KEMENTERIAN DALAM NEGERI - djpk.kemenkeu.go.id · Permendagri 114/2014 Pedoman Pembangunan Desa...
Transcript of KEMENTERIAN DALAM NEGERI - djpk.kemenkeu.go.id · Permendagri 114/2014 Pedoman Pembangunan Desa...
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
DESIMINASI DANA DESA DI KABUPATEN MALANGMalang, 13 Oktober 2017
UU 6/2014 Desa
PP 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014PP 47/2015 tentang Perubahan PP 43/2014
PP 60/2014 tentang Dana Desa bersumber APBNPP 22/2015 tentang Perubahan PP 60/2014PP 8/2016 tentang Perubahan Kedua PP 60/2014
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN MENTERI
Permendagri 113/2014 Pengelolaan Keuangan DesaPermendagri 114/2014 Pedoman Pembangunan DesaPermendagri 44/2016 Kewenangan DesaPermenkeu 49/PMK.07/2016 Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan & Evaluasi DDPermenkeu 50/PMK.07/2017 tentang Transfer Dana ke Daerah dan DesaPermendes, PDT dan Transmigrasi 22/2017 tentang Prioritas Penetapan PelaksanaanDana DesaPermendes, PDT dan Transmigrasi 04/2017 tentang Perubahan atas Permendes, PDT danTransmigrasi 22/2017 tentang Prioritas Penetapan Pelaksanaan Dana DesaPerka LKPP 13/2013 tentang Pengadabarang/jasa di Desa.Perka 22/2016t tentang Perubahan atas Perka LKPP 13/2013 tentang Pengadabarang/jasadi Desa.
REGULASI TERKAIT DANA DESA
PP 12/2017
PEMERINTAH DESA
Kades : Tokoh Masyarakat (Bukan Pendidikan Formal)Perangkat : Minimal SMA, Fakta masih banyak SD, SMP.Aksebilitas rendah (informasi, transportasi, listrik, perbankan)
KEWENANGAN DESA
• Sistem masy.Adat; Kelembagaan danhukum adat; Tanah Kas Desa; Kesepakatandlm kehidupan masy. Desa; Pengembanganperan masy.Desa (PP 47/15).
Hak Asal Usul
• Tambatan perahu; Pasar Desa; Tempatpemandian umum; Saluran irigasi; Sanitasilingkungan; Posyandu; Sanggar seni/belajar;Perpustakaan Desa; Embung Desa; Jalan Desa;Pengelolaan air minum (PP 47/15)
Lokal Berskala Desa
• Pemilu
• Kependudukan
• Pajak dan retribusi
Ditugaskan OlehPemerintah Dan
Pemda
• Penyelesaian konflik
• Program nasional pemberdayaanMasyarakat
• Penanganan HIV AIDS
Kewenangan Lain Lainnya
Hak dan Kewajiban dapat menimbulkanpendapatan, belanja, pembiayaan danpengelolaan keuangan desa.
Adalah semua hak dan kewajiban desa yangdapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatuberupa uang dan barang yang berhubungandengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
6
KEUANGAN DESA(Pasal 71 UU 6/2014)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SUMBER PENDAPATAN DESA
1. Pendapatan Asli Desa (PADes);2. Alokasi APBN (Dana Desa);3. Bagi Hasil Pajak & Retribusi Daerah;4. Alokasi Dana Desa (ADD)5. Bantuan Keuangan APBD Provinsi/
Kabupaten;6. Hibah dan sumbangan pihak ketiga;7. Lain-lain Pendapatan Desa yg sah.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
TATA KELOLA
KEUANGAN DESA
PERENCANAAN
PENGANGGARAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENATAUSAHAAN
PELAPORAN
PERTANGUNGG JAWABAN
8
9
MUSYAWARAHDESA
PERENCANAAN
DESA
RPJMDesa
RKPDesa
PERMENDAGRINO. 114/2014
PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
APBDesa
PERMENDAGRINO. 113/2014
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1. PADesa;2. Alokasi APBN;3. Bag. Hasil Pajak &
Retribusi Daerah;4. ADD5. Bantuan Keuangan APBD
Prov/Kab.6. Hibah dan sumbangan
pihak ketiga;7. lain-lain Pendapatan
Desa yg sah.
Diprioritas utk Kebutuhan.Pembangunan
Kebutuhan Pembangunanmeliputi, tapi tdk terbataspada:a. Kebut. Primer;b. Pelayanan Dasar;c. Lingkungan;d. Pemberdayaan Masy.
Desa.
PERENCANAANPARTISIPATIF
PTPKD
KadesSbg Pemegang
Kekuasaan
KEPALA DESA
Pelaksana Kewilayahan
KEPALA DUSUN
PELAKSANA TEKNIS
Kasi Kasi
SEKRETARIS
URUSAN
Kaur kaur Kaur
Kasi
KasiPelaks. Kegiatan
Staf Ka. urusanBendahara
SEKDESKoordinator
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
10
•Menyusun & melaks. Kebijakan PengelolaanAPBDesa
•Menyusun Ranperdes tentang APBDesa,perubahan APBDesa & pertg. Jwb pelaks.APBDesa;
•Melakukan pengendalian thd pelaks.giat ygtelah ditetapkan dlm APBDesa
•Menyusun Pelaporan & PertanggungjwbanPelaks. Keg. APBDesa;
•Melakukan Verifikasi thd ren. Blanja & bukti-bukti pengeluaran.
Sekdes(Koordinator)
•Menyusun rencana Pelaks. giat yg menjd tg .jwb nya;
•Melaks. Keg. Bersama LKD yg dittpkan dlm APBDesa;
•Melakukan tindakan pengeluaran yg menyebabkan atas beban Anggaran Kegiatan;
•Mengandalikan Pelaks. giat;
•Melaporkan perkembangan pelaks giat pd Kades;
•Menyiapkan dok. Anggaran atas beban pelaks keg.
Kasi (Pelaks.Keg.)
Bendahara
•Menerima,menyimpan,menyetorkan,menatausahakan & mempertanggungjwbkan penerimaan pendapatan Desa & pengeluaran pendapatan Desa dlm rangka pelaks. APBDesa melalui Sekdes;
•Mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan &pengeluaran;
•Bertanggungjwb atas pelaksanaan tugasnya kpd Kades.
Kepala Desa(Pemegang Kekuasaan
dan kekayaan yang dipisahkan)
• Menetapkan kebijakan ttg pelaks. APBDes;• Menetapkan PTPKD;• Menetapkan petugas pemungutan penerimaan desa;• Menyetujui pengeluaran yg dittpkan dlm APBDesa.
11
EVALUASI RANC. PERDES TTG APBDes
MELALUI CAMAT (Permendagri Ps. 22 - 23 -)
BAHAS &
SEPAKATI
BERSAMA
(paling lambatOktober) MUSDES
KADES BPD
1
BUPATI/
WALIKOTA
SEKDES
Susun Perdes ttg Ranc. APBDesdgn mengacu RKPDesa tahun ybs
SampaikanRanc. APBDes
Sampai-kan
Ranc. Perdes
CAMAT
Sampaikan Ranc.
Perdes ttg APBDes
(paling lama 3 hari
sejak diSepakati)
Evaluasi & tetapkan hasil evaluasi
(max 20 hari kerja sejak diterima
Tidak
memberikan
hasil
Evaluasi
Ranc. Perdes
berlaku dgn
sendirinya
Menyatakan Perdes
bertentangan dg
kepentingan umum
& per-UU-an yg lebih
tinggi
2
4
3
5
8
Kades tidak
indahkan & tetap
menetapkan Ranc.
Perdes ttg APBDes
menjadi Perdes
7
Kades lakukan
penyempurna-an
(max 7 hari kerja
sejak diterimanya
hasil evaluasi)
Bupati dapat
delegasikan
evaluasi
Ranc. Perdes
ttg APBDes
6
9
Camat
usul kpd
Bupati/
walikota
untuk
batalkan
Perdes
10
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pendelegasian evaluasi Ranc.
Perdes ttg APBDes kpd camat diatur
dlm Peraturan Bupati/ Walikota
(Ps. 23 (6)) 12
MUSRENBANG
APBDESA
1. Pendapatan
PADes;Hasil usaha, hasilaset, swadaya &partisipasi, Gotro &dll PADesa;
Transfer;APBN, APBD
Lain-lainPendapatanHibah, sumbanganpihak ketiga, HasilKerjsama, bantuanPerusahaan.
2. Belanja
Klasifikasi Belanja, Bid :2.1.Penyelenggaran Pemdes2.2. Bangdes;2.3. Kemasyarakatan;2.4.Pemberdayaan Masy.
Bid. Pembelanjaan;2.5. Tak terduga.
Bid. dibagi mjd Keg.(RKPD);
Keg. dibagi, jenis belanja :1. Belanja Pegawai;2. Belanja Barang/jasa;3. Belanja Modal.
3. Pembiayaan
3.1. Penerimaan• 3.1.1 Silpa;• 3.1.2.Pencairan
Dana cadangan;• 3.1.3 Hasil kekayaan
Desa yang dipisahkan.
3.2. Pengeluaran• 3.2.1.Pembentukan
Dana Cadangan;• 3.2.2.Penyertaan
Modal.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
13
• Belanja Pegawai,
− dianggarkan u/ pengeluaran siltap dan tunjangan bagi Kades &
Perangkat Desa serta tunjangan BPD;
− kelompok Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kegiatan
pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan;
− pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.
• Belanja Barang dan Jasa,
− Digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan;
− antara lain : ATK; benda pos; bahan/material; pemeliharaan;
cetak/penggandaan; sewa kantor desa; sewa perlengkapan dan
peralatan kantor; makanan & minuman rapat; pakaian dinas dan
atributnya; perjalanan dinas; upah kerja; honor narsum;
operasional Pemdes; operasional BPD; insentif RT/RW; dan
pemberian barang pd masy./pokmas.
− Insentif RT/RW ( operasional lembaga RT/RW ).
− Pemberian barang pada masyarakat/pokmas dilakukan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan.
• Belanja Modal,
− digunakan untuk pengeluaran dlm rangka pembelian/pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 bulan.
− Pembelian/pengadaan barang atau bangunan digunakan u/
kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa. 14
PEMBIAYAAN DESA
semua penerimaan yg perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yg
akan diterima kembali, baik pd T.A. ybs maupun pd tahun2 anggaran
berikutnya.
Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok:
• Penerimaan Pembiayaan, mencakup:
− SiLPA tahun sebelumnya
− Pencairan Dana Cadangan
− Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
• Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari :
− Pembentukan Dana Cadangan
− Penyertaan Modal Desa.
SiLPA tahun sebelumnya, a.l.
− pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja
− penghematan belanja
− sisa dana kegiatan lanjutan.
SilPA digunakan untuk:
- menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari
pada realisasi belanja;
- mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan;
- mendanai kewajiban lainnya yang s.d. akhir T.A. belum diselesaikan.15
Pencairan Dana Cadangan,digunakan u/ menganggarkan pencairan dana cadangan dari rek. Danacadangan ke Rek. kas Desa dlm T.A. berkenaan.
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan,digunakan u/ menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yg dipisahkan.
Pembentukan Dana Cadangan,− Pemdes dpt membentuk dana cadangan u/ mendanai keg. yg penyediaan
dananya tdk dpt sekaligus/sepenuhnya dibebankan dlm 1 T.A.− Pembentukan dana cadangan ditetapkan dgn perdes.− Perdes plg sdkt memuat:
• penetapan tujuan pembentukan;• Prog. & kegiatan yg akan dibiayai ;• besaran & rincian tahunan yg harus dianggarkan;• sumber dana cadangan; • T.A. Pelaksanaan .
− Pembentukan dana cadangan dpt bersumber dari penyisihan ataspenerimaan Desa, kecuali dari penerimaan yg penggunaannya tlhditentukan scr khusus berdasar peraturan per-UU-an.
− ditempatkan pada rekening tersendiri.− Tdk melebihi Th. akhir masa jabatan Kades.
LANJUTAN ..........
16
PELAKSANAAN APBDes
(Permendagri Ps. 24 – 27 & 32)
Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDes tidak dapat
dilakukan sebelum Ranc. Perdes ttg APBDes ditetapkan, kecuali untuk
pengeluaran belanja pegawai yg bersifat mengikat & operasional
perkantoran yg ditetapkan dlm Perkades.
17
Khusus bagi desa yg belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya,
pengaturannya ditetapkan oleh pemda kab/ kota
semua penerimaan & pengeluaran desa dlm rangka pelaks. kewenangan
desa dilaks. melalui rekening kas desa, & harus disertai dgn bukti yang
lengkap & sah
UMUM
Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa
selain yg ditetapkan dlm perdes.
Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat rincian anggaran
biaya yang telah disahkan oleh kades
Bendahara dpt menyimpan uang dlm kas desa pd jmlh tertentu dlm
rangka memenuhi kebutuhan operasional pemdes Pengaturan lebih lanjut
jumlah uang dlm kas desa diatur dgn Perbup/Walikota
Pelaksana Anggaran bertanggungjawab thd tindakan pengeluaran yg
menyebabkan beban atas belanja kegiatan dg mempergunakan buku
pembantu kas sbg pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa,
(Ps. 27 (3)
Pengadaan barang dan/jasa di desa diatur dgn Perbup/ Walikota dgn
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan (Ps. 32)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pelaksana Kegiatan
Mengajukan pendanaan utk Keg. disertai dokumen (a.l. RAB); RAB diverifikasi oleh Sekdes, disahkan Kades;Bertanggung jawab thd pengeluaran ( Buku Pembantu
Kas Kegiatan );Mengajukan SPP pd Kades; SPP dibuat setelah Barang dan atau jasa diterima; Pengajuan SPP terdiri atas:
-Surat Permintaan Pembayaran (SPP);- Pernyataan tanggungjawab belanja; dan- Lampiran bukti transaksi.
18
6
Wajib:
1. Teliti kelengkapan pembayaran
2. Menguji kebenaran perhitungan
tagihan atas beban APBDes yg
tercantum dlm permintaan
pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana
4. Menolak pengajuan permintaan
pembayaran bila tidak memenuhi
persyaratan
verifikasi
Berdasarkan RAB, dan setelah
barang/ jasa diterima, ajukan
SPP yang terdiri dari: 1. SPP, 2.
Pernyataan tanggung jawab
belanja, & lampiran bukti
transaksi
1Kades
Bendahara melakukan
pembayaran./
Bendahara wajib:
1. Pungut PPH & pajak
lainnya
2. Setor seluruh
penerimaan
potongan pajak &
pajak yg dipungut ke
kas negara (Ps. 31)
Ajukan pendanaan u/
melaksanakan kegiatan dilampiri
dgn dokumen seperti RAB
Pelaksana
Anggaran
Menyetujui Permintaan Pembayaran
Sekdes
2
4
3
5
7
PELAKSANAAN APBDes (Permendagri Ps. 27 - 31)
MEKANISME PENCAIRAN
Sahkan
19
1. PERUBAHAN APBDesa : Keadaan yg menyebabkan hrs dilakukan pergeseran antar jenis belanja; Keadaan yg menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun
sebelumnya hrs digunakan dalam tahun berjalan; Terjadi penambahan dan atau pengurangan dalam Pendapatan Desa pada
tahun Berjalan. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis
ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yg berkepanjangan. Perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemda.
2. Perub. APBDesa hanya dapat dilakukan 1 kali dlm 1 T.A, kecuali dalamkeadaan darurat dan/atau luar biasa;
3. Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata carapenetapan pelaks. APBDesa.
Perubahan APBDesa
20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lanjutan........
Dlm hal Ban. keu dari APBD Prov. & APBD Kab./Kotaserta hibah & bantuan pihak ketiga yg tidak mengikatke desa disalurkan setelah ditetapkannya perdes ttgpeubahan APBDesa, perubahan diatur dgn Perkadesttg perubahan APBDesa;
Perubahan APBDesa diinformasikan kepada BPD.
21
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Penatausahaan
Wajib dilaksanakan oleh Bendahara Desa
Pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran;Melakukan tutup buku setiap akhir bulan;Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan;Laporan diampaikan setiap bulan kpd Kades plg lambat tgl 10 bulan berikutnyaMenggunakan :- Buku Kas Umum;- Buku Kas Pembantu Pajak; dan- Buku Bank 22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa: •Laporan semester pertama;
- Paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan.• Laporan semester akhir tahun;
- Paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya.
Lap. Pertanggungjawaban realisasi Pelaksanaan APBDesa•Pendapatan, belanja, Pembiayaan;•Ditetapkan dengan Perdes;•Dilampiri Format laporan:- Pertanggungjawaban realisasi Pelaks.APBDesa T.A. berkenaan;- Kekayaan Milik Desa per 31 Des. T.A. berkenaan;- Prog.Pemerintah & Pemda yg masuk ke Desa
Kades kepada Bupati/Walikota
23
sampaikan
K
A
D
E
S
BUPATI/
WALIKOTA
Diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis dan
dengan media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat
seperti: papan pengumuman, radio
komunitas, dan media informasi
lainnya, (Permendagri Ps. 40)
Laporan Penyelenggaraan Pem-an Desa setiap akhir T.A.
Dilampiri:1. Format la poran pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa
2. Format laporan kekayaan milik desa per 31
Desember T.A. berkenaan
3. Format laporan program pemerintah,
pemda yang masuk ke desa
Ditetapkan dengan Perdes
Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi pelaks. APB Desa setiap
akhir T.A yg terdiri dari:
Pendapatan, Belanja & Pembiayaan
CAMAT
Format ranc. Perdes, Buku pembantu Kas
Kegiatan, RAB & SPP serta pernyataan
tanggungjawab belanja, laporan realisasi
pelaksanaan APBDes semester I & semester akhir
tahun serta laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDes, mengacu pada lampiran
Permendagri (Permendagri Ps. 42)13/10/2017 24
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBDesa
PP No. 43/2014 Pasal (104) & Permendagri No. 113/2014 Pasal (38 - 42)
Jakarta, 15 Maret 2016
POTENSI MASALAH
1
1. Perencanaan Inkonsistensi antara RPJMDes dengan RKPDes dan APBDes; Program/kegiatan tidak sejalan dengan kewenangan Desa, tidak fokus, tidak
memberikan daya ungkit yang memadai; Akhir masa jabatan Kades target RPJMDes tidak tercapai; Tidak partisipatif.
2. Penganggaran Pengalokasian anggaran tidak sesuai dengan Standar Biaya Masukan (SBM); Penggunaan anggaran tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang
berlaku.
3. Pelaksanaan Pengelolaan keuangan tidak melalui rekening kas Desa Jadwal waktu pelaksanaan tidak terpenuhi; Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan; Tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada pada RAB/DED; Kesalahan prosedur pengadaan barang/jasa; Tidak transparan.
Jakarta, 15 Maret 2016
Lanjutan…..
1
4. Penatausahaan Tidak memenuhi prosedur, mekanisme, dan standar administrasi keuangan
yang ditetapkan; Kesalahan pencatatan; Ketidaklengkapan dokumen
5. Pelaporan Tidak tepat waktu; Tidak sesuai dengan format standar; Isi laporan tidak memenuhi ketentuan.
6. Pertanggungjawaban Tidak sesuai dengan pagu anggaran yang ditetapkan; Tidak didukung dengan bukti yang autentik; Dokumen tidak lengkap/tidak memenuhi standar; Capaian target fisik tidak sesuai dengan pagu anggaran
Pasal 373:1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah provinsi.
2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota.
3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara nasional
dikoordinasikan oleh Menteri (Menteri Dalam Negeri)
Pasal 385:1) Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan
oleh aparatur sipil negara di instansi Daerah kepada Aparat Pengawas Internal
Pemerintah dan/atau aparat penegak hukum.
2) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan
penyimpangan yang diadukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan atas pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah terlebih dahulu berkoodinasi
dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah atau lembaga pemerintah nonkementerian
yang membidangi pengawasan.
4) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditemukan
bukti adanya penyimpangan yang bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan
kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah.
5) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditemukan
bukti adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada
aparat penegak hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Amanat UU 23/2014
27
Pasal 19:
1) Selain melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (1), bupati/wali kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap desa.
2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bupati/wali kota dibantu oleh camat atau sebutan lain dan inspektorat kabupaten/kota.
3) Pembinaan dan pengawasan oleh camat atau sebutan lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan hasil pembinaan dan pengawasan tersebut disampaikan kepada bupati/wali kota.
4) Berdasarkan hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
bupati/wali kota menugaskan Perangkat Daerah terkait melaksanakan tindak lanjut
hasil pembinaan dan pengawasan serta untuk selanjutnya dilakukan pemantauan oleh
inspektorat kabupaten/kota.
5) Pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan untuk menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
6) Pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menjaga akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi:
a. laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa;
b. efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan desa; dan
c. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7) Inspektorat kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) harus berkoordinasi dengan camat
atau sebutan lain dan hasil pembinaan dan pengawasan tersebut disampaikan kepada
bupati/wali kota.
Amanat PP 12/2017
28
Pasal 112:
1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.
2) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan
kepada perangkat daerah.
3) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan:
a) menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan
pertanian masyarakat Desa;
b) meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan
c) mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di
masyarakat Desa.
4) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.
Amanat UU 6/2014
29
Pasal 113:
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 112 ayat (1) meliputi:
a. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa;
c. memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga
masyarakat Desa;
d. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
e. memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa;
f. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
g. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan
Desa;
h. menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa;
i. melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur Pemerintahan Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa;
j. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa tertentu;
mendorong percepatan pembangunan perdesaan;
k. memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat
hukum adat sebagai Desa; dan
l. menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BUM Desa dan lembaga kerja sama
Desa.
Amanat UU 6/2014
30
Pasal 114:
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1) meliputi:
a. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa;
b. melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian alokasi dana
Desa;
c. melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat Desa,
Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
d. melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa;
e. melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
f. melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
g. melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa;
h. melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa;
i. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah
Desa;
j. membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat
sebagai Desa; dan
k. membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan
lembaga kerja sama antar-Desa.
Amanat UU 6/2014
31
Pasal 115:Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1) meliputi:
a. memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota yang
dilaksanakan oleh Desa;
b. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa;
c. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
d. melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
e. melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa;
f. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa;
g. mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa;
h. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
i. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
j. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan
lembaga adat;
k. melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
l. melakukan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis;
m. melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerja sama antar-Desa; dan
n. memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Amanat UU 6/2014
32
Pasal 154:
1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan dan pengawasan Desa.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. fasilitasi penyusunan peraturan Desa dan peraturan kepala Desa;
b. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa;
c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan pendayagunaan aset Desa;
d. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan perangkat Desa;
f. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa ;
g. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa;
h. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat Desa;
i. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan pembangunan
Desa;
j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga kemasyarakatan;
m. fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa dengan pihak ketiga;
o. fasilitasi penataan, pemanfaatan,dan pendayagunaan ruang Desa serta penetapan
dan penegasan batas Desa;
p. fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Desa;
q. koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan
r. koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan diwilayahnya.
Amanat PP 43/2014
33
Penguatan Pengawasan Dana Desa SE Mendagri kepada Gubernur/Bupati/Walikota Nomor 700/1281/A.1/2016
Tanggal 22 Desember 2016 Tentang Pedoman Pengawasan Dana Desa, diantaranya:
Menugaskan Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kab/Kota untuk melakukan pengawasan Dana Desa;
Pelaksanaan pengawasan dimulai terhadap pengelolaan Dana Desa yang diperoleh Tahun Anggaran 2016;
Melaporkan hasil pengawasan kepada Menteri Dalam Negeri cq. Inspektur Jenderal untuk hasil pengawasan Inspektorat Provinsi dan kepada Gubernur cq. Inspektorat Provinsi untuh hasil pengawasan Inspektorat Kab/Kota.
Surat Nomor 143/3809/SJ Tanggal 24 Agustus 2017 Perihal Optimalisasi Dana Desa, bahwa diminta kepada Pemerintah Provinsi untuk:
Memfasilitasi pemerintah kab/kota dalam penyaluran dan pemanfaatan dana desa;
Memfasilitasi pemerintah kab/kota dalam pembinaan dan perlindungan hukum;
Menyampaikan laporan secara tertib tentang penyaluran dan penggunaan Dana Desa kepada menteri dalam negeri;
Menyampaikan laporan penanganan kasus atas dugaan penyimpangan Dana Desa.
Surat Nomor 143/3810/SJ Tanggal 24 Agustus 2017 kepada Gubernur Perihal Penguatan Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Desa, bahwa diminta kepada Pemerintah Provinsi untuk :
Melakukan pemantauan dan pengawalan penyaluran Dana Desa sesuai prosedur dan tepat waktu;
Memastikan agar regulasi terkait pengelolaan Dana Desa telah dipenuhi oleh Bupati/Walikota;
Memerintah APIP Provinsi mendukung pengawasan APIP Kab/Kota;
Menyampaikan Laporan Triwulan I dan II Tahun 2017 selambat –lambatnya 1 September 2017.
Lanjutan...
Surat Nomor 143/3811/SJ Tanggal 24 Agustus 2017 Perihal Penguatan Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Desa, bahwa diminta kepada Pemerintah Kab/Kota untuk :
Melakukan penguatan penyelenggaraan Pemerintah Desa;
Mendorong peran Camat dalam bentuk fasilitasi dan supervisi terhadap pengelolaan Dana Desa;
Memerintah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mengawal penggunaan Dana Desa tepat sasaran melalui MusDes;
Mengoptimalkan pengawasan melalui APIP;
Menyampaikan Laporan Trw I dan II Tahun 2017 selambat –lambatnya 1 September 2017;
Dukungan Anggaran untuk Inspektorat Kab/Kota padaAPBD Kabupaten;
Dukungan Personil dari APIP Provinsi.
Lanjutan...
Pengawalan Tingkat Kabupaten1. Pemenuhan Pedoman atau Jenis Pengelolaan Dana Desa
• Pengaturan mengenai tatacara, kriteria dan legalitas Pengelolaan PADes;
• Perbup standar biaya;
• Pengaturan mengenai pengadaan barang/jasa;
• Perlu diatur mengenai Belanja yang belum tersedia anggarannya;
• Perbup tentang Pengeluaran Pendahuluan ADD bila APBD Kab/Kota belum ditetapkan.
2. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa:
• Sosialisasi
• Diklat
• Bimtek
3. Evaluasi Rancangan APBDes
4. Monev Pengelolaan Dana Desa
Drs.Lukman Nul Hakim,M.SiDirektur Fasilitasi Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa
Cp: 08129351590Email:
[email protected]@gmail.com
kantor: Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri
Jl. Raya Pasar Minggu km.19 Jakarta Selatan