Kembali Lakukan Terobosan Konversi BBM, PGN Integrasikan FSRU Dengan Jaringan Pipa Gas 946

download Kembali Lakukan Terobosan Konversi BBM, PGN Integrasikan FSRU Dengan Jaringan Pipa Gas 946

of 4

description

Kembali Lakukan Terobosan Konversi BBM, PGN Integrasikan FSRU Dengan Jaringan Pipa Gas

Transcript of Kembali Lakukan Terobosan Konversi BBM, PGN Integrasikan FSRU Dengan Jaringan Pipa Gas 946

  • Kembali Lakukan Terobosan Konversi BBM, PGN Integrasikan FSRU dengan Jaringan Pipa Gas

    Lampung, 10 Mei 2014 - Sebagai upaya untuk memperluas jangkauan pemanfaatan gas bumi, PT Perusahaan Gas

    Negara Persero Tbk (PGN) terus membangun dan mengembangkan infrastruktur baru di berbagai wilayah

    Indonesia. Setelah memulai pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di Jawa Tengah bulan Maret lalu,

    saat ini PGN sedang dalam tahap persiapan akhir pengoperasian kapal Floating Storage Regatification Unit (FSRU)

    di wilayah Labuan Maringgai, Lampung.

    Kepala Komunikasi Korporat PGN Ridha Ababil menjelaskan, PGN FSRU Lampung yang dibangun di Hyundai Heavy

    Industries, Korea Selatan telah merapat di Labuan Maringgai awal Mei ini. Selanjutnya FSRU tersebut akan

    dihubungkan dengan pipa bawah laut sepanjang 21 kilometer ke onshore receiving facility (ORF) dan Offtake

    Station (OTS) untuk selanjutnya diintegrasikan dengan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas.

    FSRU adalah sebuah kapal yang dilengkapi oleh peralatan yang mampu merubah LNG dari bentuk cair ke bentuk

    gas (proses regasifikasi) untuk kemudian disalurkan ke konsumen melalui jaringan pipa gas. Adapun ORF adalah

    fasilitas yang akan menerima aliran gas dari FSRU dan selanjutnya didistribusikan ke konsumen di berbagai daerah,

    baik secara langsung melalui pipa PGN (untuk daerah Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jawa

    Tengah) maupun dengan mekanisme swap atau metode lainnya melalui pipa milik TGI/anak usaha PGN (untuk

    daerah Riau dan Batam). Sedangkan OTS bertugas untuk mendistribusikan gas dari FSRU ke jaringan pipa distribusi

    Lampung.

    Ridha menjelaskan bahwa PGN FSRU Lampung memiliki kemampuan regasifikasi hingga sebesar 240 juta kaki

    kubik per hari (MMSCFD). Sumber pasokan FSRU Lampung dalam tahap awal berasal dari Kilang LNG Tangguh

    Papua maupun kilang lainnya. Untuk tahap awal, besarnya pasokan gas sebanyak 5 kargo pada tahun ini dan akan

    meningkat di tahun selanjutnya. Pada tahun depan alokasi LNG dari Tangguh ke FSRU Lampung sebesar 14 kargo.

    Pembangunan FSRU Lampung oleh PGN merupakan bagian integral dari Proyek Gas Bumi Terintegrasi Indonesia.

    Berbeda dengan FSRU sebelumnya, FSRU Lampung merupakan terobosan karena diintegrasikan dengan jaringan

    pipa transmisi dan distribusi sehingga dapat dipergunakan secara luas oleh semua sektor industri di berbagai

    daerah. FSRU Lampung didesain secara terintegrasi dengan jaringan pipa transmisi dan distribusi di Sumatera

    dan Jawa. Rencananya, FSRU Lampung dan berbagai fasilitas pendukungnya itu beroperasi di bulan Juli dan

    10 Mei 2014

  • menjadi energi baik bagi masyarakat dan industri di Lampung dan berbagai daerah lain di Indonesia, jelas Ridha

    Ababil di Lampung pada acara site visit Media PGN, Sabtu (10/5).

    Pembangunan proyek jaringan gas bumi terintegrasi Lampung itu sendiri telah mendapatkan ijin prinsip melalui

    Keputusan Gubernur Lampung no G/743.a/II.06/HK/2011. Pemerintah Lampung juga sudah mengeluarkan Surat

    No. 340/2940/111.17/2010 tanggal 23 November 2010 perihal Pemanfaatan Gas PGN di Wilayah Lampung.

    Untuk mempercepat program pemanfaatan Energi Baik di Lampung, sampai bulan April 2014 PGN telah

    membangun jaringan pipa gas distribusi sepanjang 90 meter, sementara total kebutuhan pipa distribusi sepanjang

    100 kilometer dengan diameter 12 inci - 16 inch.

    Menurut Ridha, PGN telah dan akan terus menyalurkan gas bumi untuk berbagai pelanggan seperti listrik, industri,

    UKM, rumah tangga dan transportasi. Kebutuhan gas bumi untuk sektor kelistrikan di Lampung sekitar 30 juta kaki

    kubik per hari (MMscfd). Dengan asumsi 1 MMscfd gas bumi setara dengan 28 ribu liter Bahan Bakar Minyak

    (BBM) per hari, maka energi tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas setara 4-5

    MW.

    Di sektor industri, kebutuhan di Lampung pada saat ini baru mencapai sekitar 7,5 MMscfd. Namun, pembangunan

    infrastruktur gas ini sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Lampung yang sangat positif,

    dimana sektor industri diperkirakan akan terus berkembang. Sampai kuartal I - 2014, ekonomi Lampung tumbuh

    5,2% daripada periode sama tahun 2013. Melalui konversi energi dari BBM ke gas bumi berbagai sektor

    pelanggan di Lampung dapat menghemat biaya bahan bakar hingga senilai Rp 900 miliar per tahun. Sebagai

    wilayah strategis, ekonomi Lampung berpotensi tumbuh lebih tinggi dan membutuhkan dukungan berupa

    infrastruktur dan pasokan gas bumi yang lebih besar, jelas Ridha.

    Proyek di tahun 2014

    Di usianya yang memasuki 49 tahun pada tahun 2014, PGN sebagai BUMN Gas terus fokus membangun

    infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia. Selain membangun FSRU

    Lampung, PGN telah membangun lebih dari 6.000 pipa gas bumi dan melayani lebih dari 100 ribu pelanggan rumah

    tangga serta 3.000 pelanggan industri dan UKM.

    Melalui usaha distribusi gas bumi, PGN telah berhasil mendorong penghematan energi yang sangat besar di

    Indonesia. Pada tahun 2013, usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara

  • 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM, SPBG dan rumah tangga. Pemanfaatan gas

    bumi tersebut mampu menciptakan penghematan sekitar Rp 55 triliun* per tahun dibandingkan dengan

    menggunakan minyak.

    Sebagai energi yang bersumber dan diproduksi di dalam negeri, gas bumi harus mampu menggerakkan ekonomi

    Indonesia bagi kepentingan masyarakat. Karena itu PGN memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan

    program pemerintah untuk melakukan konversi BBM ke gas bumi, tegas Ridha.

    Pada tahun 2014 PGN menyiapkan anggaran untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar.

    Sebanyak US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur hilir gas bumi terintegrasi, US$ 400 juta untuk

    pengembangan di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk pengembangan di sektor hulu.

    Prinsipnya PGN akan terus mengembangkan infrastruktur gas dan akan membantu pemerintah mengatasi

    stagnasi pembangunan proyek pipa gas bumi yang hingga saat ini masih terbengkalai. Sebagai contoh, PGN sudah

    mengatasi stagnasi proyek Kalimantan-Jawa yang berhenti bertahun-tahun dan saat ini diperkirakan beroperasi

    tahun 2015, imbuh Ridha.

    * 1 MMscfd gas bumi setara dengan 28 ribu liter Bahan Bakar Minyak (BBM).

    Volume Gas Bumi 1 MMscfd setara 1 BBTUD kalori dengan GHV 1000 BTU/scf.

    Harga Gas Bumi per 1 MMBTU sekitar US$ 10 s/d 15; sedangkan Harga BBM per 1 MMBTU sekitar US$ 29.

  • Tentang PGN

    PGN adalah BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah RI dengan tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan mengutamakan

    kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual, sebagaimana dinyatakan dalam dasar hukum

    dilahirkannya PGN sesuai Pepres No. 19 tahun 1965.

    Dalam menjalankan amanat tersebut, PGN merintis pengembangan jaringan pipa gas bumi sejak 1974. Tidaklah mudah merintis konversi

    energi di saat Indonesia masih mengalami kejayaan produksi minyak bumi. Namun perjuangan PGN memmbuahkan hasilnya saat ini, di

    mana dengan 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil dibangunnya, PGN berhasil menyalurkan gas bumi untuk

    memenuhi kebutuhan domestik setara dengan 23 juta liter per hari. PGN menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha

    komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta rumah tangga.

    Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus berusaha

    mencari solusi strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan gas bumi di beberapa wilayah. Saat ini

    PGN sedang mencari suplai gas baru, terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur yang ada, serta berupaya mendapatkan

    volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di pasar dalam negeri.

    Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan mendapatkan dana untuk pengembangan infrastruktur gas, pada tahun 2003

    Pemerintah atas persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN sebagai perusahaan terbuka. Saat ini Perseroan merupakan

    BUMN publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilihan saham PGN sebesar 56,96% dimiliki oleh Pemerintah RI

    dan sekitar 43,04% dikuasai publik.