KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI...
Transcript of KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI...
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI
BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA
KELAS VII A MTS AL JAMHURIYAH KECAMATAN
CINERE, KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ali Maulana
NIM 1811013000033
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Yang bertandatangan
Nama
Nim
Jurusan
Alamat
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
di bawah ini:
Ali Maulana
1811013000033
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jl.Raya Gandul No.3 RT.004/001 Kelurahan Gandulo
Kecamatan Cinere, Kota Depok
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yarLg berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi
Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al JamhuriyahKecamatan Cinere, Kota Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawahbimbinsan dosen:
Nama Pembimbing : Mahmudah FitriyahrZA'N.IP.d
NIP. :197012L52009122001
JurusarVProgram Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karyasendiri.
Jakarta,Desember 2014
Igg-Yrs"rx.{3\?-4,
NrM. 1811013000033
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi berdasarkan Teks
Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota
Depok disusun oleh Ali Maulana NIM. 1811013000033, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakansah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasahsesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Desember 2014
Yang mengesahkan,Dosen Pembimbing
t2r5 200912 2001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan TeksWawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere,Kota Depok disusun oleh Ali Maulana NIM. I 81 1013000033, diajukan kepadaFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 29 Desember 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S-l(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta, Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Prodi PBSI) Tanggal
Dra. Hindun. M.Pd.NIP: 19701215 200912 2001
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Prodi PBSI)
Dona Aii Kurnia. MA.NIP: 19840409201101 101 5
Penguji I
Makvun Subuki. M.HumNI! : 19800305 200901 1015
Penguji II
Ahmad Bahtiar. M.HumNIP: 19760118 200912 1001 .'
gtnvtatri flO16
9 Jctnuan &ff
5 Ja.nuaci Acts
K$'
i1r*t'
€,5:r
0 198603 2001
iii
ABSTRAK
Ali Maulana (NIM: 1811013000033). Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi
Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere, Kota Depok.
Kata Kunci : Kemampuan Menulis, Karangan Deskripsi dan Teks Wawancara
Penenilitan ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis
terutama menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode deskriptif kualitatif dengan
teknik memberikan tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
kepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah petunjuk dan batasan menulis
deskripsi. Objek penelitian ini adalah karangan siswa yang dinilai dari aspek subtansi
dan kebahasaan. Aspek subtansi terdiri atas Penggambaran objek, kemampuan
menyusun organisasi dan kesesuaian dengan teks wawancara. Aspek kebahasaan
terdiri atas kemampuan diksi, penggunaan kalimat efektif dan ejaan. Sumber data
yang penelitian ini adalah siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah sebanyak 30 orang.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam menulis
karangan deskripsi tersebut masih kurang. Hal tersebut dilihat dari segi persentase,
siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 2 orang
atau 6%, kategori cukup 9 orang atau 30%, kategori kurang 16 orang atau 53% dan
kategori sangat kurang 3 atau 3%. Dengan demikian kemampuan menulis karangan
deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere, Kota Depok tergolong kurang.
iv
ABSTRACT
Ali Maulana (NIM: 1811013000033). The Ability in Writing Descriptive Text
based on Interview Text of First A Grade Students Junior High School at Al
Jamhuriyah, Cinere Depok.
Keywords : Ability in Writing, Descriptive Text, Interview Text
The objective of this research is to describe the students’ ability in writing
especially descriptive writing based on the interview text. The method used in this
research is descriptive qualitative method and technique used by giving the
assignment to write a descriptive text based on the iterview to students. The
instruments of this research is a hint and limitation of writing descriptive text. The
object of this research is students’ writing which scored from its substance and
literature aspects. The substance consists of description of charakter, ability to
construct a descriptive text chronologically and suitability with the interview text.
The literature aspect consists of the ability in diction, affective sentence and
spelling. The data source in this research is 30 first grade students of Junior High
school at Al Jamhuriyah. The result of this study shows that students’ ability in
writing descriptive text is still low. It can be seen from the data analysis, there are
no students who get the best score in best level , 2 students or 6% in good level, 9
students or 30% in good enough level, 16 students or 53% in low level and 3
student or 3% in very less. Thus, the ability in writing descriptive text based on
the interview text in first grade students of Junnior High school at Al
Jamhhuriyah, Cinere Depok is still low.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
kemudahan dan kelancaran serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu.
Penulisan skripsi ini ditujukuan untuk memenuhi tugas akhir yang telah
disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hindun, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. Pembimbing dalam penulisan skripsi
ini.
4. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di MTs. Al
Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok, yang telah membantu peneliti
dalam melakukan penelitian ini.
6. Ibunda dan ayahanda tercinta, Lilis binti Sulaeman dan H.Madawih Bin
H.Jamhur yang telah memberikan banyak dukungan moril dan do’a restu
dalam masa perkuliahan.
7. Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat
untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.
8. Istri ku tercinta Riska Wulansari dan putraku yang tersayang Muhammad
Nizar Ali pengobat lelah dan penyemangat hidupku.
vi
9. Kakakku tercinta Syahrul Amin, almh. Lia Dahlia, dan adik-adikku yang
tercinta semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sahabat-
sahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima kasih kalian selalu
memberikan semangat kepada saya.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari
apa yang telah diberikan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
Jakarta, Desember 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI .............................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
ABSTRAC .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Menulis ................................................................. 7
2. Jenis Pengembangan Tulisan................................................... 9
3. Pengertian Karangan Deskripsi ............................................... 14
4. Pembelajaran Menulis ............................................................. 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ........................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
C. Metode Penelitian .......................................................................... 30
D. Populasi ......................................................................................... 31
viii
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................ 37
B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Model Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis ........ 22
Tabel 3.1 Rincian Populasi ............................................................................ 31
Tabel 3.2 Aspek Substansi ............................................................................. 34
Tabel 3.3 Aspek Kebahasaan ......................................................................... 34
Tabel 3.4 Kualifikasi Nilai ............................................................................. 36
Tabel 4.1 Data Kemampuan Siswa Menulis Karangan ................................. 42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ....................................................................... 43
Tabel 4.3 Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh ................................... 46
Tabel 4.4 Data Kemampuan Menyusun Organisasi ....................................... 48
Tabel 4.5 Data Kemampuan Kesesuaian dengan Teks Wawancara .............. 50
Tabel 4.6 Data Kemampuan Pilihan Diksi ..................................................... 53
Tabel 4.7 Data Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif ............................... 57
Tabel 4.8 Data Kemampuan Penggunaan Ejaan ............................................ 61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ......................................................... 69
Lampiran 2 Lembar Wawancara ................................................................. 70
Lampiran 5 Teks Wawancara ...................................................................... 71
Lampiran 6 Instrumen Penilaian Menulis Deskripsi .................................. 72
Lampiran 7 Data Hasil Kemampuan Siswa ................................................ 73
Lampiran 8 Karangan Siswa ........................................................................ 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang harus dimiliki oleh seseorang, selain keterampilan menyimak, berbicara dan
membaca. Menulis, seperti ketiga keterampilan berbahasa lainya, merupakan suatu
proses perkembangan. Menulis menuntut pelatihan dan keterampilan khusus agar
menghasilkan gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, jelas dan menarik.
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada
pihak lain secara tertulis. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan,
pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi
seorang penulis, menuntut gagasan yang logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata
dengan menarik.1
Keterampilan menulis sangat penting dikuasai seseorang terutama siswa,
karena menulis dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang secara tidak
langsung, dengan menulis seorang siswa diharapkan dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam
berbagai jenis tulisan, baik fiksi dan non fiksi. Peck dan Schulz menyatakan bahwa
tujuan menulis adalah (1). untuk membantu para siswa memahami bagaimana
caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan mencipakan situasi-
situasi dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan penulis, (2).
mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan, (3).
mengajar para siswa menggunakan bantuk yang tepat dalam ekspresi tulis dan
mengambarkan pertumbuhan bertahan dalam menulis dengan cara membantu para
1 Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit
Angkasa, 2008), Cet.II h. 9
2
siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada
diri sendiri secara bebas.2
Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai
kegiatan. Kegiatan pengembangan pembelajaran menulis menurut Purwo dapat
dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi,
merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf.3 Hal ini
dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan
mareka.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga
keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan
dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis
siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan
pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan bagaimana
cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Seringkali ditemukan berbagai kendala dalam kemampuan menulis di
kalangan siswa. Seperti keterampilan siswa MTs masih rendah, hal ini terlihat masih
banyak siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan. Pada umumnya karangan
yang dibuat oleh siswa memuat hanya setengah halaman kertas ujian yang
disediakan. Susunannya terlihat tidak teratur sehingga menampakan penalaran yang
kurang logis, terdapat banyak kesalahan pemakaian bahasa yang meliputi ejaan, diksi,
kalimat dan paragrap. Ada juga siswa yang belum memahami karangan deskripsi
dengan baik. Faktor-faktor tersebut di atas terjadi karena minat menulis dikalangan
siswa masih rendah, kurangnya motivasi untuk menulis dan kurangnya sarana
prasarana atau buku bacaan di sekolah.
Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa adalah melalui tes. Tes dapat
divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal,
2 Ibid,.
3
gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis
sebuah karangan. Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas
pengajaran menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin
bergairah, menarik dan mempermudah proses belajar mengajar.
Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
menulis, karena pada hakikatnya teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi
berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan wawancara.
Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada seorang narasumber.
Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan
kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas jelasnya
sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri4. Melalui
deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan
kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada
objek yang dilukiskannya.
Keterampilan menulis deskripsi menjadi satu keterampilan berbahasa yang
sulit untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua unsur yang harus dikuasai oleh
penulis, yaitu unsur subtansi seperti menggambarkan tokoh, organisasi dan
kesesuaian dengan teks wawancara, serta unsur kebahasaan seperti diksi, kalimat
efektif dan ejaan.
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran
juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran.
Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang
3 Bambang Kaswanti P, Pragmatik di dalam “Pengajaran Bahasa Indonesia”, dalam
Muljanto Sumardi (ed.), Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet.II, hal. 130 4 Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2006), h. 4.6.
4
menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan
proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu media yang dapat digunakan
guru dalam upaya meningkatkan prestasi mengarang siswa adalah media teks
wawancara. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan
karangan deskripsi akan membantu siswa untuk menggambarkan tokoh. Kegiatan
seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan
dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.
Berdasarkan hal di atas penelitian ini berusaha mengukur kemampuan menulis
siswa melalui kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawacara.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang
dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan menulis siswa MTs dianggap masih rendah
2. Siswa belum mampu membuat karangan deskripsi dengan baik
3. Minat menulis siswa masih rendah
4. Pemahaman EYD siswa rendah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan di atas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat kemampuan menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al
Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah bagaimana kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan
5
teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota
Depok ?
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan skripsi ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks
wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.
F. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua hal tersebut, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai perbandingan bagi guru dalam mengetahui kemampuan menulis
siswa
b. Sebagai bahan referensi bagi guru untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
siswa.
c. Menambah khasanah konsep tentang penyebab kelemahan siswa dalam
membuat karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Guru dapat mengevaluasi penyebab kelemahan siswa dalam menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.
6
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis
siswa.
d. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui penyebab kelemahan siswa dalam menulis karangan
deskripsi berdasaarkan teks wawancara siswa.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.1 Menurut Finoza menulis
merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea
untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu.2 Sebagai
perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti bahwa
menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami.3
Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai
proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan
dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui
lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang
dikomunikasikan penulis.
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan
aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang
1 Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit
Angkasa, 2008), Cet.II h. 22
2 Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 234
3 Ibid.,
8
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping
dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek
terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis,
dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis
hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu
keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.
Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam
kegiatan menulis, yaitu (1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi
sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf,
ejaan, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang
akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana
merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk
sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek,
makalah, dan sebagainya.
Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai
bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa
Indonesia, dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu
menggunakannya dengan baik dan benar. Bahasa yang baik adalah
penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasanya
berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang mungkin saja menguasai bahasa
lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulis dengan baik karena
beda ragamnya. Orang yang menguasai bahasa Indonesia ragam lisan belum
tentu dapat menggunakan ragam tulis dengan baik. Adapun bahasa yang benar
9
adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus
menggunakan tata bahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai
dengan aturan bahasa.4
Mengacu pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar
menuliskan apa yang diucapkan (membahasa tuliskan dari bahasa lisan), tetapi
merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga
terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca.
Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika tujuan penulisannya
sama dengan yang dipahami oleh pembaca.
2. Jenis Pengembangan Tulisan
Morris dalam Tarigan mengklasifikasikan tulisan menjadi empat jenis yaitu
eksposisi, argumentasi, deskripsi dan narasi.5
a. Eksposisi
Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya adalah
mengklarifikasikan, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah
persoalan. Dengan menulis bergaya eksposisi, penulis mencoba untuk
memberi informasi dan petunjuk atau suatu hal kepada pembaca. Eksposisi
mengandalkan strategi pengembangan paragraf seperti dengan memberikan
contoh, proses, sebab-akibat, klarifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan
kontras. Terkadang untuk memperjelas uraian, eksposisi dapat dilengkapi
dengan grafik, gambar, atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.6 Menurut
Semi eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
4 Ramlan A.G dan Mahmudah Fitriyah ZA, Disiplin Berbahasa Indonesia , (Jakarta, FITK
Press, 2011), Cet.I, Hal.6
5 Tarigan., op. cit., h.28
6 Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Cet.I, h.72
10
informasi tentang sesuatu. Sebagian besar tulisan narasi adalah berbentuk
eksposisi. Kadang-kadang tulisan berbentuk eksposisi bila terjurus ke suatu
cara tertentu akan disebut deskripsi atau argumentasi.7
Tulisan eksposisi dapat disebut argumentasi bila tulisan tersebut
memiliki kecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari proses
penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data lengkap, dan ingin mengubah
pemikiran pembaca agar menerima pendapat penulis. Tulisan eksposisi
mencoba memberikan informasi dan petunjuk kepada pembaca. Eksposisi
menggunakan cara dengan mengembangkan paragrap seperti memberikan
contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi dan analisi. Gaya
penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga
memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui
lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan tersebut.
Pemberian informasi penjelasan melalui karangan ekposisi hanya
bersifat menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan
bukan merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini
tidak dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dan emosional. Penulis hanya
menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik
minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna
denotatif.
Jenis karangan ekposisi dapat berupa kisah perjalanan, pemaparan
suatu peristiwa atau kejadian, bentuk struktur dan tugas organisasi atau
laporan kegiatan. Untuk memperjelas uraian, karangan ini dapat dilengkapi
dengan grafik atau gambar.
7 M.Atar Semi, Mahir Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), Cet.I, h.37
11
b. Deskripsi
Semi menyatakan bahwa deskripsi adalah tulisan yang tujuannya
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi
pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan
mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek
tersebut.8 Menurut Kunjana Rahardi deskripsi yakni melukiskan atau
menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Jadi tulisan
ini bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan itu.9
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau
rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan
pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium
oleh pengarang. Supaya karangan ini sesuai dengan penulisannya, diperlukan
suatu pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan
pendekatan impresionistis. Penulis ditutut memotret hal atau benda seobjektif
mungkin sesuai.
c. Argumentasi
Keraf menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.10 Ciri-ciri
pengembangan karangan argumentasi sekaligus merupakan juga ciri pembeda
dengan ekposisi adalah sebagai berikut.
1) bertujuan menyakinkan orang lain (ekposisi memberi informasi);
8 Ibid., h. 42
9 Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jakarta:
Penerbit Erlanggga, 2009), h. 166
10 Goris, Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia, 2010), Cet.18, h. 3
12
2) berusaha membuktikan suatu penyataan atau pokok persoalan (ekposisi
hanya menjelaskan);
3) menggugah pendapat pembaca (ekposisi meyerahkan keputusan kepada
pembaca); dan
4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (ekposisi
menggunakan fakta sebagai alat mengkongkretkan)11
Berdasarkan pendapat di atas, argumentasi merupakan karangan yang
berusaha menjelaskan suatu masalah dengan menyajikan alasan-alasan.
Ketika mengembangan karangan ini, Penulis harus menganalisis dan
menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan mendalam, alasan-alasan
yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan.
Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar.
Pengarang dapat dapat menggunakan penalarannya dengan metode
deduktif induktif. Deduktif merupakan metode benalar yang bergerak dari hal-
hal yang bersifat umum ke hal-hal atau pernyataan yang bersifat khusus.
Sebaliknya, induktif adalah metode benalar yang dimulai dengan
mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan
kesimpulan umum. Pengarang dapat mengajukan penalarannya berdasarkan
contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat, dan pola-pola
deduktif ke induktif.
Argumentasi dan ekposisi merupakan bentuk atau jenis tulisan yang
paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Karangan ini
bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan
data atau fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam karangan ini, pengarang
mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini
dan data, juga fakta atau alasan merupakan penyokong opini tersebut.
11 Ibid.,
13
d. Narasi
Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita
adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun
rekaan atau fiksi. Narasi bisa saja dimulai dari peristiwa di tengah atau paling
belakangan sehingga memunculkan alur yang flashback. Menurut Mudrajat
narasi bisa bergaya sudut pandang orang pertama sehingga terasa subjektivitas
pengarangnya, atau orang ketiga yang kan terasa sangat objektif. Narasi sering
kali digabungkan dengan deskripsi dan berfungsi sebagai eksposisi atau
persuasi12. Finoza menyatakan bahwa narasi berusaha menciptakan,
megisahkan, merangkaikan, tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuh
peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.13
Menurut Semi narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau
pengalaman manusia dari waktu ke waktu.14 Selajutnya, Keraf mengatakan
karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya
adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa
yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan
cara lain, narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha mengambarkan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.15
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan, secara
sederhana narasi merupakan cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam suatu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik.
12 Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Cet.I, h.77
13 Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 244
14 M. Atar, Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 32
15 Keraf, op. cit., h. 136
14
3. Pengertian Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti menggambarkan
atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan
yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelasjelasnya sehingga pembaca
seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Melalui deskripsi, penulis
memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia
gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang
dilukiskannya.
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan
gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan
segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu.
Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri
pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga
pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya tadi.
Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat,
didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir,
seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang
timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta
keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk
melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal
mendalam pada si pembaca
Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya.
a. Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat
kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang
bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya.
b. Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita
melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang
dihutan
15
c. dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkaplengkapnya
sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang
tersesat di hutan.
Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu memilih
dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra inderawi dan
suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara
gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakan malam purnama
indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta suasana hati
orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus indah. Meskipun
demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu
menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai keindahan malam
purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah?
Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan menghindari metafor, kiasan, atau
kata-kata konotatif, akan sangat menentukan kekenyalan nuansa makna dari sebuah
pemerian.
Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal.
Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk.
Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan
wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khas yang
dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.16
Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya
pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan
pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang dilukiskan
penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan
sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang
16 Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001),
h. 7.30
16
lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong.
Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi.
A. Ciri-ciri Karangan Deskripsi
Ciri penanda deskripsi menurut Semi adalah17 :
1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang
objek.
2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk
imajinasi pembaca.
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata
yang menggugah
4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang objeknya pada umumnya
benda, alam, wrna, dan manusia.
5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan uang.
B. Macam-macam Deskripsi
Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari
objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan
hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.
1. Deskripsi ekspositorik
Melalui deskripsi ekspositorik, penulis hanya ingin memberitahukan,
memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau
tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Deskripsi
ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas
sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada
17 M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h.43
17
pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal dan lugas.
2. Deskripsi artistik (impresionistik)
Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada
pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan
objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan impresi melalui
keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang
menggugah. Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap
objek melalui imajinasi pembaca.18
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus
dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup
mungkin. Untuk itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat
dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan
pembaca.
Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua
kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.
a. Deskripsi Orang
Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi
tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan
menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang
yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus
mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak,
penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas
menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya,
seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati
yang baik.
18 Ibid.,
18
b. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa.
Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan
selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih
menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
C. Pendekatan Deskripsi
Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan realistis,
pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.
a. Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang
dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin.
Perincianperincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain
dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai
dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis
sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan
mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada
yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis
sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat-
cermatnya.
b. Pendekatan Impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu
secara subjektif sesuai dengan impresi penulis.19 Penulis berusaha
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat
19 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”,
(Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 241.
19
subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis
menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan.
Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih
oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-
fakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.
c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis
Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah
persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas
terhadap suatu tindakan atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca
juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan
masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan
dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya.
Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai
menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin
dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan
pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu
sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau
sikap yang ironis.
4. Pembelajaran Menulis
Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia pendidikan yang
sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu proses yang terjadi dalam
suatu rangkaian unsur yang saling terkait. Belajar berarti berusaha agar memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks.
Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak
kegiatan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik
20
pad seluruh siswa. Menurut Burton mengajar adalah upaya dalam memberikan
rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dam motivasi kepada siswa agar
terjadi proses belajar.20
Bagaimanapun bentuknya, proses belajar mengajar harus diarahkan untuk
mencapai hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai
kemanusiannya. Olah karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.
Lebih khusus kompetensi menulis siswa pada tingkatan menengah adalah siswa
dapat menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai
konteks.21
Untuk mencapai kompetensi di atas, segala sesuatu harus diupayakan
sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar menulis tersebut lebih bermafaat.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengelolaan
proses belajar mengajar menulis. Hal itu meliputi materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran Menulis
Secara umum tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu
mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai ragam tulisan22. Oleh karena itu, tujuan proses belajar mengajar
menulis hendaknya selalu diarahkan kepada kegiatan terampil menulis. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru dalam perencanaan pengajarannya harus
memperhatikan poin-poin tertentu yang dapat memudahkannya mencapai
20 Asep Henryy Hermawan Dkk, “Teori Mengajar”, dalam Mohammad Ali (ed), Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imperial Bakti Utama, 2009), h. 75.
21 Depag, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah ( Jakarta: Depag, 2005), h. 86
22 Ibid., h. 96
21
tujuan tersebut. Jadi, latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan
kunci utama keberhasilan.
Siswa harus dibiasakan menulis. Hasil tulisan tersebut didiskusikan,
sehingga mereka mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal
tersebut diputuskan lah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada
keterampilan menulis siswa. Sekalipun tujuan pengajaran adalah terampil,
bukan berarti aspek yang lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di
akhir proses belajar mengajar hendaknya siswa terampil menulis dan mengerti
dengan kaidah-kaidah menulis.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan,
khususnya proses belajar mengajar menulis. Penetapan dan pengelolaan
perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran merupakan hal
utama yang harus dikelola dengan tepat.
b. Metode Pembelajaran Menulis
Metode pengajaran merupakan cara mengajar pengajar dalam proses
belajar mengajar yang dibina. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam.
Dengan memperhatikan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk
mengajarkan materi tertentu, guru dapat memilih metode pembelajran yang
efektif yang mengantrakan siswa mencapai tujuan. Metode latihan dan praktek
merupakan dua metode yang ampuh untuk pembelajaran menulis.
Dalam pembelajaran menulis meningkatkan kemampuan hasil belajar
dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung
dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang
diharapkan sedangkan praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan yang
sebenarnya, sehingga memberi pengalaman belajar bersifat langsung.23
23 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima). h. 104
22
Selain itu, pengajar hendaknya juga mengetahui pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran menulis. Untuk lebih jelas mengenai model
atau pendekatan pembelajaran menulis kita perhatikan perbedaan antara
pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran menulis sebagaimana dikemukakan oleh Tompkins pada tabel
berikut ini.24
Tabel 2.1
Model/Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis
NO KOMPONE
N
PENDEKATAN
TRADISIONAL
PENDEKATAN
PROSES
1. Pilihan Topik Tugas menulis kreatif
yang spesifik diberikan
oleh pengajar.
Pembelajar memilih topik
sendiri, atau topik-topik
yang diambil dari bidang
studi lain.
2. Pembelajaran Pengajar hanya sedikit
atau tidak memberikan
pelajaran.
Pembelajar diharapkan
menulis sebaik-baiknya.
Pengajar mengajar
pembelajar mengenai
proses menulis dan
mengenai bentuk-bentuk
tulisan.
3. Fokus Berfokus pada tulisan
yang sudah jadi.
Berfokus pada proses
yang digunakan
pembelajar ketika menulis
4. Rasa
Memiliki
Pembelajar menulis
untuk pengajar dan
kurang merasa memiliki
tulisan sendiri.
Pembelajar merasa
memiliki tulisan sendiri.
5. Pembaca Pengajar merupakan
pembaca utama.
Pembelajar menulis untuk
pembaca yang
sesungguhnya.
24Novi Resmini, Dkk, Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya,
(Bandung:Penerbit UPI Press, 2006).Cet.I, h. 241
23
6. Kerja Sama Hanya sedikit atau tidak
ada kerja sama.
Pembelajar menulis
dengan bekerja sama dan
berbagi tulisan yang
dihasilkan masing-masing
dengan teman-teman satu
kelompok/kelas.
7. Draft Pembelajar menulis draft
tunggal dan harus
memusatkan pada isi
sekaligus segi mekanik
(ejaan, tanda baca, tata
tulis).
Pembelajar menulis draft
kasar (outline) untuk
menuangkan gagasan dan
kemudian merevisi dan
menyunting draft ini
sebelum membuat hasil
akhir.
8. Kesalahan
Mekanik
Pembelajar dituntut
untuk menghasilkan
tulisan yang bebas dari
kesalahan.
Pembelajar mengoreksi
kesalahan sebanyak-
banyaknya selama
menyunting, tetapi
tekanannya lebih besar
pada isi daripada segi
mekanik.
9. Peran
Pengajar
Pengajar memberikan
tugas menulis dan
menilainya jika tulisan
sudah jadi
Pengajar mengajarkan
cara menulis dan
memberikan balikan
selama pembelajar
merevisi dan
mengedit/menyunting.
10. Waktu Pembelajar
menyelesaikan tulisan
dalam satu jam
pelajaran.
Pembelajar mungkin
menghabiskan waktu
tidak hanya satu jam
pelajaran untuk
mengerjakan setiap tugas
menulis
11. Evaluasi Pengajar mengevaluasi
kualitas tulisan setelah
tulisan selesai disusun.
Pengajar memberikan
balikan selama
pembelajar menulis,
sehingga pembelajar
dapat memanfaatkannya
untuk memperbaiki
tulisannya. Evaluasi
berfokus pada proses dan
hasil.
.
24
Berdasarkan kedua pendekatan pengajaran menulis seperti tertera pada
tabel 2.1, dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. Pada pendekatan
tradisional, pengajar memberikan topik tulisan dan setelah siswa mengerjakan
tugas tersebut selama satu jam pelajaran, pengajar mengumpulkan pekerjaan
siswa untuk dievaluasi. Dengan model pembelajaran seperti ini, biasanya
hanya sedikit saja siswa yang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian
besar siswa biasanya hanya menghasilkan tulisan yang kurang baik.
Menyadari terhadap kenyataan yang tidak menguntungkan bagi upaya
pengembangan keterampilan menulis bagi siswa seperti digambarkan di atas,
selayaknya dapat diterapkan model atau pendekatan keterampilan proses
dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, terlebih dahulu perlu diketahui proses
kreatif dalam menulis.
c. Evaluasi Pembelajaran Menulis
Nitko dan Brookkhart mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.25
Penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui
seberapa jauh kompetensi berbahasa dan bersastra Indonesia yang sudah
dicapai oleh siswa setelah beberapa tatap muka di kelas, pada tenggah
semester, akhir semester, atau akhir tahun. Adapun aspek penilaian mencakup
tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor), Ketiga aspek ini meliputi
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, baik yang
berkaitan dengan bahasa maupun sastra Indonesia.26
Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui tingkat
ketahuan dan keterampilan menulis siswa, (2) mengetahui keberhasilan proses
25 Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 2
26 Ibid,. h. 13
25
belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (3) menentukan kebijakan
selanjutnya.
Evaluasi pembelajaran menulis meliputi kemampuan siswa
mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang
tepat. Dengan kata lain, penilaian yang dilakukan dalam tes menulis
mempertimbangakan kesesuaian judul, penataan, gagasan, paragraf, diksi,
ejaan, tanda baca, dan bahasa dalam kaitanya dengan konteks dan isi. Aspek-
aspek ini tidak dinilai sekaligus, melainkan melaui proses dan secara bertahap
sebagaimana telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku.
Evaluasi menulis dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur tes
menulis. Tes menulis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara
lain, pendekatan diskret, pendekatan integrati dan pendekatan pragmatik atau
pendekatan komunikatif. 27 Tes menulis dengan pendekatan diskret dilakukan
dengan pemisahan aspek kemampuan, seperti tes ejaan dan tanda baca, tes tata
bahasa, tes menyusun kalimat, tes menyusun paragraf, dan sebagainya. Tes
menulis dengan pendekatan integratif dilakukan dengan cara menyatukan
semua apek kemampuan menulis; siswa membuat tulisan secara utuh. Tes
menulis dengan endekatan pragmatik atau komunikatif menekankan pada
kemampuan berkomunikasi secara tertulis, baik dari kejelasan dalam
mengemukakan gagasan, pilihan kata, organisasi paragraf, keterbacaan teks,
dan sebagainya.
d. Teks Wawancara sebagai Salah Satu Media Pembelajaran
Menulis
Kata Media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara
harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Jadi media
27 Sri Wahyuni dan Abd.Syukur, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (bandung: penerbit Refika
Aditama, 2012), Cet.I, Hal,37
26
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.28
Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan oleh siswa
atau guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Media dan proses
penggunaanya mungkin jarang terpikirkan dalam proses belajar mengajar.
Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas pengajaran
menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin bergairah,
menarik dan mempermudah proses belajar mengajar.
Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran menulis, karena pada hakikatnya, wawancara merupakan tanya
jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai sesuatu hal untuk dimuat di surat kabar, disiarkan
melalui radio, atau ditanyangkan pada layar televisi.29 Dengan kata lain, teks
wawancara bukan lagi hal yang asing dalam lingkungan siswa.
Teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya
jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan. Wawancara merupakan
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung kepada seorang narasumber.
Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan
kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi
adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal
sejelas jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau
28 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2012), h. 8.
29 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h.1619
27
mengalaminya sendiri.30 Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-
kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan
sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.
Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam
mengembangkan karangan deskripsi akan membantu siswa untuk
menggambarkan tokoh secara rinci. Kegiatan seperti ini menyuburkan
kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian
memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.
3. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh
beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sunarti (2013) dengan judul
“Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil penelitiannya
adalah bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi melalui media gambar
berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 70,78
%.
Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat
kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan media gambar sedangkan penulis
berdasarkan teks wawancara.31
30 Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2006), h. 4.6. 31 Dewi Sunarti, Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013, (Tanjungpinang,
2012)
28
Penelitan yang dilakukan oleh Harmaya Erviana (2013), mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul “Kemahiran Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bintan
Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitannya adalah . dapat ditentukan skor rata-
rata siswa dalam menulis karangan narasi yaitu 70,05% dengan kualifikasi baik dan
tingkat keberhasilan pembelajaran berhasil.
Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat
kemampuan menulis karangan narasi tidak menggunkan media sedangkan penulis
menggunakan media berupa teks wawancara.32
Penelitian Arief Wijaya Mahasiswa PBSI Universitas Maritim Raja Ali Haji
dengan judul “Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman
Pribadi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah
Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian diatas dihasilkan 18
siswa memperoleh nilai dengan persentasi ketercapaian belajar 65-84% termasuk
kategori baik. 15 siswa memperoleh nilai dengan persentase ketercapaian belajar 55-
64% termasuk kategori cukup baik. 43 siswa memperoleh nilai dengan persentase
ketercapaian belajar 0-54% termasuk kategori kurang baik. Skor rata-rata seluruh
siswa dalam menulis karangan narasi menunjukan kurang baik.33
Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat
32 Harmava Elviana, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013, (Bintan, 2012)
33 Arief Wijaya, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2012/2013, (Tanjungpinang, 2012)
29
kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pritidak menggunkan
media sedangkan penulis menggunakan media berupa teks wawancara.
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti dipaparkan di atas, terdapat
kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu kemampuan
siswa dalam menulis karangan narasi siswa. Akan tetapi dari ketiga penelitian
tersebut terdapat perbedaan yaitu pada media yang digunakan.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah MTs Al Jamhuriyah Cinere, Depok, Beralamat di
Jalan Raya Gandul No.28 RT.001/006 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota
Depok. Objek penelitian ini adalah Karangan deskripsi siswa MTs Al Jamhuriyah
Cinere Depok. Penelitian ini dilakukan pada semester ke dua Tahun Pelajaran
2013/2014.
B. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII A yang
berjumlah 30 Siswa.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif . Lexy mengatakan sumber data penelitian deskriptif kualitatif yakni data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.1 Mukhtar
menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat
tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau
keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.2
Dalam penelitian dengan metode ini, peneliti akan dilibatkan dalam situasi
dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti
1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset,
2013) h. 11
2 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, Cet. Pertama (Ciputat: Referensi
(GP PressGroup, 2013) h. 10
31
berusaha menginterprestasikan fakta yang relevan secara menyeluruh. Oleh karena
itu, analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan
penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali melukiskannya
dalam bentuk kata-kata dari pada bentuk angka.3
D. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere, Kota Depok. Jumlah populasi seluruhnya
adalah 30 siswa. Adapun rincian populasi tersebut dapat dilihat berikut ini.
Tabel 3.1
Rincian Populasi
No Kelas Jumlah Siswa
1. Laki-laki 12
2. Perempuan 18
Jumlah 30
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan studi dokumenter.
a. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan adalah kegiatan untuk mengenali setiap gejala dan
indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh
tindakan maupun akibat sampingannya. Observasi diperlukan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dari sekolah. Beberapa hal yang
3 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 257.
32
dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut. (1) pengambilan data di
sekolah, (2) melihat dan merekam pembelajaran yang berlangsung di kelas,
(c) mengadakan kerjasama dengan kolaborator.
b. Wawancara
Wawancara digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-
informasi penting, yang terjadi sebelum tindakan. Adapun tujuan wanwancara
menurut Tarigan adalah untuk memperoleh atau menjaring informasi dengan
percakapan aktual dengan subjek atau pembahan (informan).4 Dalam
penelitian pengajaran dan pembelajaran bahasa wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kemahiran berbahasa para pembelajar. Oleh
karena itu penulis melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Materi wawancara adalah mendiskusikan pembelajaran keterampilan menulis.
Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa keterampilan menulis siswa
rendah, hal ini terlihat dari siswa memiliki minat yang kurang dan cepat bosan
dalam kegiatan menulis. Mereka selalu mengeluh ketika diberi tugas untuk
menulis karangan dengan alasan bahwa menulis karangan itu tidak mudah.5
c. Dokumentasi (Teks Deskripsi)
Tes dilakukan terhadap subjek penelitian. Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik. Bentuk tes yang dilakukan berupa
penugasan menulis deskripsi. Selanjutnya peneliti menggunakan metode
simak dengan teknik catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak
penggunaan bahasa. Teknik catat yaitu pencatatan yang dilakukan pada kartu
4 Henri Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembejaran
Bahasa, (Bandung, Penerbit Angkasa, 2009) h. 160
5 Lembar wawancara dengan guru sebelum penelitian (lampiran-lampiran) h. 65
33
data yang dilanjutkan dengan klasifikasi.6 Penulis mengambil metode ini
kerena, peneliti menggunakan objek penelitiannya adalah bahasa tulis yaitu
teks deskripsi.
Sebagaimana diungkapkan Maksun “apabila peneliti berhadapan
dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti
hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas
libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiaannya
dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut.7 Dalam mengumpulkan data,
peneliti memulai dengan melakukan menyimak dan membaca karangan
deskripsi siswa secara cermat, sehingga mengetahui kesalahan berbahasa
Indonesia yang ada dalam karangan, dengan kartu data.
Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data didapatkan dengan
cara memberi tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
dengan waktu yang telah ditentukan (90 menit). Instrumen yang digunakan
adalah teks wawancara. Teks wawancara tersebut dikembangkan menjadi
karangan deskripsi. Teks wawancara yang telah diubah menjadi karangan
deskripsi diberi penilaian berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan.
Aspek penilaian tersebut dibagi atas dua jenis, yaitu aspek substansi dan aspek
kebahasaan. Burhanudin mengatakan penilaian terhadap hasil karangan
peserta didik sebaiknya juga menggunakan rubrik penilaian yang mencangkup
komponen isi dan bahan masing-masing dengan sub komponennya.8 Adapun
rincian aspek ini adalah sebagai berikut :
6 Maksun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed. Rev. h. 93
7 Ibid,.
8Burhanudin Nurgiantoro, Penilian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. ke-3 h. 439
34
Tabel 3.2
Aspek substansi
No. Aspek Penilaian Skor
maksimum
Skor
siswa
1. Penggambaran Tokoh 25
2. Organisasi 20
2. Keseuaian dengan teks wawancara 5
Jumlah 50
Tabel 3.3
Aspek kebahasaan
No. Aspek Penilaian Skor
maksimum
Skor
siswa
1. Diksi 20
2. Kalimat Efektif 25
3. Ejaan 5
Jumlah 50
2. Teknik Pengolahan Data
Sesuai dengan metode yang telah dilakukan, prosedur pengolahan data
ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu
1) memeriksa karangan siswa berdasarkan aspek penilaian yang telah
ditentukan;
2) memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan ketentuan
penskoran yang telah ditetapkan. kemudian, skor yang diperoleh oleh
setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang
bersangkutan;
35
3) merekap data penilain yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang
diteliti; dan
4) menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek yang
diteliti, kemudian mencari nilai rata-ratanya.
3. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik
sederhana. Hal ini bertujuan untuk mencari
1) tingkat penguasan rata-rata setiap aspek yang ditentukan;
2) tingkat penguasaan rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, untuk
mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, menggunakan
rumus sebagai berikut.9
Keterangan: Mx = mean (nilai rata-rata)
∑Xi = jumlah seluruh data
N = jumlah data
Setelah diperoleh nilai rata-rata, langkah selanjutnya adalah menentukan
klasifikasi penilaian dengan menggunakan skala yaitu, sebagai berikut:
9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011),
h.,81
N
XMx
36
Tabel 3.4
Kualifikasi nilai
No. Kualifikasi Skor
1. sangat baik 85-100
2. baik 70-84
3. cukup 55-69
4. kurang 40-54
5. sangat kurang ≤39
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Singkat
Berawal dari Madrasah Diniyah dengan wakaf dari alm. H.Jamhur bin
H Limun. Madrasah Diniyah tersebut diresmikan menjadi Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Tahun 1980. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap
madrasah ini menggugah hati pendirinya untuk mendirikan sekolah dengan
jenjang yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) sekolah sederajat
dengan Sekolah Menegah Pertama (SMP) yaitu Tahun 1987. Sebelumnya H.
Muhayar telah mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Pendidikan
Islam Al Jamhuriyah dengan akte notaris Ny. Sri Hastuti Tjahjadi, SH nomor
4 tanggal 1 September 1987.
Madrasah Tsanawiyah ini diberikan nama MTs Al Jamhuriyah sama
seperti nama yayasan tersebut. Madrasah ini berlokasi di tempat yang sangat
nyaman dan strategis yaitu beralamat di Jalan Raya Gandul No. 28 Kelurahan
Gandul, Kecamatan Cinere, kota Depok. Madrasah yang mulai beroperasi
pada tahun 1987 mendapat izin operasional dari Departemen Agama Propinsi
Jawa Barat dengan nomor Wi/I/HK 008/374/1994 tanggal 11 Nopember 1994.
2. Profil
NSM : 121232760032
NPSN : 20279701
Nama Sekolah : MTs Al Jamhuriyah
Status : Swasta
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Al Jamhuriyahi
Alamat : Jl. Raya Gandul No. 28
38
Kelurahan : Gandul
Kecamatan : Cinere
Kota : Depok
Kode Pos : 16512
Akte Yayasan : Nomor : 8 Tahun 2008
Tanggal : 11 Desember 2008
Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH
Tahun Didirikan : 1987
Nomor SK Pendirian : 4
Tahun Beroperasi : 1987
Izin Operasional : dwi MTs 3894
Akreditasi Sekolah : Jenjang : A
Tanggal : 28 Oktober 2011
Lembaga yang Mengeluarkan SK : BAN-SN
Nomor SK Akreditasi : 200692/ BAPS/MX /2011
Nama Kepala Sekolah : H. Usman HT
Tel./Fax : 021 753 2220
Web. : http://www.mtsaljamhuriyah.sch.id
E-mail : [email protected]
3. Visi dan Misi
Visi dan misi di MTs. Al Jamhuriyah Depok adalah sebagai berikut :
a. V I S I
Menjadi Madrasah yang unggul dalam mutu berlandaskan iman
dan taqwa
39
Indikator Visi
Unggul dalam proses pembelajaran dan bimbingan
Unggul dalam pengembangan potensi siswa
Unggul dalam suasana akrab, ramah, santun dan agamis
b. M I S I
1) Melakukan inovasi dalam pengembangan Kurikulum;
2) meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
yang profesional serta berkompeten;
3) menerapkan PAIKEM dalam proses pembelajaran
4) mengoptimalkan pemanfaatan IPTEK dalam proses
pembelajaran;
5) melengkapi sarana, prasarana dan media pembelajaran;
6) mendorong dan membantu setiap siswa mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal;
7) menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan
mendorong pengamalan ibadah bagi setiap warga madrasah
dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan taqwa dan
meningkatkan pendayagunaan potensi sekolah dan
lingkungan.
4. Tujuan
Tujuan penyelenggaraan Pendidikan di MTs. Al Jamhuriyah Depok
adalah sebagai berikut :
1) Melayani masyarakat sekitar khususnya usia Pendidikan Dasar
dalam hal pendidikan formal (umum dan agama)
2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dengan
pembuatan KTSP yang inovatif
40
3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seluruh warga sekolah.
4) Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui
pendidikan dan pelatihan secara intensif.
5) Mengoptimalkan kualitas pembelajaran secara intensif
6) Menumbuhkembangkan daya kreatif dan inovatif pendidik dan
siswa dalam proses pembelajaran
7) Membina penegakan disiplin seluruh warga sekolah.
8) Menyalurkan minat dan bakat siswa dengan menyelenggarakan
berbagai kegiatan ekstrakurikuler ( olahraga,seni budaya,LDK dan
daur ulang )
9) Menyediakan pelayanan konseling khususnya pendidikan,
keagamaan dan sosial untuk siswa dan orang tua siswa.
10) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan secara bertahap sarana
prasarana baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya
11) Menjalin hubungan kerjasama antara sekolah, masyarakat dan
instansi lain.
12) Menata lingkungan yang asri dan nyaman, serta bermanfaat multi
fungsi bagi warga sekolah.
13) Membudayakan penerapan 7 K di lingkungan madrasah
5. Keadaan Guru
No Nama Guru L/P Jabatan Mata Pelajaran
1 H.Usman HT L Kepala Madrasah -
2 Dra.Hj.Masiti P Guru Al Qur’an Hadits
3 Hj.Siti Hawa P Guru KTK,BTQ
41
4 Hasan Zainal A L Guru B.Sunda
5 Satibi L Guru BK
6 Mahyuddin L Guru Penjaskes
7 Afrizon,S.Ti L Guru IPA
8 Drs.H.Madalih L Guru SKI
9 H.Muhammad L Guru B.Arab
10 Drs.H.Masturo L Guru B.Arab
11 Mascicih,S.Ag P Guru IPS
12 H.Murtanih L Guru IPA
13 H.Mas’ud,S.Sos.I L Guru Fiqih
14 Zainuddin,S.Ag L Guru Aqidah Akhlak
15 Nurjaya,S.Ag L Guru PKn
16 Ali Maulana L Guru Bahasa Indonesia
17 Jumoro,S.Pd L Guru B.Indonesia
18 Zulkahfi L Guru MTK
19 H.Abd.Hafidz L Guru BTQ
20 Marsonah P Guru IPS,MTK
21 Wahyuningsih P Guru Bahasa Inggris
6. Keadaan Siswa
Tahun
Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Siswa Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2013/2014 60 2 84 2 766 2 394
42
B. Deskripsi Data
Data penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks
wawancara. Penilaian terhadap data penelitian ini meliputi aspek substansi dan aspek
kebahasaan. Skor aspek substansi adalah 50 yang terdiri atas skor pengambaran tokoh
25, skor organisasi 20 dan kesesuaian dengan teks wawancara 5. Adapun skor untuk
aspek kebahasaan adalah 50 yang terdiri diksi 20, kalimat efektif 25 dan ejaan 5.
Data penelitian disajikan atau diklasifikasikan dalam tabel. Adapun nilai-nilai
yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan mengembangkan karangan deskripsi
berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Data Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara
No
Nama
Aspek Penilaian
Jumlah Subtansi Kebahasaan
1 2 3 4 5 6
1 NZ 16 14 5 15 16 4 70
2 RK 10 9 2 11 10 2 44
3 AD 12 12 3 9 16 3 55
4 NN 13 13 5 10 14 2 57
5 AG 13 13 4 11 14 2 57
6 AA 9 9 3 10 15 3 49
7 AS 9 9 2 9 13 2 44
8 FR 11 10 3 9 13 3 49
9 AD 12 10 2 10 13 3 50
10 NS 15 15 4 9 11 3 33
11 SS 15 15 3 14 16 4 35
12 NH 13 13 3 11 14 3 51
13 NR 12 10 3 7 9 3 49
14 RA 11 11 3 8 8 3 45
15 OF 9 9 2 7 9 2 57
16 AK 12 12 3 10 10 2 55
17 WH 9 9 2 8 9 2 67
18 HA 10 9 3 7 10 3 57
19 MS 7 7 3 8 9 2 36
20 FA 12 12 3 9 16 4 56
43
21 VA 14 13 5 12 16 3 63
22 RH 12 12 4 11 15 3 57
23 MA 9 8 2 10 9 2 40
24 AT 11 10 3 9 9 2 44
25 MN 11 10 3 8 9 2 43
26 EH 9 9 3 8 10 3 42
27 LF 12 13 3 10 15 3 56
28 SM 11 12 3 9 9 2 46
29 AD 12 9 2 8 7 2 40
30 AF 16 15 5 15 15 4 70
Jumlah 347 332 94 292 359 81 1505
Keterangan Tabel :
1. Penggambaran Objek
2. Organisasi
3. Kesesuaian dengan teks wawancara
4. Diksi
5. Kalimat Efektif
6. Ejaan
Data penelitian tersebut kemudian diolah dengan mengunakan teknik
stastistik. Pengolahan data yang berupa nilai mentah kemampuan menulis karangan
deskripsi siswa kelas VII A berdasarkan teks wawancara dilakukan dengan menyusun
tabel distribusi frekuensi dan menghitung nilai rata-rata (mean). Pengolahan data
tersebut dilakukan sebagai berikut.
1. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan data nilai kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
kelas VII berdasarkan teks wawancara, apabila dilihat persentase siswa dalam
sebaran nilai klasifikasi Burhan adalah sebagai berikut.
44
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi
No Nilai
Frekuensi Presentase Kualitatif Kuantitatif
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 70-84 2 6 %
3. Cukup 55-69 9 30 %
4. Kurang 40-54 16 53 %
5. Sangat kurang ≤39 3 10 %
Jumlah 30 100%
2. Menentukan Nilai Rata-rata (Mean)
Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Cinere, Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
adalah sebagai berikut :
Jadi, kemampuan rata-rata siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere
Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah 50,17
dan dibulatkan menjadi 50. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam
klasifikasi nilai menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara, nilai
rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori kurang. Dengan kata lain, mereka
50
17,50
30
1505
X
X
X
n
XiX
45
belum mampu menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
dengan baik.
Gambaran di atas merupakan kemampuan mereka secara umum.
Adapun gambaran kemampuan secara khusus atau berdasarkan aspek
penilaian tertentu adalah sebagai berikut.
3. Gambaran Kemampuan Siswa Secara Khusus
Kemampuan siswa MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dapat dianalisis secara
khusus. Secara khusus kemampuan itu diklasifikasikan atas aspek substansi
dan aspek kebahasaan. Aspek substansi terdiri atas kemampuan
menggambarkan tokoh, kemampuan menyusun organisasi dan kemampuan
menyesuaikan dengan teks wawancara. Sedangkan aspek kebahasaan meliputi
kemampuan menggunakan diksi, kalimat efektif, dan ejaan. Untuk
mengetahui persentase rata-rata pada setiap aspek penilaian, setiap nilai rata-
rata aspek tersebut dibagikan dengan skor maksimal lalu dikalikan dengan
seratus.
a. Kemampuan Menggambarkan Tokoh
Kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan
Cinere, Kota Depok pada aspek subtansi mengambarkan tokoh dinyatakan
dengan skor. Kemampuan ini dinilai dari Isi karangan menggambarkan tokoh
dengan rinci atau sedetail-detailnya sehingga pembaca seolah-olah bisa
merasakan secara nyata apa yang dirasakan penulisnya.
Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai
berikut.
46
Tabel 4.3
Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 16
2 RK 10
3 AD 12
4 NN 13
5 AG 13
6 AA 9
7 AS 9
8 FR 11
9 AD 12
10 NS 15
11 SS 15
12 NH 13
13 NR 12
14 RA 11
15 OF 9
16 AK 12
17 WH 9
18 HA 10
19 MS 7
20 FA 12
21 VA 14
22 RH 12
23 MA 9
24 AT 11
25 MN 11
26 EH 9
27 LF 12
28 SM 11
29 AD 12
30 AF 16
Jumlah 347
47
Skor untuk aspek ini adalah 25. Skor maksimal yang diperoleh mereka
adalah 16 dan skor minimal 7. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata
kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota
Depok, diketahui bahwa jumlah skor nilai pada aspek ini adalah 347. Untuk
mengetahui nilai rata-rata pada aspek ini, jumlah skor rata-rata tersebut
dibagikan dengan jumlah siswa.
Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 12. Skor ini belum memenuhi
harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 25.
Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII
MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan
menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara termasuk dalam kategori
mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada
tabel sebelumnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (12) dibagikan dengan
skor maksimal (25) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata
tersebut adalah 46.
Berdasarkan klasifikasi nilai tersebut, skor 46 termasuk dalam ketegori
kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka
dalam menggambarkan tokoh dalam karangan deskripsi berdasarkan teks
wawancara tergolong dalam kategori kurang.
12
57,11
30
347
X
X
X
n
XiX
48
b. Kemampuan Menyusun Organisasi
Selain menyesuaikan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara,
kemampuan menyusun organisasi juga merupakan aspek penilaian dari segi
substansi. Penilaian ini juga dinyatakan dalam bentuk skor. Kemampuan ini
dinilai melalui urutan gagasan yang dikembangkan dengan menggunakan
urutan kronologis atau urutan waktu. Hubungan yang menyatakan waktu
tersebut ditandai dengan penggunaan kata penghubung, seperti waktu,
sewaktu, ketika, tatkala, tengah, sedang, tiap kali, sebelum, setelah, sesudah,
sehabis, sejak, semenjak, selagi, semasa, sementara, selama, setiap, setiap kali,
sehingga, dan sampai.
Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.4
Data Kemampuan Menyusun Organisasi
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 14
2 RK 9
3 AD 12
4 NN 13
5 AG 13
6 AA 9
7 AS 9
8 FR 10
9 AD 10
10 NS 15
11 SS 15
12 NH 13
13 NR 10
14 RA 11
49
15 OF 9
16 AK 12
17 WH 9
18 HA 9
19 MS 7
20 FA 12
21 VA 13
22 RH 12
23 MA 8
24 AT 10
25 MN 10
26 EH 9
27 LF 13
28 SM 12
29 AD 9
30 AF 15
Jumlah 332
Skor untuk aspek ini adalah 20. Skor maksimal yang diperoleh mereka
adalah 15 dan skor minimal 7. Berdasarkan tabel 4.4, nilai rata-rata
kemampuan kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok
dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek
menyusun organisasi adalah sebagai berikut.
Skor rata-rata aspek kemampuan menyusun organisasi adalah 11,01
dan dibulatkan menjadi 11. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena
11
01,11
30
332
X
X
X
n
XiX
50
skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 20. Untuk mengetahui
skor atau nilai rata-rata yang diperoleh kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere, Kota Depok tentang kemampuan menyusun organisasi
termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian
berdasarkan klasifikasi nilai tabel 3.4. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (11)
dibagikan dengan skor maksimal (20) lalu dikalikan dengan seratus (100).
Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 55.
Berdasarkan klasifikasi tabel nilai, skor 55 termasuk dalam ketegori
kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka
dalam menyusun organisasi tergolong dalam kategori cukup.
c. Kemampuan Menyesuaikan Isi Deskripsi dengan Teks
Wawancara
Kemampuan siswa kelas VII MTS Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere,
Kota Depok menyesuaikan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
merupakan aspek utama dalam penilaian karangan siswa. Adapun nilai yang
diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi
berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5
Data Kemampuan Menyesuaikan Isi Deskripsi dengan Teks Wawancara
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 2
2 RK 2
3 AD 3
4 NN 5
5 AG 4
6 AA 3
7 AS 2
8 FR 3
51
9 AD 2
10 NS 4
11 SS 3
12 NH 3
13 NR 3
14 RA 3
15 OF 2
16 AK 3
17 WH 2
18 HA 3
19 MS 3
20 FA 3
21 VA 5
22 RH 4
23 MA 2
24 AT 3
25 MN 3
26 EH 3
27 LF 3
28 SM 3
29 AD 2
30 AF 5
Jumlah 94
Skor untuk aspek ini adalah 5. Skor maksimal yang diperoleh mereka
adalah 5 dan skor minimal 2. Berdasarkan tabel 4.5, nilai rata-rata
kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota
Depok, diketahui bahwa jumlah skor nilai pada aspek ini adalah 94. Untuk
mengetahui nilai rata-rata pada aspek ini, jumlah skor rata-rata tersebut
dibagikan dengan jumlah siswa.
3
13,3
30
94
X
X
X
n
XiX
52
Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 3. Skor ini belum memenuhi
harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 5.
Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII
MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan
menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara termasuk dalam kategori
mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada
tabel sebelumnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (3) dibagikan dengan
skor maksimal (5) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata
tersebut adalah 62.
Berdasarkan klasifikasi nilai tersebut, skor 62 termasuk dalam ketegori
cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka
dalam menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara tergolong dalam
kategori cukup.
d. Kemampuan Menggunakan Diksi
Kemampuan menggunakan diksi dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.6
Data Kemampuan Menggunakan Diksi
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 15
2 RK 11
3 AD 9
4 NN 10
5 AG 11
6 AA 10
7 AS 9
53
8 FR 9
9 AD 10
10 NS 9
11 SS 14
12 NH 11
13 NR 7
14 RA 8
15 OF 7
16 AK 10
17 WH 8
18 HA 7
19 MS 8
20 FA 9
21 VA 12
22 RH 11
23 MA 10
24 AT 9
25 MN 8
26 EH 8
27 LF 10
28 SM 9
29 AD 8
30 AF 15
Jumlah 292
Skor untuk aspek ini adalah 20. Skor maksimal yang diperoleh mereka
adalah 15 dan skor minimal 7. Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII
MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok menggunakan diksi
dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah
sebagai berikut.
54
Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 9,73 dan dibulatkan menjadi 10.
Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena skor maksimal yang
diharapkan pada aspek ini adalah 20. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-
rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere ,
Kota Depok tentang kemampuan menggunakan diksi termasuk dalam
kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi
nilai Depdiknas. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (10) dibagikan dengan skor
maksimal (20) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata
tersebut adalah 48.
Berdasarkan klasifikasi nilai tabel 3.4, skor 48 termasuk dalam
ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mereka dalam menggunakan ejaan dengan tepat tergolong dalam kategori
kurang.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memberi gambaran yang
jelas bahwa para siswa banyak melakukan kesalahan dalam pemilihan
kosakata (diksi). Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering
dilakukan adalah penggunaan kata-kata yang mirip secara berganda. Berikut
ini adalah beberapa contoh kesalahan yang dilakukan siswa dalam memilih
kosakata.
1. Kami meneliti terus siang malam
2. Produsen menawari sekali untuk di sana sebagai penelitinya
3. Ia nekat ke Malayasia
10
73,9
30
292
X
X
X
n
XiX
55
4. Di sana ada temannya yang sedang melanjutkan pasca sarjana
5. Mereka mencari professor yang memerlukan asistan itu
6. Tapi kata orang kesempatan jangan ditolak
7. Ia Kepinginnya ia tidak diterima
8. Pokoknya nyari duit sebenarnya
9. Buat dikirim ke kampung
10. Kalau orangkan dikirimi, kita ngirimin
Kalimat (1) merupakan bentuk superlatif . Bentuk superlatif
merupakan bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan.
Bentuk tersebut dapat dihasilkan dengan suatu kata sifat ditambah kata-kata
amat sangat, paling, sekali, atau imbuhan ter_ yang mengandung arti ’paling’.
Jika kedua kata ini dingunakan sekaligus dalam suatu kalimat, terjadilah
sebuah bentuk superlatif yang berlebihan. Kalimat (2) bentuk yang benar
dalam bahasa Indonesia adalah ‘nekad’ bukat ‘nekat’. Kata
Bentuk ’Pasca” kalimat (3) bukan merupakan kata dalam bahasa
Indonesia. Bentuk demikian itu merupakan morfem bebas. Karena bukan
morfem bebas, ’pasca’ tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Karena tidak
dapat berdiri sendiri secara bebas, bentuk demikian itu mutlak harus
digabungkan dengan kata lain yang mengikutinya.
Kalimat (4) dalam bahasa Indonesia adalah ‘asisten’ bukat ‘asistan’.
Kata tersebut berarti berkeras hati, keras kemauan terlalu berani. Sedangkan
assitan merupakan bahasa inggris. Kata tetapi kalimat (5) merupakan
konjungsi koordinatif yang digunakan untuk menyatakan makna pertentangan.
Bentuk ’tapi’ salah dan yang benar adalah tetapi atau akan tetapi.
Kata ’nyari’ dan ’duit’ dalam kalimat (6) bukan merupakan kata baku
dalam bahasa Indonesia. Adapun bentuk bakunya adalah ’mencari ’dan
’uang’. Bahasa sessunggunhya memiliki citarasa. Dalam konteks kalimat
diatas kata ’buat’ memiliki nilai yang kurang tepat. Bentuk ”ngirimin’
(kalimat 10) merupakan bentuk interferensi dari bahasa melayu dialek betawi
56
sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah mengirimkan. Jadi perbaikan untuk
kalimat-kalimat diatas adalah sebagai berikut :
1. Kami meneliti siang malam
2. Ia nekad ke Malayasia
3. Di sana ada temannya yang sedang melanjutkan pascasarjana
4. Mereka mencari professor yang memerlukan asisten itu
5. akan tetapi, kata orang kesempatan jangan ditolak
6. Ia menginginkan tidak diterima
7. Pokoknya mencari uang sebenarnya
8. Pokoknya mencari uang sebenarnya, untuk dikirim ke kampung
9. Kalau orangkan dikirimi, kita mengirimkan
Berdasarkan data penelitian dan sampel kesalahan tersebut, kemampun
mereka menggunakan ketepatan pilihan kata masih kurang. Padahal, ketepatan
pilihan kosakata (diksi) menentukan kesanggupan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat.
e. Kemampuan Penggunaan Kalimat Efektif
Kemampuan menggunakan bahasa merupakan salah satu sub aspek
penilaian pada aspek penggunaan kalimat efektif dalam karangan siswa.
Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.7
Data Kemampuan Penggunaan Kalimat Efektif
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 16
2 RK 10
3 AD 16
4 NN 14
57
5 AG 14
6 AA 15
7 AS 13
8 FR 13
9 AD 13
10 NS 11
11 SS 16
12 NH 14
13 NR 9
14 RA 8
15 OF 9
16 AK 10
17 WH 9
18 HA 10
19 MS 9
20 FA 16
21 VA 16
22 RH 15
23 MA 9
24 AT 9
25 MN 9
26 EH 10
27 LF 15
28 SM 9
29 AD 7
30 AF 15
Jumlah 359
Skor untuk aspek ini adalah 25. Adapun skor maksimal yang diperoleh
mereka adalah 16 dan skor minimalnya 7. Jumlah skor seluruhnya pada aspek
ini adalah 359. Untuk mengetahui nilai rata-rata, jumlah skor tersebut
dibagikan dengan jumlah sampel, seperti berikut.
58
Jadi, skor rata-rata kemampuan menggunakan bahasa adalah 11,96 dan
dibulatkan menjadi 12. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena skor
maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 25. Untuk mengetahui skor
atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan menggunakan kalimat
efektif termasuk ke dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut
diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel 4.7. Oleh karena itu,
nilai rata-rata ini (12) dibagikan dengan skor maksimalnya (25) lalu dikalikan
dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 48.
Berdasarkan klasifikasi tebel nilai, skor 48 termasuk dalam ketegori
kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka
dalam menggunakan bahasa tergolong dalam kategori kurang.
Penilaian dalam menggunakan bahasa dilihat dari kemampuan
menggunakan kalimat. Kalimat-kalimat yang dibuat siswa umunya merupakan
kalimat tidak efektif. Kalimat tersebut tidak memenuhi syarat-syarat kalimat
efektif seperti unsur-unsur kalimat tidak jelas, bagian-bagian kalimat tidak
sejajar, bagian kalimat banyak yang dipenggal, bagian-bagian yang sama
sering digunakan, dan sebagian kalimat tidak disusun menurut kaidah bahasa
tersebut. Adapun kesalahan-kesalahan yang sering dilakukakan berupa
ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat
12
96,11
30
359
X
X
X
n
XiX
59
yang tidak jelas, kalimat berbelit-belit, pemengalan kalimat, penghilangan
konjungsi, dan penggunaan dua konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat.
Karena hal tersebut, kalimat-kalimat yang ditata mereka mengandung lebih
dari satu kesatuan informasi atau tidak lengkapnya informasi. Oleh karena itu,
kalimat yang ditata mereka sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan
makna. Berikut ini adalah sampel ketidakefektifan kalimat tersebut beserta
perbaikannya.
1. Kesepadanan
a. Sasha mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia. Karena ada
temannya yang mengajak ke Malaysia
b. Kepinginnya dia tidak diterima. Soalnya dia tidak sanggup hidup
sendiri di sana.
Kalimat di atas salah kerena unsur keterangan pada kalimat
tersebut yang ditandai dengan kata karena dan soalnya dipisah menjadi
bagian tersendiri. Dengan kata lain, kalimat tersebut dipenggal.
Kalimat yang dipenggal itu masih mempuyai hubungan gantung
dengan Kalimat lainya. Kalimat yang memepunyai hubungan gantung
itu disebut anak kalimat, sedangkan kalimat yang digantunginya
disebut induk kalimat. Jika kalimat tungga diawali kata penghubung,
bagian kalimat itu akan menjadi anak kalimat yang tidak memiliki
induk kalimat. Kalimat tersebut menjadi benar apabila unsur
keterangan itu tidak berdiri sendiri karena bukan merupakan kalimat
baru.
a. Sasha mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia, Karena ada
temannya yang mengajak ke Malaysia
b. Karena dia tidak sanggup hidup sendiri di sana, dia tidak ingin
diterima.
60
2. Kepaduan
a. Seorang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa kuliah di
Malaysia, dia waktu selesai S-1 di FMIPA Kimi Universitas
Riau, akhir tahun 1995.
b. Saya mengambil program biokimi klinik waktu S-1 fokusnya ke
biokimia
Kalimat di atas salah karena kata penghubung penanda anak
kalimat, seperti karena, setelah, dan agar seharusnya dinyatakan secara
gamblang di depan anak kalimat . Jadi, pembenaran kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Seorang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa kuliah di
Malaysia, setelah selesai S-1 di FMIPA Kimi Universitas Riau,
akhir tahun 1995.
b. Saya mengambil program biokimia klinik, karena waktu S-1
fokusnya ke biokimia
3. Kehematan
a. Ada seorang mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa
di Malaysia. Ia mendapatkan beasiswa di Malaysia setelah
selesai S-1 di FMIPA Kimia Universitas Riau, akhir 1995.
Kalimat diatas terlihat tidak hemat karena terdapat kata dua kata
yang menyebabkan kalimat tersebut tidak hemat kata yang pertama
adalah ada dan kata yang kedua yang. Jadi pembenaran untuk kalimat
diatas adalah :
a. Seorang mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa ke
Malaysia setelah ia menamatkan S-1 di FMIPA Kimia
Universitas Riau, tahun 1995.
61
f. Kemampuan Penggunaan Ejaan
Selain kemampuan menggunakan kosakata dan penggunaan bahasa
kemampuan menggunakan ejaan juga merupakan salah satu bagian dari
penilaian pada aspek kebahasaan. Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil
tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada
aspek ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8
Data Kemampuan Penggunaan Ejaan
No Nama Nilai Keterangan
1 NZ 4
2 RK 2
3 AD 3
4 NN 2
5 AG 2
6 AA 3
7 AS 2
8 FR 3
9 AD 3
10 NS 3
11 SS 4
12 NH 3
13 NR 3
14 RA 3
15 OF 2
16 AK 2
17 WH 2
18 HA 3
19 MS 2
20 FA 4
21 VA 3
22 RH 3
23 MA 2
62
24 AT 2
25 MN 2
26 EH 3
27 LF 3
28 SM 2
29 AD 2
30 AF 4
Jumlah 81
Skor untuk aspek ini adalah 5. Skor maksimal yang diperoleh mereka
adalah 4 dan skor minimal 2. Berdasarkan table 4.8 nilai rata-rata kemampuan
siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok pada
aspek ini adalah sebagai berikut.
Skor rata-rata pada aspek ini adalah 2,7 dan dibulatkan
menjadi 3. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena
skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 5.
Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII
MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok tentang kemampuan
menggunakan ejaan termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut
diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel 3.4. Oleh karena itu,
nilai rata-rata ini (3) dibagikan dengan skor maksimalnya (5) lalu dikalikan
dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 54.
Berdasarkan klasifikasi tebel 6.3, skor 54 termasuk dalam ketegori
kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka
dalam menyusun paragraf tergolong dalam kategori kurang.
3
7,2
30
81
X
X
X
n
XiX
63
Adapun kesalahan penggunaan ejaan yang ditemukan pada karangan
siswa cukup beragam. Sepeti :
1. Mendapatkan beasiswa di malaysia
2. Saya mengambil program Biokimia Klinik
3. Selesai S-1 di FMIPA akhir 1995, Seorang Mahasiswa
4. Rencananya obat itu bisa diminum, Dibuat teh dan sup
5. Waktu itu bulan april sementara penerimaan mahasiswa baru bulan agustus
6. Ia tidak sanggup hidup sendiri disana
7. Tetapi kesempatan tidak boleh di tolak
8. Hari itu juga ia di terima
9. Yang penting mencari uang sambil di kirim
10. Seperti di buat teh dan sirup
11. Ia langsung di interview
12. Mereka membutuhkan research asistan (asisten peneliti)
13. Syarat jadi warga negara 5 tahun
Berdasarkan contoh-contoh di atas, terbukti bahwa kesalahan pengunaan
ejaan yang dilakukan siswa sangat beragam. Kesalahan pada kalimat (1), (2), (3),
(4) dan (5) adalah pengunaan hurup kapital yang kurang tepat. Dalam kalimat (1)
penulisan malaysia yang tidak menggunakan huruf kapital, seharusnya dalam
pedoman ejaan, penulisan huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa harus
menggunakan huruf capital. Dalam kalimat (2), (3) dan (4) penggunaan huruf
kapital yang tidak tepat. Sedangkan pada kalimat (5) penulisan huruf pertama
nama bulan seharusnya menggunakan huruf kapital.
Kesalahan berikutnya adalah Kata di pada bentuk disana dalam kalimat
(6) harus ditulis terpisah dari kata yang mengiringinya karena merupakan kata
depan (preposisi). Biasanya bentuk di sebagai kata depan ini berfungsi
menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban di mana. Sebaliknya
penulisan kata di dalam kalimat (7), (8), (9) dan (10) seharusnya tidak terpisah
dari kata yang mengiringnya. Berbeda dengan kalimat sebelumnya kalimat (11)
64
penulisan di seharusnya diikuti oleh tanda hubung karena kata yang mengikutinya
merupakan kata asing.
Kata research asistan merupakan ungkapan asing yang seharusnya
dituliskan tercetak miring,sedangkan dalam kalimat (12) tidak demikian. Bagitu
juga dalam penulisan bilangan pada kalimat (13) seharusnya dengan huruf karena
menurut ejaan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan. Jadi, kalimat tersebut baru benar bila diubah, seperti berikut.
1. Mendapatkan beasiswa di Malaysia
2. Saya mengambil program biokimia klinik
3. Selesai S-1 di FMIPA akhir 1995, seorang mahasiswa
4. Rencananya obat itu bisa diminum, dibuat teh dan sup
5. Waktu itu bulan April sementara penerimaan mahasiswa baru bulan Agustus
6. Mereka membutuhkan research asistan (asisten peneliti)
7. Ia tidak sanggup hidup sendiri di sana
8. Tetapi kesempatan tidak boleh ditolak
9. Hari itu juga ia diterima
10. Yang penting mencari uang sambil dikirim
11. Seperti dibuat teh dan sirup
12. Ia langsung di-interview
13. Syarat jadi warga negara lima tahun
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa mereka belum mampu menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara sebagaimana diharapkan.
Ketidakmampuan ini terlihat pada aspek substansi dan aspek kebahasaan. Aspek
substasi yang paling dominan terlihat adalah pada aspek kemampuan menyusun
kronologis. Sedangkan aspek kebahasaan, para siswa umumnya belum mampu
menggunakan kosakata secara tepat, menata kalimat dengan efektif dan
menggunakan ejaan dengan benar. Pemakaian unsur ejaan, umumnya tanda baca
dalam karangan siswa banyak ditemukan kesalahan. Penggunaan kosakata pun
65
masih kurang tepat. Penggunaan kalimat kebanyakan merupakan kalimat-kalimat
yang tidak efektif. Selain itu, paragraf yang digunakan merupakan paragraf yang
tidak memiliki syarat paragraf yang baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan siswa di
MTs ini dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara terletak
pada kedua aspek tersebut. Pertama adalah aspek substansi, yaitu
ketidakmampuan mahami jenis karangan terutama karangan deskripsi. Selain itu
juga karena ketidakmampuan mereka menggunakan bahasa Indonesia yang benar
sebagai sarana komunikasi tulis.
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab IV di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah kecamatan
Cinere, Kota Depok, menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara
torgolong kurang. Hal ini dilihat melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII
MTs Al Jamhuriyah kecamatan Cinere Kota Depok secara umum, yaitu berada pada
kategori kurang (40-54). Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada
kategori sangat baik tidak ada sama sekali, kategori baik 2 orang atau 6 %, kategori
cukup 9 orang atau 30 %, kategori kurang 16 orang atau 55 % dan kategori sangat
kurang 3 orang atau 10 %.
Ketidakmampuan siswa kalas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota
Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara meliputi aspek
substansi dan aspek kebahasaan. Pada aspek substasi, kesalahan yang dominan adalah
aspek menyusun organisasi. Adapun aspek kemampuan menggunakan bahasa, para
siswa umumnya belum mampu menggunakan ejaan secara benar, menggunakan diksi
secara tepat, dan menata kalimat dengan efektif.
B. Saran
Kemampuan menulis siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere,
Kota Depok, belum maksimal. Oleh karena itu, siswa perlu mendapatkan pembelajaran
yang intensif dalam pembelajaran menulis. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan pembelajaran menulis. Peningkatan pembelajaran menulis dapat
dilakukan melalui berbagai cara, seperti:
67
1. Guru
Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran menulis yang sesuai
dengan kondisi dan kemampuan siswa, serta menggunakan media pembelajaran
yang efektif. Selain itu guru harus banyak memberikan latihan menulis kepada
siswa. Latihan itu divariasikan dalam berbagai bentuk. Tekniknya disajikan
data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bangan. Dari data-data tersebut, siswa
diminta untuk menulis sebuah karangan. Dengan melakukan kegiatan seperti
ini, siswa terlatih untuk mengembangkan logika, daya imajinasi, dan
kemampuan menggunakan bahasa yang benar. Hal ini dilakukan untuk
mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mereka
2. Siswa
Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan dianjurkan
untuk sering berlatih menulis sehingga dapat terampil dalam menulis
3. Sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung proses
pembelajaran seperti buku bacaan siswa dan media pembelajaran untuk guru.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gani, Ramlan dan Fitriyah ZA Mahmudah. Disiplin Berbahasa Indonesia,
Jakarta, FITK Press, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
BNSP. Standar Isi, SKL tingkat SMP dan MTs. Jakarta: PT. Binatama Raya, 2006.
Chaer, Abdul. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.
Depag. Standar Kompetensi Madrash Tsanawiyah. Jakarta: Depag, 2005.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: balai Pustaka, 2003.
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009.
Henry, Asep dkk. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bakti Utama,
2009.
Keraf, Groys. Argumentasi dan Narasi . Jakarta: Gramedia, 2010.
Kuncoro, Mudrajat. Mahir Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset, 2013.
Muhtar. Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2013.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada, 2012.
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BFEE, 2012.
68
Peck dan Schulz dalam Tarigan. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung:Penerbit Angkasa, 2008.
Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta, Erlangga, 2009.
Rasyid, Harun dan Mansyur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wahana Prima,
2009.
Resmini, Novi dkk. Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya.
Bandung:Penerbit UPI Press, 2006.
Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009.
Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada,
2011.
Sumardi, Muljanto (ed). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Syaodih, Nana, S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2008.
__________________. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009.
Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Refika Aditama, 2012.
Nama
NIM
UJI REFERENSI
; ALI MAULANA
:801111300011
Judul Skripsi : Kcmampuan Menulis Karangan Deskripsi berdasarkan TeksWavrancara Sisrva Kelas VII I\{Ts Al Jamhuriyah Cinere,Depok.
,.si'!r;J
';..i9:.; -d*
Kajian Bahasa:S t rirkt Lr r
interua l,
[)enrakaian darr
Pem.'laiarrrr
PengarrtarSt:ii sti k
Pe rd id ilan
3erbaga i
?: r,dekrrr:r:3 . e lr'l
?: r ea.ia ra rr
3a-:sa carr
)i:::3
lsi.rr gkat
Abdul Chaer
PT. RinekaCipta,J akarta.2001
A nas
S ud ijono
Sumardi(ed)
Pustaka
S inarll arapa n.Ja
k a rta.
Cet.ke-l
tsI\SP
PT.
B inatarnaRaya.J a k arta,2 006
BFEE.
4)s
PT. RajaC rafindoPersada,Jakarta. 20 I I
' u.',^'- :r 77nf/--
:
,::*uru,lr{#fi
7 .Kamus BesarBahasaIndonesia
Depdiknas
BalaiPustaka,Jakarta,2008
3 l 24
8 .Argumentasidan Narasi
Goris KerafGramedia,Jakatla,2 0 1 0
l l , 12 ,16 , 17 ,20
12,1 )
14,14 , 16
W'7v' / /
9 .Penilaian HasilBelajar
HarunRasyid danMansur
CV.Wahana Prima,Bandung,2009
2 7 , 2 8 ) ) ) 7
10.
Menul isSebagai SuatuKeterampilanBerbahasa
HenryGunturTarigan
Angkasa,Bandung,Cet . I I ,Bandung
l , Z o I
5
1 1 1
9
1 l
Prinsip-PrinsipDasar MetodeRisetPengajaran danPembelajaranBahasa
HenryGunturTarigan
Angkasa,Bandung,2009
8 31
12.
PenyuntinganBahasaIndonesiauntuk Karang-Mengarang
KunjanaRahardi
Erlangga,Jakafta,2009
9 l l W1 3 .
KomposisiBahasaIndonesia
LamudinFinoza
InsanMulia, Cet.1, Jakarta,2004
1 47 , 7 ,1 3
14 .ManajemenPenelitian
SuharsimiArikunto
RinekaCipta, Cet.7, Jakarta,2005
6 J U
1 5 .Menulis SecaraPopuler
Ismai lMarahimin
DuniaPustakaJaya, CeL9, Jakarta,2010
l 0 l l
1 6 . Metodologi Lexy J. Remaia 28
l;"*-" '" * t ,*y
PenelitianKualitatif
Moleong RosdakaryaOffset,2013
t 7 . Menulis Efektif M.Atar Semi
AngkasaRayt,Padang,I 990
7 , 8 ,1 5 , 1 8 ,1 9 , 2 1
10,l l ,1 3 ,1 5 ,1 5 , 1 6
1 8 .
MetodePenelitianBahasa:Tahapan,Strategi,Metode, danTekhniknya
Mahsun
RajaGrafindoPersada,2005
3 , 8 2 9 , 3 2
1 9 . Mahir MenulisMudrajatKuncoro
Erlangga,Ce t . I ,Jakarta,2009
6 , 13 9 , 1 3
20.
Metode PraktisPenelitianDeskriptifKualitatif
Muktar
PressGroup, Cet.I, Ciputat,2013
2 28
2L MetodePembelajaran
SLrmiat i danASra
WacanaPrima,Bandung,
z5 20
22.MetodePenelitianPendidikan
NanaSyaodih S
PT. RemajaRosdakarya, Bandung,20r 0
7 30
2 5 .
Disipl inBerbahasaIndonesia
RamlanAbdu lGon idanMahmudahFitriyah, ZA
FTIKPress,Jakarta,2011
4 9
:l.a:..a,:g
ry91 einiiu:*l*;-, *!*' o "
'Tr,:fl€lG r"4Hffitr
24. Teori MengajarAsep Henrydkk
ImperialBaktiUtama,Bandung,2009
22 l 8
25.Membaca danMenul is di SD
NoviResmin i
UPI Press,Ce t . I ,Bandung,2006
26 20 W
26.AssesmenPembelajaranBahasa
Sri Wahyuni
RefikaAditama,Bandung,2012
29 L )
27.
MediaPembelajaranSebuahPendekatanBaru
Yudi Munadi
GaungPersadaPress,Jakarta,2012
3 0 ^,^L 1
Mengetahui,Pembimbing Skripsi,
ALI MAULANA, nama kecil ALI, lahir di Bogor , 25 Agustus 1987
dari pasangan H. Ahmad Madawih dan Lilis. Lulus Sekolah Dasar
Negeri Limo 02 Tahun (1999), melajutkan sekolah di MTs. Al
Jamhuriyah, Cinere (2002), melanjutkan pendidikan di MA Miftahul
Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan (2005). Menikah tahun 2011
dengan RISKA WULANSARI, mempunyai buah hati
MUHAMMAD NIZAR ALI (2 Tahun).
Selama duduk di bangku MA, penulis aktif dalam beberapa organisasi, pernah
menjabat sebagai Ketua OSIS tahun 2003/2004 dan pernah menjadi Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) MA Jakarta Selatan.
Karir sebagai guru dimulai dari Tahun 2005 yaitu sebagai staf Tata Usaha di MTs
Al Jamhuriyah dan menjadi guru di Tahun 2010 sampai saat ini. Minat terhadap dunia
pendidikan memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang
guru. Penulis aktif dalam beberapa organisasi diantaranya menjadi sekretaris FKA LPM
(Forum Komunikasi Antar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kecamatan Cinere dari
Tahun 2011 s.d 2014 dan sekretaris LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an)
Kecamatan Cinere dari Tahun 2012-2013.
Pengalaman lain penulis yaitu beberapa kali menjadi PPS (Panitia Pemungutan
Suara) tingkat Kelurahan Gandul sejak Tahun 2009 dan terakhir pada Pemilu Legislatif
serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 kemarin.
Data Pribadi Penulis :
Nama : ALI MAULANA
Alamat : Jl. Raya Gandul No.3 Kel. Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok
Telp/HP : 0878 8396 7357
Email : [email protected]
Blog : [email protected]