KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PUISI … · kebahasan puisi rakyat (pantun, syair dan...
Transcript of KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PUISI … · kebahasan puisi rakyat (pantun, syair dan...
KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PUISI
RAKYAT (PUISI LAMA) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER
GENAP SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWULAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2018- 2019
Oleh
Ria Destiana
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP MPL)
2019
KEMAMPUANMENELAAHSTRUKTURDANKEBAHASAANPUISI
RAKYAT (PUISI LAMA) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER
GENAP SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWULAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2018- 2019
Oleh
Ria Destiana
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP MPL)
2019
ABSTRAK
KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR KEBAHASAAN PUISI RAKYAT
(PANTUN, SYAIR DAN GURINDAM)
SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KELAS VII
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018-2019
Oleh
Ria Destiana
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menelaah struktur
kebahasan puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) siswa SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2018-
2019 dengan indikator antara lain: rima, larik, kalimat, pilihan kata dan
penggunaan EBI yang tepat. Masih banyak siswa yang masih mengalami
kesulitan untuk menelaah struktur kebahasan puisi rakyat (pantun, syair
dan gurindam) berdasarkan analisis peneliti sehingga hasil yang diperoleh
siswa belum maksimal, padahal kemampuan tersebut sangat diperlukan
oleh siswa. Rumusan masalah penelitian ini yaitu untuk menelaah struktur
kebahasan puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) siswa SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2018-
2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menelaah struktur kebahasan puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu kelas VII semester
ganjil tahun ajaran 2018- 2019. Penelitian ini menggunakan dua metode
yaitu metode dokumentasi dan metode tes. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun ajaran
2018- 2019 yang berjumlah 110 siswa . Adapun sampel yang penulis
ambil yaitu siswa kelas VII.2 semester ganjil tahun ajaran 2018- 2019
yang berjumlah 30 siswa. Dari hasil analisis data diketahui bahwa
kemampuan dalam menelaah struktur kebahasan puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam) siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu kelas VII
semester ganjil tahun ajaran 2018- 2019 sebesar 71,11, maka dapat
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
kalimat inti teks deskripsi dikategorikan cukup.
Kata Kunci : Menelaah, Pantun, Puisi Rakyat.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi Penelitian : KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN
KEBAHASAAN PUISI RAKYAT (PUISI LAMA)
PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP
SMP MUHAMMADIYAH 1PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018- 2019
Nama Mahasiswa : Ria Destiana
Nomor Pokok Mahasiswa : 15040030
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
NIP. 196304 2419 8903 2001
Pembimbing II
Dwi Fitriyani, M.Pd.
NIDN 02 16097802
2. Ketua Program Studi,
Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
NIP. 196304 2419 8903 2001
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua Pembahas : Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd. .........................................
Sekertaris : Dwi Fitriyani, M.Pd. .........................................
Penguji Utama : Dra.Ani Diana, M.Hum. .........................................
2. Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Drs. A. Rahman, M.M., M.Pd.
NIP 19560312 198610 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :
MOTTO
ظر ال ما أن ال ق نظر و ال من ت ق
“Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan.”
(Sayyidina Ali bin Abi Thalib R.A.)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti lahir di Kotaagung, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus pada
tanggal 02Desember 1996 anak pertama dari dua bersaudara, putridari pasangan
Ayah Rustam Efendi dan Ibu Nurbaiti.
Riwayat Pendidikan
Pendidikan yang pernah peneliti tempuh yaitu:
1. TK Dharma Wanita Bumi Dipasena Mulya lulus tahun 2003
2. SD Negeri 1 Bumi Dipasena Mulya lulus tahun 2009
3. SMP Negeri 1 Rawajitu Timur lulus tahun 2012
4. SMK Muhammadiyah 1 Kotaagung lulus tahun 2015
5. Kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah
Pringsewu Lampung (STKIP MPL) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia masuk tahun 2015.
KATA PENGANTAR
Assallamuallaikum Wr.Wb.
Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik melakukan penelitian pada siswa SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu untuk menganalisis kemampuan menelaah struktur
kebahasaan puisi rakyat. Hal ini dikarenakanmasih terdapat siswa mengalami
kesulitan dalam menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat terutama dalam
menentukan rima, larik, kalimat, diksi dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia
sehingga, hasil yang siswa peroleh kurang maksimal. Adapun tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kemampuan menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat (puisi
lama) pada pantun, syair dan gurindam.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak sekali bimbingan, arahan,
masukan serta saran yang berguna dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah mempermudah mengerjakan skripsi ini serta memberikan
kesehatan jasmani dan rohani selama peneliti mengerjakan skripsi ini.
2. Drs. H.A.Rahman, M.M., M.Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Dra. Hj. Lisdwiana Kurniati, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
sekaligus Pembimbing I yang selalu sabar dalam membimbingserta
mempermudah perjalanan dalam bimbingan sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik
4. Dwi Fitriyani, M.Pd., Selaku Pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan arahan, memberikan waktu, ilmu yang luar biasa terhadap
keterbatasan pengetahuan maahasiswanya selama dalam bimbingan sehingga
skripsi ini bisa selesai.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh Staf di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu Lampung khususnya
Program Studi Pendiidkan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak
membantu penulis.
6. Anton Hendro Wijoyo, S.Kom., selaku Kepala SMP Muhammadiyah Pringsewu
yang telah memberikan izin melakukan penelitian di sekolah.
7. Agus Alatas, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu yang banyak membantu dan memberikan saran
selama penelitian.
8. Siswa-siswi SMP Muhammadiyah, khususnya kelas VII.2 yang telah semangat
belajar dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Kepada Kedua Orang tua penulis, terimakasih kedua malaikat ku atas semua
kasih sayang, perhatian, motivasi dan semangat yang telah dicurahkan dan
diberikan selama di kehidupan ini serta tak henti- henti berdoa untuk kebaikan
penulis.
10. Teman yang selalu sabar menemani dan memberikan dukungan sehingga skripsi
ini selesai dan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian khusunya bagi
peneliti-peneliti lain yang berkepentingan di kemudian hari dan semua amal baik
Bapak, Ibu dan saudara mendapat balasan yangn sesuai dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mohon maaf serta menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Waallaikumsalam Wr.Wb.
Pringsewu, 29 April 2019
Peneliti,
Ria Destiana
NPM 15040030
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Masalah dan Fokus Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9
1. Pengertian Puisi Rakyat ............................................................... 9
2. Pantun ........................................................................................... 10
a. PengertianPantun .................................................................... 10
b. Ciri-Ciri Pantun ....................................................................... 11
c. Contoh dan Jenis Pantun ......................................................... 12
3. Syair .............................................................................................. 18
a. PengertianSyair ....................................................................... 18
b. Ciri- Ciri Syair ........................................................................ 19
d. Contoh dan Jenis Syair ............................................................ 20
4. Gurindam ...................................................................................... 23
a. PengertianGurindam ............................................................... 23
b. Ciri-Ciri Gurindam .................................................................. 24
c. Contoh Gurindam .................................................................... 25
5. Ejaan Bahasa Indonesia ................................................................ 26
a. Hakikat Ejaan Bahasa Indonesia ............................................. 26
b. Pemakaian Huruf .................................................................... 27
c. Penulisan Kata ........................................................................ 30
d. Pemakaian Tanda Baca ........................................................... 33
6. Pilihan Kata (Diksi) ...................................................................... 35
a. Pengertian Diksi ...................................................................... 35
b. Jenis- Jenis Diksi ..................................................................... 35
7. Kalimat .......................................................................................... 37
a. Pengertian Kalimat .................................................................. 37
b. Jenis dan Contoh Kalimat ....................................................... 38
8. Contoh Menelaah Puisi Rakyat Berdasarkan Indikator ............... 41
a. Menelaah Pantun ..................................................................... 41
b. Menelaah Syair ....................................................................... 42
c. Menelaah Gurindam ................................................................ 44
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 45
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ................................................................................. 47
B. Informan Penelitian ............................................................................. 47
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................ 48
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 51
E. Teknik dan Analisis Data .................................................................... 54
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Penyajian Data .............................................................................. 60
2. Analisis Data ................................................................................. 62
B. Pembahasan ......................................................................................... 91
1. Kategori Sangat Baik .................................................................... 91
2. Kategori Baik ................................................................................ 96
3. Kategori Cukup ............................................................................. 102
4. Kategori Kurang ............................................................................ 114
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 131
B. Saran ................................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 4
2. Tabel 2 Jumlah Popolasi Penelitian .............................................................. 48
3. Tabel 3 Tolak Ukur Ketuntasan Siswa .......................................................... 59
4. Tabel 4 Nama Siswa Yang Dijadikan Objek Penelitian ................................ 61
5. Tabel 5 Nilai Kemampuan Menelaash Struktur Kebahasaan Puisi Rakyat ... 88
6. Tabel 6 Hasil Analisis Data Kemampuan Menelaah Struktur
Kebahasaan Puisi Rakyat ............................................................................... 89
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Kerangka Pikir ............................................................................. 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar salah satu proses penting, hal ini dikarenakan hasil
belajar siswa sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk
mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau tidak, dapat dilihat
dari proses pembelajaran.Dalam Permendikbud Nomor 65 tahun2013 telah diatur
tentang standar proses bahwa, proses pembelajaran pada satuan
pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukupbagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuanpendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaranserta penilaian proses pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang berperan
penting dalam mencapai tujuan pendidikan karena bahasa
Indonesiadapatmembantu siswa agar terampil berbahasa dan pada
umumnyaketerampilaninidigunakan sebagai alat dan media komunikasi baik
secara resmi maupuntidakresmi. Menurut Tarigan (2013: 1) Ada 4 Aspek
keterampilan berbahasa yaitu (1) Keterampilan menyimak (listening skills), (2)
Keterampilan Berbicara (speaking skills), (3) Keterampilan Membaca (reading
skills), dan (4) keterampilan Menulis (writing skills). Keempat komponen
keterampilan berbahasa tersebut, saling berhubungan erat satu sama lain dan
pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau caturtunggal, yang diajarkan di
sekolah kemudian dirumuskan dalam kurikulum atau silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelajari. Melalui
kesusastraan lama kita dapat memahami nilai- nilai yang ingin diwariskan para
leluhur dan tidak diketahui siapa pengarangnya dan disampaikan dari mulut ke
mulut (Kemendikbud, 2016: 166). Saat ini puisi rakyat masih dikembangkan dan
menjadi pembelajaran di sekolah baik pada tingkat SD, SMP maupun SMA.
Puisi rakyat dapat digunakan sebagai sarana untuk mengasah kepedulian siswa
terhadap budaya bangsa dan sebagai pengarahan yang mendidik. Selain itu,
peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif baik dalam hal menanya,
mengeksplorasi atau menginformasikan masalah dan solusi. Hal ini dikarenakan
peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan
kompetensi dan karakter.
Pembelajaran tentang puisi rakyat terdapat dalam buku mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk SMP kelas VII yaitu dengan pokok bahasan “Menelaah Struktur
dan Kebahasaan Puisi Rakyat”. Hal tersebut juga terdapat di dalam silabus
kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia,kompetensi yang harus dikuasai
oleh siswa yakni KD. 3.10 tentang pembelajaran menelaah struktur dan
kebahasaan pada puisi rakyat. Dengan begitu, indikator yang diharapkan siswa
mampu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) meliputi
pantun, syair dan gurindam.
Berdasarkan hasil wawancara prapenelitian yang dilakukan pada tanggal 18
Desember 2018 dengan Bapak Agus Alatas, S.Pd. selaku guru mata pelajaran
bahasa Indonesia, kelas VII di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu, didapatkan
informasi yaitu: 1) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII diajarkan satu
minggu enam jam pelajaran, 2) guru yang mengajar Bahasa Indonesia sesuai
dengan bidangnya dan telah menempuh pendidikan S1 (Strata Satu) Pendidikan
Bahasa Indonesia, 3) keadaan gedung cukup baik, 4) fasilitas sekolah cukup
mendukung kegiatan belajar mengajar, 5) jumlah kelas khususnya kelas VII yaitu
berjumlah empat kelas.
Peneliti mendapatakan informasi terkait kemampuan menelaah struktur dan
kebahasaan puisi rakyat kelas VII yang masih mengalami kesulitan. Diketahui
bahwa pada umumnya siswa mengalami hambatan ketika diberi tugas untuk
membuat dan menelaah puisi rakyat. Hal ini terjadi dikarenakan kurang
pahamnya siswa dalam membedakan struktur dan kebahasaan puisi rakyatyang
meliputi pantun, syair dan gurindam.Kemudian, siswa belum bisa membedakan
antara pantun, syair dan gurindam. Sedangkan untuk sarana, prasarana dan
perangkat pembelajaran sudah disiapkan dengan sebaik mungkin. Namun, tetap
saja masih banyak sebagian siswa yang belum bisa membedakan struktur
kebahasaan puisi rakyat tersebut.
Selanjutnya, faktor pendukung dari hasil prapenelitian yang telah dilakukan di
sekolah diketahui bahwa, kemampuan siswa masih cukup rendah dan belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu sebesar
75. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan hasil belajar siswa yang masih belum
sepenuhnya sesuai KKM.
Tabel 1
Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No. Interval Nilai Jumlah Siswa Persentase Kategori Kemampuan
1 88-100 3 10,34% Tinggi
2 78-87 10 34,48% Sedang
3 0-77 17 56,67% Rendah
Jumlah 30 100%
Sumber: Olahan Mahasiswa dan Guru
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari jumlah siswa sebanyak 30 siswa
yang terdiri atas14 laki- laki dan 16 perempuan. Persentase sebanyak 56,67%
dikategorikan memilik kemampuan yang masih rendah dengan rentang nilai
antara 0-79, 13% persentase kategori kemampuan sedang sebanyak 10 siswa
dengan rentang nilai 78- 87, dan hanya ada 3 siswa yang memenuhi KKM
kategori tinggi mencapai 10, 43%.
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan di atas, serta mengingat
perlunya kemampuan menelaah dengan baik, maka hal tersebut perlu dikuasai
oleh siswa. Menelaah merupakan bagian dari suatu kemampuan berbahasa yang
memerlukan kompetensi yang cukup tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran
menelaah struktu kebahasaan perlu mendapat perhatian yang maksimal dan siswa
diberi latihan berkaitan dengan menelaahs struktur kebahasaan. Menelaah
struktur kebahasaan tentunya akan sangat membantu siswa dalam menumbuhkan
daya imajinasi dan kecermatan siswa untuk berpikir dan membedakan puisi
rakyat.
Dengan memiliki kemampuan menelaah, seorang siswa akan mendapatkan
pengetahuan dan wawasan yang luas dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari- hari. Diharapkan nantinya dalam pengaplikasiannya siswa
mampu memiliki kecermatan yang baik. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang kemampuan menelaah struktur dan kebahasaan
puisi rakyat (puisi lama) yang meliputi pantun, syair dan gurindam pada siswa
kelas VII di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2018- 2019.
B. Masalah dan Fokus Penelitian
Dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah kemampuan menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat
(puisi lama) meliputi pantun, syair dan gurindam pada siswa kelas VII semester
genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu?”
Berdasarkan rumusan di atas, maka judul penelitian ini sebagai
berikut:KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
PUISI RAKYAT (PUISI LAMA) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER
GENAP SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2018-2019.
C. Fokus Penelitian
a) Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu.
b) Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan menelaah struktur dan kebahasaan
puisi rakyat (puisi lama) pada siswa kelas VII semester genap SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu.
c) Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu.
d) Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu dilaksanakan pada semester II (genap) tahun pelajaran
2018-2019.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahuikemampuan menelaah
struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) pada siswa kelas VII
semester genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu, tahun pelajaran 2018-
2019.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahaninformasi bagi guru tentang
kemampuan siswa dalam menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat
(puisi lama) yang meliputi pantun, syair dan gurindam.
b. Bagi Siswa
Dari penelitian ini diharapkan siswa mampu menelaah struktur dan
kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) yang meliputi pantun, syair dan
gurindam.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat digunakan sebagai
refernsi dalam meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah khususnya
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
d. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam
pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama)
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai referensi bagi peneliti
yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Puisi Rakyat
Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra. Menurut Waluyo (dalam Jurnal
Bastra, 2016: 4) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan batinnya. Sedangkan Dunton (dalam
Rachmat Djoko P, 2017: 6) puisi merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berima. Selanjutnya
Samuel Taylor Coleridge (dalam Rachmat Djoko P, 2017: 6) juga
mengemukakan puisi itu adalah kata- kata yang terindah dalam susunan
terindah.
Jenis puisi ada dua yaitu Puisi Modern (Puisi Baru) dan Puisi Rakyat (Puisi
Lama). Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita
pelajari. Melalui kesusastraan lama kita dapat memahami nilai- nilai yang
ingin diwariskan para leluhur dan tidak diketahui siapa pengarangnya dan
disampaikan dari mulut ke mulut (Titik Harsiati dkk, 2016: 166). Sedangkan
menurut Padi (dalam Jurnal Bastra, 2016: 5) puisi baru disebut juga puisi
modern. Bentuk puisi baru lebih bebas dari pada puisi lama. Kemudian
Suroto (dalam Jurnal Bastra, 2016: 5) menjelaskan bahwa puisi modern
merupakan bentuk puisi yang benar- benar bebas maksudnya bebas dalam
bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh aturan jumlah
baris, rima atau ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi lama maupun
puisi baru.
2. Pantun
a. Pengertian Pantun
Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia. Menurut Eko Sugiarto
(2015: 5) pantun merupakan gubahan yang diuntai atau diikat oleh ikatan-
ikatan tertentu. Ikatan- ikatan inilah yang membedakan dengan bentuk
karya sastra lisan yang lain dan menjadi ciri khas yang mudah dikenali.
Sedangkan menurut Yose Rizal (2010: 10) pantun adalah puisi yang
paling mudah dipahami maksud dan artinya serta bahasanya berirama.
Dalam buku bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbuk, 2016: 172)
Pantun adalah Puisi Melayu yang mengakar dan membudaya di
masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa
Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun
(bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan
yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Sedangkan
dalam KBI (2011: 391) pantun merupakan bentuk puisi, tiap baitnya
mempunyai empat baris yang bersajak (a-b-a-b), baris pertama dan baris
kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun adalah Puisi
Melayu yang diuntai atau diikat. Melalui pantun kita dapat menghibur
orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur) secara tidak
langsung dan memberikan nasihat.
b. Ciri- Ciri Pantun
Ciri- ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri- ciri ini tidak
boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka,
gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri- ciri pantun yaitu;
1) tiap bait terdiri atas empat baris (larik)
2) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
3) rima akhir setiap baris adalah a- b- a- b
4) baris pertama dan kedua merupakan sampiran
5) baris ketiga dan keempat merupakan isi
Dalam Eko Sugiarto (2015: 5) mengungkapkan ciri- ciri pantun ada 4
yaitu 1) Setiap untai (bait) terdiri atas empat larik (baris), 2) Banyaknya
suku kata tiap larik sama atau hampir sama (biasanya terdiri atas 8- 12
suku kata), 3) Pola sajak akhirnya adalah ab- ab, 4) Larik pertama dan
kedua disebut sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat disebut isi
pantun (makna, tujuan, dan tema pantun).Larik sampiran ini mengandung
tenaga pengimbau bagi pendengar atau pembaca untuk segera mendengar
atau membaca larik ketiga dan keempat.Jadi, dapat disimpulkan bahwa
ciri- ciri pantun antara lain: 1) Tiap bait terdiri atas 4 larik (baris), 2) Tiap
baris terdiri dari 8- 12 suku kata, 3) Baris pertama dan kedua disebut
sampiran, dan 4) Baris ketiga dan keempat disebut isi.
c. Contoh dan Jenis Pantun
Eko Sugiarto (2015: 8- 13) jenis- jenis pantun dan contohnya yaitu:
1) Pantun Anak- Anak
a) Pantun Bersuka Cita
Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
b) Pantun Berduka Cita
Batang tebu berbuku- buku
Tebu dipotong dibagi- bagi
Menangis awak duduk di pintu
Melihat ayah dan ibu pergi
2) Pantun Remaja/ Dewasa
Menurut Eko Sugiarto (2015: 13-17) pantun remaja/ dewasa antara
lain; pantun perkenalan, perkenalan berkasih- kasih/ percintaan dan
pantun perpisahan/ perceraian.
a) Pantun Perkenalan
Dari mana hebdak ke mana
Dari kota hendak ke udik
Kalau boleh abang bertanya
Siapa nama adik yang cantik
b) Pantun Berkasih- kasih/ Percintaan
Anak lintah banyak bersua
Lintah melilit batang padi
Peluk cium kita berdua
Tanya cinta dalam hati
c) Pantun Perceraian/ Perpisahan
Kalau ada sumur di ladang
Boleh saya menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi
3) Pantun Orang Tua
Menurut Eko Sugiarto (2015: 18-19) yang termasuk pantun orang tua
antara lain; pantun nasihat, pantun adat, pantun agama, pantun budi,
pantun kepahlawanan, pantun kias, dan pantun peribahasa.
a) Pantun Nasihat
Raja gagah lagi sakti
Laksamana pergi berperang
Supaya tidak sesal di hati
Janganlah kena perdaya orang
b) Pantun Adat
Berek- berek turun ke semak
Dari semak turun ke padi
Dari nenek turun ke mamak
Dari mamak turun ke kami
c) Pantun Agama
Buah pandan jatuh tercebur
Delima tumbuh di atas batu
Remuk badan di dalam kubur
Terima azab sudahlan tentu
d) Pantun Budi
Kalau hendak menanam ubi
Jangan ditanam rapat- rapat
Jika engkau orang berbudi
Banyak kawan juga sahabat
e) Pantun Kepahlawanan
Sungguh indah bunga merah
Bunga disiram pagi hari
Jika jasadku rebah ke tanah
Rela aku dikubur di sini
f) Pantun Kias
Tanam padi di sawah lapang
Menanti masuk bilangan tahun
Jika pandai menjadi orang
Rezeki secupak makan setahun
g) Pantun Peribahasa
Berakit- rakit ke hulu
Berenang- renang ke tepian
Bersakit- sakit dahulu
Bersenang- senang kemudian
4) Pantun Berkait
Buah dimakan kulit bersepah
Ambil sikin tetakkan jati
Hendaklah juga kanda bersumpah
Supaya yakin dalam hati
5) Pantun Jenaka
Ke pasar membeli gunting
Jangan lupa membeli pita
Sangatlah heran si induk kucing
Melihat tikus naik kereta
6) Pantun Teka- Teki
Jika ke kedai pergi belanja
Belikan saya susu dan kerupuk
Jika pandai katakan ia
Semakin berisi semakin menunduk
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Yose Rizal (2010: 29- 272)
memberikan contoh 5 jenis pantun antar lain:
1) Pantun Anak
a) Pantun Bersukacita
Ramai orang bersorak- sorak
Menabuh gendang dengan rebana
Alangkah besarnya hati awak
Mendapat baju dengan celana
b) Pantun Berdukacita
Petik sekuntum bunga ketaya
Harum baunya su tingan putri
Begini macam nasib saya
Anak berempat beranak tiri
c) Pantun Jenaka
Bintang timur terbing pagi
Pedoman jalan ke Instambul
Duduk termenung burung nuri
Melihat kucing pandai bersiul
2) Pantun Orang Muda
a) Pantun Dagang
Banyak orang duduk di lepau
Minum kopi berlarut malam
Kami ini dagang merantau
Belum tentu tempat diam
b) Pantun Berekenalan
Dari mana mau ke mana
Dari Jepun ke Bandar Cina
Kalau boleh saya bertanya
Adik manis siapa punya
c) Pantun Berkasih- Kasihan
Telah masak buah mengkudu
Masak sebiji dibawa pulang
Abang rindu aku pun rindu
Orang rantau cepatlah pulang
d) Pantun Perceraian
Hari ini menanam serai
Esok lusa menanam tebu
Hari ini kita bercerai
Besok lusa kita bertemu
e) Pantun Beriba Hati
Benang kusut di buat sumbu
Jangan suka dibuang- buang
Nasib hamba sebagai tebu
Habis manis sepah dibuang
f) Pantun Teka- Teki
Ada satu hal aku katakan
Wahai kawan cobalah terka
Bersisik bukannya ikan
Bepayung bukannya raja
3) Pantun Orang Tua
a) Pantun Nasihat
Meski uang beringgit- ringgit
Tak berbudi apa gunanya
Meski pangkat setinggi langit
Budi juga dipandang orang
b) Pantun Agama
Hujan petir bersambut kilat
Pagar di kebun rusak binasa
Mari dirikan perintah solat
Agar selamat dari dosa
c) Pantun Adat
Berlayar mudik ke hulu
Jurangan dari Kuala Tungkal
Bukan adat sembarang adat
Adat pusaka nenek moyang
4) Pantun Kilat, Pantun Berkait dan Pantun Berbunga
a) Pantun Kilat
Kaya lurus
Dalam semak
Mengaku kurus
Banyak lemak
b) Pantun Berkait
Ke rimba berpikat balam
Mengaji pergi ke surau
Di kami tambah mendalam
Di adik bawa bergurau
c) Pantun Bunga
Lambai- melambai bunga di rimba
Tampak nan dari pintu kebun
Pandai- pandai memilih bunga
Bunga kini banyak beracun
Dari kedua pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pantun secara umum terbagi menjadi 5 jenis yaitu antara lain;
1) Pantun Anak- anak, yang meliputi; pantun; bersuka cita, pantun
berduka cita dan pantun jenaka
2) Pantun Remaja, yang meliputi; pantun perkenalan, pantun berkasih-
kasihan, pantun perpisahan, pantun beriba hati, pantun dagang, dan
pantun teka teki
3) Pantun Orang Tua, yang meliputi; pantun nasihat, pantun adat, pantun
agama, pantun budi, pantun kepahlawanan, pantun kias dan pantun
peribahasa
4) Pantun Berkait, pantun berkait dan pantun bunga
3. Syair
a. Pengertian Syair
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011: 520) Syair adalah puisi yang
setiap baitnya terdiri atas empat baris. Kemudian, menurut Eko Sugiarto
(2015: 47), kata syair berasal dari bahasa Arab sya‘ara (menembang atau
bertembang), sya;ir (penembang), sya‘ar (syair atau tembang). Selain itu,
ada yang berpendapat bahwa kata syair berasal dari kata syi‘r (Arab) yang
artinya puisi. Dalam kesusastraan Arab, Syi‘r adalah satu bentuk puisi
yang telah muncul sejak zaman pra- Islam dan berekmbang menjadi satu
bentuk puisi yang terpopuler di kalangan orang Arab sejak zaman
sebelum dan sesudah kedatangan agama islam. Sedangkan, Hooykaas
(dalam Eko Sugiarto, 2015: 48) mengatakan bahwa syair adalah bentuk
puisi yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia (Melayu), hanya saja
namanya merupakan pinjaman dari bahasa Arab.
Dalam buku bahasa Indonesia (Titik Harsiati dkk, 2016: 173)
menjelaskan, syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia
dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke
Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ir
atau syu’ur yang berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata syu’ur
berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Jadi, dari pedapat di atas dapat disimpulkan, syair merupakan salah satu
puisi lama yang berasal dari bahasa Arab, hal ini bisa terjadi dikarenakan
masuknya Islam ke Indonesia.
b. Ciri-Ciri Syair
Menurut Eko Sugiarto (2015: 50) ciri- ciri syair;
1) terdiri empat larik (baris) tiap bait
2) setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
3) semua baris merupakan isi (dalam syair tidak ada sampiran)
4) sajak akhir tiap baris selalu sama (aa- aa)
5) jumlah suku kata tiap baris hampir sama (biasanya 8- 12 suku kata)
6) isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng, cerita dan sebagainya.
Menurut Titik Harsiati dkk (2016: 173) ciri- ciri syair antara lain:
1) setiap bait terdiri dari empat baris
2) setiap baris terdiri atas 8- 14 suku kata
3) bersajak a- a- a- a
4) semua baris adalah isi
5) bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan ciri- ciri syair yaitu 1)
syair terdiri atas empat baris, 2) syair memiliki 8- 14 suku kata, 3) syair
bersajak a- a- a- a, 4) semua baris merupakan isi syair yang memiliki satu
kesatuan arti, dan 5) isi syair biasanya berupa kiasan, nasihat, petuah dan
sebagainya.
c. Contoh dan Jenis Syair
Eko Sugiarto (2015: 51-80) menjelaskan beberapa jenis syair penting
dalam kesusastraan Indonesia antara lain:
1) Syair Agama
Syair bercorak agama merupakan syair yang mula- mula dihasilkan.
Syair bertema agama biasanya berisi ajaran tasawuf. Contoh syair
bercorak agama antara lain syair perahu, syair burung pingai, syair
dagang, syair ibadat, syair cerita dalam kubur dan syair kiamat.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata
Tauhid ma‘rifat semata- mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan tuhan tiada berbeda
La ilaha illahu itu tempat mengintai
Medan yang kadim tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai
Siang dan malam jangan bercerai
La illaha illahu itu tempat musyahadah
Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnalah jalan iman yang mudah
Peretmuan tuhan terlalu susah
(syair perahu)
2) Syair Romantis
Syai jenis ini umumnya berbentk narasi dan berisi kisah tentang
percintaan yang hebat antara putra dan putri raja- raja dengan latar
belakang kehidupan istana yang sangat indah dan penuh fantasi. Syair
jenis ini biasanya juga menggambarkan pengembaraan dan
penderitaan yang di alami tokoh utama sebagai akibat dari kejahatan
musuhnya. Setelah menempuh berbagai penderitaan dan mengatasi
berbagai rintangan hidup, tokoh utama dan kekasihnya akan mencapai
akhir yang bahagia. Syair romantis biasanya dibacakan dengan
berlagu sehingga dapat memberikan kesan yang menarik bagi
pendengar. Sebagian cerita yang dikisahkan dalam syair jenis ini telah
dipengaruhi oleh cerita panji dalam kesusastraan jawa. Contoh syair
romantis antara lain syair bidasari, syair ken tambuhan, syair yatim
nestapa, syair panji semirang, syair putri hijau, syair anggun cik
tunggal, syair raja mambang jauhari, syair putri naga, dan syair
pangeran hasyim.
Datang menyambar suaranya bahna
Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana
Baginda pun sedang di hadap orang
Mendengarkkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang
Demi mendengar titah baginda
Berdatangan sembah suatu biduanda
Daulat tuanku seri pada
Patik sekalian diperhambat ganda
(syair bidasari)
(Eko Sugiarto, 2015: 60-62)
3) Syair Sejarah
Sumber bahan cerita syair ini adalah sejarah. Beberapa contoh syair
ini antara lain syair perang banjarmanis, syair perang mangkasar,
syair singapura dimakan api, syair perang menteng, dan syair
spilman.
Serta terpandang api itu menjulang
Rasanya arwahku bagaikan hilang
Dijilatnya rumah- rumah dan barang—barang
Seperti anak ayam disambar elang
Seberang- menyeberang rumah habis rata
Apinya cemerlang tiada membuka mata
Bunyi gempar teralu gempita
Lemahlah tulang sendi anggota
Pakaianku menyala seperti kertas
Limau manispun meletup seperti petas
Orang menolong pun terlalu pantas
Merebut barang- barang terlalu lekas
Ringgit pun hancurlah seperti timah
Habislah meleleh ke bawah rumah
Tidaklah tentu barang dijamah
pencuri pun mengangkutlah bersama- sama
barang yang hendak ku bawa pulang
beberapa pinggan mangkuk, cawan, dan dulang
sekaliannya habislah hilang
harapannya hatiku bukan kepalang
(syair Singapura dimakan api)
(Eko Sugiarto, 2015: 62- 63)
Syarif Abdul Kadir Zein (2011: 152-157) memberikan 4 contoh syair
melayu yaitu syair melayu ratapan anak yatim, syair melayu terkenang
ibu, syair melayu pahlawan tanpa tanda jasa, dan syair melayu
menidurkan anak. Berikut contoh syair melayu terkenang ibu;
Di suatu malam aku terkenang
Masa kecilku ditimang- timang
Oleh ibuku penuh kasih sayang
Bila teringat air mata berlinang
Aku dibedong aku dipangku
Jika menangis disuapkan susu
Betapa besar kasih sayang ibu
Tiada terbalas sepanjang waktu
Setelah besar dituntun berjalan
Diajar berkata makan disuapkan
Bila ‗nak tidur aku diayunkan
Ibu bernyanyi hingga kelelahan
Tetapi kini semua telah tiada
Kenangan manis ditelan masa
Ibu tercinta tinggal pusaranya
Berdiri tegak batu nisannya
Aduhai ibu kekasih hatiku
Mohon relakan air susumu
Ampun dan maaf segala dosaku
Sejahteralah engkau di sisi tuhanmu
4. Gurindam
a. Pengertian Gurindam
Menurut Eko Sugiarto (2015: 65), Gurindam adalah salah satu bentuk
puisi lama melayu yang terdiri atas dua larik, mempunyai irama akhir
yang sama dan merupakan kesatuan yang utuh. Larik pertama berisi soal
atau perjanjian, sedangkan larik kedua merupakan jawaban atau akibat
dari perjanjian tersebut. Jumlah kata maupun suku kata maupun suku kata
tiap baris gurindam tidak ditentukan. Sedangkan menurut Raja Ali Haji
(dalam Eko Sugiarto, 2015: 65) menyatakan bahwa pengertian gurindam
adalah perkataan yang bersajak pada akhir pasangannya, tetapi sempurna
perkataannya dengan satu pasangan saja sehingga jadilah saja yang
pertama itu seperti sebagai syarat dan sajak yang kedua seperti sebagai
jawab.
Menurut Titik Harsiati dkk (2016: 172) gurindam adalah puisi lama yang
berasal dari negeri India.Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu
kiridam berarti “mula- mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai
agama dan moral. Tak dipungkiri, gurindam bagi orang dulu sangat
penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Selanjutnya, dalam
Kamus Bahasa Indonesia (2011: 149) gurindam merupakan sajak dua
baris yang mengandung petuah atau nasihat.
Jadi, dapat disimpulkan gurindam merupakan puisi lama yang berasal
dari India, terdiri atas dua larik (larik pertama berisi soal atau perjanjian,
sedangkan larik kedua merupakan jawaban atau akibat dari perjanjian
tersebut).
b. Ciri-Ciri Gurindam
Menurut Titik Harsiati dkk (2016: 172) ciri- ciri gurindam antara lain:
1) terdiri atas dua baris dalam sebait
2) tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10- 14 kata
3) tiap baris memiliki rima sama atau bersajak a- a, b- b, c- c, dan
seterusnya.
4) merupakan satu kesatuan yang utuh
5) baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
6) baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada
baris pertama (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
7) isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata
mutiara
Sedangkan menurut Eko Sugiarto (2015: 66) ciri- ciri gurindam yaitu:
1) tiap bait terdiri atas dua larik (kalimat)
2) kedua kalimat tersebut membentuk kalimat majemuk
3) hubungan antara kalimat pertama dan kalimat kedua adalah hubungan
sebab- akibat
4) isi gurindam tercantum pada larik kedua
5) kebanyakan berisi nasihat atau pelajaran
Melihat kedua ciri-ciri gurindam di atas, dapat disimpulkan ciri- ciri
gurindam yaitu; 1) terdiri atas dua larik dalam sebait, 2) terdiri dari 10- 14
suku kata, 3) bersajak a- a, b- b, atau c- c, 4) baris pertama berisi
perjanjian atau masalah, 4) baris kedua berisi jawaban atau akibat, dan 5)
isi gurindam biasanya berupa nasihat berisi hubungan sebab- akibat.
c. Contoh dan Jenis Gurindam
Kurang fikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
Fikir dahulu sebelum berkata
Suapaya terelak silang sengketa
Kalau mulit tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Siapa menggemari silang sengketa
Kelak pasti berduka cita
Silang selisih jangan dicari
Jika tersua janganlah lari
a) Gurindam Dua Belas
Menurut Eko Sugiarto (2015: 73- 74) Gurindam yang terkenal adalah
gurindam dua belas. Gurindam dua belas merupakan kumpulan
gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Contoh
gurindam dua belas, pasal pertama:
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali- kali tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang makrifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahunlah ia barang yang terpedaya
Baran siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
5. Ejaan Bahasa Indonesia
a. Hakikat Ejaan Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 204) ejaan berarti
kaidah- kaidah cara menggambarkan bunyi- bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf- huruf) serta penggunaan tanda
baca.Sedangkan, menurut Shadily (dalam Tarigan, 2015: 2) ejaan
merupakan cara menulis kata- kata menurut disiplin ilmu bahas.
Selanjutnya menurut Tarigan (2015: 2) ejaan adalah cara atau aturan
menulis kata- kata dengan huruf menurut disiplin ilmu
bahasa.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
ejaan merupakan cara atau kaidah dari penggambaran bunyi ujaran. Ejaan
tidak hanya mencakup tentang huruf dan kata saja, namun juga tentang
tanda baca. Ruang lingkup dalam ejaan bahasa Indonesia yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi; penulisan huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
b. Penulisan Huruf
Menurut As’ad Sungguh, dalam pemakaian huruf ada 8 yang harus
diperhatikan yaitu;
1) Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf
berikut A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U,
V, W, X, Y, dan Z
2) Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf A, E, I, O, dan U.
3) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf-huruf B, C, D, F, H, J, K, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y,
dan Z.
4) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan Ai, Au dan Oi. Contoh penggunaan huruf diftong pada
kalimat yaitu:
a) Amboi, betapa indahnya pemandangan di atas pegunungan ini!.
b) Paman tengah mengahas pisau miliknya yang tumpul.
c) Baju yang dia pakai itu membuatnya terlihat lebih anggun dan
cantik.
5) Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, dan sy masing- masing
melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh kalimat yang
mengandung huruf konsonan yaitu:
a) Wahana bermain itu dibuat khusus untuk anak-anak balita.
b) Sejumlah persyaratan telah dipenuhi oleh para pelamar kerja
tersebut.
c) Wortel merupakan sayuran yang kaya akan kandungan vitamin
A.
6) Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital antaralain;
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Contoh: “Dia membaca buku.”
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
c) Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk
kata ganti untuk Tuhan. Contohnya: Islam dan Alquran.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang. Contohnya:
Sultan Hasanudin, Raden Ajeng Kartini dan Haji Agus Salim.
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi nama orang.
g) Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa. Contohnya: bangsa Indonesia, suku
Lampung dan bahasa Jawa.
7) Huruf Miring
a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama
majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
termasuk dalam daftar pustaka.
b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
c) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
8) Huruf Tebal
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa huruf abjad terdiri atas 26 huruf, huruf
vokal terdiri atas 5 huruf, huruf konsonan terdiri atas 21 huruf, huruf
diftong terdiri atas 4 diftong, huruf konsonan ada 4, huruf kapital salah
satunya digunakan pada huruf pertama awal kalimat, huruf miring
digunakan untuk menuliskan ungkapan, dan huruf tebal digunakan untuk
menegaskan sesuatu.
c. Penulisan Kata
Menurut As’ad Sungguh, penulisan kata yang harus diperhatikan dalam
Ejaan Bahasa Indonesia antara lain:
1) Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contohnya; Kantor pajak
penuh sesak.
2) Kata Berimbuhan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awal dan
akhiran) ditulis serangkai dengan btuk dasarmya. Contohnya;
berJalan, Jalanan.
b) Bentuk terikat ditulisan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contohnya; pramusaji.
3) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur- unsurnya. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan
mengulang unsur pertama. Contohnya; anak-anak, hati-hati dan sayur-
mayur.
4) Gabungan Kata
a) Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah. Contohnya; duta besar, orang tua
dan rumah sakit jiwa.
b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membutuhkan tanda hubung diantara unsur- unsurnya.
c) Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran. Contohnya; sebar luaskan.
d) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus
ditulis serangakai. Contohnya; dilipatgandakan.
e) Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Contohnya;
saputangan.
5) Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan jika (1) di tengah kata
terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu,u (2) huruf diftong tidak dipenggal, (3) di
tengah terdapat huruf konsonan diantara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu, (4) di tengah
kata dasr terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu, (5) di
tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
6) Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Contohnya; Cincin itu terbuat dari emas.
7) Partikel
Macam- macam partikel diantaranya;
a) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Contohnya; Siapakah gerangan dia?
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Partike
pun merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
c) Partikel per yang berarti demi, tiap atau mulai ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
8) Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya. Contoh; Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan di perpustakaan.
9) Kata Sandang Sidan Sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan
unsur nama Tuhan. Contohnya; Kita harus berserah diri kepada Sang
Pencipta.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menarik kesimpulan yaitu 1) kata
dasar ditulis sebagai satu kesatuan, 2) kata berimbuhan terdiri dari
awalan, sisipan dan akhiran, 3) bentuk ulang ditulis menggunakan tanda
hubung, 4) gabungan kata merupakan kata majemuk, 5) pemenggalan
kata dapat dilakukan salah satunya jika terdapat huruf vokal yang
berurutan, 6) kata depan terdiri dari di, ke, dan dari, 7) yang termasuk
kata sandang yaitu si dan sang. 8) kata ganti antara lain ku-, kau-, -ku, -
mu, dan –nya, dan 9) yang termasuk partikel –lah, -kah, dan –tah.
d. Pemakaian Tanda Baca
Menurut As’ad Sungguh, pemakaian tanda baca yang harus diperhatikan
dalam Ejaan Bahasa Indonesia antara lain:
1) Tanda Titik (.)
Ada 5 penggunaan dalam tanda titik antara lain:
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Contohnya;
Mereka duduk disana.
b) Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan
detik yang menunjukan waktu atau janga waktu. Contohnya;
01.35.20 jam (i jam, 35 menit, 20 detik
d) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,
tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru), dan tempat terbit. Contohnya; Moeliono, Anton M.
1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukan jumlah. Contohnya; Indonesia
memiliki lebih dari 13.000 pulau.
2) Tanda Koma (,)
a) Tanda koma dipakaian di antara unsur- unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan. Contohnya; Tealepon, kompter,
atau internet bukan barang asing.
b) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Contohnya; Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya. Contohnya; Kalau diundang,
saya akan datang.
d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat, seperti; oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
6. Pilihan Kata (Diksi)
a. Pengertian Diksi
Dalam bahasa Indonesia, kata diksi berasal dari kata dictionary (bahasa
Inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata (dalam
Ida Bagus Putrayasa, 2007: 7). Kemudian Ida Bagus Putrayasa (2007: 7)
menyimpulkan bahwa diksi membahas penggunaan kata, terutama pada
soal kebenaran, kejelasan, dan keefektifan.
Menurut Suryaman (2012: 168) pilihan kata atau diksi merupakan unsur
yang sangat penting dalam karang mengarang, terutama dalam karangan
ilmiah. Jadi, dapat disimpulkan diksi merupakan pilihan kata ketika akan
menulis atau membuat suatu karangan sehingga tulisan lebih bagus
bahasanya ketika dibaca oleh para pembaca.
b. Jenis- Jenis Diksi
Menurut Putraya (2007: 8) Jenis- Jenis Diksi diantaranya:
1) Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon
Kata bersinonim berarti kata yang sejenis, sepadan, sejajar, dan
memiliki arti yang sama. Dalam pemakaiannya bentuk kata sinonim
akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa
seseorang, sehingga kejelasan komunikasi terwujud. Jadi pemakaian
bahasa dapat memilih bentuk kata yang paling telat untuk
dipergunakan sesuai dengan situasi dan kebutuhannya. Maka, penulis
atau pembicara harus dapat memilih kata untuk interpretasi yang tidak
diinginkan sehingga tidak menimbulkan interpretasi dan konotasi.
2) Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mendapat tambahan
makna atau perasaan tambahan sedikitpun, atau bisa disebut pula
makna denotasi ini adalah makna yang sebenarnya.
3) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Perbedaan ruang lingkup makna suatu kata terhadap suatu makna kata
lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan kata khusu.
Semakin luas ruang lingkup acuan makna sebuah kata maka semakin
umum sifatnya, sedangkan semakin sempit ruang lingkup acuan
makna sebuah kata maka semakin khusus sifatnya.
4) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian
Sebagian besar kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata- kata umum
yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik dari kamu
terpelajar maupun rakyat biasa. Kata- kata inilah yang menjadi tulang
punggungg masyarakat dalam menggunakan bahasa sehari- hari
disebut dengan kata populer. Sedangkan kata- kata yang dipahami
oleh sebagian kaum terpelajar atau kalangan atas terutama tulisan
ilmiah dan susah dipahami oleh masyarakat basa disebut dengan kata
kajian atau kata ilmiah.
5) Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, kumpulan rahasia atau kelompok- kelompok khusus lainnya.
Kata percakapan adalah kata- kata yang biasa dipakai dalam
percakapan atau pergaulan orang- orang yang terdidik. Slang adalah
kata-kata tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan
keinginan terhadap sesuatu yang baru.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan jenis diksi ada 5 yaitu
berdasarkan; (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon, (2)
Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi, (3) Pemakaian Kata
Populer dan Kata Kajian, (4) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian,
dan (5) Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang.
7. Kalimat
a. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Sugihastutu,
2016:202).Menurut Keraf (dalam Ade dan Nani, 2013: 28) kalimat
merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan
menuangkan gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan
kepada orang lain.Sedangkan menurut Elson dan Pickett (dalam Tarigan,
2015: 6) kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa.
Kemudian Ade dan Nani (2013: 28) menyatakan bahwa kalimat
merupakan sebuah bentuk bahasa yang didalamnya terdapat sebuah
gagasan yang utuh..Jadi, dapat disimpulkan kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran yang lengkap.
b. Jenis dan Contoh Kalimat
Menurut Cook (dalam Tarigan, 2015: 18) klasifikasi kalimat berdasarkan
response yang diharapkan yaitu kalimat perintah, kalimat pertanyaan dan
kalimat pernyataan.
1) Kalimat Perintah
Menurut Cook (dalam Tarigan, 2015: 23) kalimat perintah adalah
kalimat yang dibentuk untuk memancing response yang berupa
tindakan atau perbuatan.Contoh kalimat perintah yaitu “Jangan
Mencuri!”
2) Kalimat Pernyataan
Menurut Cook (dalam Tarigan, 2015: 18) kalimat pernyataan adalah
kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa
mengharapkan response tertentu.Contoh kalimat pernyataan yaitu
“Awan Hitam.”
3) Kalimat Pertanyaan
Menurut Cook (dalam Tarigan, 2015: 21) kalimat pertanyaan adalah
kalimat yang dibentuk untuk memancing response yang berupa
jawaban.Contoh kalimat pertanyaan yaitu “Cintakah kamu kepada
gadis itu?”
Dalam Buku Bahasa Indonesia kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018: 184)
menerangkan bahwa jenis kalimat berdasarkan isinya antara lain kalimat
perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat seru dan kalimat
larangan.
1) Kalimat Saran
Dalam buku Bahasa Indonesia Kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018:
193) menjelaskan bahwa kalimat saran adalah kalimat yang berisi
tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya,
seyogyanya). Contoh kalimat saran yaitu “Sebaiknya kau piker
dahulu.”
2) Kalimat Perintah
Dalam buku Bahasa Indonesia kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018:
183) kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud
member perintah atau suruhan.Contoh kalimat perintah yaitu
“Dengarkan berita ini baik- baik.”
3) Kalimat Ajakan
Dalam buku Bahasa Indonesia kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018:
184) menjelaskan bahwa kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi
ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan
mari). Contoh kalimat ajakan yaitu “Mari kita jaga agar bersih.”
4) Kalimat Larangan
Dalam buku Bahasa Indonesia kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018:
184) menjelaskan bahwa kalimat larangan adalah kalimat yang berisi
larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hindari).
Contoh kalimat larangan yaitu “Janganlah berprasangka buruk
kepada sesama.”
5) Kalimat Seru
Dalam buku Bahasa Indonesia kelas VII (Titik Harsiati dkk, 2018:
184) menjelaskan bahwa kalimat seru adalah kalimat yang
mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang dan sedih
(alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh kalimat seru yaitu
“alangkah indahnya alam Indonesia ini.”
Jadi, dapat peneliti simpulkan jenis kalimat berdasarkan isinya antara lain: 1)
kalimat ajakan, 2) kalimat larangan, 3) kalimat perintah, 4) kalimat seru, 5)
kalimat saran, 6) kalimat pernyataan dan 7) kalimat pertanyaan.
8. Contoh Menelaah Puisi Rakyat Berdasarkan Indikator Penelitian
a. Menelaah Pantun
Ambillah kapas menjadi benang,
Ambillah benang menjadi kain.
Kalau kamu ingin dikenang,
Berbuat baiklah dengan orang lain.
Dari pantun nasihat diatas dapat dianalisis sesuai indikator yaitu struktur
puisi rakyat (rima, larik) dan kebahasaan puisi rakyat (kalimat, pilihan
kata, dan ejaan bahasa Indonesia).
1) Struktur Puisi Rakyat
a) Rima yang terdapat dalam pantun yaitu berpola a-b-a-b,
dibuktikan dengan bunyi g-n-g-n disetiap akhir baris.
Ambillah kapas menjadi benang,
Ambillah benang menjadi kain.
Kalau kamu ingin dikenang,
Berbuat baiklah dengan orang lain.
b) Jumlah larik atau baris yang terdapat pada pantun yaitu berjumlah
4 baris dalam 1 bait.
Ambillah kapas menjadi benang, (baris ke 1)
Ambillah benang menjadi kain. (baris ke 2)
Kalau kamu ingin dikenang, (baris ke 3)
Berbuat baiklah dengan orang lain. (baris ke 4)
2) Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
a) Kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat perintah. Hal
ini dikarenakan adanya penggunaan kata “ambilah” yang berarti
memerintah untuk mengambil sesuatu.
Ambillah kapas menjadi benang,
Ambillah benang menjadi kain.
b) Pilihan kata yang terdapat pada pantun yaitu mengandung makna
konotasi karena pada baris pertama dan kedua menggunakan
makna yang tidak sebenarnya.
Ambillah kapas menjadi benang,
Ambillah benang menjadi kain.
c) Ejaan Bahasa Indonesia yang terdapat pada pantun yaitu terdapat
4 kata berimbuhan, kata dasar ada 4 dan sudah menggunakan
tanda baca yang benar.
Ambillah kapas menjadi benang,
Ambillah benang menjadi kain.
Kalau kamu ingin dikenang,
Berbuat baiklahdenganoranglain.
b. Menelaah Syair
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman.
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
Dari syair agama diatas dapat dianalisis sesuai indikator yaitu struktur
puisi rakyat (rima, larik) dan kebahasaan puisi rakyat (kalimat, pilihan
kata, dan ejaan bahasa Indonesia).
1) Struktur Puisi Rakyat
a) Rima yang terdapat dalam syair yaitu berpola a-a-a-a, dibuktikan
dengan bunyi huruf disetiap akhir baris.
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman.
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
b) Jumlah larik atau baris yang terdapat pada syair yaitu berjumlah 4
baris dalam 1 bait.Keempat larik syair merupakan isi dan terkait
dengan bait- bait yang lain.
Hai muda arif budiman, (baris ke 1)
Hasilkan kemudi dengan pedoman. (baris ke 2)
Alat perahumu jua kerjakan, (baris ke 3)
Itulah jalan membetuli insan. (baris ke 4)
2) Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
a) Kalimat yang terdapat dalam syair yaitu kalimat sapa dan kalimat
perintah. Hal ini dikarenakan adanya penggunaan kata “hai,
hasilkan dan kerjakan” yang digunakan untuk menyapa dan
memperintahkan pemuda.
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman.
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
d) Pilihan kata yang terdapat pada syair yaitu mengandung makna
konotasi karena pada baris pertama dan kedua menggunakan
makna yang tidak sebenarnya. Makna yang terdapat pada baris ke
2 yaitu pemuda diperintahkan agar dapat memimpin dengan benar
sesuai yang diajarkan agar tidak salah jalan.
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman.
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
e) Ejaan Bahasa Indonesia yang terdapat pada pantun yaitu terdapat
6 kata berimbuhan, kata dasar ada 7 dan sudah menggunakan
tanda baca yang benar.
Hai mudaarif budiman,
Hasilkankemudi dengan pedoman.
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuliinsan.
c. Menelaah Gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah takkan merugi
Dari gurindam diatas dapat dianalisis sesuai indikator yaitu struktur puisi
rakyat (rima, larik) dan kebahasaan puisi rakyat (kalimat, pilihan kata,
dan ejaan bahasa Indonesia).
1) Struktur Puisi Rakyat
a) Rima yang terdapat dalam gurindam yaitu berpola a-a, dibuktikan
dengan bunyi huruf disetiap akhir baris.
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah takkan merugi
b) Jumlah larik atau baris yang terdapat pada gurindam yaitu
berjumlah 2 baris.Struktur penyajian gurindam dua larik
merupakan isi yang berhubungan. Larik satu merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik dua.
Apabila kelakuan baik berbudi (baris ke- 1)
Hidup menjadi indah takkan merugi (baris ke- 2)
2) Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
a) Kalimat yang terdapat dalam gurindam yaitu kalimat saran. Hal
ini dikarenakan gurindam berisi tentang saran untuk kebaikan.
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah takkan merugi
b) Pilihan kata yang terdapat pada gurindam yaitu mengandung
makna denotasi karena kata yang dipilih menggunakan makna
sebenarnya dan tersirat isinya tentang saran untuk melakukan hal
baik sehingga hidup menjadi indah.
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah takkan merugi
c) Ejaan Bahasa Indonesia yang terdapat pada gurindam yaitu
terdapat 4 kata berimbuhan, kata dasar ada 3 dan tidak
menggunakan tanda baca sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Apabila kelakuanbaikberbudi
Hidupmenjadi indah takkan merugi
Dilihat dari contoh menelaah puisi rakyat diatas, dapat terlihat persamaan dan
perbedaannya yaitu, antara lain:
a. Persamaan Pantun, Syair dan Gurindam
1) Pantun dan syair sama- sama terdiri dari empat baris dalam satu bait
2) Pantun, syair dan gurindam termasuk dalam jenis puisi lama
3) Pantun dan syair tiap baris sama- sama memiliki lebih dari 8 suku
kata,
b. Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam
1) Pantun bersajak a-b-a-b, Syair bersajak a-a-a-a, sedangkan gurindam
bersajak a-a
2) Pantun terdiri dari sampiran dan isi sedangkan, syair semua barisnya
adalah isi, kemudian gurindam terdiri dari nasehat dan isi.
3) Isi gurindam berupa nasihat, sedangkan pantun tidak hanya nasihat
saja, tetapi adapula tentang humoris (pantun jenaka).
E. Kerangka Pikir
Suatu pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih
bermakna jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat
siswa aktif, pikirannya kreatif, dan membuatnya merasa senang, salah satu
pembelajaran itu adalah puisi rakyat. Puisi rakyat merupakan warisan budaya
bangsa yang wajib kita pelihara. Puisi rakyat merupakan puisi lama yang
meliputi pantun, syair dan gurindam. Pembelajaran puisi rakyat khusunya
menelaah struktur dan kebahasaan, dapat membuat siswa tidak melupakan
warisan budaya bangsa dan memahami antara pantun, syair dan gurindam.
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Diketahui
bahwa siswa masih banyak yang belum paham dalam menelaah puisi rakyat.
Siswa dikatakan mampu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat, jika
memenuhi kriteria yaitu 1) siswa menelaah pola rima puisi rakyat, 2) siswa
mampu menelaah jumlah larik puisi rakyat, 3) siswa mampu menelaah pola
kalimat puisi rakyat, 4) siswa mampu menelaah diksi dalam puisi rakyat, 5)
siswa mampu menelaah Ejaan Bahasa Indonesia dalam puisi rakyat. Lebih
lengkapnya kerangka pikir penelitian ini peneliti gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Pikir
KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PUISI
RAKYAT (PUISI LAMA) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP
SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN
AKADEMIK 2018- 2019
INDIKATOR:
Siswa mampu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) yang
meliputi pantun, syair dan gurindam.
1. Struktur Puisi Rakyat
A. Pola rima (sajak)
1) Pantun memiliki rima a-b-a-b
2) Syair memiliki rima a-a-a-a
3) Gurindam memiliki rima a-a
B. Penggunaan Larik (baris)
1) Pantun memiliki 4 baris dalam 1 bait
2) Syair memiliki 4 baris dalam 1 bait
3) Gurindam memiliki 2 baris dalam 1 bait
2. Kebahasaan Puisi Rakyat
1) Pola kalimat
a. Kalimat seru
b. Kalimat perintah
c. Kalimat ajakan
2) Diksi (Pilihan Kata)
a. Denotasi (makna sebenarnya)
b. Konotasi (makna tidak sebenarnya)
3) Ejaan Bahasa Indonesia
a. Kata berimbuhan
b. Kata dasar
c. Penggunaan tanda baca (koma dan titik)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilakukan. Lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
Sekolah Menengah Pertama 1 Muhammadiyah Pringsewu, yang berlokasi di
jalan Pirngadi nomor 56 kabupaten Pringsewu. Alasan peneliti memilih lokasi
ini dikarenakan lembaga tersebut merupakan lembaga pendidikan yang cukup
berkualitas yang terdapat sarana prasarana serta fasilitas yang mendukung dalam
proses belajar mengajar.
B. Informan Penelitian
Informan penelitian yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan suatu
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti baik mengenai situasi maupun kondisi.
Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang
akan diteliti. Pada kesempatan ini peneliti memperoleh informasi dari guru
bidang studi bahasa Indonesia yaitu Bapak Agus Alatas, S.Pd. tentang jumlah
siswa yang terdapat di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu pada kelas VII yang
terdiri dariempat kelas. Pada kelas VII.1 berjumlah 27 siswa, kelas VII.2
berjumlah 30 siswa, kelas VII.3 berjumlah 27 siswa, sedangkan kelas VII.4
berjumlah 26 siswa. Jadi, total keseluruhan siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu berjumlah 110 siswa.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Menurut Maolani dan Cahyana (2016: 39) populasi adalah semua anggota
dari suatu kelompok orang, kejadian, atau objek-objek yang ditentukan
dalam suatu penelitian. sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173)
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Karena dalam penelitian ini
akan meneliti tentang kemampuan menelaah struktur dan kebahasaan puisi
rakyat (puisi lama) kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewusemester
genap tahun pelajaran 2018-2019, yang jumlah populasinya lebih dari 100
maka harus mengadakan pembatasan terlebih dahulu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester
genapSMP Muhammadiyah Pringsewu tahun pelajaran 2018- 2019 sebanyak
110 siswa. Secara lebih rinci yakni sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah
1 VII. 1 27
2 VII. 2 30
3 VII. 3 27
4 VII. 4 26
Jumlah 110
(Sumber: SMP Muhammadiyah Pringsewu)
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat
Maolani dan Cahyana (2016: 39) yang menyatakan bahwa sampel
merupakan suatu bagian dari suatu populasi. Jadi, dapat peneliti
simpulkan bahwa sampel adalah suatu bagian yang mewakili populasi
yang nantinya akan diteliti.Kemudian, pengambilan sampel untuk
penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010: 112), jika subjeknya
kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semua, jika subjeknya besar atau
lebih dari 100 orang dapat diambil 10- 15% atau 20- 25% atau lebih. Jadi,
dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah
sebesar 30 orang dikarenakan populasi yang akan diteliti lebih dari 100
orang.
3. Teknik Sampling
Menurut Arikunto (2010:177) teknik sampling adalah cara atau teknik
untuk mengambil sampel. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut
Suharsimi Arikunto (2010: 112), jika subjeknya kurang dari 100 orang
sebaiknya diambil semua, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang
dapat diambil 10-15% atau 20- 25% atau lebih.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik samplingyaitu
Cluster Random Sampling. Cluster random sampling atau sampling acak
kelompok adalah sampling yang dipilih jadi sampel bukan perorangan
melainkan suatu kelompok yang secara alamiah berada bersama- sama
(Cahyana, 2016: 60).Bila satu kelompok telah terpilih maka anggota
dalam kelompok tersebut harus dimasukkan ke dalam sampel. Alasan
peneliti menggunakan teknik sampling ini karena di SMP Muhammadiyah
1 Pringsewu tidak terdapat kelas unggulan. Sehingga, untuk mengambil
sampel, penelitimengambil satu kelas secara acakdari seluruh kelas VII
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu semester genaptahun pelajaran 2018-
2019.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Mendata seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1
PringsewuPringsewu
b. Penelitian menggunakan 4 kertas yang telah diberi nama kelas yaitu
kelas VII.1, VII.2, VII.3 dan VII.4.
c. Lalu kertas-kertas tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah
wadah (bekas aqua gelas)
d. Peneliti memanggil setiap ketua kelas dan guru mata pelajaran untuk
menyaksikan kelas mana yang akan terpilih.
e. Peneliti mengocok keempat kertas tersebut.
f. Mengeluarkan 1 gulung kertas dari wadah tersebut.
g. Setelah itu kertas yang keluar dilihat, kemudian kelas tersebut menjadi
kelas untuk diteliti.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhamamdiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran
2018-2019 pada siswa kelas VII semester genap. Teknikdan alat pengumpulan
data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Tes
Menurut Arikunto (2010: 193) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Tes digunakan untuk mengetaahui informasi tentang data kognitif
siswa. Kemudian Maolani dan Cahyana (2016:117) mengatakan dalam
penelitian pendidikan, tes adalah alat pengukur yang penting. Suatu tes
adalah suatu set stimulus yang diberikan kepada seseorang untuk
memperoleh respons supaya dapat diberikan nilai terhadap kemampuannya
sesuai dengan tujuan dari tes.
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan teknik tes uraian berupa tes
tertulis yaitu siswa menuliskan hasil dari instrumen soal yang diberikan, lalu
menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) yang meliputi
pantun, gurindam dan syair. Hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya
monumental dari seseorang. Kemudian, menurut Suharsimi Arikunto (2010:
232) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger,
agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini, data yang hendak dicari yaitu
jumlah siswa dan kemampuan siswa dari hasil instrumen tes. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui siswa yang akan dijadikan subjek penelitian,
kemudian untuk memperoleh data-data berupa foto pembelajaran ketika
dilakukannya pembelajaran selama penelitian berlangsung sehingga dapat
dijadikan bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian di Sekolah
Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Pringsewu.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2007: 320) pemeriksaan terhadap keabsahan data pada
dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada
penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai
unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
Selanjutnya keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas), (Moleong, 2007: 321).
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2011: 268- 269).
Menurut Sugiyono (2011: 270) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal),
dependability (realiblitas), dan confirmability (obyektivitas). Teknik pemeriksaan
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji credibility dengan
cara meningkatkan ketekunan serta menggunakan bahan referensi.
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Meningkatkan ketekunan dapat meningkatkan kredibilitas
data karena kita bisa mengecek kembali apakah data yang telah ditemukan ada
yang salah atau tidak, sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Bekal peneliti untuk
meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca referensi buku maupun
hasil penelitian atau dokumentasi- dokumentasi yang terkait dengan temuan yang
diteliti (Sugiyono, 2011: 272). Selanjutnya,menurut Sugiyono (2011: 275)
menggunakan bahan referensi juga menjadi bahan pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti dan sebaiknya data- data
yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto- foto atau dokumen- dokumen
autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011: 245) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif,
yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Moleong (2007: 6)
menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain- lain, secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Nasution (dalam Sugiyono, 2011: 245) menyatakan “analisis telah muali sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif
dalam menganalisis data.Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil tes dan
dokumentasi, kemudian menganalisis seluruh data sesuai yang diperoleh, setelah
itu mengidentifikasikan data sesuai dengan Kemampuan Menelaah Struktur dan
Kebahasaan Puisi Rakyat (Puisi Lama) Siswa Kelas VII Semester
GenapSMPMuhammadiyah Pringsewu Tahun Pelajaran 2018-2019. Langkah-
langkah penelitian dalam menganalisis data sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yaitu
mengenai menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (puisi lama) siswa
kelas VII semester genapSMP MuhammadiyahPringsewutahun pelajaran
2018-2019.
2. Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil dari kemampuan siswa dalam
menelaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat (puisi lama).
Tabel 2
Indikator PenilaianKemampuan Menelaah Berdasarkan
Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat (Puisi Lama)
No Komponen yang Dinilai Rentang Skor Bobot
I Struktur Puisi Rakyat
1 Menentukan Pola Rima
a. Pola rima pantun (a-b-a-b)
b. Pola rima syair (aa-aa)
c. Pola rima gurindam (a-a, b-b)
0-3 20
2 Menentukan Jumlah Larik (Baris)
a. Larik pantun (1 bait 4 larik)
b. Larik syair (1 bait 4 larik)
c. Larik gurindam (1 bait 2 larik)
0-3 20
II Kebahasaan Puisi Rakyat
3 Menentukan Pola Kalimat
a. Kalimat Perintah
b. Kalimat Ajakan
c. Kalimat Seru
0-3 20
4 Menentukan Diksi
a. Denotasi
b. Konotasi
0-3 20
5 Menentukan Ejaan Bahasa Indonesia
a. Pemakaian kata berimbuhan
0-3 20
b. Pemakaian kata dasar
(Sumber: Olahan peneliti)
Adapun perincian penetapan skor atau penjelasan indikator sebagai berikut:
a. Menentukan Pola Rima yang terdapat dalam puisi rakyat.
1) Jika siswa mampu menentukan pola rima puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) dengan tepat, maka skor 3
2) Jika siswa mampu menentukan pola rima hanya 2 dari puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) , maka skor 2
3) Jika siswa hanya mampu menentukan 1 pola rima dari puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam), maka skor 1
4) Jika siswa tidak mampu menentukan pola rima puisi rakyat (pantun,syair
dan gurindam), maka skor 0
b. Menentukan Jumlah Larik (Baris)
1) Jika siswa mampu menentukan semua jumlah larik puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam) dengan tepat, maka skor 3
2) Jikasiswa hanya mampu menentukan 2 jumlah larik puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam), maka skor 2
3) Jika siswa hanya mampu menentukan 1 jumlah larik puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam), maka skor 1
4) Jika siswa tidak mampu menentukan larik puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam), makaskor 0
c. Menentukan Pola Kalimat
1) Jika siswa mampu menentukan pola kalimat dari seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) dengan tepat, maka skor 3
2) Jika siswa hanya mampu menentukan 2 pola kalimat puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam), maka skor 2
3) Jika siswa hanya menentukan 1 pola kalimat dalam puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam), maka skor 1
4) Jika siswa tidak mampu menentukan pola kalimat puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam), maka skor 0
d. Menentukan Diksi (Pilihan Kata)
1) Jika siswa mampu menentukan diksi (denotasi dan konotasi)dalam puisi
rakyatsecara tepat, maka skor 3
2) Jika siswa hanya mampu menentukan 1 diksi (denotasi atau konotasi) saja,
maka skor 2
3) Jika siswa kurang mampu menentukan diksi (denotasi atau konotasi)
sehingga tidak tepat , maka skor 1
4) Jika siswa tidak mampumenentukan 1 diksi (denotasi atau konotasi), maka
skor 0
e. Ejaan Bahasa Indonesia
1) Jika siswa mampu menentukan Ejaan Bahasa Indonesia (kata berimbuhan
dan kata dasar) secara tepat, maka skor 3
2) Jika siswa menentukan Ejaan Bahasa Indonesia (kata berimbuhan dan kata
dasar) secara tidak tepat, maka skor 2
3) Jika siswa hanya mampu menentukan salah satu dari Ejaan Bahasa
Indonesia (kata berimbuhan atau kata dasar) saja, maka skor 1
4) Jika siswa tidak mampumenentukan Ejaan Bahasa Indonesia (kata
berimbuhan dan kata dasar), maka skor 0
3. Mengoreksi lembar jawaban siswa dan memberi skor sesuai dengan hasil
yang diperoleh siswa.
4. Menghitung jumlah jawaban yang benar yang diperoleh pada setiap butir
yang menjadi bahan penelitian dengan rumusan sebagai berikut :
N = xbobotY
X
Keterangan: N= Nilai siswa
X= Skor yang diperoleh siswa
Y= Skor maksimal
(Kemendikbud, 2016: 188).
5. Memasukan nilai siswa ke dalam tabel penilaian yang sudah dibuat peneliti.
6. Mencari persentase skor yang diperoleh siswa menggunakan rumus:
P=n
𝑁𝑥 100%
Keterangan: P= Persentase kemampuan
n= skor yang diperoleh siswa
N= Skor maksimal
(Kemendikbud, 2016: 188).
Berdasarkan uraian di atas, nilai yang didapatkan kemudian dibandingkan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang digunakan di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tempat
penelitian dilaksankan. Apabila siswa telah mencapai nilai di atas 78 maka
siswa dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan. Tolak ukur yang penulis
gunakan untuk menetukan ketuntasan siswa pada tabel berikut:
Tabel 3
Tolak Ukur Ketuntasan Siswa
Interval Persentase
Tingkat
Nilai Ubah Skala Lima Keterangan
0-4 E-A
Penguasaan
85% - 100% 4 A Baik sekali
75% - 84% 3 B Baik
60% - 74 % 2 C Cukup
40% - 59% 1 D Kurang
0% - 39% 0 E Gagal
(Burhan Nurgiantoro, 2010: 399).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Penyajian Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun
Pelajaran 2018-2019. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII yang
berjumlah 30 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil tes siswa, prosedur yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data sebagai berikut:
a. Melakukan tes dengan cara menerangkan terlebih dahulu materi puisi
rakyat dan menjelaskan struktur kebahasaan puisi rakyat melalui media
papan tulis.
b. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang telah
dibuat oleh peneliti.
c. Mengumpulkan, mengoreksi dan menilai tugas siswa sesuai dengan skor
yang diperoleh siswa.
d. Mengolah perolehan data sesuai dengan kriteria yang peneliti tetapkan
dalam penelitian ini.
e.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu dengan jumlah 30 siswa sebagai berikut:
Tabel 3
Nama Siswa yang Dijadikan Subjek Penelitian
No.
Nama
L/P
Skor Penilaian Jumlah
1 2 3 4 5 Skor
1 Adiba Farah Nafiza P 3 2 3 1 0 9
2 Afifah Azzahra P 3 3 3 1 1 11
3 Ahmad Suryono L 3 3 2 1 2 11
4 Aisya Biyanti P 2 2 2 1 2 9
5 Al Hafidz Safiq A L 3 3 3 1 2 12
6 Allysia Okta Ramadhani P 3 3 3 1 3 13
7 Arthur Kamal Sidiq L 3 3 3 1 2 12
8 Arya Rambu Rabani L 2 2 2 1 1 8
9 Azkah Faturohim L 3 3 3 1 2 12
10 Dhiya Ulhaq Lutfi L 2 2 2 1 1 8
11 Diah Ana Fadilla P 3 3 2 0 0 8
12 Dzaky Aulia Hanif L 3 3 3 0 1 10
13 Faradilla Fauziyah P 3 2 3 2 0 10
14 Febriansyah L 3 3 3 2 3 14
15 Gilar Gumilar L 3 3 3 2 3 14
16 Istiqfar Rahma Aziza P 3 2 2 0 0 7
17 Kurnia Ramadani P 3 2 1 0 0 6
18 Lutfiah Azzahroh P 3 2 3 1 0 9
19 Muhammad Rizky R L 3 3 3 1 2 12
20 Naufal Syakib R L 3 3 3 2 2 13
21 Nur Amalina P 3 3 3 1 2 12
22 Rafli Juni Purnama L 3 3 2 1 1 10
23 Ridhi Wahyu Marlinda L 3 3 2 1 2 11
24 Romi Setiawan L 3 3 3 2 3 14
25 Suci Rahmawati P 3 3 3 1 2 12
26 Syadam Febian L 3 3 3 1 3 13
27 Vega Cinta Claudia P 3 3 3 1 1 11
28 Yazan Khoirico L 3 3 2 1 1 10
29 Zakiyyah Zahra Askari P 3 3 3 1 1 11
30 Nur Afiffah Azzahra P 3 3 3 1 1 11
Jumlah 84 82 79 31 44 320
(Sumber: Olahan Peneliti)
Keterangan:
1) Rima atau Sajak
2) Larik atau Baris
3) Kalimat
4) Pilihan Kata atau Diksi
5) EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)
2. Analisis Data
a. Penghitungan Nilai
Setelah tes selesai, hasil tes disajikan dan diberi nilai berdasarkan rumus
penelitian yang telah ditentukan yaitu N = 100xY
X. Selanjutnya nilai
nilai yang diperoleh siswa kemudian, dimasukkan ke dalam tabel
menurut aspek penelitian. Adapun nilai yang diperoleh siswa adalah
sebagai berikut:
1) Adiba Farah Nafiza
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 13 + 20 + 6 + 0 = 59
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat telah
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua strukturpuisi
rakyat yaitu syair dan gurindam dari menelaah jumlah larik dalam
puisi rakyat.Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat berupa menelaah kalimat
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk diksi siswa diberi skor 1
karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang
mampu menelaahpola kalimat dalam puisi rakyat dan hanya
menelaah 1 puisi rakyat yaitu syair saja, sehingga,tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi
skor 0 karena siswa tidak mampumenelaah kebahasaan puisi rakyat
dilihat dari menelaah Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga,Adiba Farah Nafiza mendapat nilai 59 dengan kategori
kurang.
2) Afifah Azzahra
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 7 = 74
Dikatakan mampu karena dalam menelaah pola rima puisi rakyat
dan diberi skor 3 karena sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa
mengetahui rima pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk
jumlah baris atau larik siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
menelaah struktur puisi rakyat yaitu menelaah jumlah larik dari
pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa
diberi skor 3 karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat
yaitu dengan cara menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun,
syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan
puisi rakyat kurang mampu menelaah diksi berupa kalimat
denotatif ataupun konotatif yang ada dalam puisi rakyat sehingga,
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia
siswa diberi skor 1 karena siswa kurang mampu menelaah
kebahasaan puisi rakyat dilihat dari siswa yang hanya dapat
menelaah satu Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga,Afifah Azzahramendapat nilai 74 dengan kategori cukup.
3) Ahmad Suryono
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 13 + 7 + 13 = 73
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima dan diberi skor 3
karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena siswa dalam
menelaah kebahasaan hanya mampu menelaah dua kalimat puisi
rakyat dengan tepat. Untuk Diksi siswa diberi skor 1 karena siswa
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang mampu menelaah
diksi berupa kalimat denotatif ataupun konotatif yang ada dalam
puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2
karena siswa hanya mampu menelaah dua Ejaan Bahasa Indonesia
pada puisi rakyat yaitu pada syair dan gurindam. Dari masing-
masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga,
Ahmad Suryono mendapat nilai 73 dengan kategori cukup.
4) Aisa Biyanti
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 13 + 13 + 13 + 7 + 13 = 59
Dikatakan cukup dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 2 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat hanya
mampu menelaah dua dari tiga puisi rakyat yang ada dan kurang
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua jumlah larik
yang ada pada puisi rakyat dengan cukup tepat. Untuk pola kalimat
siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua puisi
rakyat dengan tepat. Untuk Diksi siswa diberi skor 1 karena siswa
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang mampu dan hanya
menelaahsatu diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam puisi
rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah kebahasaan puisi rakyat, dilihat dari
siswa yang hanya mampu menelaah dua Ejaan Bahasa Indonesia
pada pantun. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Aisa Biyanti mendapat nilai 59
dengan kategori kurang.
5) Al Hafidz Safiq Akhdan
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi skor 3
karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu dengan cara menelaah
kalimat yang terdapat dalam pantun, syair dan gurindam tepat dan
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 1
karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang
mampu menelaah kebahasaan diksi berupa kalimat denotatif dan
hanya mampu menelaah 1 saja yang ada dalam puisi rakyat. Untuk
Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2 karena siswa hanya
mampu menelaah hanya mampu menelaah dua Ejaan Bahasa
Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-masing skor yang
diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Al Hafidz Safiq
Akhdan mendapat nilai 80 dengan kategori baik.
6) Allyssia Okta Ramadhani Putri
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
3
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 +7 + 20 = 87
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa mampu dalam menelaah seluruh struktur puisi
rakyat sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima
pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau
larik siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur
puisi rakyat yaitu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3
karena siswa mampu dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu
dengan cara menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun, syair
dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Diksi
siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat kurang mampu menelaah diksi berupa kalimat denotatif
ataupun konotatif yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa
Indonesia siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah
kebahasaan puisi rakyat, dilihat dari siswa yang mampu menelaah
Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat dengan tepat dan sesuai
yang diharapkan. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Allyssia Okta Ramadhani Putri
mendapat nilai 87 dengan kategori sangat baik.
7) Arthur Kamal Sidiq
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu karena dalam menelaah pola rima puisi rakyat,
diberi skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat
sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun,
syair dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik
siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi
rakyat yaitu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam
dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa
mampu dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu dengan cara
menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun, syair dan gurindam
tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi
skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang
mampu menelaah diksi berupa kalimat denotatif ataupun konotatif
yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah kebahasaan puisi
rakyat, dilihat dari siswa yang hanya mampu menelaah dua Ejaan
Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-masing skor yang
diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Arthur Kamal
Sidiq mendapat nilai 80 dengan kategori baik.
8) Arya Rambu Rabani
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 13 + 13 + 13 + 7 +7 = 53
Dikatakan cukup mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat
dan diberi skor 2 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat
hanya mampu menelaah dua dari tiga puisi rakyat yang ada. Untuk
jumlah baris atau larik siswa diberi skor 2 karena siswa hanya
mampu menelaah dua jumlah larik yang ada pada puisi rakyat
dengan cukup tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah dua puisi rakyat dengan tepat. Untuk
Diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan
puisi rakyat kurang mampu menelaah diksi berupa kalimat
denotatif ataupun konotatif yang ada dalam puisi rakyat.Untuk Ejaan
Bahasa Indonesia siswa diberi skor 1 karena siswa kurang mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat, sehingga,hanya dapat menelaah
satu Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-masing
skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Arya
Rambu Rabani mendapat nilai 53 dengan kategori kurang.
9) Azkah Faturrahim
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat, diberi
skor 3 dan siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat
yaitu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan
tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu dengan cara
menelaah kalimat yang ada dalam pantun, syair dan gurindam tepat
dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 1
karena siswa kurang mampu menelaah diksi yang ada dalam puisi
rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah 2 kebahasaan puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga, Azkah Faturrahim mendapat nilai 80 dengan kategori baik.
10) Dhiya Ulhaq Lutfi
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 13 + 13 + 13 + 7 + 7 = 53
Dikatakan cukup mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah 2 dari puisi
rakyat yang ada, sehingga, kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi skor 2 karena siswa
hanya mampu menelaah dua jumlah larik yang ada pada puisi rakyat
dengan cukup tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena
siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat hanya mampu
menelaah dua puisi rakyat dengan tepat. Untuk Diksi siswa diberi
skor 1 karena siswa kurang mampu menelaah diksi yang ada dalam
puisi rakyat.Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 1
karena siswa kurang mampu menelaah kebahasaan puisi rakyat dan
siswa hanya dapat menelaah satu Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi
rakyat. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan
dengan bobot sehingga, Dhiya Ulhaq Lutfi mendapat nilai 53 dengan
kategori kurang.
11) Diah Ana Fadilla
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
0
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 13 + 0 + 0 = 53
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat
yaitu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan
tepat.Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena siswa hanya
mampu menelaah2 puisi rakyat. Untuk Diksi siswa diberi skor 0
karena siswa tidak mampu dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat.
Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 0 karena siswa
tidak mampu menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu menentukaan
kata berimbuhan, kata dasar dan tanda baca. Dari masing-masing
skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Diah
Ana Fadila mendapat nilai 53 dengan kategori kurang.
12) Dzaky Aulia Hanif
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
0
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 0 + 7 = 67
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat dengan tepat dan sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 0 karena siswa tidak
mampu dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat. Untuk Ejaan
Bahasa Indonesia siswa diberi skor 1 karena siswa kurang mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat dilihat dari siswa yang hanya
dapat menelaah1 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga, Dzaky Aulia Hanif mendapat nilai 67 dengan kategori
cukup.
13) Fara Dilla Faziah
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 13 + 20 + 13 + 0 = 66
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah 2 struktur puisi
rakyat yaitu menelaah jumlah larik. Untuk pola kalimat siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yaitu dengan cara menelaah kalimat yang ada dalam pantun,
syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
Diksi siswa diberi skor 2 karena siswa dalam menelaa kebahasaan
puisi rakyat hanya mampu menelaah2diksi berupa kalimat denotatif
yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa
diberi skor 0 karena siswa tidak mampu menelaah kebahasaan
danmenelaah Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga,Fara Dilla Faiziah mendapat nilai 66 dengan kategori
cukup.
14) Febriansyah
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
3
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 13 + 20 = 93
Dikatakan mampu dan diberi skor 3 karena siswa dalam menelaah
struktur puisi rakyat sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa
mengetahui rima pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk
jumlah baris atau larik siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
menelaah struktur puisi rakyat yaitu menelaah jumlah larik dari
pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa
diberi skor 3 karena siswa mampu dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yaitu dengan cara menelaah kalimat yang ada dalam pantun,
syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan.Untuk
diksi siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah 2
diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam puisi rakyat. Untuk
Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat dengan cara menelaah Ejaan
Bahasa Indonesia pada puisi rakyat dengan tepat dan sesuai yang
diharapkan. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Febriansyah mendapat nilai 93
dengan kategori sangat baik.
15) Gilar Gumilar
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
3
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 13 + 20 = 93
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat, diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat
yaitu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan
tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat dengan tepat dan sesuai
dengan yang diharapkan.Untuk Diksi siswa diberi skor 2 karena
siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat hanya mampu
menelaah 2 diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam puisi
rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 3 karena
siswa mampu menelaah Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat
dengan tepat dan sesuai yang diharapkan. Dari masing-masing skor
yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Gilar
Gumilar mendapat nilai 93 dengan kategori sangat baik.
16) Istigfar Rahma Azizah
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
0
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 13 + 13 + 0 + 0 = 46
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyatdan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua jumlah larik
yang ada pada puisi rakyat dengan cukup tepat. Seharusnya siswa
dapat menelaah semua puisi rakyat dengan benar. Untuk pola
kalimat siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah2
puisi rakyat dengan tepat. Seharusnya siswa dapat menelaah puisi
rakyat berdasarkan pola kalimat dengan benar.Untuk Diksi siswa
diberi skor 0 karena siswa tidak mampu dalam menelaah kebahasaan
puisi rakyat. Seharusnya siswa dapat menjawab dengan benar yaitu
terdapat kata denotasi pada pantun, syair dan gurindam. Untuk Ejaan
Bahasa Indonesia siswa diberi skor 0 karena siswa tidak mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat.seharusnya siswa mampu
menelaah yaitu masing- masing dari puisi rakyat terdapat
penggunaan kata berimbuhan dan kata dasar serta pada gurindam
telah menggunkan penggunaan tanda baca yang baik sedangkan
pantun dan syair tidak menggunakan tanda baca.Dari masing-masing
skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga,Istigfar
Rahma Azizah mendapat nilai 46 dengan kategori kurang.
17) Kurnia Ramadhani
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
0
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 13 + 7 + 0 + 0 =40
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyatdan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Sehingga, skor yang didapat adalah 0
untuk setiap indikator. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua jumlah larik yang
ada pada puisi rakyat dengan cukup tepat. Untuk pola kalimat siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah 2 puisi rakyat
dengan tepat. Untuk Diksi siswa diberi skor 0 karena siswa tidak
mampu dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat. Seharusnya siswa
dapat menjawab dengan benar yaitu terdapat kata denotasi pada
pantun, syair dan gurindam. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa
diberi skor 0 karena siswa tidak mampu menelaah kebahasaan puisi
rakyat. seharusnya siswa mampu menelaah yaitu masing- masing
dari puisi rakyat terdapat penggunaan kata berimbuhan dan kata
dasar serta pada gurindam telah menggunkan penggunaan tanda baca
yang baik sedangkan pantun dan syair tidak menggunakan tanda
baca. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan
dengan bobot sehingga, Diah Ana Fadila mendapat nilai 40dengan
kategori kurang.
18) Lutfiah Azzahra
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
0
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 13 + 20 + 7 + 0 = 60
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah dua jumlah larik
yang ada pada puisi rakyat dengan cukup tepat. Untuk pola kalimat
siswa diberi skor 3 karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yaitu dengan cara menelaah kalimat yang terdapat dalam
pantun, syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk diksi diberi skor 1 karena siswa kurang mampu
dan hanyamenelaah1 diksi yang ada dalam puisi rakyat.Untuk Ejaan
Bahasa Indonesia siswa diberi skor 0 karena siswa tidak mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu menentukaan kata
berimbuhan, kata dasar dan tanda baca. Dari masing-masing skor
yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga,Lutfiah
Azzahra mendapat nilai 60 dengan kategori cukup.
19) M. Rizky Ramadhan
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20+ 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
menelaah kalimat dalam pantun, syair dan gurindam tepat dan sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 1 karena
siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang mampu dan
hanya menelaah1 diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam
puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah 2 kebahasaan puisi rakyat. Dari
masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga, M. Rizky Ramadhan mendapat nilai 80 dengan kategori
baik.
20) Naufal Syakib Ramadhan
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 13 + 13 = 86
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat diberi skor
3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat dan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 2 karena siswa dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat hanya mampu menelaah 2 diksi
yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa
diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah 2 kebahasaan
puisi rakyat. Dari masing- masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Naufal Syakib Ramadhan
mendapat nilai 86 dengan kategori sangat baik.
21) Nur Amalina
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah jumlah larik dari pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3
karena siswa mampu dalam menelaah kalimat yang terdapat dalam
pantun, syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk Diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang mampu dan hanya
menelaah1 diksi yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa
Indonesia siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampu menelaah2
Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-masing skor
yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Nur Amalina
mendapat nilai 80 dengan kategori baik.
22) Rafli Juni Purnama
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 13 + 7 + 13 = 73
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik
siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi
rakyat dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah2 puisi rakyat dengan tepat. Untuk
diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah puisi rakyat
kurang mampu dan hanya mampu menelaah 1 diksi dengan tepat.
Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2 karena siswa
hanya mampu menelaah2 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat.
Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan
bobot sehingga, Rafli Juni Purnama mendapat nilai 73 dengan
kategori cukup.
23) Ridhi Wahyu Marlinda
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 13 + 7 + 13 = 73
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampu
menelaah2 puisi rakyat dengan tepat. Untuk diksi siswa diberi skor 1
karena siswa kurang mampu dan hanya menelaah 1 diksi yang ada
dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor
2 karena siswa hanya mampu menelaah2 Ejaan Bahasa Indonesia
pada puisi rakyat. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Ridhi Wahyu Marlinda mendapat
nilai 73 dengan kategori cukup.
24) Romi Setiawan
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20
3
3𝑥20
2
3𝑥20
3
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 13 + 20 = 93
Dikatakan mampu menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi skor 3
karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah jumlah larik dari pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3
karena siswa mampu menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun,
syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan.Untuk
diksi siswa diberi skor 2 karena siswa hanya mampumenelaah 2
diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam puisi rakyat. Untuk
Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 3 karena siswa mampu
menelaah kebahasaan puisi rakyat dengan tepat dan sesuai yang
diharapkan. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Romi Setiawan mendapat nilai 93
dengan kategori sangat baik.
25) Suci Rahmawati
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
2
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 13 = 80
Dikatakan mampu dalam menelaah rima puisi rakyat dan diberi skor
3 karena siswa mengetahui rima pantun, syair dan gurindam dengan
tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi skor 3 karena siswa
mampu menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam
dengan tepat sesuai dengan yang diharapkan. Untuk pola kalimat
siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah kalimat yang
terdapat dalam pantun, syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk diksi siswa diberi skor 1 karena siswa
kurang mampu dan hanyamenelaah1 diksi yang ada dalam puisi
rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 2 karena
siswa hanya mampu menelaah2 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi
rakyat. Dari masing- masing skor yang diperoleh siswa dikalikan
dengan bobot sehingga, Suci Rahmawati mendapat nilai 80 dengan
kategori baik.
26) Syadam Febian
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
3
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 20 = 87
Dikatakan mampu dalam menelaah rima puisi rakyat dan diberi skor
3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi skor 3
karena siswa mampu jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam
dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa
mampu menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun, syair dan
gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk diksi
siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat kurang mampu dan hanyamenelaah1 diksi berupa kalimat
denotatif yang ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa
Indonesia siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah Ejaan
Bahasa Indonesia pada puisi rakyat dengan tepat dan sesuai yang
diharapkan. Dari masing- masing skor yang diperoleh siswa
dikalikan dengan bobot sehingga, Syadam Febian mendapat nilai 87
dengan kategori sangat baik.
27) Vega Cinta Claudia
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20+ 7 + 7 = 74
Dikatakan mampu dalam menelaah pola rima puisi rakyat dan diberi
skor 3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai
dengan yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa
diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah jumlah larik dari
pantun, syair dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa
diberi skor 3 karena siswa mampumenelaah kalimat yang terdapat
dalam pantun, syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang mampudan hanya dapat
menelaah1 diksi yang terdapat dalam puisi rakyat sehingga, tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia
siswa diberi skor 1 karena siswa kurang mampu dan hanya dapat
menelaah1 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-
masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga,
Vega Cinta Claudia mendapat nilai 74 dengan kategori Cukup.
28) Yazan Khoirico
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20 +
2
3𝑥20 +
1
3𝑥20 +
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 13 + 7 + 7 = 67
Dikatakan mampu dalam menelaah rima puisi rakyat dan diberi skor
3 karena siswa mengetahui rima pantun, syair dan gurindam dengan
tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk jumlah baris atau
larik siswa diberi skor 3 karena siswa mampu menelaah jumlah larik
dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 2 karena siswa
hanya mampu menelaah2 kalimat yang ada pada puisi rakyat dengan
tepat sehingga, kurang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk diksi
siswa diberi skor 1 karena siswa kurang mampudan hanya
menelaah1 diksi berupa kalimat denotatif yang ada dalam puisi
rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 1 karena
siswa kurang mampu dan hanya dapat menelaah1 Ejaan Bahasa
Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-masing skor yang
diperoleh siswa dikalikan dengan bobot sehingga, Yazan Khoirico
mendapat nilai 87 dengan kategori Sangat baik.
29) Zakiyah Zahrah
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20
3
3𝑥20
1
3𝑥20
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 7= 74
Dikatakan mampu dalam menelaah rima puisi rakyat dan diberi skor
3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah struktur puisi rakyat yaitu
menelaah jumlah larik dari pantun, syair dan gurindam dengan tepat.
Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3 karena siswa mampu dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat yaitu dengan cara menelaah
kalimat yang terdapat dalam pantun, syair dan gurindam tepat dan
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk diksi siswa diberi skor 1
karena siswa dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat kurang
mampu dan hanya menelaah1 diksi berupa kalimat denotatif yang
ada dalam puisi rakyat. Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi
skor 1 karena siswa kurang mampu dan siswa hanya dapat
menelaah1 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi rakyat. Dari masing-
masing skor yang diperoleh siswa dikalikan dengan bobot
sehingga,Zakiyah Zahrah mendapat nilai 74 dengan kategori cukup.
30) Nur Afifah
3
3𝑥20 +
3
3𝑥20
3
3𝑥20
1
3𝑥20
1
3𝑥20 = ⋯
Jadi, 20 + 20 + 20 + 7 + 7 = 74
Dikatakan mampu dalam menelaah rima puisi rakyat dan diberi skor
3 karena siswa dalam menelaah struktur puisi rakyat sesuai dengan
yang diharapkan yaitu siswa mengetahui rima pantun, syair dan
gurindam dengan tepat. Untuk jumlah baris atau larik siswa diberi
skor 3 karena siswa mampu menelaah jumlah larik dari pantun, syair
dan gurindam dengan tepat. Untuk pola kalimat siswa diberi skor 3
karena siswa mampu menelaah kalimat yang terdapat dalam pantun,
syair dan gurindam tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
diksi siswa diberi skor 1 karena siswa dalam menelaah kebahasaan
puisi rakyat kurang mampu dan hanyamenelaah1 diksi berupa
kalimat denotatif ataupun konotatif yang ada dalam puisi rakyat.
Untuk Ejaan Bahasa Indonesia siswa diberi skor 1 karena siswa
kurang mampu menelaah kebahasaan puisi rakyat dilihat dari siswa
yang hanya dapat menelaah1 Ejaan Bahasa Indonesia pada puisi
rakyat. Dari masing-masing skor yang diperoleh siswa dikalikan
dengan bobot sehingga,Nur Afifah mendapat nilai 74 dengan
kategori cukup.
Setelah tes selesai, hasil tes diperiksa dan diberi skor berdasarkan rumus
penilaian yang telah ditentukan. Selanjutnya nilai-nilai yang diperoleh
siswa kemudian, dimasukkan ke dalam tabel. Untuk lebih jelasnya data
tersebut dapat dilihat pada tabel rekapitulasi hasil tes kemampuan siswa
dalam menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat sebagai berikut:
Tabel 4
Nilai Kemampuan Menelaah Struktur Kebahasaan Puisi Rakyat
Kelas VII.2 SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2018- 2019
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Adiba Farah Nafiza 59 Kurang
2 Afifah Azzahra 74 Cukup
3 Ahmad Suryono 73 Cukup
4 Aisa Biyanti 59 Kurang
5 Al Hafidz Safiq Akhdan 80 Baik
6 Allyssia Okta Ramadhani 87 Sangat baik
7 Arthur Kamal Sidiq 80 Baik
8 Arya Rambu Rabani 53 Kurang
9 Azkah Fahturrohim 80 Baik
10 Dhiya Ulhaq Luthfi 53 Kurang
11 Diah Ana Fadila 53 Kurang
12 Dzaky Aulia Hanif 67 Cukup
13 Faradilla Fauziah 66 Cukup
14 Febriansyah 93 Sangat baik
15 Gilar Gumilar 93 Sangat baik
16 Istigfar Rahma Aziza 46 Kurang
17 Kurnia Ramadani 40 Kurang
18 Lutfiah Azzahrah 60 Cukup
19 M. Rizky Ramadhan 80 Baik
20 Naufal Syakib Ramadhan 86 Sangat baik
21 Nur Amalina 80 Baik
22 Rafli Juni Purnama 73 Cukup
23 Ridhi Wahyu Marlinda 73 Cukup
24 Romi Setiawan 93 Sangat baik
25 Suci Rahmawati 80 Baik
26 Syadam Febian 87 Sangat baik
27 Vega Cinta Claudia 74 Cukup
28 Yazan Khoirico 67 Cukup
29 Zakiyah Zahra Askari 74 Cukup
30 Nur Afifah Azzahra 74 Cukup
Jumlah Rata- Rata 2157:30= 71,9
(Sumber: Olahan Peneliti)
Berdasarkan hasil tes siswa yang ada dalam tabel, peneliti melakukan
analisis kemampuan menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam)terdapat jumlah sampel 30 siswa. Jumlah siswa
yang memperoleh nilaidengan kategori sangat baik berjumlah 6 siswa
atau sekitar 7
30𝑥 100% = 20% dengan nomor sampel 6, 14, 1, 20, 24,
dan 26. Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik
berjumlah 6 siswa, atau sekitar 6
30𝑥 100% = 20% dengan nomor
sampel 5, 7, 9, 19, 21 dan 25. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
dengan kategori cukup berjumlah 11 siswa atau sekitar 11
30𝑥 100% =
33,66% dengan nomor sampel 2, 3, 12, 13, 18, 22, 23, 27, 28, 29 dan
30. Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang
berjumlah 7 siswa atau sekitar 7
30𝑥 100% = 23,33% dengan nomor
sampel 1, 4, 8, 10, 11, 16 dan 17. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
dengan kategori Gagal berjumlah 0 siswa atau sekitar 0
30𝑥 100% =
0% dengan begitu tidak ada kategori gagal dalam sampel yang diteliti.
b. Persentase Kemampuan
Adapun hasil analisis data kemampuan menelaah struktur kebahasaan
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 5
Hasil Analisis Data Kemampuan Menelaah Struktur Kebahasaan
Puisi Rakyat (Pantun, Syair Dan Gurindam)
No. Indikator Skor yang
diharapkan
Skor yang
diperoleh
1 Rima atau Sajak 90 84
2 Larik atau Baris 90 82
3 Kalimat 90 79
4 Pilihan Kata atau Diksi 90 31
5 EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) 90 44
Jumlah 450 320
(Sumber: Olahan Peneliti)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase perindikator
sebagai berikut:
1) Rima
P = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100
P = 84
90 x 100 % = 90 %
Diketahui bahwa besarnya kemampuan menelaah puisi rakyat dengan
memperhatikan struktur puisi rakyat yaitu rima atau sajak yang
terdapat dalam puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) dari skor
yang dihasilkan siswa adalah 84, sedangkan skor maksimal yang
diharapkan adalah 90. Berdasarkan data perindikator dalam
menelaah struktur kebahasaanpuisi rakyat dengan memperhatikan
rima puisi rakyat rata-rata kemampuan siswayaitu 93,33%
dikategorikan sangat baik.
2) Larik atau Baris
P = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100
P = 84
90 x 100 % = 88,88%
Diketahui bahwa besarnya kemampuan menelaah struktur puisi
rakyat dengan memperhatikan larik atau baris yang terdapat dalam
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) dari skor yang dihasilkan
siswa adalah 82, sedangkan skor maksimal yang diharapkan adalah
90. Berdasarkan data perindikator dalammenelaah struktur puisi
rakyat dengan memperhatikan larik atau baris, rata-rata kemampuan
siswa yaitu 91,11% dikategorikan sangat baik.
3) Kalimat
P = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100
P = 79
90 x 100 % = 86,6%
Diketahui bahwa besarnya kemampuan menelaah kebahasaan puisi
rakyat dengan memperhatikan kalimat yang terdapat dalam puisi
rakyat (pantun, syair dan gurindam) dari skor yang dihasilkan siswa
adalah 79, sedangkan skor maksimal yang diharapkan adalah 90.
Berdasarkan data perindikator dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat dengan memperhatikan kalimat, rata-rata kemampuan siswa
yaitu 87,77% dikategorikan sangat baik.
4) Pilihan Kata atau Diksi
P = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100
P = 31
90 x 100 % = 34,44%
Diketahui bahwa besarnya kemampuan menelaah struktur
kebahasaan puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan kata atau
diksi yang terdapat dalam puisi rayat (pantun, syair dan gurindam)
dari skor yang dihasilkan siswa adalah 31, sedangkan skor maksimal
yang diharapkan adalah 90. Berdasarkan data perindikator dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan
kata atau diksi, rata-rata kemampuan siswa yaitu 34,44%
dikategorikan gagal.
5) EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)
P = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100
P = 44
90 x 100 % = 48,88%
Diketahui bahwa besarnya kemampuan menelaah struktur
kebahasaan puisi rakyat dengan memperhatikan Ejaan Bahasa
Indonesia yang terdapat dalam puisi rayat (syair, pantun dan
gurindam) dari skor yang dihasilkan siswa adalah 44, sedangkan skor
maksimal yang diharapkan adalah 90. Berdasarkan data per indikator
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyatdengan memperhatikan
Ejaan Bahasa Indonesia, rata-rata kemampuan siswa yaitu 48,88%
dikategorikan kurang.
Dengan memperhatikan jumlah skor yang dicapai maka dapat dihitung
kemampuan rata-rata dalamMenelaah Struktur Kebahasaan Puisi Rakyat
(Pantun, Syair dan Gurindam) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewuyaitu: P = 320
450 x 100 % = 71,11%.
Dengan demikian, skor rata-rata siswa 71,11% dapat dipahami bahwa
rata-rata kemampuan siswa dalam menelaah struktur kebahasaan puisi
rakyat, berada pada interval 60-74 yang termasuk dalam kategori cukup.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil rekapitulasi skor analisis kemampuan menelaah struktur
kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)siswa kelas VII semester
genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewutahun pelajaran 2018-2019 diperoleh
bahwa jumlah sampel 30 siswa. Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori sangat baik berjumlah 7 siswa atau sekitar 23%. Siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori baik berjumlah 6 siswa atau sekitar 20%.
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup berjumlah 10 siswa atau
sekitar 33%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang berjumlah 7
siswa atau sekitar 23%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori gagal
berjumlah 0 siswa atau sekitar 0%.
Analisis Kemampuan siswa dalam Menelaah Struktur Kebahasaan Puisi Rakyat
(Pantun, Syair dan Gurindam) Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2018-2019 yaitu:
1. Kategori Sangat baik
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori Sangat baik (85- 100)
sebanyak 6 siswa.
a. Allyssia Okta Ramadhani
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut.
Larik atau Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab
dan menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari jumlah larik atau baris puisi
rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab
dan menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator kalimat
tersebut.Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1 karena kurang
mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1 dari 3 puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam), seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu terdapat makan denotasi pada
ketiga puisi rakyatsehingga,tidak terdapat kekurangan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator diksi atau pilihan
kata tersebut. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 3 karena
mampu menjawab dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan
Bahasa Indonesia.
b. Febriansyah
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan
menelaahjumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan
dalam menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor
3 karena mampu menjawab dan menelaahseluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah2
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, di dalam
gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dengan tepat dan tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia yaitu dilihat dari menentukan kata berimbuhan, kata dasar dan
penggunaan tanda baca.
c. Gilar Gumilar
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, di dalam
gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dengan tepat dan tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia yaitu berkaitan dengan kata berimbuhan, kata dasar dan
penggunaan tanda baca.
d. Naufal Syakib Ramadhan
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi,dalam
gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2 karena hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat, sehingga, kurang
lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari
indikator Ejaan Bahasa Indonesia. Seharusnya siswa mampu menjawab
seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki
kata berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat,kemudian,pada syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata
dasar dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan pada
Gurindam memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang
sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
e. Romi Setiawan
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, di dalam
gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dengan tepat dan tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia yaitu tentang kata berimbuhan, kata dasar dan penggunaan
tanda baca.
f. Syadam Febian
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut.
Larik atau Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab
dan menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari jumlah larik atau baris puisi
rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab
dan menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator kalimat tersebut.
Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1 karena kurang mampu
menjawab dan hanya dapat menelaah 1 dari 3 puisi rakyat (pantun, syair
dan gurindam). Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu terdapat makna kata denotasi pada ketiga puisi
rakyatsehingga,tidak terdapat kekurangan dalam menelaah kebahasaan
puisi rakyat yang dilihat dari indikator diksi atau pilihan kata tersebut.
Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab
dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Kategori Baik
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori Baik (75- 84) sebanyak 6
siswa.
a. Al Hafidz Safiq Akhdan
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor
2 karena hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat, kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar
dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam
memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat
dan terdapat 6 kata dasar.
b. Arthur Kamal Sidiq
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi
rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat
menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh
puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi,
dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat
makna denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2 karena
hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan
Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi
rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat, kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar
dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki
5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
c. Azkah Fahturrohim
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor
2 karena hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pada pantun memiliki
kata berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat, kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata
dasar dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam
memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat
dan terdapat 6 kata dasar.
d. M. Rizky Ramadhan
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor
2 karena hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat kemudian, dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar
dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki
5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
e. Nur Amalina
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga
terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2
karena hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat, kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar
dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki
5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
f. Suci Rahmawati
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat
skor 2 karena hanya mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang
lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari
indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab
seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki
kata berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata
dasar dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam
memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat
dan terdapat 6 kata dasar.
3. Kategori Cukup
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori Baik (60- 74) sebanyak 11
siswa.
a. Afifah Azzahra
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima atau sajak tersebut. Larik atau
Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah
jumlah larik atau baris dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah struktur puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3
karena mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi:
Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi, di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor
1 karena hanya mampu menelaah1 puisi rakyat dan kurang lengkap
dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki 5
kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
b. Ahmad Suryono
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh kalimat yang terdapat
dalam puisi rakyat dengan tepat dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1 karena
siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1 puisi
rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan
tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, di dalam gurindam
terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2 karena hanya
mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat
kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki 5 kata
berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6
kata dasar.
c. Dzaky Aulia Hanif
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi
rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 0 karena siswa tidak mampu menjawab dalam menelaah puisi
rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan
tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, di dalam gurindam
terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.
Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 1 karena hanya mampu
menelaah 1 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat
kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki 5 kata
berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6
kata dasar.
d. Faradilla Fauziah
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
jumlah larik dengan tepat, seharusnya siswa mampu menelaah larik
seluruh kebahasaan puisi rakyat. Kalimat: Mendapat skor 3 karena
mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam
puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi
rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan
tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, dalam gurindam
terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.
Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 0 karena tidak mampu
menjawab seluruh puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan ,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat kemudian,
dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki 5 kata
berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6
kata dasar.
e. Lutfiah Azzahrah
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
jumlah larik dengan tepat, seharusnya siswa mampu menelaah larik
seluruh kebahasaan puisi rakyat. Kalimat: Mendapat skor 3 karena
mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam
puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat
menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh
puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi,
dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat
makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 0 karena
tidak mampu menjawab seluruh puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat kemudian, dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar
dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki
5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
f. Rafli Juni Purnama
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh kalimat
yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta kurang lengkap
dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi
rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat Tanya
dengan dibuktikan adanya kata siapa. Dalam gurindam terdapat kalimat
larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata janganlah untuk
menyatakan kalimat larangan. dan pada syair terdapat kalimat saran,
hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita untuk tidak
berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 2 karena
siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat, seharusnya
siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam
pantun terdapat makna denotasi, dalam gurindam terdapat makna
denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa
Indonesia: Mendapat skor 1 karena hanya mampu menelaah1 puisi
rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat
yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa
mampu menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)
yaitu pantun memiliki kata berimbuhan , kata dasar 5 dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat kemudian, dalam syair terdapat 2
kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat dan Gurindam memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan
tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
g. Ridhi Wahyu Marlinda
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh kalimat
yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta kurang lengkap
dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi
rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat Tanya
dengan dibuktikan adanya kata siapa kemudian, pada gurindam
terdapat kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata
janganlahuntuk menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat
kalimat saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita
untuk tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1
karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, pada
gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2 karena hanya
mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepatkemudian,
pada syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat dan gurindam memiliki 5 kata
berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6
kata dasar.
h. Vega Cinta Claudia
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik
atau Baris: Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
struktur puisi rakyat yang dilihat dari jumlah larik puisi rakyat tersebut.
Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan menelaah
dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yang dilihat dari indikator kalimat tersebut. Pilihan Kata atau
Diksi: Mendapat skor 1 karena kurang mampu menjawab dan hanya
dapat menelaah 1 dari 3 puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam),
seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat
yaitu terdapat makan denotasi pada ketiga puisi rakyat sehingga,
terdapat kekurangan dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang
dilihat dari indikator diksi atau pilihan kata tersebut. Ejaan Bahasa
Indonesia: Mendapat skor 1 karena hanya mampu menelaah 1 puisi
rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat
yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa
mampu menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)
yaitu pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepatkemudian, pada syair terdapat 2
kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat dan Gurindam memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan
tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
i. Yazan Khoirico
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut.Kalimat: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh kalimat
yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta kurang lengkap
dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi
rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat tanya dengan
dibuktikan adanya kata siapa kemudian, pada gurindam terdapat
kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata janganlah
untuk menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat kalimat
saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita untuk
tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1
karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu pada pantun terdapat makna denotasi kemudian,
dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat
makna denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 1 karena
hanya mampu menelaah1 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam
menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan
Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi
rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan gurindam memiliki 5
kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
j. Zakiyah Zahra Askari
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi
rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 1 karena kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
dari 3 puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam), seharusnya siswa
mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu terdapat
makan denotasi pada ketiga puisi rakyatsehingga,tidak terdapat
kekurangan dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari
indikator diksi atau pilihan kata tersebut. Ejaan Bahasa Indonesia:
Mendapat skor 1 karena hanya mampu menelaah 1 puisi rakyat dan
kurang lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat
dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu
menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu
“pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat.‖, kemudian,― dalam syair
terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda
baca dengan tepat.‖,dan ―Gurindam memiliki 5 kata berimbuhan,
menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.‖
k. Nur Afifah Azzahra
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 3 karena mampu
menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi
rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 1 karena kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
dari 3 puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam), seharusnya siswa
mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu terdapat
makan denotasi pada ketiga puisi rakyat sehingga,tidak terdapat
kekurangan dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari
indikator diksi atau pilihan kata tersebut. Ejaan Bahasa Indonesia:
Mendapat skor 1 karena hanya mampu menelaah 1 puisi rakyat dan
kurang lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi rakyat yang dilihat
dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu
menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu
pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan
tanda baca dengan tepatkemudian,dalam syair terdapat 2 kata
berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat dan pada gurindam memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan
tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
4. Kategori Kurang
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori Kurang (40- 59) sebanyak 7
siswa.
a. Adiba Farah Nafiza
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
jumlah larik dengan tepat. Seharusnya siswa mampu menelaah larik
seluruh kebahasaan puisi rakyat. Kalimat: Mendapat skor 3 karena
mampu menjawab dan menelaah seluruh kalimat yang terdapat dalam
puisi rakyat dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat tersebut. Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat
skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat
menelaah 1 puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh
puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi,
di dalam gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat
makna denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 0 karena
tidak mampu menjawab seluruh puisi rakyat yang dilihat dari indikator
Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh
puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata
berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan
tepat kemudian, pada syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan Gurindam memiliki 5
kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan
terdapat 6 kata dasar.
b. Aisa Biyanti
Rima atau Sajak: Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu
menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dengan tepat. Seharusnya siswa
mampu menelaah seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)
“pantun memiliki rima a- b- a- b dibuktikan dengan adanya bunyi akhir
dalam setiap baris pantun yaitu t- u- t- u, kemudiangurindam memiliki
rima a- a- a- a dibuktikan dengan adanya bunyi akhir dalam setiap
baris gurindam yaitu h- h- h- h, dan syair memiliki rima atau sajak a- a
dibuktikan dengan bunyi akhir pada tiap baris syair yaitu a- asehingga,
tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi rakyat yang dilihat
dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris: Mendapat skor 2 karena
siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 jumlah larik dengan
tepat. Seharusnya siswa mampu menelaah keseluruhan puisi rakyat yaitu
jumlah larik pada pantun ada 4 kemudian, jumlah larik pada gurindam
ada 4 dan jumlah barislarik pada syair ada dua.Kalimat: Mendapat skor
2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat
dari seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta
kurang lengkap dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat
tanya dengan dibuktikan adanya kata siapa kemudian, dalam gurindam
terdapat kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata
janganlahuntuk menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat
kalimat saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita
untuk tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1
karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
puisi rakyat. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu pantun terdapat makna denotasi kemudian, pada
gurindam terdapat makna denotasi dan syair juga terdapat makna
denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 2 karena hanya
mampu menjawab 2 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat
kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak
menggunakan tanda baca dengan tepat dan gurindam memiliki 5 kata
berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6
kata dasar.
c. Arya Rambu Rabani
Rima atau Sajak: Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu
menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dengan tepat. Seharusnya siswa
mampu menelaah seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)
“pantun memiliki rima a- b- a- b dibuktikan dengan adanya bunyi akhir
dalam setiap baris pantun yaitu t- u- t- u, gurindam memiliki rima a- a-
a- a dibuktikan dengan adanya bunyi akhir dalam setiap baris gurindam
yaitu h- h- h- h dan syair memiliki rima atau sajak a- a dibuktikan
dengan bunyi akhir pada tiap baris syair yaitu a- a.‖Sehingga tidak ada
kesalahan menelaah struktur puisi rakyat yang dilihat dari indikator rima
tersebut. Larik atau Baris: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 jumlah larik dengan tepat.
Seharusnya siswa mampu menelaah keseluruhan puisi rakyat yaitu
jumlah larikatau baris pada pantun ada 4, jumlah larik atau baris pada
gurindam ada 4 dan jumlah baris pada syair ada dua.Kalimat: Mendapat
skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi
rakyat dari seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi rakyat dengan
tepat serta kurang lengkap dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu
menelaah seluruh puisi rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun
yaitu kalimat tanya dengan dibuktikan adanya kata siapa, gurindam
terdapat kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata
janganlahuntuk menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat
kalimat saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita
untuk tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1
karena siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1
puisi rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat
dengan tepat yaitu pantun terdapat makna denotasi, di dalam gurindam
terdapat makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna
denotasi.Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor 1 karena hanya
mampu menelaah1 puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah
kebahasaan puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa
Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat
(pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan,
kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat, syair
terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda
baca dengan tepat dan gurindam memiliki 5 kata berimbuhan,
menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
d. Dhiya Ulhaq Luthfi
Rima atau Sajak: Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu
menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dengan tepat. Seharusnya siswa
mampu menelaah seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam)
“pantun memiliki rima a- b- a- b dibuktikan dengan adanya bunyi akhir
dalam setiap baris pantun yaitu t- u- t- u, gurindam memiliki rima a- a-
a- a dibuktikan dengan adanya bunyi akhir dalam setiap baris gurindam
yaitu h- h- h- h dan syair memiliki rima a- a dibuktikan dengan bunyi
akhir pada tiap baris syair yaitu a- a.―sehingga tidak ada kesalahan
dalam menelaah struktur puisi rakyat yang dilihat dari indikator rima
atau sajak tersebut. Larik atau Baris: Mendapat skor 2 karena siswa
hanya mampu menjawab dan menelaah 2 jumlah larik dengan tepat.
Seharusnya siswa mampu menelaah keseluruhan puisi rakyat yaitu
jumlah larik pada pantun ada 4, jumlah larik pada gurindam ada 4 dan
jumlah barisatau larik pada syair ada duaKalimat: Mendapat skor 2
karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari
seluruh kalimat yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta
kurang lengkap dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat
Tanya dengan dibuktikan adanya kata siapa, gurindam terdapat kalimat
larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata janganlahuntuk
menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat kalimat saran,
hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita untuk tidak
berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 1 karena
siswa kurang mampu menjawab dan hanya dapat menelaah 1 puisi
rakyat, seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan
tepat yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, gurindam terdapat
makna denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.Ejaan
Bahasa Indonesia: Mendapat skor 1 karena hanya mampu menelaah 1
puisi rakyat dan kurang lengkap dalam menelaah kebahasaan puisi
rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya
siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat kemudian,dalam syair
terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda
baca dengan tepat dan gurindam memiliki 5 kata berimbuhan,
menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
e. Diah Ana Fadila
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 3 karena siswa mampu menjawab dan menelaah jumlah
larik dengan tepat serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur
puisi rakyat tersebut. Kalimat: Mendapat skor 2 karena siswa hanya
mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh kalimat
yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta kurang lengkap
dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi
rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat Tanya
dengan dibuktikan adanya kata siapa, dalam gurindam terdapat kalimat
larangan hal ini dibuktikan dengan adanya kata janganlah untuk
menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat kalimat saran,
hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita untuk tidak
berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 0 karena
siswa tidak mampu menjawab dan menelaah semua puisi rakyat.
Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat
yaitudalam pantun terdapat makna denotasi, gurindam terdapat makna
denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa
Indonesia: Mendapat skor 0 karena tidak mampu menjawab seluruh
puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia,
seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair
dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat kemudian, dalam syair
terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda
baca dengan tepat dan pada gurindam memiliki 5 kata berimbuhan,
menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.”
f. Istigfar Rahma Aziza
Rima atau Sajak: Mendapat skor 3 karena mampu menjawab dan
menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan
gurindam) serta tidak ada kesalahan dalam menelaah struktur puisi
rakyat yang dilihat dari indikator rima tersebut. Larik atau Baris:
Mendapat skor 2 karena siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2
jumlah larik dengan tepat, seharusnya siswa mampu menelaah larik
seluruh kebahasaan puisi rakyat. Kalimat: Mendapat skor 2 karena
siswa hanya mampu menjawab dan menelaah 2 puisi rakyat dari seluruh
kalimat yang terdapat dalam puisi rakyat dengan tepat serta kurang
lengkap dalam menelaah. Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh
puisi rakyat ―kalimat yang terdapat dalam pantun yaitu kalimat Tanya
dengan dibuktikan adanya kata siapa, di dalam gurindam terdapat
kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan adanya kata janganlah
untuk menyatakan kalimat larangan dan pada syair terdapat kalimat
saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang menyarankan kita untuk
tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau Diksi: Mendapat skor 0
karena siswa tidak mampu menjawab dan menelaah semua puisi rakyat.
Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat dengan tepat
yaitu dalam pantun terdapat makna denotasi, gurindam terdapat makna
denotasi dan pada syair juga terdapat makna denotasi.Ejaan Bahasa
Indonesia: Mendapat skor 0 karena tidak mampu menjawab seluruh
puisi rakyat yang dilihat dari indikator Ejaan Bahasa Indonesia,
seharusnya siswa mampu menjawab seluruh puisi rakyat (pantun, syair
dan gurindam) yaitu pantun memiliki kata berimbuhan, kata dasar 5 dan
tidak menggunakan tanda baca dengan tepat kemudian,dalam syair
terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata dasar dan tidak menggunakan tanda
baca dengan tepat, dan gurindam memiliki 5 kata berimbuhan,
menggunakan tanda baca yang sudah tepat dan terdapat 6 kata dasar.
g. Kurnia Ramadani
Rima atau Sajak: Mendapat skor 0 karena siswa tidak mampu
menjawab dan menelaah dengan tepat dari seluruh puisi rakyat (pantun,
syair dan gurindam). Seharusnya siswa mampu menelaah seluruh puisi
rakyat “pantun memiliki rima a- b- a- b dibuktikan dengan adanya bunyi
akhir dalam setiap baris pantun yaitu t- u- t- u, gurindam memiliki rima
a-a- a- a dibuktikan dengan adanya bunyi akhir dalam setiap baris
gurindam yaitu h- h- h- h dan syair memiliki rima atau sajak a- a
dibuktikan dengan bunyi akhir pada tiap baris syair yaitu a- a.Larik
atau Baris: Mendapat skor 0 karena siswa tidak mampu menjawab dan
menelaah jumlah larik dengan tepat. Seharusnya siswa mampu menelaah
keseluruhan puisi rakyat yaitu jumlah larik pada pantun ada 4, jumlah
larikatau baris pada gurindam ada 4 dan jumlah larik pada syair ada
dua.Kalimat: Mendapat skor 1 karena siswa kurang mampu menjawab
dan menelaah puisi rakyat dari seluruh kalimat yang terdapat dalam
puisi rakyat dengan tepat sehingga, siswa hanya dapat menelaah 1 dari
puisi rakyat yang adaserta kurang lengkap dalam menelaah. Seharusnya
siswa mampu menelaah seluruh puisi rakyat ―kalimat yang terdapat
dalam pantun yaitu kalimat Tanya dengan dibuktikan adanya kata
siapa, gurindam terdapat kalimat larangan, hal ini dibuktikan dengan
adanya kata janganlahuntuk menyatakan kalimat larangan dan pada
syair terdapat kalimat saran, hal ini dibuktikan dari isi syair yang
menyarankan kita untuk tidak berbuat dusta.‖ Pilihan Kata atau
Diksi: Mendapat skor 0 karena siswa tidak mampu menjawab dan
menelaah semua puisi rakyat. Seharusnya siswa mampu menelaah
seluruh puisi rakyat dengan tepat yaitu dalam pantun terdapat makna
denotasi kemudian, gurindam terdapat makna denotasi dan pada syair
juga terdapat makna denotasi. Ejaan Bahasa Indonesia: Mendapat skor
0 karena tidak mampu menjawab seluruh puisi rakyat yang dilihat dari
indikator Ejaan Bahasa Indonesia, seharusnya siswa mampu menjawab
seluruh puisi rakyat (pantun, syair dan gurindam) yaitu pantun memiliki
kata berimbuhan, kata dasar 5 dan tidak menggunakan tanda baca
dengan tepat kemudian,dalam syair terdapat 2 kata berimbuhan, 5 kata
dasar dan tidak menggunakan tanda baca dengan tepat dan gurindam
memiliki 5 kata berimbuhan, menggunakan tanda baca yang sudah tepat
dan terdapat 6 kata dasar.
5. Kategori Gagal
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori Gagal (0- 39) sebanyak 0
siswa. Jadi dapat dikatakan dalam sampel penelitian tidak ada siswa yang
masuk dalam kategori gagal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap 30 siswa, dengan rincian pemerolehan skor
terdapat 6 siswa dikategorikan sangat baik, 6 siswa dikategorikan baik, 11 siswa
dikategorikan cukup, dan 7 siswa yang dikategorikan kurang. Dapat disimpulkan
bahwa nilai maksimal yang diperoleh siswa yaitu 93 dan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu 40. Selanjutnya, berdasarkan data penelitian yang telah
penulis lakukan dapat penulis simpulkan bahwa kemampuan rata-rata siswa kelas
VII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu semester ganjil tahun ajaran 2018-2019
dalam Menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat dengan indikator rima, larik,
kalimat, diksi dan ejaan Bahasa Indonesia yang tepat termasuk dalam kategori
cukup yaitu P= %100450
320x =71,11%.
Dengan demikian, skor rata- rata siswa 71,11 dapat dipahami bahwa rata-rata
kemampuan siswa berdasarkan tolak ukur penentuan kriteria ketuntasan siswa
dalam menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat pada interval 60- 74 termasuk
dalam kategori cukup. Hal ini berarti siswa kelas VII semester ganjil SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2018- 2019 cukup mampu dalam
menelaah struktur kebahasaan puisi rakyat dengan KKM yang ditetapkan yaitu
75.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
Untuk siswa diharapkan lebih giat mengikuti kegiatan pembelajaran agar
mendapatkan nilai yang baik sehingga, kemampuan menelaah struktur
kebahasaan puisi rakyat dapat berhasil dengan optimal dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Kepada Guru Bahasa Indonesia
Guru hendaknya lebih intensif dalam mengajar atau memberikan materi serta
harus lebih banyak memberikan latihan-latihan kepada siswa agar siswa
mudah mendapatkan nilai yang maksimal. Kemudian, guru dapat
memberikan variasi dalam mengajar agar siswa tidak bosan ataupun jenuh
sehingga siswa lebih mudah menerima materi yang diajarkan serta lebih
menekankan unsur kebahasaan yang perlu diperhatikan seperti penggunaan
kalimat, diksi dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya dapat melengkapi dan menyediakan sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan pembelajaran, contohnya seperti LCD agar siswa
dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Hikmat dan Nani Solihat. (2013). Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa S1
&Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Baso, Efendi, Barasandji. (2012). JurnalTadulako Online Vol 2 No 1. FKIP
Universitas Tadulako.
Kemendikbud.(2016). Bahasa Indonesia kelas VIInSMP/ Mts. Jakarta: Kemedikbud.
Maolani dan Cahyana. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurgiantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Pradopo, Rachmad Djoko. (2017). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rizal, Yose. (2010). Pantun Jenaka Kumpulan Puisi Anak Negeri. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Siswanto, Wahyudi. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.
Sugiarto, Eko. (2015). Mengenal Sastra Lama Jenis, Definisi, Ciri, Sejarah &
Contoh. Yogyakarta: C-V Andi Offset.
Sugihastuti. (2016). Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulkifli&Marwati.(2016). KemampuanMenulisPuisiSiswaKelasVIII SmpNegeriSatuAtap
3 LanggikimaKabupatenKonawe Utara.JurnalBastra Vol. 2-4.
Sungguh, As’ad. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tarigan, Hendry Guntur. (2015). Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Tim Magang. (2017). BukuPanduankaryaTulisIlmiah.Pringsewu : STKIP MPL.
LAMPIRAN FOTO
Gambar 1 dan 2
Hari Pertama Penelitian, Melaksanakan Proses Pembelajaran
Gambar 3 dan 4
Hari Pertama Penelitian, Siswa Mengerjakan Contoh Soal Yang diberikan Peneliti
Gambar 5 dan 6
Siswa Mencatat Materi Pembelajaran tentang Puisi Rakyat
Gambar 7 dan 8
Hari Kedua Penelitian, Peneliti membagikan instrumen soal untuk Mengukur
Kemampuan Menlaah Puisi Rakyat pada siswa kelas VII.2
Gambar 9 dan 10
Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal kepada siswa
Gambar 11 dan 12
Siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan peneliti
Gambar 13 dan 14
Dua siswa sedang mengerjakan tugas susulan yang diberikan peneliti