 4,10 100,00 27 Gorontalo 0,57 0,94 12,50 35,12 11,74 36,46 0,08 0,34 2,25 100,00 28 Maluku 1,43 0,48 4,37 63,43 6,74 21,17 - - 2,37 100,00 29 Maluku Utara 0,93 - 3,42 52,02 8,63 32,22 - - 2,78 100,00 30 Papua 1,73 0,38 2,25 36,85 3,86 16,70 0,31 0,30 37,63 100,00

2,81 0,74 9,64 54,92 5,55 24,52 0,44 0,17 1,23 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004 `

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Indonesia

AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil Kondom Lainnya Jumlah

Page 256: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.9.a

Alat/cara KB yang dipakaiNo Provinsi MOW/ MOP/ Alat/cara Jumlah

Tubektomi Vasektomi tradisional(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,50 0,21 5,90 51,60 1,54 35,60 0,39 0,23 4,04 100,00 2 Sumatera Utara 5,15 1,30 7,94 40,87 3,58 37,16 1,46 0,37 2,18 100,00 3 Sumatera Barat 2,37 3,30 17,81 52,10 3,62 18,97 1,01 0,08 0,75 100,00 4 Riau 0,93 0,61 6,28 52,63 1,88 32,60 1,83 0,88 2,36 100,00 5 Jambi 0,96 0,66 5,09 54,10 5,11 32,65 0,46 0,34 0,62 100,00 6 Sumatera Selatan 1,85 1,14 5,19 58,53 7,49 22,13 0,91 0,32 2,45 100,00 7 Bengkulu 2,49 - 6,05 52,67 7,24 27,05 1,72 0,71 2,06 100,00 8 Lampung 2,26 1,09 7,25 56,52 4,79 23,94 0,91 1,00 2,23 100,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 2,30 0,84 9,20 41,23 4,22 40,22 0,52 0,34 1,13 100,00 10 DKI Jakarta 1,78 0,73 12,47 55,65 2,21 25,29 0,67 0,31 0,90 100,00 11 Jawa Barat 1,99 0,75 13,44 55,85 1,63 25,27 0,50 0,09 0,48 100,00 12 Jawa Tengah 5,98 0,80 10,31 61,74 5,96 13,16 1,01 0,12 0,92 100,00 13 DI Yogyakarta 4,58 2,81 34,23 37,29 1,75 12,93 2,36 1,21 2,83 100,00 14 Jawa Timur 5,94 0,86 14,20 50,67 3,39 23,04 0,76 0,12 1,03 100,00 15 Banten 1,35 0,77 12,19 58,52 2,13 24,05 0,18 0,07 0,74 100,00 16 Bali 4,44 0,82 41,12 38,23 1,00 13,10 0,39 0,25 0,65 100,00 17 Nusa Tenggara Barat 1,58 0,34 10,90 53,85 11,02 21,54 - 0,19 0,58 100,00 18 Nusa Tenggara Timur 2,69 0,67 24,08 49,51 2,49 15,18 0,26 - 5,13 100,00 19 Kalimantan Barat 1,78 0,57 7,81 53,82 2,91 31,35 0,96 0,16 0,65 100,00 20 Kalimantan Tengah 0,54 0,55 1,54 42,72 2,38 49,99 0,66 0,20 1,41 100,00 21 Kalimantan Selatan 1,25 0,49 2,90 41,95 1,81 50,75 0,36 0,09 0,41 100,00 22 Kalimantan Timur 2,56 1,17 11,79 38,87 2,60 40,71 0,88 0,37 1,05 100,00 23 Sulawesi Utara 2,37 0,84 11,93 51,15 5,37 27,13 0,18 0,89 0,15 100,00 24 Sulawesi Tengah 1,84 0,87 7,83 42,95 7,08 37,65 0,37 - 1,41 100,00 25 Sulawesi Selatan 1,04 0,27 8,79 51,64 2,77 32,10 0,25 0,03 3,12 100,00 26 Sulawesi Tenggara 0,97 - 7,45 34,94 7,14 46,86 0,26 - 2,37 100,00 27 Gorontalo 0,71 1,11 24,06 31,35 5,49 35,47 - 0,24 1,58 100,00 28 Maluku 1,93 0,39 5,37 68,35 3,55 19,85 - - 0,55 100,00 29 Maluku Utara 2,90 - 2,69 57,95 3,96 31,54 - - 0,95 100,00 30 Papua 1,68 0,90 5,58 54,40 6,20 28,04 0,89 0,32 2,01 100,00

3,36 0,85 12,58 53,52 3,32 24,35 0,74 0,22 1,07 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Indonesia

Perkotaan

AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil Kondom Lainnya

Page 257: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.9.b

Alat/cara KB yang dipakaiNo Provinsi MOW/ MOP/ Alat/cara

Tubektomi Vasektomi tradisional(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0,49 0,17 2,11 55,11 0,90 38,65 0,27 0,10 2,21 100,00 2 Sumatera Utara 4,69 0,96 5,12 44,46 5,21 35,83 1,45 0,46 1,82 100,00 3 Sumatera Barat 1,10 0,61 8,88 61,55 7,54 18,79 0,67 0,06 0,80 100,00 4 Riau 0,58 0,62 1,18 53,13 3,56 39,24 0,23 0,13 1,33 100,00 5 Jambi 0,77 0,57 3,88 51,84 5,35 35,79 0,04 0,05 1,73 100,00 6 Sumatera Selatan 0,73 0,66 2,16 60,93 14,46 20,16 0,30 0,13 0,47 100,00 7 Bengkulu 1,02 1,06 2,95 55,61 12,73 25,88 0,25 0,38 0,12 100,00 8 Lampung 1,19 0,83 6,16 55,74 9,05 25,93 0,40 0,15 0,55 100,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 0,32 0,65 0,97 47,21 3,84 46,23 - - 0,79 100,00

10 DKI Jakarta - - - - - - - - - - 11 Jawa Barat 1,57 0,63 4,96 62,95 2,87 26,52 0,12 0,11 0,26 100,00 12 Jawa Tengah 3,73 0,90 8,45 63,31 10,58 12,65 0,13 0,09 0,16 100,00 13 DI Yogyakarta 2,94 0,25 25,68 49,61 7,25 11,40 1,22 0,11 1,55 100,00 14 Jawa Timur 4,30 0,68 11,21 54,78 7,00 21,17 0,06 0,12 0,69 100,00 15 Banten 0,81 0,27 2,66 72,52 9,79 13,49 - 0,13 0,32 100,00 16 Bali 4,49 0,62 49,14 35,38 1,18 8,65 0,29 0,06 0,19 100,00 17 Nusa Tenggara Barat 1,10 0,33 5,66 57,02 15,74 18,90 0,03 0,28 0,94 100,00 18 Nusa Tenggara Timur 1,76 0,82 11,64 54,82 7,98 16,61 0,45 0,31 5,61 100,00 19 Kalimantan Barat 0,49 0,30 1,31 49,64 2,57 44,69 0,38 0,07 0,53 100,00 20 Kalimantan Tengah 0,27 0,25 1,99 32,70 4,76 58,61 0,08 0,08 1,26 100,00 21 Kalimantan Selatan 0,73 0,38 1,26 37,61 5,51 53,82 0,08 0,04 0,57 100,00 22 Kalimantan Timur 1,32 1,10 4,76 35,47 2,77 53,83 0,21 0,25 0,29 100,00 23 Sulawesi Utara 1,43 0,34 14,36 42,28 11,34 28,14 0,10 0,19 1,81 100,00 24 Sulawesi Tengah 1,00 0,15 5,53 46,30 6,01 39,39 - - 1,63 100,00 25 Sulawesi Selatan 1,20 0,55 1,47 51,51 6,46 36,35 0,23 0,06 2,18 100,00 26 Sulawesi Tenggara 1,13 0,52 2,54 40,00 16,11 35,19 0,01 - 4,52 100,00 27 Gorontalo 0,53 0,89 8,78 36,33 13,75 36,78 0,10 0,37 2,47 100,00 28 Maluku 0,96 0,56 3,43 58,79 9,76 22,42 - - 4,08 100,00 29 Maluku Utara 0,24 - 3,68 49,92 10,28 32,46 - - 3,42 100,00 30 Papua 1,74 0,19 1,04 30,47 3,02 12,57 0,10 0,29 80,58 100,00

2,39 0,66 7,42 55,97 7,23 24,46 0,21 0,13 1,35 100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Indonesia

Perdesaan

AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil Kondom Lainnya Jumlah

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Page 258: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.10

JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2003

Peserta % Peserta % Peserta % Peserta % Peserta %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.970 58,98 564 6,69 291 3,45 2.602 30,88 8.427 100,00 2 Sumatera Utara 12.287 74,40 2.135 12,93 224 1,36 1.869 11,32 16.515 100,00 3 Sumatera Barat 3.761 58,02 73 1,13 108 1,67 2.540 39,19 6.482 100,00 4 Riau 6.152 57,50 234 2,19 384 3,59 3.930 36,73 10.700 100,00 5 Jambi 4.282 67,27 37 0,58 355 5,58 1.691 26,57 6.365 100,00 6 Sumatera Selatan 11.520 63,95 768 4,26 433 2,40 5.294 29,39 18.015 100,00 7 Bengkulu 2.284 63,09 16 0,44 192 5,30 1.128 31,16 3.620 100,00 8 Lampung 9.282 64,28 538 3,73 345 2,39 4.275 29,61 14.440 100,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 7.499 82,06 634 6,94 138 1,51 867 9,49 9.138 100,00

10 DKI Jakarta 6.634 45,44 1.597 10,94 1.364 9,34 5.004 34,28 14.599 100,00 11 Jawa Barat 29.191 49,64 8.925 15,18 1.717 2,92 18.973 32,26 58.806 100,00 12 Jawa Tengah 26.615 47,55 2.379 4,25 2.019 3,61 24.956 44,59 55.969 100,00 13 DI Yogyakarta 1.349 40,87 415 12,57 47 1,42 1.490 45,14 3.301 100,00 14 Jawa Timur 32.212 56,93 1.751 3,09 1.097 1,94 21.522 38,04 56.582 100,00 15 Banten 8.063 60,16 3.037 22,66 159 1,19 2.143 15,99 13.402 100,00 16 Bali 1.621 37,42 90 2,08 279 6,44 2.342 54,06 4.332 100,00 17 Nusa Tenggara Bara 7.213 79,76 366 4,05 154 1,70 1.310 14,49 9.043 100,00 18 Nusa Tenggara Timur 5.749 97,39 61 1,03 13 0,22 80 1,36 5.903 100,00 19 Kalimantan Bara 6.707 67,45 496 4,99 133 1,34 2.607 26,22 9.943 100,00 20 Kalimantan Tengah 1.346 71,63 67 3,57 36 1,92 430 22,88 1.879 100,00 21 Kalimantan Selatan 3.211 56,77 112 1,98 24 0,42 2.309 40,82 5.656 100,00 22 Kalimantan Timur 1.472 56,23 253 9,66 208 7,94 685 26,17 2.618 100,00 23 Sulawesi Utara 947 47,59 258 12,96 209 10,50 576 28,94 1.990 100,00 24 Sulawesi Tengah 3.529 91,85 3 0,08 9 0,23 301 7,83 3.842 100,00 25 Sulawesi Selatan 7.427 81,36 232 2,54 119 1,30 1.351 14,80 9.129 100,00 26 Sulawesi Tenggara 3.529 91,85 3 0,08 9 0,23 301 7,83 3.842 100,00 27 Gorontalo 1.588 81,81 132 6,80 22 1,13 199 10,25 1.941 100,00 28 Maluku 2.665 88,27 37 1,23 7 0,23 310 10,27 3.019 100,00 29 Maluku Utara 741 100,00 - - - - - - 741 100,00 30 Papua 856 93,55 - - 16 1,75 43 4,70 915 100,00

214.702 59,45 25.213 6,98 10.111 2,80 111.128 30,77 361.154 100,00

Sumber: BKKBN

Bidan Praktek Swasta

Dokter Praktek Swasta Jumlah

Indonesia

ProvinsiNo. PemerintahKlinik KB

Swasta

Page 259: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.11

No Provinsi Jumlah Desa Desa UCI %(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6.180 1.476 23,88 2 Sumatera Utara 5.464 4.397 80,47 3 Sumatera Barat 2.567 1.922 74,87 4 Riau 1.625 1.325 81,54 5 Jambi 1.186 986 83,14 6 Sumatera Selatan 2.681 2.181 81,35 7 Bengkulu 1.261 890 70,58 8 Lampung 2.161 1.988 91,99 9 Kepulauan Bangka Belitung 317 242 76,34

10 Kepulauan Riau - - - 11 DKI Jakarta 278 220 79,14 12 Jawa Barat 5.798 4.269 73,63 13 Jawa Tengah 8.052 7.107 88,26 14 DI Yogyakarta 438 438 100,00 15 Jawa Timur 8.441 4.928 58,38 16 Banten 1.543 1.153 74,72 17 Bali 695 691 99,42 18 Nusa Tenggara Barat 778 703 90,36 19 Nusa Tenggara Timur 2.591 2.000 77,19 20 Kalimantan Barat 1.452 885 60,95 21 Kalimantan Tengah 1.324 708 53,47 22 Kalimantan Selatan 1.955 1.297 66,34 23 Kalimantan Timur 1.334 960 71,96 24 Sulawesi Utara 1.214 841 69,28 25 Sulawesi Tengah 1.447 1.044 72,15 26 Sulawesi Selatan 3.222 2.370 73,56 27 Sulawesi Tenggara 1.554 1.215 78,19 28 Gorontalo 447 249 55,70 29 Maluku - - - 30 Maluku Utara 720 195 27,08 31 Irian Jaya 1.017 356 35,00

67.742 47.036 69,43

Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI

PENCAPAIAN DESA UCI MENURUT PROVINSI

Indonesia

TAHUN 2004

Page 260: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.12

No Provinsi Jumlah Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan UCI % Desa/Kelurahan UCI(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 3.600 1.664 46,22 2 Sumatera Utara 3.646 2.783 76,33 3 Sumatera Barat 2.581 1.875 72,65 4 Riau 1.438 1.163 80,88 5 Jambi 1.109 892 80,43 6 Bengkulu 770 530 68,83 7 Sumatera Selatan 1.379 1.232 89,34 8 Lampung 2.140 1.994 93,18 9 Kepulauan Bangka Belitung 159 133 83,65 10 Kepulauan Riau 206 179 86,89 11 DKI Jakarta 65 55 84,62 12 Jawa Barat 5.467 4.335 79,29 13 Jawa Tengah 6.826 5.358 78,49 14 DI Yogyakarta 438 438 100,00 15 Jawa Timur 8.322 6.243 75,02 16 Banten 1.666 1.241 74,49 17 Bali 1.318 1.303 98,86 18 Nusa Tenggara Barat 707 638 90,24 19 Nusa Tenggara Timur 1.558 961 61,68 20 Kalimantan Barat 1.202 883 73,46 21 Kalimantan Tengah 1.229 806 65,58 22 Kalimantan Timur 1.673 1.209 72,27 23 Kalimantan Selatan 1.172 815 69,54 24 Sulawesi Utara 1.022 777 76,03 25 Sulawesi Tengah 1.570 1.059 67,45 26 Sulawesi Tenggara 1.533 1.028 67,06 27 Sulawesi Selatan 1.096 926 84,49 28 Gorontalo 52 40 76,92 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 768 353 45,96 31 Maluku Utara 139 81 58,27 32 Papua 523 222 42,45 33 Irian Jaya Barat 4.019 3.607 89,75

59.393 44.823 75,47

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMUNIZATION (UCIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Page 261: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.13

CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Imunisasi BayiBCG DPT1 Polio4 Campak

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 106.659 81.691 76,59 83.406 78,20 88.311 82,80 76.289 71,53 70.097 65,72 71.452 66,992 Sumatera Utara 299.001 296.971 99,32 295.901 98,96 296.357 99,12 277.118 92,68 264.482 88,46 274.986 91,973 Sumatera Barat 95.217 94.785 99,55 91.031 95,60 96.898 101,77 86.517 90,86 82.714 86,87 82.956 87,124 Riau 141.525 140.282 99,12 139.739 98,74 141.608 100,06 132.730 93,79 132.716 93,78 132.202 93,415 Jambi 63.302 61.246 96,75 64.119 101,29 64.084 101,24 61.428 97,04 60.959 96,30 60.420 95,456 Sumatera Selatan 167.781 160.477 95,65 166.306 99,12 167.095 99,59 154.038 91,81 152.870 91,11 151.761 90,457 Kepulauan Bangka Belitung 24.237 21.497 88,69 22.058 91,01 21.519 88,79 20.377 84,07 20.657 85,23 20.802 85,838 Bengkulu 36.721 33.828 92,12 37.481 102,07 34.469 93,87 32.714 89,09 30.252 82,38 31.227 85,049 Lampung 169.846 162.807 95,86 162.968 95,95 162.105 95,44 158.391 93,26 158.660 93,41 158.595 93,3810 DKI Jakarta 196.244 220.070 112,14 227.496 115,93 175.227 89,29 215.083 109,60 197.670 100,73 204.172 104,0411 Jawa Barat 851.548 839.403 98,57 827.417 97,17 845.073 99,24 793.884 93,23 769.152 90,32 797.553 93,6612 Banten 233.857 214.594 91,76 209.621 89,64 219.396 93,82 202.469 86,58 198.699 84,97 203.275 86,9213 Jawa Tengah 610.045 605.648 99,28 598.353 98,08 606.506 99,42 572.694 93,88 568.251 93,15 574.275 94,1414 DI Yogyakarta 51.064 52.066 101,96 49.561 97,06 50.854 99,59 48.307 94,60 47.642 93,30 48.365 94,7115 Jawa Timur 626.257 650.379 103,85 644.099 102,85 664.670 106,13 618.372 98,74 624.662 99,75 613.631 97,9816 Kalimantan Barat 94.788 91.351 96,37 90.902 95,90 86.963 91,74 84.248 88,88 80.914 85,36 81.178 85,6417 Kalimantan Tengah 47.700 43.119 90,40 39.554 82,92 43.215 90,60 40.279 84,44 39.435 82,67 39.475 82,7618 Kalimantan Selatan 72.788 70.113 96,32 68.188 93,68 69.918 96,06 64.410 88,49 62.661 86,09 63.625 87,4119 Kalimantan Timur 69.667 65.953 94,67 63.587 91,27 66.592 95,59 61.318 88,02 59.203 84,98 60.440 86,7620 Sulawesi Utara 44.920 45.766 101,88 43.950 97,84 44.640 99,38 41.126 91,55 40.053 89,17 41.827 93,1121 Gorontalo 21.736 21.688 99,78 21.846 100,51 22.651 104,21 19.696 90,61 19.509 89,75 19.696 90,6122 Sulawesi Tengah 51.792 51.565 99,56 51.402 99,25 53.206 102,73 46.973 90,70 46.727 90,22 46.672 90,1123 Sulawesi Selatan 186.028 185.295 99,61 173.915 93,49 190.394 102,35 173.699 93,37 166.530 89,52 167.292 89,9324 Sulawesi Tenggara 51.700 46.851 90,62 44.686 86,43 43.004 83,18 39.404 76,22 41.933 81,11 42.249 81,7225 Bali 61.411 63.405 103,25 63.960 104,15 62.494 101,76 61.245 99,73 61.126 99,54 61.003 99,3426 Nusa Tenggara Barat 106.771 96.926 90,78 103.821 97,24 101.948 95,48 96.235 90,13 96.704 90,57 96.943 90,8027 Nusa Tenggara Timur 121.417 113.995 93,89 117.327 96,63 116.885 96,27 110.768 91,23 107.023 88,14 110.759 91,2228 Maluku 31.041 23.357 75,25 22.289 71,81 22.012 70,91 20.599 66,36 20.972 67,56 21.565 69,4729 Maluku Utara 21.479 18.518 86,21 20.449 95,20 21.428 99,76 17.395 80,99 15.899 74,02 16.918 78,7730 Papua 61.091 46.076 75,42 39.721 65,02 42.901 70,22 34.469 56,42 31.777 52,02 34.341 56,21

4.717.633 4.619.722 97,92 4.585.153 97,19 4.622.423 97,98 4.362.275 92,47 4.269.949 90,51 4.329.655 91,78

Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Indonesia

Polio1 Polio3No Provinsi Sasaran

Page 262: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.14

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Status ImunisasiNo Provinsi Sasaran HB1 (0-7 Hr) HB1 (>7 Hr) HB2 HB3

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)1 Nanggroe Aceh Darussalam 106.659 4.331 4,06 66.792 62,62 71.123 66,68 65.503 61,41 58.261 54,622 Sumatera Utara 299.001 98.885 33,07 174.087 58,22 272.972 91,29 240.210 80,34 237.143 79,313 Sumatera Barat 95.217 33.853 35,55 66.645 69,99 100.498 105,55 84.833 89,09 79.515 83,514 Riau 141.525 48.191 34,05 91.943 64,97 140.134 99,02 109.459 77,34 110.516 78,095 Jambi 63.302 27.145 42,88 37.883 59,84 65.028 102,73 56.807 89,74 55.670 87,946 Sumatera Selatan 167.781 45.186 26,93 115.589 68,89 160.775 95,82 146.217 87,15 141.796 84,517 Kepulauan Bangka Belitung 24.237 4.992 20,60 19.536 80,60 24.528 101,20 19.138 78,96 19.319 79,718 Bengkulu 36.721 15.481 42,16 20.035 54,56 35.516 96,72 26.781 72,93 25.098 68,359 Lampung 169.846 52.587 30,96 108.380 63,81 160.967 94,77 146.363 86,17 146.087 86,01

10 DKI Jakarta 196.244 49.333 25,14 180.623 92,04 229.956 117,18 183.402 93,46 181.129 92,3011 Jawa Barat 851.548 344.316 40,43 497.538 58,43 841.854 98,86 671.674 78,88 653.047 76,6912 Banten 233.857 50.561 21,62 156.315 66,84 206.876 88,46 167.178 71,49 161.461 69,0413 Jateng 610.045 373.228 61,18 263.187 43,14 636.415 104,32 509.179 83,47 505.053 82,7914 DI Yogyakarta 51.064 37.483 73,40 17.533 34,34 55.016 107,74 46.709 91,47 46.392 90,8515 Jawa Timur 626.257 387.951 61,95 293.631 46,89 681.582 108,83 581.791 92,90 11.614 1,8516 Kalimantan Barat 94.788 5.970 6,30 70.748 74,64 76.718 80,94 70.026 73,88 67.010 70,6917 Kalimantan Tengah 47.700 8.884 18,62 36.461 76,44 45.345 95,06 38.764 81,27 36.742 77,0318 Kalimantan Selatan 72.788 13.129 18,04 50.632 69,56 63.761 87,60 58.002 79,69 56.613 77,7819 Kalimantan Timur 69.667 13.004 18,67 49.165 70,57 62.169 89,24 61.850 88,78 58.095 83,3920 Sulawesi Utara 44.920 20.922 46,58 25.395 56,53 46.317 103,11 35.012 77,94 33.079 73,6421 Gorontalo 21.736 8.476 39,00 17.747 81,65 26.223 120,64 19.195 88,31 18.032 82,9622 Sulawesi Tengah 51.792 9.991 19,29 41.309 79,76 51.300 99,05 47.493 91,70 47.493 91,7023 Sulawesi Selatan 186.028 76.904 41,34 127.306 68,43 204.210 109,77 158.615 85,26 152.279 81,8624 Sulawesi Tenggara 51.700 18.906 36,57 28.342 54,82 47.248 91,39 36.585 70,76 38.561 74,5925 Bali 61.411 31.511 51,31 32.167 52,38 63.678 103,69 62.195 101,28 61.828 100,6826 Nusa Tenggara Barat 106.771 76.802 71,93 21.374 20,02 98.176 91,95 100.347 93,98 95.850 89,7727 Nusa Tenggara Timur 121.417 27.381 22,55 79.403 65,40 106.784 87,95 97.927 80,65 96.766 79,7028 Maluku 31.041 0 0,00 0 0,00 18.816 60,62 17.809 57,37 17.623 56,7729 Maluku Utara 21.479 2.568 11,96 12.803 59,61 15.371 71,56 11.068 51,53 8.968 41,7530 Papua 61.091 1.935 3,17 13.421 21,97 36.904 60,41 32.568 53,31 29.149 47,71

4.717.633 1.889.906 40,06 2.715.990 57,57 4.646.260 98,49 3.902.700 82,73 3.250.189 68,89

Sumber : Ditjen.PPM-PL, Depkes RI

HB1 (Total)

Indonesia

Page 263: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.15

ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI, TAHUN 1998 - 2004

Tahun

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4,30 13,20 16,80 15,61 7,70 14,30 16,70 2 Sumatera Utara 4,60 5,50 5,80 6,56 6,60 8,10 7,60 3 Sumatera Barat 8,70 12,00 9,40 9,17 6,80 11,60 9,70 4 Riau 10,10 10,70 4,20 8,63 7,40 5,30 5,70 5 Jambi 3,10 7,40 5,90 5,66 6,20 8,20 6,10 6 Sumatera Selatan 16,10 10,50 8,30 9,02 8,70 9,30 9,60 7 Bengkulu 8,40 11,70 7,40 3,93 5,70 10,10 20,00 8 Lampung 5,10 9,50 1,10 5,05 7,50 3,70 2,80 9 Kepulauan Bangka Belitung - - - 6,03 3,90 6,90 6,00 10 DKI Jakarta 13,60 11,10 10,40 0,55 7,30 10,20 11,40 11 Jawa Barat 7,60 6,70 5,50 6,31 5,30 5,30 3,70 12 Jawa Tengah 8,50 8,40 7,00 6,75 3,00 4,00 4,20 13 DI Yogyakarta 4,50 8,30 1,50 5,34 5,70 3,80 2,50 14 Jawa Timur 5,90 9,80 7,90 30,25 3,30 7,10 5,00 15 Banten - - - 4,67 4,60 4,00 3,10 16 Bali 5,10 8,70 8,90 14,22 8,10 7,10 4,80 17 Nusa Tenggara Barat 5,30 7,70 1,30 2,93 3,80 6,00 7,10 18 Nusa Tenggara Timur 16,60 23,70 13,80 4,93 9,30 18,80 5,90 19 Kalimantan Barat 9,90 8,90 9,60 12,53 6,40 8,80 12,00 20 Kalimantan Tengah 7,50 10,50 8,30 7,51 2,60 9,40 0,20 21 Kalimantan Selatan 7,80 10,10 8,10 6,17 9,80 7,90 7,20 22 Kalimantan Timur 9,40 8,30 11,20 10,12 10,30 7,50 5,20 23 Sulawesi Utara 2,90 7,20 12,40 5,45 8,40 11,90 5,10 24 Sulawesi Tengah 10,20 12,30 7,00 8,89 9,00 16,30 10,10 25 Sulawesi Selatan 2,50 11,70 10,90 9,65 5,60 10,60 4,00 26 Sulawesi Tenggara 9,10 9,70 12,10 8,24 4,30 11,00 5,80 27 Gorontalo - - - 7,76 9,70 18,40 10,90 28 Maluku 1,70 3,20 9,90 2,12 2,90 1,30 3,40 29 Maluku Utara - - - 15,56 18,50 9,50 20,90 30 Papua 21,80 18,10 16,90 19,32 8,70 18,00 15,70

7,80 9,10 7,40 10,07 5,80 7,60 5,90

Sumber : Ditjen. PPM-PL, Depkes RI

No Provinsi

Indonesia

Page 264: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.16

No Provinsi SasaranJumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 114.636 71.979 62,79 61.061 53,27 7.570 6,60 2 Sumatera Utara 329.957 229.009 69,41 178.660 54,15 9.810 2,97 3 Sumatera Barat 103.999 82.512 79,34 69.160 66,50 14.118 13,58 4 Riau 155.679 79.116 50,82 68.408 43,94 25.668 16,49 5 Jambi 69.386 53.191 76,66 49.437 71,25 10.908 15,72 6 Sumatera Selatan 170.041 136.037 80,00 128.207 75,40 430 0,25 7 Kepulauan Bangka Belitung 26.542 23.835 89,80 22.017 82,95 - - 8 Bengkulu 42.237 27.246 64,51 25.297 59,89 - - 9 Lampung 186.000 157.660 84,76 153.208 82,37 - - 10 DKI Jakarta 214.405 130.821 61,02 124.508 58,07 2.100 0,98 11 Jawa Barat 936.703 836.333 89,28 763.397 81,50 25.426 2,71 12 Banten 249.476 197.415 79,13 180.254 72,25 18.828 7,55 13 Jawa Tengah 829.576 402.813 48,56 381.433 45,98 100.776 12,15 14 DI Yogyakarta 56.768 34.670 61,07 32.114 56,57 21.637 38,11 15 Jawa Timur 680.259 498.405 73,27 448.152 65,88 36.423 5,35 16 Kalimantan Barat 104.208 63.007 60,46 57.398 55,08 - - 17 Kalimantan Tengah 53.459 41.119 76,92 36.790 68,82 1.095 2,05 18 Kalimantan Selatan 90.458 61.159 67,61 56.020 61,93 1.095 1,21 19 Kalimantan Timur 76.327 37.360 48,95 31.828 41,70 9.546 12,51 20 Sulawesi Utara 49.412 34.736 70,30 32.416 65,60 7.726 15,64 21 Gorontalo 23.782 20.921 87,97 17.987 75,63 3.252 13,67 22 Sulawesi Tengah 57.546 47.184 81,99 43.293 75,23 - - 23 Sulawesi Selatan 204.208 167.469 82,01 168.362 82,45 27.128 13,28 24 Sulawesi Tenggara 67.545 22.131 32,76 24.175 35,79 12.678 18,77 25 Bali 67.228 50.879 75,68 47.574 70,77 15.804 23,51 26 Nusa Tenggara Barat 118.635 100.084 84,36 94.610 79,75 52.655 44,38 27 Nusa Tenggara Timur 118.961 29.979 25,20 25.559 21,49 10.001 8,41 28 Maluku 34.097 26.454 77,58 22.035 64,62 - - 29 Maluku Utara 23.343 18.633 79,82 14.620 62,63 5.055 21,66 30 Papua - - - - - - -

5.254.873 3.682.157 70,07 3.357.980 63,90 419.729 7,99

Sumber : Ditjen.PPM dan PL, Depkes RI

CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI

Indonesia

Imunisasi Ibu HamilTT1 TT2 TT Ulang

TAHUN 2004

Page 265: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.17

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILAMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah Dilayani Kesehatannya %(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 47.706 15.113 31,68 2 Sumatera Utara 416.233 58.113 13,96 3 Sumatera Barat 1.332 1.183 88,81 4 Riau 149.816 12.591 8,40 5 Jambi 60.598 45.779 75,55 6 Bengkulu 221.203 99.443 44,96 7 Sumatera Selatan 20.808 8.930 42,92 8 Lampung 0,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 24.283 10.284 42,35

10 Kepulauan Riau 22.627 3.927 17,36 11 DKI Jakarta 0,00 12 Jawa Barat 3.274.518 404.730 12,36 13 Jawa Tengah 2.239.170 561.043 25,06 14 DI Yogyakarta 287.229 146.579 51,03 15 Jawa Timur 4.065.963 815.822 20,06 16 Banten 0,00 17 Bali 398.440 67.795 17,02 18 Nusa Tenggara Barat 157.406 20.796 13,21 19 Nusa Tenggara Timur 137.728 43.048 31,26 20 Kalimantan Barat 66.309 15.343 23,14 21 Kalimantan Tengah 100.339 30.173 30,07 22 Kalimantan Timur 195.581 89.246 45,63 23 Kalimantan Selatan 77.461 34.185 44,13 24 Sulawesi Utara 114.996 61.072 53,11 25 Sulawesi Tengah 89.190 41.772 46,83 26 Sulawesi Tenggara 908.272 154.330 16,99 27 Sulawesi Selatan 339.116 34.786 10,26 28 Gorontalo 0,00 29 Sulawesi Barat 0,00 30 Maluku 24.160 6.312 26,13 31 Maluku Utara 18.046 6.611 36,63 32 Papua 17.341 12.602 72,67 33 Irian Jaya Barat 16.818 4.106 24,41

13.492.689 2.805.714 20,79

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

Pra Usila dan UsilaNo Provinsi

Page 266: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.18

Jumlahmendapat perawatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - - - - - -2 Sumatera Utara 10.718 37.285 48.003 0,29 1.263.298 149.291 11,82 3 Sumatera Barat 5.631 21.784 27.415 0,26 217.716 66.269 30,44 13.945 7.295 52,31 4 Riau 9.684 42.884 52.568 0,23 193.689 54.967 28,38 45.364 20.218 44,57 5 Jambi 34.656 28.031 62.687 1,24 1.053.444 1.053.444 100,00 33.976 14.851 43,71 6 Bengkulu 2.719 9.849 12.568 0,28 87.298 24.925 28,55 10.720 5.234 48,82 7 Sumatera Selatan - - - - - - - - - -8 Lampung 9.763 33.701 43.464 0,29 374.995 77.619 20,70 31.892 23.299 73,06 9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau 2.038 9.541 11.579 0,21 409 191 46,70 11 DKI Jakarta 40.112 3.343 43.455 12,00 1.388 807 58,14 12 Jawa Barat 128.307 261.626 389.933 0,49 2.385.892 989.856 41,49 274.529 109.487 39,88 13 Jawa Tengah 21.700 44.601 66.301 0,49 916.893 159.350 17,38 14 DI Yogyakarta 24.790 29.074 53.864 0,85 91.378 19.570 21,42 21.212 17.437 82,20 15 Jawa Timur 36.727 87.864 124.591 0,42 955.665 482.582 50,50 157.639 77.245 49,00 16 Banten - - - - - - - - - -17 Bali 15.546 20.395 35.941 0,76 383.473 383.473 100,00 60.300 41.179 68,29 18 Nusa Tenggara Barat 522 3.768 4.290 0,14 1.684 19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - -20 Kalimantan Barat 6.124 49.253 55.377 0,12 330.940 82.826 25,03 56.150 12.113 21,57 21 Kalimantan Tengah 3.505 7.312 10.817 0,48 90.335 11.973 13,25 9.514 6.132 64,45 22 Kalimantan Selatan 12.278 14.975 27.253 0,82 253.186 26.219 10,36 21.624 15.545 71,89 23 Kalimantan Timur 11.162 34.201 45.363 0,33 350.536 59.942 17,10 18.904 7.280 38,51 24 Sulawesi Utara 2.045 17.721 19.766 0,12 139.071 38.134 27,42 14.308 8.517 59,53 25 Sulawesi Tengah 2.671 16.307 18.978 0,16 119.777 8.354 6,97 3.989 2.331 58,44 26 Sulawesi Selatan 19.562 63.378 82.940 0,31 768.283 70.317 9,15 48.498 22.994 47,41 27 Sulawesi Tenggara 6.412 8.263 14.675 0,78 183.576 30.175 16,44 11.648 6.249 53,65 28 Gorontalo - - - - - - - - - -29 Maluku 2.867 13.238 16.105 0,22 54.007 46.681 86,44 13.094 2.902 22,16 30 Maluku Utara 575 246.382 246.957 0,00 22.053 2.601 11,79 2.188 501 22,90 31 Papua - - - - - - - - - -

410.114 1.104.776 1.514.890 0,37 10.237.302 3.841.250 37,52 849.494 400.809 47,18

Sumber : Profil Provinsi Tahun 2004

Pencabutan Gigi tetap

Tumpatan Gigi tetap

ProvinsiNoJumlah

Jumlah murid SD

Murid diperiksa Murid SD

Jumlah Puskesmas yang melapor

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS SERTA UKGS MURID SDMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Pelayanan Dasar Gigi UKGS ( Promotif + Preventif )

Jumlah Rasio Tambal/cabut Perlu

Perawatan

% mendapat perawatan%

Page 267: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.19

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAPDI SARANA PELAYANAN KESEHATAN, MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah KunjunganRawat Inap Rawat Jalan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 8.150 1.331.122 1.339.272 2 Sumatera Utara 121.148 3.973.536 4.094.684 3 Sumatera Barat 232.657 519.358 752.015 4 Riau 132.092 1.865.810 1.997.902 5 Jambi 23.406 1.086.062 1.109.468 6 Bengkulu 12.411 518.419 530.830 7 Sumatera Selatan 72.527 2.378.909 2.451.436 8 Lampung 106.036 2.430.248 2.536.284 9 Kepulauan Bangka Belitung 20.887 109.640 130.527 10 Kepulauan Riau 173.442 483.368 656.810 11 DKI Jakarta - 3.608.167 3.608.167 12 Jawa Barat 850.945 10.144.506 10.995.451 13 Jawa Tengah 1.361.257 11.592.188 12.953.445 14 DI Yogyakarta - 671.126 671.126 15 Jawa Timur 695.874 12.697.282 13.393.156 16 Banten 155.531 1.776.330 1.931.861 17 Bali 197.976 2.706.806 2.904.782 18 Nusa Tenggara Barat 29.567 2.199.768 2.229.335 19 Nusa Tenggara Timur 35.178 2.179.907 2.215.085 20 Kalimantan Barat 41.041 1.365.497 1.406.538 21 Kalimantan Tengah 47.888 748.198 796.086 22 Kalimantan Timur 16.873 1.454.894 1.471.767 23 Kalimantan Selatan 178.074 1.584.420 1.762.494 24 Sulawesi Utara 6.457 226.162 232.619 25 Sulawesi Tengah 161.254 704.519 865.773 26 Sulawesi Tenggara 151.519 3.577.187 3.728.706 27 Sulawesi Selatan 4.432 246.859 251.291 28 Gorontalo 265 87.437 87.702 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 139.453 612.588 752.041 31 Maluku Utara 4.136 49.597 53.733 32 Papua 6.576 527.353 533.929 33 Irian Jaya Barat 5.166 138.938 144.104

4.992.218 73.596.201 78.588.419

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

ProvinsiNo

Page 268: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.20

INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi Jumlah Bed Length of Bed Turn Turn Over Net Death Gross Death % Pasien Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2.383 59,30 4,70 21,40 3,40 22,50 49,00 54,10 119 2 Sumatera Utara 11.680 36,00 5,40 21,40 10,50 47,20 86,00 45,10 249 3 Sumatera Barat 3.562 61,60 6,10 31,40 4,00 32,70 58,60 44,10 160 4 Riau 2.710 58,90 4,10 41,00 3,10 26,40 55,40 52,40 109 5 Jambi 1.140 36,70 3,20 27,00 5,80 17,30 46,50 62,70 44 6 Sumatera Selatan 3.802 49,00 4,40 39,20 4,70 24,30 60,10 59,50 207 7 Bengkulu 599 36,70 2,90 35,60 5,90 18,30 38,70 52,70 154 8 Lampung 1.820 51,10 4,10 39,80 3,90 24,50 62,90 61,10 123 9 Kepulauan Bangka Belitung 516 49,90 3,10 42,70 3,20 17,70 54,00 67,20 49

10 DKI Jakarta 16.128 60,50 4,90 41,90 3,40 30,70 50,80 39,50 1.142 11 Jawa Barat 14.471 66,90 4,10 52,40 2,00 19,30 46,20 58,30 319 12 Jawa Tengah 18.902 56,40 4,30 40,00 3,20 18,40 42,60 56,90 208 13 DI Yogyakarta 3.468 57,10 4,60 23,40 3,40 17,80 37,20 52,30 227 14 Jawa Timur 19.664 54,40 4,40 36,90 3,50 27,70 56,00 50,60 248 15 Banten 2.450 61,80 3,80 53,30 2,10 17,20 44,90 61,60 237 16 Bali 2.995 67,80 4,20 55,40 2,10 26,80 47,30 43,20 282 17 Nusa Tenggara Barat 1.092 54,70 3,50 35,60 3,00 20,30 47,10 56,90 123 18 Nusa Tenggara Timur 1.873 58,10 3,90 43,90 2,80 18,60 34,40 46,00 106 19 Kalimantan Barat 2.455 57,30 4,40 43,30 3,40 23,90 55,70 57,10 107 20 Kalimantan Tengah 615 55,00 4,00 38,90 3,40 14,40 37,20 61,30 63 21 Kalimantan Selatan 2.137 45,40 3,30 44,30 4,00 17,70 47,30 62,60 77 22 Kalimantan Timur 2.644 67,30 3,80 40,60 2,00 13,70 27,20 49,50 138 23 Sulawesi Utara 2.722 56,80 6,10 30,50 5,00 21,40 41,20 48,00 132 24 Sulawesi Tengah 1.278 70,50 4,20 45,40 1,80 13,90 34,00 59,00 102 25 Sulawesi Selatan 6.193 58,60 4,60 38,60 3,20 13,80 40,80 66,20 89 26 Sulawesi Tenggara 796 52,70 4,20 35,00 4,10 16,30 34,30 52,50 115 27 Gorontalo 410 - - - - - - - - 28 Maluku 1.454 37,10 5,50 20,10 9,80 24,70 34,20 27,80 47 29 Maluku Utara 279 - - - - - - - - 30 Irian Jaya Barat - 41,90 3,10 49,20 4,30 11,00 25,50 56,80 66 31 Irian Jaya Tengah 1.975 70,30 3,00 39,30 1,40 26,30 47,40 44,50 39 32 Irian Jaya Timur - 57,10 3,70 31,50 3,40 15,50 24,30 36,20 177

132.213 55,20 4,40 38,70 3,40 22,80 47,90 52,50 189

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Indonesia

Page 269: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.21

Jumlah % Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.782 1.265 70,99 34.648 49 0,14 49 100,00 2 Sumatera Utara 49.183 6.091 12,38 242.250 46.346 19,13 8.269 17,84 3 Sumatera Barat 20.882 6.515 31,20 94.815 9.007 9,50 5.513 61,21 4 Riau 24.838 6.536 26,31 89.235 19.052 21,35 6.896 36,20 5 Jambi 16.702 2.321 13,90 66.984 11.881 17,74 716 6,03 6 Bengkulu 11.626 4.857 41,78 25.196 3.136 12,45 330 10,52 7 Sumatera Selatan 20.114 1.801 8,95 108.160 608 0,56 562 92,43 8 Lampung 25.555 2.499 9,78 132.881 23.377 17,59 577 2,47 9 Kepulauan Bangka Belitung 929 742 79,87 15.360 81 0,53 71 87,65 10 Kepulauan Riau 2.703 2.595 96,00 30.221 925 3,06 800 86,49 11 DKI Jakarta - - - 13.728 - - - - 12 Jawa Barat 148.991 38.587 25,90 889.531 163.045 18,33 49.349 30,27 13 Jawa Tengah 111.536 32.550 29,18 484.981 32.596 6,72 4.669 14,32 14 DI Yogyakarta 3.542 2.713 76,60 49.076 138 0,28 138 100,00 15 Jawa Timur 122.482 82.714 67,53 621.440 26.724 4,30 5.692 21,30 16 Banten 119.806 15.776 13,17 257.173 39.147 15,22 3.755 9,59 17 Bali 4.004 3.336 83,32 118.622 12.841 1636,00 1.036 8,07 18 Nusa Tenggara Barat 34.544 6.062 17,55 93.843 9.066 9,66 2.380 26,25 19 Nusa Tenggara Timur 19.722 4.553 23,09 69.053 24.241 35,10 10.744 44,32 20 Kalimantan Barat 127.935 2.855 2,23 80.774 116.557 144,30 2.980 2,56 21 Kalimantan Tengah 15.752 7.105 45,11 46.916 19.453 41,46 77 0,40 22 Kalimantan Timur 15.567 2.847 18,29 64.935 6.602 10,17 495 7,50 23 Kalimantan Selatan 12.895 4.277 33,17 47.288 12.591 26,63 715 5,68 24 Sulawesi Utara 14.416 3.057 21,21 37.525 10.094 26,90 426 4,22 25 Sulawesi Tengah - - - 51.873 9.308 17,94 6.230 66,93 26 Sulawesi Tenggara 6.848 2.228 32,54 100.809 264 0,26 205 77,65 27 Sulawesi Selatan 11.139 3.814 34,24 34.222 9.130 26,68 1.125 12,32 28 Gorontalo 439 49 11,16 3.014 23 0,76 23 100,00 29 Sulawesi Barat - - - - - - - - 30 Maluku 5.894 613 10,40 10.231 124 1,21 111 89,52 31 Maluku Utara 288 250 86,81 6.174 172 2,79 45 26,16 32 Papua 548 289 52,74 20.085 281 1,40 54 19,22 33 Irian Jaya Barat 708 388 54,80 10.369 389 3,75 58 14,91

951.370 249.285 26,20 3.951.412 607.248 15,37 114.090 18,79

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Neonatal Risti

Indonesia

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi Bumil RistiBumil Risti Dirujuk dan

DitanganiNeonatal Risti Dirujuk dan

DitanganiJumlah

Neonatal

Page 270: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.22

PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YANG DIRUJUKMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Yang Membutuhkan Akses Yang Mendapatkan Darah %(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - 2 Sumatera Utara 15.665 4.926 31 3 Sumatera Barat - - - 4 Riau - - - 5 Jambi 1.473 442 30 6 Bengkulu 6.411 24 7 Sumatera Selatan 775 775 100 8 Lampung 4 1 25 9 Kepulauan Bangka Belitung 1 1 100

10 Kepulauan Riau - - - 11 DKI Jakarta - - - 12 Jawa Barat 1.022 821 80 13 Jawa Tengah 12.314 9.111 74 14 DI Yogyakarta 1.619 236 15 15 Jawa Timur 10.502 7.056 67 16 Banten - - - 17 Bali 2.036 649 32 18 Nusa Tenggara Barat 9.377 420 4 19 Nusa Tenggara Timur 2.532 741 29 20 Kalimantan Barat 1.123 1.116 99 21 Kalimantan Tengah 5.435 501 9 22 Kalimantan Timur 7.119 408 6 23 Kalimantan Selatan - - - 24 Sulawesi Utara 426 426 100 25 Sulawesi Tengah 808 647 80 26 Sulawesi Tenggara 593 280 47 27 Sulawesi Selatan 214 164 77 28 Gorontalo - - - 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku - - - 31 Maluku Utara - - - 32 Papua - - - 33 Irian Jaya Barat - - -

79.449 28.745 36

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi Bumil dan Neonatus yang Dirujuk

Page 271: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.23

Penulisan ResepJumlah Resep Resep Obat Generik %

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 17.201 16.501 95,93 2 Sumatera Utara 557.668 396.621 71,12 3 Sumatera Barat 74.572 34.779 46,64 4 Riau 1.594.075 1.377.752 86,43 5 Jambi 322.440 322.279 99,95 6 Bengkulu 147.891 135.131 91,37 7 Sumatera Selatan 423.122 299.934 70,89 8 Lampung 452.208 123.438 27,30 9 Kep.Bangka Belitung 63.314 63.159 99,76

10 Kep.Riau 240.625 219.759 91,33 11 DKI Jakarta - - - 12 Jawa Barat 3.339.642 1.863.079 55,79 13 Jawa Tengah 7.187.279 4.713.232 65,58 14 DI Yogyakarta 185.341 66.553 35,91 15 Jawa Timur 5.218.173 3.626.115 69,49 16 Banten 1.247.104 1.247.119 100,00 17 Bali 3.882.267 3.479.156 89,62 18 Nusa Tenggara Barat 1.392.200 1.266.376 90,96 19 Nusa Tenggara Timur 3.801.044 2.836.902 74,63 20 Kalimantan Barat 1.110.425 1.052.154 94,75 21 Kalimantan Tengah 167.353 138.084 82,51 22 Kalimantan Timur 1.099.814 845.967 76,92 23 Kalimantan Selatan 380.248 109.784 28,87 24 Sulawesi Utara 662.754 579.485 87,44 25 Sulawesi Tengah 81.968 36.150 44,10 26 Sulawesi Tenggara 456.220 301.165 66,01 27 Sulawesi Selatan 601.421 517.337 86,02 28 Gorontalo 81.851 81.851 100,00 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 558.909 538.239 96,30 31 Maluku Utara 27.527 18.764 68,17 32 Papua 346.003 338.274 97,77 33 Irian Jaya Barat 101.141 5.914 5,85

35.821.800 26.651.053 74,40

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

JUMLAH DAN PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIKMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

Page 272: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.24

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Nanggroe Aceh Darussalam 40 40 100,00 52 19 36,54 2 Sumatera Utara 111 82 73,87 184 152 82,61 3 Sumatera Barat 19 10 52,63 848 70 8,25 4 Riau 158 142 89,87 73 73 100,00 5 Jambi 53 42 79,25 200 189 94,50 6 Bengkulu 500 398 79,60 49 49 100,00 7 Sumatera Selatan 328 315 96,04 49 49 100,00 8 Lampung 137 135 98,54 105 73 69,52 9 Kepulauan Bangka Belitung 8 1 12,50 9 9 100,00

10 Kepulauan Riau - - - 7 7 100,00 11 DKI Jakarta 10 10 100,00 - - - 12 Jawa Barat 313 207 66,13 478 304 63,60 13 Jawa Tengah 351 221 62,96 539 493 91,47 14 DI Yogyakarta 140 37 26,43 25 17 68,00 15 Jawa Timur 1.226 943 76,92 16 Banten 313 260 83,07 107 67 62,62 17 Bali 45 36 80,00 207 205 99,03 18 Nusa Tenggara Barat - - - 189 175 92,59 19 Nusa Tenggara Timur 209 135 64,59 223 142 63,68 20 Kalimantan Barat 80 38 47,50 37 17 45,95 21 Kalimantan Tengah 137 43 31,39 286 131 45,80 22 Kalimantan Timur 65 54 83,08 42 37 88,10 23 Kalimantan Selatan 70 60 85,71 180 180 100,00 24 Sulawesi Utara 24 19 79,17 40 34 85,00 25 Sulawesi Tengah 85 25 29,41 42 35 83,33 26 Sulawesi Tenggara 69 34 49,28 343 200 58,31 27 Sulawesi Selatan 64 56 87,50 103 89 86,41 28 Gorontalo 4 2 50,00 18 13 72,22 29 Sulawesi Barat - - - - - - 30 Maluku 17 1 5,88 370 22 5,95 31 Maluku Utara 9 7 77,78 30 12 40,00 32 Papua 9 6 66,67 12 5 41,67 33 Irian Jaya Barat 19 15 78,95 7 5 71,43

3.387 2.431 71,77 6.080 3.816 62,76

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Jumlah Jumlah Desa/Kel Ditangani <24 Jam %Jumlah

Desa/Kelurahan %

Indonesia

PERSENTASE KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI DAN DESA/KELURAHAN DENGAN KLB DITANGANI <24 JAM MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Kecamatan Bebas Rawan Gizi Desa/Kelurahan dengan KLBNo Provinsi Jumlah Kecamatan

Page 273: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.25

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Nanggroe Aceh Darussalam 629 237 37,68 58.137 9.877 16,99 2 Sumatera Utara 9.726 4.977 51,17 59.170 36.534 61,74 3 Sumatera Barat 2.359 1.889 80,08 49.025 18.898 38,55 4 Riau 1.613 1.177 72,97 28.541 6.715 23,53 5 Jambi 1.194 839 70,27 14.967 7.160 47,84 6 Bengkulu 813 518 63,71 7.644 3.853 50,41 7 Sumatera Selatan 2.156 1.914 88,78 54.332 25.823 47,53 8 Lampung 3.305 2.065 62,48 122.269 17.794 14,55 9 Kepulauan Bangka Belitung 409 381 93,15 6.083 4.832 79,43

10 Kepulauan Riau 839 152 18,12 61.657 2.049 3,32 11 DKI Jakarta 1.353 818 60,46 1.015 1.015 100,00 12 Jawa Barat 4.849 3.468 71,52 77.331 54.672 70,70 13 Jawa Tengah 9.086 6.682 73,54 1.315.624 250.668 19,05 14 DI Yogyakarta 730 495 67,81 14.490 1.313 9,06 15 Jawa Timur 8.834 6.596 74,67 159.575 84.370 52,87 16 Banten 1.539 1.157 75,18 59.829 15.759 26,34 17 Bali 1.864 1.141 61,21 23.724 9.563 40,31 18 Nusa Tenggara Barat 1.934 1.462 75,59 62.351 56.075 89,93 19 Nusa Tenggara Timur 954 535 56,08 71.422 11.179 15,65 20 Kalimantan Barat 2.452 2.083 84,95 5.938 5.581 93,99 21 Kalimantan Tengah 881 662 75,14 24.077 12.559 52,16 22 Kalimantan Timur 1.106 707 63,92 88.036 9.074 10,31 23 Kalimantan Selatan 2.235 1.727 77,27 29.664 16.415 55,34 24 Sulawesi Utara 2.763 2.240 81,07 77.467 66.747 86,16 25 Sulawesi Tengah - - - - - - 26 Sulawesi Tenggara 1.025 886 86,44 28.159 7.741 27,49 27 Sulawesi Selatan 3.752 2.296 61,19 27.779 20.768 74,76 28 Gorontalo 358 182 50,84 1.205 707 58,67 29 Sulawesi Barat - - - - - - 30 Maluku 1.113 365 32,79 22.266 1.045 4,69 31 Maluku Utara 286 177 61,89 866 72 8,31 32 Papua 656 374 57,01 146.208 36.318 24,84 33 Irian Jaya Barat 273 257 94,14 82.536 44.455 53,86

Indonesia 71.086 48.459 68,17 2.781.387 839.631 30,19

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

% Penderita Ditangani

PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

TB Paru Pneumonia Pada BalitaNo % SembuhSembuhDiobatiProvinsi Jumlah Penderita Penderita Ditangani

Page 274: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.25a

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.863 2.810 1.971 40,5 1.000 50,7 2 Sumatera Utara 14.310 13.891 11.453 80,0 7.952 69,4 3 Sumatera Barat 5.149 4.590 3.129 60,8 2.050 65,5 4 Riau 6.175 4.364 2.495 40,4 1.964 78,7 5 Jambi 2.956 2.257 1.673 56,6 1.444 86,3 6 Sumatera Selatan 8.468 6.607 4.371 51,6 3.617 82,7 7 Kepulauan Bangka Belitung 1.194 1.121 729 61,1 666 91,4 8 Bengkulu 1.916 1.502 1.112 58,0 729 65,6 9 Lampung 8.201 4.946 3.100 37,8 1.790 57,7

10 Banten 9.860 9.855 5.354 54,3 2.992 55,9 11 DKI Jakarta 10.111 14.974 6.479 64,1 14.807 228,5 12 Jawa Barat 43.159 40.435 21.661 50,2 3.196 14,8 13 Jawa Tengah 37.576 29.745 14.373 38,3 11.652 81,1 14 DI Yogyakarta 3.643 2.353 1.300 35,7 793 61,0 15 Jawa Timur 40.925 27.225 16.460 40,2 12.817 77,9 16 Kalimantan Barat 4.925 3.969 3.052 62,0 2.612 85,6 17 Kalimantan Tengah 2.291 1.744 1.408 61,5 948 67,3 18 Kalimantan Selatan 3.604 4.566 2.537 70,4 2.204 86,9 19 Kalimantan Timur 3.013 1.990 1.249 41,5 1.012 81,0 20 Sulawesi Utara 2.402 3.859 3.056 127,2 2.127 69,6 21 Gorontalo 1.013 1.334 1.088 107,4 731 67,2 22 Sulawesi Tengah 2.649 2.740 1.751 66,1 1.087 62,1 23 Sulawesi Selatan 9.793 9.467 8.507 86,9 8.054 94,7 24 Sulawesi Tenggara 2.255 2.092 1.562 69,3 1.434 91,8 25 Bali 3.773 2.077 1.080 28,6 996 92,2 26 Nusa Tenggara Barat 4.886 4.445 2.921 59,8 2.579 88,3 27 Nusa Tenggara Timur 4.669 3.516 1.971 42,2 1.499 76,1 28 Maluku 1.426 1.198 657 46,1 393 59,8 29 Maluku Utara 902 728 538 59,7 208 38,7 30 Papua 2.769 4.258 1.944 70,2 1.184 60,9

248.877 214.658 128.981 51,8 94.537 73,3

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RIKeterangan: *) CDR: Case Detection Rate

Abs %

Indonesia

HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU MENURUT TAHUN 2004

No Provinsi PerkiraanBTA Pos

Cakupan Penemuan KonversiSemuaKasus BTA Pos CDR *)

%

Page 275: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.26

HIV/AIDS DBD

Jumlah Kasus Ditangani % Ditangani Jumlah

Kasus Diobati % Diobati Jumlah Kasus Ditangani % Ditangani

Jumlah Diare Pada

Balita

Balita Ditangani

% Balita Ditangani

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - - 571 88 15,41 62.582 36.423 58,202 Sumatera Utara 32 32 100,00 1.180 1.155 97,88 1.297 1.297 100,00 140.993 118.227 83,853 Sumatera Barat 27 27 100,00 3 3 100,00 514 514 100,00 39.653 39.653 100,004 Riau 85 23 27,06 616.146 723 0,12 823 791 96,11 132.067 69.861 52,905 Jambi 2 2 100,00 145 105 72,41 290 290 100,00 75.269 37.556 49,906 Bengkulu 4 1 25,00 9 6 66,67 141 141 100,00 28.504 26.854 94,217 Sumatera Selatan 120 100 83,33 424 411 96,93 1.227 1.162 94,70 132.489 80.504 60,768 Lampung 19 19 100,00 946 946 100,00 912 912 100,00 70.280 68.604 97,629 Kepulauan Bangka Belitung 145 112 77,24 564 16 2,84 ….. ….. ….. 11.347 6.982 61,53

10 Kepulauan Riau 317 317 100,00 4.411 4.361 98,87 342 342 100,00 31.988 12.737 39,8211 DKI Jakarta 205 205 100,00 225 225 100,00 6.918 6.918 100,00 11.379 11.379 100,0012 Jawa Barat 777 515 66,28 6.168 1.553 25,18 16.930 16.759 98,99 2.727.439 728.231 26,7013 Jawa Tengah 29 29 100,00 828 815 98,43 6.219 5.970 96,00 1.593.282 249.552 15,6614 DI Yogyakarta 89 89 100,00 87 87 100,00 1.477 1.477 100,00 53.328 16.921 31,7315 Jawa Timur 196 151 77,04 5.725 5.278 92,19 7.111 6.918 97,29 535.976 514.673 96,0316 Banten 127 72 56,69 363 119 32,78 2.276 2.128 93,50 98.311 82.292 83,7117 Bali 1.090 1.035 94,95 6.485 6.425 99,07 12.990 3.790 29,18 82.593 56.156 67,9918 Nusa Tenggara Barat 11 11 100,00 187 181 96,79 732 732 100,00 93.480 90.113 96,4019 Nusa Tenggara Timur 19 18 94,74 494 371 75,10 598 586 97,99 120.396 44.870 37,2720 Kalimantan Barat 39 39 100,00 732 732 100,00 316 309 97,78 44.233 37.790 85,4321 Kalimantan Tengah 222 222 100,00 237 225 94,94 449 449 100,00 28.662 17.051 59,4922 Kalimantan Timur 275 74 26,91 1.994 1.994 100,00 2.390 2.387 99,87 52.988 38.159 72,0123 Kalimantan Selatan 1 1 100,00 27 27 100,00 398 398 100,00 39.724 33.688 84,8124 Sulawesi Utara 23 23 100,00 3.077 3.077 100,00 266 257 96,62 24.521 18.704 76,2825 Sulawesi Tengah 9 9 100,00 209 209 100,00 ….. ….. ….. 79.285 39.366 49,6526 Sulawesi Tenggara - - - 471 460 97,66 70 70 100,00 31.167 20.412 65,4927 Sulawesi Selatan 82 82 100,00 130 130 100,00 6.921 6.917 99,94 77.405 69.756 90,1228 Gorontalo - - - - - - 1 1 100,00 4.311 2.047 47,4829 Sulawesi Barat - - - - - - - - - - - -30 Maluku 142 142 100,00 17 11 64,71 - - - 22.995 5.889 25,6131 Maluku Utara - - - 3 2 66,67 59 59 100,00 5.094 4.117 80,8232 Papua 420 353 84,05 2.656 2.656 100,00 16 16 100,00 22.286 8.620 38,6833 98 98 100,00 302 205 67,88 234 234 100,00 4.777 3.024 63,30

Indonesia 4.605 3.801 82,54 654.245 32.508 4,97 72.488 61.912 85,41 6.478.804 2.590.211 39,98

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

HIV/AIDS DITANGANI, INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI, DBD DAN DIARE PADA BALITA YANG DITANGANI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

IMS Diare

Page 276: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.27

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDSMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - 2 Sumatera Utara 1.822 1.822 100 3 Sumatera Barat 17.321 17.321 100 4 Riau 2.682 2.648 99 5 Jambi 374 374 100 6 Bengkulu 4.508 4.508 100 7 Sumatera Selatan 8 Lampung 22.494 22.494 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 4.773 4.773 100

10 Kepulauan Riau 520 500 96 11 DKI Jakarta - - - 12 Jawa Barat 31.361 31.138 99 13 Jawa Tengah 157.193 99.367 63 14 DI Yogyakarta - - - 15 Jawa Timur 93.079 87.629 94 16 Banten 4 4 100 17 Bali 7.261 7.161 99 18 Nusa Tenggara Barat 10.226 8.099 79 19 Nusa Tenggara Timur 2.131 1.921 90 20 Kalimantan Barat 6.619 6.619 100 21 Kalimantan Tengah 214 214 100 22 Kalimantan Timur 4.274 4.274 100 23 Kalimantan Selatan 3.415 3.315 97 24 Sulawesi Utara 2.453 2.453 100 25 Sulawesi Tengah 915 915 100 26 Sulawesi Tenggara 25.125 915 4 27 Sulawesi Selatan 50 50 100 28 Gorontalo - - - 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku - - - 31 Maluku Utara - - - 32 Papua 141 141 100 33 Irian Jaya Barat 493 493 100

399.448 309.148 77

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005

Jumlah Pendonor Jumlah Sampel Darah Diperiksa % Sampel Darah Diperiksa

Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi

Indonesia

Page 277: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.28

PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Penderita MalariaKlinis + Positif Diobati % Diobati

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 3.727 2.891 77,57 2 Sumatera Utara 23.442 20.235 86,32 3 Sumatera Barat 5.258 5.258 100,00 4 Riau 27.995 25.009 89,33 5 Jambi 31.932 31.610 98,99 6 Bengkulu 9.623 9.623 100,00 7 Sumatera Selatan 13.562 13.562 100,00 8 Lampung 38.338 37.186 97,00 9 Kepulauan Bangka Belitung 145.714 17.354 11,91

10 Kepulauan Riau 16.349 12.266 75,03 11 DKI Jakarta 0,00 12 Jawa Barat 130.385 3.199 2,45 13 Jawa Tengah 157.193 99.367 63,21 14 DI Yogyakarta 25 25 100,00 15 Jawa Timur 61.814 6.139 9,93 16 Banten 197 197 100,00 17 Bali 42.486 30.981 72,92 18 Nusa Tenggara Barat 81.807 68.369 83,57 19 Nusa Tenggara Timur 1.076.298 415.181 38,57 20 Kalimantan Barat 90.340 88.254 97,69 21 Kalimantan Tengah 22.949 20.741 90,38 22 Kalimantan Timur 28.151 17.863 63,45 23 Kalimantan Selatan 7.437 7.046 94,74 24 Sulawesi Utara 435.124 22.448 5,16 25 Sulawesi Tengah 312.302 51.683 16,55 26 Sulawesi Tenggara 25.313 15.313 60,49 27 Sulawesi Selatan 4.787 4.253 88,84 28 Gorontalo 22.103 1.992 9,01 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 225.527 18.922 8,39 31 Maluku Utara 5.234 5.234 100,00 32 Papua 249.999 172.208 68,88 33 Irian Jaya Barat 58.461 41.826 71,55

3.353.872 1.266.235 37,75

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi

Indonesia

Page 278: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.29

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RFT)MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Penderita RFT % RFT(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 143 123 86,01 2 Sumatera Utara 3.156 3.087 97,81 3 Sumatera Barat 133 126 94,74 4 Riau 81 52 64,20 5 Jambi 115 80 69,57 6 Bengkulu 12 9 75,00 7 Sumatera Selatan 117 84 71,79 8 Lampung 605 468 77,36 9 Kepulauan Bangka Belitung 6 5 83,33

10 Kepulauan Riau 26 24 92,31 11 DKI Jakarta 1.053 713 67,71 12 Jawa Barat 1.909 1.669 87,43 13 Jawa Tengah 1.378 1.066 77,36 14 DI Yogyakarta 29 15 51,72 15 Jawa Timur 4.106 3.810 92,79 16 Banten 103 101 98,06 17 Bali 206 99 48,06 18 Nusa Tenggara Barat 265 199 75,09 19 Nusa Tenggara Timur 943 160 16,97 20 Kalimantan Barat 168 133 79,17 21 Kalimantan Tengah 123 46 37,40 22 Kalimantan Timur 399 134 33,58 23 Kalimantan Selatan 325 250 76,92 24 Sulawesi Utara 391 244 62,40 25 Sulawesi Tengah 589 475 80,65 26 Sulawesi Tenggara 85 71 83,53 27 Sulawesi Selatan 691 545 78,87 28 Gorontalo 46 14 30,43 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 829 182 21,95 31 Maluku Utara 76 31 40,79 32 Papua 618 447 72,33 33 Irian Jaya Barat 557 255 45,78

19.283 14.717 76,32

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi Kusta

Indonesia

Page 279: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.30

KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANIMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah Ditangani % Ditangani(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 44 23 52,27 2 Sumatera Utara 111 102 91,89 3 Sumatera Barat 13 13 100,00 4 Riau 206 112 54,37 5 Jambi 99 99 100,00 6 Bengkulu 6 6 100,00 7 Sumatera Selatan 138 58 42,03 8 Lampung 54 48 88,89 9 Kepulauan Bangka Belitung 92 56 60,87

10 Kepulauan Riau 35 33 94,29 11 DKI Jakarta 0,00 12 Jawa Barat 59 38 64,41 13 Jawa Tengah 83 82 98,80 14 DI Yogyakarta 0,00 15 Jawa Timur 78 64 82,05 16 Banten 50 40 80,00 17 Bali 14 14 100,00 18 Nusa Tenggara Barat 7 5 71,43 19 Nusa Tenggara Timur 26.983 13.346 49,46 20 Kalimantan Barat 87 78 89,66 21 Kalimantan Tengah 76 72 94,74 22 Kalimantan Timur 79.494 67.798 85,29 23 Kalimantan Selatan 44 34 77,27 24 Sulawesi Utara 3 3 100,00 25 Sulawesi Tengah 4.114 134 3,26 26 Sulawesi Tenggara 95 47 49,47 27 Sulawesi Selatan 6 6 100,00 28 Gorontalo 229 86 37,55 29 Sulawesi Barat 0,00 30 Maluku 303 303 100,00 31 Maluku Utara - - - 32 Papua 153 153 100,00 33 Irian Jaya Barat 1.500 125 8,33

114.176 82.978 72,68

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi Penderita Penyakit Filariasis

Page 280: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.31

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Sumatera Utara 32 19 59,38 30 93,75 0 0,00 31 96,88 14 43,75 2 6,25 40 21 52,50 32 80,00 0 0,00 40 100,00 21 52,50 7 17,50

3 Sumatera Barat 40 39 97,50 13 32,50 0 0,00 34 85,00 34 85,00 33 82,50 40 32 80,00 36 90,00 0 0,00 26 65,00 20 50,00 7 17,50

4 Riau 40 19 47,50 19 47,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 40 100,00 40 18 45,00 38 95,00 2 5,00 39 97,50 18 45,00 1 2,50

5 Jambi 15 1 6,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 14 93,33 40 39 97,50 35 87,50 35 87,50 29 72,50 29 72,50 2 5,00

6 Sumatera Selatan 40 18 45,00 17 42,50 0 0,00 21 52,50 11 27,50 23 57,50 40 36 90,00 24 60,00 24 60,00 33 82,50 30 75,00 16 40,00

7 Bengkulu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Lampung 80 15 18,75 32 40,00 0 0,00 37 46,25 12 15,00 35 43,75 0 - - - - - - - - - - - -

9 Kepulauan Bangka Belitung 60 14 23,33 4 6,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 55 91,67 20 20 100,00 15 75,00 15 75,00 19 95,00 19 95,00 3 15,00

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 40 27 67,50 16 40,00 14 35,00 20 50,00 11 27,50 20 50,00 40 40 100,00 20 50,00 10 25,00 20 50,00 20 50,00 14 35,00

13 Jawa Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

14 DI Yogyakarta 40 30 75,00 33 82,50 1 2,50 35 87,50 27 67,50 17 42,50 40 30 75,00 21 52,50 21 52,50 40 100,00 36 90,00 16 40,00

15 Jawa Timur 27 21 77,78 25 92,59 0 0,00 22 81,48 21 77,78 9 33,33 40 37 92,50 18 45,00 18 45,00 27 67,50 35 87,50 18 45,00

16 Banten 40 39 97,50 6 15,00 10 25,00 28 70,00 27 67,50 27 67,50 40 37 92,50 20 50,00 20 50,00 39 97,50 36 90,00 39 97,50

17 Bali 40 29 72,50 19 47,50 7 17,50 17 42,50 14 35,00 20 50,00 40 18 45,00 37 92,50 18 45,00 38 95,00 8 20,00 1 2,50

18 Nusa Tenggara Barat 40 35 87,50 24 60,00 5 12,50 26 65,00 20 50,00 14 35,00 40 35 87,50 19 47,50 7 17,50 40 100,00 35 87,50 13 32,50

19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

20 Kalimantan Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

21 Kalimanatan Tengah 40 34 85,00 21 52,50 7 17,50 26 65,00 27 67,50 11 27,50 40 23 57,50 22 55,00 17 42,50 36 90,00 19 47,50 8 20,00

22 Kalimantan Selatan 40 32 80,00 16 40,00 0 0,00 37 92,50 29 72,50 24 60,00 40 32 80,00 32 80,00 5 12,50 28 70,00 25 62,50 4 10,00

23 Kalimantan Timur 38 33 86,84 13 34,21 18 47,37 21 55,26 16 42,11 33 86,84 40 24 60,00 27 67,50 0 0,00 27 67,50 35 87,50 8 20,00

24 Sulawesi Utara 40 40 100,00 23 57,50 0 0,00 38 95,00 38 95,00 19 47,50 40 18 45,00 38 95,00 38 95,00 39 97,50 18 45,00 3 7,50

25 Sulawesi Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

26 Sulawesi Selatan 40 40 100,00 26 65,00 20 50,00 38 95,00 38 95,00 13 32,50 40 40 100,00 15 37,50 2 5,00 40 100,00 40 100,00 7 17,50

27 Sulawesi Tenggara 40 20 50,00 19 47,50 10 25,00 38 95,00 19 47,50 8 20,00 40 18 45,00 16 40,00 1 2,50 20 50,00 18 45,00 2 5,00

28 Gorontalo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

29 Maluku - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

30 Maluku Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

31 Irian Jaya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

772 505 65,41 356 46,11 92 11,92 469 60,75 358 46,37 417 54,02 700 518 74,00 465 66,43 233 33,29 580 82,86 462 66,00 169 24,14

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes R.I

Keterangan: *) MTBS: Puskesmas yang melaksanakan Manajemen Terpadu Balita Sakit

CAKUPAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN PADA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS MTBS DAN NON MTBS

Puskesmas MTBS *) Puskesmas NON MTBS

Oralit + Memberi MemberiOralit +Anti BiotikaOralitJumlah

(N)

Indonesia

Jumlah (N)

ProvinsiNoObat Lain Obat Rasional

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Oralit Antibiotika Anti Diare Obat LainObat LainAnti DiareObat Lain Obat Rasional

Page 281: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.31.a

P M CFR P M CFR P M CFR P M CFR(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.003 11 1,10 413 10 2,42 401 10 2,49 - - -2 Sumatera Utara 25 3 12,00 30 3 10,00 67 2 2,99 - - -3 Sumatera Barat 332 17 5,12 52 2 3,85 442 7 1,58 367 10 2,724 Riau 355 4 1,13 4 1 25,00 113 5 4,42 - - -5 Jambi - - - - - - 9 0 0,00 131 5 3,826 Sumatera Selatan - - - - - - 442 1 0,23 - - -7 Bengkulu - - - 591 10 1,69 - - - - - -8 Lampung 70 0 0,00 - - - 20 1 5,00 133 7 5,269 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - -11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - -12 Jawa Barat 952 19 2,00 692 9 1,30 522 7 1,34 51 0 0,0013 Jawa Tengah - - - - - - 53 4 7,55 137 4 2,9214 DI Yogyakarta 37 1 2,70 - - - 104 1 0,96 7 0 0,0015 Jawa Timur 323 11 3,41 - - - 248 2 0,81 349 4 1,1516 Banten - - - - - - 161 4 2,48 - 0 0,0017 Bali 367 0 0,00 106 1 0,94 68 0 0,00 199 0 0,0018 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - 15 0 0,0019 Nusa Tenggara Timur 293 25 8,53 2.988 28 0,94 456 8 1,75 - 0 0,0020 Kalimantan Barat 346 5 1,45 49 3 6,12 - - - 256 0 0,0021 Kalimantan Tengah - - - - - - 54 6 11,11 - - -22 Kalimantan Selatan 325 4 1,23 - - - - - - 373 7 1,8823 Kalimantan Timur - - - - - - 352 17 4,83 325 1 0,3124 Sulawesi Utara - - - - - - 523 2 0,38 - - -25 Sulawesi Tengah - - - 89 3 3,37 129 11 8,53 378 5 1,3226 Sulawesi Selatan - - - - - - - - - 42 8 19,0527 Sulawesi Tenggara - - - - - - 170 0 0,00 369 0 0,0028 Gorontalo - - - - - - - - - - - -29 Maluku - - - 296 8 2,70 - - - - 0 0,0030 Maluku Utara - - - 49 4 8,16 - - - - 0 0,0031 Irian Jaya - - - 126 12 9,52 38 5 13,16 - 0 0,00

4.428 100 2,26 5.485 94 1,71 4.372 93 2,13 3.132 51 1,63

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RIP = PenderitaM = MeninggalC = Case Fatality Rate

KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) DIARETAHUN 2001 - 2004

Indonesia

No 2001 2002 2003 2004Provinsi

Page 282: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.759 841 47,812 Sumatera Utara 26.477 15.360 58,013 Sumatera Barat 1.842 1.415 76,824 Riau 6.348 2.681 42,235 Jambi 2.028 983 48,476 Bengkulu 1.037 799 77,057 Sumatera Selatan 6.446 3.579 55,528 Lampung 12.137 7.221 59,509 Kepulauan Bangka Belitung 2.576 1.677 65,10

10 Kepulauan Riau 687 294 42,7911 DKI Jakarta 3.404 628 18,4512 Jawa Barat 51.127 30.348 59,3613 Jawa Tengah 77.175 52.428 67,9314 DI Yogyakarta 1.976 802 40,5915 Jawa Timur 829.946 252.746 30,4516 Banten 13.192 5.676 43,0317 Bali 55.094 37.962 68,9018 Nusa Tenggara Barat 4.181 2.837 67,8519 Nusa Tenggara Timur 5.208 3.428 65,8220 Kalimantan Barat 7.798 4.860 62,3221 Kalimantan Tengah 17.690 9.469 53,5322 Kalimantan Timur 4.966 4.061 81,7823 Kalimantan Selatan 9.204 7.131 77,4824 Sulawesi Utara 4.241 3.017 71,1425 Sulawesi Tengah 3.204 2.061 64,3326 Sulawesi Tenggara 2.920 1.668 57,1227 Sulawesi Selatan 14.363 10.275 71,5428 Gorontalo 489 274 56,03 29 Sulawesi Barat - - -30 Maluku 360 360 100,0031 Maluku Utara 954 273 28,6232 Papua 550 364 66,1833 Irian Jaya Barat 25.133 23.634 94,04

1.194.512 489.152 40,95

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

(5)

No Provinsi

Indonesia

Jumlah(3)

Dibina(4)

Institusi%

Lampiran 4.32

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYAMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Page 283: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.33

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA JENTIK NYAMUK AEDESDAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 92.855 29.031 31,26 2 Sumatera Utara 394.644 294.359 74,59 3 Sumatera Barat 1.200 1.028 85,67 4 Riau 224.785 101.855 45,31 5 Jambi 147.732 53.874 36,47 6 Bengkulu 69.547 40.747 58,59 7 Sumatera Selatan 29.238 22.778 77,91 8 Lampung 165.435 43.178 26,10 9 Kepulauan Bangka Belitung 28.751 19.887 69,17

10 Kepulauan Riau 109.470 87.673 80,09 11 DKI Jakarta 155.410 105.351 67,79 12 Jawa Barat 2.192.525 761.599 34,74 13 Jawa Tengah 1.704.789 1.270.027 74,50 14 DI Yogyakarta 307.219 173.139 56,36 15 Jawa Timur 2.910.836 2.331.317 80,09 16 Banten 704.926 313.220 44,43 17 Bali 102.442 69.573 67,91 18 Nusa Tenggara Barat 160.977 121.810 75,67 19 Nusa Tenggara Timur 26.316 13.687 52,01 20 Kalimantan Barat 237.165 154.419 65,11 21 Kalimantan Tengah 14.768 9.696 65,66 22 Kalimantan Timur 55.019 36.248 65,88 23 Kalimantan Selatan 34.833 29.915 85,88 24 Sulawesi Utara 102.602 70.850 69,05 25 Sulawesi Tengah 43.439 27.824 64,05 26 Sulawesi Tenggara 111.801 55.285 49,45 27 Sulawesi Selatan 166.509 99.976 60,04 28 Gorontalo - - - 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 10.668 7.369 69,08 31 Maluku Utara 17.632 3.295 18,69 32 Papua 35.647 27.104 76,03 33 Irian Jaya Barat 109.470 87.673 80,09

10.468.650 6.463.787 61,74

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi Rumah/Bangunan Diperiksa Rumah/Bangunan Bebas Jentik

Page 284: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.34

JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA DAN BALITA BAWAH GARIS MERAHMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Ditimbang Jumlah BB Naik % BB Naik BGM % BGM(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Nanggroe Aceh Darussalam 122.229 75.552 61,81 - -2 Sumatera Utara 716.527 590.999 82,48 - -3 Sumatera Barat 433.202 174.875 40,37 231.168 53,36 4 Riau 332.776 226.316 68,01 5.475 1,65 5 Jambi 168.466 138.490 82,21 2.115 1,26 6 Bengkulu 81.206 48.121 59,26 942 1,16 7 Sumatera Selatan 193.780 128.667 66,40 3.343 1,73 8 Lampung 399.452 276.631 69,25 11.790 2,95 9 Kepulauan Bangka Belitung 43.394 30.463 70,20 0,00 10 Kepulauan Riau 46.758 38.625 82,61 903 1,93 11 DKI Jakarta 72.288 46.343 64,11 1.570 2,17 12 Jawa Barat 3.179.570 1.916.379 60,27 360.215 18,80 13 Jawa Tengah 2.419.648 1.799.498 74,37 153.026 6,32 14 DI Yogyakarta 170.542 108.995 63,91 1.740 1,02 15 Jawa Timur 3.791.414 2.349.431 61,97 101.214 2,67 16 Banten 700.865 519.663 74,15 51.751 7,38 17 Bali 672.405 399.429 59,40 6.073 0,90 18 Nusa Tenggara Barat 224.372 146.893 65,47 3.658 1,63 19 Nusa Tenggara Timur 198.958 96.815 48,66 9.617 4,83 20 Kalimantan Barat 144.150 110.585 76,72 8.286 5,75 21 Kalimantan Tengah 197.281 142.174 72,07 2.171 1,10 22 Kalimantan Timur 299.457 213.380 71,26 7.755 2,59 23 Kalimantan Selatan 143.907 86.724 60,26 2.425 1,69 24 Sulawesi Utara 194.084 163.440 84,21 994 0,51 25 Sulawesi Tengah 113.114 80.916 71,53 6.101 5,39 26 Sulawesi Tenggara 275.702 191.469 69,45 5.522 2,00 27 Sulawesi Selatan 94.539 71.064 75,17 0,00 28 Gorontalo 19.917 15.384 77,24 1.263 6,34 29 Sulawesi Barat 0,00 0,00 30 Maluku 64.747 41.562 64,19 8.639 13,34 31 Maluku Utara 14.663 10.672 72,78 427 2,91 32 Papua 46.559 21.557 46,30 1.156 2,48 33 Irian Jaya Barat 14.959 7.690 51,41 1.538 10,28

15.590.931 10.268.802 65,86 990.877 6,36

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi Balita

Indonesia

Page 285: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.35

Jumlah Jumlah Bayi Anak Balita

( 6-11 bln) (1-4 Thn)Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - - - - - -2 Sumatera Utara 86.001 453.401 47.438 55,16 47.302 55,00 327.695 72,27 345.832 76,283 Sumatera Barat 29.600 147.942 22.612 76,39 23.135 78,16 125.165 84,60 128.875 87,114 Riau 72.246 386.788 54.314 75,18 57.633 79,77 291.733 75,42 298.371 77,145 Sumatera Selatan 53.404 201.959 36.986 69,26 41.410 77,54 159.675 79,06 170.404 84,386 Jambi 17.682 82.536 13.266 75,03 13.143 74,33 67.141 81,35 68.589 83,107 Bengkulu 36.614 109.585 24.055 65,70 24.663 67,36 71.384 65,14 74.269 67,778 Lampung 128.579 491.270 71.656 55,73 68.475 53,26 302.560 61,59 333.926 67,979 Kepulauan Bangka Belitung 13.695 56.219 10.992 80,26 10.503 76,69 51.021 90,75 42.225 75,11

10 Kepulauan Riau 27.034 118.896 19.101 70,66 19.055 70,49 96.453 81,12 99.133 83,3811 DKI Jakarta 36.993 76.918 9.398 25,40 9.840 26,60 55.904 72,68 57.346 74,5512 Jawa Barat 566.441 2.589.159 479.292 84,61 470.043 82,98 2.103.314 81,24 2.250.166 86,9113 Jawa Tengah 1.455.406 2.020.818 1.410.390 96,91 1.418.095 97,44 1.927.668 95,39 1.944.472 96,2214 DI Yogyakarta 26.208 147.397 23.602 90,06 23.991 91,54 129.709 88,00 129.524 87,8715 Jawa Timur 444.482 1.799.418 264.559 59,52 258.083 58,06 1.425.562 79,22 1.454.911 80,8516 Banten 61.271 290.301 49.755 81,20 49.458 80,72 195.100 67,21 203.350 70,0517 Bali 24.051 171.288 22.895 95,19 22.356 92,95 157.361 91,87 162.077 94,6218 Kalimantan Barat 64.490 314.221 35.391 54,88 36.790 57,05 221.497 70,49 220.633 70,2219 Kalimanatan Tengah 30.320 132.039 18.427 60,78 18.405 60,70 85.866 65,03 93.472 70,7920 Kalimanatan Selatan 51.527 235.114 42.860 83,18 43.096 83,64 199.265 84,75 202.592 86,1721 Kalimantan Timur 32.531 231.779 14.237 43,76 23.284 71,57 178.021 76,81 134.774 58,1522 Nusa Tenggara Barat 65.709 308.744 62.431 95,01 61.462 93,54 292.366 94,70 298.285 96,6123 Nusa Tenggara Timur 44.031 222.957 32.455 73,71 34.073 77,38 168.876 75,74 179.724 80,6124 Sulawesi Utara 23.216 110.524 14.307 61,63 17.953 77,33 90.844 82,19 97.442 88,1625 Sulawesi Tengah 26.552 126.413 22.106 83,26 21.390 80,56 107.650 85,16 107.988 85,4226 Sulawesi Selatan 71.449 352.732 57.291 80,18 57.702 80,76 289.202 81,99 291.491 82,6427 Sulawesi Tenggara 34.284 133.890 15.451 45,07 17.233 50,27 72.150 53,89 88.763 66,3028 Sulawesi Barat 6.806 17.145 4.846 71,20 3.873 56,91 14.316 83,50 11.435 66,7029 Gorontalo 14.930 61.337 9.053 60,64 10.015 67,08 39.886 65,03 46.984 76,6030 Maluku 14.978 65.677 7.456 49,78 8.689 58,01 46.700 71,11 47.828 72,8231 Maluku Utara 16.897 85.137 10.397 61,53 11.632 68,84 54.785 64,35 57932 68,0532 Irian Jaya Barat 9.647 35.414 2.737 28,37 2.767 28,68 11.995 33,87 12.274 34,6633 Papua 20.526 93.513 3.191 15,55 4.779 23,28 24.297 25,98 23.023 24,62

3.607.600 11.670.531 2.912.947 80,74 2.930.328 81,23 9.385.161 80,42 9.678.110 82,93

Sumber : Direktorat Bina Gizi MasyarakatKeterangan : Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56 %)

Agustus Februari Agustus

Indonesia

CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN AMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No ProvinsiCakupan Vitamin A

Bayi (6-11 bl) Diberi Vitamin A Anak Balita diberi Vitamin AFebruari

Page 286: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.36

Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.2 Sumatera Utara 4.313.845 107.846 83.471 77,40 69.752 64,68 3 Sumatera Barat 1.481.301 36.824 34.168 92,79 29.980 81,41 4 Riau 3.052.529 81.282 69.566 85,59 66.308 81,58 5 Kepulauan Riau 983.695 24.592 22.595 91,88 22.154 90,09 6 Jambi 794.104 20.176 8.783 43,53 7.937 39,34 7 Bengkulu 1.266.224 34.036 21.856 64,21 20.956 61,57 8 Sumatera Selatan 2.009.119 50.228 42.140 83,90 39.253 78,15 9 Kepulauan Bangka Belitung 602.985 16.693 14.045 84,14 13.017 77,98

10 Lampung 6.132.974 156.471 132.658 84,78 122.484 78,28 11 DKI Jakarta 1.462.962 36.574 14.921 40,80 13.446 36,76 12 Jawa Barat 27.345.238 688.935 584.106 84,78 517.358 75,10 13 Jawa Tengah 23.267.107 536.716 409.769 76,35 388.371 72,36 14 DI Yogyakarta 2.026.344 47.016 40.881 86,95 34.962 74,36 15 Jawa Timur 25.655.525 557.934 457.961 82,08 408.156 73,15 16 Banten 1.776.995 74.465 68.340 91,77 45.135 60,61 17 Bali 1.602.035 37.052 33.882 91,44 31.502 85,02 18 Nusa Tenggara Barat 2.761.996 69.609 54.408 78,16 48.923 70,28 19 Nusa Tenggara Timur 2.384.489 60.926 51.639 84,76 44.447 72,95 20 Kalimantan Barat 3.239.983 79.374 59.899 75,46 54.766 69,00 21 Kalimantan Tengah 1.345.984 34.993 24.527 70,09 25.664 73,34 22 Kalimantan Timur 1.725.311 42.694 34.087 79,84 29.067 68,08 23 Kalimantan Selatan 2.469.200 61.968 55.669 89,84 47.644 76,88 24 Sulawesi Utara 1.444.598 32.793 23.937 72,99 21.264 64,84 25 Sulawesi Tengah 1.215.724 32.329 27.006 83,53 24.773 76,63 26 Sulawesi Selatan 4.006.063 100.780 63.056 62,57 47.210 46,84 27 Sulawesi Tenggara 1.050.014 35.074 22.992 65,55 21.338 60,84 28 Sulawesi Barat 249.475 6.532 3.390 51,90 2.404 36,80 29 Gorontalo 638.526 16.172 12.912 79,84 10.472 64,75 30 Maluku 569.903 14.858 13.149 88,50 10.114 68,07 31 Maluku Utara 794.256 19.856 17.991 90,61 14.400 72,52 32 Irian Jaya Barat 294.426 7.361 3.252 44,18 2.064 28,04 33 Papua 793.033 21.383 8.496 39,73 6.651 31,10

128.755.963 3.143.542 2.515.552 80,02 2.241.972 71,32

Keterangan: Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56%)Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, MoH

Indonesia

CAKUPAN DISTRIBUSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi Jumlah Penduduk Jumlah Ibu HamilCakupan Fe Ibu Hamil

Fe-1 Fe-3

Page 287: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.37

CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM

WUS Di Desa/Kelurahan Endemis Sedang dan BeratJumlah WUS Jumlah yang Diberi Kapsul Yodium % yang Diberi Kapsul Yodium

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - 2 Sumatera Utara 285.759 126.697 44,34 3 Sumatera Barat 407.317 360.107 88,41 4 Riau - - - 5 Jambi 126.304 61.018 48,31 6 Bengkulu 16.748 14.627 87,34 7 Sumatera Selatan 3.385 2.900 85,67 8 Lampung 513.297 144.607 28,17 9 Kepulauan Bangka Belitung - - -

10 Kepulauan Riau 36.365 9.879 27,17 11 DKI Jakarta - - - 12 Jawa Barat 650.828 165.448 25,42 13 Jawa Tengah 596.862 291.405 48,82 14 DI Yogyakarta - - - 15 Jawa Timur 4.578.914 2.044.734 44,66 16 Banten 22.216 9.108 41,00 17 Bali 99.765 53.837 53,96 18 Nusa Tenggara Barat 377.933 343.688 90,94 19 Nusa Tenggara Timur 244.796 199.404 81,46 20 Kalimantan Barat 38.270 110 0,29 21 Kalimantan Tengah 73.901 34.200 46,28 22 Kalimantan Timur - - - 23 Kalimantan Selatan - - - 24 Sulawesi Utara 17.411 16.382 94,09 25 Sulawesi Tengah 96.449 79.454 82,38 26 Sulawesi Tenggara 17.180 6.618 38,52 27 Sulawesi Selatan 264.183 148.822 56,33 28 Gorontalo - - - 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 141.916 60.989 42,98 31 Maluku Utara 66.125 49.449 74,78 32 Papua - - - 33 Irian Jaya Barat 10.131 246 2,43

8.686.055 4.223.729 48,63

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

Indonesia

Page 288: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.38

Penyuluhan KesehatanJumlah Seluruh Kegiatan Jumlah Kegiatan Penyuluhan % Kegiatan PenyuluhanPenyuluhan Kesehatan P3 NAPZA P3 NAPZA

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 23 23 100,00 2 Sumatera Utara 5.504 677 12,30 3 Sumatera Barat - - - 4 Riau 14.864 1.164 7,83 5 Jambi 21.990 1.694 7,70 6 Bengkulu 28.076 20.026 71,33 7 Sumatera Selatan 16.332 267 1,63 8 Lampung 17.533 660 3,76 9 Kepulauan Bangka Belitung 648 63 9,72

10 Kepulauan Riau 563 99 17,58 11 DKI Jakarta 48.154 2.453 5,09 12 Jawa Barat 121.459 1.512 1,24 13 Jawa Tengah 64.486 1.269 1,97 14 DI Yogyakarta 2.693 106 3,94 15 Jawa Timur 362.109 52.832 14,59 16 Banten 42.556 4.961 11,66 17 Bali 1.984 184 9,27 18 Nusa Tenggara Barat 56.603 4.153 7,34 19 Nusa Tenggara Timur 42.253 285 0,67 20 Kalimantan Barat 118.260 4.309 3,64 21 Kalimantan Tengah 2.188 117 5,35 22 Kalimantan Timur 25.383 761 3,00 23 Kalimantan Selatan 1.062 208 19,59 24 Sulawesi Utara 2.141 148 6,91 25 Sulawesi Tengah 3.770 55 1,46 26 Sulawesi Tenggara 367.054 17.932 4,89 27 Sulawesi Selatan 6.223 246 3,95 28 Gorontalo 302 134 44,37 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 204.326 37 0,02 31 Maluku Utara 131 6 4,58 32 Papua 146 7 4,79 33 Irian Jaya Barat 722 46 6,37

1.579.538 116.434 7,37

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

PROPORSI KEGIATAN PENYULUHAN P3 NAPZA TERHADAP SELURUH KEGIATAN PENYULUHANMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

Page 289: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.39

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DAN JPKM GAKINMENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 97.827 49.906 51,01 2 Sumatera Utara 662.749 491.873 74,22 3 Sumatera Barat 196.720 183.539 93,30 4 Riau 272.316 250.855 92,12 5 Jambi 354.161 165.029 46,60 6 Bengkulu 503.697 336.675 66,84 7 Sumatera Selatan 145.916 128.082 87,78 8 Lampung - - - 9 Kepulauan Bangka Belitung 11.815 11.048 93,51

10 Kepulauan Riau 67.793 60.878 89,80 11 DKI Jakarta - - - 12 Jawa Barat 8.989.755 2.847.966 31,68 13 Jawa Tengah 2.673.617 2.287.060 85,54 14 DI Yogyakarta 158.937 106.891 67,25 15 Jawa Timur 6.191.210 3.374.116 54,50 16 Banten 262.064 233.998 89,29 17 Bali 126.355 105.440 83,45 18 Nusa Tenggara Barat 1.392.200 1.266.376 90,96 19 Nusa Tenggara Timur - - - 20 Kalimantan Barat 205.916 177.855 86,37 21 Kalimantan Tengah 179.867 137.591 76,50 22 Kalimantan Timur 363.135 326.135 89,81 23 Kalimantan Selatan 413.526 197.666 47,80 24 Sulawesi Utara 158.119 80.081 50,65 25 Sulawesi Tengah 288.556 271.442 94,07 26 Sulawesi Tenggara 305.254 224.109 73,42 27 Sulawesi Selatan 271.131 183.813 67,79 28 Gorontalo 229.996 51.502 22,39 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 170.047 97.506 57,34 31 Maluku Utara 28.689 5.407 18,85 32 Papua 5.739 5.739 100,00 33 Irian Jaya Barat 132.462 79.132 59,74

24.859.569 13.737.710 55,26

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

KK Miskin Dicakup JPKM

Indonesia

No Provinsi Jumlah KK Miskin

Page 290: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.39.a

PERSENTASE KELUARGA MISKIN MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 281.943 281.943 100,00 2 Sumatera Utara 456.279 309.786 67,89 3 Sumatera Barat 87.365 55.842 63,92 4 Riau 258.539 196.743 76,10 5 Jambi 136.312 116.915 85,77 6 Sumatera Selatan 1.379.346 220.906 16,02 7 Bengkulu 118.933 101.021 84,94 8 Lampung 631.356 247.994 39,28 9 Kepulauan Bangka Belitung - - -

10 DKI Jakarta - - - 11 Jawa Barat 2.689.230 875.331 32,55 12 Jawa Tengah 2.681.870 1.905.035 71,03 13 DI Yogyakarta 1.237.617 322.712 26,08 14 Jawa Timur 2.575.777 2.217.727 86,10 15 Banten - - - 16 Bali 120.236 42.145 35,05 17 Nusa Tenggara Barat - - - 18 Nusa Tenggara Timur - - - 19 Kalimantan Barat 204.174 105.926 51,88 20 Kalimantan Tengah 560.184 194.109 34,65 21 Kalimantan Selatan 125.502 91.123 72,61 22 Kalimantan Timur 457.978 93.241 20,36 23 Sulawesi Utara 190.338 137.841 72,42 24 Sulawesi Tengah 182.215 154.782 84,94 25 Sulawesi Selatan 449.220 217.368 48,39 26 Sulawesi Tenggara 224.358 168.269 75,00 27 Gorontalo - - - 28 Maluku 130.535 88.024 67,43 29 Maluku Utara 391.811 141.429 36,10 30 Papua - - -

Indonesia 15.571.118 8.286.212 53,22

Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima

Pelayanan GAKINProvinsiNo Jumlah KK Miskin KK Miskin Mendapat Pelayanan

Kesehatan %

Page 291: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 4.40

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 346 93 26,88 2 Sumatera Utara 279.952 139.431 49,81 3 Sumatera Barat 4.342 4.342 100,00 4 Riau 105.451 96.792 91,79 5 Jambi - - -6 Sumatera Selatan - - -7 Bengkulu 19.112 6.847 35,83 8 Lampung 297.740 254.840 85,59 9 Kepulauan Bangka Belitung - - -

10 DKI Jakarta - - -11 Jawa Barat 1.003.198 2.695 0,27 12 Jawa Tengah 425.752 333.764 78,39 13 DI Yogyakarta 2.074 1.916 92,38 14 Jawa Timur 422.528 20.876 4,94 15 Banten - - -16 Bali 7.094 7.094 100,00 17 Nusa Tenggara Barat - - -18 Nusa Tenggara Timur - - -19 Kalimantan Barat 164.291 8.939 5,44 20 Kalimantan Tengah 31.225 23.736 76,02 21 Kalimantan Selatan - - -22 Kalimantan Timur - - -23 Sulawesi Utara 42.962 41.948 97,64 24 Sulawesi Tengah - - -25 Sulawesi Selatan 20.406 13.003 63,72 26 Sulawesi Tenggara 4.779 2.396 50,14 27 Gorontalo - - -28 Maluku 958 220 22,96 29 Maluku Utara - - -30 Papua - - -

2.831.864 958.839 33,86

Keterangan : (-) data belum diterima

%(5)(3) (4)

PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004

No Provinsi

Indonesia

Jumlah Pekerja Formal Jumlah yang DilayaniPelayanan Kesehatan Kerja

Page 292: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.1

PuskesmasNo Provinsi Penduduk**) Kecamatan Non Pembantu Pos Polin Pos Obat Dr/ Para- Ambu- Sepeda Lain

Perawatan yandu des Desa Drg. medis R-4 PB lans Motor lain(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3.899.290 182 5.669 82 158 240 739 4.875 1.929 84 298 448 198 8 11 284 5 2 Sumatera Utara 12.333.974 303 5.644 97 326 423 1.883 14.974 2.744 450 519 1.195 267 0 5 621 0 3 Sumatera Barat 4.549.383 143 2.210 63 147 210 815 5.978 733 186 306 468 190 11 6 494 3 4 Riau 4.546.591 103 1.296 38 108 146 651 3.826 226 113 210 328 96 23 4 258 0 5 Kepulauan Riau 1.198.526 71 1.199 21 26 47 588 … 123 126 212 360 128 12 3 322 0 6 Jambi 2.698.667 136 2.642 38 94 132 903 2.974 1.438 54 273 409 197 10 36 290 1 7 Sumatera Selatan 6.798.189 65 1.185 71 179 250 487 5.902 636 141 199 391 101 0 14 531 0 8 Bengkulu 1.610.361 145 2.121 25 88 113 704 1.695 712 344 366 677 172 3 8 298 136 9 Lampung 7.161.671 37 323 29 193 222 143 6.977 197 37 71 134 49 1 0 119 0

10 Kepulauan Bangka Belitung 1.018.255 42 293 26 35 61 217 848 227 7 87 146 24 24 12 142 0 11 DKI Jakarta 9.111.651 43 265 48 281 329 0 3.553 0 0 121 134 70 165 17 245 15 12 Jawa Barat 39.130.756 515 5.760 132 850 982 1.421 35.361 691 201 886 1.112 406 1 41 1.096 21 13 Jawa Tengah 32.952.040 560 8.705 235 622 857 1.818 43.607 4.068 2.156 1.039 1.424 777 6 55 2.469 39 14 DI Yogyakarta 3.279.701 83 438 32 85 117 321 5.373 133 67 130 243 108 0 35 433 0 15 Jawa Timur 37.076.283 644 8.434 295 612 907 2.250 42.799 4.728 378 1.116 1.949 886 4 54 1.915 0 16 Banten 9.127.923 123 1.320 18 154 172 188 5.868 41 59 156 208 88 1 22 204 0 17 Bali 3.487.764 51 686 20 89 109 480 4.446 254 1 163 465 111 46 1 285 0 18 Nusa Tenggara Barat 4.161.431 81 742 28 97 125 444 5.020 498 204 193 326 119 3 3 345 0 19 Nusa Tenggara Timur 4.174.571 162 2.455 60 160 220 849 6.743 1.253 251 309 514 183 21 13 405 3 20 Kalimantan Barat 4.078.246 132 1.433 67 128 195 750 3.593 1.198 135 294 665 112 75 0 328 1 21 Kalimantan Tengah 1.902.454 86 1.169 31 101 132 731 2.068 424 51 214 461 88 54 14 181 55 22 Kalimantan Selatan 3.245.705 131 2.012 31 162 193 613 3.439 1.207 277 278 483 176 29 2 484 61 23 Kalimantan Timur 2.950.531 143 1.096 67 107 174 602 4.094 358 115 211 407 126 46 15 289 43 24 Sulawesi Utara 2.159.787 86 1.186 59 55 114 506 2.127 284 19 132 258 67 16 1 107 55 25 Sulawesi Tengah 2.324.025 88 1.439 59 76 135 701 2.815 833 353 235 483 106 17 0 290 0 26 Sulawesi Selatan 7.475.882 244 2.531 140 193 333 955 8.579 700 303 397 600 215 8 5 596 19 27 Sulawesi Tenggara 1.965.958 85 1.451 35 103 138 476 1.736 185 207 183 367 85 9 18 380 0 28 Gorontalo 916.488 35 419 14 30 44 221 953 262 61 64 89 32 0 13 126 0 29 Sulawesi Barat 966.535 43 427 18 32 50 212 119 14 71 104 27 2 0 85 0 30 Maluku 1.330.676 46 1.037 30 73 103 340 1.360 83 17 94 145 32 37 8 6 5 31 Maluku Utara 912.209 44 631 15 40 55 212 … 353 2 79 112 26 65 5 77 0 32 Papua 1.841.548 125 1.952 63 104 167 546 7.116 279 118 196 486 71 66 2 174 0 33 Irian Jaya Barat 566.563 43 608 23 32 55 236 59 38 76 179 25 42 4 49 1

220.953.634 4.820 68.778 2.010 5.540 7.550 22.002 238.699 26.975 6.569 9.178 15.770 5.358 805 427 13.928 463

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)

Khusus untuk Prov, NAD, kode wilayah adm. Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

Perawatan Total

Indonesia

Pusling

JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA

Puskesmas Sarana UKBM Rumah Dinas Sarana Transportasi Puskesmas

KEADAAN TAHUN 2004

Desa/ Kelurahan

Page 293: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.2

JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK,SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004

Jumlah Jumlah Rasio Puskesmas / Rasio Puskesmas Pembantu / Rasio Puskesmas Pembantu /Puskesmas Puskesmas Pembantu 100.000 Penduduk 100.000 Penduduk Puskesmas

2000 2001 2002 2003 2004 2000 2001 2002 2003 2004 2000 2001 2002 2003 2004 2000 2001 2002 2003 2004 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 219 219 230 240 240 762 778 821 824 739 5,46 5,46 5,76 5,7 6,15 19, 19,39 20,58 19,55 18,95 3,48 3,55 3,57 3,43 3,08

2 Sumatera Utara 399 404 411 388 423 1.766 1782 1789 1578 1.883 3,48 3,48 3,47 3,27 3,43 15,39 15,36 15,1 13,31 15,27 4,43 4,41 4,35 4,07 4,45

3 Sumatera Barat 203 203 204 206 210 824 837 825 834 815 4,8 4,48 4,79 4,62 4,62 19,49 18,45 19,39 18,71 17,91 4,06 4,12 4,04 4,05 3,88

4 Riau 148 157 167 142 146 648 667 704 642 651 3,13 3,32 3,1 2,55 3,21 13,69 14,09 13,07 11,55 14,32 4,38 4,25 4,22 4,52 4,46

5 Kepulauan Riau - - - 45 47 - - - 211 217 - - - - 3,92 - - - - 49,06 - - - 4,69 4,62

6 Jambi 126 123 130 127 132 565 630 628 634 588 5,25 4,76 5,29 4,94 4,89 23,53 24,4 25,57 24,68 33,46 4,48 5,12 4,83 4,99 4,45

7 Sumatera Selatan 227 227 214 235 250 865 879 853 891 903 3,51 3,41 2,98 3,62 3,68 12,92 13,2 11,89 13,74 7,16 3,81 3,87 3,99 3,79 3,61

8 Bengkulu 112 112 112 112 113 476 478 479 478 487 7,79 6,95 6,86 7,38 7,02 33,88 29,67 29,32 31,51 43,72 4,25 4,27 4,28 4,27 4,31

9 Lampung 198 204 211 219 222 684 685 688 704 704 2,98 2,99 3,11 3,16 3,1 10,28 10,03 10,15 10,16 2, 3,45 3,36 3,26 3,21 3,17

10 Kepulauan Bangka Belitung 45 45 45 45 61 137 137 140 139 143 5, 4,84 4,86 4,61 5,99 15,24 14,72 15,13 14,24 21,31 3,04 3,04 3,11 3,09 2,34

11 DKI Jakarta 329 329 328 329 329 - - - - - 3,92 3,4 4, 3,82 3,61 - - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 946 962 976 982 982 1.414 1.413 1.415 1.413 1.421 2,55 2,76 2,64 2,59 2,51 3,82 4,05 3,83 3,72 3,63 1,49 1,47 1,45 1,44 1,45

13 Jawa Tengah 862 853 853 855 857 1.830 1.826 1.844 1.830 1.818 2,79 2,8 2,69 2,67 2,6 5,93 6,05 5,82 5,71 5,52 2,12 2,14 2,16 2,14 2,12

14 DI Yogyakarta 126 126 117 117 117 312 312 320 321 321 4,05 3,9 3,69 3,65 3,57 10,03 9,66 10,1 10,01 9,79 2,48 2,48 2,74 2,74 2,74

15 Jawa Timur 927 921 922 918 907 2.230 2.243 2.238 2.239 2.250 2,68 2,61 2,63 2,54 2,45 6,46 6,37 6,38 6,19 6,07 2,41 2,44 2,43 2,44 2,48

16 Banten 165 162 168 171 172 250 253 202 190 188 - 2,31 1,89 1,91 1,88 - 3,6 2,27 2,12 2,06 1,52 1,56 1,2 1,11 1,09

17 Bali 112 107 107 108 109 471 471 474 479 480 3,58 3,46 3,31 3,22 3,13 15,07 15,23 14,66 14,29 13,76 4,21 4,4 4,43 4,44 4,4

18 Nusa Tenggara Barat 114 120 121 127 125 436 433 428 438 444 2,98 3,09 2,98 3,17 3, 11,41 11,16 10,54 10,94 10,67 3,82 3,61 3,54 3,45 3,55

19 Nusa Tenggara Timur 210 210 211 218 220 797 793 809 837 849 5,34 5,19 5,36 5,35 5,27 20,28 19,61 20,54 20,55 20,34 3,8 3,78 3,83 3,84 3,86

20 Kalimantan Barat 197 194 189 192 195 672 714 710 748 750 5,27 4,96 4,52 4,86 4,78 17,97 18,27 16,98 18,95 18,39 3,41 3,68 3,76 3,9 3,85

21 Kalimantan Tengah 133 133 118 133 132 663 706 707 825 731 6,33 7,63 6,05 7,28 6,94 36,8 40,48 36,28 45,16 38,42 4,98 5,31 5,99 6,2 5,54

22 Kalimantan Selatan 188 189 189 189 193 583 613 613 600 613 6,03 6,15 6,22 5,95 5,95 19,63 19,96 20,16 18,9 18,89 3,1 3,24 3,24 3,17 3,18

23 Kalimantan Timur 147 153 165 167 174 562 572 552 565 602 4,96 6,22 6,48 6,17 5,9 23,07 23,27 21,67 20,89 20,4 3,82 3,74 3,35 3,38 3,46

24 Sulawesi Utara 101 101 101 108 114 497 519 521 500 506 6,34 5,12 4,94 5,08 5,28 25,28 26,31 25,46 23,5 23,43 4,92 5,14 5,16 4,63 4,44

25 Sulawesi Tengah 131 130 132 134 135 683 687 704 708 701 4,56 6,39 5,79 6,06 5,81 33,05 33,77 30,88 32,03 30,16 5,21 5,28 5,33 5,28 5,19

26 Sulawesi Selatan 355 356 367 376 333 1.167 1.141 1.162 1.161 955 7,34 4,56 4,43 4,58 4,45 14,99 14,62 14,02 14,13 12,77 3,29 3,21 3,17 3,09 2,87

27 Sulawesi Tenggara 130 130 122 115 138 472 472 458 408 476 12,33 8,61 6,34 6,13 7,02 26,64 31,27 23,79 21,75 24,21 3,63 3,63 3,75 3,55 3,45

28 Gorontalo 39 40 39 47 44 216 248 263 247 221 - 4,99 4,47 5,33 4,8 - 30,92 30,14 28,03 24,11 5,54 6,2 6,74 5,26 5,02

29 Sulawesi Barat 50 212 5,17 21,93 4,24

30 Maluku 96 100 96 98 103 291 306 291 308 340 9,47 7,83 8,48 8,05 7,74 41,75 23,96 25,7 25,3 25,55 3,03 3,06 3,03 3,14 3,3

31 Maluku Utara 52 46 49 53 55 210 192 224 221 212 3,56 5,05 6,6 6,21 6,03 10,45 21,08 30,18 25,9 23,24 4,04 4,17 4,57 4,17 3,85

32 Papua 200 221 215 165 167 784 800 844 557 546 6,47 8,81 9,19 7,02 9,07 37,11 31,88 36,08 7,02 29,65 3,92 3,62 3,93 3,38 3,27

33 Irian Jaya Barat - - - 52 55 - - - 232 236 - - - - 9,71 - - - - 41,65 - - - 4,46 4,29

7.237 7.277 7.309 7.413 7.550 21.267 21.587 21.706 21.762 22.002 3,56 3,55 3,46 3,46 3,42 10,45 10,53 10,33 10,15 9,96 2,94 2,97 2,97 2,94 2,91

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)

Khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

No Provinsi

Indonesia

Page 294: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.3

2000 2001 2002 2003 2004 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)1 Nanggroe Aceh Darussalam 219 219 230 240 240 72 72 77 78 82 2 Sumatera Utara 399 404 411 388 423 98 98 97 90 97 3 Sumatera Barat 203 203 204 206 210 63 64 62 63 63 4 Riau 148 157 167 142 146 42 44 49 36 38 5 Kepulauan Riau - - - 45 47 - - - 21 21 6 Jambi 126 123 130 127 132 31 31 37 36 38 7 Sumatera Selatan 227 227 214 235 250 67 67 67 68 71 8 Bengkulu 112 112 112 112 113 21 21 25 10 25 9 Lampung 198 204 211 219 222 23 25 30 28 29

10 Kepulauan Bangka Belitung 45 45 45 45 61 7 7 10 25 26 11 DKI Jakarta 329 329 328 329 329 50 50 47 46 48 12 Jawa Barat 946 962 976 982 982 131 130 132 18 132 13 Jawa Tengah 862 853 853 855 857 184 187 206 128 235 14 DI Yogyakarta 126 126 117 117 117 30 31 32 214 32 15 Jawa Timur 927 921 922 918 907 257 261 283 32 295 16 Banten 165 162 168 171 172 19 18 18 279 18 17 Bali 112 107 107 108 109 20 20 20 20 20 18 Nusa Tenggara Bara 114 120 121 127 125 25 27 43 27 28 19 Nusa Tenggara Timur 210 210 211 218 220 57 57 62 59 60 20 Kalimantan Bara 197 194 189 192 195 65 65 66 66 67 21 Kalimantan Tengah 133 133 118 133 132 35 34 28 33 31 22 Kalimantan Selatan 188 189 189 189 193 25 26 25 26 31 23 Kalimantan Timur 147 153 165 167 174 48 52 68 68 67 24 Sulawesi Utara 101 101 101 108 114 56 56 57 17 59 25 Sulawesi Tengah 131 130 132 134 135 55 56 55 66 59 26 Sulawesi Selatan 355 356 367 376 333 137 150 150 57 140 27 Sulawesi Tenggara 130 130 122 115 138 36 36 36 156 35 28 Gorontalo 39 40 39 47 44 13 14 14 28 14 29 Sulawesi Barat - - - - 50 - - - - 18 30 Maluku 96 100 96 98 103 30 30 32 30 30 31 Maluku Utara 52 46 49 53 55 14 15 20 16 15 32 Papua 200 221 215 165 167 74 74 78 61 63 33 Irian Jaya Barat - - - 52 55 - - - 22 23

7.237 7.277 7.309 7.413 7.550 1.785 1.818 1.926 1.924 2.010

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATANMENURUT PROVINSI, TAHUN 2000 - 2004

Jumlah Puskesmas Perawatan

Indonesia

No Provinsi Jumlah Puskesmas

Page 295: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.4

JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMASMENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2004

Jumlah Puskesmas Keliling Rasio Puskesmas Keliling/2001 2002 Puskesmas

R-4 PB R-4 PB R-4 PB R-4 PB R-4 PB 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 239 13 236 14 192 8 - - 198 8 1,2 1,2 0,9 0,0 0,92 Sumatera Utara 325 15 264 19 237 1 144 2 267 0,9 0,7 0,6 0,4 0,63 Sumatera Barat 177 6 183 6 188 3 73 190 11 0,9 0,9 0,9 0,4 1,04 Riau 119 52 111 56 103 46 73 7 96 23 1,2 1,1 0,9 0,6 0,85 Kepulauan Riau - - - - - - 28 11 24 24 - - - 0,9 1,06 Jambi 101 25 92 24 114 15 66 6 128 12 1,0 0,9 1,0 0,6 1,17 Sumatera Selatan 200 19 190 62 149 20 110 20 197 10 1,0 1,1 0,8 0,6 0,88 Bengkulu 130 2 113 2 102 34 101 1,2 1,0 0,9 0,3 0,99 Lampung 157 5 170 2 160 1 109 4 172 3 0,8 0,9 0,8 0,5 0,8

10 Kepulauan Bangka Belitung 38 1 38 1 30 96 49 1 0,9 0,9 0,7 2,1 0,811 DKI Jakarta 84 4 84 4 68 4 24 70 165 0,3 0,3 0,2 0,1 0,712 Jawa Barat 477 412 384 2 42 406 1 0,5 0,4 0,4 0,0 0,413 Jawa Tengah 698 4 610 4 665 4 150 1 777 6 0,8 0,7 0,8 0,2 0,914 DI Yogyakarta 130 129 108 500 6 108 1,0 1,0 0,9 4,3 0,915 Jawa Timur 923 5 803 5 871 6 59 886 4 1,0 0,9 1,0 0,1 1,016 Banten 120 62 90 1 529 2 88 1 0,5 0,5 0,5 3,1 0,517 Bali 125 1 114 1 110 45 87 2 111 46 1,1 1,1 1,4 0,8 1,418 Nusa Tenggara Barat 120 2 125 2 112 3 45 1 119 3 1,1 1,0 1,0 0,4 1,019 Nusa Tenggara Timur 185 22 177 28 173 19 69 7 183 21 1,0 1,0 0,9 0,3 0,920 Kalimantan Barat 117 120 115 116 93 58 58 67 112 75 1,2 1,2 0,8 0,7 1,021 Kalimantan Tengah 102 89 97 76 77 75 53 24 88 54 1,4 1,3 1,3 0,6 1,122 Kalimantan Selatan 171 39 177 34 168 40 83 4 176 29 1,1 1,1 1,1 0,5 1,123 Kalimantan Timur 94 51 94 37 113 50 50 17 126 46 1,0 0,9 1,0 0,4 1,024 Sulawesi Utara 79 18 77 21 81 17 11 67 16 0,9 1,0 1,0 0,1 0,725 Sulawesi Tengah 93 25 91 19 96 21 17 17 106 17 0,9 0,8 0,9 0,3 0,926 Sulawesi Selatan 257 160 249 16 229 15 - - 215 8 1,2 0,8 0,7 0,0 0,727 Sulawesi Tenggara 80 23 76 18 77 14 183 19 85 9 0,8 0,7 0,7 1,8 0,728 Gorontalo 29 1 27 2 23 16 5 32 0,6 0,6 0,6 0,4 0,729 Sulawesi Barat - - - - - - - - 27 2 0,630 Maluku 35 22 27 19 35 22 16 7 32 37 0,8 0,5 0,6 0,2 0,731 Maluku Utara 38 24 29 19 18 62 27 46 26 65 0,9 0,9 1,6 1,4 1,732 Papua 108 93 112 109 118 102 32 24 71 66 1,0 1,1 1,0 0,3 0,833 Irian Jaya Barat - - - - - - 11 18 25 42 - - - 0,6 1,2

5.551 841 5.084 716 4.984 654 2.795 317 5.358 805 0,9 0,8 0,8 0,4 0,8

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RIKeterangan: R-4 = Puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (mobil) PB = Puskesmas keliling perahu bermotor

2004

Indonesia

No Provinsi 2000 2003

Page 296: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.5

JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

Depkes/Pemda TNI/POLRI Departemen Lain/BUMN Swasta Semua RSRS RS RS RS RS RS RS RS RS RS

Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 14 1 15 3 0 3 3 0 3 5 2 7 25 3 28 2 Sumatera Utara 25 5 30 7 0 7 17 1 18 61 6 67 110 12 122 3 Sumatera Barat 15 2 17 3 0 3 1 0 1 9 10 19 28 12 40 4 Riau 10 1 11 5 0 5 6 0 6 11 1 12 32 2 34 5 Jambi 7 1 8 2 0 2 2 0 2 2 1 3 13 2 15 6 Sumatera Selatan 11 2 13 2 0 2 5 0 5 8 2 10 26 4 30 7 Bengkulu 4 1 5 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 7 8 Lampung 6 1 7 1 0 1 0 0 0 8 3 11 15 4 19 9 Kepulauan Bangka Belitung 3 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 1 5

10 DKI Jakarta 8 7 15 8 1 9 5 1 6 51 32 83 72 41 113 11 Jawa Barat 28 8 36 12 0 12 6 1 7 45 25 70 91 34 125 12 Jawa Tengah 40 8 48 8 0 8 3 0 3 72 40 112 123 48 171 13 DI Yogyakarta 6 1 7 2 0 2 0 1 1 9 15 24 17 17 34 14 Jawa Timur 43 8 51 19 1 20 13 2 15 56 22 78 131 33 164 15 Banten 5 1 6 2 0 2 2 0 2 8 4 12 17 5 22 16 Bali 9 2 11 2 0 2 0 0 0 16 4 20 27 6 33 17 Nusa Tenggara Barat 6 3 9 1 0 1 0 0 0 2 0 2 9 3 12 18 Nusa Tenggara Timur 13 0 13 2 0 2 0 0 0 8 1 9 23 1 24 19 Kalimantan Barat 10 3 13 2 0 2 1 0 1 7 2 9 20 5 25 20 Kalimantan Tengah 10 0 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 11 0 11 21 Kalimantan Selatan 11 2 13 3 0 3 2 0 2 4 4 8 20 6 26 22 Kalimantan Timur 10 2 12 3 0 3 2 0 2 8 1 9 23 3 26 23 Sulawesi Utara 6 1 7 2 0 2 0 0 0 11 0 11 19 1 20 24 Sulawesi Tengah 9 1 10 1 0 1 0 0 0 4 4 8 14 5 19 25 Sulawesi Selatan 26 7 33 6 0 6 1 1 2 12 7 19 45 15 60 26 Sulawesi Tenggara 5 1 6 2 0 2 1 0 1 3 0 3 11 1 12 27 Gorontalo 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 28 Maluku 6 1 7 3 0 3 0 0 0 6 1 7 15 2 17 29 Maluku Utara 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 4 0 4 30 Irian Jaya Barat 4 0 4 2 0 2 1 0 1 2 0 2 9 0 9 31 Irian Jaya Tengah 3 0 3 2 0 2 0 0 0 1 0 1 6 0 6 32 Irian Jaya Timur 4 2 6 1 0 1 0 0 0 3 0 3 8 2 10

361 74 435 110 2 112 71 7 78 434 187 621 976 270 1.246

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Jumlah Jumlah Jumlah

Indonesia

No Provinsi Jumlah Jumlah

Page 297: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.6

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Departemen Kesehatan 15 15 15 15 14 14 14 14 14 13

2 Pemerintah Provinsi 42 42 42 43 40 42 45 45 45 43

3 Pemerintah Kab/Kota 281 283 285 287 285 286 285 287 294 305

Depkes + Pemda 338 340 342 345 339 342 344 346 353 361

4 TNI/POLRI 110 111 111 112 110 110 110 110 110 110

5 Departemen Lain / BUMN 73 72 69 68 68 68 70 70 71 71

Pemerintah 521 523 522 525 517 520 524 526 534 542

6 Swasta 329 335 351 363 370 390 411 427 432 434

850 858 873 888 887 910 935 953 966 976

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Jumlah

Jumlah Rumah Sakit Umum

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLATAHUN 1995 - 2004

No Pengelola

Page 298: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.7

JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLATAHUN 1995 - 2004

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Departemen Kesehatan 9.023 9.089 9.610 9.471 9.194 9.173 9.264 9.086 8.858 8.505

2 Pemerintah Provinsi 11.901 12.032 11.936 11.914 12.109 12.226 12.832 12.872 12.958 12.391

3 Pemerintah Kab/Kota 28.168 28.501 28.888 29.371 29.536 29.883 29.682 30.316 30.803 31.959

Depkes + Pemda 49.092 49.622 50.434 50.756 50.839 51.282 51.778 52.274 52.619 52.855

4 TNI/POLRI 10.752 10.836 10.874 10.938 10.748 10.811 10.942 10.740 10.718 10.761

5 Departemen Lain / BUMN 7.246 7.281 6.881 7.045 6.888 6.928 6.836 6.729 6.758 6.537

Pemerintah 67.090 67.739 68.189 68.739 68.475 69.021 69.556 69.743 70.095 70.153

6 Swasta 33.298 34.303 35.697 36.553 37.308 38.516 40.392 41.796 42.284 42.487

100.388 102.042 103.886 105.292 105.783 107.537 109.948 111.539 112.379 112.640

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

No Pengelola

Jumlah

Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum

Page 299: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.8

1997 1998 1999 2000 2002RS TT RS TT RS TT RS TT RS TT RS TT RS TT RS TT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 RS Jiwa 49 8.208 50 7.921 50 7.863 50 7.834 50 6.689 51 7.777 51 7.771 51 8.535

2 RS Kusta 24 2.724 24 2.643 24 2.593 24 2.459 24 2.427 23 2.344 23 2.344 22 2.248

3 RS TP 10 747 10 748 10 761 9 711 9 711 9 722 9 722 9 751

4 RS Mata 10 580 10 501 10 507 10 468 10 446 10 418 10 418 10 460

5 RS OP 1 187 1 187 1 187 1 187 1 187 1 187 1 187 1 187

6 RS Penyakit Infeksi 1 103 1 103 1 103 1 144 1 144 1 144 1 144 1 144

7 RS Jantung - - - - - - - - - - - - 2 214 2 234

8 RS Kanker - - - - - - - - - - - - 1 129 1 128

9 RS Bersalin 50 2.270 51 2.279 51 2.290 54 2.432 53 2.361 55 2.491 55 2.464 55 2.439

10 RS Ibu dan Anak - - - - - - - - - - - - 63 3.175 63 3.100

11 RS Gigi dan Mulut - - - - - - - - - - - - 11 -

12 RS Khusus Lainnya 72 3.291 77 3.512 77 3.511 86 3.735 96 4.304 112 4.592 41 1.182 55 1.365

217 18.110 224 17.894 224 17.815 235 17.970 244 17.269 262 18.675 268 18.750 270 19.591

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

2004

Jumlah

JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYAMENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2004

No Jenis Rumah Sakit2001 2003

Page 300: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.9

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG MEMILIKI LABORATORIUM KESEHATAN DANMEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004

Jumlah yang Memiliki % yang Memiliki

LabKes 4 (Empat) Spesialis Dasar LabKes 4 (Empat) Spesialis

Dasar(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam - - - - - 2 Sumatera Utara 458 233 50,87 0,00 3 Sumatera Barat 168 168 1 100,00 0,60 4 Riau 126 104 25 - - 5 Jambi 139 83 6 - - 6 Sumatera Selatan - - - - - 7 Bengkulu 125 125 8 100,00 6,40 8 Lampung 247 144 6 58,30 2,43 9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - -

10 DKI Jakarta - - - - - 11 Jawa Barat 1.121 106 27 9,46 2,41 12 Jawa Tengah - - - - - 13 DI Yogyakarta 161 161 19 100,00 11,80 14 Jawa Timur 1.067 822 36 77,04 3,37 15 Banten - - - - - 16 Bali 144 142 9 98,61 6,25 17 Nusa Tenggara Barat 143 102 14 71,33 9,79 18 Nusa Tenggara Timur - - - - - 19 Kalimantan Bara 207 180 - 86,96 - 20 Kalimantan Tengah 150 97 - 64,67 - 21 Kalimantan Selatan 109 62 6 56,88 5,50 22 Kalimantan Timur 222 37 30 16,67 13,51 23 Sulawesi Utara 142 100 20 70,42 14,08 24 Sulawesi Tengah 155 149 8 96,13 5,16 25 Sulawesi Selatan 383 152 - 39,69 - 26 Sulawesi Tenggara 131 15 7 - - 27 Gorontalo - - - - - 28 Maluku 123 1 1 0,81 0,81 29 Maluku Utara - - - - - 30 Papua - - - - -

5.521 2.983 223 54,03 7,48

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004Keterangan : (-) data belum diterima

Indonesia

No Provinsi Jumlah

Page 301: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.10

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURATMENURUT PROVINSI, TAHUN 2004

Jumlah Sarana Mempunyai Kemampuan Gawat DaruratKesehatan Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)1 Nanggroe Aceh Darussalam 12 2 16,67 2 Sumatera Utara 190 49 25,79 3 Sumatera Barat 17 17 100,00 4 Riau 172 172 100,00 5 Jambi 161 40 24,84 6 Bengkulu 72 54 75,00 7 Sumatera Selatan 120 92 76,67 8 Lampung 291 96 32,99 9 Kepulauan Bangka Belitung 88 67 76,14

10 Kepulauan Riau 477 98 20,55 11 DKI Jakarta 113 35 30,97 12 Jawa Barat 1.709 309 18,08 13 Jawa Tengah 1.101 389 35,33 14 DI Yogyakarta 63 63 100,00 15 Jawa Timur - - - 16 Banten - - - 17 Bali 413 307 74,33 18 Nusa Tenggara Barat 97 33 34,02 19 Nusa Tenggara Timur 323 47 14,55 20 Kalimantan Barat 177 96 54,24 21 Kalimantan Tengah 196 43 21,94 22 Kalimantan Timur - - - 23 Kalimantan Selatan 137 73 53,28 24 Sulawesi Utara 83 51 61,45 25 Sulawesi Tengah 227 129 56,83 26 Sulawesi Tenggara 87 54 62,07 27 Sulawesi Selatan 360 229 63,61 28 Gorontalo - - - 29 Sulawesi Barat - - - 30 Maluku 40 8 20,00 31 Maluku Utara 6 2 33,33 32 Papua 49 21 42,86 33 Irian Jaya Barat 38 27 71,05

6.819 2.603 38,17

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005Keterangan : (-) data belum diterima

No Provinsi

Indonesia

Page 302: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.11

2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 0 1 1 1 1 25 26 26 26 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 02 Sumatera Utara 10 11 11 11 3 2 2 2 0 0 70 57 15 15 18 18 34 34 37 40 39 39 39 423 Sumatera Barat 2 2 2 2 0 0 0 0 4 4 5 5 0 0 0 0 12 14 14 14 4 5 5 54 Riau 0 0 0 0 8 4 0 0 8 9 1 1 0 28 1 1 0 0 1 1 0 0 0 05 Jambi 1 1 1 1 0 0 0 0 11 8 8 9 0 0 0 0 4 5 5 6 1 1 1 16 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Sumatera Selatan 1 1 1 3 1 1 1 1 6 5 5 5 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 18 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 09 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 010 DKI Jakarta 39 40 40 62 12 19 13 13 133 141 160 160 56 60 63 63 79 85 95 95 174 181 185 18511 Jawa Barat 68 71 72 77 33 33 36 36 99 118 172 172 50 54 57 57 101 129 146 146 92 107 114 11412 Jawa Tengah 23 25 25 31 10 10 10 10 190 200 208 208 13 33 33 33 33 33 51 51 33 33 45 14113 DI Yogyakarta 1 1 1 5 0 0 0 0 21 21 21 21 7 8 8 8 7 8 8 8 3 4 4 414 Jawa Timur 40 51 51 57 8 8 8 11 186 172 338 346 0 11 65 20 81 114 125 130 130 138 141 14115 Banten 19 22 24 20 5 7 8 8 20 21 28 28 20 20 22 22 50 55 63 63 28 30 32 3216 Bali 1 1 1 1 0 0 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 0 0 0 0 1 2 2 217 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 1 0 0 0 0 13 8 9 9 0 1 1 34 1 0 0 0 0 0 0 018 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 019 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 7 7 7 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 020 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 3 0 0 0 99 0 0 0 0 0 0 0 021 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 27 27 27 32 0 0 0 99 0 0 0 1 0 0 0 2922 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 1 1 1 11 11 11 11 0 40 55 55 0 0 0 0 0 0 0 023 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 7 7 7 8 0 0 0 8 4 4 4 4 0 0 0 024 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 2 0 0 0 367 0 0 0 39125 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 2 2 0 0 75 75 0 0 0 0 0 0 0 026 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 027 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 028 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 4 4 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 029 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 84 0 0 0 030 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 2 2 0 0 0 81 0 0 0 0 0 0 0 0

205 226 229 295 81 86 86 89 794 811 1.130 1.134 163 272 400 727 413 483 554 1.015 506 541 569 1.088

JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATANMENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2001 - 2004

Industri Perbekalan Kesehatan

Rumah Tangga KosmetikaObat Tradisional Alat Kesehatanndustri Kecil Obat Tradisiona

Indonesia

Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data

Industri Obat TradisionalIndustri FarmasiNo Provinsi

Page 303: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.12

No Provinsi 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (17) (18) (19) (20) (21)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 28 28 95 95 - 51 51 -

2 Sumatera Utara 109 92 103 106 425 499 499 483 389 389 389 389 36 103 -

3 Sumatera Barat 60 64 67 67 133 158 165 165 354 384 397 397 74 78 86 86 -

4 Riau 58 63 84 84 114 122 192 192 362 482 650 650 165 165 -

5 Jambi 37 39 39 37 77 75 80 78 137 137 309 150 92 46 57 96 96

6 Sumatera Selatan 83 76 76 76 160 160 137 137 135 132 132 130 87 -

7 Bengkulu 13 13 41 41 46 57 - - 28 117 37 -

8 Lampung 41 51 51 114 124 127 142 116 29 29 32 -

9 Kepulauan Bangka Belitung 1 3 3 21 23 23 81 - 4 4

10 DKI Jakarta 459 494 526 526 1.008 1.137 1.226 1.226 340 810 962 962 602 670 750 750

11 Jawa Barat 241 321 349 349 1.231 1.505 1.566 1.566 535 535 535 535 30 30 42 42 166 205 255 255

12 Jawa Tengah 223 225 249 249 652 722 879 879 361 480 600 600 - -

13 DI Yogyakarta 40 45 43 43 164 208 225 225 46 51 45 45 2 2 2 2 79 80 81 81

14 Jawa Timur 306 305 334 290 1.022 1.311 1.331 1.375 1 230 - 68 68

15 Banten 30 38 45 45 245 345 345 345 32 105 8 12 12 1 4 4

16 Bali 66 73 79 79 216 250 250 250 37 48 71 71 50 57 76 76

17 Nusa Tenggara Barat 18 22 23 24 58 67 79 84 49 60 63 63 28 36 51 34

18 Nusa Tenggara Timur 17 18 19 19 30 42 48 48 79 81 151 151 - - - - - - 38 38

19 Kalimantan Barat 40 41 43 43 46 62 77 77 309 242 301 301 27 42 48 48 -

20 Kalimantan Tengah 11 10 12 12 38 49 55 55 63 60 81 81 33 33 33 -

21 Kalimantan Selatan 47 47 51 49 65 73 84 115 226 233 262 321 74 82 92 92 -

22 Kalimantan Timur 45 45 45 45 94 115 144 144 253 297 386 386 40 40 55 55

23 Sulawesi Utara 44 41 39 39 71 73 80 90 82 121 135 149 50 55 62 62 70

24 Sulawesi Tengah 24 19 13 12 50 60 60 55 137 137 115 105 11 21 23 23

25 Sulawesi Selatan 72 74 79 79 304 352 331 331 360 385 450 450 - - 16 16 - - 59 59

26 Sulawesi Tenggara 8 11 13 13 25 37 39 39 114 133 156 156 1 2 2 2 42 42

27 Gorontalo 2 2 18 19 19 36 36 - 1 1

28 Maluku 9 12 15 14 21 29 32 35 68 71 75 74 7 7 12 12 38

29 Maluku Utara 1 1 1 13 13 17 25 43 17 20 23 - 12 12

30 Irian Jaya 35 31 34 34 88 109 116 116 39 39 118 118 7 81 -

2.082 2.249 2.478 2.432 6.391 7.767 8.364 8.456 4.518 5.405 6.610 6.838 1.061 1.152 1.639 1.982 291 343 711 819

Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data

Catatan : Yang tebal data lama

Indonesia

JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2004

P B F Apotik Toko ObatPerbekalan Alat Kesehatan

Penyalur Sub Penyalur

Page 304: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.13

(1) (2)1 Nanggroe Aceh Darussalam 20 10 10 20 2 Sumatra Utara 23 18 20 20 3 Sumatra Barat 16 14 14 15 4 Riau 11 11 11 11 5 Jambi 10 6 9 10 6 Sumatra Selatan 11 7 7 10 7 Bengkulu 7 4 4 1 8 Lampung 10 10 10 10 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 3 3 3 10 Kepulauan Riau 5 11 DKI Jakarta 6 6 6 6 12 Jawa Barat 25 21 24 25 13 Jawa Tengah 35 35 35 35 14 DI Yogyakarta 5 5 5 5 15 Jawa Timur 38 38 38 38 16 Banten 6 6 6 3 17 Bali 9 12 12 9 18 Nusa Tenggara Barat 8 7 8 7 19 Nusa Tenggara Timur 16 12 14 13 20 Kalimantan Barat 10 10 10 10 21 Kalimantan Tengah 14 8 8 6 22 Kalimantan Selatan 13 11 11 11 23 Kalimantan Timur 13 12 12 13 24 Sulawesi Utara 8 6 8 8 25 Sulawesi Tengah 9 5 5 6 26 Sulawesi Selatan 28 12 12 11 27 Sulawesi Tenggara 7 4 4 5 28 Gorontalo 5 3 3 5 29 Maluku 5 5 5 5 30 Maluku Utara 8 3 3 3 31 Irian Jaya 19 14 14 14 32 Irian Jaya Barat 9 1 1

416 319 331 339

Sumber Data: Hasil pertemuan pemutakhiran data dan Pengumpulan/Up Dating data di Provinsi

J u m l a h

JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EX GUDANG FARMASI) KABUPATEN/KOTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2004

ProvinsiNo Kabupaten/Kota Tahun2002

(4)(3)2003 2004

(6)(5)

Page 305: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.14

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 5.669 4.875 1.929 84 0,86 0,34 0,01 2 Sumatera Utara 5.644 14.974 2.744 450 2,65 0,49 0,08 3 Sumatera Barat 2.210 5.978 733 186 2,70 0,33 0,08 4 Riau 1.296 3.826 226 113 2,95 0,17 0,09 5 Jambi 1.199 2.974 123 126 2,48 0,10 0,11 6 Sumatera Selatan 2.642 5.902 1.438 54 2,23 0,54 0,02 7 Bengkulu 1.185 1.695 636 141 1,43 0,54 0,12 8 Lampung 2.121 6.977 712 344 3,29 0,34 0,16 9 Kepulauan Bangka Belitung 323 848 197 37 2,63 0,61 0,11 10 Kepulauan Riau 293 … 227 7 … 0,77 0,02 11 DKI Jakarta 265 3.553 0 0 13,41 - - 12 Jawa Barat 5.760 35.361 691 201 6,14 0,12 0,03 13 Jawa Tengah 8.705 43.607 4.068 2.156 5,01 0,47 0,25 14 DI Yogyakarta 438 5.373 133 67 12,27 0,30 0,15 15 Jawa Timur 8.434 42.799 4.728 378 5,07 0,56 0,04 16 Banten 1.320 5.868 41 59 4,45 0,03 0,04 17 Bali 686 4.446 254 1 6,48 0,37 0,00 18 Nusa Tenggara Barat 742 5.020 498 204 6,77 0,67 0,27 19 Nusa Tenggara Timur 2.455 6.743 1.253 251 2,75 0,51 0,10 20 Kalimantan Barat 1.433 3.593 1.198 135 2,51 0,84 0,09 21 Kalimantan Tengah 1.169 2.068 424 51 1,77 0,36 0,04 22 Kalimantan Selatan 2.012 3.439 1.207 277 1,71 0,60 0,14 23 Kalimantan Timur 1.096 4.094 358 115 3,74 0,33 0,10 24 Sulawesi Utara 1.186 2.127 284 19 1,79 0,24 0,02 25 Sulawesi Tengah 1.439 2.815 833 353 1,96 0,58 0,25 26 Sulawesi Selatan 2.531 8.579 700 303 3,39 0,28 0,12 27 Sulawesi Tenggara 1.451 1.736 185 207 1,20 0,13 0,14 28 Gorontalo 419 953 262 61 2,27 0,63 0,15 29 Sulawesi Barat 427 - 119 14 - 0,28 0,03 30 Maluku 1.037 1.360 83 17 1,31 0,08 0,02 31 Maluku Utara 631 … 353 2 … 0,56 0,00 32 Papua 1.952 7.116 279 118 3,65 0,14 0,06 33 Irian Jaya Barat 608 - 59 38 - 0,10 0,06

68.778 238.699 26.975 6.569 3,47 0,39 0,10

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Posyandu Polindes Pos Obat Desa

Indonesia

JUMLAH SARANA UKBMMENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004

No Provinsi Jumlah Desa/ Kelurahan

Sarana UKBM Rasio Sarana UKBM Terhadap Desa/Kelurahan

Posyandu Polindes Pos Obat Desa

Page 306: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.15

Jumlah Jumlah Pratama Madya Purnama Mandiri

Posyandu Puskesmas Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Nanggroe Aceh Darussalam* 4.875 240 3.217 65,99 980 20,10 361 7,41 317 6,50 2 Sumatera Utara 14.974 423 6.714 44,84 5.493 36,68 2.605 17,40 162 1,08 3 Sumatera Barat 5.978 210 1.888 31,58 2.025 33,87 1.749 29,26 316 5,29 4 Riau 3.826 146 910 23,78 2.094 54,73 683 17,85 139 3,63 5 Kepulauan Riau … 132 … … … … … … … … 6 Jambi 2.974 250 1.153 38,77 1.108 37,26 634 21,32 79 2,66 7 Sumatera Selatan 5.902 113 2.341 39,66 1.831 31,02 1.563 26,48 167 2,83 8 Kepulauan Bangka Belitung 848 47 277 32,67 360 42,45 190 22,41 21 2,48 9 Bengkulu 1.695 222 704 41,53 598 35,28 322 19,00 71 4,19

10 Lampung* 6.977 61 2.077 29,77 2.796 40,07 1.795 25,73 309 4,43 11 DKI Jakarta 3.553 329 751 21,14 1.883 53,00 799 22,49 120 3,38 12 Banten 5.868 172 3.459 58,95 1.765 30,08 504 8,59 140 2,39 13 Jawa Barat 35.361 982 10.685 30,22 16.839 47,62 7.108 20,10 729 2,06 14 Jawa Tengah 43.607 857 7.362 16,88 20.285 46,52 15.854 36,36 106 0,24 15 DI Yogyakarta 5.373 117 1.151 21,42 1.588 29,56 1.823 33,93 811 15,09 16 Jawa Timur 42.799 907 13.170 30,77 17.922 41,87 10.342 24,16 1.365 3,19 17 Kalimantan Selatan 3.439 193 1.831 53,24 1.172 34,08 373 10,85 63 1,83 18 Kalimantan Tengah 2.068 132 1.443 69,78 337 16,30 280 13,54 8 0,39 19 Kalimantan Barat 3.593 195 1.330 37,02 1.538 42,81 658 18,31 67 1,86 20 Kalimantan Timur 4.094 174 1.177 28,75 1.477 36,08 1.002 24,47 438 10,70 21 Sulawesi Utara* 2.127 114 857 40,29 766 36,01 449 21,11 55 2,59 22 Sulawesi Tengah 2.815 135 1.328 47,18 949 33,71 456 16,20 82 2,91 23 Sulawesi Selatan 8.579 333 4.073 47,48 2.924 34,08 1.453 16,94 129 1,50 24 Sulawesi Tenggara 1.736 138 422 24,31 645 37,15 549 31,62 120 6,91 25 Gorontalo 953 44 459 48,16 374 39,24 119 12,49 1 0,10 26 Bali 4.446 109 734 16,51 1.454 32,70 2.131 47,93 127 2,86 27 Nusa Tenggara Barat 5.020 125 2.808 55,94 1.605 31,97 551 10,98 56 1,12 28 Nusa Tenggara Timur 6.743 220 3.816 56,59 2.285 33,89 597 8,85 45 0,67 29 Maluku 1.360 103 1.360 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 30 Maluku Utara … 55 … … … … … … … 31 Papua* 7.116 167 2.734 38,42 2.048 28,78 1.440 20,24 894 12,56 32 Irian Jaya Barat 55 33 Sulawesi Barat 50

238.699 7.550 80.231 33,61 95.141 39,86 56.390 23,62 6.937 2,91

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

* Data Profil UKBM Tahun 2003

JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI

Indonesia

No Provinsi

TAHUN 2004

Page 307: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.16

Jumlah Pratama Madya Purnama MandiriPOD Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)1 Nanggroe Aceh Darussalam … … … … … … … … … 2 Sumatera Utara … … … … … … … … … 3 Sumatera Barat … … … … … … … … … 4 Riau … … … … … … … … … 5 Jambi … … … … … … … … … 6 Sumatera Selatan 352 233 66,19 41 11,65 43 12,22 15 4,26 7 Kepulauan Bangka Belitung … … … … … … … … … 8 Bengkulu 137 96 70,07 30 21,90 2 1,46 0 0,00 9 Lampung … … … … … … … … …

10 DKI Jakarta … … … … … … … … … 11 Banten 152 148 97,37 3 1,97 1 0,66 0 0,00 12 Jawa Barat … … … … … … … … … 13 Jawa Tengah 3.431 2.385 69,51 739 21,54 161 4,69 146 4,26 14 DI Yogyakarta 70 51 72,86 8 11,43 7 10,00 4 5,71 15 Jawa Timur 276 221 80,07 47 17,03 7 2,54 1 0,36 16 Kalimantan Selatan 339 266 78,47 72 27,07 1 1,39 0 0,00 17 Kalimantan Tengah 203 203 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 18 Kalimantan Bara 271 250 92,25 21 7,75 0 0,00 0 0,00 19 Kalimantan Timur 202 160 79,21 11 5,45 12 5,94 10 4,95 20 Sulawesi Utara … … … … … … … … … 21 Sulawesi Tengah 761 514 67,54 190 24,97 57 7,49 0 0,00 22 Sulawesi Selatan 377 301 79,84 68 18,04 7 1,86 1 0,27 23 Sulawesi Tenggara 1.854 761 41,05 637 34,36 381 20,55 75 4,05 24 Gorontalo 56 49 87,50 7 12,50 0 0,00 0 0,00 25 Bali … … … … … … … … … 26 Nusa Tenggara Bara 265 231 87,17 24 9,06 8 3,02 2 0,75 27 Nusa Tenggara Timur 358 78 21,79 274 76,54 6 1,68 3 0,84 28 Maluku … … … … … … … … … 29 Maluku Utara … … … … … … … … … 30 Papua … … … … … … … … … 31 Irian Jaya Barat … … … … … … … … … 32 Kepulauan Riau … … … … … … … … …

9.104 5.947 65,32 2.172 23,86 693 7,61 257 2,82

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

JUMLAH POS OBAT DESA (POD)

Indonesia

No Provinsi

MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004

Page 308: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.17

JUMLAH POS UKK

Pratama Madya Purnama MandiriJumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam … … … … … … … … … 2 Sumatera Utara … … … … … … … … … 3 Sumatera Barat 325 293 90,15 22 6,77 10 3,08 0 0,00 4 Riau 15 15 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Jambi … … … … … … … … … 6 Sumatera Selatan … … … … … … … … … 7 Kepulauan Bangka Belitung … … … … … … … … … 8 Bengkulu 42 100 238,10 0 0,00 0 0,00 0 0,00 9 Lampung … … … … … … … … …

10 DKI Jakarta … … … … … … … … … 11 Banten 55 32 58,18 2 3,64 0 … 0 … 12 Jawa Barat … … … … … … … … … 13 Jawa Tengah … … … … … … … … … 14 DI Yogyakarta 109 94 86,24 12 11,01 6 5,50 2 1,83 15 Jawa Timur 263 259 98,48 9 3,42 2 0,76 2 0,76 16 Kalimantan Selatan 111 106 95,50 5 4,50 0 0,00 0 0,00 17 Kalimantan Tengah 42 … … … … … … … … 18 Kalimantan Barat 55 … … … … … … … … 19 Kalimantan Timur 179 167 93,30 7 3,91 9 5,03 5 2,79 20 Sulawesi Utara … … … … … … … … … 21 Sulawesi Tengah 64 59 92,19 5 7,81 0 0,00 0 0,00 22 Sulawesi Selatan 266 204 76,69 41 15,41 21 7,89 0 0,00 23 Sulawesi Tenggara 24 24 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 24 Gorontalo 838 613 73,15 169 20,17 56 6,68 0 0,00 25 Bali 134 52 38,81 42 31,34 18 13,43 22 16,42 26 Nusa Tenggara Barat 50 44 88,00 4 8,00 2 4,00 0 0,00 27 Nusa Tenggara Timur 151 91 60,26 51 33,77 9 5,96 0 0,00 28 Maluku … … … … … … … … … 29 Maluku Utara … … … … … … … … … 30 Papua … … … … … … … … …

2.723 2.153 79,07 369 13,55 133 4,88 31 1,14

MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No Provinsi

Indonesia

Jumlah Pos UKK

Page 309: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.18

Pratama Madya Purnama MandiriJumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1, Nanggroe Aceh Darussalam2, Sumatera Utara3, Sumatera Barat 6.029 4.555 75,55 1.378 22,86 96 1,59 0 - 4, Riau 4.925 54 1,10 49 90,74 2 3,70 2 3,70 1 1,85 5, Jambi6, Sumatera Selatan 1.414.129 1.230 0,09 460 37,40 216 17,56 42 3,41 0 - 7, Kepulauan Bangka Belitung 234.303 688 27 20 13 8, Bengkulu 1.401 1.256 76 5,42 69 4,93 0 - 9, Lampung

10, DKI Jakarta 11, Banten 653 316 48,39 6 0,92 4 0,61 2 0,31 12, Jawa Barat 13, Jawa Tengah 14, DI Yogyakarta 585 446 76,24 118 20,17 21 3,59 4 0,68 15, Jawa Timur 8.460 3.381 39,96 2.294 67,85 554 16,39 49 1,45 0 - 16, Kalimantan Selatan 17, Kalimantan Tengah 1.735 1.728 99,60 1 0,06 6 0,35 1 0,06 18, Kalimantan Barat 1.323 1.301 98,34 20 1,51 2 0,15 0 - 19, Kalimantan Timur 22.948 717 3,12 - - - - - - - -20, Sulawesi Utara 21, Sulawesi Tengah 896.361 5.720 0,64 2.878 50,31 1.593 27,85 1.244 21,75 6 0,10 22, Sulawesi Selatan 1.639.152 1.185 0,07 722 60,93 358 30,21 98 8,27 6 0,51 23, Sulawesi Tenggara 10.514 10.322 98,17 97 0,92 83 0,79 12 0,11 24, Gorontalo 82.036 322 0,39 - - - - - - - -25, Bali 682 329 48,24 154 22,58 87 12,76 0 - 26, Nusa Tenggara Barat 643 604 93,93 36 5,60 3 0,47 0 - 27, Nusa Tenggara Timur 889.785 153 88 12,90 34 4,99 31 4,55 0 - 28, Maluku 29, Maluku Utara 30, Papua

5.192.099 36.327 0,70 28.036 0,54 4.670 0,09 1.857 0,04 45 0,00

Sumber Data : Ditjen Binkesmas Depkes RI

JUMLAH TOGA

Indonesia

MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004

ProvinsiNo Jumlah KK TOGA

Page 310: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.19

AnalisFarmasiMakanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

2 Sumatera Utara 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9

3 Sumatera Barat 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

4 Riau 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

5 Jambi 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

6 Bengkulu 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 Sumatera Selatan 3 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8

8 Lampung 2 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7

9 DKI Jakarta 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16

10 Jawa Barat 5 6 1 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 16

11 Jawa Tengah 6 3 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 16

12 DI Yogyakarta 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6

13 Jawa Timur 8 6 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 20

14 Bali 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

15 Nusa Tenggara Barat 2 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5

16 Nusa Tenggara Timur 3 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7

17 Kalimantan Barat 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6

18 Kalimantan Tengah 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

19 Kalimantan Timur 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3

20 Kalimantan Selatan 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6

21 Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6

22 Sulawesi Tengah 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

23 Sulawesi Selatan 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 10

24 Sulawesi Tenggara 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

25 Maluku 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

26 Maluku Utara 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

27 Papua 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

28 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 Gorontalo 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

30 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

63 47 20 23 18 6 12 2 2 1 1 2 1 1 199

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM

REKAPITULASI INSTITUSI POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI, PER MARET 2005

Jurusan / Program Studi

TOTAL

FisioterapiFarmasiGiziKebidananKeperawatanProvinsiNo Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Gigi

Analis Kesehatan

Ortetik Prostetik

TOTALTeknik Elektro- medik

Teknik Radio-

diagnostik

Teknik Gigi

Okupasi Terapi

Page 311: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.20

AKPER AKBID AKL AKZI AKG AKFAR AAK ATEM ATRO ATG AKAFARMA AKFIS AOT AOP(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Banda Aceh 242 64 58 93 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 509 2 Medan 76 450 39 56 47 88 91 0 0 0 0 0 0 0 847 3 Padang 169 180 36 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 436 4 Riau 158 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 226 5 Jambi 79 88 34 0 58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 259 6 Bengkulu 39 120 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 159 7 Palembang 40 0 0 32 41 35 39 0 0 0 0 0 0 0 187 8 Tanjung Karang 99 255 37 0 22 0 38 0 0 0 0 0 0 0 451 9 Jakarta I 40 59 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 122

10 Jakarta II 0 0 41 68 0 96 0 60 60 23 40 0 0 0 388 11 Jakarta III 261 161 0 0 0 0 86 0 0 0 0 0 0 0 508 12 Bandung 170 277 54 74 82 0 82 0 0 0 0 0 0 0 739 13 Tasikmalaya 120 239 0 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 407 14 Semarang 300 126 42 39 44 0 0 0 40 0 0 0 0 0 591 15 Surakarta 40 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 40 0 220 16 Yogyakarta 0 39 30 92 97 0 59 0 0 0 0 0 0 0 317 17 Malang 252 100 0 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 405 18 Surabaya 289 238 181 0 40 0 0 88 0 0 0 0 0 0 836 19 Denpasar 135 42 55 40 43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 315 20 Mataram 82 39 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 151 21 Kupang 98 0 37 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 168 22 Pontianak 39 46 25 38 30 0 22 0 0 0 0 0 0 0 200 23 Palangkaraya 118 40 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 192 24 Banjarmasin 0 40 40 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 130 25 Samarinda 38 81 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 119 26 Manado 78 60 38 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 216 27 Palu 182 57 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 283 28 Makassar 246 76 48 52 0 37 40 0 0 0 0 67 0 0 566 29 Kendari 59 50 0 58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 167 30 Ambon 78 43 34 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 201 31 Ternate 70 94 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 164 32 Jayapura 115 69 60 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 315

3.712 3.261 933 1.017 627 289 457 148 100 23 40 147 40 0 10.794

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Depkes RI

TOTAL

JUMLAH LULUSAN POLITEKNIK KESEHATANMENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2004

Jurusan / Program StudiJumlahNo Poltekkes

Page 312: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.21

JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

SPK

SPK

-SJ

SPR

G

AK

PER

AK

BID

AK

G

SMF

STLK

F

AK

AFA

RM

A

AK

FAR

SPPH

AK

L

SPA

G

AK

ZI

AK

FIS

AO

T

ATW

Aku

punt

ur

SMA

K

ATG

AA

K

ATR

O

AR

O

API

KES

ATE

M

PTTD

AO

P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4 0 0 11 5 0 0 0 1 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 292 Sumatera Utara 7 0 0 34 21 0 4 0 3 1 0 2 0 2 2 0 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 0 823 Sumatera Barat 0 0 0 13 6 0 1 0 1 3 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 304 Riau 0 0 0 10 5 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 215 Jambi 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 106 Sumatera Selatan 0 0 0 12 3 0 1 0 0 2 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 237 Bengkulu 0 0 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 78 Lampung 0 0 0 6 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 109 Kepulauan Bangka Belitung 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

10 DKI Jakarta 2 0 2 37 13 0 7 0 3 2 0 0 0 3 3 0 1 0 2 1 1 1 2 2 1 1 0 8411 Jawa Barat 0 0 0 34 0 0 4 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 4612 Jawa Tengah 2 0 0 43 20 0 4 0 3 3 0 5 0 2 2 0 0 0 2 0 4 1 1 6 2 0 0 10013 Banten 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1014 DI Yogyakarta 0 0 0 8 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1515 Jawa Timur 0 0 1 42 12 0 5 0 3 2 0 1 0 2 1 0 1 1 1 1 4 0 1 2 0 0 0 8016 Bali 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 417 Nusa Tenggara Barat 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 418 Nusa Tenggara Timur 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 519 Kalimantan Barat 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 720 Kalimantan Tengah 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 321 Kalimantan Selatan 0 0 0 6 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 822 Kalimantan Timur 0 0 0 6 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 823 Sulawesi Utara 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 624 Sulawesi Tengah 0 0 0 5 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 725 Sulawesi Selatan 3 0 1 14 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 2626 Sulawesi Tenggara 0 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 727 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 028 Maluku 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 129 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 030 Papua 8 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 12

31 0 4 326 97 0 32 0 16 25 0 19 0 10 15 0 2 1 8 2 21 7 6 18 6 2 0 648

Sumber: Pusdiknakes Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI

Keteknisian MedisKeterapian

Jumlah

Indonesia

Kesmas Gizi

No Provinsi

Keperawatan Kefarmasian

Page 313: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 DKI Jakarta 4.349 17.065 1.359 308 1.606 312 1.992 26.991 1986 28.9772 Banten 924 3.329 166 105 181 40 179 4.924 341 5.2653 Jawa Barat 4.593 19.221 1.150 749 1.651 143 1.084 28.591 2820 31.4114 Jawa Tengah 4.356 51.566 964 430 1.434 228 1.145 60.123 2714 62.8375 DI Yogyakarta 1.018 2.570 304 78 561 51 371 4.953 787 5.7406 Jawa Timur 5.203 19.273 1.271 733 2.048 171 1.116 29.815 4516 34.3317 Nanggroe Aceh Darussalam 985 8.434 355 257 868 29 371 11.299 615 11.9148 Sumatera Utara 3.126 15.567 1.027 571 1.014 81 679 22.065 1435 23.5009 Sumatera Barat 1.173 5.416 490 217 779 36 352 8.463 736 9.199

10 Sumatera Selatan 1.261 5.954 367 257 1.102 22 351 9.314 698 10.01211 Riau 1.229 4.456 356 174 616 31 233 7.095 430 7.52512 Bengkulu 502 1.976 88 81 517 7 81 3.252 232 3.48413 Kepulauan Bangka Belitung 195 578 50 41 166 3 21 1.054 77 1.13114 Jambi 894 2.630 226 135 1.165 10 176 5.236 320 5.55615 Lampung 968 2.306 107 88 253 13 162 3.897 341 4.23816 Kalimantan Selatan 754 2.850 238 186 299 11 174 4.512 539 5.05117 Kalimantan Tengah 481 3.053 109 149 483 5 145 4.425 655 5.08018 Kalimantan Barat 516 2.361 95 61 245 11 154 3.443 336 3.77919 Kalimantan Timur 975 3.507 206 120 484 20 180 5.492 637 6.12920 Sulawesi Utara 874 3.181 125 118 415 11 121 4.845 575 5.42021 Sulawesi Tenggara 666 2.536 82 271 555 14 87 4.211 458 4.66922 Sulawesi Tengah 532 4.073 102 137 661 23 131 5.659 409 6.06823 Sulawesi Selatan 1.777 7.059 421 466 1.185 80 547 11.535 1579 13.11424 Gorontalo 209 688 22 41 171 0 16 1.147 85 1.23225 Bali 943 3.843 219 183 693 43 218 6.142 673 6.81526 Nusa Tenggara Barat 721 2.377 115 240 674 4 186 4.317 390 4.70727 Nusa Tenggara Timur 761 4.669 255 200 487 10 148 6.530 757 7.28728 Maluku 308 2.299 23 110 232 7 63 3.042 210 3.25229 Maluku Utara 197 1.180 30 67 157 3 35 1.669 125 1.79430 Papua 722 4.922 151 284 837 14 244 7.174 387 7.561

41.212 208.939 10.473 6.857 21.539 1.433 10.762 301.215 25.863 327.078

Sumber : Tenaga : PUPNS ( Biro Kepegawaian depkes) + PTT + SDM Rumah Sakit Swasta ( Ditjen Yanmedik Depkes ), Desember 2004Keterangan : SDM Kesehatan = Tenaga Kesehatan + Tenaga Non Kesehatan

Indonesia

Lampiran 5.22

DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANMENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2003

No Provinsi Medis Keperawatan KefarmasianJumlah Tenaga

Kesehatan

Jumlah Tenaga Non Kesehatan

Jumlah SDM KesehatanGizi Kesehatan

MasyarakatKeteknisan

MedisKeterapian

Fisik

Page 314: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Dok

ter

Dok

ter G

igi

Dok

ter

Dok

ter G

igi

Pera

wat

Pera

wat

Gig

i

Bid

an

Apo

teke

r dan

Sa

rjana

Far

mas

i

Ana

lis F

arm

asi

Asi

sten

Apo

teke

r

Sani

taria

n

Adm

inis

trat

or

Kes

ehat

an

Fisi

oter

apis

s

Oku

pasi

Ter

apis

Tera

pi W

icar

a

Rad

iogr

afer

Rad

iote

rapi

s

Tekn

isi G

igi

Tekn

isi

Elek

trom

edis

Ana

lis K

eseh

atan

Ref

raks

ioni

s O

ptis

ien

Oto

rik P

rost

etik

Tekn

isi T

rans

fusi

Pere

kam

Med

is

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

1 DKI Jakarta 1.000 204 3.501 109 14.483 185 1.323 147 68 992 162 184 277 273 10 21 389 67 25 96 857 43 4 35 153 1.064 25.6722 Banten 144 32 193 4 1.504 27 213 29 7 116 9 36 42 38 1 2 34 5 4 6 88 5 1 8 16 117 2.6813 Jawa Barat 728 157 1.636 38 9.166 124 1.137 142 32 644 75 177 244 142 4 9 172 24 15 65 484 13 1 13 93 1.216 16.5514 Jawa Tengah 759 182 1.795 18 9.484 147 1.315 166 55 645 81 192 321 261 12 4 287 27 18 63 720 12 0 9 62 2.081 18.7165 DI Yogyakarta 146 32 993 12 2.637 44 238 52 1 225 14 42 68 76 4 54 7 2 23 125 17 0 0 61 280 5.1536 Jawa Timur 897 273 1.966 17 10.212 181 1.365 170 37 642 96 125 338 228 8 206 21 42 67 581 27 4 0 81 1.807 19.3917 Nanggroe Aceh Darussalam 170 38 117 1 975 54 325 17 3 103 48 31 38 23 3 1 16 5 4 17 103 3 1 2 8 195 2.3018 Sumatera Utara 439 125 1.324 5 5.485 176 953 116 52 446 65 47 107 93 1 4 88 18 9 28 404 9 0 0 44 864 10.9029 Sumatera Barat 187 46 256 3 2.093 66 354 57 4 219 27 45 100 45 2 22 0 6 26 95 4 1 0 7 301 3.966

10 Sumatera Selatan 177 41 426 4 1.021 51 379 28 2 145 17 30 76 26 1 31 5 5 16 101 3 0 0 3 123 2.71111 Riau 171 37 182 7 1.703 42 247 34 6 156 14 26 51 37 1 32 5 9 10 91 0 0 1 7 147 3.01612 Bengkulu 57 12 30 0 345 10 91 8 0 36 17 10 19 9 14 1 6 6 13 1 0 1 0 147 83313 Kepulauan Bangka Belitung 22 8 26 1 231 8 35 4 1 24 2 4 9 4 3 1 0 2 15 0 0 0 2 103 50514 Jambi 104 19 56 0 530 34 178 12 1 68 8 18 27 13 9 1 2 10 56 2 0 0 5 85 1.23815 Lampung 148 18 101 2 1.095 23 155 18 1 47 13 15 30 27 26 5 4 24 89 2 1 0 8 188 2.04016 Kalimantan Selatan 97 23 160 1 335 53 277 16 4 122 12 23 71 20 11 6 6 30 91 2 0 0 2 228 1.59017 Kalimantan Tengah 68 12 41 1 606 30 123 9 2 25 9 17 21 8 7 1 2 14 23 2 0 0 1 130 1.15218 Kalimantan Barat 88 19 86 0 1.172 29 159 20 19 45 11 32 62 15 12 7 3 21 68 2 1 0 4 124 1.99919 Kalimantan Timur 180 35 91 4 1.609 38 242 20 9 53 14 30 42 29 12 8 4 11 82 2 1 0 8 166 2.69020 Sulawesi Utara 145 20 349 0 1.500 24 142 19 1 41 8 25 45 14 1 1 14 2 2 8 17 1 0 1 29 260 2.66921 Sulawesi Tenggara 39 11 35 0 495 20 94 7 6 28 10 12 58 12 3 0 4 3 18 0 0 1 1 112 96922 Sulawesi Tengah 90 16 48 0 820 16 122 14 2 34 16 23 35 22 1 6 6 1 6 30 0 0 0 4 105 1.41723 Sulawesi Selatan 226 61 641 3 2.922 88 582 76 14 170 97 42 158 91 1 2 42 15 6 20 146 1 0 0 10 503 5.91724 Gorontalo 37 6 17 0 135 2 15 2 0 10 1 2 6 4 0 0 0 1 2 0 0 0 0 19 25925 Bali 305 35 518 1 2.128 57 438 30 3 97 16 53 105 18 1 15 16 22 8 17 81 2 0 0 6 300 4.27226 Nusa Tenggara Barat 83 9 56 3 745 16 144 9 0 23 7 19 41 13 10 4 2 6 45 2 0 1 0 79 1.31727 Nusa Tenggara Timur 117 24 44 0 804 37 238 20 9 53 2 18 32 11 11 2 2 25 46 2 0 3 7 199 1.70628 Maluku 43 9 19 0 579 7 118 5 12 9 6 30 7 1 2 3 1 17 0 0 0 2 66 93629 Maluku Utara 14 3 17 1 186 4 58 5 5 0 1 6 5 2 0 1 1 10 0 0 0 0 13 33230 Irian Jaya Barat 40 11 22 1 380 9 57 5 1 10 3 9 8 8 2 5 0 2 20 0 0 1 1 47 64231 Irian Jaya Tengah 25 7 10 0 254 7 49 5 11 13 1 5 9 3 4 0 0 1 14 0 0 2 2 29 45132 Papua 73 10 28 1 568 21 78 6 3 10 5 11 40 6 7 1 0 2 51 1 0 2 0 91 1.015

6.819 1.535 14.784 237 76.202 1.630 11.244 1.268 354 5.259 869 1.310 2.516 1.581 35 75 1.543 273 195 628 4.583 158 15 80 627 11.189 145.009

Sumber : Ditjen Yanmedik Depkes RI, Desember 2004

Jumlah

Total

Gizi

Keterapian Fisik Keteknisan Medis

Non Nakes

DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT MENURUT PROFESI DAN PROVINSI TAHUN 2003

Lampiran 5.23

No Provinsi

Medis Medis Spesialis Keperawatan Kefarmasian Kesmas

Page 315: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

PNS PTT PNS PTT

Kes

ehat

an

Ling

kung

an

Giz

i

Kep

eraw

atan

Bid

an

Ana

lis

Non

Ana

lis

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 147 55 38 7 39 4 63 61 312 92 695 2.080 760 135 106 53 122 118 4 407 5.2982 Sumatera Utara 427 368 191 144 31 5 118 58 378 162 2.560 2.863 3.948 325 244 321 384 164 1 971 13.6633 Sumatera Barat 107 67 61 31 41 2 96 73 167 116 324 356 708 104 66 31 129 74 3 380 2.9364 Riau 63 91 39 53 1 0 33 18 122 126 200 359 566 57 66 39 65 24 1 270 2.1935 Jambi 79 104 27 25 5 2 40 7 207 30 226 412 617 88 90 48 44 53 2 117 2.2236 Sumatera Selatan 110 137 31 26 17 1 42 46 268 232 753 1.275 1.050 140 207 111 102 82 76 619 5.3257 Bengkulu 70 91 35 19 0 0 26 17 93 110 220 756 483 78 82 58 40 34 44 394 2.6508 Lampung 164 172 37 51 5 0 88 37 327 150 673 806 1.089 124 132 86 64 82 7 508 4.6029 Kepulauan Bangka Belitung 26 34 9 7 10 0 9 8 34 6 66 205 202 32 24 15 17 9 16 189 918

10 Kepulauan Riau 43 65 27 19 1 3 6 7 130 9 87 162 328 28 30 15 23 22 3 112 1.12011 DKI Jakarta 119 30 130 1 8 12 13 13 57 3 0 399 314 49 16 25 42 19 5 311 1.56612 Jawa Barat 399 408 234 230 30 2 138 85 443 85 943 2.369 2.700 428 359 264 191 69 13 2.572 11.96213 Jawa Tengah 748 645 337 207 90 4 352 237 1.153 608 1.736 4.379 2.920 518 525 329 302 218 157 2.143 17.60814 DI Yogyakarta 81 129 97 50 18 0 71 56 93 178 140 171 687 218 80 65 62 134 7 336 2.67315 Jawa Timur 826 508 424 258 57 3 161 93 995 432 1.537 4.883 3.451 510 486 359 397 197 174 4.497 20.24816 Banten 77 139 74 34 7 0 18 19 86 134 408 322 488 55 39 28 11 10 0 366 2.31517 Bali 140 47 65 22 25 0 79 40 100 50 315 434 711 181 148 49 69 33 2 353 2.86318 Nusa Tenggara Barat 80 64 26 28 23 0 73 72 111 21 129 599 860 72 130 68 29 65 6 118 2.57419 Nusa Tenggara Timur 45 78 25 12 3 0 87 70 159 59 251 1.025 1.092 156 103 52 81 30 28 342 3.69820 Kalimantan Barat 111 53 55 22 9 4 54 38 71 20 206 678 1.052 154 158 117 53 114 9 548 3.52621 Kalimantan Tengah 111 86 37 20 21 16 52 38 68 42 385 397 1.084 280 279 233 231 177 53 357 3.96722 Kalimantan Selatan 81 124 36 9 31 0 93 58 122 55 362 952 772 219 250 119 129 122 9 233 3.77623 Kalimantan Timur 151 148 83 51 11 4 47 44 217 80 396 243 1.135 99 123 57 51 38 19 667 3.66424 Sulawesi Utara 80 32 17 4 18 0 46 55 105 15 190 279 721 70 100 31 31 7 8 143 1.95225 Sulawesi Tengah 116 37 44 6 15 1 59 37 111 20 390 1.002 1.229 56 198 46 31 32 4 238 3.67226 Sulawesi Selatan 209 167 67 87 91 2 110 124 317 138 469 859 1.547 207 202 121 74 139 47 321 5.29827 Sulawesi Tenggara 79 39 23 8 17 0 63 65 137 32 137 277 545 48 40 113 15 12 4 150 1.80428 Gorontalo 38 31 9 2 6 0 18 30 58 6 23 215 312 21 48 8 7 3 5 30 87029 Sulawesi Barat 26 27 11 5 4 0 13 4 32 34 55 143 338 26 23 14 2 12 6 80 85530 Maluku 37 9 11 1 1 1 10 12 46 16 147 188 414 15 28 33 0 1 15 80 1.06531 Maluku Utara 50 25 18 6 11 0 25 32 92 31 48 289 362 21 44 22 3 3 3 103 1.18832 Papua 24 34 8 0 1 0 18 40 57 7 892 536 644 8 29 25 9 27 20 457 2.83633 Irian Jaya Barat 14 12 6 1 0 2 6 5 49 48 93 136 224 9 13 11 5 10 2 12 658

4.878 4.056 2.332 1.446 647 68 2.127 1.599 6.717 3.147 15.056 30.049 33.353 4.531 4.468 2.966 2.815 2.134 753 18.424 141.566

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Kesmas, Depkes RI

Lampiran 5.24

SITUASI JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN PUSKESMAS MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004

No Provinsi

Dokter Umum Dokter Gigi

Sarja

na

Kes

ehat

an

Mas

yara

kat

Jumlah Tenaga

Pera

wat

Um

um

Pera

wat

Gig

i

Sani

taria

n

Pela

ksan

a G

izi

Jumlah

Asi

sten

Apo

teke

r Laboran

Lain-lain

Apo

teke

r

Diploma 3

Bid

an d

i Pu

skes

mas

Bid

an d

i des

a

Page 316: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.25

Dok

ter

Dok

ter G

igi

Pera

wat

Sarja

na

Kep

eraw

atan

Bid

an

Tena

ga

Farm

asi

Apo

teke

r

Sani

taria

n

Sarja

na

kese

hata

n M

asya

raka

t

Giz

i

Fisi

oter

api

Tekm

ed

Lain

-lain

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 514 117 2.600 27 2.076 - - - 241 - - - - 5.5752 Sumatera Utara 1.728 476 8.921 28 4.838 859 194 508 193 637 57 435 - 18.8743 Sumatera Barat 354 72 1.370 47 693 312 37 181 119 163 44 260 - 3.6524 Riau 1.725 256 4.224 101 1.711 547 97 265 202 242 48 425 1.174 11.0175 Bengkulu 298 66 1.122 8 666 96 14 98 123 171 5 128 207 3.0026 Jambi *) 251 66 962 128 905 - - 262 65 120 5 60 784 3.6087 Sumatera Selatan *) 491 98 1.805 10 2.044 - - 367 114 236 31 48 1.704 6.9488 Lampung 428 137 2.208 16 1.594 82 71 294 221 137 19 232 767 6.2069 Kepulauan Bangka Belitung 152 54 391 5 325 47 36 53 39 35 4 31 75 1.24710 DKI Jakarta 6.585 1.423 11.241 184 2.245 1.157 159 185 204 443 150 646 5.466 30.08811 Jawa Barat 2.450 826 11.435 - 5.621 657 139 963 528 795 71 533 10.768 34.78612 Jawa Tengah 4.371 963 12.687 167 8.098 1.569 546 1.196 568 1.033 247 1.497 1.787 34.72913 Jawa Timur 2.170 259 6.516 51 989 582 145 - 95 139 - 662 6.744 18.35214 DI Yogyakarta 780 165 2.353 7 523 273 247 198 109 139 7 638 527 5.96615 Banten 1.285 239 3.069 80 1.519 208 43 154 109 154 59 240 1.438 8.59716 Bali 1.346 135 4.236 30 1.399 301 56 509 213 298 9 484 1.139 10.15517 Nusa Tenggara Barat 375 87 1.997 12 991 143 52 370 232 323 16 312 4.91018 Nusa Tenggara Timur *) 166 39 1.759 28 1.107 - - 182 48 103 7 92 506 4.03719 Kalimantan Timur 773 202 3.188 24 1.210 214 97 344 140 193 44 164 6.924 13.51720 Kalimantan Barat *) 232 76 1.314 35 883 - - 283 40 170 3 42 1.453 4.53121 Kalimantan Tengah 326 55 1.911 48 1.900 81 25 242 123 119 14 169 993 6.00622 Kalimantan Selatan 223 39 959 26 1.117 140 34 393 243 191 28 214 - 3.60723 Sulawesi Utara 651 78 3.740 1 - 20 24 319 50 178 17 86 - 5.16424 Sulawesi Tenggara 230 57 1.565 11 883 58 18 313 111 342 8 52 128 3.77625 Sulawesi Tengah 365 55 3.057 18 1.689 137 42 440 175 143 38 161 4 6.32426 Sulawesi Selatan *) 498 153 2.844 81 1.332 - - 307 265 336 40 156 1.016 7.02827 Gorontalo 142 15 559 7 244 24 12 134 24 56 4 27 84 1.33228 Maluku 39 3 74 18 32 8 2 50 18 14 - 4 - 26229 Maluku Utara 74 13 575 2 353 22 20 75 26 62 3 11 28 1.26430 Papua *) 102 27 2.008 7 1.057 - - 92 48 82 6 42 40 3.511

29.124 6.251 100.690 1.207 48.044 7.537 2.110 8.777 4.686 7.054 984 7.851 43.756 268.071

Sumber: Pemutakhiran data dengan Dinas Kesehatan Propinsi Tahun 2005Keterangan: *) Data tahun 2004 dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2004

Jumlah

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2004

No Provinsi

Tenaga Kesehatan

Jumlah

Page 317: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.26

REALISASI PENGANGKATAN DOKTER UMUM SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP

ANGKATAN I - XXXVIII TAHUN 1992 - 2004

Angkatan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX XXXI XXXII XXXIII XXXIV XXXV XXXVI XXXVII XXXVIII

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (40) (41) (42)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 25 34 26 31 27 17 31 15 27 15 18 21 30 20 23 31 11 34 25 22 18 24 17 22 60 33 60 56 28 30 52 43 21 13 32 38 21 107 1.030

2 Sumatera Utara 69 75 41 74 59 41 31 74 48 48 33 31 69 46 32 68 53 50 61 44 34 60 47 25 56 73 83 79 103 66 84 71 39 415 24 79 88 84 2.385

3 Sumatera Barat 39 33 24 23 28 29 21 14 22 17 14 13 40 28 21 27 14 17 23 18 11 42 20 22 47 31 34 37 15 11 48 56 26 35 34 32 70 64 966

4 Riau 38 13 22 32 27 22 27 33 26 23 22 24 37 22 20 49 16 17 17 22 23 26 14 25 31 36 30 32 42 40 52 36 34 286 29 36 44 38 1.281

5 Jambi 39 23 16 7 25 23 19 12 10 14 5 16 29 21 14 32 13 13 42 35 40 24 23 19 69 29 24 23 31 39 44 39 52 41 32 45 45 50 982

6 Sumatera Selatan 46 17 24 34 32 23 37 22 39 17 34 26 39 17 18 37 19 21 39 25 15 53 32 13 56 48 18 27 44 11 73 20 25 28 0 17 15 8 1.046

7 Bengkulu 9 14 18 18 13 18 15 12 9 5 4 7 11 8 9 15 13 7 15 13 11 14 10 8 8 8 9 7 14 17 25 40 32 21 22 52 26 56 531

8 Lampung 43 23 30 19 39 33 18 39 22 19 18 24 24 31 24 27 25 27 45 33 38 33 47 39 89 44 64 87 67 46 45 53 49 106 17 42 0 0 1.429

9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 11 6 8 6 4 50 21 15 0 0 136

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 DKI Jakarta 7 31 19 17 42 0 16 21 24 21 27 25 38 27 24 27 30 29 22 0 30 16 27 29 56 46 31 40 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 792

12 Jawa Barat 96 48 48 114 73 106 87 72 135 109 87 74 133 152 151 128 143 126 148 85 80 83 106 105 110 137 161 143 126 80 79 88 116 1.207 91 84 78 168 4.911

13 Jawa Tengah 53 73 33 72 109 65 129 68 116 72 114 114 84 80 79 130 116 102 103 120 112 98 94 95 112 106 75 106 125 125 113 119 104 680 101 101 111 124 4.098

14 DI Yogyakarta 33 9 20 11 19 26 40 20 27 23 12 32 21 14 17 23 21 22 28 23 20 35 21 27 53 48 12 16 11 15 20 22 15 91 37 7 0 0 891

15 Jawa Timur 73 71 41 52 57 111 57 61 98 75 39 51 56 110 59 91 88 110 113 91 89 13 47 31 37 67 57 94 111 102 134 100 18 367 77 59 64 91 2.907

16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 51 20 10 57 70 40 20 33 13 0 0 0 314

17 Bali 23 15 12 11 35 5 12 17 23 19 19 12 23 21 19 24 21 20 16 13 12 13 14 14 20 24 21 19 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 542

18 Nusa Tenggara Barat 33 11 10 16 36 0 27 29 6 16 18 23 28 14 15 17 14 16 17 20 21 26 12 8 30 10 16 23 41 25 28 68 50 45 17 0 0 0 786

19 Nusa Tenggara Timur 38 58 40 33 25 12 18 9 11 19 14 19 30 13 8 28 4 13 26 16 8 17 9 7 34 24 39 15 14 28 33 43 50 3 18 59 43 29 835

20 Kalimantan Barat 27 18 14 33 23 13 12 15 19 12 9 16 22 8 8 13 4 12 6 12 25 13 7 9 28 24 17 10 11 31 27 31 7 39 8 10 20 20 593

21 Kalimantan Tengah 9 27 12 29 19 14 9 6 3 10 6 8 34 12 19 26 7 9 24 10 7 23 11 19 38 9 25 29 15 23 18 12 23 1 19 22 44 27 587

22 Kalimantan Selatan 49 57 15 21 25 27 30 15 16 19 10 12 14 11 6 19 7 12 25 9 26 19 7 20 49 28 25 36 27 29 46 36 35 16 36 14 35 54 848

23 Kalimantan Timur 36 36 31 33 39 37 6 29 14 29 39 26 52 17 21 28 13 15 29 11 20 51 22 33 46 39 61 14 29 40 40 40 40 106 39 20 0 0 1.181

24 Sulawesi Utara 14 24 14 10 25 19 20 25 15 15 14 16 17 18 14 14 6 9 18 12 15 16 7 8 37 13 15 19 11 10 18 10 7 35 7 15 13 15 562

25 Sulawesi Tengah 8 10 8 9 12 17 14 26 10 19 10 15 16 17 15 8 5 7 20 10 9 23 13 12 8 27 23 4 28 14 13 8 12 6 8 43 34 25 507

26 Sulawesi Selatan 32 46 33 31 44 33 26 45 37 28 20 32 47 34 32 17 59 28 32 25 28 34 33 20 45 64 67 51 58 56 64 64 52 0 0 0 0 0 1.317

27 Sulawesi Tenggara 21 17 12 13 8 7 8 6 9 7 8 7 18 19 15 12 8 9 13 9 7 13 14 10 16 16 22 15 15 18 15 15 10 3 27 28 27 30 470

28 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 6 11 10 9 13 8 8 31 10 78

29 Maluku 11 21 9 13 20 6 9 9 8 9 3 20 16 19 7 8 11 13 12 6 6 7 2 3 5 1 1 6 4 9 17 9 12 1 12 10 11 7 335

30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 8 7 1 16 5 5 1 6 13 8 5 67

31 Papua 25 26 11 16 19 14 26 18 6 28 25 21 10 19 12 18 10 14 26 14 11 14 13 14 17 15 18 19 16 20 26 25 18 54 20 38 25 24 696

32 Irian Jaya Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4 11

31 Timor Timur 28 34 14 33 32 13 18 16 8 13 14 11 16 11 6 13 6 5 7 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 305

924 864 597 805 912 731 763 728 788 701 636 696 954 809 688 930 737 757 952 702 719 790 669 637 1.157 1.001 1.063 1.050 1.142 955 1.219 1.109 885 3.696 755 887 860 1.040 33.419

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

No Provinsi Jumlah

Indonesia

Page 318: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 25 20 11 15 5 8 18 7 5 25 25 2 20 15 8 15 6 0 15 9 5 15 15 2 6 14 18 154 116 59 329

2 Sumatera Utara 42 26 11 70 25 8 40 20 6 40 30 14 40 25 6 30 9 0 40 15 5 10 9 5 54 19 6 366 178 61 605

3 Sumatera Barat 20 9 8 9 4 2 8 2 1 30 10 8 30 20 6 20 3 3 25 3 1 17 0 0 29 2 1 188 53 30 271

4 Riau 15 14 3 25 10 7 25 10 5 30 15 7 20 10 6 15 15 4 13 7 3 15 10 4 15 13 8 173 104 47 324

5 Jambi 10 10 3 15 12 4 15 15 9 20 15 9 20 10 9 30 15 7 25 20 5 25 25 6 12 21 12 172 143 64 379

6 Sumatera Selatan 15 10 2 20 19 5 9 1 1 50 20 3 10 6 4 20 5 0 37 5 0 24 7 0 10 7 0 195 80 15 290

7 Bengkulu 4 2 1 9 3 2 7 7 3 15 5 5 20 15 5 30 2 0 10 5 1 11 8 3 31 18 3 137 65 23 225

8 Lampung 80 7 0 60 7 0 40 6 0 36 9 0 40 13 0 40 9 0 20 20 0 10 7 0 38 4 0 364 82 0 446

9 DKI Jakarta 40 0 0 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 110 0 0 110

10 Jawa Barat 100 43 0 100 26 0 68 12 0 70 9 0 80 8 0 100 16 0 85 3 0 86 5 0 84 0 0 773 122 0 895

11 Jawa Tengah 106 0 0 125 0 0 125 0 0 113 0 0 119 0 0 104 0 0 112 0 0 101 0 0 101 0 0 1006 0 0 1.006

12 DI Yogyakarta 10 6 0 10 1 0 10 5 0 15 5 0 20 2 0 15 0 0 44 0 0 37 0 0 7 0 0 168 19 0 187

13 Jawa Timur 60 30 4 100 11 0 100 2 0 100 34 0 90 10 0 18 0 0 34 0 0 31 0 0 59 0 0 592 87 4 683

14 Kalimantan Barat 8 2 0 7 2 2 18 12 1 15 5 7 20 8 3 7 0 0 0 0 8 0 0 8 0 5 5 75 34 34 143

15 Kalimantan Tengah 0 20 9 0 10 5 0 20 3 0 10 8 0 7 5 0 20 3 0 16 20 0 12 9 0 13 9 0 128 71 199

16 Kalimantan Selatan 30 6 0 12 10 5 12 10 7 30 8 8 20 10 6 25 10 0 15 15 5 17 13 6 5 8 1 166 90 38 294

17 Kalimantan Timur 10 4 0 20 9 0 25 15 0 20 15 5 20 15 5 20 15 5 20 15 5 21 15 4 5 7 8 161 110 32 303

18 Sulawesi Utara 15 4 0 10 1 0 8 2 0 15 3 0 7 3 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0 3 9 3 58 43 3 104

19 Sulawesi Tengah 0 3 1 0 20 8 0 10 4 0 10 3 5 3 0 10 2 0 0 10 2 0 4 4 0 20 23 15 82 45 142

20 Sulawesi Selatan 38 7 6 50 5 3 45 6 5 40 15 9 40 15 9 41 7 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 254 55 36 345

21 Sulawesi Tenggara 0 10 5 0 10 5 0 10 8 0 8 7 0 10 5 0 10 0 0 32 26 0 30 24 0 18 10 0 138 90 228

22 Bali 15 4 0 40 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 55 9 0 64

23 Nusa Tenggara Barat 20 3 0 30 10 1 15 5 5 15 8 5 45 20 3 46 3 1 20 5 0 39 8 1 0 0 0 230 62 16 308

24 Nusa Tenggara Timur 0 10 5 0 10 4 0 20 8 0 20 13 0 35 8 0 10 40 0 7 43 0 8 44 0 30 19 0 150 184 334

25 Maluku 0 4 2 0 3 1 0 5 4 0 10 7 0 5 4 0 10 2 0 28 0 0 34 0 0 5 5 0 104 25 129

26 Papua 0 9 10 0 6 10 0 5 15 0 20 6 0 20 5 0 10 8 0 21 0 0 20 0 0 8 30 0 119 84 203

27 Maluku Utara 0 8 0 0 3 4 0 1 0 0 10 6 0 5 0 0 5 0 0 8 0 0 7 0 0 4 5 0 51 15 66

28 Banten 15 5 0 8 2 0 40 17 0 45 25 0 25 15 0 15 5 0 10 8 0 10 7 0 0 0 0 168 84 0 252

29 Kepulauan Bangka Belitung 14 1 0 8 2 1 4 2 0 5 3 0 4 2 0 4 0 0 8 0 0 6 0 0 13 1 1 66 11 2 79

30 Gorontalo 0 0 0 10 2 1 6 0 0 9 2 0 8 2 0 9 0 0 8 0 0 8 0 0 1 3 4 59 9 5 73

692 277 81 823 233 86 638 227 90 738 349 132 703 309 97 614 194 77 541 259 129 483 251 120 473 229 171 5.705 2.328 983 9.016

Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004Keterangan : B = Biasa

T = Terpencil ST= Sangat Terpencil

Lampiran 5.27

REKAPITULASI DOKTER UMUM PTT YANG MASIH AKTIFDIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004

No Provinsi

TANGGAL PENGANGKATAN DAN KRITERIA

Total28 (Ags 2001) 29 (Nop 2001) 30 (Apr 2002) 35 (Nop 2003) 36 (Apr 2004) Jumlah

Jumlah

31 (Ags 2002) 32 (Nop 2002) 33 (Apr 2003) 34 (Ags 2003)

Page 319: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.28

REALISASI PENGANGKATAN DOKTER GIGI SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAPANGKATAN I s.d. ANGKATAN XXXI

Angkatan Total

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX XXXI I - XXXI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 14 5 3 5 6 15 5 6 15 4 3 7 1 5 2 5 2 11 7 13 5 7 6 2 0 2 1 4 5 4 3 173

2 Sumatera Utara 44 20 14 14 12 24 17 16 17 8 19 15 4 8 14 12 7 25 32 41 25 24 25 32 13 15 5 13 44 23 26 608

3 Sumatera Barat 27 10 4 14 7 16 6 5 12 9 7 3 15 6 15 6 5 19 16 9 6 4 9 13 3 12 2 9 17 17 7 310

4 Riau 13 8 6 4 2 16 6 4 10 8 5 11 5 8 15 5 8 13 11 35 22 12 11 13 6 14 13 13 14 10 5 326

5 Jambi 14 5 1 3 13 15 3 5 11 9 4 6 2 8 12 6 4 24 12 10 6 7 8 5 4 4 0 4 8 10 5 228

6 Sumatera Selatan 23 6 5 8 9 11 8 6 9 5 6 7 2 8 14 4 4 7 9 9 3 3 5 9 4 3 0 6 1 6 3 203

7 Bengkulu 6 2 1 3 6 11 8 1 8 7 4 11 4 6 7 5 5 4 6 4 4 3 6 5 0 2 0 5 3 5 2 144

8 Lampung 19 8 8 3 11 18 12 5 10 8 6 14 7 16 13 12 13 16 11 14 12 10 9 12 1 8 3 16 23 37 17 372

9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 1 4 3 4 18

10 Kepulauan Riau 0 0 0

11 DKI Jakarta 7 5 15 0 4 0 15 0 3 11 0 7 0 0 6 0 0 13 0 0 0 0 7 7 7 0 91 0 0 0 0 198

12 Jawa Barat 27 75 24 19 23 34 52 37 43 54 55 51 18 24 27 47 40 0 139 64 60 49 24 28 47 35 51 0 0 0 0 1147

13 Jawa Tengah 61 50 36 19 15 34 40 39 33 41 37 39 34 27 29 0 0 53 33 54 35 34 37 36 11 21 0 0 0 0 0 848

14 DI Yogyakarta 18 11 9 2 5 5 6 11 10 6 4 3 3 4 5 35 38 19 13 32 9 1 6 3 2 11 0 0 0 0 0 271

15 Jawa Timur 95 44 22 23 48 51 33 21 42 31 33 63 24 24 32 5 0 40 69 42 39 50 40 49 26 39 0 0 0 0 0 985

16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 12 7 12 15 11 17 69 11 22 18 0 217

17 Bali 6 10 8 0 2 5 6 5 17 3 5 4 2 3 12 2 3 7 4 21 4 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 140

18 Nusa Tenggara Barat 14 13 7 8 6 14 5 5 14 16 3 4 1 2 9 6 7 9 5 6 5 17 4 6 0 3 1 10 5 3 8 216

19 Nusa Tenggara Timur 17 8 12 2 9 30 7 2 12 20 5 3 0 7 1 7 2 9 4 4 3 3 4 2 2 7 0 2 4 4 1 193

20 Kalimantan Barat 12 6 2 0 9 15 6 5 10 11 7 7 2 6 5 28 31 3 9 4 0 3 6 8 2 6 1 3 5 6 4 222

21 Kalimantan Tengah 7 0 3 1 5 5 9 5 3 2 0 7 1 3 2 2 1 2 9 4 0 1 2 2 0 4 0 2 2 0 1 85

22 Kalimantan Selatan 10 4 4 2 12 13 5 1 9 6 3 4 2 6 1 1 2 4 3 1 1 4 4 1 0 2 0 4 6 7 8 130

23 Kalimantan Timur 17 0 8 0 6 8 5 2 9 6 4 4 3 3 9 3 0 14 13 12 8 12 10 10 9 10 4 10 10 10 10 229

24 Sulawesi Utara 10 4 2 1 5 12 4 1 3 8 3 6 2 2 4 2 5 7 2 2 4 0 2 3 1 2 0 0 3 5 1 106

25 Sulawesi Tengah 7 5 3 0 2 6 1 0 4 2 2 7 1 0 2 3 2 5 11 2 0 7 2 9 0 2 0 0 2 5 1 93

26 Sulawesi Selatan 24 10 5 7 8 20 3 7 14 12 6 13 6 7 19 4 1 19 18 19 20 21 34 27 7 25 1 18 43 17 24 459

27 Sulawesi Tenggara 12 2 9 2 3 8 2 2 5 3 2 3 4 12 4 8 6 8 8 6 5 2 8 3 2 1 0 3 8 2 1 144

28 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 1 0 1 0 2 2 11

29 Maluku 10 2 3 1 3 6 2 2 2 8 0 0 3 0 0 0 4 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 2 3 0 57

30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 0 1 7

31 Papua 6 6 3 1 9 7 1 1 4 4 1 0 2 1 4 1 0 1 2 2 2 1 3 0 1 1 1 4 2 3 5 79

32 Irian Jaya Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Timor Timur 5 4 1 4 2 9 4 2 1 4 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39

525 323 218 146 242 408 271 196 330 306 225 300 148 196 264 209 190 333 446 433 292 296 287 306 160 250 243 140 236 200 139 8.258

Sumber: Biro Kepegawaian Setjen Depkes RI

No Provinsi

Indonesia

Page 320: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST B T ST(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 2 0 3 3 1 3 3 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 0 3 2 0 1 3 1 19 15 2 36

2 Sumatera Utara 20 3 2 10 10 4 10 10 5 15 15 2 10 3 0 10 5 0 10 4 0 10 3 0 29 10 5 124 63 18 205

3 Sumatera Barat 3 2 1 2 2 0 5 4 0 10 3 0 3 0 0 10 2 0 10 4 0 10 3 0 17 0 0 70 20 1 91

4 Riau 15 7 0 10 2 0 9 2 0 10 3 0 3 3 0 6 5 3 5 8 3 7 5 1 8 6 0 73 41 7 121

5 Jambi 3 2 1 3 3 1 4 4 0 3 2 0 4 0 0 4 0 0 20 3 0 20 3 0 1 5 2 62 22 4 88

6 Sumatera Selatan 3 0 0 3 0 0 3 2 0 5 4 0 4 0 0 2 1 0 11 0 0 9 0 0 1 0 0 41 7 0 48

7 Bengkulu 2 2 0 0 3 0 6 0 0 5 0 0 0 0 0 2 0 0 10 8 2 13 4 2 2 1 0 40 18 4 62

8 Lampung 10 2 0 5 3 2 5 4 0 10 2 0 1 0 0 8 0 0 15 0 0 10 9 0 19 4 0 83 24 2 109

9 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0 0 0 0 0 7 0 0 7 0 0 0 0 0 35 0 0 35

10 Jawa Barat 60 0 0 40 9 0 20 4 0 28 0 0 47 0 0 30 5 0 59 2 0 54 0 0 0 0 0 338 20 0 358

11 Jawa Tengah 35 0 0 34 0 0 37 0 0 36 0 0 11 0 0 21 0 0 39 0 0 33 0 0 0 0 0 246 0 0 246

12 DI Yogyakarta 5 4 0 1 0 0 6 0 0 3 0 0 2 0 0 11 0 0 16 0 0 8 0 0 0 0 0 52 4 0 56

13 Jawa Timur 30 9 0 40 10 0 35 5 0 40 9 0 20 6 0 30 9 0 68 0 0 73 0 0 0 0 0 336 48 0 384

14 Kalimantan Barat 0 0 0 3 0 0 3 3 0 5 3 0 0 2 0 3 3 0 0 0 9 0 0 11 0 5 0 14 16 20 50

15 Kalimantan Tengah 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 4 0 0 3 2 0 6 4 0 1 1 1 18 7 26

16 Kalimantan Selatan 0 1 0 4 0 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 10 8 3 10 6 4 1 2 6 29 20 13 62

17 Kalimantan Timur 5 3 0 10 2 0 10 0 0 9 1 0 0 9 0 5 5 0 5 3 2 5 3 2 5 5 0 54 31 4 89

18 Sulawesi Utara 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 7 0 0 7 0 1 1 1 3 25 1 29

19 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 5 2 0 2 0 0 9 0 0 0 0 0 2 0 0 7 0 0 4 0 0 1 1 0 30 3 33

20 Sulawesi Selatan 10 10 0 15 6 0 20 14 0 20 7 0 7 0 0 20 5 0 6 8 7 9 9 4 20 15 9 127 74 20 221

21 Sulawesi Tenggara 5 0 0 0 2 0 0 8 0 0 3 0 0 2 0 0 1 0 0 20 19 0 23 17 0 4 4 5 63 40 108

22 Bali 4 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 15

23 Nusa Tenggara Barat 0 5 0 10 7 0 3 1 0 6 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 2 1 25 15 1 41

24 Nusa Tenggara Timur 0 3 0 3 0 0 3 1 0 0 2 0 0 2 0 0 7 0 0 30 5 0 30 5 0 3 1 6 78 11 95

25 Maluku 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 18 0 0 29 0 0 1 1 0 52 1 53

26 Papua 0 2 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 11 0 0 10 0 0 1 1 0 30 1 31

27 Maluku Utara 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 2 0 0 2 1 0 11 1 12

28 Banten 10 2 0 7 0 0 10 2 0 10 5 0 11 0 0 10 7 0 15 0 0 11 0 0 20 2 0 104 18 0 122

29 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 4 0 0 13 0 0 13

30 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 6 0 0 3 0 0 0 0 0 15 0 0 15 225 63 4 217 69 10 204 78 5 229 75 2 131 29 - 180 67 3 317 150 52 296 158 50 131 74 35 1.930 763 161 2.854

Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004

Keterangan : B = Biasa

T = Terpencil

ST= Sangat Terpencil

Lampiran 5.29

REKAPITULASI DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIFDIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004

No ProvinsiTanggal Pengangkatan dan Kriteria

Total21 (Ags 2001) 22 (Nop 2001) 23 (Apr 2002) 28 (Nop 2003) 29 (Apr 2004) Jumlah

Jumlah

24 (Ags 2002) 25 (Nop 2002) 26 (Apr 2003) 27 (Agt 2003)

Page 321: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 5.30

KEADAAN BIDAN (SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP) MENURUT PROVINSI TAHUN 1994 - 2003

1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003Bidan yang

Pernah Diangkat

Bidan yang Berhenti

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)1 Nanggroe Aceh Darussalam 591 990 3.529 3.567 4.115 4.102 4.043 4.026 4.016 4.417 401 2 Sumatera Utara 1.349 2.066 2.364 2.443 2.685 2.885 2.665 2.538 2.482 3.243 761 3 Sumatera Barat 424 898 1.295 1.272 1.306 1.288 1.203 1.056 979 1.729 750 4 Riau 131 251 587 617 712 724 681 638 571 838 267 5 Jambi 120 280 399 504 577 642 577 534 508 677 169 6 Sumatera Selatan 456 946 1.345 1.622 1.656 1.671 1.538 1.414 1.326 1.974 648 7 Bengkulu 144 280 695 771 840 938 918 896 849 975 126 8 Lampung 290 490 1.203 1.172 1.201 1.046 983 933 904 1.402 498 9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - 90 102 - (102)

10 DKI Jakarta - - 40 40 40 5 5 5 - 40 40 11 Jawa Barat 1.298 2.211 2.973 3.119 3.296 3.336 3.104 2.559 2.286 4.088 1.802 12 Jawa Tengah 1.318 2.647 3.370 3.623 3.688 3.719 3.551 3.346 3.260 4.718 1.458 13 DI Yogyakarta - - 40 159 159 183 129 129 99 199 100 14 Jawa Timur 1.120 2.320 3.120 3.460 3.546 3.577 3.388 3.214 3.132 4.240 1.108 15 Banten - - - - - - - 166 224 - (224) 16 Bali 79 121 161 252 320 379 333 314 273 438 165 17 Nusa Tenggara Barat 152 230 345 404 471 529 491 459 459 584 125 18 Nusa Tenggara Timur 236 507 1.106 1.133 1.387 1.468 1.470 1.768 1.324 1.916 592 19 Kalimantan Barat 136 307 874 1.043 1.078 1.127 1.069 1.032 947 1.173 226 20 Kalimantan Tengah 112 370 628 675 903 916 880 819 755 1.017 262 21 Kalimantan Selatan 197 364 868 960 1.054 1.109 1.038 1.024 893 1.234 341 22 Kalimantan Timur 112 239 319 418 462 529 447 363 301 597 296 23 Sulawesi Utara 209 354 457 561 677 775 714 563 514 873 359 24 Sulawesi Tengah 145 309 985 1.070 1.179 1.251 1.251 1.249 1.225 1.298 73 25 Sulawesi Selatan 335 415 455 1.050 1.135 1.277 1.104 1.000 887 1.438 551 26 Sulawesi Tenggara 82 201 278 346 412 491 491 476 471 512 41 27 Gorontalo - - - - - - - 110 110 - (110) 28 Maluku 197 387 897 957 1.032 1.105 1.020 938 524 1.137 613 29 Maluku Utara - - - - - - - 94 214 - (214) 30 Papua 180 447 1.561 2.018 2.145 2.247 2.071 1.677 461 2.343 1.882

9.413 17.630 29.894 33.256 36.076 37.319 35.164 33.430 30.096 43.100 13.004

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

No. Provinsi

Keberadaan Bidan PTT

Indonesia

Page 322: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 6.1

No NegaraJumlah

Penduduk (Ribuan Jiwa)

Kepadatan Penduduk per

KM²

Laju Pertumbuhan

Penduduk 1993-2003 (%)

Persentase Penduduk Usia

0-14 Tahun

Persentase Penduduk Usia

15-64 Tahun

Persentase Penduduk Usia

65 Tahun Ke Atas

Angka Beban Tanggungan

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Brunei Darussalam 358 61 2,5 32,5 65,1 2,4 50

2 Indonesia 219.883 113 1,4 29,7 65,0 5,0 53

3 Kamboja 14.144 73 2,7 42,0 55,0 3,0 80

4 Laos 5.657 24 2,4 44,1 52,1 3,8 82

5 Malaysia 24.425 76 2,4 33,2 62,7 4,1 60

6 Myanmar 49.485 81 1,5 32,0 63,0 5,0 58

7 Philipina 79.999 270 2,0 36,0 60,0 4,0 66

8 Singapura 4.253 6.004 2,6 20,8 71,6 7,7 40

9 Thailand 62.833 123 1,1 21,3 67,6 6,6 46

10 Vietnam 81.377 244 1,5 - - - 57

Sumber :

Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk diambil dari WHO Health Report, 2005

Kepadatan penduduk dan Persentase penduduk per kategori Umur diambil dari UNESCAP, 2005

PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

Page 323: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

No NegaraUsia Harapan Hidup Waktu

Lahir

Total Fertility Rate (TFR)

Angka Kelahiran Kasar

per 1000 Penduduk

Angka Kematian Kasar per 1000

Penduduk

Probabilitas Kematian Balita

(per 1.000 balita)

Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Balita (AKABA)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Brunei Darussalam 77 2,5 23 3 6 5 6

2 Indonesia 67 2,3 21 7 41 31 41

3 Kamboja 54 4,7 34 10 140 97 140

4 Laos 59 4,7 35 12 91 82 91

5 Malaysia 72 2,9 22 5 7 7 7

6 Myanmar 59 2,8 24 11 106 76 107

7 Philipina 68 5,9 25 5 36 27 36

8 Singapura 80 1,3 10 5 3 3 3

9 Thailand 70 1,9 17 7 26 23 26

10 Vietnam 71 2,3 20 6 23 19 23

Usia Harapan Hidup, TFR, Angka Kematian Kasar, Probabilitas kematian Balita dan AKABA diambil dari WHO Health Report, 2005Angka kelahiran Kasar dan AKB diambil dari SOWC-UNICEF, 2005

Lampiran 6.2

PERBANDINGAN BEBERAPA DATA INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

Sumber :

Page 324: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 6.3

No Negara BCG (%) DPT3 (%) Polio3 (%) Hepatitis B3 (%) Campak (%) Vitamin A (%) (2002)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Brunei Darussalam 99 99 99 99 99 -

2 Indonesia 82 70 70 75 72 82

3 Kamboja 76 69 69 - 65 34

4 Laos 65 50 52 50 42 58

5 Malaysia 99 96 97 95 92 -

6 Myanmar 79 77 76 - 75 92

7 Philipina 91 79 80 40 80 86

8 Singapura 97 92 92 92 88 -

9 Thailand 99 96 97 95 94 -

10 Vietnam 98 99 96 78 93 55

Sumber : WHO Health Report, 2005

PERBANDINGAN DATA CAKUPAN IMUNISASI DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

Page 325: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - PROFIL 2004 · 2015. 9. 5. · Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. ... Lampiran 2.3

Lampiran 6.4

Kota Desa Total Kota Desa Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Brunei Darussalam - - - - - -

2 Indonesia 89 69 78 71 38 52

3 Kamboja 58 29 34 53 8 16

4 Laos 66 38 43 61 14 24

5 Malaysia 96 94 95 - 98 -

6 Myanmar 95 74 80 96 63 73

7 Philipina 90 77 85 81 61 73

8 Singapura 100 - - 100 - -

9 Thailand 95 80 85 97 100 99

10 Vietnam 93 67 73 84 26 41

Sumber :

SOWC-UNICEF, 2005

PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA ASEAN TAHUN 2002

No NegaraPenduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih (%) Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat (%)