KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

36
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010 UPAYA PERCEPATAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PTSP DI DAERAH Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah 18 November 2010 FOKUS GROUP DISCUSSION 1

description

UPAYA PERCEPATAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PTSP DI DAERAH. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah. 18 November 2010 FOKUS GROUP DISCUSSION. KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Page 1: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

KEMENTERIAN DALAM NEGERIDITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

2010

UPAYA PERCEPATAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PTSP DI DAERAH

Widodo Sigit Pudjianto, SH, MHDirektur Pengembangan Ekonomi Daerah

18 November 2010FOKUS GROUP DISCUSSION

1

Page 2: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

I. PENDAHULUANKondisi perekonomian Indonesia awal Tahun 2006 kurang menggembirakan:- Pertumbuhan Ekonomi lambat (5,6 %)

- Angka Kemiskinan (17,75%) dan pengangguran masih tinggi (11,1%)

- Kesenjangan daya saing makin melebar

- Iklim investasi tidak kondusif

INPRES NOMOR 3 TAHUN 2006

tentang Paket Kebijakan Investasi

(85 Tindakan)

Penyederhanaan Pelayanan perizinan satu Pintu Satu Atap bagi UMKM

2

Page 3: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

II. KONDISI PERIZINAN1. Tidak ada

kepastian hukum2. Sistem dan

prosedur tdk jelas3. persyaratan terlalu

banyak 4. proses berbelit-

belit 5. Waktu lama tdk

ada limit waktu6. Mahal, bernuansa

KKN dan pungli7. terkesan rigid dan

tidak ramah

kepastian hukum Penyederhanaan :

singkat sisdur dan persyaratan, percepatan waktu, murah dan ramah.

Adanya SKPD (OSS) SDM profesional.

Pelayanan Publik

UU Dasar 1945UU 32 Tahun 2004UU 25 TAHUN 2007RUU Tenaga Kerja ?Inpres 3 Tahun 2006

Iklim InvestasiGLOBALISASI

REFORMASI

UP

MINATINVESTASI

LOW

PROSESDEREGULASI

MINATINVESTOR

3

Page 4: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Rangk 2011 Rangk 2010 Rangk 2009Doing Business 121 115 129Starting a business 155 159 171

Dealing with licenses 60 60 80

Registering property 98 94 107

Getting Credit 116 109 109Protecting Investors 44 41 53Paying taxes 130 125 116Trading across borders 47 49 37Enforcing contracts 154 153 140

Closing a business 142 141 139

III. KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEY IFC 2011

Page 5: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Indikator IndonesiaAsia Timur dan

PasifikRata-rata OECD

2011 2010 2011 2010 2011 2010

Jumlah Prosedur 9 9 7,8 8.1 5,6 5.7

Waktu yang diperlukan

47 60 39 41.0 13.8 13.0

Biaya (% dari income per kapita)

22,3 26 27,1 25.8 5,3 4.7

Modal Minimum (% dari income per kapita)

53,1 59.7 50,6 21.3 15,3 15.5

INDIKATOR STARTING A BUSINESS INDONESIA URUTAN KE 155 ADALAH :

Page 6: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Permendagri No 24 Tahun 2006 merupakan Pedoman, mengatur kisi-kisi dan tata cara membangun sistem pelayanan perizinan dan non perizinan yang baik, transparan, demokratis, efisien dan efektif serta sederhana, disesuaikan dengan kewenangan, tuntutan dan kebutuhan daerah.Hakekat :1. PTSP : kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan

yang proses pengelolaan perizinan dan non perizinan dari awal permohonan sampai pada terbit dokumen dilaksanakan di satu tempat.

2. Terjadi pelimpahan wewenang penandatanganan dokumen izin/non izin dari Bupati/Walikota kepada Kepala PTSP;

3. Penyederhanaan :percepatan waktu, sisdur, persyaratan dan biaya .

IV. PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

6

Page 7: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

NO KETERANGAN PROV KAB KOTA TOTAL % BADAN DINAS KANTOR UNIT TOTAL PROV KAB KOTA TOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1YANG SUDAH

MELAKSANAKAN PTSP

14 280 85 379 68%

2 BENTUK LEMBAGA 90 10 243 36 379

3YANG BELUM

MELAKSANAKAN PTSP

19 119 13 151 32%

JUMLAH DAERAH YANG TELAH MEMBENTUK PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

PERIODE AGUSTUS TAHUN 2010

7

Page 8: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

KENDALA YANG DIHADAPI DAERAH YG BELUM MEMBENTUK:

a.Persepsi dan komitmen KDH dengan Stakeholder belum mantap.

b.Belum ada pemahaman yang komprehensif tentang PTSP.

c.Maindset birokrasi masih belum reformis.

d.Tidak adanya inisiator daerah dan dukungan pimpinan daerah.

8

Page 9: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

V. FILOSOFI REFORMASI PERIZINAN

1.Penyelenggara PTSP berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan, disyaratkan ada prasarana : loket, tempat proses, tempat pembayaran, penyerahan dokumen, ruang pengaduan dan sekretariat.

2.Penyederhanaan Proses, Penyingkatan waktu dan Kepastian biaya.

3.Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM), utamakan Profesional/Kompetensi dan performance.

4.Keterbukaan Informasi dan pemanfaatan TI.9

Page 10: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

5. Pengaduan dan kepuasan Pelanggan6. Pembinaan/Pengawasan dan Monev7. Peraturan peralihan :

a.PTSP/OSS yang sudah ada agar menyesuaikan dengan Permendagri No. 24 tahun 2006

b.Yang belum membentuk PTSP wajib membentuk paling lambat setelah 1 (satu) tahun (6 Juli 2007)

10

Page 11: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Pembentukan Kelembagaan PTSP Diatur Berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2008

DASAR KETETAPAN

Permendagri No. 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;Diterbitkan Dalam Rangka Pelaksanaan Pasal 47 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;Diamanatkan bahwa Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.Dengan Mendapat Pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

VI. KELEMBAGAAN PTSP DI DAERAH

11

Page 12: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Lanjutan Kelembagaan….

PEMBENTUKANDalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Masyarakat di

bidang Perijinan dibentuk unit pelayanan perijinan terpadu dengan sebutan BADAN atau KANTOR.

KEDUDUKAN

Badan atau Kantor berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.Badan dan Kantor didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala.Kepala Sekretariat karena Jabatannya adalah sebagai Kepala Badan atau Kepala Kantor.

12

Page 13: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengatur bagaimana membangun sistem Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang terintegrasi kedalam suatu Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Permendagri Nomor 20 Tahun. 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Di Daerah mengatur bagaimana bentuk kelembagaan penyelengaara pelayanan pirizinan dan non perizinan terpadu satu pintu di daerah dibentuk, baik dalam status Badan atau Kantor tergantung score variabel yang diperoleh pada suatu Daerah.

VII. UPAYA PEMERINTAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN PTSP

13

Page 14: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Lanjutan UPAYA PEMERINTAH ………

Terkait mengenai masalah kelembagaan pengelola perizinan di Daerah, dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 yang merupakan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, mengatur bahwa pada prinsipnya pembentukan Lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah untuk mengelola penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan daerah termasuk fungsi pelayanan perizinan dan non perizinan di bidang penanaman modal untuk diintegrasikan ke dalam Lembaga Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 14

Page 15: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN PENYELENGGARA PTSP

Langkah I : Penyamaan Persepsi dan Pembentukan Komitmen

Langkah 2 : Pembentukan Tim Pembentukan PTSPLangkah 3 : Penyiapan Dana melalui APBDLangkah 4 : Penyusunan Desain Penyelenggara PTSPLangkah 5 : Penyusunan Kebijakan Terkait dengan

Pembentukan Penyelenggara PTSP Langkah 6 : Penyiapan SDMLangkah 7 : Penyebarluasan Informasi Penyelenggara

PTSP kepada MasyarakatLangkah 8 : Monitoring dan Evaluasi

15

SURAT EDARANNOMOR 500/1191/V/BANGDA TANGGAL 8 JUNI 2009

TENTANG PENYEMPURNAAN PANDUAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Page 16: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, MENTERI PERDAGANGAN, MENTERI

TENAGA KERJA, DAN TRANSMIGRASI DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL.

NOMOR : 69 TAHUN 2009NOMOR : M.HH-08.AH.01.01.2009NOMOR : 60/M-DAG/PER/12/2009

NOMOR : Per.30/men/XII/2009NOMOR :10 TAHUN 2009

TENTANG PERCEPATAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN UNTUK MEMULAI USAHA

IX. KEBIJAKAN- KEBIJAKAN TERKAIT PPTSP

16

A. PERCEPATAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN UNTUK MEMULAI USAHA

Page 17: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

JENIS PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN (Pasal 3)

Perizinan dan Non Perizinan Memulai Usaha Yang Meliputi:

a. Pendaftaran nama perusahaan dan pembuatan akta pendirian;b. Pengesahan status badan hukum;c. Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);d. Pendaftaran dan pengumuman perseroan terbatas dalam Berita Negara;e. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);f. Pengurusan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);g. Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP);h. Pendaftaran Wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan;i. Pendaftaran kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).

Lanjutan KEBIJAKAN ………

17

Page 18: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

(1) Gubernur dan Bupati/Walikota bertanggung jawab terhadap percepatan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan memulai usaha di daerah;

(2) Untuk percepatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan di daerah dilakukan melalui penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu;

(3) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang belum membentuk pelayanan terpadu satu pintu wajib segera membentuk pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Lanjutan KEBIJAKAN ………

PENYELENGGARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

18

(Pasal 5)

Page 19: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

(1) Setiap penyelenggara pelayanan wajib memberikan pelayanan berdasarkan standar waktu pelayanan;

(2) Standar waktu pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pemakaian nama perusahaan dan pengesahan status badan hukum, pendaftaran dan pengumuman perseroan terbatas dalam Berita Negara , pembayaran PNBP melalui Bank seluruhnya paling lama 8 (delapan) hari kerja;

PENGATURAN PELAYANAN (Pasal 6)

Lanjutan KEBIJAKAN ………

19

Page 20: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

b. Penerbitan NPWP dan NPPKP di Ditjen pajak paling lama 1 (satu) hari kerja;c. Penerbitan SIUP dan TDP di Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota

dilakukan secara simultan paling lama 3 (tiga) hari kerja; dan

d. Penerbitan surat keterangan pelaporan Ketenagakerjaan di Perusahaan oleh

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Sertifikat Kepesertaan jaminan Sosial Tenaga Kerja paling lama 5 (lima) hari kerja.

Lanjutan KEBIJAKAN ………

20

Page 21: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Nomor : 500/3933/SJJakarta, 9 November 2009

Kepada Yth:. Gubernur Bupati/Walikota

Perihal : Proses Izin memulai Usaha paling lama 40 (empat puluh) hari dan pembentukan PTSP.

21

B. PROSES IZIN MEMULAI USAHA PALING LAMA 40 HARI

Surat Menteri Dalam Negeri

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 22: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

1. Bapak Presiden Republik Indonesia mengagendakan dalam 100 (seratus) hari Kabinet Indonesia Bersatu kedua, proses memulai usaha (starting business) di Indonesia yang harus dilakukan dalam waktu paling lama 40 (empat puluh) hari, hal tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan Iklim investasi di tanah air. Untuk itu, Pemerintah Daerah diminta untuk melakukan pembenahan dan perbaikan dalam proses pemberlan Izin & modal usaha, sehingga agenda tersebut dl atas dapat diwujudkan.

DASAR SURAT MENDAGRI

22

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 23: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas diminta perhatian saudara, hal-hal sebagai berikut:(1) Segera membentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) sebagaimana dimaksud PERMENDAGRI No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan mempedomanin No.20 tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan terpadu di daerah

23

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 24: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

(2) Melakukan identifikasi dan inventarisasi jenis izin memulai usaha dan lama penyelesaian yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, baik melalui kelembagaan PTSP bagi yang sudah membentuk, maupun bukan PTSP yang belum Membentuk .

(3) Melakukan identifikasi dan inventarisasi jenis ijin memulai usaha dan lama penyelesaian yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota ;

(4) Melaporkan jenis usaha yang selama ini perizinannya dikeluarkan oleh tingkat pusat dan provinsi, yang secara operasional lebig efisien dan lebih efektif kalau kewenangan perizinannya dilimpahkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota.

24

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 25: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

(5). Melaporkan Identiflkasi permasalahan yang menghambat atau potensial menghambat proses memulai usaha dl bawah 40 (empat puluh) hari, baik yang disebabkan oleh adanya peraturan perundangan yang dikeluarkan o!eh setiap tingkatan pemerintahan baik di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota, maupun oleh sebab-sebab belum dibentuknya PTSP di sebagian daerah.

25

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 26: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Surat Menteri Dalam NegeriNomor : 188.32/4614/SJ

Jakarta, 21 Desember 2009Kepada sdr : 1. Gubernur

2. Bupati/Walikota

Perihal : Percepatan Pelayanan perizinan dan Non Perizinan Untuk Memulai Usaha. Seluruh Indonesia

26

C. TINDAK LANJUT PERCEPATAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN UNTUK MEMULAI USAHA

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 27: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

• Menindak lanjuti Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Nomor: 69 Tahun 2009, Nomor: M.HH08.AH.01.01.2009, Nomor: 60/M-DAG/PER/12/2009, Nomor:Per.30 /MEN/XII/2009, Nomor : 10 Tahun 2009, tentang Percepatan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Untuk Memulai Usaha (PBM), diminta perhatian Saudara untuk segera melakukan hal-hal sebagai berikut:

DASAR SURAT MENDAGRI

27

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 28: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

1. Melakukan langkah-langkah guna peningkatan aparatur pelaksanapelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan memulai usaha di daerah.

A. Gubernur

28

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 29: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

2. Mengkoordinasikan Bupati/Walikota untuk melakukan percepatan pelayanan perizinan dan non perizinan memulai usaha di daerah masing-masing sesuai PBM.

3. Melakukan pengawasan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan untuk memulai usaha di daerahnya.

4. Khusus Gubernur DKI Jakarta segera melakukan percepatan Pengurusan Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Pendaftaran Wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan sesuai PBM.

29

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 30: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

B. Bupati/Walikota1. Melakukan percepatan pelayanan perizinan

dan non perizinan khususnya pelayanan Pengurusan Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP), Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan Pendaftaran Wajib Lapor Ketenagakerjaan di perusahaan sesuai PBM.

2. Bagi Bupati/Walikota yang belum membentuk Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) agar segera, membentuk PPTSP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

30

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 31: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

3. Memerintahkan para Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait

4. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan perizinan dan Non Perizinan untuk memulai usaha di daerahnya.

31

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 32: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

SURAT EDARAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DAN KEPALA BADAN

PENANAMAN MODAL

NOMOR : 570/3727A/SJNOMOR : SE/08/M.PAN-RB/9/2010NOMOR : 12 TAHUN 2010

TANGGAL 15 SEPTEMBER 2010

D. SINKRONISASI PELAKSANAAN PELAYANAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

32

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 33: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

Dalam rangka pelaksanaan pelayanan penanaman modal: (pasal 6)

a. Tingkat provinsi:1) Gubernur segera menetapkan PDPPM sebagai penyelenggara fubsi PTSP di bidang penanaman modal

2) Gubernur segera melimpahkan sepenuhnya kewenangan pemberian perizinan dan nonperizinan di bidang penaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi kepada PDPPM;

3) Gubernur menetapkan PDPPM sebagai lembaga pelaksana SPIPISE;

4) Bagi provinsi yang sudah terbentuk PPTSP yang terpisah dengan PDPPM dan telah menerima pelimpahan kewenangan pemberian pelayanan penanaman modal, agar gubernur segera melimpahkan PPTSP sebagi lembaga pelaksana SPIPISE.

33

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 34: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

b. Di tingkat kabupaten/kota:1)Bupati/Walikota segera melimpahkan sepenuhnya kewenangan pemberian pelayanan perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal yang menjadi urusan pemerintah kabupaten/kota kepada PPTSP;

2)Bupati/walikota segera menetapkan PPTSP sebagai lembaga pelaksana SPIPISE.

34

Lanjutan KEBIJAKAN ………

Page 35: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

KUNCI KEBERHASILAN

DEREGULATION

- Organisasi

- Sisdur

- SDM & Leadership

LAW INFORCEMENT

- Kontiniu, Kuantitas, Kualitas

- Reward & Punishment

SHARING PARTICIPATION

- IPTEK

- Pendanaan

- Kerjasama Wilayah

TRANSPARENCY

- Informasi

- Komunikasi

- IT

KOMITMEN

X. PENUTUP

35

Page 36: KEMENTERIAN  DALAM NEGERI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH 2010

36