kemasan plastik non konvensional

download kemasan plastik non konvensional

of 2

description

tugas praktikum pengemasan

Transcript of kemasan plastik non konvensional

Nama : Azza AnnisaNIM: F34120127Kelompok/kelas : 5 / P4

KEMASAN PLASTIK NON KONVENSIONAL

Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini terbentuk dari banyak unit molekul berulang yang disebut dengan monomer. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi.Akhir-akhir ini, perkembangan plastik non konvensional (biodegradable) yang ramah lingkungan di Indonesia telah marak dibicarakan. Jenis plastik ini digunakan sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya pencemaran dari sampah plastik yang semakin hari semakin menumpuk. Sampah plastik sintesis atau plastik konvensional yang ada bila ditangani dengan ditimbun dalam tanah akan mencemari tanah dan merusak ekosistem. Sampah plastik yang berada dalam tanah tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam tanah semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya mati. Ini berdampak langsung pada tumbuhan yang hidup pada area tersebut. Tumbuhan membutuhkan mikroorganisme tanah sebagai perantara dalam kelangsungan hidupnya. Jika sampah plastik dibakar, pembakaran tersebut akan menghasilkan gas-gas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida berasal dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida sebagai hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi. Berbeda halnya dengan plastik biodegradable, walaupun juga menghasilkan CO2 dan air tetapi bila didegradasi oleh mikroorganisme dapat menjadi kompos yang menyuburkan tanah dan akan meningkatkan unsur hara di dalamnya sehingga membuat tanah menjadi subur serta pendegradasian tersebut juga menghasilkan asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, bila dipakai pada kemasan pangan, bahan kimia beracun yang akan mengontaminasi akan terminimalisir sehingga tidak berdampak pada kesehatan seperti apabila menggunakan plastik konvensional atau sintesis.Plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbarui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam hewan maupun dalam tanaman seperti selulosa. Serat selulosa yang bersifat lembut dan fleksibel serta tidak berubah pada variasi suhu -70C sampai 80C dapat diputar-putar dan dibengkokkan. Selain selulosa, kolagen yang proteinnya berasal dari tumbuhan dan seratnya yang bersifat elastik dapat membuat bahan kembali ke bentuk semula. Kasein juga merupakan komponen pembentuk plastik ini karena berperan sebagai permeabilitas uap air dan elastisitas film. Selain dari hewan dan tumbuhan, jenis plastik ini ada pula yang berasal dari sel bakteri, misalnya saja polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino, modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme contohnya poli asam laktat (PLA), dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Sekilas tentang PHA, PHA adalah 100% polimer biodegradable dan poliester dari berbagai hidroksialkanoat (HA) yang disintesis oleh sejumlah mikroorganisme sebagai penyimpan energi bahan-bahan organik di bawah kondisi substrat yang tidak seimbang. PHA memiliki kesamaan sifat dan kegunaan dengan termoplastik hasil sintetis seperti polipropilen. PHA didegradasi secara total menjadi air dan karbon dioksida di bawah kondisi aerobik dan menjadi metana di bawah kondisi anaerobik oleh mikroorganisme di dalam tanah, danau, air selokan, dan air laut. Sedangkan poli asam laktat, PLA merupakan poliester yang dapat diproduksi menggunakan bahan baku sumberdaya alam terbarui seperti pati dan selulosa melaui fermentasi asam laktat. PLA mempunyai titik leleh yang tinggi sekitar 175C dan dapat dibuat menjadi lembaran film yang transparan.Dalam perkembangan prospek penggunaan plastik biodegradable yang cukup relevan, ternyata plastik ini yang berbahan dasar tepung dapat didegradasi oleh bakteri Pseudomonas sp.dan Bacillus sp. dengan cara memutuskan rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Berdasarkan penelitian, plastik non-biodegradable membutuhkan waktu sekiranya 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Oleh karena itu, plastik biodegradable sebagai solusi permasalahan lingkungan yang berbahan dasar tetap dari alam yang mudah didapat dan diperbaharui sangat dibutuhkan dan cepat dikembangkan untuk mengganti plastik konvensional yang cenderung dibuat dari minyak bumi, gas alam, petroleum dan batu bara yang semakin sedikit jumlahnya dan tidak dapat terbaharukan. Dengan demikian pemasalahan lingkungan dapat teratasi, kesehatan manusia terjamin dan kelestarian alam terjaga.