Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
-
Upload
muhammad-husni -
Category
Health & Medicine
-
view
692 -
download
61
Transcript of Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi(KADARZI)Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri
Oleh Muhammad HusniNutrisionis Puskesmas Cipayung
Disampaikan pada pelatihan kader kel. Cipayung jaya
Apa latarbelakang perlunya KADARZI ? Apa itu KADARZI ?Mengapa sasarannya keluarga?Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mengapa perlu memantau berat badan secara teratur ?
Mengapa perlu makan beraneka ragam ? Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi garam beryodium ?
Mengapa ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan ?
Mengapa perlu suplementasi zat gizi ?Bagaimana menilai keluarga sudah Sadar Gizi ?Bagaimana menuju Kadarzi ?
Akankah ada Andre yang lain?
Andre seorang anak laki-laki berusia 12 bulan terpaksa dibawa ke
puskesmas, karena menderita gizi buruk dengan komplikasi penyakit
diare. Dalam kesehariannya Andre diasuh oleh neneknya, karena
kesibukan kedua orang tuanya. Mulai usia 3 bulan, Andresudah tidak diberi ASI lagi dan hanya diberi susu botol. Andre tidak pernah dibawa ke posyandu yang ada di daerahnya, sehingga pertumbuhannya tidak terpantau. Tanpa disadari hari demi hari berat badannya mengalami penurunan dan kurus sekali. Kondisi Andre menjadi sangat lemah dan sakit-sakitan. Apakah kejadian yang menimpa Andre harus dialami oleh anak-anak lain? (Suara Kita, 13 Agustus 2004)
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau Keluarganya Sadar GiziTetapi… siapa yang bertanggung jawab menyadarkan keluarga
Andre ?
Apa latarbelakang perlunya KADARZI ?
Kasus Andre merupakan salah satu contoh kasus yang masih dialami oleh sebagian balita kita. Pada tahun 2002, terdapat 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi kurang, sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan balita dilatarbelakangi faktor gizi. Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan gizi menahun. Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY. Disamping itu diperkirakan 10 juta anak menderita anemia gizi besi. Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar, yang sangat merugikan generasi mendatang.Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui. Sepertiga remaja putri dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu kurang energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi pada kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak pada periode berikutnya.
Dimasa mendatang proporsi usia lanjut akan semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup. Tanpa disadari sekitar 5 juta lansia menderita gangguan anemia gizi. Disamping masalah gizi kurang, prevalensi gizi lebih meningkat dengan tajam, terutama di perkotaan. Gizi lebih terkait dengan perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih merupakan salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman didalam pelaksanaan program perbaikan gizi, diperlukan pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada paradigma sehat. Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting sebagai berikut;- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga, untuk mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi lebih.- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi; bayi, balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif serta usia lanjut.- Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan gambaran keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.
Apa itu KADARZI ?
KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggotanya
PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalamjumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari pencemaran
Mengapa sasarannya Keluarga ? PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan
dilaksanakan terutama di tingkat keluarga SUMBER DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan
perilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan
KEBERSAMAAN antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan
Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI
1.Memantau berat badan secara teratur
2.Makan beraneka ragam
3.Hanya mengkonsumsi garam beryodium
4.Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
5.Mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan
Mengapa perlu memantau berat badan secara teratur ?
Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan
Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya
Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas
BAGAIMANA Memantau berat badan anak ?
1.Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2 bulan sekali
2.Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS3.Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis
pertumbuhannya), berarti anak sehat, bila tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan petugas kesehatan
BAGAIMANA Memantau berat badan orang dewasa?1.Ditimbang di rumah atau di tempat lain2.Diukur Tinggi dan Berat Badan3.Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)
Cara Menghitung IMT
Pak Hadi umur 42 tahun, Tinggi Badan 168 cm, Berat Badan 76 Kg.
Sesuai rumus, IMT Pak Hadi dapat dihitung :
Kesimpulan:
Pak Hadi gemuk, IMT 26,9 (antara 25.1-27.0)
Berat Badan (Kg) Tinggi BadanxTinggi Badan (m)IMT =
Arti IMT:
< 17.0 = Sangat kurus17.0 - 18.4 = Kurus18.5 - 25.0 = Normal25.1 - 27.0 = Gemuk > 27.0 = Obes
IMT = 76 Kg1.68 x 1.68 m
= 26,9
Contoh :
Mengapa perlu makan beraneka ragam? Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak,
protein, vitamin dan mineral) sesuai kebutuhan
Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya
Mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan gizi
Apabila tersedia pilihlah makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
Mengapa keluarga perlu selalu mengkonsumsi garam beryodium?
Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
menimbulkan penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok
Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum mencukupi kebutuhan
Gunakan selalu garam yang berlabel garam
beryodium
Mengapa ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan ?ASI merupakan makanan bayi yang paling
sempurna, bersih dan sehatASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi
untuk tumbuh kembang dengan normal sampai berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)
Praktis karena lebih mudah diberikan setiap saat
Meningkatkan kekebalan tubuh bayiMenjalin hubungan kasih sayang antara ibu
dan bayi
Bagaimana menyusui secara eksklusif ?
Mulai memberikan ASI SEGERA setelah lahir Jangan diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6
bulan Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan
BERGANTIAN setiap kali menyusui Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak
dengan MENU SEIMBANG
Mengapa Perlu Suplementasi Zat Gizi ?
Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk penduduk di daerah endemis gondok
Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut
Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan, maka suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap
Tablet BesiKapsul Yodium
Kapsul Vitamin A
Bagaimana menilai keluarga sudah SADAR GIZI ?
Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baikTidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluargaSemua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodiumSemua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulanSemua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat
badannya sesuai umurTidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
Bagaimana menuju KADARZI ?Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.Di tingkat keluarga :Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus menerus
Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas
Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau (posyandu, puskesmas dan rumah sakit)
Di tingkat masyarakat:Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi keagamaan; organisasi kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi; organisasi wanita; pengusaha) Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan giziSekurangnya terdapat kader di masing-masing kelompokSetiap kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan sumber daya kesehatan dan gizi
Di tingkat Pemerintah (Pusat,propinsi dan Kab/Kota)Setiap sektor akses terhadap informasi dan
pelayanan kesehatan dan gizi,Setiap sektor mempertimbangkan aspek
kesehatan dan gizi dalam merumuskan kebijakan sektor
Setiap sektor menyediakan sumber daya untuk perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat
TUHAN SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK, MANUSIA KADANG TIDAK SANGGUP MEMBACANYA
ATAU TERLAMBAT MENYADARINYA