KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...

72
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA PETUNJUK TEKNIS SARANA BUDIDAYA PERCONTOHAN TUGAS PERBANTUAN (TP)

Transcript of KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...

Page 1: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANREPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYADIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA

PETUNJUK TEKNISSARANA BUDIDAYA

PERCONTOHAN TUGAS PERBANTUAN (TP)

Page 2: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA
Page 3: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 1

SAMBUTAN

Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi kesehatan menjadi tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC).

Perdagangan bebas AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut, sub sektor perikanan budidaya sebagai prime mover utama pada tahun 2016 diarahkan kepada pembangunan perikanan budidaya yang berdaulat, mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektifitas, ramah lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety).

Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui pendekatan kawasan-kawasan minapolitan. Hal ini akan berperan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional.

Percontohan di kawasan minapolitan dilaksanakan melalui teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien dengan menerapkan total akuakultur sehingga terwujud perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture). Peran percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya ini menjadi sangat penting khususnya dalam upaya memberikan tontonan, tuntunan dan tauladan bagi masyarakat pembudidaya.

Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2016 ini, diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan perontohan dimaksud..

Jakarta, 29 Februari 2016 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si.

Page 4: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-Nya, Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu.

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Pokdakan sebagai pelaku utama di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari identifikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan, operasional budidaya) sampai dengan proses monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan pelaksanaan tugasnya diatur secara berjenjang mulai dari pembina pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota.

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak, karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang telah mengawal secara intensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan akuntabel. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya sejak persiapan hingga finalisasi Juklak ini.

Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan perikanan budidaya kini dan masa mendatang.

Jakarta, 29 Februari 2016 Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

Ir. Balok Budiyanto, MM.

Page 5: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 3

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 29/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNISPERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA

MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN / KOTA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dilaksanakan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan melalui tugas pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Page 6: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)4

154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

4. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN

Page 7: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 5

BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dipergunakan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok Pembudidaya Ikan pelaksana dalam melaksanakan percontohan di Kawasan Minapolitan secara efektif dan efisien.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 3

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 29 Februari 2016DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Page 8: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)6

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYANOMOR 29/PER-DJPB/2016TENTANGPETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2016, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 110 (seratus sepuluh) kabupaten/kota kawasan Minapolitan perikanan budidaya sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 111 A/KEP-DJPB/2015 tentang Penetapan 110 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun 2016. Pengembangan kawasan tersebut dapat dioptimalkan melalui dukungan dari berbagai sektor khususnya yang terkait dengan infrastruktur, PLN, permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi, transportasi dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dilakukan melalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan produksi dan nilai tambah (added value) produk, peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety) dan (food security) untuk meningkatkan daya saing dan diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB) sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan keberlanjutan usaha budidaya.

Penerapan CBIB Sejak tahun 2007 telah terbukti efektif, efisien, berkelanjutan dan menguntungkan dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan percontohan tersebut. Fakta dari keberhasilan penerapan

Page 9: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 7

teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional.

Sebagai acuan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pelaksana, perlu disusun Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota untuk dapat dikembangkan baik di kawasan Minapolitan maupun di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dimaksudkan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput laut.

Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan percontohan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

C. Sasaran

Sasaran Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 adalah:

1. terlaksananya percontohan perikanan budidaya di 110 Kab/Kota minapolitan tahun 2016 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan atau yang membidangi kelautan dan perikanan sebanyak 531 Paket;

2. terlaksananya Percontohan di 64 Kabupaten/Kota Kawasan sentra produksi Rumput Laut sebanyak 992 Paket; dan

3. tersedianya acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan serta UPT sebagai pendamping teknis dalam pelaksanaan percontohan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:

Page 10: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)8

1. kelembagaan;2. manajemen percontohan;3. pelaksanaan;4. pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan5. pembiayaan dan hasil kegiatan;

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah :

1. terealisasinya percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut secara efektif, efisien dan tepat waktu;

2. meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakan; dan

3. meningkatnya Pokdakan yang menerapkan teknologi anjuran.

F. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan:

1. Kawasan Minapolitan Budidaya adalah kawasan pengembangan perikanan budidaya terintegerasi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan usulan Bupati Kabupaten/Kota.

2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya berbasis kelompok dan satu manajemen.

3. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

4. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang membidangi kelautan dan perikanan.

5. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota yamg membidangi kelautan dan perikanan.

6. Badan Koordinasi Penyuluh yag selanjutnya disebut Penyuluh (PPB) adalah Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat provinsi.

7. Badan Pelaksana Penyuluhan yang selanjutnya disebut Bapeluh adalah Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat kabupaten.

8. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok, yang mengembangkan usaha

Page 11: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 9

produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya.

9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan.

10. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan.

11. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan dengan prinsip saling menguntungkan.

12. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan.

13. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan.

14. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Page 12: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)10

BAB IIKELEMBAGAAN

Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina, Tim Teknis, dan UPT sebagai pendamping teknis serta kelompok pelaksana percontohan (Gambar 1).

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

BAB II

KELEMBAGAAN

Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian,

pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan

perikanan budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim

Pembina, Tim Teknis, dan UPT sebagai pendamping teknis serta kelompok

pelaksana percontohan (Gambar 1).

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

2.1. Pembina Pusat

Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi :

a. merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;

b. menyusun Petunjuk Teknis percontohan; dan

c. melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan

percontohan.

2.2. Pembina Tingkat Provinsi

Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau

yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di

tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (Penyuluh/PPB) di tingkat

Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:

Ditjen Perikanan Budidaya

(Pembina Pusat)

Dinas KP Kabupaten/Kota

(Penanggung Jawab Pelaksana)

Dinas KP Provinsi dan Penyuluh/PPB

(Pembina Prov)

UPT Ditjen PB (Pendamping)

Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPB - UPT Kab/Kota

Pokdakkan Mitra

(Penanggung)

UPT Ditjen PB(Pendamping)

Page 13: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 11

2.1. Pembina Pusat

Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi :

a. merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;

b. menyusun Petunjuk Teknis percontohan;

c. menyusun Petunjuk Teknis percontohan; dan

d. melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan percontohan.

2.2. Pembina Tingkat Provinsi

Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (Penyuluh/PPB) di tingkat Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:

a. melakukan pembinaan keberhasilan percontohan ditingkat provinsi;

b. melakukan pembinaan teknis Penyuluhan dan penyebaranluasan informasi teknologi;

c. memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan percontohan;

d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan baik Dinas Provinsi maupun Penyuluh/PPB.

2.3. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi Perikanan Budidaya bertanggung jawab terhadap keberhasilan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan, yang berkoordinasi dengan Penyuluh/PPB, mempunyai tugas:

a. menunjuk penanggung jawab pelaksanaan percontohan tingkat Kab/Kota;

b. menetapkan lokasi dan Pokdakan percontohan berdasarkan usulan hasil identifikasi Tim Teknis, dibuktikan dengan Berita Acara Penetapan (Format 2c);

Page 14: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)12

c. membuat dan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala UPT pendamping;

d. melaksanakan temu lapang untuk mengevaluasi pelaksanaan percontohan;

e. membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang dibuktikan dengan berita acara;

f. memfasilitasi kemitraan dengan stakeholders lainnnya untuk keberlanjutan usaha;

g. melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya baik laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (Format 2, 3, dan 4).

2.4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya

Untuk mendukung tercapainya keberhasilan percontohan di Kawasan Minapolitan dan sentra Budidaya Rumput Laut Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas:

a. menunjuk pendamping teknis di masing-masing lokasi percontohan;

b. melakukan identifikasi lokasi dan Pokdakan bersama tim teknis;

c. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB);

d. melakukan pendampingan teknis dan manajemen pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya Rumput Laut; dan

e. melakukan monitoring dan evaluasi percontohan.

Pendampingan teknis UPT disetiap kawasan percontohan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

2.5. Tim Teknis

Tim Teknis pelaksana Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan budidaya, UPTD, dan Penyuluh yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi:

Page 15: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 13

a. melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Perikanan Budidaya sebagai pendamping untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana;

b. melakukan identifikasi calon lokasi dan Pokdakan pelaksana (Format 2a);

c. merekomendasikan lokasi percontohan dan Pokdakan pelaksana berdasarkan hasil identifikasi (dibuktikan dengan berita acara sesuai Format 2b);

d. mensosialisasikan percontohan di kawasan minapolitan;

e. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB) bersama dengan UPT Ditjen PB;

f. menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan;

g. menunjuk Manajer Teknis yang berkompeten dan bertanggungjawab dalam operasional kegiatan percontohan;

h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (sesuai form dalam Format 3);

i. melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya.

Gambar 2. (Struktur Kelembagaan Kelompok)

Gambar 2 (Struktur Kelembagaan Kelompok)

2.6. Pokdakan

Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan

mufakat disertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling

bekerjasama dengan menerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari

masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:

1. Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan,

pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok.

2. Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok,

inventarisasi sarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan

kelompok.

3. Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen

keuangan kelompok.

4. Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan dan

perawatan sarana dan prasarana dalam kelompok.

5. Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan

(rekaman) proses produksi dan didokumentasikan.

6. Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan

memasarkan hasil produksi.

7. Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber

permodalan dan menjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga

keberlanjutan usaha.

2.7. Manajemen Kelompok

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Seksi Sarana & Prasarana

Anggota

Seksi Produksi

Anggota

Seksi Pemasaran

Anggota

Seksi Usaha & Permodalan

Anggota

Manajer Teknis

Kelompok Lain (2-5 kelompok)

Bendahara

(2-5 kelompok)

Page 16: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)14

2.6. Pokdakan

Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan mufakat disertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling bekerjasama dengan menerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:

1. Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok.

2. Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok, inventarisasi sarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan kelompok.

3. Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen keuangan kelompok.

4. Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan dan perawatan sarana dan prasarana dalam kelompok.

5. Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan (rekaman) proses produksi dan didokumentasikan.

6. Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan memasarkan hasil produksi.

7. Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber permodalan dan menjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga keberlanjutan usaha.

2.7. Manajemen Kelompok

Manajemen kelompok merupakan sistem pengelolaan yang diterapkan dalam melaksanakan usaha budidaya yang berkelanjutan mempunyai tugas:

1. menerapkan manajemen usaha bersama secara kolektif;2. membuat rencana usaha bersama;3. mengatur pola tanam;4. meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok;5. mencatat dan mendokumentasikan kegiatan kelompok;6. melaksanakan kegiatan social kemasyarakatan; dan7. mengelola limbah hasil buangan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Page 17: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 15

2.8. Mitra

Mitra adalah stakeholder terkait yang akan mendukung keberlanjutan usaha budidaya terutama dalam hal membantu penjaminan promosi dan pemasaran produk. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk koperasi dan atau bermitra dengan stakeholder lainnya untuk penyediaan sarana produksi dan permodalan.

Page 18: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)16

BAB III MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perkanan budidaya di kawasan minapolitan

tahun 2016 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep

Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan

percontohan (Gambar 2).

Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di

Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan

3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi

Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang

berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana

percontohan dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret 2016.

Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan

percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta

menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara .

3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra

budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin

BAB III

MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun 2016 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan percontohan (Gambar 2).

Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan

3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi

Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana percontohan dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret

Page 19: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 17

BAB III MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perkanan budidaya di kawasan minapolitan

tahun 2016 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep

Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan

percontohan (Gambar 2).

Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di

Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan

3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi

Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang

berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana

percontohan dan dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Maret 2016.

Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan

percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta

menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara .

3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra

budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin

2016. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara.

3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya rumput laut tahun 2016 agar diprioritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/ Kota tahun 2015.

Lokasi pengembangan percontohan dilakukan di lahan milik Pokdakan, yang telah memenuhi kriteria, antara lain :

a. Aspek Teknis

1) lokasi sesuai Standar kelayakan budidaya (Tawar, Ikan Hias, Payau, Laut);

2) berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya;3) tidak dalam areal banjir dan cemaran;4) daya dukung lingkungan memadai; dan5) kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan

dikembangkan (teknologi anjuran).

b. Aspek Non Teknis

1) terdapat Kelembagaan kelompok; 2) sosial budaya dan atau kearifan local;3) kemudahan akses (transportasi, komunikasi, sumber benih dan

pasar;4) kondisi sarana dan prasarana penunjang; dan5) komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah.

c. Aspek Legalitas

Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai dengan tata ruang daerah dan tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan peruntukan pengembangan perikanan.

Page 20: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)18

3.1.3. Persyaratan Kelompok

Identifikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan bersama UPT sebagai pendamping teknis. Hasil identifikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita acara (Format 2c).

Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut yang diusulkan oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dan bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (Format 2d) berupa:

a. kelompok berbadan hukum;

b. penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan;

c. sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan minapolitan;

d. sanggup melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); dan

e. menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit.

3.1.4. Penetapan Lokasi dan Pokdakan

Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.

3.2. Pelaksanaan Percontohan

3.2.1. Persiapan

a. Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya

Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan persyaratan teknis budidaya.

b. Penyediaan Sarana dan Prasarana

Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015. Agar jadwal pengadaan oleh

Page 21: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 19

Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan percontohan.

c. Pemilihan Komoditas

Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria :

1) potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat/Pokdakan;

2) mudah dipasarkan;

3) meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha;

4) dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal;

5) dapat dipanen dalam skala masal;

6) mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

d. Penerapan Teknologi

Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan perikanan budidaya merupakan teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis) Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).

3.2.2. Pembinaan Teknis

Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Tim Teknis, dan UPT, yang dilakukan secara bertahap sejak persiapan, pelaksanaan budidaya hingga pelaksanaan panen.

3.2.3. Temu Lapang

Temu lapang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota di lokasi percontohan dengan melibatkan UPT, Tim teknis, Mitra, dan Pokdakan lainnya, yang bertujuan untuk:

Page 22: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)20

a. mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektifitas percontohan;

b. menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan;

c. menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi pemecahannya.

3.3. Pola Pengelolaan Percontohan

Pola pengelolaan percontohan kawasan minapolitan dilakukan berdasarkan pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan teknologi yang dianjurkan.

3.3.1. Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif

Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain, usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible.

Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah finansial; harus memiliki seorang manajer teknis yang menguasai SOP dan paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 – 5 kelompok kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.

Kelompok kolektif mengoperasikan seluruh petak kolam/tambak dengan iuran yang identik namun mengerjakan pemeliharaan di petak masing-masing. Kegagalan usaha di satu petak akan ditutupi oleh keuntungan dari petak-petak yang lain, karena biaya operasional seluruh kolam/tambak adalah tanggung jawab bersama, demikian juga resiko ditanggung bersama (tanggung renteng).

Page 23: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 21

3.3.2. Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek (pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Pengembangan percontohan perikanan budidaya ini diharapkan akan menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan.

3.3.3. Penguatan Kelembagaan Pokdakan

Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan menguntungkan semua pihak.

Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui:

a. partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha;b. pembentukan badan hukum kelompok;c. pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok; d. peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok;

dane. menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya

yang saling menguntungkan.

3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016 dilakukan melalui tahapan sebagaimana tabel 1.

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016

No Detail Kegiatan Penanggung Jawab

Bulan Ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I PERSIAPAN

APenyusunan Juknis dan Juknis, Pembentukan Tim Teknis

Tim Pusat,

Dinas KP Kab/Kota

Page 24: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)22

BIdentifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan

Tim Teknis

C Sosialisasi Dinas KP Kab/Kota & UPT

D Penetapan Lokasi dan Pokdakan

Dinas KP Kab/Kota

E Penentuan SOP Tim TeknisII PELAKSANAAN

A Persiapan lahan Tim Teknis dan Pokdakan

Penebaran Dinas KP Kab/

Kota,Tim Teknis, UPT

dan Pokdakan

Pemeliharaan Tim Teknis dan Pokdakan

B Pembinaan Tim Teknis

C Temu Lapang Dinas KP Kab/Kota

E PanenDinas KP Kab/

Kota,Tim Teknis, Pokdakan, dan

Pembina

IIIMONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A Monitoring Tim Teknis dan Pembina

B EvaluasiDinas KP

Kab/Kota dan Pembina

C Laporan Bulanan Tim Teknis

D Laporan Pendahuluan

Dinas KP Kab/Kota

E Laporan Kemajuan

Dinas KP Kab/Kota

F Laporan Akhir Dinas KP Kab/Kota

Page 25: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 23

BAB IV PELAKSANAAN

4.1. Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi percontohan harus menggacu pada Petunjuk Teknis ini, baik teknis, non teknis maupun legalitas. Tata cara penetapan dilakukan melalui wawancara langsung, peninjauan lokasi dan wadah budidaya serta pemerikasaan dokumen oleh tim teknis kepada pokdakan dengan mengacu pada checklist yang telah dimuat dalam Petunjuk Teknis.

4.2. Pelaksanaan Percontohan

Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana kerja teknis yang disusun oleh tim teknis bersama pokdakan pelaksana percontohan kawasan budidaya tahun 2016 dan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh UPT sebagai pendamping teknis. Komoditas yang akan dikembangkan bukan termasuk komoditas asing Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya jenis tersebut dan akan mengurangi biodeversitas spesies lokal, jenis dan paket komoditas percontohan tersebut adalah :

a. Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria).b. Kerapu.c. Rumput Lat E. Cottonii.d. Bandeng (semi intensif).e. Udang vaname.f. Gurame.g. Udang galah (UGADI).h. Lele.i. Patin.j. Nila.k. Mas.l. Ikan hias.

Teknologi Percontohan merupakan teknologi hasil perekayasaan yang inovatif, aplikatif dan ramah lingkungan. Teknologi harus diterapkan oleh Pokdakan pelaksana percontohan yang berpedoman pada SOP yang telah dibuat oleh tim teknis, mengacu pada SNI dan menerapkan prinsip-prinsip CBIB.

Page 26: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)24

Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat secara langsung dalam setiap tahapan teknis operasional budidaya dibawah bimbingan teknisi.

4.2.1. Paket Percontohan

Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan minapolitan perikanan budidaya meliputi budidaya air tawar, air payau dan laut serta ikan hias yang disesuaikan dengan potensi kawasan minapolitan, contoh standar paket terlampir.

4.2.2. Pembinaan teknis

Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha bersama Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untuk pengakuan bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.

Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

4.2.3. Temu lapang Percontohan

Temu lapang dilakukan pada akhir tahapan percontohan dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan dengan melibatkan narasumber melalui penyajian materi dan diskusi, diharapkan setiap peserta dapat memberikan pengalaman, saran dan masukan untuk keberlanjutan usaha budidaya di masa mendatang.

Temu lapang juga dapat sebagai media penyebaran informasi dan memotivasi pokdakan untuk mengembagkan usaha budidaya perikanan di kawasan lainnya.

Page 27: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 25

4.2.4. Contoh Standar Paket Percontohan Budidaya Ikan

A. Budidaya Air Tawar

1. Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor)Pakan : 2.933 kilogramPersiapan kolam : 1 paketAlat perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 5,985 ton.

2. Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan luasan 1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogramBenih nila : 3.300 ekorPakan : 528 kilogramPupuk : 15 kilogramAlat perikanan : 1 paketPembuatan caren : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan nila 440 kg dan padi 700 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar nila 1,76 ton dan 2,8 ton padi.

3. Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI) dengan luasan 1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:

Benih padi : 5 kilogramTokolan udang : 10.000 ekorPakan : 240 kilogramPupuk : 15 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi udang 3 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 166 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 664 kilogram.

Page 28: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)26

4. Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 20.000 ekor (8-12 cm/ekor)Pakan : 2.000 kilogramKolam terpal : 10 unitAlat perikanan : 1 paketPersiapan kolam : 10 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 6 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.000 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1,2 ton.

5. Paket budidaya lele intensif dengan penerapan teknologi bioflok (10 M2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Pembuatan kolam (bundar/persegi) : 10 unitSaluran dan kolam tamping : 1 paketPompa bensin 3’ : 1 unitPompa sumersable : 12 unitSelang plastik : 1 paketSerok : 5 buahBak : 5 buahEmber : 5 buahBenih : 75.000 ek (7-8 cm/ekor)Pakan : 6000 kg.Probiotik : 20 literMolase : 500 literTepung terigu/kanji : 1000 kgPremix : 1 kgDesinfektan : 5 botol

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan ukuran konsumsi 6800 kg oversize 100 kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar ukuran konsumsi 27,2 ton oversize 400 kg undersize 1200 kg.

6. Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 10.000 m2

Pompa : 1 unitKincir : 4 unit

Page 29: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 27

Genset : 1 unitPeralatan dan sarana : 1 unitPersiapan kolam : 1 paketPeralatan : 1 paket Benih : 300.000 ekor (3 inchi)Pakan : 229.500 kilogramKapur pertanian : 4.000 kilogramSaponin : 50 kilogramProbiotik : 100 literBiaya panen : 2 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 172.260 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.

7. Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 4 unit Persiapan lahan : 10 paket Peralatan : 1 paket Benih : 4.000 ekor (7-9 cm/ekor) Pakan : 2.808 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.160 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4,32 ton.

8. Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paket Benih : 3.400 ekor (5-8 cm/ekor) Pakan : 1.000 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.

9. Paket budidaya nila di KJA dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Karamba : 1 unit (7 x 7 x 4 m) Perahu : 1 unit Bahan bakar : 1 paket

Page 30: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)28

Benih : 29.400 ekor (uk.10-12 gram/ekor, padat tebar 150 ekor/m2) Pakan : 8.600 kilogram Vitamin, obat-obatan : 1 paket Alat Perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 6.615 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 19,8 ton.

10. Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paketBenih : 4.000 ekor (5-8 cm ekor)Pakan : 950 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

B. BUDIDAYA AIR PAYAU/LAUT

1. Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Nener : 5.000 ekor (uk. 4-7 cm)Benur : 10.000 ekor (PL 30)Rumput laut : 1.000 kilogramPupuk : 1 paketPersiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus per tahun, udang 2 siklus per tahun, dan rumput laut 4 siklus per tahun. Sedangkan produksi per siklus masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size 50), bandeng 1000 kg (size 5) dan rumput laut 4000 kilogram basah, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil masing-masing produksi udang sekitar 320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput laut basah 12.000 kg.

2. Paket budidaya kerapu di KJA sebanyak 2 unit (1 unit = 8 lubang) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:

Pengadaan sarana KJA : 2 paketPeralatan : 2 paketBenih kerapu cantang : 5.200 ekor (uk. 9-10 cm)

Page 31: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 29

Pakan rucah : 11.700 kg (FCR = 5)

Dengan asumsi 1 siklus produksi 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.340 kg (size 2), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4.680 kg

3. Paket budidaya rumput laut metode long line/ bingkai (25 x 100 m) atau dengan metode Rakit Apung dan atau lepas dasar dan atau metode lainnya sesuai dengan teknologi anjuran disesuaikan dengan kondisi daerah lokasi percontohan dalam bentuk sarana produksi sesuai dengan jenis metoda yang dilaksanakan yang terdiri dari :

Peralatan pendukung : 1 paketPerahu : 1 unitBibit rumput laut : 1 tonTali PE : 36 kg (diameter 12 mm)Tali PE : 100 kg (diameter 10 mm)Tali PE : 40 kg (diameter 4 mm)Tali PE : 4 gulung (diameter 1,5 mm)Tali PE : 36 kg (diameter 12 mrn)Tali PE : 8 pak (diameter 1mm)Jangkar beton : 4 buah (@50 kg)Pelampung utama : 16 buah (volume 25 liter)Pelampungjalur : 500 buah (volume 600 mililiter)Peralatan : 1 paketPersiapan lahan : 1 paketTenaga kerja : 1 orang

Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 siklus per tahun, maka produksi 1 siklus diproyeksikan minimal 6.000 kg rumput laut basah, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput laut basah.

4. Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1 hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Glondongan : 50.000 ekor (30-40 gram/ ekor)Pakan : 9.600 kgPupuk : 1 paketPeralatan : 1 paket (termasuk kincir)Persiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi waktu produksi dalam 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 8.000 kg (size 4), sehingga dalam 1 tahun

Page 32: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)30

akan diperoleh hasil minimal 16.000 kg bandeng.

5. Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1 hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kincir : 16 unitPeralatan kualitas air : 1 paketGenset : 2 unit (15 PK)Persiapan lahan : 1 paketPlastik mulsa : 1 paketObat-obatan : 1 paketBenih : 1.000.000 ekor (PL 12)Pakan : 22.500 kg (FCR = 1.5)

Dengan asumsi waktu. produksi 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 15.000 kg (size 50), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 30.000 kg udang vaname.

C. BUDIDAYA MAN HIAS

1. Paket budidaya ikan koi di kolam (12 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Bak tandon : 2 unitPompa air : 1 unitBlower : 1 unitInstalasi air dan aerasi : 1 paketInstalasi listrik : 1 paketWaring : 2 unitAlat kualitas air : 1 paketPeralatan lapangan : 1 paketBenih : 3.600 ekor (ukuran 5 cm)Pakan : 1.971 kgObat-obatan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 5 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 14.440 ekor ikan koi (ukuran 15 cm).

Catatan: Semua paket demfarm-demfarm (budidaya air tawar, payau/laut, ikan hias) dapat disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di lokasi demfarm masing-masing.

Page 33: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 31

BAB VPEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

5.1. Pembinaan

Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pusat, propinsi dan Kab/Kota Pembinaan Pusat dilaksanakan melalui penyusunan Pedoman, Fasilitasi bantuan, Pendampingan dan Bimbingan teknis, sedangkan pendampingan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha bersama Dinas KP Prov/Kab/Kota atau yang membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untuk pengakuan bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.

Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan tingkat Nasional, Provinsi/Kabupaten/Kota serta pertemuan kelompok, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

5.2. Monitoring

Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak langsung melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektifitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.

5.3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menganalisa relevansi, efektifitas dan dampak dari hasil pelaksanaan dengan membandingkan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan periakanan budidaya di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut tersebut mencakup:

Page 34: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)32

a. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;

b. produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi percontohan;

c. dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan pendapatan pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di tingkat pokdakan;

d. penguatan kelembagaan, kemandirian pokdakan dan kerjasama kemitraan; dan

e. persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.

5.4. Pelaporan

Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan Minapolitan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi dan Usaha Budidaya ditembuskan kepada Dinas Provinsi.

Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan melalui email [email protected]

Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dan disampaikan ke Dirjen Perikanan budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks 021-3514758 atau email [email protected]. Alur pelaporan sebagaimana Gambar 2.

Page 35: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 33

Gambar 3. Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

5.4.1. Laporan Bulanan

Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya ke Direktorat Jenderal oleh tim teknis diketahui Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dengan Tembusan ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks 021-3514758 atau email [email protected]. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 1.

lanjut. Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi dan Usaha Budidaya ditembuskan kepada Dinas Provinsi.

Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan melalui email [email protected]

Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dan disampaikan ke Dirjen Perikanan budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dan Udaha Budidaya melalui via pos, faks 021-3514758 atau email [email protected]. Alur pelaporan sebagaimana Gambar 2.

Gambar 3. Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

5.4.1. Laporan Bulanan

Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya ke Direktorat Jenderal oleh tim teknis diketahui Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dengan Tembusan ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks 021-3514758 atau email [email protected]. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 1.

Keterangan: : Menyampaikan Laporan : Tembusan

Ditjen Perikanan Budidaya

(Pembina Pusat)

Dinas Kabupaten/Kota (Penanggung Jawab

Pelaksana)

Dinas Provinsi (Pembina Prov)

UPT Ditjen PB (Pendamping)

Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPB - UPT Kab/Kota

Pokdakkan

Page 36: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)34

5.4.2. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis, identifikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta jadwal pelaksanaan kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 2.

5.4.3. Laporan Kemajuan

Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan kemajuan sebagaimana pada Format 3.

5.4.4. Laporan Akhir

Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan percontohan (produksi), kendala, solusi dan dampak serta rencana tindak lanjut sejak persiapan sampai dengan kegiatan proses produksi berakhir, termasuk hasil dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan. Laporan tertulis secara naratif dan disusun secara sistematis, dengan outline. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan akhir sebagaimana pada Format 4.

Page 37: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 35

BAB VIPEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN

6.1. Sumber Dana

Sumber pembiayaan untuk kegiatan percontohan Kawasan Minapolitan berasal dari APBN melalui Satker Tugas Pembantuan Dinas Kabupaten/Kota Tahun 2016.

6.2. Hasil Kegiatan Percontohan

Hasil kegiatan percontohan kawasan Minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut diserahkan oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Pokdakan dengan dilengkapi Berita Acara serah terima hasil percontohan (Format 5) yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Hasil percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awal pengembangan musim tanam selanjutnya dan harus dilaporkan secara berkala sesuai dengan komoditas yang dibudidayakan.

Pelaksanaan siklus berikutnya dilakukan oleh Pokdakan dengan pendampingan teknis oleh UPT Kabupaten/Kota dan atau Penyuluh. Penanggung jawab pembinaan kelompok dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota.

Page 38: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)36

BAB VIIPENUTUP

Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016, diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan minat pembudidaya ikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya, diperlukan koordinasi yang baik secara terpadu, baik ditingkat pemerintah, Pokdakan Pelaksana, maupun pihak terkait lainnya.

Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan pola kemitraan serta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang diharapkan kelompok dapat meningkatkan status kelompok menjadi kelompok utama /mandiri (bankable).

Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan kawasan budidaya dengan efisien, terarah dan sistematis.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinyaa.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

Setiadi Heri Surono

Page 39: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 37

LAM

PIR

AN II

PE

RAT

UR

AN D

IRE

KTU

R J

EN

DE

RAL

PE

RIK

ANAN

BU

DID

AYA

NO

MO

R 2

9/PE

R-D

JPB

/201

6 TE

NTA

NG

PE

TUN

JUK

TE

KN

IS P

ER

CO

NTO

HAN

PE

RIK

ANAN

BU

DID

AYA

ME

LALU

I TU

GAS

PE

MB

ANTU

AN

DIN

AS

KE

LAU

TAN

D

AN

PER

IKAN

AN K

ABU

PATE

N/K

OTA

TAH

UN

201

6

For

mat

1

La

pora

n B

ulan

an K

egia

tan

Perc

onto

han

LA

PORA

N B

ULA

NAN

K

EG

IATA

N P

ER

CO

NTO

HAN

KAW

ASAN

MIN

APO

LITA

N P

ER

IKAN

AN B

UD

IDAY

A D

ANA

TUG

AS P

EMB

ANTU

AN (T

P) D

INAS

KAB

UPA

TEN

/ K

OTA

……

……

……

.. TA

HU

N 2

016

Ti

m T

ekni

s :

Po

kdak

an P

elak

sana

:

Lo

kasi

-

Des

a :

-

Kec

amat

an

:

- K

abup

aten

:

-

Prov

insi

:

K

omod

itas

:

Peri

ode

Bul

an

:

No

Det

ail

Keg

iata

n In

dika

tor

Prog

res

Kem

ajua

n Pe

kerj

aan

(%)

Perm

asal

ahan

Ti

ndak

an

Ket

eran

gan

Min

ggu

I

Min

ggu

II

Min

ggu

III

Min

ggu

IV

1

2

3

Page 40: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)38

Format 2 Format Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………….. TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang b. Tujuan dan Sasaran

II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA

PERCONTOHAN a. Tim Teknis b. Calon Lokasi dan Calon Pokdakan c. Waktu Identifikasi dan hasil Identifikasi d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksana Percontohan e. Kesanggupan Pokdakan Pelaksana

III. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN a. Kondisi Lokasi b. Kelembagaan Pokdakan

IV. RENCANA PELAKSANAAN a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Panen

V. PENUTUP

Lampiran-Lampiran 1. Lampiran Form SK Penetapan Tim Teknis; 2. Lampiran Form Checklist Hasil Identifikasi; 3. Lampiran Form BA Usulan Lokasi dan Pokdakan oleh Tim Teknis; 4. Lampiran Form BA Penetapan oleh Kepala Dinas; 5. Lampiran Form Surat Pernyataan Kesanggupan Pokadakan; 6. Lampiran Form Jadwal dan Rencana Kerja;

Page 41: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 39

Format 2a Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2016

CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA

PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA (TP DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………)*

TAHUN 2016

Tim Teknis (Ketua) : Nama Pokdakan : Lokasi Usaha

- Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : Tanggal Identifikasi : Komuditas :

No. Persyaratan Kesesuaian Kondisi

existing/Keterangan Ya Tidak I Lokasi 1 Sesuai dengan tata letak daerah,

tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan

2 Secara teknis berada pada lingkungan yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan dibudidayakan

3 Tingkat resiko bahaya keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah

4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan, komunikasi, sumber benih, pasar dll)

II Kelembagaan Kelompok 1 Berbadan Hukum Koperasi

2 Memiliki surat keterangan/ pengukuhan kelompok dan atau terdaftar di Dinas Kab/ Kota

3 Memiliki struktur organisasi dan anggota/ SDM yang jelas/memadai

4 Status kelompok telah berkembang dan masih aktif dalam kegiatan usaha budidaya

5 Belum pernah menerima bantuan

dana PUMP/TP dari Ditjen PB

1 Kesimpulan :

2 Usulan/Rekomendasi :

Page 42: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)40

......................., tanggal/bulan/tahun

TIM TEKNIS

No Nama/ Jabatan Tanda tangan

1 .......................................... ( Ketua) 1 ...................................

2 .......................................... ( Anggota) 2 .........................

3 .......................................... ( Anggota) 3 ...................................

4 .......................................... ( Anggota) 4 ..........................

Catatan: *) coret yang tidak perlu

Format 2a Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2016

CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA

PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA (TP DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………)*

TAHUN 2016

Tim Teknis (Ketua) : Nama Pokdakan : Lokasi Usaha

- Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : Tanggal Identifikasi : Komuditas :

No. Persyaratan Kesesuaian Kondisi

existing/Keterangan Ya Tidak I Lokasi 1 Sesuai dengan tata letak daerah,

tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan

2 Secara teknis berada pada lingkungan yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan dibudidayakan

3 Tingkat resiko bahaya keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah

4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan, komunikasi, sumber benih, pasar dll)

II Kelembagaan Kelompok 1 Berbadan Hukum Koperasi

2 Memiliki surat keterangan/ pengukuhan kelompok dan atau terdaftar di Dinas Kab/ Kota

3 Memiliki struktur organisasi dan anggota/ SDM yang jelas/memadai

4 Status kelompok telah berkembang dan masih aktif dalam kegiatan usaha budidaya

5 Belum pernah menerima bantuan

dana PUMP/TP dari Ditjen PB

1 Kesimpulan :

2 Usulan/Rekomendasi :

Page 43: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 41

Format 2b Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 Nomor : ........................................………….…………………………….

Pada hari ini tanggal ……………….… bulan ….....….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ....................................

NIP : ....................................

Jabatan : ...................................... bertindak sebagai ketua Tim teknis

Satuan kerja :

Menyatakan bahwa:

Nama Kelompok : …………………………………………..

Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat :

Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 yang dilaksanakan pada tanggal ............ bulan .......... tahun 2016, telah memenuhi persyaratan dan kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 (data pokdakan dan hasil identifikasi terlampir).

Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Pokdakan tersebut di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016..

Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui: Yang mengusulkan: Ketua kelompok Ketua Tim teknis

ttd

(..........................................)

ttd

(..........................................)

Page 44: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)42

Format 2c Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan

Percontohan kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016

Nomor : ........................................………….…………………………….

Pada hari ini tanggal ……………….… bulan ….....….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan :

Satuan kerja :

Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 Nomor :............... tahun 2016 yang mengusulkan :

Nama Kelompok : …………………………………………..

Lokasi - Jalan : - Desa/Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten/Kota : - Provinsi : - Titik koordinat :

Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016.

Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas Kabupaten/Kota......................

ttd

(…………………………….)

Keterangan; Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT (derajat (0) menit (‘) detik (“) LS/LU dan derajat derajat (0) menit (‘) detik (“) BB/BT)

Page 45: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 43

Format 2d BA Surat Kesanggupan Pokdakan

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

Pada hari ini…………… tanggal……….. bulan ………………..tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama Kelompok : 2. Lokasi Unit Budidaya :

Dengan ini menyatakan kesanggupan melaksanakan percontohan perikanan budidaya tahun 2016 dan memenuhi ketentuan:

a) Menyiapkan lahan percontohan budidaya; b) Mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan budidaya; c) Melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); d) Menerapkan dan disertifikasi CBIB; e) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit; f) Mengembangkan secara berkelanjutan ke kawasan budidaya lainnya.

Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenar - benarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinnya.

………………, tanggal/bulan/tahum

1. Ketua Kelompok ttd

Meterai 6000

(Nama…………………………)

2.Wakil Ketua ttd

(Nama…………………………)

3.Sekretaris ttd

(Nama…………………………)

4.Anggota ttd

(Nama…………………………)

5.Anggota ttd

(Nama…………………………)

Page 46: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)44

Format 3 Laporan Kemajuan TP Percontohan

I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Sasaran c. Rencana Kerja/ Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERCONTOHAN

a. Indikator keberhasilan dan target b. Kondisi dan Perkembangan pencapaian target c. Permasalahan

III. RENCANA TINDAK LANJUT a. Alternatif solusi/Pemecahan masalah b. Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target

IV. PENUTUP Lampiran-Lampiran 1. Lampiran Form Kemajuan Pekerjaan 2. Lampiran Tabel Monitoring Kualitas Air 3. Lampiran Tabel Peforma Ikan dan Mortalitas Ikan

Page 47: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 45

Format 3a Form Laporan Kemajuan Percontohan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN

PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………….. TAHUN 2016

1) Tim Teknis (Ketua) : 2) Nama Pokdakan (Ketua) : 3) Manajer Teknis (MT) : 4) Lokasi Usaha - Desa : - Kecamatan : - Kab/Kota : - Provinsi : - Telp dan Fax :

5) Surat Keterangan Dinas/ Surat Pengukuhan Kelompok

:

6) Informasi lahan - Total luas lahan (ha) :

- Luas bersih lahan budidaya

(ha) :

- Jumlah petak pemeliharaan

(unit) :

- Luas petak rata-rata

(m2/petak) :

7) Asal benih/benur/bibit : 8) Jenis komoditas budidaya : 9) Kapasitas produksi (ton/thn) : 10) Jumlah Pekerja :

No. Uraian Kegiatan

Penaggung

Jawab

Progres/ Kemajuan Kegiatan Permasalahan

dan Kendala

Tindakan/ Rencana

Tindak Lanjut Keterangan

Detail Kegiatan

Fisik (% )

I Persiapan 1 2 3 II Pelaksana 1 2 3 III Panen 1 2 3

……….., tanggal/ bulan/tahun Penanggung Jawab/ Ketua Tim

(..........................................................)

Page 48: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)46

Format 3b Form Monitoring Kualitas Air, Performa Ikan dan Laporan Mortalitas Ikan

Tabel Monitoring Kualitas Air (Lap. Kemajuan)

Hari/Tgl Kode Kolam

Parameter Kualitas air Perlakuan Ket.

DO pH Nitrat Nitrit Salinitas dst. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl....

dst..

Tabel Performa Ikan (Lap. Kemajuan)

Hari/Tgl Kode Kolam Juml. Ikan (ekor)

Berat (g)

Panjang (cm)

Keterangan Tgl.

Sebelumnya Tgl.

Berikutnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl....

dst.. Tabel Laporan Mortalitas Ikan (Lap. Kemajuan)

Hari/Tgl Kode Kolam ∑ Tebar awal (ekor)

Ikan Mati ∑ Ikan hidup (ekor) Ukuran (g) Jumlah (ekor)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl.... hari..../tgl....

dst....

Page 49: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 47

Format 4 Format Laporan Akhir

OUT LINE

LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PERCONTOHAN BUDIDAYA PERIKANAN

PADA KAWASAN MINAPOLITAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Sasaran 1.3. Lokasi dan Pelaksanaan 1.4. Output 1.5. Outcome

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Pemilihan lokasi 2.2 Teknologi budidaya 2.3 Penyediaan sarana dan prasarana produksi 2.4 Proses produksi 2.5 Kendala dan Solusi

III. KINERJA HASIL 3.1 Penerapan teknologi budidaya 3.2 Perkembangan produksi dan produktivitas 3.3 Laporan hasil panen

IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan 4.2 Saran dan Rekomendasi

V. PENUTUP

Lampiran: Foto Kegiatan

Page 50: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)48

Format 5 BA Serah Terima Hasil Percontohan

BERITA ACARA

SERAH TERIMA HASIL PRODUKSI PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2016

Pada hari ini ............ tanggal........... bulan ............... tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : .................................................... Jabatan : .................................................... Alamat : ....................................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama.................... .*). Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama.

II. Nama : .................................................... Jabatan : .................................................... Alamat : ....................................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) .......................... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.

Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB), berupa uang senilai Rp ...................... (............................................................) dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pihak pertama menyerahkan hasil produksi percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) budidaya ikan kepada pihak kedua sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi hasil kegiatan di lapangan

b) Pihak kedua menerima hasil produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi anjuran berikutnya.

c) Pihak kedua memegang komitmen dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi budidaya hasil kegiatan percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) serta membuka diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan lain.

d) Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional kegiatan budidaya selanjutnya menjadi tanggungjawab pihak kedua. Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya. ............, ......, ........ 2016

PIHAK PERTAMA

(................................)

PIHAK KEDUA (Materai 6000)

(................................) *) : coret yang tidak perlu

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Format 5 BA Serah Terima Hasil Percontohan

BERITA ACARA

SERAH TERIMA HASIL PRODUKSI PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2016

Pada hari ini ............ tanggal........... bulan ............... tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : .................................................... Jabatan : .................................................... Alamat : ....................................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama.................... .*). Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama.

II. Nama : .................................................... Jabatan : .................................................... Alamat : ....................................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) .......................... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.

Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB), berupa uang senilai Rp ...................... (............................................................) dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pihak pertama menyerahkan hasil produksi percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) budidaya ikan kepada pihak kedua sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi hasil kegiatan di lapangan

b) Pihak kedua menerima hasil produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi anjuran berikutnya.

c) Pihak kedua memegang komitmen dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi budidaya hasil kegiatan percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) serta membuka diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan lain.

d) Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional kegiatan budidaya selanjutnya menjadi tanggungjawab pihak kedua. Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya. ............, ......, ........ 2016

PIHAK PERTAMA

(................................)

PIHAK KEDUA (Materai 6000)

(................................) *) : coret yang tidak perlu

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Page 51: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 49

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Page 52: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)50

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016.

KESATU : Menetapkan Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016 berjumlah 110, sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.

Page 53: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 51

KEDUA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 31 Agustus 2015

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya a.n.Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum

Hendra Dermawan

Page 54: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)52

LAMPIRANKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KOMODITAS1. Aceh 1. Kabupaten Aceh Tenggara Nila, Mas, Lele 2. Kabupaten Bireun Udang Windu, Bandeng,

Kerapu 3. Kabupaten Aceh Timur Udang, Bandeng, Kerapu 4. Kabupaten Aceh Selatan Mas, Nila2. Sumatera Utara 5. Kabupaten Serdang

BedagaiLele, Udang Vaname, Gurame, Mas

6. Kabupaten Tapanuli Utara Mas, Nila3. Sumatera Barat 7. Kabupaten Agam Mas, Nila 8. Kabupaten Pasaman Mas, Nila, Lele 9. Kabupaten Pesisir Selatan Kerapu 10. Kabupaten Lima Puluh

KotaMas, Nila

11. Kabupaten Dharmasraya Mas, Nila4. Riau 12. Kabupaten Kampar Patin, Mas, Nila 13. Kabupaten Kuantan

SingingiPatin,Nila

5. Kepulauan Riau 14. Kabupaten Bintan Kerapu, Rumput Laut6. Jambi 15. Kabupaten Muaro Jambi Patin, Nila 16. Kabupaten Batanghari Patin, Nila7. Bengkulu 17. Kabupaten Bengkulu

UtaraNila, Mas

18. Kabupaten Bengkulu Selatan

Nila, Mas

8. Sumatera Selatan

19. Kabupaten OKU Timur Patin, Nila

Page 55: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 53

20. Kabupaten OKI Udang, Patin, Mas, Nila 21. Kabupaten Ogan Ilir Patin, Nila 22. Kabupaten OKU Selatan Patin, Nila 23. Kabupaten Banyuasin Patin, Nila 24. Kota Palembang Patin, Lele, Nila 25. Kabupaten Musi Rawas Nila, Mas, Lele 26. Kabupaten Musi

BanyuasinNila, Patin

9. Kep. Bangka Belitung

27. Kabupaten Bangka Selatan

Rumput Laut, Kerapu

10. Lampung 28. Kabupaten Pesawaran Kerapu, Rumput Laut, Udang 29. Kabupaten Tulang

BawangUdang

30. Kabupaten Lampung Timur

Udang, Bandeng

31. Kabupaten Lampung Selatan

Udang, Rumput Laut

11. Banten 32. Kabupaten Tangerang Udang, Bandeng, Lele 33. Kabupaten Serang Bandeng, Rumput Laut

12. Jawa Barat 34. Kabupaten Karawang Udang, Bandeng 35. Kabupaten Subang Bandeng, Nila, Udang,

Rumput Laut 36. Kabupaten Indramayu Udang, Bandeng 37. Kabupaten Bogor Lele 38. Kabupaten Garut Mas, Nila, Lele, Udang Galah,

Ikan Hias13. Jawa Tengah 39. Kabupaten Brebes Rumput Laut, Udang 40. Kabupaten Pemalang Udang, Bandeng 41. Kabupaten Demak Udang, Bandeng, Lele,

Gurame 42. Kabupaten Jepara Udang, Bandeng 43. Kabupaten Pati Udang, Bandeng 44. Kabupaten Rembang Udang 45. Kabupaten Klaten Nila 46. Kabupaten Boyolali Lele 47. Kabupaten Banyumas Gurame 48. Kabupaten Banjarnegara Gurame, Nila 49. Kabupaten Kendal Udang, Bandeng

Page 56: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)54

14. DI Yogyakarta 50. Kabupaten Gunungkidul Lele 51. Kabupaten Sleman Lele, Mas, Nila

15. Jawa Timur 52. Kabupaten Tuban Bandeng, Udang, Lele, Nila, Mas

53. Kabupaten Lamongan Udang Vanname, Bandeng 54. Kabupaten Gresik Udang, Bandeng 55. Kabupaten Sidoarjo Udang, Bandeng 56. Kabupaten Pasuruan Udang, Bandeng, Lele, Nila 57. Kabupaten Probolinggo Udang 58. Kabupaten Banyuwangi Udang 59. Kabupaten Blitar Ikan Koi, Nila, Gurame, Lele 60. Kabupaten Sumenep Rumput Laut 61. Kabupaten Tulungagung Lele 62. Kabupaten Situbondo Udang

16. Kalimantan Barat

63. Kabupaten Sambas Udang Windu, Bandeng

17. Kalimantan Tengah

64. Kabupaten Kapuas Patin

18. Kalimantan Selatan

65. Kabupaten Banjar Patin, Mas, Nila

66. Kabupaten Hulu Sungai Utara

Patin, Mas, Nila

67. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Patin

19. Kalimantan Timur

68. Kabupaten Penajam Paser Utara

Bandeng

69. Kabupaten Kutai Kartanegara

Nila, Mas

20. Kalimantan Utara

70. Kabupaten Malinau Mas

21. Sulawesi Utara 71. Kabupaten Minahasa Utara

Rumput Laut

72. Kabupaten Minahasa Tenggara

Nila, Mas

73. Kabupaten Minahasa Mas, Nila, Rumput Laut22. Gorontalo 74. Kabupaten Gorontalo

UtaraUdang, Rumput Laut, Bandeng

Page 57: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 55

75. Kabupaten Pohuwato Rumput Laut, Udang23. Sulawesi Tengah 76. Kabupaten Parigi Moutong Rumput Laut 77. Kabupaten Morowali Rumput Laut, Udang,

Kerapu, Lele

78. Kabupaten Donggala Udang, Bandeng, Rumput Laut

79. Kabupaten Tojo Una-Una Rumput Laut24. Sulawesi

Selatan80. Kabupaten Pangkajene

KepulauanUdang, Rumput Laut, Bandeng

81. Kabupaten Pinrang Udang Windu, Rumput Laut, Bandeng

82. Kabupaten Maros Udang, Bandeng, Rumput Laut

83. Kabupaten Bone Udang, Bandeng, Rumput Laut

84. Kabupaten Takalar Udang, Bandeng, Rumput Laut

85. Kabupaten Jeneponto Udang, Bandeng, Rumput Laut

25. Sulawesi Barat 86. Kabupaten Polewali Mandar

Udang, Bandeng, Rumput Laut

87. Kabupaten Mamuju Udang, Bandeng, Rumput Laut

26. Sulawesi Tenggara

88. Kabupaten Bombana Udang

89. Kabupaten Kolaka Udang, Bandeng, Rumput Laut

90. Kabupaten Muna Rumput Laut, Udang, Kerapu 91. Kabupaten Konawe

SelatanUdang, Bandeng, Rumput Laut

92. Kabupaten Kolaka Utara Udang, Rumput Laut27. Bali 93. Kabupaten Tabanan Nila, Lele, Mas 94. Kabupaten Klungkung Rumput Laut 95. Kabupaten Bangli Nila

28. Nusa Tenggara Barat

96. Kabupaten Sumbawa Rumput Laut, Udang

97. Kabupaten Lombok Tengah

Rumput Laut, Udang Vanname, Nila

Page 58: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)56

98. Kabupaten Sumbawa Barat

Rumput Laut

99. Kabupaten Bima Rumput Laut, Bandeng 100. Kabupaten Lombok Timur Rumput Laut

29. Nusa Tenggara Timur

101. Kabupaten Sumba Timur Rumput Laut

102. Kabupaten Rote Ndao Rumput Laut 103. Kabupaten Lembata Rumput Laut 104. Kabupaten Sikka Rumput Laut

30. Maluku 105. Kabupaten Seram Bagian Barat

Rumput Laut

31. Maluku Utara 106. Kabupaten Kepulauan Sula

Rumput Laut, Kerapu

107. Kabupaten Halmahera Selatan

Rumput Laut, Kerapu

32. Papua 108. Kota Jayapura Nila, Bandeng, Udang Windu, Kuwe, Mas

33. Papua Barat 109. Kabupaten Sorong Nila 110. Kabupaten Raja Ampat Rumput Laut, Kerapu,

Mutiara

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

No. Jabatan Paraf

Salinan sesuai dengan aslinyaa.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

Page 59: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 57

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 133A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN

MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan;

b. bahwa guna pengembangan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan, maka perlu menetapkan Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota lokasi sentra produksi perikanan budidaya Berbasis kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2016;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016;

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Page 60: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)58

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5073);

2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis cepat tumbuh di Daerah;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

Page 61: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 59

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016.

KESATU : Menetapkan Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016 sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mempunyai tugas melakukan pendampingan teknologi pembudidayaan ikan (pembenihan/pembesaran) berbasis kawasan minapolitan terintegrasi tahun 2016 untuk komoditas unggulan Kabupaten/Kota.

KETIGA : Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dilaksanakan pada Tahun 2016.

KEEMPAT : Kabupaten/Kota yang didampingi oleh UPT berkewajiban untuk menyampaikan laporan Triwulanan dan Tahunan kepada Unit Pelaksana Teknis pendamping dalam rangka memecahkan permasalahan teknologi budidaya ikan di lokasi Kawasan Minapolitan.

KELIMA : Biaya pendampingan teknologi oleh UPT sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGA dibebankan pada Anggaran Tugas Pembantuan dari masing-masing Kabupaten/Kota yang didampingi.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 62: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)60

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 21 September 2015DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinyaa.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

Page 63: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 61

LAMPIRANKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYANOMOR 133A/KEP-DJPB/2015TENTANGPENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

1. BBPBAT Sukabumi

1. Aceh Tenggara (NAD) Nila, Mas, Lele Nila, Mas, Lele

2. Aceh Selatan (NAD) Nila, Mas Nila, Mas3. Tapanuli Utara (Sumut) Nila, Mas Nila, Mas4. Oku Selatan (Sumsel) Patin, Nila Patin5. Oku Timur (Sumsel) Patin, Nila Patin, Nila6. OKI (Sumsel) Udang, Patin,

Mas, NilaPatin

7. Ogan Ilir (Sumsel) Patin, Nila Patin8. Banyuasin (Sumsel) Patin, Nila Patin9. Kota Palembang (Sumsel) Patin, Lele, Nila Patin10. Bogor (Jabar) Lele Lele11. Garut (Jabar) Mas, Nila, Lele,

udang galah, Ikan hias

Nila, Lele

12. Banyumas (Jateng) Gurame Gurame13. Banjarnegara (Jateng) Gurame, Nila Gurame, Nila14. Gunung Kidul (DI.

Yogyakarta)Lele Lele

15. Sleman (DI. Yogyakarta) Mas, Nila, Lele Nila, Lele, Gurame

16. Blitar (Jatim) Ikan Koi, Nila, Gurame, Lele

Ikan Koi

17. Tulungagung (Jatim) Lele Lele

Page 64: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)62

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

2. BPBAT Jambi 18. Agam (Sumbar) Mas, Nila Nila19. Pasaman (Sumbar) Mas, Nila, Lele Mas20. Limapuluh Kota (Sumbar) Mas, Nila Mas, Nila21. Dharmasraya (Sumbar) Mas, Nila Mas, Nila22. Kampar (Riau) Patin, Mas, Nila Mas, Nila23. Kuantan Singingi (Riau) Patin, Nila Patin, Nila24. Bengkulu Selatan

(Bengkulu)Nila, Mas Nila, Mas

25. Bengkulu Utara (Bengkulu) Nila, Mas Nila, Mas26. Muaro Jambi (Jambi) Patin, Nila Patin, Nila27. Batanghari (Jambi) Patin, Nila Patin28. Musi Rawas (Sumsel) Nila, Mas, Lele Nila, Lele29. Musi Banyuasin (Sumsel) Nila, Patin Nila, Patin

3. BPBAT Mandiangin

30. Tabanan (Bali) Mas, Nila, Lele Lele31. Bangli (Bali) Nila Lele32. Kapuas (Kalteng) Patin Patin33. Banjar (Kalsel) Patin, Mas, Nila Patin, Mas, Nila34. Hulu Sungai Utara

(Kalsel)Patin, Mas, Nila Nila

35. Hulu Sungai Selatan (Kalsel) Patin Patin36. Malinau (Kaltara) Mas Patin, Nila37. Kutai Kertanegara

(Kaltim)Nila, Mas Nila

4. BPBAT Tatelu 38. Minahasa Tenggara (Sulut)

Nila, Mas Nila, Mas, Rumput Laut

39. Minahasa (Sulut) Mas, Nila, Rumput Laut

Mas, Nila, Rumput Laut

40. Gorontalo Utara (Gorontalo)

Udang, Rumput Laut, Bandeng

Rumput Laut

41. Pohuwato (Gorontalo) Udang, Rumput Laut

Rumput Laut

42. Minahasa Utara (Sulut) Rumput Laut Rumput Laut43. Sorong (Papua Barat) Nila Nila, Rumput

Laut44. Raja Ampat (Papua Barat) Rumput Laut,

Kerapu, MutiaraRumput Laut

45. Kota Jayapura (Papua) Nila, Mas, Bandeng, Udang Windu, Kuwe

Nila

Page 65: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 63

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

5. BLUPPB Karawang

46. Serdang Bedagai (Sumut) Lele, Mas, Gurame, Udang Vaname

Lele, Gurame, Patin

47. Karawang (Jabar) Udang, Bandeng Udang48. Subang (Jabar) Udang, Bandeng,

Nila, Rumput Laut

Udang

49. Indramayu (Jabar) Udang, Bandeng Udang50. Boyolali (Jateng) Lele Lele51. Klaten (Jateng) Nila Nila52. Brebes (Jateng) Rumput Laut,

UdangRumput Laut, Udang

6. BBPBAP Jepara 53. Tulang Bawang (Lampung)

Udang Udang

54. Lampung Timur (Lampung)

Udang, Bandeng Udang, Bandeng

55. Tangerang (Banten) Udang, Bandeng, Lele

Udang

56. Pemalang (Jateng) Udang, Bandeng Udang57. Demak (Jateng) Udang, Bandeng,

Gurame, LeleBandeng

58. Jepara (Jateng) Udang, Bandeng Bandeng59. Pati (Jateng) Udang, Bandeng Bandeng60. Rembang (Jateng) Udang Udang61. Sambas (Kalbar) Udang Windu,

BandengUdang Windu

7. BPBAP Ujung Batee

62. Bireun (NAD) Kerapu, Bandeng, Udang Windu

Kerapu, Bandeng, Udang Windu

63. Aceh Timur (NAD) Udang, Bandeng, Kerapu

Udang, Bandeng

Page 66: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)64

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

8. BPBAP Situbondo

64. Lamongan (Jatim) Udang Vanname, Bandeng

Udang Vanname

65. Gresik (Jatim) Udang, Bandeng Udang66. Tuban (Jatim) Udang, Bandeng,

Nila, Mas, LeleUdang, Bandeng

67. Sidoarjo (Jatim) Udang, Bandeng Udang68. Pasuruan (Jatim) Udang, Bandeng,

Nila, LeleUdang, Nila

69. Probolinggo (Jatim) Udang Udang, Rumput Laut

70. Kendal (Jateng) Udang, Bandeng Udang71. Banyuwangi (Jatim) Udang Udang, Rumput

Laut72. Situbondo (Jatim) Udang Udang73. Penajam Paser Utara

(Kaltim)Bandeng Bandeng

9. BPBAP Takalar 74. Kolaka (Sultera) Udang, Bandeng, Rumput Laut

Rumput Laut

75. Kolaka Utara (Sultera) Udang, Rumput Laut

Udang, Rumput Laut

76. Bombana (Sultera) Udang Udang, Rumput Laut

77. Konawe Selatan (Sultera) Udang, Bandeng, Rumput Laut

Udang, Rumput Laut

78. Muna (Sultera) Udang, Rumput Laut, Kerapu

Udang, Rumput Laut

79. Mamuju (Sulbar) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Rumput Laut

Page 67: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 65

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

80. Polewali Mandar (Sulbar) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Udang, Rumput Laut, Bandeng

81. Pangkajene dan Kepulauan (Sulsel)

Udang, Rumput Laut, Bandeng

Udang, Rumput Laut, Bandeng

82. Pinrang (Sulsel) Udang Windu, Rumput Laut, Bandeng

Udang Windu, Rumput Laut

83. Maros (Sulsel) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Udang, Bandeng

84.Bone (Sulsel) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Udang, Rumput Laut

85. Takalar (Sulsel) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Rumput Laut

86. Jeneponto (Sulsel) Udang, Rumput Laut, Bandeng

Rumput Laut

10. BBPBL Lampung

87. Bangka Selatan (Babel) Kerapu, Rumput Laut

Kerapu, Rumput Laut

88. Pesawaran (Lampung) Kerapu, Rumput Laut, Udang

Rumput Laut, Udang

89. Lampung Selatan (Lampung)

Udang, Rumput Laut

Udang, Rumput Laut

90. Serang (Banten) Bandeng, Rumput Laut

Rumput Laut

91. Sumenep (Jatim) Rumput Laut Rumput Laut92. Bima (NTB) Rumput Laut,

BandengRumput Laut

93. Sumbawa (NTB) Rumput Laut, Udang

Rumput Laut

94. Lombok Tengah (NTB) Udang Vanname, Rumput Laut, Nila

Udang Vanname, Rumput Laut

11. BPBL Batam 95. Bintan (Kepri) Kerapu, Rumput Laut

Kerapu

96. Pesisir Selatan (Sumbar) Kerapu Rumput Laut

Page 68: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)66

NO UPT PENDAMPING KAB/KOTA KOMODITAS

UNGGULANKOMODITAS DENFARM

12. BPBL Lombok 97. Klungkung (Bali) Rumput Laut Rumput Laut98. Sumbawa Barat (NTB) Rumput Laut Rumput Laut99. Lombok Timur (NTB) Rumput Laut Rumput Laut100. Sumba Timur (NTT) Rumput Laut Rumput Laut101. Rote Ndao (NTT) Rumput Laut Rumput Laut,

Lele102. Sikka (NTT) Rumput Laut Rumput Laut103. Lembata (NTT) Rumput Laut Rumput Laut

13. BPBL Ambon 104. Morowali (Sulteng) Rumput Laut, Udang, Kerapu, Lele

Rumput Laut

105. Parigi Moutong (Sulteng) Rumput Laut Rumput Laut106. Donggala (Sulteng) Rumput Laut,

Udang, BandengRumput Laut, Udang, Bandeng

107. Tojo Una Una (Sulteng) Rumput Laut Rumput Laut108. Seram Bagian Barat

(Maluku)Rumput Laut Rumput Laut

109. Kep. Sula (Malut) Rumput Laut, Kerapu

Rumput Laut

110. Halmahera Selatan (Malut)

Rumput Laut, Kerapu

Rumput Laut

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinyaa.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 8/KEP-DJPB/2016

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung percepatan target produksi

perikanan budidaya tahun 2015-2019 dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya rumput laut, perlu dikembangkan kegiatan terpadu pada sentra produksi rumput laut;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Lokasi Sentra Produksi Rumput Laut Tahun 2016;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

Page 69: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 67

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 8/KEP-DJPB/2016

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung percepatan target produksi

perikanan budidaya tahun 2015-2019 dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya rumput laut, perlu dikembangkan kegiatan terpadu pada sentra produksi rumput laut;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Lokasi Sentra Produksi Rumput Laut Tahun 2016;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

Page 70: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)68

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 8/KEP-DJPB/2016 TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT

TAHUN 2016

NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. Sulawesi Selatan 1. Kabupaten Luwu 2. Kabupaten Bantaeng 3. Kabupaten Wajo 4. Kabupaten Bulukumba 5. Kabupaten Sinjai 6. Kabupaten Pare-Pare 7. Kabupaten Kep. Selayar 8. Kabupaten Barru 9. Kabupaten Luwu Utara 10. Kabupaten Luwu Timur 11. Kota Palopo

2. Nusa Tenggara Timur 12. Kabupaten Kupang 13. Kabupaten Sabu Raijua 14. Kabupaten Alor 15. Kabupaten Flores Timur 16. Kabupaten Ngada 17. Kabupaten Ende 18. Kabupaten Manggarai 19. Kabupaten Sumba Barat 20. Kabupaten Manggarai Barat 21. Kabupaten Manggarai Timur 22. Kabupaten Sumba Barat Daya 23. Kabupaten Sumba Tengah

3. Sulawesi Tengah 24. Kabupaten Banggai 25. Kabupaten Poso 26. Kabupaten Buol 27. Kabupaten Banggai Kep 28. Kabupaten Toli-Toli 29. Kabupaten Banggai Laut

4. Sulawesi Utara 30. Kabupaten Buton 31. Kabupaten Bau-Bau 32. Kabupaten Buton Utara 33. Kabupaten Konawe Utara 34. Kabupaten Konawe Kepulauan

5. Nusa Tenggara Barat 35. Kabupaten Lombok Barat 36. Kabupaten Dompu 37. Kota Bima

6. Jawa Timur 38. Kabupaten Pacitan 39. Kabupaten Pamekasan

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019 ;

8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT TAHUN 2016.

KESATU : Menetapkan Lokasi Sentra Produksi Rumput Laut Tahun 2016 berjumlah 64 (enam puluh empat), sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Januari 2016

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Page 71: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 69

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 8/KEP-DJPB/2016 TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT

TAHUN 2016

NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. Sulawesi Selatan 1. Kabupaten Luwu 2. Kabupaten Bantaeng 3. Kabupaten Wajo 4. Kabupaten Bulukumba 5. Kabupaten Sinjai 6. Kabupaten Pare-Pare 7. Kabupaten Kep. Selayar 8. Kabupaten Barru 9. Kabupaten Luwu Utara 10. Kabupaten Luwu Timur 11. Kota Palopo

2. Nusa Tenggara Timur 12. Kabupaten Kupang 13. Kabupaten Sabu Raijua 14. Kabupaten Alor 15. Kabupaten Flores Timur 16. Kabupaten Ngada 17. Kabupaten Ende 18. Kabupaten Manggarai 19. Kabupaten Sumba Barat 20. Kabupaten Manggarai Barat 21. Kabupaten Manggarai Timur 22. Kabupaten Sumba Barat Daya 23. Kabupaten Sumba Tengah

3. Sulawesi Tengah 24. Kabupaten Banggai 25. Kabupaten Poso 26. Kabupaten Buol 27. Kabupaten Banggai Kep 28. Kabupaten Toli-Toli 29. Kabupaten Banggai Laut

4. Sulawesi Utara 30. Kabupaten Buton 31. Kabupaten Bau-Bau 32. Kabupaten Buton Utara 33. Kabupaten Konawe Utara 34. Kabupaten Konawe Kepulauan

5. Nusa Tenggara Barat 35. Kabupaten Lombok Barat 36. Kabupaten Dompu 37. Kota Bima

6. Jawa Timur 38. Kabupaten Pacitan 39. Kabupaten Pamekasan

Page 72: KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA · KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)70

NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA

7. Maluku 40. Kota Tual 41. Kep. Aru 42. Kabupaten Maluku Tenggara 43. Kabupaten Maluku Barat Daya 44. Kabupaten Burru 45. Kabupaten Seram Bagian Timur 46. Kota Ambon 47. Kabupaten Maluku Tengah

8. Kalimantan Timur/Utara 48. Kabupaten Berau 49. Kabupaten Bontang 50. Kota Balikpapan 51. Kabupaten Kutai Timur 52. Kabupaten Tarakan 53. Kabupaten Paser

9. Sulawesi Utara 54. Kabupaten Minahasa Selatan 55. Kabupaten Boolang Mongondo Utara

10. Bali 56. Kabupaten Badung 11. Gorontalo 57. Kabupaten Boalemo 12. Maluku Utara 58. Kabupaten Halmahera Tengah

59. Kabupaten Halmahera Timur 13. Papua Barat 60. Kabupaten Fak-Fak

61. Kabupaten Kaimana 14. Sulawesi Barat 62. Kabupaten Mamuju Utara

63. Kabupaten Mamuju Tengah 15. Banten 64. Kabupaten Pandeglang

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd. SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono