Kelompok X Osteoartritis

29
Seorang Wanita dengan Keluhan Nyeri Menghebat pada Lutut Kiri Kelompok X

description

Osteeoartritis definisi, patofisiologi dll

Transcript of Kelompok X Osteoartritis

  • Seorang Wanita dengan Keluhan Nyeri Menghebat pada Lutut Kiri

    Kelompok X

  • 030.11.187Mentari Erry Putri030.11.191Mitha Faramitha030.12.212Puspita Sari030.12.213Putery Rizkia Amry030.12.214Putri Milawati030.12.215Putri Fatwa Nabilla Yamin030.12.216Putu Adi Kusuma Wardhana030.12.243Rosmana Apolla Putera030.12.244Rynaldi Rahman030.12.245Septiana Mirra Pratiwi030.12.246Sabila Shani

  • Seorang Wanita dengan Keluhan Nyeri Menghebat pada Lutut KiriSeorang pasien wanita, Ny. Ani, usia 60 tahun, datang ke poli kilinik tempat anda bekerja dengan keluhan nyeri menghebat pada lutut kiri sejak 1 minggu yang lalu, disertai dengan demam. Saat ini nyeri disertai dengan bengkak, sehingga pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik.Nyeri sebenarnya mulai dirasa sejak 1 tahun yang lalu, setiap bangun pagi pasien merasakan lututnya kaku, namun setelah 15 menit umumnya kaku sendi berkurang. Pasien tidak pernah pergi berobat ke dokter, saat ini pasien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

  • Pada Pemeriksaan Fisik Didapatkan :Kesadaran : Compos MentisTD : 130/80 mmHg, Suhu : 38,9 C Nadi : 100x/mStatus Generalis : dalam batas normalExtremitas inferior sinistra: Bengkak kemerahan, nyeri pada perabaan pada lutut kiri, krepitas +, undulasi +

    Keywords: nyeri dan bengkak sendi, kaku sendi, undulasi, krepitasi

  • Terminologi

  • MASALAH Wanita 60 tahunNyeri yang menghebat pada lutut kiri sejak 1 minggu yang laluDemam febrisNyeri disertai bengkakTidak dapat beraktivitas dengan baikKekakuan pagi hari, setelah 15 menit berkurangTidak pernah berobat ke dokterMemakai tongkat untuk membantu berjalanPrahipertensiTerdapat krepitasi dan undulasi

  • Anatomi Regio Genu

  • Sendi Fibrosa

  • Sendi Kartilaginosa

  • Sendi Sinovial

  • Histologi SendiSinarthrosis Gerakan terbatas atau tidak ada gerakan - Sinostosis Dihubungkan oleh tulang (contoh: Tulang tengkorak) - Sinkondrosis Dihubungkan oleh tulang rawan (contoh: Lempeng epifisis) - Sindesmosis Dihubungkan oleh jaringan ikat padatDiarthrosis Gerakannya luas, terdapat ruang sinovialKapsula membatasi kavum artikularLigamen menghubungkan 2 tulangTulang dilapisi kartilago hialinSel Sinovial - Tipe A: Menghilangkan debris dari persendian - Tipe B: Memproduksi cairan sinovialCairan Synovial - Mengandung proteoglikan dan asam hyaluronat - Memberi nutrisi untuk kondrosit - Lubrikasi sendi

  • Patofisiologi OsteoartritisTerjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi- Peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi.- Penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen.Hal ini menyebabkan:- Penurunan kadar proteoglikan- Perubahan sifat-sifat kolagen- Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi.Proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan subtansi atau zat yang menimbulkan reaksi inflamasi.Merangsang makrofag untuk menghasilkan IL-1.Meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ektraseluler.

  • Gambaran Utama pada OsteoartritisDestruski kartilago yang progresifTerbentuknya kista subartikularSklerosis yang mengelilingi tulangTerbentuknya osteofitAdanya fibrosis kapsul

  • Membran sinovial mengalami hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan infiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+.Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan sinovial fibroblas >>> produksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF- yang merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.Aktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B untuk memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor.Kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktifkan berbagai komplemen melalui pembentukan imun kompleks.Aktifasi CD4+ sel T >>> osteoclastogenesis >>> gangguan sendi.Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas >>> stimulasi angiogenesis dan peningkatan vaskularisasi.

    Patofisiologi Rheumatoid Artritis

  • Patofisiologi Gout Faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Konsentrasi asam urat dalam darah.

  • - Mekanisme serangan gout:Presipitasi kristal monosodium urat. Terjadi di jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-artikuler. Kristal urat akan dibungkus oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN Terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

  • Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom.

    Selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membran lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.

    Enzim lisosom dilepaskan ke dalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.

    FagositosisKerusakan LisosomKerusakan Sel

  • Kriteria Diagnosis American College of Rheumatology1.Kaku pagi hari, minimal 1 jam2.Artritis pada 3 atau lebih sendi3.Artritis terjadi di sendi-sendi tangan,yaitu di pergelangan tangan,metacarpofalangeal,atau di interfalang proksimal4.Artritis simetrik5.Terdapat nodul reumatoid6.Serum RF positif7.Perubahan radiologis yaitu berupa erosi dekalsifikasi tulang yang terlokalisir

    4 dari 7 kriteria diatas harus terpenuhi untuk mengklasifikasikan bahwa pasien adalah penderita artritis reumatoid

  • Hipotesis Banding

    Artritis RheumatoidOsteoartritisArtritis GoutDefinisiPenyakit kronik progresif yang disebabkan oleh autoimun, menyebabkan nyeri, kekakuan sendi, inflamasi dan keterbatasan gerak sendi.Penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.Kelompok penyakit heterogen akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalan cairan ekstraseluler.Gejala KlinisKaku sendi, paling buruk pagi hari 1-2 jam (kadang sehari penuh), biasanya terdapat nodul rheumatoid pada siku dan tangan. Mudah lelah, demam subfebris, tidak nafsu makan, rasa kering pada mata dan mulut.Nyeri sendi, kaku sendi terutama pagi hari < 30 menit, krepitasi saat bergerak, penurunan fungsi sendi, inflamasi pada sendi.Pembengkakan dan nyeri ibu jari kaki, metatarsofalangeal, penonjolan sendi yang bengkak, adanya atrofi.TargetSendi: Sinovium sendi mengalami inflamasi,lebih banyak menyerang sendi kecil pada tangan dan kaki. Sistemik: Menyebabkan inflamasi pada organ lain;>>perikarditis,pleuritis, kerusakan pada mata,vaskulitis. Kurang lebih 75 % menyerang wanita.- Kartilago tulang Pada tangan dan tulang belakang,sendi penahan beban; pinggang dan lutut. Menyerang orang tua,orang dengan obesitas,trauma sendi berulang,overuse pada sendi,pada orang dengan deformitas sendi (panjang tulang tidak sama,kaki vagus/varus). - Cairan sinovial sendi - 95 % kasus pada laki-laki, jarang pada wanita.Orang dengan kelainan metabolisme purin, peminum alkohol.

  • Look (inspeksi)Feel (palpasi)Moving (menilai gerak sendi; aktif dan pasif)

    Pemeriksaan Fisik

  • Look ( Inspeksi )Amati kondisi kulit : merah, sianosis, pigmentasiAmati adanya atrofi, hipertrofi, scarsAmati adanya deformitas, bengkakAmati adanya panjang ekstremitas yang tidak samaBandingkan sisi yang abnormal dengan sebelahnya

  • Feeling ( Palpasi )Dapat ditemukan data mengenai temperatur kulit, nyeri tekan, pitting oedem, massa (konsistensi, fluktuasi, ukuran, hubungan dengan jaringan sekitarnya)Pada sendi dapat ditemukan krepitasi, dislokasi

  • Moving ( Analisa Gerak Sendi )Gerak aktif terbatas bila ada nyeri, spasme otot, kelemahan otot, ruptur otot atau tendo, kekakuan sendi, kontraktur sendi.Gerak pasif periksa dengan hati hati karena dapat menimbulkan nyeri.

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Radiologis

    Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik. Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ).Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).Kista pada tulangOsteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi.

  • Pemeriksaan LaboratoriumHasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein.

  • Tata Laksana Osteoartritis1.Terapi non-farmakologis - Edukasi Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai. - Terapi fisik atau rehabilitasi Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. - Penurunan berat badan Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat Osteoartritis. Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan berlebih.

  • 2.Terapi farmakologis - Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen. Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada Osteoartritis lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. - Chondroprotective Agent adalah obat obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien Osteoartritis. Obat obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat.3.Terapi pembedahan Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari hari.

  • Daftar PustakaWaschke J, Paulsen F. Sobotta Atlas Anatomi Manusia.Ed 23. Jakarta: EGC.2010

    Basmajian JV, Slonelecher CE. Grant Anatomi Klinik. Jakarta: Penerbit Kharisma.2010

    Price SA. Konsep Klinis Dasar- Dasar Penyakit. Ed 6. Jakarta: EGC.2011

    Salomon, Louis, Warwicic, Pauld J. Nayagam, Selvadurai. Apleys system of orthopedic and fracture. Ed 8. London: Arnold.2001

    5. Alwi I, Setiadi S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Reumatologi. Jakarta: Interna Publising.2009