KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN ... · masing juga memiliki tugas pokok...

34
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayaah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi Tahun 2016 telah terselesaikan. Sehubungan dengan upaya peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja, maka Lakip Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi disusun dalam rangka pencapaian atas sasaran stratejik yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, serta sebagai feedback untuk perbaikan kinerja pada tahun selanjutnya. Kami sampaikan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan informasi yang berguna atas hasil kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan lain. Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Jenderal, Anwar Sanusi

Transcript of KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN ... · masing juga memiliki tugas pokok...

KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia

serta taufik dan hidayaah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(Lakip) Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

(PDT), dan Transmigrasi Tahun 2016 telah terselesaikan.

Sehubungan dengan upaya peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Menteri PAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja, maka

Lakip Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi disusun dalam

rangka pencapaian atas sasaran stratejik yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian

Kinerja Tahun 2016, serta sebagai feedback untuk perbaikan kinerja pada tahun

selanjutnya.

Kami sampaikan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah

memberikan kontribusi atas penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

memberikan informasi yang berguna atas hasil kinerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi

kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan lain.

Jakarta, Februari 2017

Sekretaris Jenderal,

Anwar Sanusi

Agung Prahadian K
Stamp

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang

pedoman penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja yang merupakan aturan pelaksana dari Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Tahun 2016 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan di dalam

dokumen Rencana Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Tahun 2016, serta

sebagai Feed Back untuk perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian pada

tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk

menyajikan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Tahun 2016 kepada

Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja selama Tahun 2016. Analisis

atas pencapaian rencana kinerja diidentifikasikan dengan sejumlah celah kinerja

(performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas programnya, serta agar

mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan

yang berubah sangat cepat, suatu instansi pemerintah harus selalu melakukan

perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola

yang sistematik dalam wujud perencanaan strategis dengan tahapan yang konsisten

dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil (result oriented).

Pada laporan ini dicantumkan komitmen atau janji dari Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk melaksanakan program dan kegiatan

guna mewujudkan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Target yang ingin dicapai

dan diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang baik dan dapat dipertanggung-

jawabkan, semua itu merujuk kepada dokumen Formulir Penetapan Kinerja

Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016.

Capaian kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan

dalam pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan visi dan misi dari Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT

iii

dan Transmigrasi. Dalam sub bab ini dilaporkan mengenai realisasi dari pelaksanaan

kegiatan dan sub kegiatan yang telah dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian

target kinerja yang telah ditetapkan. Melaporkan bagaimana output yakni indikator

hasil dari setiap kegiatan ataupun sub kegiatan yang dilaksanakan.

Diperlukan analisis terkait capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis yang

telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan terkait upaya

pencapaiannya melalui pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selain itu, juga

dilaporkan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana solusinya terkait dengan

pencapaian sasaran.

PENDAHULUAN

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan Laporan Kinerja adalah salah satu rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi

dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT

dan Transmigrasi sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Eselon I

dilingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Laporan Kinerja

selain sebagai salah satu rangkaian dari penyelenggaraan SAKIP, namun

juga sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah direncanakan

pada awal tahun anggaran selain itu juga sebagai pedoman dalam menyusun

langkah-langkah pada tahun berikutnya.

Laporan Kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang

pedoman penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja yang merupakan aturan pelaksana dari Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi dimaksudkan sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas pelaksanaan sasaran kegiatan dan indikator kinerja

kegiatan yang telah ditetapkan di dalam dokumen Rencana Kinerja Sekretariat

Jenderal Kementerian, serta sebagai Feed Back untuk perbaikan kinerja

Sekretariat Jenderal Kementerian pada tahun berikutnya. Pelaporan kinerja

juga dimaksudkan sebagai media untuk menyajikan pencapaian Sekretariat

Jenderal Kementerian Tahun 2016 kepada Menteri Desa, PDT dan

Transmigrasi.

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal Berdasarkan

Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

disebutkan bahwa Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai tugas

2

menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,

Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi;

b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yangmeliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja

sama, hubungan masyarakat,arsip, dan dokumentasi Kementerian

Desa, PembangunanDaerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundanganserta

pelaksanaan advokasi hukum;

f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaannegara dan

layanan pengadaan barang/jasa; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi

Sebagaimana telah disebutkan Peraturan Menteri Desa, PDT dan

Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi bahwa Sekretariat Jenderal

Kementerian di pimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, yang dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada

Menteri Negara Desa, PDT dan Transmigrasi. Dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi didukung oleh 5 (lima) Unit Kerja Eselon II (UKE-II) yakni Kepala

Biro Perencanaan; Kepala Biro Keuangan dan BMN; Kepala Biro SDM dan

Umum; Kepala Biro Humas dan Kerjasama serta Kepala Biro Hukum dan

Ortala.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat

Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, masing – masing UKE-II

dimaksud diberikan tanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

3

serta didukung oleh pejabat struktural setingkat Eselon III dan IV yang masing-

masing juga memiliki tugas pokok sebagaimana disebutkan dalam Peraturan

Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Berikut ini dapat dilihat Bagan Struktur Organisasi dari Sekretariat

Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

D. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja

Laporan Kinerja ini disusun sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi setiap

tahun menetapkan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

pemenuhan visi, misi dan tujuan/ sasaran stratejik. Sistem pengukuran kinerja

dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja

Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang berhasil

dan yang belum berhasil diwujudkan serta penyebab ketidakberhasilan

tersebut. Seluruh kondisi tersebut dikomunikasikan dalam wujud Laporan

Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Laporan kinerja Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk

memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandate atas

4

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Kedua, sebagai upaya perbaikan

yang berkesinambungan bagi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk

meningkatkan kinerjanya. Dua fungsi tersebut merupakan cerminan dari

maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja oleh setiap

Unit Organisasi disetiap Kementerian/Lembaga.

Oleh karena itu, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi Tahun 2016 ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal organisasi, di

mana Laporan Kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban Sekretariat

Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi atas capaian

kinerjanya selama Tahun 2016.

2. Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, di mana

Laporan Kinerja Tahun 2016 sebagai sarana evalusi pencapaian kinerja

oleh manajemen Sekretariat Kementerian Jenderal Kementerian Desa,

PDT dan Transmigrasi dalam upaya perbaikan kinerjanya di masa

mendatang.

E. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2016

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja selama Tahun 2016.

Capaian Kinerja (performance results) Tahun 2016 Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tidak dapat dibandingkan dengan

Rencana Kinerja (performance plan) tahun sebelumnya karena sebagai suatu

entitas kerja organisasi yang dinamis, laporan Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016 merupakan capaian

selama tahun 2016. Analisis atas pencapaian rencana kinerja diidentifikasikan

dengan sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja

dimasa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan

Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun

2016 dapat diuraikan kedalam masing-masing bab di bawah ini.

RINGKASAN EKSEKUTIF

5

Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)

Bab I Pendahuluan;

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum atau profil singkat dari Satuan

Organisasi Sekretariat Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi serta sekilas

pengantar lainnya seperti, maksud serta tujuan penyusunan dan penyampaian

Laporan Kinerja Tahun 2016 serta sistematika penyajian laporan.

Bab II Perencanaan Kinerja;

Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan kinerja

dengan mengacu pada Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, terlampir

sebagai komitmen yang harus diwujudkan dalam rangka memenuhi akuntabilitas

kinerja Sekretariat Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sebagai institusi

publik.

Bab III Akuntabilitas Kinerja;

Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dengan pengungkapan dan penyajian

dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana dimuat dalam Form Penetapan Kinerja

Tahun 2016.

Bab IV Penutup;

menjelaskan simpulan menyeluruh dari isi Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi selama Tahun 2016 dan rekomendasi

yang diperlukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi, sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan perbaikan kinerja

Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di masa datang.

6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),

penyelenggaraan SAKIP yang merupakan rangkaian sistematik dari berbagai

aktifitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan

pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan

kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan

peningkatan kinerja meliputi: (a) Rencana Strategis, (b) Perjanjian Kinerja, (c)

Pengukuran Kinerja, (d) Pengelolaan Data Kinerja, (e) Pelaporan dan (f) Reviu dan

Evaluasi Kinerja. Instrumen pertanggungjawaban sekaligus instrumen manajemen

kinerja yang terdiri dari komponen perencanaan kinerja, penetapan kinerja,

pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja. Perencanaan strategis instansi

pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya agar dapat mampu menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategis, nasional, global serta tetap berada dalam tatanan sistem

manajemen nasional.

Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas programnya, serta agar

mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan

yang berubah sangat cepat, suatu instansi pemerintah harus selalu melakukan

perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola

yang sistematik dalam wujud perencanaan strategis dengan tahapan yang

konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan

kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (result oriented).

Pada sub bab ini dilaporkan komitmen atau janji dari Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk melaksanakan program dan

kegiatan guna mewujudkan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Target yang

ingin dicapai dan diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang baik dan dapat

dipertanggung-jawabkan, semua itu merujuk kepada dokumen Formulir

Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Tahun 2016.

Sasaran dan target yang diperjanjikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian

di atas, mencerminkan kewenangan, tugas pokok dan fungsi dari unit kerja yang

berada dibawah tanggungjawab Sekretaris Jenderal Kementerian. Akuntabilitas

kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi diukur dengan menilai

7

komponen-komponen SAKIP yang telah diterapkan dalam manajemen kinerja di

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dan penilaiannya dilakukan oleh

Kementerian PAN dan RB. Sedangkan penilaian atas pengelolaan keuangan dan

manajemen aset di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, adalah untuk

mengukur keberhasilan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

bebas KKN melalui pengelolaan keuangan dan aset yang baik dan mendapatkan

opini dari BPK RI sesuai dengan pencapaian target tahun 2016 ini mendapatkan

opini wajar tanpa pengecualian (WTP), sebagai opsi yang diharapkan nantinya

akan bisa tercapai.

Sasaran strategis meningkatkan keterlibatan K/L serta stakeholders

pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi dilakukan melalui fasilitasi

rapat-rapat baik tingkat regional dan nasional lintas K/L dan pemerintah daerah

dalam penyusunan perencanaan dan anggaran dalam percepatan pembangunan

desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Ukurannya bukan hanya pada semakin

banyaknya jumlah K/L yang terlibat namun secara kualitas perencanaan,

pengalokasian anggaran dan intervensi yang tepat dalam pembangunan desa,

pengentasan daerah tertinggal dan transmigrasi.

A. Renstra Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 - 2019

Rencana Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 –

2019 merupakan turunan dari RPJMN tahun 2015 – 2019. Renstra Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2015 – 2019 digunakan sebagai acuan

seluruh unit kegiatan di Lingkup Kementerian hingga 5 tahun kedepan.

Untuk Unit Kerja, Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai Program

Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Kementerian Desa, PDT

dan Transmigrasi. Berikut adalah Tabel Program, Sasaran Program dan Indikator

Kinerja Program untuk Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi.

Tabel 1 Tabel Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program

Sekretariat Jenderal 2015 – 2019 (Renstra Kementerian 2015 – 2019)

Program Sasaran Program Indikator Kinerja

Program

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan dan Pemberian Dukungan

Penyediaan Landasan Hukum/Regulasi dalam Pembangunan Perdesaan, Daerah

8

Program Sasaran Program Indikator Kinerja

Program

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Tertinggal dan Kawasan Transmigrasi

Peningkatan Kapasitas Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penganggran Berbasis Kinerja

Peningkatan Pelayanan Informasi dan Publikasi

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dan Pelayanan Umum

Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian Kinerja yang merupakan lembar/dokumen yang berisikan

penugasan dari Pimpinan Kementerian/Lembaga kepada jajaran di bawahnya

yakni Pimpinan Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II sebagai penerima

amanah. Melalui Perjanjian Kinerja inilah, terwujud suatu komitmen antara

Pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang dibatasi pada kinerja

yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, akan tetapi termasuk kinerja

(outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

Dengan demikian target kinerja yang perjanjikan juga mencakup outcome yang

dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi Tahun 2016 merupakan dokumen yang menyajikan Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja serta targetnya dilaksanakan dalam tahun 2016.

Berikut ini dapat dilihat Penetapan Kinerja Tahun 2016 dari Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

9

Tabel 2 Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

(1) (2) (3)

Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

B

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen

60 %

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah wujud dari kewajiban

suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun

kegagalannya dalam pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Analisis kinerja dilaksanakan terhadap perbedaan kinerja (performance gap) yang

terjadi, serta mengungkapkan penyebab kegagalan pencapaian target kinerja dan

solusi atau langkah pemecahan masalah yang diambl dalam pelaksanaan kegiatan.

Beberapa hal itulah yang dilaporkan pada bagian bab ini.

Pengukuran capaian kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 dilakukan dengan

cara :

Membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator

kinerja pada tahun bersangkutan;

Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

bersangkutan dengan tahun lalu;

Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun bersangkutan dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

Sekretariat Jenderal;

Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan / penurunan

kinerja serta alaternatif solusi yang telah dilakukan;

Analisis atas efesiensi penggunaan sumber daya;

Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Untuk mempermudah interprestasi atas pencapian sasaran strategis

diberlakukan nilai disertai makna nilai tersebut, antara lain:

85% s.d. 100% = Baik Sekali

70% s.d. <85% = Baik

55% s.d. <69% = Cukup

< 55% = Kurang

A. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2016

Dalam pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016, dilakukan dengan cara

membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja

sasaran.

11

Capaian kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan atau

kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi dari Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Dalam sub bab ini dilaporkan

mengenai realisasi dari pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan yang telah

dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan.

Melaporkan bagaimana output yakni indikator hasil dari setiap kegiatan ataupun

sub kegiatan yang dilaksanakan.

1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 adalah

untuk mengetahui apakah Realisasi Kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun

2016 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Perbandingan atas Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja

Capaian

(1) (2) (3) (4)

Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

B B* 100%

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

75%

Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen

60% 60% 100%

Rata – Rata Capaian Kinerja 91,7 % *) Ket : Masih asumsi karena masih proses pleno di Kementerian PAN dan RB

Dari data perbandingan diatas, antara target dan realisasi kinerja dapat

disimpulkan bahwa rata – rata nilai pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal yaitu

sebesar 91,7 % yang dalam hal ini masuk dalam kategori “BAIK SEKALI”.

12

2. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan

Tahun Lalu

Perbandingan Antara Realisasi Kinerja serta capaian Kinerja tahun 2016

dengan tahun lalu ataupun tahun terakhir adalah untuk mengetahui Realisasi

Kinerja tahun bersangkutan dengan tahun-tahun yang lalu apakah mengalami

peningkatan atau penurunan dalam setiap tahunnya.

Matriks Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Sekretariat

Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Sekretariat

Jenderal Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

RINGKASAN EKSEKUTIF

13

Tabel 4

Matriks Perbandingkan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Lalu

Tahun Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Capaian

(%)

Rata – Rata (%)

Keterangan

2015

Meningkatnya produk hukum yang mendukung penyelenggaraan pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi

Tersedianya produk hukum/regulasi bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

46,3

66,9

24,8 -

Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

Persentase penyelesaian pengkajian mengenai efektifitas organisasi dan ketatalaksanaan yang dilaksanakan.

80,8

Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja

Tersusunnya Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan.

100

Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

50

Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan umum

Terselenggarannya pelayanan dan peningkatan kualitas SDM

100

Kepuasan aparatur di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas kenyamanan kerja dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perkantoran.

0

Peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.

Tersusunnya dokumen hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.

83

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

75

2016 Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

100*

91,7

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

75

Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen

100

(*) Ket : Masih asumsi karena masih proses pemeriksaan pleno di Kementerian PAN dan RB

RINGKASAN EKSEKUTIF

14

1

2

3

4

5

6

7

8

Pada tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2015, Capaian Kinerja Sekretariat

Jenderal mempunya nilai 66,9 %, hal ini masuk dalam kategori “CUKUP”. Pada

tahun 2016 nilai capaian kinerja Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 91,7%, hal

ini masuk dalam kategori “BAIK SEKALI”.

Berdasarkan Tabel Perbandingkan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian

Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja dan Capaian

Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 24,8%

Pada tahun 2015 menuju tahun 2016, terdapat perubahan pada Indikator

Kinerja Utama. Perubahan IKU tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatnya produk hukum yang mendukung penyelenggaraan pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi

Tersedianya produk hukum/regulasi bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

Persentase penyelesaian pengkajian mengenai efektifitas organisasi dan ketatalaksanaan yang dilaksanakan.

Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja

Tersusunnya Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan.

Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan umum

Terselenggarannya pelayanan dan peningkatan kualitas SDM

Kepuasan aparatur di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas kenyamanan kerja dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perkantoran.

Peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.

Tersusunnya dokumen hubungan antar lembaga, pemberitaan dan publikasi, informasi layanan pengaduan serta kerjasama luar negeri.

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

2016

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Utama

Dukungan

Manajemen

dan

Pelayanan

Teknis

1. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

2. Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

3. Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen:

a) Layanan Administrasi Kepegawaian;

b) Layanan Advokasi Hukum; c) Layanan Fasilitas Sarpras

Perkantoran; d) Layanan Penyusunan

Perundang – Undangan; e) Layanan Publik.

Keterangan :

1. Indikator Point 4 dan Point 8 pada IKU Tahun 2015 Masih digunakan untuk IKU Setjen di Tahun 2016;

2. Indikator Point Nomor 3 tidak digunakan lagi di tahun 2016, namun dimasukan ke IKU Eselon II Tahun 2016 IKU Biro Perencanaan;

3. Indikator Point 1, 2, 5, 6 dan 7 pada IKU 2015 masuk menjadi Sub Pendukung untuk indikator Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen pada IKU Setjen Tahun 2016

Bagan 1. Perkembangan Perubahan IKU Sekretariat Jenderal dari Tahun 2015 ke Tahun 2016

15

3. Analisis Program / Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun

Kegagalan Dalam Pencapaian Kinerja

Diperlukan analisis terkait capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis

yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan terkait

upaya pencapaiannya melalui pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selain

itu, juga dilaporkan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana solusinya

terkait dengan pencapaian sasaran.

Berikut ini analisis upaya – upaya yang dilakukan dalam mencapai target

yang telah ditetapkan per indikator kinerja utama.

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi

Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

B B*

Peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintahan di lingkungan

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dilakukan dengan penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan suatu sistem

yang terdiri dari sub sistem yang menggambarkan proses manajemen kinerja.

Melalui penerapan sistem tersebut, akan menjamin terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan yang baik, ditunjukkan dengan akuntabilitas kinerja Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi meningkat.

Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam

melaksanakan “Program Dukungan Manajemen dan Tugas Lainnya dengan

salah satu indikator kinerja Utamanya yaitu “Penilaian Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi” dengan target penilaian predikat “B”

(BAIK), berdasarkan hasil asumsi sementara, Penilaian Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada Tahun 2016 yaitu mendapat

Predikat “B” (BAIK), hal ini bahwa nilai asumsi pencapaian Indikator Akuntabilitas

Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yaitu sebesar 100 %. Penilaian

pada indikator ini masih merupakan asumsi, karena penilaian oleh Kementerian

I Penilaian Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

(*) Ket : Masih asumsi karena masih proses pleno di Kementerian PAN dan RB

16

PAN dan RB masih dalam bentuk lisan karena dokumen penilaian masih dalam

proses.

Upaya – upaya yang dilakukan dalam mencapai target yaitu :

a. Merumuskan Alat Ukur keberhasilan capaian kinerja baik Tingkat

Kementerian UKE I – UKE II yang SMART, yaitu dengan Finalisasi

Perumusan dan Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan Metode

Balanced Scocrecard (BSC);

b. Menyempurnakan Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja

Kegiatan (IKK) yang menjawab dan Inline dengan Target RPJMN 2015-2019,

melalui Finalisasi Penyempurnaan RENSTRA Kementerian;

c. Penyempurnaan IKU UKE I hingga IKU UKE II;

d. Penetapan Perjanjian Kinerja;

e. Penandatnganan Pakta Integritas Seluruh Pejabat Stakholders;

f. Pemanfaatan Informasi atas pelaksanaan SAKIP berbasis Teknologi

Informasi yaitu dengan Pembangunan e-SAKIP;

g. Meningkatkan kualitas penyelanggaraan SAKIP yaitu dengan upaya sebagai

berikut :

Evaluasi dan Reviu secara periodik atas penyelenggaran SAKIP oleh

APIP.

Melakukan Perangkingan perolehan nilai hasil Evaluasi atas

Penyelenggaraan SAKIP tingkat UKE-I oleh APIP.

Koordinasi secara intesif dengan Kementerian PAN dan RB serta APIP

dalam rangka peningkatan kualitas penyelengaraan SAKIP.

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi

Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

Indikator Kinerja Utama yang kedua adalah Opini atas Laporan Keuangan

dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

II Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik

Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

17

Tertinggal dan Transmigrasi dengan perolehan target meraih opini WTP dari BPK

RI.

Opini atas laporan keuangan dan BMN pada tahun 2015 dari BPK RI adalah

Wajar Dengan Pengecualian (WDP), pengecualian tersebut diantaranya

disebabkan oleh :

1. Pengelolaan barang persediaan belum memadai.

2. Pengelolaan asset tetap dan asset lain-lain belum memadai.

Untuk mencapai Target Sasaran Strategi ini yaitu meraih opini WTP dari BPK

RI atas penilaian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016, telah dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

1. Penyiapan regulasi sebagai implementasi dari PMK 04/PMK.06/2015 tentang

Pendelegasian Kewenangan dan Tanggungjawab Tertentu dari Pengelola

Barang kepada Pengguna Barang dengan capaian :

a. Keputusan Menteri DPDTT nomor 68 tahun 2015 tentang pendelegasian

sebagian wewenang dan tanggungjawab dari Pengguna Barang kepada

Pejabat Struktural di lingkungan KDPDTT.

b. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi nomor 11 Tahun 2016

tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN di lingkungan

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi serta visualisasi.

c. Surat Edaran Sekretaris Jenderal DPDTT Nomor 005 Tahun 2016 tentang

Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan BMN di lingkungan Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi.

2. Pelaksanaan inventarisasi aset tetap dan aset lain-lain dengan capaian 99,98

% rincian terlampir.

3. Tindak lanjut hasil inventarisasi aset kemudian dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara untuk BMN dengan

kondisi Baik, rincian terlampir

b. Identifikasi pemanfaatan BMN, untuk memastikan PNBP yang diperoleh

dari BMN Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berupa sewa kantin,

Bank, ATM dan gedung makarti.

c. Penjualan BMN untuk kondisi BMN yang RB dan RR dan telah memenuhi

umur ekonomis rincian terlampir.

d. Verifikasi dan validasi data usulan hibah BMN atas BMN yang dari awal

perolehannya direncanakan untuk diserahkan kepada

18

masyarakat/pemerintah daerah yang tercatat di neraca sebagai aset

persediaan dan aset lain-lain dengan capaian persetujuan hibah sebesar

Rp. 165,970,565,515 rincian sebagaimana terlampir.

e. Progress penghapusan BMN dengan capaian Rp.

47.197.443.537,00

f. Verifikasi dan validasi data usulan pemusnahan Barang Milik Negara

yang menjadi kewenangan Pengguna Barang dengan total usulan RP

8,951,846,475 masih dalam proses verifikasi dan validasi dengan rincian

sebagaimana terlampir

Penilaian opini atas Laporan Keuangan dan BMN dari BPK RI untuk tahun

anggaran 2016 berdasarkan hasil rapat dan pembahasan pada Entry Meeting

antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan Tim BPK RI Pada Hari

Senin Tanggal 23 Januari 2017, menyakatakan bahwa Opini atas Laporan

Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi

Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis

Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen

60 % 100

Indikator Kinerja Utama yang ketiga adalah Tingkat Kepuasan Aparatur dan

Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen dengan target

60 %.

Survey mengenai Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakehoders atas

pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen dilakukan oleh oleh Pusat Instansi

Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Tujuan diadakannya survey ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan

stakeholders pengguna atau penerima layanan dan mengidentifikasi kebutuhan

peningkatan kualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal

Sedangkan manfaat yang diperoleh adalah :

III Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas

Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen

19

Mendorong partisipasi stakeholders sebagai pengguna layanan dalam

menilai kinerja pelayanan Sekretariat Jenderal;

Mendorong Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kualitas pelayanan;

Mendorong Sekretariat Jenderal menjadi lebih inovatif dalam

menyelenggarakan pelayanan publik.

Dalam menghitung Tingkat Kepuasan ini dilakukan survey internal dengan

memberikan Quisioner secara internal. Skala penilaian atas Survey Tingkat

Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan

Manajemen dapat diintrepetasikan sebagai berikut :

KET :

Nilai NRR 5 = Sangat Memuaskan

Nilai NRR 4 = Memuaskan

Nilai NRR 3 = Cukup Memuaskan

Nilai NRR 2 = Kurang Memuaskan

Nilai NRR 1 = Tidak Memuaskan

Variabel yang akan dinilai sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat

Jenderal Tahun 2016 yaitu kepuasan pengguna layanan terhadap kualitas :

Layanan Administrasi Kepegawaian;

Layanan Fasilitas Sarpras Perkantoran;

Layanan Advokasi Hukum;

Layanan Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan;

Layanan Publik.

Hasil temuan yang didapat dari Hasil Survey Kepuasan Aparatur dan

Stakehoders atas pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen serta upaya –

upaya dalam mencapai target yang ditetapkan dari masing – masing penanggung

jawab atas kepuasan layanan adalah :

20

Layanan Administrasi Kepegawaian;

Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber

Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan

Administrasi Kepegawaian nilai rata – rata (NRR) dari Layanan Administrasi

Kepegawaian yaitu 2,8 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP

MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :

Pelayanan kepegawaian masih dilakukan secara manual;

Kendala kuantitas dan kualitas SDM, (tidak ada analis kepegawaian);

Forum kepegawaian sbg wadah komunikasi pengelola kepegawaian

belum optimal;

Koordinasi antara Bagian Kepegawaian (UKE 1) dengan Bagian SDM

(Setjen) belum optimal;

Dalam rangka meningkatkan Layanan Administrasi Kepegawaian, Biro

SDM dan Umum telah melakukan upaya – upaya sebagai berikut :

1. Sudah ditetapkannya Pedoman Manajemen Kinerja di lingkungan

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi;

2. Sudah terlaksana pula pengurusan proses kenaikan pangkat (293 orang);

3. Kenaikan gaji berkala (73 orang di lingkungan Sekretariat Jenderal);

4. Pemrosesan KARIS, KARSU, dan KARPEG (KARIS 93 orang, KARSU 57

orang, dan KARPEG 77 orang);

5. Telah dikembangkan Sistem Aplikasi Manajemen Pegawai dan Digital

Arsip

Layanan Fasilitas Sarpras Perkantoran;

Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber

Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Fasilitas

Sarpras Perkantoran nilai rata – rata (NRR) yaitu 2,7 hal ini masuk dalam nilai

kriteria CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :

Ruang dokumen sempit;

Pelaksana layanan mayoritas adalah tenaga outsourching;

Kondisi sarpras di Abdul Muis kurang memadai, berbeda dg di Kalibata

(parkir, kamar mandi, tanaman dll).

Dalam rangka peningkatan layanan fasilitas sarana dan prasarana

perkantoran, Biro SDM dan Umum telah melakukan berbagai upaya yaitu :

1) Pengadaan kendaraan bermotor

2) Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

21

3) Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran, yang meliputi:

- Pengadaan fasilitas perkantoran

- Pengadaan meubeler

- Pengadaan peralatan teknisi

4) Rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan yang meliputi:

- Perbaikan toilet gedung utama

- Pengadaan lampu taman

- Perbaikan ruang kerja

- Perbaikan sarana dan prasarana

- Perbaikan ruang kerja Menteri

- Pembuatan ruang pertemuan

- Pembuatan taman

- Interior cafeteria

- Pembuatan pengembangan ruang kendali kegiatan desa

Layanan Advokasi Hukum;

Jumlah kasus-kasus hukum tertangani adalah jumlah kasus dan

permasalahan hukum di bidang transmigrasi dan pembangunan daerah

tertinggal yang dalam proses penanganan/penyelesaian baik kasus yang

lama maupun baru. Indikator ini diukur dengan cara menghitung jumlah kasus

dan permasalahan hukum di bidang transmigrasi dan pembangunan daerah

tertinggal yang proses penanganan/ penyelesaiannya telah dapat ditangani

dan diselesaikan oleh Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana.

Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber

Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Advokasi

Hukum nilai rata – rata (NRR) yaitu 3,3 hal ini masuk dalam nilai kriteria

CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :

Pegawai yang menerima surat pemanggilan pemeriksaan cenderung

tidak mau melapor;

Kurangnya sosialisasi tentang layanan Advokasi Hukum kepada

pegawai;

Kurangnya dukungan SDM dg status advokat.

Dalam rangka peningkatan layanan Advokasi Hukum, Biro Hukum,

Organisasi dan Tata Laksana melakukan upaya - upaya antara lain:

1) Melakukan sosialisasi terkait kewenangan bidang advokasi dan

pendampingan terhadap masalah – masalah hukum di unit kerja Eselon

I lingkup kementerian;

22

2) Mengoptimalkan koordinasi dengan unit – unit terkait di lingkungan

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mempercepat

penyelesaian kasus – kasus;

3) Mempublikasikan kegiatan layanan advokasi hukum yang telah berhasi

atau tercapai;

4) Mengoptimalkan koordinasi dengan stakeholder secara sinergi pada

pendampingan kasus yang ditangani hingga selesai.

Layanan Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan;

Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber

Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan

Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan nilai rata – rata (NRR) yaitu

3,0 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP MEMUASKAN, sedangkan hasil

temuan yang didapat yaitu :

Kompetensi SDM dirasakan masih kurang;

Tidak ada standar waktu penyelesaian tertentu, tergantung pada jenis

peraturannya;

Kurangnya sarpras yg memadai;

Dalam rangka peningkatan layanan Penyusunan Peraturan Perundang –

Undangan, Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana melakukan upaya –

upaya antara lain:

1) Perlu Penguatan Kapasitas ASN yang berkompeten dibidang

Penyusunan Peraturan Perundang – undangan;

2) Meningkatkan koordinasi dengan unit – unit terkait di lingkungan

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mempercepat

penyelesaian penyusunan perundang – undangan;

3) Perlunya pertemuan secara berkala dengan stakeholder atau unit terkait

secara sinergi untuk membantu dalam penentuan penyusunan

perundang – undangan yang diperlukan.

Layanan Publik:

Berdasarkan hasil survey Pusat Instansi Kelembagaan dan Sumber

Daya Aparatur, Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas Layanan Publik

nilai rata – rata (NRR) yaitu 3,2 hal ini masuk dalam nilai kriteria CUKUP

MEMUASKAN, sedangkan hasil temuan yang didapat yaitu :

Sarpras publikasi (videotron) hanya ada di Kalibata belum ada di Abdul

Muis;

23

Bahan publikasi dirasakan belum proporsional, belum mewakili semua

UKE;

Kurangnya pegawai di bidang penulisan, fotografer dan audiovisual.

Dalam upaya memberikan pelayanan publik, Biro Humas dan Kerjasama

melakukan kegiatan Publikasi Program dan Kegiatan Kementerian dan

Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti, maka untuk

mewujudkan capaian kinerja perlu dilaksanakan beberapa strategi,

diantaranya :

1. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 tentang

Keterbukaan informasi Publik dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2015

tentang Pengelolaan Informasi Publik dan tugas pokok dan fungsi Biro

Humas dan Kerjasama.

2. Menyiapkan sarana dan prasanara publikasi dan pengaduan

masyarakat, diantaranya :

a. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang dinilai cakap dalam

mengelola publikasi dan Pengaduan Masyarakat.

b. Menyiapkan sarana dan prasarana call center, publikasi dan media

sosial Kementerian.

c. Mengadakan/mengikutsertakan pelatihan-pelatihan dalam rangka

peningkatan kemampuan dan profesionalisme kehumasan dan

layanan informasi yang maksimal kepada masyarakat.

Kegiatan Publikasi Program dan Kegiatan Kementerian dalam upaya

mendukung layanan publik telah tercapai maksimal, baik melalui media cetak,

online dan elektronik dengan materi program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan oleh 8 UKE I bidang layanan dan teknis Kementerian Desa,

PDT dan Transmigrasi. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Biro

Humas dan Kerjasama, khususnya pada Bagian Pemberitaan dan Publikasi

antara lain yaitu :

a) Advertorial di Media Cetak 73 kali tayang ditambah dengan pemberitaan

yang tayang diberbagai media naional dan lokal.

b) Kopel sebagai sarana komunikasi antara menteri dan Kepala Desa

seluruh Indonesia sebanyak 8 kali tayang di Media Cekat nasional dan

Lokal.

c) Advertorial pada media Online sebanyak 8 kali tayang dengan ditambah

pemberitaan yang memberitakan berbagai program dan kegiatan

kementerian.

24

d) Pameran bertaraf nasional dilaksanakan oleh Biro Humas dan kerjasama

sebanyak 2 kali ditambah dengan kepesertaan dalam berbagai even

yang bertaraf nasional sebanyak 4 kali.

e) Iklan Layanan Masyarakat baik yang dilaksanakan oleh Penyedia

maupun dilaksanakan secara swakelola berjumlah 118 kali tayang atau

238 spot telah tertayangkan diberbagai media nasional dan lokal.

f) Kegiatan pentas seni dalam rangka memeriahkan perjalanan akhir

Jelajah Desa Nusantara dilaksanakan di 2 daerah yaitu Gorontalo Utara

dan Bondowoso.

g) Liputan khusus kementerian, menyajikan berita terbaru kegiatan

kementerian yang ditayangkan pada bamper berita di TV Swasta

Nasional yang berbasis berita sebanyak 7 kali tayang.

h) Kegiatan Inspirator Desa dengan mengusung para penggiat yang peduli

terhadap lingkungan hisup, pemberdayaan masyarakat dan

pemberdayaan masyarakat, sebanyak 6 episode (durasi 30 menit) dan

ditayangkan di TV swasta nasional.

i) Majalah Swa Desa tahun 2016, terbit sebanyak 11 edisi sebagai sarana

media informasi internal kementerian yang disidtribusikan ke berbagai

daerah seluruh wilayah Indonesia.

j) Pesona Desa, adalah sarana informasi buat seluruh masyarakat untuk

lebih mengenal potenasi menarik yang ada di berbagai daerah serta

menayangkan dengan visual kegiatan pelaksanaan dana desa,

diproduksi sebanyak 20 episode dan ditayangkan di TV Swasta nasional

berbasis berita berdurasi 30 menit.

k) Variety Show, menyajikan berbagai program dan kebijakan pemerintah

pusat khususnya Kementerian Desa PDTT tentang kucuran dan

penggunaan dana desa dengan gaya dan bahasa yang lugas, ringan dan

menarik dibintangi oleh para komedian serta narasumber Eselon I dari

Kementerian Desa, PDTT. Ditayangkan sebanyak 10 kali tayang dengan

durasi 30 menit.

l) Talkshow, dilaksanakan 10 kali dengan durasi 30 menit dan tayang di TV

Swasta Nasional berbasis berita, untuk menyampaikan berbagai

kebijakan pemerintah dan isu terbaru yang berkaitan dengan

Kementerian Desa, PDTT.

Kesimpulan yang dapat ditangkap berdasarkan Survey Tingkat

Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan

25

Manajemen, tingkat partisipasi responden maupun key informant yg terlibat

dalam survey sangat bagus, representatif baik dari sisi penyelenggara

maupun penerima layanan.

Secara umum tingkat kepuasan stakeholders terhadap Pelayanan

Teknis dan Dukungan Manajemen CUKUP MEMUASKAN dengan NRR 3,0

yang jika di konversikan ke dalam persentase (%) menjadi 60%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa hasil capaian untuk Indikator ini telah memenuhi target.

Untuk layanan dengan NRR tertinggi adalah Layanan Advokasi Hukum

dari Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana, sedangkan layanan dengan

NRR terkecil adalah Layanan Administrasi Kepegawaian yang dalam hal ini

Biro SDM dan Umum sebagai penanggungjawabnya dan ini perlu menjadi

perhatian. Keterbatasan SDM dan sarana prasarana baik secara kuantitas

maupun kualitas mempengaruhi pada tingkat kepuasan stakeholders.

4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Anggaran

Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat

dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang

digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien

apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan

sumber daya dan dana yang serendah rendahnya (spending well). Jadi pada

dasarnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena

kedua-duanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost

reduction). Efisiensi diukur dengan rasio antara output dan input.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Aplikasi Sistem Monitoring dan

Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan Pencapaian

Keluaran atau Output di Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 88,83 %, sedangkan

penyerapan Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 88,6 %.

Perbandingan antara Pencapaian Keluaran atau Output dan Penyerapan

Sekretariat Jenderal Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini :

26

Grafik 1. Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan Pencapaian Keluaran Sekretariat

Jenderal 2016

Berdasarkan Grafik Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan

Pencapaian Keluaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 diatas dapat disimpulkan

bahwa anggaran yang terserap sudah efisien karena perbandingan rasio di

antara keduanya hampir sama.

5. Hambatan Dan Alternatif Solusi

a. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi

Hambatan :

Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Eselon I dan II Kementerian

masih dalam tahap penyempurnaan;

Masih kurangnya pemahaman dan kapasitas SDM terkait dengan

SAKIP;

Masih kurangnya partisipasi serta koordinasi antara Unit Kerja

Kementerian dalam rangka evaluasi.

Solusi

Melakukan koordinasi secara intensif secara internal dan eksternal

dalam rangka penyempurnaan Penyusunan Indikator Kinerja Utama

(IKU) Eselon I dan II, internal disini yaitu antar unit kerja eselon I dan II

dan eksternal yaitu dengan Kementerian PAN dan RB serta Bappenas;

Melaksanakan asistensi peningkatan kapasitas secara

berkesinambungan kepada seluruh UKE I dan UKE II di lingkungan

Kementerian untuk memantapjan pemahaman terhadap Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta (SAKIP);

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Penyerapan Pencapaian Keluaran

Perbandingan Penyerapan Anggaran dengan Pencapaian Keluaran Sekretariat Jenderal 2016

88,83 %88,6 %

27

b. Opini atas Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Hambatan

Masih banyaknya asset persediaan dan asset yang dari awal

pengadaannya direncakanan untuk dihibahkan belum dilakukan

pemindahtanganan, sehingga masih tercatat di neraca Kementerian.

Masih terdapat Satker yang tidak disipilin dalam penyampaian dan

penyajian laporan keuangan dan BMN.

Solusi

Biro keuangan dan BMN terus berupaya untuk mendorong satker

ataupun UKE I agar sesegera mungkin mengusulkan

pemindahtanganan BMN dengan berpedoman pada Peraturan Menteri

Desa, PDT dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Keuangan tentang

pemindahtanganan BMN.

Biro Keuangan dan BMN secara intensif melakukan koordinasi dengan

UKE I, Inspektorat dan Satker dalam proses penyampaian LK serta

membina UKE I dan Satker dalam penyajian Laporan Keuangan dan

BMN.

c. Tingkat Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis

dan Dukungan Manajemen

Hambatan

Keterbatasan SDM dan sarana prasarana baik secara kuantitas

maupun kualitas mempengaruhi pada tingkat kepuasan stakeholders;

Penempatan SDM, kesesuaian kompetensi dengan tugas jabatan

belum tepat;

Kurangnya dukungan IT yang diperlukan dalam rangka meningkatkan

kepuasan stakeholders;

Budaya kerja yang ada di Kemendes masih parsial belum

mencerminkan budaya kerja Kemendes.

Solusi

Penataan pegawai (penempatan pegawai sesuai kompetensi dan

kebutuhan organisasi);

28

Perencanaan kebutuhan pengembangan kompetensi berdasarkan

amanat UU ASN;

Pengembangan sistem pelayanan berbasis IT sehinga menunjukkan

real time;

Menciptakan layanan yang berbasis kepada kebutuhan stakeholders

melalui pengembangan aplikasi;

Optimalisasi penggunaan sumber daya baik SDM maupun sarpra;

Mencari dan mengembangkan alternatif solusi yang inovatif dalam

menyelesaikan permasalah yang ditemui.

d. Realisasi Anggaran Tahun 2016

Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 tercantum pada table di

bawah ini :

Tabel 6 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016

No Unit Kerja Pagu Awal

(Rp)

Pagu Akhir (Setelah Self

Blokir dan Pemotongan)

(Rp)

Penyerapan (Rp)

% Dengan

Pagu Awal

% Dengan

Pagu Akhir

1

Biro Hukum dan Organisasi Tata Laksana

15.000.000.000 14.584.180.000 14.512.247.736 96,75 % 99,51%

2

Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama

87.480.384.000 77.654.073.000 76.351.315.350 87,28% 98,32%

3 Biro Perencanaan

50.558.282.000 45.574.589.000 44.063.321.761 87,15% 96,68%

4 Biro Sumber Daya Manusia dan Umum

177.079.810.000 163.279.810.000 156.402.380.705 88,32% 95,79%

5

Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

101.380.595.000 97.704.223.000 90.989.876.267 89,75% 93,13%

TOTAL 431.499.071.000 398.796.875.000 382.319.141.819 88,6% 95,87%

Sumber Data : Aplikasi SMART PMK 249 Update Tanggal 17 Januari 2017

Pagu awal Sekretariat Jenderal yaitu Rp 431.499.0712.000 dan Pagu revisi

terkahir setelah Penghematan dan Pemotongan yaitu Rp 382.796.875.000.

Besarnya Penghematan dan Pemotongan yaitu Rp 32.702.196.000. Realisasi

Penyerapan Sekretariat Jenderal sampai dengan tanggal 17 Januari yaitu sebesar

Rp. 382.319.141.819.

Anggaran Sekretariat Jenderal yang tidak terserap yaitu sebesar Rp

32.702.196.000 + (Rp 382.796.875.000 - Rp. 382.319.141.819) = Rp

29

49.179.929.181. Hal ini berarti akan masuk menjadi penghematan pemerintah

sebagai tindaklanjut atas Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/ Lembaga Dalam Rangka

Pelaksanaan APBN-P Tahun 2016 dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016

tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/ Lembaga Dalam

Rangka Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016.

RINGKASAN EKSEKUTIF

30

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 merupakan laporan yang

terintegrasi atas capaian taget kinerja di Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi. Pada Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsi, Sekretariat Jenderal Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi merujuk dan berlandaskan pada tujuan, sasaran

dan program kerja yang ditetapkan baik dalam dokumen Rencana Strategis

Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun

2015 – 2019, Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja;

Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas

Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan target penilaian

predikat “B” (BAIK), berdasarkan hasil asumsi sementara, karena masih dalam

tahap Pleno di Kementerian PAN dan RB, Penilaian Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada Tahun 2016 yaitu mendapat

Predikat “B” (BAIK), oleh karena itu nilai asumsi pencapaian Indikator

Akuntabilitas Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yaitu sebesar

100 %.

Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama Opini atas Laporan

Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2016 adalah Opini WDP (Wajar

Dengan Pengecualian), oleh karena itu nilai pencapaian indikator ini adalah

75%.

Realisasi perolehan pada Indikator Kinerja Utama selanjutnya adalah Tingkat

Kepuasan Aparatur dan Stakeholders atas Pelayanan Teknis dan Dukungan

Manajemen pada Tahun 2016 adalah 60 %, oleh karena itu nilai pencapaian

indikator ini adalah 100 %.

Realisasi pencapaian kinerja secara umum untuk Unit Kerja Sekretariat

Jenderal Tahun 2016 berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016,

dari target 100% telah terealisasi sebesar 91,7 % hal ini masuk dalam kategori

BAIK SEKALI

4

31

Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dengan Realisasi Kinerja

dan Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 mengalami kenaikan

sebesar 24,8%.

B. Saran

Berdasarkan hasil uaraian dan analisis atas capaian kinerja Sekretariat

Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2016 sudah lebih baik

dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun masih perlunya

upaya – upaya peningkatan khususnya untuk Indikator Opini Opini atas Laporan

Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi agar dapat tercapainya target Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

Selain itu perlu dioptimalkan lagi kegiatan evaluasi dan pengendalian secara

berkala serta pengawasan yang berkesinambungan sehingga dalam pelaksanaan

program/kegiatan ditahun anggaran yang akan datang ketika muncul kendala dan

hambatan dapat segera teridentifkasi kemudian secepatnya dicarikan solusi-

solusi pemecahannya.