Kemajuan Tidak Akan Terjadi Jika Bangsa Ini Tidak Melakukan Perubahan

12
Kemajuan tidak akan terjadi jika bangsa ini tidak melakukan perubahan. Sementara waktu terus  berjalan, tetangga mulai menyesuaikan, tinggal apakah kita akan tetap stagnant diam, duduk dan melihat, ikut berjalan, atau berlari mengejar ketertinggalan. Perubahan bisa terjadi, sangat mungkin bisa terjadi jika ada niat dari pelaku perubahan itu sendiri. Namun niat pun tidak cukup kuat untuk menggerakan, perlu ada dorongan, tujuan yang ingin dicapai dan kemantapan untuk terus konsisten bergerak. Hal ini diperlukan regulasi dan pemantauan tentunya, agar setiap langkah yang dilakukan tidak melenceng dari tujuan. Disinilah peran seorang pemimpin. Diharapkan dia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain lebih daripada  pengaruh orang-orang tersebut kepadanya. Pemimpin yang baik seyogyanya adalah seorang yang belajar seumur hidup mengembangkan dirinya sendiri, bukan hanya dari pendidikan formal. Dimana dia berada, disana tempatnya untuk mendapat ilmu. Berorientasi pada pelayanan dan selalu membawa energi yang positif untuk dirinya sendiri dan para pengikutnya. Berdasarkan pemaparan diatas, perlu disadari juga bahwa setiap orang adalah pemimpin,  pemimpin yang minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Tentunya, untuk menjadi seorang  pemimin yang baik diperlukan bekal pengetahuan dan pengalaman, agar setiap orang memiliki kaasitas yang memadai untuk menjadi seorang yang layak disebut sebagai pemimpin. Salah satu media yang dapat dijadikan alternative untuk mencapai keseluruhan tujuan tersebut, salah satunya dapat diwujudkan dengan mengikuti LKMMD yang merupakan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Dasar yang dilaksanakan oleh FK UNDIP. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. (1) Kecerdasan intelektual. Penting sekali bagi seorang pemimpin untuk berani mengambil keputusan. Tentunya keputusan tersebut harus dibuat setepat mungkin karena menyangkut kepentingan bersama. Hal ini dapat dilakukan jika pemimpin mempunyai dasar yang kuat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan apa yang dia pimpin, sehingga dapat timbul strategi dan ide yang baik dalam bergerak menuju perubahan untuk mencapai tujuan bersama. (2) Kecerdasan emosi. Dalam menjalankan tugasnya, tidak jarang akan sering muncul konfik. Baik antarpengikut atau pemimpin-pengikut. Pemimpin dengan kecerdasan emosi yang baik dapat mengatur emosinya dan dapat menjalankan  pekerjaannya dengan kepala dingin. (3) Kecerdasan spiritual. Pemimpin akan berhubungan

description

kemajuan suatu bangsa

Transcript of Kemajuan Tidak Akan Terjadi Jika Bangsa Ini Tidak Melakukan Perubahan

Kemajuan tidak akan terjadi jika bangsa ini tidak melakukan perubahan. Sementara waktu terus berjalan, tetangga mulai menyesuaikan, tinggal apakah kita akan tetap stagnantdiam, duduk dan melihat, ikut berjalan, atau berlari mengejar ketertinggalan. Perubahan bisa terjadi, sangat mungkin bisa terjadi jika ada niat dari pelaku perubahan itu sendiri. Namun niat pun tidak cukup kuat untuk menggerakan, perlu ada dorongan, tujuan yang ingin dicapai dan kemantapan untuk terus konsisten bergerak. Hal ini diperlukan regulasi dan pemantauan tentunya, agar setiap langkah yang dilakukan tidak melenceng dari tujuan. Disinilah peran seorang pemimpin. Diharapkan dia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain lebih daripada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya.Pemimpin yang baik seyogyanya adalah seorang yang belajar seumur hidup mengembangkan dirinya sendiri, bukan hanya dari pendidikanformal. Dimanadiaberada, disana tempatnya untuk mendapat ilmu. Berorientasi pada pelayanan dan selalu membawaenergiyang positif untuk dirinya sendiri dan para pengikutnya.Berdasarkan pemaparan diatas, perlu disadari juga bahwa setiap orang adalah pemimpin, pemimpin yang minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Tentunya, untuk menjadi seorang pemimin yang baik diperlukan bekal pengetahuan dan pengalaman, agar setiap orang memiliki kaasitas yang memadai untuk menjadi seorang yang layak disebut sebagai pemimpin.Salah satu media yang dapat dijadikan alternative untuk mencapai keseluruhan tujuan tersebut, salah satunya dapat diwujudkan dengan mengikuti LKMMD yang merupakan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Dasar yang dilaksanakan oleh FK UNDIP.

Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. (1) Kecerdasan intelektual. Penting sekali bagi seorang pemimpin untuk berani mengambil keputusan. Tentunya keputusan tersebut harus dibuat setepat mungkin karena menyangkut kepentingan bersama. Hal ini dapat dilakukan jika pemimpin mempunyai dasar yang kuat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan apa yang diapimpin, sehingga dapat timbulstrategidan ide yang baik dalam bergerak menuju perubahan untuk mencapai tujuan bersama. (2) Kecerdasan emosi. Dalam menjalankan tugasnya, tidak jarang akan sering muncul konfik. Baik antarpengikut atau pemimpin-pengikut. Pemimpin dengan kecerdasan emosi yang baik dapat mengatur emosinya dan dapat menjalankan pekerjaannya dengan kepala dingin. (3) Kecerdasan spiritual. Pemimpin akan berhubungan dengan orang lain, pengikut-pengikutnya, hendaknya dengan bekal etika yang baik sehingga para pengikutnya menaruh respect dan dalam bekerja lebih disegani. Pengikutnya pun akan merasa dihargai karena perilaku baik pemimpinya itu. Bekerja pun dengan senang hati, hasil pun lebih dihargai.

Namun tidak cukup ketiga hal tesebut. Seorang pemimpin tentu harus mempunyai jiwa kepemimpinan, yang merupakan suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang dengan maksud perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan pencapaian tujuan bersama. Dalam konteks ini, kunci kepemimpinan lebih kepada pengaruh, bukan kekuasaan. Jadi seorang pemimpin itu harus mempunyai kapasitas untuk mempengaruhi orang-orang dan membujuk mereka untuk melakukan tuntutan pekerjaan yang membawa mereka ke tujuan perubahan. Bukan hanya berbekal kekuasaan. Bukan sebatas memerintah dan tanpa usaha untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab tentang apa yang mereka kerjakan. Karena sejatinya, suatu pekerjaan itu akan berbuah baik jika dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Tentunya waktu yang selama ini digunakan untuk mencapai perubahan tersebut tidak ingin terpakai dengan tidak efektif bukan?

Pengaruh itu bukan hubungan satu arah antara pemimpin dan pengikut, melainkan suatu hubungan timbal balik. Dengan hubungan timbal balik inilah, semua perubahan yang terjadi berarti sebagai hasil dari tujuan bersama. Pemimpin mempengaruhi pengikut, begitu juga pengikut dapat mempengaruhi pemimpin, jadi pengikut yang baik bukanlah sekedar yes people, namun pengikut yang bisa memberikan masukan atau kritik, agar pekerjaan yang dilakukan mereka itu memang bukan hanya atas kehendak/perintah pemimpin. Hal ini karena tujuan perubahan yang diinginkan pun adalah tujuan bersama. Dengan begitu, kesadaran akan tanggung jawab juga akan tumbuh dengan sendirinya pada para pengikut. Tanggung jawab pribadi dan integritas pemimpin dan pengikut itu penting.

Selain itu, fungsi kepemimpinan yang efekif akan terwujud jika pemimpin menjadi bagian di dalam situasi sosial kehidupan para pengikutnya. Karena pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial pengikutnya akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya.

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam perubahan itu besar peranannya dalam mempengaruhi, bukan menguasai. Hal ini karena pemimpin bertindak sebagai seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Bukan tujuan pribadi yang dicapai dengan alat para pengikut. Disinilah pentingnya rasa tanggung jawab pada setiap para pelaku perubahan dalam bergerak untuk mencapai perubahan (tujuan).

Setiap kalian adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan Muslim) LKMM adalah kependekan dari Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa. Suatu metamorfosis dari LDK yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan. Dengan menyisipkan pelatihan manangemen, LKMM insyallah lebih lengkap dari pendahulunya (LDK). Jika ditanya tentang alasan mengikuti LKMM, saya yakin jawaban yang akan keluar dari mulut peserta LKMM ini beragam sekali. Mulai dari keterpaksaan, iseng, sekedar melanjutkan jenjang LKMM, cari teman atau hanya sekedar jalan-jalan. Tapi, dari sekian alasan yang saya paparkan di atas, ada satu kata penting lagi yang akan meluncur dari setiap kata-kata peserta LKMM. Apakah itu? Ingin mendapatkan materi dan pengalaman yang berharga tentang kepemimpinan dan managemen, khususnyadi bidang bermahasiswa. Paling tidak, secara teori itulah tujuan yang akan di lontarkan oleh peserta LKMM wilayah ini. Begitupun saya. LKMM ini saya jadikan semacam pelatihan khusus yang hanya didapatkan oleh orang-orang khusus saja. Dan salah satu orang yang beruntung untuk mengikuti pelatihan itu adalah saya. Betapa beruntungnya saya, dari berjuta-juta mahasiswa di Sumatera, saya diutus sebagai delegasi Unand untuk mendapatkan suatu ilmu yang mungkin tidak saya dapatkan jika saya tidak mengikuti acara ini.Bisa dibilang, LKMM tahun ini adalah LKMM yang penuh aspek yang bisa menganjlokkan motivasi saya ke titik paling dasar untuk mengikutinya. Kenapa? Karena banyak sekali rintangan yang menghalanginya. Mulai dari masalah akademis, masalah dana dan masalah perizinan kuliah. Tiba-tiba saja peraturan begitu ketat. Saya sempat bimbang dan pesimis untuk mengikuti acara ini. Ingin rasanya membatalkan pendaftaran nama saya sebagai delegasi Unand. Tapi dibalik itu semua, saya kembali menata hati dan berpikir jernih. Mempertimbangkan skala prioritas. Menilai keuntungan dan kerugian, baik buruk, pantas dan tidak pantas. Saya mulai memotivasi diri saya sendiri. Mulai untuk meluruskan niat kembali. Karena banyak hal lain yang harus kita pelajari dalam hidup ini, bukan hanya teori dan teori. Namun skill untuk berhubungan dengan orang lain, mencoba untuk menjadi seorang pemimpin ataupun yang dipimpin. Merusaha untuk menerima pendapat orang lain atau mencari solusi untuk sebuah masalah. Karena dalam setiap tarikan nafas kita, kita akan menemukan masalah yang harus kita selesaikan. Dan sunatullahnya, setiap kita adalah seorang pemimpin, paling tidak kita akan memimpin diri kita sendiri. Karena itu, saya menjadi motivator bagi diri saya sendiri. Selain sang pemilik nyawa yang merupakan motivator sejati saya. Tak kan bisa saya berbuat apa-apa tandaDia.. Allah SWT. Kalimat Solikhin Abu Izzudin yang mengawali bukunya,ZERO to HERO(best seller,Pro-U media) sangat mengena bagi saya sejak pertama kali membacanya. Lebih dari memotivasi, hal ini tampak representatif mewakili fenomena biasa-biasa saja yang seringkali terjadi di sekitar kita. Mengapa tidak banyak hal hebat dapat ditemukan dalam kehidupan? jawabannya karena sebagian besar dari kita sering kali kehilangan momentum dan tak punya persiapan yang prima karena tidak bisa mengelola waktu dengan baik,terutama untuk menambah kualitas diri. Begitu pun dalam konteks kepemimpinan.Sayangnya, waktu terus bergulir danglobalisasimelahirkan berbagai tantangan zaman yang hadir dengan percepatan fantastis. Kecepatan, kompetensi, dan inovasi pun menjadi prasyarat minimum untuk mampu bertahan dari gilasan zaman. Hingga akhirnya,orang yang gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan, orang yang naik panggung tanpa persiapan akan turun panggung tanpa penghormatan.Lebih dari sekedar rencana untuk menjadi seorangHERO, kita dituntut melakukan persiapan dan siap untuk terus berusaha .Sebagai mahasiswa, peraniron stock,moralforce, danagent of changeyang telah dicekoki sejak awal masa orientasi, memikulkan tanggung jawab besar untuk tidak sekedar menjadikan diri senantiasa lebih baik, melainkan membawa lingkungan, masyarakat, hingga akhirnya bangsa ini ke arah yang lebih baik. Untuk itu, kata kuncinya adalah transformasi. Maka, berlakulahhukum alamyang lain, sejarah kehidupan mencatat bahwa transformasi tidak pernah dimulai oleh segerombolan besar manusia, Ia selalu menjadi inisiatif segelintir pejuang. Sekelompok kecil yang disebutleaders, para penyeru kebenaran, yang berani berdiri tegak melawan arus besar masyarakatnya. Sebuah kiasan yang disampaikan Arief Munandar, Pemimpin adalah mereka yang tekun mengambil bongkah demi bongkah salju, menyatukannya, memadatkannya, dan mencoba mulai menggelindingkannya. Yang dengan sabar terus berupaya membuat bola salju baru, ketika bola sebelumnya ternyata tercerai berserakan sebelum sempat membesar dan menggelinding jauh. Pertanyaan yang paling mendasar adalah:Do we have that quality? Are we the selected ones? Are we the leaders?Atau,dalam konteks saya,have we decided to be leaders?Pertanyaan itu menjadi begitufundamentaldan substantif karena saya berangkat dari keyakinan dasar bahwa seorang pemimpin tidaklah dilahirkan, sebagaimana pemimpin juga tidak diciptakan dalam semalam. Saya juga berpijak pada premis bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah pilihan, dan membangun kepemimpinan adalah perjalanan sepanjang hayat.Dan saya telah memilih jalan untuk menjadi seorang pemimpin. Bukan, bukan demi meraih mimpi atau ambisi pribadi, melainkan tercapainya sebuah visi, bahwa suatu hari nanti, saya akan menjadi seseorang yang memberi kontribusi berarti demi terwujudnyaIndonesiayang jauh lebih baik. Terlalu muluk? Ya, jika saya menginginkannya terealisasi besok, tapi saya punya satu keyakinan. Impian itu akan terwujud jika saya memulainya dari hari ini, meski untuk variabel waktu yang tak terbatas.Saat mimpi butuh langkah konkret untuk direalisasi, maka LKMM ini adalah salah satu bentuk kontinyuitas ikhtiar menuju hari itu. Bagaimanapun, seseorang tidak akan mampu memberi jika tak ada yang bisa diberi, maka sebelum berkontribusi seseorang mutlak harus memiliki. Mimpi akan menjadi sekedar mimpi, dan komitmen saya untuk menjadi pemimpin akan berakhir sebatas wacana jika saya tidak berusaha mengumpulkan bekal yang dibutuhkan untuk sebuah kebermanfaatan. Inilah motivasi utama saya dalam mengikuti LKMM wilayah I Belajar dan terus belajar. Sebuah syarat mutlak, sebab waktu terus berlari dan zaman berganti tanpa pernah menunggu siapapun.Saya ingin belajar banyak hal, mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dan berusaha meraih berbagai ilmu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik di LKMM ini. Saya percaya bahwa kepemimpinan dalam manifestasi jabatan struktural merupakan sinergisitas antara kapasitas danmomentum. Dalam hal ini, momentum berada dalam ranah otoritas takdir, variabel terkontrol yang menjadi tanggung jawab kita ialah kapasitas. Peningkatan kapasitas menjadi kewajiban mutlak hingga saat momentum itu hadir dan kontribusi kita dibutuhkan sebagai seorang pemimpin, maka kita bisa memberikan yang terbaik. Sebuah transformasi yang mulus, tidak tersendat hanya karena inkompetensi kader-kader penerus. Dari sinilah, mimpi bagi masa depan bangsa yang lebih baik akan bermula, lewat langkah kecil, dimulai dari diri sendiri karena sejatinya, setiap kita adalah pemimpin.Namun, sekali lagi, sejarah di masa lalu berkata bahwa seorang pemimpin yang baik tidak sekedar dilahirkan melainkan dibentuk, sedang masa depan di hari esok berkatagood leader is not good enough.Maka, LKMM wilayah I menjadi secercah harapan saya sebagai langkah awal merealisasikanzero to hero.Demikianlah apa yang bisa saya tulis dalammotivationletter ini, semoga tulisan ini bisa menjadi sebuah acuan dan motivasi bagi kita para mahasiswaPembangun Peradaban, (mahasiswa Fakultas Kedokteran), pada umumnya dan bagi saya khususnya untuk bisa mengikuti LKMM Wilayah I ISMKI dengan ikhlas dan semangat.