KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN ... · masing juga memiliki tugas pokok...
Transcript of KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN ... · masing juga memiliki tugas pokok...
KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayaah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(Lakip) Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
(PDT), dan Transmigrasi Tahun 2016 telah terselesaikan.
Sehubungan dengan upaya peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang
mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Menteri PAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja, maka
Lakip Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi disusun dalam
rangka pencapaian atas sasaran stratejik yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2016, serta sebagai feedback untuk perbaikan kinerja pada tahun
selanjutnya.
Kami sampaikan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah
memberikan kontribusi atas penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
memberikan informasi yang berguna atas hasil kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan lain.
Jakarta, Februari 2017
Sekretaris Jenderal,
Anwar Sanusi
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang
pedoman penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja yang merupakan aturan pelaksana dari Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2016 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan di dalam
dokumen Rencana Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Tahun 2016, serta
sebagai Feed Back untuk perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian pada
tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk
menyajikan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Tahun 2016 kepada
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja selama Tahun 2016. Analisis
atas pencapaian rencana kinerja diidentifikasikan dengan sejumlah celah kinerja
(performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.
Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas programnya, serta agar
mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan
yang berubah sangat cepat, suatu instansi pemerintah harus selalu melakukan
perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola
yang sistematik dalam wujud perencanaan strategis dengan tahapan yang konsisten
dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil (result oriented).
Pada laporan ini dicantumkan komitmen atau janji dari Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk melaksanakan program dan kegiatan
guna mewujudkan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Target yang ingin dicapai
dan diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang baik dan dapat dipertanggung-
jawabkan, semua itu merujuk kepada dokumen Formulir Penetapan Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016.
Capaian kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan
dalam pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi dari Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT
iii
dan Transmigrasi. Dalam sub bab ini dilaporkan mengenai realisasi dari pelaksanaan
kegiatan dan sub kegiatan yang telah dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian
target kinerja yang telah ditetapkan. Melaporkan bagaimana output yakni indikator
hasil dari setiap kegiatan ataupun sub kegiatan yang dilaksanakan.
Diperlukan analisis terkait capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis yang
telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan terkait upaya
pencapaiannya melalui pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selain itu, juga
dilaporkan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana solusinya terkait dengan
pencapaian sasaran.
PENDAHULUAN
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Kinerja adalah salah satu rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi
dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Eselon I
dilingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Laporan Kinerja
selain sebagai salah satu rangkaian dari penyelenggaraan SAKIP, namun
juga sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah direncanakan
pada awal tahun anggaran selain itu juga sebagai pedoman dalam menyusun
langkah-langkah pada tahun berikutnya.
Laporan Kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang
pedoman penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja yang merupakan aturan pelaksana dari Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi dimaksudkan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan sasaran kegiatan dan indikator kinerja
kegiatan yang telah ditetapkan di dalam dokumen Rencana Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian, serta sebagai Feed Back untuk perbaikan kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian pada tahun berikutnya. Pelaporan kinerja
juga dimaksudkan sebagai media untuk menyajikan pencapaian Sekretariat
Jenderal Kementerian Tahun 2016 kepada Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi.
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal Berdasarkan
Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
disebutkan bahwa Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai tugas
2
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yangmeliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat,arsip, dan dokumentasi Kementerian
Desa, PembangunanDaerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundanganserta
pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaannegara dan
layanan pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
C. Struktur Organisasi
Sebagaimana telah disebutkan Peraturan Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi bahwa Sekretariat Jenderal
Kementerian di pimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, yang dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada
Menteri Negara Desa, PDT dan Transmigrasi. Dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi didukung oleh 5 (lima) Unit Kerja Eselon II (UKE-II) yakni Kepala
Biro Perencanaan; Kepala Biro Keuangan dan BMN; Kepala Biro SDM dan
Umum; Kepala Biro Humas dan Kerjasama serta Kepala Biro Hukum dan
Ortala.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, masing – masing UKE-II
dimaksud diberikan tanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
3
serta didukung oleh pejabat struktural setingkat Eselon III dan IV yang masing-
masing juga memiliki tugas pokok sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Berikut ini dapat dilihat Bagan Struktur Organisasi dari Sekretariat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
D. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja
Laporan Kinerja ini disusun sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi setiap
tahun menetapkan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
pemenuhan visi, misi dan tujuan/ sasaran stratejik. Sistem pengukuran kinerja
dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang berhasil
dan yang belum berhasil diwujudkan serta penyebab ketidakberhasilan
tersebut. Seluruh kondisi tersebut dikomunikasikan dalam wujud Laporan
Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Laporan kinerja Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk
memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandate atas
4
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Kedua, sebagai upaya perbaikan
yang berkesinambungan bagi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk
meningkatkan kinerjanya. Dua fungsi tersebut merupakan cerminan dari
maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja oleh setiap
Unit Organisasi disetiap Kementerian/Lembaga.
Oleh karena itu, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2016 ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal organisasi, di
mana Laporan Kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban Sekretariat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi atas capaian
kinerjanya selama Tahun 2016.
2. Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, di mana
Laporan Kinerja Tahun 2016 sebagai sarana evalusi pencapaian kinerja
oleh manajemen Sekretariat Kementerian Jenderal Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi dalam upaya perbaikan kinerjanya di masa
mendatang.
E. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2016
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja selama Tahun 2016.
Capaian Kinerja (performance results) Tahun 2016 Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tidak dapat dibandingkan dengan
Rencana Kinerja (performance plan) tahun sebelumnya karena sebagai suatu
entitas kerja organisasi yang dinamis, laporan Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016 merupakan capaian
selama tahun 2016. Analisis atas pencapaian rencana kinerja diidentifikasikan
dengan sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja
dimasa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan
Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun
2016 dapat diuraikan kedalam masing-masing bab di bawah ini.
RINGKASAN EKSEKUTIF
5
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)
Bab I Pendahuluan;
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum atau profil singkat dari Satuan
Organisasi Sekretariat Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi serta sekilas
pengantar lainnya seperti, maksud serta tujuan penyusunan dan penyampaian
Laporan Kinerja Tahun 2016 serta sistematika penyajian laporan.
Bab II Perencanaan Kinerja;
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan kinerja
dengan mengacu pada Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, terlampir
sebagai komitmen yang harus diwujudkan dalam rangka memenuhi akuntabilitas
kinerja Sekretariat Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sebagai institusi
publik.
Bab III Akuntabilitas Kinerja;
Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dengan pengungkapan dan penyajian
dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana dimuat dalam Form Penetapan Kinerja
Tahun 2016.
Bab IV Penutup;
menjelaskan simpulan menyeluruh dari isi Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi selama Tahun 2016 dan rekomendasi
yang diperlukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi, sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan perbaikan kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di masa datang.
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
PERENCANAAN KINERJA
Berdasarkan pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
penyelenggaraan SAKIP yang merupakan rangkaian sistematik dari berbagai
aktifitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan
pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja meliputi: (a) Rencana Strategis, (b) Perjanjian Kinerja, (c)
Pengukuran Kinerja, (d) Pengelolaan Data Kinerja, (e) Pelaporan dan (f) Reviu dan
Evaluasi Kinerja. Instrumen pertanggungjawaban sekaligus instrumen manajemen
kinerja yang terdiri dari komponen perencanaan kinerja, penetapan kinerja,
pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja. Perencanaan strategis instansi
pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya agar dapat mampu menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan strategis, nasional, global serta tetap berada dalam tatanan sistem
manajemen nasional.
Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas programnya, serta agar
mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan
yang berubah sangat cepat, suatu instansi pemerintah harus selalu melakukan
perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola
yang sistematik dalam wujud perencanaan strategis dengan tahapan yang
konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (result oriented).
Pada sub bab ini dilaporkan komitmen atau janji dari Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk melaksanakan program dan
kegiatan guna mewujudkan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Target yang
ingin dicapai dan diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang baik dan dapat
dipertanggung-jawabkan, semua itu merujuk kepada dokumen Formulir
Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2016.
Sasaran dan target yang diperjanjikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian
di atas, mencerminkan kewenangan, tugas pokok dan fungsi dari unit kerja yang
berada dibawah tanggungjawab Sekretaris Jenderal Kementerian. Akuntabilitas
kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi diukur dengan menilai
7
komponen-komponen SAKIP yang telah diterapkan dalam manajemen kinerja di
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dan penilaiannya dilakukan oleh
Kementerian PAN dan RB. Sedangkan penilaian atas pengelolaan keuangan dan
manajemen aset di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, adalah untuk
mengukur keberhasilan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN melalui pengelolaan keuangan dan aset yang baik dan mendapatkan
opini dari BPK RI sesuai dengan pencapaian target tahun 2016 ini mendapatkan
opini wajar tanpa pengecualian (WTP), sebagai opsi yang diharapkan nantinya
akan bisa tercapai.
Sasaran strategis meningkatkan keterlibatan K/L serta stakeholders
pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi dilakukan melalui fasilitasi
rapat-rapat baik tingkat regional dan nasional lintas K/L dan pemerintah daerah
dalam penyusunan perencanaan dan anggaran dalam percepatan pembangunan
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Ukurannya bukan hanya pada semakin
banyaknya jumlah K/L yang terlibat namun secara kualitas perencanaan,
pengalokasian anggaran dan intervensi yang tepat dalam pembangunan desa,
pengentasan daerah tertinggal dan transmigrasi.
A. Renstra Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 - 2019
Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 –
2019 merupakan turunan dari RPJMN tahun 2015 – 2019. Renstra Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 – 2019 digunakan sebagai acuan
seluruh unit kegiatan di Lingkup Kementerian hingga 5 tahun kedepan.
Untuk Unit Kerja, Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai Program
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi. Berikut adalah Tabel Program, Sasaran Program dan Indikator
Kinerja Program untuk Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.
Tabel 1 Tabel Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program
Sekretariat Jenderal 2015 – 2019 (Renstra Kementerian 2015 – 2019)
Program Sasaran Program Indikator Kinerja
Program
Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan dan Pemberian Dukungan
Penyediaan Landasan Hukum/Regulasi dalam Pembangunan Perdesaan, Daerah
8
Program Sasaran Program Indikator Kinerja
Program
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tertinggal dan Kawasan Transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penganggran Berbasis Kinerja
Peningkatan Pelayanan Informasi dan Publikasi
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Pelayanan Umum
Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian Kinerja yang merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari Pimpinan Kementerian/Lembaga kepada jajaran di bawahnya
yakni Pimpinan Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II sebagai penerima
amanah. Melalui Perjanjian Kinerja inilah, terwujud suatu komitmen antara
Pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang dibatasi pada kinerja
yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, akan tetapi termasuk kinerja
(outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Dengan demikian target kinerja yang perjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2016 merupakan dokumen yang menyajikan Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja serta targetnya dilaksanakan dalam tahun 2016.
Berikut ini dapat dilihat Penetapan Kinerja Tahun 2016 dari Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
9
Tabel 2 Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
(1) (2) (3)
Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
B
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
60 %
10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah wujud dari kewajiban
suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun
kegagalannya dalam pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Analisis kinerja dilaksanakan terhadap perbedaan kinerja (performance gap) yang
terjadi, serta mengungkapkan penyebab kegagalan pencapaian target kinerja dan
solusi atau langkah pemecahan masalah yang diambl dalam pelaksanaan kegiatan.
Beberapa hal itulah yang dilaporkan pada bagian bab ini.
Pengukuran capaian kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 dilakukan dengan
cara :
Membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator
kinerja pada tahun bersangkutan;
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
bersangkutan dengan tahun lalu;
Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun bersangkutan dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
Sekretariat Jenderal;
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alaternatif solusi yang telah dilakukan;
Analisis atas efesiensi penggunaan sumber daya;
Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Untuk mempermudah interprestasi atas pencapian sasaran strategis
diberlakukan nilai disertai makna nilai tersebut, antara lain:
85% s.d. 100% = Baik Sekali
70% s.d. <85% = Baik
55% s.d. <69% = Cukup
< 55% = Kurang
A. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2016
Dalam pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016, dilakukan dengan cara
membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja
sasaran.
11
Capaian kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan atau
kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Dalam sub bab ini dilaporkan
mengenai realisasi dari pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan yang telah
dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan.
Melaporkan bagaimana output yakni indikator hasil dari setiap kegiatan ataupun
sub kegiatan yang dilaksanakan.
1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016
Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 adalah
untuk mengetahui apakah Realisasi Kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun
2016 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 Perbandingan atas Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016
Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja
Capaian
(1) (2) (3) (4)
Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
B B* 100%
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
WDP (Wajar Dengan Pengecualian)
75%
Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
60% 60% 100%
Rata – Rata Capaian Kinerja 91,7 % *) Ket : Masih asumsi karena masih proses pleno di Kementerian PAN dan RB
Dari data perbandingan diatas, antara target dan realisasi kinerja dapat
disimpulkan bahwa rata – rata nilai pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal yaitu
sebesar 91,7 % yang dalam hal ini masuk dalam kategori “BAIK SEKALI”.
12
2. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan
Tahun Lalu
Perbandingan Antara Realisasi Kinerja serta capaian Kinerja tahun 2016
dengan tahun lalu ataupun tahun terakhir adalah untuk mengetahui Realisasi
Kinerja tahun bersangkutan dengan tahun-tahun yang lalu apakah mengalami
peningkatan atau penurunan dalam setiap tahunnya.
Matriks Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
RINGKASAN EKSEKUTIF
13
Tabel 4
Matriks Perbandingkan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Lalu
Tahun Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Capaian
(%)
Rata – Rata (%)
Keterangan
2015
Meningkatnya produk hukum yang mendukung penyelenggaraan pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
Tersedianya produk hukum/regulasi bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
46,3
66,9
24,8 -
Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
Persentase penyelesaian pengkajian mengenai efektifitas organisasi dan ketatalaksanaan yang dilaksanakan.
80,8
Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
Tersusunnya Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan.
100
Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
50
Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan umum
Terselenggarannya pelayanan dan peningkatan kualitas SDM
100
Kepuasan aparatur di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas kenyamanan kerja dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perkantoran.
0
Peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.
Tersusunnya dokumen hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.
83
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
75
2016 Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
100*
91,7
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
75
Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
100
(*) Ket : Masih asumsi karena masih proses pemeriksaan pleno di Kementerian PAN dan RB
RINGKASAN EKSEKUTIF
14
1
2
3
4
5
6
7
8
Pada tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2015, Capaian Kinerja Sekretariat
Jenderal mempunya nilai 66,9 %, hal ini masuk dalam kategori “CUKUP”. Pada
tahun 2016 nilai capaian kinerja Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 91,7%, hal
ini masuk dalam kategori “BAIK SEKALI”.
Berdasarkan Tabel Perbandingkan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian
Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja dan Capaian
Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 24,8%
Pada tahun 2015 menuju tahun 2016, terdapat perubahan pada Indikator
Kinerja Utama. Perubahan IKU tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya produk hukum yang mendukung penyelenggaraan pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
Tersedianya produk hukum/regulasi bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
Persentase penyelesaian pengkajian mengenai efektifitas organisasi dan ketatalaksanaan yang dilaksanakan.
Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
Tersusunnya Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan.
Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan umum
Terselenggarannya pelayanan dan peningkatan kualitas SDM
Kepuasan aparatur di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas kenyamanan kerja dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perkantoran.
Peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.
Tersusunnya dokumen hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
2016
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Utama
Dukungan
Manajemen
dan
Pelayanan
Teknis
1. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
2. Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
3. Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen:
a) Layanan Administrasi Kepegawaian;
b) Layanan Advokasi Hukum; c) Layanan Fasilitas Sarpras
Perkantoran; d) Layanan Penyusunan
Perundang – Undangan; e) Layanan Publik.
Keterangan :
1. Indikator Point 4 dan Point 8 pada IKU Tahun 2015 Masih digunakan untuk IKU Setjen di Tahun 2016;
2. Indikator Point Nomor 3 tidak digunakan lagi di tahun 2016, namun dimasukan ke IKU Eselon II Tahun 2016 IKU Biro Perencanaan;
3. Indikator Point 1, 2, 5, 6 dan 7 pada IKU 2015 masuk menjadi Sub Pendukung untuk indikator Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen pada IKU Setjen Tahun 2016
Bagan 1. Perkembangan Perubahan IKU Sekretariat Jenderal dari Tahun 2015 ke Tahun 2016
15
3. Analisis Program / Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun
Kegagalan Dalam Pencapaian Kinerja
Diperlukan analisis terkait capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis
yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan terkait
upaya pencapaiannya melalui pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selain
itu, juga dilaporkan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana solusinya
terkait dengan pencapaian sasaran.
Berikut ini analisis upaya – upaya yang dilakukan dalam mencapai target
yang telah ditetapkan per indikator kinerja utama.
Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi
Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
B B*
Peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintahan di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dilakukan dengan penerapan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan suatu sistem
yang terdiri dari sub sistem yang menggambarkan proses manajemen kinerja.
Melalui penerapan sistem tersebut, akan menjamin terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, ditunjukkan dengan akuntabilitas kinerja Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi meningkat.
Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam
melaksanakan “Program Dukungan Manajemen dan Tugas Lainnya dengan
salah satu indikator kinerja Utamanya yaitu “Penilaian Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi” dengan target penilaian predikat “B”
(BAIK), berdasarkan hasil asumsi sementara, Penilaian Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada Tahun 2016 yaitu mendapat
Predikat “B” (BAIK), hal ini bahwa nilai asumsi pencapaian Indikator Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yaitu sebesar 100 %. Penilaian
pada indikator ini masih merupakan asumsi, karena penilaian oleh Kementerian
I Penilaian Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
(*) Ket : Masih asumsi karena masih proses pleno di Kementerian PAN dan RB
16
PAN dan RB masih dalam bentuk lisan karena dokumen penilaian masih dalam
proses.
Upaya – upaya yang dilakukan dalam mencapai target yaitu :
a. Merumuskan Alat Ukur keberhasilan capaian kinerja baik Tingkat
Kementerian UKE I – UKE II yang SMART, yaitu dengan Finalisasi
Perumusan dan Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan Metode
Balanced Scocrecard (BSC);
b. Menyempurnakan Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) yang menjawab dan Inline dengan Target RPJMN 2015-2019,
melalui Finalisasi Penyempurnaan RENSTRA Kementerian;
c. Penyempurnaan IKU UKE I hingga IKU UKE II;
d. Penetapan Perjanjian Kinerja;
e. Penandatnganan Pakta Integritas Seluruh Pejabat Stakholders;
f. Pemanfaatan Informasi atas pelaksanaan SAKIP berbasis Teknologi
Informasi yaitu dengan Pembangunan e-SAKIP;
g. Meningkatkan kualitas penyelanggaraan SAKIP yaitu dengan upaya sebagai
berikut :
Evaluasi dan Reviu secara periodik atas penyelenggaran SAKIP oleh
APIP.
Melakukan Perangkingan perolehan nilai hasil Evaluasi atas
Penyelenggaraan SAKIP tingkat UKE-I oleh APIP.
Koordinasi secara intesif dengan Kementerian PAN dan RB serta APIP
dalam rangka peningkatan kualitas penyelengaraan SAKIP.
Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi
Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
Opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian)
Indikator Kinerja Utama yang kedua adalah Opini atas Laporan Keuangan
dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
II Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik
Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
17
Tertinggal dan Transmigrasi dengan perolehan target meraih opini WTP dari BPK
RI.
Opini atas laporan keuangan dan BMN pada tahun 2015 dari BPK RI adalah
Wajar Dengan Pengecualian (WDP), pengecualian tersebut diantaranya
disebabkan oleh :
1. Pengelolaan barang persediaan belum memadai.
2. Pengelolaan asset tetap dan asset lain-lain belum memadai.
Untuk mencapai Target Sasaran Strategi ini yaitu meraih opini WTP dari BPK
RI atas penilaian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016, telah dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Penyiapan regulasi sebagai implementasi dari PMK 04/PMK.06/2015 tentang
Pendelegasian Kewenangan dan Tanggungjawab Tertentu dari Pengelola
Barang kepada Pengguna Barang dengan capaian :
a. Keputusan Menteri DPDTT nomor 68 tahun 2015 tentang pendelegasian
sebagian wewenang dan tanggungjawab dari Pengguna Barang kepada
Pejabat Struktural di lingkungan KDPDTT.
b. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi nomor 11 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi serta visualisasi.
c. Surat Edaran Sekretaris Jenderal DPDTT Nomor 005 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan BMN di lingkungan Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi.
2. Pelaksanaan inventarisasi aset tetap dan aset lain-lain dengan capaian 99,98
% rincian terlampir.
3. Tindak lanjut hasil inventarisasi aset kemudian dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara untuk BMN dengan
kondisi Baik, rincian terlampir
b. Identifikasi pemanfaatan BMN, untuk memastikan PNBP yang diperoleh
dari BMN Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berupa sewa kantin,
Bank, ATM dan gedung makarti.
c. Penjualan BMN untuk kondisi BMN yang RB dan RR dan telah memenuhi
umur ekonomis rincian terlampir.
d. Verifikasi dan validasi data usulan hibah BMN atas BMN yang dari awal
perolehannya direncanakan untuk diserahkan kepada
18
masyarakat/pemerintah daerah yang tercatat di neraca sebagai aset
persediaan dan aset lain-lain dengan capaian persetujuan hibah sebesar
Rp. 165,970,565,515 rincian sebagaimana terlampir.
e. Progress penghapusan BMN dengan capaian Rp.
47.197.443.537,00
f. Verifikasi dan validasi data usulan pemusnahan Barang Milik Negara
yang menjadi kewenangan Pengguna Barang dengan total usulan RP
8,951,846,475 masih dalam proses verifikasi dan validasi dengan rincian
sebagaimana terlampir
Penilaian opini atas Laporan Keuangan dan BMN dari BPK RI untuk tahun
anggaran 2016 berdasarkan hasil rapat dan pembahasan pada Entry Meeting
antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan Tim BPK RI Pada Hari
Senin Tanggal 23 Januari 2017, menyakatakan bahwa Opini atas Laporan
Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi
Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis
Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
60 % 100
Indikator Kinerja Utama yang ketiga adalah Tingkat Kepuasan Aparatur dan
Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen dengan target
60 %.
Survey mengenai Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakehoders atas
pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen dilakukan oleh oleh Pusat Instansi
Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Tujuan diadakannya survey ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan
stakeholders pengguna atau penerima layanan dan mengidentifikasi kebutuhan
peningkatan kualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal
Sedangkan manfaat yang diperoleh adalah :
III Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas
Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
19
Mendorong partisipasi stakeholders sebagai pengguna layanan dalam
menilai kinerja pelayanan Sekretariat Jenderal;
Mendorong Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kualitas pelayanan;
Mendorong Sekretariat Jenderal menjadi lebih inovatif dalam
menyelenggarakan pelayanan publik.
Dalam menghitung Tingkat Kepuasan ini dilakukan survey internal dengan
memberikan Quisioner secara internal. Skala penilaian atas Survey Tingkat
Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan
Manajemen dapat diintrepetasikan sebagai berikut :
KET :
Nilai NRR 5 = Sangat Memuaskan
Nilai NRR 4 = Memuaskan
Nilai NRR 3 = Cukup Memuaskan
Nilai NRR 2 = Kurang Memuaskan
Nilai NRR 1 = Tidak Memuaskan
Variabel yang akan dinilai sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2016 yaitu kepuasan pengguna layanan terhadap kualitas :
Layanan Administrasi Kepegawaian;
Layanan Fasilitas Sarpras Perkantoran;
Layanan Advokasi Hukum;
Layanan Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan;
Layanan Publik.
Hasil temuan yang didapat dari Hasil Survey Kepuasan Aparatur dan
Stakehoders atas pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen serta upaya –
upaya dalam mencapai target yang ditetapkan dari masing – masing penanggung
jawab atas kepuasan layanan adalah :
20
Layanan Administrasi Kepegawaian;
Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber
Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan
Administrasi Kepegawaian nilai rata – rata (NRR) dari Layanan Administrasi
Kepegawaian yaitu 2,8 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP
MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :
Pelayanan kepegawaian masih dilakukan secara manual;
Kendala kuantitas dan kualitas SDM, (tidak ada analis kepegawaian);
Forum kepegawaian sbg wadah komunikasi pengelola kepegawaian
belum optimal;
Koordinasi antara Bagian Kepegawaian (UKE 1) dengan Bagian SDM
(Setjen) belum optimal;
Dalam rangka meningkatkan Layanan Administrasi Kepegawaian, Biro
SDM dan Umum telah melakukan upaya – upaya sebagai berikut :
1. Sudah ditetapkannya Pedoman Manajemen Kinerja di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi;
2. Sudah terlaksana pula pengurusan proses kenaikan pangkat (293 orang);
3. Kenaikan gaji berkala (73 orang di lingkungan Sekretariat Jenderal);
4. Pemrosesan KARIS, KARSU, dan KARPEG (KARIS 93 orang, KARSU 57
orang, dan KARPEG 77 orang);
5. Telah dikembangkan Sistem Aplikasi Manajemen Pegawai dan Digital
Arsip
Layanan Fasilitas Sarpras Perkantoran;
Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber
Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Fasilitas
Sarpras Perkantoran nilai rata – rata (NRR) yaitu 2,7 hal ini masuk dalam nilai
kriteria CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :
Ruang dokumen sempit;
Pelaksana layanan mayoritas adalah tenaga outsourching;
Kondisi sarpras di Abdul Muis kurang memadai, berbeda dg di Kalibata
(parkir, kamar mandi, tanaman dll).
Dalam rangka peningkatan layanan fasilitas sarana dan prasarana
perkantoran, Biro SDM dan Umum telah melakukan berbagai upaya yaitu :
1) Pengadaan kendaraan bermotor
2) Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
21
3) Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran, yang meliputi:
- Pengadaan fasilitas perkantoran
- Pengadaan meubeler
- Pengadaan peralatan teknisi
4) Rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan yang meliputi:
- Perbaikan toilet gedung utama
- Pengadaan lampu taman
- Perbaikan ruang kerja
- Perbaikan sarana dan prasarana
- Perbaikan ruang kerja Menteri
- Pembuatan ruang pertemuan
- Pembuatan taman
- Interior cafeteria
- Pembuatan pengembangan ruang kendali kegiatan desa
Layanan Advokasi Hukum;
Jumlah kasus-kasus hukum tertangani adalah jumlah kasus dan
permasalahan hukum di bidang transmigrasi dan pembangunan daerah
tertinggal yang dalam proses penanganan/penyelesaian baik kasus yang
lama maupun baru. Indikator ini diukur dengan cara menghitung jumlah kasus
dan permasalahan hukum di bidang transmigrasi dan pembangunan daerah
tertinggal yang proses penanganan/ penyelesaiannya telah dapat ditangani
dan diselesaikan oleh Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana.
Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber
Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Advokasi
Hukum nilai rata – rata (NRR) yaitu 3,3 hal ini masuk dalam nilai kriteria
CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :
Pegawai yang menerima surat pemanggilan pemeriksaan cenderung
tidak mau melapor;
Kurangnya sosialisasi tentang layanan Advokasi Hukum kepada
pegawai;
Kurangnya dukungan SDM dg status advokat.
Dalam rangka peningkatan layanan Advokasi Hukum, Biro Hukum,
Organisasi dan Tata Laksana melakukan upaya - upaya antara lain:
1) Melakukan sosialisasi terkait kewenangan bidang advokasi dan
pendampingan terhadap masalah – masalah hukum di unit kerja Eselon
I lingkup kementerian;
22
2) Mengoptimalkan koordinasi dengan unit – unit terkait di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mempercepat
penyelesaian kasus – kasus;
3) Mempublikasikan kegiatan layanan advokasi hukum yang telah berhasi
atau tercapai;
4) Mengoptimalkan koordinasi dengan stakeholder secara sinergi pada
pendampingan kasus yang ditangani hingga selesai.
Layanan Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan;
Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber
Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan
Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan nilai rata – rata (NRR) yaitu
3,0 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil
temuan yang didapat yaitu :
Kompetensi SDM dirasakan masih kurang;
Tidak ada standar waktu penyelesaian tertentu, tergantung pada jenis
peraturannya;
Kurangnya sarpras yg memadai;
Dalam rangka peningkatan layanan Penyusunan Peraturan Perundang –
Undangan, Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana melakukan upaya –
upaya antara lain:
1) Perlu Penguatan Kapasitas ASN yang berkompeten dibidang
Penyusunan Peraturan Perundang – undangan;
2) Meningkatkan koordinasi dengan unit – unit terkait di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mempercepat
penyelesaian penyusunan perundang – undangan;
3) Perlunya pertemuan secara berkala dengan stakeholder atau unit terkait
secara sinergi untuk membantu dalam penentuan penyusunan
perundang – undangan yang diperlukan.
Layanan Publik:
Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber
Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Publik
nilai rata – rata (NRR) yaitu 3,2 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP
MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :
Sarpras publikasi (videotron) hanya ada di Kalibata belum ada di Abdul
Muis;
23
Bahan publikasi dirasakan belum proporsional, belum mewakili semua
UKE;
Kurangnya pegawai di bidang penulisan, fotografer dan audiovisual.
Dalam upaya memberikan pelayanan publik, Biro Humas dan Kerjasama
melakukan kegiatan Publikasi Program dan Kegiatan Kementerian dan
Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti, maka untuk
mewujudkan capaian kinerja perlu dilaksanakan beberapa strategi,
diantaranya :
1. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 tentang
Keterbukaan informasi Publik dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2015
tentang Pengelolaan Informasi Publik dan tugas pokok dan fungsi Biro
Humas dan Kerjasama.
2. Menyiapkan sarana dan prasanara publikasi dan pengaduan
masyarakat, diantaranya :
a. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang dinilai cakap dalam
mengelola publikasi dan Pengaduan Masyarakat.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana call center, publikasi dan media
sosial Kementerian.
c. Mengadakan/mengikutsertakan pelatihan-pelatihan dalam rangka
peningkatan kemampuan dan profesionalisme kehumasan dan
layanan informasi yang maksimal kepada masyarakat.
Kegiatan Publikasi Program dan Kegiatan Kementerian dalam upaya
mendukung layanan publik telah tercapai maksimal, baik melalui media cetak,
online dan elektronik dengan materi program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh 8 UKE I bidang layanan dan teknis Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Biro
Humas dan Kerjasama, khususnya pada Bagian Pemberitaan dan Publikasi
antara lain yaitu :
a) Advertorial di Media Cetak 73 kali tayang ditambah dengan pemberitaan
yang tayang diberbagai media naional dan lokal.
b) Kopel sebagai sarana komunikasi antara menteri dan Kepala Desa
seluruh Indonesia sebanyak 8 kali tayang di Media Cekat nasional dan
Lokal.
c) Advertorial pada media Online sebanyak 8 kali tayang dengan ditambah
pemberitaan yang memberitakan berbagai program dan kegiatan
kementerian.
24
d) Pameran bertaraf nasional dilaksanakan oleh Biro Humas dan kerjasama
sebanyak 2 kali ditambah dengan kepesertaan dalam berbagai even
yang bertaraf nasional sebanyak 4 kali.
e) Iklan Layanan Masyarakat baik yang dilaksanakan oleh Penyedia
maupun dilaksanakan secara swakelola berjumlah 118 kali tayang atau
238 spot telah tertayangkan diberbagai media nasional dan lokal.
f) Kegiatan pentas seni dalam rangka memeriahkan perjalanan akhir
Jelajah Desa Nusantara dilaksanakan di 2 daerah yaitu Gorontalo Utara
dan Bondowoso.
g) Liputan khusus kementerian, menyajikan berita terbaru kegiatan
kementerian yang ditayangkan pada bamper berita di TV Swasta
Nasional yang berbasis berita sebanyak 7 kali tayang.
h) Kegiatan Inspirator Desa dengan mengusung para penggiat yang peduli
terhadap lingkungan hisup, pemberdayaan masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat, sebanyak 6 episode (durasi 30 menit) dan
ditayangkan di TV swasta nasional.
i) Majalah Swa Desa tahun 2016, terbit sebanyak 11 edisi sebagai sarana
media informasi internal kementerian yang disidtribusikan ke berbagai
daerah seluruh wilayah Indonesia.
j) Pesona Desa, adalah sarana informasi buat seluruh masyarakat untuk
lebih mengenal potenasi menarik yang ada di berbagai daerah serta
menayangkan dengan visual kegiatan pelaksanaan dana desa,
diproduksi sebanyak 20 episode dan ditayangkan di TV Swasta nasional
berbasis berita berdurasi 30 menit.
k) Variety Show, menyajikan berbagai program dan kebijakan pemerintah
pusat khususnya Kementerian Desa PDTT tentang kucuran dan
penggunaan dana desa dengan gaya dan bahasa yang lugas, ringan dan
menarik dibintangi oleh para komedian serta narasumber Eselon I dari
Kementerian Desa, PDTT. Ditayangkan sebanyak 10 kali tayang dengan
durasi 30 menit.
l) Talkshow, dilaksanakan 10 kali dengan durasi 30 menit dan tayang di TV
Swasta Nasional berbasis berita, untuk menyampaikan berbagai
kebijakan pemerintah dan isu terbaru yang berkaitan dengan
Kementerian Desa, PDTT.
Kesimpulan yang dapat ditangkap berdasarkan Survey Tingkat
Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan
25
Manajemen, tingkat partisipasi responden maupun key informant yg terlibat
dalam survey sangat bagus, representatif baik dari sisi penyelenggara
maupun penerima layanan.
Secara umum tingkat kepuasan stakeholders terhadap Pelayanan
Teknis dan Dukungan Manajemen CUKUP MEMUASKAN dengan NRR 3,0
yang jika di konversikan ke dalam persentase (%) menjadi 60%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hasil capaian untuk Indikator ini telah memenuhi target.
Untuk layanan dengan NRR tertinggi adalah Layanan Advokasi Hukum
dari Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana, sedangkan layanan dengan
NRR terkecil adalah Layanan Administrasi Kepegawaian yang dalam hal ini
Biro SDM dan Umum sebagai penanggungjawabnya dan ini perlu menjadi
perhatian. Keterbatasan SDM dan sarana prasarana baik secara kuantitas
maupun kualitas mempengaruhi pada tingkat kepuasan stakeholders.
4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Anggaran
Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat
dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien
apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan
sumber daya dan dana yang serendah rendahnya (spending well). Jadi pada
dasarnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena
kedua-duanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost
reduction). Efisiensi diukur dengan rasio antara output dan input.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Aplikasi Sistem Monitoring dan
Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan Pencapaian
Keluaran atau Output di Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 88,83 %, sedangkan
penyerapan Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 88,6 %.
Perbandingan antara Pencapaian Keluaran atau Output dan Penyerapan
Sekretariat Jenderal Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini :
26
Grafik 1. Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan Pencapaian Keluaran Sekretariat
Jenderal 2016
Berdasarkan Grafik Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan
Pencapaian Keluaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 diatas dapat disimpulkan
bahwa anggaran yang terserap sudah efisien karena perbandingan rasio di
antara keduanya hampir sama.
5. Hambatan Dan Alternatif Solusi
a. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi
Hambatan :
Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Eselon I dan II Kementerian
masih dalam tahap penyempurnaan;
Masih kurangnya pemahaman dan kapasitas SDM terkait dengan
SAKIP;
Masih kurangnya partisipasi serta koordinasi antara Unit Kerja
Kementerian dalam rangka evaluasi.
Solusi
Melakukan koordinasi secara intensif secara internal dan eksternal
dalam rangka penyempurnaan Penyusunan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Eselon I dan II, internal disini yaitu antar unit kerja eselon I dan II
dan eksternal yaitu dengan Kementerian PAN dan RB serta Bappenas;
Melaksanakan asistensi peningkatan kapasitas secara
berkesinambungan kepada seluruh UKE I dan UKE II di lingkungan
Kementerian untuk memantapjan pemahaman terhadap Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta (SAKIP);
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Penyerapan Pencapaian Keluaran
Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan Pencapaian Keluaran Sekretariat Jenderal 2016
88,83 %88,6 %
27
b. Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Hambatan
Masih banyaknya asset persediaan dan asset yang dari awal
pengadaannya direncakanan untuk dihibahkan belum dilakukan
pemindahtanganan, sehingga masih tercatat di neraca Kementerian.
Masih terdapat Satker yang tidak disipilin dalam penyampaian dan
penyajian laporan keuangan dan BMN.
Solusi
Biro keuangan dan BMN terus berupaya untuk mendorong satker
ataupun UKE I agar sesegera mungkin mengusulkan
pemindahtanganan BMN dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Desa, PDT dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Keuangan tentang
pemindahtanganan BMN.
Biro Keuangan dan BMN secara intensif melakukan koordinasi dengan
UKE I, Inspektorat dan Satker dalam proses penyampaian LK serta
membina UKE I dan Satker dalam penyajian Laporan Keuangan dan
BMN.
c. Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis
dan Dukungan Manajemen
Hambatan
Keterbatasan SDM dan sarana prasarana baik secara kuantitas
maupun kualitas mempengaruhi pada tingkat kepuasan stakeholders;
Penempatan SDM, kesesuaian kompetensi dengan tugas jabatan
belum tepat;
Kurangnya dukungan IT yang diperlukan dalam rangka meningkatkan
kepuasan stakeholders;
Budaya kerja yang ada di Kemendes masih parsial belum
mencerminkan budaya kerja Kemendes.
Solusi
Penataan pegawai (penempatan pegawai sesuai kompetensi dan
kebutuhan organisasi);
28
Perencanaan kebutuhan pengembangan kompetensi berdasarkan
amanat UU ASN;
Pengembangan sistem pelayanan berbasis IT sehinga menunjukkan
real time;
Menciptakan layanan yang berbasis kepada kebutuhan stakeholders
melalui pengembangan aplikasi;
Optimalisasi penggunaan sumber daya baik SDM maupun sarpra;
Mencari dan mengembangkan alternatif solusi yang inovatif dalam
menyelesaikan permasalah yang ditemui.
d. Realisasi Anggaran Tahun 2016
Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 tercantum pada table di
bawah ini :
Tabel 6 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016
No Unit Kerja Pagu Awal
(Rp)
Pagu Akhir (Setelah Self
Blokir dan Pemotongan)
(Rp)
Penyerapan (Rp)
% Dengan
Pagu Awal
% Dengan
Pagu Akhir
1
Biro Hukum dan Organisasi Tata Laksana
15.000.000.000 14.584.180.000 14.512.247.736 96,75 % 99,51%
2
Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
87.480.384.000 77.654.073.000 76.351.315.350 87,28% 98,32%
3 Biro Perencanaan
50.558.282.000 45.574.589.000 44.063.321.761 87,15% 96,68%
4 Biro Sumber Daya Manusia dan Umum
177.079.810.000 163.279.810.000 156.402.380.705 88,32% 95,79%
5
Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)
101.380.595.000 97.704.223.000 90.989.876.267 89,75% 93,13%
TOTAL 431.499.071.000 398.796.875.000 382.319.141.819 88,6% 95,87%
Sumber Data : Aplikasi SMART PMK 249 Update Tanggal 17 Januari 2017
Pagu awal Sekretariat Jenderal yaitu Rp 431.499.0712.000 dan Pagu revisi
terkahir setelah Penghematan dan Pemotongan yaitu Rp 382.796.875.000.
Besarnya Penghematan dan Pemotongan yaitu Rp 32.702.196.000. Realisasi
Penyerapan Sekretariat Jenderal sampai dengan tanggal 17 Januari yaitu sebesar
Rp. 382.319.141.819.
Anggaran Sekretariat Jenderal yang tidak terserap yaitu sebesar Rp
32.702.196.000 + (Rp 382.796.875.000 - Rp. 382.319.141.819) = Rp
29
49.179.929.181. Hal ini berarti akan masuk menjadi penghematan pemerintah
sebagai tindaklanjut atas Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/ Lembaga Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN-P Tahun 2016 dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016
tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/ Lembaga Dalam
Rangka Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016.
RINGKASAN EKSEKUTIF
30
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 merupakan laporan yang
terintegrasi atas capaian taget kinerja di Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi. Pada Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dapat disimpulkan hal sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsi, Sekretariat Jenderal Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi merujuk dan berlandaskan pada tujuan, sasaran
dan program kerja yang ditetapkan baik dalam dokumen Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun
2015 – 2019, Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja;
Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan target penilaian
predikat “B” (BAIK), berdasarkan hasil asumsi sementara, karena masih dalam
tahap Pleno di Kementerian PAN dan RB, Penilaian Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada Tahun 2016 yaitu mendapat
Predikat “B” (BAIK), oleh karena itu nilai asumsi pencapaian Indikator
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yaitu sebesar
100 %.
Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama Opini atas Laporan
Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2016 adalah Opini WDP (Wajar
Dengan Pengecualian), oleh karena itu nilai pencapaian indikator ini adalah
75%.
Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama selanjutnya adalah Tingkat
Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan
Manajemen pada Tahun 2016 adalah 60 %, oleh karena itu nilai pencapaian
indikator ini adalah 100 %.
Realisasi pencapaian kinerja secara umum untuk Unit Kerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2016 berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016,
dari target 100% telah terealisasi sebesar 91,7 % hal ini masuk dalam kategori
BAIK SEKALI
4
31
Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja
dan Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 mengalami kenaikan
sebesar 24,8%.
B. Saran
Berdasarkan hasil uaraian dan analisis atas capaian kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016 sudah lebih baik
dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun masih perlunya
upaya – upaya peningkatan khususnya untuk Indikator Opini Opini atas Laporan
Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi agar dapat tercapainya target Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Selain itu perlu dioptimalkan lagi kegiatan evaluasi dan pengendalian secara
berkala serta pengawasan yang berkesinambungan sehingga dalam pelaksanaan
program/kegiatan ditahun anggaran yang akan datang ketika muncul kendala dan
hambatan dapat segera teridentifkasi kemudian secepatnya dicarikan solusi-
solusi pemecahannya.