Kelompok B - OKSIGENASI.docx

31
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI A. PENGERTIAN Oksigen merupakan suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam sekitar 21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. Pernapasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungannya. Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi erat kaitannya dengan pernafasan. Dimana pernafasan terdiri dari dua yaitu pernafasan eksterna mengacu pada proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara alveoli paru dan darah dalam paru sebaliknya pernafasan internal berlangsung di seluruh tubuh terjadi pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan tubuh. (Kozier Vol.2, 2011) 1. Fisiologi Sistem Pernapasan Fungsi sistem pernapasan adalah pertukaran gas. Oksigen dari udara yang dihirup berdifusi dari alveolus paru ke darah dalam kapiler paru. Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme sel berdifusi dari darah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan. Organ sistem pernapasan memfasilitasi pertukaran gas ini dan melindungi tubuh dari benda asing seperti partikel dan patogen. 1

Transcript of Kelompok B - OKSIGENASI.docx

LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN OKSIGENASI

A. PENGERTIANOksigen merupakan suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam sekitar 21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. Pernapasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungannya. Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi erat kaitannya dengan pernafasan. Dimana pernafasan terdiri dari dua yaitu pernafasan eksterna mengacu pada proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara alveoli paru dan darah dalam paru sebaliknya pernafasan internal berlangsung di seluruh tubuh terjadi pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan tubuh. (Kozier Vol.2, 2011)

1. Fisiologi Sistem PernapasanFungsi sistem pernapasan adalah pertukaran gas. Oksigen dari udara yang dihirup berdifusi dari alveolus paru ke darah dalam kapiler paru. Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme sel berdifusi dari darah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan. Organ sistem pernapasan memfasilitasi pertukaran gas ini dan melindungi tubuh dari benda asing seperti partikel dan patogen. Sistem PernapasanSistem pernapasan secara struktural dibagi menjadi sistem pernapasan atas dan sistem pernapasan bawah. Mulut, hidung, faring, dan laring menyusun sistem pernapasan atas. Sistem pernapasan bawah terdiri atas trakea dan paru, dengan bronkus , bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru, dan membrane pleura.Udara masuk melalui hidung, yang di dalamnya udara dihangatkan, dilembabkan, dan disaring. Partikel besar yang terkandung dalam udara ditangkap oleh rambut di pintu masuk lubang hidung, sedangkan partikel kecil disaring dan ditangkap saat udara berubah arah sewaktu kontak dengan turbin nasal dan septum. Udara yang diinspirasi mengalir dari hidung ke faring. Faring adalah saluran yang sama-sama dilalui oleh udara dan makanan. Laring adalah struktur kartilago yang bila dilihat dari luar disebut jakun. Selain perannya dalam berbicara, laring sangat penting untuk mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari makanan dan minuman yang ditelan. Selama menelan, pintu masuk ke laring (epiglotis) menutup, mengarahkan makanan masuk ke esophagus. Di bawah laring, trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri (bronkus primer) dan menjadi pengatur saluran udara paru. Di dalam paru, bronkus primer terbagi-bagi lagi menjadi bronkus yang lebih kecil dan makin kecil, berakhir dengan bronkiolus terminal. Sebelum udara melalui bronkiolus termal dan memasuki bronkiolus dan dan alveolus pernapasan, maka tidak terjadi pertukaran gas.Zona pernapasan paru terdiri atas bronkiolus pernapasan (yang memiliki kantung udara yang tersebar dindingnya), duktus alveolus, dan alveolus. Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis, yang terdiri atas lapisan sel epitel tunggal yang diselimuti oleh jalinan kapiler paru yang tebal. Dinding alveolar dan kapiler membentuk membrane pernapasan, tempat terjadinya pertukaran gas antara udara pada area alveolar dan darah pada area kapiler. Permukaan luar paru diselimuti oleh lapisan jaringan ganda tipis yang dikenal sebgaai pleura. Terdapat dua jenis pleura yaitu pleura parietal yang melapisi toraks dan permukaan diafragma dan pleura visceral yang melapisi permukaan eksternal paru. Diantara kedua lapisan pleura ini ada sebuah ruang potensial yang berisi sejumlah kecil cairan pleura yang mencegah gesekan selama gerakan pernapasan dan untuk mempertahankan kelekatan lapisan melalui tekanan permukaannya. Proses OksigenasiProses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.1. VentilasiVentilasi paru dicapai melalui kerja pernapasan; inspirasi (inhalasi) saat udara mengalir ke paru dan ekspirasi (ekshalasi) saat udara mengalir keluar dari paru. Keadekuatan ventilasi bergantung pada beberapa faktor : Kebersihan jalan napasBeberapa mekanisme termasuk kerja silia dan refleks batuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan bersih. Keutuhan sistem saraf pusat dan pusat pernapasanPusat pernapasan di medulla dan pons di batang otak mengontrol pernapasan. Cedera kepala berat atau obat-obatan yang menekan sistem saraf pusat (mis., opiate atau barbiturate ) dapat memengaruhi pusat pernapasan, sehingga mengganggu dorongan untuk bernapas. Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembang dan berkontraksiEkspansi dan rekoil paru terjadi secara pasif sebagai respons terhadap perubahan tekanan di dalam rongga toraks dan paru. Keadekuatan komplians dan recoil paruKomplians paru yaitu kemampuan pengembangan atau peregangan jaringan paru, memainkan peran penting dalam kemudahan ventilasi. Sedangan recoil paru merupakan kecenderungan kontinu paru untuk selalu kolaps menjauhi dinding paru. Perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paruSemakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya semakin rendah tempat maka tekanan udara semakin tinggi.

2. Difusi GasSetelah alveoli diventilasi, fase kedua dalam proses pernafasan adalah difusi oksigen dari alveoli ke pembuluh darah paru paru dimulai. Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area bertekanan atau berkonsentrasi rendah.Perbedaan tekanan gas di setiap sisi membran pernapasan tampak jelas memengaruhi difusi. Apabila tekanan oksigen leih besar di alveolus dibandingkan di dalam darah, oksigen berdifusi ke dalam darah. Tekanan parsial (tekanan yang dikeluarkan oleh masing-masing gas dalam sebuah campuran sesuai dengan konsentrasinya di dalam campuran tersebut) oksigen (PO2) di dalam alveolus adalah sekitar 60 mmHg. Namun tekanan ini seimbang dengan cepat sehingga tekanan oksigen arterial juga mencapai 100 mmHg. Sebaliknya, karbondioksida di dalam darah vena yang memasuki kapiler paru paru memiliki tekanan parsial sekitar 45 mmHg (PCO2), sementara yang berada di alveolus memiliki tekanan parsial sekitar 40 mmHg. Oleh karena itu, karbondioksida bedifusi dari darah ke dalam alveolus, yang dapat dihilangkan dengan mengeluarkan udara.

3. Transpor Oksigen dan Karbon dioksidaBagian ketiga dari proses pernapasan melibatkan transpor gas pernapasan. Oksigen perlu ditanspor dari paru paru ke dalam jaringan dan karbondioksida harus ditranspor dari jaringan kembali ke paru paru. Normalnya sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin (pigmen merah pembawa oksigen) di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin (senyawa oksigen dari hemoglobin). Sisa oksigen kemudian dilarutkan dan ditransportasikan di dalam cairan plasma dan sel.

B. GEJALA TANDA (MAYOR DAN MINOR)1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Data Mayor Batuk tak efektif atau tidakbatuk Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan napas Data Minor Bunyi napas abnormal Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan abnormal2. Ketidakefektifan pola nafas Data Mayor Perubahan dalam frekuensi atau pola pernapasan (dari nilai dasar) Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas) Data Minor Ortopnea Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi Pernapasan disritmik Pernapasan sukar/berhati-hati3. Gangguan Pertukaran gas Data Mayor Dispneasaatmelakukanlatihan Data Minor Konfusi/agitasi Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk, 1 tangan pada setiap lutut, condong ke depan) Bernapas dengan bibir dimoyongkan dengan fase ekspirasi yang lama Letargi dan keletihan Peningkatan tahanan vascular pulmonal (peningkatan tahanan arteri ventrikel kanan/kiri) Penurunan motililitas lambung, pengosongan lambung lama. Penurunan isi oksigen, penurunan saturasi oksigen, peningkatan PCO2, seperti yang diperlihatkan oleh hasil analisa gas darah Sianosis4. Disfungsi respons penyapihan ventilatorRingan Data Mayor Gelisah Frekuensi pernafasan sedikit meningkat dari nilai dasar Data Minor Ungkapan perasaan tentang meningkatnya kebutuhan oksigen, nyeri saat bernafas, kelitihan, hangat Pertanyaan tentang kemungkinan terjadinya disfungsi mesin Peningkatan konsentrasi pada pernafasanSedang Data mayor Tekanan darah sedikit meningkat 25 nafas/menit Data Minor Penggunaan seluruh otot aksesori pernafasan Pernafasan gangkal, megap-megap Pernafasan abdomen paradoksial Bunyi nafas adventisius Sianosis Banyak berkeringat Pernafasan tidak selaras dengan ventilator Penurunan tingkat kesadaran5. Penurunan Curah Jantung Data mayor Tekanan darah rendah Nadi cepat Dispnea Angina Distritmia Mudah lelah Vertigo Edema Gelisah SianosisC. Pohon Masalah

Jamur, virus, Bakteri, Protozoa (PATOGEN)Masuk Alveoli

Eksudatdanseriosmasuk alveoli melaluipembuluhdarahPerubahananatomispadapembuluhdarahParuPenumpukancairandlm Alveoli

SDM danLeukosit PMN Mengisi alveoliGangguanPertukaran gasKekurangan O2

Leukositdan fibrin mengalamikonsulidasiparuTubuhsulitbermetabolisme

Perubahanfrekuensi/iramajantung

KonsolidasiJaringanParu

PenurunanCurahJantungKomplienceparuturun

PMN Meningkat

Gangguanpolanafas

Sputum MengentalGelisahPenyempitandanPengembanganElastisitasparudandinding dadaKomplainparu (kemampuanparumengembang)

KetidakefektifanBersihanJalannafasFrekuensinafasmeningkat

DisfungsiResponPenyapihan Ventilator

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mengkaji status, fungsi, dan oksigenasi pernafasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostiknya antara lain:1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri serta pemeriksaan darah lengkap2. Tes struktur system pernafasan : sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan : kultur kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS1. Inhalasi OksigenTerdapat dua system dalam inhalaso oksigen yaitu system aliran rendah dan system aliran tinggia. System aliran rendah1) Nasal kanula/Binasal KanulaAlatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.Cara pemasangan :a) Terangkan prosedur pada pasienb) Atur posisi pasien yang nyaman, misalnya semi fowlerc) Atur peralatan oksigen dan humidifierd) Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke hunidifer dengan aliran oksigen yang rendah. Beri pelican pada ujung kanulae) Masukkan ujung kanula ke lubang hidungf) Alirkan oksigenKeuntungan :a) Toleransi pasien baikb) Pemasangan mudahc) Pasien bebas untuk makan dan minumd) Harga lebih murahKerugian :a) Mudah lepasb) Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%c) Suplai oksigen berkurang bila pasien bernafas dari mulutd) Mengiritasi selaput lender2) Sungkup Muka SederhanaAliran oksigen yang diberikan melalui alat ini sekitar 5-8 liter/menit dengan konsentrasi 40%-60%.Cara pemasangan:a) Terangkan prosedur pada pasienb) Atur posisi yang nyaman pada pasien, misalnya semi fowlerc) Hubungkan selang oksigen pada sungkup sederhana dengan humidifier d) Tepatkan sungkup muka sederhana,sehingga menutupi hidung dan mulut pasiene) Lingkarkan karet sungkup pada kepala pasien agar sungkup muka tidak lepasf) Alirkan oksigen sesuai dengan kebutuhanKeuntungan:a) Konsentrasi oksigen yang di peroleh lebih tinggi dari kanula nasalb) System mudifikasi dapat ditingkatkanKerugian:a) Umumnya tidak nyaman bagi pasienb) Membuat rasa panas sehingga mengiritasi mulut dan pipic) Aktivitas makan dan bicara terganggud) Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga sebabkan aspirasie) Jika aliran rendah dapat sebabkan pemumpukan karbondioksida3) Sungkup Muka dengan Kantong RebreathingKonsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari sangkup muka sederhana yaitu 60%-80% dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit. Indikasi penggunaan sangkup muka rebreathing adalah pada pasien dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari sungkup sederhana.Cara pemasangan:a) Terangkan prosedur pada pasienb) Hubungkan oksigen ke humidifier dengan aliran rendahc) Isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dan sungkupd) Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dengan nyaman.e) Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantong kan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup saat inspirasiKeuntungan:a) Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup sederhanab) Tidak mengeringkan selaput lenderKekurangan:a) Kantong oksigen bisa terlipatb) Menyebabkan pemumpukan oksigen bila aliran uadaranya rendah4) Sungkup Muka dengan Kantong NonrebreathingMemberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama dengan kantong rebreathing. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak tercampur dengan udara ekspirasi. Indikasi penggunaan sungkup ini adalah pada pasien dengan kadar tekanan karbondioksida yang tinggi. Cara pemasangannya sama dengan sungkup muka rebreathing.Keuntungan:a) Konsentrasi oksigen yang diperoleh hampir 100% karena adanya katup satu arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantong mengandung konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur dengan udara ekspirasib) Tidak mengeringkan selaput lenderKerugian:a) Kantong bisa terlipatb) Berisiko terjadi keracunan oksigenc) Tidak nyaman bagi pasien

b. Sistem Aliran Tinggi (High Flow Oxygen System)Penggunaan teknik ini menjadikan konsentrasi oksigen lebih stabil dan tidak dipengaruhi tipe pernafasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen lebih tepat. Misalnya sungkup muka dengan ventury.Tujuan utama inhalasi dengan system aliran tinggi adalah untuk mengoreksi hipoksia, asidema dan hiperkapnia, bila tidak di koreksi maka akan menyebabkan koma, aritmia kordis dan hipotensi.

2. Fisioterapi DadaFisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri dari perkusi, vibrasi a. Perkusi Perkusi disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya pada dinding dada dan punggung dengan tangan di bentuk seperti mangkuk. Clapping bertujuan untuk melepaskan secret yang melekat pada dinding bronkus.Prosedurnya: 1) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handung atau pakaian untuk member rasa nyaman2) Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam untuk memberikan relaksasi3) Perkusi selama 1-2 menit4) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera seperti mammae, sternum dan ginjal.b. Vibrasi Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar di dada pasien. Vibrasi dilakukan setelah melakukan perkusi untuk melepaskan mucus kental.Prosedur:1) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap area dada. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari menempel secara bersama2) Anjurkan pasien menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskan nafas melalui mulut.3) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan. Getarkan tangan, gerakkan kearah bawah. Hentikan getaran jika pasien inspirasi

3. Nafas Dalam dan Batuk Efektifa. Nafas dalamDafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan abdominal dan purse lips breathingProsedur:1) Atur posisi pasien2) Fleksikan lutut untuk relaksasikan otot abdomen3) Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga4) Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung sampai tiga selama inspirasi5) Hembuskan perlahan melalui mulutb. Batuk efektifBatuk efektif adalah latihan untuk mengeluarkan secretProsedurnya:1) Tarik nafas dalam lewat hidung dan tahan nafas untuk beberapa detik2) Batukkan dua kali. Saat batuk tekanlah dada sedikit dengan bantal. 3) Bila secret keluar tambunglah dengan sputum pot4) Hindari waktu yang lama selama batuk karena menyebabkan fatigue dan hipoksia

4. Suctioning ( Penghisapan Lendir)Suctioning adalah metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan nafas. Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaring, trakea serta endo trakea.

F. PENGKAJIAN1. WAWANCARAa. Masalah pada pernafasan dari dulu hingga kinib. Riwayat penyakit pernafasan (nyeri, paparan lingkungan, batuk, faktor risiko penyakit paru, penggunaan obat)c. Kebiasaan merokokd. Masalah pada fungsi sisten kardiovaskuler (kelemahan, dispnea)e. Faktor risiko tang memperberat masalah oksigenasi ( riwayat hipertensi, penyakit jantung, usia lanjut, obesitas, diet tinggi lemak, peningkatan kolesterol)2. PEMERIKSAAN FISIKa) Mata Konjungtiva pucat (karena anemia) Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia) Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau endokarditis)b) Kulit Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer). Sianosis secara umum (hipoksemia) Penurunan turgor (dehidrasi) Edema Edema periorbitalc) Jari dan kuku Sianosis Clubbing fingerd) Mulut dan bibir Membran mukosa sianosis Bernapas dengan mengerutkan mulut.e) Hidung Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi, dan kesimetrisan.f) Vena Leher Adanya distensi/ bendungan.g) Dada1) Inspeksi Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus duduk. Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang. Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis) Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada. Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan. Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang menandakan adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation (CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Kaji konfigurasi dada. Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding dada mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura. Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas. Kelainan bentuk dada: Barrel chest : Akibat overinflation paru pada pasien emfisema. Funnel chest : Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi bagian bawah sternum. Pigeon chest : Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan peningkatan diameter AP. Kofiskoliosis : Missal pada pasien osteoporosis dan kelainan musculoskeletal.2) PalpasiUntuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil premitus (vibrasi).3) PerkusiMengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu: Suara perkusi normal:1. Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya bergaung dan bernada rendah.2. Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.3. Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara. Suara perkusi abnormal:1. Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang berisi udara.2. Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha, bagian jaringan lainnya.4) Auskultasi Suara napas normala. Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras, nyaring, dan hembusan lembut.b. Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas bronchial dengan vesikuler.c. Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi sepoi. Jenis suara tambahana. Wheezing : suara nyaring, musical, terus menerus akibat jalan napas yang menyempit.b. Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.c. Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan akibat inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas.d. Crakles :e. Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli, sepertisuara rambut digesekkan.f. Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas yang besar. Berubah jika pasien batuk.

G. DIAGNOSAKEPERAWATAN1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafasa) Berhubungandengansekresi yang kentalatausekresi yang berlebihansekunderakibat : infeksi, fibrosiskistik, atau influenza.b) Berhubungandenganimobilitas, stasis sekresidanbatuktakefektifsekunder berakibat :-Penyakit system persarafan (mis.,sindromGuillaian-Barrd, sklerosis multiple, miastenia gravis)-Depresi system sarafpusat/ trauma kepala-Cederaserebrovaskular (stroke)2. Ketidakefektifan pola nafas

h. Dispneai. Pernafasancupinghidungj. Ortopneak. Pernafasanbibirl. Takipneam. PenggunaanototaksesoriusuntukbernafasFaktorRisikoPerubahankedalamanpolanafasMengambilposisitigatitikBradipneaPenuruantekananekspirasiPenurunantekananinspirasiPenurunanventilasipermenitPenurunankapasitas vitalFaktor yang berhubungan Ansietas Posisi tubuh Deformiotas tulang Keletihan Hiperventilasi Sindrom hipoventilasi Kerusakan neurologis Imaturasi neurologis Obesitas Nyeri Keletihan otot pernafasan Cedera medulla spinalis3. Gangguan pertukaran gasBatasan karakteristik Ph darah arteri abnormal Pernafasan abnormal Warna kulit abnormal Sakit kepala saat bangun Hipoksemia Hipoksia Nafas cuping hidung Gelisah Samnolen Takikardi Gangguan pengelihatanFaktor yang berhubungan Perubahan membrane alveolar-kapiler Ventilasi-perfusi

4. Disfungsi respon penyapihan ventilatorBatasan karakteristik

MenyatakanperasaanmeningkatnyakebutuhanterhadapoksigenGelisahhangatKetidaknyamananbernafasKeletihanPeningkatankonsentrasipernafasanMengkhawatirkankemungkinanmaltfungsimesinRingan

Sedikitpeningkatanfrekuensinadi20 denyut/menitfaktor yang berhubungan : nutrisi tidak adekuat ketidakefektifan bersihan jalan nafas gangguan pola tidur penurunan motivasi ketidakberdayaan lingkungan tidak kondusif riwayat ketergantungan ventilator >4 hari5. Penurunan curah jantungBatasan karakteristik Aritmia Bradikardi Perubahan EKG Palpitasi Takikardi Penurunan tekanan vena sentral (CVP) Penurunan tekanan baji arteri Edema Keletihan Ansietas Batuk OliguriaFaktor yang berhubungan Perubahan afterload Perubahan kontraktilitas Perubahan frekuensi jantung Perubahan preload Perubahan irama Perubahan volume sekuncupH. Rencana KeperawatanTujuan:1. Mempertahankan keefektifan jalan napas2. Mempertahankan pola pernapasan kembali efektif3. Mempertahankan pertukaran gas 4. Mengembalikan kerja spotan pernapasan5. Meningkatkan aktivitas individuRencana tindakan:1. Mempertahankan keefektifan jalan napas Awasi perubahan status jalan napas dengan memonitor jumlah, bunyi, atau status kebersihannya Memberikan pasien posisi semifowler/fowler. Berikan humidifier (pelembab) Lakukan tindakan pembersihan jalan napas dengan vibrasi, clapping, atau postural drainase ( jika perlu lakukan suction). Ajarkan teknik batuk yang efektif dan cara menghindarkan alergen Pertahankan jalan napas agar tetap terbuka dengan memasang jalan napas buatan, seperti oropharyngeal/nasofharyngeal airway, intubasi endotrakea atau trankheostomi sesuai dengan indikasi. Delegatif dengan pemberian obat bronkhodilator.2. Mempertahankan pola pernapasan kembali efektif Awasi perubahan status pola pernapasan Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowle). Berikan oksigenasi Ajarkan tekni bernapas dan relaksasi yang benar3. Mempertahankan pertukaran gas Awasi perubahan status pola pernapasan Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowle). Berikan oksigenasi Lakukan suction bila memungkinkan Berikan nutrisi tinggi protein dan rendah lemak Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi yang benar Pertahankan perkembangannya paru dengan memasang ventilasi mekanis, chest tube dan chest drainase sesuai dengan indikasi.4. Gangguan ventilasi spontan Selidiki etiologi gagal pernapasan. Observasi pola napas, catat frekuensi pernapasan, jarak antara pernapasan spontan dan napas ventilator. Tinggikan kepala tempat tidur atau letakkan pada kursi ortopedik bila mungkin. Pertahankan tas resusitasi disamping tempat tidur dan ventilasi manual kapanpun diindikasikan. Bantu pasien dalam kontrol pernapasan bila penyapihan diupayakan/dukungan ventilator dihentikan selama prosedur/aktivitas.5. Intoreransi aktivitas Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat. Kaji presipitator/penyebab kelemahah contoh pengobatan, nyeri, obat. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall.2010. Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta: EGC. Herdman, T. Heater.2012. NANDA internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGCMubarak, Wahit.2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGCPotter and perry.2006. Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGCTarwono dan Wartondi.2001. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Salemba Medika. JAKARTA

Denpasar,2014Mengetahui,MahasiswaPembimbingPraktik

() () NIP. NIM.

Mengetahui,PembimbingAkademik

()NIP.

19