KEMENPRIN Bim
Transcript of KEMENPRIN Bim
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
1/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
PROGRAM KERJA TAHUN 2015,ISU STRATEGIS, DAN PROGRAM PRIORITAS
DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Pada :RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA, 5 FEBRUARI 2015
Disampaikan oleh
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
DAFTARISI
I. PENDAHULUAN
II. ISU STRATEGIS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
III. KEBIJAKAN MENDORONG PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI
BERORIENTASI EKSPOR
IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR BAHAN BAKU &
BARANG MODAL
V. UPAYA MENARIK INVESTASI MELALUI INSENTIF
VI. PROGRAM KERJA DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
VII. PROGRAM QUICK WINS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
2019
VIII. KESIMPULAN
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
2/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
I. PENDAHULUAN
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
A.ACUAN
PEMBANGUNAN
INDUSTRI
UUNo.3Thn.2014tentang Perindustrian
Pembangunan industriyang maju diwujudkanmelalui penguatanstruktur Industri yangmandiri, sehat, dan
berdaya saing, denganmendayagunakansumber daya secaraoptimal dan efisien
Rencana Induk PembangunanIndustri Nasional
Rencana IndukPembangunan IndustriNasional merupakan
pedoman bagiPemerintah dan pelakuIndustri dalamperencanaan danpembangunan Industri
Kebijakan Industri Nasional
Kebijakan Industri Nasional
merupakan arah dan tindakanuntuk melaksanakan RencanaInduk Pembangunan IndustriNasional
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
3/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
B.PERTUMBUHANINDUSTRIPENGOLAHANNONMIGAS
MENURUTCABANGCABANGINDUSTRI
Sumber:BPSdiolahKemenperin;
Pertumbuhan cabang industri non-migas pada triwulan III tahun 2014 yang tertinggi dicapai oleh Industri Kertas danBarang Cetakan sebesar 9,04%, Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar 8,11%, Industri Makanan,Minuman dan Tembakau sebesar 6,89%,serta Industri Logam Dasar Besi & Baja sebesar 6,59%.
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013TW III2013
TW III2014
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 11,22 2,78 9,14 7,57 3,34 2,78 6,89
2). Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 0,60 1,77 7,52 4,27 6,06 6,54 3,683). Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya -1,38 -3,47 0,35 -3,14 6,18 6,04 8,11
4). Kertas dan Barang Cetakan 6,34 1,67 1,40 -4,75 4,45 7,26 9,04
5). Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 1,64 4,70 3,95 10,50 2,21 -3,59 -0,29
6). Semen & Barang Galian Bukan Logam -0,51 2,18 7,19 7,80 3,00 2,82 -2,90
7). Logam Dasar Besi & Baja -4,26 2,38 13,06 5,86 6,93 3,28 6,59
8). Alat Angkut, Mesin & Peralatannya -2,87 10,38 6,81 7,03 10,54 11,67 5,52
9). Barang Lainnya 3,19 3,00 1,82 -1,13 -0,70 0,07 1,52
Industri Non Migas 2,56 5,12 6,74 6,42 6,10 5,63 5,01
Produk Domestik Bruto (PDB) 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78 6,07 5,32
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
C.
PERANTIAP
CABANG
INDUSTRI
TERHADAP
PDB
SEKTOR
INDUSTRI
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013TW III2014
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 33,16 33,60 35,20 36,28 35,76 37,94
2). Tekstil, Barang kulit & Alas kaki 9,19 8,97 9,23 9,12 9,14 8,96
3). Barang kayu & Hasil hutan lainnya. 6,33 5,82 5,44 4,98 5,02 5,02
4). Kertas dan Barang cetakan 4,82 4,75 4,46 3,91 3,86 3,81
5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 12,85 12,73 12,21 12,62 12,21 11,02
6). Semen & Barang Galian bukan logam 3,43 3,29 3,27 3,38 3,39 3,11
7). Logam Dasar Besi & Baja 2,11 1,94 2,00 1,93 1,90 1,81
8). Alat Angkut, Mesin & Peralatannya 27,33 28,14 27,44 27,12 28,10 27,73
9). Barang Lainnya 0,77 0,76 0,73 0,67 0,63 0,61
Sumber:BPSdiolahKemenperin
Kontribusi terbesar pada pembentukan PDB sektor Industri diberikan oleh cabang Industri Makanan,Minuman dan Tembakau sebesar 37,94%, diikuti oleh cabang Industri Alat Angkut, Mesin &Peralatannyasebesar 27,73% dan cabang Industri Pupuk, Kimia & Barang dari Karetsebesar 11,02%
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
4/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
D.GLOBALCOMPETITIVENESSREPORT20132014
Peringkat Daya Saing Beberapa NegaraAsia dalamGlobalCompetitivenessReport20132014
Country 2013 2012 Change
Singapore 2 2
Japan 9 10 +
Hong Kong SAR 7 9 +
Taiwan 12 13 +
Malaysia 24 25 +
Korea 25 19 -
China 29 29
Thailand 37 38 +
Indonesia 38 50 +
India 60 59 -
Vietnam 70 75 +
Philipinnes 59 65 +
Cambodia 88 85 -
Peringkat Indonesia pada Global
Competitiveness Report 2013-2014
meningkat, namun masih berada di
bawah negara-negara ekonomiutama di ASEAN seperti Thailand,
Malaysia dan Singapura.
Sumber:GlobalCompetitivenessReport20132014
Indikator Penilaian :
1. Inst itu tion
2. Infrastructure
3. Macroeconomic Env.
4. Health & Primary Education5. Higher Education & Training
6. Goods Market Efficiency
7. Labor Market Efficiency
8. Financial Market Dev.
9. Technological Readiness
10. Market Size11. Business Sophistication
12. Innovation
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
E. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
1.VisiASEAN2020:
MenciptakankawasanASEANyangstabil,makmur,berdayasaingtinggi;mempercepat liberalisasiperdagangandibidangjasa;dan meningkatkanpergerakantenagakerjaprofesional danjasalainnyasecarabebasdikawasan.
2.Pembentukan komunitas ASEAN(AEC)didukungoleh3pilarintegrasi,yakni:
ASEANPoliticalSecurityCommunity
ASEANEconomicCommunity
ASEANSocioCulturalCommunity.
3.Tujuandibentuknya AEC
MenciptakanASEANsebagaisebuahpasartunggaldankesatuanbasisproduksidimanaterjadifreeflowatasbarang,jasa,faktorproduksi,investasidanmodalsertapenghapusantarifbagiperdaganganantarnegaraASEAN
4.AECBlueprintmemuat4pilarutamayakni:
Pilar 1,ASEANsebagaipasardanbasisproduksitunggal
Pilar 2,ASEANsebagaikawasanberdayasaingekonomitinggi
Pilar3,ASEANsebagaikawasandenganpengembanganekonomiyangmerata
Pilar4,ASEANsebagaikawasanyangterintegrasipenuhdenganekonomiglobal
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
5/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
KONTRIBUSIEKSPORPRODUKINDUSTRIINDONESIAKEPASARASEAN
Sektor Industri memberikan kontribusi 47%
terhadap total ekspor Indonesia ke ASEAN
Sumber : ASEAN Trade Statistics Databasediolah Ditjen BIM, Kemenperin
Ekspor Indonesia Intra ASEAN
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
KONDISIIMPOR
PRODUK
BASIS
INDUSTRI
MANUFAKTUR
Sumber:BPS(2014),diolah DJKIIKemenperin
Berat(TON) Nilai(USDJuta) Berat(%) Nilai(%)
1 7225509000 BesiBajadanProdukTurunan 98,173, 538 77.23 43. 63 42.22 JA PA N(58,88) CHINA(16,92)
2 7208279000 Besi
Baja
dan
Produk
Turunan 101,606, 386 75.7 39. 34 37.99 JA PA N
(58,67) KOREA
REPUBLIC
OF
(28,74)
3 7210491200 BesiBajadanProdukTurunan 61,139,314 50.39 39.02 38 JAPAN(35,91) KOREAREPUBLICOF(27,83)
4 7308909900 Besi
Baja
dan
Produk
Turunan 67,434, 075 153.27 38. 07 39.59 CHINA
(69,45) MALAYSIA
(14,10)
5 7207202900 BesiBajadanProdukTurunan 111,599, 228 68.71 36. 06 36.11 CHINA(40,64) MALAYSIA(32,32)
6 7326909990 BesiBajadanProdukTurunan 26,695, 656 161.58 35. 67 41.15 CHINA(31,69) JAPAN(14,29)
7 2501009010 KimiaDasar 1,263,410,877 58.38 45.71 36.81 AUSTRALIA(78,58) INDIA(20,97)
8 2809209900 Kimia
Dasar 109,425,628 77.97 40.76 38.99 MOROCCO
(36,83) JORDAN
(35,38)
9 3901109910 KimiaDasar 118,619,238 199.15 39.34 41.1 MALAYSIA(36,38) SINGAPORE(27,66)
10 3907209000 KimiaDasar 47,529,615 103.69 37.41 39.39 SINGAPORE(39,62) CHINA(28,06)
11 4002199000 KimiaDasar 41,305,844 83.05 35.99 37.03 KOREAREPUBLICOF(67,20) TAIWANPROVINCEOFCHINA(7,10)
12 4002209000 KimiaDasar 29,507,988 62.52 35.98 36.61 KOREAREPUBLICOF(67,48) CHINA(7,52)
13 3808931900 KimiaDasar 20,084,684 86.46 35.82 40.16 CHINA(55,37) MALAYSIA(30,49)
14 3402139000 Kimia
Dasar 21,055,844 50.96 35.53 37.53 THAILAND
(31,58) SINGAPORE
(20,26)
15 3907400090 KimiaDasar 24,318,614 62.37 35.37 37.81 THAILAND(43,59) JAPAN(17,67)
16 2929102000 Kimia
Dasar 24,171,918 51.82 35.27 37.33 JAPAN
(44,37) KOREA
REPUBLIC
OF
(24,10)
17 3808929000 KimiaDasar 7,199,928 51.43 32.48 38.43 CHINA(26,04) INDIA(25,28)
18 3808919900 KimiaDasar 4,626,559 61.51 31.5 38.99 CHINA(49,03) INDIA(14,95)
19 3305109000 Kosmetika 22,208,743 69.64 35.17 38.12 THAILAND(97,79) CHINA(1,15)
20 3926909900 Plastik 17,154,184 79.52 34.13 38.83 CHINA(63,28) SINGAPORE(8,41)
21 5407610090 Tekstil 9,247,942 56.41 32.83 38.23 CHINA(74,75) TAIWANPROVINCEOFCHINA(10,01)
1741.76TOTAL21Komoditas
Supplier SupplierNo KodeHS Komoditas Januari Juli2014 TrendPertumbuhan
- Terjadi Lonjakan Impor pada beberapa cabang industri yang perlu mendapatkan perhatian lebih
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
6/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Sumber:BPS
(2014),
diolah DJ
KII
Kemenperin
B er at Nila i Be ra t (TON) Nilai(USDJt)
1 4011931000 Pengolahan Karet Ditjen BIM 142,27% 155,11% 1,508 5,342 JEPANG (g)139,50% (s)77,67% BELGIA (g)122,50% (s)11,14%
2 3102300000 P u p u k Dit jen BIM 138,91% 132,52% 58,773 26,031 A UST RA LIA ( g)134,12% (s)98,01%
3 2901230000 Kimia Dasar Ditjen BIM 132,55% 133,21% 65,059 71,717 REP RAKYAT CINA (g)105,73% (s)60,93% SINGAPURA (g)116,98% (s)39,07%
4 2207201900 P engolahan T etes Dit jen BIM 131,12% 132,44% 412 465 T HA ILAND ( g) 122,60% ( s)36,95% MALAYSIA ( g)34,00% ( s)34,44%
5 7225999000 Besi Baja Dit jen BIM 123,15% 121,60% 6,560 5 ,412 SINGAPU RA (g) 122,42% (s)99,99%
6 7201500000 Besi Baja Di tjen BIM 122,81% 120,14% 24,293 17,709 T AIWA N (g)115,82% ( s) 65,81% INDIA (g) 58,88% (s)27,89%7 3703109000 Barangbarang Kimia lainnya Ditjen BIM 114,00% 130,59% 212 1,435 SINGAPURA (g)98,40% (s)34,69% UNI EMIRAT ARAB (g)15,12% (s)15,61%
8 8544491200 Elektr onika Dit jen BIM 112,56% 125,39% 1,359 8 ,028 R EP R AKYA T CINA (g) 118,08% ( s)97,58%
9 2933210000 Kim ia Dasar Dit jen BIM 112,45% 115,10% 250 366 T HA ILAND ( g) 31,32% (s)52,11% VIET NA M (g) 101,39% ( s)38,19%
10 7201100000 Besi Baja Dit jen BIM 108,44% 103,17% 134,452 51,313 T HA ILAND ( g) 51,63% (s)50,00% MALAYSIA ( g) 83,46% ( s)50,00%
11 3915309000 Kimia Dasar Ditjen BIM 101,97% 119,05% 481 4,743 REP RAKYAT CINA (g)17,08% (s)37,98% NIGERIA (g)17,47% (s)28,51%
12 7304240090 Besi Baja Ditjen BIM 98,94% 109,84% 4,732 28,310 REP RAKYAT CINA (g)33,79% (s)14,97% UNI EMIRAT ARAB (g)39,98% (s)11,58%
13 72 111 429 00 B es i B aj a Di tj en B IM 98 ,2 2% 9 7,90% 1,75 5 3 ,3 07 T HA IL AND (g)18 ,9 6% (s )55,3 7% OMA N (g)20,6 5% (s )22,9 5%
14 39 162 010 00 Pl as tik Dit jen B IM 97 ,56% 106,59 % 5 60 2,123 SI NG APUR A (g)92,49 % (s )55,01 % I NDI A (g)89,3 4% (s )12,7 9%
15 1517906400 Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit Ditjen IA 122,59% 123,37% 4,982 6,101 THAILAND (g)0,02% (s)39,30% VIETNAM (g)116,67% (s)34,39%
16 3826001000 Barangbarang Kimia lainnya Ditjen IA 120,51% 122,71% 3,594 4,713 BELANDA (g)61,69% (s)52,81% JERMAN (g)96,82% (s)47,19%
17 4804110000 Pulp dan Kertas Ditjen IA 105,99% 101,40% 2,430 1,032 UNI EMIRAT ARAB (g)16,97% (s)35,04% ETHIOPIA (g)9,03% (s)24,90%
18 8407322200 Mesin Dit jen IUBTT 130,52% 149,70% 2,110 19,823 PILIPINA ( g) 135,33% (s)76,50% MALAYSIA ( g) 119,36% ( s) 16,79%
19 8450199020 Alatalat Listrik Ditjen IUBTT 111,74% 123,27% 477 2,009 THAILAND (g)111,35% (s)70,71% SINGAPURA (g)62,59% (s)23,16%
20 8432901000 Mesin Dit jen IUBTT 103,46% 130,84% 60 1 ,457 A MER IKA SER IKAT ( g)100,65% (s)94,84% JEPA NG ( g)6,48% ( s)4,49%
261,435
Jan Jul2014Negara Negara
TOTAL20Komoditas
No HS Komoditas SektorLogest
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
KONDISIEKSPORPRODUKBASISINDUSTRIMANUFAKTUR
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
TARGET DAN PROYEKSI PERTUMBUHANBASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
INDIKATORTARGET/PROYEKSIDITJEN BIM
2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan Industri Pengolahan NonMigas
(persen) 6,83 7,35 7,87 8,19 8,38
Pertumbuhan Industri Logam,Kimia,Tekstil
dan Aneka(persen) 5,83 6,33 6,83 7,04 7,20
Industri MaterialDasar Logam 4,63 5,12 5,75 6,27 6,53
IndustriKimiaDasar 6,86 7,39 8,32 8,61 8,76
Industri KimiaHilir 5,07 5,35 6,02 6,32 6,61
Industri Tekstil dan Aneka 6,27 6,83 6,92 6,87 6,88
Kontribusi Industri Pengolahan Nonmigas
terhadap PDBNasional (persen) 21,22 21,95 22,68 23,42 24,15
KontribusiIndustriLogam,Kimia,Tekstil dan
AnekaterhadapPDBNasional(persen) 6,26 6,45 6,64 6,82 7,00
Sesuai target yang telah ditetapkan oleh Ditjen BIM selama periode 2015 2019,
diambil identifikasi permasalahan dengan langkah langkah kebijakan sebagai berikut:
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
7/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
II. ISU STRATEGIS DITJEN BASISINDUSTRI MANUFAKTUR 2014
(Beberapa industri unggulan)
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
A. DASAR HUKUM PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL
UUD 1945
Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
(Pasal 33 ayat 2)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3)
UU 22 tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan menjamin efektivitas pelaksanaan dan
pengendalian usaha Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan; (Pasal 3b)
Kegiatan usaha Hilir migas meliputi Izin Usaha Pengolahan; Izin Usaha Pengangkutan; Izin UsahaPenyimpanan dan Izin Usaha Niaga. (Pasal 23, ayat 2)
UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah mineral
melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan Pemegang IUP lain (Pasal
102 dan 103)
Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambat-lambatnya 5
(lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170)
UU No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber daya alam, Pemerintah mendorong pengembangan Industri
pengolahan di dalam negeri. (Pasal 31)
1. HILIRISASI INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
8/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
B. KERANGKA PIKIR PENINGKATAN NILAI TAMBAH INDUSTRI
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
INDUSTRI MANUFAKTUR
Industri dasar yang mengolah sumber daya alam menghasilkan bahan baku yang
digunakan untuk kegiatan industri lainnya maupun sub sektor ekonomi lainnya
serta industri padat karya yang menghasilkan barang konsumsi strategis.
Ruang Lingkup Industri Manufaktur :
1. Industritekstil;
2. Industriproduk tekstil;
3. Industribarang kulit;
4. Industri alaskaki;
5. Industri Aneka.
Industri berbasis SDM
1. IndustriPengolahandan
Pemurnian BesiBajadasar
2. Industri
Pengolahandan
PemurnianBukanBesi
3. IndustriPembentukanLogam
(MetalForming)
4. IndustriLogamuntukindustri
strategis
5. IndustriBahanGalianNonLogam
(semen,keramik,kaca,asbes,
marmer,danamplas)
Industri hulu mineral tambang
1. IndustriPetrokimiaHulu,
2. IndustriKimiaOrganik,
3. IndustriResin
Sintetik
dan
Bahan
Plastik,
4. IndustriKaretSintetik,dan
Industri hulu migas dan batu bara
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
9/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No Industri Prioritas Jenis Industri
1. INDUSTRI FARMASI,
KOSMETIK DAN ALAT
KESEHATAN
Industri Farmasi dan Kosmetik: Sediaan herbal, Garam
farmasi, Golongan Cefalosporin, Amlodipine, Glucose
Parmaceutical Grade (for infusion), Amoxicillin, Glimepiride,
Parasetamol, Produk Herbal/Natural, dan Produk Kosmetik.
2. INDUSTRI TEKSTIL,
KULIT, ALAS KAKI
DAN ANEKA
Industri Plastik, Pengolahan Karet dan Barang dari Karet:
Barang-barang plastik untuk keperluan umum, keperluan
khusus (al. untuk kesehatan, otomotif dan elektronik).
Barang-barang dari karet untuk keperluan umum, keperluan
khusus (al. untuk kesehaan, otomotif dan elektronik).
3. INDUSTRI BARANG
MODAL, KOMPONEN,
BAHAN PENOLONG
DAN JASA INDUSTRI
Industri Komponen:
Kemasan(Packaging)(basiskarton dan plastik),
Pengolahankaretdanbarangdarikaret:Banpnumatic,Banluar
danbandalam,dll
Banvulkanisir ukuran besar (Giantvulcanised tyre)(untuk pesawat
danoffroad)
Barang karet untuk keperluan industri dan komponen otomotif
ZatAditif ,Zatpewarnatekstil(Dyestuff),plastik dan karet (pigmen)
Bahankimia
anorganik (antara lain:
yodium dan mineral
laut)
Pembangunan Industri Prioritas Sesuai Ripin (IKH)
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No Industri Prioritas Jenis Industri
4. INDUSTRI LOGAM DASAR
DAN BAHAN GALIAN BUKAN
LOGAM
Industri bahan galian non-logam hulu:
Semen,Keramik,Kaca/gelas,Kaca/gelasPharmaceutical
Grade,Refractory,Zirkonia,zirkonsilikat,bahankimia
Zirkon,ZirkonOpacifier
Industri Logam Dasar
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
10/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
C. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS MIGAS
ISUPOKOK
1. Tingginyaimporprodukpetrokimiayang
mencapai US$7.7milyar (2013) danakan
terusmeningkatapabilatidakada
pembangunanpabrikdidalamnegeri.
2. Dibutuhkannyaalokasibahanbakumigas
untukmendukungpengembanganindustri
petrokimia.
STRATEGIKEBIJAKAN
1. Memperkuatstrukturindustriberbasisminyakdangasbumi.
2. Membangundanmengembangkanindustripetrokimiayangmasihkurang
(belummampu
memenuhi
kebutuhan
domestik)
dalam
upaya
mengurangi
imporprodukpetrokimia.
3. Mengembangkanprogramhilirisasi,sepertiuntukkomponenotomotif.
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Program Revitalisasi Industri Pupuk
Penggantian 5pabrik ureayangsudah tua >25tahun dan kurangefisienPenggantian 5pabrik ureayangsudah tua >25tahun dan kurangefisien
Pengamanan penyediaan pasokan gasbumi pabrik ureaeksistingPengamanan penyediaan pasokan gasbumi pabrik ureaeksisting
Pembangunan
pabrik pupuk majemuk NPK/Phonska kapasitas 1,0
jutaton/tahunPembangunan
pabrik pupuk majemuk NPK/Phonska kapasitas 1,0
jutaton/tahun
Pembangunanpabrik pupuk organik di daerah yangmemiliki potensibahan baku pupuk organikPembangunanpabrik pupuk organik di daerah yangmemiliki potensibahan baku pupuk organik
Penerapan SNI:termasuk pewarnaan pupuk Ureadan pupuk NPKPenerapan SNI:termasuk pewarnaan pupuk Ureadan pupuk NPK
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
11/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No. Pabrik Mulai Operasi Kapasitas
(000Ton) Usia Pabrik
UREA 20Tahun
1. PusriII 1974 570 39
2. PusriIII 1976 570 37
3. PusriIV 1977 570 36
4. Pusri IB 1994 570 19
5. Kaltim1 1984 700 29
6. Kaltim2 1984 570 29
7. Kaltim3 1988 570 25
8. Popka 1998 570 15
9. Kaltim4 2002 570 11
10. KujangIA 1978 586 35
11. KujangIB 2006 570 7
12 UreaAmmoniaIPKG 1995 462 18
13. PIMI 1984 600 29
14. PIMII 2004 570 9
JUMLAH 8.048 6 8
Kapasitas dan Usia Pabrik Pupuk Urea
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Profil Industri Petrokimia di Teluk Bintuni
1. Pengembangan industri petrokimia dan turunannya di Teluk Bintuni memberikan kontribusi
berarti dalam mendukung peningkatan pertumbuhan industri dari 6,10% menjadi 9,43%
pada tahun 2020.
2. Pengembangan industri petrokimia yang melibatkan kewenangan berbagai
Kementerian/Lembaga (K/L) sudah diakomodasi dalam RPJMN 2015 2019 dan Renstra K/L
terkait yang ditetapkan melalui Perpres. Oleh karena itu, diperlukan payung hukum agar K/L
dapat melakukan kegiatan pembangunan untuk mendukung pengembangan industripetrokimia yang belum tercantum dalam RPJMN dan Renstra K/L.
3. Diperlukan payung hukum untuk memprioritaskan alokasi gas untuk industri petrokimia,
seperti halnya telah terdapat Inpres untuk dapat memprioritaskan alokasi gas untuk industri
pupuk.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
12/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Potensi Lahan Penggaraman diIndonesia
Profil Industri Garam
EKSISTING LAHANPROSPEKTIF
JAWA
BARAT 3,860
1,484
CIREBON 2,447 673
INDRAMAYU 1,413 812
JAWA
TENGAH 5,658
330
DEMAK 1,245 148
REMBANG 1,135
183
PATI 3,279
JAWA
TIMUR
*) 12,197
1,296
PAMEKASAN 1,786
420
SAMPANG 5,405 876
SUMENEP 5,005
NUSA
TENGGARA
BARAT 1,861
968
BIMA 1,083 575
LOMBOKTIMUR 778 394
NUSA
TENGGARA
TIMUR 241
11,424
KUPANG
174
7,711
ENDE 56 1,256
NAGEKEO 11 2,457
SULAWESISELATAN 1,247 1,686
JENEPONTO 579 622
TAKALAR 434
579
PANGKEP 234 486
TOTAL 25,064
17,190
* termasuk PT. Garam (Pamekasan 945 ha, Sampang 1.217 ha, Sumenep 3.328 ha)
PROVINSI/KABUPATEN
LUAS
LAHAN
(ha)
Ditjen BIM melakukan
transformasi pengembangan
garam dari pola budi daya
menjadi sistem industri garam
melalui penerapan teknologi
geomembrant untukmeningkatkan produktivitas
dan kualitas garam
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
D. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS LOGAM
Dasar hukum pengembangan industri logam sudah sangat lengkap dengan
diterbitkannya UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba dan UU Nomor 3 tahun
2014 tentang Perindustrian, dengan berbagai peraturan pelaksanaannya
Pengembangan industri logam diprioritas kepada pengembangan industri 4
(empat) logam utama, yaitu besi baja, aluminium, nikel dan tembaga
Strategi pengembangan industri logam dilakukan dengan dengan cara
mengembangkan sentra wilayah sumber bahan baku logam sekaligus sebagai
pengembangan industri hilirnya secara terpadu, seperti di Morowali,
Mempawah, Tayan dsb
Pengembangan industri logam diarahkan untuk mendukung dan memperkuat
industri hilirnya yang menghasilkan berbagai barang modal yang dimanfaatkan
industri dan sub sektor ekonomi lainnya
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
13/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Kebijakan Penyediaan Bahan Baku
UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Permen ESDM No. 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuha
Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri
Permen ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri
Peraturan Menteri Perdagangan No. 04 Tahun 2014 Tentang Ketentuan Ekspor
Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian
Kebijakan Pengamanan Pasar Dalam Negeri
Peraturan Menteri Perindustrian Tentang SNI Wajib
P3DN
Safeguard, BMAD
Kebijakan Investasi Tax Holiday
Tax Allowance
Strategi Kebijakan yang Telah DiberlakukanDalam Rangka Peningkatan Daya Saing
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
1.
Cadangan Mineral
Sumber Data
Cadangan Mineral (Juta Ton)
Bijih / Pasir Besi Bauksit Tembaga Nikel
Badan Geologi 173 302 3.044 1.028
Ditjen Minerba 1.217 1.129 3.044 2.905
2. Ekspor Mineral*)
MineralEkspor Mineral (Juta Ton)
2009 2010 2011 2012 2013
Bijih Nikel 11 17 33 41 52
Bijih Bauksit 16 27 40 30 52
Bijih Besi 7 8 13 10 18
Konsentrat
Tembaga2,3 2,6 1,4 1,1 1,4
Catatan:
Ekspor bauksit pada tahun 2013 sebesar 52 juta Ton setara dengan lebih dari 10 juta Ton Ingot
Aluminium atau setara dengan hasil produksi PT. Inalum selama 40 tahun
*) Sumber : BPS
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
14/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No ProdukKapasitas
(Juta Ton)
Jumlah
Perusahaan
Rencana
Investasi
(USD Miliar)
Penghematan
Devisa
(USD Miliar)
Asumsi Harga
(USD per Ton)
1Slab/ Billet/ Pig Iron/
Sponge Iron/ Pellet6,40 6 5,62 2,560 400
2 Alumina 10,40 5 8,50 3,640 350
3 Tembaga 0,781 5 7,507 5,935 7.600
4
Ferro Nickel (Ni 10%) /
Nickel Pig Iron (Ni 4%) /Nickel Matte (Ni 70%)
2,35 11 13,878 3407 1.450
TOTAL 19,93 27 35.505 15,543
Rencana Investasi Smelter
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
E. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS BAHAN GALIAN
NON LOGAM DAN INDUSTRI KIMIA HILIR LAINNYAIndustri berbasis bahan galian non logam dan industri kimia hilir lainnya diprioritaskan
menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu Industri bahan galian nonlogam dan Industri kimia
hilir lainnya (Industri farmasi dan kosmetik, Industri Plastik, Pengolahan Karet dan
Barang dari Karet).
I. INDUSTRI BAHAN GALIAN NONLOGAM
A. Industri Semen
1. Permasalahan terkait pengadaan dan pemanfaatan lahan (perizinan lahan
tambang, RPP Karst);
2. Kurangnya sarana dan prasarana distribusi produk semen di beberapa daerah
yang menyebabkan tidak optimalnya pasokan, yang pada akhirnya berakibat
naiknya harga semen di beberapa daerah selama pasokan ke daerah tersebut
belum stabil;
3. Tidak stabilnya pasokan listrik, khususnya untuk produsen yang berada di luar
Pulau Jawa yang menyebabkan kegiatan produksi tidak optimal;
4. Industri Semen merupakan industri padat energi yang berkontribusi besar
dalam pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK).
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
15/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
B. Industri Keramik
1. Ketergantungan bahan baku impor, sementara potensi dalam negeri belum
sepenuhnya dimanfaatkan;
2. Tingginya impor keramik meskipun sudah diberlakukan SNI Wajib;
3. Kendala pada pasokan gas, dengan harga tinggi serta ketidakpastian jumlah
pasokan;
4. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi gasifikasi batubara sebagai pengganti
bahan bakar gas;
5. Keterbatasan pengembangan teknologi dan desain produk.
C. Industri Kaca dan Gelas
1. Terbatasnya variasi jenis, warna dan desain produksi dalam negeri sehingga
masih diperlukan impor untuk mendukung industri otomotif, industri kerajinan
kaca patri dan industri pengguna produk dari kaca lainnya;
2. Kontinuitas harga dan pasokan energi masih belum stabil;
3. Ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, antara lain cullet dan
soda ash masih tinggi.
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
II. INDUSTRI KIMIA HILIR LAINNYA
A. Industri Ban
1. Perdagangan bebas dunia berdampak pada makin ketatnya persaingan pasar ekspor,
khususnya ke Eropa dan Amerika Serikat. Di sisi lain, krisis ekonomi global
meyebabkan turunnya permintaan dari negaranegara tujuan ekspor;
2. Meningkatnya impor selama 5 tahun terakhir, antara lain untuk ban jenis dan ukuran
khusus (off road, pertambangan, alat berat) dan ban pesawat terbang;
3. Keterbatasan pasokan bahan baku/penolong, diantaranya karet sintetis (SBR/Styrene
Butadiene Rubber), carbon black, dan beberapan bahan kimia penolong, sehingga
bahan tersebut harus dipasok dari impor.
B. Industri Cat dan Pewarna
1. Bahan baku cat sebagian besar (TiO2, resin, filler dan solvent) masih diimpor;
2. Bahan baku cat yang mengandung timah dan merkuri tidak boleh dipergunakan pada
tahun 2020, bahan substitusinya sudah (pigmen organik) ada namun harganya masih
mahal sehingga masih jarang digunakan pada industri.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
16/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
C. Industri Barang Karet
1. Sebagian besar karet alam diekspor dalam bentuk karet mentah dengan konsumsi
domestik hanya mencapai 18%;
2. Diversifikasi atas produkproduk yang bernilai tambah belum dilakukan secara
optimal;
3. Keterbatasan ketersediaan dan penguasaan teknologi;
4. Keterbatasan pasokan energi (gas dan listrik).
D. Industri Cakram Optik
1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap HKI;
2. Perkembangan teknologi menjadikan industrisunset;
3. Inkonsistensi penegakan hukum terhadap cakram optik bajakan.
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
E. Industri Pelumas
1. Jenis Pelumas tertentu, seperti pelumas untuk pesawat terbang masih belum dapat
dibuat di dalam negeri sehingga masih diimpor;
2. Banyaknya ekspor pelumas bekas yang menyebabkan industri DN kekurangan
bahan baku;
3. Belum diterapkan SNI wajib;
4. Tumpang tindih pembinaan antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian
ESDM.
F. Industri Plastik
1. Bahan baku dalam negeri belum mencukupi baik dari jumlah dan spesifikasi, serta
adanya disharmonisasi tarif dengan bea masuk bahan baku yang tinggi (1015%);
2. Tingginya impor produkproduk konsumsi yang umumnya berasal dari China;
3. Keterbatasan teknologi;
4. Adanya perbedaan nilai UMP antar provinsi sehingga menyebabkan industri plastik
dengan UMP tinggi sulit bersaing dengan industri plastik dengan UMP rendah;
5. Tingkat suku bunga yang tinggi, dan penggunaan mata uang US dolar untuk
transaksi bahan baku lokal melemahkan daya saing industri plastik nasional.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
17/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
G. Industri Kosmetika dan Obat Tradisional
1. Ketergantungan bahan baku impor tinggi karena industri kosmetika dan obat
obatan di Indonesia masih bersifat formulasi dan belum terintegrasi dengan
industri bahan bakunya (lebih dari 80% bahan baku masih diimpor);
2. Banyaknya produk impor kosmetika, termasuk produk kosmetika illegal.
3. Potensi bahan baku dalam negeri belum dimanfaatkan secara optimal;
4. Tumpang tindih pembinaan antara Kementerian Perindustrian, Kementerian
Kesehatan dan Badan POM.
H. Industri Deterjen dan Kimia Pembersih
1. Bahan baku berupa alkil benzene sulfonat dan sodium lauril sulfat masih
diimpor
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
a. Restrukturisasi Industri TPTdan AlasKaki
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT telah dimulai sejak tahun 2007, dan
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit dimulai sejak
tahun 2009.
Rincian pelaksanaan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT dan Alas Kaki mulai
tahun 2007 2014 adalah sebagai berikut :
F. INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
TAHUN
PESERTA
(JUMLAH
PERUSAHAAN)
NILAIBANTUAN
(Rp.Miliar)
Industri Tekstil dan Produk Tekstil
2007 92 152,31
2008 175 181,71
2009 193 170,75
2010 151 144,37
2011 109 133,03
2012 142 127,73
2013 121 97,74
2014 105 81,01
TAHUN
PESERTA
(JUMLAH
PERUSAHAAN
)
NILAIBANTUAN
(Rp.Miliar)
Industri AlasKakidan Penyamakan Kulit
2009 26 13,60
2010 24 18,30
2011 19 18,38
2012 19 16,76
2013 24 12,74
2014 17 13,21
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
18/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Sasaran Program Restrukturisasi Permesinan Tekstil dan Alas KakiTahun 2013
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program secara keseluruhan yangdilakukan pada tahun 2012, maka Direktorat Industri Tekstil dan Aneka akanmelanjutkan Program pada Tahun 2014;
Rencana pagu anggaran untuk Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT, IAK,dan IPK TA 2014 adalah sebesar Rp. 106,5 Milyar atau mengalami penurunan3,62 % dibandingkan tahun 2013, dengan target peserta sebanyak 110 perusahaan
Sasaran Program Restrukturisasi Permesinan Tekstil dan Alas KakiTahun 2014
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
b. KENAIKANUMKBAGIINDUSTRITEKSTIL
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) keberatan bila UMK tahun ini mengalami
peningkatan. Alasan utama disebabkan naiknya tarif listrik dan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar.
c. BEAMASUKANTIDUMPINGUNTUKPRODUKSPINDRAWNYARN(SDY)
Berdasarkan hasil penyelidikan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terjadi
dumping atas impor SDY dari RRT sebesar 0,6% 11,9%, Republik Korea
sebesar 0 8,3%, Taiwan sebesar 18,4%, dan Malaysia sebesar 7,5%.
Berdasarkan penyelidikan tersebut, KADI merekomendasikan margin dumpingsebagai berikut :
Negara Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Marjin Dumping(%)
Malaysia Recron (Malaysia)Sdn.Bhd 7,5
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya 7,5
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
19/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Tujuan
Menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja sesuai kebutuhan
industri manufaktur
Meningkatkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja pada industri
manufaktur
Menciptakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia pada industri
garmen dan alas kaki
Menciptakan lapangan usaha baru (usaha mikro dan kecil) di bidang
usaha kecil garmen (konveksi) dan alas kaki
usaha bersama (koperasi)
LokasiPelatihan
Pelatihan dilaksanakan di sentrasentra industri garmen dan alas kaki seperti
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, DKI Jakarta, DIY, KalimantanSelatan, Sulawesi Tengah
2. PROGRAM PELATIHAN SDM INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASISKOMPETENSI
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Programpelatihan SDMindustri manufaktur tersebut meliputi:
Garmen
Alas Kaki
Semen
Industri Material Dasar Logam
Operator industri smelter besi baja nikel
Pupuk Organik
Plastik
Bordir
Kompon karet
Desain keramik
2. PROGRAM PELATIHAN SDM INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASISKOMPETENSI (lanjutan)
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
20/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
REKAPITULASI PESERTA PELATIHANSDMINDUSTRIMANUFAKTUR 2013 dan 2014
TAHUN JENISPELATIHAN TARGETPESERTA
(ORANG)
JUMLAHPESERTA
(ORANG)
2013
Garmen dan Tekstil 250 4050
Alas Kaki 250 1050
Industri Material Dasar Logam* 50
Garam 250 200
Pupuk Organik 180 160
Industri Barang Plastik 20000 (s.d 2019) 1400
Bimtek Keramik 40 40
Bimtek Kompon Karet 30 30
Semen
Jumlah 21050(s.d2019) 6930
2014
Garmen dan Tekstil 250 250
Alas Kaki 250 275
Industri Material Dasar Logam*50
90
Garam 250 200
Pupuk Organik 180 160
Industri Barang Plastik 20000 (s.d 2019) 1400
Bimtek Keramik
Bimtek Kompon Karet
Semen 30 30
Jumlah 21010 2405
2015
Garmen dan Tekstil 375
Alas Kaki 225
Industri Material Dasar Logam*50
Garam 250
Pupuk Organik 180
Industri Barang Plastik 20000 (s.d 2019)
Bimtek Keramik 30
Bimtek Kompon Karet 30
Semen 30
Jumlah 21070(s.d2019) Keterangan:
(*): Industri Material Dasar Logam
meliputi Pelatihan Pengelasan, Pengecoran
Logam,Industri Peleburan, ISO 150001 dan
ISO 140001
Dari seluruh total peserta pelatihan Industri tahun 2013 2014, Direktorat Jenderal Basis
Industri Manufaktur berkontribusi sebesar 81.9 persen
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
III. KEBIJAKAN MENDORONGPENGEMBANGAN PRODUK
INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
21/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
NO INDUSTRIYANG
DIPRIORITASKAN
PROGRAMDANKEBIJAKAN
1. Tekstil & Produk
Tekstil
Restrukturisasi Permesinan Industri Tekstil dan Produk
Tekstil
Peningkatan Kompetensi SDM Industri Tekstil dan Produk
Tekstil
Pemberian insentif fiskal (BMDTP)
Penerapan standard industri TPT
Fasilitasi pusat desain dan fashion
2. Alas Kaki (Sport
shoes), Kulit dan
Barang Kulit
Restrukturisasi Permesinan Industri alas kaki
Peningkatan kompetensi SDM industri alas kaki
Peningkatan fasilitasi pusat desain alas kaki, kulit dan barang
kulit
Pengembangan merk lokal melalui kegiatan pameran
Penyediaan Bahan Baku
Penerapan Standard industri alas kaki
Mempertahankan penerapan BK
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
NO INDUSTRIYANG
DIPRIORITASKAN
PROGRAMDANKEBIJAKAN
3. Pupuk & Petrokimia Fasilitasi Revitalisasi Industri Pupuk
Fasilitasi Penyediaan Bahan baku Gas
Promosi investasi
Pengembangan SDM dan Litbang
4. Logam Dasar, Besi &
Baja
Fasilitasi pembangunan Pusat Pengembangan Teknologi
Industri Logam
Peningkatan dan pengembangan SDM industri logam
melalui pelatihan dan penyusunan sistem manajemensertifikasi profesi
Fasilitasi pembangunan smelter berbasis mineral logam
5. Industri Ban Meningkatkan kualitas produk dengan SNI wajib
Mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri
Mendorong substitusi impor bahan baku
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
22/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
IV. PENGEMBANGAN INDUSTRISUBSTITUSI IMPOR BAHAN BAKU &BARANG MODAL
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Langkah-langkah strategis dalam
mengembangkan industri substitusi impor
Meningkatkan
perlindungan
kepadainvestor
industristrategis
yanginvestasinya
mahal,profit
margintipis,dan
baru
menghasilkan
dalamjangka
panjang.
Jangka Pendek
Melakukan koordinasi dan usulan untuk industri perpipaan dan
koordinasi dengan Kementerian ESDM, untuk peningkatan penggunaan
bahan baku produk dalam negeri agar bisa mendapatkan preferensi
harga pengadaan barang melalui nilai TKDN yang telah di verifikasi
Kementerian Perindustrian (produk pipa, sambungan pipa dan
komponennya seperti mur dan baut khusus pipa), untuk pelaksanaan
lelang Kementerian ESDM (perpipaan MIGAS) dan lelang KementerianPekerjaan Umum (PU) untuk pipa air.
Melakukan koordinasi dan usulan perlindungan terkait pengamanan
pasar dengan safeguard untuk produk impor logam yang ditenggarai
membanjiri pasar Indonesia (dimulai sejak tahun 2009) dan anti
dumping untuk produk dengan harga murah melampaui kewajaran
(dimulai sejak tahun 2008).
44
1. BESI BAJA
KEGIATAN RENCANATINDAKLANJUT
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
23/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
1. BESI BAJA (LANJUTAN)
ProduklogamyangtelahdikenakanSafeguardolehIndonesia:
1.Paku(2009)
2.KawatSeng(2011)
3.KawatBindrat(2011)
4.TaliKawatBaja/WireRope(2011)
5.TaliKawatBaja/FlattenedStrand(2011)
6.Kawat
Beronjong
(2012)
7.CasingandTubingSeamless(2013)
8.BajaLapisAluminiumSeng/BjLAS(sedangdalamtahap
penyelidikanKPPI).
ProduklogamyangtelahdikenakanantidumpingolehIndonesia:
1.HRC(China,India,Rusia,TaiwandanThailand)Th.2008
2.HRC(RepublikKoreadanMalaysia)Th.2011
3.H,ISection(RepublikRakyatTiongkok)Th.2010
4.HRP(RRTiongkok,SingapuradanUkraina)Th.2012
5.CRC(Jepang,Korea,RRT,Vietnam)Th.2013
6.BajaLembaranLapisTimah(Korea,RRT,Chinadan
Taiwan),sedangpenyelidikanKADI.
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
1. BESI BAJA (LANJUTAN)
Menarik Investordari dalam
maupun luar
negeri untuk
mengembangkan
industri guna
memproduksi
bahan baku /
barang modal
yang
importasinya
masih sangat
besar
Jangka Panjang Melakukan koordinasi dengan BKPM untuk melakukan promosi investasi
di Indonesia terhadap industri besi baja yang termasuk kedalam
prioritas kelompok 1 (nilai importasi diatas 100 Juta US$) dan kelompok
2 (nilai importasi diatas 50 Juta US$ sampai dengan 100 Juta US$). Yang
termasuk kedalam kelompok 1 yaitu Billet, Produk Logam Dasar Besi
Baja, Hoot Rolled Colis (HRS), Pipa Tanpa Kampuh. Sedangkan yang
masuk kedalam kelompok 2 yaitu Billet.
Melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam
mempercepat pemberian insentif fiskal bagi investor yang sudah
melakukan kegiatan pengembangan industrinya di Indonesia. Untuk
prioritas Kelompok 1 diberikan insentif Tax Holiday dan prioritas
kelompok 2 diberikanTax Allowance.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
24/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
2. KIMIA DASAR DAN BARANG KIMIA LAINNYA
Pengembangan
industri
substitusi impor
untuk
mengurangi
impor bahan
baku dan
barang modal
belum berjalan
optimal
Jangka Pendek
1. Melakukan perlindungan tarif BM terhadap impor dari MFN
(di luar FTA) antara 510% untuk produk kimia dasar, no.
HS 27 HS 40
2. Bersama Kemendag melakukan penataan importir melalui
mekanisme IP, IT dan PI yang didukung oleh Verifikasi
Teknis terhadap produk bahan kimia yang diimpor
Jangka Menengah
1. Memfasilitasi upaya perluasan dan diversifikasi produk yang
impornya cukup besar melaluitax holiday, tax allowance,
diantaranya sebagai berikut:
Prioritas kelompok 1 (nilai importasinya diatas 100 Juta
US$) fokus terhadap industri yang menghasilkan Pxylene,
Ethylene, Polypropylene, ethanediol dapat diusulkan untuk
mendapatkan fasilitasTax Holiday.
Prioitas kelompok 2 (nilai importasinya diatas 50 sampai
dengan 100 Juta US$) fokus terhadap industri yang
menghasilkan Methanol (methyl alcohol) dapat diusulkan
untuk mendapatkan fasilitasTax Allowance.
2. Mengupayakan pengoperasian kembali PT. Polytama olehPT. Pertamina di Balongan (produksi polypropylene)
3. Mendorong upaya perluasan oleh produsen eksisting
KEGIATAN RENCANATINDAKLANJUT
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
2. KIMIA DASAR DAN BARANG KIMIA LAINNYA (LANJUTAN)
Jangka Panjang (mengembangkan klaster industri petrokimia)
1. Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolah nafta (Naphtha
Cracker)di Cilegon
2. Mmefasilitasi pengembangan industriMethanol to Ofelin
(klaster ofelin, C1) yang berbasis gas bumi di Teluk Bintuni,
Papua Barat (perlu jaminan alokasi gas bumi sebesar
240 mmscfd)
KEGIATAN RENCANATINDAKLANJUT
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
25/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
V. UPAYA MENARIK INVESTASIMELALUI INSENTIF
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
TAXHOLIDAY (PMKNo.130tahun2011)
Untuk 5 sektor industri pionir; industri logam dasar, industri pemurnian minyak dan gas
bumi, industri sumber daya terbarukan, industri permesinan dan industri telekomunikasi
Kriteria penerima TaxHoliday:
Industri Pionir
Investasi minimum Rp. 1 triliun
Menempatkan dana di perbankan di Indonesia minimal 10% dari nilai investasi
Berstatus Badan Hukum Indonesia setelah 15 Agustus 2010
Industri Yang Telah Ditetapkan Mendapatkan Fasilitas Tax Holiday :
1. PT. Unilever Oleochemical Indonesia
2. PT. Petrokimia Butadiene Indonesia
TAXALLOWANCE (PP
No.
52
tahun 2011)
Tujuan
Untuk meningkatkan kegiatan investasi guna mendorong
pertumbuhan ekonomi. serta untuk pemerataan pembangunan dan
percepatan pembangunan bagi bidang usaha dan/atau daerah
tertentu
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
26/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
PEMBEBASANBEAMASUK(PMKNo.76tahun 2012)
Impor mesin, barang dan bahan baku impor untuk pembangunan dan
pengembangan industri
Untuk pembangunan dan pengembangan industri selama 2 tahun
paling lama 4 tahun
Periode pembebasan BM dapat diperpanjang sesuai denganPersetujuan Investasi
Kriteria Pembebasan BM mesin dan bahan baku :
Belum diproduksi di dalam negeri
Sudah diproduksi di dalam negeri tapi memiliki spesifikasi yang
berbeda atau jumlah ketersediaan di dalam negeri tidak memadai
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
VI. PROGRAM KERJA DITJEN BASIS
INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
27/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
A. DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
B.PROGRAMKERJAPRIORITASDITJENBIMTA2015
No Output TargetVolume
1. RevitalisasiIndustri
1.RestrukturisasiITPT,Alas KakidanPenyamakanKulit 100Perusahaan
2.PengembanganIndustriPupukOrganik 2 Pabrik
2. PengembanganKlaster IndustridanKawasan
1.FasilitasiPengembanganKomplekIndustriPetrokimia
diPapuaBarat
1kawasan
2.Bantuan
Permesinan
dan
Peralatan
Dalam
Rangka
Penumbuhan BasisIndustriManufaktur7 Unit
Kerja
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
28/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No Output TargetVolume
3. Penyusunan, PenerapandanPembinaanStandar
1.RSNI &
SNI Produk
Industri 67 RSNI/SNI
2. FasilitasiPembinaandanPengawasan StandarBasis
IndustriManufaktur
1PaketBIM
4. FasilitasiPromosiKemampuanBIM
1.FasilitasiPromosiKemampuanProduk BIM 14Pameran
5. PelaksanaanPelayananPublik
1.Peningkatandanpenguatan kualitassistemrekomendasi
danPertek
B.PROGRAMKERJAPRIORITASDITJENBIMTA2015
(Lanjutan)
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No Output TargetVolume
6. Peningkatan KompetensiSDMIndustri
1.PelatihandanPengembangan SDMITA,IMDLdanIKH 1000Orang
2.RSKKNIIndustri 8 RSKKNI
7. PengembanganInovasiTeknologi
1.CenterofExcellenceIndustriPetrokimiadiBanten 1CoE
8. PenugasanKhusus
1.SekretariatTimnasP3DN
a. PenayanganIklan(TV,Radio,Airporteve danBillboard)
danPameranP3DN
b. BimtekPerhitungan TKDN
c. PencetakanBukuHimpunanPeraturanP3DN
B.PROGRAM
KERJA
PRIORITAS
DITJEN
BIM
TA
2015
(Lanjutan)
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
29/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
VII.PROGRAM QUICK WINS DITJENBASIS INDUSTRI MANUFAKTUR2015-2019
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
QUICK WINS DITJEN BIM 2015 - 2019
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1875 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil dan Aneka 1,00 10,27
Terbangunnya2 Industri
TechnicalTextiledari
bahan baku migas
Terfasilitasinya
penyusunan FSIndustri
TechnicalTextile
Terfasilitasinya
pembangunan dan
pengembangan Industri
TechnicalTextiledari
bahan baku migas
2Dokum en 1,00 8,00 Penyusunan FS
Industri Technical
Textile
Jawa Baratdan Jawa
Tengah
Kebutuhan 20152019:
1.410M
2015:10M
2016:700M
2017:M
2018:700M
2019:M
TerbangunnyaIndustri
Dissolvingpulp
sebagai
bahan baku serat rayondi
SumateraUtara
Terfasilitasinya
PembangunanIndustri
Dissolvingpulpsebagai
bahan baku serat rayondi
SumateraUtara
1Dokumen 2,27 SumateraUtara
Kebutuhan 20152019
:702,27M
2015:2,27M
2016:700M
2017:M
2018:M
2019:M
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
30/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri KimiaHilir 11,00
TerfasilitasinyaPersiapan
PembangunanPabrik
SemenKupangIIIdengan
Kapasitas1,5
Juta
ton
/
tahundaninvestasiRp.
2,6T
Fasilitasipenyusunan FS
SemenKupangIII
1Dokumen 5,00 Identifikasipotensi
bahan baku/
penolong dan
sumber energi Kajian lokasipabrik
semendiNTT
Kajian kesiapan
infrastruktur
Kajian kelayakan
pembangunan
pabrik semen
(aspek sosial
ekonomi,tekno
ekonomi,keuangan
dan lingkungan
hidup)
Eksplorasi geologis
dan pengujian
bahan baku semen
Kajian aspek
pemasaran semen
diNTT
Kajian kebijakan
daerah dalampembangunan
pabrik semen
DKIJakartadan Nusa
TenggaraTimur
Kebutuhan 20152019
sebesar 2,6Triliun
(FSdan DEDtahun
20152016akan
dianggarkan oleh
Kemenperin 15Milyar,
sedangkan untuk
kebutuhan
pembangunan fisik akan
dianggarkan oleh
Kemeneg BUMN)
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/Kode
QuickWins
Sasaran Indikator Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri KimiaHilir 11,00
Terbangunnyapilotplant
bahanpenolongberbasis
silikauntukindustriban,
keramikdankaca
Penyusunan FSbahan
penolong berbasis silika
untuk industri ban,
keramik dan kaca
Pilotplantbahan
penolong berbasis silika
untuk industri ban,
keramik dan kaca
1Dokumen
1Unit
1,00 Identifikasipotensi
bahan baku/bahan
penolong dan
sumber energi
Kajian kelayakan
bahan penolong
berbasis silika
ditinjau dari aspek
sosialekonomi,
teknoekonomi,
keuangan dan
lingkungan hidup.
Eksplorasi geologisdan pengujian
bahan penolong
berbasis silika
Kajian aspek
pemasaran industri
ban,keramik dan
kaca.
DKIJakartadan Jawa
Barat
Kebutuhan 20152016
sebesar 3Milyar
TerbangunnyaPilot
ProjectIndustri Obat
Kanker Berbasis Sumber
Daya Lokal
TerbangunnyaPilot
ProjectIndustri Obat
Kanker Berbasis Sumber
Daya Lokal (Kurkumin
BNCT)
1Unit 5,00 Setupproject
management:
Dokumen perijinan
dan sistem
pengujian
Dokumen DED
Dokumen QAand
QC
Dokumen kontrak
dan kerja sama
SDM(trainingdan
studi banding)
DKIJakarta,DI
Yogyakarta,Jawa
Tengah
Kebutuhan20152019:
277M :
2015:5M,
2016:145M,
2017:47M,
2018:40M,
2019:40M
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
31/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1877 Penumbuhan dan Pengembangan Industri KimiaDasar 4,73
TerbangunnyaPabrik
Methanolberbasis
gasifikasibatubara
Tersusunnya FS
pembangunan pabrik
Methanolberbasis
gasifikasibatubara (low
rankcoal)
1Dokumen 2,00 Jasa konsultansi
penyusunan FS
Sangatta, Kalimantan
Timur
Kebutuhan20152019:
10.009M :
2015:2M,
2016:5M,
2017:4.001M,
2018:6.001M,
2019:M
Terbangunnyapabrik
bahan baku obat berbasis
migas
Tersusunnya FS
pembangunan pabrik
bahan baku obat
berbasis migas
1Dokumen 1,25 Jasa konsultansi
penyusunan FS
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
304,25M :
2015:1,25M,
2016:101 M,
2017:101M,
2018:101M,
2019:M
TerbangunnyaPilotPlant
Propyleneberbasis CPO
Tersusunnya FSdan
perancangan teknis
pembangunan Pilot
PlantPropylene
berbasis CPO
1Dokumen 0,87 Jasa konsultansi
penyusunan FSdan
perancangan teknis
PilotPlant
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
25,87M :
2015:0,87M,
2016:25M,
2017:M,
2018:M,
2019:M
TerbangunnyaPilotPlant
Polimer EnhancedOil
Recoevery (EOR)
Tersusunnya FSdan
perancangan teknis
pembangunan Pilot
PlantPolimer Enhanced
OilRecoevery (EOR)
1Dokumen
0,61 Jasa konsultansi
penyusunan FSdan
perancangan teknis
PilotPlant
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
5,61 M :
2015:0,61M,
2016:5M,
2017:M,
2018:M,
2019:M
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)Ruang Lingkup
Lokasi/
KeteranganBase
line APBN
P
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1878 Penumbuhan dan Pengembangan Industri MaterialDasar Logam 19,00
Terfasilitasinya
pembangunan9
smelter/refinery
BerbasisLogam(baja,
alumunium,tembaga,
nikel)
Terfasilitasinya Pembangunan
Industri:
SmelterBajadiBatu Licin
(Kalsel)dan Medan
(SumateraUtara)
AluminaRefinerydi
Menpawah dan Ketapang
(Kalbar)
SmelterTembaga diGresik
(Jatim),Sangata (Smelter)
SmelterNickeldiMorowali
(Sulteng),Pomalaa (Sultra),
Sangata (Smelter)
4Pokja
Percepatan
Pembangn
an
Smelter/
Refinery
9Smelter/
Refinery
yang
terfasilitasi
2,00 Pembentukan Pokja
Percepatan Pembangunan
Smelter;
Penyusunan ProgramKerja
Percepatan Pembangunan
Smelter;
Rapat Koordinasi Lintas
Kementerian /Lembaga
Terkait;
Fasilitasi Percepatan
PembangunanSmelter
KalimantanSelatan,
SumateraUtara,
KalimantanBarat,
Jawa Timur,Sulawesi
Tengah,Sulawesi
Tenggara,Kalimantan
Timur
Kebutuhan2015
2019: 67M :
2015:2M,
2016:7,2M,
2017:14,4M,
2018:21,7M,
2019:21,7M
Terfasilitasinya
pembangunan 2Pusat
Pelatihan Tenaga Kerja
Industri
Terfasilitasinya
pembangunan Pusat
Pelatihan Tenaga Kerja
Industri BajadiKalimantan
Selatan
Terfasilitasinya
pembangunan Pusat
Pelatihan Tenaga Kerja
Industri berbasis Nikel di
Sulteng
2Pusat
Pelatihan
2,00 Penyusunan Blueprint
Pengembangan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan
guna Pemenuhan Tenaga
Kerja Industri Peleburan Di
Kalsel dan Sulteng;
Inisiasi MoU dengan
pemangku kepentingan
dalam rangka
pembentukan Akademi
Komunitas guna
pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja industri
smelter;
Penyelenggaraan Training
OfTrainerSebagai Inisiasi
penyediaan Tenaga
Pengajar yang
berkompeten dan
berkualitas
KalimantanSelatan,
SulawesiTengah
Kebutuhan2015
2019: 172M :
2015:2M,
2016:5M,
2017:15M,
2018:50M,
2019:100M
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
32/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
III HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1878 Penumbuhan dan Pengembangan Industri MaterialDasar Logam 19,00
Terfasilitasinya
PembangunanPilot
ProjectKomersialisasi
LogamTanahJaranguntuk
Industri
Terfasilitasinya
Pembangunan
Laboratorium Logam
TanahJarang untuk
Bahan BakuIndustri
TerfasilitasinyaPenelitian pemanfaatan
Logam TanahJarang
untuk produk Industri
Terfasilitasinya
PembangunanPilot
Plantpemanfaatan
logam tanah jarang
1Studi FSLab
Uji
1Penelitian
yang
terfasilitasi
1Studi FS
PilotPlant
5,00
5,00
5,00
Pembentukan
Konsorsium
Pengembangan
Logam Tanah
Jarang;
PenyusunanProgram(Roadmap)
Pengembangan
Logam Tanah
Jarang;
FeasibilityStudy
Pembangunan
Laboratorium
Logam Tanah
Jarang untuk Bahan
BakuIndustri;
FeasibilityStudy
PembangunanPilot
Plantpemanfaatan
logam tanah jarang;
Fasilitasi Penelitian
Pemanfaatan
Logam Tanah
Jarang (Pengadaan
mesin dan
peralatan sertapengadaan/akusisi
bahan)
BangkaBelitung
Kebutuhan20152019:
335M :
2015:15M,
2016:40M,
2017:110
M,
2018:110M,
2019:60M
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBN
P
VI KAMPANYESISTEMATISDANKREATIFUNTUKMENUMBUHKANAPRESIASITERHADAPKEGIATANINDUSTRIDALAMNEGERI
1879 PenyusunandanEvaluasiProgramPenumbuhandanPengembangan
IndustriLogam,Kimia,TekstildanAneka 13,50 6,00
Meningkatnya
penggunaanprodukdalam
negeripadapengadaan
barang/jasapemerintah
sebesarminimal40persen
pengadaanbarangmodal
Tersosialisasikannya
programPeningkatan
Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN)
(VirtualShowroom
P3DNIndustri Logam,
Tekstil dan Aneka)
1Web 13,50 1,00 FasilitasiWebsite
sebagai sarana
pameran virtual
produk dalam
negeri
DKIJakarta
Kebutuhan20152019:
18,9M :
2015:1,0M,
2016:1,0M,
2017:1,1M,
2018:1,1M,
2019:1,2M
Tersertifikasinya TKDN
produk industri logam,
kimia,tekstil dan aneka
350Sertifikat 4,00 Verifikasidan
SertifikasiNilai
TKDNIndustri
Logam,Kimia,
TekstildanAneka
(350produk)
DKIJakartadan Daerah
Sebaran Industri
Kebutuhan20152019:
23,0M :
2015:4,0M,
2016:4,5M,
2017:4,5
M,
2018:5,0M,
2019:5,0M
Tersusunnya daftar
produk prioritas industri
logam,kimia,tekstil dan
aneka
300Produk
Prioritas
1,00 Penyusunan Daftar
Produk/Barang
Prioritas Industri
Logam,Kimia,
Tekstil dan Aneka
yangakan
dimasukkan ke
dalam EKatalog
LKPP
DKIJakarta
Kebutuhan20152019:
6,0M :
2015:1,0M,
2016:1,0M,
2017:1,25M,
2018:1,25M,
2019:1,5M
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
33/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
QUICK WINS DITJEN BIM 2015 - 2019
No/
Kode
Quick
Wins Sasaran Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar) Ruang Lingkup Lokasi/
KeteranganBaseline APBNP
X PENGUATANSTRUKTURINDUSTRIMELALUIKETERKAITANANTARAINDUSTRIHULU(DASAR),INDUSTRIINTERMEDIATEDAN
INDUSTRIHILIR(LIGHT)
1875 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil dan Aneka 2,00 19,00
TerbangunnyaBufferstock
Bahan BakuKapas (logisticbaseforcotton)diJawa
Baratdan Bufferstock Kulit
(materialcenter)diJawa
Timur
Terfasilitasinya
Pembangunan
Bufferstock Bahan Baku
Kapas (logisticbasefor
cotton)diJawa Barat
dan Bufferstock Kulit
(materialcenter)di
Jawa Timur
2Lokasi 1,00 19,00 Penyusunan Kajian
Manajemen
Bufferstock Bahan
BakuKapas (logistic
baseforcotton)di
Jawa Baratdan
Bufferstock Kulit
(materialcenter)di
Jawa Timur
FasilitasiMoU
Pendirian
Bufferstock Bahan
BakuKapas (logistic
baseforcotton)di
Jawa Baratdan
Bufferstock Kulit
(materialcenter)di
Jawa Timur
Pengadaan gedung
Bufferstock Bahan
BakuKapas (logistic
basefor
cotton)
di
Jawa Baratdan
Bufferstock Kulit
(materialcenter)di
Jawa Timur
Jawa Baratdan Jawa
Timur
Kebutuhan 20152019:
100M
2015:20M
2016:20M
2017:20M
2018:20M
2019:20M
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
VIII.KESIMPULAN
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
34/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
Kesimpulan
Sebagai tindak lanjut penumbuhan dan pengembangan Industri
Manufaktur menuju penguatan struktur industri nasional, Direktorat
Jenderal Basis Industri Manufaktur melakukan kebijakan dan rencana aksi
berdasarkan pendekatan dan pemanfaatan sumber daya manajemen
5M+1I yang meliputi:
I. Sumber Daya Manusia (SDM)Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Manufaktur melalui langkah langkah sebagai
berikut:
1. Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi dalam bentuk pembangunan Akademi
Komunitas di berbagai lokasi pengembangan industri seperti di Banten, Morowali, dsb.
2. Pendidikan dan Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi bekerja sama dengan Pusdiklat
3. Pemagangan Industri dan Penempatan Kerja
4. Sertifikasi SKKNI Wajib
5. Penyusunan SKKNI
6. Pembangunan Tempat Uji Kompetensi
Bidang Industri Prioritas Industri TPT (Garmen), Industri Karet, Industri Plastik, Industri Logam,Industri Pengelasan, Industri Alas Kaki, Industri Garam, dan Industri Petrokimia.
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
II. Bahan Bakudan Energi
1. Pengembangan Ketersediaan Energi Untuk Industri Manufaktur, melalui antara lain:
i. Pengembangan Energi Alternatif Coal Bed Methane (CBM)
ii. Konservasi Energi
iii. Audit Energi
2. Kontinuitas Bahan Baku Untuk Industri Petrokimia di Teluk Bintuni
i. Program Percepatan Penyediaan Bahan Baku Gas Untuk Industri Petrokimia di Teluk
Bintuni untuk mendorong pengembangan industri petrokimia hilir
ii. Mendorong Integrasi Pengembangan Industri Logam dari hulu ke hilir, yang terdiri dari
empat pengembangan utama yaitu besi baja, aluminium, nikel dan tembaga
3. Pengembangan Industri Berbasis Sumber Daya Alam
i. Menyusun Rencana Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Bahan Baku, Bahan
Penolong dan Energi Industri Manufaktur dalam rentang periode 1 5 tahunii. Menyusun Neraca SDA secara nasional dan spasial / wilayah
iii. Mengimplementasikan Tata Kelola Sumber Daya Alam yang baik sebagai bahan baku
dan bahan penolong energi Industri Manufaktur
4. Simulasi perhitungan Cost and Benefitterhadap preferensi harga gas dan listrik
5. Kebijakan Pencadangan Bahan Baku (Bufferstock) untuk menjamin penyediaan bahan baku
dan mutu bahan baku Industri Tekstil
6. Sinkronisasi Kebijakan dengan Instansi Terkait (seperti Kementerian Lingkungan Hidup,
ESDM, Kehutanan, Pertanian) untuk menjamin pengadaan bahan baku. Contoh: scrap baja,
kulit, olahan, dsb.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
35/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
III. Teknologi dan Peralatan1. Restrukturisasi Mesin Produksi Industri Tekstil dan Industri Alas Kaki melalui langkah
langkah sebagai berikut:
i. Fasilitasi Pengembangan Teknologi
ii. Audit Teknologi
2. Infrastruktur
Pengembangan lab pengujian untuk ProdukTekstil di wilayah Timur.
3. Inovasi produk industri manufaktur untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing
industri (antara lain Pilot Project Industri Logam Tanah Jarang, Pilot Project Obat Kanker
Berbasis Sumber Daya Lokal, Pembangunan Pilot Plant Enhanced Oil Recovery (EOR),
gasifikasi batu bara, pembangunan pabrik bahan baku obat seperti pharacetamol dan Pilot
Plant Propylene Berbasis CPO)
IV. Iklim Usaha
1. Pengembangan dan Peningkatan Iklim Kondusif Investasi dan Usaha seperti:
i. Sinkronisasi Peraturan dengan Lintas Terkait meliputi:
a. Regulasi Bahan Baku
b. Regulasi Sumber Daya Manusia Industri Berbasis Kompetensi
c. Regulasi Bahan Baku Berbasis Limbah Sebagai Bahan Baku untuk mewujudkan
kontinuitas bahan baku melalui koordinasi dengan Instansi Terkait (Contoh: Kulit
dan Logam)
2. Percepatan Pelayanan Sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
3. Penerapan SNI Wajib Industri Manufaktur, seperti: logam, besi baja, Industri Barang Karet,
Pakaian Anak, Mainan Anak, Industri Pestisida, dan Industri Garam.
4. Pengembangan kerja sama didalam optimalisasi program P3DN
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
V. Dukungan Kebijakan Fiskal dan Finansial
1. Penerapan Insentif Fiskal di Industri Manufaktur terutama Industri Petrokimia
dan Industri Logam (Tax Holiday, Tax Allowance)
2. Mengembangkan Akses Pembiayaan Investasi Industri Manufaktur dengan
Beberapa Lembaga Pembiayaan
3. Penerapan Skema Insentif Untuk Industri Manufaktur Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah (BMDTP) Untuk Industri Plastik, Industri Aneka dan Industri Tekstil
VI. Information
1. Pengembangan Sistem Database Industri Manufaktur untuk penyediaan informasi
energi, teknologi, bahan penolong, bahan baku, kedalaman industri, jenis produkyang diproduksi, SDM, pasar dan sebagainya.
2. Pengembangan sistem informasi neraca Supply Demand untuk pengembangan
pasar di dalam negeri.
-
7/23/2019 KEMENPRIN Bim
36/36
DJBIM Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih aik
KEMENTERIANPERINDUSTRIANRI
Jl.GatotSubrotoKav.52 53JAKARTA.12950
Telp.:(021)
5255509
www.kemenperin.go.id