Kemasan Gula Gulaa

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan, atau pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya. Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini, karena fungsi dan kegunaannya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual dari produk. Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan produk yang baik dan menarik akan memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik bagi konsumen. Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatu kemasan produk yang baik, berkualitas, dan memenuhi standar nasional yang ada. Persoalan- persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, dan bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri. 1

Transcript of Kemasan Gula Gulaa

Page 1: Kemasan Gula Gulaa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Dasar Teori

Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan, atau

pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga

produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Kemasan

produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di

dalamnya.

Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan

mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini, karena

fungsi dan kegunaannya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual

dari produk. Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai

pengaman produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media

promosi dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan produk

yang baik dan menarik akan memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik

bagi konsumen.

Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatu

kemasan produk yang baik, berkualitas, dan memenuhi standar nasional

yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan

pengemas, dan bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan

yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri.

Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga

kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang biasa-biasa saja,

asalkan dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun desain labelnya

pastilah akan tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah bersaing dengan

kemasan-kemasan modern.

Fungsi dan peranan kemasan dalam usaha pengolahan makanan :

1. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produk

ke konsumen.

1

Page 2: Kemasan Gula Gulaa

2. Sebagai pelindungi, kemasan diharapkan dapat melindungi produk

yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan baik

yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia, maupun fisika.

3. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan

yang baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan.

4. Memudahkan penyimpanan. Suatu produk yang telah dikemas

dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan.

5. Memudahkan penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau

kuantitas produk lebih mudah dihitung.

6. Sarana informasi dan promosi, dan lain sebagainya.

Menurut Julianti dan Nurminah (2006), kemasan dapat diklasifikasikan

berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :

a. Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung

dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen,

dll.

b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multitrip), dan biasanya

dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap,

botol sirup.

c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh

konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain

oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum di rumah,

kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat

kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk

dengan kemasan) :

a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersebtuhan

dengan produk yang dibungkusnya.

b. Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan

produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas

dengan kemasan primer.

2

Page 3: Kemasan Gula Gulaa

c. Kemasan tersier dan kuartener, yaitu kemasan untuk mengemas

setelah kemasan primer atau sekunder.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :

a. Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan

tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.

b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak

tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari

kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yang

memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku.

Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang

berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap

lingkungan :

a. Kemasan hermitis, atau taha uap dan gas yaitu kemasan yang

secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air

sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh

bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas, yang

ditutup secara hermetis.

b. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat

transparan, misalnya kemasan logam, kertas, dan foil. Kemasan ini

cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin

yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi.

c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang

memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi, dan sterilisasi.

Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :

a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk di isi

dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh :botol, wadah kaleng

dan sebagainya.

b. Wadah siap dirakit/wadah lipatan yaitu kemasan yang masih

memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam

3

Page 4: Kemasan Gula Gulaa

bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat

dari kertas, foil, atau plastik.

Bahan atau material kemasan ada bermacam-macam jenis dan

masing-masing jenis bahan pengemas memilki sifat, keuntungan dan

kelemahan yang berbeda-beda. Bahan-bahan kemasan yang ada saat ini

diantaranya adalah kertas, plastik, gelas, kaleng/logam dan kemasan

komposit yang merupakan perpaduan dari dua atau lebih bahan

pengemas.

Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin,

dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan

sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini :

1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya

Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas kita

harus mempertimbangkan produk yang kita miliki. Jika produk kita

berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan

pengemas seperti botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa

makanan kering seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa

menggunakan plastik transparan dan lain sebagainya. Plastik dapat

digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga

bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai

kemasan sekunder.

2. Ukuran kemasan dan ketebalan kemasan

Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang

diinginkan. Sedangkan ketebalan berkaitan dengan keawetan dari

produk yang ada di dalamnya. Jika produknya sangan ringan seperti

kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam ukuran relatif besar.

3. Bentuk kemasan

Agar kemasan menarik bentuk kemasan bisa di rancang dalam

bentuk yang unik trgantung dari kreatifitas perancangnya. Misalnya

kemasan dus kertas bisa dibuat seperti tabung, kubus, balok, trapsium,

atau bentu-bentuk lainnya.

4

Page 5: Kemasan Gula Gulaa

Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk

prnyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai

yang memuat informasi tentang produk yang ada didalamnya sebagai

keterangan/penjelasan dari produk yang di kemas.

Dewasa ini keberadaan software-software komputer sangat

membantu pada desainer untuk merancang desain label yang baik,

menarik, dan artistik sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk

terhadap konsumen. Suatu produk yang sama jika dikemas dalam

kemasan dengan desain label berbeda sangat di mungkinkan daya

jualnya juga berbeda.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan yaitu:

1. Label tidak boleh menyesatkan

Apa saja yang tercantum dalam sebuah label baik berupa kata-

kata, kalimat, nama, lambang, logo, gambar dan lain sebagainya

harus sesuai dengan produk yang ada di dalamnya.

2. Memuat informasi yang di perlukan

Label sebaiknya cukup besar (relatif terhadap kemasanya),

sehingga dapat memuat informasi atau keterangan tentang

produknya.

3. Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk

makanan menurut UU Pangan adalah sebagai berikut :

a) Nama produk

Nama produk adalah nama dari makanan atau produk

pangan yang trdapat di dalam kemasan misalnya dodol nanas,

kripik pisang, kripik singkong dan lain sebagainya.

b) Cap/trade mark

Bila ada suatu usaha sebaiknya memiliki cap/trade mark

atau merek dagang cap berbeda dengan nama produk dan bisa

dan tidak berhubungan dengan produk yang ada didalamnya

misalnya dodol nanas “Panda”, kecap ikan cap “Wallet”, dan

sebagainya.

5

Page 6: Kemasan Gula Gulaa

c) komposisi/daftar bahan yang digunanakan

Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang

menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam

pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan bahan

penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau

bahan yang paling banyak digunakan sampe yang terkecil.

d) Netto atau volum bersih

Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan

bobot atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot

produk berarti bobot produk yang sesungguhnya tanpa bobot

bahan pengemas.

e) Nama pihak produksi

Nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang

membuat atau mengolah produk makanan tersebut.

f) Distributor atau pihak yang mengedarkan bila ada

Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak

tertentu seperti pengepak atau importer kalau ada.

g) No Registrasi dinas kesehatan

Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut

telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

h) kode produksi

Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch

produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal

produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan

jelas produk tersebut.

I) Ketererangan kadaluwarsa

Keterangan kadaluwarsa adalah keterangan yang

menyatakan umur produk yang masih layak untuk dikonsumsi.

Menurut julianti dan Nurminah (2006), keterangan

kadaluwarsa dapat ditulis:

6

Page 7: Kemasan Gula Gulaa

Best before date: Produk masih dalam kondisi baik dan

masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang

tercantum terlewati.

Use by date: Produk tidak dapat dikonsumsi, karena

berbahaya bagi kesehatan manusia (produk yang sangat mudah

rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati.

Undang-undang RI no. 18 tahun 2012 tentang pangan (Bab

VIII, pasal 96 dan 97) menegaskan bahwa tanggal,bulan dan

tahun kadaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label,

setalah pencantuman best before/use by date. Produk pangan

yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan dalam tanggal,

bulan dan tahun, sedang produk pangan yang memiliki

umursimpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan

tahun. Namun demikian ada beberapa jenis produk yang tidak

memerlukan pencantuman tanggal kadaluwarsa yaitu sayur dan

buah segar, minuman beralkohol, cuka, gula/sukrosa dan

lainnya.

j) logo halal

Untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikasi

“halal” dari MUI harus mencantumkan logo halal yang standar

disertai dengan nomor sertifikasinya.

k) keterangan lainnya

selain yang telah diuraikan diatas masih ada lagi keterangan-

keterangan lain yang perlu dicantumkan dalam label kemasan

makanan yang bermaksud memberi petunjuk, saran, atau yang

lainnya demi keamanan konsumen

4. Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan

mudah di baca,tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau

gambar lainya.

5. Jumlah warna yang di gunakan

Banyaknya warna yang di gunakan dalanm label akan

berpengaruh terhadap biaya cetak,semakin banyak warna yang di

7

Page 8: Kemasan Gula Gulaa

gunakan,tentunya akan semakin besar biaya yang harus di

keluarkan.

Desain yang kita buat akan dicetak pada media plastik, kertas,

aluminium foil, atau lainya. Apakah akan dicetak dengan sablon atau

menggunakan mesin moderen.

Berkaitan dengan label kemasan kiranya ada beberapa hal yang perlu

di perhatikan yaitu:

1. Label tidak boleh mudah terlepas dari kemasanya. Warna,baik

berupa gambar,maupun tulisan tidak boleh mudah

luntur,pudar,atau lekang,baik karna pengaruh air,gosokan,maupun

sinar matahari.

2. Label harus ditempatkan pada bagiaa yang mudah di lihat.

Software komputer yang biasanya banyak digunakan untuk

melakukan desain seperti corel draw atau adobe photoshop.namun

demikian masi ada software lainya yang dapat digunakan

tergantung pada kebisaan atau keahlian pada desainernya.

1.2Tujuan Praktikum

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pengemas yang biasa digunakan

dalam kehidupan sehari –hari

2. Mengklasifikasikan berbagai jenis kemasan dan meguraikan perbedaan

fisik setiap bahan pengemas

3. Mendeskripsikan produk pangan apa saja yang sesuai dengan bentuk

kemasan tersebut (dalam bentuk tabel)

4. Menentukan jenis kemasan yang dengan produk makanan yang akan di

buat

5. Mendasain kemasan dan label kemasan sesuai dengan aturan UU.No.18

Tahun 2012 tentang pangan (BAB VIII,pada 96 dan 97)untuk produk

makanan yang akan di buat(akan digunakan untuk mengemas hasil

produk pengolahan pangan).

8

Page 9: Kemasan Gula Gulaa

BAB II

PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

A. Bahan kemasan yang sesuai rencana produk makana formula atau

produk peningktan mutu gizi pangan,alat tulis untuk mendasain

kemasan dan label,komputer yang dilengkapi software corel draw

atau adobe photoshop.

B. Bahan Sampel produk pangan yang di kemas

2.2 Cara Kerja

a. Persiapan

1. mengetahui persyaratan minimal label berdasarkan undang-

undang pangan No.18 tahun 2012

2. Mengetahui bahan tambahan pangan yang diijinkan

penggunaanya pada makanan atau minuman sesuai dengan

peraturan mentri kesehatan no.033 Tahun 2012 tentan bahan

tambahan pangan(pemanis,pewarna,pengawet,dll)

3. siapkan contoh produk pangan yang dikemas untuk pengamatan

b. Pelaksanaan

1. setiap kelompok mengamati masing 5 sampel makanan yang

dikemas,klasifikasi jenis bahan kemasan,deskripsi bahan

kemasan,dan bahan pangan lain yang dapat dikemas selain

sampel tersebut.

2. lakukan penilaian kesesuaian label kemasan dengan UU pangan

3. Merancang atau desain kemasan dan label kemasan yang akan di

gunakan untuk mengemas produk pangan anda.jika

memungkinkan gunakan software corel draw atau adobe

photoshop

9

Page 10: Kemasan Gula Gulaa

BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Hasil

1. Rancangan / desain kemasan dan label kemasan

a. Desain kemasan

Desain kemasan keras

Siapkan kemasan yang akan digunakan dan cuci hingga

bersih.

Sterilisasi kemasan dengan cara merebusnya di dalam air

mendidih selama 25-35 menit, lalu keringkan.

Masukkan produk yang telah matang ke dalam kemasan

yang sudah disiapkan sampai batas , kemudian tutup

kemasannya.

Rebus kembali kembali di dalam air mendidih selam 30

menit. Kemudian letakkan kemasan dalam kondisi terbarik.

Apabila tidak ada cairan yang keluar, berarti pasteurisasi

telah berhasil.

Desain kemasan lunak

Siapkan kemasan yang akan digunakan

Masukkan produk ke dalam kemasan yang sudah

disiapkan, kemudian tutup kemasannya.

Simpan kemasan dalam kondisi suhu kamar.

b. Label kemasan

kemasan yang sudah dingin dan kering dibersihkan dengan

menggunakan lap bersih.

Label, yang sudah dirancang dengan ukuran sesuai besar

dan bentuk kemasan, ditempelkan di permukaan kemasan

dengan menggunakan perekat yang kuat sehingga tidak

mudah lepas.

Kemasan yang sudah diberi label kemudian dimasukkan ke

dalam kotak karton untuk dikemas lebih lanjut.

10

Page 11: Kemasan Gula Gulaa

c. Tabel hasil pengamatan jenis bahan, deskripsi kemasan, dan

pangan yang sesuai kemasan

N0. Sampel

Pangan

Jenis Bahan

Kemasan

Deskripsi Bahan

Kemasan

Pangan lain

yang

sesuai

1. Permen foxs Kaleng Mudah penyok,

tipis, aluminium,

2. Permen mintz Plastik biasa Tipis, fleksibel,

tidak mudah rusak,

tahan lama.

3. Permen frozz Plastik keras Tebal, tidak mudah

rusak, tidak

fleksibel, tahan

lama.

4. Permen

alpenliebe

Plastik toples Tipis, tahan lama,

tidak mudah rusak,

kurang fleksibel.

5. Permen xylitol Plastik tebal Tebal, tahan lama,

tidak mudah rusak,

tidak fleksibel.

6. Permen

mentos

Kertas Mudah robek, tipis,

aluminium foil,

mudah dilipat

mengikuti bentuk

bahan pangan

11

Page 12: Kemasan Gula Gulaa

1. Tabel 2. Hasil pengamatan kesesuaian informasi label kemasan pangan dengan UU pangan

No.

Nama produk

(permen)

Daftar bahan yang digunakan

Berat bersih atau isi bersih

Nama dan alat pihak yang

memproduksi atau

mengimpor

Halal bagi yang

dipersyaratkan

Tanggal dan kode produksi

Tanggal, bulan, dan

tahun kadaluarsa

Nomor izin edar bagi pangan olahan

Asal usul bahan pangan tertentu

1 Fox’s Gula, sirup glukosa, pengatur keasaman asam laktat, perisa identik alami (leci, peach, mangga, apel, teh, teh putih, teh hijau), pewarna makanan alami (antosianin, INS 163 (ii, klorofil tembaga kompleks, Cl 75810, anato Cl 75120, kurkumin Cl 75300 ) dan ekstrak teh putih

180 gram Nestle Indonesia Cikupa, Tanggerang 15710, Indonesia

Halal No. 00110003281298

31960231B3

15 juli 2015

BPOM RI MD. 837110097062

2 Alpenliebe Gula, sirup maltosa, lemak

50 gram PT. Prfetti van melle

Halal 333098 8 Juni 2016

BPOM RI MD.

12

Page 13: Kemasan Gula Gulaa

nabati, whey, garam, dekstrosa, krimer kental manis 0,36% , susu bubuk, 0,26% , maltodekstrin, pewarna karamel kelas III, perisa artifisial vanila, pengelmulsi : lesitin kedelai

Indonesia, Bogor-16912, Indonesia

237110157396

3 Xylitol Pemanis alami (xilitol, maltitol), gum base ( mengandung anti oksidan BHT, perisa artifisial bluberri, mint, penstabil gom arab, perisa identik alami mentol, kalsium posfat, pelapis (kamauba wax, pengemulsi bes wax, syelak),

58 gram Lotte Indonesia, Bekasi 17520-Indonesia dibawah lisensi ataun underlicense of lotte co.LTD. Japan

Halal No. 00110006731197

190516 19 mei 2016

BPOM MD. 237710246213

13

Page 14: Kemasan Gula Gulaa

pemanis buatan aspartam 4,18 mg/saji (ADI 40 mg/kg BB, ekstrak rumput laut, fn (funoran), pewarna makanan (eritrosin cl 45430/e 127, biru berlian cl 42090/e133

4 Frozz Pemanis alami sorbitol, anti kempal magnesium stearat, ekstrak thyme 0,9%, perisa artifisial blueberry, mentol, pewarna (tartrazine cl 19140, karmoisin cl 14720, indigotin cl 73015, kuning fcf cl 15985, ponceau 4 R cl

15 gram PT konimex Solo 57192 Indonesia

Halal LP POM 00110019820422

MHG 051214

Maret 2016

BPOM RI MD 262211373010

14

Page 15: Kemasan Gula Gulaa

162555 Mintz Gula, glukosa,

lemak nabati, pembentuk gel (gelatin sapi), pengental (gom arab), perisa identik alami (peppemint, spearmint), garam, pengemulsi lesitin kedelai, perisa alami ( mentol kristal), pewarna alami (titanium dioksida cl 77891), pewarna sintesis (tartrazine cl 19140, biru berlian cl 4209)

115 gram PT ULTRA PRIMA ABADIJl. Raya Panjang Jiwo 48-50, panjang jiwo Surabaya 60299-Indonesia

Halal LPPOM No. 00110019390202

P18121416

18 desember 2016

BPOM RI MD : 224513019082

6 Mentos Gula sirup glukosa, lemak nabati, tepung beras, pengental nabati, perisa

37 gram PT. Prfetti van melle Indonesia, Bogor-16912, Indonesia

Halal B12250413

01 maret 2016

BPOM RI MD 837110011396

15

Page 16: Kemasan Gula Gulaa

alami mint, pengemulsi ester sukrosa asam lemak, ekstrak mint 0,01%, pelapis karnauba wax

16

Page 17: Kemasan Gula Gulaa

3.2Pembahasan

1. Pengertian Kemasan permen

Kemasan makanan merupakan suatu bahan untuk

mempermudah pengangkutan, pemasaran dan pendistribusian

makanan. Kemasan makanan harus memperhatikan fungsi

kesehatan,pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan

informasi (Suyitno,1990).

Pengemasan permen disebut juga suatu cara atau teknik

pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah

satu cara pengawetan bahan hasil permen, karena pengemasan dapat

memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau

pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi

terjadinya kerusakan kerusakan pada bahan yang dikemas

/dibungkusnya.

2. Prinsip Kemasan Makanan

Prinsip kemasan makanan meliputi :

a. Perhatian artinya kemasan harus menimbulkan atau menjadi

perhatian yang melihatnya.

b. Menarik artinya kemasan harus menarik, jadi ada ketertarikan saat

orang melihatnya.

c. Keinginan untuk membeli artinya kemasan harus menimbulkan

keinginan orang yang melihat untuk membeli (rasa ingin membeli).

d. Menjadi pembeli artinya kemasan harus membuat orang yang

melihat dari rasa ingin memiliki  menjadi memiliki barang tersebut

(menjadi konsumen).

e. Kualitas dan Kuantitasartinya kualitas (mutu) dan kuantitas (jumlah)

bahan tetap terjaga sesuai dengan apa yang diinformasikan pada

kemasan sehingga konsumen menjadi puas, akhirnya jadi pengguna

(konsumen).

 

17

Page 18: Kemasan Gula Gulaa

3. Prinsip Desain untuk Kemasan Makanan

Desain kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional,

a. Kemasan (packaging). Pada kemasan ini harus disampaikan tentang

jenis produk, dan kegunaannya. Disini kejujuran jadi hal penting.

b. Kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari

benturan, gesekan, guncangan, hentakan dan lain-lain. Disini

kekuatan menjadi prinsip utama.

c. Kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini

memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak

melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan, stabil

bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat

diutamakan.

d. Kemasan yang mampu menampilkan citra produk dan segmentasi

pasar pemakainya. Disini melibatkan banyak unsur terutama yang

berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi sipemakai. Kemasan

disini harus mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status

sosial, dimana dan jenis perilaku seperti apa produk mainan tersebut

dipakai. Keunikan menjadi nilai penting.

e. Kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan.

Kemasan yang baik adalah yang mudah didaur ulang (recycle) ke

produk baru dan tidak terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat

kembali ke produk (re-use) asal.

4. Jenis – jenis kemasan

A. Kemasan plastik

Karakteristik kemasan plastik

Bentuk fleksibel

Transparan

Mudah pecah

Non biodegradable

Ada yang tahan panas

Monomernya dapat mengkontaminasi produk

18

Page 19: Kemasan Gula Gulaa

B. Kemasan kertas

Tidak mudah robek

Tidak dapat untuk produk cair

Tidak dapat dipanaskan

Fleksibel

C. Kemasan Gelas

Berat

Mudah pecah

Mahal

Non biodegradable

Dapat dipanaskan

Transparan/translusid

Bentuk tetap (rigid)

Proses massal (padat/cair)

Dapat didaur ulang

D. Logam (Kaleng)

Bentuk tetap

Ringan

Dapat dipanaskan

Proses massal (bahan padat atau cair)

Tidak transparan

Dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas

Non biodegradable

Tidak dapat didaur ulang

19

Page 20: Kemasan Gula Gulaa

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah :

Kemasan Kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu

produk yang ada di dalamnya.

Kemasan diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu

berdasarkan frekuensi pemakaian, berdasarkan struktur sistem

kemas, berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan, berdasarkan

sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan berdasarkan tingkat

kesiapan pakai (perakitan).

Jenis-jenis kemasan terdiri dari kemasan plastik, kemasan kertas,

kemasan logam dan kemasan gelas (kaca).

20

Page 21: Kemasan Gula Gulaa

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan menteri kesehatan No. 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan

pangan

Undang-undang RI No. 18 tahun 2012 tentang pangan.

21