Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
-
Upload
mustikaarum -
Category
Documents
-
view
273 -
download
6
Transcript of Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
1/25
LAPORAN HASIL DISKUSI
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Komunitas
SKENARIO ...anak sekolahku tepat ukur...
Minggu ke-12
Tanggal 06 Desember s.d 12 Desember 2013
Grup G
TYSKA AULIA A
MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR
AGNES WIDYASARI
AFIFA NUR SALIMA
MUSTIKA ARUM H W P J
LAILY EKAWATI CANDRA
ANA DWI FIBRIYANTI
SAFHIRA ROVIDA
LUCKY ASTRIDA E.
KARINA MUTHIA SHANTI
ERIKA DAMAYANTIDIAN NUR ARIANI
ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
2/25
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ 2
ISI .......................................................................................................................................................................... 3
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI .............................................................................................................. 3B. SKENARIO ...................................................................................................................................................... 3C. DAFTAR UNCLEAR TERM ............................................................................................................................... 3D. DAFTAR CUES ................................................................................................................................................ 4E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE ..................................................................................................................... 4F. HASIL BRAINSTORMING ................................................................................................................................ 5-7G. HIPOTESIS...................................................................................................................................................... 8H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE........................................................................................................... 10-21
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................. 23
TIM PENYUSUN ..................................................................................................................................................... 24
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
3/25
3
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
CD. 40. Mahasiswa mampu mengawasi screening status gizi suatu populasi atau masyarakat (Supervisescreening of the nutritional status of the population and/or community groups)
CD. 41.Mahasiswa mengkaji status gizi populasi dan atau kelompok di masyarakat (Conduct
assessment of the nutritional status of the population and/or community groups)
B. SKENARIO
...anak sekolahku tepat ukur...
Screening status gizi melalui metode langsung pada anak baru masuk sekolah dilakukan dengan
menggunakan parameter dan indikator yang tepat untuk dapat mengidentifikasi masalah gizi akut
maupun kronis. Persentase anak sekolah dengan tingkat konsumsi kurang dari standar juga diukur
dengan metode yang sesuai dengan level of objective yang diinginkan. Calon pengukur diuji intra dan
inter-observer variation melalui suatu proses standardisasi untuk mendapatkan data yang presisi dan
akurat.
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. Intra Observer VariationKeragaman antara hasil pengukuran yang dilakukan oleh orang yang sama terhadap subjek yang
sama (Harber)
2. Inter Observer VariationKeragaman hasil pengamatan antar pengamat dalam melakukan pengukuran pada objek yang sama
(Harber)
3. PresisiPengukuran apabila dilakukan diwaktu berbeda dengan alat yang sama maka hasilnya sama atau
tidak terlalu berbeda jauh (KBBI)
4. ParameterSesuatu yang bisa memutuskan atau memberi batasan bagaimana suatu hal dapat dilakukan
(oxford)
5. IndikatorSesuatu yang dapat dijadikan untuk mengukur sesuatu (KBBI)
6. StandardisasiMembuat sesuatu menjadi sesuai dg peraturan standar (oxford)
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
4/25
4
7. Level of objectiveTingkatan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan metode yang dicapai
8. AkuratApabila melakukan pengukuran maka hasilnya sesuai dengan nilai sebenarnya
9.
Skrining giziKegiatan memilih dan memilah populasi berdasarkan status gizi dengan waktu yang cepat dan
proses sederhana
10.Gizi akutKondisi kurang gizi yang diukur berdasarkan indeks BB/TB (kamus gizi)
11.Gizi kronisKeadaan kurang gizi yang diukur berdasarkan indeks TB/U (kamus gizi)
12.PersentaseAngka/jumlah dari sesuatu yang menunjukkan bagian dari total angka maksimal 100 (oxford)
13.Metode langsungSuatu cara yang sistematis untuk melakukan pengukuran pada objek yang dituju tanpa perantara
D. DAFTAR CUES
1. AG mampu mengawasi skrining gizi serta mengkaji status gizi dr hasil skrining pd suatu populasi atomasyarakat pada anak baru masuk sekolah menggunakan parameter dan indikator yg tepat utk
mengidentifikasi mslh gizi akut dan kronis
2. AG mampu memilih dan melaksanakan metode yg sesuai level of objective yg diinginkan utkmengukur tingkat konsusmsi pd anak sekolah
3. AG mampu menguji calon pengukur scr intra dan inter observer variation melalui suatu prosesstandardisasi utk mendapatkan data yg presisi dan akurat
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Apa perbedaan skrining, surveilance dan survey ?2. Bagaimana waktu, tujuan, manfaat dan langkah-langkah skrining gizi untuk anak baru masuk
sekolah ?
3. Apa saja metode langsung yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi akut dankronis pada anak usia sekolah dan metode apa yg tepat beserta fungsinya ?
4. Tools apa yang digunakan untuk skrining gizi pada anak baru masuk sekolah ? sebutkan kelebihandan keurangannya !
5. Apa saja parameter dan indikator yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah gizi akut dan kronispada anak usia sekolah? Bagaimana cut off masalah gizi akut dan kronis untuk anak ?
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
5/25
5
6. Apa saja kendala dalam melakukan skrining gizi pada anak sekolah ?7. Siapa saja yang berperan dalam skrining gizi sesuai skenariao dan siapa yang bisa menjadi
observer?
8. Apa saja macam-macam level of objective pada dietary assessment dan apa saja metode darimasing-masing level of objective? Level dan metode apa yg tepat sesuai kasus ?
9. Bagaimana melakukan proses standardisasi (termasuk cara menguji calon pengukur melalui intradan inter observer variation) ?
10.Apa saja faktor yang mempengaruhi intra dan inter-observer variation ?
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Apa perbedaan skrining, surveilance dan survey ?Surveilance : Kegiatan nanalisis secara sistematis secara terus menerus terhadap penyakit dan
kesehatan yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melaui proses pengumpulan data ,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara progaram kesehatan.
2. Bagaimana waktu, tujuan, manfaat dan langkah-langkah skrining gizi untuk anak baru masuksekolah ?
a. Tujuan :untuk memilah anak yang masuk kategori gizi akut, gizi kronis maupun gizi baik secara dini.
Untuk mengetahui tingkat konsumsi pada anak usia sekolah
b. Manfaat :sehingga mampu dilakukan penanganan secara dini.
supaya anak yang mengalami masalah gizi akut/kronis kondisinya tidak semakin parah
dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan prestasi siswa.
c.
Langkah-langkah :1. menerima laporan2. mengobservasi tempat kejadian3. melakukan skrining gizi4. membandingkan dengan parameter dan indikator5. mengelompokkan berdasarkan masalah gizi6. dilakukan tindak lanjut
d. Waktu : setiap periode pergantian tahun pembelajaran, ketika ada kejadian gizi buruk dan gizikurang
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
6/25
6
3. Apa saja metode langsung yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi akut dankronis pada anak usia sekolah ? dan metode apa yang tepat beserta fungsinya?
1. Antropometri, 2. Biokimia, 3. Klinik, 4. Dietary
Metode yang tepat yaitu antropometri, dietary, dan klinik
Fungsi dari masing-masing metode :dietary untuk mengetahu tingkat konsumsi anak yang berhubungan dengan asupan protein dan KH
antropometri untuk mengetahu status gizi
klinis untuk mengetahui penampakan fisik
biokimia untuk mengetahui perubahan metabolismen dalam tubuh yg tak tampak secara fisik
4. Tools apa yang digunakan untuk skrining gizi pada anak baru masuk skolah ? sebutkan kelebihandan keurangannya !
MNA (mini nutritional assessment) dan MUST
5. Apa saja parameter dan indikator yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah gizi akut dan kronispada anak usia sekolah? Bagaimana cut off masalah gizi akut dan kronis untuk anak ?
a. Gizi akutParameter Indikator Cut-off Interpretasi
Berat badan BB/TB
BB/U
< -2 SD :
-2 SD
Gizi akut
Gizi akut tingkat
berat
Gizi normal
b. Gizi kronisParameter Indikator Cut-off Interpretasi
TB TB/U < -2 SD :
-2 SD
Gizi akut
Gizi akut tingkat
beratGizi normal
6. Apa saja kendala dalam melakukan skrining gizi pada anak sekolah ?dari segi umur karena belum bisa berkomunikasi dengan baik, jangkauan sekolah (akses)
tidak adanya kerja sama yg baik dari pihak sekolah
penguji belum terstandardisasi
kurangnya jumlah personil dalam melakukan skrining
keterbatasan sarana dan prasarana
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
7/25
7
7. Siapa saja yang berperan dalam skrining gizi sesuai skenariao dan siapa yang bisa menjadiobserver?
Ahli gizi, pihak dari sekolah, observer, siswa, kader, orang tua murid.
Sedangkan seorang yg bisa menjadi observer adalah orang yang telah lulus standardisasi, seseorang
yang telah ditraining
8. Apa saja macam-macam level of objective pada dietary assessment dan apa saja metode darimasing-masing level of objective? Level dan metode apa yg tepat sesuai skenario ?
Ada 4 level yakni :
Level 1 : single 24h recall
Level 2 : multiple 24h recall, ffq
Level 3 : ffq, sq-ffq, dietary history
Level 4 : dietary history
Dan metode yang tepat adalah level 3
9. Bagaimana melakukan proses standardisasi (termasuk cara menguji calon pengukur melalui intradan inter observer variation) ?
Calon penguji akan melakukan pengukuran dan hasil pengukurannya akan dibandingkan dengan
orang yang sudah terstandardisasi
10.Apa saja faktor yang mempengaruhi intra dan inter-observer variation ?intra : dari kondisi pengujinya sedangkan inter dari alatnya
inter : dari perbedaan ketrampilan dari observer
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
8/25
8
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
9/25
9
G. HIPOTESIS
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
10/25
10
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1.Apa perbedaan skrining, surveilance dan survey ?
Nutrition Screening Nutrition Survailence Nutriton Survey
Definisi Proses identifikasi karekteristik yang
ada untuk selanjutnya dihubungkan
dengan nutrition problemdengan
tujuan untuk mengetahui apakah
individu tersebut sudah mengalami
malnutrisi atau dalam resiko
malnutrisi
Proses identifikasi perbedaan atau
trend dari populasi dari waktu ke
waktu
Metode pengumpulan data dengan
mengambil sebagian objek populasi
tetapi dapat mencerminkan kondisi
populasi
Tujuan Untuk mengidentifikasi individu yang
mengalami malnutrisi yang
membutuhkan intervensi
- Untuk identifikasi penyebabmalnutrisi akut maupun
kronis
- Untuk monitoring efekkebijakan pemerintah dan
program intervensi gizi
- Menjadi dasar programterkait gizi dan makanan
yang komprehensif
- Mengumpulkan data gizisuatu populasi
- Untuk evaluasi intervensi gizi
Sasaran Dilakukan pada individu atau
kelompok yang dicurigai beresiko
Populasi atau sub-grup populasi
terpilih (kelompok rawan malnutrisi)
Sub-grup populasi yang beresiko
malnutrisi kronik
Pelaksanaan Sederhana dan cepat
Dilakukan dalam skala besar
- Pengukuran dan pencatatanperkembangan fisik
- Monitoring perkembangan- Menawarkan dan mengatur
intervensi saat dibutuhkan
- Menyediakan informasiuntuk orang tua
- Dilaksanakan dalam jangkawaktu yg lama dan
berkelanjutan
- Data dikumpulkan satu kaliuntuk menentukan data
dasar melalui status gizipada suatu populasi
- Pelaksanaan secarasistematis dalam metode
pelaksanaannya
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
11/25
11
Tindak lanjut Hasil pengukuran dibandingkan
dengan cut off untuk menilai status
gizi
Data yang dikumpulkan dianalisis
dan digunakan sebagai dasar tindak
lanjut program intervensi dan
inisisasi gizi
- Sebagai upaya intervensiuntuk populasi yang
mengalami malnutrisi
- Intervensi hasil surveybertindak sebagai pengambil
keputusan apakah
surveilance perlu diteruskan
atau tidak
2.Bagaimana waktu, tujuan, manfaat dan langkah-langkah skrining gizi untuk anak baru masuk sekolah ?a. Tujuan Skrining Gizi
1. Meningkatkan kewaspadaan gizi pada keluarga, komunitas dan tenaga kesehatan.2. Mengoptimalkan pertumbuhan anak.3. Mengidentifikasi kelompok yang berisiko terjadi malnutrisi atau tidak.
(Walker, 2003)
b. Manfaat skrining Gizi1. Untuk penanganan secara dini untuk anak gizi buruk dan bersifat komprehensif.2. Apabila ditemukan kasus gizi buruk dapat langsung diberikan penanganan.3. Meningkatkan jangkauan atau cakupan pemulihan gizi. (Kemenkes, 2012)4. Untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan program intervensi gizi.5. Mengurangi jumlah morbiditas dan mortalitas.6. Meningkatkan derajat kesehatan.
(Charney,2008)
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
12/25
12
c. Langkah-langkah skrining gizi1. Pengukuran antropometri
a. Penimbangan berat badanb. Pengukuran tinggi badanSetelah dilakukan pengukuran antropometri oleh petugas gizi atau tenaga kesehatan lainnyabersama guru UKS. Selanjutnya data yang diperoleh dilaporkan ke Puskesmas, untuk ditentukan
status gizinya dan untuk dilakukan tindak lanjut.
2. Penentuan status gizia. Menghitung nilai IMT masingmasing anakb. Membandingkan nilai IMT dengan cut off IMT/Uc. Menentukan status gizi anak
3. Tindak lanjuta. Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi kurus , maka anak dirujuk ke Puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi normal, maka dianjurkan untuk melanjutkanpola hidup sehat
c. Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi gemuk atau obesitas, amaka anak dirujuk kePuskesmas untuk pemeriksaan yang lebih lanjut. (KEMENKES RI, 2012)
d. Waktu Skrining GiziSkrining gizi dilakukan ketika adanya prevalensi yang ditunjukkan secara statistikm bahwa ada masalah
gizi melalui nutritional survey, serta saat terjadi KLB. (Walker et al, 2003).
3. Apa saja metode langsung yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi akut dan kronispada anak usia sekolah dan metode apa yg tepat beserta fungsinya ?
Menurut Jellife, 1989 (dalam buku supriasa, 2001), ada 2 metode penilaian status gizi yaitu :
a. Metode langsungMeliputi :
Antropometri, fungsinya secara khusus digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein
dan energy, secara umum tujuan antropometri untuk mengetahui dimensi fisik dan komposisi
kasar tubuh manusia pada tingkatan usia dan status gizi yang berbeda. Antropometri meliputi
berat badan, tinggi badan, LILA, Lingkar Pinggang, dll (Almatsier, 2011)
Biokimia, merupakan pemerikasaan specimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan
pada berbagai macam jaringan (darah, uri, ginjal, dll), tujuannya untuk mendeteksi kelainan
status gizi sebelum terjadi perubahan nilai antropometri serta timbulnya gejala dan tanda
tanda klinik (Almatsier, 2011)
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
13/25
13
Klinis, untuk menilai status gizi berdasarkan atas perubahan perubahan yang terjadi
dihubungkan dengan ketidak cukupan gizi (rambut, mata, kulit dan mukosa oral atau organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tyroid), tujuannya untuk mendeteksi gejala dan
tanda tanda yang dialami sesorang yang mengalami malnutrisi (Fahmida, 2007) (Supariasa,
2001)
Biofisik, metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan (Supariasa, 2001)
b. Metode tidak langsungMeliputi : Dietary, Statistik Vital, dan Faktor Ekologi
Metode yang tepat untuk digunakana sesuai scenario adalahAntropometri karena :
Mudah
Tidak berbahaya
Skill bisa diterapkan dengan mudah
Membantu dalam identifikasi masalah gizi ringan sampai berat (Fahmida, 2007)
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan untuk tidak menggunakan metode assessment lain
seperti Klinis, Biokimia, dll
Prosedur Pengukuran Antropometri
1. Berat BadanAlat : Timbangan injak
Berikut ini prosedur kerja timbangan injak :
Letakkan timbangan pada permukaan datar keras.
Atur skala ke angka nol dan mengkalibrasi dengan berat standar.
Subjek naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak
menutupi jendela baca .
Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (Jangan bergerak-
gerak)
Kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan)
Baca skala dan catat berat badan subjek
Subjek diperkenankan untuk turun dari timbangan injak.
Subjek ditimbang untuk kedua kalinya.
Apabila hasil pengukuran 1 dan 2 berbeda >0,5 kg, subjek harus ditimbang untuk ketiga kalinya,
hingga memang benar-benar mendapatkan hasil yang valid.
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
14/25
14
Sebelum melakukan pengukuran kepada subjek selanjutnya, alat timbang harus menunjukkan
angka nol (Almatsier, 2011)
2. Tinggi BadanAlat :Microtoise
Persiapan alat ( cara memasang microtoise )1.Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar tegak lurus.2.Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada
dinding. Usahakan dinding tidak ada lekukan atau tonjolan (rata).
3.Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantungdan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau
direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
4.Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi sekitar 10 cm daribagian atas microtoise.
Pada lantai yang datardan rata gantungkangandul benang untuk
membantu agarposisi microtoise tegaklurus.
Letakkan microtoisetidak jauh dari bandul
(skala 0)
Tarik papan penggeser tegak luruskeatas, sejajar dengan benang
berbandul. Paku atau selotip pddua bagian dengan jarak 10 cm
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
15/25
15
Prosedur pengukuran Tinggi Badan
1.Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala).2.Pastikan alat geser berada diposisi atas.3.Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.4.
Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dindingtempat microtoise di pasang.
5.Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.6.Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden. Pastikan alat geser berada
tepat di tengah kepala responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap
menempel pada dinding.
7.Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (ke bawah).Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas.
8.Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasilpembacaannya benar.
9.Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm). Contoh157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm (Almatsier, 2011)
Posisi tumit yang
tidak benar
Posisi tumit yang
benar
Posisi tangan yang benarketika menarik papan
penggeser
Posisi membacaskala yang benar
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
16/25
16
4. Tools apa yang digunakan untuk skrining gizi pada anak baru masuk sekolah ? sebutkan kelebihan dankeurangannya !
Skrining tools yang digunakan untuk anak baru masuk sekolah adalah NUTRISTEP (Nutrition Screening
Tool For Every Preschooler). Nutrition screening tools ini bisa digunakan untuk mengetahui kebiasaan
makan dan mengidentifikasi masalah gizi pada anak. NUTRISTEP ini berisi 17 pertanyaan. (Nutristep,
2011)
Namun untuk di Indonesia langsung digunakan parameter umur, berat bdan, tinggi badan, lingkar
lengan atas (LILA), karena parameter ini dianggap sensitif untuk malnutrisi pada anak. (Samour, 2004).
Berikut ini form yang digunakan untuk penjaringan kasus gizi buruk.
Hasil pengukuran kearahangka yang lebih besar :
146,5 cm
Posisi kepala,punggung, pantat, betisdan tumit yang benar.
Pandangan luruskedepan.
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
17/25
17
Contoh Formulir Pencatatan Kartu Status (Kemenkes, 2011)
5. Apa saja parameter dan indikator yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah gizi akut dan kronispada anak usia sekolah? Bagaimana cut off masalah gizi akut dan kronis untuk anak ?
Public Health IndicatorsGizi Akut :
Parameter Indikator Cut-off Interpretasi
Berat badan IMT/U 2 SD
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
18/25
18
Gizi kronis
Parameter Indikator Cut-off Interpretasi
TB TB/U 2 SD
Sangat pendek
Pendek
NormalTinggi
Cut-off values for public health significance
6. Apa saja kendala dalam melakukan skrining gizi pada anak sekolah ?Perbedaan etnis dan budaya pada komunitas
Validitas umur anak yang dinyatakan ibu sangat rendah sehingga mempengaruhi prevalensi status
gizi
Kesalahan pembuatan parameter
Masalah teknis dan Human error
7. Siapa saja yang berperan dalam skrining gizi sesuai skenariao dan siapa yang bisa menjadi observer ?Pihak-pihak yang terlibat dalam skrining gizi antara lain : orang tua murid/pengasuh, guru, dan tenaga
kesehatan seperti ahli gizi maupun perawat, serta kader-kader yang sudah terlatih. (USC UAP)
8. Apa saja macam-macam level of objective pada dietary assessment dan apa saja metode dari masing-masing level of objective? Level dan metode apa yg tepat sesuai kasus ?
a. Level 1: Mean intake of a groupa) Mengukur food intake dari setiap subjek hanya satu harib) Memastikan semua hari dari satu minggu dapat terwakilkan pada sampelc) Menggunakan single 24-hour recall/ food record/ weighed diet record
Indicator Prevalence cut-off values for public health
significance
Underweight < 10%: Low prevalence
10-19%: Medium prevalence
20-29%: High prevalence 30%: Very high prevalence
Stunting < 20%: Low prevalence
20-29%: Medium prevalence
30-39%: High prevalence
40%: Very high prevalence
Wasting < 5%: Acceptable
5-9%: Poor
10-14%: Serious
15%: Critical
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
19/25
19
b. Level 2: Proportion at risk to inadequate intakesa) Mengukur food intake sedikitnya 2 hari dari sub-sample (30-40 subjek)b) Untuk pengukuran sebaiknya dilakukan pada hari yang tidak berurutan, apabila dilakukan pada
hari yang berurutan maka dibutuhkan pengukuran ketiga
c)
Menggunakan multiple 24-hour recalls/ food records/ weighed diet recordsc. Level 3: Rank intakes of subjects within the distributions
a) Pengulangan secara multiple dari 24-hour recalls/ diet records/ diet historyb) Semi-quantitative FFQ dapat dipilih sebagai alternative
d. Level 4: Usual intakes for correlations or counselinga) Dibutuhkan pengulangan dalam jumlah yang besarb) Semi-quantitative FFQ/ diet history dapat dipilih sebagai alternative
NOTE: untuk level 3 dan level 4, jumlah pengulangan bergantung pada variasi subjek. Semakin tinggi
yang terjadi pada subjek semakin sering pengulangan dilakukan.
The four levels of objectives in measuring nutrient intakes and methods which can be used to meet the
objectives
Level of objectives dan metode yang paling tepat digunakan sesuai skenario yaitu Level 2 dengan
menggunakan multiple 24-hour recalls.
9. Bagaimana melakukan proses standardisasi (termasuk cara menguji calon pengukur melalui intra daninter observer variation) ?
LEVEL 1
Mean nutrient
intake of group
Diet History
LEVEL 2
Proportion of
population at risk
LEVEL 3
Usual intake of
nutrients in
individuals for
ranking within a
group
LEVEL 4
Usual intakes of foods/
nutrients in individuals
for counseling/ for
correlation/ regression
analysis
Semi Quantitative-
FFQ
MULTIPLE
24-hour recalls/ food
records/ weighed diet
records
SINGLE
24-hour recall/ food
record/ weighed diet
record
All days of the
week equallyrepresented
At least 2
replicates in sub-sample
Replicates
in all
Replicates
in all
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
20/25
20
Proses Standardisasi
1) Menyiapkan subjek yang akan diukur, biasanya pada proses standardisasi terdapat 10 subjek2) Setiap observer/pengukur mengukur setiap subjek secara independen sebanyak dua kali, untuk
menghindari adanya pengaruh pengukuran pertama terhadap pengukuran kedua
3) Mencatat hasil pengukuran pertama pada form, kemudian lakukan pengukuran kedua dan dicatatpula pada form
4) Supervisor juga melakukan pengukuran kepada seluruh subyek sebanyak dua kali, kemudian hasilpengukuran supervisor digunakan sebagai referensi
5) Memindahkan seluruh data ke format tabulasi6) Mengukur akurasi dan presisi setiap subjek melalui tabel berikut:subjek supervisor observer tanda s S D D
2 tanda
a b d d2
a b d d2
7) Mengisi kolom a untukpengukuran pertama dan kolom b untuk hasil pengukuran kedua, baikpada kolom supervisor maupun observer
8) Mengisi kolom d untuk nilai selisih pengukuran pertama dan kedua, ditulis pula hasil nilainyapositif (+) atau negatif (-)
d = (a-b)
9) Mengisi kolom d2 dengan mengkuadratkan nilai kolom dd
2= (a-b)
2
10)Mengisi kolom tanda yang pertama dengan tanda (+) atau (-) sesuai nilai dari kolom d observer.Apabila nilainya nol (0), maka tidak perlu diisi
11)Menjumlahkan total nilai kolom d2 baik pada kolom supervisor maupun observer12)Mengisi kolom s dengan penjumlahan hasil pengukuran pertama dan kedua observer
s = (a+b)
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
21/25
21
13)Mengisi kolom S dengan penjumlahan hasil pengukuran pertama dan kedua supervisorS
2= (a+b)
2
14)Mengisi kolom D dengan nilai pengurangan antara nilai kolom s dan kolom S15)Mengisi kolom D2 dengan mengkuadratkan nilai kolom D16)
Mengisi kolom tanda yang terakhir dengan tanda (+) atau (-) sesuai nilai kolom D. Apabila nilaikolom D nol (0) maka tidak perlu diisi
17)Jumlahkan total nilai pada kolom D dan kolom D218)Menarik kesimpulan:
a.Presisi jika nilai total d2 observerkurang dari dua kali total d2supervisord
2observer < 2*d
2supervisorpresisi
b.Akurat jika nilai total D2dari observer kurang dari tiga kali total d2supervisorD
2< 2*d
2supervisorakurat
19)Jika ditemukan akurasi dan/atau presisi yang masih kurang, dapat ditelusuri penyebabnya dankemudian dikoreksi (Fahmida dan Dillon, 2007)
10.Apa saja faktor yang mempengaruhi intra dan inter-observer variation ?a. Intra-observer variation
Perbedaan hasil pengukuran pada observer yang sama, menunjukkan kurangnya presisi data,
disebutkan dengan random error.
- Individual biological variation: keragaman dalam subjek yang diukur itu sendiri, terutamaberkaitan dengan data biokimia.
- Kesalahan dalam proses pengukuran dan perekaman data: kesalahan pengukur, sepertikesalahan mengasumsikan berat makanan pada 24 hours recall
b. Inter-observer variationPerbedaan hasil pengukuran pada observer yang berbeda, menunjukkan kurangnya akurasi data,
disebut dengan systematic error/bias.
- Bias pada alat, misal perbedaan derajat kompresi pada pengukuran LILA.- Bias dalam mengasumsikan berat makanan pada dietary assessment.- Perbedaan dalam merekam dan menginterpretasikan informasi. (Gibson, 2005)
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
22/25
22
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Screening, surveilance dan survey merupakan suatu system dalam Nutritional Assessment. Skrining gizi
merupakan identifikasi pada suatu individu maupun kelompok untuk mengetahui apakah berisiko
malnutrisi atau tidak. Langkah-langkah dalam skrining gizi yaitu pengukuran antropometri, Penentuan
status gizi, Tindak lanjut. Dalam melakukan skrining gizi dapat dilakukan melalui metode langsung
(antropometri, biokimia, klinis) dan metode tak langsung (dietary). Tool yang digunakan untuk skrining gizi
pada anak baru masuk sekolah adalah NUTRISTEP untuk mengetahui kebiasaan makan dan
mengidentifikasi masalah gizi pada anak, parameternya adalah berat badan untuk masalah gizi akut dan
tinggi badan untuk masalah gizi kronis dengan indikator IMT/U dan TB/U. Level of objective dalam dietary
assessment terbagi menjadi empat level yaitu level 1, level 2, level 3 dan level 4. Seseorang yang akan
melakukan pengukuran pada skrining gizi harus melalui proses standardisasi supaya data yang diperoleh
akurat dan valid.
REKOMENDASI
Skrining gizi merupakan suatu upaya untuk menangani pencegahan terhadap kejadian malnutrisi. Oleh
karena itu perlu diberikan suatu materi khusus tentang skrining gizi termasuk dengan praktikum
melakukan skrining gizi di lingkungan masyarakat.
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
23/25
23
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,Sunita et al.2011.Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.Jakarta:Kompas Gramedia
Charney, Pamela et al. 2008. Nutrition Screening and Nutrition Assessment. ADA Pocket Guide to NutritionAssessment
Fahmida,Umi.Dillon,Drupadi HS.2007.Handbook Nutritional Assessment.Jakarta:Universitas Indonesia
Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment 2nd Edition : Google book.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KEMENKES RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah.
Nutrition Resources Centre. 2008. Nutrstep
USC UAP. Nutrition Strategies For Children With Special Needs. Children Hospital Los Angeles.
Walker, Allan et al. 2003. Third Edition : Nutrition in Pediatrics.
World Health Organization. 2010. Nutrition Landscape Information System (NLIS) : Country Profile Indicators.
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
24/25
24
TIM PENYUSUN
A. KETUADIAN NUR ARIANI 115070300111025
B. SEKRETARIS1. MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR 1150703071110062. ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS 115070301111012
C. ANGGOTA1. TYSKA AULIA A 1150703001110192. AGNES WIDYASARI 1150703071110153. AFIFA NUR SALIMA 1150703011110134. MUSTIKA ARUM H W P J 1150703001110385. ANA DWI FIBRIYANTI 1150703011110086. SAFHIRA ROVIDA 1150703001110437. KARINA MUTHIA SHANTI 1150703011110078. ERIKA DAMAYANTI 1150703001110399. LAILY EKAWATI CANDRA 11507030111102410.LUCKY ASTRIDA E 115070313111005
D. FASILITATORIZZA AZIZY
E. PROSES DISKUSI1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
Fasilitator dapat mengarahkan diskusi dengan baik. Ketika diskusi mulai keluar dari tujuan diskusi, fasil
dapat mengarahkan kembali pada tujuan yang sesuai.
2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSIHasil belajar yang diperoleh anggota diskusi pada saat DK (Diskusi Kelompok) 1 hampir mencapai 100%
dari Problem Identification(PI) yang sudah dirumuskan oleh tim dosen Problem Based Learning (PBL).
Kemudian, setelah melakukan self study yang dituliskan pada logbookmahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan terkait skenario yang diberikan. Hal ini dapat ditunjukkan dari DK (Diskusi Kelompok) 2yang sudah mencapai 100% sehingga dapat merumuskan hipotesis yang tepat. Dengan ini, dapat
disimpulkan bahwa kelompok G mencapai CADE 40 yaitu Mahasiswa mampu mengawasi screening
-
7/22/2019 Kelompok G_scenario Komunitas_week 12_Anak Sekolahku Tepat Ukur
25/25
status gizi suatu populasi atau masyarakat (Supervise screening of the nutritional status of the
population and/or community groups) dan CADE 41 yaitu Mahasiswa mengkaji status gizi populasi
dan atau kelompok di masyarakat (Conduct assessment of the nutritional status of the population
and/or community groups)